Bab 5 Perencanaan Pesan Bisnis Klompok 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KOMUNIKASI BISNIS BAB 5 PERENCANAAN PESAN BISNIS Dosen Pengampu: Ni Putu Nita Anggraini, SE, MM



KELOMPOK 1 o Anak Agung Gde Satria Pranaditya



(01)



o Damayanty Dyah Prativi



(02)



o Desak Made Kurnia Rahayu



(03)



FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR 2020/2021



1



DAFTAR ISI



HALAMAN COVER ................................................................................1 DAFTAR ISI ..............................................................................................2 BAB 5 PEMBAHASAN ............................................................................3 5.1 Proses Penyusunan Pesan Bisnis ..............................................3 5.2 Penentuan Tujuan Pesan Bisnis ...............................................4 5.3 Analisis Audiens .........................................................................4 5.4 Penentuan Ide Pokok .................................................................7 5.5 Pemilihan Saluran Dan Media .................................................8 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................11



2



BAB 5 PERENCANAAN PESAN BISNIS 5.1



PROSES PENYUSUNAN PESAN BISNIS



Dalam organisasi bisnis, berbagai kegiatan komunikasi terjadi setiap hari, balk hsan nnaupun tertulis. Mulai dari kegiatan komunikasi yang sangat sederhana sampal pada kegiatan komunikasi yang rumit dan komplcks. Misalnya, membuat memo. merevisi draft surat, mengetik e-mail. membuat laporan, menyiapkan surat tanggapan atas keluhan pelanggan, membuat surat peryanJ1an, dan ialn-laln. Sennua kegiatan komunikasi Itu sahng bersamg untuk memperoleh perhatian penerima. Oleh karena itu, pesan bisms diupayakan selalu lebih menarik dibandingkan yang lain atau lebih baik dibandingkan sebelumnya. Menyusun pesan bisnis yang menarik perhatian, mudah dibaca, dan mudah dipahami memerlukan kreativitas. Namun demikran, tujuan penyusunan pesan bisnis bukanlah agar penerima terpesona akan pengetahuan dan kreativitas pengirim. Pesan bisnis yang dibuat hendaknya tetap bemusat pada penerima dan memiliki tujuan yang Jelas. Agar pesan bisnis efektif, diperlukan pemahaman terhadap proses penyusunan pesan bisnis. Proses penyusunan pesan bisnis bersifat fleksibel. Tidak ada pmses penyusunan pesan bisnis yang terbaik. Walaupun demikian, sejumlah langkah umum dalam menyusun pesan bisnis yang efektif perlu diperhatikan. Pmses penyusunan pesan bisnis umumnya terdiri atas 3 (tiga) tahap sederhana, yaitu: 1. Perencanaan Pesan Dalam tahap ini, ditentukan hal-hal yang mendasar dari suatu pesan yang akan dikomunikasikan. Secara rinci, tahap perencanaan tersebut meliputi:  Penentuan tujuan  Analisis audiens  Penentuan ide pokok  Pemilihan saluran dan media 2. Penyusunan Pesan Setelah tahap perencanaan, selanjutnya ide/gagasan dituangkan ke dalam pesan tertulis. Pengorganisasian dan penyusunan dokumen dimulai dari penyusunan kata-kata, kalimat, paragraf, serta memilih ilustrasi yang akan digunakan untuk mendukung ide/gagasan. Tahap itu meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu:  Mengorganisasikan pesan  Memformulasikan pesan



3



3. Revisi Pesan Pesan yang telah disusun dikaji ulang untuk memastikan apakah ide/ gagasan yang diungkapkan sudah memadai. Pemeriksaan lebih detail juga dilakukan atas format penulisan, tanda baca, dan tata.bahasa. Berbagai kegiatan pada tahap revisi pesan adalah:  Menyunting pesan  Menulis ulang  Mernproduksi pesan  Mencetak



5.2



PENENTUAN TUJUAN BISNIS



Pesan bisnis dapat menciptakan nilai tambah bagi perusahaan. Pesan-pesan yang disampaikan kepada pihak lain hendaknya mampu menjaga dan meningkatkan citra perusahaan. Untuk dapat menciptakan goodwill, setJap pesan bisnis hendaknya memiliki tujuan yang jelas. dapat diukur, dan tidak berlentangan dengan tujuan organisasi. Ada tiga tujuan umum komunikasi bisnis, yaitu ( I ) memberi informasi (infornnning); (2) membujuk atau persuasi (persuading): dan (3) melakukan kerja sama atau kolaborasi (collaborating). Masing-masing tujuan tersebut akan menentukan tingkat partisipasi penerima dan tingkat pengendalian pengirim. Jika hanya bertujuan nnemberikan informasi, akan diperlukan sedikit saja partisipasi komunikan, dan kendali pesan sepenuhnya berada pada komunikator. Pesan yang bersifat persuasif akan memerlukan partisipasi komunikan dan interaksi yang lebih tinggi, serta pengendalian pesan yang tidak sepenuhnya berada pada komunikator. Sementara jika pesan bisnis bertujuan nnenjalin kerja sanna, akan diperlukan partislpasl maksimum dari komunikan dan kendali komunikator terhadap isi pesan yang lebih rendah. Pesan yang dibuat tidak akan ada gunanya apabila gagal mencapai tujuan. Oleh karena itu, tujuan pesan bisnis hendaknya realistis dan tidak bertentangan dengan tujuan perusahaan (organisasi).



5.3



ANALISIS AUDIENS



Setelah tujuan bisa ditetapkan dengan baik. langkah selanjutnya adalah melakukan analisis audiens. Sasaran atau target utama dari setiap komunikasi adalah penerima atau audiens. Oleh karena itu, analisis terhadap audiens sangat perlu dilakukan. audiens dalam studi komunikasi bisa individu ataupun organisasi. Audiens biasanya memiliki pemahaman yang berbedabeda atas pesan yang mereka terima.



4



a. Mengembangkan Profil Audiens Analisis terhadap audiens yang sudah dikenal biasanya relatif lebih mudah dilakukan tanpa harus melalui penelitian yang rumit. Demikian juga, reaksi atas pesan yang dikirim kepada orang yang sudah dikenal pada umumnya bisa diperkirakan. Contoh audiens yang sudah dikenal adalah atasan, rekan sekerja, pelanggan lama, dan pemasok lama. Apabila audiens belum dikenal, maka petunjuk berikut bisa dipergunakan untuk membantu melakukan analisis (Bovee dan Thill, 2003:103).  Analize Siapa pihak penerima pesan?  Understand Bagai na pengetahuan penerima mengenai subjek?  Demographics Berapa umur, jenis kelamin, pendidikan penerima?  Interests Apa yang menarik perhatian peneri ma'?  Environment Apakah penerima bersahabat atau bermusuhan?  Needs Informasi apa yang diperlukan penerima  Customize Bagaimana penyesuaian pesan yang diperlukan'?  Expectation Apa yang diharapkan penerima'? b. Mengenali Penerima Primer Apabila penerima terdiri dan beberapa orang, perlu dikenali orangorang terpenting yang bemengaruh atau bertindak sebagai pengambil keputusan. Biasanya, orang yang berkedudukan tinggi bertindak sebagai pengambil keputusan. Namun, adakalanya justru orang yang berkedudukan rendah yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan tertentu. c. Menetapkan Jumlah dan Komposisi Audiens Jumlah penerima juga memengaruhi pesan bisnis. Menulis pesan bisnis yang ditujukan hanya kepada satu orang akan berbeda dengan pesan bisnis yang ditujukan kepada banyak orang. Gaya penulisan, format, dan bahasa pesan bisnis yang ditujukan kepada orang banyak cenderung lebih formal. d. Mengukur Tingkat Pemahaman Audiens Apabila penerima memiliki latar belakang yang sama dengan pengirim, nnaka pada umunnnya Inereka dianggap memiliki pemahaman yang relatif sama terhadap suatu pesan. Dalam keadaan demikian, pengirim tidak perlu melakukan usaha-usaha tertentu untuk memberikan pennahaman kepada penerima. Namun apabila penerima memiliki latar belakang yang berbeda, maka pengirim harus siap untuk memberikan penjelasan-penjelasan tanpa rasa bosan agar tidak terjadi kekeliruan interpretasi.



5



e. Memperkirakan Reaksi Penerima Cara mengorganisasikan pesan sangat tergantung pada reaksi yang diperkimkan akan dilakukan oleh penerima. Untuk menghindari kritik dan perdebatan, pesan bisnis sebaiknya dilengkapi dengan argumentasi yang didukung dengan bukti-bukti yang cukup dan penjelasan yang memadai, seña diakhiri dengan simpulan dan rekomendasi. f. Memenuhi Kebutuhan Infomasi Audiens Pesan yang baik akan mampu memenuhi semua penanyaan penerima. Memenuhi kebutuhan infbnnasi penerima merupakan salah satu kunci sukses pesan bisnis. Ada lima pedoman yang perlu diperhatikan agar pesan bisnis mampu memenuhi kebutuhan informasi audiens, yaitu: 1. Temukan apa yang ingin diketahui audiens. Tidak semua audiens pandai mengungkapkan apa yang ingin diketahuinya. Cobalah menggali keinginan audiens dengan melakukan pertanyaan ulang yang lebih spesifik untuk menghindari keragu-raguan. 2. Antisipasi pertanyaan yang tidak diungkapkan. Informasi tambahan yang relevan perlu diberikan untuk mengantisipasi kebutuhan informasi yang tidak disadari oleh audiens. Hal itu akan menimbulkan kesan baik karena audiens memperoleh informasi yang lebih luas dari harapannya. 3. Berikan semua infonnasi yang diperlukan oleh audiens. Ujilah kelengkapan pesan yang dikirim dengan berpedoman pada 5 W+ 1 H (Who, What, why, when, where, dan How). 4. Pastikan bahwa informasi yang diberikan akurat. Dalam bisnis, ketepatan informasi harus dipastikan terlebih dahulu sebelum membuat komitmen teñulis. Kaji ulang tanggal, jadwal, asumsi, perhitungan matematika, atau keuangan untuk memastikan keabsahannya. 5. Tekankan gagasan yang paling menarik bagi audiens. Di antara beberapa gagasan yang disampaikan, lakukan penekanan pada gagasan yang paling menarik perhatian audiens. g. Memuaskan Kebutuhan Emosional dan Praktis Audiens Pesan yang bertujuan membujuk dan bekerja sama seringkali gagal mengubah keyakinan atau perilaku audiens. Kegagalan itu bisa disebabkan oleh pesan yang menyajikan informasi yang tidak diperlukan, alasan yang dikemukakan tidak rasional, dan terlalu panjang atau tidak menarik untuk dibaca,



6



Hal penting yang harus diingat bahwa pesan bisnis disampaikan kepada audiens yang juga melakukan kegiatan bisnis dan memiliki pemahaman terhadap masalah bisnis. Mereka pada umumnya sibuk dan tidak memiliki banyak waktu untuk membaca pesan. Di samping itu, auidens pada umumnya enggan melakukan perubahan. Untuk mencapai tujuan komunikasi, diupayakan agar pesan bisnis menggunakan pendekatan emosional audiens, terstruktur, rasional, serta disusun dengan format yang menarik,



5.4



PENENTUAN IDE POKOK Setiap pesan bisnis, baik panjang maupun pendek pasti mengacu pada suatu ide pokok (main idea). Ide pokok biasanya didukung oleh ide-ide lain (supporting idea). Ide pokok merupakan pernyataan tentang suatu topik yang menjelaskan isi dan tujuan topik tersebut sehingga dapat diterima dengan baik oleh audiens. Topik merupakan suatu subjek pesan yang luas. Dengan demikian, ide pokok tidak sama dengan topik. Penentuan ide pokok memerlukan pengalaman dan kreativitas. Ada tiga teknik atau cara yang dapat dipergunakan untuk menentukan ide pokok: 1. Brainstorming Yaitu penentuan ide pokok dengan membiarkan pikiran mencari berbagai kemungkinan ide pokok secara leluasa. Ide yang diperoleh dengan cara tersebut akan lebih bervariatif, baru, dan orisinil. 2. Petunjuk atasan Dalam organisasi yang menganut sistem senioritas, para pelaksana cenderung meminta petunjuk atasan dalam menentukan ide pokok. 3. Kebiasaan Untuk situasi yang relatif sama atau kejadian yang berulang-ulang, biasanya dikembangkan ide pokok tertentu yang relatif sama. Penentuan ide pokok dilakukan berdasarkan kebiasaan. Topik Ide Pokok



: Iuran Anggota Asosiasi : Iuran anggota merupakan sumber dana asosiasi.



Dengan membayar iuran, anggota akan memperoleh beberapa manfaat tambahan, seperti mengikuti seminar tanpa dipungut bayaran lagi, komunikasi antaranggota lebih lancar, memperoleh newsletter gratis, dan bebas menggunakan fasilitas milik asosiasi. Ide pendukung :



Manfaat yang diterima lebih banyak dari uang yang dikeluarkan 7



Pembayaran iuran tidak memberatkan dan merepotkan anggota Setelah ide pokok ditentukan, berikutnya perlu diperhatikan batasan atau cakupan informasi yang menyangkut luas maupun kedalaman. Hal tersebut perlu dilakukan mengingat manusia memiliki keterbatasan dalam menerima informasi, misalnya akibat gangguan dalam menerima informasi atau kurangnya kredibilitas komunikator.



5.5



PEMILIHAN SALURAN DAN MIDEA Pemelihan saluran dan media sangat penting dilakukan dalam perencanaan pesan bisnis yang berpusat pada penerima. Komunikasi yang efktif dan tidak efektif dapat dibedakan melalui pilihan atas saluran dan media komunikasi. Saluran komunikasi terdiri atas saluran komunikasi lisan (oral communication) dan tertulis (written communication). Masing-masinh saluran memiliki beberapa jenis media. Media yang dimaksud di sini adalah alat atau sarana yang digunakan untuk memindahkan pesan dari pengirim kepada penerima. 5.5.1 Saluran Komunikasi Lisan Komunikasi itu antara lain, percakapan antara dua orang secara langsung tatap muka), melalui telepon, wawancara. pidato, seminar. pelatihan, dan presentasi bisnis. Saluran itu disukai karena sederhana. spontan, nyaman, praktis, ekonomis, dan memiliki kemampuan yang lebih tinggi dalam memberikan umpan balik (feedback). Tentu saja tidak semua pesan bisa dengan tepat dikomunikasikan secara lisan. Informasi yang kontroversial dan aktivitas pengambilan keputusan akan terasa sesuai bila menggunakan saluran itu karena reaksi nonverbal penerima mudah diketahui dan komunikator dapat dengan segera mengambil tindakan yang tepat. Kekurangan atau kelemahan saluran itu adalah sifatnya yang spontan sehingga pesan sering tidak dapat direncanakan dan diorganisasikan dengan baik. Di samping itu, pesan lisan yang disampaikan dari orang ke orang akan membuka peluang terjadinya distorsi. Saluran lisan dapat digunakan apabila :  Diperlukan umpan balik secara langsung dari penerima  Pesan relatif sederhana dan mudah dimengerti  Tidak memerlukan catatan permanen  Penerima dapat dikumpulkan dengan mudah dan ekonomis



8



 Ingin mendorong interaksi untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Tipe atau tingkatan komunikasi sangat menentukan tempat dan media yang digunakan. Komunikasi lisan antar pribadi bisa dilakukan di ruang kerja hanya dengan panca indra atau dengan media elektronik, seperti telepon, dan voice email.



5.5.2 Saluran Komunikasi Tertulis Pesan-pesan tertulis dalam bisnis dibuat dalam berbagai bentuk, misalnya surat, memo, proposal, dan laporan. Pilihan kata dalam pesan tertulis dilakukan dengan hati-hati untuk mempertahankan nada sopan dan bersahabat. Pesan-pesan tertulis bisa ditulis tangan atau dengan bantuan media elektronik. Media elektronik yang biasanya kan adalah mesin faks. telegram, dan e-mail. Saluran komunikasi tertulis tepat dipergunakan bila:  Tidak diperlukan umpan balik secara langsung dari penerima  Pesan terinci dan kompleks  Memerlukan perencanaan yang seksama  Memerlukan catatan permanen  Penerima dalam jumlah banyak  Penerima sulit dijangkau karena tersebar secara geogratis  Ingin meminimalkan peluang distorsi Kelebihan dari saluran komunikasi tertulis adalah adanya kesempatan bagi para komunikator untuk merencanakan dan mengendalikan pesan. Kekurangannya adalah umpan balik secara langsung yang tidak bisa diperoleh dalam waktu cepat. Media pada saluran lisan:      



Percakapan tatap muka (pidato, rapat, seminar, konferensi) Telepon, voice mail Radio, televise, computer Pita audio dan video Teleconference Video conference



9



Media pada saluran tertulis:  Surat, memo, laporan, proposal  Electronic mail (e-mail)  Telepon (SMS)  Komputer  Faks  Telegram  Pos biasa dan khusus



5.5.3



Kekayaan Media Kekayaan media adalah nilai dari media dalam situasi komunikasi. Gambar 52 menunjukkan kontinum kekayaan media. Kekayaan ditetapkan oleh kemampuan media untuk menyampaikan pesan dengan memakai lebih dari satu isyarat memudahkan umpan balik. dan menetapkan fokus pribadi (Bovec dan Thill, 2003:31). Komunikasi tatap muka adalah media yang paling kaya karena bersifat pribadi, menyediakan umpan balik verbal dan nonverbal secara langsung, dan menyampaikan emosi di balik pesan. Namun, tatap muka juga merupakan salah satu media yang paling terbatas karena penerima dan pengirim pesan harus berada di satu tempat yang sama saat berkomunikasi. Keterbatasan itu dapat diatasi dengan penggunaan teknologi maju berupa teleconference. Media yang paling kaya digunakan untuk mengirimkan nonrutin yang bersifat kompleks. Media kaya digunakan menyampaikan kepedulian dan memperoleh komitmen. Gunakan yang lebih miskin untuk menyampaikan pesan rutin dan sederhana. paling miskin digunakan apabila umpan balik tidak terlalu penting.



pesan untuk media Media



10



DAFTAR PUSTAKA Dewi, Sutrina. 2007. Komunikasi Bisnis.Yogyakarta: Penerbit Andi



11