Bab I - Pendahuluan [PDF]

  • Author / Uploaded
  • sarid
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I



PENDAHULUAN



TUJUAN PEMBELAJARAN SECARA UMUM Setelah mengikuti perkuliahan , para mahasiswa dapat mengerti dan memahami dasar-dasar statistika TUJUAN PEMBELAJARAN SECARA KHUSUS Setelah membaca dan mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.



A.



Arti statistika dan statistik Alasan mempelajari statistika Manfaat statistika pada penelitian sosial Jenis-jenis Statistika Data-data statistika Pengertian konsep dasar pada proses pengukuran Jenis-jenis skala pengukuran Tipe Skala pengukuran Pengertian populasi dan sampel Maksud dan tujuan penyajian data



PENGERTIAN STATISTIK DAN STATISTIKA Sejak dahulu hingga era globalisasi yang ditandai pesatnya kemajuan ilmu



pengetahuan dan teknologi informasi ini, hampir semua bidang tidak dapat dipisahkan dari statistik. Pada kehidupan sehari-hari kerap kita disuguhi informasi tentang angka kelahiran, angka kesehatan, perkembangan jumlah penduduk, angka produksi dan produktivitas, perkembangan industri tertentu dan banyak lagi lainnya. Umumnya informasi-informasi tersebut berbentuk angka-angka (kuantitatif) yang disusun dalam bentuk tabel dan diagram yang dapat menjelaskan keadaan yang di-informasikannya. Informasi tentang angka-angka / inilah yang dikenal sebagai istilah statistik. Untuk memperoleh informasi angka-angka yang dapat menjelaskan masalah dan kemudian ditarik kesimpulan yang benar, harus melalui tahapan-tahapan tertentu, yang dimulai dari tahap pengumpulan informasi angka (statistik), kemudian tahap pengolahannya dan tahap penarikan kesimpulan dari informasi yang telah diolah tersebut, kesemuanya ini memerlukan suatu metode yang disebut dengan statistika. Pendahuluan - 1



Sebagai bidang studi, statistika menggunakan angka-angka (kuantitatif), karena itu untuk dapat memahaminya kita semua memerlukan pengetahuan dasar tentang ilmu matematika. Sedangkan sebagai suatu metode, statistika merupakan ilmu dalam penarikan kesimpulan umum berdasarkan data kuantitatif yang terbatas. Bila ditinjau dari sisi tahapan-tahapan yang harus dilalui sebagaimana tersebut diatas, Statistika dapat diartikan sebagai metode untuk mengumpulkan, mengolah, meyajikan, melakukan analisis dan interpretasi data dalam bentuk angka-angka. B.



ALASAN MEMPELAJARI STATISTIKA Kusharianingsih MS, dan kawan kawan didalam buku materi pokok Pengantar



Statistik Sosial (UT-2001) mengatakan bahwa terdapat dua alasan mempelajari pemanfaatan statistika sebagai alat bantu, yaitu: 1.



Statistika memberikan pengetahuan dan kemampuan kepada seseorang untuk melakukan evaluasi terhadap data, sehingga dengan pengetahuan statistika seseorang dapat menerima, meragukan bahkan menolak kebenaran atau keberlakuan suatu data.



2.



Bagi mahasiswa ilmu-ilmu sosial, statistika amat bermanfaat bagi dunia kerja kelak. Bidang pekerjaan yang berkaitan degan ilmu-ilmu sosial akan menuntut anda mampu melakukan antara lain : a.



Membuat interpretasi dari temuan survei atau suatu data statistik



b.



Menerapkan



metode-metode



analisis



dalam



menyusun



penarikan



kesimpulan (inferensi) c.



Memberikan gambaran karakteristik dari unit analsis suatu penelitian baik individu, kelompok maupun organisasi.



d. C.



Menyusun laporan-laporan berdasarkan analisis statistik.



PEMANFAATAN STATISTIKA DALAM PENELITIAN SOSIAL Berkaitan dengan alasan mempelajari statistika, bahwa pemanfaatan statistika



oleh Peneliti Sosial digunakan untuk 4 (empat) keperluan, yaitu : 1.



Statistika digunakan untuk menyusun, meringkas atau menyederhanakan data.



2.



Statistika digunakan untuk membantu peneliti dalam merancang (merencanakan) kegiatan survei atau eksperimen dengan biaya yang efisiensi dalam hal mendapatkan informasi dalam jumlah tertentu.



Pendahuluan - 2



3.



Dengan pengetahuan mengenai statistika, peneliti dapat menetapkan metode yang terbaik dalam penarikan kesimpulan (inferensi) sesuai dengan teknik penarikan sampel tertentu.



4.



Statistik digunakan untuk mengukur baik tidaknya (goodness) dari sebuah inferensi (penarikan kesimpulan).



D.



JENIS-JENIS STATISTIKA Didalam ilmu-ilmu sosial, statistika dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yakni,



statistika deskriptif atau disebut statistika deduktif dan statistik inferensia atau disebut juga statistika induktif ,yang masing-masing didefinisikan sebagai berikut : 1.



Statistika deskriptif (statistika deduktif), adalah metode-metode statistik yang digunakan untuk menggambarkan data-data yang telah dikumpulkan tanpa penarikan kesimpulan.



2.



Statistika inerensia (statistika induktif), adalah metode-metode statistik yang digunakan untuk mengetahui tentang sebuah populasi berdasarkan suatu sampel (berdasarkan sampel yang dianalisis maka dapat menarik kesimpulan tentang populasi)



E.



DATA STATISTIK Data dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang diketahui yaitu berupa fakta yang



masih mentah yang perlu diolah untuk diketahui kebenarannya. Data dapat dikelompokan menjadi 2 (dua) tipe dasar, yaitu : 1.



Data kuantitatif Data ini berbentuk bilangan atau angka atau numerik, yang dapat dibedakan lagi menjadi data : a.



Data diskrit, yaitu data yang berupa hasil menghitung atau membilang atau dengan kata lain hasil dari pencacahan. Contoh data diskrit : Banyaknya mahasiswa STIEPAN yang hadir dalam kuliah umum ; banyaknya kendaraan roda dua yang parkir dihalaman kampus ; banyaknya telur dikeranjang; jumlah penduduk yang ada di kota Balikpapan, dan lain sebagainya.



b.



Data kontinyu, yaitu data yang berupa hasil pengukuran. Contoh data kontinyu : Berat badan mahasiswa STIEPAN ; waktu tempuh mahasiswa dari rumah kekampus ; jarak Samarinda-Balikpapan ; Suhu diwaktu tengah malam dan suhu diwaktu tengah hari, dan lain sebagainya. Pendahuluan - 3



2.



Data Kualitatif Yaitu data yang berupa lambang atau atribut atau simbol yang menyatakan sifat atau kualitas dari sesuatu yang disajikan. Contoh data kualitatif : Jenis kelamin (pria dan wanita) ; jenis kendaraan (kendaraan roda dua, roda tiga, roda empat dst); Jenis buah-buahan (manis, asam dan pahit) dan sebagainya. Ditinjau dari cara memperoleh data atau mendapatkan data, maka data dapat



dibedakan atas 2 sumber data: 1.



Data primer Yaitu data yang diperoleh dari sumber nya secara langsung yaitu dari obyek yang diteliti yang sifatnya masih murni karena belum mengalami pengolahan lebih lanjut atau belum mengalami modifikasi.



2.



Data sekunder Yaitu data yang diperoleh tidak langsung dari sumber (obek yang diteliti) yang biasanya sudah mengalami pengolahan lebih lanjut, misalnya data dokumenter yang bersumber dari orang lain yang memilikinya.



Adapun cara (metode) yang dipergunakan peneliti untuk mengumpulkan data, antara lain dengan melakukan pengamatan ; ujian (test); melalui angket ; wawancara ; dokumentasi dan lainnya. Para peneliti dapat menggunakan salah satu lebih cara tersebut tergantung dari masalah yang dihadapi. Sedangkan instrument atau alat bantu dalam mengumpulkan data yang dianggap sesuai dengan metode tersebut diatas antara lain : Tabel 1 Metode dan Instrumen Pengumpulan Data



Pendahuluan - 4



Cara (Metode)



Jenis Instrumen Yang Di gunakan



Angket (questionnaire)



1 Angket (questionnaire) 2 Check List (Daftar pencocokan)



Wawancara (interview)



1 Pedoman wawancara 2 Check List (Daftar pencocokan)



Pengamatan atau Obesrvasi (Observation)



1 2 3 4



Ujian atau test



1 Soal ujian (soal test) 2 Inventory



Dokumentasi



1 Check List (Daftar pencocokan) 2 Tabel



Lembar pengamatan Panduan pengamatan Panduan observasi (observation sheet atau observation schedule) Check List (Daftar pencocokan)



Sumber : Suharsimi Arikunto (1995:135)



Instrumen pengumpulan data yang cocok dan tepat akan menghasilkan perolehan data yang baik untuk uji hipotesis penelitian, karena data yang diperoleh tersebut akan dijadikan landasan dalam pengambilan kesimpulan penelitian. F.



PENGERTIAN KONSEP-KONSEP DASAR DALAM PROSES PENGUKURAN Perhatian para peneliti akan tertuju kepada konsep-konsep dasar dalam proses



pengukuran seperti konstanta dan variabel, yang dapat dibedakan sebagai berikut : 1.



Konstanta, merupakan konsep yang mewakili gejala yang tidak bervariasi, misalnya tipe ideal keluarga, tipe ideal birokrasi dan sebagainya.



2.



Variabel, merupakan konsep yang mewakili serangkaian nilai, ukuran atau jumlah. Misalnya pengukuran kepadatan penduduk di Balikpapan, pengukuran tinggi badan mahasiswa STIEPAN dan lain sebagainya.



Variabel merupakan gejala yang menjadi perhatian para peneliti untuk diamati. Dalam mengamati gejala yang bervariasi (variabela), statistika dapat diandalkan menjadi alat bantu dalam menyajikan data yang terkumpul dan merumuskan teknik yang sesuai untuk menyusun kesimpulan. Variabel dapat dibedakan dalam 2 Jenis yaitu 1.



Variabel Kuantitatif, yaitu variabel yang hasil pengamatannya bervariasi dalam hal jumlah (derajat) pada setiap penelitian yang dilakukan. Contoh variabel kuantitatif : Variabel umur, variabel berat dan tinggi badan, variabel tingkat kesehatan, variabel jarak tempuh suatu jalan, dan sebagainya.



2.



Variabel kualitatif, yaitu variabel yang hasil pengamatannya bervariasi dalam jenis bukan derajat (jumlah) pada penelitian yang dilakukan. Pendahuluan - 5



Contoh variabel kualitatif : Variabel jenis kelamin, status perkawinan, variabel rasa buah dan sebagainya. Variabel ini tidak bisa “di-angka-kan” artinya pemberian simbol angka pada kategori variabel ini hanya untuk keperluan identifikasi, Misalnya pemberian angka 1 pada kategori “pria” dan angkat 2 pada kategori “wanita”, hal ini dilakukan untuk tujuan membedakan kategori yang ada Variabel kuantitatif dapat dibedakan lagi menjadi 1.



Variabel Diskret Adalah variabel kuantitatif dengan jumlah nilai (kategori) yang dapat dihitung (merupakan bilangan bulat), misalnya jumlah anak dalam satu keluarga, jumlah penduduk wajib pajak dalam satu tahun, jumlah mahasiswa STIEPAN semester III dan V, jumlah ternak yang terserang penyakit H2N1 dalam triwulan pertama tahun 2012 dan sebagainya.



2.



Variabel kontinu Adalah variabel kuantitatif dimana hasil pengamatannya dapat merupakan salah satu dari sejumlah (yang tidak terhingga) suatu garis interval. Kategori pada variabel kontinu dapat merupakan nilai (bilangan) pecahan maupun nilai (bilangan) bulat, contohnya variabel waktu tempuh, variabel umur, variabel jarak tempuh. Dalam praktek sering kali variabel kontinu diperlakukan sebagai variabel diskret misalnya variabel umur, yang satuan unitnya (hari, bulan, tahun,abad) sebenarnya adalah variabel kontinu.



Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain, maka variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi : 1.



Variabel Independen Dalam bahasa Indonesianya disebut sebagai variabel bebas, yaitu variabel yang menjadikan sebab berubahnya variabel dependen (variabel terikat), dengan kata lain variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen.



2.



Variabel Dependen Dalam bahasa Indonesianya disebut sebagai variabel terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi variabel independen (variabel bebas).



Dengan demikian antara variable independen dan dependen selalu berpasangan atau masing-masing tidak berdiri sendiri, contohnya :



Pendahuluan - 6



1.



Kepemimpinan dan Produktivitas Kepemimpinan



=



Variabel independen (bebas)



Produktivitas



=



Variabel dependen (terikat)



Semakin baik cara kepemimpinan seorang manajer maka semakin tinggi tingkat produktivitas perusahaan yang dijalankannya. Atau sebaliknya semakin buruk cara kepemimpinan seorang manajer semakin terpuruk pula tingkat produktivitas perusahaan yang dijalankannya 2.



Kekayaan dan menabung Menabung



=



Variabel Independen



Kekayaan



=



Variabel dependen



Semakin tinggi intensitas menabung seseorang maka akan membuat dia menjadi kaya, begitu pula sebaliknya 3.



Jumlah penduduk dan program Keluarga Berencana (KB) Program KB



= Variabel independen



Jumlah penduduk = Variabel dependen Terealisasi atau tidaknya program keluarga berencana, akan terlihat dari perkembangan jumlah penduduk lima tahun kedepan. G.



SKALA PENGUKURAN Tidak semua variabel dapat diukur dengan skala pengukuran yang sama. Terdapat



4 (empat) jenis skala pengukuran, yaitu : 1.



Skala Nominal Yaitu skala yang disusun menurut jenis (kategorinya) bersifat kualtatif dilakukan berdasarkan nama. Fungsi bilangannya hanya sebagai simbol yang membedakan sebuah karakteristik dengan karakteristik lainnya. Adapun ciri-ciri skala nominal antara lain : a. Perhitungan tidak dijumpai bilangan pecahan. b. Angka yang tertera hanya label saja (tidak memiliki makana apa-apa) c. Tidak mengenal urutan (ranking) d. Angka atau simbol hanya untuk memudahkan analisis dan penggambaran karakteristik data. Singkatnya bahwa skala nominal hanya mempunyai sifat membedakan Pendahuluan - 7



Contoh skala nominal : a. Alasan utama pindah tempat tinggal : pekerjaan = 1 ; pendidikan =2 ; perkawinan = 3 ; alasan lain = 4 b. Agama yang dianut : Islam = 1 ; Kristen = 2 ; Hindu = 3 ; Budha = 4 c. Merek mobil ; Daihatsu = 1 ; Toyota = 2 ; Nisan ; Honda = 3 : Suzuki = 4 d. Suku daerah : Jawa =1 ; Lampung = 2 ; Bali = 3 ; Sunda = 4 ; Batak = 5 e. Jenis kulit ; f.



Kuning = 1 ; Putih = 2 ; Sawo Matang = 3 ; Hitam = 4



Jenis kelamin : Laki-laki = 1 ; Perempuan = 2



g. Pendidikan terakhir : SD = 1 ; SMP = 2 ; SMU = 3 ; Perguruan Tinggi = 4 h. Dan lain sebagainya 2.



Skala Ordinal Adalah skala yang memiliki sifat yang sama dengan nominal namun juga memiliki karakteristik dimana data atau kasus disusun berdasarkan urutan (ranking) atau tingkat tertentu . Contoh Skala Ordinal : a.



Mengukur tingkat kepuasan : 1 = Sangat tidak puas ; 2 = Tidak puas ; 3 = Cukup puas ; 4 = Puas ; 5 = Sangat Puas.



b.



Mengukur gaji pegawai ; Eselon 1 = 7 Juta ; Eselon 2 = 5 Juta; Eselon 3 = 4 juta ; Eselon 2 = 2 Juta



c.



Jenjang Pendidikan ; 1 = SD ; 2 = SMP ; 3 = SMU ; 4 ; Perguruan Tinggi



d.



Mengukur urutan klasmen 3 besar Liga Super Indonesia tahun 2011-2012 : 1 = Sriwijaya FC ; 2 = Persipura Jaya Pura ; 3 = Persela Lamongan



e.



Dan lain sebagainya



Ringkasnya, skala ordinal mempunyai sifat yang membedakan dan mengurutkan 3.



Skala Interval. Skala interval mempunyai sifat membedakan, mengurutkan, jarak antar nilai bernilai tetap dan mempunyai nilai nol yang tidak mutlak. Contoh Skala Interval a.



Nilai waktu ; Tahun, bulan, hari, jam, menit dan detik Perbedaan interval tahun 2012 dengan 2011 akan sama dengan tahun 2011 dengan 2010, yaitu sama-sama 1 tahun. Pendahuluan - 8



b.



Nilai atau skor perguruan tinggi ; A, B, C, D, E Bila memperlihatkan Interval (Jarak) untuk Indeks Prestasi (IP) huruf A=4, B=3, C=2, D=1 dan E=0, maka nilai intervalnya



c.



-



A dengan B



4–3 =1



-



B dengan E



3–0 =3



-



A dengan D



4– 1=3



-



B dengan C



3 – 2 = 1 dan seterusnya



Suhu ruangan : dimana perbedaan jarak antara kategori (skala) 30 0 dan 250 Celcius sama dengan jarak antara skala 5 0 dan 00 Celcius, dalam hal ini tidak hanya bisa kita katakan bahwa hari ini lebih dingin dari hari kemarin, akan tetapi kita bisa katakan bahwa hari ini lebih dingin 5 0 Celcius dari kemarin



4.



Skala Ratio Skala Rasio, mempunyai ciri yang membedakan, mengurutkan, jarak antar nilai sama (bernilai tetap), namun skala ini mempunyai nilai nol yang mutlak. Contoh



H.



a.



Kita membandingkan jarak tempuh antara kota Jakarta dan Bogor yang berjarak 60 Km, dengan kota Jakarta dan bandung yang berjarak 180 Km, dalam hal ini selain kita dapat mengatakan bahwa perbedaan jarak tempuh Jakarta dan Bandung dengan Jakarta dan Bogor adalah 120 Km, maka dapat pula kita mengatakan bahwa Jarak tempuh Jakarta dan Bandung adalah 3 X jarak tempuh Jakarta dan Bogor, atau Jarak Jakarta dan Bpgor 1 : 3 dengan jarak Jakarta dan Bandung



b.



Umur si A 40 tahun sedangkan si B 20 tahun, kita mengatakan bahwa umur si A 2 kali umur si B atau umur si B 1 : 2 umur si A.



c.



Rata-rata pohon kelapa mempunyai ketinggian 2 kali pohon mangga dan lain sebagainya.



TIPE SKALA PENGUKURAN Para ahli sosiologi telah membedakan dua tipe skala pengukuran yang dibedakan



berdasarkan gejala sosial yang ada, yaitu : 1.



Skala yang mengukur perilaku susila dan kepribadian. Termasuk tipe ini adalah : test karakter, skala partisipasi sosial, skala sikap, skala moral .



Pendahuluan - 9



2.



Skala yang mengukur berbagai aspek budaya dan lingkungan sosial. Yang termasuk tipe ini adalah : Skala kemasyarakatan, skala kondisi rumah tangga Skala mengukur status sosial dan ekonomi, lembaga-lembaga swadaya masyarakat.



Pada BAB III, akan dibahas lebih rinci mengenai tipe skala pengukuran ini, berikut contoh-contohnya yang memungkinkan para mahasiswa dapat mencobanya dalam melakukan tugas akhir baik berupa tesis, skripsi maupun karya tulis ilmiah. I.



POPULASI DAN SAMPEL Terhadap istilah populasi, kebanyakan orang memandangnya sebagai sesuatu



(objek atau subjek) yang berjumlah sangat besar dan sulit untuk diperkirakan atau diteliti. Bagi para peneliti sosial, penelitian dengan menggunakan data populasi bukan tidak mungkin dilakukan, namun dengan alasan data yang harus dikumpulkan sangat besar dan memakan biaya dan waktu yang besar pula, maka penelitian terhadap data populasi secara langsung jarang dilakukan. Untuk mengatasi kendala tersebut para peneliti mempergunakan dengan menarik sebagian data populasi untuk dipergunakan di dalam penelitiannya. Pengambilan sebagian data dari populasi itu dikenal sebagai pengambilan sampel. Kebanyakan penelitian mempergunakan sampel yang bersifat representatif artinya apa yang digambarkan sampel adalah gambaran atau refleksi dari populasinya, Dengan demikian secara singkat populasi dapat didefinisikan sebagai keseluruhan objek atau subjek yang akan diteliti, sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah atau karakteristik dari populasinya. Khusus untuk sampel pembahasan detailnya ada pada BAB II, khususnya teknik penarikan sampel (teknik sampling). DR. Riduwan MBA (2009:6) ada 2 (dua) jenis populasi, yaitu populasi terbatas dan populasi tak terbatas (tak terhingga) : 1.



Populasi Terbatas Populasi terbatas adalah populasi yang mempunyai sumber data yang jelas batasnya secara kuantitatif dan dapat dihitung jumlahnya. Contoh : a.



Jumlah penduduk kota Jakarta 10.000.000 jiwa



b.



Jumlah 1500 prajurit TNI ditugaskan di Timur Tengah dalam misi PBB.



c.



Jumlah 350 mahasiswa mendapat beasiswa program JPS di Kalimantan Timur.



2.



Populasi tak terbatas (tak terhingga) Pendahuluan - 10



Yaitu populasi yang sumber datanya tidak dapat ditentukan batas-batasannya sehingga relatif sulit dinyatakan dalam bentuk jumlah (kuantitatif). Contoh : a.



Penelitian terhadap jumlah barel minyak yang terkandung dibumi Kalimantan Timur.



b.



Penelitian terhadap berapa liter air laut yang pasang dan yang surut pada saat bulan purnama.



c.



Penelitian terhadap kandungan batu bara di Tanjung Enim sumatera selatan.



Sedangkan berdasarkan sifatnya populasi dapat digolongkan menjadi populasi homogen dan populasi heterogen. 1.



Populasi Homogen Adalah sumber data yang unsur-unsurnya memiliki sifat yang sama (seragam) sehingga tidak terdapat masalah kuantitatif. Contohnya , populasi masayarkat balikpapan yang suka bubur ayam (dalam hal ini mempunyai keseragaman dalam hal makan bubur ayam)



2.



Populasi Heterogen. Adalah sumber data yang unsur-unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi (tidak sama satu dengan yang lainnya) sehingga perlu ditentukan batasbatasnya secara kuantitatif maupun kualitatif. Contohnya : Jumlah berat (ton) ikan yang terdapat di pemancingan Balikpapan tahun 2011 Kesulitannya adalah terdapat banyak jenis ikan (tidak seragam) dan ini perlu dijelaskan jenis ikannya/ kualitatif/atributnya misalnya : jenis ikan nila, ikan mas, ikan patin, ikan bawal darat dan lain-lain. Selain itu variasi kuantitatif (jumlah) dari sekian jenis ikan tersebut perlu juga disampaikan, misalnya ikan nila ada 1000 ton; ikan mas 2000 ton; ikan patin 4000 ton dan sebagainya.



J.



PENYAJIAN DATA Data yang telah diperoleh baik melalui observasi, wawancara, questioner (angket)



maupun dokumentasi yang akan digunakan, baik untuk keperluan laporan, analisis ataupun sekedar informasi



haruslah disajikan secara baik, jelas , lengkap



dan



komunikatif. Adapun penyajian data statistik yang paling sering digunakan para peneliti karena sifatnya komunikatif antara lain, berbentuk tabel, grafik, diagram, ukuran pemusatan, ukuran penyebaran dan simpangan baku.



Pendahuluan - 11



Penyajian data yang rinci akan dibahas pada bab-bab selanjutnya, yang memungkinkan para mahasiswa ilmu-ilmu sosial dapat lebih memahami setelah melakukan pembelajaran dan menjawab soal-soal latihan.



SOAL-SOAL LATIHAN 1.



Jelaskan yang membedakan istilah statistik dengan statistika !



2.



Informasi apa saja yang pernah anda ketahui tentang statistik dimedia-media cetak? Sebutkan satu persatu !



3.



Jelaskan alasan yang paling cocok mengapa mahasiswa perlu mempelajari statistika!



4.



Sebutkanlah pemanfaatan statistika dalam penelitian sosial !



5.



Jelaskan devinisi statistika deduktif dan statistika induktif !



6.



Apa yang dimaksud dengan data, data kuantitatif dan data kualitatif ?



7.



Cara memperoleh data dapat dibedakan dari sumbernya, sebutkan data yang dimaksud !



8.



Jelaskan yang dimaksud dengan konstanta dan variabel



9.



Apa yang dimaksud dengan variabel kuantitatif dan variabel kualitatif?



10. Variabel diskrit dan variabel kontinu termasuk kedalam variabel? Berikan definisi kedua variabel tersebut ! 11. Berdasarkan keterkaitan atau hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya, maka variabel dapat dibedakan menjadi 2 bagian, sebutkan dan jelaskan !



Pendahuluan - 12



12. Berikan contoh minimal 8 buah yang menyangkut hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ! 13. Sebutkan 4 jenis skala pengukuran, jelaskan ! 14. Tuliskan devinisi populasi dan devinisi sampel ! 15. Apa yang dimaksud dengan populasi terbatas dan populasi tidak terbatas? Pesan : Inisiatif mencoba mempelajari sendiri pokok bahasan dan mengerjakan soal tanpa diperintah, merupakan partisipasi mahasiswa dalam mencapai keberhasilan proses ajar mengajar di perguruan tinggi.



DAFTAR PUSTAKA Danang



Sunyoto,



“Ringkasan



Statistik



Deskriptif,



Teori,



Soal



dan



Penyelesaian”: Hanindita, Yoyakarta, 2002. Furqon, Statistik Terapan Untuk Penelitian: Alfabeta, Bandung, 2009. Hotman Simbolon, Statistika: Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009. Kusharianingsih Candrawita, Benri Sjach, Bambang Prasetyo, Enny Febriana, Pengantar Statistik Sosial: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta, 2001. Nining Martiningtyas, “Teori, Soal dan Pembahasan Statistika”, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2011. Riduwan, Pengantar Statistik Sosial: Alfabeta, Bandung 2009. Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian: Alfabeta, Bandung, 1999.



Pendahuluan - 13



Pendahuluan - 14