Citraan Pada Kumpulan Puisi Keterampilan Membaca Laut [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pendahuluan Menurut Aminuddin, puisi berasal dari bahasa yunani pocima yaitu "membuat" atau poeisis yaitu " pembuatan". Berarti kalau diartikan "membuat" dan "pembuatan" karena lewat puisi pada dasarnya seseorang telah menciptakan dunianya sendiri yang berisi pesan atau gambar suasana. Somad (2010:13) berpendapat bahwa puisi merupakan media ekspresi penyair dalam menuangkan gagasan atau ide. Puisi menjadi ungakapan terdalam kegelisahan hati penyair dalam menyikapi suatu peristiwa. Menurut Siswanto (2008:107) puisi adalah teks-teks monolog yang isinya buian pertama- tama merupakan sebuah alur. Ada juga yang mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengekspresikan secara padat pemikiran dan perasaan penyairnya, digubah dalam wujud dan bahasa yang paling berkesan. Untuk memberikan gambaran yang jelas, untuk menimbulkan suasana, untuk membuat lebih hidup dan menarik, dalam puisi penyair juga sering menggunakan gambaran angan. Gambaran angan dalam puisi ini disebut citraan (imagery) Citraan atau pengimajian adalah gambargambar dalam pikiran, atau gambaran angan si penyair. Setiap gambar pikiran disebut citra atau imaji (image). Gambaran pikiran ini adalah sebuah efek dalam pikiran



yang sangat menyerupai gambaran yang dihasilkan oleh penangkapan kita terhadap sebuah objek yang dapat dilihat oleh mata (indera penglihatan). Salah seorang penyair yang menggunakan pengimajian atau citraan dalam puisi-puisinya adalah Ama Achmad. Ama Achmad adalah penyair yang berasal dari Sulawesi Tengah tepatnya di Banggai. Ama Achmad telah menciptakan beberapa kumpulan puisi, salah satu kumpulan puisinya berjudul Keterampilan Membaca Laut. Dalam kumpulan puisi ini banyak menggunakan pengimajian atau citraan. Puisi-puisi Ama Achmad adalah puisi-puisi dengan lirik-lirik sederhana. Penggunaan citraan di dalam puisi dimaksudkan agar pembaca dapat memperoleh gambaran konkret tentang hal-hal yang ingin disampaikan oleh pengarang atau penyair. Dengan demikian, unsur citraan dapat membantu kita dalam menafsirkan makna dan menghayati sebuah puisi secara menyeluruh. jenis citraan dibagi menjadi 6, yakni: citraan penglihatan, yaitu citraan yang diperoleh dari kata-kata yang tersusun membangun gambaran penglihatan agar pembaca seakanakan melihat apa yang dituliskan didalam puisi; citraan pendengaran, yaitu citraan yang dibangun dengan kata-kata yang menunjukkan bebunyian sehinga pembaca seakan mendengarkan sesuatu dari puisi



yang dibacanya; citraan penciuman, yaitu citraan yang diisi oleh katakata yang mengandung wangi atau bau tertentu sehingga pembaca seolah-olah mencium sesuatu saat membaca puisi tersebut; citraan perabaan, yaitu citraan yang merangsang indera peraba yang denga membaca kata- kata yang bertekstur permukaan hal atau benda tertentu, pembaca seakan menyentuh tekstur tersebut; citraan pengecapan, yaitu citraan yang berusaha membangkitkan indera pengecapan, pembaca dengan menyampaikan kata-kata yang bernuansa rasa sehingga seolah pembaca merasakan pahit manis asin gurihnya sebuah kata dalam puisi. Puisi merupakan sebuah struktur yang kompleks. Oleh karena itu, untuk dapat memahaminya secara keseluruhan haruslah dianalisis. Oleh karena itu, peneliti akan menganalisis salah satu unsur puisi yaitu citraan atau pengimajian dalam puisi-puisi Ama Achmad dengan judul Citraan pada Kumpulan Puisi Keterampilan Membaca Laut karya Ama Achmad. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah penggunaan citraan pada kumpulan puisi Keterampilan Membaca Laut karya Ama Achmad.. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan citraan yang terdapat dalam kumpulan puisi Keterampilan Membaca Laut karya Ama Achmad.



Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: a. Manfaat teoritis, yaitu dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan tentang sastra, terutama mengenai unsur citraan dalam puisi. b. Manfaat praktis, yaitu bagi Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, analisis ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memotivasi ide atau gagasan baru lebih kreatif dan inovatif dalam hal menganalisis unsur citraan dalam puisi. Metode



Pembahasan Di bawah ini akan diuraikan temuan penelitian yang ditemukan berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap kumpulan puisi Keterampilan Membaca Laut karya Ama Achmad. Temuan yang dideskripsikan adalah yang berhubungan dengan citraan penglihatan, citraan pendengaran, citraan penciuman, citraan pengecapan dan citraan perabaan. Citraan Penglihatan pada Kumpulan Puisi Keterampilan Membaca Laut Pada puisi “Percakapan” citraan penglihatan ditemukan pada baris 3 dan 4 bait 3 setiap cuaca yang singgah di jendela. Pada puisi “Di Kedai Kopi” citraan penglihatan ditemukan pada baris 1 bait 1 Kita duduk bertiga, baris 1 bait 2 Kau memesan secangkir kopi hitam, baris 1 bait 3 Aku memesan segelas es jeruk, baris 1 bait 4 Kita duduk bertiga. Pada puisi “Kota Ini dan Ketakutan di Dalamnya” citraan penglihatan ditemukan pada baris 3 bait 1 Tanah-tanah yang lembab, baris 1 bait 2 tak ada yang datang, baris 1 bait 4 Kota begitu diam, baris 1 bait 5 kota terkurung dalam gelap. Pada puisi “Sebuah Kota kepada Masa Lalunya” citraan penglihatan ditemukan pada baris 2 dan 3 bait 1 ketika hanya ada satu dua pejalan dan satu dua nyala lampu kendaraan, baris 3 bait 4



wajahnya yang kini berseri, baris 2 bait 7 bekas badai, gempa yang telah selesai. Pada puisi “Mea Culpa” citraan penglihatan ditemukan pada baris 1 dan 2 bait 1 duduk di sini, di sisi sumur tua, baris 3 dan 4 bait 1 ia akan tertegun di depan tujuh makam yang dingin, baris 3 bait 2 membiarkan air matanya ditadah daun-daun kering. Pada puisi “Kabut” citraan penglihatan ditemukan pada baris 4 dan 5 bait 1 Di tepi jalan hanya ada bayanganmu yang tertutup kabut, baris 6 dan 7 bait 1 Di tempatku berdiri hanya ada tetes-tetes air yang jatuh di ujung sepatuku. Pada puisi “Satu Hari (Lagi) di Kotamu yang Ramai” citraan penglihatan ditemukan pada baris 2 bait 1 Bandar kecil penuh hiruk pikuk, baris 3 bait 1 Keramaian yang tak mengenal selesai, baris 1 bait 2 Hampir petang, hujan datang begitu deras, baris 2 bait 2 Tempat ini begitu lengang, baris 3 dan 4 bait 3 lampu-lampu di atas kepala, baris 2 dan 3 bait 4 Cahaya bumi yang redup, hujan yang tak reda dan lengang kedai ini. Pada puisi “Malom Tutungan” citraan penglihatan ditemukan pada baris 1 bait 3 Rumah-rumah berjaga hingga subuh, baris 2 bait 4 Orang-orang duduk diam.



Citraan Pendengaran pada Kumpulan Puisi Keterampilan Membaca Laut



Pada puisi “Di Kedai Kopi” citraan pengecapan ditemukan pada baris 3 bait 3 rasa asin.



Pada puisi “Kota Ini dan Ketakutan di Dalamnya” citraan pendengaran ditemukan pada baris 4 bait 3 bunyi dari mana-mana, baris 2 bait 4 kudengar suaramu. Pada puisi “Sebuah Kota kepada Masa Lalunya” citraan pendengaran ditemukan pada baris 2 bait 2 malam adalah sunyi. Pada puisi “Mea Culpa” citraan pendengaran ditemukan pada baris 1 bait 2 ia akan meraung, meneriakkan kesal, baris 2 bait 2 ia akan diam.



Citraan Perabaan pada Kumpulan Puisi Keterampilan Membaca Laut



Pada puisi “Satu Hari (Lagi) di Kotamu yang Ramai” citraan pendengaran ditemukan pada baris 2 bait 1 detak rintik yang bersuara keras di atas atap. Pada puisi “Malom Tutungan” citraan pendengaran ditemukan pada baris 1 dan 2 bait 2 Ayat-ayat suci dilafalkan dengan terisak, baris 3 bait 2 membaca berbait-bait puisi rindu. Citraan Penciuman pada Kumpulan Puisi Keterampilan Membaca Laut Pada puisi “Sebuah Kota kepada Masa Lalunya” citraan penciuman ditemukan pada baris 2 dan 3 bait 3 aroma bunga-bunga manga. Citraan Pengecapan pada Kumpulan Puisi Keterampilan Membaca Laut



Pada puisi “Percakapan” citraan perabaan ditemukan pada baris 3 bait 1 ombak yang menyentuh jari-jari kaki. Analisis Citraan Penglihatan dalam Kumpulan Puisi Keterampilan Membaca Laut