CBR DRH Emanuela [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Critical Book Review Desain Ragam Hias Dosen Pengampu : Nining Tristantie,S.Pd, M.Ds Dita Dwi Nitami S.Pd, M.Ds



NAMA NIM KELAS



: Emanuela Dhea Carrosicca Ginting : 5192443002 : Pend. Tata Busana B 2019



PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2020



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Book Review untuk memenuhi tugas mata kuliah Desain Ragam Hias ini tanpa halangan yang berarti dan selesai tepat pada waktunya. Di dalam makalah ini penulis berusaha meringkas buku dengan mengambil materi-materi pokok atau ide pokok dari buku yang berkaitan dengan Desain Ragam Hias Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Dosen yang telah memberikan tugas ini kepada penulis. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi penulis tetap berusaha semaksimal mungkin dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan makalah ini. Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bukan hanya bagi penulis namun juga bagi pembaca untuk menambah wawasannya. Kritik dan saran yang membangun tetap penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.



Medan,



April 2020



Penulis



DAFTAR ISI



BAB I .........................................................................................................................4 PENDAHULUAN .....................................................................................................4 RASIONALISASI PENTINGNYA CBR ..............................................................4 TUJUAN PENULISAN CBR.................................................................................4 MANFAAT CBR ....................................................................................................4 Identitas Buku .........................................................................................................5 Ringkasan Isi Buku .................................................................................................7 BAB III.....................................................................................................................14 PEMBAHASAN ......................................................................................................14 Pembahasan Isi Buku ............................................................................................14 Kelebihan Buku ...................................................................................................14 Kekurangan Buku .................................................................................................14 BAB IV ....................................................................................................................15 PENUTUP ................................................................................................................15 Kesimpulan ...........................................................................................................15 Saran .....................................................................................................................15 DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................16



BAB I PENDAHULUAN



RASIONALISASI PENTINGNYA CBR Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan fahami terkadang kita memilih satu buku,namun kurang memuaskan hati kita. Misalnya,dari segi analisis bahasa,pembahasan tentang psikologi pendidikan. Oleh karena itu, penulis membuat criticalbookreport ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi , terkhusus pada pokok bahasa tentang psikologi pendidikan.



TUJUAN PENULISAN CBR  Penyelesaian tugas CBR mata kuliah psikologi pendidikan  Untuk Mengulas isi buku psikologi pendidikan  Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap bab dari buku pertama, buku kedua, dan buku ketiga  Menambah wawasan mahasiswa



MANFAAT CBR  Melatih kreatifitas mahasiswa  Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang psikologi pendidikan.  Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi



Identitas Buku 1. Buku Utama



a. Judul



: Desain Bordir Motif Flora dan Dekoratif



b. Cetakan



: Cetakan VII



c. Pengarang



:Hery Suheri, Rahmulyani, Anita Yus, Edidon Hutasuhut, dan, Nur‟aini



d. Penerbit



: Pascasarjana Unimed



e. Kota terbit



: Medan, Indonesia



f. Tahun terbit



: 2018



g. ISBN



: 978-602-8207-18-



2.



Buku pembanding



a. Judul



: Simbol kreatif lokal,Ragam Hias pada media kertas



b. Cetakan



: Cetakan I



c. Pengarang



: Dra. Suri Ningsih M.Pd



d. Penerbit



: Direktorat pembinaan pendidikan keaksaraan dan kesetaraan



e. Kota terbit



: jakarta



f. Tahun terbit



: 2017



g. ISBN



: 978-602-81090-09-1



Ringkasan Isi Buku



1. Buku Utama Penelitian lanjutan tahun ke-3 ini diangkat berdasarkan hasil penelitian pertama dan kedua. Hasil penelitian pertama dijadikan sebagai landasan penelitian penciptaan pada penelitian tahap kedua. Dan penelitian tahun kedua, hasilnya dipamerkan pada 17 Oktober 2012. Pameran ini memperoleh respon positif. Respon datang dari dekan FBS, sivitas jurusan pendidikan seni rupa seperti fungsionaris, dosen dan mahasiswa. Sebagian besar pengunjung memahami karakter ragam hias Sumatera Utara termasuk mahasiswa baru karena pengetahuan tentang ragam hias ini telah dipelajari pada semester pertama di jurusan pendidikan Seni Rupa Unimed. Pameran ini dilakukan untuk menjaring 3 pilihan terbaik menurut penilaian pengunjung terutama ditinjau dari aspek kualitas penciptaan. Tiga pilihan inilah dijadikan sebagai alasan mendasar untuk dijadikan sebagai materi pembelajaran yang dikemas dalam bentuk e-learning oleh tim. E-learning ini menerapkan konsep Aplikasi Elearning Authoring System sehingga unsur pemaparan audio-visual, tutorial, galeri, dan quiz dikemas sebagai suatu modul pembelajaran.



Ragam hias tradisional dalam tulisan ini dimaksudkan sebagai corak hias yang berakar dari budaya rupa Sumatera Utara. Beberapa laporan skripsi dan tesis di Indonesia menggunakan istilah “ornamen” sebagai “ragam hias” seperti: Arisayanti (Arisayanti, 2007) dan Dasril (Dasril, 2007). Demikian pula yang digunakan tulisan Silalahi yang memunculkan pengertian ornamen menjadi “Ragam Hias” (Silalahi, 1982, hal 3) Istilah ornamen (Eng.= Ornament) digunakan oleh Meyer dalam “Handbook of Ornament”, diartikan sebagai elemen hiasan (dekorasi) yang diadaptasi, dikembangkan dari tumbuh-tumbuhan. Selanjutnya berkembang dengan karakter berbeda seperti geometrik dari bentuk organik (yaitu batang, daun, bunga) serta bentuk anorganik. (Meyer, 1957, hal. vii). Bentuk lain berikutnya adalah bentuk geometrikal dari objek tumbuhan, artifisial, binatang dan figur manusia dan campuran yang berbasis dari unsur garis. Prinsip penyusunan yang ditulis Meyer adalah : (a) Dekorasi yang dihasilkan dengan susunan dan penggabungan titik-titik dan garis, atau gabungan dan pembagian figur geometrik, disusun sedemikian rupa dengan hukum irama (rythem), keberaturan (regularity), symmetry dll. (b) Dekorasi yang dihasilkan dengan memunculkan (representasi) objek dari dunia luar, imitasi organik alam seperti bentuk tanaman, binatang dan manusia, bentuk kristalisasi, bentuk fenomena alam serta objek artificial. Bentuk ornamen di seluruh wilayah Nusantara berbeda-beda coraknya dari setiap daerah. Keberanekaan ini merupakan kekayaan budaya yang dapat mendorong tumbuhnya usaha kerajinan rumah tangga



(home industry) yang membawa ragam hias, (Yudoseputro, 1983).



ciri



kedaerahannya



melalui



seni



ornamen



atau



Perbedaan itu dilihat dari beberapa alasan antara lain karena kepercayaan dan kegunaan yang berbeda. Laporan hasil penelitian Mesra, dijelaskan bahwa “Ornamen tradisional merupakan bentuk karya seni rupa yang sudah memiliki ketetapan bentuk, warna, dan di mana harus ditempatkan”. Namun demikian ketetapan yang demikian itu kini telah mengalami perubahan. Dalam temuannya menjelaskan bahwa “ornamen tradisional sudah terjadi pergeseran makna, dari makna religius menjadi profan”. (Mesra, 2007, hal. 8) (Mesra, 2007) Ragam hias di Sumatera Utara memiliki beragam jenis sesuai dari etnis yang mewarisinya seperti tujuh sub Etnis Batak Toba, Batak Simalungun, Batak Karo, Batak Angkola Mandailing, Batak Pakpak Dairi, Melayu, dan Nias. Di Indonesia termasuk di Sumatera Utara, ragam hias diterapkan dalam seni kriya. Ragam hias dalam seni kriya ini mengalami perkembangan dan perubahan karena proses akulturasi, adaptasi dan asimilasi. (Effendi, 2000, hal. 8). Hasil penelitian itu menggambarkan bahwa proses penciptaan karya seni dipengaruhi beberapa faktor antara lain adalah pengaruh budaya yang berkembang, sikap seniman dan masyarakat terhadap perubahan budaya karena terjadinya proses adaptasi dan Pengembangan penciptaan ragam hias tradisional untuk menjadi sebuah bentuk baru tidak banyak dilakukan oleh pengrajin atau seniman di Indonesia. Kesulitan yang mendasar pada industri kerajinan ini adalah lemah dalam mengembangkan desain baru. Penggiat kerajinan bunga anggrek Suliantoro di Yogya terhadap kerajinan gerabah di Yogyakarta menyarankan agar pengrajin harus mendapat perhatian cukup, produk kerajinan apa yang dapat dikembangkan sehingga mampu memenuhi kebutuhan lokal atau untuk eksport. (Sulaiman, 2004). Munculnya motif atau ragam hias baru dari kalangan industri kecil sangatlah diperlukan. Sebagaimana dikatakan Lilik, ketua “Asosiasi Pengrajin Jawa Timur” menyatakan bahwa sebenarnya pengrajin bisa memasarkan produknya tidak hanya menjelang lebaran saja. Karena tergantung dari inovasi dan kreativitas pengrajin. Seperti rajin membuat desain terbaru sehingga pasarnya terus berkembang. (Luq., 2008). Kutipan ini membuktikan bahwa masyarakat membutuhkan bentuk baru atau desain baru.



Pengalaman penulis bersama ahli gambar lainnya di salah satu indutri tekstil (Batik) di Surakarta, oleh pengusaha kami hanya ditugasi menjiplak dari motif atau ragam hias yang laku di pasar. Cara instan seperti ini ternyata benar-benar dilakukan oleh sebagian pengusaha di Indonesia untuk memperoleh keuntungan yang cepat tanpa



bekerja keras. Cara kerja dan sikap ini tentunya melanggar hak cipta menghambat adanya produk-produk baru. Seharusnya para ahli gambar atau desainer ditugasi diberi kepercayaan untuk berkreasi. Berdasar kenyataan ini maka menjadi penting bahwa penciptaan desain ragam hias baru sangat dibutuhkan oleh industri. Secara akademik, penciptaan bentuk-bentuk baru tersebut dapat dikembangkan. Metode yang dapat digunakan untuk rekayasa kreatif ini adalah dengan menerapkan konsep “scamper” dan “mindmap”. “Scamper” digunakan untuk mengembangkan kreativitas berfikir dalam menemukan suatu solusi, termasuk solusi menciptakan ide baru. Sedangkan metode “mindmap” dapat membantu menggambarkan solusi baru itu di atas kertas berupa peta konsep atau peta pikiran . Modifikasi dalam Metode Scamper dan Penciptaan Ragam Hias “Skamper” sebagai metode (Scamper Method) ditulis oleh Michalko dalam bukunya versi terjemahan yang berjudul Permainan Berfikir (Thinkertoys) “Handbook” Para Pebisnis Kreatif (Michalco, 2001, hal. 97) dan sebagai “Scamper” dalam buku oleh Gorden Dryden dan Jeannettte Vos adalah sederetan pertanyaan yang merangsang ide. Sebagian pertanyaannya pertama kali diusulkan oleh Osborn, perintis guru kreativitas. Pertanyaan itu kemudian disusun oleh Bob Eberle menjadi mnemonic ini: Substitute? Combine? Adapt? Modify atau Magnify? Put to other uses? Eliminate or reduce? Reverse? Atau Rearrange? (Michalko, 2003, hal. 198) Dalam suatu kasus seorang penulis (tanpa nama) memberikan penjelasan sebagai berikut: (widget), kita dapat men”substitute” dengan bahan baru untuk membuatnya lebih kuat, atau menggunakan teknik “magnify” untuk memperbesar, atau “eliminate” mengurangiuntuk membuatnya lebih ringan. Munculnya peralatan papan tulis “black board” dengan kapur tulis sehingga menjadi “white board” dengan board maker sehingga kini muncul papan elektronik merupakan cara mengubah bagaimana suatu benda dapat dimodifikasi atau dikembangkan dengan menerapkan pemacu pertanyaan “scamper”. Modifikasi seorang pelukis terhadap goresan seorang pejabat yang menggoreskan pada “Kanvas peresmian” saat Upacara Pembukaan Pameran Lukisan, kemudian pelukis melanjutkan atau menimpali dengan garis dan warna sehingga goresan kuas sang pejabat berubah menjadi lukisan. Hal demikian merupakan aksi reaktif pelukis bagaimana secara cepat menerapkan teknik modifikasi terhadap goresan sang pejabat. Secara tidak sadar, sesungguhnya pelukis telah menggunakan teknik “Scamper” dalam menindaklanjuti goresan kuas sehingga menjadi lukisan. Teknik “Scamper” dalam seni hias dapat dilakukan terhadap eksistensi atau karakter unsur rupa atau nilai estetika. Dalam hal ini, penggambar dapat melakukan perubahan karakter garis lebih tipis, tebal, panjang atau lebih pendek dengan cara



substitusi, combine, adapt, dsb. Modifikasi kualitas warna (hue), dapat ia lakukan dengan reduce, combine atau kombinasi kesan terang atau gelap (brithness) dan lighness), tingkat kepekatan atau cerah suramnya warna (Saturation), tingkat ketajaman warna (contrast). Adapt dilakukan untuk menciptakan suatu kesan dinamis atau statis suasana lingkungan. Komposisi atau organisasi unsur rupa dapat dilakukan dengan konsep reverse atau rearrange. Demikian halnya terhadap ragam hias tradisional, dengan menggunakan teknik “scamper” diharap dapat menemukan inovasi-inovasi baru dari sisi bentuk, nilai, fungsi atau gabungan dari ketiganya. Berikut di bawah ini merupakan pertanyaan “scamper”, ide untuk memacu dan menemukan bentuk, nilai dan fungsi baru pada ragam hias tradisional. Konsep ini diambil berdasar buku “Permainan Berfikir” oleh Michael Michalko. (Michalco, 2001, hal. 95-126) “Mind Map®” merupakan temuan Tony Buzan berupa sistem pencatatan revololusioner pemetaan pikiran yang sangat membantu dalam setiap area kehidupan. Dalam hal ini Sugiarto menjelaskan bahwa “Peta pikiran adalah teknik meringkas bahan yang akan dipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya” (Iwan Sugiarto, 2004:75). Sementara itu pengantar Legowo dalam pengantar bukunya “Free Mind, Mind Mapping Software” menjelaskan bahwa “Mind Map®” adalah alat yang dinamis dan menggairahkan untuk membantu pemikiran dan perencanaan menjadi aktivitas grafis yang berasal dari pemikiran manusia yang bermanfaat untuk menyediakan kunci-kunci universal sehingga membuka potensi otak (Buzan, 2004: 68) . Ditinjau dari manfaat mind map, buku “Buku Pintar Mind Map®” yang ditulis oleh Tony Buzan dan yang dipromosikan dalam buku terjemahan oleh Susi Purwoko adalah untuk “memunculkan ide-ide cemerlang, menemukan jalan keluar yang cerdas untuk setiap masalah, menciptakan lebih banyak waktu untuk diri sendiri, menetapkan tujuan dan cara mencapainya, memotivasi diri dan orang lain, mengingat segala sesuatu yang diinginkan bila menginginkan. (Buzan, 2005).



2. Buku pembanding Ragam hias merupakan suatu karya seni rupa dengan tujuan memperindah suatu benda dengacara memberi gambar hiasan agar benda tersebut menjadi lebih indah dan bermakna. Hasil karyaragam hias berfungsi untuk memperindah ruangan dan benda-benda lain yang ada di lingkungankehidupan manusia. Ragam hias adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya akan menjadipolayang diulang-ulang dalam suatu karya seni atau kerajinan. Karya ini dapat berupa tenunan,tulisan (misalnya batik), songket, ukiran, atau pahatan pada kayu/batu. Ragam hias berasal daribentuk dasar dari fl ora, fauna, dan bentuk geometris yang distilisasi (stilir) sehingga bentuknyalebih bervariasi. Artinya dalam penuangan gambarnya, akan mengalami perubahan bentuk yaitudengan menambah, mengurangi, mengubah bentuk dan ukuran namun tidak kehilangan bentukaslinya. Misalnya motif binatang, tumbuhan, manusia, awan, dan bentuk geometris.Ragam hias dalam bahasa yunani disebut „ornare‟ atau ornamen yang artinya menghias. Ragamhias berarti memiliki peranan untuk memenuhi kebutuhan akan cita rasa keindahan, karena ragam hias atau ornamen pada sebuah produk diberikan untuk memberikan hiasan sehingga akan menjadi lebih indah dan menarik. Jenis jenis ragam hias Ragam hias flora



Seperti yang kalian ketahui flora merupakan kumpulan tumbuhan.Ragam hias flora berarti ragam hias dengan inspirasi objek gambaralam flora atau tumbuhan. Gambar yang ditampilkan dalam ragam hias bisa tumbuhan secara utuh, atau hanya bagain-bagian tertentu .



Ragam hias fauna



Seperti yang kalian ketahui fauna merupakan kumpulan hewan .Ragam hias fauna berarti ragam hias dengan inspirasi objek gambar fauna atau binatang . Gambar yang ditampilkan dalam ragam hias akan memberikan perubahan bentuk stilir namun tidak meninggalkan bentuk aslinya .



Ragam Hias Figuratif



Ragam hias dari bentuk dasar manusia dengan penggayaan sehinggamenghasilkan motif ragam hias yang indah. Ragam hias fi guratifmengacu pada inspirasi bentuk fi gur manusia, baik secara keselurahan atau sebagian. Seperti ragam hias topeng merupakanragam hias fi guratif yang mengacu bentuk manusia bagian wajah Ragam Hias



Ragam



Geometris



hias



geometris



merupakan



pengembangan



dari



bentuk-bentukgeometris



mengandung unsur-unsur garis, sudut, bidang, dan ruang.Garis-garis yang dibuat bisa dalam bentuk garis lurus, melengkung,spiral, atau zig-zag. Ada pula dalam bentuk bidang, seperti lingkaran,persegi, persegi panjang, segitiga, dan juga layang-layang. Garis dan bidang tersebut dikombinasi. Pola ragam hias adalah susunan pola dengan aturan tertentu dalam bentuk dan komposisi tertentu. Penempatan pola ragam hias tergantung dari tujuan. Beberapa bentuk pola ragam hias tersebut dapat berupa pola ragam hias tepi, memojok, memusat, bidang beraturan,komposisi, dan pengulangan. Pola-pola ragam hias menurut penempatannya sebagai berikut:



1. Pola simetris terbentuk dari susunan motif-motif ragam hias dengan keseimbangan dan bentuk yang sama dalam susunannya. 2. Pola a-simetris terbentuk dari komposisi yang tidak berimbang, namun memiliki proporsi, komposisi dan kesatuan yang harmoni . 3. Pola ragam hias tepi. Terbentuk dari pengulangan bentuk sebelumnya dan digunakan untuk menghias bagian tepi. 4. Pola ragam hias menyudut. membentuk pola segi tiga dan umumnya memiliki bentuk ragam hias yang berbeda dan disesuaikan dengan bentuk ragam hias yang sudah ada 5. Pola ragam hias gabungan merupakan pola ragam hias memusat bentuk coraknya



Keterkaitan unsur dan motif dan prinsip seni rupa pada motif dan ragam hias Dalam membuat pola ragam hias apapun bentuk dasarnya, harus tetap memperhatikanunsur dan prinsip seni rupa sehingga akan menghasilkan karya yang indah dan enak dilihat.Berikut ini contoh-contoh motif ragam hias dalam kaitannya dengan unsur dan prinsip seni rupa. 1. Pola ragam hias motif geometris



Pengulangan garis miring, naik turun dengan tinggi samamenjadi pola simetris memberikan kesan ritme atau iramastatis. Sedangkan yang tinggi rendah berbeda menjadi polaasimetris memberikan ritme atau irama yang dinamis. 2. Pola Ragam Hias Flora Pola ragam hias di samping merupakan pengulangan motif floradominan bunga yang memiliki susunan yang sama dari unsurwarna, bentuk, proporsi. Sehingga membentuk pola simetris. Pola ragam hias fl ora buah dan daun ini dengan pengulangansusunan yang berbeda baik warna, bentuk, ukuran, akan menjadikan pola yang asimetris 3. Pola Ragam Hias Fauna Pola ragam hias flora dengan dengan bentuk dasar motif burung merupakan pola simestris, karena memiliki pengulangan yang sama. Secara keseluruhan pola ragam hias memiliki ritme dan balance simetris dengan pusat perhatian tertentu pada motif burung Pola ragam hias fauna kuda asimetris, karena memiliki pola kiri atas bawah tidak sama dan memberikan kesan ritme dan dinamis. 4. Pola Ragam Hias Figuratif Motif figuratif di atas disusun dengan pola yang memilikikesamaan antara kanan kiri atas bawah dan teratursehingga menjadikan pola yang simetris dan memilikiritme yang statis baik dari warna ataupun dari ukurandan bentuknya. Yang menjadi pusat perhatian adalahobyek figuratif.



BAB III PEMBAHASAN



Pembahasan Isi Buku Kedua buku yang membahas tentang ragam hias dimana buku utama membahas tentang penelitian yang dilakukan oleh salah satu dosen sedangkan buku kedua membahas tentang pengertian ragam his beserta jenis jenisnya.



Kelebihan Buku 1. Kelebihan Buku a. Buku Utama Kelebihan buku utama yaitu buku ini membahas mengenai minat kalangan umum mengenai ragam hias yang ada, khususnya daerah Sumatera Utara. Dengan adanya buku ini, pembaca juga mendapatkan banyak ilmu. b. Buku pembanding Kelebihan buku pembanding terletak pada kejelasan materi yang di tuangkan, dimana jenis jenis dan teknik serta pola menggambar ragam hias pun dibahas disini.



Kekurangan Buku a. Buku Utama Adapun kekurangan dari buku utama yaitu terlalu banyak hasil review para peneliti lain sehingga membuat para pembaca bingung mau mengikuti ide dan informasi dari peneliti yang mana. b. Buku Pembanding Dari hasil review yang dilakukan, saya belum menemukan adanya kekurangan pada buku ini.



BAB IV PENUTUP



Kesimpulan



Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil review diatas yaitu kedua buku memiliki pembahasan yang mirip tapi letak perbedaannya yaitu pada topik dimana buku utama membahas tentang penelitian sedangkan buku pembanding membahas tentang pengertian ragam hias.



Saran



Saran yang dapat diberi yaitu seharusnya buku utama lebih menjelaskan lagi apa itu ragam hias sebelum memasuki materi penelitian.



DAFTAR PUSTAKA



Binti, Maunah. (2014). Disain rgam hias ,, variasi disain flora fauna geometris dan asimetris Milfayetty, Sri. Rahmulyani. Yus, Anita. Hutasuhut, Edidon . Nur‟aini. (2018 desain ragamhias . Pascasarjana Unimed : Medan