5 0 396 KB
RUMUSAN MASALAH Pengalaman terjadinya bencana di berbagai daerah, baik bencana alam dan non alam membuktikan bahwa wilayah Indonesia sangat berpotensi tinggi terhadap bencana. Berbagai macam bahaya yang berpotensi menimbulkan bencana memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga penanganan terhadap setiap bencana pun berbeda. Untuk itu, identifikasi karakteristik dan potensi bencana baik yang ada di Indonesia maupun lingkungan sekitar sangat diperlukan sebagai penget ahuan terhadap pengurangan risiko bencana.
“Bagaimana analisis resiko dan perencanaan Kontinjensi di Kota Surabaya dalam menghadapi masalah banjir?”
TUJUAN Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui analisis resiko dan perencanaan Kontinjensi di Kota Surabaya dalam menghadapi masalah banjir. METODE Untuk menghasilkan pemintakatan risiko bencana banjir bandang maka diperlukan beberapa tahapan analisis, adapun tahapan analisis tersebut adalah sebagai berikut : A. Analisa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kerentanan bencana banjir bandang Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kerentanan banjir bandang ditinjau dari teori-teori terkait kerentanan bencana banjir. Dalam analisa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap bencana banjir bandang digunakan analisis deskriptif, analisis delphi, dan analisis AHP. Analisis deskriptif mendeskripsikan mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kerentanan banjir bandang. Analisis delphi digunakan untuk fiksasi dan memperkuat faktorfaktor yang berpengaruh terhadap kerentanan dari analisa deskriptif berdasarkan responden dari stakeholder. Analisis AHP digunakan untuk menentukan bobot tiap faktor yang berpengaruh terhadap kerentanan, dalam analisis ini digunakan alat analisis expert choice 11.
B. Analisis tingkat kerentanan bencana banjir bandang Teknik analisa yang digunakan untuk memperoleh zonasi risiko bencana banjir bandang berdasarkan tingkat kerentanannya adalah menggunakan teknik overlay weightedsum beberapa peta/faktor yang berpengaruh terhadap kerentanan. Metode analisis ini merupakan analisis spasial dengan menggunakan teknik overlay beberapa peta yang berkaitan dengan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penilaian kerentanan. Alat analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan Geographic Information System (GIS). C. Analisis tingkat bahaya bencana banjir bandang Teknik Analisis untuk mengidentifikasi karakteristik bahaya banjir dengan menggunakan metode weighted overlay atau sistem tumpang susun variabel indikator bahaya banjir tanpa pembobotan dengan asumsi bahwa semua variabel dianggap sama yaitu 1. Pengidentifikasian karakteristik bahaya banjir dengan diawali gambaran karakteristik banjir yang terjadi di tahun 2006 hingga 2011 yakni area terkena bahaya banjir yang digambarkan dari kecepatan aliran, ketinggian genangan, lama genangan, jumlah rumah yang rusak, dan material yang dihanyutkan pada masing– masing kecamatan. Kemudian pengelompokkan variabel karakteristik bahaya banjir bandang dari tingkatan yang tertinggi sampai terendah mengacu pada parameter dari penelitian yang dilakukan Lesatari, 2011 terkait karakteristik bahaya. Setelah itu dilakukan analisis weighted overlay untuk menilai tingkat bahaya banjir dari variable ketinggian genangan dan durasi genangan. berdasarkan pedoman rencana penanggulangan bencana, bahwa dalam penentuan zona bencana agar didapatkan hasil yang lebih teliti dan detail, yaitu dengan membagi menjadi lima (5 kelas). Sehingga visualisasi dari zona bahaya akan memiliki 5 tingkatan kelas,yaitu kelas 1 (tidak bahaya) sampai kelas 5 (sangat bahaya). D. Analisis zona risiko bencana banjir bandang Dalam analisa ini, alat analisa yang digunakan dalam penentuan zona risiko adalah Map Algebra dari rumus fungsi Risiko dengan Spatial Analyst Tool yaitu “ Raster Calculator. Raster calculator berguna dalam mathematical calculations dari rumus fungsi Risiko. Input data yang di overlay adalah data zonasi bahaya (hazards) banjir dan data kerentanan (vulnerability) banjir.
Berdasarkan pembagian zona risiko yang telah dilakukan harta (2010), zona risiko dibagi menjadi 5 kelas dengan spesifikasi kelas zona tidak berisiko, zona kurang berisiko, zona agak berisiko, zona tinggi risiko, dan zona paling tinggi risiko. ANALISIS RISK WILAYAH PERTAHANAN KOTA SURABAYA
Tabel Analisis Bahaya dan Kerentanan Wilayah Kota Surabaya Secara geografis Kota Surabaya tidak termasuk daerah rawan bencana alam karena letaknya jauh dari gunung berapi aktif dan tidak dilalui oleh sungai-sungai besar. Kejadian bencana yangumum terjadi di Kota Surabaya, antara lain : 1. Banjir Secara geografis Kota Surabaya tidak termasuk daerah rawan bencana karena letaknya jauh dari gunung berapi aktif dan tidak dilalui oleh sungai-sungai besar. Kejadian bencana yang umum terjadi di Kota Surabaya adalah banjir dan kebakaran. Beberapa wilayah di Kota Surabaya mengalami genangan dengan ketinggian yang bervariasi mulai dari 10–70 cm dengan waktu genangan paling lama sekitar 6 jam.
Jenis bencana lainnya adalah kebakaran. Kejadian kebakaran adalah jenis bencana yang tidak dapat diprediksi akan tetapi dapat dicegah. Penentuan daerah rawan kebakaran di Kota Surabaya didasarkan atas kepadatan penduduk, kepadatan bangunan, data kejadian kebakaran, kondisi bangunan dan proporsi kegiatan terbangun dengan luas lahan. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka kecamatan yang tergolong tingkat kerawanan sangat tinggi adalah Kecamatan Simokerto, Kecamatan Tambaksari, dan Kecamatan Sawahan. Kecamatan yang tergolong tingkat kerawanan tinggi adalah Kecamatan Tegalsari, Kecamatan Bubutan, Kecamatan Semampir, Kecamatan Krembangan, Kecamatan Gubeng, Kecamatan Wonokromo, Kecamatan Sukomanunggal. Sedangkan kecamatan lain yang tidak tergolong tingkat kerawanan sangat tinggi maupun tinggi harus tetap diwaspadai dan diperhatikan. Kawasan rawan banjir di Kota Surabaya seperti dalam gambar peta sebagai berikut :
Gamba
r Peta Kawasan Rawan Bencana Banjir Di Kota Surabaya Sumber : Review RTRW Kota Surabaya, Bappeko 2009
Sedangkan genangan terjadi disebabkan tertundanya air hujan masuk ke saluran pematusan selama beberapa saat. Kawasan rawan atau berpotensi terjadi genangan di Kota Surabaya seperti dalam gambar sebagai berikut
Gambar Peta Kawasan Rawan Genangan Di Kota Surabaya Sumber : Review RTRW Kota Surabaya, Bappeko 2009
Beberapa wilayah di Kota Surabaya mengalami genangan dengan ketinggian yang bervariasi mulai dari 10–70 cm dengan waktu genangan paling lama sekitar 6 jam. Kecamatan yang tergolong tingkat kerawanan sangat tinggi adalah Kecamatan Simokerto, Kecamatan Tambaksari, dan Kecamatan Sawahan. Kecamatan yang tergolong tingkat kerawanan tinggi adalah Kecamatan Tegalsari, Kecamatan Bubutan, Kecamatan Semampir, Kecamatan Krembangan, Kecamatan Gubeng, Kecamatan Wonokromo, Kecamatan Sukomanunggal. Sedangkan kecamatan lain yang tidak tergolong tingkat kerawanan sangat tinggi maupun tinggi harus tetap diwaspadai dan diperhatikan. Sedangkan genangan terjadi disebabkan tertundanya air hujan masuk ke saluran pematusan selama beberapa saat. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa kota Surabaya memiliki tingkat kerentanan dan bahaya yang cukup tinggi terhadap banjir. ANALISIS RISK A. Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kerentanan bencana banjir bandang Berdasarkan tahapan analisis yang telah dilalui mulai dari analisis deskriptif, analisis delphi, dan analisis AHP, didapat faktor-faktor yang tereduksi karena tidak sesuai dengan karakteristik banjir bandang, dan berikut ini merupakan tabel faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kerentanan bencana banjir bandang.
a) Aspek Lingkungan: Curah hujan yang tinggi, Jarak dari sungai, Ketinggian Topografi tanah dan penggunaan lahan b) Aspek Fisik: Persentase kerusakan jaringan jalan dan ketinggian kepadatan bangunan c) Aspek Ekonomi: Persentase rumah tangga miskin dan Pekerja yang bekerja disektor rentan (Petani) d) Aspek Sosial: Tingginya kepadatan penduduk, tingkat laju pertumbuhan penduduk, dan persentase penduduk usia tua+balita. B. Analisis tingkat kerentanan bencana banjir bandang Berdasarkan hasil analisa overlay weighted sum di wilayah penelitian didapat lima zona kerentanan, zona tidak rentan, zona sedikit rentan, zona cukup rentan, zona rentan, dan zona sangat rentan. Dimana zona hampir semua wilayah penelitian masuk dalam zona sedikit rentan dan cukup rentan, dan Zona rentan dan zona sangat rentan terdapat di Kecamatan Prajekan karena letaknya yang juga di bagian hilir sungai. Gambar 1. Peta Tingkat Kerentanan Bencana Banjir Bandang
C. Analisis tingkat bahaya bencana banjir bandang
RUMUSAN RENCANA KONTINJENSI Penyusunan rencana kontinjensi dilakukan melalui tahapan/proses persiapan dan pelaksanaan. Pada tahap persiapan meliputi kegiatan penyediaan peta wilayah kabupaten/kota/provinsi, data ”Kabupaten/Kota Dalam Angka”, data tentang ketersediaan sumberdaya dari masing-masing sektor/pihak/instansi/organisasi dan informasi dari berbagai sumber/unsur teknis yang dapat dipertanggungjawabkan. Pada tahap pelaksanaan, adalah menyusun rencana kontinjensi yang dimulai dari penilaian risiko, didahului dengan penilaian bahaya dan penentuan tingkat bahaya untuk menentukan 1 (satu) jenis ancaman atau bencana yang diperkirakan akan terjadi (yang menjadi prioritas). TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA KONTINJENSI
Berikut adalah salah satu contoh Rencana Kegiatan kontinjensi bencana banjir N
JENIS
O
KEGIATAN
SEBELUM BENCANA Siapa Apa yang Kapan
SAAT TERJADI BENCANA Siapa Apa yang Kapan
dilakukan I 1
2
Kesiapsiagaan
BMG
Satlak/Sa tkorlak PB/PU
3
Satlak/Sa tkorlak PB/PU
4
Satlak/Sa tkorlak PB/PU
5
Satlak/Sa tkorlak PB/PU
6
Dinas PU
7
Satlak/Sa tkorlak/S ektor
8
Dinas PU
9
Dinas PU
Pemantauan Pra cuaca BMG benca Pra-bencana na Pemantauan Pra debut air benca sungai Satlak/Satkorl na ak PB/PU Pra-bencana Pengamatan Pra peringatan benca dini Satlak/Satkorl na ak PB/PU Pra-bencana Penyebaran Pra informasi benca Satlak/Satkorl ak PB/PU na Pra-bencana Inventarisasi Pra kesiapsiagaa benca n Satlak/Satkorl na ak PB/PU Pra-bencana Penyiapan Pra peta rawan benca banjir Dinas PU Pra- na bencana Penyiapan Pra sumberdaya benca Satlak/Satkorl ak/Sektor na Pra-bencana Penyiapan Pra alat-alat berat benca dan bahan Dinas PU na Pra-bencana banjiran Prabencana Penyiapan Pra pompa air, benca mobil tangki Dinas PU na
dilakukan
Pra-bencana air dan mobil tinja Prabencana Dinas Penyiapan tenaga Kesehata medis/param n edis Dinas Kesehatan Pra-bencana dan ambulance Pra-bencana Dins PU / Penyiapan jalur evakuasi Kebersih dan lokai an Dins PU / Kebersihan Pra-bencana penampunga n sementara Pra-bencana
10
11
12
POLRI/T NI
II. 1
Penyiapanke amanan POLRI/TNI Pra-bencana
Pra benca na
Pra benca na
Pra benca na
Tanggap /Darurat Satlak/Sat korlak PB
2.
Satlak/Sat korlak PB
3
Satlak/Sat korlak PB/Sektor
4
Dinas PU
5
Dinas Kesehatan
Pendirian POSKO
Sesaat setelah kejadian Pengeraha Sesaat n Tim setelah Reaksi kejadian Cepat Pemenuha Sesaat n setelah kebutuhan kejadian dasar di penampun gan sementara terkait Pemberian Selama layanan air masa bersih darurat Pemberian Selama layanan masa kesehatan darurat
6
Dinas PU
Pengopera Selama sian alat- masa alat berat darurat
Dinas Perhubung an
Pengeraha n sarana transportas i Koordinasi dan Komando (Satkorlak PB/Bakorn as PB) Satkorlak PB/Bakorn as PB)
Selama masa darurat
Memfungsi kan kembali sarana/ prasarana vital.
Selama masa darurat
(Satlak/ Satlak/Sat korlak PB
Satlak/Sat korlak PB III. 1
Selama masa darurat
saat selama darurat
Pemulihan Darurat Dinas PU
2
S
a
P
TUGAS MATA KULIAH ANALISIS KRISIS, RESIKO DAN MANAJEMEN BENCANA
ANALISIS TINGKAT RESIKO PERTAHANAN DAN PERENCANAAN KONTINJENSI KOTA SURABAYA (BENCANA BANJIR)
OLEH : PUJI LESTARI RAHMAT HIDAYAT
PROGRAM STUDI KETAHANAN NASIONAL SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2014
Daftar Pustaka 1. _______,RPJM Kota Surabaya tahun 2010-2015
2. _______, Buku Modul Perencanaan Kontinjensi Menghadapi Bencana (Edisi Kedua), BNP. 2011) 3. _______, Pedoman Penanggulangan Bencana Banjir, Bakornas PB, Tahun 2007/2008 4. Bambang Budi Utomo dan Rima Dewi Supriharjo , Pemintakatan Risiko Bencana Banjir Bandang di Kawasan Sepanjang Kali Sampean, Kabupaten Bondowoso, JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 23019271
No. I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 II 1 2 3 4 5 6 7 8 9 III 1 2
Kegiatan KESIAPSIAGAAN Pemantauan cuaca Pemantauan debut air sungai Pengamatan peringatan dini Penyebaran informasi Inventarisasi kesiapsiagaan Penyiapan peta rawan Penyiapan sumberdaya Penyiapan alat-alat berat dan bahan banjiran Penyiapan pompa air, mobil tangki air dan mobil tinja Penyiapan tenaga medis/paramedis dan ambulance Penyiapan jalur evakuasi dan lokasi penampungan sementara Penyiapan keamanan TANGGAP /DARURAT Pendirian POSKO Pengerahan Tim Reaksi Pemenuhan kebutuhan dasar di penampungan sementara Pemberian layanan air bersih,jamban dan sanitasi Pemberian layanan kesehatan, perawatan dan rujukan Pengoperasian alat-alat berat Pengerahan sarana transportasi udara/laut Koordinasi dan Komando (Satlak/ Satkorlak PB/Bakornas PB) Pelaporan PEMULIHAN DARURAT Memfungsikan kembali sarana/ prasarana vital. Evaluasi penanganan darurat dan pernyataan resmi pengakhiran darurat.
Pelaku/Unsur
Waktu Pelaksanaan
BMG Satlak/Satkorlak PB/PU Satlak/Satkorlak PB/PU Satlak/Satkorlak PB/PU Satlak/Satkorlak PB/PU Dinas PU Satlak/Satkorlak PB/PU Dinas PU Dinas PU
Pra-bencana Pra-bencana Pra-bencana Pra-bencana Pra-bencana Pra-bencana Pra-bencana Pra-bencana Pra-bencana
Dinas Kesehatan
Pra-bencana
Dins PU / Kebersihan
Pra-bencana
POLRI/TNI
Pra-bencana
Satlak/Satkorlak PB Satlak/Satkorlak PB Satlak/Satkorlak PB/Sektor Terkait Dinas PU Dinas Kesehatan
Sesaat setelah kejadian Sesaat setelah kejadian Sesaat setelah kejadian
Dinas PU Dinas Perhubungan Satlak/Satkorlak PB
Selama masa darurat Selama masa darurat Selama masa darurat
Satlak/Satkorlak PB
Setiap saat selama darurat
Dinas PU Satlak/Satkorlak PB
Selama masa darurat Akhir tangap darurat
Selama masa darurat Selama masa darurat