6 0 182 KB
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS KELOLAAN RESIKO BUNUH DIRI (RBD)
DIETRICH MOSES SOUISA 18210000012
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS UNIVERSITAS INDONESIA MAJU (UIMA) 2022
FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
RUANGAN RAWAT
: Ruang Melati
TANGGAL DIRAWAT
: 28 – 03 - 2022
I. IDENTITAS PASIEN Inisial
: Tn. Q [L]
Tanggal Pengkajian
: 21 – 03 - 2022
Umur
: 45 Tahun
RM No.
: 006719
Informan
: Pasien dan Keluarga pasien
II. ALASAN MASUK Klien dibawa keluarga ke RSJ karena mencoba gantung diri dikamar mandi rumah pasien, karena frustasi baru kehilangan pekerjaan dan tinggal oleh isterinya. Klien mengatakan hidupnya tidak berguna lagi dan lebih baik mati saja, klien juga mengatakan mendengar suara – suara bisikan yang menyuruhnya bunuh diri. III. FAKTOR PREDISPOSISI 1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? o Ya o Tidak (√ ¿ 2. Pengobatan sebelumnya: o Berhasil o Kurang berhasil o Tidak berhasil 3. pelaku
usi
korban usia saksi usia
a Aniaya fisik
-
-
-
-
-
-
Aniaya seksual
-
-
-
-
-
-
Penolakan
-
-
-
-
-
-
Kekerasan dalam keluarga
-
-
-
-
-
-
Tindakan kriminal
-
-
-
-
-
-
Jelaskan No. 1, 2, 3, : Klien frustasi karena baru mengalami kehilangan pekerjaan/di PHK oleh perusahaan tempat ia bekerja, dan ditinggal oleh isterinya, Ada anggota keluarga yang juga mengalami gangguan jiwa, sedangkan klien tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya. Masalah Keperawatan
: Resiko Bunuh Diri
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa o Ya ( √) o Tidak Hubungan keluarga
Gejala
Riwayat pengobatan/perawatan
Kakak Klien
Halusinasi Penglihatan
Masih di rawat di RSJ dan menjalani pengobatan
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan: Klien dan keluarga mengatakan klien tidak punya masalah masa lalu yang tidak menyenangkan. Masalah Keperawatan
: Tidak ada masalah keperawatan
IV. FISIK 1. Tanda vital :
TD
: 120/90 mmHg
N : 80 x/menit S : 36,80C
2. Ukur
:
TB : 175 Cm
BB : 58 Kg
3. Keluhan fisik
:
P : 20 x/menit
o Ya ( √) o Tidak Jelaskan
: Ada bekas percobaan bunuh diri pada leher dan pergelangan tangan, dan
klien tampak lemas dan mengeluh sakit kepala. Masalah Keperawatan : Resiko Bunuh Diri
V. PSIKOSOSIAL 1. Genogram
Keterangan : : Laki – laki : Perempuan : Klien : Mempunyai penyakit serupa : Perempuan meninggal : Tinggal serumah Jelaskan
: Klien mengatakan tinggal dengan isterinya sebelum dipecat dan isterinya
pergi dari rumah, klien mempunyai seorang kakak laki – laki yang juga mempunyai penyakit jiwa (Halusinasi) penglihatan dan sedang menerima pengobatan sekarang. Masalah Keperawatan
: Halusinasi
2. Konsep Diri a. Gambaran diri : Klien mengatakan tidak ada yang disukai lagi dari dirinya b. Identitas
: Klien mengatakan sudah menikah dan mempunyai seorang isteri, tetapi sekarang telah pergi dari rumah.
c. Peran
: Klien mengatakan dirinya sebagai kepala rumah tangga dan belum mempunyai anak, klien mengatakan perannya sebagai suami dan kepala rumah telah gagal
d. Ideal diri
: Klien mengatakan bingung harus mendapat pekerjaan dimana untuk menghidupi keluarga dan bagaimana membangun keluarganya seperti dulu.
e. Harga diri
: Selama dirumah klien merasa menjadi agresif, bermusuhan, impulsif, dan jarang berinteraksi dengan orang lain.
Masalah Keperawatan
: Harga Diri Rendah
3. Hubungan Sosial a. Orang yang berarti
: Keluarganya (Isteri, saudara dan ibunya)
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: Klien mengatakan tidak suka bergaul dengan lingkungan sekitarnya selama di rumah, dan selama di rumah sakit klien hanya dekat dengan satu orang yaitu teman sekamarnya. c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Klien adalah orang yang kurang peduli dengan lingkungannya, Selama dirumah sakit klien sering diam, menyendiri, murung dan tak bergairah, jarang berkomunikasi dengan teman lain dan sangat sensitif. Masalah Keperawatan
: Isolasi Sosial
4. Spiritual a. Nilai dan keyakinan : Klien mengatakan beragama islam, klien mengatakan percaya dengan adanya Allah, tetapi klien sering mempersalahkan Allah atas hal yang menimpanya. b. Kegiatan ibadah
: Klien mengatakan selama di RSJ tidak pernah melakukan ibadah.
VI. STATUS MENTAL 1. Penampilan : o Tidak rapih (√ ¿ o Penggunaan pakaian tidak sesuai o Cara berpakaian seperti biasanya Jelaskan
: Klien terlihat tidak rapi, rambut tidak disisir, sedikit bau, perubahan
kehilangan fungsi, tak berdaya sperti intrest dan kurang mendengarkan. Masalah Keperawatan 2. Pembicaraan
: Defisit Perawatan Diri
:
Cepat
Keras ( √)
Gagap
Inkoheren (√) Tidak mampu Memulai
Apatis Jelaskan
Lambat
Membisu
pembicaraan
: Klien hanya mau bicara jika ditanya duluan oleh perawat, jawaban yang
diberikan pendek, afek datar, lambat dengan suara yang pelan, tanpa kontak mata dengan lawan bicara. Masalah Keperawatan
: Harga Diri Rendah
3. Aktifitas Motorik : (√) Lesu
Tik Jelaskan
Tegang
Gelisah
Agitasi
Grimasen
Tremor
Kompulsif
: Klien tampak lesu, lebih banyak murung, dan tak bergairah, serta malas
melakukan aktivitas. Masalah Keperawatan
: Harga Diri Rendah
4. Alam perasaan: (√) Sedih
Jelaskan
ketakutan
(√) putus asa
( √) khawatir
Gembira berlebihan
: Klien mengatakan merasa sedih, karena setelah diberhentikan dari pekerjaan,
isterinya pun meninggalkannya, klien merasa putus asa karena tidak dapat berbuat apapun untuk menyelamatkan keluarga/rumah tangganya dan klien merasa khawatir jika tidak akan bisa mengembalikan keluarganya seperti dulu. . Masalah Keperawatan
: Koping individu inefektif
5. Afek: (√) Datar
Jelaskan
tumpul
labil
tidak sesuai
: Afek klien datar saat diajak berbicara, ada respon selama wawancara, kadang
terdiam, tetapi pandangan tidak mau melihat yang mengajak berbicara serta pandangan kosong. Masalah Keperawatan
: Isolasi Sosial
6. Interaksi selama wawancara: Bermusuhan (√) Kontak mata [-]
tidak kooperatif
mudah tersinggung
Defensif
curiga
Jelaskan
: Saat wawancara klien mau diajak komunikasi, kontak mata kurang, klien
jarang memandang lawan bicara saat berkomunikasi. Masalah Keperawatan
: Isolasi Sosial
7. Persepsi: ( √) pendengaran
Jelaskan
penglihatan
Perabaan
pengecapan
penghidu
: Klien mengatakan mendengar suara suara bisikan yang menyuruhnya untuk
bunuh diri. Masalah Keperawatan
: Halusinasi Pendengaran
8. Proses Pikir: ( √) Sirkumstansial
flight of idea
Jelaskan
Tangensial
kehilangan asosiasi
Blocking
persevarasi/pengulangan pembicaraan
: Pada saat wawancara, klien mapu menjawab apa yang ditanyakan, namun
sesekali pertanyaan yang diberikan harus diulangi dan kadang dalam menjawab lambat. Masalah Keperawatan
: Tidak ada masalah keperawatan
9. Isi Pikir: Obsesi
Fobia
hipokondria
depersonalisasi
ide yang terkait
pikiran magis
Waham: Agama
somatik
kebesaran
curiga
Nihilistic
sisip pikir
siar pikir
kontrol pikir
Jelaskan
: Tidak ada masalah gangguan isi pikir seperti obsesi dan waham
Masalah Keperawatan
: Tidak ada masalah keperawatan
10. Tingkat Kesadaran: (√) Bingung
Disorientasi:
Sedasi
Stupor
Waktu Jelaskan
Tempat
Orang
: Klien mengatakan sekarang berada di tempat sosial atau rumah sakit, klien
terkadang tampak bingung, dan menjawab pertanyaan tidak konsisten. Masalah Keperawatan
: Tidak ada masalah keperawatan
11. Memori: Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan daya ingat saat ini Jelaskan
Gangguan daya ingat jangka pendek Konfabulasi
: Klien mampu mengingat kegiatan – kegiatan yang dilakukan di rumah, tetapi
klien kesulitan dalam berfikir rasional dan penurunan kognitif (daya menilai) Masalah Keperawatan
: Resiko menciderai diri sendiri
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung Mudah beralih
Jelaskan
Tidak mampu konsentrasi
Tidak mampu berhitung sederhana
: Kemampuan berhitung klien cukup baik, klien dapat berkonsentrasi ketika
disuruh fokus dan mampu berhitung sederhana, contoh menghitung 1 – 10 Masalah Keperawatan
: Tidak ada masalah keperawatan
13. Kemampuan Penilaian: (√) Gangguan ringan
Jelaskan
Gangguan bermakna
: Klien tidak mampu mengambil keputusan mana yang benar dan salah dan
klien kesulitan berfikir rasional. Masalah Keperawatan
: Resiko menciderai diri sendiri
14. Daya Tilik Diri: (√) Mengingkari penyakit yang diderita
Jelaskan
Menyalahkan hal-hal di luar dirinya
: Klien mengingkari kalau dirinya menderita penyakit sakit jiwa
Masalah Keperawatan
: Tidak ada masalah keperawatan
VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG 1. Makan: Bantuan minimal
Bantuan total
2. BAB/BAK: Bantuan minimal Jelaskan
Bantuan total
: Klien makan dan BAK/BAB secara mandiri, hanya kadang untuk makan
harus dimotivasi Masalah Keperawatan
: Tidak ada masalah keperawatan
3. Mandi: Bantuan minimal
Bantuan total
4. Berpakaian/berhias: Bantuan minimal
Bantuan total
5. Istirahat dan Tidur: Tidur siang lama
: 1 s.d. 2 jam (Tidur nyenyak)
Tidur malam lama
: 7 s.d. 8 jam
Kegiatan sebelum / sesudah tidur Penggunaan Obat: Bantuan minimal
( √) Bantuan total
7. Pemeliharaan Kesehatan: Perawatan Lanjutan (√) Ya
Tidak
Perawatan Pendukung (√) Ya
Tidak
8. Kegiatan di dalam Rumah: Mempersiapkan makanan Ya
(√) Tidak
Menjaga kerapihan rumah (√) Ya
Tidak
Mencuci pakaian Ya
(√) Tidak
Pengaturan keuangan (√) Ya
Tidak
9. Kegiatan di luar Rumah: Belanja (√) Ya
Tidak
(√) Ya
Tidak
(√) Ya
Tidak
Transportasi Lain-lain
Jelaskan
: Klien mengatakan jarang ketika masih bekerja selalu melakukan kegiatan
diluar rumah seperti urusan pekerjaan, belanja, dan jalan jalan bersama isteri. Masalah Keperawatan
: Tidak ada masalah keperawatan
VIII. MEKANISME COPING Adaptif
Maladaptif
Bicara dengan orang lain
Minum alkohol
Mampu menyelesaikan masalah
Reaksi lambat/berlebih
Tehnik relaksasi
Bekerja berlebihan
Aktifitas konstruktif
Menghindar
Olahraga
(√)
Mencederai diri
Lainnya
Lainnya
____________________________
___________________________
Jelaskan : Maladaptif : Kehilangan batas realita, mencederai diri sendiri, menarik dan mengisolasikan diri, tidak menggunakan support sistem, melihat diri sebagai orang yang secara total tidak berdaya dan berguna. Masalah Keperawatan
: Resiko Bunuh Diri
IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN: (√) Masalah dengan dukungan kelompok
Spesifik : Klien tidak dapat menerima dukungan dari lingkungan, klien lain maupun perugas kesehatan (√) Masalah berhubungan dengan lingkungan
Spesifik : Klien selama bekerja sangat pandai bergaul dan banyak memiliki teman, ketika drumah klien lebih suka menghabiskan waktu dengan isterinya (√) Masalah dengan pendidikan
Spesifik : Klien mengatakan bahwa dirinya hanya tamatan SMA, jadi sangat sukar untuk mencari pekerjaan. (√) Masalah dengan pekerjaan
Spesifik : Sekarang klien telah diberhentikan/di PHK dari pekerjaaanya padahal klien menganggap pekerjaannya sebagai sumber penghasilan dan sangat bergantung pada pekerjaan tersebut. (√) Masalah dengan perumahan
Spesifik : Klien mengatakan tinggal di rumah kontrakan sederhana, dan klien merasa sedih karena sudah tidak ada isterinya yang dapat menemainya ketika dirumah. (√) Masalah ekonomi
Spesifik : Klien telah kehilangan sumber penghasilan ekonominya atau pekerjaannya setelah di PHK. (√) Masalah dengan pelayanan kesehatan
Spesifik : Klien tidak punya masalah dengan pelayanan kesehatan Masalah lainnya Spesifik : Tidak ada Masalah Keperawatan
: Harga Diri Rendah
X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG:
(√) Penyakit jiwa
( √) Sistem pendukung
Faktor presipitasi
Penyakit fisik
(√) Coping
( √) Obat-obatan
Lainnya Masalah Keperawatan
: Koping Individu Inefektif
XI. ASPEK MEDIK Diagnosis Medik Terapi Medik
: Skizofrenia :
1. Trihaksiphenidil 3 x 2 Mg 2. Ziozapin 2 x 12,5 Mg 3. Kalxefin 1 x 20 g. XII. ANALISIS DATA Data
Masalah
Subyektif :
Resiko Bunuh Diri
Klien mengatakan hidupnya tidak berguna lagi dan lebih baik mati saja, setelah diberhentikan / diPHK dari pekerjaanya dan
ditinggal
isterinya.
Klien
juga
mengatakan mendengar suara bisakan yang menyuruhnya bunuh diri. Obyektif : Klien terlihat memegang silet, ekspresi klien murung, tampak lemas, dan tidak bergairah, serta terdapat bekas percobaan bunuh diri pada leher dan pergelangan tangan klien. Subyektif : Klien mengatakan tidak ada yang disukai lagi dari dirinya, klien juga mengatakan
Harga Diri Rendah
perannya sebagai suami dan kepala rumah telah gagal. Obyektif : Klien hanya mau bicara jika ditanya duluan oleh perawat, jawaban yang diberikan pendek, afek datar, lambat dengan suara yang pelan, tanpa kontak mata dengan lawan bicara.
Subyektif :
Resiko Perilaku Kekerasan
Klien mengatakan kesulitan dalam berpikir secara rasional, klien juga mengatakan sekarang sulit baginya untuk menilai dan mengambil keputusan mana yang benar dan salah.
.
Obyektif : Klien
tampak
bingung
dan
sering
menyendiri, dan terlihat bekas percobaan mencederai diri sendiri pada leher dan pergelangan tangan klien. XIII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN: 1. Resiko Bunuh Diri 2. Harga Diri Rendah 3. Resiko Perilaku Kekerasan (Diri Sendiri XIV. POHON MASALAH: Resiko Perilaku Kekerasan (Pada diri sendiri, orang lain, lingkungan dan verbal) Resiko Bunuh Diri Harga Diri Rendah
XV. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN: 1. Resiko Bunuh Diri 2. Harga Diri Rendah 3. Resiko Perilaku Kekerasan (Diri Sendiri) Mahasiswa, Dietrich M.Souisa
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA UNIVERSITAS INDONESIA MAJU Inisial Pasien : Tn. Q
Ruangan: Melati
Rm No : 006719
Dx Medis : Skizofrenia Rencana Tindakan
Diagnosis
Tujuan
Resiko Bunuh TUM Diri
:
Tidak
Keperawatan
Kriteria Evaluasi
terjadi 1. Setelah 1 kali interaksi 1) Bina hubungan saling percaya Bila Sudah terbina hubungan
perilaku yang mengarah
klien menunjukan tanda
dengan
bunuh diri
– tanda percaya kepada
komunikasi terapeutik :
perawat : membina hubungan saling
menggunakan prinsip saling percaya diharapkan klien dapat
kooperatif,
- Sapa klien dengan ramah , baik pelaksanaan
TUK 1 : Klien dapat - Ekspresi percaya
Rasional
Tindakan Keperawatan
wajah
bersahabat
verbal maupun non verbal - Perkenalkan
- Menunjukan
rasa
senang
nama,
keperawatan nama dengan baik.
panggilan dan tujuan perawat berkenalan
- Ada kontak mata
- Tanyakan nama lengkap dan
- Mau berjabat tangan
nama panggilan yang disukai
- Mau
klien
menyebutkan
nama
- Buat kontrak yang jelas
- Mau menjawab salam - Mau berdampingan
duduk dengan
- Tunjukan menepati
sikap janji
jujur
dan
setiap
kali
sehingga asuhan
dapat
berjalan
perawat
interaksi
- Bersedia
- Tunjukan sikap empati dan
mengungkapkan
menerima apa adanya
masalah yang dihadapi.
- Beri perhatian kepada klien dan perhatiakn
kebutuhan
dasar
klien - Tanyakan perasaaan klien dan masalah yang dihadapi klien - Dengarkan perhatian
dengan ekspresi
penuh perasaan
klien. TUK 2 : Klien dapat 2. Setelah
2
kali 1) Jauhkan klien dari benda yang Tindakan menghindarkan klien
terlindung dari perilaku
pertemuan, klien dapat
dapat membahayakan (pisau, dari
benda
bunuh diri
terlindung dari perilaku
silet, gunting, tali, kaca dan lain membahayakan
bunuh diri
– lain)
mengawasi
–
benda dan klien
yang selalu dapat
2) Tempatkan klien di ruangan melindungi klien secara ketat yang tenang dan selalu terlihat dan efektif. oleh perawat 3) Awasi klien secara ketat setiap saat.
TUK 3 : Klien dapat 3. Setelah
3
kali 1) Dengarkan
mengekspresikan
pertemuan
diharapkan
perasaannya
klien
keluhan
yang Mendengarkan
dirasakan
aktif
dapat meningkatkan harga diri
dapat 2) Bersikap
empati
mengekspresikan
meningkatkan
perasaannya
keraguan,
untuk klien serta reinforcement atau ungkapan dukungan / dorongan
ketakutan
dan positif
keputusasaan 3) Beri
secara
motivasi,
dorongan
dapat
yang
menambah
juga meningaktkan
untuk semangat klien untuk hidup, san
mengungkapkan mengapa dan meningkatkan harga diri klien. bagaimana harapannya 4) Beri waktu dan kesempatan untuk
menceritakan
arti
penderitaan, kematian dan lain – lain 5) Beri dukungan pada tindakan atau
ucapan
klien
yang
menunjukkan keinginan untuk hidup. TUK 4 : Klien dapat 4. Setelah meningkatkan harga diri
4
kali 1) Bantu untuk memahami bahwa Memahami aspek positif yang
pertemuan, diharapkan
klien
dapat
mengatasi dapat meningkatkan harga diri
klien
dapat
keputusasaannya
meningkatkan
harga 2) Kaji dan kerahkan sumber –
klien sangat membantu dalam
dirinya
sumber internal individu
tahap penerimaan diri klien.
3) Bantu mengidentifikasi sumber – sumber harapan (Misal : hubungan
antar
sesama,
keyakinan, hal – hal untuk diselesaikan) TUK 5 : Klien dapat 5. Setelah
5
menggunakan
diharapkan
yang adaptif
koping
pertemuan klien
menggunakan yang adaptif
kali 1) Ajarkan untuk mengidentifikasi Mengingat pengalaman yang dapat koping
pengalaman
–
pengalaman menyenangkan dan orang yang
yang menyenangkan setiap hari disayang (Misalnya : berjalan – jalan, harapan
dapat klien
membuat
untuk
hidup
membaca favorit, menulis surat menjadi tinggi dengan harapan dan sebagainya)
klien lebih menghargai dirinya
2) Bantu untuk mengenali hal - dan orang disekitarnya. hal yang klien cintai dan yang klien sayangi, dan pentingnya terhadap kehidupan orang lain, mengesampingkan
tentang
kegagalan dalam kesehatan 3) Beri dorongan untuk berbagi keprihatinan pada orang lain yang
mempunyai
suatu
masalah dan atau penyakit yang
sama dan telah mempunyai pengalaman mengatasi
positif masalah
dalam tersebut
dengan koping yang efektif TUK 6 : Klien dapat 6. Setelah
6
menggunakan
diharapkan
dukungan
sosial
pertemuan klien
kali 1) Kaji dan manfaatkan sumbere Faktor eksternal juga berperan dapat
kstrenal
individu
terdekat,
tim
menggunakan
kesehatan,
dukungan sosial yang
pendukung,
ada disekitarnya
dianut) 2) Kaji
(orang penting dalam meningkatkan pelayanan motivasi atau dukungan hidup kelompok klien yang lebih kuat.
agama
sistem
yang
pendukung
keyakinan (nilai, pengalaman masa lalu, aktivitas keagamaan, kepercayaan agama) 3) Lakukan
rujukan
sesuai
indikasi (misal : konseling pemuka agama) TUK 7 : Klien dapat 7. Setelah
7
kali 1) Diskusikan tentang obat (nama, Pemahaman dalam pemberian
menggunakan obat dengan
pertemuan, diharapkan
dosis, frekuensi, efek terapi, dan karakteristik obat dapat
benar dan tepat
klien
dan efek samping minum obat)
dapat
menggunakan obat – 2) Bantu obatan dengan benar
menggunakan
membantu proses pengobatan
obat lebih efektif.
dengan prinsip 5 benar (benar
dan tepat
pasien, obat, dosis, cara dan waktu) 3) Anjurkan membicarakan efek terapi dan efek samping yang dirasakan 4) Beri reinforcement positif bila menggunakan
obat
dengan
benar.
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
INISIAL PASIEN
: Tn. Q
Diagnosa Medis
RUANGAN
: Ruang Melati
RM NO Rencana Tindakan
Diagnosis Harga Diri Rendah
Tujuan harga diri yang positif
membina
Kriteria Evaluasi
perawat.
Rasional
Tindakan Keperawatan hubungan
saling Hubungan saling percaya
klien menunjukan tanda
percaya
dengan yang
– tanda percaya kepada
menggunakan
prinsip dasar yang kuat bagi
Klien dapat perawat :
komunikasi terapeutik :
hubungan - Ekspresi
saling percaya dengan
: 006719
Keperawatan
TUM : Klien memiliki Setelah 1 kali interaksi 1) Bina
TUK 1 :
: Skizofrenia
wajah
bersahabat rasa
senang
- Sapa klien dengan ramah , mengekspresikan verbal - Perkenalkan nama, nama
- Ada kontak mata
panggilan
- Mau berjabat tangan
perawat berkenalan
menyebutkan
nama - Mau
dan
tujuan
- Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang
- Mau menjawab salam duduk
berdampingan dengan perawat - Bersedia mengungkapkan
merupakan
klien
baik verbal maupun non keramahannya
- Menunjukan
- Mau
baik
disukai klien - Buat kontrak yang jelas - Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali interaksi - Tunjukan sikap empati dan
dalam
masalah
yang
dihadapi.
menerima apa adanya - Beri perhatian kepada klien dan perhatiakn kebutuhan dasar klien - Tanyakan perasaaan klien dan masalah yang dihadapi klien - Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien.
1. TUK 2 : Klien dapat Setelah 2 kali interaksi 1) Diskusikan dengan klien Pengertian mengidentifikasi aspek
positif
kemampuan dimiliki
klien menyebutkan : dan
yang
- Aspek
positif
kemampuan
tentang : dan
-
yang
akan
yang memudahkan
klien
dan lingkungan positif
-
keluarga - Aspek
positif
dirinya
dimiliki klien, keluarga dalam perawatan.
dimiliki klien - Aspek
Aspek
tentang
Kemampuan
yang
dimiliki klien positif 2) Bersama klien buat daftar Mengingatkan
lingkungan klien.
tentang : -
Aspek
tentang hal positif dan positif
klien, nyata akan menambah
keluarga lingkungan -
klien
Kemampuan
yang
percaya diri klien.
dimiliki klien 3) Beri pujian yang realistis, hindari memberi penilaian Pujian negative.
yang
realistis
dapat meningkatkan rasa percaya diri klien.
3. TUK 3 : Klien dapat Setelah 3 kali interaksi 1) Diskusikan dengan klien Meningkatkan menilai yang
kemampuan klien dapat menyebutkan dimiliki
kemampuan
untuk kemampuan yang dapat
dilaksanakan
dilaksanakan
yang
dapat diri dan menumbuhkan
dilaksanakan
perasaan bahwa ia tidak
2) Diskusikan yang
percaya
kemampuan selalu gagal dan tidak
dapat
dilanjutkan berguna.
pelaksanaannya. 4. Klien
dapat Setelah 4 kali interaksi 1) Rencanakan bersama klien Menambah percaya diri
merencanakan kegiatan
klien
dapat
membuat
aktivitas
sesuai rencana kegiatan harian
dapat klien
bahwa
dilakukan setiap hari sesuai bertanggung
dengan kemampuan yang dimiliki
yang
kemampuan klien :
terhadap
-
Kegiatan mandiri
meningkatkan
-
Kegiatan dengan bantuan.
kemampuan klien.
klien jawab
dirinya
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA UNIVERSITAS INDONESIA MAJU Inisial Pasien : Tn. M
Ruangan : Melati
dan
Rm No : 006719
Dx Medis : Skizofrenia Rencana Tindakan
Diagnosis Perilaku Kekerasan
Tujuan
Keperawatan
Kriteria Evaluasi
TUM : Klien dapat Setelah 1 kali interaksi klien 1) Bina / mengontrol
perilaku menunjukan
tanda
–
tanda
hubungan
saling Bila
prinsip diharapkan
menggunakan
Kekerasan
- Ekspresi wajah bersahabat
komunikasi terapeutik :
dapat hubungan percaya
membina - Ada kontak mata saling - Mau berjabat tangan - Mau menyebutkan nama
verbal - Perkenalkan
nama,
perawat berkenalan
- Bersedia
mengungkapkan
masalah yang dihadapi.
dapat
sehingga Asuhan
berjalan dengan baik.
- Mau
dengan perawat
klien
baik verbal maupun non Keperawatan
panggilan
berdampingan
kooperatif,
- Sapa klien dengan ramah , pelaksanaan
- Mau menjawab salam duduk
terbina
dengan hubungan saling percaya
percaya kepada perawat :
1. TUK 1 : Klien - Menunjukan rasa senang
sudah
percaya
Resiko Perilaku kekerasan (RPK)
Rasional
Tindakan Keperawatan
dan
nama tujuan
- Tanyakan nama lengkap dan nama
panggilan
yang
disukai klien - Buat kontrak yang jelas - Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali interaksi - Tunjukan sikap empati dan
dapat
menerima apa adanya - Beri perhatian kepada klien dan perhatiakn kebutuhan dasar klien - Tanyakan perasaaan klien dan masalah yang dihadapi klien - Dengarkan
dengan
penuh
perhatian ekspresi perasaan klien. 2) TUK 2 : Klien Setelah 2 kali pertemuan klien 1) Bantu klien mengungkapkan dapat
dapat menceritakan penyebab
mengidentifikasi
perilaku
kekerasan
yang
penyebab penyebab dilakukannya : perilaku kekerasan yang dilakukannya
- Menceritakan
perasaan marahnya : - Motivasi
klien
klien
untuk
perasaan jengkel / kesal baik
kesal atau jengkelnya atau
memberi
penilaian
lingkungannya.
setiap
ungkapan
perasaan
kondisi itu
dan
tekanan
kemarahan klien -
- Dengarkan tanpa menyela
dari diri sendiri maupun
saat
mengurangi
menceritakan penyebab rasa penyebab
Mengetahui
Mengidentifikasi penyebab.
klien. 3.TUK 3 : Klien dapat Setelah 3 kali pertemuan klien 1) Bantu klien mengungkapkan mengidentifikasi tanda- dapat
menceritakan
tanda
–
tanda
–
tanda
perilaku
Identifikasi
penyebab
tanda
perilaku tanda
kekerasan
saat
terjadi
perilaku
kekerasan
kekerasan yang dialaminya : - Motivasi klien menceritakan -
- Tanda fisik : mata merah,
marah Identifikasi perubahan
kondisi fisik (tanda – tanda
fisik
tangan mengepal, ekspresi
fisik) saat perilaku kekerasan -
Menyamakan persepsi
tegang dan lain – lain
terjadi
bahwa
- Tanda emosional : perasaan
- Motivasi klien menceritakan
marah, jengkel, bicara kasar
kondisi emosinya (tanda –
- Tanda sosial : bermusuhan
tanda emosional) saat terjadi
yang dialami saat terjadi perilaku kekerasan.
hal
tersebut
terjadi dan ada pada klien.
perilaku kekerasan - Motivasi klien menceritakan kondisi
hubungan
dengan
orang lain (tanda – tanda sosial) saat terjadi perilaku kekerasan.
4.TUK 4 : Klien dapat Setelah 4 kali pertemuan klien 1) Diskusikan mengidentifikasi jenis dapat menjelaskan : perilaku yang dilakukannya
kekerasan pernah
- Jenis
–
perilaku
jenis
ekspresi
kemarahan yang selama ini telah dilakukannya - Perasaan
saat
melakukan
dengan kekerasan
klien -
Identifikasi cara klien
yang
dalam mengungkapkan
dilakukannya selama ini : - Motivasi klien menceritakan -
perilaku kekerasan Mempermudah
jenis – jenis kekerasan yang
perawat
selama
mengidentifikasi
ini
pernah
kekerasan
dilakukannya
- Efektivitas cara yang dipakai dalam
menyelesaikan
masalah.
perilaku
- Motivasi klien menceritakan perasaan
klien
yang bisa dilakukan
setelah
saat marah
tindakan kekerasan tersebut -
Memberi
terjadi
yang baru bagi klien
- Diskusikan apakah dengan tindak
kekerasan
dapat
mengidentifikasi
tindakan yang dilakukannya :
akibat
perilaku
kekerasan
menjelaskan
akibat
- Diri sendiri : luka, dijauhi teman, dll - Orang lain / keluarga : luka,
yang
Bantu
wawasan klien
dalam
mengidentifikasi
dilakukannya masalah yang
kerugian dari cara yang
dialami teratasi.
dilakukan.
5. TUK 5 : Klien Setelah 5 kali pertemuan klien 1) Diskusikan dapat
kekerasan
negative
dengan
klien - Menyamakan
(kerugian)
cara
yang dilakukan pada :
dalam
persepsi merespon
perilaku yang salah
-
Diri sendiri
- Membantu
-
Orang lain / keluarga
mencari
-
Lingkungan
terbaik
klien cara
yang
tersinggung, ketakutan, dll - Lingkungan : barang atau benda rusak, dan sebagainya. 6. TUK 6 : Klien Setelah 6 kali pertemuan klien 1) Diskusikan dengan klien : dapat
dapat : Menjelaskan cara sehat
mengidentifikasi
mengungkapkan marah
- Apakah mempelajari
klien cara
- Identifikasi pengetahuan
mau
dan
keinginan
klien
baru
untuk melakukan cara
cara
konstruktif
mrngungkapkan marah yang
dalam
sehat
mengungkapkan
- Sebagai motivasi untuk
- Jelaskan berbagai alternatif
kemarahan
mengungkapkan
marah - Didapatkannya cara lain
perilaku
kekerasan
untuk
mengungkapkan
yang sehat yang akan mencari
cara
adaptif
marah :
mengekspresikan
Cara fisik : nafas dalam,
marahnya.
pukul bantal atau kasur, olah raga Verbal
:
mengungkapkan
bahwa dirinya sedang kesal kepada orang lain Sosial
:
latihan
asertif
dengan orang lain -
yang sehat
membantu klien untuk
2) Jelaskan cara – cara sehat
-
perilaku
untuk
yang diketahui klien
-
melakukan
pilihan selain
-
yang sehat
Spiritual : Sholat / doa, Dzikir,
meditasi
dan
sebagainya sesuai keyakinan
yang dalam
agamanya msing – masing. 7. TUK 7 : Klien
Setelah 7 kali pertemuan klien 1) Diskusikan dapat dapat
memperagakan
cara
cara
mungkin
dipilih
yang dan
Cara yang cocok akan membuat klien nyaman
mendemonstrasikan mengontrol perilaku kekerasan :
dianjurkan klien meilih cara -
Praktek langsung lebih
cara
Fisik : tarik nafas dalam,
yang
tepat untuk mengetahui
memukul bantal / kasur
mengungkapkan kemarahan
mengontrol
-
perilaku kekerasan. -
Verbal
:
mungkin
untuk
manfaat
mengungkapkan 2) Latih klien mempergunakan
perasaan kesal / jengkel pada orang lain tanpa menyakiti
cara yang dipilih : - Peragakan melaksanakan
cara
Identifikasi
adanya
cara
keuntungan
dan
yang
kekurangan -
manfaat
cara
tersebut
Membangkitkan motivasi klien.
- Anjurkan klien menirukan peragaan
yang
sudah
dilakukan - Beri pengertian pada klien, perbaiki cara yang masih belum sempurna 3) Anjurkan menggunakan
klien cara
yang
dilakukan -
dipilih - Jelaksan
cara
yang
sudah dilatih saat marah /
dan
minat
jengkel. 8. TUK 8 : Klien Setelah mendapat dukungan keluarga
1
kali
pertemuan 1) Diskusikan pentingnya peran - Kejelasan waktu, tempat
keluarga mampu :
serta
- Menjelaskan cara merawat
unntuk mengontrol
klien
dengan
perilaku kekerasan
kekerasan
perilaku
keluarga
pendukung
sebagai
klien
mengatasi
untuk perilaku
kekerasan untuk
topik
membantu
akan keluarga
untuk kooperatif - Perlu dilakukan secara
- Mengungkapkan rasa puas 2) Diskusikan potensi keluarga dalam merawat klien.
dan
membantu
mengatasi
bertahap
klien - Memudahkan perilaku
kekerasan
pemahaman
dan
penerimaan
3) Jelaskan
pengertian, - Memberikan
cara
penyebab, akibat dan cara
perawatan
merawat
dan mencegah cara yang
kekerasan
klien yang
perilaku dapat
dilaksanakan oleh keluarga 4) Peragakan
cara
merawat
klien (menangani perilaku kekerasan) 5) Beri kesempatan keluarga untuk memperagakan ulang 6) Beri pujian kepada keluarga
yang
tepat
salah atau kurang tepat - Membiasakan agar
terlatih
keluarga dalam
pelaksanaan dirumah.
setelah peragaan 7) Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatih. 9. TUK 9 : Klien Setelah 8 kali pertemuan klien 1) Jelaskan menggnakan sesuai yang ditetapkan.
obat dapat menjelaskan :
program telah
manfaat - Kejelasan
akan
menggunakan obat secara
membantu
- Manfaat minum obat
teratur dan kerugian jika
keluarga
- Kerugian tidak minum obat
tidak menggunakan obat
melaksanakan
- Nama obat
2) Jelaskan kepada klien :
- Bentuk dan warna obat
-
- Dosis
yang
diberikan
klien
dan untuk
tindakan
yang benar
Jenis obat (nama, warna dan - Dengan
tahu
manfaat
bentuk obat)
dan kerugian keluarga
-
Dosis yang tepat untuk klien
dan klien akan lebih
- Waktu pemakaian
-
Waktu pemakaian
perhatian
- Cara pemakaian
-
Efek yang akan dirasakan - Kejelasan
kepadanya
- Efek yang dirasakan
klien
membantu
Setelah 10 kali pertemuan klien 3) Anjurkan klien : dapat menggunakan obat sesuai
-
program. -
Minta
dan
akan pelaksanaan
tindakan yang benar
menggunakan - Waktu
yang
tepat
obat tepat waktu
didasari pada kerja dan
Lapor ke perawat / dokter
efektifitas
jika mengalami efek yang
penggunaan obat
tidak biasa
dan
- Efek obat yang diketahui lebih awal memudahkan
-
Beri
pujian
kedisiplinan menggunakan obat.
terhadap klien
penanganan akibat efek tersebut.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA JAKARTA Nama : Tn. Q
Ruangan : Ruang Melati
IMPLEMENTASI Hari/Tanggal : Senin 22– 03 - 2022
RM No : 006719 EVALUASI
S:
Data :
1. Klien dapat membina hubungan
DS :
saling percaya dengan menyebutkan
Klien mengatakan hidupnya tidak berguna
namanya Tn. M
lagi dan lebih baik mati saja, setelah
2. Klien mengatakan merasa senang
diberhentikan / diPHK dari pekerjaanya
setelah
dan
dorongan bunuh diri.
ditinggal
isterinya.
Klien
juga
latihan
mengendalikan
mengatakan mendengar suara bisakan yang menyuruhnya bunuh diri.
O : Afek klien masih datar, dan ekspresi klien kadang masih terlihat murung, sudah
DO :
tidak
terdapat
benda
–
benda
yang
Klien terlihat memegang silet, ekspresi membahayakan klien, klien terlihat mampu klien murung, tampak lemas, dan tidak melakukan latihan yang diajarkan serta klien bergairah, serta terdapat bekas percobaan dapat menyebutkan namanya yaitu Tn. M. bunuh diri pada leher dan pergelangan tangan klien. A : Resiko Bunuh Diri Positif 3. Membina Hubungan saling percaya Diagnosa Keperawatan : Resiko Bunuh Diri
4. Mengidentifikasi benda – benda yang dapat membahayakan pasien (pisau, silet, gunting, tali, kaca dan
Tindakan Keperawatan: SP I.P
sebagainya) 5. Mengamankan benda – benda yang
1. Membina Hubungan saling percaya 2. Mengidentifikasi benda – benda
dapat membahayakan pasien (silet) 6. Melakukan kontrak treatment
yang dapat membahayakan pasien
7. Mengajarkan cara mengendalikan
(pisau, silet, gunting, tali, kaca dan
dorongan bunuh diri (mengusir dan
sebagainya)
menghardik suara – suara yang
3. Mengamankan benda – benda yang dapat membahayakan pasien (silet)
menyuruh untuk bunuh diri) 8. Melatih
4. Melakukan kontrak treatment
cara
mengendalikan
dorongan bunuh diri.
5. Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri (mengusir dan menghardik suara – suara yang P : Memasukkan kedalam jadwal harian menyuruh untuk bunuh diri) 6. Melatih
cara
pasien.
mengendalikan
dorongan bunuh diri.
1. Menganjurkan klien masuk kedalam jadwal kegiatan
RTL :
2. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
1. Evaluasi jadwal kegiatan harian 2. Lanjutkan SP 1 Jika belum ada perubahan 3. Anjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. 4. Lanjut SP 2
Mahasiswa
Dietrich M.Souisa
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA JAKARTA Nama : Tn. M
Ruangan : Ruang Tulip
IMPLEMENTASI Hari/Tanggal : Rabu 23 – 03 - 2022
RM No : 005718 EVALUASI
S:
Data :
- Klien mampu membina hubungan saling
DS :
percaya dengan menyebutkan namanya
Klien mengatakan tidak ada yang disukai
Tn. M
lagi dari dirinya, klien juga mengatakan perannya sebagai suami
dan
kepala
rumah telah gagal.
- Klien masih mengatakan dirinya sudah tidak berguna bagi keluarganya - Klien
mengatakan
bisa
melakukan
kegiatan merapikan tempat tidur DO : Klien hanya mau bicara jika ditanya O : Klien mampu membina hubungan saling duluan
oleh
perawat,
jawaban
yang percaya, mengidentifikasi hal yang dapat
diberikan pendek, afek datar, lambat dilakukan,
dan
dapat
menyebutkan
dengan suara yang pelan, tanpa kontak namanya, tetapi dengan afek wajah yang mata dengan lawan bicara.
masih datar.
Diagnosa Keperawatan : Harga Diri Rendah
A : Harga Diri Rendah Positif 1. Membina Hubungan saling percaya
Tindakan Keperawatan:
2. Mengidentifikasi kemampuan dan
SP I.P
aspek positif yang dimiliki klien
1. Membina Hubungan saling percaya
3. Membantu klien menilai kemampuan
2. Mengidentifikasi kemampuan dan
klien yang masih dapat dilakukan
aspek positif yang dimiliki klien
4. Membantu klien memilih kegiatan
3. Membantu kemampuan
klien klien
dapat dilakukan
menilai yang
masih
yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan klien 5. Melatih klien sesuai kemampuan
4. Membantu klien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan
yang dipilih 6. Memberikan
kemampuan klien 5. Melatih klien sesuai kemampuan
pujian
yang
wajar
terhadap keberhasilan klien 7. Menganjurkan klien memasukkan ke
yang dipilih
dalam jadwal kegiatan harian
6. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien 7. Menganjurkan klien memasukkan P : Memasukkan kedalam jadwal harian ke dalam jadwal kegiatan harian.
pasien.
RTL : 1) Evaluasi jadwal kegiatan harian 2) Lanjutkan SP 1 Jika belum ada perubahan 3) Anjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
Mahasiswa
Dietrich M.Souisa
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA JAKARTA Nama : Tn. M
Ruangan : Ruang Tulip
IMPLEMENTASI Hari/Tanggal : Rabu 24 – 03 - 2022
RM No : 005718 EVALUASI
S:
Data :
- Klien mampu membina hubungan saling
DS :
percaya dengan menyebutkan namanya
Klien mengatakan kesulitan dalam berpikir
Tn. M
secara rasional, klien juga mengatakan
- Klien mengatakan dapat melakukan cara
sekarang sulit baginya untuk menilai dan
mencegah
mengambil keputusan mana yang benar
dengan tindakan menarik / relaksasi
dan salah.
nafas dalam.
Obyektif : Klien
tampak
perilaku
kekerasan
yaitu
O: bingung
dan
sering -
Klien mampu membina hubungan saling
menyendiri, dan terlihat bekas percobaan
percaya dengan menyebutkan namanya
mencederai diri sendiri pada leher dan -
Klien terlihat dapat melakukan cara yang
pergelangan tangan klien.
telah diajarkan (menarik nafas dalam) -
Terdapat bekas percobaan mencederai
Diagnosa Keperawatan : Resiko Perilaku
diri sednriri pada leher dan pergelangan
Kekerasan (Diri Sendiri)
tangan.
Tindakan Keperawatan:
A : Resiko Perilaku Kekerasan Positif
SP I.P 1. Membina Hubungan saling percaya 2. Mendiskusikan penyebab resiko P : Memasukkan kedalam jadwal harian perilaku kekerasan
pasien.
3. Mendiskusikan tanda dan gejala resiko perilaku kekerasan 4. Mendiskusikan
resiko
perilaku
kekerasan yang biasa dilakukan 5. Mendiskusikan kekerasan
akibat
perilaku
6. Melatih
mencegah
perilaku
kekerasan dengan cara fisik yaitu menarik nafas dalam 7. Menganjurkan klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian. RTL : 1. Evaluasi jadwal kegiatan harian 2. Lanjutkan SP 1 Jika belum ada perubahan 3. Anjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
Mahasiswa
Dietrich M.Souisa