ASKEB BALITA SAKIT  [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA SAKIT DI BPM MASYURI Amd.Keb TAHUN 2021



DISUSUN OLEH : LOLITA JUNIAR SIHOMBING NIM : 202006090128



PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS KADIRI



LEMBAR PENGESAHAN



ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA SAKIT DI BPM MASYURI Amd.Keb TAHUN 2021 Atas nama mahasiswa : NAMA : Lolita Juniar Sihombing NIM



: 202006090128



Telah disahkan pada tanggal : 30 Juni 2021



Pembimbing Institusi



Pembimbing Klinik/CI



Huda Rohmawati,SST. M,Keb



Masyuri, A.md.Keb



TINJUAN PUSTAKA



Balita a. Pengertian Balita adalah anak dengan usia di bawah 5 tahun dengan karakteristik pertumbuhan yakni pertumbuhan cepat pada usia 0-1 tahun dimana umur 5 bulan berat badan naik 2x berat badan lahir, dan 3x berat badan lahir pada umur 1 tahun dan menjadi 4x pada umur 2 tahun (Septiari, 2012). Anak Balita adalah anak yang berusia antara 1-5 tahun (Sudarmoko, 2013). Menurut Penulis, balita adalah anak yang menginjak usia 1 sampai 5 tahun dengan karekteristik pertumbuhan dan perkembangan.



b. Tahapan Tumbuh Kembang Balita Manggiasih (2016) mengelompokkan tahapan tumbuh kembang balita sebagai berikut : 1) Umur 12-15 bulan a) Berjalan naik dan turun tangga. b) Berjalan sambil berjinjit. c) Menangkap dan melempar bola d) Menyebut nama bagian tubuh. e) Melakukan pembicaraan.



2) Umur 15-18 bulan a) Bermain di luar rumah. b) Bermain air. c) Menendang bola. d) Bercerita tentang gambar di buku / majalah.



e) Permainan telepon-teleponan. f) Menyebut berbagai barang.



3) Umur 18-24 bulan a) Melompat. b) Melatih keseimbangan tubuh. c) Mendorong permainan dengan kaki. d) Melihat acara televisi. e) Mengerjakan perintah sederhana. f) Berbicara tentang apa yang dilihatnya.



4) Umur 24-36 bulan a) Latihan menghadapi rintangan. b) Melompat jauh. c) Melempar dan menangkap bola besar. d) Menyebut nama lengkap anak. e) Berbicara tentang diri anak. f) Menyebut berbagai jenis pakaian



5) Umur 36-48 bulan a) Menangkap bola kecil dan melemparkan kembali. b) Berjalan mengikuti garis lurus. c) Melompat dengan satu kaki. d) Mengenal huruf besar menurut alfabet di koran / majalah e) Bercerita mengenai dirinya. f) Bercerita melalui album foto.



6) Umur 48-60 bulan a) Lomba karung. b) Main engklek. c) Melompat tali. d) Belajar mengingat-ingat e) Mengenal angka. f) Mengenal huruf dan simbol. g) Mengenal musim. h) Membaca majalah.



c. Gangguan Kesehatan Pada Balita Menurut sudarmoko (2013), penyakit pada balita sebagai berikut : 1) Alergi/biduran 2) Asma 3) Batuk 4) Cacar air 5) Cacingan 6) Campak 7) Demam 8) Diare 9) Defisiensi Gizi 10) Influenza 11) Kejang Demam 12) Mimisan 13) Sakit Kuning



2. Febris



a. Pengertian Febris adalah meningkatnya temperatur tubuh secara abnormal (Suriadi dan Yuliani, 2006). Febris dapat di definisikan dengan suatu keadaan suhu tubuh di atas normal sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus yang di pengaruhi oleh interleukin-1 (Sodikin, 2012). Febris adalah suatu keadaan di mana suhu tubuh di atas normal, yaitu diatas 380C (Riandita, 2012). Febris adalah salah satu keluhan yang paling sering dikemukakan, yang terdapat pada berbagai penyakit baik infeksi maupun non-infeksi (Matondang dkk, 2013). Febris adalah meningkatnya suhu tubuh di atas 380C yang terdapat pada berbagai penyakit.



b. Etiologi Zat yang menyebabkan febris adalah pirogen. Ada dua jenis pirogen yaitu pirogen eksogen dan endogen. Pirogen eksogen berasal dari luar tubuh dan berkemampuan untuk merangsang interleukin-1. Sedangkan pirogen endogen berasal dari dalam tubuh dan memiliki kemampuan untuk merangsang febris dengan mempengaruhi kerja pusat pengatur suhu di hipotalamus (Sodikin, 2012). Dilihat dari faktor penyebabnya, febris bisa dibedakan menjadi dua. Pertama, febris sebagai akibat dari suatu infeksi oleh kuman, virus, parasit, atau mikroorganisme lain. Kedua, febris yang di sebabkan oleh faktor non infeksi antara lain faktor alergi, dehidrasi pada anak. Febris hanya bisa disebabkan oleh alergi terhadap benda-benda tertentu seperti serbuk sari dari pohon, ilalang, rumput, bulu binatang, debu rumah dan jamur (Sudarmoko, 2013).



c. Patofisiologi Febris dimulai dengan timbulnya reaksi tubuh terhadap pirogen. Saat mekanisme ini berlangsung bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis oleh leukosit, makrofag, serta limfosit pembunuh yang memiliki granula dalam ukuran besar. Seluruh sel ini kemudian mencerna hasil pemecahan bakteri, dan melepaskan zat interleukin-1 ke dalam cairan tubuh (zat pirogen 13 leukosit/pirogen endogen). Mekanisme febris terlihat jelas pada saat interleukin-1 sudah sampai ke hipotalamus akan menimbulkan



febris dengan cara meningkatkan temperatur tubuh dalam waktu 8– 10 menit (Sodikin,2012). Febris sering kali dikaitkan dengan adanya gangguan pada “set point” hipotalamus oleh karena infeksi, alergi, endotoxin atau tumor (Sudarmoko, 2013). Sewaktu febris berlangsung, akan terlihat berbagai gejala klinis tergantung dari fase febris nya. Ada 3 fase yang terjadi selama febris berlangsung, yaitu : 1) Fase I ( awitan dingin atau menggigil ) Pada fase awal ini febris akan disertai dengan : a) Peningkatan denyut jantung. b) Peningkatan laju dan kedalaman pernafasan. c) Menggigil akibat tegangan dan kontraksi otot. d) Kulit pucat dan dingin karena vasokonstriksi. e) Merasakan sensasi dingin. f) Dasar kuku mengalami sianosis karena vasokonstriksi. g) Rambut kulit berdiri. h) Pengeluaran keringat berlebihan. i) Peningkatan suhu tubuh.



2) Fase II ( proses febris ) a) Proses menggigil hilang b) Kulit terasa hangat (panas). c) Merasa tidak panas (dingin). d) Peningkatan nadi dan laju pernafasan. e) Peningkatan rasa haus. f) Dehidrasi ringan sampai berat. g) Mengantuk, delirium, atau kejang akibat iritasi sel saraf. h) Kehilangan nafsu makan ( bila demam memanjang )



3) Fase III ( pemulihan ) Saat fase pemulihan maka akan disertai : a) Kulit tampak merah dan hangat. b) Berkeringat. c) Mengigil ringan. d) Kemungkinan mengalami dehidrasi. d. Manifestasi klinis febris Menurut Suriadi, Yuliani (2006) dan Sodikin (2012) gejala demam sebagai berikut : 1) Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal (>380C) 2) Menggigil. 3) Berkeringat. 4) Gelisah atau lethargy 5) Tidak ada nafsu makan 6) Nadi dan pernapasan cepat. 7) Kejang e. Komplikasi febris Komplikasi yang akan terjadi pada demam menurut Suriadi dan Yuliani (2006), yaitu : 1) Kejang. 2) Risiko persisten bakteremia. 3) Risiko meningitis. 4) Risiko ke arah keseriusan penyakit. f. Penatalaksanaan Penatalaksanaan febris menurut Suriadi dan Yuliani (2006) dan Sodikin (2012) sebagai berikut : 1) Pemberian terapi antipiretik dan antibiotik sesuai program.



2) Berikan minuman lebih banyak dari biasanya. 3) Pakaian yang di gunakan anak baiknya dengan pakaian yang tipis. 4) Monitor temperatur secara ketat. 5) Hindari kompres alkohol dan air es. 6) Kompres hangat ( Tepid Water Sponge ) dengan cara : a) Menyiapkan air hangat b) Mencelupkan waslap atau handuk kecil ke waskom dan mengkompresnya di daerah dahi, dada, dan ketiak. c) Melakukan tindakan di atas beberapa kali (setelah kulit kering ). 7) Menghentikan prosedur bila suhu tubuh mendekati normal16 Penatalaksanaan Febris menurut Kemenkes RI (2015) dalam buku Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) sebagai berikut : 1) Beri satu dosis paracetamol setiap 6 jam sampai demam hilang untuk demam ≥ 38,5 0C 2) Obati penyebab lain dari demam 3) Nasihati kapan kembali segera 4) Kunjungan ulang 2 hari jika tetap demam 5) Jika demam berlanjut lebih dari 7 hari, RUJUK untuk penilaian lebih lanjut



3. Dehidrasi a. Klasifikasi tingkat dehidrasi pada anak menurut WHO (2009), adalah sebagai berikut : 1) Dehidrasi berat Terdapat dua atau lebih dari tanda di bawah ini :



a) Latergis/ tidak sadar b) Mata cekung c) Tidak bisa minum atau malas minum d) Cubitan kulit perut kembali sangat lambat ( ≥ 2 detik) 2) Dehidrasi sedang Terdapat dua atau lebih tanda di bawah ini : a) Rewel, gelisah b) Mata cekung c) Minum dengan lahap, haus17 d) Cubitan kulit kembali lambat 3) Tanpa dehidrasi Tidak terdapat cukup tanda utuk diklasifikasikan sebagai dehidrasi sedang atau berat



B. Teori Manajemen Kebidanan 1. Pengertian Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien (Maryunani, 2016). 2. Proses Asuhan Kebidanan Adapun tujuh langkah proses manajemen menurut Rismalinda (2014) : a. Langkah I : Pengkajian Mengumpulkan data dasar yang menyeluruh untuk mengevaluasi pasien. Data dasar ini meliputi pengkajian riwayat, pemeriksaan fisik sesuai indikasi, meninjau kembali proses perkembangan keperawatan saat ini atau catatan rumah sakit terdahulu, dan meninjau kembali data hasil laboratorium dan laporan penelitian terkait secara singkat, data dasar yang diperlukan adalah semua data yanng berasal dari semua sumber informasi yang berkaitan dengan kondisi pasien (Varney, 2007). Pengkajian balita dengan febris antara lain. 1) Identitas



Merupakan bagian yang paling penting untuk memastikan bahwa yang diperiksa benar-benar anak yang dimaksud, dan tidak keliru dengan anak lain (Matondang dkk, 2013). Identitas tersebut meliputi :



a) Nama Bayi atau Balita Identitas dimulai dengan nama pasien, yang harus jelas dan lengkap ( nama depan, nama tengah (bila ada), nama keluarga, dan nama panggilan akrabnya.



b) Umur Umur pasien sebaiknya didapat dari tanggal lahir, yang dapat ditanyakan ataupun dilihat dari Kartu Menuju Sehat atau kartu pemeriksaan kesehatan lainnya. Usia anak diperlukan untuk menginterpretasi apakah data pemeriksaan klinis pada anak tersebut normal sesuai dengan umurnya.



c) Jenis Kelamin Jenis kelamin pasien sangat diperlukan, selain untuk identitas juga untuk penilaian data pemeriksaan klinis, misalnya nilai-nilai baku, insidens seks, penyakit-penyakit terangkai seks.



d) Anak ke Dikaji untuk mengetahui jumlah saudara pasien.



e) Nama Orangtua Nama ayah, ibu, atau wali pasien harus dituliskan dengan jelas agar tidak keliru dengan orang lain, mengingat banyak sekali nama yang sama. Bila ada, titel yang bersangkutan harus disertakan.



f) Umur Dikaji untuk mengetahui umur orang tua.



g) Suku Bangsa Memantapkan identitas seseorang tentang kesehatan dan penyakit.



h) Agama Data tentang agama juga memantapkan identitas; di samping itu perilaku seseorang tentang kesehatan dan penyakit sering berhubungan dengan agama. Kebiasaan, kepercayaan dan tradisi dapat menunjang namun tidak jarang dapat menghambat perilaku hidup sehat.



i) Pendidikan orangtua Tingkat pendidikan orangtua juga berperan dalam pendekatan selanjutnya, misalnya dalam pemeriksaan penunjang dan penentuan tata laksana pasien selanjutnya.



j) Pekerjaan orangtua Menggambarkan keakurataan data yang akan diperoleh serta dapat ditentukan pola pendekatan dalam anamnesis.



k) Alamat Tempat tinggal pasien harus ditulikan dengan jelas dan lengkap, dengan nomor rumah, nama jalan, RT,RW, kelurahan dan kecamatannya, serta bila ada nomor teleponnya. Kejelasan alamat keluarga ini amat diperlukan agar sewaktu-waktu dapat dihubungi, misalnya bila pasien menjadi sangat gawat, atau perlu tindakan operasi segera, atau perlu pembelian obat/alat yang tidak tersedia di rumah sakit, dan lain sebagainya.



2) Anamnesa (Data Subjekif) Anamnesa adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara (Matondang dkk, 2013).



a) Keluhan Utama



Keluhan utama yaitu keluhan atau gejala yang menyebabkan pasien dibawa berobat. Perlu diperhatikan bahwa keluhan utama tidak selalu merupakan keluhan yeng pertama disampaikan oleh orangtua pasien, hal ini terutama pada orangtua yang pendidikannya rendah, yang kurang dapat mengemukakan esensi masalah (Matondang dkk, 2013). Pada kasus febris keluhan yang dirasakan balita biasanya sedikit, rewel, cenderung emosional, susah minum, nafsu makan berkurang (Sudarmoko, 2013).



b) Riwayat kesehatan yang lalu Riwayat kesehatan yang lalu yang harus di periksa menurut Matondang, dkk (2013) : (1) Imunisasi Status imunisasi pasien, baik imunisasi dasar maupun imunisasi ulangan (booster) harus secara rutin di tanyakan untuk mengetahui status perlindungan pediatrik yang diperoleh mungkin dapat membantu diagnosis pada beberapa keadaan tertentu.



(2) Riwayat kesehatan keluarga atau menurun Data keluarga pasien perlu diketahui dengan akurat untuk memperoleh gambaran keadaan sosial-ekonimi budaya dan kesehatan keluarga pasien.



(3) Riwayat penyakit yang lalu Mengenai keadaan kesehatan pasien sejak sebelum terdapat keluhan sampai ia di bawa berobat .



(4) Riwayat penyakit sekarang Perlu diketahui keadaan atau penyakit yang berkaitan dengan penyakit sekrang. Perlu ditanyakan dengan teliti termasuk jenis keluhan, waktu keluhan, perkembangannya, dan responnya terhadap pengobatan yang diberikan.



c) Riwayat sosial (1) Siapa yang mengasuh balita



(2) Hubungan pasien dengan anggota keluarga yaitu ibu, ayah serta anggota keluarga yang lain. (3) Hubungan dengan teman sebaya dilingkungan sekitar rumah. (4) Perlu di upayakan untuk mengetahui terdapatnya masalah dalam keluarga, tetapi harus diingat bahwa masalah ini sering menyangkut hal-hal sensitif, hingga di perlukan kebijakan dan kearifan dalam pendekatannya. (Matondang dkk, 2013). d) Riwayat pertumbuhan Status pertumbuhan anak terutama pada usia balita dapat ditelaah dari kurva berat badan terhadap umur dan panjang badan terhadap umur (Matondang dkk, 2013). e) Riwayat perkembangan Status perkembangan pasien perlu ditelaah secara rinci untuk mengetahui apakah semua tahapan perkembangan dilaluidengan mulus atau terdapat penyimpangan (Matondang dkk, 2013). f) Pola kebiasaan sehari-hari (1) Pola nutrisi Pada anamnesis tentang riwayat makanan diharapkan dapat diperoleh keterangan tentang makanan yang dikonsumsi oleh anak, baik dalam jangka pendek (beberapa waktu sebelum sakit), maupun jangka panjang (sejak bayi). Kemudian dinilai apakah kualitas dan kuantitasnya adekuat, yaitu memenuhi angka kecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan (Matondang dkk, 2013). Pada kasus balita dengan febris anak susah makan dan minum (Sudarmoko, 2013). (2) Pola istirahat atau tidur Untuk mengetahui berapa lama anak tidur siang dan tidur malam (Walyani, 2015). (3) Pola hygiene Untuk mengetahui berapa kali anak mandi dalam sehari karena untuk mengetahui kebersihan anak tersebut (Walyani, 2015). (4) Pola aktivitas Pengkajian mengenai bagaimana pola aktivitas pasien (Walyani, 2015). (5) Pola eliminasi Untuk mengetahui berapa banyak anak BAB dan



BAK dalam sehari (Walyani, 2015).



3) Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendeteksi tiap tanda-tanda keluhan balita (Walyani, 2015).



a) Status Generalis (1) Keadaan umum bayi/balita meliputi : Kesan keadaan sakit, kesadaran dan kesan status gizi (Matondang dkk, 2013).



(2) Kesadaran Penilaian kesadaran dinyatakan sebagai Composmentis, apatik, delirium,somnolen, sopor, dan koma. Pada kasus anak dengan febris kesadaran apatis (Matondang dkk, 2013).



(3) Tanda-tanda vital meliputi :



(a) Denyut Nadi Pemeriksaan nadi harus dilakukan pada keempat ekstermitas, penilaian nadi harus mancakup : frekuensi atau laju nadi, irama, isi atau kualitas serta sekualitas nadi. Pada kasus balita dengan febris terjadi takikardia yaitu laju denyut nadi yang lebih cepat dari normal (Matondang dkk, 2013).



(b) Pernafasan Menilai laju pernafasan, irama atau keteraturan, kedalaman dan tipe atau pola pernapasan. Pada kasus balita dengan febris terjadi pernafasan yang lebih cepat dari normal (Matondang dkk, 2013).



(c) Suhu Suhu tubuh dapat sedikit meningkat apabila anak menangis, setelah makan, setelah bermain, dan ansietas (Matondang,dkk,2013). Pada kasus balita febris adalah suhu tubuh di atas normal, yaitu diatas 380C (Riandita, 2012).



(4) Antropometri



(a) Lingkar Kepala Pada anak berumur 1-5 tahun, LILA saja sudah dapat menunjukkan status gizi (Matondang dkk,



(b) Lingkar Dada Untuk menilai bentuk dan besar dada, kesimetrisan, gerakan dada, deformitas penonjolan, pembengkakan, dan kelainan lain (Muslihatun dkk, 2009).



(c) Panjang Badan Untuk mengetahui status nutrisi dan pertumbuhan fisik anak (Matondang dkk, 2013).



(d) Berat Badan Untuk menilai apakah ada masalah dalam pemenuhan nutrisi pada anak (Matondang dkk, 2013)



b) Pemeriksaan Sistematis Menurut Muslihatun dkk (2009) meliputi : (1) Kepala



: Untuk menilai lingkar kepala dan ubun-ubun.



(a) Muka



: Untuk menilai kesimetrisan muka dan pembengkakan.



(b) Mata



: Untuk menilai conjungtiva, kornea dan sklera.



(c) Telinga



: Untuk menilai telinga bagian luar yaitu bentuk, besar dan posisi daun telinga.



(d) Hidung



: Untuk menilai bentuk dan adanya epistaksis.



(e) Mulut



: Untuk menilai labioskisis, odema dan keadaan guzi



(2) Leher



: Untuk menilai tekanan vena jugularis, massa pada leher dan pembesaran kelenjar tiroid.



(3) Dada



: Untuk menilai bentuk, benjolan dan kesimetrisan.



(4) Perut



: Untuk ukuran, bentuk, peristaltik usus dan suara bising.



(5) Ekstermitas : Kaji kesejajaran tubuh, kesimetrisan, rentang gerak, pembengkakan, kemerahan dan nyeri tekan. (6) Anogenital (a) Perempuan



: Kaji tahap perkembangan seksual dan pengeluaran cairan.



(b) Laki-laki



: Kaji ukuran, bentuk, peradangan ,testis dan skrotum.



(c) Anus



: Adakah haemoroid pada anus



c) Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang atau pemeriksaan laboratorium dalam arti luas adalah setiap pemeriksaan yang dilakukan di luar pemeriksaan fisik (Matondang dkk, 2013). Pada kasus febris pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah pemeriksaan hematologi (pemeriksaan darah) diperlukan jika demam pada anak lebih dari tiga hari (Sodikin, 2012). b. Langakah II : Interpretasi Data Bermula dari data dasar menginterpretasi data untuk kemudian diproses menjadi masalah atau diagnosis serta kebutuhan perawatan kesehatan yang identifikasi khusus (Varney, 2007). 1) Diagnosis kebidanan Diagnosis kebidanan adalah diagnosis yang ditegakkan oleh profesi (bidan) dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur (tata nama) diagnosis kebidanan (Rismalinda, 2014).



Data dasar : a) Data Subjektif Pengkajian data yang diperoleh dengan anamnesis, berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien (Rismalinda, 2014). b) Data Objektif Data berasal dari hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan diagnostik lainnya (Rismalinda, 2014). 2) Masalah Masalah digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan penanganan.Masalah sering berkaitan dengan hasil pengkajian (Walyani, 2015). Kasus balita dengan febris masalah yang timbul adalah balita susah minum dan nafsu makan berkurang (Sudarmoko,2013)



3) Kebutuhan Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan pasien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapat dengan melakukan analisa data (Varney, 2007). Kebutuhan pada balita dengan febris adalah memberikan cairan oral yang adekuat serta peningkatan pemenuhan kebutuhan nutrisi untuk balita (Suriadi dan Yuliani, 2006). c. Langkah III : Diagnosa Potensial Mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial berdasarkan masalah dan diagnosis saat ini berkenan dengan tindakan antisipasi, pencegahan jika memungkinkan, menunggu dengan waspada penuh, dan persiapan terhadap semua keadaan yang mungkin muncul (Varney, 2007). Pada kasus balita dengan febris diagnosa potensial terjadi kejang demam (Sodikin, 2012). d. Langkah IV : Antisipasi atau Tindakan Segera Mencerminkan sifat kesinambungan proses penatalaksanaan, yang tidak hanya dilakukan selama perawatan primer atau kunjungan prenatal periodik (Varney, 2007).



Pada kasus balita dengan kejang demam kolaborasi dengan Dokter Spesialis Anak dalam pemberian diazepam intervena dengan dosis 0,3-0,5 mg/kg BB, dengan dosis maksimal 20 mg dan diazepam per rektal dengan dosis 5 mg (10 kg) diberikan perlahan-lahan dengan kecepatan 1-2 mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit (Sihaloho, 2015). e. Langkah V : Rencana Tindakan Mengembangkan sebuah rencana keperawatan yang menyeluruh ditentukan dengan mengacu pada hasil langkah sebelumnya (Varney, 2007). Perencanaan febris menurut Suriadi dan Yuliani (2006) dan Sodikin (2012) sebagai berikut : 1) Pemberian terapi antipiretik dan antibiotik sesuai program. 2) Berikan minuman lebih banyak dari biasanya. 3) Pakaian yang di gunakan anak baiknya dengan pakaian yang tipis. 4) Monitor temperatur secara ketat. 5) Hindari kompres alkohol dan air es. 6) Kompres hangat ( Tepid Water Sponge ) dengan cara : a) Menyiapkan air hangat b) Mencelupkan waslap atau handuk kecil ke waskom dan mengkompresnya di daerah dahi, dada, dan ketiak. c) Melakukan tindakan di atas beberapa kali (setelah kulit kering ). 7) Menghentikan prosedur bila suhu tubuh mendekati normal Penatalaksanaan Febris menurut Kemenkes RI (2015) dalam buku Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) sebagai berikut : 6) Beri satu dosis paracetamol setiap 6 jam sampai demam hilang untuk demam ≥ 38,5 0c 7) Obati penyebab lain dari demam 8) Nasihati kapan kembali segera 9) Kunjungan ulang 2 hari jika tetap demam 10)Jika demam berlanjut lebih dari 7 hari, RUJUK untuk penilaian lebih lanjut



d) Langkah VI : Pelaksanaan



Melaksanakan rencana perawatan secara menyeluruh. Langkah ini dapat dilakukan secara keseluruhan oleh bidan atau tim anggota kesehatan yang lain. Apabila tidak dapat melakukannya sendiri, bidan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa implementasi benar-benar dilakukan. Penatalaksanaan febris menurut Suriadi dan Yuliani (2006) dan Sodikin (2012) sebagai berikut : 1) Pemberian terapi antipiretik dan antibiotik sesuai program. 2) Berikan minuman lebih banyak dari biasanya. 3) Pakaian yang di gunakan anak baiknya dengan pakaian yang tipis. 4) Monitor temperatur secara ketat. 5) Hindari kompres alkohol dan air es. 6) Kompres hangat ( Tepid Water Sponge ) dengan cara a) Menyiapkan air hangat b) Mencelupkan waslap atau handuk kecil ke waskom dan mengkompresnya di n daerah dahi, dada, dan ketiak. c) Melakukan tindakan di atas beberapa kali (setelah kulit kering ). 7) Menghentikan prosedur bila suhu tubuh mendekati normal Penatalaksanaan Febris menurut Kemenkes RI (2015) dalam buku Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) sebagai berikut : 1) Memberi satu dosis paracetamol setiap 6 jam sampai demam hilang untuk demam ≥ 38,5 0C 2) Mengobati penyebab lain dari demam 3) Menasihati kapan kembali segera 4) Menganjurkan kunjungan ulang 2 hari jika tetap demam 5) Menganjurkan jika demam berlanjut lebih dari 7 hari, RUJUK untuk penilaian lebih lanjut



d) Laksana VII : Evaluasi Merupakan tindakan untuk memeriksa apakah perawatan yang dilakukan benar-benar telah mencapai tujuan, yaitu memenuhi kebutuhan ibu, seperti yang diidentifikasi pada langkah kedua tentang masalah, diagnosis maupun kebutuhan perawatan



kesehatan (Varney, 2007). Hasil evaluasi yang diharapkan menurut Suriadi dan Yuliani (2006) sebagai berikut : 1) Keadaan umum baik 2) Panas turun 3) Tidak terjadi kejang



DATA PERKEMBANGAN Menurut Yulifah dan Surachmindari (2014) data perkembangan digunakan untuk mengetahui apa yang telah dilakukan oleh seorang bidan melalui proses berpikir sistematis, di dokumentasikan dalam bentuk SOAP. Subjektif



: Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesis (Langkah I Varney).



Objektif



: Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan uji diagnosis lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan (Langkah I Varney).



Assessment : Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi : 1) Diagnosis/masalah 2) Antisipasis diagnosis/masalah potensial. 3) Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter/konsultasi/kolaborasi dan atau rujukan (Langkah II, III, dan IV Varney). Planing



: Menggambarkan pendokumentasian tindakan dan evaluasi dan perencanaanberdasarkan hasil assessment (Langkah V,VI dan VII Varney).



ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA SAKIT DI BPM MASYURI Amd.Keb TAHUN 2021 Tanggal pengkajian Jam No register I.



: 03 MEI 2021 : 12.00 WITA : 001254



PENGKAJIAN A. DATA SUBYEKTIF 1. Biodata Nama klien : An. “R” Umur : 2 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan Nama Ibu Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Alamat



: Ny. “R” : 25 Tahun : islam : smp : irt :: Karang anyar



Nama Ayah Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Alamat



: Tn. “I” : 25 Tahun : islam : smp : petani : 2.500.000 : Karang Anyar



2. Alasan datang Ibu mengatakan ingin memeriksakan anaknya karena badannya panas sejak kemarin sore tanggal 02 Mei 2021, rewel, tidak mau makan dan minum sedikit 3. Riwayat Kesehatan a.Penyakit yang lalu Ibu mengatakan anaknya pernah mengalami batuk, pilek, panas b. Penyakit sekarang Ibu mengatakan saat ini anaknya panas, tidak mau makan dan rewel c.Penyakit Keluarga Ibu mengatakan di keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit keturunan seperti Jantung, DM, Asma dan Hipertensi dan tidak ada penyakit menular Hepatitis dan TBC. 4. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan a.Pertumbuhan Kenaikan berat badan dan semakin tinggi, gigi semakin banyak



a. Menendang bola b. suka meniru orang lain c. Bisa berlari d. Belajar mengingat-ingat e. Belajar mengenal angka



5. Riwayat Psikososial



a) Yang Mengasuh



Ibu mengatakan mengasuh anaknya dengan suami saja. b) Hubungan dengan anggota keluarga Ibu mengatakan hubungan dengan anggota keluarga yang lain sangat baik. c) Hubungan dengan teman sebaya Ibu mengatakan anaknya hubungan dengan teman sebayanya baik. d) Lingkungan rumah Ibu mengatakan lingkungan rumah aman, bersih dan rapi. 6. Riwayat Imunisasi Imunisasi yang telah didapat : HB0 : 01/07/18 DPT/HB1:17/12/18 DPT/HB2: 26/01/19 DPT/HB3:18/2/19 Campak 27/4/19 DPT/HB BOOSTER : 30/5/20 BCG : 17/07/18 Polio1 : 17/07/18 Polio 2 :17/12/18 Polio 3 : 26/01/19 polio 4 : 18/2/19 campak booster : 26/12/2020 Reaksi setelah pemberian imunisasi: Demam satu hari 7. Pola kebiasaan sehari-hari



Nutrisi: 1) Pagi



: Ibu mengatakan anaknya sebelum sakit makan pagi jam 07.00 WITA. Makanan yang disukai anaknya nasi dengan sayur sop dan telur. Minumnya susu, teh dan air putih. Dan ibu mengatakan anaknya selama sakit sejak tadi pagi tidak mau makan dan minum sedikit. Ibu mengatakan makan satu kali pukul 09.00 WITA minum susu pukul 11.00 WITA



2) Sore



3) Malam



: Ibu mengatakan anak biasanya makan siang pukul 12.00 WITA dan sore pukul 17.00 WITA. Makanan yang disukai anaknya yaitu nasi dengan sayur sop dan telur. Minumnya susu, teh dan air putih. Dan ibu mengatakan anaknya selama sakit tidak mau makan siang. : ibu mengatakan anaknya tidak sering makan malam saat sebelum sakit maupun selama sakit.



Eliminasi : 1) BAK : ibu mengatakan sebelum sakit anaknya BAK 6 sampai 7 kali sehari warna jernih dan selama sakit anaknya BAK 5 kali warna kuning bau khas urine. 2) BAB : ibu mengatakan sebelum sakit anaknya BAB 1 kali sehari konsistensi lembek, dan selama sakit anaknya BAB 1 kali tadi pagi konsistensi agak keras Istirahat : 1) Tidur siang : ibu mengatakan sebelum sakit anaknya tidur siang 2 sampai 3 jam dan selama sakit anaknya tidur siang kurang dari 1 jam dan minta digendong. 2) Tidur malam : ibu mengatakan sebelum sakit anaknya tidur malam 8 sampai 10 jam dan selama sakit 7 sampai 8 jam.



Aktivitas : ibu mengatakan sebelum sakit anaknya sering bermain dengan teman sebayanya dan selama sakit tidak mau bermain dan hanya ingin digendong.



B.



DATA OBJEKTIF A. Pemeriksaan Umum Keadaan umum : Cukup Kesadaran : Composmentis Keadaan Umum : TTV :



Nadi



: 110 x/menit x/menit



RR



: 36 x/menit (saat menangis)



Suhu



BB : 10kg PB : 89cm Lila : 5 cm Lika : 37 cm B. Pemeriksaan Khusus 1.Inspeksi



: 38 0C



Kepala



: Bersih,



Rambut



: Rambut keriting berwarna kecoklatan



Wajah



: Agak pucat



Mata



: Kelopak mata cekung, simetris, conjungtiva berwarna merah muda dan skelera sedikit merah



Hidung



: Simetris dan tidak ada benjolan



Telinga



: Simetris dan tidak ada serumen



Mulut



: Lidah sedikit kotor dan bibir kering



Leher



: Tidak ada benjolan dan tidak ada kelainan



Dada



: Simetris, bunyi nafas teratur dan tidak ada retraksi



Abdomen : Tidak ada benjolan dan sedikit kembung



Genitalia



: Labia mayora menutupi labia minor



Ekstremitas



: Simetris, tidak oedema, tidak ada kelainan baik tangan dan kaki bisa digerakkan



2.Palpasi



UUK



: tidak dilakukan



UUB



: tidak di lakukan



Turgor



: Kembalinya cubitan kulit secara lambat



3.Pemeriksaan Penunjang : tidak di lakukan II. INTERPRETASI DATA



Tanggal : 03 Mei 2021 .Pukul : 12.10 WITA



Diagnosa : An. R umur 2 tahun jenis kelamin perempuan dengan febris : 1. Ibu mengatakan ingin memeriksakan anaknya karena badannya



DS



panas sejak kemarin sore tanggal 02 Mei 2021, rewel, tidak mau makan dan minum sedikit. 2. Ibu mengatakan anaknya berumur 2 tahun DO



: 1. Keadaan umum 2. Kesadaran 3. Keadaan Umum TTV



Nadi



4. 5. 6. 7. 8.



: Cukup : Composmentis : :



: 110 x/menit x/menit



RR



: 36 x/menit (saat menangis)



Suhu



: 38 0C



BB : 10kg PB : 89cm Lila : 5 cm Lika : 37 cm Anak terlihat rewel



Masalah : Gangguan masalah pemenuhan nutrisi, cairan dan rewel DS



: 1. ibu mengatakan anaknya selama sakit tidak mau makan.



2. ibu mengatakan anaknya selama sakit kurang minum air. DO



: Kembalinya cubitan kulit secara lambat



III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL



Tanggal : 03 Mei 2021 .Pukul : 12.15 WITA



Potensial terjadi kejang demam IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA



1. PemenuhanPemberian obat penurun panas sesuai program kebutuhan nutrisi dengan pemberian makanan sedikit sedikit tapi sering. 2. Pemenuhan kebutuhan cairan dengan pemberian minum susu, teh manis maupun air putih lebih sering. 3. Menenangkan balita dengan cara digendong.



V. INTERVENSI



Diagnosa : An. R umur 2 tahun jenis kelamin perempuan dengan febris Tujuan : 1. Febris teratasi



Kriteria Hasil : suhu 36.5-37.5 0C Intervensi :



1. Beri informasi pada ibu tentang hasil pemeriksaan anaknya 2. Anjurkan pada ibu untuk memakaikan anaknya pakaian yang tipis 3. Anjurkan ibu untuk memberikan banyak minum pada anak 4. Anjurkan ibu untuk melakukan kompres dengan air hangat 5. Anjurkan pada ibu untuk memberikan obat pada anaknya sesuai program yaitu paracetamol sirup 120mg/5 ml sehari 3-4x1 sendok takar sampai panasnya turun, ibuprofen supositoria (dubur) 125mg sehari 1x, vitamin dan mineral sirup 60ml sehari 1x1 sendok takar. 6. Anjurkan ibu untuk kontrol ulang 2 hari lagi atau jika anaknya belum sembuh 7. Beritahu ibu rencana kunjungan rumah



VI. IMPLEMENTASI Dx : An. R umur 2 tahun jenis kelamin perempuan dengan febris



1. Memberikan informasi pada ibu tentang hasil pemeriksaan anaknya Keadaan umum



: Cukup



Kesadaran TTV



: Composmentis : Nadi : 110 x/menit x/menit RR : 36 x/menit (saat menangis) Suhu: 38 0C,



BB: 10kg 2. Menganjurkan pada ibu untuk memakaikan anaknya pakaian yang tipis agar panas anaknya segera turun 3. Menganjurkan ibu untuk memberikan anaknya banyak minum untuk agar tidak kekurangan cairan 4. Menganjurkan ibu untuk melakukan kompres pada dahi dan ketiak anaknya dengan air hangat dirumah 5. Menganjurkan pada ibu untuk memberikan obat pada anaknya sesuai program yaitu paracetamol sirup 120mg/5 ml sehari 3-4x1 sendok takar sampai panasnya turun, ibuprofen supositoria (dubur) 125mg sehari 1x, vitamin dan mineral sirup 60ml sehari 1 x 1 sendok takar secara teratur 6. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 2 hari lagi atau jika obat habis 7. Memberitahu ibu bahwa besok akan dilakukan kunjungan rumah untuk dilakukan pemeriksaan. VII. EVALUASI Diagnosa : An. R umur 2 tahun jenis kelamin perempuan dengan febris



S



: 1. Ibu mengatakan ingin memeriksakan anaknya karena badannya panas sejak kemarin sore tanggal 02 Mei 2021, rewel, tidak mau makan dan minum sedikit. 2. Ibu mengatakan anaknya berumur 2 tahun



O



: Keadaan umum Kesadaran TTV BB



: Cukup : Composmentis : Nadi : 110 x/menit x/menit



RR



: 36 x/menit (saat menangis) Suhu: 38 0C



: 10kg



PB : 89cm Lila : 5 cm Lika : 37 cm Anak terlihat rewel A



: An. R umur 2 tahun jenis kelamin perempuan dengan febris



P



: 1. Memberikan informasi pada ibu tentang hasil pemeriksaan anaknya Keadaan umum



: Cukup



Kesadaran TTV



: Composmentis : Nadi : 110 x/menit x/menit RR : 36 x/menit (saat menangis) Suhu: 38 0C, BB: 10kg



2.Menganjurkan pada ibu untuk memakaikan anaknya pakaian yang tipis agar panas anaknya segera turun 3.Menganjurkan ibu untuk memberikan anaknya banyak minum untuk agar tidak kekurangan cairan 4.Menganjurkan ibu untuk melakukan kompres pada dahi dan ketiak anaknya dengan air hangat dirumah 5.Menganjurkan pada ibu untuk memberikan obat pada anaknya sesuai program yaitu paracetamol sirup 120mg/5 ml sehari 3-4x1 sendok takar sampai panasnya turun, ibuprofen supositoria (dubur) 125mg sehari 1x, vitamin dan mineral sirup 60ml sehari 1 x 1 sendok takar secara teratur 6.Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 2 hari lagi atau jika obat habis 7.Memberitahu ibu bahwa besok akan dilakukan kunjungan rumah untuk dilakukan pemeriksaan.



CATATAN PERKEMBANGAN Tgl 04 Mei 2021 jam 12.00 wita S : 1. Ibu mengatakan anaknya masih panas 2. Ibu mengatakan anaknya rewel, sudah mau makan dan minum tapi sedikit 3. Ibu mengatakan anaknya sudah minum obat sesuai anjuran



O



: 1. Keadaan Umum : Cukup 2. Kesadaran



: Composmentis



3. TTV



: N : 108 x/menit S : 37, 80C R : 38 x/menit



4.Balita masih rewel 5. Mata masih sedikit cekung 6. Kulit hangat jika disentuh



A



: An. R umur 2 tahun dengan febris hari kedua 04 Mei 2021



P



Jam 13.30 wita



1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan anaknya54 2. Memberitahu ibu mengenai demam pada anak 3. Menganjurkan ibu untuk memberi nutrisi makan dan minuman yang disukai anak seperti memberi nasi diberi kuah sayur atau bubur, dan minum yang cukup seperti teh manis, air putih dan susu. 4.Menganjurkan ibu untuk melanjutkan terapi yang diberikan bidan yaitu paracetamol syrup 120mg/5 ml sehari 3-4x1sendok takar sampai panas anak turun, vitamin dan mineral syrup 60ml 1 x 1 sendok takar



secara teratur



LAMPIRAN ( MTBS khusus untuk anak sakit )



Pembimbing Institusi



Huda Rohmawati, SST. M.Keb



Pembimbing Lahan



Masyuri, A.md.Keb