Analisis Tema Kultural Dan Komparasi Konstan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Discovering Cultural Themes & Constant Comperatif Analysis NS. REZKY MULYANA, S.KEP., M.KEP.



ANALISIS TEMA KULTURAL Teknik analisis ini merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mencari benang merah yang mengintregasikan lintas domain. ASUMSI: sitausi sosial dan budaya apa pun yang diteliti dalam kenyataannya bukanlah sekedar jumlah dari pecahan aktivitas, pelaku, tempat, dan fasilits yg ada dalam situasi tsb; tetapi merupakan suatu kesatuan yang terpola dalam suatu keseluruhn (complex pattern). Analisis tema didasarkan pada asumsi, bahwa setiap budaya tidak lebih merupakan suatu sistem arti yang terintegrasi ke dalam pola-pola yang lebih besar. Spradley (1972) mendefisikan sebagai kaidah/prinsip yang ada dan berulang dalam sejumlah ranah, implisit atau eksplisit dan berlaku sebagai suatu hubungan antar subsistem-subsistem dari arti budaya. Dalam keseluruhan itulah terdapt tema-tema yang dijadikan orientasi kognitif oleh para pelakunya.



Analisis Tema Kultural 



Apa TEMA itu? – Setiap kelompok/masyarat memiliki sejumlah tema yg menjadi orientasi kognitifnya. Ada tema yg “sifat melekatnya” sangat kuat dan luas sehingga manifestasinya ada dimana-mana dan kapan pun, disebut Major Themes. Ada yang “sifat melekatnya” terbatas, disebut Minor Themes. Fokus penelitian akan semakin holistik pemahamannya jika tema-tema ditemukan. Suatu tema budaya biasakan diungkapkan sebagai suatu pernyataan. Pernyataan tersebut biasa disebut sebagai kaidah-kaidah kognitif yang dipercaya dan diterima oleh masyarakat sebagai suatu kebenaran. Bila suatu kaedah kognitif terpakai pada berbagai situasi dan berlaku pada dua atau lebih ranah dipandang sebagai suatu tema budaya.



-



Spradley (1972) menjelaskan bahwa analisis kualitatif terdiri dari usaha atas menemukan : (1) bagian-bagian dari suatu buduya, (2) hubungan antar bagian-bagian tersebut, (3) hubungan antar bagian-bagian dengan keseluruhan. Dalam usaha mencari tema, peneliti mengidentifikasi bagian lain dari setiap budaya yang menyangkut kaidah-kaidah kognitif yang selalu muncul. Walaupun demikian pencarian tema adalah suatu langkah kearah menemukan hubunganhubungan antar ranah-ranah dan hubungan-hubungan seluruh bagian dengan keseluruhan adengan budaya.







Pada analisis ini mengumpulkan banyak tema, fokus budaya, nilai dan simbol budaya yang ada pada setiap domain. Dalam analisis ini seseorang peneliti mencari hubungan diantara domain dan hubungan dengan keseluruhan, setelah itu akan dinyatakan dalam tema sesuai dengan fokus dan sub-fokus penelitian.







Teknik untuk melakukan analisis tema kultural antara lain: 1) Pencelupan, merupakan strategi waktu yang berharga dan digunakan oleh sebagian etnografer. Dilakukan dengan mendengarkan informan satu jam, dengan berpartispasi pada latar budaya, serta dengan memperbolehkan kehidupan seseorang diambil alih oleh budaya baru. 2) Membuat suatu analisis komponensial antar domain, dari penyelidikan yang dilakukan oleh seorang peneliti telah mengembangkan sebuah daftar domain budaya, daftar tersebut membentuk sebuah domain yang luas.











 



 



3) Mencari sebuah domain yang lebih luas dan mencakup latar budaya 4) Mencari kesamaan antara dimensi yang kontras 5) Mengidentifikasi pengorganisaisan domain 6) Membuat diagram skematis mengenai latar budaya, strategi yang digunakan untuk menemukan tema budaya adalah dengan mencoba dan mengungkapkan suatu gagasan mengenai hubungan diantara domain.



Spadley (1972:150) menjelaskan bahwa strategi-strategi yang dapat digunakan untuk menemukan tema-tema adalah sebagai berikut:  



 



Peneliti benar-benar tergelam dalam adegan budaya selama melakukan penelitian. Melakukan analisis komponensial dari seluruh cover term untuk seluruh ranah. Waku melakukan analisis komponensial terhadap segala unsur di dalam suatu ranah. Teknik yang sama dapat dilakukan untuk menemukan ranah-ranah, berikut dimensi kontras antar ranah-ranah di dalam suatu adegan budaya. Pendekatan secara holistik akan mengungkapkan isi antar ranah-ranah. Perspektif lebih luas dapat dicapai dengan jalan mencari ranah yang lebih besar dalam adegan budaya. Dimensi-dimensi kontras seluruh ranah yang telah dianalisis secara rinci. Kegiatan ini memanfraatkan analisis yang diperoleh melalui analisis komponensial untuk raanah-ranah tertentu dalam suatu adegan budaya



Spadley (1972:150) menjelaskan bahwa strategi-strategi yang dapat digunakan untuk menemukan tema-tema adalah sebagai berikut:   



Identifikasi ranah karena sejumlah ranah di dalam suatu adegan budaya cenderung mengorganisasikan sejumlah informasi yang termasuk ranah lainnya. Membuat suatu diagram skematis dari adegan untuk membantu mefisulisasikan hubungan antara ranah. Mencari tema-tema yang bersifat universal. Ada enam tema universal yaitu : (1) konflik sosial, (2) kontradisi budaya, (3) memusatkan perhatian bagaimana masyarakat mengontrol tingkah laku sosial mereka, bagaimana mematuhi nilainilai dan norma masyarakat, melalui kegiatan hal ini akan dapat diidentifikasi, (4) mengelola hubungan sosial karena di kota-kota atau tempat tertentu masyarakat mengembangkan cara tertetu dalam berhubungan dengan orang lain, (5) mendapatkan dan mempertahankan status, melalui bagaimana masyarakat yang sedang diteliti memperoleh dan mendapatkan status akan menghasilkan tema budaya, (6) pemecahan bermacam masalah.



Spadley (1972:150) menjelaskan bahwa strategi-strategi yang dapat digunakan untuk menemukan tema-tema adalah sebagai berikut: 



Membuat ringkasan overview dari adegan budaya. Lakukan studi perbandingan dengan keluarga/masyarakat yang serupa sehingga dapat dilacak perbedaan/persamaannya, yang mungkin dapat ditemukan tema-tema. Hal ini ditulis dalam beberapa halaman yang ringkas dan padat dengan memasukan sebanyak-banyaknya ranah utama.



Dengan kegiatan penelitian ini, peneliti akan keluar dari bermacam-macam rincian yang mengarah pada bagian yang lebih besar dari budaya. Perhatian peneliti akan terpusat kepada hubungan-hubugan antar bagian budaya yang mengarah kepada penemuan tema.



Ada beberapa hal yang secara prinsip paling menonjol pada analisis ini yaitu dalam melakukan analisis. Peneliti harus melakukan kegiatan sebagai berikut:  Peneliti harus mampu melakukan analisis komponensial antar domain,  Membuat skema sarang laba-laba untuk dapat terbentuk pada domain satu dengan lainnya,  Menarik makna dari hubungan-hubungan yang terbentuk pada masing-masing domain,  Menarik kesimpulan secara universal dan holistik tentang makna persoalan sesungguhnya yang sedang dianalisis.



Analisis Komparasi Konstan 







Analisis ini umumnya diterapkan dalam penelitian grounded theory yang dasarnya mengekspose 'analisis deskriptif'. Beberapa pakar penelitian kualitatif menyebutnya sebagai 'analisis ekstrim'. Aktualisasinya digunakan untuk membandingbandingkan kejadian saat peneliti menganalisis. Analisis ini dilakukan secara terus-menerus sepanjang penelitian berlangsung, sehingga didapatkan komparasi fakta atau realitas yang benar-benar valid (baca konstan). Constant comparison merupakan pendekatan GT yang membedakan kekuatan analisis GT dari tebakan/terkaan induktif. Peneliti harus secara terus menerus menanyakan kapan analisis data baru memberikan tema yang sama dan kategori dari data sebelumnya atau kapan pola lainnya muncul. Peneliti harus menginterview responden baru atau situasi baru dengan kelompok berbeda dari orang-orang atau mengobservasi grup yang sama pada waktu yang berbeda. Sebagai hasil analisis tema dan hubungan baru akan muncul dan peneliti akan menemukan rekaman data sebelumnya dan mengkonseptualisasi kembali hubungan diantara elemen data.



CONTOH TEMATIK ANALISIS Tujuan khusus



Tema



Sub Tema



Kategori



Kata kunci



Partisipan



Persepsi thd beban merawat



Karakteristik beban



Beban fisik



Kewajiban



Bantu makan minum.... Mau tdk mau....



1 2 3 4 5 6



Kelelahan



Kesulitan bagi waktu Beban Psikologis



Verbalisasi stres



Jenuh, capek Tdk sempat ngaso...., ngaji...., Susah keluar rumah



Nggak kuat Kesal Ngomel Tegang/mudah emosi



v



v v



v



CONTOH TEMATIK ANALISIS Tujuan khusus



Tema



Sub Tema



Kategori



Kata kunci



Partisipan



Persepsi thd beban merawat



Karakteristik beban



Beban Psikologis



Merasa bersalah



Takut dosa Dosa nggak ya kalau ngomel muluk...



v



Ras khawatir



Takut kenapa2; sedih melihat ibu; Kadang terfikir kalau ibu tdk ada saya sedih



v v



v



CONTOH TEMATIK ANALISIS Tujuan khusus



Tema



Sub Tema



Kategori



Kata kunci



Partisipan



Persepsi thd beban merawat



Karakteristik beban



Beban finansial



Peningkatan pengeluaran



Berobat makin mahal; Kebutuhan ibu tambah banyak; Saya tdk bisa cari duit tambahan..



v



v v















Metode comparatif constant adalah metode untuk membandingkan kode-kode, kategori-kategori, dan konsep yang muncul dalam setiap tahap analisis data dengan mengacu pada data secara terus-menerus. Dalam penelitian GT, peneliti terlibat dalam proses pengumpulan data, pengelompokan data ke dalam kategori-kategori, pengumpulan data tambahan, dan pembandingan informasi yang baru itu dengan kategori-kategori yang muncul. Proses pengembangan kategori-kategori informasi yang berlangsung secara perlahan-lahan ini dinamai prosedur perbandingan konstan (constant comparative procedure).











Perbandingan konstan ini merupakan prosedur analisis data induktif yang digunakan untuk memunculkan dan menghubungkan kategori-kategori dengan cara membandingkan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya, satu peristiwa dengan satu kategori, dan satu kategori dengan kategori lainnya. Grounded theory dibangun dari data tentang suatu fenomena, bukan suatu hasil pengembangan teori yang sudah ada. Penyusunan teori tersebut dilakukan dengan analisis data secara induktif bukan secara deduktif seperti analisis data yang dilakukan pada penelitian kuantitatif.











Prosedur yang dilakukan dalam tahap analisis data yang merupakan dasar dari proses pengkodean yaitu dengan melakukan perbandingan secara terusmenerus dan melakukan pengajuan pertanyaan-pertanyaan. Metode riset grounded theory menekankan pada validitas data melalui verifikasi dan menggunakan coding sebagai alat utama dari pengolahan data. Proses biasanya diawali dengan pengkodean (coding) serta pengkategorian data. Hasil dari suatu riset grounded theory adalah suatu teori yang menjelaskan fenomena yang sedang diteliti. Laporan riset memaparkan teori yang ditunjang dengan contoh-contoh dari data. Laporan riset biasanya berupa diskusi naratif dari proses dan temuan riset.







Adapun prosesnya diawali dengan proses open coding yang merupakan bagian dari analisis data, dimana peneliti melakukan identifikasi, penamaan, kategorisasi dan penguraian gejala yang ditemukan dalam teks hasil dari wawancara, observasi, dan catatan harian peneliti itu sendiri. Berikutnya adalah proses axial coding. Tahap ini adalah menghubungkan berbagai kategori riset dalam bentuk susunan bangunan atau sifat-sifat yang dilakukan dengan menghubungkan kodekode, dan merupakan kombinasi cara berpikir induktif dan deduktif. Tahap selanjutnya adalah selective coding, yakni memilih kategorisasi inti dan menghubungkan kategorikategori lain pada kategori inti. Selama proses coding ini diadakan aktivitas penulisan memo teoritik. Memo bukan sekedar gagasan kaku, namun terus berubah dan berkembang atau direvisi sepanjang proses riset berlangsung







Adapun tujuan dilakukannya pengkodean dalam metode grounded theory ini adalah: 1) memperoleh ketepatan dalam proses riset, 2) menyusun suatu teori, 3) membantu mengatasi terjadinya bias dan asumsi yang keliru, 4) memberikan suatu landasan dan kepadatan makna, dan 5) dapat mengembangkan kepekaan dalam menghasilkan teori baru. Prosedur yang dilakukan dalam tahap analisis data yang merupakan dasar dari proses pengkodean yaitu dengan melakukan perbandingan secara terusmenerus dan melakukan pengajuan pertanyaanpertanyaan. Metode riset grounded theory menekankan pada validitas data melalui verifikasi dan menggunakan coding sebagai alat utama dari pengolahan data.







Pada tahap analisis data ini, khususnya sebagai cara untuk mempertajam analisis dalam melakukan pengkodean, maka dilakukan analisis proses dengan maksud untuk menghidupkan data melalui penggambaran dan menghubungkan tindakan atau interaksi untuk mengetahui tahapan dan rangkaian data yang digunakan. Menghubungkan tindakan atau interaksi ini tidak hanya bertujuan untuk mengetahui urutan waktu atau kronologi suatu peristiwa melainkan yang lebih penting adalah untuk menemukan hubungan antara sebab dan akibatnya. Singkatnya, dalam menggunakan metode grounded theory, kita dapat berasumsi bahwa teori yang tersembunyi dalam data kita dan kewajiban kita untuk menemukannya



Agar hasil analisis secara induktif terhadap data fenomena tersebut dapat dikatakan sebagai grounded theory harus memenuhi 4 (empat) kriteria sebagai berikut:  1) cocok (fit) yaitu apabila teori yang dihasikan cocok dengan kenyataan sehari-hari sesuai bidang yang diteliti;  2) dipahami (understanding) yaitu apabila teori yang dihasilkan menggambarkan realitas (kenyataan) dan bersifat komprehensif, sehingga dapat dipahami oleh individu-individu yang diteliti maupun oleh peneliti;  3) berlaku umum (generality) yaitu apabila teori yang dihasilkan meliputi berbagai bidang yang bervariasi sehingga dapat diterapkan pada fenomena dalam konteks yang bermacam-macam;



4) pengendalian (controll) yaitu apabila teori yang dihasilkan mengandung hipotesis-hipotesis yang dapat digunakan dalam kegiatan membimbing secara sistematik untuk mengambil data aktual yang hanya berhubungan dengan fenomena terkait. 



Langkah-langkah dalam teknik komparatif konstan, yakni:  Tahap membandingkan kejadian yang dapat diterapkan pada tiap kategori,  Tahap memandukan kategori dan ciri-cirinya,  Tahap membatasi lingkup teori,  Tahap menulis teori,  Peneliti harus memublikasikan teori yang ditemukannya dengan penuh keyakinan.