Artikel Skripsi - Wahidah Nur Khasanah - 1301414013 - Bimbingan Dan Konseling [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN PARTISIPASI SISWA MENGIKUTI KONSELING KELOMPOK DENGAN KECEMASAN UJIAN AKHIR DI SMAN SOKARAJA Wahidah Nur Khasanah1, Heru Mugiarso2 Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia E-mail: [email protected], [email protected]



ABSTRAK Penelitian ini dilakukan berdasarkan temuan fenomena yang ada di lapangan dimana adanya kecemasan yang dialami oleh siswa SMAN Sokaraja saat menghadapi UAS (Ujian Akhir Semester). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) ada atau tidaknya hubungan antara efikasi diri dengan kecemasan ujian akhir, (2) ada atau tidaknya hubungan antara partisipasi siswa mengikuti konseling kelompok dengan kecemasan ujian akhir, dan (3) ada atau tidaknya hubungan antara efikasi diri dan partisipasi siswa mengkuti konseling kelompok dengan kecemasan ujian akhir. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa SMA Negeri Sokaraja yang berjumlah 1012 siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah stratifiied random sampling, sampel yang diambil sejumlah 265 dengan taraf kesalahan 5%. Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu skala psikologis efikasi diri, angket partisipasi siswa dalam layanan konseling kelompok dan skala psikologi kecemasan siswa menghadapi ujian akhir semester. Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptiv, analisis regresi sederhana dan regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara efikasi diri dan partisipasi siswa dalam layanan konseling kelompok dengan kecemasan menghadapi ujian akhir semester. Kemudian terdapat hubungan negatif antara efikasi diri dengan kecemasan siswa menghadapi UAS karena rhitung > rtabel (0,668 > 0,113) dan terdapat hubungan negatif antara partisipasi siswa dalam layanan konseling kelompok dengan kecemasan siswa menghadapi UAS karena rhitung > rtabel (0,378 > 0,113). Maka dari itu, disarankan kepada guru BK untuk dapat memberikan layanan konseling kelompok secara optimal kepada siswa agar efikasi diri serta menurunkan tingkat kecemasan siswa dalam menghadapi ujian akhir semester. Kata kunci: efikasi diri, partisipasi siswa dalam layanan konseling kelompok, kecemasan siswa ABSTRACT Khasanah, Wahidah Nur. 2019. The Relationship Between Self-Efficacy and Student Participation in Following Group Counseling with the Anxiety of the Final Examination in Sokaraja Senior High School. Final Project, Guidance and Counseling Department, Faculty of Education, Semarang State University. Advisor Drs. Heru Mugiarso, M. Pd., Kons,. 1



This research was conducted based on the phenomenon findings in the field which there was anxiety experienced by Sokaraja Senior High School students when facing a Semester Final Examination. This study aimed to find out: (1) whether or not there is a relationship between selfefficacy and anxiety of the final examination, (2) whether or not there is a relationship between student participation in group counseling and anxiety of the final examination, and (3) whether or not there is a relationship between self-efficacy and student participation in following group counseling with the anxiety of the final examination. The population in this study was all students of Sokaraja Senior High School totaling 1012 students. The sampling technique used was stratified random sampling which the samples taken were 265 with an error rate of 5%. The data collection tools used were psychological self-efficacy scale, student participation questionnaire in group counseling services and psychological anxiety scale of students facing the semester final examination. The analysis technique used was descriptive analysis, simple regression and multiple regression analysis. The results showed that there was a negative relationship between self-efficacy and student participation in group counseling services with the anxiety in facing the semester final examination. There was a negative relationship between self-efficacy and student anxiety in facing semester final examination because rcount > rtable (0,668 > 0,113) and there was a negative relationship between student participation in group counseling services and student anxiety in facing semester final examination because rcount > rtable (0,378 > 0,113). Therefore, it is suggested to the Guidance and Counseling teachers to be able to provide optimal group counseling services to the students so that the students can have self-efficacy and it can reduce the level of student anxiety in facing the semester final examination. Keywords: self-efficacy, student participation in group counseling services, student anxiety PENDAHULUAN Menurut Tyanurani (2015), ujian akhir semester (UAS) merupakan bagian dari evaluasi yang bertujuan untuk mengukur dan menilai kompetensi siswa, sehingga siswa dapat melanjutkan pembelajaran ketingkat lebih tinggi atau perlu ada pengujian. Tujuan diadakannya ujian akhir semester ialah sebagai bentuk evaluasi atau tes yang mengukur pencapaian hasil kompetensi belajar siswa yang diajarkan oleh guru atau pendidik selama 2



satu semester (Tyanurani, 2015). Ujian akhir semester juga mempunyai manfaat antara lain: untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai keseluruhan materi yang diajarkan, usaha perbaikan melalui umpan balik (feed back) yang diperoleh setelah siswa melakukan tes, dan sebagainya. Ada beberapa ujian yang dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa, yaitu ujian harian, ujian tengah semester, ujian kenaikan kelas atau ujian akhir semester dan ujian nasional. Ujian merupakan hal yang biasa bagi siswa, namun tekanan dari lingkungan yang mengharuskan siswa mendapat nilai yang tinggi membuat siswa seringkali merasa cemas. Semua hal yang berhubungan dengan situasi sekolah dapat menimbulkan kecemasan akademis, seperti menyelesaikan tugas-tugas sekolah, menyajikan suatu proyek di kelas, atau menghadapi tes (Maddox, 2014). Banyak hal yang dapat menimbulkan kecemasan, misalnya, kesehatan, relasi sosial, ujian, karier, relasi internasional, dan kondisi lingkungan adalah beberapa hal yang menjadi sumber kekhawatiran. Penyebab terjadinya kecemasan dapat timbul dari beban akademis yang dihadapi oleh pelajar, misalnya ujian. Kecemasan terhadap ujian atau exam anxiety, baik itu ujian harian, ujian tengah semester (UTS), ujian akhir semester (UAS), dan ujian nasional (UN) timbul pada siswa karena banyak siswa mencemaskan mendapatkan hasil tidak sesuai dengan standar. Siswa SMA diperkirakan dapat mengalami stres yang bervariasi menjelang UAS sebab nilai UAS dapat mempengaruhi rapor yang menjadi bekal untuk masuk ke perguruan tinggi negeri. Tresna (2011: 3) menyatakan terdapat banyak hal yang dapat memicu kecemasan dalam diri siswa. Misalnya, target kurikulum yan terlalu tinggi, iklim pembelajaran yang tidak kondusif, pemberian tugas yang terlalu padat, sikap dan perilaku guru yang kurang bersahabat, galak, judes dan kurang kompeten, penerapan disiplin sekolah yang ketat, iklim sekolah yang kurang nyaman, serta sarana dan prasarana belajar yang sangat terbatas merupakan faktor-faktor pemicu terbentuknya kecemasan pada siswa di sekolah yang bersumber dari faktor manajemen sekolah. Keberhasilan siswa dalam ujian salah satunya didukung oleh kondisi psikis yang baik. Efikasi diri yang baik merupakan salah satu tanda bahwa seseorang memiliki kondisi psikis yang baik. Menurut Bandura (Feist & Feist, 2010: 212), efikasi diri adalah keyakinan seseorang dalam kemampuannya untuk melakukan suatu bentuk kontrol terhadap 3



keberfungsian orang itu sendiri dan kejadian dalam lingkungan. Agar siswa berhasil dalam ujian, maka siswa harus memiliki efikasi diri yang baik. Ketika siswa memiliki efikasi diri yang baik maka siswa akan memiliki keyakinan bahwa dirinya akan berhasil. Hal tersebut didukung oleh penelitian oleh Permana (2015), yang menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif antara efikasi diri siswa dengan kcemasan siswa menghadapi ujian. Semakin tinggi tingkat efikasi diri siswa maka akan semakin rendah tingkat kecemasan yang dialami oleh siswa. Baron dan Byrne (2004: 183) menyatakan bahwa performa fisik, tugas akademis, performa dalam pekerjaan, dan kemampuan untuk mengatasi kecemasan dan depresi, ditingkatkan melalui perasaan yang kuat akan self-efficacy. Dengan demikian, ketika akan menghadapi ujian siswa haruslah memiliki self efficacy yang baik agar siswa merasa tenang dan tidak cemas sehingga berhasil dalam ujian. Dari hasil yang diperoleh peneliti pada saat melakukan pengambilan data awal dengan menggunakan instrumen skala psikologis kecemasan siswa dalam menghadapi ujian akhir semester, diketahui dari 30 siswa kelas X MIPA 6 sebanyak 5 siswa berada dalam kategori sangat cemas dengan persentase 17%, 16 siswa berada dalam kategori cemas dengan persentasi 53%, 3 orang berada dalam kategori cukup cemas dengan persentase 10% dan 6 orang berada dalam kategori tidak cemas dengan persentase 20%. Tanda-tanda kecemasan tersebut berupa; sering berkeringat dan gugup saat menghadapi ujian, kurang fokus, dan ragu dalam menjawab soal-soal yang ada dalam Ujian Akhir Semester. Dalam menghadapi kecemasan dalam menghadapi ujian akhir semester, guru Bimbingan dan Konseling di SMAN Sokaraja memberikan layanan khusus kepada siswa yang bersangkutan. Layanan tersebut berupa konseling individu dan konseling kelompok. Berdasarkan hasil wawancara dengan koordinator guru Bimbingan dan Konseling di SMAN Sokaraja, konseling kelompok untuk kelas 10 dan 11 dilakukan secara kondisional sesuai dengan keadaan siswa di sekolah sedangkan layanan konseling kelompok untuk kelas 12 lebih diutamakan layanan dalam bidang karir yang berkaitan dengan pendidikan lanjutan bagi siswa SMA. Dari uraian diatas dan fenomena yang tampak saat peneliti melaksanakan pengamatan, penulis merasa konseling kelompok sangat cocok dilaksanakan untuk siswa yang memiliki tingkat kecemasan agar mereka dapat memiliki efikasi diri yang tinggi dan 4



bisa lebih tenang dalam menghadapi Ujian Akhir Semester. Sehingga penulis tertarik untuk meneliti dan mengambil judul “Hubungan anatara Efikasi Diri dan Partisipasi Siswa Mengikuti Konseling Kelompok dengan Kecemasan Ujian Akhir di SMAN Sokaraja.



METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian



kuantitatif dengan desain



korelasional. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen yang pertama adalah efikasi diri (X1), variabel yang kedua adalah partisipasi siswa mengikuti konseling kelompok (X 2), sedangkan variabel dependennya adalah kecemasan ujian akhir (Y). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN Sokaraja yang berjumlah 1012 siswa. Sampel penelitian ini ditentukan dengan teknik proportionate stratified random sampling dengan taraf kesalahan 5% sehingga didapatkan jumlah sampel sebesar 256 siswa yang terdiri dari 85 siswa kelas 10, 92 siswa kelas 11 dan 88 siswa kelas 12. Metode dan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala psikologis efikasi diri, angket partisipasi siswa mengikuti konseling kelompok, dan skala psikologis kecemasan ujian akhir. Instrumen pada penelitian ini menggunakan skala likert dengan memiliki lima kategori kesesuaian dan memiliki interval skor 1-5. Uji validitas dalam penelitian



ini menggunakan



validitas



konstrak



(construct



validity)



dengan



menggunakan rumus korelasi product moment dan pengujian reliabilitas dengan internal consistency dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach yang perhitungannya di lakukan menggunakan program Statistical Product and Services Solution 21 (SPSS). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskripsi data untuk mengetahui tingkat efikasi diri, tingkat partisipasi siswa mengikuti konseling kelompok dan tingkat kecemasan ujian akhir di SMAN Sokaraja. Selain deskripsi data, peneliti juga melakukan analisis regresi untuk mencari hubungan antara efikasi diri dengan kecemasan ujian akhir, hubungan antara partisipasi siswa mengikuti konseling kelompok dengan kecemasan ujian akhir, dan hubungan antara efikasi diri dan partisipasi siswa mengikuti konseling kelompok dengan kecemasan ujian akhir.



5



HASIL Dari 265 sampel siswa di SMAN Sokaraja diperoleh data secara keseluruhan yang terbagi menjadi 5 (lima) kategori, yakni tinggi, sedang dan rendah. Berikut kategorisasi secara keseluruhannya: Tabel 1 Deskripsi Data Variabel Efikasi diri



Partisipasi siswa mengikuti



Kecemasan ujian



konseling kelompok



akhir



Kategori f



Persentase



f



Persentase



f



Persentase



Sangat Tinggi



26



10%



16



6%



25



9%



Tinggi



50



19%



30



11%



100



38%



Sedang



96



36%



180



68%



65



24%



Rendah



58



22%



25



10%



50



20%



Sangat Rendah



35



13%



14



5%



25



9%



Berdasarkan tabel 1 kategorisasi skor efikasi diri, partisipasi siswa mengikuti konseling kelompok dan kecemasan ujian akhir siswa di SMAN Sokaraja diatas dapat diketahui bahwa efikasi diri yang dimiliki siswa pada umumnya dalam kategori sedang yaitu sebanyak 36%, sedangkan kategori sangat tinggi sebanyak 10%, kategori tinggi sebanyak 19%, kategori rendah sebanyak 22% dan kategori sangar rendah sebanyak 13%. Kategorisasi skor partisipasi siwa mengikuti konseling kelompok di SMAN Sokaraja diatas dapat diketahui bahwa efikasi diri yang dimiliki siswa pada umumnya dalam kategori sedang yaitu sebanyak 68%, sedangkan kategori sangat tinggi sebanyak 6%, kategori tinggi sebanyak 11%, kategori rendah sebanyak 10% dan kategori sangat rendah sebanyak 5%. Kategorisasi skor kecemasan ujian akhir di SMAN Sokaraja diatas dapat diketahui bahwa kecemasan ujian akhir yang dimiliki siswa pada umumnya dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 38%, sedangkan kategori sangat tinggi sebanyak 9%, kategori sedang sebanyak 24%, kategori rendah sebanyak 20% dan kategori sangat rendah sebanyak 9%. Hasil penelitian mengenai hubungan yang terjadi antara efikasi diri dan partisipasi siswa mengikuti konseling kelompok dengan kecemasan ujian akhir di SMAN Sokaraja dapat di lihat pada tabel berikut: Prediktor



R







F



Β



t



1. Efikasi Diri



0,668a



0,446



211,370



-0,938



-14,539



2. Partisipasi Siswa Mengikuti 0,378a



0,143



43,812



-,535



-6,619



Konseling Kelompok 6



3. Kecemasan Ujian Akhir



0,665a



0,443



104,004



-,927



-14,181



-,147



-2,008



Diketahui pada variabel efikasi diri R=0,668 ; (p=0,000 < 0.05). Bila dibandingkan dengan rtabel dengan taraf signifikansi 5% dengan n = 265, maka diperoleh rtabel sebesar 0,113 dengan demikian harga rhitung > rtabel (0,668 > 0,113), sehingga ada hubungan antara efikasi diri dengan kecemasan siswa menghadapi ujian akhir semester di SMAN Sokaraja. Dapat diketahui mengenai besarnya nilai koefisien determinasi (R2) atau R square yaitu sebesar 0,446 = 44,6%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa efikasi diri (X1) memberikan sumbangan pengaruh sebesar 44,6% terhadap kecemasan ujian akhir di SMAN Sokaraja (Y). Hasil analisis koefisien korelasi pada variabel partisipasi siswa mengikuti konseling kelompok diperoleh rhitung sebesar 0,378. Dengan demikian harga rhitung > rtabel (0,378 > 0,113), sehingga dapat ada hubungan antara partisipasi siswa mengikuti konseling kelompok dengan kecemasan ujian akhir di SMAN Sokaraja. mengenai besarnya nilai koefisien determinasi (R2) atau R square yaitu sebesar 0,143 = 14,3%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa partisipasi siswa mengikuti konseling kelompok (X2) memberikan sumbangan pengaruh sebesar 14,3% terhadap kecemasan ujian akhir di SMAN 1 Sokaraja (Y). Dari tabel tersebut terlihat bahwa Fhitung pada variabel kecemasan ujian akhir adalah 104,004 dengan tingkat signifikansi 0,000 = 0% < 5%, berarti ada hubungan antara efikasi diri dan partisipasi siswa mengikuti konseling kelompok dan kecemasan ujian akhir, jadi persamaannya adalah linier atau X1 dan X2 berhubungan secara negatif dengan Y (tanda positif diambil dari tanda koefisien regresi). Konstanta sebesar 301,531, efikasi diri adalah -0,927 dan kecemasan ujian akhir adalah 0,147. Dapat ditulis persamaan regresi sebagai berikut Y= 86,531 - 0,927𝐗𝟏 - 0,147𝐗𝟐. Dari tabel di atas diperoleh t hitung efikasi diri sebesar -14,181 dan probabilitas (signifikansi) 0,000 < 0,5, dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan. Selanjutnya, untuk partisipasi siswa mengikuti konseling kelompok t hitung sebesar -2,008 dan probabilitas (signifikansi) 0,046 < 0,5, dapat diartikan adanya pengaruh yang signifikan. Bila disimpulkan dari hasil diatas bahwa ada pengaruh antara efikasi diri, partisipasi siswa mengikuti konseling kelompok dengan kecemasan ujian akhir di SMAN Sokaraja tahun ajaran 2018.



PEMBAHASAN Salah satu penyebab kecemasan siswa dalam menghadapi uian adalah efikasi diri yang rendah. Siswa tidak mempunyai kemampuan untuk yakin terhadap dirinya sendiri. Menurut Halgin & Whitbourne (dalam Permana, 2014: 32) Ketika gangguan ini muncul pada siswa, kecemasan dan ketakutan yang dirasakan biasanya berhubungan dengan



7



prestasi mereka di sekolah. Siswa terus menerus merasa khawatir jika tidak dapat melakukan tugas sekolah dengan baik, bahkan siswa merasa khawatir pada situasi ketika siswa dievaluasi. Tentu saja kecemasan siswa yang berlebihan akan mengganggu prestasi siswa ketika menghadapi ujian. Siswa yang mempunyai efikasi diri rendah cenderung merasakan kecemasan dan tidak yakin akan kemampuan dirinya. Mereka bahkan mampu melakukan hal-hal curang seperti menyontek, membawa catatan, dan bertanya kepada teman ketika mereka sedang melaksanakan ujian. Kecemasan pada siswa ini lebih disebabkan karena siswa kurang yakin dengan kemampuan mereka sendiri. Kondisi kurang yakin pada diri sendiri atau kurang percaya diri ini mempunyai hubungan dengan motivasi seseorang dan motivasi itu tergantung dari kemampuan seseorang dalam mempergunakan kontrol pribadinya. Kemampuan seseorang dalam mempergunakan kontrol pribadinya disebut efikasi diri. Kecemasan dan efikasi diri merupakan hal yang saling berkaitan. Menurut Bandura (1977: 80), mengatakan bahwa efikasi diri merupakan keyakinan bahwa seseorang mampu melaksanakan tugas, mencapai tujuan dan mengatasi rintangan. Kemudian menurut Bandura individu yang memiliki efikasi diri tinggi akan menghadapi hidup lebih berhasil, yaitu lebih mantap, kurang cemas serta depresi dan lebih berhasil secara akademik. Apabila siswa memiliki efikasi diri yang rendah, maka siswa tersebut cenderung mengalami kecemasan pada dirinya. Hal ini dikarenakan efikasi diri berkaitan dengan kontrol diri individu, apakah individu yakin terhadap kemampuannya sendiri atau sebaliknya. Apabila individu tersebut sudah yakin terhadap kemampuan dirinya, maka individu akan lebih sedikit mengalami kecemasan begitu pula sebaiknya. Semakin rendah efikasi diri individu maka semakin tinggi kecemasan yang dimiliki individu tersebut. Agar siswa memiliki efikasi diri yang tinggi dan tidak lagi mengalami kecemasan, maka bisa dilakukan konseling kelompok. Konseling kelompok adalah Layanan konseling kelompok memungkinkan sejumlah siswa yang secara bersama-sama memperoleh berbagai informasi dari narasumber yaitu guru pembimbing serta informasi dari teman-teman anggota kelompoknya yang berguna untuk menunjang kehidupan sehari-hari, baik sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok, yang pada akhirnya ia dapat mengambil keputusan sendiri. 8



Tingkat partisipasi siswa dalam konseling kelompok juga sangat berperan penting dalam meningkatkan efikasi diri siswa dan menurunkan tingkat kecemasan siswa. Semakin siswa antusias dalam melaksanakan konseling kelompok bersama guru Bimbingan dan Konseling, maka tujuan konseling kelompok yang ditujukan pada siswa akan semakin mudah untuk dicapai. Dalam layanan konseling kelompok ada beberapa asas yang harus diterapkan, diantaranya adalah asas kesukarelaan. Kesukarelaan anggota kelompok dimulai sejak awal rencana pembentukan kelompok oleh guru Bimbingan dan Konseling. Kesukarelaan terus menerus di bina melalui upaya guru BK atau pemimipin kelompok mengembangkan syaratsyarat kelompok yang efektif dan penstrukturan tentang layanan konseling kelompok. Dengan asas kesukarelaan ini, tingkat partisipasi siswa atau anggota kelompok akan lebih tinggi sehingga siswa akan dapat mewujudkan peran aktif mereka masing-masing untuk mencapai tujuan layanan.



SIMPULAN Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah (1) Ada hubungan negatif antara efikasi diri dengan kecemasan ujian akhir. Semakin tinggi tingkat efikasi diri siswa maka tingkat kecemasan ujian akhir di SMAN Sokaraja akan semakin menurun.



(2) Ada



hubungan negatif antara partisipasi siswa mengikuti konseling kelompok dengan kecemasan ujian akhir di SMAN Sokaraja. Semakin tinggi tingkat partisipasi siswa mengikuti konseling kelompok maka tingkat kecemasan ujian akhir di SMAN 1 Sokaraja akan semakin menurun. (3) Terbukti bahwa ada hubungan negatif antara efikasi diri siswa, partispasi siswa mengikuti konseling kelompok dengan kecemasan ujian akhir. Semakin tinggi tingkat efikasi diri siswa dan semakin tinggi tingkat partisipasi siswa mengiikuti konseling kelompok maka tingkat kecemasan ujian akhir di SMAN Sokaraja akan semakin menurun.



9



DAFTAR PUSTAKA Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian, Edisi Revisi. Malang: PT. UMM Press. Amti, Erman dan Prayitno. (2004). Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Padang: Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang. Arikunto, Suharsimi. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Bandura, Albert. (1997). Self-Efficacy The Exercise of Control. United States of Ame Baron, Robert A & Byrne, Donn. (2004). Psikologi Sosial (Jilid 1 Edisi Kesepuluh). (Alih bahasa: Dra. Ratna Djuwita). Jakarta: Erlangga. Feist, Jess & Feist, Gregory J. (2010). Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika. Halgin, Richard P & Whitbourne, Susan Krauss. (2010). Psikologi Abnormal: Perspektif Klinis Pada Gangguan Psikologis. Jakarta: Salemba Humanika Hasmat, Shireen, Farhana Amanullah. (2008). Factor Causing Exam Anxiety in Medical Student. Article. 58 (4). I Gede Tresna. (2011). Efektivitas Konseling Behavioral Dengan Teknik Desensitisasi Sistematis Untuk Mereduksi Kecemasan Menghadapi Ujian. Jurnal UPI (Nomor 1 tahun 2011). Hlm. 4-5. Nevid, Jeffreys., Rathus, Spencer A., & Greene, Beverly. (2005). Psikologi Abnormal/ Edisi Kelima/ Jilid 1. Jakarta: Erlangga Permana, Hara. 2016. Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Kecemasan Dalam Menghadapi Ujian Pada Siswa Kelas Ix Di Mts Al Hikmah Brebes. Jurnal Hisbah. 13 (1), 51-68. Prayitno, Afdal, Ifdil, dan Zadrian Ardi. (2017). Layanan Bimbingan Kelompok & Konseling Kelompok yang Berhasil. Bogor: Ghalia Indonesia.



10



Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Tohirin. (2007). Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Wibowo, Eddy Mungin. (2005). Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang: Unnes Press. Widaryati, Sri. (2013). Efektivitas Pengaruh Konseling Kelompok Terhadap Efikasi Diri Siswa. Jurnal Bimbingan dan Konseling. 2(2), 94-100



11