Jurnal Nur Khasanah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pengaruh Konsentrasi Dekstrin Terhadap Sifat Fisik, Kimia dan Organoleptik Minuman Serbuk Instan Sari Buah Pedada (Sonneratia Caseolaris) The Effect of Dextrin Concentration on Physical , Chemical and Organoleptik Instant Powder Drink Fruit Juice Pedada (Sonneratia caseolaris)



S. N. Khasanah1, Surhaini2, D. Fortuna3 1 Mahasiswi Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jambi, Kampus Pondok Meja Jambi 36364 2 Staff Pengajar Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jambi, Kampus Pondok Meja Jambi 36364 Email : [email protected] ABSTRACT This research aimed of determine the effect of dextrin concentration on physical, chemical and organoleptic instant powder drink fruit juice pedada (Sonneratia caseolaris) and determine the concentration of dextrin which is the best in the manufacture of instant powder drink fruit juice pedada. This research design used was completely randomized design (CRD) by treatment with dextrin (D) of 0, 5 , 10 , 15 , 20 and 25 % of six treatment level. Each treatment was repeated 3 times repetition. Conclusion The study of the manufacture of instant powder pedada’s drink fruit juice is treatment dextrin concentration used real effect on all parameters tested (yield, moisture content, solubility, total dissolved solids, vitamin c, color, flavor and overall acceptance) at the instant powder drink fruit juice pedada. Best dextrin concentration on the manufacture of instant powder drink frui juice pedada obtained in the treatment of 20% with a yield of 24.59%, 3.34% moisture content, solubility of 83.68%, total dissolved solids 5.00% brix levels vitamin c 17.60 mg / 100 g, yellowish white color, slightly sour taste and overall acceptance like. Keywords : Dextrin, Instant-powder, Juice-pedada



PENDAHULUAN Indonesia memiliki hutan mangrove yang luasnya diperkirakan mencapai 7.700.000 Ha pada Tahun 2006 (Wihardandi, 2012) dan luas hutan mangrove di Provinsi Jambi pada Tahun 2006 berkisar 52.566,88 Ha (Heri, 2015). Pedada (Sonneratia caseolaris) merupakan salah satu tanaman mangrove yang banyak ditemukan di daerah pesisir Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan produk yang memiliki nilai jual tinggi, baik di pasaran regional maupun internasional (Putri, 2013). Buah pedada dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan makanan karena mengandung serat dan vitamin (Jariyah et al., 2014). Penelitian Manalu (2011)



menyebutkan bahwa buah pedada mengandung vitamin C yang tinggi mencapai 56,74 mg/100 g sehingga dapat



dimanfaatkan menjadi produk sebagai sumber antioksidan. Penelitian Agustin (2014) buah pedada berasa asam dengan pH 3,0 sehingga masyarakat jarang mengkonsumsi secara langsung dan hanya dimanfaatkan sebagai penambah rasa asam pada masakan. Selain itu, kadar air yang tinggi berkisar 84,76% menyebabkan buah mudah membusuk (Manalu, 2011). Pengolahan buah pedada menjadi sari buah merupakan salah satu cara untuk meningkatkan manfaat dan nilai ekonomi buah tersebut (Putri, 2013). Proses pengolahan sari buah pedada membutuhkan waktu yang lama dalam 1



pengolahannya, sehingga sulit menyiapkannya bagi masyarakat yang mempunyai aktifitas padat. Menurut Hartomo dan Widiatmoko (1992) pada umumnya minuman sari buah masih berbentuk cair, tidak praktis, umur simpan yang pendek, membutuhkan tempat yang besar sehingga sulit dalam transportasi. Kepraktisan dalam mengkonsumsi dan penyajian minuman sari buah pedada dapat ditingkatkan dengan melakukan pengolahan lebih lanjut menjadi minuman serbuk instan. Minuman serbuk instan bersifat mudah larut dalam air, mudah disajikan dalam waktu yang relatif singkat, mempunyai umur simpan yang panjang dan mudah dalam pembuatannya (Rengga dan Handayani, 2010; Shittu dan Lawal, 2007; Prihastuti, 2012). Selain itu, volume minuman serbuk instan lebih kecil dan ringan daripada minuman yang berbentuk cair sehingga memudahkan pengangkutan dan menghemat ruang kemasan (Darniadi, 2011). Pada pembuatan minuman serbuk instan perlu ditambahkan bahan pengisi. Bahan pengisi yang digunakan dalam pembuatan minuman serbuk instan sari buah pedada adalah dekstrin. Dekstrin bersifat dapat meningkatkan total padatan, memperbesar volume, mampu membentuk lapisan, stabil selama penyimpanan dan lebih stabil pada suhu panas sehingga dapat melindungi kandungan gizi yang peka terhadap panas (Stephen et al., 2006; Fennema, 1985). Penambahan dekstrin juga mempercepat pengeringan (Retno et al., 2006), tidak beracun dan terdaftar pada GRAS (Generally Recognizet as Safe), nomor 21 CFR (Code of Fedeiteral Regulation) 184.1277 (Food and Drug Administration, 2015), mudah didapat dan harganya murah (Gropper dan Smith, 2012). Penelitian Darniadi et al.,(2011) bubuk minuman instan sari buah jambu biji dengan konsentrasi dekstrin 5,0; 7,5 dan 10% memiliki rendemen 18,61-24,92%, kelarutan 28,08-21,27 detik, kadar gula 44,14-53,78% dan secara sensori disukai oleh panelis. Penelitian Lindawati (1992) pada pembuatan minuman bubuk jambu biji dengan konsentrasi 9% menghasilkan rendemen 24,87%, kadar air 2,82% dan dengan nilai penerimaan secara umum tertinggi. Penelitian Wahyuni (2006) menyatakan bahwa bubuk sari buah nenas yang menggunakan dekstrin 15% menghasilkan rendemen 37,00%, kadar air



4,97%, kadar padatan tak larut dalam air 2,22%, dan kadar vitamin C 13,29%. Menurut Balasubramanian et al., (2012) teknologi yang digunakan untuk menghasilkan produk minuman serbuk instan adalah foam mat drying karena metode ini relatif sederhana, tidak memerlukan biaya yang mahal. Suhu yang digunakan relatif



rendah sekitar 50-75oC (Asiah, Foam mat drying menghasilkan berbentuk serbuk dari bahan cair menambahkan zat pembuih stabilizer). Foam stabilizer digunakan dalam penelitian ini putih telur.



2012). produk dengan (foam yang adalah



Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dekstrin terhadap sifat fisik, kimia dan organoleptik minuman serbuk instan sari buah pedada dan mengetahui konsentrasi dekstrin yang terbaik dalam pembuatan minuman serbuk instan sari buah pedada. METODE PENELITIAN Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah buah pedada yang diperoleh dari Kel. Kampung Laut, Kec. Kuala Jambi, Kab. Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi dengan tingkat kematangan yang sama yaitu warna kulit hijau kekuningan dan tekstur agak lembut, dekstrin berwarna putih, putih telur ,gula halus, aquades, larutan amilum 1%, dan iodin 0,01 N. Alat-alat yang digunakan adalah blender Philips (hr 2071), mixer panasonic (MK-GB 1), oven philips harris dan memmert (N70 plus), timbangan (Ohaus CS 200), (Adam PW 254), dan (BOECO Germany), kertas saring (whatman 41), termometer alkohol, gelas piala, gelas ukur, erlenmeyer, labu ukur, biuret, desikator dan refraktometer Milwaukee MA871 dalam % Brix. Rancangan Percobaan Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan konsentrasi dekstrin 0, 5, 10, 15, 20 dan 25% (b/v) yang terdiri dari 6 taraf perlakuan. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali ulangan.



2



16 jam. Sari buah pedada instan kering diblender selama 1 menit dengan kecepatan 2500 rpm kemudian diayak dengan saringan 60 mesh (sari buah pedada kering yang tidak lolos ketika pengayakan dilakukan pemblenderan ulang sampai 3 kali) dan didapat minuman serbuk instan sari buah pedada. Diambil sampel untuk analisis dan penambahan gula halus 50% dari minuman serbuk instan sari buah pedada untuk uji organoleptik, selanjutnya dikemas didalam plastik klip.



Pembuatan Sari Buah Pedada (Modifikasi Putri, 2013)



Buah pedada 24 kg yang telah disortasi dicuci dengan air mengalir. Buah pedada dikupas dari kulit dan kelopaknya, diambil daging beserta bijinya dan dibelah menjadi 4 bagian. Buah pedada diblanching (kukus) pada suhu 80oC selama 5 menit dan bijinya dipisahkan, sehingga didapat daging buah buah pedada 4800 g, kemudian di masukkan ke dalam blender dan ditambahkan dengan air dengan perbandingan 1:1 (b/v), diblender selama 1 menit dengan kecepatan 2500 rpm dan didapat bubur buah pedada. Bubur buah pedada disaring menggunakan kain saring 60 mesh dan didapat sari buah pedada 7200 ml.



Parameter Yang Diamati Parameter yang diamati adalah Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992), Kadar Air (Sudarmadji et al., 1997), Kelarutan (Pomeranz dan Meloan, 1978), Total Padatan Terlarut (Apriyantono et al.,1989), Kadar Vitamin C (Sudarmadji et al., 1997) dan Uji Organoleptik (Setyaningsih, 2010).



Pembuatan Minuman Serbuk Instan Sari Buah Pedada (Modifikasi Iswari, 2007)



Dekstrin (b/v) sesuai perlakuan yaitu 0, 5, 10, 15, 20 dan 20% dimasukkan kedalam gelas piala dan ditambahkan sari buah pedada diaduk hingga mencapai 400 ml, kemudian ditambahkan putih telur 2% (v/v). Dikocok menggunakan mixer selama 5 menit dengan kecepatan 1130 rpm dan dituang didalam Loyang dengan ukuran 38 cm x 23 cm x 1 cm yang telah dilapisi plastik PP. Loyang dimasukkan kedalam oven dengan suhu 60o C selama



HASIL DAN PEMBAHASAN Rendemen Berdasarkan hasil analisis ragam pada taraf 5% menunjukkan bahwa konsentrasi dekstrin berpengaruh nyata terhadap rendemen serbuk instan sari buah pedada yang dihasilkan. Nilai rata-rata rendemen serbuk instan sari buah pedada pada berbagai konsentrasi dapat dilihat pada Tabel 1.



Tabel 1. Nilai rata-rata Rendemen, Kadar Air, Kelarutan, Total Padatan Terlarut dan Kadar Vitamin C. Dekstrin (%) 0



Rendemen (%) 5,49 a



5



8,26



10



13,89



c



7,21



c



65,20



c



4,30



15



19,09



d



5,26



d



71,79



d



4,70



20



24,59



25



30,0



b



Kadar Air (%) 15,06 a 7,99



e f



3,43 2,72



Kelarutan (%) 49,77 a



b



60,27



e



83,68 f



91,77



Total Padatan Terlarut (%) 4,00 a



b



4,10



e



5,00 f



6,50



ab



Kadar Vitamin C (mg/100g) 46,93 a 35,20



ab bc c



29,33



bc



26,40



c



17,60 d



b



14,67



d d



Keterangan : Angka- angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada taraf 5% berdasarkan uji DNMRT.



pedada



Rendemen serbuk instan sari buah meningkat dengan penggunaan



konsentrasi dekstrin yang semakin tinggi. Hal



ini sejalan dengan penelitian Darniadi 3



(2011) meningkatnya nilai rendemen bubuk minuman instan sari jambu biji merah dengan penggunaan dekstrin yang semakin tinggi. Penggunaan dekstrin bertujuan untuk menambah meningkatkan total padatan pada bahan (Stephen et al., 2006). Menurut Ramadhia et al., (2012), peningkatan rendemen dipengaruhi oleh banyaknya bahan pengisi yang digunakan, semakin banyak bahan pengisi yang digunakan maka semakin banyak total padatan yang dihasilkan, sehingga rendemen yang dihasilkan semakin tinggi. Kadar Air Berdasarkan hasil analisis ragam pada taraf 5% menunjukkan bahwa konsentrasi dekstrin berpengaruh nyata terhadap serbuk instan sari buah pedada. Nilai rata-rata kadar air pada serbuk instan sari buah pedada dapat dilihat pada Tabel 1.



Hubungan konsentrasi dekstrin yang digunakan terhadap kadar air minuman serbuk instan sari buah pedada yang dihasilkan yaitu kadar air dekstrin 11% dan kadar air sari buah pedada berkisar antara 90%, sehingga diduga semakin tinggi penggunaan konsentrasi dekstrin yang digunakan maka kadar air pada bahan semakin rendah. Semakin tinggi konsentrasi dekstrin yang digunakan maka total padatan pada bahan semakin tinggi, sehingga selama pengeringan penguapan air dalam bahan berlangsung dengan cepat, dan dapat menurunkan kadar air dalam bahan. Hal ini sejalan dengan penelitian Lindawati (1992) menurunnya kadar air pada bubuk minuman jambu biji dengan penggunaan dekstrin semakin tinggi. Menurut Stephen et al., (2006) dekstrin dapat meningkatkan total padatan pada bahan sehingga selama proses pengeringan air didalam bahan dapat diuapkan dan kadar air didalam bahan menjadi rendah. Kemudian menurut Wulansari (2010) dekstrin bersifat higroskopis yaitu mampu menyerap air, akan tetapi ketika dilakukan pengeringan air yang diserap dekstrin tersebut akan diuapkan.



Kelarutan Berdasarkan hasil analisis ragam pada taraf 5% menunjukkan bahwa konsentrasi dekstrin berpengaruh nyata terhadap serbuk instan sari buah pedada. Nilai rata-rata kelarutan pada serbuk instan sari buah pedada dapat dilihat pada Tabe1.



Semakin tinggi konsentrasi dekstrin yang digunakan maka kelarutan minuman serbuk instan sari buah pedada semakin tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian Naibaho et al., (2015) kelarutan minuman instan buah bit merah semakin tinggi dengan penggunaan dekstrin yang semakin tinggi. Menurut Husain (1991) sifat dekstrin adalah mudah larut dalam air, kemudian kelarutannya mencapai 97% (Badan Standarisasi Nasional, 1992). Nugroho (2006) menyatakan dekstrin merupakan polisakarida yang mempunyai struktur kimia lebih lebih sederhana dan menyerap air. Semakin besar konsentrasi dekstrin yang digunakan maka semakin besar kelarutannya. Hal ini dikarenakan jumlah gugus hidroksil semakin banyak sehingga kemampuan untuk mengikat airnya semakin mudah dan cepat. Selain itu, kelarutan serbuk instan sari buah pedada juga berhubungan dengan kadar air bahan tersebut. Semakin tinggi kadar air minuman serbuk instan sari buah pedada maka kelarutan di dalam air semakin rendah. Hal ini sependapat dengan Sutardi (2010), kadar air pada serbuk yang tinggi menyebabkan serbuk sulit larut dalam air, karena serbuk cenderung lengket. Dengan demikian, tidak terbentuk pori-pori sehingga kemampuan serbuk untuk menyerap air rendah Total Padatan Terlarut Berdasarkan hasil analisis ragam pada taraf 5% menunjukkan bahwa konsentrasi dekstrin berpengaruh nyata terhadap total padatan terlarut serbuk instan sari buah pedada. Nilai rata-rata total padatan terlarut pada serbuk instan sari buah pedada dapat dilihat pada Tabel 1.



Semakin tinggi konsentrasi dekstrin yang digunakan maka total padatan terlarut minuman serbuk instan 4



sari buah pedada semakin tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian Naibaho et al., (2015) meningkatnya nilai total padatan terlarut dengan digunakannya dekstrin yang semakin tinggi pada minuman instan bit merah. Dekstrin merupakan polisakarida yang tersusun dari glukosa dan gula-gula sederhana yang larut dalam air, sehingga semakin tinggi konsentrasi dekstrin yang digunakan maka total padatan terlarut yang dihasilkan semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Bachtiar (2011) sebagian besar komponen total padatan terlarut terdiri dari komponen yang larut dalam air yaitu glukosa, fruktosa, sukrosa dan protein. Kadar Vitamin C Berdasarkan hasil analisis ragam pada taraf 5% menunjukkan bahwa konsentrasi dekstrin berpengaruh nyata terhadap kadar vitamin C serbuk instan sari buah pedada. Nilai rata-rata kadar vitamin C pada serbuk instan sari buah pedada dapat dilihat pada Tabel 1.



Terjadi penurunan kadar vitamin C pada minuman serbuk instan buah pedada dengan penggunaan konsentrasi dekstrin yang semakin tinggi. Sedangkan pada penelitian Ardina (2014) terjadi peningkatan Vitamin C pada minuman bubuk instan sawi hijau dengan penambahan dekstrin yang semakin tinggi. Rendahnya kandungan vitamin C pada minuman serbuk instan buah pedada dengan penggunaan dekstrin yang semakin tinggi diduga penggunaan sari buah pedada yang digunakan pada tiap-tiap perlakuan dicukupkan hingga 400 ml (b/v) , sehingga setiap perlakuan jumlah sari buah pedada (v) yang digunakan berbedabeda. Penggunaan konsentrasi dekstrin yang semakin tinggi menyebabkan sari buah pedada yang digunakan semakin rendah, sehingga mempengaruhi kandungan vitamin C minuman serbuk instan yang dihasilkan.Vitamin C yang semakin rendah dengan semakin tingginya penggunaan dekstrin dikarenakan selama



proses pengeringan Vitamin C pada bahan yang dilindungi sedikit. Menurut Wiyono (2006) sifat dekstrin yaitu mampu melindungi senyawa yang peka terhadap panas seperti vitamin C, karena molekul dekstrin stabil terhadap panas. Kemudian Naibaho (2015) menyatakan semakin tinggi dekstrin yang digunakan maka lapisan film yang mengelilingi bahan semakin tebal, sehingga pada saat proses pengeringan berlangsung vitamin C pada bahan akan terlindungi dan kehilangan vitamin C pada bahan semakin sedikit. Uji Organoleptik Warna Berdasarkan hasil analisis ragam pada taraf 5% menunjukkan bahwa konsentrasi dekstrin berpengaruh nyata terhadap skor warna minuman serbuk instan sari buah pedada. Nilai skor warna minuman serbuk instan sari buah pedada dapat dilihat pada Tabel 2. Nilai tertinggi pada konsentrasi dekstrin 25% dengan skor 4,65 yaitu putih kekuningan dan terendah pada konsentrasi dekstrin 0% dengan skor 1,60 yaitu coklat. Semakin tinggi konsentrasi dekstrin yang digunakan, maka warna minuman sari buah pedada cenderung semakin putih. Perubahan warna minuman sari buah pedada dikarenakan warna putih dekstrin mempengaruhi warna minuman sari buah pedada yang dihasilkan. Dengan bertambahnya penggunaan konsentrasi dekstrin yang digunakan maka warna minuman serbuk instan sari buah buah pedada semakin jauh dari warna aslinya yaitu coklat. Rasa Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa konsentrasi dekstrin berpengaruh nyata terhadap skor rasa minuman serbuk instan sari buah pedada. Nilai skor warna pada minuman serbuk instan sari buah pedada dapat dilihat pada Tabel 2. Skor tertinggi dengan konsentrasi dekstrin 0% dengan rasa asam, rasa asam tersebut dikarenakan tidak ada penambahan dekstrin pada serbuk instan sari buah pedada dan skor terendah dengan konsentrasi dekstrin 25% dengan rasa tidak asam. Semakin tinggi 5



dekstrin yang digunakan maka berpengaruh dengan total padatan serbuk instan sari buah pedada yang dihasilkan sehingga rasa asam pada minuman serbuk instan sari buah pedada dapat tertutupi. Hal ini sesuai dengan



pendapat Ardina (2014), bahwa dekstrin tidak memiliki rasa, sehingga semakin tinggi konsentrasi dekstrin yang digunakan maka rasa asli pada bahan akan tertutupi.



Tabel 2. Skor Warna, Rasa dan Penerimaan Keseluruhan Minuman Serbuk Instan Sari Buah Dekstrin (%)



*Warna



**Rasa



0



1,60 a



5



2,55



b



4,95 a 4,15 b



10



3,05



b



3,60



15



3,75



c



3,45



20



4,10



d



3,00



d



4,05



d



25



4,65



2,90



d



3,60



cd



e



***Penerimaan Keseluruhan



1,80 a 2,95



b



c



3,20



bc



c



3,50



c



Keterangan : Angka- angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada taraf 5% berdasarkan uji DNMRT. * 1. Coklat, 2.Kuning Kecoklatan, 3. Kuning, 4. Putih Kekuningan, 5. Putih **1. Sangat Tidak Asam, 2. Tidak Asam, 3. Agak Asam, 4. Asam, 5. Sangat Asam ***1. Sangat tidak suka, 2. Tidak suka, 3. Agak Suka, 4. Suka, 5. Sangat Suka



Penerimaan Keseluruhan Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa konsentrasi dekstrin berpengaruh nyata terhadap skor rasa minuman sari buah pedada. Nilai skor penerimaan keseluruhan pada minuman sari buah pedada dapat dilihat pada Tabel 2. Skor tertinggi 4,05 yaitu dengan konsentrasi dekstrin 20% (suka) dan skor terendah 1,80 dengan konsentrasi dekstrin 0% (sangat tidak suka). Menurut winarno (1984), cita rasa pada produk dapat dipengaruhi oleh senyawa flavor yang memberikan rangsangan pada indra penerima pada saat mengecap dan kesan yang diterima saat mengkonsumsi produk tersebut. Apabila produk tidak enak, maka produk tersebut tidak akan diterima oleh konsumen walaupun warna, aroma dan teksturnya baik. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.



Perlakuan konsentrasi dekstrin yang digunakan berpengaruh nyata terhadap semua parameter yang diujikan (rendemen, kadar air, kelarutan, total padatan terlarut, vitamin c, warna, rasa dan penerimaan keseluruhan) pada



2.



minuman serbuk instan sari buah pedada (Sonneratia caseolaris). Konsentrasi dekstrin terbaik pada pembuatan minuman serbuk instan sari buah pedada (Sonneratia caseolaris) diperoleh pada perlakuan 20% dengan rendemen 24,57%, kadar air 3,34%, kelarutan 83,68%, total padatan terlarut 5,00 %brix, kadar vitamin C 17,60 mg/100g, warna putih kekuningan, rasa agak asam dan penerimaan keseluruhan suka.



Saran Perlu dilakukan penelitian lanjut untuk mengetahui umur simpan dan perubahan mutu minuman serbuk instan sari buah pedada selama penyimpanan. DAFTAR PUSTAKA Agustin, R. 2014. Pemekatan Jus Buah Mangrove Jenis Pedada Merah (Sonneratia caseolaris) dengan Membran Reverse Osmosis. Thesis. Universitas Pembangunan Nasional Jatim. Jatim



6



Ardina, M. Rusmarilin, H dan Nurminah, M. 2014. Pengaruh Perbandingan Ekstrak Nanas dan Sawi Serta Konsentrasi Dekstrin Terhadap Mutu Minuman Bubuk Instan Sawi Hijau. J, Rekayasa Pangan dan Pertanian. 2(1);12-19. Apriyantono, A.D, Fardiaz. N.L. Puspitasari, sedamawati dan S. Budiyono. 1989. Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Pusat Antara Universitas Pangan dan Gizi. IPB. Bogor.



Ardina, M. Rusmarilin, H dan Nurminah, M. 2014. Pengaruh Perbandingan Ekstrak Nanas dan Sawi Serta Konsentrasi Dekstrin Terhadap Mutu Minuman Bubuk Instan Sawi Hijau.J, Rekayasa Pangan dan Pertanian. 2(1);12-19. Asiah, N. Sembodo, R. dan Prasetyabingum, A. 2012. Aplikasi Metode Foam mat drying Pada Proses Pengeringan Spirulina. J. Teknologi Kimia dan Industri (1)(1) : 461-467. Bachtiar, R. 2011. Pembuatan Minuman Instan Sari Kurma (Phoenix dactylifera). Skripsi. Departemen Teknologi Industri Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.



Badan Standarisasi Nasional. 1992. SNI 01-2593-1992. Dekstrin Industri Pangan. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta. Badan Standarisasi Nasional. 1996. SNI 014320-1996. Serbuk Minuman Tradisional. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta. Balasubramanian, S. Paridhi, G. Bosco, J,D dan Kadam, D,M. 2012. Optimization of Process Conditions for the Development of Tomato Foam by Box-Behnken Design. Journal of Food and Nutrition Science. (3): 925-930. Bandarayanake. 2002. Bioactivities, Bioactive Compounds and Chemical Constituent



of Mangrove Plants. Kluwer Academic Publisher, Ecology of Mangrove Plant. 10 (2):421-452. Darniadi, S. Sofyan, I dan Arief, DZ. 2011.Karakteristik Fisiko-Kimia dan Organoleptik Bubuk Minuman Instan Sari Jambu Biji Merah (Psidium guajava L.)Yang Dibuat Dengan Metode Foam Mat Drying. J. Widyariset. 14(2):431-438. Food and Drug Administration (FDA). 2015. Code Federal Regulation Title 21 (CFR), Volume 3.(http//www.accessdata.fda.gov). Di akses 9 Oktober 2015. Fennema, O.R. 1985. Principles of food Science, part I food chemistry. Marcell Dekker, Inc. Newyork. Hartomo, A. J dan Widiatmoko, M. C. 1992. Emulsi dan Pangan Instan Berlesitin. Dani Offset. Yogyakarta. Heri. 2015. Ekosistem Mangrove Sadu Pantai Timur Jambi Terancam (dibutuhkan keperdulian kita menyelamatkan lingkungan yang mendukung ekonomi masyarakat). Artikel Gitabuana. (http://www.gitabuana.org/ekosistemmangrove/). Di akses 10 Oktober 2015.



Husain, H. 1991. Buku Karbohidrat Pangan Lanjut. Laboratorium Kimia Biokimia Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Iswari, K. 2007. Kajian Pengolahan Bubuk Instant Wortel dengan Metode Foam Mat Drying.Balai pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat Buletin Teknologi Pasca Panen Pertanian, 3.37-41. Jariyah.Widjanarko, S,B. Yunianta. Estiasih, T. dan Sopade, P.A. 2014. Pasting properties mixtures of mangrove fruit flour (Sonneratia caseolaris) dan starches. Internasional Food Research Journal 21 (6): 2161-2167.



7



Lindawati, L. 1992. Mempelajari Cara Pembuatan Minuman Jambu Biji (Psidium gujava L). Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor. Manalu. R. D. E. 2011. Kadar Beberapa Vitamin Pada Buah Pedada (Sonneratia caseolaris) dan Hasil Olahannya.Skripsi.Fakultas Perikanan dan Ilmu Kehutanan.Institut Pertanian Bogor. Bogor. Muchtadi, T.R dan Sugiyono. 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Direktorat Jenderal Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi.Institut Pertanian Bogor. Bogor.



Naibaho, T.L, Suhaidi dan Ginting, S. 2015. Pengaruh Suhu Pengeringan dan Konsentrasi Dekstrin Terhadap Mutu Minuman Instan Bit Merah. J. Rekayasa Pangan dan Pertanian., 3(2):178-184. Nugroho, E.S, Tamaroh , S dan Setyowati, A. 2006. Pengaruh Konsentrasi Gum Arab dan Dekstrin terhadap sifat fisik dan tingkat kesukaan Temulawak (Curcuma Xanthoriza Roxb). J. Teknologi Pertanian. 3(2): 78-86. Pomeranz, Y., Meloan, C.E, 1978, Food Analysis Theory and Practice, Avi Publishing Company, Inc, Westport Conectcut. Prihastuti, D. Afif, A. Mukaromah, L. dan Widiani, N. 2012. Analisis Karakteristik Antioksidan Dalam Mister Kumis: Minuman Instan Serbuk Kulit Manggis (Garcinia mangostana L). Fakultas MIPA. Universitas Negeri Yogyakarta. Putri, N.D. 2013. Kajian Penggunaan Gula Dalam Pembuatan Minuman Fungsional Antioksidan Sari Buah Pedada (Sonneratiacaseolaris). Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Jambi. Jambi.



Ramadhia, M. Kumalaningsih, S dan Santoso, I. 2012. Pembuatan Tepung Lidah Buaya (Aloe vera L.) dengan Metode Foam-mat Drying. J. Teknologi Pertanian, 13(2);125-137. Rengga, W.D.P dan Handayani, A. 2010.Serbuk Instan Manis Daun Pepaya Sebagai Upaya Memperlancar Air Susu Ibu.Prodi Teknik Kimia. Fakultas Teknik. Universitas Negeri semarang. Retno, E. Fadillah dan Kriswiyanti, E. 2006.Pengeringan Jambu Biji (Lambo Guava) dengan Metode Foam Mat drying. Jurnal Ekuilibrium. 5(1):1-7. Setyaningsih, D. Apriyantono, A. dan Sari, M, P. 2010. Analisis Sensori untuk Industri Pangan dan Agro.IPB Press. Bogor. Shittu, T.A. dan Lawal, M.O. 2007.Factors Affecting Instant Properties of Powdered Cocoa Beverages. Journal of Food Chemistry.100 : 91-98. Stephen, A. M. Philips, G. O dan Williams, P. A. 2006. Food Polysaccharides dan Their Applications.Informa.Newyork. Sudarmadji, S. B. Haryono dan Suhardi.1997. Prosedur Analisa untuk bahan Makanan dan Pertanian. Liberty, Yogyakarta. Sutardi, S Hadiwiyoto dan CRN Murti. 2010. Pengaruh Dekstrin dan Gum Arab terhadap sifat Kimia dan Fisik bubuk sari jagung manis (Zeamayssaccharata). J.Teknologi Industri Pangan 21(2): 102-107. Wahyuni, S. 2006. Pengaruh Konsentrasi Dekstrin Terhadap Sifat Fisik, Kimia dan Organoleptik Bubuk Sari Buah Dari Nenas Tangkit. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Jambi. Jambi. Wihardandi, A. 2012. Hutan Mangrove Indonesia Terus Terkikis Manusia.Situs Berita dan Informasi Lingkungan.(http://www.mongabay.co .id). Di akses 27 Oktober 2015.



8



Winarno, F.G. 1984. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.



Wiyono, R. 2006. Studi Pembuatan Serbuk effervescent temulawak (curcuma xanthorizzaroxt) kajian suhu pengering, konsentrasi dekstrin, konsentrasi asam sitrat dan Na. bikarbonat.Skripsi. Universitas Andalas. Padang.



Wulansari, ADB. Prasetyo, M. Lejaringtyas, A. Hidayat, S. dan Anggraini. 2010. Aplikasi dan Analisis kelayakan pewarna bubuk merah alami berantioksidan dari ekstrak biji buah pinang (Arecha catechu) sebagai bahan pengganti pewarna sintetik pada produk pangan. Jurnal Industrial. 1(1):1-9.



9