Ansin Teknik Relaksasi Napas Dalam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANALISA SINTESA TINDAKAN RELAKSASI NAFAS DALAM



Disusun Oleh : Afny Lutfi Hidayah SN211002



PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2021/2022



ANALISA SINTESA TINDAKAN PADA Tn.S PEMBERIAN TERAPI RELAKSASI NAPAS DALAM DI RUANG Sakura 15 RS INDRIATI SOLO BARU Hari



: Jum’at



Tanggal



: 05 November 2021



Jam



: 13.30 WIB



A. KeluhanUtama Nyeri post operasi B. DiagnosaMedis Tumor coli + Hipertensi C. Diagnosis Keperawatan Nyeri akut (D.0077) berhubungan dengan agen pencedera fisik D. Data yang mendukung DS : Pasien mengatakan nyeri bekas luka operasi Paliatif/provokatif : nyeri saat leher digerakkan Qualitiy : nyeri seperti tersayat Region : leher sebelah kiri Severitiy: 5 Time: Hilang timbul DO : - Pasien tampak meringis -



Pasien tampak gelisah TD 151/55 mmHg N 90x/menit SPO2 98 S 360C



E. Dasar Pemikiran Nyeri



adalah



pengalaman



sensori



dan



emosional



yang



tidak



menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Nyeri timbul sebagai bentuk respon sensori setelah menerima rangsangan nyeri. Nyeri dapat disebabkan karena adanya kerusakan jaringan dalam tubuh sebagai akibat dari adanya cedera, kecelakaan, maupun tindakan medis seperti operasi (Ratnasari, 2018). Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul secara aktual atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan



adanya kerusakan. Serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan dengan durasi kurang dari 3 bulan (Asosiasi Studi Nyeri Internasional); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat, terjadi konstan atau berulang akhirnya tidak dapat diantisipasi atau di prediksi. (SDKI, 2018). F. Prinsip tindakan Keperawatan Ada tiga hal yang utama dalam teknik relaksasi : 1. Posisikan pasien dengan tepat 2. Pikiran beristirahat 3. Lingkungan yang tenang Tujuan  : Untuk menggurangi atau menghilangkan rasa nyeri Indikasi : Dilakukan untuk pasien yang mengalami nyeri akut Prosedur pelaksanaan : Tahap prainteraksi 1. Menbaca status pasien 2. Mencuci tangan 3. Meyiapkan alat Tahap orientasi 1. Memberikan salam teraupetik 2. Validasi kondisi pasien 3. Menjaga perivacy pasien 4. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien dan keluarga Tahap kerja 1. Berikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya jika ada ynag kurang jelas 2. Atur posisi pasien agar rileks tanpa beban fisik 3. Instruksikan pasien untuk tarik nafas dalam sehingga rongga paru berisi udara 4. Intruksikan pasien secara perlahan dan menghembuskan udara membiarkanya keluar dari setiap bagian anggota tubuh,  pada waktu bersamaan minta pasien untuk memusatkan perhatian betapa nikmatnya rasanya 5. Instruksikan pasien untuk bernafas dengan irama normal beberapa saat ( 1-2 menit )



6. Instruksikan pasien untuk bernafas dalam, kemudian menghembuskan secara perlahan dan merasakan saat ini udara mengalir dari tangan, kaki, menuju keparu-paru kemudian udara dan rasakan udara mengalir keseluruh tubuh 7. Minta pasien untuk memusatkan perhatian pada kaki dan tangan, udara yang mengalir dan merasakan keluar dari ujung-ujung jari tangan dan kai dan rasakan kehangatanya 8. Instruksiakan pasien untuk mengulani teknik-teknik ini apa biala rasa nyeri kembali lagi 9. Setelah pasien merasakan ketenangan, minta pasien untuk melakukan secara mandiri Tahap terminasi 1. Evaluasi hasil kegiatan 2. Lakukan kontrak untuk kegistsn selanjutnya 3. Akhiri kegiatan dengan baik 4. Cuci tangan Dokumentasi 1. Catat waktu pelaksanaan tindakan 2. Catat respons pasien G. Analisa tindakan Pemberian terapi relaksasi napas dalam pada Tn. S bertujuan untuk meredakan



nyeri



yang



dialami.



Teknik



relaksasi



nafas



dalam



dapat



mengendalikan nyeri dengan meminimalkan aktivitas simpatik dalam system saraf otonom. Prinsip yang mendasari penurunan oleh teknik relaksasi terletak pada fisiologi system saraf otonom yang merupakan bagian dari system saraf perifer yang mempertahankan homeostasis lingkungan internal individu. Pada saat terjadi pelepasan mediator kimia seperti bradikinin, prostaglandin dan substansi p yang akan merangsang saraf simpatis sehingga menyebabkan saraf simpatis mengalami vasokonstriksi yang akhirnya menekan pembuluh darah. Mengurangi aliran darah dan meningkatkan kecepatan metabolism otot yang menimbulkan pengiriman impuls nyeri dari medulla spinalis ke otak dan dipersepsikan sebagai nyeri (SmeltzerdalamTrullyen, 2013). Saat dilakukan pemberian terapi relaksasi napas tidak ada kendala. Pasien kooperatif dan pasien cepat paham dengan apa yang diajarkan.



H. Bahaya dilakukanya tindakan Selama dilakukan tindakan relaksasi napas dalam tidak ada kontraindikasi ataupun bahaya dilakukannya tindakaan. Relaksasi melibatkan otot dan respirasi dan tidak membutuhkan alat lain sehingga mudah dilakukan kapan saja atau sewaktu – waktu (Trullyen, 2013). Pengendalian nyeri secara farmakologi efektif untuk nyeri sedang dan berat. Namun demikian pemberian farmakologi tidak bertujuan untuk meningkatkan kemampuan klien sendiri untuk mengontrol nyerinya. Sehingga dibutuhkan kombinasi farmakologi untuk mengontrol nyeri dengan non farmakologi agar sensasi nyeri dapat berkurang serta masa pemulihan tidak memanjang. Metode non farmakologi tersebut bukan merupakan pengganti untuk obat-obatan, tindakan tersebut diperlukan untuk mempersingkat episode nyeri yang berlangsung hanya beberapa detik atau menit (Pratiwi, 2015) I. Tindakan Keperawatan lain yang dilakukan Manajemen nyeri a. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif PQRST b. Observasi adanya respon non verbal terhadap nyeri c. Berikan informasi mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan dirasakan, dan antisipasi dari ketidaknyamanan akibat prosedur d. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik Monitor tanda – tanda vital (6680): Memonitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status pernapasan. J. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan S



O



: Pasien mengatakan nyeri. Paliatif/provokatif : nyeri jika leher digerakkan Qualitiy : tersayat Region : leher sebelah kiri Severitiy: skala nyeri 2 Time: hilang timbul : Pasien tampak tenang TD 135/95 mmHg N 90 x/menit S 360C SPO2 98



A



: Masalah nyeri akut teratasi sebagian.



P



: Lanjutkan intervensi - Manajemen nyeri (1400) a.



Lakukan pengkajian nyeri komprehensif PQRST



b.



Observasi adanya respon non verbal terhadap nyeri



c.



Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi (relaksasi napas dalam dan terapi musik) untuk mengatasi nyeri



d.



Berikan informasi mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan dirasakan, dan antisipasi dari ketidaknyamanan akibat prosedur



e.



Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik



Monitor tanda – tanda vital (6680): Memonitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status pernapasan. K. Evaluasi diri Saya senang bisa melakukan pemberian teknik relaksasi napas dalam secara mandiri. Pada kesempatan yang lain saya ingin mencobanya lagi untuk meningkatkan soft skill saya. Pada pemberian teknik relaksasi napas dalam, tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.



L. Daftarpustaka Asmadi. 2018. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika. Herlman, T. Heather, dkk. 2019. Standard Diagnosis Keperawatan : Definisi dan  Klasifikasi. Jakarta: EGC. Pratiwi, R., Ermiati, dan R. Widiasih. (2015). Penurunan Intensitas Nyeri Akibat Luka Post SectioCaesarea setelah dilakukan Latihan Teknik Relaksasi Pernapasan Menggunakan Aromaterapi Lavender diRumah Sakit Al Islam Bandung. Student e-journals.Vol 1 No 1. Trullyen, V.I. (2013). Pengaruh Teknik relaksasi Nafas Dalam terhadap Intensitas Nyeri pada Pasien Post Operasi Sectio Caesaria. http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIKK/article/view/2859/2835. Diakses pada tanggal 28 oktober 201 pukul 20.00 WIB. Yudha, Muhammad. (2013). Teori Pengukuran Nyeri. Nuha Medika: Yogyakarta



Mengetahui Mahasiswa Praktikan



Pembimbing Klinik/CI



(Afny Lutfi Hidayah )



(Anik Purwanti S.Kep, Ns)