CBR Kepemimpinan Kartini Kartono [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Identitas Buku Judul



: Pemimpin dan Kepemimpinan



Pengarang



: Dr. Kartini Kartono



Penerbit



: Rajawali Pers



Kota Terbit



: Jakarta



Tahun Terbit : 2016 ISBN



: 979 – 421 – 053 – 2



Bab I Tata Tertib dan Keteraturan Pemimpin Formal dan Infromal 1



Teori dan Teknik Kepemimpinan



Kepemimpinan merupakan cabang dari kelompok ilmu administrasi, khususnya ilmu administrasi negara. Dalam kepemimpinan terdapat hubungan antar manusia, yaitu hubungan memengaruhi dan hubungan kepatuhan – ketaatan para pengikut/bawahan karena dipengaruhi oleh kewibawaan pemimpin. Kepemimpinan sebagai cabang ilmu bertujuan untuk : 1) Memberikan pengertian mengenai kepemimpinan secara luas 2) Menafsirkan dari tingkah laku pemimpin 3) Pendekatan terhadap permasalahn sosial yang dikaitkan dengan fungsi pemimpin Ruang lingkup atau tema kepemimpinan itu meliputi dua pemasalahan pokok, yaitu: 



Teori kepemimpinan



a) Suatu penggeneralisasian dari suatu seri fakta mengenai sifat dasar dan perilaku pemimpin dan konsep kepemimpinan. b) Menekankan latar belakang historis, dan sebab akibat timbulnya kepemimpinan serta syarat menjadi pemimpin c) Sifat-sifat yang diperlukan seorang pemimpin, tugas-tugas dan fungsinya serta etika yang diperlukan oleh pemimpin. 



Teknik kepemimpinan



a) Kemampuan kepemimpinan.



dan



keterampilan



teknis



pemimpin



dalam



menerapkan



teori



b) Melingkupi konsep-konsep pemikirannya, perilaku sehari - hari serta peralatan yang digunakan. 2



Orde, Organisasi, Administrasi.



Organisasi menurut Sondang P. Siagian “ setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang berkerja sama untuk mencapai tujuan bersama, dan terikat secara formal dalam satu ikatan hirarki dimana selalu terdapat hubungan antara seseorang atau lebih”. Ada beberapa macam jenis kepemimpinan, antara lain yaitu: 1) Kepemimpinan formal dan infromal 2) Kepemimpinan di bidang pendidikan, keagaman, politik , bisnis, teknik, pemerintah, dan lain – lain 3) Kepemimpinan di bidang swasta. 3



Pemimpin Formal dan Informal



Pemimpin fromal adalah orang yang oleh organisasi teretntu ditunjuk sebagai pemimpin, berdasarkan keputusan dan pengangkatan resmi untuk memangku sutau jabatan. Ciri-ciri dari pemimpin formal adalah: 1 2 3 4 5 6 7



Berstatus sebagai pemimpin selama masa jabatan tertentu atas dasar legalitas formal. Harus memenuhi berbagai persyaratan formal terlebih dahulu. Diberi dukungan oleh organisasi formal untuk menjalankan tugas. Mendapat balas jasa materil dan immateril seta emolumen (keuntungan). Bisa mencapai promosi atau kenaikan pangkat formal dan dapat dimutasikan. Apabila melakukan kesalahan akan mendapatkan sangsi dan hukuman. Selama menjabat, ia diberi kekuasaan dan wewenang.



Pemimpin infromal adalah orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal sebagai pemimpin, namun karena ia memiliki kualitas unggul, dia mencapai kedudukan sebgaai orang yang mampu memengaruhi kondisi psikis dan perilaku suatu kelompok. Ciri-ciri pemimpin informal, yaitu: 1 2 3 4 5



Tidak memiliki penunjukan formal atau legitimitas sebagai pemimpin. Kelompok atau masyarakat yang menunjuk sebagai pemimpin. Tidak mendapat dukungan dari sebuah organisasi formal dalam menjalankan tugasnya. Tidak dapat dimutasikan, tidak pernah mencapai promosi dan tidak memiliki atasan. Apabila melakukan kesalahan, ia tidak dapat dihukum. Hanya saja respek orang terhadap dirinya berkurang.



Pemimpin formal dan pemimpin informal dapat menduduki jabatan kepemimpinannya dengan berbagai faktor seperti : 1 2 3 4 5



Penunjukan dan penetapan dari atasan Warisan kedudukan yang berlangsung turun – menurun Dipilih oleh pengikut dan pendukungnya Pengakuan tidak resmi dari bawahan Kelebihannya memiliki beberapa kualitas peribadi



4



Pemimpin dan Organisasi



Hubungan antara pemimpin/kepemimpinan, organisasi, manajemen dna administrasi erat sekali. Kepemimpinan sebagai penggerak dan koordinator dari SDM, SDA, dana dan sarana. Manajemen menurut R.W. Morcell “ aktivitas dalam organisasi, terdiri dari penentu tujuan – tujuan suatu organisasi untuk mencapai sasaran secara efektif”. Administrasi menurut Sondang P. Siagian “proses kerja sam antara dua orang atau lebih didasarkan rasionalisme tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya”. Hal – hal ynag penting dalam administrasi : 1 2



Sekumpulan manusia yang melakukan kerja sama Memiliki alasan tertentu untuk bertingkah laku dalam mencapai tujuan



3



Menggunakan sarana, dana, peraturan dalam perurutan waktu



Bab II Arti Kerja Bagi Manusia dan Kaitannya dengan Kepemimpinan 1. Nilai Bekerja/Karya Bagi Manusia Bekerja merupakan aktivitas sosial bagi manusia yang membutuhkan motivasi kerja yakni motivasi untuk mendapatkan nilai-nilai ekonomis. Selain itu, juga bisa berwujud nilainilai sosial yang berupa penghargaan, respek, kekaguman kawan-kawan, status sosial, prestise, dan martabat diri. Motivasi bekerja tidak hanya berwujud kebutuhan ekonomis yang bersifat materiil saja, tetapi bisa juga berwujud penghargaan. Aspek kedua yang terpenting dari kerja ialah lingkungan kerja, yaitu lingkungan atau kondisi materiil dan kondisi psikologis. Pandangan modern melihat kerja/karya manusia sebagai berikut: 1) Kerja itu aktivitas dasar dan bagian essensial dari kehidupan manusia. 2) Kerja merupakan aktivitas sosial yang memberikan bobot dan isi kepada kehidupanya. 3) Moral tidak mempunyai kaitan langsung dengan kondisi fisik/materil dari pekerjaan. Ilmu kepemimpinan dan manajemen modern ialah bagaimana cara membuat kegiatan individu dan organisasi menjadi lebih manusiawi lagi. Adapun alasanya – alasannya : 1 2 3



Organisasi pada intinya harus merupakan sistem yang manusaiwi Manajeman harus merupakan usaha koordinasi tenaga manusia yang bertumpu pada bakat Organisasi kerja harus memberikan kesempatan kepada setiap warganya untuk berkembang dan memberikan kontribusi sosial



2. Masyarakat Modern dan Masalah Kerja Situasi bekerja dalam masyarakat modern yang serba kompleks selalu membuthkan kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam situasi yang demikian maka selalu dibutuhkan pemimpin dan kepemimpinan demi terwujud efisiensi kerja. Oleh karena itu, maka akan muncul sebuah hierarki organisasi dengan beberapa lapisan otoritas. Sehubungan dengan pembagian tugas dalam kerja kooperatif khususnya dalam struktur-struktur organisasi raksasa yang amat kompleks modern, masalah koordinasi merupakan usaha yang rumit yang harus diperhatikan oleh setiap pemimpin. Masalah tersebut terpusat kepada masalah komunikasi karena komunikasi adalah kapasitas individu dan keompok untuk menyampaikan perasaan, pikiran, dan ide-ide sendiri kepada orang lain.



Bab III Konsep dan Teori Mengenai Pemimpin dan Kepemimpinan 1. Teori Kepemimpinan



Teori kepemimpinan adalah penggeneralisasian satu seri perilaku pemimpin dan konsepkonsep kepemimpinannya. Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk memberikan penjelasan dan interpretasi menegenai pemimpin dan kepemimpinan dengan menggunakan beberapa segi, yaitu: 1



Latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan



Pemimpin dan kepemimpinan itu dimanapun juga dan kapanpun selalu diperlukan, khususnya pada zaman modern sekarang dan dimasa masa mendatang. 2



Sebab akibat munculnya pemimpin



Teori yang menjelaskan kemunculan pemimpin, ialah: 3



Teori genetis menyatakan pemimpin tidak dibuat akan tetapi lahir jadi pemimpin oleh bakat alami sejak lahir Teori sosial menyatakan pemimpin harus disiapkan, dididik dan dibentuk, tidka terlahir begitu saja. Teori ekologi menyatakan seseorang akan sukses menjadi pemimpin, bila sejak lahir memiliki bakat dan dikembangkan melalui pengalaman. Tipe dan gaya kepemimpinan



Ada delapan tipe kepemimpinan: 4 -



Tipe deserter (bermoral rendah, tidak memiliki rasa keterlibatan tanpa pengabdian) Tipe birokrat (kaku, patuh pada aturan dan norma) Tipe misionaris (terbuka, penolong) Tipe developer (kreatif, dinamis, inovatif) Tipe otokrat (keras, diktatoris, keras kepala) Benevolent autocrat (lancar, tertib, besar rasa keterlibatan) Tipe compromiser (selalu mengikuti anginn tanpa pendirian) Tipe eksekuif (bermutu tinggi) Syarat-syarat kepemimpinan Kekuasaan Kewibawaan Kemampuan



2. Pemimpin dan Sifat – Sifatnya Defenisi pemimpin -



-



-



Pemimpin adalah seorang pribadi yang memilki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan kelebihan di satu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-bersama melakukan aktivitas tertentu demi pencapaian tujuan. Henry pratt Fairchild: pemimpin ialah seorang yang memimpin dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, mengarahkan, mengorganisir atau mengontrol usaha atau upaya orang lain atau prestise, kekuasaan atau posisi. John Gage Allee: pemimpin itu adalah pemandu, penunjuk, penuntun, komandan).



-



Pemimpin ialah kepala actual dari organisasi partai, dusun atau subdivisi-subdivisi dan bagian lainnya. Pemimpin adalah pribadi yang memilki kecakapan khusus, dengan atau tanpa pengangkatan resmi.



Banyak usaha bersama yang beroperasi secarakooperatif dan mengarah pada pencapaian tujuan-tujuan tertentu. Danpemimpin-pemimpin harus dipersiapkan , dilatih, dan dibentuk secara sistematis. Dengan menekankan bukan kepada hal-hal yang berkaitan dengan kekuasaan. 3. Sifat – Sifat Pemimpin Upaya untuk menilai berhasilnya seorang pemimpin dilakukan dengan mengamati dan mencacat sifat-sifat dan kualitas atau mutu perilakunya, yang dapat dipakai sebagai criteria untuk menilai kepemimpinannya. Sepuluh sifat-sifat pemimpin oleh Ordway Tead: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Energy jasmaniah dan mental (physical and nervous energy). Kesadaran akan tujuan dan arah (a sense of purpose and direction). Antusiasme (enthusiasm). Keramahan dan kecintaan (friendliness and affection). Integritas (integrity). Penguasaan teknis (technical mastery). Ketegasan dalam mengambil keputusan (decisiveness). Kecerdasan (intelligence). Keterampilan mengajar (teaching skill). Kepercayaan (faith).



Menurut George R. Terry, menulis sepuluh sifat pemimpin yang unggul: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Kekuatan. Stabilitas emosi. Pengetahuan tentang relasi insani. Kejujuran. Objektif Dorongan pribadi. Keterampilan berkomunikasi. Kemampuan mengajar. Keterampilan sosial. Kecakapan tekhnis atau kecakapan manajerial.



Bab IV Kepemimpinan Metode dan Tipe Kepemimpinan 1. Kepemimpinan dan Metode Kepemimpinan Kepemimpinan tidak lagi didasarkan pada bakat dan pengalaman saja, tetapi pada penyiapan secara berencana, melatih calon-calon pemimpin. Nilai kepemimpinan tidak lagi dinilai dari bakat alamnya akan tetapi oleh kemampuannya menggerakkan banyak orang melakukan satu



karya bersama, berkat pengaruh kepemimpinan yang diperoleh melalui pelatihan dan pendidikan. Unsur – unsur kepemimpinan : -



Kemampuan memengaruhi orang lain Kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan Mencapai tujuan organisasi



Sarjana membuat klasifikasi kepemimpinan, sebagai berikut 1. 2. 3. -



W.M. Conway The crowd-compller, yaitu kepemimpinan dengan memaksa kehendak sendiri The crowd-exponent, yaitu penampilan dari khayalak/kelompok The crowd-representative yaitu wakil atau utusan dari khalayak F.C Barlet Kepemimpinan institusional atau kelembagaan Kepemimpinan yang dominan dan persuasif A.B Wolfe Kepemimpinan konservatif Kepemimpinan radikal dan yang ilmiah



Dari hubungan pemimpin dan para pengikut secara lambat laun akan berkembang metode kepemimpinan. Metode kepemimpinan ialah cara bekerja dan bertingkah laku pemimpin dalam membimbing para pengikutnya untuk berbuat sesuatu yang diharapkan dapat membantu keberhasilan seorang pemimpin dalam melakukan tugas-tugasnya. Dibawah ini beberapa metode kepemimpinan: -



Memberi perintah. Memberikan celaan dan pujian. Memupuk tingkah laku pribadi pemimpin yang benar. Peka terhadap saran-saran. Memperkuat rasa kesatuan kelompok Menciptakan disiplin dan kelompok. Meredam kabar angin dan isu-isu yang tidak benar



2. Kepemimpinan yang Tidak Efisien Ciri-ciri negative yang tidak patut dimiliki oleh seorang pemimpin dalam kelompok individu yang sehat adalah: inteligensi rendah, sifat penakut dan pengecut, sikap yang egoistis atau individualistis, atribut infantile (kekanak-kanakan), tidak bertanggung jawab, dan lain-lain. 3. Teori Tentang Kepemimpinan G.R Terry mengemukakan teori kepemimpinan, yaitu. 1) Teori otokratis dan pemimpin otokratis



Kepemimpinan didasarkan atas perintah-perintah, paksaan, dan tindakan-tindakan yang arbitrer. Pemimpin tersebut pada dasarnya mau berambisi untuk dapat menaklukkan sesuatu serin disebut sebagai otokrat keras. Ciri-cirinya, adalah: -



Dia memberikan perintah-perintah yang dipaksakan dan harus dipatuhi. Dia menentukan policies atau kebijakan untuk semua pihak tanpa berkonsultasi dengan para anggota. Dia tidak pernah memberikan informasi mendetail tentang rencana-rencana yang akan datang. Dia memberikan pujian dan kritik pribadi terhadap setiap anggota kelompoknya dengan inisiatif sendiri.



Otokrat lembut atau baik banyak memilki kemiripan dengan otokrat keras, namun dia selalu didera oleh perasaan-perasaan nonkonformistis. Dia hanya mentolerir kepatuhan yang sesuai dengan perintah dan prinsip yang diciptakan sendiri. Berbeda dengan kedua tipe otokrat yang memilki prinsip-prinsip konservatif dan kuat, otokrat inkompeten ini justru tidak punya prinsip yang tidak mau mengindahkan moral. 2) Teori psikologis Fungsi seorang pemimpin adalah memunculkan dan mengembangkan sistem motivasi terbaik guna merangsang kesedian bekerja dari para pengikut. Kepemimpinan yang seperti ini selalu membutuhkan aspek-aspek psikis manusia. 3) Teori sosiologis Kepemimpinan dianggap sebagai usaha-usaha untuk melancarkan untuk antar relasi dalam organisasi dan sebagai usaha untuk menyelesaikan setiap konflik organisatoris antara para pengikutnya. Dalam teori pemimpin diharapkan dapat mengambil tindakan korektif apabila terdapat penyimpangan dalam organisasi. 4) Teori suportif Pemngikut harus berusaha sekuat mungkin dan bekerja dengan penuh gairah sedangkan pemimpin akan membimbing dengan sebaik-baiknya melalui policy tertentu. Untuk itu pemimpin perlu menciptakan suatu lingkungan kerja yang menyenangkan dan bisa membantu pengikutnya dengan mengembangkan bakat dan keterampilan. 5) Teori Laissez Faire Pemimpin Laissez Faire bukanlah seorang pemimpin yang dalam pengertian sebenarnya. Atau juga dapat dikatakan pemimpin yang acuh tak acuh. Sehingga kelompok tersebut praktis menjadi tidak terkontrol. 6) Teori kelakuan pribadi Kepemimpin dilihat berdasarkan kualitas-kualitas pribadi atau pola kelakuan para pemimpinnya. Pemimpin diharapkan harus mampu bersifat fleksibel dan bijaksana.



7) Teori sifat orang-orang besar (traits of great men) Ciri-ciri unggul sebagai predisposisi yang diharapkan akan seorang pemimpin yaitu memiliki inteligensi tinggi, banyak inisiatif, energik, punya kedewasaan emosional, keterampilan berkomunikatif, memiliki kepercayaan diri, peka, kreatif, partisipasi sosial. 8) Teori situasi Kepemimpinan adalah produk dari satu situasi atau keadaan. Pada teori ini dinamik interaksi antara pemimpin dengan rakyat melalui interaksi, untuk dapat memenuhi keinginan rakyat secara mendasar. 9) Teori humanistik atau populastik Fungsi kepemimpinan ialah merealisir kebebasan manusia dan memenuhi segenap kebutuhan insane yang dicapai melalui interaksi dengan rakyat. Karena focus dari teori ini adalah rakyat dengan segenap harapan dan kebutuhannya yang harus diperhatikan. 4. Tipe Kepemimpinan 1) Tipe karismatis Tipe pemimpin karismatis memilki kekuatan energi serta daya tarik yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain sehingga ia banyak memiliki pengikut yang sangat besar jumlahnya dan dapat dipercaya. Tokoh-tokoh semacam ini ialah: Jengis Khan, Hitler, Ghandi, John. F. Kennedy, Sukarno, Margarete Tatcher, Gandhi, Gorbachev, dan lain-lain. 2) Tipe paternalistis Tipe kepemimpinan seperti ini adalah tipe “kebapakan”, yang memiliki sifat antara lain: -



Menganggap bawahannya sebagai manusia yang belum dewasa. Bersikap terlalu meindungi (overly protective). Jarang memmberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri. Selalu bersikap maha tahu dan maha benar.



3) Tipe militeristis Adapun sifat-sifat pemimpin yang militeristis adalah: -



Menggunakan sistem perintah atau komando terhadap bawahannya yang otoriter, Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan. Sangat senang akan formalitas. Menuntut adanya kedisplinan keras. Tidak menghendaki saran, usul kritikan dari bawahannya. Komunikasi hanya berlangsung searah saja.



4) Tipe otokratis (outhoritative, dominator)



Kepemimpinan otokratis mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipatuhi. Pemimpin selalu berdiri jauh dari anggota atau eksklusivisme. Pemimpin otokratis senantiasa ingin berkuasa absolute, tunggal dan merajai keadaan. 5) Tipe laissez faire Peada tipe ini, pemimpin praktis tidak memimpin dan membiarkan kelompoknya serta setiap orang berbuat semau sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikti pun dalam kegiatan kelompoknya. 6) Tipe populistis Kepemimpinan populistis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisional. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan nasionalisme. 7) Tipe administratif atau eksekutif Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugastugas administrasi secara efektif. Dengan demikian segala sesuatunya dapat dibangun dalam sistem administratsidan birokrasi yang efisien. 8) Tipe demokratis Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu dan mendengarkan nasihat atau sugesti dari bawahan. Kepemimpinan demokratis juga sering disebut sebagai kepemimpinan group developer. Bab V Asas dan Fungsi Kepemimpinan Tugas Tugas Pemimpin 1. Asas dan Fungsi Kepemimpinan Fungsi kepemimpinan adalah memandu, menuntun, membimbing, membangun, memberi atau membangunkan, motivasi-motivasi kerja, mengemudikan organisasi, dan menjalin jaringan komunikasi. Sedangkan asas-asas kepemimpinan adalah: -



Kemanusian, mengutamakan sifat-sifat kemanusiaan dengan cara mengembangkan potensi dan kemampuan setiap individu. Efisien, efisiensi teknis maupun sosial yang berkaitan dengan sumber, materi dan jumlah manusia. Kesejahteraan dan kebahagiaan yang lebih merata, menuju pada taraf kehidupan yang lebih tinggi



2. Teori dan Teknik Kepemimpinan Teori kepemimpinan memilki beberapa aspek diantaranya, adalah: -



Latar belakang historis pemimpin dan kepemimpinan. Sebab munculnya pemimpin Tipe dan gaya pemimpin Syarat-syarat kepemimpinan.



Teknik kepemimpinan ialah kemampuan dan ketermapilan teknis serta sosial pemimpin dalam menerapkan teori kepemimpinan pada praktik kehidupan. Yang termasuk kedalam kategori teknik kepemimpinan ialah: -



Etika profesi pemimpin dan etiket. Kebutuhan dan motivasi Dinamika kelompok Komunikasi Kemampuan pengambila keputusan Keterampilan berdiskusi.



3. Etika Profesi Pemimpin dan Etiket Kriteria kepemimpinan menurut Paul E. Torgersen, yaitu : -



Pengetahuan Aplikasi yang kompeten Tanggung jawab sosial Pengontrolan diri Sanksi masyarakat



Etika adalah penyelidikan filosofi mengenai kewajiban – kewajiban manusia dan tentang hal – hal yang baik dan buruk jadi penyelidikan tentang bidang moral. Etika profesi pemimpin ialah pembahasan mengenai: -



Kewajiban – kewajiban pemimpin Tingkah laku pemimpin yang baik Moral pemimpin



Etika profesi kepemimpinan mengandung kriteria, sebagai berikut: -



Pemimpin harus memiliki kelebihan Melakukan kewajiban dan tugas Mampu bersikap susila dan dewasa Mampu mengontrol diri Selalu melandaskan diri pada nilai – nilai etis Dikenai sanksi



Bab VI Dinamika Kelompok Organisasi Formal dan Informal 1. Dinamika Kelompok Individu-individu dalam kelompoknya itu bersifat dinamis, sebab saling mempengaruhi dan saling mendorong. Maka ciri-ciri manusia di dalam kelompoknya atau di dalam medan sosial antara lain: -



Dinamis, selalu bergerak dan berubah; tak bisa di duga dengan tepat, beraneka ragam geraknya, dan bebas merdeka.



-



Mempunyai potensi untuk melakkukan bermacam-macam aksi atau perbuatan dan peristiwa. Menanggapi orang lain sebagai makhluk sejenis, sebagai sesama hidup, dan sebagai subjek yang sederajat. - Interaksi dan partisipasi masing-masing anggota kelompok itu sangat berkaitan dengan semakin: - Meningkatnya emosi dan sentimen-sentimeneuforis (senang dan puas, keinginan, kebutuhan-kebutuhan, dan keterampilan teknis masing-masing individu). - Berkaitan dengan semakin jelasnya norma-norma kelompok. 2. Fungsi Kelompok Bagi Individu dan Fungsi Pemimpin Fungsi kelompok bagi individu , ialah sebagai berikut: 1) Memberikan wadah sosial dan ruang hidup psikologis kepada individu untuk berprestasi dan bekerja sama dengan orang lain. 2) Menjadi kader-referensi untuk mengaitkan diri, sehingga muncul loyalitas. 3) Memberikan rasa aman 4) Memberikan status sosial kepada individu, sehingga marasa diakui, dihargai, diterima di lingkungannya. 5) Memberikan ideal-ideal, cita-cita, tujuan-tujuan hidup tertentu, dan asa-asas perjuangan bagi hidupnya. 6) Menjadi alat atau wahana untuk mencapai cita-cita hidupnya, dan untuk membangun bersama-sama. 7) Di dalam kelompok, individu merasa menjadi satu bagian dari kelompok Fungsi pemimpin dalam kelompok: 1) Memelihara struktur kelompok, menjalin interaksi yang lancar, dan memudahkan pelaksanaan tugas-tugas. 2) Menyinkronkan ideologi, ide, pikiran dan ambisi anggota kelompok dengan pola keinginan pemimpin 3) Memberikan rasa aman 4) Memanfaatkan dan mengoptimasikan kemampuan, bakat dan produktivitas semua anggota kelompok untuk berkarya dan berprestasi 5) Menegakkan peraturan agar tercapai kepaduan kelompok untuk meminimalisir konflik dan perbedaan-perbedaan. 6) Merumuskan nilai-nilai kelompok, dan memilih tujuan kolompok, sambil menentukan sarana dan cara-cara operasional guna mencapainya. 7) Mampu memenuho harapan anggota, sehingga mereka merasa puas. 3. Organisasi Formal dan Informal Organisasi formal adalah orgnisasi yang ada di atas kertas, dengan relasi-relasi logis berdasarkan peraturan, konvensi dan kebijakan dari organisasi, denga pembagian tugas pekerjaan dan herarki kerja. Maka menjadi kewajiban para pemimpin ialah memahami bagaimana fungsi dan beroperasinya organisasi formal tersebut dalam kenyataan dan praktiknya. Ciri-ciri khas organisasi formal adalah:



1) 2) 3) 4)



Bersifat impersonal Kedudukan setiap individu berdasarkan fungsi masing-masing. Ada relasi formal Suasana kerja dan komunikasi berlandaskan pada kompetisi/persaingan dan efisiensi



Tugas pokok upaya pengorganisasian formal itu meliputi hal-hal sebagai berikut: 1) Menentukan kelompok /unit-unit kerja 2) Membagi tugas-tugas kerja 3) Menentukan tingkat otoritas, yaitu kewibawaan dan kekuasaan untuk bisa bertindak secara bertanggung jawab Organisasi informal ialah sistem interelasi manusiawi berdasarkan rasa suka dan tidak suka, dengan iklim psikis yang intim, kontak muka, serta moral tinggi. Ciri-ciri khas organisasi informal antara lain ialah: 1) Terintegrasi dengan baik 2) Di luar kelompok primer atau informal ini terdapat kelompok yang lebih besar, yaitu kelompok formal atau sekunder. 3) Setiap anggota secara individual mengadakan interelasi berupa jaringan perikatan. 4) Terdapat iklim psikis “suka dan tidak suka 5) Sedikit atau banyak, setiap anggota mempunyai sikap yang pasti terhadap anggotaangggota lainnya dan dimuati afeksi serta emosi-emosi tertentu



Bab VII Pemimpin dan Komunikasi 1. Tipe dan Persyaratan Komunikasi Leonard R. Sayles dan George Strauss dalam bukunya “Human Behaviour in Organization” mengemukakan tipe komunikasi, sebagai berikut: -



Tipe lingkaran Tipe rantai Tipe – Y Tipe Roda Tipe bintang



Tipe lainnya : Komunikasi searah dan komunikasi dua arah . Keuntungan dari komunikasi searah antara lain: -



Dapat berlangsung cepat dan efisien, Dapat melindungi pemimpin, sehingga orang atau para pengikut tidak dapat melihaat dan menilai kesalahan dan kelemahan pemimpin.



Kelemahan dari komunikasi searah antara lain:



-



Kepemimpinannya bersifat otoriter, Dapat menimbulkan ketidakjelasan, salah paham, penafsiran yang keliru, sentimen dan banyak ketegangan



Keuntungan komunikasi dua arah antara lain: -



Semua perintah dapat diterima dengan lebih akurat-tepat, Dapat dikurangi salah paham san salah interpretasi, Suasananya lebih demokratis.



Kelemahan dari komunikasi dua arah ialah: -



Komunikasi dan kepatuhan berlangsung lebih lambat, Kemungkinan besar muncul sikap “menyerang” pada pengikut, dan terdapat sikap bertahan pada diri pemimpin. Setiap saat bisa timbul masalah-masalah baru yang tidak terduga dengan adanya dialog terbuka



Komunikasi yang tidak lancar dapat menimbulkan banyak dampak buruk, seperti : -



Timbulnya sentimen – sentimen, prasangka – prasangka di kalangan anggota Memunculkan konflik



Kesulitan dan ketidaklancaran dalam komunikasi dapat disebabkan oleh : faktor waktu, faktor ruangan, sistem pembagian kerja dan tugas yang tidak memungkinkan semua anggota kelompok dapat bertemu bersama – sama. 2. Pengambilan Keputusan Dalam kondisi ketidak pastian dengan banyak perubahan yang mendadak, maka pemgambilan keputusan merupakan unsur yang paling sulit dalam manajemen, namun merupakan usaha yang paling penting bagi pimpinan. Apabila pemimpin mampuu dengan tangkas, cerdas, cepat dan arif bijaksana mengambil keputusan yang tepat, maka organisasi atau administrasi bisa berfungsi secara afektif dan produktif. H.A. Simon mengemukakan tiga proses dalam bukunya Administrative Behaviour, 1947), yaitu: -



-



pengambilan



keputusan



(dalam



Inteligence activity, yaitu proses penelitian situasi dan kondisi dengan wawasan, Design activity, yaitu proses menemukan masalah, mengembangkan pemahaman dan menganalisis kemungkinan pemecahan masalah serta tindakan lebih lanjut; jadi ada perencanaan pola kegiatan. Choice activity, yaitu memilih salah satu tindakan dari sekian banyak alternatif atau kemungkinan pemecahan.



3. Keterampilan Berdiskusi Kemampuan berdiskusi dengan baik merupakan salah satu persyaratan mutlak yang perlu bagi setiap pimpinan. Diskusi ialah pembicaraan bebas (free talk) yang diarahkan pada



pemecahan pada pemecahan masalah. Pada diskusi diharapkan terdapat interaksi yang timbal balik, suasana bebas, arus pemberian informasi yang seluas-luasnya, pertimbangan kontra pertimbangan lain. Manfaat diskusi antara lain: -



-



Dapat memperluas dan memperdalam pengetahuan, perincian masalah, serta memperluas cakrawala kemungkinan-kemungkinan pemecahan. Adanya pendekatan multidisipliner, multidimensional, berpikir secara kooperatif, dan akumulasi dari ide-ide yang konstruktif, didertai kejernihan dan kejelasan yang lebih gamblang. Dapat meningkatkan proses pengendapan permasalahan, ada proses internalisasi. Pembentukan kepribadian menjadi lebih kaya dan lebih matang.



Tujuan berdiskusi ialah: -



Untuk memikirkan beberapa alternatif kemungkinan pemecahan yang diperlukan dalam pengambilan keputusan. Untuk mendapatkan informasi dan data selengkap mungkin, dan memikirkan cara penyelesaian masalah seefisien mungkin.



Bab VIII Tugas – Tugas Pemimpin 1. Rekapitulasi Tugas – Tugas Pemimpin Rekapitulasi dari tugas-tugas pemimpin yang bisa dibedakan dari tugas anggota ialah sebagai berikut: 1) Dalam perurutan waktu yang relatif menjadi semakin pendek, kualitas pekerjaam dan tugas pemimpin mengandung banyak sekali dimensi inovasi dan perubahan-perubahan secara cepat, 2) Pemimpin harus menyusun kebijakan, 3) Jika tugas anggota biasa berkualitas statis-lebih banyak pasif dan patih mengikuti, maka tugas pemimpin sifatnya dinamis, kreatif, inovatif, unik lentur, luwes, dan tidak banyak dibatasi oleh standar serta norma-norma ketat. 4) Pemimpin harus bisa menerjemahkan atau menjabarkan ide-ide, konsep dan kebijakan organisasi dalam bahasa-aksi. 5) Pada struktur piramida, pemimpin tertinggi mempunyai kewibawaan tertinggi, kekuasaan paling besar, dan pertanggung jawaban paling berat, serta memikul resiko yang paling besar. 6) Pemimpin harus sanggup berpikir kreatif, orisinil, otentik dan futuristik. 7) Mampu membangunkan sikap kooperatif dan partisipatif pada setiap pengikutnya, agar mereka bersedia memberikan kontribusinya pada organisasi



8) Pemimpin juga berfungsi sebagai juri (wasit) dan hakim bagi segala konvensi dan permainan organisasi. 9) Seni kepemimpinan juga mencakup keseimbangan antara pelaksanaan tugas rutin dengan tugas inovatif dan kreatif dalam wujud penerapan sistem kerja baru, perbaikan dan revisi. 10) Tugas yang paling sulit ialah penagambilan keputusan (decision making), yang memungkinkan berlangsungnya semua kerangka kerja secara efektif dan efisien. Dalam kemahiran pengambilan keputusan tercakup keterampilan mengadakan seleksi, dan mengambil keputusan yang tepat dari sekia banyak alternatif. 11) Tugas pemimoin merupakan hal yang berat karena dibebani tanggung jawab moril/etis. 12) Pemimpin harus mampu menyelesaikan konflik melalui manajemen konfik.



Bab IX Manajemen dan Kepemimpinan, Determinan dan Kekuatan Yang Berhubungan dengan Kepemimpinan 1. Manajemen dan Pemimpin G. R. Terry dalam bukunya Principle of Management menyatakan beberapa defenisi tenteng istilah manajemen, sebagai berikut: -



-



Manajemen adalah suatu kekuasaan yang mengatur suatu usaha, dan bertanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalan Manajemen adalah penyelenggaraan usaha penyusunan dan mencapai hasil yang di inginkan dengan menggunakan upaya-upaya kelompok, terdiri atas penggunaan bakatbakat dan sumber daya manusia. Secara sederhana, manajemen adalah melaksanakan perbuatan-perbuatan tertentu dengan menggunakan tenaga orang lain.



Manajemen dapat juga disebut sebagai pengendalian suatu usaha, yaitu merupakan: 1) Proses pendelegasian/pelimpahan wewenang kepada beberapa penanggung jawab dengan tugas-tugas kepemimpinan, 2) Proses penggerakan serta bimbingan-pengendalian semua SDM dan sumber materiil dalam kegiatan mencapai sasaran organisasi G. R. Terry berpendapat bahwa fungsi-fungsi manajemen meliputi empat peristiwa yang disingkat dengan P. O. A. C., yaitu: -



Planning (perencanaan) Organizing (pengorganisasian) Actuating (penggerakan, aktualisasi) Control (pengawasan)



2. Determinan Kepemimpinan Kepemimpinan



dan



Kekuatan



yang



Berhubungan



dengan



Agar kepemimpinan menjadi operasional, perlu ada tiga determinan kepemimpinan yaitu:



1) Faktor orang. Bahwa individu itu memiliki sifat-sifat pribadi yang dapat membantu atau justru mnghalang-halangi tugasnya sebagai pemimpin. 2) Faktor posisi. Pemimpin mempunyai satu posisi atu kedudukan sehubungan dengan fungsi dan tugas atau pekerjaannya. Kemusian ia selalu memiliki semacam citra atau gambaran mengenai perilaku sendiri, yaitu hal-hal yang harus dilakukan dalam posisi tertentu. Hal demikian disebut juga dengn ‘konsep peranan’. 3) Faktor situasi/tempat. Sifat-sifat pemimpin harus sesuai dengan kebutuhan kelompok yang bersangkutan, dan cocok dengan situasi, tempat serta zamannya. John French dan Bertram Raven mengemukakan suatu kerangkan kekuatan yang berhubungan dengan pengaruh kepemimpinan, yaitu: 1) Kekuatan (coersive power). Mengandalkan kekuatan pribadinya untuk memaksakan keinginan kepada para pengikutnya. 2) Kekuatan via pemberian penghargaan (reward power). Para pengikut berbuat sesuai dengan norma-norma dan keinginan pemimpin, diberi penghargaan dalam wujud material atau nonmaterial tertentu. 3) Kekuatan karena pengesahan (legitimate power). Diperoleh melalui posisi “supervisor” di dalam organisasi yang bersangkutan. 4) Kekuatan oleh memiliki suatu keahlian (expert power). Mucul karena pemimpin memiliki keterampilan teknis dan sosial, pengetahuan, pengalaman dan keahlian khusus. 5) Kekuatan karena penyamaan diri dengan orang yang dikagumi (identification power). 3. Konsep Manajemen Pembangunan di Indonesia Di masa sekarang ini, untuk keperluan pembangunan di segala sektor kehidupan, diperlukan adanya manajemen pembangunan masyarakat Indonesia, yang kita gali dari tiga bahan pokok, yaitu: 1) Kearifan dari ajaran-ajaran kuna warisan para leluhur kita mengenai kepemimpinan dan manajemen/pengelolaan. 2) Esensi dari manajemen modern berasal dari negara-negara Barat, yang sudah disaring dan diujicobakan, sertaa cocok dengan situasi-kondisi di tanah air sekarang. 3) Realitas hidup bangsa Indonesia sekarang dengan unsur filsafat hidup, norma, nilai, citacita dan kebudayaan bangsa Indonesia yang semuanya “nonmanajemen” sifatnya, dalam menggapai masa depan yang lebih sejahtera



Bab X Kepemimpinan Demokratis dan Kepemimpinan Abnormal 1. Pemimpin Demokratis Pemimpin demokratis dapat digolongkan dalam: a. Pemimpin demokratis tules



Merupakan pembimbing yang baik bagi kelompoknya. Dia menyadari tugasnya mengkoordinasikan pekerjaan dan tugas dari semua anggotanya, dengan menekankan rasa tanggung jawab dan kerja sama. b. Pemimpin demokratis palsu/pura-pura (pseudo-demokratis) Pemimpin yang berusaha bersikap demokratis. Karena dia berkarakter lemah, dan tidak memiliki pendirian maka penampilannya tidak jauh berbeda dengan si baby autocrat (otokrat bayi). 2. Kepemimpinan Abnormal Orang yang gila kekuasaan itu adalah orang yang sakit, yang ingin mengkompensasikan sifatsifat bawaannya yang inferior ke dalam bentuk penguasaan terhadap orang lain. Gila kekuasaan ini erat hubungannya dengan kejahatan, sebab kejahatan itu selalu cenderung memaksakan keinginan sendiri agar semua orang berbuat seperti apa yang dia inginkan/perintahkan, tanpa mengindahkan hak-hak dan kebebasan insani orang lain. Kepemimpinan yang seperti inilah yang disebut dengan kepemimpinan abnormal.



Kelebihan : Buku yang ditulis oleh Dr. Kartini Kartono yang berjudul “Pemimpin dan Kepemimpinan” memaparkan dengan jelas tentang konsep dan teori mengenai pemimpin dan kepemimpinan, metode kepemimpin dan tipe kepemimpinan, sifat sifat pemimpin, asas dan fungsi kepemimpinan, teknik pengambilan keputusan. Tampilan cover buku menarik. Menggunakan EYD yang benar. Bahasa yang digunakan juga tidak sulit dipahami.