12 0 112 KB
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Luas Lantai Luas lantai produksi digunakan untuk mengetahui luas lahan yang akan
digunakan dalam perencanaan tata letak fasilitas dan perusahaan yang akan didirikan. Perhitungan luas lantai produksi dimulai dari luas kebutuhan lahan sampai perkantoran dengan memperhatikan segala fasilitas pendukungnya. Dalam melakukan suatu perencanaan tata letak fasilitas dan pemindahan bahan dibutuhkan beberapa kebutuhan luas lantai untuk kegiatan produksi pabrik yang akan didirikan, serta fasilitas-fasilitas pendukung lainnya, dengan demikian perlu dihitung berapa luas lantai yang disiapkan, terutama untuk kegiatan bagian produksi. Perhitungan luas lantai ini didasarkan pada bahan baku yang akan disiapkan. Berdasarkan hal tersebut maka akan didapat luas lantai receiving (gudang bahan baku) model tumpukan dan rak. Tumpukan digunakan untuk material yang rata-rata mempunyai dimensi yang besar sehingga tidak memungkinkan untuk dimasukan ke dalam suatu wadah atau tempat tertentu. Sedangkan untuk material yang menggunakan model penyimpanan menggunakan rak, digunakan untuk material yang berdimensi kecil. Menurut Apple (1990) penentuan ruangan yang dibutuhkan untuk kegiatan pengiriman berkaitan erat dengan kegiatan penerimaan, karenanya kebutuhan ruangan dapat ditentukan dengan mengacu pada informasi terdahulu pada penerimaan dengan menyesuaikannya sesuai dengan kebutuhan untuk mengatasi perbedaan antara keduanya, sejauh prosedur penentuan berkaitan. Tujuan menghitung luas lantai adalah untuk memperkirakan kebutuhan luas lantai bagian produksi. Kegunaan luas lantai adalah saat digunakan dalam membantu untuk perhitungan Ongkos Material Handling (OMH) antar departemen, sesuai dengan luas lantai hasil perhitungan
2.2
Luas Lantai Bahan Luas lantai bahan baku merupakan luas lantai yang dibutuhkan untuk
menyimpan bahan baku untuk pembuatan produk. Luas lantai bahan baku memiliki dua model, yaitu luas lantai gudang bahan baku model tumpukkan dan luas lantai gudang bahan baku model rak. 2.3
Gudang Bahan Baku Model Tumpukan Perhitungan luas lantai bahan baku model tumpukan menggunakan data
komponen utama, hal ini dikarenakan komponen-komponen utama memiliki dimensi yang panjang dan lebar atau dengan kata lain mempunyai ukuran yang besar sehingga tidak memungkinkan untuk menggunakan model rak. Luas lantai bahan baku model tumpukan menggunakan data dari routing sheet. Data-data untuk perhitungan luas lantai gudang bahan baku model tumpukan yaitu nomor komponen, nama komponen, tipe material, ukuran terima material, volume material, produksi/hari, tinggi tumpukan (1 m), dan kelonggaran sebesar 200%. Langkah-langkah perhitungan luas lantai model tumpukan adalah: a. Menentukan potongan per-material (berapa banyak material diterima atau dibeli dapat dipotong-potong sesuai dengan ukuran bahan baku yang akan dibuat). b.
Menentukan material per jam, yaitu material yang harus disediakan dalam satu
jam produksi. c.
Menentukan material per satu periode, yaitu menentukan material dalam satu
periode. Penentuan periode didasarkan pada periode penerimaan bahan/material, kapasitas maksimum dari lahan (jika terbatas) dan karakteristik material. d.
Menentukan material per unit, yaitu material yang akan diterima untuk
disimpan di gudang. e.
Menentukan volume kebutuhan, yaitu volume keseluruhan dari material yang
akan disimpan di gudang untuk satu periode. f.
Menentukan luas lantai, yaitu lahan yang akan diperlukan berdasarkan volume
hasil perhitungan, setelah ditumpuk sesuai tinggi maksimum tumpukan yang diijinkan dan cara penumpukan yang dilakukan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan tinggi tumpukan adalah karakteristik material, alat angkut atau cara pengangkutan dan keamanan.
g.
Menentukan kelonggaran, yaitu kelonggaran yang diberikan untuk penanganan
bahan. Penentuan besarnya kelonggaran didasarkan pada alat angkut, cara pengangkutan, cara penumpukan dan ukuran material. h.
Menentukan total luas lantai, yaitu kebutuhan gudang bahan baku model
tumpukan setelah ditambah kelonggaran.
No.
Nama
Komp.
Komponen
(1)
(2)
Ukuran (cm)
Luas
Tipe P (3)
L
(4)
T
D
(m2) (5)
Produk /
Luas
Tinggi
Luas
Minggu
Total (m³)
Tumpukan (m)
Lantai (m²)
200%
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Allowance
Di bawah ini adalah keterangan dari tabel a. Kolom 1,2,3,4
: Diketahui (komponen utama saja)
b. Kolom 5
: Perhitungan sesuai rumus volume (kolom 4) Contoh perhitungan Volume = 0,72 x 0,06 x 0,04 = 0,001728 m3
c. Kolom 6
: Berdasarkan routing sheet pada bahan disiapkan untuk
masing-masing komponen utama, diambil nilai paling atas dari setiap komponen utama yang dibulatkan dan dikalikan 5 d. Kolom 7
: Hasil perkalian dari kolom 5 dengan kolom 6 Contoh perhitungan Volume Total = 0,001728 x 620 = 1,07136 m3
e. Kolom 8
: Ditentukan sebesar 1 meter.
f. Kolom 9
: Hasil pembagian dari kolom (7) dengan kolom (8). Contoh perhitungan Luas Lantai = 1,07136 / 1 = 1,07136 m3
g. Kolom 10
: Hasil perkalian kolom 9 dengan allowance sebesar 200%. Contoh perhitungan Allow.200%. = 1,07136 x 200% = 2,14272 m3
h. Kolom 11
: Hasil dari penjumlahan kolom 9 dengan kolom 10
Total Luas (m²) (11)
Contoh perhitungan Total Luas = 1,07136 + 2,14272 = 3,21408 m3 Pembuatan tabel Luas Lantai Bahan Baku Model Tumpukan mengacu pada tabel komponen utama dan routing sheet, serta gambar OPC produk. Perhitungan volume menggunakan rumus balok karena semua komponen yang digunakan berbentuk balok. Pengisian pada kolom produk/minggu diperoleh dari routing sheet, yaitu jumlah bahan yang harus disiapkan, pada baris paling pertama dari proses-proses yang dikenakan pada komponen sebelum dirakit per komponen. Namun, perhitungan dikalikan dengan 5 karena ingin dicari jumlah produk/minggu, sedangkan pada routing sheet adalah per hari. Tinggi tumpukan ditentukan setinggi 1 meter dengan alasan menjaga kualitas bahan dari beban tumpukan yang terlalu banyak, serta mempermudah operator menjangkau tumpukan (tidak terlalu tinggi). Allowance 200% adalah kelonggaran pada luas lantai yang digunakan untuk berjaga-jaga adanya proses pemindahan barang dalam gudang itu sendiri (pergerakan bahan lebih mudah dengan adanya tambahan ruang kosong). 2.4
Gudang Bahan Baku Model Rak Perhitungan luas lantai bahan baku model rak menggunakan data komponen
tambahan, hal ini dikarenakan komponen-komponen tersebut memiliki dimensi atau ukuran yang kecil. Jika penempatan menggunakan model rak, maka dapat memudahkan pekerja atau operator pada saat mengambil bahan baku tersebut dan kemungkinan besar bahan baku tersebut tidak bercampur dengan komponenkomponen tambahan lainnya. Luas lantai bahan baku model rak juga menggunakan data dari routing sheet. Langkah-langkah perhitungan luas lantai model rak ini adalah: a.
Menentukan unit per jam, yaitu kebutuhan kemasan (material dalam satu jam
produksi. b.
Menentukan material per satu periode, yaitu jumlah kemasan (material dalam
satu periode produksi). c.
Menentukan volume per material.
d.
Menentukan volume kebutuhan, yaitu volume keseluruhan dari material yang
akan disimpan digudang untuk satu periode.
e.
Menentukan luas lantai, yaitu lahan yang akan diperlukan berdasarkan
kebutuhan hasil perhitungan, setelah disimpan dalam rak sesuai dengan tinggi dan lebar maksimum dari rak serta cara penyimpanan di dalam rak, tinggi maksimum tumpukan yang diijinkan dan cara penumpukkan yang dilakukan. f.
Menentukan kelonggaran, yaitu kelonggaran yang diberikan untuk
penanganan bahan. Penentuan besarnya kelonggaran didasarkan pada alat angkut, cara pengangkutan, cara penumpukkan dan dimensi atau ukuran material. g.
Menentukan total luas lantai, yaitu kebutuhan gudang baku bahan model rak
setelah ditambah kelonggaran. Tabel perhitungan luas lantai gudang bahan baku model rak ditunjukan pada Ukuran (cm)
No.
Nama
Vol
Komp.
Komponen
Assy
P
(1)
(2)
(3)
(4)
L
T
Produk /
Unit D
Tersedia (5)
hari (6)
Unit/
Volume/
Volume/
Luas
hari
4 Minggu
Material (m³)
Unit (m³)
Lantai (m²)
200%
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
Unit/
Allowance
Total
Di bawah ini adalah keterangan dari Tabel 3.4: a. Kolom 1,2 , 3, 4, 5
: Diketahui (komponen tambahan saja)
b. Kolom 6
: Dari routing sheet. Untuk 30 produk volum assy. Dikalikan dengan
jumlah produk. Untuk paku = 30 x 32 = 960 Untuk cairan (contoh lem) = 33 x 30 = 990 c. Kolom 7
: Kolom 6 dibagi (kolom 5 x kolom 3 tersedia) Contoh perhitungan 960/(1/50) = 20 unit/hari
d. Kolom 8
: Hasil perkalian kolom 8 dengan jumlah hari
kerja/bulan (20). Contoh perhitungan: 20 x 20 = 400 unit
Total Luas (m²) (13)
e. Kolom 9
: Perhitungan volume dari ukuran-ukuran kemasan
komponen tambahan pada kolom 5. Contoh perhitungan Volume material = 0.07 x 0.04 x 0.03 = 0,000084 m3 f.
Kolom 10
: Hasil perhitungan kolom 8 dikali kolom 9. Contoh perhitungan Volume unit = 400 x 0,000084 = 0,0336 m3
g. Kolom 11
: Hasil pembagian dari kolom 11 dengan 2 meter
(tinggi maksimum bahan baku model rak). Contoh perhitungan Luas lantai = 0,0336/2 = 0,0168 m2 h. Kolom 12
: kolom 12 dikali dengan 200%. Contoh perhitungan untuk sekrup 2: Allowance 200%= 0,0168 x 200% = 0,0336 m2
i.
Kolom 13
: Hasil penjumlahan kolom 11 dengan kolom 12. Contoh perhitungan Total Luas = 0,0168 + 0,0336 = 0,0504 m2
Luas lantai gudang bahan baku model rak memperlihatkan atau menghitung besarnya luas lantai untuk komponen-komponen tambahan pembuatan meja belajar. Tidak harus berbentuk atau disimpan dalam rak, namun hanya untuk membedakan antara luas lantai komponen utama dengan komponen tambahan. Volum assy adalah banyaknya unit yang dipakai untuk produksi 1 unit meja belajar. Sebagai contoh pada paku 5 cm tertulis 32/50. Artinya bahwa isi 1 kemasan paku, yaitu 50, digunakan 32-nya untuk produksi 1 unit meja belajar. Unit tersedia menunjukkan kebutuhan banyaknya kemasan untuk produksi meja belajar satu harinya. Unit/hari menunjukkan kebutuhan komponen tambahan (dengan satuan kemasan) setiap harinya. Unit/minggu adalah total komponen tambahan yang dibutuhkan (dalam satuan kemasan) untuk produksi selama 1 bulan. Model rak dibuat tinggi maksimumnya sebesar 2 meter dengan pertimbangan menghemat tempat dan meskipun agak tinggi tidak terlalu sukar untuk dijangkau karena
besarnya tidak sebesar komponen utama. Diberikan toleransi bahan sama dengan model tumpukan, yaitu 200% dengan alasan yang sama seperti pada model tumpukan, yaitu kelonggaran pada luas lantai yang digunakan untuk berjaga-jaga adanya proses pemindahan barang dalam gudang itu sendiri (pergerakan bahan lebih mudah dengan adanya tambahan ruang kosong). 2.5
Luas Lantai Mesin Perhitungan luas lantai mesin berguna dalam menghitung mesin yang
diperlukan untuk mengetahui luas lantai yang dibutuhkan setiap mesin pada masing-masing departemen yang ada dalam pabrik. Menurut Apple (1990) perhitungan yang cermat untuk lokasi dan lebar gang merupakan salah satu faktor penting dalam alokasi ruang. Manfaat gang antara lain adalah sebagai tempat perpindahan bahan baku dan barang jadi, perjalanan pekerja, jalan masuk pemadam kebakaran, peletakan ulang dan penggantian peralatan serta sebagai tempat pembuangan scrap. Prosedur menghitung kebutuhan luas lantai, yaitu: a. Masing-masing mesin atau stasiun kerja diukur panjang dan lebarnya, hal ini dilakukan untuk menentukan luas seluruh mesin, yaitu kebutuhan lahan untuk meletakkan sejumlah mesin yang sejenis. b.
Menentukan toleransi bahan, yaitu kelonggaran yang diberikan untuk
penyimpanan sementara bahan yang akan diproses. Yang harus diperhatikan dalam menentukan besarnya toleransi bahan adalah ukuran material atau bahan dan karakteristik material atau bahan. c. Panjang dan lebar mesin, masing-masing diberi kelonggaran, untuk memberikan ruang bagi barang setengah jadi (Work In Process, WIP), operator atau mungkin tempat peralatan. d. Menghitung kelonggaran untuk gang (aisles), kelonggaran gang diberikan untuk ruang gerak bagi perpindahan barang, pekerjaan dan peralatan. Setelah didapat kelonggaran gang, maka luas total lantai produksi dapat dihitung dengan cara menjumlahkan luas seluruh mesin dengan kelonggaran. Nama Mesin
Departemen
Jumlah
Ukuran
Luas
Luas
Toleransi
Mesin
(m) P
Mesin
Seluruh
Bahan
(m²)
Mesin
L
Allowance
Total Luas/ Departemen (m²)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(m²) (6)
(7)
(8)
(9)
Fabrikasi Assembling Total
Berikut ini adalah keterangan tabel luas lantai mesin: a. Kolom 1, 2, 3, 4 : Diketahui dari MPPC dan tabel komponen mesin. b. Kolom 5
: Hasil perkalian dari ukuran-ukuran mesin pada kolom 4. Contoh perhitungan Luas Mesin = 2.5 x 1.5 = 3.75 m2
c. Kolom 6
: Hasil perkalian antara kolom 3 dengan kolom 5. Contoh perhitungan Luas Seluruh Mesin = 3 x 3,75 = 11,25 m2
d. Kolom 7
: Hasil perkalian kolom 6 dengan toleransi bahan sebesar
100%. Contoh perhitungan Toleransi Bahan = 11,25 x 100% = 11,25 m2 e. Kolom 8
: Hasil perkalian kolom 6 dengan allowance sebesar 200%. Contoh perhitungan Allowance 200%.= 11,25 x 200% = 22,5 m2
f.
Kolom 9
: Hasil penjumlahan kolom 6, toleransi bahan kolom 7 dan
allowance kolom 8 Contoh perhitungan Total Luas/Departemen= 11,25+11,25+22,5= 45m2 Perhitungan luas lantai ini dibagi per departemen untuk memudahkan pembuatan layout pabrik di tahap yang berikutnya karena penyajian data yang lebih detail dan terstruktur. Jumlah mesin diperoleh dari tabel MPPC dari modul yang sebelumnya. Tidak diperlukan adanya tinggi karena mesin dalam kasus ini tidak ditumpuk (dibuat lantai bertingkat). Toleransi bahan 100% adalah tempat yang disediakan untuk menaruh produk sementara waktu setelah pengerjaan dilakukan di mesin atau peralatan yang bersangkutan sebelum dilanjutkan ke proses yang berikutnya. Allowance 200% adalah sebagai kelonggaran akibat adanya pergerakan
mesin, ataupun memungkinkan menyediakan ruang kosong untuk set-up atau membersihkan alat dari segala sisi. 2.6
Luas Lantai Gudang Barang Jadi Luas lantai gudang barang jadi harus diperhitungkan untuk dijadikan tempat
penyimpanan produk yang sudah jadi. Pada gudang barang jadi terdapat 2 komponen, yaitu meja belajar yang sudah menggunakan kemasan dan lantai untuk kemasan sendiri, tanpa isi. Langkah-langkah perhitungan luas lantai gudang barang jadi, yaitu: a.
Menentukan ukuran produk, yaitu ukuran atau dimensi dari kemasan atau
kardus untuk tempat produk jadi perusahaan. b. Menentukan produk jadi per-satu periode, yaitu produk yang dihasilkan untuk periode tertentu, berdasarkan produksi per-jam dari perusahaan. Penentuan periode didasarkan pada periode pengiriman produk jadi ke pasaran, kapasitas maksimum lahan (jika terbatas) dan karakteristik produk jadi tersebut. c. Menentukan volume produk total, yaitu volume kebutuhan untuk produk jadi per periode tertentu. d.
Menentukan luas lantai, yaitu lahan yang dibutuhkan berdasarkan volume
produk total, setelah ditumpuk sesuai dengan tinggi maksimum tumpukkan yang diijinkan dan cara penumpukkannya. e. Menentukan kelonggaran, yaitu kelonggaran yang diberikan untuk penanganan bahan. Penentuan besarnya kelonggaran didasarkan pada alat angkut, cara pengangkutan, cara penumpukan dan dimensi atau ukuran material. f.
Menentukan total luas lantai, yaitu kebutuhan gudang bahan jadi setelah
ditambah kelonggaran. Tabel perhitungan luas lantai gudang barang jadi ditunjukan
Total
Ukuran produk (cm)
Produk
Nama Komponen
Volume P
L
T
D
(m³)
Vol
Tinggi
Luas
kemasan
Tumpkan
Lantai
(m²)
(m²)
(m²)
jadi / hari
Total Allowance
Luas
400%
lantai (m²)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Kemasan isi Kemasan kosong Total
Berikut ini adalah keterangan tabel luas lantai gudang barang jadi: a. Kolom 1, 2
: Diketahui
b. Kolom 3
: Hasil perkalian dari ukuran produk (kolom 2) Contoh perhitungan Volume = 0,665x0,495x0,755 = 0,248527125 m3
c. Kolom 4
: Produk jadi dari kapasitas produksi yaitu sebesar 30 unit
d. Kolom 5
: Hasil perkalian dari kolom 3 dengan kolom 4. Contoh perhitungan Total Volume = 0,248527125 x 30 = 7,45581375 m3
e. Kolom 6
: Ditentukan sebesar 1 meter.
f.
: Hasil pembagian dari kolom 5 dengan kolom 6.
Kolom 7
Contoh perhitungan Luas Lantai = 7,45581375 / 1 = 7,45581375 m3 g. Kolom 8
: Hasil perkalian antara kolom 7 dengan allowance sebesar
200%. Contoh perhitungan: Allowance 200%. = 7,45581375 x 200% =14,911628 m3 h. Kolom 9
: Hasil dari penjumlahan kolom 7 dengan allowance dengan
kolom 8. Contoh perhitungan Total Luas = 7,45581375 + 14,911628 = 22,367441 m3 Luas lantai ini menyimpan barang-barang yang telah jadi dibuat. Karena memungkinkan barang jadi ditumpuk, diberikan perhitungan tinggi maksimum tumpukan sebesar 1 meter. Tingginya 1 meter alasannya adalah sama seperti pada gudang bahan baku model tumpukan, yaitu menjaga kualitas produk dari beban tumpukan yang terlalu banyak, serta mempermudah operator menjangkau tumpukan
(tidak terlalu tinggi). Diasumsikan pada kasus ini meja belajar diberi kardus pembungkus sehingga ditetapkan pula ukuran kardus pembungkus. Diberikan allowance 200% dengan alasan kelonggaran pada luas lantai yang digunakan untuk berjaga-jaga adanya proses pemindahan barang dalam gudang itu sendiri (pergerakan produk lebih mudah dengan adanya tambahan ruang kosong).