4 0 80 KB
ANALISIS ISU KONTEMPORER DI LINGKUNGAN KERJA “KURANGNYA TINGKAT KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI”
Nama
: dr. Ayu Mutiara Sari
NIP
: 199110162020122010
Unit Kerja
: Puskesmas Rende
I.
PENDAHULUAN Pusat Kesehatan Masyarakat, disingkat Puskesmas, adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan. Puskesmas dipimpin oleh seorang kepala Puskesmas yang bertanggung jawab kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah supervisi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.Secara umum, mereka harus memberikan pelayanan preventif, promotif, kuratif sampai dengan rehabilitatif baik melalui upaya kesehatan perorangan (UKP) atau upaya kesehatan masyarakat (UKM). Puskesmas dapat memberikan pelayanan rawat inap selain pelayanan rawat jalan. Hal ini disepakati oleh puskesmas dan dinas kesehatan yang bersangkutan. Perawat memberikan pelayanan di masyarakat, puskesmas biasanya memiliki subunit pelayanan seperti puskesmas pembantu, puskesmas keliling, posyandu, pos kesehatan desa maupun pos bersalin desa (polindes). Upaya kesehatan di Puskesmas terbagi menjadi Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perseorangan.
1. Upaya Kesehatan Masyarakat, meliputi: a) Upaya kesehatan masyarakat esensial yang terdiri dari pelayanan promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana; pelayanan gizi; pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit. b) Upaya kesehatan masyarakat pengembangan disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan di wilayah kerjanya dan potensi sumber daya yang tersedia di Puskesmas.
2. Upaya kesehatan perseorangan, terdiri dari: a) rawat jalan b) pelayanan gawat darurat c) pelayanan satu hari d) homecare e) rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan Untuk menjamin akuntabilitas pelayanan, Puskesmas wajib melaksanakan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP). Melalui SP2TP, Puskesmas diwajibkan mengumpulkan data transaksi pelayanan baik pelayanan UKP maupun UKM secara rutin. Melalui berbagai program yang terselenggara, mereka diwajibkan membuat laporan bulanan ke dinas kesehatan melalui format LB1 (laporan bulanan 1) yang berisi morbiditas penyakit, LB2 yang berisi laporan pencatatan dan penggunaan obat, LB3 dan LB4 yang lebih banyak memuat tentang program puskesmas. Pada pelaporan kunjungan pasien di Puskesmas Rende didapatkan pasien penyakit degenerative atau penyakit tidak menular selalu berada di peringkat 10 besar penyakit. Salah satunya adalah penyakit Hipertensi. Berdasarkan laporan dan data yag diambil dari rekam medis pasien didapatkan bahwa pasien dengan penyakit hipertensi tidak kembali lagi untuk mengambil obat hipertensi. Sedangkan penyakit hipertensi itu sendiri memerlukan pengobatan yang berkelanjutan. II.
PENYEBAB TERJADINYA ISU 1. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit hipertensi Masyarakat acuh dan kurang mendapat pengetahuan tentang penyakit hipertensi, sehingga menganggap hiertensi merupakan suatu penyakit yang bisa disembuhkan dengan memakan obat dalam satu waktu saja. 2. Kurangnya sosialisasi atau promosi kesehatan Kurangnya sosialisasi atau promosi kesehatan dari puskesmas kepada pasien atau masyarakat tentang hipertensi, sehingga pasien tidak mendapat pengetahuan yang cukup tnetang penyakit hipertensi 3. Dokter tidak menerangkan dengan jelas terapi hipertensi kepada pasien Ketika pasien berkonsultasi dengan dokter, dokter harus menerangkan dengan jelas penyakit yang diderita pasien berikut dengan rencana terapi pasien kedepannya. Begitupun dalam hal ini, dokter harus menerangkan dengan jelas, sehingga pasien mengerti tentang penyakitnya, dan bersedia melakukan pengobatan selanjutnya.
4. Letak atau lokasi puskesmas yang tidak strategis dan agak jauh dari penduduk Puskesmas Rende yang terletak di Jl.Ciganda RT 01 RW 03 Desa Rende, Kec. Cikalongwetan, Kab. Bandung Barat, posisinya terletak agak jauh dari pemukiman warga dan tidak terjangkau dengan trasnportasi umum, sehingga pasien merasa terlalu jauh untuk kembali ke puskesmas. 5. Pasien merasa sudah sembuh sehingga tidak perlu kembali ke puskesmas Ketika pasien merasa sudah tidak memiliki keluhan, maka pasien berasumsi bahwa dirinya sembuh, sedangkan penyakit hipertensi ini merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan, hanya bisa dikontrol, baik dengan obat-obatan maupun dengan pola hidup sehat. 6. Kurangnya penerapan pola hidup sehat Di zaman yang serba canggih ini membuat masyarakat enggan untuk beraktivitas fisik, seperti olahraga. Dan pola makan masyarakat yang cenderung lebih sering memakan makanan cepat saji, membuat penderita hipertensi terus bertambah. 7. Tidak ada pengawas minum obat Pada pasien lansia dengan hipertensi kadang lupa untuk meminum obat, sehingga dibuthkan pengawas minum obat sebagai pengingat pasien untuk terus meminum obat hipertensi. III.
DAMPAK TERJADINYA ISU 1. Penyakit hipertensi akan selalu berada di posisi 10 besar penyakit yang ada di Pusekesmas Rende 2. Banyaknya pasien dengan hipertensi yang tidak terkontrol 3. Meningkatnya pasien datang disertai dengan komplikasi 4. Kesulitan untuk terapi pada hipertensi dengan komplikasi meningkat
IV.
REKOMENDASI UPAYA PENYELESAIAN MASALAH NO 1
AKAR MASALAH PENYELESAIAN MASALAH Kurangnya pengetahuan Melakukan promosi kesehatan secara efektif baik masyarakat
tentang
penyakit
hipertensi 2
dengan media pamphlet, leaflet, atau penyuluhan langsung
Kurangnya
sosialisasi
promosi kesehatan
oleh
petugas
kesehatan
kepada
masyarakat. atau Melakukan promosi kesehatan baik didalam gedung maupun diluar gedung, secara efektif baik dengan media pamphlet, leaflet, atau penyuluhan langsung
oleh
petugas
kesehatan
kepada
masyarakat. 3
Dokter
atau
perawat
tidak Dokter dan perawat saling mengingatkan untuk
menerangkan dengan jelas terapi
memberikan edukasi kepada pasien.
hipertensi kepada pasien
Membuat memo untuk diberikan kepada pasien agar pasien tetap dapat mengingat penjelasan
4
Letak atau lokasi puskesmas
dokter. Mendistribusikan
yang tidak strategis dan agak
sehiingga
jauh dari penduduk
mendapatkan obat.
pasien
obat
kepada
bidan
desa
tetap
kontrol
dan
bisa
Penjadwalan rutin di puskesmas pembantu yang 5
jaraknya lebih dekat dengan warga. Pasien merasa sudah sembuh Memberikan penjelasan ataupun sosialisasi kepada sehingga tidak perlu kembali ke
6
puskesmas Kurangnya
penerapan
pasien tentang penyakit hipertensi dan rencana
terapi kedepannya pola Melakukan sosialisasi atau promosi kesehatan
hidup sehat
kepada masyarakat tentang penerapan pola hidup sehat. Mengadakan senam lansia maupun senam non
7
Tidak ada pengawas minum
lansia Menunjuk
obat
mengedukasi keluarga pasien tersebut untuk
salah
mrngingatkan
dan
satu
keluarga
mengawasi
meminum obat ecara teratur
pasien pasien
dan agar
V.
ANALISIS ISU Fishbone diagram berupaya memahami persoalan dengan memetakan isu berdasarkan cabang-cabang terkait. Namun demikian fishbone diagram atau diagram tulang ikan ini lebih menekankan pada hubungan sebab akibat, sehingga seringkali juga disebut sebagai Cause-and-Effect Diagram atau Ishikawa Diagram. Fishbone diagram digunakan ketika kita ingin mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah.
Kurangnya
pengetahuan
masyarakat tentang penyakit hipertensi
Kurangnya sosialisasi
Dokter atau perawat tidak
atau promosi kesehatan
menerangkan dengan jelas terapi hipertensi
Tidak ada pengawas minum obat
Tingkat kepatuhan rendah
lokasi puskesmas yang tidak strategis
Pasien merasa sudah sembuh
Kurangnya penerapan pola hidup sehat