ASKEB SEMINAR TENTANG ASFIKSIA (New) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SEMINAR KASUS ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BY. NY.A USIA 6 JAM DENGAN ASFIKSIA (makalah)



Oleh : KELOMPOK NEONATUS  Cyntia Nurul Muktiningrum  Eka Anggryani Setia Ningrum  Ni Kadek Ratna Yuliannti  Meirlis Staszia Leiwakabessy



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SORONG PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN MANOKWARI 2021



SEMINAR KASUS ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BY. NY. A DENGAN ASFIKSIA (makalah)



Makalah ini diajukan guna memperoleh nilai praktek lapangan di PUSKESMAS MASNI



Oleh : KELOMPOK NEONATUS  Cyntia Nurul Muktiningrum  Eka Anggryani Setia Ningrum  Ni Kadek Ratna Yuliannti  Meirlis Staszia Leiwakabessy



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SORONG PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN MANOKWARI 2021



2



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini. Terima kasih kepada Ibu Dosen, serta CI pembimbing lahan selaku pengampuhn yang telah memberikan tugas ini kepada penulis dan yang telah Membimbing dan pihak-pihak yang memotivasi kami selama pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata Bahasanya. Oleh karena itu, kami menerima saran dan kritik yang bersifat membangun dalam rangka penyempurnaan makalah kami selanjutnya. Demikian makalah yang kami buat, mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas dimengerti. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan edukasi yang baik bagi pembaca. Sekian dan terima kasih.



Manokwari 04 Maret 2021 Penulis



Mahasiswa praktek PUSKESMAS MASNI



3



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................................................... 3 BAB I ........................................................................................................................................................... 5 PENDAHULUAN ...................................................................................................................................... 5 A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 5 B. Rumusan Masalah ................................................................................................................... 6 C. Tujuan Penulisan .................................................................................................................. 6 D. Manfaat Penulisan ................................................................................................................ 6 BAB II .......................................................................................................................................................... 8 TINJAUAN TEORI ................................................................................................................................... 8 1.



Pengertian Asfiksia Neonatorum ......................................................................................... 8



2.



Diagnosis asfiksia neonatorum............................................................................................. 9



3.



Kasifikasi asfiksia neonatorum .......................................................................................... 10



4.



Etiologi ............................................................................................................................... 10



5.



Tanda Tanda BBL dengan Asfiksia ................................................................................... 11



6.



Penanganan Pada BBL dengan Asfiksia ............................................................................ 12



BAB III ...................................................................................................................................................... 13 A. TINJAUAN KASUS ................................................................................................................... 13 BAB IV ...................................................................................................................................................... 21 PEMBAHASAN ....................................................................................................................................... 21 BAB V ........................................................................................................................................................ 24 PENUTUP ................................................................................................................................................. 24 A. Kesimpulan......................................................................................................................... 24 B. Saran ..................................................................................................................................... 24 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................. 26



4



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Asfiksia neonatorum merupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir yang mengalami gagal bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga bayi tidak dapat memasukkan oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat asam arang dari tubuhnya. Salah satu faktor kegagalan pernapasan dapat disebabkan oleh adanya gangguan sirkulasi dari ibu ke janin karena ketuban telah pecah atau ketuban pecah dini (Abdul Rahman & Lidya 2014:34). Menurut World Health Organization (WHO) 2012, setiap tahunnya 120 juta bayi lahir di dunia, Kira-kira 3,6 juta (3%) dari 120 juta bayi mengalami asfiksia neonatorum, hampir 1 juta (27,78%) bayi ini meninggal . Di Indonesia, Asfiksia pada pada bayi baru lahir menjadi penyebab kematian 19% dari 5 juta kematian bayi baru lahir setiap tahun. Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan di suatu negara seluruh dunia. AKB di Indonesia masih sangat tinggi, menurut hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) bahwa AKB di Indonesia pada tahun 2012 mencapai 31/1000 KH (kelahiran hidup). Apabila dibandingkan dengan target dalam Millenium Development Goals (MDGs) ke-4 tahun 2015 yaitu 17/1000 KH, ternyata AKB di Indonesia masih sangat tinggi . Asfiksia pada bayi baru lahir (BBL) menurut IDAI (Ikatatan Dokter Anak Indonesia) adalah kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir. Berbagai faktor pada ibu dan bayi berperan sebagai factor risiko asfiksia perinatal. Penilaian perinatal terhadap faktor risiko dan penanganan perinatal yang baik pada kehamilan risiko tinggi sangat mutlak pada asfiksia perinatal Apabila komplikasi asfiksia sudah terjadi maka diperlukan pendekatan multi disiplin untuk mencegah kerusakan yang sudah terjadi agar tidak bertambah berat. (Prambudi, 2013). Asfiksia dapat menyebabkan kerusakan organ berat dan berakibat fatal pada bayi baru lahir. Redistribusi sirkulasi yang ditemukan pada pasien hipoksia dan iskemia akut telah memberikan gambaran yang jelas mengapa terjadi disfungsi berbagai organ tubuh pada bayi asfiksia. Gangguan 5



fungsi berbagai organ pada bayi asfiksia tergantung pada lamanya asfiksia terjadi dan kecepatan penanganan. Berdasarkan hasil penelitian lanjut Riskesdas, asfiksia merupakan penyebab kematian kedua pada bayi setelah infeksi (Opitasari 2015:111). Upaya dalam menurunkan angka kematian bayi baru lahir yang diakibatkan asfiksia salah satunya dengan cara melakukan suatu pelatihan keterampilan resusitasi kepada para tenaga kesehatan agar lebih terampil dalam melakukan resusitasi dan menganjurkan kepada masyarakat ataupun ibu khususnya, agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan dan keterampilan (Depkes RI, 2013). B. Rumusan Masalah -



Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Ny.A dengan Asfiksia Neonatorum di Puskesmas Masni?



C. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Dapat melaksanakan manajemen asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan asfiksia di PUSKESMAS MASNI ddengan penerapan manajemen asuhan kebidanan sesuai wewenang bidan.



2. Tujuan khusus Dapat melaksanakan pengkajian analisis data , merumuskan diagnosa atau masalah, mengidentifikasi tindakan segera dan kolaborasi, menetapkan rencana tindakan asuhan kebidanan, melaksanakan tindakan asuhan, mengetahui hasil tindakan yang telah diakukkan, dan mendokumentasikan semua temuan dan tindkan yang telah diberikan pada bayi baru lahir dengan asfiksia di PUSKESMAS MASNI.



D. Manfaat Penulisan 1. Manfaat bagi mahasiswa a. Menambah ilmu pengetahuan, pengalaman, dan pemahaman dari sebuah informasi atau fakta yang terjadi.



6



b. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi penelitian selanjutnya khususnya tentang bayi baru lahir dengan asfiksia. 2. Manfaat bagi institusi Untuk menambah wacana bagi pembaca di perpustakaan dan informasi mengenai asuhan kebidanan pada bayi baru lahir khususnya bayi baru lahir dengan asfiksia. 3. Manfaat bagi lahan praktek Tenanga kesehatan PUSKESMAS MASNI merasa terbantu karena adanya tenag kesehatan lainnya yaitu mahasiswa yang sedang melakukan turun praktek.



7



BAB II TINJAUAN TEORI



1. Pengertian Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia neonatorum adalah dimana keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat bernafas spontan dan teratur, sehingga dapat menurunkan oksigen dan semakin meningkatkan kadar karbondioksida yang dapat menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut. Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bayi untuk memulai bernafas segera lahir dan mempertahankan beberapa saat setelah lahir. Asfiksia nonatorum merupakan sebuah emergenci neonatal yang dapat mengakibatkan hipoksia ( rendahnya suplai oksigen ke otak dan jaringan) dan kemungkinan kerusakan otak atau ke matian apabila tidak di tangani dengan benar. Asfiksia dikatakan sebagai hipoksia yang progresif, penimbunan CO2 dan asidosis. Apabila proses ini berlangsung lebih jauh dapat mengakibatkan kerusakan otak atau kematian. Pada bayi yang mengalami kekurangan osigen akan terjadi pernapasan yang cepat dalam periode yang singkat. Asfiksia neonatorum merupakan keadaan dimana bayi tidak bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, keadaan tersebut dapat disertai dengan adanya hipoksia, hiperkapnea dan sampai ke asidosis (Hidayat, 2008). Asfiksia neonatorum adalah suatu kondisi yang terjadi ketika bayi tidak mendapatkan cukup oksigen selama proses kelahiran (Mendri & Sarwo prayogi, 2017). Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernapas spontan dan teratur, sehingga dapat menurunkan O2 dan makin meningkatnya CO2 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut (Jumiarni, Mulyati, & Nurlina, 2016).



8



2. Diagnosis asfiksia neonatorum Oxom dan william menyebutkan bahwa dalam melakukan diagnosis asfiksia neonatorum ada bebrapa cara, yaitu sebagai berikut : a) Antepartum Adanya pola abnormal ( non reaktif) pada fetal heart monitoring, serta terjadi pola deselerasi lanjut pada conctraction stress test. b) Intrapartum Terjadi bradikardi, yaitu denyutan dibawah 100 per menit antara kontraksi rahim atau pola yang abnormal adanya iregularitas denyut jantung janin yang jelas, terjadi trakikardi yaitu denyutan di atas 160 kali per menit ( terjadi silih berganti dengan bradikardi ), pola deselerasi lanjut pada frekuensi denyut jantung janin dan keluarnya mekonium pada presentasi kepala. c) Postpartum Keadaan bayi ditentukan dengan skor Appearance, Pluse, Grimace, Activity, Respiration ( APGAR ). APGAR merupakan suatu metode untuk menentukan tingkatan keadaan bayi baru lahir: anka 0,1 atau 2 untuk masing masing dari lima tanda, yang bergantung pada ada atau tidaknya tanda tersebut. Penentuan tingkatan ini dilakukan 1 menit setelah lahir dan diulangi setelah 5 menit. Tabel 3. Scoring APGAR Bayi Baru Lahir Nilai Tanda Frekuensi



Angka 0



Angka 1



denyut Tidak ada



Di bawah 100



Angka 2 Di atas 100



jantung Upaya respirasi



Tidak ada



Lambat,tidak teratur Baik, menangis kuat



Tonus otot



Lumpuh



Fleksi ekstermitas



Gerak aktif



Menyeringai



Batuk atau bersin



Refleks



terhadap Tidak ada respon



rangsangan Warna kulit



Biru-putih



Badanmerah muda; Seluruhtubuh ektstermitas biru



9



berwarnamerah muda



3. Kasifikasi asfiksia neonatorum Menurut marmi dan rahardjo, asfiksia di klasifikasikan sebagai berikut: a) Virgorous baby Skor APGAR 7-10, dalam hal ini bayi di anggap sehat dan tidak memerlukan tindakan resusitasi . b) Mild-moderate asphyxia (asfiksia sedang) Nilai APGAR 4-6, pada pemeriksaan fisik akan terlihat frekuensi jantung lebih dari 100 kali per menit, tonus otot kurang baik, sianosis dan refleks iritabilitas tidak ada. c) Asfiksia berat Skor APGAR 0-3, pada pemeriksaan firik ditemukan frekuensi jantung kurang dari 100 kali per menit, tonus otot buruk, sianosis berat yang kadang kadang pucat dan refleks iritabilitas tidak ada. 4. Etiologi Asfiksia neonatorum dapat terjadi selama kehamilan, pada proses persalinan dan melahirkan atau periode segera setelah lahir. Janin sangat bergantung pada pertukaran plasenta untuk oksigen, asupan nutrisi dan pembuangan produk sisa sehingga gangguan pada aliran darah umbilical maupun plasental hampir selalu akan menyebabkan asfiksia (Anik & Eka, 2013:297). Penyebab asfiksia menurut Anik & eka (2013:297) adalah : 1) Asfiksia dalam kehamilan : a. Penyakit infeksi akut b. Penyakit infeksi kronik Keracunan oleh obat-obat bius c. Uremia dan toksemia gravidarum d. Anemia berat e. Cacat bawaan f. Trauma. g. Asfiksia dalam persalinan :



10



2). Kekurangan O2 : 1.



Partus lama (rigid serviks dan atonia /insersi uteri)



2.



Rupturuteri yang memberat, kontraksi uterus terus-menerus mengganggu sirkulasi darah ke plasentater.



3.



Tekanan terlalalu kuat dari kepala anak pada plasenta



4.



Prolapsfenikuli tali pusat akan tertekan antara kepala dan panggul



5.



Pemberian obat bius terlalu banyak dan tidak tepat pada waktunya



6.



Perdarahan banyak: plasenta previa dan solusio plasenta



7.



Kalau plasenta sudah tua : postmaturitas (serotinus, disfungsi uteri)



3). Paralisis pusat pernafasan : 1.



Trauma dari luar seperti tindakan forceps



2.



Trauma dari dalam seperti akibat obat bius



5. Tanda Tanda BBL dengan Asfiksia Gejala asfiksia klinis antara lain meliputi bayi tidak menangis, pernafasan megap-megap yang dalam, bayi terlihat lemas, sianosis, sukarbernafas / tarikan dinding dada kedalam yang kuat, frekuensi jantung < 100 kali/menit (Saifuddin.A.B, 2002, Hal M-117). 1. Sebelum lahir a) Denyut jantung janin ireguler dan frekuensinya lebih dari 160 kali permenit atau kurang dari 100 kali per menit. b) Mekonium dalam air ketuban pada janin letak kepala. c) Dapat pula ditentukan dengan melakukan pemeriksaan kardiotokografi dan USG (Sutrisno, 2008, ) 2. Setelah lahir a) Bayi tampak pucat dan kebiru-biruan serta tidak bernafas b) Jika mengalami perdarahan diotak maka ada gejala neorologi seperti kejang, higtasmus menangis kurang baik / tidak baik



11



6. Penanganan Pada BBL dengan Asfiksia Tindakan yang dapat dilakukan pada bayi asfiksia neonatorum menurut Dewi (2010), adalah sebagai berikut : 1)



Segera membaringkan kepala bayi dengan sedikit ekstensi dan penolong berdiri di sisi kepala bayi dan bersihkan kepala dari air sisaketuban



2)



Memiringkan kepala bayi



3)



Membersihkan mulut dengan kasa yang di balut pada jari telunjuk



4)



Mengisap cairan dari mulut dan hidung



5)



Melanjutkan menilai status pernapasan, apabila masih ada tanda asfiksia



caranya dengan menggosok punggung bayi (melakukan rangsangantaktil). Bila bayi ada perubahan segera buat nafas buatan.Bayi baru lahir dengan apnu primer dapat memulai pola pernapasan biasa. Walaupun mungkin tidak teratur dan tidak efektif, tanpa interfensi khusus. Bayi baru lahir dengan apnu sekunder tidak akan bernapas sendiri.Pernapasan buatan atau tindakan ventilasi dengan tekanan positif (VTP) dan oksigen diperlukan untuk membantu bayi memulai pernapasan pada bayi baru lahirdengan apnu sekunder. Resusitasi yang efektif dapat membantu pernapasan awal dan mencegah asfiksia progresif. Resusitasi bertujuan untuk memberikan ventilasi yang adekuat, pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen kepada otak, jantung dan alat vital lainnya(Manuaba, 2001).



12



BAB III TINJAUAN KASUS



ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NY. A DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM



SUBJEKTIF (S) 1. Pengkajian Tanggal : 02-03-2021 Waktu



: 17.30 WIT



Tempat



: PUSKESMAS



2. Identitas a. Identitasbayi Nama



: By.Ny.A



Tanggal/Jam lahir



: 02-03-2021/10.50 WIT



JenisKelamin



: Laki-laki



b. Identitas orang tua Nama Ibu



: Ny. A



Nama Ayah



: Tn. H



Umur



: 20 tahun



Umur



: 27 tahun



Agama



: Kristen Protestan



Agama



: Islam



Pendidikan



: SMA



Pendidikan



: SMP



Pekerjaan



: IRT



Pekerjaan



: Swasta



Alamat



: Sp 7 jalur 5



Alamat



: Sp7 jalur 5



13



3. Riwayat kehamilan sekarang a. Umurkehamilan : 38 minggu lebih 2 hari b. Riwayat penyakit selama kehamilan : -



Sebelum hamil : ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit



-



Selama hamil



: ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit



c. Kebiasaanselamahamil : Merokok



: ibu mengatakan tidak merokok



Konsumsi alcohol



: ibu mengatakan tidak mengkonsumsi alkohol



Jamu-jamuan



: ibu mengatakan tidak mengkonsumsi jamu



Narkoba



: ibu mengatakan tidak narkoba



obat-obatanbebas



: ibu mengatakan tidak mengkonsumsi obat-obatan bebas



d. Riwayat Kelahiran : Tanggallahir



: 02-03-2021



BB



: 2300 gram



PB



: 47 cm



JenisKelamin



: laki-laki



Tunggal/Gemeli



: Tunggal



Lama persalinan : kala I : 8 jam kala II : 30 menit Komplikasipersalinan



: ibu tidak bisa mengedan dan ketuban hijau keruh Ketuban pecah pada pukul 10.05 WIT



Penolongpersalinan : -



Mahasiswa



: eka anggryani S.N



-



Pembimbing



: bidan hasimah



14



e. Riwayat Perinatal :Penilaian Apgar Score Appearan



Pulse



Grimace



Activity



ce 1 Menit 5 Menit ke-1 5 Menit ke-2



Respirator



Score



y



1



1



0



1



1



4



2



2



1



1



2



8



2



2



2



1



1



8



4. Pola kebiasaansehari-hari a. Pola Nutrisi



: ibu mengatakan minum teh sebanyak ± 8 gelas dan air putih sebanyak ± 5 gelas/hari



b. Pola eliminasi



: ibu mengatakan lebih sering BAK dan BAB sebanyak 2x/hari



c. Pola Istirahat



: ibu mengatakan tidur siang selama ± 2 jam, dan tidur malam ± 8 jam



d. Pola aktifitas



: ibu mengatakan sering jalan-jalan pagi dan berolahraga ringan seperti nungging dengan cara mengepel dan menyapu menggunakan sapu pendek



OBJEKTIF (O) 1. PemeriksaanUmum



:



Keadaanumum



: merintih



Kesadaran



: compos mentis



Vital sign : N



: 68 Kali/mnt



RR S



: 100 Kali/mnt : 36,30 C



15



2. Pengukuranantropometri : -



BB



: 2300 gram



-



PB



: 47 cm



-



LingkarKepala



: 33 cm



-



Lingkar dada



: 30 cm



-



Lingkarlengan



: 7 cm



-



Lingkarperut



: 28 cm



3. PemeriksaanFisik -



Kepala



: bersih, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan



-



Mata



: simetris, sklera tidak ikterus, konjungtiva merah muda



-



Hidung



: simetris, bersih, gerakan cuping hidung tidak ada



-



Mulut



: bibir kering dan pucat, terdapat banyak lendir, dan refleks hisap tidak ada



-



Telinga



: simetris, dan tidak ada kelainan



-



Leher



: tidak ada benjolan dan tidak ada pembesaran



-



Dada



: simetris, gerakan tarikan dada lemah



-



Pulmo/jantung



: ada, tarikan nafas lemah



-



Abdomen



: keadaan tali pusat tampak basah dan tertali



-



Genetalia



: laki-laki, testis berada pada skrotum, penis berlubang



-



Punggung



: tidak ada tonjolan



-



Anus



: tampak ada lubang pada anus



-



Ekstremitas



: simetris, jari-jari lengkap, tidak ada pergerakan aktif



-



Kulit



: verniks kurang, warna tubuh biru dan tidak ada tanda lahir



4. Reflek



:



-



Rooting reflex



: lemah



-



Suckingreflek



: lemah



-



Graspreflek



: lemah



-



Moro reflek



: lemah



-



Babinski reflek



: lemah 16



ASSESMENT (A)



Diagnosa



: seorang bayi laki-laki Ny. A, usia 6 jam lahir spontan dengan asfiksia neonatorum



Data Dasar DS



:



DO



-



ibu mengatakan ini anak pertamanya



-



Ibu mengatakan bayi lahir pada tanggal 02-03-2021 pukul 10.50 WIT



-



Ibu mengatakan jenis kelamin laki-laki



-



Ibu mengatakan bayi tidak langsung menangis



:



-



Keadaan umum



:Merintih



-



Kesadaran



: Compos Mentis



-



TTV



: ND



: 68 kali/menit



: RR



: 100 kali/menit



:S



:36,3oC



-



Pengkuran Antropometri BB



: 2300 gram



PB



: 47 cm



LK



: 33 cm



LD



: 30 cm



LP



: 28 cm



Lingkar Lengan



: 7 cm



Masalah potensial



:



Bayi Baru Lahir dengan asfiksia neonatorum



17



Tindakan segera



:



kolaborasidengandokter : intruksi dokter : -



Pasang O2



-



Observasi bayi 2 jam



-



AFF oksigen, 15 menit Spo2 dihitung



PLANNING (P)



Tanggal



: 02-03-2021



Jam



: 18.00 WIT



1. Pelaksanaan -



Melakukan pemeriksaan TTV



-



Melakukan pemeriksaan APGAR



-



Melakukan pengukuran antropometri



-



Menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat



-



kolaborasidengandokter : intruksi dokter : -



Pasang O2



-



Observasi bayi 2 jam



-



AFF oksigen, 15 menit Spo2 dihitung



- Tim PONED rujuk - Memberikan pendidikan kesehatan tentang tanda-tanda terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir. Tanda-tandanya seperti : a. bayi tidak dapat bernafas secara spontan b. bayi lahir tidak menangis spontan c. bayi merintih d. warna kulit kebiru-biruan dan pucat e. tidak adanya reaksi rangsangan f. tonus otot lemah 18



2. Hasil: -



Telah dilakukan pemeriksaan TTV dengan hasil : N



: 68 x/menit



RR



: 100 x/menit



S



: 36,3 oc



-



APGAR score bernilai 4/8



-



Telah dilakukan pengukuran antropometri dengan hasil : BB



: 2300 gram



PB



: 47 cm



LK



: 33 cm



LD



: 30 cm



LP



: 28 cm



Lingkar Lengan



: 7 cm



-



Telah dilakukan penjagaan suhu bayi dengan batas normal 36,3oc



-



Telah dilakukukan kolaborasi dengan dokter dengan intruksi : 1. Telah dipasang oksigen (O2) 1 liter selama 2 jam 2. Telah dilakukan observasi 2 jam dengan hasil :



PUKUL



HASIL



18.00



RR : 68, ND:100 x/menit, S: 37,6 ⁰C, denyut jantung :130 x/menit



18.30



RR: 80 x/menit, ND: 117 x/menit, S: 37,7⁰C denyut jantung : 131 x/menit



19.00



RR : 75 x/menit, ND: 118 x/menit, S : 37,5 ⁰C, denyut jantung : 132 x/menit



19.30



RR: 81x/menit, ND: 128 x/menit, S: 36,3 ⁰c, denyut jantung : 115 x/menit



19



3. Telah dilakukan AFF oksigen, 15 menit Spo2 dan dihitung 20.15



RR: 69x/menit, ND: 81 x/menit, S: 36 ⁰c, denyut jantung : 113 x/menit



20.45



RR: 78 x/menit, ND: 105 x/menit, S: 34,9 ⁰c, denyut jantung : 112 x/menit



21.20



Telah dilakukan suction



21.32



Denyut jantung : 152 x/menit



21.40



RR: 60 x/menit, ND : 93 x/menit, denyut jantung : 152 x/menit



21.45



Denyut jantung : 134 x/menit



22.07



RR : 88 x/menit, ND: 100 x/menit



22.15



Denyut jantung : 126 x/menit



22.32



RR: 86 x/menit, ND: 132 x/menit



-



Telah dilakukan rujukan ke RSUD UMUM



-



Ibu telah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang tanda-tanda bayi asfiksia dan ibu telah paham tentang pendidikan yang diberikan.



20



BAB IV PEMBAHASAN



Pada bab ini akan di bahas tentang tinjauan kasus pada pelaksanan manajemen asuhan kebidanan Bayi Baru lahir Ny. A Di dengan Asfiksia Neonatorum di Puskesmas MASNI Pembahasan ini penulis akan membahas berdasarkan pendekatan manajemen asuhan kebidanan dengan langkah SOAP, yaitu melakukan pengumpulan data subjektif, data objektif, melakukan penganalisaan atau assasment dan rencana tindakan atau planning. A. Data Subjektif (S) Pengkajian dilakukan oleh penulis dengan cara mengumpulkan data subyektif yaitu diperoleh dari Ibu pasien secara langsung dan keluarga pasien. Data subyektif yang diperoleh yaitu ibu mengatakan ini kehamilan Pertamanya, dan ibu mengatakan baru melahirkan kemarin pada tanggal 2-03-2021 jam 10.50 wit, dengan jenis kelamin Laki-laki.



B. Data Objectif (O) Dilakukankannya pemeriksaan dengan hasil Tanda-tanda vital: ND:100 Kali/menit, RR: 68Kali/menit, S: 36,30C. Dilakukannya Pengukuran Antropometri dengan hasil: - BB



: 2300 gram



- PB



: 47 cm



- Lingkar Kepala



: 33 cm



- Lingkar dada



: 30 cm



- Lingkar lengan



: 7 cm



- Lingkar perut



: 28 cm



A. Analisa (A) Berdasarkan data yang didapat diagnosa nya adalah, seorang bayi usia 6 jam dengan asfiksia neonatorum Masalah Potensial : potensial asfiksia neonatorum (downes score 4/8) 21



Tindakan Segera : kolaborasi dengan dokter: Intruksi dokter: - Pasang O2 1 liter - Observasi bayi 2 jam - AFF oksigen, 15 menit Spo2 dihitung



B. Pelaksanaan atau Planing (P) Pada langkah ini melakukan sesuai dengan rencana yang sudah ditentukan yaitu : 1. Melakukan pemeriksaan dan pemantauan tanda tanda vital dengan hasil: ND : 68 x/menit RR : 100 x/menit S



: 36,3 ⁰C



2. Memberikan informed consent kepada ibu atau keluarga untuk dilakukan tindakan bayi yaitu pemasangan oksigen (O2) untuk memantau keadaan bayi - orang tua dan keluarga bayi telah menyetujui 3. meletakkan bayi dalam inkubator dengan suhu 36,3⁰c, dengan pemasangan oksigen - Telah dilakukan 4. kolaborasi dengan dokter - intruksi dokter dilakukannya pemasangan oksigen 1 liter selama 2 jam, dan melakukan observasi bayi PUKUL



HASIL



18.00



RR : 68, ND:100 x/menit, S: 37,6 ⁰C, denyut jantung :130 x/menit RR: 80 x/menit, ND: 117 x/menit, S: 37,7⁰C denyut jantung : 131



18.30



x/menit RR : 75 x/menit, ND: 118 x/menit, S : 37,5 ⁰C, denyut jantung : 132



19.00



x/menit RR: 81x/menit, ND: 128 x/menit, S: 36,3 ⁰c, denyut jantung : 115



19.30



x/menit



22



-



-Telah dilakukan AFF oksigen, 15 menit Spo2 dan dihitung RR: 69x/menit, ND: 81 x/menit, S: 36 ⁰c, denyut jantung : 113 20.15



x/menit RR: 78 x/menit, ND: 105 x/menit, S: 34,9 ⁰c, denyut jantung : 112



20.45



x/menit



21.20



Telah dilakukan suction



21.32



Denyut jantung : 152 x/menit



21.40



RR: 60 x/menit, ND : 93 x/menit, denyut jantung : 152 x/menit



21.45



Denyut jantung : 134 x/menit



22.07



RR : 88 x/menit, ND: 100 x/menit



22.15



Denyut jantung : 126 x/menit



22.32



RR: 86 x/menit, ND: 132 x/menit



5. tim PONED rujuk -telah dilakukan rujukan ke RSUD MANOKWARI 6. Memberikan pendidikan kesehatan tentang tanda-tanda terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir. Tanda-tandanya seperti: bayi tidak dapat bernafas secara spontan, bayi lahir tidak menangis spontan, bayi merintih, warna kulit kebiru-biruan dan pucat, tidak adanya reaksi rangsangan, dan tonus otot lemah. -ibu telah paham tentang pendidikan kesehatan yang diberikan.



23



BAB V PENUTUP



A. Kesimpulan Dalam Melakukan pengkajian terhadap bayi baru lahir diruang neonatus PUSKESMAS MASNI, Pengkajian dilakukan oleh penulis dengan cara mengumpulkan data subyektif yaitu diperoleh dari Ibu pasien secara langsung dan keluarga pasien. Data subyektif yang diperoleh yaitu ibu mengatakan ini kehamilan Pertamanya, dan mengatakan baru melahirkan kemarin pada tanggal 2-03-2021 jam 10.50 wit, dengan jenis kelamin Laki-laki. Tindakan segera yang dilakukan dalam asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan asfiksia dengan memantau TTV pada bayi dan lakukan tindakan seperti: -



Telah dilakukan penjagaan suhu bayi dengan batas normal 36,3oc



-



Kolaborasi dengan dokter



-



Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu dan keluarga tentang keadaan bayi saat ini yaitu tanda-tanda terjadinya bayi baru lahir dengan asfiksia evaluasi dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan adalah dari tindakan pemasangan



oksigen, bayi sudah dapat bernafas dengan hasil RR: 81x/menit, setelah pemantauan 2 jam dilakukan AFF oksigen namun, bayi tidak dapat bernafas dengan baik. Kemudian memberikan pendidikan kesehatan tentang keadaan bagaimana kondisi bayi saat ini yaitu tanda-tanda bayi baru lahir dengan asfiksia, dan ibu telah paham tentang kondisi bayinya saat ini dan semakin memburuk sehingga tim PONED melakukan rujukan pada RSUD MANOKWARI.



B. Saran 1. bagi masyarakat terutama ibu hamil. a. penting untuk selalu melakukan antenatal care secara teratur agar mudah di adanya kelainan



24



deteksi



b. penting untuk selalu memperhatikan kesehatan ibu dan janin agar bayi lahir tanpa kesulitan dan bayi bisa tumbuh sehat. 2. bagi tenaga medis a. penting nya menganamnesis secara lengkap dalam mencari faktor risiko terhadap terjadinya asfiksia neonatorum. b. perlu pemberian kortikosteroid 7 hari sebelum kelahiran hingga paling lambat 24 jam sebelum bayi lahir untuk meningkatkan maturasi paru fetus. c. penting dalam antisipasi, persiapan adekuat, evaluasi akurat dan inisiasi bantuan saat resusitasi neonatus d. perlu di adakan pelatihan untuk penanganan situasi yang tak di duga dan tidak biasa yang dapat terjadi pada persalinan e. perlu mempertimbangkan faktor risiko, sebelum bayi lahir didentifikasi bahwa akan membutuhkan resusitasi maka diperoleh tenaga terampil tambahan dan persiapan alat 3. bagi penelitian lain a.



diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai tindakan untuk



pencegahan terjadinya asfiksia neonatum sehingga dapat menurunkan kejadian kematian neonatus b.



diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penanganan tingkat



pertama pada asfiksia neonatum c. diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kesesuaian antara SOP tata laksana asfiksia neonatum d.diharapkan dapat dilkukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor riwayat kematian neonatus sebelumnya berpengaruh terhadap kejadian kematian bayi asfiksia.



25



DAFTAR PUSTAKA Cunningham. 2013. Obstetri Williams. Jakarta : EGC. Department Kesehatan Republik Indonesia, Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar. Indonesia. (Riskerdas). 2010. Dewi, L. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba Medika Fadlun, Achmad Feryanto. 2013. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta: Salemba Medika. Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Patologi. Jilid II. Jakarta: EGC. Fanaroff. 2013. Selayang Neonatologi. Jakarta: Indeks pp. 80 Hidayat, A. (2008). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1 (1st ed.). Jakarta: Salemba Medika. Jumiarni, I., Mulyati, S., & Nurlina, S. (2016). Asuhan Keperawatan Perinatal. Jakarta: EGC. Manuaba. 2001. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan. Jakarta: EGC Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Patologi. Jilid II. Jakarta: EGC. Prawiroharjo, Sarwono. 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP. Saifuddin AB. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: EGC. 2009. Saifuddin, A.B. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta. YBP Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC



26