Andi Rezkiawatianma k11114507 Ekonomi Kesehatan [PDF]

  • Author / Uploaded
  • kia
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Struktur pasar pelayanan kesehatan



DISUSUN OLEH :



ANDI REZKIAWATI ANMA K11114507



(ekonomi kesehatan C)



FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN AJARAN 2014/2015 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayahNya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga saya dapat 1



menyelesaikan makalah mata kuliah Biomedik I yang berjudul “STRUKTUR PASAR PELAYANAN KESEHATAN” Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia. Makalah tersebut saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penulis sendiri dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri saya maupun yang datang dari luar .Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Akhir kata, penulis pun menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan terdapat banyak kekurangan, namun semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.



Makassar, 3 April 2015



Penulis,



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR………………....………………………………………..



2



DAFTAR ISI……………….…………………………………………………….. BAB I PENDAHULUAN...................................…………………………...… A. Latar belakang.................................................................................................... B. Rumusan masalah....................................................................................... C. Tujuan penulisan.................................................................................... BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ A. Struktur pasar ..………………………………………………….…… B. Pelayanan kesehatan..........……………………………………………... BAB III PENUTUP……..……………………………………………………….. A. Kesimpulan…........……………………………………………………..... B. Saran…………....………………………………………………………. DAFTAR PUSTAKA………..........................................................................



BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam pengertian yang sangat sederhana, pasar adalah sebagai tempat bertemunya antara penjual dan pembeli. Mereka saling berinteraksi melakukan transaksi jual dan beli barang bahkan jasa pun ada. Pasar merupakan salah satu dari kegiatan perekonomian masyarakat dimana uang di gunakan sebagai alat tukar- menukar, barang jadi uang ataupun uang jadi barang antar penjual dan pembeli. Setiap proses yang mempertemukan antara penjual dan pembeli maka akan 3



membentuk harga yang disepakati namun sebelumnya telah terjadi tawarmenawar antara penjual dan pembeli. Tidak semua pasar melakukan transaksi setiap hari, ada yang harian, mingguan, bulanan, tahunan, dan temporer itu semua tergantung setiap daerah. B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana struktur pasar pelayanan kesehatan C. Utujuan penulisan 1. Untuk memenuhi tugas ekonomi kesehatan 2. Untuk mengetahui bagaimana struktur pasar pelayanan kesehatan



BAB II PEMBAHASAN



A. Struktur pasar 1. Pengertian Pasar



4



Dalam arti yang sederhana, pasar adalah bertemunya penjual dan pembeli secara langsung untuk melakukan transaksi jual-beli. Sedangkan dalam arti luas, pasar adalah keseluruhan permintaan dan penawaran terhadap barang atau jasa. Jadi pasar secara umum adalah dimana produsen menjual barang atau jasa, dan konsumen membeli barang atau jasa yang di sediakan oleh produsen. Sedangkan latar belakang terbentuknya sebuah pasar itu sendiri dimulai dari kebiasaan masyarakat pada zaman dahulu yang menggunakan system barter atau system tukar menukar barang atas barang yang sedang dibutuhkan.Dalam system jual beli yang terjadi di pasar untuk saat ini menggunakan alat jual berupa uang yang sudah mempunyai nominal untuk menetapkan harga sebuah barang. Pada awalnya jenis pasar masih sangat terbatas dan didominasi oleh pasar tradisional, dimana proses tawar menawar masih dapat dilakukan sebelum barang resmi dibeli oleh pembeli. Namun, semakin berkembangnya zaman semakin banyak pula jenis-jenis pasar yang baru, seperti pasar modern (supermarket, swalayan, dan sebagainya).



2. Struktur pasar pada dasarnya memilki 2 golongan, yaitu : a. Pasar Persaingan Sempurna Pada pasar jenis ini memiliki pasar atau industry dengan jumlah penjual dan pembeli yang banyak serta produk yang dijual bersifat homogen itu artinya baik pembeli maupun penjual tidak mempengaruhi pasar atau industry. Pasar jenis ini merupakan jenis struktur pasar yang paling ideal karena sistem pasar ini menjamin terwujudnya kegiatan memproduksi barang atau jasa yang tinggi tingkat efesiensinya.Perekonomian di Indonesia merupakan pasar persaingan sempurna akan tetapi dalam prakteknya sulit untuk menentukan jenis industri yang struktur organisasinya digolongkan kepada persaingan yang murni yang memiliki ciri-ciri yang sama seperti pada teori. 1) Ciri-ciri pasar persaingan sempurna, antara lain : a) Perusahaan mudah keluar dan masuk. Artinya, apabila perusahaan mengalami kerugian atau ingin berhenti dari kegiatan perindustrian tersebut, mereka bisa berhenti tanpa harus ada syarat apapun. Sebaliknya, jika ada



5



b)



c)



d)



e)



perusahaan yang ingin memulai penindustrian tersebut bisa dengan mudah masuk. Menghasilkan barang yang sama. Yang dimana, pembeli tidak dapat membedakan barang hasil produksi dari perusahaan satu dan yang lain. Banyak perusahaan dalam pasar. Kenaikan atau penurunan harga di dalam pasar ini sedikitpun tidak berpengaruh, karena banyak atau beberapa perusahaan memproduksi barang yang sama. Pembeli mempunyai pengetahuan tentang keadaan harga di pasar, sehingga produsen tidak dapat menaikan harga penjualan barang yang berlaku di pasar karena pembeli mengetahui perubahan harga yang berlaku di pasar. Perusahaan adalah pengambil harga. Maksudnya, perusahaan tidak dapat menentukan harga sendiri, karena harga tersebut sudah di tentukan atas persetujuan semua produsen pasar.



2) Kelebihan pasar persaingan sempurna antara lain : a) Karena biaya yang tidak terlalu tinggi, b) Penjual bebas membuka dan menutup usahanya c) Barang yang tersedia di pasar banyak d) Penjual dan pembeli mencapai kepuasan maksimal. 3) Kelemahan pasar persaingan sempurna antara lain : a) Persaingan sempurna tidak mendorong inovasi b) Persaingan sempurna adakalanya menimbulkan biaya social c) Membatasi pilihan konsumen d) Biaya produksi dalam persaingan sempurna mungkin lebih tinggi e) Distribusi pendapatan tidak selalu merata f) Penjual tidak berani membuat harga seenaknya sendiri g) Hanya ada dalam kondisi perekonomian ideal. b. Pasar persaingan tidak sempurna Pasar persaingan tidak sempurna merupakan kebalikan dari pasar persaingan sempurna, dimana terjadi ketidak seimbangan antara penjual dan pembeli dalam melakukan transaksi jual-beli barang atau jasa. Pasar persaingan tidak sempurna terdiri dari : 1) Pasar monopoli Pasar monopoli adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dan penawaran di mana hanya ada satu 6



penjual atau produsen yang berhadapan dengan banyak pembeli atau konsumen. a) Pasar monopoli memiliki ciri-ciri antara lain :  Hanya ada seorang penjual yang menguasai pasar  Tidak adanya barang pengganti yang memilki persamaam produk (mirip) b) Contoh pasar monopoli :  PT.KA  Telkom  PT.PLN



2) Pasar Oligopoli adalah pasar yang hanya terdapat beberapa penjual atau produsen yang saling bersaing dengan jumlah pembeli yang banyak. a) Ciri - ciri persaingan Oligopoli :  Terdapat beberapa penjual atau produsen yang menguasai pasar.  Hanya ada satu beberapa pengusaha yang membuat barang / jasa yang pada dasarnya hampir sama.  Pasar tidak begitu luas , artinya konsumen tidak begitu melimpah.  Para pengusaha yang hanya sedikit itu sangat tergantung antara yang satu dengan yang lainnya, jika yang satu maju maka yang lain akan tergeser.  Pasar Duopoli adalah Suatu pasar dimana penawaran suatu jenis barang dikuasai oleh dua perusahaan atau penjual. b) Ciri-ciri dari pasar duopolistik adalah : o Terdapat beberapa perusahaan di dalam pasar o Terkadang perusahaan yang ada di pasar hanya dua o Adanya unsur kolusi o Kepemimpinan harga



3) Pasar Monopolistik adalah dimana produsen yang menghasilkan barang memiliki beberapa aspek perbedaan karakteristik produk yang dihasilkan



terdapat banyak yang serupa tapi yang menunjukan setiap perusahaan.



7



Contoh : Produk shampoo yang memiliki keunggulan misalnya untuk kehalusan rambut, anti ketombe, pencegah kerontokan dan lain-lain. a) Ciri-ciri pasar monopolistik :  Terdapat banyak produsen atau penjual  Adanya differentiated product.  Produsen dapat mempengaruhi harga  Produsen dapat keluar masuk pasar  Promosi penjualan harus aktif. 4) Pasar Monopsoni adalah pasar yang hanya terdapat satu pembeli sedangkan penjualnya banyak, sehingga pembeli bisa menentukan harga. Contoh : Di Indonesia seperti PT. Kerata Api Indonesia yang merupakan satu-satunya pembeli alat-alat kereta api. a) Ciri-ciri pasar monopsoni :  Pembeli memiliki kekuatan dalam menentukan harga  Bentuk interaksi antara permintaan dan penawaran dimana permintaannya hanya satu perusahaan  Satu pelaku usaha menguasai penerimnaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal atas barang dan jasa dalam suatu pasar komoditas. 5) Pasar Oligopsoni adalah pasar yang terdapat beberapa pembeli. masing-masing pembeli memiliki peran yang cukup besar untuk mempengaruhi harga barang dan jasa. a) a) Ciri-ciri pasar oligopsoni:  Terdapat beberapa pembeli  Pembeli bukan konsumen tetapi pedagang  Barang yang dijual merupakan bahan mentah



B. PELAYANAN KESEHATAN 1. Efektifitas dan Efisiensi Sistem Kesehatan a. Sistem Sistem adalah suatu keterkaitan di antara elemen-elemen pembentuknya dalam pola tertentu untuk mencapai tujuan tertentu



8



(System is interconnected parts or elements in certain pattern of work). Berdasarkan pengertian ini dapat diinterpretasikan ada dua prinsip dasar suatu sistem, yakni: (1) elemen, komponen atau bagian pembentuk sistem; dan (2) interconnection, yaitu saling keterkaitan antar komponen dalam pola tertentu. Keberadaan sekumpulan elemen, komponen, bagian, orang atau organisasi sekalipun, jika tidak mempunyai saling keterkaitan dalam tata-hubungan tertentu untuk mencapi tujuan maka belum memenuhi kriteria sebagai anggota suatu sistem. b. Sistem Kesehatan Sistem Kesehatan adalah suatu jaringan penyedia pelayanan kesehatan (supply side) dan orang-orang yang menggunakan pelayanan tersebut (demand side) di setiap wilayah, serta negara dan organisasi yang melahirkan sumber daya tersebut, dalam bentuk manusia maupun dalam bentuk material Sistem kesehatan tidak terbatas pada seperangkat institusi yang mengatur, membiayai, atau memberikan pelayanan, namun juga termasuk kelompok aneka organisasi yang memberikan input pada pelayanan kesehatan, terutama sumber daya manusia, sumber daya fisik (fasilitas dan alat), serta pengetahuan/teknologi (WHO SEARO, 2000). Organisasi ini termasuk universitas dan lembaga pendidikan lain, pusat penelitian, perusahaan kontruksi, serta serangkaian organisasi yang memproduksi teknologi spesifik seperti produk farmasi, alat dan suku cadang. WHO mendefinisikan sistem kesehatan sebagai seluruh kegiatan yang mana mempunyai maksud utama untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan. Mengingat maksud tersebut di atas, maka termasuk dalam hal ini tidak saja pelayanan kesehatan formal, tapi juga tidak formal, seperti halnya pengobatan tradisional. Selain aktivitas kesehatan masyarakat radisional seperti promosi kesehatan dan pencegahan penyakit, peningkatan keamanan lingkungan dan jalan raya , pendidikan yang berhubungan dengan kesehatan merupakan bagian dari sistem. Sistem kesehatan paling tidak mempunyai 4 fungsi pokok yaitu: Pelayanan kesehatan, pembiayaan kesehatan, penyediaan sumber daya dan stewardship/ regulator. Fungsi-fungsi tersebut akan direpresentasikan dalam bentuk subsistem dalam sistem kesehatan, dikembangkan sesuai kebutuhan. Masing-masing fungsi/subsistem akan dibahas tersendiri. Di bawah ini digambarkan bagaimana keterkaitan antara fungsi-fungsi tersebut dan juga keterkaitannya dengan tujuan utama Sistem Kesehatan. 9



c. Sistem Kesehatan di Indonesia Indonesia sebenarnya telah memiliki sistem kesehatan sejak 1982 melalui sistem kesehatan nasional. Untuk Indonesia batasan tentang Sistem Kesehatan dikenal dengan nama SKN (Sistem Kesehatan Nasional) yang ditetapkan dengan keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 131/Menkes/SK/II/2004 sebagai pengganti SKN tahun 1982 yang sudah tidak relevan akibat perubahan iklim politik di Indonesia serta diterapkannya otonomi daerah sesuai dengan UU No. 22 tahun 1999 (Adisamito, 2010). Sistem kesehatan di Indonesia berada dalam kebijakan desentralisasi, yang mempunyai berbagai fungsi, yaitu: 1. Fungsi penyusun kebijakan dan regulator 2. Fungsi pelayanan 3. Fungsi pendanaan 4. Fungsi pengembangan sumber daya manusia Level negara terdiri dari: 1. Desa 2. Kecamatan 3. Kabupaten 4. Propinsi 5. Negara Undang-undang No 22 tahun 1999 dan Undang-undang No 32 tahun 2004 mengatur menyatakan bahwa sektor kesehatan merupakan sektor yang terdesentralisasi. Salah satu fungsi yang terdesentralisasi adalah fungsi pelayanan, misalnya: rujukan kesehatan - rujukan pemerintah ke swasta atau swasta ke pemerintah terbagi atas tingkatan:



1. Strata 1: Puskesmas, Praktik tenaga kesehatan, klinik, apotik, laboratorium, toko obat, optik, dan lain-lain 2. Strata 2: Praktik tenaga kesehatan spesialis, RS tipe C dan B, apotik, laboratorium, toko obat, optik, balai-balai kesehatan 3. Strata 3: Praktik tenaga kesehatan spesialis konsultan, RS tipe A dan B, apotik, laboratorium, toko obat, optik, pusatpusat unggulan nasional



10



Pelaku pelayanan meliputi:



1. Pelayanan Kesehatan Primer: Dokter Praktek Swasta, Bidan, BP swasta, Puskesmas 2. Pelayanan Kesehatan Sekunder dan Tertier: RS Pemerintah dan RS Swasta 3. Pelayanan Farmasi 4. Pelayanan Laboratorium, dan lain-lain Fungsi lain adalah fungsi pendanan, yaitu:



1. Pemerintah pusat: Dana APBN untuk Jampersal, Subsidi ke RS, dan lain-lain



Jamkesmas,



2. Pemerintah Daerah: APBD, termasuk Jamkesda 3. Masyarakat: Membayar langsung 4. Swasta: Memberikan sumbangan Alasan pemerintah mendanai pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut :



1. Tanpa ada dana pemerintah merupakan komoditi dagang



Pelayanan



kesehatan



2. Hanya masyarakat mampu yang dapat menikmatinya 3. Masyarakat miskin tidak akan mendapat pelayanan



Mekanisme pendanaan pemerintah dapat dilihat dalam gambar berikut: Fungsi berikutnya adalah Fungsi Sumber Daya Manusia:



11



1.



Pendidikan tenaga kesehatan: Fakultas Kedokteran, FKM, Fakultas



2. Keperawatan dan lain-lain 3. Pendayagunaan dan pengembangan tenaga kesehatan: Proses rekrutmen, pengembangan, penyebaran tenaga kesehatan, dll



d. Karakteristik Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan berbeda dengan barang dan pelayanan ekonomi lainya. Pelayanan kesehatan atau pelayanan medis sangat heterogen, terdiri atas banyak sekali barang dan pelayanan yang bertujuan memelihara, memperbaiki, memulihkan kesehatan fissik dan jiwa seorang. Karena sifat yang sangat heterogen, pelayaanan kesehatan sulit diukur secara kuantitatif. Beberapa karakteristik khusus pelayanan kesehatan sebagai berikut (Santerre dan Neun, 2000):



1. Intangibility. Tidak seperti mobil atau makanan, pelayanan kesehatan tidak bisa dinilai oleh panca indera. Konsumen (pasien) tidak bisa melihat, mendengar, membau, merasakan, mengecap pelayanan kesehatan. 2. Inseparability. Produksi dan konsumsi pelayanan kesehatan terjadi secara simultan (bersama). Makanan bisa dibuat dulu, untuk dikonsumsi kemudian. Tindakan operatif yang dilakukan dokter bedah pada saat yang sama digunakan oleh pasien. 3. Inventory. Pelayanan kesehataan tidak bisa disimpan untuk digunakan pada saat dibutuhkan oleh pasien nantinya. 4.



Inkonsistensi. Komposisi dan kualitas pelayanan kesehatan yang diterima pasien dari dari seorang dokter dari waktu ke waktu, maupun pelayanan kesehatan yang digunakan antar pasien, bervariasi.



12



Jadi pelayanaan kesehatan sulit diukur secara kuantitatif. Biasanya pelayanan kesehatan diukur berdasarkan ketersediaaan (jumlah dokter atau tempat tidur rumah sakit per 1,000 penduduk) atau penggunaan (jumlah konsultasi atau pembedahan per kapita).(Murti,2011) 1. Ciri-ciri Sektor Kesehatan Aplikasi ilmu ekonomi pada sektor kesehatan perlu mendapat perhatian terhadap sifat dan ciri khususnya sektor kesehatan. Sifat dan ciri khusus tersebut menyebabkan asumsi-asumsi tertentu dalam ilmu ekonomi tidak berlaku atau tidak seluruhnya berlaku apabila diaplikasikan untuk sektor kesehatan. (Lubis,2011) Ciri khusus tersebut antara lain: 1. Kejadian penyakit tidak terduga. Adalah tidak mungkin untuk memprediksi penyakit apa yang akan menimpa kita dimasa yang akan datang, oleh karena itu adalah tidak mungkin mengetahui secara pasti pelayanan kesehatan apa yang kita butuhkan dimasa yang akan datang. Ketidakpastian (uncertainty) ini berarti adalah seseorang akan menghadapi suatu risiko akan sakit dan oleh karena itu ada juga risiko untuk mengeluarkan biaya untuk mengobati penyakit tersebut. 2. Consumer Ignorance. Konsumer sangat tergantung kepada penyedia (provider) pelayanan kesehatan. Oleh karena pada umumnya consumer tidak tahu banyak tentang jenis penyakit, jenis pemeriksaan dan jenis pengobatan yang dibutuhkannya. Dalam hal ini Providerlah yang menentukan jenis dan volume pelayanan kesehatan yang perlu dikonsumsi oleh konsumer. 3. Sehat dan pelayanan kesehatan sebagai hak. Makan, pakaian, tempat tinggal dan hidup sehat adalah elemen kebutuhan dasar manusia yang harus senantiasa diusahakan untuk dipenuhi, terlepas dari kemampuan seseorang untuk membayarnya. Hal ini menyebabkan distribusi pelayanan kesehatan sering sekali dilakukan atas dasar kebutuhan (need) dan bukan atas dasar kemampuan membayar (demand). 13



4. Ekstemalitas. Terdapat efek eksternal dalam penggunaan pelayanan kesehatan. Efek eksternal adalah dampak positif atau negatif yang dialami orang lain sebagai akibat perbuatan seseorang. Misalnya imunisasi dari penyakit menular akan memberikan manfaat kepada masyarakat banyak. Oleh karena itu imunisasi tersebut dikatakan mempunyai social marginal benefit yang jauh lebih besar dari private marginal benefit bagi individu tersebut. Oleh karena itu pemerintah harus dapat menjamin bahwa program imunisasi harus benar-benar dapat terlaksana. 5. Pelayanan kesehatan yang tergolong pencegahan akan mempunyai ekstemalitas yang besar, sehingga dapat digolongkan sebagai “komodity masyarakat”, atau public goods. Oleh karena itu program ini sebaiknya mendapat subsidi atau bahkan disediakan oleh pemerintah secara gratis. Sedangkan untuk pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif akan mempunyai ekstemalitas yang rendah dan disering disebut dengan private good, hendaknya dibayar atau dibiayai sendiri oleh penggunanya atau pihak swasta. 6. Non Profit Motive. Secara ideal memperoleh keuntungan yang maksimal (profit maximization) bukanlah tujuan utama dalam pelayanan kesehatan. Pendapat yang dianut adalah “Orang tidak layak memeperoleh keuntungan dari penyakit orang lain”. 7. Padat Karya. Kecendrungan spesialis dan superspesialis menyebabkan komponen tenaga dalam pelayanan kesehatan semakin besar. Komponen tersebut bisa mencapai 40%-60% dari keseluruhan biaya. 8. Mixed Outputs. Yang dikonsumsi pasien adalah satu paket pelayanan, yaitu sejumlah pemeriksaan diagnosis, perawatan, terapi dan nasihat kesehatan. Paket tersebut bervariasi antara individu dan sangat tergantung kepada jenis penyakit.



14



9. Upaya kesehatan sebagai konsumsi dan investasi. Dalam jangka pendek, upaya kesehatan terlihat sebagai sektor yang sangat konsumtif, tidak memberikan return on investment secara jelas. Oleh sebab itu sering sekali sektor kesehatan ada pada urutan bawah dalam skala prioritas pembangunan terutama kalau titik berat pembangunan adalah pembangunan ekonomi. Akan tetapi orientasi pembangunan pada akhirnya adalah pembangunan manusia, maka pembangunan sektor kesehatan sesuangguhnya adalah suatu investasi paling tidak untuk jangka panjang. 10. Restriksi berkompetisi. Terdapat pembatasan praktek berkompetisi. Hal ini menyebabkan mekanisme pasar dalam pelayanan kaesehatan tidak bisa sempurna seperti mekanisme pasar untuk komodity lain. Dalam mekanisme pasar, wujud kompetisi adalah kegiatan pemasaran (promosi, iklan dan sebagainya). Sedangkan dalam sektor kesehatan tidak pernah terdengar adanya promosi discount atau bonus atau banting harga dalam pelayanan kesehatan. Walaupun dalam prakteknya hal itu sering juga terjadi dalam pelayanan kesehatan. 11. Banyak teori dan praktek yang telah dikembangkan dibidang ini, walaupun dalam banyak hal kerangka ilmu (body of knowledge) nya masih relatif kecil dibandingkan dengan subdisiplin ekonomi yang lain. (Lubis,2009)



e. Efisiensi Sistem Kesehatan Ada beberapa aspek sistem kesehatan yang dapat dilihat efisiensinya yakni sebagai berikut :



1. Efisiensi produktif. Sebuah puskesmas atau RS mencapai efisiensi produktif jika memproduksi kuantitats output dengan kuantitas input seminimal mungkin, atau memproduksi semaksmimal mungkin kuaantitas output dengan kuantiats input yang tersedia (Clewer dan Perkins, 1998). Pada setting



15



Puskesmas, output tersebut msailnya “jumlah pasien yang diobati” 2. Efisiensi teknis. Sebuah puskesmas atau RS mencapai efisiensi teknis jika memproduksi kuantitats output dengan kombinasi biaya seminimal mungkin, atau memproduksi semaksmimal mungkin kuaantitas output dengan biaya yang tersedia (Clewer dan Perkins, 1998). 3. Efisiensi alokatif. Efisiensi alokatif terjadi jika, dengan distribusi pendapatan yang ada di masyarakat, tidak mungkin merealokasikan sumber daya untuk meningkatkan kesejahteraan seorang (dalam arti kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi barang) tanpa menyebabkan kesejahteraan paling tidak seorang lainnya menjadi lebih buruk. Efisiensi alokatif terjadi jika input maupun output digunakan sebaik mungkin dalam ekonomi sehingga tidak mungkin lagi diperoleh perbaikan kesjahteraan.



f. Keseimbangan Pasar 1) Keseimbangaan Ekonomi Keseimbangan ekonomi adalah keadaan di mana kekuatan ekonomi yang seimbang dan tidak adanya pengaruh eksternal, (keseimbangan) nilai dan variabel ekonomi tidak akan berubah. Ini adalah titik di mana kuantitas yang diminta dan kuantitas yang ditawarkan sama. Keseimbangan pasar, misalnya, mengacu pada suatu kondisi dimana harga pasar yang dibentuk melalui kompetisi seperti bahwa jumlah barang atau jasa yang dicari oleh pembeli adalah sama dengan jumlah barang atau jasa yang dihasilkan oleh penjual. Pasar suatu macam barang dikatakan berada dalam keseimbangan (equilibrium) apabila jumlah barang yang diminta di pasar tersebut sama dengan jumlah barang yang ditawarkan. Secara matematik dan grafik hal ini ditunjukkan dengan kesamaan D = S, yakni pada perpotongan kurva permintaan dengan kurva penawaran. Pada posisi keseimbangan pasar ini tercipta harga keseimbangan (equilibrium price) dan jumlah keseimbangan (equilibrium quantity).



16



Keseimbangan Pasar D = S



Keterangan: D : jumlah permintaan S : jumlah penawaran K : Titik keseimbangan Po : harga keseimbangan Qo : jumlah keseimbangan Harga Keseimbangan (equilibrium price) dan jumlah keseimbangan suatu komoditi ditentukan oleh permintaan dan penawaran pasar dari komoditi yang bersangkutan dalam suatu sistem bebas usaha. Harga keseimbangan adalah tingkat harga dimana jumlah suatu komoditi yang ingin dibeli oleh konsumen dalam suatu saat tertentu tepat sebanding atau sama dengan jumlah penawaran yang ingin ditawarkan oleh para produsen. Pada tingkat harga yang lebih tinggi jumlah barang yang diminta akan lebih sedikit dari pada jumlah yang ditawarkan. Akibatnya terjadi kelebihan (surplus) yang akan menekan harga ke arah tingkat



17



keseimbangan. Ditingkat harga yang berada dibawah tingkat keseimbangan, jumlah barang yang diminta melebihi jumlah yang ditawarkan. Maka akibat yang ditimbulkan yakni kekurangan (shortage) akan mendorong harga naik menuju tingkat keseimbangan. Jadi harga keseimbangan, sekali dicapai akan cenderung bertahan. Catatan:







Pasar adalah pertemuan antara permintaan dan penawaran akan sesuatu barang. Pasar tidak harus banyak pembeli dan ditempat tertentu, tetapi pasar bisa terjadi hanya oleh satu orang pembeli dan penjual.







Seorang pembeli yang memiliki penilaian subyektif tinggi terhadap suatu barang, dia berani membeli dengan harga tinggi, dalam kurva permintaan terletak dibagian atas. Sebaliknya seorang pembeli yang memiliki penilaian subyektif rendah terhadap suatu barang, dia mempunyai permintaan harga yang rendah, dalam kurva permintaan terletak dibagian bawah.







Seluruh titik kurva permintaan konsumen menggambarkan permintaan berbagai konsumen berdasarkan penilaian subyektif yang terungkap dalam harga permitaannya. Harga dipengaruhi oleh biaya produksi, pengusaha yang biaya produksi rendah akan menawarkan harga rendah dan sebaliknya. Seluruh titik kurva penawaran pengusaha menggambarkan berbagai konsumen harga penawaran berbagai pengusaha yang besarnnya ditentukan oleh biaya produksi masing-masing.







K adalah pertemuan antara permintaan dan penawaran. Pada situasi tersebut, pembeli dengan penilaian subyektif lebih rendah, tidak akan membeli barang. Pengusaha yang biaya produksi lebih mahal tidak akan menawarkan barangnya.







Pembeli yang memiliki penilaian subyektif sama dengan harga pasar disebut pembeli marjinal, bila harga naik diatas harga tersebut dia tidak akan membeli. Penjual yang biaya produksi sama dengan harga pasar tidak akan menawarkan barangnya jika harganya dibawah batas tersebut.



18







Permintaan yang didukung dengan daya beli paling sedikit sama dengan harga pasar disebut sebagai permintaan efektif. Permintaan efektif akan bertambah bila harga naik dan sebaliknya.



2) Keadilan (Equity) yang perlu dicapai dalam Ekonomi Kesehatan Keseimbanagn pasar dalam ekonomi kesehatan lebih kepada keadilan yang harus dicapai. Keadilan (equity) tidak sama dengan kesamaan (equality). Untuk bisa adil tidak harus semua mendapatkan porsi yang sama.







Horizontal equity. “Equal treatment for equaal need/ condition”







Vertical equity. “Unequal treatment for unequal need/ condition”, dan “Health financing based on ability to pay”.



19



BAB III PENUTUP



A. KESIMPULAN Dalam arti yang sederhana, pasar adalah bertemunya penjual dan pembeli secara langsung untuk melakukan transaksi jual-beli. Sedangkan dalam arti luas, pasar adalah keseluruhan permintaan dan penawaran terhadap barang atau jasa. Jadi pasar secara umum adalah dimana produsen menjual barang atau jasa, dan konsumen membeli barang atau jasa yang di sediakan oleh produsen. Pada dasarnya pasar terbagi menjadi 2 yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna yang terdiri dari pasar monopoli, oligopoly, duapoli, monopolistic, dan monopsoni. Ada beberapa aspek sistem kesehatan yang dapat dilihat efisiensinya yakni efisiensi produktif, efisiensi teknis, dan efisiensi alokatif. Kemajuan intervensi di bidang pencegahan, pengobatan dan rehabilitasi penyakit (ilmu kedokteran) tidak akan mampu meningkatkan status kesehatan masyarakat secara adil (equal) bila tidak dibarengi dengan pengelolaan sistem kesehatan yang tepat, yaitu dengan memaksimalkan manfaat untuk kepentingan masyarakat banyak. Sistem kesehatan yang teapt juga akan membuat suatu negara mencapai tujuan normatif sistem kesehatan, yakni peningkatan efisiensi, mutu, ekuitas, dan kesinambungan pelayanan kesehatan. Keseimbangan ekonomi adalah keadaan di mana kekuatan ekonomi yang seimbang dan tidak adanya pengaruh eksternal, (keseimbangan) nilai dan variabel ekonomi tidak akan berubah. Ini adalah titik di mana kuantitas yang 20



diminta dan kuantitas yang ditawarkan sama. Keseimbangan pasar, misalnya, mengacu pada suatu kondisi dimana harga pasar yang dibentuk melalui kompetisi seperti bahwa jumlah barang atau jasa yang dicari oleh pembeli adalah sama dengan jumlah barang atau jasa yang dihasilkan oleh penjual B. Saran Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Karena itu, kritik dan saran yang membangun saat kami butuhkan. Semoga dari kritik dan saran pembaca kami bisa menjadi lebih baik dalam penulisan berikutnya. Terima Kasih. DAFTAR PUSTAKA



http://id.wikipedia.org/wiki/Struktur_pasar http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar Berbagai Sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Monopsoni Adisamito, Wiku. 2010. Sistem Kesehatan. Jakarta : Rajawali Press. Lubis, Ade Fatma. 2009. Ekonomi Kesehatan. Medan: USU Press Murti, Bhisma. 2011. Ekonomi Kesehatan. Diakses dari website : www.fk.uns.ac.id pada tanggal 07 April 2014 jam 08.00 WIB Longenecker, Justin G. 2001. Kewirausahaan : Manajemen usaha kecil. Jakarta : Salemba 4. SDiakses dari Website : www.googlescholar.com pada tanggal 14 April 2014. Trisnantoro, Laksono. 2011. Memahmi Sistem Kesehatan. Diakses dari website www.kebjikan.kesehatan.indonesia.org pada tangga; 14 April 2014 Yuwono, Slamet Riyadi. Ekonomi Kesehatan (Health Economic) dan Kewirausahaan (Entrepreneurship). PPT Dosen IKM KP – FK. UNAIR - See more at: http://sakinahkreatif.blogspot.com/2014/08/konsep-dasarekonomi-kesehatan.html#sthash.3QtbrE9p.dpuf



21



22