b1m1 Kelompok 4 Revisi Fix [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK MEMORI MANUSIA



DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 Adala Aliya Rahmah



2210016069



Aldilla Safri Zaliyanti



2210016029



Alnavi Arif Setiawan



2210016024



Astria Nur Asyifa



2210016037



Ivana Amanda Nadine Somalinggi



2210016053



Muhammad Haazim Fitriyadi



2210016080



Muhammad Irfan F.A.



2110016055



Raka Arya Deko



2210016108



Rajendra Mahardika Sahrullah



2210016065



Sabrina Tri Juwita



2210016018



Stevani Theresia Jelita



2210016094



Syabina Zahira Marsyah



2210016099



Tutor: dr. Vera Madonna L. Toruan, Sp. DV., M,ked (DV), M.kes



FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2022



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan laporan diskusi kelompok kecil kami tentang sistem memori manusia. Laporan ini dibuat sebagai bukti jalannya diskusi kelompok kecil kami. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dr. Vera Madonna L. Toruan, Sp. DV., M,ked (DV), M.kes selaku pembimbing kami, sehingga proses diskusi ini dapat berjalan dengan lancar tanpa hambatan. Kami sangat berharap semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi mahasiswa. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga proses diskusi dan laporan ini dapat berjalan dengan baik, di antaranya: 1. dr. Sulistiawati, M.MedEd, sebagai dosen penanggung jawab pada Blok 1 Modul 1 Sistem Memori dan Profesionalisme. 2. dr. Vera Madonna L. Toruan, Sp. DV., M,ked (DV), M.kes sebagai tutor diskusi kelompok kecil kami. 3. Anggota Kelompok 4 yang telah menyumbangkan waktu dan pemikirannya sehingga diskusi dapat berjalan dengan baik dan laporan diskusi dapat selesai tepat pada waktunya. Kami menyadari bahwa laporan ini sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan pembaca dapat memberikan kritik dan saran. Sebagai penutup, kami berharap semoga, laporan ini dapat memberikan manfaat bagi orang banyak. Samarinda, 12 Agustus 2022



KELOMPOK 4



2



DAFTAR ISI



LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK ...................................................... 1 KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2 DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3 BAB I ....................................................................................................................... 5 PENDAHULUAN ................................................................................................... 5 1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 5 1.2 Tujuan .................................................................................................... 6 1.3 Manfaat .................................................................................................. 6 BAB II ..................................................................................................................... 7 PEMBAHASAN SKENARIO ............................................................................... 7 2.1 Identifikasi Istilah ................................................................................ 7 2.2 Identifikasi Masalah ............................................................................ 8 2.3 Analisis Masalah .................................................................................. 8 2.4 Kerangka Konsep ............................................................................... 12 2.5 Learning Objective............................................................................. 13 2.6 Belajar Mandiri .................................................................................. 13 2.7 Sintesis ................................................................................................. 14 2.7.1 Sistem Memori ..................................................................... 14 2.7.2 Tempat Penyimpanan Memori .......................................... 15 2.7.3 Jenis dari Memori Manusia ............................................... 16 2.7.4 Cara Kerja Sistem Memori ................................................ 20 2.7.6 Faktor Yang Mempengaruhi Seseorang Bisa Mengalami Kelupaan ....................................................................................... 26 2.7.7 Upaya Yang Dilakukan Untuk Dapat Meningkatkan Daya Ingat Memori Manusia ...................................................... 27



3



BAB III .................................................................................................................. 30 PENUTUP ............................................................................................................. 30 3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 30 3.2 Saran ................................................................................................... 30 REFERENSI ......................................................................................................... 32



4



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Manusia terlahir dilengkapi dengan organ yang sangat penting, yaitu otak. Otak berfungsi dalam segala hal yang akan kita lakukan termasuk berpikir. Sementara itu, berpikir sangat erat kaitannya dengan memori atau ingatan. Memori atau daya ingat merupakan suatu hal penting bagi manusia karena merupakan kekuatan manusia untuk menerima dan menyimpan tanggapantanggapan, ilmu, kesan-kesan, dan pengertian. Menurut Baddeley (1992) dalam terjemahan jurnal Working memory, sistem memori adalah sistem otak yang menyediakan penyimpanan sementara dan manipulasi informasi yang diperlukan untuk tugas-tugas kognitif yang kompleks seperti pemahaman bahasa, pembelajaran, dan penalaran. Kita pun menyadari bahwa dengan sistem memori yang kita miliki tentu saja sangat membantu kita dalam menjalani kehidupan ini. Memori memiliki arti kapasitas untuk mengkodekan, menyimpan, dan mengambil informasi (Gerrig, 2013). Dalam kesehariannya, penggunaan memori misalnya seperti pengalaman yang mudah dari satu hari ke hari berikutnya, contohnya ketika berjalan-jalan di lingkungan sekitar maka bangunan di sepanjang jalan dari satu hari ke hari berikutnya akan tampak akrab (Gerrig, 2013). Akan tetapi, sistem memori yang kita miliki tentu saja memiliki beberapa keterbatasan atau kekurangan yang dapat menghambat aktivitas kita seperti lupa. Lupa sering kali disalah artikan sebagai penyakit yang diakibatkan oleh faktor usia saja. Padahal sebenarnya ada banyak faktor mengapa seseorang bisa mengalami lupa. Lupa tidak hanya dipengaruhi oleh usia tetapi juga faktorfaktor internal yang sangat erat kaitannya dengan bagaimana cara kerja dari sistem memori itu sendiri.Hal ini menunjukkan bahwa memori memiliki peran, baik dari lingkungan sehari-hari maupun ke lingkungan kedokteran.



5



Berdasarkan uraian sebelumnya, maka perlu dilakukan diskusi kelompok kecil berdasarkan skenario yang telah disediakan sebagai upaya untuk menggali lebih dalam informasi mengenai sistem memori. 1.2 Tujuan 1. Mahasiswa dapat mendefinisikan mengenai memori manusia. 2. Mahasiswa dapat menjelaskan jenis atau klasifikasi dari memori. 3. Mahasiswa dapat menjelaskan mekanisme atau cara kerja memori manusia. 4. Mahasiswa dapat menjelaskan faktor yang mempengaruhi memori manusia. 5. Mahasiswa dapat menjelaskan faktor yang mempengaruhi kelupaan. 6. Mahasiswa dapat menjelaskan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan sistem daya ingat memori. 1.3 Manfaat 1. Mahasiswa dapat mengetahui mengenai apa itu memori. 2. Mahasiswa dapat mengetahui jenis dari memori manusia. 3. Mahasiswa dapat mengetahui mekanisme atau cara kerja dari memori manusia. 4. Mahasiswa dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi sistem memori. 5. Mahasiswa dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi kelupaan. 6. Mahasiswa dapat mengetahui upaya yang dilakukan untuk meningkatkan sistem daya ingat memori.



6



BAB II PEMBAHASAN SKENARIO



Raja dan Ratu sedang bersiap untuk kuliah modul 1. Ratu: Ja, kamu sudah tahu topik kuliah hari ini? Raja: Sudah. Tentang memori kan? Ratu: Iya.Coba kamu baca buku ini. Disini tertulis “manusia memiliki kapasitas ingatan yang tak terhingga. Kadang-kadang informasi yang baru kita dapat saja dapat dilupakan dalam sekejap. Namun adakalanya informasi yang lama tersimpan dapat dengan mudah kita ingat.” Aku jadi mikir kenapa ya kita bisa ingat tapi juga bisa lupa? Raja: Ya bisalah. Kalau nggak penting ngapain diingat. He...he...he. Ratu: Gitu ya. Tapi aku juga sering lupa pada saat ujian. Padahal itu kan penting. Malah yang kuingat hal-hal yang nggak penting Raja:Kalau menurut sih wajar kalau kita lupa. Apalagi jika kita belajar hal-hal baru Ratu:Terus bagaimana supaya ingatan kitab isa bertahan lama? Raja:Aduh jangan tanya aku deh,mending kita cari jawabannya di buku yuk.



Refrensi Omrod Jeanne.E, Human Learning,7 ed., Pearson Education Inc., New Jersey, 2016, p:149-307 Zimbardo, Philip and Gerrig, R., Psychology and life, Allyn & Bacon, Boston,2008. P;216-253. www.ablongman.com



2.1 Identifikasi Istilah 1. Memori: mengingat informasi, menyimpan informasi 2. Kapasitas: ruang simpan, daya tamping, ukuran (banyaknya) 3. Informasi: pengalaman yang diolah dari pancaindera, fakta atau fenomena alam. 4. Lupa: ketidakmampuan mengingat tidak teringat (KBBI) 5. Mikir: mengolah informasi (pikir)



7



6. Ingat: memberi perhatian pada informasi, dapat menggali informasi sebelumnya. 2.2 Identifikasi Masalah 1. Apakah benar manusia memiliki kapasitas ingtaan yang tak terhingga? Dan alasannya? 2. Apa saja jenis atau klasifikasi sistem memori? 3. Bagian otak mana yang dapat menyimpan memori? 4. Berapa lama informasi dapat disimpan disimpan dalam sistem memori? 5. Bagaiman cara kerja sistem memori? 6. Apa saja faktor yang mempengaruhi sistem memori? 7. Apa faktor yang mempengaruhi sehingga seseorang bisa mengalami kelupaan? 8. Bagaimana upaya meningkatkan kemampuan sistem daya ingat?



2.3 Analisis Masalah 1. Apakah benar manusia memiliki kapasitas ingtaan yang tak terhingga? Dan alasannya? Manusia memiliki kapasitas yang sama antara satu dan yang lainnya. Kapasitas ingatan manusia tidak terbatas, tetapi diukur dan terbatas dari usia manusia. 2. Apa saja jenis atau klasifikasi sistem memori? Memori manusia memiliki jenis atau klasifikasi sistem memori yang dibedakan menjadi tiga, yaitu: a) Berdasarkan lama penyimpanan informasi, dibedakan menjadi: ➢ Memori sensoris ➢ Sistem daya ingat jangka pendek atau short term memory ➢ Sistem daya ingat jangka panjang atau long term memory. Sistem daya ingat jangka panjang dibedakan menjadi: 1. Memori episodik 2. Memori sematik



8



3. Memori procedural Lahey menggolongkan menjadi memori deklaratif (memori episodik dan memori sematik) dan memori non-deklaratif (memori procedural).



3. Bagian otak mana yang dapat menyimpan memori? Otak manusia terdiri dari 3 bagian utama, yaitu •



Cerebrum (otak besar), cerebrum terdiri dari 4 lobus, yaitu: Lobus frontalis = lokasinya terletak di anterior/depan Lobus parietalis = terletak di bagian belakang frontalis Lobus occipitalis = terletak di bagian plng blkng otak Lobus temporalis = terletak di samping bawah, di blkng telinga







Cerebellum ( otak kecil )







Truncus Cerebri (batang otak)



Memori pancaindera disimpan di beberapa bagian yang berbeda, yaitu: ✓ Memory penglihatan di simpan di pusat penglihatan/visual korteks di lobus oksipitalis. ✓ Memory pendengaran disimpan di korteks auditori di lobus temporalis. ✓ Memory perabaan disimpan di korteks sensoris di lobus parietalis. ✓ Memory bagaimana kita brgrk disimpan di korteks motorik di lobus frontalis. 4. Berapa lama informasi dapat disimpan disimpan dalam sistem memori? a) Sensory memory: selama memberikan atensi b) Short-term memory: 15 hingga 30 detik dengan asumsi tidak ada latihan atau pengulangan. c) Long-term memory: seumur hidup dengan periode waktu yang tidak tentu



9



5. Bagaiman cara kerja sistem memori? Penelitian tentang memori dan sering dijadikan sebagai model dasar dalam mekanisme kerja memori adalah yang dilakukan oleh Atkinson dan Shiffrin’s. Menurut Atkinson dan Shiffrin, ➢ Memori sensori terus menerima informasi dari lingkungan melalui pancaindera. ➢ Sebagian besar informasi ini tidak mendapat perhatian sehingga hilang. ➢ Namun, jika informasi yang memasuki memori sensori diperhatikan, maka informasi ini dikodekan dan diteruskan ke memori jangka pendek (STM). ➢ Setelah di STM, informasi (jika tidak dilatih), dapat hilang baik melalui perpindahan (ini karena STM memiliki kapasitas 7+/- 2 item) atau peluruhan (karena STM hanya memiliki durasi 0-18 detik). ➢ Jika informasi itu diulang-ulang (berulang-ulang) dan informasi itu dipahami, maka informasi itu akan ditransfer/dikodekan ke dalam memori jangka panjang (LTM). ➢ LTM dapat menyimpan informasi untuk waktu yang tidak terbatas dan memiliki kapasitas yang tidak terbatas. ➢ Ketika informasi yang disimpan diperlukan, itu dapat diambil dari LTM kembali ke STM. ➢ Atkinson dan Shiffrin mengusulkan hubungan langsung antara latihan di STM dan kekuatan memori jangka panjang.



6. Apa saja faktor yang mempengaruhi sistem memori? Faktor yang mempengaruhi sistem memori dibedakan menjadi 2, yaitu: A. Faktor Internal •



Usia







Jenis kelamin







Hormone







Genetic







Kelainan otak



10







Emosi







Gangguan psikis







Gangguan fisik atau kecacatan



B. Faktor Eksternal •



Pengalaman







Nutrisi







Lingkungan







Proses penerimaan informasi (ransangan pancaindera)



7. Apa faktor yang mempengaruhi sehingga seseorang bisa mengalami kelupaan? Faktor yang mempengaruhi sehingga seseorang bisa mengalami kelupaan adalah: a) Faktor Internal •



Usia







Jenis kelamin







Hormone







Genetic







Kelainan otak







Emosi







Gangguan psikis







Gangguan fisik atau kecacatan



b) Faktor Eksternal •



Pengalaman







Nutrisi







Lingkungan







Proses penerimaan informasi (ransangan pancaindera)



11



8. Bagaimana upaya meningkatkan kemampuan sistem daya ingat? Beberapa upaya yang dapat meningkatkan kemampuan sistem daya ingat adalah: Pola hidup sehat dan seimbang, seperti olahraga dan memakan makanan bergizi. Belajar mengatur pengendalian diri atau emosi. Belajar mengatur hal kecil. Melakukan repitisi atau pengulangan. Membuat informasi menjadi menarik. Menyesuaikan dengan minat dan gaya belajar tiap individu. Pemberian makna pada setiap kata atau informasi. Melakukan klasifikasi atau pengelompokkan. 2.4 Kerangka Konsep



12



2.5 Learning Objective 1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi dari memori manusia. 2. Mahasiswa mampu menjelaskan jenis atau klasifikasi dari memori manusia. 3. Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme atau cara kerja memori manusia, baik jangka pendek maupun jangka panjang. 4. Mahasiwa mampu menjelaskan faktor yang mempengaruhi memori



manusia (memori jangka pendek dan memori jangka panjang) 5. Mahasiswa mampu menjelaskan faktor yang menyebabkan kelupaan pada



seseorang. 6. Mahasiswa mampu menjelaskan upaya meningkatkan daya ingat memori



manusia. 2.6 Belajar Mandiri Dalam step ini tidak kami jelaskan secara terperinci karena dalam step ini dilakukan belajar mandiri oleh masing-masing anggota kelompok.



13



2.7 Sintesis



2.7.1



Sistem Memori



Pengertian memori menurut Wood Worth dan Marquis (Jensen, 2011), ingatan atau memori merupakan kemampuan yang berkaitan dengan



14



kemampuan untuk menerima atau memasukkan (learning), menyimpan (retention) dan menimbulkan kembali (remembering) hal-hal yang telah lampau. Menurut Atkinson (2000), memori adalah unsur perkembangan kognitif, yang memuat seluruh situasi yang di dalamnya individu menyimpan informasi yang diterima sepanjang waktu. Berdasarkan Jurnal “Psychology of Life”, psikolog kognitif mempelajari memori sebagai jenis memproses informasi. Proses tersebut sering dipandang sebagai proses tiga tahap dari pengkodean (encoding), penyimpanan (storage), dan pemulihan (retrieval). Menurut buku “Cognition” yang ditulis Matlin pada 2005, memori adalah proses penjagaan informasi dari waktu ke waktu. Menurut jurnal “Human Learning”, terdapat dua pengertian memori. Pertama, memori sebagai proses penyimpanan informasi untuk suatu jangka waktu, dan dalam konteks ini memori hampir bersinonim dengan belajar, hanya saja memori dapat diingat di lain waktu. Kedua, para ahli teori menggunakannya untuk merujuk ke bagian tertentu dari sistem memori manusia di mana informasi yang diperoleh "terletak", seperti memori bekerja dan memori jangka panjang. Dengan demikian pengertian memori atau daya ingat adalah proses penyimpanan informasi yang melibatkan dari sistem koordinasi yang dinamis dan berstruktur untuk dapat menerima atau memasukkan (learning), menyimpan (retention) dan menimbulkan kembali (remembering) informasi yang sudah pernah didapat atau informasi yang lampau. 2.7.2 Tempat Penyimpanan Memori



15



Otak manusia terdiri dari 3 bagian utama, yaitu: Cerebrum (otak besar) Cerebrum terdiri dari 4 lobus, yaitu: •



Lobus frontalis terletak di anterior atau depan







Lobus parietalis terletak di bagian belakang frontalis







Lobus occipitalis terletak di bagian paling belakang otak







Lobus temporalis terletak di samping bawah, di belakang telinga



Cerebellum (otak kecil) Truncus Cerebri (batang otak)



Penyimpanan informasi pancaindera dalam memori manusia berbedabeda, yaitu: ➢ Memory penglihatan di simpan di pusat penglihatan atau visual korteks di lobus oksipitalis. ➢ Memory pendengaran disimpan di korteks auditori di lobus temporalis. ➢ Memory perabaan disimpan di korteks sensoris di lobus parietalis. ➢ Memory bagaimana kita bergerak disimpan di korteks motorik di lobus frontalis. 2.7.3 Jenis dari Memori Manusia Menurut Atkinson & Shriffin (1968, dalam Passer & Smith 2007; Lahey, 2007; Reed, 2007) membuat suatu pengembangan mengenai suatu tahapan ingatan yang kemudian lebih dikenal dengan Three-Stage Model of Memory yang membagi ingatan manusia menjadi 3,yaitu :



16



a. Ingatan Sensori (Sensory Memory) Proses penyimpanan ingatan melalui jalur saraf-saraf sensori yang berlangsung dalam waktu yang singkat dan juga pendek. Informasi yang diperoleh melalui panca indera hanya mampu bertahan selama 1 atau 2 detik (Brown, 1987). Pernyataan ini didukung oleh Rathus (2007), yang menyatakan bahwa informasi yang pertama kali kita terima dari lingkungan dan diperoleh melalui panca indera hanya mampu bertahan 1 detik. Informasi yang diterima dengan indera penglihatan hanya mampu bertahan sepersekian detik (Santrock, 2005). Bila informasi atau stimuli tidak diperhatikan, maka akan langsung terlupakan. Sedangkan, apabila informasi tersebut dipahami dan diperhatikan maka informasi akan ditransfer ke sistem ingatan jangka pendek. Dengan kata lain memori sensoris merupakan langkah atau stadium awal dalam proses memori. Memori sensoris spesifik untuk indera tertentu dan dengan waktu yang sangat singkat pula: •



Memori ikonik untuk informasi visual, durasi 150-500 mdetik







Memori ekoik untuk informasi auditorial, durasi 1-2 detik



b. Ingatan Jangka Pendek (Short Term Memory) Suatu proses penyimpanan ingatan sementara. Ingatan jangka pendek disebut juga working memory karena informasi yang disimpan hanya dipertahankan selama informasi masih diperlukan. Memori kerja ini merupakan sistem memori yang sangat aktif bukan hanya sekedar tempat menyimpan informasi belaka. Salah satu faktor utama dalam meningkatkan kapasitas ini adalah latar belakang pengetahuan. Semakin banyak pengetahuan tentang sesuatu, orang tersebut akan semakin sanggup mengorganisasikan dan menyerap informasi baru. Memori jangka pendek dipandang sebagai media berikut. •



Encoding: Proses meletakkan informasi dalam memori, sesuai dengan bentuk persepsnya. Dimana terjadi proses penerimaan, pengolahan, dan penggabungan beberapa informasi yang saling berkaitan.



17







Storage: Proses meletakkan informasi dalam memori, ada perubahan struktur dan fungsi otak. Pada pandangan ini, sistem meori melakukan penciptaan memori-memori baru atau ingatan baru.







Retrieval: Proses meletakkan perubahan



struktur



informasi dalam memori, ada



penyimpan



temporal



dalam



bentuk



terkodekan. Pada bagian ini, informasi yang diterima akan dipanggil kembali atau pemunculan kembali informasi yang telah disimpan cukup lama di memori manusia. Penelitian menyebutkan bahwa memori kapasitas rendah hanya mempunyai jangka waktu penyimpanan antara 20- 30 detik, tetapi dapat ditingkatkan dengan latihan dan pengalaman.



c.



Ingatan Jangka Panjang (Long Term memory) Suatu proses penyimpanan informasi yang relatif permanen. Daya ingat jangka panjang dianggap sebagai suatu penyimpanan yang kapasitas sangat besar dan berdaya ingat sangat jangka panjang. Reed (2007) membagi ingatan jangka panjang menjadi 3 jenis, yaitu: Ingatan Prosedural (Procedural Memory) Ingatan akan tindakan, keterampilan, dan operasi yang telah dipelajari, misalnya, individu mengetahui cara untuk bersepeda walaupun ia telah lama tidak bersepeda. Ingatan Semantik (Semantic Memory) Ingatan yang berisi pengetahuan umum mengenai makna suatu hal, misalnya, individu mengetahui makna kata “terbang". Ingatan Episodik (Episodic Memory) Ingatan akan kejadian maupun pengalaman yang spesifik, mengetahui kapan dan di mana kejadian maupun pengalaman tersebut terjadi, misalnya, individu mengetahui kapan dan di mana ia melangsungkan pernikahannya walaupun kejadian tersebut telah berlalu 20 tahun.



18



Lahey (2007) menggolongkan ingatan semantik dan episodik ke dalam ingatan deklaratif (declarative memory). Sedangkan, ingatan procedural tergolong oleh memori non deklaratif. ➢ Memori deklaratif atau memori eksplisit merupakan suatu sistem memori yang dikendalikan secara sadar, sengaja, dan fleksibel. Memori deklaratif umumnya melibatkan beberapa niat dan upaya. Memori deklaratif berhubungan dengan hipokampus dan lobus frontalis dimana kerusakan pada bagian ini akan mempengaruhi memori deklaratif. Orang yang mengalami kerusakan pada hipokampus akan mengalami kesulitan dalam membentuk memori jangka panjang yang baru dan orang yang mengalami kerusakan lobus frontalis akan mengalami gangguan pada memori kerja. ➢ Memori non-deklaratif atau memori implisit merupakan sebuah sistem memori yang mempengaruhi persepsi dan tingkah laku individu tanpa melihat pengetahuan, kesadaran, ataupun keinginan. Memori ini tidak membutuhkan usaha ataupun keinginan. Memori non-deklaratif diperantai oleh daerah korteks, cerebellum, dan anglia basalis. Kerusakan pada hipokampus dan lobus frontalis selain dapat mempengaruhi memori deklaratif juga karena mengganggu area korteks visual dan mengganggu visual priming. Kerusakan pada cerebellum dan ganglia basalis dapat merusak classical conditioning dan memori prosedural. Priming Priming merupakan sebuah proses otomatis yang dilakukan tanpa



kesadaran



yang



memungkinkan



individu



dapat



meningkatkan ketepatan dan kecepatan respon sebagai hasil dari pengalaman masa lalu. Misalnya adalah saat ingin mengucapkan suatu kata yang sulit untuk pertama kalinya misalnya “pretzel” maka waktu yang dibutuhkan pertama kali untuk membaca kata tersebut



akan



lebih



lama



dibandingkan



ketika



ingin



mengucapkan kata tersebut untuk kedua kalinya.



19



Memori Prosedural Memori prosedural berkaitan dengan proses menyelesaikan suatu tugas setelah sebelumnya tugas tersebut telah dipelajari dan menjadi suatu keotomatisan. Misalnya saat seorang pemain piano memainkan pianonya atau saat seorang petenis memukul bola tenis. Classical conditioning Classical conditioning atau pengkondisian klasik merupakan sistem memori yang mengasosiasikan atau menghubungkan dua stimulus tertentu. Misalnya pada eksperimen dengan anjing dan makanan, tepat sebelum memberikan anjing makanan maka peneliti membunyikan lonceng. Kemudian, setelah sekian waktu anjing



akan



belajar



bahwa



pembunyian



lonceng



mengindikasikan pemberian makanan dan setiap mendengar bunyi lonceng maka secara otomatis anjing akan memproduksi saliva yang berlebih. Pada manusia, hal ini diterapkan dengan penggunaan nada dering tertentu untuk penelepon tertentu. 2.7.4 Cara Kerja Sistem Memori



Cara kerja memori dapat diterangkan dengan teori sebagai berikut: Teori Aus (Disuse Theory). Menurut teori ini memori hilang atau memudar karena waktu. Seperti halnya otot manusia bila dilatih terus menerus maka akan kuat. Sejak jaman yunani hingga kini, masih ada 10 orang yang menganggap bahwa tugas guru adalah melatih ingatan muridnya.



20



Teori Inferensi (Inference theory). Menurut teori ini, memori merupakan meja lilin atau kanvas. Pengalaman adalah lukisan pada meja lilin atau kanvas itu. Misalkan pada kanvas pertama sudah terlukis suatu teori, segera setelah itu kita mencoba merekam teori lainnya. Yang kedua akan menyebabkan



terhapusnya



rekaman



yang



pertama



atau



mengaburkannya. Teori pengolahan informasi (information Processing) Menururt teori ini, bahwa manusia merupakan makhluk yang mengolah informasi. Teori ini ternyata telah mengadaptasi konsep ilmu informatika.



Penelitian tentang memori dan sering dijadikan sebagai model dasar dalam mekanisme kerja memori adalah yang dilakukan oleh Atkinson dan Shiffrin’s. Menurut Atkinson dan Shiffrin, ➢ Memori sensori terus menerima informasi dari lingkungan melalui pancaindera. ➢ Sebagian besar informasi ini tidak mendapat perhatian sehingga hilang. ➢ Namun, jika informasi yang memasuki memori sensori diperhatikan, maka informasi ini dikodekan dan diteruskan ke memori jangka pendek (STM). ➢ Setelah di STM, informasi (jika tidak dilatih), dapat hilang baik melalui perpindahan (ini karena STM memiliki kapasitas 7+/- 2 item) atau peluruhan (karena STM hanya memiliki durasi 0-18 detik). ➢ Jika informasi itu diulang-ulang (berulang-ulang) dan informasi itu dipahami, maka informasi itu akan ditransfer/dikodekan ke dalam memori jangka panjang (LTM). ➢ LTM dapat menyimpan informasi untuk waktu yang tidak terbatas dan memiliki kapasitas yang tidak terbatas. ➢ Ketika informasi yang disimpan diperlukan, itu dapat diambil dari LTM kembali ke STM.



21



➢ Atkinson dan Shiffrin mengusulkan hubungan langsung antara latihan di STM dan kekuatan memori jangka panjang.



Berdasarkan penjelasan menurut biokimia, cara kerja atau mekanisme sistem memori adalah: 1) Stimulasi pada terminal presinaps bersamaan terminal sensori akan membuat serotonin keluar. 2) Serotidin bekerja pada reseptor serotinin pada membran terminal, reseptor mengaktivasi enzim adenyl Cyclase pada membran dan membentuk CAMP pada terminal sinaps sensorik. 3) CAMP akan mengaktivasi protein kinase menjadi fosforilasi pada protein bagian dari potassiom channel pada membran sinaps terminal sensori, yang menyebabkan hambatan pada K+. 4) Kekurangan konduksi pada potasium menyebabkan aksi potensial dengan durasi panjang di sinaps terminal sensori karena pengeluaran potassium penting untuk pemulihan aksi potensial. 5) Durasi aksi potensial lama, kalsium lama masuk ke sinaps sensori terminal, ion kalsium terjadi pelepasan teansmither, dan kemudian memfasilitasi peningkatan sensitivitas eksitaton pada terminal sensori dan membentuk memori.



Baddeley, 1992 (dalam Wade & Travis, 2007) mengemukakan suatu model memori kerja (working memory) dari memori jangka pendek yang terdiri dari tiga komponen, yaitu: ✓ Putaran fonologis (phonological loop) yang berisi penyimpanan fonologis dan proses alkulatoris, yang merupakan kemampuan mengingat informasi sebanyak yang dapat diulangi dalam durasi terbatas. ✓ Alas sketsa visuospasial (visuospatial sketchpad) yang memiliki kemiripan dengan putaran



fonologis,



namun berperan dalam



mengendalikan kinerja visual dan spasial, yakni yang meliputi tindakan



22



mengingat bentuk dan ukuran atau mengingat kecepatan dan arah objek yang bergerak. ✓ Eksekutif sentral (central executive) berperan dalam menentukan informasi yang harus diperhatikan, diabaikan atau digabungkan.



2.7.5 Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Memori Manusia Faktor yang berpengaruh terhadap memori manusia dapat dilihat sebagai berikut: ❖ Working memory Menghubungkan informasi baru dengan apa yang sudah diketahui ❖ Prior knowledge Seberapa banyak seseorang mengetahui informasi-informasi untuk menerbitkan ide-ide di working memory. ❖ Verbalisasi Membaca atau menulis pengalaman yang pernah atau sedang dilakukan. ❖ Pemberlakuan / enactment Melakukan sesuatu dalam berbagai cara untuk mencerminkan apa yang sudah dipelajari. ❖ Pengulangan informasi.



Selain faktor diatas, terdapat faktor lain yang dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. a) Faktor Internal Usia Banyak penelitian yang menjelaskan bahwa sistem daya ingat memori manusia akan menurun seiring dengan bertambahnya usia manusia. Kemudian, terjadi penurunan Homovanilic acid (HVa) yang berpengaruh terhadap memori manusia secara bertahap dari usia 30 tahun sampai pertengahan 60 tahun, kemudian terjadi penurunan secara tajam.



23



Genetik Salah satu penelitian yang telah dilakukan oleh National Institutes of Health yang menyatakan bahwa pasien yang memiliki gen “met” Brain-derived Neutrophic Factor (BDNF) memiliki fungsi memori episodik yang lebih rendah dibandingkan pasien yang tidak memiliki gen ini. Penelitian lain juga menyatakan bahwa gen Zinc Finger Protein 80A (ZNF80A) berpengaruh terhadap memori episodik dan memori jangka pendek. Jenis Kelamin Perbedaan dalam aspek memori pada pria dan wanita dibuktikan dengan penelitian yang menyatakan pria memiliki kemampuan memori spasial yang lebih baik dan wanita memiliki kemampuan memori verbal dan lokasi objek yang lebih baik. Penelitian dengan menggunakan Magnetic Resonance Imaging (MRI) menyatakan bahwa pria memiliki amigdala dan thalamus yang lebih besar dibandingkan



wanita,



sedangkan



wanita



memiliki



ukuran



hipokampus yang lebih besar dibandingkan pria. Selain hal itu, menurut penelitian yang dilakukan oleh para peneliti lainnya perbedaan memori pada wanita dan pria juga dikarenakan oleh perbedaan hormonal dan kadar HVa yang ditemukan. Kadar HVa yang ditemukan pada wanita jauh lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Hormon Kadar hormon estrogen yang didapat dari penelitian pada wanita menopause mempengaruhi fungsi kognitif, hormon testosteron yang diberikan pada pria usia lanjut oleh suatu penelitian menunjukan dapat meningkatkan fungsi kognitif, hormone kortikosteroid dapat mempengaruhi plastisitas hipokampus dan mempengaruhi memori, hormon tiroid yaitu T3 dan T4 dapat mempengaruhi tingkah laku, intelegensi, dan perkembangan neuron. Kelainan otak



24



Kelainan otak seperti trauma, kelainan cerebrovaskular, infeksi sistem saraf pusat, epilepsi, gangguan metabolik, alkohol, dan intoksikasi logam berat dapat menyebabkan kerusakan otak, sehingga fungsi kognitif dan memori akan sangat terganggu apabila terdapat suatu kelainan pada otak. Gangguan psikologis Stress dapat mengakibatkan gangguan kognitif, sulit konsentrasi, dan gangguan dalam mengorganisir pikiran secara logis. Dengan demikian, ketika seseorang mengalami gangguan psikologis maka akan membuat sistem memori daya ingat manusia juga terganggu. Emosi Kelainan Fisik



b) Faktor Eksternal Nutrisi Apabila terjadi malnutrisi agtau gizi buruk dalam tubuh seseorang, terutama untuk seseorang yang kekurangan protein, maka hal ini dapat menginduksi dan mempengaruhi perubahan baik struktural, neurokimia, dan fungsional pada sistem saraf pusat yang dapat menyebabkan perubahan dalam perkembangan kognitif. Suatu penelitian menyatakan bahwa anak dengan malnutrisi atau gizi buruk menunjukkan hasil yang kurang baik pada tes atensi, memori jangka pendek, dan kemampuan visuospasial. Defisiensi seng menyebabkan gangguan hantaran impuls dan defisiensi besi dapat menyebabkan menurunnya kemampuan belajar. Rangsangan Jenis rangsangan tertentu cenderung lebih menarik perhatian kita daripada jenis rangsangan yang lain. Berikut ini beberapa rangsangan yang mempengaruhi perhatian orang-orang, antara lain: ✓ Pergerakan. Bayangkan Anda telah setuju untuk bertemu dengan beberapa teman di sebuah karnaval. Saat pertama kali



25



melihat teman Anda di keramaian, Anda mungkin melambaikan satu atau kedua tangan dengan cepat untuk mendapatkan perhatian mereka. Benda bergerak lebih cenderung menarik perhatian daripada benda yang tidak bergerak. ✓ Ukuran. Perhatian kita cenderung tertuju kepada objek yang besar, prinsip yang diterapkan penerbit surat kabar. ✓ Intensitas. Rangsangan yang berulang, warna cerah, dan suara keras. Sebagai contoh, saat menarik perhatian, guru sering berbicara lebih keras dari biasanya karena ingin muridnya memperhatikan pelajaran yang disampaikan. Demikian juga produsen mainan menggunakan warna-warna cerah pada mainan yang mereka produksi mengetahui bahwa anak-anak kecil yang sedang melihat-lihat etalase toko akan lebih tertarik pada warna merah dan kuning cerah Kondisi Lingkungan Aktivitas Fisik dan Olahraga yang Dilakukan Olahraga ringan seperti jalan santai, jogging, berenang, dan sebagainya,



apabila



dilakukan



secara



teratur



maka



dapat



meningkatkan daya ingat dapat serta dapat meningkatkan kemampuan otak untuk membangun sel-sel baru. 2.7.6 Faktor Yang Mempengaruhi Seseorang Bisa Mengalami Kelupaan Faktor-faktor seseorang mengalami kelupaan dapat dijelaskan ke dalam 3 teori, yaitu: Faktor Pemudaran Faktor pemudaran menyatakan bahwa informasi yang disimpan terlalu lama akan menghilang dari sistem memori kita dan juga akan memudar dan melemah seiring dengan berjalannya waktu, dengan catatan apabila informasi ini sudah tidak diperlukan kembali.



26



Penelitian yang dijadikan sebagai sebuah bukti bahwa telah terjadi pemudaran informasi yang disimpan adalah penelitian Brown di Inggris yang dilakukan pada tahun 1958 dan penelitian Peterson yang dilakukan di Amerika pada tahun 1959. Hilangnya informasi secara cepat ini disebabkan karena informasi itu mengalami pemudaran oleh karena informasi itu tidak digunakan lagi. Faktor Interferensi Kegiatan itu akan mengganggu/mencampuri (interference) atau menghambat (inhibition) pengingatan informasi yang telah tersimpan. Karena dua macam sebab atau alasan, yaitu: (1) interferensi retroaktif, dimana informasi baru yang masuk mengganggu proses pemunculan kembali informasi yang telah ada, dan (2) interferensi proaktif, dimana informasi lama yang telah ada mengganggu proses pemunculan kembali informasi yang baru masuk. Faktor Kelupaan Karena Ketergantungan Pada Tanda (Cue‐ Dependent Forgetting) Informasi dalam memori jangka‐panjang ada kemungkinan bersifat permanen. Informasi yang masuk dalam memori jangka‐ panjang akan tetap berada disitu selamanya. Hanya saja, kegagalan untuk mendapatkan akses pada informasi di memori jangka‐ panjang bisa saja terjadi, sehingga kita jadi lupa. Kegagalan untuk mendapatkan akses informasi yang telah tersimpan disebabkan tanda‐tanda yang dipakai untuk mendapat‐ kan akses informasi adalah tidak efektif atau tidak tepat. Maka dapat dikatakan, kelupaan adalah masalah kegagalan mengambil kembali informasi yang telah disimpan dalam memori akibat tanda‐tanda yang kurang tepat. 2.7.7 Upaya Yang Dilakukan Untuk Dapat Meningkatkan Daya Ingat Memori Manusia Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan daya ingat sistem memori manusia dapat dilakukan dengan adanya Latihan dan pengalaman. Upaya-upaya yang dilakukan adalah:



27



➢ Mencoba untuk menciptakan emosi positif, karena emosi yang positif akan mempengaruhi kinerja otak untuk terus aktif. ➢ Melakukan klasifikasi atau pengelompokan. ➢ Menciptakan minat dengan mencoba merefleksikan diri dengan bertanya-tanya kepada diri sendiri seperti, “Apa manfaat belajar bagi aku? Bagaimana aku dapat memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari?" ➢ Menemukan gaya belajar yang cocok dan nyaman, entah itu visual, auditori ataupun kinestetik. ➢ Memperhatikan kemampuan dan waktu yang dibutuhkan, serta tempat dan suasana yang nyaman ketika sedang belajar. ➢ Menggunakan musik lembut, contohnya seperti musik klasik yang dapat membantu konsentrasi belajar serta meningkatkan fungsi kognitif otak. ➢ Membuat peta pikiran atau mind-mapping guna membantu mengingat dan memahami materi yang dipelajari. Otak akan lebih mudah untuk mengingat informasi berupa gambar, bentuk-bentuk, dan suara. ➢ Melakukan senam pikiran (Brain Gym) sebelum dan sesudah belajar, seperti meditasi, olahraga tangan, repetisi, dan relaksasi. ➢ Mencoba untuk mencari sumber belajar lain melalui internet, majalah, koran, buku-buku penunjang, dan sebagainya. ➢ Belajar mengatur hal kecil Berdasarkan jurnal “Analysis on Factors of Forgetting and Three Ways for Effective Memory”,



berikut hal-hal yang bisa dilakukan untuk



meningkatkan daya ingat sistem memori. a) Memperhatikan makanan dan pola makan (diet) Di dalam jurnal tersebut disebutkan bahwa diet rendah kalori dan asam lemak tak jenuh menjalankan fungsi untuk meningkatkan system memori dengan baik. Untuk lebih spesifik, diet yang kaya akan asam lemak tak jenuh dapat secara efektif menguatkan



28



kemampuan kognitif seorang tikus. Selain itu, sarapan juga menjadi suatu hal yang penting dalam meningkatkan daya ingat. b) Memperbaiki kualitas tidur. Tidur memegang peran yang penting dalam penggabungan memori, meskipun belum diketahui secara pasti fungsi utama dari tidur. Gangguan-gangguan tidur seperti sleep apnea, sleep attack, dan sleep deprivation terbukti memiliki pengaruh yang buruk pada daya ingat manusia. c) Melakukan aktivitas fisik Aktivitas fisik yang sehat terbukti mampu meningkatkan kemampuan kognitif. Ada studi yang mengatakan bahwa kelompok orang yang melakukan olahraga / aktivitas fisik menunjukkan perkembangan



yang



signifikan



pada



memori



jangka



pendeknya. Lebih lanjutnya disebutkan pada buku “Relationships between physical exercise and cognitive abilities in older adults” oleh C. Smith, Louise; Hartley, Alan A. (1989), di buku itu mengutip perkataan Birren et al., 1980, La Rue & Jarvik, 1982; Spirduso, 1980 bahwa manfaat kardiovaskular yang diperoleh dari olahraga dapat membantu mencegah perubahan degeneratif di otak yang terkait dengan penuaan normal.



29



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Sebagai mahasiswa yang diwajibkan untuk mempelajari dan mengingat banyak informasi penting untuk mengetahui dan memahami sistem memori. Memahami apa pengertian sistem memori, bagaimana sistem tersebut bekerja, jenis-jenis memori, faktor-faktor apa saja yang bisa mengganggu sistem tersebut, faktor-faktor yang dapat menyebabkan kelupaan pada seseorang, dan upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan sistem memori manusia. Sistem memori memiliki pengertian yang beragam, namun dari semua pengertian yang ada esensi sistem memori adalah suatu proses biologi yang melibatkan keseluruhan sistem koordinasi yang dinamis dan berstruktur untuk dapat menerima atau memasukkan (learning), menyimpan (retention) dan menimbulkan kembali (remembering) informasi yang sudah pernah didapat. Pemahaman sistem memori ini sangat penting untuk keberlangsungan kegiatan belajar mahasiswa, sepanjang kegiatan belajar sistem memori yang paling banyak berperan. Sistem memori sendiri bekerja melalui tiga jenis memori, yaitu memori sensori, memori jangka pendek, dan memori jangka panjang. Cara kerja dari memori manusia ini juga berhubungan dengan jenis dari memori manusia. Selain hal itu, mahasiswa juga perlu mengetahui faktor-faktor yang sering menyebabkan mahasiswa melupakan informasi yang diterima adalah pola hidup yang tidak sehat, pemudaran informasi, interferensi, dan juga karena ketergantungan pada tanda. Oleh karena itu, mahasiswa diharapkan dapat memaksimalkan penggunaan dari kapasitas sistem memori yang tidak terbatas ini. 3.2 Saran Untuk menghindari turunnya fungsi dari sistem memori, mahasiswa diharapkan dapat mengetahui lebih dalam terkait cara kerja sistem memori. Mahasiswa juga diharapkan untuk menerapkan pola hidup yang sehat guna memaksimalkan penggunaan sistem memori dan meningkatkan kemampuan kognitif dalam berpikir logis.



30



Mengingat masih banyak kekurangan dari kelompok kami, baik dari diskusi kelompok, penulisan tugas tertulis dan sebagainya. Karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari dosen-dosen yang mengajar sebagai tutor, dan teman-teman angkatan 2022 dan dari berbagai pihak demi kesempurnaan laporan ini.



31



REFERENSI 1. Baddeley, A. (1992). Working memory. Science, 255(5044), 556–559. https://doi.org/10.1126/science.1736359 2. Bhinetty, M. (2008). Struktur dan Proses Memori. Buletin Psikologi Vol 16 No 2. Jurnal Universitas Gadjah Mada 3. Ellis, H., & Hunt, R. R. (1993). Fundamentals of Cognitive Psychology, 5th Edition. Wm C. Brown Communications, Inc, Dubuque: Iowa. 4. Elita, M. R. (2004). Memahami Memori. Media Tor Vol 5 Universitas Islam Bandung, 147-160. 5. Lahey, B. B. (2007). Psychology: an introduction. New York: McGraw-Hill 6. Nofindra, R. (2019). Ingatan, Lupa, dan Transfer dalam Belajar dan Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Rokania Vol IV No 1, 21-34. 7. Omrod Jeanne.E, Human Learning,7 ed., Pearson Education Inc., New Jersey, 2016, p:149-307 8. Passer, M.W., & Smith, R.E. (2007). Psychology: The science of mind and behavior (3rd ed.). New York: McGraw-Hill. 9. PsychologyHub. (2021). Retrieved Agustus 26, 2021, from The Multi-Store Model of Memory: https://www.psychologyhub.co.uk/the-multi-store-model-of-memory/ 10. Pudjono, Marnio. (2015). Teori-Teori Kelupaan. Buletin Psikologi Vol 16 No 2 Jurnal Universitas Gadjah Mada, 89-93. 11. Psychology, 5th Edition. Wm C. Brown Communications, Inc, Dubuque: Iowa. 12. Rathus, S.A. (2007). Psychology: Concepts and Connections. 9th edition. USA: Thomson Wadsworth 13. Reed, S.K. (2007). Cognition: Theory and Application. Seventh Edition. USA: Wadsworth, Inc. 14. Santrock, J. W. (2006). Educational Psychology: Classroom update, preparing for praxis and practice. New York: McGraw-Hill. 15. Santrock, J. W. (2005). Psychology (7th ed). New York: McGraw-Hill. 16. Wade, C dan Tavris, C. 2007. Psikologi Edisi Kesembilan Jilid 2. Jakarta: Erlangga.



32



17. Wahyuni, dkk. (2019). Hubungan Tingkat Thyroid Stimulating Hormone dengan Fungsi Kognitif Vol. 30 No. 4. Jurnal Kedokteran Brawijaya:https://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/article/download/2564 /731 18. Yusdiyanti, Ditha, Hardian, Sumekar, & Ayu, T. (2017). Undergraduate, Faculty of Medicine. Retrieved August 26, 2021, from Pengaruh Brain Training terhadap Memori Diukur dengan Scenery Picture Memory Test: eprints.undip.ac.id/55175/ 19. Zeng, X. (2021). Analysis on Factors of Forgetting and Three Ways for Effective Memory. E3S Web of Conferences 271, 03005. https://www.researchgate.net/publication/352405656_Analysis_on _Factors_of_Forgetting_and_Three_Ways_for_Effective_Memory 20. Zimbardo, Philip and Gerrig, R., Psychology and life, Allyn & Bacon, Boston,2008. P;216-253. www.ablongman.com



33