Askep Kebutuhan Eliminasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I TINJAUAN TEORI A. Pengertian Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urine dan feses. Kebutuhan eliminasi dibagi menjadi dua yaitu eliminasi urine dan eliminasi alvi. Eliminasi urin normalnya adalah pengeluaran cairan sebagai hasil filtrasi dari plasma darah diglomelurus. Dari 180 liter darah yang masuk ke ginjal untuk difiltrasi hanya 1-2 liter saja yang dapat berupa urine. Sebagian besar dari hasil filtrasi akan diserap kembali di tubulus ginja untuk dimanfaatkan oleh tubuh (Tarwoto dan Wartonah. 2010) Eliminasi alvi (BAB) system tubuh yang memiliki peran dalam proses eliminasi alvi (BAB) adalah system gastrointestinal bawah yang meliputi usus halus dan usus besar pada batas antara usus besar dan ujung usus halus terdapat katup ileocaecal. Eliminasi alvi adalah proses pembuangan atau pengeluaran sisa metabolisme berupa feses yang berasal dari saluran pencernaan melalui anus (Tarwoto dan Wartonah. 2010). B. Etiologi dan factor resiko a. Diet dan asupan Jumlah tipe makanan merupakan factor utama yang menyebabkan output atau jumlah urine. Protein dan natrium dapat menentukan jumlah urine yang dibentuk. b. Respons keinginan awal untuk berkemih Kebiasaan mengabaikan keinginan awal untuk berkemih dapat menyebabkan urine banyak tertahan di dalam vesika urine sehingga mempengaruhi ukuran vesika urinaria dan jumlah pengeluaran urine. c. Stress psikologis Meningkatkan stress dapat mengakibatkan seringnya frekuensi keinginan berkemih. Hal ini karena meningkatnya sensitivitas untuk keinginan berkemih dan jumlah urine yang diproduksi. d. Tingkat aktivitas Eliminasi urine membutuhkan tonus otot vesika urinaria yang baik untuk fungsi sfingter e. Tingkat perkembangan Tingkat pertumbuhan dan perkembangan dapat mempengaruhi pola berkemih. Hal tersebut dapat ditemukan pada anak-anak, yang lebih memiliki kecenderungan untuk mengalami kesulitan mengontrol buang air kecil. f. Kondisi penyakit Kondisi penyakit tertentu, seperti diabetes mellitus, dapat mempengaruhi produksi urine g. Sosiokultural



Budaya dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi urine, seperti adanya kultur masyarakat yang melarang untuk buang air kecil di tempat tertentu.



h. Tonus otot Tonus otot yang memiliki peran penting dalam membantu proses berkemih adalah kandung kemih, otot abdomen, dan pelvis. i. Pembedahan Efek pembedahan menyebabkan peningkatan atau menurunkan filtrasi glomerulus yang dapat menyebabkan penurunan jumlah produksi urine karena dampak hari pemberian obat anestesi. C. Manifestasi klinis 1. Urine mengalair lambat 2. Terjadi polyuria yang semakin parah karena pengosongan kandung kemih tidak efisien 3. Terjadi distensi abdomen akibat dilatasi kandung kemih 4. Terasa ada tekanan, kadang terasa nyeri dan merasa ingin BAK 5. Pada retensi berat bisa mencapai 2000-3000 cc Tanda – tanda klinis eliminasi urine : 1. Anyang-anyangan 2. Dysuria (sakit saat buang air kecil) 3. Nokturia (berkemih berlebihan pada malam hari) 4. Retensi urin 5. Sering berkemih Tanda-tanda klinis eliminasi elvi : 1. Anoreksia 2. Bising usus hiper dan hipoaktif 3. Darah merah pada feses 4. Distensi abdomen 5. Feses air 6. Feses keras dan berbentuk



D. Patofisiologi



E. Pemeriksaan penunjang 1. Untuk gangguan eliminasi urine : a. Pemeriksaan urin Hal yang perlu dikaji meliputi warna, kejernihan, dan bau urine. Untuk melihat adanya kejanggalan bisa dilakukan pemeriksaan protein dan glukosa b. Tes darah Meliputi pemeriksaan BUN, kebersihan kreatinin, nitrogen non protein (NPN), sistoskopi, intravenous pyelogram (IVP). (Mubarak, 2008) 2. Untuk gangguan eliminasi alvi : a. Anoskopi b. Proktosigmoidoskopi c. Protoskopi d. Rontgen dengan kontrak F. Penatalaksana medis Untuk gangguan eliminasi urine 1. Pengumpulan urine untuk bahan pemeriksaan 2. Menolong buang air kecil dengan menggunakan urinal 3. Melakukan kateterisasi 4. Menggunakan kondom kateter Untuk gangguan eliminasi alvi 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Menyiapkan feses untuk bahan pemeriksaan Menolong buang air besar dengan menggunakan pispot Memberikan huknah rendah Memberikan huknah tinggi Memberikan gliserin Mengeluarkan feses dengan jari



BAB II KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian Gangguan eliminasi urine 1. Riwayat keperawatan a. Pola perkemihan Bergantung pada masing-masing individu, apakah pola berkemihnya dalam kategori normal atau apakah pasien merasa ada perubahan pola berkemihnya, serta menanyakan tentang factor-faktor yang mempengaruhi pola berkemih b. Frekuensi berkemih  5x /hari, tergantung kebiasaan seseorang  70 % pada siang hari, sedangkan dilakukan pada malam hari menjelang dan sesudah bangun tidur  Berkemih dilakukan saat bangun tidur dan sebelum tidur  Volume berkemih Kaji perubahan volume berkemih untuk mengetahui adanya ketidakseimbangan cairan dengan membandingkannya dengan volume berkemih normal c. Asupan dan haluaran cairan  Cacat haluaran urine selama 24 jam  Kaji kebiasaan minum klien setiap hari ( jenis dan jumlah cairan yang diminum)  Catat asupan cairan peroral lewat makanan, lewat cairan infus atau NGT jika ada 2. Pemeriksaan fisik a. Abdomen Kaji adanya pembesaran urine, distensi kandung kemih, pembesaran ginjal, nyeri tekanan pada kandung kemih b. Genetalia Kaji kebersihan daerah genetalia, amati adanya bengkak, rakas atau adanya pada meatus uretra pada wanita, kaji adanya lesi, nodul dan adanya radang pada labia minora maupun mayora. Sedangkan pada laki-laki kaji adanya lesi, pembesaran skrotum, atau nyeri tekan. c. Urine Kaji karakteristik urine klien, bandingkan dengan karakteristik urine normal d. Karakteristik urine normal  Warna : kekuningan atau bening  Bau : berbau khas  pH : 4,4 – 7,5  konsistensi : cair atau sangat encer  jumlah : 1200-1500 ml / 24jam



Gangguan eliminasi alvi 1. Riwayat keperawatan a. Pola defekasi  Frekuensi (berapa kali/hari/minggu)  Apakah frekuensinya berubah  Apa penyebabnya b. Perilaku defekasi  Bagaimana cara klien mempertahankan pola defekasi c. Deskripsi feses  Warna  Tekstur  Bau d. Diet  Makanan apa yang mempengaruhi pola defekasi klien  Makanan apa yang biasa klien makan  Makanan apa yang klien hindari  Apakah klien makan secara teratur e. Cairan Jumlah dan jenis minuman yang dikonsumsi setiap hari f. Aktivitas  Kegiatan sehari-hari (missal,. Olahraga) kegiatan spesifik yang dilakukan klien g. Penggunaan medikasi Apakah klien bergantung pada obat-obatan yang dapat mempengaruhi pola defekasi h. Stress  Apakah klien pernah mengalami stress yang berkepanjangan  Bagaimana respon klien terhadap stress i. Pembedahan atau penyakit menetap  Apakah klien pernah menjalani tindakan pembedahan yang dapat mengganggu pola defekasi  Apakah klien pernah menderita penyakit yang mempengaruhi system gastrointestinalnya 2. Pemeriksaan fisik a. Abdomen, dilakukan pada posisi telentang  Infeksi, amati abdomen untuk melihat bentuk, simetris, adanya distensi atau gerakan peristaltic  Auskultasi Dengarkan bisis usus, lalu perhatikan intensitas, frekuensi, dan kualitas  Perkusi Untuk mengetahui adanya distensi berupa cairan, massa atau udara







Palpasi Untuk mengetahui konsistensi abdomen serta adanya nyeri tekan / massa dipermukaan abdomen b. Rectum dan anus Dilakukan pemeriksaan pada posisi litotomi atau sims  Inspeksi Amati daerah perlanal untuk melihat adanya tanda-tanda inflamasi, perubahan warna, lesi, lecet, fistula, konsistensi, hemoroid  Palpasi Palpasi dinding rectum dan rasakan adanya nadul, massa, nyeri tekan c. Feses Amati feses dan catat konsistensinya, bentuk, bau, warna, dan jumlahnya. Amati pula unsur abnormal yang terdapat pada feses B. Diagnosa keperawatan 1. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan a) Gangguan sensorik motoric b) Infeksi saluran kemih c) Obstruksi anatemik d) Penyebab multipic 2. Inkontinesia urine fungsional berhubungan dengan a) Gangguan fungsi kognisi b) Gangguan penglihataan c) Gangguan fisiologis d) Kelemahan struktur panggul e) Keterbatasan neuromuscular 3. Inkontinensia urine reflek berhubungan dengan a) Gangguan neurologis diatas lokasi pusat mikturisi pantine b) Gangguan neurologis diatas lokasi pusat mikturisi sacral c) Kerusakan jaringan 4. Konstipasi berhubungan dengan Fungsional : a) Kebiasaan defekasi tidak teratur b) Kebiasaan menekan dorongan defekasi c) Kelemehan otot abdomen d) Ketidakadekuatan toileting e) Perubahan lingkungan saat ini Mekanisme : a) Abses rektal b) Fisura anal rektal c) Hemoroid d) Ketidakseimbangan elektrolit



e) Obstruksi pasca-bedah f) Pembesaran prostat g) Tumor, ulkus rektal Farmakologis a) Agens farmaseutikal b) Penyalahgunaan laksatif Fisiologis a) Asupan cairan tidak cukup b) Asupan serat tidak cukup c) Dehidrasi d) Kebiasaan makan buruk e) Penurunan motilitas traktus gastrointestinal Psikologis a) Depresi b) Konfusi mental c) Stress emosional 5. Diare berhubungan dengan Fisiologis a) Inflamasi gastrointestinal b) Iritasi gastrointestinal c) Kram d) Malabsorbsi e) Parasit Psikologis a) Ansietas b) Tingkat stress tinggi Situasional a) Makan melalui selang b) Pernapasan pada toksin c) Penyalahgunaan laktasif d) Penyalahgunaan zaat e) Program pengobatan C. Perencanaan keperawatan 1. Monitor / observasi perubahan factor, tanda gejala terhadap masalah perubahan eliminasi urine, retursi dan inkontinesia 2. Kurangi factor yang memengaruhi masalah 3. Monitor terus perubahan retensi urine



NO DIAGNOSA 1. 00016 Gangguan eliminasi urin Definisi : Disfungsi eliminasi urine



2.



3.



00011 konstipasi Definisi : Penurunan frekuensi normal defekasi yang disertai kesulitan atau pengeluaran feses tidak tuntas dan/atau feses yang keras, kering, dan banyak 00013 diare Definisi :



NOC 0503 Eliminasi urine Definisi : Pengumpulan dan pembuangan urin



0501 eliminasi usus Definisi : Pembentukan dan pengeluaran feses Setalah dilakukan tindakan selama 3 x 24 jam, diharapkan pasien mampu :



NIC 0550 irigasi kandung kemih Definisi : Pengisian sejenis cairan ke dalam kandung kemih untuk membersihkan atau sebagai prosedur pengobatan 0450 manajemen konstipasi / impaksi Definisi : Pencegahan dan menghilangkan konstipasi / impaksi Aktivitas-aktivitas



0500 kontinensi usus Definisi :



0460 manajemen diare Definisi :



D. Evaluasi 1. Eliminasi urine Tujuan optimal dari intervensi keperawatan yang dilakukan ialah kemampuan klien untuk berkemih secara volunteer tanpa mengalami gejalagejala seperti urgensi, disuria atau sarung berkemih dan hasil diharapkan yaitu: a. Kandung kemih tidak akan mengalami distensi setelah klien berkemih b. Klien akan mampu berkemih sampai kandung kemihnya benar-benar kosong dalam waktu 24 jam setelah kateter dilepas c. Klien akan mengungkapkan pemahamannnya tentang eliminasi urine dan mengikuti praktik perawatan kesehatan untuk meningkatkan eliminasi d. Tidak ada pertumbuhan bakteri e. Klien akan terbebas dari gejala, urine akan berwarna jernih, kekuningan dan tidak mengandung sedimen 2. Eliminasi alvi Hasil evaluasi yang diharapkan : a. Klien mengurangi sumber-sumber makanan yang tinggi serat b. Klien menyiapkan menu untuk 24 jam, termasuk makanan tinggi serat dan cairan c. Asupan cairan klien minimal 1400-2000 ml / hari d. Klien mendapatkan jadwal defekasi yang teratur, mengeluarkan feses berbentuk lurak tanpa usaha mengedan yang berlebih



DAFTAR PUSTAKA Potter, Patricia A. 2006 buku ajar fundamental keperawatan ed.4 vol.2. Jakarta:EEC Tarwoto dan Wartonah.2004. kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan edisi 4. Jakarta : salemba medika Herdman, T Heather.2015-2017. Nanda internasional diagnosis keperawatan. Definisi dan klarifikasi 2015-2017 ed.10. Jakarta : EGC Morhead, SUE. 2013. Nursing outcomes classification (NOC) ed.6 elsevier.singapore pre.LTD Bulechet, Gloria M 2013. Nursing intervention, Classification (NIC) ed.6 elsevier. Singapore pre. LTD