Asas Pengembangan Kurikulum [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Asas Pengembangan Kurikulum Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab



Dosen pengampu : Shodiqul Bahroyni, M.Pd



Kelompok : 1. Kholilul Rohman 2. Uma Rohmatul Hidayah 3. Nala Irkham Maulana 4. Nila Fadhilatul Mamluah JURUSAN TARBIYAH PROGRAM BAHASA ARAB STAIM Kendal Ngawi



1



2020



2



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat tuhan yang maha Esa segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai, tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan inspirasi dan aspirasinya. Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi saya khususnya dan umumnya bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman. Saya yakin masih banyak kekuangan dalam makalah ini, oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.



Ngawi. Oktober 2020



penyusun



i



DAFTAR ISI



A. KATA



PENGANTAR…………………………………………………..



……………………….….....i B. Daftar



isi………………………………………….....



………...........................................................ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang…………………………………..……………………………..…………..…..1 B. Rumusan masalah………………………………………………….…………...……………...1 C. Tujuan masalah…………………………………………………..…………...………………..1 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian asas pengembangan kurikulum…………........................…..……………..……….2 B. Macam asas kurikulum … ……………………………………………………………...……..2 C. Landasan kurikulum..………..………………………………..………...…...……...….............3 BAB III PENUTUP Kesimpulan……………………………………………………..……………………………….4 DAFTAR PUSTAKA



ii



BAB I PENDAHULUAN A.       Latar Belakang Kurikulum merupakan suatu rancangan pendidikan yang memiliki kedudukan cukup penting dalam seluruh kegiatan pendidikan, juga menentukan proses pelaksanaan dan hasil pendidikan. Penyususnan kurikulum tidak dapat dikerjakan secara sembarangan, mengingat pentingnya peran kurikulum di dalam pendidikan perkembangan kehidupan manusia secara umum.Dalam pengembangan kurikulum, ada beberapa landasan utama, yaitu asas psikologi anak Indonesia sendiri, asas sosiologi atau keadaan bangsa Indonesia sendiri, asas perkembangan IPTEKS di dunia, dan asas filsafat bangsa Indonesia sendiri, yaitu filsafat pancasila.Perkembangan psikologis anak Indonesia belum secara penuh diteliti oleh bangsa Indonesia. Hal ini disebabkan banyaknya suku bangsa di Indonesia yang memiliki berbagai ciri khas. Pada dasarnya psikologis anak inilah yang nantinya dijadikan dasar-dasar pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan oleh kurikulum yang berlaku. Kurikulum hendaknya memperhatikan keadaan lingkungan fisik maupun lungkungan non fisik. Agar kurikulum berdasar keadaan sekitar lahirlah kurikulum muatan local yang dasarnya pada keadaan lingkungaan setampat.Hingga kini filsafat pancasila yang dianut oleh bangsa Indonesia masih merupakan bahan yang ideal. Namun terkadang sebagian besar di sekolah-sekolah pendidikan pancasila masih bersifat pengajaran kognitif. Jadi, Pendidikan pancasila di Indonesia diharapkan dapat membentuk watak kepribadian bangsa Indonesia.Demikian gambaran keempat dasar kurikulum tersebut yang harus dijadikan landasan untuk pengembangan selanjutnya. Pada butir satu sampai tiga selalu berkembang dan berubah. B.        Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari asas pengembangan kurikulum? 2. Apa saja macam – macam kurikulum? 3. Apa landasan kurikulum? C.       Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian asas kurikulum. 2. Untuk mengetahui macam – macam asas kurikulum. 3. Untuk mengetahui seperti apa landasan kurikulum.



1



BAB II PEMBAHASAN A. Asas Pengembangan Kurikulum Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Asas adalah dasar ( sesuatu yang menjadi tumpuan berfikir atau berpendapat ) sedangkan kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang di berikan oleh suatu lembaga penyelengara pendidikan yang berisi rancangan pembelajaran yang akan di berikan lepada peserta pembelajaran dalam satu periode jemjang pendidikan. Guru, sebagai pengembang kurikulum dalam skala mikro, perlu memahami kurikulum dan asasasas yang mendasarinya. Nasution (2008:11-14) menjelaskan bahwa ada empat asas yang mendasari pengembangan kurikulum. Keempat asas tersebut adalah: Asas – asas kurikulum 1. Filosofis



2. Sosiologis



3. Psikologis



4. Organisantoris



1. Asas Filosofis Sekolah bertujuan mendidik anak agar menjadi manusia yang “baik”. Faktor “baik” tidak hanya ditentukan oleh nilai-nilai, cita-cita, atau filsafat yang dianut sebuah negara, tetapi juga oleh guru, orang tua, masyarakat, bahkan dunia. Kurikulum mempunyai hubungan yang erat dengan filsafat suatu bangsa, terutama dalam menentukan manusia yang dicita-citakan sebagai tujuan yang harus dicapai melalui pendidikan formal. Kurikulum yang dikembangkan harus mampu menjamin terwujudnya tujuan pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Jadi, asas filosofis berkenaan dengan tujuan pendidikan yang sesuai dengan filsafat negara. Perbedaan filsafat suatu negara menimbulkan implikasi yang berbeda di dalam merumuskan tujuan pendidikan, menentukan bahan pelajaran dan tata cara mengajarkan, serta menentukan cara-cara evaluasi yang ditempuh. Di Indonesia, penyusunan, pengembangan, dan pelaksanaan



2



kurikulum harus memperhatikan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Garis-Garis Besar Haluan Negara sebagai landasan filosofis negara.



Asas filosofis



Filosofis



Falsafah bangsa



Falsafah lembaga pendidikan



Falsafah pendidik



Falsafah bangsa  Setiap negara memiliki falsafah atau pandangan pokok mengenai pendidikan  Setiap individu memiliki pandangan tertentu mengenai pendidikan. Dalam konteks ini, keberadaan kurikulum adalah untuk memelihara keutuhan dan persatuan bangsa  Keberadaan falsafah Pancasila harus dijadikan kerangka utama (mainstream) dalam mengontrol pelaksanaan lembaga pendidikan Falsafah Lembaga Pendidikan  Falsafah lembaga pendidikan jarang dinyatakansecara jelas, spesifik, dan eksplisit dalam bentuk tulisan  Komponen falsafah lembaga pendidikan (Nasution, 1989:21): a) alasan rasional ttg eksistensi lembaga, b) prinsip-prinsip pokok yang mendasarinya, c) nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang dijunjung tinggi, d) prinsip pendidikan mengenai hakikat anak didik, hakikat proses belajar mengajar, dan hakikat pengetahuan. Falsafah Pendidik  Peran pendidik dalam operasional kurikulum sangat penting



3



 Peran falsafah pendidik dalam perencanaan, pengorganisasian, dan penyampaian pelajaran merupakan hal yang menentukan tercapainya tujuan pendidikan yg dirumuskan dalam kurikulum sekolah  Keberhasilan anak didik menerima ilmu pengetahuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan sangat ditentukan oleh falsafah pendidik terhadap profesinya



2. Asas psikolog



Asas psikologis



Psikologi anak Psikologi belajar



a. Psikologi Anak Sekolah didirikan untuk anak, untuk kepentingan anak, yakni menciptakan situasi-situasi yang memungkinkan anak dapat belajar mengembangkan bakatnya. Selama berabad-abad, anak tidak dipandang sebagai manusia oleh orang dewasa. Hal ini tampak dari kurikulum yang mengutamakan bahan, sedangkan anak “dipaksa” menyesuaikan diri dengan bahan tersebut dengan segala kesulitannya. Padahal anak mempunyai kebutuhan sendiri sesuai dengan perkembangannya. Pada permulaan abad ke -20, anak kian mendapat perhatian menjadi salah satu asas dalam pengembangan kurikulum. Kemudian muncullah aliran progresif, yakni kurikulum yang semata-mata didasarkan atas minat dan perkembangan anak (child centered curiculum). Kurikulum ini dapat diapandang sebagai reaksi terhadap kurikulum yang diperlukan orang dewasa tanpa menghiraukan kebutuhan anak. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kurikulum adalah:  Anak bukan miniatur orang dewasa  Fungsi sekolah di antaranya mengembangkan pribadi anak seutuhnya.  Faktor anak harus benar-benar diperhatikan dalam pengembangan kurikulum  Anak harus menjadi pusat pendidikan/sebagai subjek belajar dan bukan objek belajar.  Tiap anak unik, mempunyai ciri-ciri tersendiri, lain dari yang lain. Kurikulum hendaknya mempertimbangkan keunikan anak agar ia sedapat mungkin berkembang sesuai dengan bakatnya. b. Psikologi Belajar Pendidikan di sekolah diberikan dnegan kepercayaan dan keyakinan bahwa anak-anak dapat dididik, dapat dipengaruhi kelakuannya. Anak-anak dapat belajar, dapat menguasai sejumlah pengetahuan, mengubah sikapnya, menerima norma-norma, menguasai sejumlah keterampilan.



4



Oleh sebab belajar itu ternyata suatu proses yang pelik dan kompleks, timbullah berbagai teori belajar yang menunjukkan ketidaksesuaian satu sama lain. Pada umumnya tiap teori mengandung kebenaran. Akan tetapi tidak memberikan gambaran tentang keseluruhan proses belajar. Jadi, yang mencakup segala gejala belajar dari yang sederhana sampai yang paling pelik. Dengan demikian, teori belajar dijadikan dasar pertimbangan dalam pengembangan kurikulum. Pentingnya penguasaan psikologi belajar dalam pengembangan kurikulum antara lain diperlukan dalam hal: - seleksi dan organisasi bahan pelajaran - menentukan kegiatan belajar mengajar yang paling serasi - merencanakan kondisi belajar yang optimal agar tujuan belajar tercapai. (Nasution, 2008:57) 3. Asas Sosiologis Anak tidak hidup sendiri terisolasi dari manusia lain. Ia selalu hidup dalam suatu masyarakat. Di situ, ia harus memenuhi tugas-tugas yang harus dilakukannya dengan penuh tanggung jawab, baik sebagai anak maupun sebagai orang dewasa kelak. Ia banyak menerima jasa dari masyarakat dan ia sebaliknya harus menyumbangkan baktinya bagi kemajuan masyarakat. Tiap masyarakat mempunyai norma-norma, adat kebiasaan yang harus dikenal dan diwujudkan anak dalam pribadinya, lalu dinyatakannya dalam kelakuan. Tiap masyarakat berlainan corak nilai-nilai yang dianutnya. Tiap anak akan berbeda latar belakang kebudayaanya. Perbedaan ini harus



dipertimbangkan



dalam



kurikulum.



Selain



itu,



perubahan



masyarakat



akibat



perkembangan iptek merupakan faktor yang benar-benar harus dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum. Karena masyarakat merupakan faktor penting dalam pengembangan kurikulum, masyarakat dijadikan salah satu asas. 4. Asas Organisatoris Asas ini berkenaan dengan masalah bagaimana bahan pelajaran akan disajikan. Apakah dalam bentuk mata pelajaran yang terpisah-pisah, ataukah diusahakan adanya hubungan antara pelajaran yang diberikan, misalnya dalam bentuk broad field atau bidang studi seperti IPA, IPS, Bahasa, dan lain-lain. Ataukah diusahakan hubungan secara lebih mendalam dengan menghapuskan segala batas-batas mata pelajaran (dalam bentuk kurikulum terpadu). Penganut ilmu jiwa asosiasi akan memilih bentuk organisasi kurikulum yang berpusat pada mata pelajaran, sedangkan penganut ilmu jiwa gestalt akan cenderung memilih kurikulum terpadu.1



1



. http://jihadada.blogspot.com/p/asas-asas-pengembangan-kurikulum-a.html?m



5



B. Landasan-landasan dalam Pengembangan Kurikulum Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan empat landasan utama dalam pengembangan kurikulum, yaitu:



1. Filosofis



2. Psikologis



3. Sosial - Budaya



4. Ilmu pengetahuan dan tegnologi



1. Landasan Filosofis Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kuikulum. Sama halnya seperti dalam Filsafat Pendidikan, kita dikenalkan pada berbagai aliran filsafat, seperti : perenialisme, essensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan rekonstruktivisme. Dalam pengembangan kurikulum pun senantiasa berpijak pada aliran – aliran filsafat tertentu, sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan implementasi kurikulum yang dikembangkan. Dengan merujuk kepada pemikiran Ella Yulaelawati (2003), di bawah ini diuraikan tentang isi dari-dari masing-masing aliran filsafat, kaitannya dengan pengembangan kurikulum. Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan dari pada warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan yang menganut faham ini menekankan pada kebenaran absolut , kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu. Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya dianggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat. Sama halnya dengan perenialisme, essesialisme juga lebih berorientasi pada masa lalu. Eksistensialisme menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan makna. Untuk memahami kehidupan seseorang mesti memahami dirinya sendiri. Aliran ini mempertanyakan : bagaimana saya hidup di dunia ? Apa pengalaman itu ? Progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses. Progresivisme merupakan landasan bagi pengembangan belajar peserta didik aktif.



6



Rekonstruktivisme



merupakan



elaborasi



lanjut



dari



aliran



progresivisme.



Pada



rekonstruktivisme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan. Di samping menekankan tentang perbedaan individual seperti pada progresivisme, rekonstruktivisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis dan sejenisnya. Aliran ini akan mempertanyakan untuk apa berfikir kritis, memecahkan masalah, dan melakukan sesuatu ? Penganut aliran ini menekankan pada hasil belajar dari pada proses. Aliran Filsafat Perenialisme, Essensialisme, Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang mendasari terhadap pengembangan Model Kurikulum Subjek-Akademis. Sedangkan, filsafat progresivisme memberikan dasar bagi pengembangan Model Kurikulum Pendidikan Pribadi. Sementara, filsafat rekonstruktivisme banyak diterapkan dalam pengembangan Model Kurikulum Interaksional. Masing-masing aliran filsafat pasti memiliki kelemahan dan keunggulan tersendiri. Oleh karena itu, dalam praktek pengembangan kurikulum, penerapan aliran filsafat cenderung dilakukan secara seklektif untuk lebih mengkompromikan dan mengakomodasikan berbagai kepentingan yang terkait dengan pendidikan. Meskipun demikian, saat ini pada beberapa negara dan khususnya di Indonesia, tampaknya mulai terjadi pergeseran landasan dalam pengembangan kurikulum, yaitu dengan lebih menitikberatkan pada filsafat rekonstruktivisme. 2. Landasan Psikologis Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan bahwa minimal terdapat dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum yaitu (1) psikologi perkembangan dan (2) psikologi belajar. Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu berkenaan dengan perkembangannya. Dalam psikologi perkembangan dikaji tentang hakekat perkembangan, pentahapan perkembangan, aspek-aspek perkembangan, tugas-tugas perkembangan individu, serta hal-hal lainnya yang berhubungan perkembangan individu, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan mendasari pengembangan kurikulum. Psikologi belajar merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam konteks belajar. Psikologi belajar mengkaji tentang hakekat belajar dan teori-teori belajar, serta berbagai aspek perilaku individu lainnya dalam belajar, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan sekaligus mendasari pengembangan kurikulum. 3. Landasan Sosial-Budaya Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. Sebagai suatu rancangan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Kita maklumi bahwa pendidikan merupakan usaha mempersiapkan peserta didik untuk terjun ke lingkungan masyarakat. Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan semata, namun memberikan bekal pengetahuan, 7



keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di masyarakat. Peserta didik berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik formal maupun informal dalam lingkungan masyarakat dan diarahkan bagi kehidupan masyarakat pula. Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya menjadi landasan dan sekaligus acuan bagi pendidikan. Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia – manusia yang menjadi terasing dari lingkungan masyarakatnya, tetapi justru melalui pendidikan diharapkan dapat lebih mengerti dan mampu membangun kehidupan masyakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik, kekayaan dan perkembangan yang ada di masyakarakat. Setiap lingkungan masyarakat masing-masing memiliki sistem-sosial budaya tersendiri yang mengatur pola kehidupan dan pola hubungan antar anggota masyarakat. Salah satu aspek penting dalam sistem sosial budaya adalah tatanan nilai-nilai yang mengatur cara berkehidupan dan berperilaku para warga masyarakat. Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari agama, budaya, politik atau segi-segi kehidupan lainnya. Sejalan dengan perkembangan masyarakat maka nilai-nilai yang ada dalam masyarakat juga turut berkembang sehingga menuntut setiap warga masyarakat untuk melakukan perubahan dan penyesuaian terhadap tuntutan perkembangan yang terjadi di sekitar masyarakat. Israel Scheffer (Nana Syaodih Sukmadinata, 1997) mengemukakan bahwa melalui pendidikan manusia mengenal peradaban masa lalu, turut serta dalam peradaban sekarang dan membuat peradaban masa yang akan datang. Dengan demikian, kurikulum yang dikembangkan sudah seharusnya mempertimbangkan, merespons dan berlandaskan pada perkembangan sosial – budaya dalam suatu masyarakat, baik dalam konteks lokal, nasional maupun global. 4. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pada awalnya, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia masih relatif sederhana, namun sejak abad pertengahan mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai penemuan teoriteori baru terus berlangsung hingga saat ini dan dipastikan kedepannya akan terus semakin berkembang Kemajuan cepat dunia dalam bidang informasi dan teknologi dalam dua dasa warsa terakhir telah berpengaruh pada peradaban manusia melebihi jangkauan pemikiran manusia sebelumnya. Pengaruh ini terlihat pada pergeseran tatanan sosial, ekonomi dan politik yang memerlukan



8



keseimbangan baru antara nilai-nilai, pemikiran dan cara-cara kehidupan yang berlaku pada konteks global dan lokal. Selain itu, dalam abad pengetahuan sekarang ini, diperlukan masyarakat yang berpengetahuan melalui belajar sepanjang hayat dengan standar mutu yang tinggi. Sifat pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai masyarakat sangat beragam dan canggih, sehingga diperlukan kurikulum yang disertai dengan kemampuan meta-kognisi dan kompetensi untuk berfikir dan belajar untuk belajar (learning to learn) dalam mengakses, memilih dan menilai pengetahuan, serta mengatasi siatuasi yang ambigu dan antisipatif terhadap ketidakpastian. Perkembangan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, terutama dalam bidang transportasi dan komunikasi telah mampu merubah tatanan kehidupan manusia. Oleh karena itu, kurikulum seyogyanya dapat mengakomodir dan mengantisipasi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta didik dapat mengimbangi dan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia.2



2



. http://bahasacitra.blogspot.com/p/blog-page.html?m=1



9



PENUTUP A. Kesimpulan Nasution ,(2008:11-14) menjelaskan bahwa ada empat asas yang mendasari pengembangan kurikulum yaitu: a. Asas filosofis Asas filosofis dalam penyusunan kurikulum, berarti bahwa penyusunan kurikulum hendaknya berdasar dan terarah pada falsafah yang dianut. b. Asas psikologi Manusia adalah makhluk yang bersifat unitas multiplex yang terdiri atas sembilan aspek psikologi yang kompleks tetapi satu. Pentingnya penguasaan psikologi belajar dalam pengembangan kurikulum antara lain diberlakukan dalam hal :  Seleksi dan organisasi bahan pelajaran  Menentukan kegiatan belajar mengajar yang paling serasi  Merencanakan kondisi belajar yang optimal agar tujuan belajar tercapai, (Nasution,2008:57) c. Asas social budaya Kurikulum sekolah dalam penyusunan dan pelaksanaan banyak dipengaruhi oleh kekuatan kekuatan social yang berkembang dan selalu berubah dimasyarakat. d. Asas teknologi Kurikulum tidak boleh meninggalkan kemajuan teknologi pendidikan. Peningkatan pengunaan teknologi pendidikan akan menyebabkan naiknya tingkat efektivitas dan efisien proses belajar mengajar selalu menonjolkan peranan guru, terutama dalam Nana Syaodih Sukmadinata(1997) mengemukakan empat landasan utama dalam pengembangan kurikulum, yaitu : a) Landasan filosofis b) Landasan psikologis c) Landasan social-budaya d) Landasan ilmu pengetahuan dan teknologi



10



DAFTAR PUSTAKA http://jihadada.blogspot.com/p/asas-asas-pengembangan-kurikulum-a.html?m,



diakses



pada



tanggal 4 oktober 2020. http://bahasacitra.blogspot.com/p/blog-page.html?m=1, diakses pada tanggal 3 oktober 2020



11