Angio Cerebral [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

NAMA : MUHAMMAD EKA LIDIANSYAH NIM



: P07220117027



ANGIOGRAFI SEREBRAL



ANGIOGRAFI CEREBRAL



Definisi Cerebral agiography merupakan suatu tindakan yang ditujukan untuk memberikan gambaran tentang kondisi pembuluh darah serta aliran darah di daerah cerebral dengan memanfaatkan x-ray. Tindakan angiography ini dilaksanakan dengan memasukan kateter kedalam pembuluh darah besar (biasanya melalui arteri femoralis) dan memasukan zat kontras setelah kateter mencapai arteri karotis. Cerebral agiography digunakan oleh dokter untuk mendeteksi adanya abnormalitas pembuluh darah otak dan digunakan pada saat prosedur diagnostic lain tidak mampu melihat adanya abnormalitas pada pembuluh darah. Meskipun angiography cerebral dapat digunakan untuk mengetahui berbagai macam abnormalitas pada pembuluh darah cerebral, pada kesempatan ini kami akan membahas tentang penggunaan angiography cerebral pada penderita stroke. Cerebral angiography berguna untuk mendeteksi adanya stroke akut. Tindakan ini berguna untuk mendeteksi adanya penyempitan ataupun sumbatan pada pembuluh darah pada daerah cerebral.



Tujuan Angiografi 1. Untuk mendeteksi problem pada pembuluh darah yang ada di dalam atau yang menuju otak (contohnya: trombosis, penyempitan atau penyumbatan). 2. Untuk mempelajari pembuluh darah otak yang letaknya tidak normal (karena tumor, gumpalan darah, pembengkakan, spasme, tekanan otak meningkat, atau hydrocephalus). 3. Untuk menentukan pemasangan penjepit pembuluh darah pada saat pembedahan dan untuk mengecek kondisi pembuluh tersebut.



Indikasi 



Kelainan vaskuler cerebral







Aneurisma (pelebaran pembuluh darah)







Malforasi arterovaskuler







Melihat arteri dan vena cerebral



Kontra Indikasi 



Urtikaria







Hematoma







Stroke



Prosedur Dan Pelaksanaan Pemeriksaan Angiografi Serebral Persiapan yang perlu dilakukan sebelum pasien menjalani angiography adalah sebagai berikut: 



Inform consent dan di berikan penjelasan kepada klien tentang prosedur yang akan dilakukan (apa yang akan terjadi pada klien, apa yang harus dilakukan oleh klien pada saat dan setelah tindakan dilaksanakan).







Meminta persetujuan dari pasien dan keluarga pasien







Surat izin tindakan yang telah di tanda tangani pasien







kaji TTV dan status neurologik klien







tanyakan adanya riwayat alergi, apakah sedang hamil, apakah menderita penyakit ginjal







puasakan klien 2-6 jam sebelum operasi, tergantung dari jenis anastesi yang akan diberikan kepada klien.







lepaskan perhiasan, gigi palsu, atau barang-barang dari logam, dan ganti pakaian klien dengan pakaian khusus







lakukan pemeriksaan darah lengkap







Analgesic diberikan pada klien (local, neuroleptic, atau umum)







Prosedur selesai alat – alat di bersihkan dan di rendam.



Setelah dilakukan tindakan, observasi keluhan, observasi tanda vital tiap 15’-1 jam, 30’-2 jam sampai stabil, observasi efek kontras (gatal, mual, muntah, mengigil), observasi tanda infeksi, observasi gangguan sirkulasi (CRT, nadi, nyeri, rasa). Perhatikan adanya tanda-tanda deficit neurologist seperti: gangguan penglihatan, baal pada daerah kaki setelah prosedur, kelemahan otot wajah, kaji daerah penusukan adanya bengkak, kemerahan, perdarahan, serta kaji warna kulit pada tempat penusukan. Untuk menghindari terjadinya perdarahan pada tempat penusukan kateter, tekan tempat penusukan ± 10 menit.



Yang harus diketahui pasien sebelumnya yaitu : 



pasien akan mempelajari tes tersebut, termasuk siapa yang akan melakukan tes anghiografi serebral ini, dimana, dan berapa lama tes akan berjalan ( biasanya 2-4 jam, tergantung permintaan tes ). Pasien akan diposisikan dimeja penyinaran, dan kepala akan dimibilisasi, serta pasien tidak boleh bergerak.







Katakan pada dokter atau perawat jika pasien alergi terhadap yodium, bahanbahan yang mengandung yodium, seperti kerang, udang atau cairan kontras yang digunakan pada lainnya. Pasien diberitahu tentang kemungkinan efek samping dari cairan kontras yang diinginkan pada tes anghiografi pembuluh darah.







Pasien perlu berpuasa selama 2-6 jam sebelum tes.







Pasien akan mengenakan pakaian rumah sakit dan melepas semua perhiasan, gigi palsu. Pastikan untuk buang air kecil terlebih dahulu sebelum meninggalkan ruangan.







Pasien akan mendapat obat tidur dan obat lainnya selama 30-45 menit sebelum tes. Pasien juga akan mendapatkan obat anastesi local. ( beberapa orang, terutama anak-anak akan mendapatkan anastesi umum ).







Pasien perlu menandatangani surat yang menyatakan persetujuan untuk melakukan anghiografi pembuluh darah. Pastikan untuk membacanya dengan hati-hati dan tanyakan bagian yang tidak dimengerti oleh pasien.



Apa yang terjadi selama tes : 



Pasien akan dibaringkan dimeja penyinaran pada saat dilakukan injeksi. Pasien perlu berbaring dengan posisi lengan disisinya.







Anastesi local disuntikan, kemudian jarum dimasukan ke arteri.







Setelah dilakukan sinar-X untuk melihat letak jarum,dokter menginjeksi cairan kontras khusus. Pasien akan merasa seperti terbakar sesaat pada saat cairan kontras disuntikan. Setelah itu pasien akan merasa hangat dan kemerahan, nyeri kepala sebentar atau merasa asin dimulut, bahkan mungkin pasien akan mual dan muntah.







Setelah injeksi, dilakukan penyinaran sinar-X, hasilnya diproses dan dilihat. Tergantung pada hasil tersebut, mungkin akan dimasukan cairan kontras lagi dan dilakukan penyinaran Sinar-X serial.







Jika sudah didapatkan penyinaran sinar-X serial yang memuaskan, dokter menarik jarum dan perawat akan mencek apakah ada perubahan dan memasang perban.



Apa yang terjadi setelah Tes :







Biasanya pasien akan beristirahat ditempat tidur selama 12-14 jam dan mendapat obat untuk nyeri. Perawat akan memeriksa pasien setiap jam selama 4 jam pertama dan kemudian tiap 4 jam.







Pasien akan dikompres es pada tempat suntikan untuk membuat rasa nyaman dan mengurangi pembengkakan.







Jika injeksi dilakukan pada paha dalam, maka jagalah kaki tetap lurus selama 12 jam atau lebih. Jika pada daerah leher, perawat akan memeriksa kemampuan menelan dan pernafasan pasien.







Setelah tes pasien bisa kembali ke diet normal.minumlah cairan untuk membantu mengeluarkan cairan kontras.



Apakah Anghiografi pembuluh darah beresiko : 



Tes angiografi pembuluh darah tidak boleh dilakukan jika pasien mempunyai penyakit hati, ginjal atau thyroid.







Tidak boleh dilakukan jika pasien mempunyai alergi terhadap yodium atau cairan kontras.



Apa yang dimaksud dengan hasil yang normal : 



Tes harus menunjukkan sirkulasi yang normal pada pembuluh darah otak. Apa yang dimaksud dengan hasil Abnornal :



1. Perubahan di dalam pembuluh darah otak mendukung adanya kelainan seperti spasme,malformasi arteriovenus atau arteriosclerosis. Penurunan darah ke otak mungkin berhubungan dengan tekanan dalam otak yang meningkat. 2. Jika ada pembuluh darah yang letaknya tidak lazim, maka perubahan ini menunjukkan tumor, daerah pembengkakkan, atau penyumbatan aliran cairan spinal. Jika terdapat tumor tes dapat menunjukkan pembuluh darah yang ada dalam tumor, sehingga dokter dapat mengetahui letak da nasal tumor tersebut.



PATOPHISIOLOGI ( Contoh pada pasien Stroke )



Pada penderita stroke dilaksanakannya tindakan angiography cerebral merupakan tindakan yang controversial terutama pada penderita stroke akut. Masuknya kateter kedalam pembuluh darah juga beresiko menimbulkan stroke. Stroke dapat timbul jika kateter memecahkan plak yang menempel pada dinding pembuluh darah. Lepasnya plak dapat menyumbat pembuluh darah di otak dan dapat mengakibatkan terjadinya gangguan perfusi jaringan cerebral atau stroke kembali. Untuk itu pemeriksaan status neurologik klien seperti tingkat kesadaran, fungsi motorik dan respon pupil, sebelum dan setelah tindakan sangat diperlukan untuk mengetahui adanya perluasan stroke atau adanya deficit neurologist yang baru. Pemasukan kateter pada tindakan angiography cerebral dapat menyebabkan rusaknya arteri sehingga dapat menimbulkan hematom. Adanya hematom dan rusaknya pembuluh darah dapat menstimulus rasa nyeri.Pemasukan zat kontras pada pembuluh darah juga dapat menimbulkan masalah. Jika tubuh menolak maka reaksi antigen-antibodi akan timbul. Histamin akan dikeluarkan, permeabilitas kapiler akan meningkat, cairan plasma akan pindah ke interstisial. Manifestasi klinik yang sering terjadi pada reaksi ini adalah urtikaria. Zat kontras yang dimasukan kedalam pembuluh darah juga dapat memperberat kerja ginjal dan mencetuskan terjadinya gagal ginjal terutama jika klien mempunyai riwayat penyakit ginjal. Pelepasan kateter kembali setelah digunakan dapat mencetuskan terjadinya perdarahan pada klien. Selain itu pemasukan dan pelepasan kateter pada tubuh dapat menjadi port’de entry bagi kuman untuk masuk kedalam tubuh sehingga klien yang menjalani angiography cerebral berisiko mengalami infeksi.



DAFTAR PUSTAKA



Barbo,Leah., Garcia, Vanessa., Goishi, Lilli., Johnson, Jamie &Luna, Rebecca. (2002). Endovascular Coiling in Cerebral Aneurysms. Diambil pada dari http://www.csufresno.edu/nursing/n140/studassign/Grp3/grp3d.html Brown, Jeffrey J.(2004). Medical Encyclopedia. diambil pada tanggal 18 oktober 2017 dari http://www.nlm.nih.gov/medilineplus/ency/article/003786/htm General Electric Company (2006). Cerebral Angiography. diambil pada tanggal



18



oktober



2017



dari



http://www.



Medcyclopaedia.com/library/topic/volume-i/m/cerebralangiography Sherwood (2001). Physiologic from Cell to System. (Brahma U. Pendit, Penerjemah), EGC : Jakarta. (Sumber asli diterbitkan th 1996). Smeltzer, Suzanne C. & Bare, Brenda G. (2004). Brunner & Suddarth Textbook of Medical Surgical Nursing.(H.Y. Kuncara dkk , Penerjemah), Phylladelphia:Mosby. Willinsky, R.A., et al (2003). Neurologic Complications of Cerebral Angiography: Prospective Analysis of 2,899 Procedures and Review of the Literature



.Diambil



pada



tanggal



18



oktober



2017



dari:



http://www.neurologyindia.com/article.asp?issn=00283886;year=2005;volume=5 3;issue=1;spage=73;epage=77;aulast=Lukosevicius