Asuhan Keperawatan Kegawatdaruratan Dengan Pemberian Nebulizer [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN DENGAN TINDAKAN NEBULIZER PADA PASIEN TN “NS” DENGAN EFUSI PLEURA DEXTRA DI RUANG TRIAGE MEDIK RSUP SANGLAH TANGGAL 27 APRIL 2017



Nama Mahasiswa



: I Gusti Ayu Cintya Adianti



Tempat Praktik



: Ruang Triage Medik RSUP Sanglah



Tanggal Pengkajian



: 27 April 2017



I.



IDENTITAS PASIEN Nama Umur Jenis Kelamin Pekerjaan Agama Status Alamat Tanggal MRS Jam datang Jam pengkajian Alasan Masuk



: : : : : : : : : : :



Tn. “NS” 59 tahun Laki-laki Wiraswasta Hindu Kawin BD. Pelapuan Busungbiu Buleleng 26 April 2017 14.10 Wita Pukul 09.00 Wita Pasien datang dengan keluhan bengkak di seluruh tubuh sejak 3 minggu yang lalu disertai sesak napas dan batuk tidak berdahak. Serta nyeri pada dada tengah. Mual (-),



Diagnosa Medis



muntah (-), secret (-) : Tumor paru kanan ec. Susp. Malignancy + efusi pleura dextra



II.



INITIAL SURVEY A (Alertness)



: + (Pasien mampu memberikan respon dengan tepat



seperti



menoleh



ketika



ditepuk,



menjawab ketika dipanggil, dan mematuhi perintah dengan baik) V (Vocalises) P (Responds to pain only)



: :



U (Unresponsive to



:



pain) III.



PRIMARY SURVEY A. Airway dan Kontrol Servikal 1. Keadaan jalan napas Tingkat kesadaran Pernapasan Upaya bernapas Benda asing di jalan



: : : :



compos mentis (CM) Pernafasan cuping hidup (+) Ada Tidak ada, Secret (-)



napas Bunyi napas : Ronchi Hembusan napas : Kuat 2. Masalah Keperawatan Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan adanya obstruksi jalan napas akibat eksudat dalam alveoli, penyakit paru obstruksi kronis 3. Intervensi -



Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan



-



Kolaborasi pemberian terapi nebulizer



-



Menganjurkan klien untuk batuk efektif



-



Pemberian posisi head till up 30 derajat



-



Pertahankan jalan napas yang paten



4. Evaluasi S : pasien mengatakan lega, sesak berkurang, batuk berkurang O : pasien tampak lebih tenang dan nyaman, tidak ada suara napas tambahan A : ketidakefektifan bersihan jalan napas P : lanjutkan intervensi (pertahankan posisi pasien, pertahankan jalan napas yang paten, kolaborasi pemberian nebulizer @ 8 jam dengan combivent UDV selama 15 menit)



B. Breathing 1. Fungsi Pernapasan Jenis Pernafasan Frekwensi



: Stridor : Respirasi 24 x/menit



Pernafasan Retraksi Otot Bantu



: +



Nafas Kelainan Dinding



: simetris, perlukaan (-), jejas (-), trauma (-)



Thoraks Bunyi Nafas : Ronchi (terdengar lebih jelas saat ekspirasi) Hembusan Nafas : Kuat 2. Masalah Keperawatan Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru akibat akumulasi cairan berlebih di rongga pleura 3. Intervensi -



Pertahankan jalan napas yang paten



-



Pertahankan posisi pasien



4. Evaluasi -



S : pasien mengatakan lega, sesak berkurang, batuk berkurang



-



O : pasien tampak lebih tenang dan nyaman,tidak ada retraksi otot bantu, suara napas tambahan (ronchi dan stridor) (-), RR : 24 x/menit



-



A : ketidakefektifan pola napas



-



P : lanjutkan intervensi (pertahankan posisi pasien, pertahankan jalan napas yang paten



C. Circulation 1. Keadaan Sirkulasi Tingkat Kesadaran Perdarahan



: Compos Mentis (CM) : Tidak ada



(internal/eksternal) Nadi Radial/carotis Akral Perifer Kapilari Refill Pulse Blood Preasure Nyeri



: : : : : :



Teraba Hangat > 2 detik 88 x/menit 140/70 mmHg Pasien mengatakan nyeri pada dada dengan skala 4 (dari 0-10), dirasakan seperti ditusuktusuk, timbul saat menarik napas(inspirasi)



2. Masalah keperawatan -



Nyeri Akut berhubungan dengan agens cedera biologis



-



Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan fungsi organ pernapasan mengakibatkan peningkatan akumulasi cairan dalam pleura



3. Intervensi Diagnosa 1



-



Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi.



-



Observasi reaksi verbal dan non verbal dari ketidaknyamanan



-



Kurangi faktor presipitasi nyeri



-



Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri



-



Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali



Diagnosa 2 -



Monitor tanda-tanda yang sesuaidengankelebihancairan



-



Monitor tanda-tanda vital (tekanan darah dan nadi)



-



Kolaborasikanterapicairanlewatinfus



-



Kolaborasipemberiandiuretik



4. Evaluasi -



S : pasien mengatakan masih merasakan nyeri, badan masih bengkak seluruh tubuh



-



O: P  nyeri akibat sesak napas Q  nyeri dirasa seperti ditusuk-tusuk R  nyeri dirasakan di daerah dada S  skala 4 dari 0-10 skala yang diberikan T nyeri dirasakan terutama saat inspirasi Oedema tampak di hampir seluruh bagian tubuh pasien (palpaebra, wajah, leher, dada, abdomen, ekstremitas atas dan bawah) Blood Preasure : 140/60mmHg Pulse : 80 x/menit



-



A: 1. Nyeri Akut 2. Kelebihan volume cairan



-



P:



-



Lanjutkan intervensi (kaji reaksi verbal dan non verbal dari ketidaknyamanan, kurangi faktor presipitasi nyeri, latih teknik relaksasi nafas dalam, lakukan kolaborasi analgetik,monitor tanda-tanda vital



(tekanandarahdannadi), kolaborasikanterapicairanlewatinfus, kolaborasipemberiandiuretik)



D. Disability 1. Pemeriksaan neurologis GCS Reflex Fisiologis Reflex Patologis Kekuatan Otot



: E4 V5  M6 : + : : 5555 5555 5555 5555



2. Masalah keperawatan Tidak ada 3. Intervensi Tidak ada 4. Implementasi Tidak ada 5. Evaluasi Tidak ada



IV.



SECONDARY SURVEY A. Mekanisme Cidera (SAMPLE) S (Sign and Symptoms)



: Pasien datang dengan keluhan bengkak di seluruh tubuh disertai sesak napas dan batuk serta nyeri di daerah dada. Terdapat suara nafas tambahan yaitu ronchi, jenis pernafasan



A (Allergies)



stridor dan frekuensi pernapasan 24x/menit. : Keluarga pasien mengatakan pasien tidak memiliki



M (Medications)



alergi



terhadap



obat



makanan serta minuman. : Keluarga mengatakan pasien



ataupun



mengalami



sesak nafas disertai batuk yang mengeluarkan darah sejak 3 bulan yang lalu. Pasien pernah menjalani rawat inap di rumah sakit daerah Buleleng selama 10 hari dan rawat jalan.



Selama pasien di rawat inap dan rawat jalan pasien mendapatkan beberapa obat yang harus dikonsumsinya, namun pasien dan keluarga lupa dengan nama obat atau jenis obatnya. Namun dengan obat-obatan tersebut batuk P (Past Illness)



berdarah pasien hilang. : Keluarga mengatakan 3 bulan yang lalu pasien pernah dirawat di rumah sakit daerah Buleleng karena mengalami batuk berdarah. Pasien diopname selama 10 hari. Lalu keadannya



membaik,



batuk



berdarahnya



sudah hilang. Keluarga menambahkan, pasien tidak memiliki riwayat hipertensi, kencing manis (diabetes melitus). : Pasien mengatakan terakhir makan tanggal 27



L (Last Meal)



April pukul 07.00 Wita yaitu nasi bungkus dan minum air putih. : Keluarga pasien mengatakan seluruh tubuh



E (Event)



pasien tiba-tiba membengkak semenjak 3 minggu SMRS dan bengkaknya menetap lalu kemarin pasien mengalami sesak napas disertai batuk tidak berdahak yang tidak tertahankan. Pasien juga mengeluh nyeri dada ketika menarik napas rasanya seperti ditusuktusuk sehingga pasien segera dibawa ke IGD RSUP Sanglah pada siang hari pukul 14.10 wita



B. Riwayat Kesehatan 1. RKD 



Keluargamengatakan 3 bulan yang lalu pasien pernah dirawat di rumah sakit daerah Buleleng karena mengalami batuk berdarah. Pasien diopname selama 10 hari. Lalu keadannya membaik, batuk berdarahnya sudah hilang.







Keluargamengatakanpasientidakmemilikiriwayathipertensi, kencingmanis (diabetes melitus).







Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi obat ataupun makanan



2. RKS 



Keluargapasienmengatakanseluruhtubuhpasientibatibamembengkaksemenjak



3



minggu



SMRS



danbengkaknyamenetaplalukemarinpasienmengalamisesaknapasdiserta ibatuktidakberdahak yang tidaktertahankan. Pasienjugamengeluhnyeri dada ketikamenariknapas, rasanya seperti ditusuk-tusuk, skala nyari 4 dari 10. 



Pasien mengatakan tidak nafsu makan karena kondisi tubuhnya yang membengkak dan batuk yang terkadang masih muncul.



3. RKK Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang memiliki penyakit yang sama sepertinya. C. Riwayat dan Mekanisme Trauma D. Pemeriksaan Fisik Head to Toe 1. Kepala Kulit Kepala



: Bentuk kepala normocephalic, penyebaran



Mata



rambut merata, kulit kepala cukup bersih : Simetris, palpebrae oedema, sclera non ikterik, Konjungtiva non anemis, pupil isokor, tidak ada nyeri tekan, refleks pupil terhadap



Telinga



cahaya baik : Posisi daun telinga simetris, tidak ada lesi, tidak ada serumen, tidak ada pengeluaran



darah atau cairan, canalis cukup bersih, pendengaran baik, tidak memakai alat bantu Hidung



pendengaran. : Hidung simetris, septum hidung tepat di tengah, Tidak ada polip, secret (-), radang (-), benjolan (-), mukosa hidung lembab, fungsi



Mulut dan Gigi



penciuman baik. : Gigi bersih, karies gigi (-), peradangan (-), membran mukosa bibir kering, Keadaan gusi



Wajah



dan gigi kurang bersih, lidah kotor. : Struktur wajah simetris dan lengkap, warna kulit agak kecoklatan, tidak ikterik dan



Leher



sianosis. Oedema (+) : Pada leher posisi trakhea berada di tengah, simetris dan tidak ada penyimpangan. Tiroid tidak ada pembesaran. Pasien dapat berbicara, vena jugularis tidak mengalami pembesaran dan denyut nadi karotis teraba 88 x/menit. Pasien menggunakan otot bantu pernapasan. Terdapat



pembengkakan



di



derah



tenggorokan sehingga membuat suaranya menjadi tidak terlalu jelas. 2. Dada/Thorax Paru-paru Inspeksi



: Simetris



kanan



dan



kiri,



terdapat



pembengkakan pada daerah dada, tidak terdapat jejas, terdapat penggunaan alat bantu pernafasan yaitu otot sternokleidomastoid dan otot pektoralis. Irama pernafasan lebih dari Auskultasi Perkusi Palpasi



normal dengan frekuensi 24 x/menit. : Terdengar bunyi nafas ronchi : Sonor : Simetris, Tidak ada nyeri tekan, retraksi dingding dada (+)



Jantung Inspeksi Auskultasi Perkusi



: Gerak jantung normal : S1 Lup, S2 Dup, tidak ada suara tambahan : Redup



Palpasi 3. Abdomen



: Ictus cordis teraba



Inspeksi



: Terlihat terdapat pembengkakan pada



Auskultasi Perkusi Palpasi



abdomen (ascites) di empat kuadran : Bising usus 8 x/menit : Terdengar pekak karena terdapat cairan : Abdomen teraba keras di empat kuadran, nyeri tekan di bagian abdomen kanan (kuadran 1)



4. Pelvis Inspeksi : Simetris Palpasi : Tidak ada nyeri tekan 5. Perinium dan rektum Pasien mengatakan tidak ada keluhan 6. Genetalia Pasien mengatakan tidak ada keluhan 7. Ekstremitas Status Sirkulasi



: Teraba nadi brakialis, tidak ada perubahan warna kulit. Oedema di ekstermitas atas dan



Keadaan Injury 8. Neurologis Fungsi Sensorik Fungsi Motorik



bawah (+) : Tidak ada trauma : Normal : Normal



E. Hasil Laboratorium 1. Hematologi (26 April 2017) Parameter WBC - NE% - LY% - MO% - EO% - BA% - NE# - LY# - MO# - EO# - BA# RBC HGB HCT MCV



Hasil 8,47 77,50 15,72 4,96 0,87 0,95 6,57 1,33 0,42 0,07 0,08 4,56 11,74 39,09 85,79



Satuan 103/µL % % % % % 103/µL 103/µL 103/µL 103/µL 103/µL 106/µL g/dL % fL



Nilai Rujukan 4.1-11.0 47-80 13-40 2.0-11.0 0.0-5.0 0.0-2.0 2.50-7.50 1.00-4.00 0.10-1.20 0.00-0.50 0.0-0.1 4.0-5.2 12.0-16.0 36.0-46.0 80.0-100.0



Keterangan



MCH



25,75



pg



26.0-34.0



Rendah



MCHC



30,02



g/dL



31-36



Rendah



RDW



15,23



%



11.6-14.8



Tinggi



PLT



326,70



103/µL



140-440



16,9 1,45 41,4



detik



10,8-14,4 0,9-1,1 24-36



Tinggi Tinggi Tinggi



Satuan U/L U/L g/dL mg/dL mg/dL mg/dL



Nilai Rujukan 11.00 – 33.00 11.00 – 50.00 3.40 – 4.80 8.00 – 23.00 0.70 – 1.20 70 – 140



Keterangan



Satuan



Nilai Rujukan



Keterangan



mmHg mmHg mmol/L mmol/L



35.00 – 45.00 80.00 – 100.00 -2 – 2 22.00 – 26.00



Tinggi Rendah



APT INR APTT



detik



Rendah Rendah



2. Kimia Klinik (26 April 2017) Parameter SGOT SGPT Albumin BUN Kreatinin GDS



Hasil 30,2 26,10 3.4 15,0 0.99 159



Rendah Tinggi



3. Analisa Gas Darah (8 April 2017) Parameter pH pCO2 pO2 Beecf HCO3-



Hasil 7.43 45,6 51,10 5,3 29,60



Tinggi



SO2c TCO2 Natrium (Na) Kalium (K) Clorida (Cl)



86,9 31,00 131 3,01 104



% mmol/L mmol/L mmol/L mmol/L



95% - 100% 24.00 – 30.00 136 – 145 3.50 – 5.10 96 – 108



F. Hasil Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan Thorax tanggal 26 April 2017 pukul 22.19 Wita Hasil : Cor : sulit dinilai, batas jantung kanan tertutup perselubungan Pulmo : tampak opasitas di paru kanan atas Sinus pleura kanan kiri tumpul Diaphragma kanan kiri tertutup perselubungan Tulang-tulang : tidak tampak lesi osteolitik maupun osteoblastik Kesan : Kor sulit dinilai Effusi pleura bilateral (kanan lebih banyak) Curiga massa paru kanan atas



Rendah Tinggi Rendah Rendah



G. Terapi Dokter No



Terapi



1 2



Obat Aseing flash Metilpredniso lon



3 6 7 8



62,5 mg Combivent UDV Furosemid 20 mg Omeprazole Dexamethasone 5 mg 1.



Dosis



Cara



2x1



Penggunaan Obat IV IV



3x1 1x1 1x1 1x1



Nebulizer IV IV IV



Waktu Penggunaan Obat @12 jam @8 jam @24 jam @24 jam sebelum makan @24 jam



V.



ANALISA DATA Data Fokus



Data Subjektif : -



Pasienmengatakansesaksejaktadipagi SMRS



-



Sesaknyatimbulketikabatuk(tidak berdahak) dan berbaring.



Analisis Faktor pencetus asma ↓



Masalah Ketidakefektif an bersihan



IgE menyerang sel mast jalan napas ↓ Pelepasanhistamin



Data Objektif : -



Adanyasuaranafastambahan (ronchi)



-



Respirasi 24 x/menit



-



Adanyapernafasancupinghidung



-



Tampak batuk tidak efektif



↓ Permeabilitas kapiler meningkat ↓ Mempengaruhi otot polosdan kelenjar napas ↓ Bronkospasme ↓ Peningkatan sekresi produktif di bronkioli ↓ kontraksi otot polos meningkat ↓ Obstruksi proximal dari bronkus pada inspirasi dan ekspirasi ↓ Peningkatan produksi mukus, sputum kental ↓ KetidakefektivanBersi han Jalan Napas



Data Subjektif : -



Pasienmengatakansesaksejaktadipagi SMRS



Ketidakefektif IgE menyerang sel mast an pola napas



-



Sesaknyatimbulketikabatuk(tidak berdahak) dan berbaring.



↓ Pelepasanhistamin ↓



Data Objektif :



Permeabilitas kapiler



Pasien tampak sesak dan gelisah dengan



meningkat



ekspirasi memanjang, RR : 24 x/menit,







penggunaan otot pernapasan (+), terdapat suara napas tambahan ronchi. Pasien tidak bisa berbaring.



Mempengaruhi otot polosdan kelenjar napas ↓ Bronkospasme ↓ Peningkatan sekresi produktif di bronkioli ↓ kontraksi otot polos meningkat ↓ Obstruksi proximal dari bronkus pada inspirasi dan ekspirasi ↓ tekanan partial O2 di alveoli menurun ↓ penyempitan jalan napas ↓ Peningkatan kerja otot pernapasan ↓ Ketidakefektifan Pola



Data Subyektif : P:



Napas Faktor pencetus asma ↓



Nyeri akut.



Pasien mengatakan nyeri ketika sesak napas. Q: Pasien mengatakan nyerinya seperti ditusuktusuk. R: Pasien mengatakan nyerinya terjadi pada seluruh daerah dada S: Pasien mengatakan skala nyerinya 4 dari 0-10 T:



IgE menyerang sel mast ↓ Pelepasanhistamin ↓ Permeabilitas kapiler meningkat ↓ Mempengaruhi otot polosdan kelenjar napas ↓



Pasien mengatakan nyeri timbul saat menarik



Bronkospasme



napas dan hilang ketika mengeluarkan napas.



↓ Peningkatan sekresi



Data Obyektif : Pasien tampak memegang bagian tubuh yang nyeri, pasien nampak gelisah dan meringis, Blood Preasure : 140/60mmHg Pulse : 80 x/menit, Respiration : 24 x/menit Temperature : 36,5 0C



produktif di bronkioli ↓ kontraksi otot polos meningkat ↓ Obstruksi proximal dari bronkus pada inspirasi dan ekspirasi ↓ tekanan partial O2 di alveoli menurun ↓ konsentrasi O2 dalam darah menurun ↓ metabolisme anaerob meningkat ↓ peningkatan produksi asam laktat ↓



penumpukkan asam laktat berlebihpada otot dada ↓ Data Subyektif : -



Nyeri Akut Infeksi



Keluargapasienmengatakanseluruhtubuhpasi







entiba-tibamembengkaksemenjak 3 minggu



Proses peradangan



SMRS danbengkaknyamenetap.







-



Pasienmengatakansesaksejaktadipagi SMRS



Pembentukan cairan



-



Sesaknyatimbulketikabatuk(tidak berdahak)



berlebih



dan berbaring.



↓ Efusi pleura



Data Obyektif : -







Terdapat oedema hampir di seluruh bagian



Peningkatan akumulasi



tubuh pasien (palpaebra, wajah, leher, dada,



cairan berlebih



perut, ekstremitas atas dan bawah)



↓ Oedema seluruh tubuh



-



Pasien tampak gelisah



-



Pasien tidak bisa berbaring, pasien lebih







nyaman dalam posisi duduk karena jika



Kelebihan volume



berbaring ia akan batuk dan sesak napas



cairan



akan muncul -



Blood Preasure : 140/60mmHg



-



Pulse : 80 x/menit



Kelebihan volume cairan



VI.



DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS MASALAH A. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas bersihan jalan nafas berhubungan denganadanyaobstruksijalannapasakibateksudatdalam



alveoli,



penyakitparuobstruksikronisditandai dengan pasienmengatakansesaksejaktadipagi SMRS. Sesaknyatimbulketikabatuk(tidak berdahak) dan berbaring. Tampak adanyasuaranafastambahan



(ronchi),



respirasi



24



x/menit,



adanyapernafasancupinghidung, tampak batuk tidak efektif B. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru akibat akumulasi



cairan



berlebih



di



rongga



pleuraditandai



dengan



pasienmengatakansesaksejaktadipagi SMRS. Sesaknyatimbulketikabatuk(tidak berdahak) dan berbaring. Pasientampaksesakdan gelisah dengan ekspirasi memanjang, RR : 24 x/menit, penggunaan otot pernapasan (+), terdapat suara napas tambahan ronchi. Pasientidakbisaberbaring. C. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis ditandai dengan pasien mengatakan nyeri ketika sesak napas, nyerinya seperti ditusuk-tusuk, terjadi pada daerah dada, skala nyerinya 4 dari 0-10, nyeri saat menarik napas, pasien memegang bagian tubuh yang nyeri, pasien nampak gelisah, Pasien nampak meringis, Blood Preasure : 140/60mmHg, Pulse : 80 x/menit, Respiration : 24 x/menit, Temperature: 36,5 0C D. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan fungsi organ pernapasan mengakibatkan peningkatan akumulasi cairan dalam pleura ditandai dengan



keluarga



tibamembengkaksemenjak



pasien



mengatakan 3



seluruhtubuhpasientibaminggu



SMRS



danbengkaknyamenetap.Pasienmengatakansesaksejaktadipagi



SMRS.



Sesaknyatimbulketikabatuk(tidak berdahak) dan berbaring. Tampak



oedema



hampir di seluruh bagian tubuh pasien (palpaebra, wajah, leher, dada, perut, ekstremitas atas dan bawah), pasien tampak gelisah, pasien tidak bisa berbaring, pasien lebih nyaman dalam posisi duduk karena jika berbaring ia akan batuk dan sesak napas akan muncul. Blood Preasure : 140/60mmHg, Pulse : 80 x/menit



VII.



INTERVENSI KEPERAWATAN



No. Dx 1,2



Tujuan Respiratory



Intervensi status: Airway Management



Airway patency



1. Posisikan



memaksimalkan



Ventilation



(semifowler)



Setelah



diberikan



asuhan



keperawatan



selama



1x30



menit masalah



ketidakefektifan dapat



teratasi



dengan kriteria hasil : 1. Mampu secret inspirasi



dalam



2. Untuk mengeluarkan



3. Auskultasi



suara



adanya



nafas,



suara 3. Untuk menentukan tindakan selanjutnya



4. Mengajarkan klien untuk batuk efektif 5. Monitor 6. Kolaborasi



sekret.



dan memantau adanya kelainan



respirasi



dan



dalam sistem pernapasan pasien



pemberian 4. Agar sekret keluar dengan lebih cepat.



15 menit



resiko yang lebih tinggi



3. Irama pernapasan frekuensi



pernapasan dalam batas normal (1220 kali/menit) 4. Dispneu berkurang memakai



otot bantu napas 6. Batuk berkurang dalam



jika perlu



dalam tubuh.



dengan combivent selama 5. Agar tidak timbul



batas normal



7. Saturasi



2. Lakukan fisioterapi dada



catat



mengefektifkan aliran oksigen ke



terapi nebulizer @ 8 jam



2. Kedalaman



5. Tidak



ventilasi



status O2



mengeluarkan



dan



untuk 1. Untuk



tambahan



bersihan jalan napas klien



Airway Management



pasien



Respiratory status:



diharapkan



Rasional



oksigen batas



6. Untuk melonggarkan jalan napas



normal



(95-



100%). 3



Pain Level



Pain Management



Pain Control



1.



Pain Management



Lakukan pengkajian nyeri 1. Agar



Setelah



dilakukan



asuhan



keperawatan



termasuk



lokasi, 2. Agar



selama



1x30 menit



karakteristik,



durasi,



diharapkan



secara



masalah dengan



faktor presipitasi. 2.



dan



1. Melaporkan nyeri



ketidaknyamanan



memegang



3.



area



non



verbal



Gunakan untuk



3. Tidak



dari



4.



wajah meringis



nyeri



bisa



teratasi



terapeutik 6. Untuk mengetahui



nyeri



berkurang 5. Agar



pengalaman nyeri pasien



mengetahui



perkembangan kesembuhan pasien



Kurangi faktor presipitasi nyeri



4. Tidak gelisah



5.



5. Melaporkan nyeri dalam



batas normal



Berikan analgetik untuk mengurangi



dapat terkontrol 6. Respirasi



kondisi klien interasi



teknik



komunikasi



yang nyeri mengekpresikan



mengetahui



Observasi reaksi verbal 4. Agar



kriteria hasil : 2. Klien tidak tampak



karakteristik nyeri



frekuensi, kualitas, dan 3. Memudahkan



nyeri akut klien dapat teratasi



komprehensif



mengetahui



nyeri



(dexamethasone) 6.



Evaluasi



keefektifan



kontrol nyeri



7. Nadi dalam batas normal



4.



8. Tekanan



darah



dalam



batas



normal Setelah asuhan



diberikan NIC :



keperawatan Fluid Management



selama



1x6



jam 1. Monitor tanda-tanda yang



1. Mengetahui



dan



mengobservasi adanya



akumulasi



diharapkan



masalah



sesuai dengan kelebihan



cairan



berlebih



kelebihan



volume



cairan (rales, peningkatan



dalam tubuh pasien



cairan dapat teratasi



CVP, edema, distensi vena 2. Mengobservasi



dengan kriteria hasil :



jugularis, ascites)



NOC :



2. Monitor tanda-tanda vital 3. Pemenuhan



Fluid Balance -



(tekanan darah dan nadi)



Tekanandarahdal ambatas normal



-



3. Kolaborasikan terapi cairan lewat infus



MAP dalambatas 4. Kolaborasi



pemberian



batas normal



Fluid Monitoring



-



Edema berkurang



Monitor input dan output cairan



-



Tidak ascites



cairan



yang sesuai mampu cairan 4. Pemberian



diuretik



dapat



Denyutnadidalam



terjadi



kebutuhan



mengatasi kelebihan



diuretik



normal -



status umum pasien



memperlambat reakumulasi eksudat. 5. Mengetahui memantau



dan berapa



jumlah cairan yang masuk dan keluar sesuai dengan berat badan dan tingkat aktivitas pasien



VIII. HARI/TG



IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DX



IMPLEMENTASI



RESPON



L/



F



JAM Kamis,



1,2,



27April



3



-



Mengkaji tanda-tanda vital pasien dan keadaan umum S : pasien



Pasien



2017



mengatakan



Pukul 09.00



sesak sejak



Wita



PARA



tadi



pagi



SMRS. Sesaknya timbul ketika batuk (tidak berdahak) dan berbaring. O: Pasien tampak sesak dan gelisah dengan ekspirasi memanjang, RR : 24 x/menit, penggunaan otot pernapasan (+), terdapat suara napas



tambahan ronchi. Pasien tidak bisa berbaring. Batuk tampak tidak efektif. TD : 140/60 mmHg N



:



80



x/menit RR



:



24x/menit 09.10



1,2



Memberikan posisi fowler



S : 36,50C S: Pasien meminta posisi seperti yang disarankan karena tidak bisa berbaring telentang, pasien mengatakan lebih nyaman dengan posisi yang diberikan



O: Sesak pasien tampak berkurang, pasien tampak nyaman dengan posisi 09.15



1,2



sekarang Memberikan nebulizer combivent UDV @ 8 jam selama 15 S : menit



Pasien



a. PersiapanPasien



mengatakan



1) Memberisalamdanmemperkenalkandiri



bersedia



2) Menjelaskantujuan



untuk



3) Menjelaskanlangkah/prosedur yang akandilakukan



diberikan



4) Menanyakanpersetujuanpasienuntukdiberikantindaka



nebul,



n 5) Memintapengunjung/keluargameninggalkanruangan b. PersiapanLingkungan



pasien mengerti dengan



1) Menutuppintudanmemasangsampiran



tujuan



c. PersiapanAlat



diberikanny



1) Set nebulizer



a nebul, dan



2) Obatbronkodilator



paham



3) Bengkok 1 buah



dengan



4) Tissue



prosedur



5) Spuit 5 cc



yang



6) Aquades



dilakukan



7) Tissue



perawat



2. TahapPelaksanaan



akan



O:



a. Mencucitangandanmemakaihandscoon



Obat



b. Mengaturpasiendalamposisi duduk atausemifowler



nebulizer



c. Mendekatkanperalatan yang berisi set nebulizer ke combivent



bed pasien



sudah



d. Mengisi nebulizer denganaquadessesuaitakaran



diberikan



e. Memasukkanobatsesuaidosis



dalam



f. Memasang masker padapasien



waktu



15



nebulizer menit.



10



g. Menghidupkan



danmemintapasiennafasdalamsampaiobathabis



menit



h. Matikan nebulizer



kemudian



i. Bersihkanmulutdanhidungdengan tissue



tampak



j. Bereskanalat



pasien lebih



k. Bukahandscoondanmencucitangan



lega, sesak



3. TahapTerminasi



berkurang,



a. Evaluasiperasaanpasien



batuk



b. Kontrakwaktuuntukkegiatanselanjutnya



berkurang.



c. Dokumentasiprosedurdanhasilobservasi 09. 45



1,3



Mengajarkan batuk efektif dan relaksasi napas dalam untuk S: mengurangi nyeri yang dirasakan pasien



Pasien mengatakan dapat melakukan batuk efektif seperti yang dicontohka n



perawat,



pasien mengatakan dapat melakukan relaksasi napas dalam ketika nyeri muncul



O: Pasien tampak kooperatif saat diberikan arahan mengenai teknik batuk efektif dan relaksasi napas 12.00



1,2



Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian :



dalam S:



a. Omeprazole per iv



Pasien



b. dexamethasoneper iv



mengatakan bersedia untuk



di



injeksi obat O: Setelah 15 menit tidak ada



tanda-



tanda alergi pada pasien. Injeksi sudah 14.00



1,2, 3



Mempersiapkan pasien untuk pindah ke ruang rawat inap



masuk. S: Pasien mengatakan



bersedia untuk dirawat inap O: Pasien dalam keadaan tenang. Keluarga pasien sudah menyiapkan barangbarang dan tinggal memunggu perintah untuk pindah ruangan.



IX. No 1.



EVALUASI KEPERAWATAN Hari/tgl/jam



Diagnosa



Keperawatan 27 1 S:



Kamis,



CatatanPerkembangan



Paraf



April 2017



Pasien mengatakan setelah diberikan uap



Pukul



(nebulizer) sesaknya berkurang,batuknya



14.00



Wita



juga berkurang O: Pasien tampak lega, tenang, dan merasa nyaman. Batuk sudah muali efektif TD : 140/60 mmHg N : 80 x/menit RR : 22x/menit S : 36,50C A: Ketidakefektifan



bersihan



jalan



nafas,



tujuan tercapai P: 2



Kamis,



27



April 2017 Pukul Wita



14.00



2



Pertahankankondisipasien S: Pasien mengatakan sesak berkurang, batuknya juga berkurang setelah diberi uap (nebulizer) O: Masih tampak retraksi otot dada,frekuensi respirasi 22x/menit, tidak ada suara nafas tambahan A: Ketidakefektifan Pola Napas, tujuan tercapai P:



3



Kamis,



27



3



Lanjutkan intervensi di ruang rawat inap S:



April 2017



Pasien



Pukul



berkurang menjadi skala 2. Pasien juga



Wita



14.00



mengatakan



mengatakan



mampu



nyerinya mengontrol



sudah nyeri



dengan relaksasi napas dalam O: Pasien tampak lebih tenang tidak meringis ataupun



gelisah,



sudah



memegang area nyeri A: Nyeri akut, tujuantercapai P: Pertahankan kondisi pasien.



tidak



tampak