6 0 254 KB
TUGAS INDIVIDU PRAKTEK PROFESI LP , ASKEP , DAN RESUM DEPARTEMEN JIWA
DISUSUN OLEH : MARIA DOMITILA ROSTI (2020611002)
PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG 2021
2.1.1 Pengertian Dewasa Awal Istilah adult berasal dari kata kerja Latin, seperti juga istilah adolescence-
adolescere yang berarti tumbuh menjadi kedewasaan. Akan tetapi, kata adult berasal dari bentuk lampau kata kerja adultus yang berarti telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa. Jadi, orang dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya. Masa dewasa awal dimulai pada usia 18 tahun sampai 40 tahun, saat perubahan- perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif (Hurlock, 2009). Menurut Santrock (2002), masa dewasa awal adalah masa untuk bekerja dan menjalin hubungan dengan lawan jenis, terkadang menyisakan sedikit waktu untuk hal lainnya. Bagi kebanyakan individu, menjadi orang dewasa melibatkan periode transisi yang panjang. Baru-baru ini, transisi dari masa remaja ke dewasa disebut sebagai masa beranjak dewasa yang terjadi dari usia 18 sampai 25 tahun, ditandai oleh ekperimen dan eksplorasi. Dimana banyak individu masih mengeksplorasi jalur karier yang ingin mereka ambil, ingin menjadi individu yang2 seperti apa, dan gaya hidup yang seperti apa yang mereka inginkan, hidup melajang, hidup bersama, atau menikah (Arnett dalam Santrock, 2002) Diungkapkan oleh Erikson (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001), bahwa tahap dewasa awal yaitu antara usia 20 sampai 30 tahun. Pada tahap ini manusia mulai menerima dan memikul tanggung jawab yang lebih berat. Pada tahap ini pula hubungan intim mulai berlaku dan berkembang. Individu yang tergolong dewasa muda (young adulthood) ialah mereka yang berusia 20-40 tahun, memiliki peran dan tanggung jawab yang tentu saja semakin besar. Individu tidak harus bergantung secara ekonomis, sosiologis maupun psikologis pada orangtuanya (Dariyo, 2003) Berdasarkan pendapat para tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa dewasa awal merupakan masa dimana individu siap berperan dan bertanggung jawab serta menerima kedudukan di dalam masyarakat, masa untuk bekerja, terlibat dalam hubungan sosial masyarakat dan menjalin hubungan dengan lawan jenis. 2.1.2. Ciri-ciri Umum Masa Dewasa Awal Dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan yang baru dan harapan-harapan sosial yang baru. Masa dewasa awal adalah kelanjutan dari masa remaja, sehingga ciri-ciri masa dewasa awal tidak jauh berbeda dengan masa remaja. Ciri-ciri masa dewasa awal menurut Hurlock (1986): a. Masa dewasa awal sebagai usia reproduktif. Masa dewasa awal adalah masa usia reproduktif. Masa ini ditandai dengan membentuk rumah tangga. Pada masa ini khususnya wanita, sebelum usia 30 tahun, merupakan masa reproduksi, dimana seorang wanita siap menerima tanggung jawab sebagai seorang ibu. Pada masa ini, alat-alat reproduksi manusia telah mencapai kematangannya dan sudah siap
untuk melakukan reproduksi. b. Masa dewasa awal sebagai masa bermasalah. Setiap masa dalam kehidupan manusia, pasti mengalami perubahan, sehingga seseorang harus melakukan penyesuaian diri kembali terhadap diri maupun lingkungannya. Demikian pula pada masa dewasa awal ini, seseorang harus banyak melakukan kegiatan penyesuaian diri dengan kehidupan perkawinan, peran sebagai orang tua dan sebagai warga negara yang sudah dianggap dewasa secara hukum. c. Masa dewasa awal sebagai masa yang penuh dengan ketegangan emosional. Ketegangan emosional seringkali ditampakkan dalam ketakutan-ketakutan atau kekhawatiran-kekhawatiran. Ketakutan atau kekhawatiran yang timbul ini pada umumnya bergantung pada tercapainya penyesuaian terhadap persoalanpersoalan yang dihadapi pada suatu saat tertentu atau sejauh mana sukses atau kegagalan yang dialami dalam penyelesaian persoalan. d. Masa dewasa awal sebagai masa ketergantungan dan perubahan nilai. Ketergantungan disini mungkin ketergantungan kepada orang tua, lembaga pendidikan yang memberikan beasiswa atau pada pemerintah karena mereka memperoleh pinjaman untuk membiayai pendidikan mereka. Sedangkan masa perubahan nilai masa dewasa awalterjadi karena beberapa alasan seperti ingin diterima pada kelompok orang dewasa, kelompok-kelompok sosial ekonomi orang dewasa . 2.1.3 Tugas Perkembangan Dewasa Awal Optimalisasi perkembangan orang dewasa awal mengacu pada tugas-tugas perkembangan dewasa awal menurut R.J. Havighurst, 1953 (dalam Hurlock, 1986), mengemukakan rumusan tugas-tugas perkembangan masa dewasa awal sebagai berikut :
Memilih teman (sebagai calon istri atau suami)
Belajar hidup bersama dengan suami/istri
Mulai hidup dalam keluarga atau hidup berkeluarga
Mengelola rumah tangga
Mulai bekerja dalam suatu jabatan
Mulai bertanggung jawab sebagai warga negarak sosial dan ekonomi orang dewasa.
2.2 Body Image 2.2.1 Pengertian Body Imge
Menurut Cash & Pruzinsky (2002) citratubuh (body image) merupakan sikap yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya yang dapat berupa penilaian positif dan negatif.Seseorang yang memiliki pandangan positif mengenai tubuhnya akan menerima kondisi tubuhnya sebagaimana adanya dan merasa puas dengan apa yang dimilikinya. Namun untuk seseorang yang memiliki pandangan negatif terhadap tubuhnya akan selalu merasa tidak puas dengan kondisi tubuhnya, selalu membandingkan tubuhnya saat ini dengan tubuh ideal yang diingankannya. Menurut Cash (2002), pembentukan body image merupakan hasil dari hubungan timbal balik antara peristiwa di lingkungan sekitar, kognitif, afektif, proses fisik dan perilaku individu. Body image terdiri dari hubungan pribadi individu dengan tubuhnya sendiri yang mencakup persepsi, pikiran, perasaan dan tindakan yang berhubungan dengan penampilan fisik yang dikonseptualisasikan dalam 5 dimensi yaitu evaluasi penampilan, orientasi penampilan, kepuasan terhadap bagian tubuh, kecemasan menjadi gemuk, pengkategorian ukuran tubuh Cash (2002:145) (a) Appearance Evaluation (Evaluasi penampilan), yaitu mengukur evaluasi dari penampilan dan keseluruhan tubuh, apakah menarik atau tidak menarik serta memuaskan dan tidak memuaskan. (b) Appearance Orientation (Orientasi penampilan), yaitu perhatian individu terhadap penampilan dirinya dan usaha yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan penampilan dirinya (c) Body Area Satisfaction (Kepuasan terhadap bagian tubuh), yaitu mengukur kepuasan individu terhadap bagian tubuh secara spesifik, seperti wajah, rambut, tubuh bagian bawah (pantat, paha, pinggul, kaki), tubuh bagian tengah (pinggang, perut), tubuh bagian atas (dada, bahu, lengan), dan penampilan secara keseluruhan. (d) Overweight Preocupation (Kecemasan menjadi gemuk), yaitu mengukur kecemasan terhadap kegemukan, kewaspadan individu terhadap berat badan, kecenderungan melakukan diet untuk menurunkan berat badan dan membatasi pola makan. (e) Self-Classified Weight (Pengkategorian ukuran tubuh), yaitu mengukur bagaimana individu mempersepsi dan menilai berat badannya, dari sangat kurus sampai sangat gemuk. 2.2.2 Karakteristik body image a. Karakteristik body image positif Individu yang memegang body image yang positif merasa cantik, nyaman, percaya diri, dan senang dengan tubuh mereka, dan merasa memiliki kecantikan dalam diri. Individu yang memiliki body image positif akan lebih menerima dan mencintai tubuhnya sebagaimana mestinya. Berfokus kepada aset tubuh yang bisa dimanfaatkan dengan baik bukan memikirkan kekurangan dari tubuhnya. Tidak membandingkan penampilannya dengan penampilan orang lain karena
berpikir bahwa kecantikan itu bisa muncul dalam berbagai macam cara, memilih lingkungan dengan orang-orang yang memiliki pandangan postif terhadap body image mereka, menjaga kesehatan tubuh mereka dengan baik. Tahu dengan betul kapan mereka harus makan dan sebanyak apa makanan yang mereka butuhkan, serta tidak mencemaskan makanan yang dapat membuat tubuh menjadi gemuk (Wood-Barcalow dkk, dalam Body Image 2011:57) b. Karakteristik body image negatif Karakteristik body image negatif meliputi ketidakpuasan terhadap bagian-bagian tubuh yang dimiliki oleh seseorang, kurangnya penerimaan keadaan tubuh mereka sebagaimana adanya dan selalu membandingkan tubuhnya dengan orang lain. Merasa bahwa dirinya memiliki penampilan yang jelek dan buruk, selalu mencari jalan keluar untuk mengurangi kekurangan yang dimilikinya dan lebih terpusatkan pada kekurangankekurangannya dibanding dengan memikirkan kelebihan yang dimilikinya serta selalu mengidamkan tubuh yang ideal Cash (2011). 2.2.3 Faktor yang mempengaruhi Body Image a. Media Standar sosial pada penampilan wanita yaitu memiliki tubuh yang kurus dan tinggi bahkan level yang paling ideal itu sangat mustahil dalam dicapai dengan cara yang sehat. Media memiliki suatu kekuatan dalam menampilkan tubuhtubuh wanita yang ideal seperti memiliki kaki yang jenjang,tubuh yang kurus dan kecantikan ideal lainnya. Adanya proses media mempengaruhi seseorang dalam penilaian tubuhnya dimulai dari diulangnya gambar tersebut atau dilihatnya gambar tersebut secara berulang-ulang membuat mereka membandingkan tubuhnya dengan model-model yang memiliki tubuh ideal kemudian mereka menginternalisasikan bahwa tubuh yang ideal itu adalah tubuh yang kurus dan semakin sering mereka melihatnya mereka semakin ingin memiliki tubuh yang ideal. Sehingga mereka memiliki standar untuk menilai tubuh mereka sendiri dan kebanyakan dari mereka menilai bahwa mereka tidak memiliki tubuh ideal yang dimiliki para model yang ada di media. Memiliki tubuh yang ideal seringkali dihubungkan dengan kebahagiaan, kesuksesan dan status. Proses ini juga meliputi kognitif,persepsi dan perilaku. Adanya perasaan gagal dalam diri mereka
yang
menyebabkan
mereka
menjadi
frustasi
dan
munculnya
ketidakpuasaan terhadap kondisi fisik mereka. Dalam domain kognitif mengenai peampilan
biasanya
mereka
mengevalusi
diri
mereka
dengan
cara
membandingkan tubuhnya dengan tubuh orang lain, menanyakan penampilannya terus menerus kepada orang lain sehingga mereka mendapatkan banyak pesan dari orang lain. Domain persepsi mengenai penampilan, mereka memiliki
persepsi bahwa penampilan yang baik itu adalah penampilan yang memiliki kondisi fisik yang ideal. Domain perilaku adanya tindakan untuk mengejar tubuh yang ideal itu seperti melakukan diet,atau melakukan perawatan lainnya untuk menunjang penampilannya supaya lebih menarik. b. Keluarga Keluarga khususnya orang tua adalah lingkungan yang terpenting bagi seorang anak. Namun ada hal-hal yang menjadi budaya di beberapa keluarga yaitu ibu yang selalu mengkritik anak perempuannya memiliki tubuh yang gemuk meskipun pada kenyatannya anak tersebut sudah memiliki tubuh yang ideal secara kesehatan. Anak juga bisa meniru perilaku ibu yang melakukan diet sebagai contoh modeling dari ibunya yang tetapi ingin memiliki tubuh yang ideal. Seorang anak perempuan akan lebih mengidentifikasi ibunya daripada ayahnya. Anak perempuan akan mengadopsi nilai-nilai dan gaya hidup ibunya karena adanya keterikatan antara anak perempuan dan ibunya. ketika ibu mengkritik tubuh anak perempuannya maka mereka juga akan mengidentifikasi cara yang sama bahwa mereka akan mengkritik diri mereka seperti ibunya. c. Interpersonal Adanya tiga proses utama yang memainkan peranan penting dalam pembangunan citra tubuh yaitu mengenai penampilan, kritikan terhadap penampilan fisik, dan perbandingan sosial. Proses penilaian mengenai kritikan orang lain terhadap penampilan mereka yang memiliki perbedaan dengan apa yang dipersepsikan. Menerima kritikan dari orang lain sama dengan bagaimana orang lain melihat penampilan mereka. Kritikan itu bisa berasal dari orang tua, teman sebaya, kekasih, atau bahkan orang asing. Kritikan yang negatif dapat merusak persepsi mereka mengenai penampilannya. Mereka yang pernah diolokolok mengenai penampilannya akan merasakan ketidakpuasan yang tinggi akan tubuhnya, kan menjadi depresi, atau gangguan lainnya seperi gangguan makan. Perbandingan sosial juga mengakibatkan ketidakpuasan terhadap tubuh karena merasa diri mereka tidak semenarik tubuh orang lain. Hubungan interpersonal dengan teman sebaya, kekasih juga bisa saja mengakibatkan ketidakpuasan terhadap tubuh mereka. 2.2.4 Penyebab Body Image negatif pada perempuan Penyebab dari ketidakpuasan terhadap tubuhnya itu bukan dari usia. Tetapi karena adanya gambaran mengenai wanita muda yang memiliki tubuh ideal di media menyebabkan ketidakpuasan terhadap tubuhnya pada wanita dewasa. Wanita dengan usia dibawah 30 tahun lebih sering mengidentifikasi pada selebriti dan model sebagai standar tubuh yang ideal. 2.2.5 Pengaruh Media Terhadap Body Image
Proses pengaruh yang diberikan media massa terhadap pandangan seseorang mengnai tubuhnya seperti :
Adanya gambaran ideal mengenai kecantikan
Transmisi dari beberapa kultural mengenai kecantikan yg ideal
Menginternalisasi secara individual
Munculnya ketidakpuasan atas tubuh mereka
Biasanya dalam majalah-majalah memperlihatkan, wanita muda, tinggi, memiliki kaki yang jenjang,mata yang besar,dada yang besar, kulit yang bersih yang biasanya identik dengan kulit yang putih. Banyak pula model dari majalah tersebut memiliki badan yang kurus. Meskipun tidak semuanya terlihat kurus secara natural tetapi tetap melakukan teknik pengeditan agar terlihat kurus. Hal tersebut bisa bertransmisi melalui media,orang tua dan teman sebaya. Citra diri yang ideal itu bisa mempengaruhi seseorang dengan cara yang kuat dan persuasif melalui pengaruh sosiokultural, seringkali dalam media, keluarga, dan teman sebaya. Memiliki tubuh yang ideal merupakan hal yang tidak mungkin untuk kebanyakan wanita dalam memberikan pengertian sehat.
Karakteristik media sebagai moderator Media menyediakan gambaran wanita ideal seperti wanita yang ideal memiliki tubuh yang kurus, tinggi, memiliki kuit yang putih, memiliki rambut yang indah.
Etnisitas sebagai moderator Segala sesuatu yang menjelaskan mengenai etnisitas dalam media semakin menipis. Jejak berbagai macam etnis sudah mulai dihilangkan dan hanya disajikan dengan wanita yang memiliki kulit putih.
Seseorang sebagai mediator dan moderator Efek negatif dari tampilan media mengenai citra tubuh lebih besar terjadi pada wanita, termasuk wanita yang memiliki rasa prihatin terhadap tubuhnya sendiri. Wanita tersebut cenderung untuk membandingkan penampilan mereka dengan tubuh teman-temannya, model fashion, selebriti namun sangat jarang sekali membandingkan diri mereka dengan wanita yang memiliki tubuh gemuk. Perempuan dengan level ketidakpuasan yang tinggi terhadap tubuhnya akan membuat tubuhnya semakin tidak sehat atau menyakiti tubuhnya sendiri karena membandingkan tubuhnya dengan tubuh wanita lain, menurutnya gambaran tubuh ideal itu adalah general.
2.2.6 hubungan internet dengan body image Internet sudah menjadi media massa di masa depan. Namun, beberapa studi
telah mengeksplorasi dampaknya pada citra tubuh. Jutaan orang dari segala usia, di seluruh dunia, yang setiap hari terlibat dengan iklan mesin pencari dan sosial situs jaringan. Mengingat semakin banyak an berkembang popularitas selebriti dan fashion situs, website diet, dan pro-gangguan makan website, maka tidak mungkin apabila internet tidak berpengaruh pada citra tubuh. 2.2.7 Perilaku dari Body Image Ada 3 hal perilaku yang ditunjukkan dari body image yaitu checking, fixing dan avoidance. Memastikan penampilan atau appereance fixingerat kaitannya dengan body checking dan menjadi metode bagi seseorang yang tidak merasa puas terhadap tubuhnya. Memastikan penampilan adalah banyaknya usaha untuk mengkoreksi atau mengkamuflase penampilan fisik untuk menjadi cantik, atau dapat diterima oleh lingkungan yg memiliki kriteria ideal. Seseorang dengan appereance fixing memiliki strategi dengan meluangkan waktu untuk mencoba merubah beberapa aspek dari penampilannya yang sekiranya tidak dapat diterima atau dirasa kurang. Meskipun banyaknya peneliti pada body image secara general appereance fixing lebih fokus kepada menurunkan berat badan pada perempuan menambah otot pada laki-laki. Appereance fixing dapat berupa banyak bentuk perilaku. Contohnya seperti mengkamuflase penampilan seperti penggunaan make up,gaya rambut, ekstensi rambut, menggunkan cat rambut, menggunakan pemutih kulit,diet dan penggunaan kosmetik. 2.2.8 Dampak yang muncul Menurut Cash (2011) terapat beberapa dampak yang muncul dari body image yang negatif diantaranya : a. fungsi sosial Bagaimana mereka merasakan tentang tubuh kita itu akan berpengaruh pada kehidupan sosial mereka. Sebagai contoh seseorang yang memiliki permasalahan dalam body image pergi ke acara pesta dansa dan ada sesorang pria yang mengajaknya berdansa maka ia akan berpikir bahwa pria tersebut hanya merasa kasihan padanya bukan karena pria tersebut menyukainya, maka akan munculah kecemasan pada perempuan tersebut. Sehingga perempuan tersebut lebih menolak untuk melakukan dansa dengan pria tersebut, menarik diri karena permasalahan body image menjadi masalah dalam fungsi sosial seseorang. BDD atau yang lebih dikenal dengan Body dysmorphyc disorder juga akan menjadi salah satu efek atau dampak dari body image yang negatif. Jika seseorang dengan BDD ini memiliki sejumlah komentar dari orang lain maka mereka akan merasa ditolak oleh lingkungannya tersebut. b. fungsi seksual seseorang yang memiliki permasalahan dalam body image mengenai organ
seksual primer maupun sekunder akan berpengaruh pada fungsi seksual pada saat menikah dan memiliki pasangan, misalnya memiliki payudara yang kecil atau terlalu besar, kemudian memiliki tubuh yang gemuk sehingga akan menganggu fungsi seksual pada saat menikah. c. Anorexia & Bullimia Nervosa Adanya ketakutan menjadi gemuk atau kehilangan berat badan idealnya sehingga melakukan beberapa cara untuk tetap menjaga berat badannya meskipun dengan cara yang tidak sehat d. Body Dysmorphyc Disorder Perilaku repititif mengenai pengevaluasian penampilan seseorang seperti selalu mengecek wajahnya apakah sudah bersih dari jerawat atau tidak, atau selalu mengecek penampilannya terus – menerus. 2.2.9 Intervensi Keperawatan Keliat dkk (2011) menyatakan tindakan keperawatan untuk perkembangan psikososial dewasa muda bertujuan : Dewasa Muda Tujuan a.
Individu dewasa muda mampu memahami karakteristik perkembangan psikososial yang normal dan menyimpang
b.
Individu dewasa muda mampu memahami cara mencapai perkembangan psikososial yang normal : 1) Berinteraksi dengan banyak orang termasuk lawan jenis 2) Mempunyai pekerjaan
c.
Individu dewasa muda mampu melakukan tindakan untuk mencapai perkembangan psikososial yang normal Intervensi
Tindakan keperawatan untuk perkembangan psikososial dewasa muda: d.
Diskusikan tentang perkembangan psikososial yang normal dan menyimpang
e.
Diskusikan cara mencapai perkembangan psikososial yang normal : 1) Menetapkan tujuan hidup 2) Berinteraksi dengan banyak orang termasuk lawan jenis 3) Berperan serta/ melibatkan diri dalam kegiatan di masyarakat 4) Memilih calon pasangan hidup 5) Menetapkan karier/pekerjaan 6) Mempunyai pekerjaan 7) motivasi dan berikan dukungan pada individu untuk melakukan tindakan
yang dapat memenuhi perkembangan psikososialnya. Keluarga Tujuan
Keluarga mampu memahami perilaku yang menggambarkan perkembangan dewasa muda yang normal dan menyimpang
Keluarga mampu memahami cara menstimulasi perkembangan dewasa muda
Keluarga
mampu
mendemonstrasikan
tindakan
untuk
menstimulasi
perkembangan dewasa muda
Keluarga mampu merencanakan cara menstimulasi perkembangan dewasa muda Intervensi
Jelaskan kepada
keluarga tentang
perkembangan
dewasa
muda
yang normal dan menyimpang
Diskusikan dengan keluarga mengenai cara memfasilitasi perkembangan psikososial dewasa muda yang normal
Latih keluarga untuk memfasilitasi perkembangan psikososial dewasa muda yang normal
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGA DEWI PENGKAJIAN KEPERAWATAN SEHAT JIWA
PENGKAJIAN A. IDENTITAS Initial klien
: A. R
Usia
23
Jenis kelamin
:L
Tanggal Pengkajian
: 25/05/20
Alamat
:JL. Merto joyo blok N
Pekerjaan
: Mahasiswa
Pendidikan
: Kulia
Suku bangsa
: Jawa
Agama
: Islam
Nama orang tua/penanggungjawab
: Maskur
Pekerjaan
: Nelayan
Pendidikan
: Sakit kepala dan sulit tidur
KELUHAN
:-
B. STATUS PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN (sekarang) KOMPON EN PENGKAJ IAN
INFANT
TODLER
PRESCHOO L
USIA TUMBUH KEMBANG * SCHOOL ADOLESEN CE
YOUNG ADULT
ADULT
OLD
Asuhan keperawatan sehat jiwa | 2
FISIK
BB 55 Klien mengeluh banyak jerawat
Asuhan keperawatan sehat jiwa | 3
dan bercak hitam bekas jerawat di kulit wajah
PSIKOSEX UAL
PSIKOSOS IAL
KOGNITI F
MORAL
Tidak ada masalah Merasa minder keadaan kulit wajah yang banyak jerawat dan bercak hitam bekas jerawat sehingga menggangg aktivitas Sering mengulangi kesalah yang sama, emosional tidak terlalu paham dengan budaya nya sendiri Malas sholat Asuhan keperawatan sehat jiwa | 4
Sering melang gar aturan
*) isi pada kolom yang sesuai dengan usia klien
Asuhan keperawatan sehat jiwa | 5
C. FAKTOR PREDISPOSISI Faktor biologis Riwayat penyakit fisik yang lalu (alergi, trauma, infeksi, keganasan, degenerative, genetik, bawaan) : tidak makan daging Riwayat dan perilaku ibu selama klien di kandungan (ante, intra, post natal) : Tidak ada Riwayat v lengkap tidak lengkap Jelaskan : imunisasi Ya, jelaskan: tidak ada riwayat paparan terhadap gas dan racun Riwayat Paparan V Tidak terhadap gas dan racun, Riwayat Tidak v ada, jelaskan: Adanya kebiasaan main game pada malam hari sehingga terbiasa dengan pola tidur yang gangguan salah tidur/istirah at Riwayat baik v Cukup Kurang Jelaskan: Gizi cukup untuk energi yang di butuhkan tubuh Status Tetapi berat badan tidak naik gizi Riwayat Tidak v Ya, Jelaskan: ada riwayat hospitalisasi karena sakit malaria Hospitali sasi Riwayat V Tidak ada Jelaskan: tidak ada riwayat gangguan hormonal gangguan hormonal Riwayat seksual (aktifitas, fungsi, gangguan perilaku): Aktivitas ,fungsi seksual normal, tidak ada gangguan perilaku Tidak v Ya Riwayat penggunaan zat v Kafein Tembakau Alkohol obat-obatan, Jelaskan: Mengkonsumsi kopi Riwayat pekerjaan dulu, Jelaskan : Tidak ada riwayat atau tidak pernah bekerja selama kuliah
Asuhan keperawatan sehat jiwa | 5
Riwayat reproduksi (kehamilan, persalinan, jumlah anak) Jelaskan : Tidak ada riwayat reproduksi( kehamilan,persalinan, dan jumlah anak) belum menikah Gaya hidup: Cukup Faktor Psikologis Motivasi Tinggi v rendah Jelaskan: selalu mengeluh dengan keadaan tetapi tidak ada motivasi dalam diri untuk berubah Pertahanan psikologi : kebiasaan koping yang digunakan : Menggunakan strategi koping yang efektif yaitu coping skill Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan Jelaskan : Tidak ada pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan Self kontrol : Individu kurang Mampu mengatasi masalah dan tingkah laku sendiri Konsep diri dahulu : Individu sadar akan yang di miliki mengeni diri sendri termasuk persepsi tentang dirinya Faktor-faktor Sosiobudaya Riwayat Pendapatan v cukup kurang jelaskan : pendapatan kelurga cukup unruk memenuhi kebutuhan sehari- hari Riwayat pekerjaan Jelaskan : Mahasiswa semester 8 yang sedang menempuh tugas akhir Riwayat interaksi sosial : Keluarga: Interaksi antar keluarga sangat baik sesuai dengan norma / aturan yang di junjung tinggi dalam keluarganya Masyarakat: interkasi sosial dengan masyarakat kurang Riwayat Peran sosial : Keluarga: berperan membantu jika ada keluarga yang sakit . Masyarakat: tidak pernah ikut serta dalam menyelenggarakan kegiatan yang di lakukan di sekitar lingkungan Latar belakang Budaya : Kurang mampu memahami budaya setempat dan budaya daerah sendiri Pertentangan nilai v Tidak Ada, jelaskan: tidak ada pertentangan antara budaya yang di tempati sekarang dengan budaya Budaya daerah asal Riwayat Agama dan keyakinan : Islam Pandangan dan nilai yang dianut: islam Kegiatan ibadah yang dilakukan: sholat tetapi jarang di lakukan Konflik nilai / keyakinan / budaya : Tidak ada Riwayat Keikutsertaan dalam V tidak ya Perannya apa politik :
Asuhan keperawatan sehat jiwa | 6
D. FAKTOR PRESIPITASI (stimulasi pertumbuhan & perkembangan) 1. Faktor biologis Imunisasi v lengkap tidak lengkap Jelaskan Nutrisi Seimbang v tidak seimbang jelaskan: Nutrisi tidak seimbang karena tidak adanya peningkatan berat badan Latihan Motoric v cukup Kurang jelaskan : kasar Latihan Motoric v cukup Kurang jelaskan : halus Nutrisi Seimbang v tidak seimbang jelaskan : Nutrisi tidak seimbang karena tidak adanya peningkatan berat badan 2. Faktor-faktor Psikologis dan Sosiobudaya (isi sesuai dengan usia klien) Psikosexual ASI PASI Alat bantu lain (0-1,5 th) Pemenuhan disapih) kepuasan fase oral toilet traning tidak (1,5-3 th) Pemenuhan (bladder & bowel) kepuasan fase anal
(3-6 th) Pemenuhan kepuasan fase phalik
pengenalan identitas kelamin
ASI
(6-12 th) Pemenuhan kepuasan diberi kesempatan bergaul dengan teman sebaya/orang lain fase laten diberikan kesempatan bergaul dengan (> 12 th) Pemenuhan lawan jenis kepuasan fase genital Psikososial dilakukan (0-1,5 th) Membangun rasa percaya: mambantu anak sendiri bila minta pertolongan memberi kesempatan anak mengeksplorasi (1,5-3 th) lingkungan Meningkatkan otonomi
jelaskan (sampai usia berapa ya
_ dilatih kebersihan diri jelaskan :
PASI
Alat bantu lain
tidak
ya
tidak
V ya
jelaskan :
jelaskan : jelaskan : sudah memiliki pacar
membiarkan menyuruh orang lain tidak menggendong anak terus
sering mengajak bicara
Asuhan keperawatan sehat jiwa | 7
(3-6 th) Merangsang inisiatif : memberi respon pertanyaan anak
ya
tidak
membiarkan ikut pekerjaan sederhana dilatih ketrampilan baru
tidak, Overprotektif
mengikut sertakan anak dalam (6-12 th) perlombaan Mengembangkan percaya diri tida membangun solidaritas punya tokoh idola (12-20 th) Pembentukan identitas : memiliki k ya cita-cita yang jelas dan realistis belum Berkarir (20-30 th) Membangun hubungan intim : memiliki v Ya calon/pasangan hidup komunikasi dengan v Ya tidak melakukan kegiatan v y Tidak teman intim bersama orang lain a v belum Ya (30-60 th) Produktif : karir/pekerjaan sudah mapan Memberi kesempatan membimbing Ya belum orang lebih muda Kognitif melihatkan benda bergerak, mengajak membedakan rasa (0-2 th ) Merangsang sensori berwana bicara/bercanda/ benda warna anggota Melatih membaca, menulis, menggambar, (2-7 th) Mengembangkan tubuh berhitung persepsi/intuisi : Mengenalkan memberi kesempatan anak berbicara dan bercerita Memberi tugas/perintah sederhana melatih beberapa ketrampilan baru (7-11 th) Melatih menyelesaikan (rumah,sekolah) masalah konkrit v melatih hubungan sebab akibat setiap melatih menyelesaikan masalah yang lebih (> 11 th ) Melatih berfikir abstrak : kejadian kompleks moral agama sosial, Memberikan reinforcement terhadap Hukuman thd (4-9 th) melatih dan budaya ketaatan pelanggaran mengajarkan nilai-nilai
Asuhan keperawatan sehat jiwa | 8
F.
agama
(9-12 th) melatih dan mengajarkan nlai-nilai : (>12 th) melatih dan mengajarkan nlai-nilai
v agama
sosial, budaya V sosial, budaya
v Melatih evaluasi diri terhadap perbuatan yang dilakukan
V
Hukuman thd pelanggaran Hukuman thd pelanggaran
PENILAIAN TERHADAP STRESSOR Respon Kognitif V Tantangan Mengancam Membahayakan jelaskan : Respon Afektif V Senang Sedih Marah lain-lain :Antisipasi Respon fisiologi : Tanda B P R T Vital: P R Gejala Tremor v Berdebar v berkeringat Lain-lain sebutkan Fisik Perilaku yang tampak :Selalu beranggapan bahwa pendapat yang di katakan selalu benar
Respon sosial : kurang baik Merubahv lingkungan yg penuh stressor Lari dari stessor v
G.
Memberikan dukungan
Mengabaikan kondisi-kondisi eksternal yang berakibat buruk
SUMBER KOPING KEMAMPUAN PERSONAL Problem solving skill Status Kesehatan/energy Sosial skill
Baik
Baik
Cuku
GENOGRAM:
Kurang jelaskan …………………….
v BaiK
Mencari Informasi Mengidentifikasi faktor-faktor yg berkontribusi terhadap permasalahan Membandingkan kemampuan diri dengan orang lain
v
cukup
Re
Kurang
P Asuhan keperawatan sehat jiw
v Intelegensia
Geniu s
p Super ior
Pengetahuan Tumbuh kembang
Baik
Sistem pendukung
Ratav Rata Kurang
Baik
Cuku P Cukup
Koping
Baik
Cukup
Kurang
Pola asuh
Baik
Cukup
Kurang
Konsep diri
v
v
Positif
v
v
Kurang
Negative
v (citra diri, ideal diri, identitas, peran, harga diri) Citra diri: Ideal diri: DUKUNGAN SOSIAL 1. Dukungan : keluarga , kelompok, masyarakat : Keluarga sangat mendukung semua hal- hal baik yang dilakukan. Kelompok dan masyarakat kurang aktif dalam kegiatan masyarakat 2. Jaringan social (perkumpulan, organisasi,) : Selalu mengikuti perkumpulan atau organisasi yang berasal dari daerah yang sama 3. Stabilitas Budaya : Menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar ASET MATERIAL 1. Kecukupan penghasilan untuk kebutuhan Kurang cukup Lebih v 2. kekayaan yang dimiliki Kurang cukup Kaya v 3. Pelayanan kesehatan Terjangkau Tidak terjangkau Tidak ada
Asuhan keperawatan sehat jiwa | 10
v KEYAKINAN 1. Keyakinan dan nilai: Menerima sesuatu yang ada pada diri sendiri dan menganngap bahwa itu adalah takdir dalam dirinya 2. Motivasi: Menyelesaikan skripsi dan lulus tepat waktu, 3. Orientasi kesehatan : Meningkatan kualitas kesehatan yang profesional di lingkungan sekitar H. MEKANISME KOPING v Bicara dengan orang lain V Membandingkan V Mekanisme pertahanan ego :
V Aktivitas konstruktif V Negosiasi Lainnya
Mahasiswa
_
MARIA DOMITILA ROSTI
Asuhan keperawatan sehat jiwa | 11
ANALISA DATA NO 1.
DATA DS:
Tn A.R mengatakan terganggua aktivitas adanya jerawat dan hitam bekas jerawat kulit wajahnya
DO:
DIAGNOSA KEPERAWATAN Kesiapan peningkatan perkembangan merasa usia dewasa muda dengan bercak / pada
Di wajah klien tampak bercak hitam bekas jerawat di kulit wajahnya Tidak mandiri dan tidak mempunyai komitmen hidup Tidak mempunyai hubungan akrab Tidak bertanggung jawab dengan tugas
Data keluarga: DS: keluarga mengatakan anak sering mengatakan tidak prcaya diri dengan adanya jerawat di wajahnya
Asuhan keperawatan sehat jiwa | 12
I.
POHON MASALAH Kesiapan peningkatan perkembangan usia dewasa musa Isolasi
Aktivitas tergaanggu Masalah psikososial
Masalah fisik Bercak hitam pada kulit wajah( jerawat) II. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Kesiapan peningkatan perkembangan Bayi 2. Kesiapan peningkatan perkembangan Kanak-kanan 3. Kesiapan peningkatan perkembangan pra sekolah 4. Kesiapan peningkatan perkembangan usia sekolah 5. Kesiapan peningkatan perkembangan usia remaja 6. Kesiapan peningkatan perkembangan usia dewasa awal 7. Kesiapan peningkatan perkembangan usia dewasa 8. Kesiapan peningkatan perkembangan usia lansia III. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN Kesiapan peningkatan perkembangan klien dewasa awal
Malang, 31/03/2021 Perawat yang mengkaji Maria Domitila Rosti 2020611002
Asuhan keperawatan sehat jiwa | 13
Asuhan keperawatan sehat jiwa | 14
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGA DEWI RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Nama Klien : A.R No. Reg. : Diagnosa Tanggal keperawatan 25/05/20 Kesiapan peningkatan perkembangan usia dewasa muda
Tujuan Kriteria Standart -
-
Tn R mampu memahami perkembangan psikososial yang normal dan menyimpang Tn .R mampu melakukan tindakan untuk mencapai perkembangan psikososial yang normal
Intervensi
TT
- Diskusikan tentang perkembangan psikososial yang normal dan menyimpang - Diskusikan cara mencapai perkembangan psikososial yang normal : 1) Menetapkan tujuan hidup 2) Berinteraksi dengan banyak orang termasuk lawan jenis 3) Berperan serta/ melibatkan diri dalam kegiatan di masyarakat 4) Memilih calon pasangan hidup 5) Menetapkan karier/pekerjaan 6) Mempunyai pekerjaan 7) motivasi dan berikan dukungan pada individu untuk melakukan tindakan yang dapat memenuhi perkembangan psikososialnya.
Asuhan keperawatan sehat jiwa | 15
Keluarga :
Jelaskan kepada
keluarga tentang
perkembangan
dewasa muda yang normal dan menyimpang
Diskusikan dengan keluarga mengenai cara memfasilitasi perkembangan psikososial dewasa muda yang normal
Latih keluarga untuk memfasilitasi perkembangan psikososial dewasa muda yang normal
Asuhan keperawatan sehat jiwa | 16
Asuhan keperawatan sehat jiwa | 17
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGA DEWI IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA Nama : Tn. A.R
Ruangan : Alamanda
NO Dx
Tanggal & Jam
1.
25/05/20 DS:
RM No. : 2321345
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
EVALUASI S: Tn. R Mengatakan sudah sering
Tn A.R mengatakan merasa
membersihkan
dan
merawat
kulit
terganggua aktivitas dengan adanya
wajahnya
jerawat dan bercak hitam bekas
O: Klien percaya diri , sudah mulai
jerawat / pada kulit wajahnya
bertanggung jawab dengan tugasnya
DO:
dan sudah mandiri dan membina
hubungan yang akrab dengan orang
Di wajah klien tampak bercak hitam bekas jerawat di kulit wajahnya Tidak mandiri dan tidak mempunyai komitmen hidup Tidak mempunyai hubungan akrab Tidak bertanggung jawab dengan tugas Data Keluarga : DS: keluarga mengatakan anak sering mengatakan tidak prcaya diri dengan adanya jerawat di wajahnya DIAGONOSIS KEPERAWATAN: Kesiapan peningkatan perkembangan usia dewasa muda TINDAKAN KEPERAWATAN: Pasien : -Diskusikan tentang perkembangan psikososial yang normal dan menyimpang (bahwa Jerawat pada wajah dan bercak hitam pada kulit itu merupakan sesuatu hal yang wajar dan semua laki- laki muda pun memiliki jerawat dan tidak perlu merasa bahwa jerawat dapat mengganggu aktivitas dan tidak dapat beradaptasi dengan orang lain )
lain. A : Masalah teratas Kognitif:
Sering
mengulangi
kesalahan yang sama, emosional Afektif: Psikomotor: P: Intervensi dihentikan Pasien: Klien bersyukur dan berterima kasih dan akan memperbaiki dirinya untuk menjadi lebih baik sesuai dengan semua saran yang di sampaikan tenaga kesehatan Perawat: Perawat merasa senang dengan adanya perubahan dari masalah psikososial dari kliennya dan bersedia menjadi responden.
Diskusikan cara mencapai perkembangan psikososial yang normal 1.
Menetapkan tujuan hidup Asuhan keperawatan sehat jiwa
17
Mampu berinteraksi dengan banyak orang termasuk lawan jenis 3.
Mampu bertanggung jawab dengan tugasnya
4.
Mempunya tujuan hidup yang realistis
5.
Mampu hidup mandiri
6.
Berperan serta/ melibatkan diri dalam kegiatan di masyarakat
7.
Motivasi dan memberikan dukungan pada klien untuk melakukan tindakan yang dapat memenuhi perkembangan psikososialnya(misalnya cara merawat kulit wajah agar kulit wajah tetap sehat dan bersih sehingga bebas dari jerawat)
Keluarga :
Jelaskan kepada keluarga tentang perkembangan dewasa muda yang normal dan menyimpang
Diskusikan dengan keluarga mengenai cara memfasilitasi perkembangan psikososial dewasa muda yang normal
Latih keluarga untuk memfasilitasi perkembangan psikososial dewasa muda yang normal
RENCANA TINDAK LANJUT: -
Memotivasi klien dan
mendukung untuk melakukan tindakan yang dapat memperbaiki perkembangan psikososialnya( untuk selalu menjaga kebersihan di kulit wajanya) Keluarga : Memberitahu keluarga untuk selalu mendukung klien dalam memperbaiki perkembangan psikososialnya. Asuhan keperawatan sehat jiwa
18
Asuhan keperawatan sehat jiwa
19
Daftar Pustaka Agustine, (2012). Pengaruh terapi kelompok terapeutik; dewasa muda terhadap perkembangan intimasi pada mahasiswa Akademi Keperawatan Kabupaten Subang dan Sumedang Provinsi Jawa Barat. FIK UI : Depok Keliat, Budi Dkk.(2011).Manajemen keperawatan Psikososial dan Kader Kesehatan Jiwa. Jakarta EGC Nurdin, A.E. (2011). Tumbuh kembang Perilaku Manusia. Cetakan I. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Stolte, K.M. (2004). Diagnosa Keperawatan Sejahtera (Wellness Nursing Diagnosis). Cetakan 1. Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC Stuart, (2013) Principle and Practice of Psychiatric Nursing. 9th edition. Mosby Suliswati Dkk. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta EGC Tim Penulis (2014). Draf Standard Asuhan Keperawatan Program Pendidikan Kekhususan Keperwatan Jiwa Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan sehat jiwa
20
PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGA DEWI RESUME KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA Nama : Ny.Z Ruangan : - RM No. : NO Dx 1
Tanggal IMPLEMENTASI KEPERAWATAN & Jam 1 April Data Pasien: 2021,09:00 DS: Pasien mengatakan merasa kehilangan dan kesepian karena anak perempuan pertamanya suda menikah dan tingggal di rumah suaminya Pasien mengatakan sudah 5 bulan di tinggal nikah anak perempuanya DO: Pasian tampak sedih Data Keluarga: DS: Keluarga mengatakan sering mendengar Ny Z telepon dengan anak perempuan nya yang sudah menikah DO: Keluarga tampak antusias menceritakan keseharian klien DIAGONOSIS KEPERAWATAN: Kesiapan peningkatan perkembangan usia dewasa TINDAKAN KEPERAWATAN: Pasien: Menjelaskan perkembangan usia dewasa yang normal dan perkembangan yang menyimpang Menerima proses penuaan dan perubahan peran dalam keluarga Berinteraksi dengan baik dengan pasangan dan menikmati kebersamaan dengan keluarga Memperluas dan memperbaharui minat/ kesenangan Memanfaatkan kemandirian dan kemampuan/potensi diri secara positif
EVALUASI S: Pasien: Pasien mengatakan sudah tidak kesepian dan menerima kenyataan bahwa anak perempuan pertamanya sudah menikah Keluarga: Keluarga sangat mendukung klien dan memberikan suport untuk klien O: Pasien: Pasien tampak semangat dan bahagia Keluarga: Keluarga sangat mendukung klien dan menerikan klien ketenangan dan hiburan A: masalah teratasi Kognitif: Afektif: Psikomotor: P: Hentikan intervensi Pasien: Klien bersyukur dan berterima kasih dan akan memperbaiki dirinya untuk menjadi lebih baik sesuai dengan semua saran yang di sampaikan tenaga kesehatan Perawat: Perawat merasa senang dengan adanya perubahan dari masalah psikososial dari kliennya dan bersedia menjadi responden.
Keluarga: RENCANA TINDAK LANJUT: Pasien: Memotivasi klien dan mendukung untuk melakukan tindakan yang dapat Asuhan keperawatan sehat jiwa
21
memperbaiki perkembangan psikososialnya( untuk selalu menerima kenyataan bahwa anaknya sudah menikah dan kelaur dari rumah Keluarga: Bina hubungan saling percaya dengan keluarga : Ucapkan salam Perkenalkan diri : sebutkan nama dan panggilan yang disukai. Tanyakan nama keluarga, panggilan yang disukai, hubungan dengan klien. Jelaskan tujuan pertemuan Buat kontrak pertemuan di hari berikutnya.
Data Pasien: DO: Klien mampu membuka diri jika kita menanyakan masalah dalam keluarga Klien juga mampu berpatisipasi dalam kegiatan sosial dan kelompok masyarakat. DS:
Klien juga mengatakan bahwa ia mampu melaksa nakan kegiatan agamanya secara rutin Klien mengatakan bahwa hidupnya sangat berarti buat diri sendiri,keluarga dan orang-orang di sekitarnya.dan klien sangat sayang dan dicintai oleh keluarga.
Data Keluarga: DO: Anak Ny. K beserta keluarga tampak membantu Ny.K dalam proses Kesiapan peningkatan perkembangan usia lansia
S: Pasien: Ny.K mau mengikuti arahan yang di berikan perawat dan keluarga.
Keluarga: Keluarga klien mengatakan senang di berikan penyuluhan tentang Kesiapan peningkatan perkembangan usia lansia. O: Pasien: Pasien tampak mulai rileks dan senang setelah perawat menjelaskan mengenai peningkatan perkembangan usia.
Keluarga: Keluarga pasien mengatakan klien sangat senang dengan penjelasan prawat tentang perkembaangan peningkatan usia.
DS: Keluarga mengatakan selalu mendukung dan memberi perhatian dan kasih sayng pada Ny. K DIAGONOSIS KEPERAWATAN: Kesiapan peningkatan perkembangan usia lansia TINDAKAN KEPERAWATAN: Pasien:
A: Masalah Teratasi Kognitif: Pasien dapat memahami yang telah disampaikan oleh perawat Afektif: Pasien tampak beretika sopan saat di ajak berkomunikasi Asuhan keperawatan sehat jiwa
22
1) menJelaskan ciri perilaku lansia yang normal dan menyimpang 2) Mendiskusikan cara yang dapat dilakukan oleh lansia untuk mencapai integritas diri yang utuh 3) Mendiskusikan makna hidup lansia selama ini 4) Melakukan life review (menceritakan kembali masa lalunya,terutama keberhasilannya) 5) Mendiskusikan keberhasilan yang telah dicapai lansia 6) Mengikuti kegiatan sosial di lingkungannya 7) Melakukan kegiatan kelompok 8) Membimbing lansia membuat rencana kegiatan untuk mencapai integritas utuh. 9) Memotivasi lansia untuk menjalankan rencana rencana yang telah dibuatnya Keluarga: 1) Keluarga dapat menjelaskan perilaku lansia yang mengambarkan perkembangan psikososial yang normal dan menyimpang 2) Mendiskusikan cara memfasilitasi perkembangan lansia yang normal dengan keluarga 3) Bersama lansia mendiskusikan makna hidupnya selama ini 4) Mendiskusikan kebehasilan yang telah dicapai lansia 5) Mendorong lansia untuk mengikuti kegiatan sosial(arisan) di lingkungan 6) Mendorong lansia untuk melakukan kegiatan 7) Melatih keluarga untuk memfasilitasi perkembangan piskosoial lansia 8) Membuat stimulasi perkembangan psikososial lansia.
Psikomotor: Pasien tampak tenang dan mendengarkan saat perawat dan keluarga berbicara.
P: intervensi dihentikan Pasien: Mengajarkan cara yang baik untuk tetap berbuat baik kepada semua orang di sekelilingnya.
Perawat: Mengevaluasi kemampuan pasien mengenal tanda tanda perkembangan peningkatan usia.
RENCANA TINDAK LANJUT: Pasien: 1) Mendorong klien mampu melakukan arahan dari perawat secara mandiri 2) Mampu berperan dimasyarakat sekitar 3) Mendorong klien untuk berperan atau ikut serta dalam kegiatan di masyarakat atau di lingkungan sekitarnya. 4) Dukung klien untuk menggunakan koping efektif yang selama ini digunakan oleh klien. Keluarga:
Bina hubungan saling percaya dengan keluarga : Ucapkan salam Asuhan keperawatan sehat jiwa
23
Perkenalkan diri : sebutkan nama dan panggilan yang disukai. Tanyakan nama keluarga, panggilan yang disukai, hubungan dengan klien. Jelaskan tujuan pertemuan Buat kontrak pertemuan di hari berikutnya.
Asuhan keperawatan sehat jiwa
24