BAB II Revisi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB II LANDASAN TEORI



2.1. NodeMcu Esp8266 ESP 8266 adalah sebuah chip yang sudah lengkap dimana didalamnya sudah sudah termasuk processor, memori dan juga akses ke GPIO. Hal ini menyebabkan ESP8266 dapat secara langsung menggantikan Arduino dan ditambah lagi dengan kemampuannya untuk mensupport koneksi wifi secara langsung. (Arafat. S.Kom. M.Kom, 2016) Tabel 2.1. Sfesifikasi NodeMCU esp8266 Spesisfikasi NodeMCU esp8266 Mikrokontroler Esp8266 Ukuran Board 4,83 cm x 2,54 cm Tegangan Input 3.3 Volt – 5 Volt GPIO 13 Pin Kanal PWM 10 Kanal 10 bit ADC pin 1 Pin Flash Memory 4 Mb Clock Speed 40/26/24 MHz Wifi IEEE 802.11 b/g/n Frekuensi 2.4 Ghz – 22.5 GHz USB Port Micro USB USB to Serial Converter CH340G NodeMCU merupakan sebuah open source platform IoT dan pengembangan kit yang menggunakan bahasa pemrograman Lua untuk membantu dalam membuat prototype produk IoT atau bisa dengan memakai sketch dengan adruino IDE. NodeMCU berukuran panjang 4.83cm, lebar 2.54cm, dan berat 7 gram. Board ini sudah dilengkapi dengan fitur WiFi dan Firmwarenya yang bersifat opensource.



II-1



II-2



Gambar 2.1 NodeMcu esp8266 2.2.



Aplikasi Blynk Blynk adalah platform baru yang memungkinkan Anda untuk dengan cepat



membangun interface untuk mengendalikan dan memantau proyek hardware dari iOS dan perangkat Android. (Arafat. S.Kom. M.Kom, 2016) Blynk Aplikasi sebagai pendukung IoT dapat diunduh atau di download melalui Google Playstore. Blynk mendukung berbagai macam hardware yang dapat digunakan untuk project internet of things. Blynk adalah dashboard digital dengan fasilitas antarmuka grafis dalam pembuatan projectnya. Penambahan komponen pada aplikasi Blynk dengan cara Drag and Drop sehingga memudahkan dalam penambahan komponen input/output tanpa perlu kemampuan pemrograman Android maupun iOS Blynk diciptakan dengan tujuan untuk control dan monitoring hardware secara jarak jauh menggunakan komunikasi data internet ataupun internet (jaringan



II-3



LAN). Kemampuan untuk menyimpan data dan menampilkan data secara visual baik menggunakan angka, warna ataupun grafis semakin memudahkan dalam pembuatan project dibidang internet of things. Terdapat 3 komponen utama pada Aplikasi Blynk yaitu : 2.2.1. Blynk Apps Blynk Apps memungkinkan untuk membuat project interface dengan berbagai macam komponen input output yang mendukung untuk pengiriman maupun penerimaan data serta merepresentasikan data sesuai dengan komponen yang dipilih. Representasi data dapat berbentuk visual angka maupun grafik. Terdapat 4 jenis kategori komponen utama dan komponen tambahan yang terdapat pada Aplikasi Blynk yaitu : 1. Contoll digunakan untuk mengirimkan data atau perintah ke Hardware 2. Display digunkan untuk menampilkan data yang berasal dari Hadware ke Smartphone. 3. Notification digunakan untuk mengirim pesan serta notikasi. 4. Interface pengaturan tampilan pada aplikasi Blynk dapat berupa menu ataupun tab. 5. Other beberapa kompone yang tidak masuk dalam 4 kategori sebelumnya diantaranya Bridge, RTC, Bluetooth. 2.2.2. Blynk Server Blynk Server merupakan fasilitas backend Service berbasis cloud yang bertanggung jawabuntuk mengatur komunikasi antara aplikasi smartphone dengan



II-4



lingkungan hardware. Kemampuan untuk menangani puluhan hardware pada saat bersamaan semakin memudahkan bagi para pengembang system IoT. Blynk server juga tersedia dalam bentuk local server apabila digunakan pada lingkungan tanpa internet. Blynk server local bersifat open source dan dapat di implementasikan pada hardware Raspebery Pi. 2.2.3. Blynk Library Blynk Library dapat digunakan untuk membantu pengembangan code. Blynk Library tersedia pada banyak platform perangkat keras sehingga memudahkan para pengembang IoT dengan fleksibilitas hardware yang didukung oleh lingkungan Blynk.



Gambar 2.2. Blynk Cloud Server 2.3.



Sensor



II-5



Sensor adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi gejala-gejala atau sinyal-sinyal yang berasal dari perubahan suatu energy fisika, energy kimia, energy biologi, energy mekanik dan sebagainya. Secara umum berdasarkan funsi dan penggunaannya sensor dapat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu sensor mekanis, sensor optic (Cahaya), sensor thermal (Panas). a. Sensor Mekanis Sensor Mekanis adalah Sensor yang mendeteksi perubahan gerak mekanis, perubahan gerak mekanis, seperti perpindahan atau pergeseran atau posisi, gerak lurus dan melingkar, tekanan aliran, level dsb. Contoh : strain gage, linear variable deferential transformer (LVDT), proximity, potensiometr, load cell, dsb. b. Sensor Optik atau cahaya Adalah sensor yang mendeteksi perubahan cahaya dari sumber cahaya yang mengenai benda atau ruangan. Contoh : photo cell, photo transistor, photo diode, photo voltaic, photo multiplier, pyrometer optic, dsb. c. Sensor Thermal Adalah sensor yang digunkan untuk mendeteksi gejala perubahan Panas/temperature/suhu pada suatu dimensi benda atau dimensi ruang tertentu. Contohnya : bimetal, thermistor, termokopel, RTD, photo transistior, hygrometer, LM35, dsb.



II-6



2.3.1. Sensor Ds18b20



Gambar 2.3 Sensor Suhu Ds18b20 Sensor suhu DS18B20 merupakan suatu komponen elektronika yang dapat menangkap perubahan temperatur lingkungan lalu kemudian mengkonversinya menjadi besaran listrik. Sensor ini merupakan sensor digital yang menggunakan 1 wire untuk berkomunikasi dengan mikrokontroler. Keunikan dari sensor ini adalah tiap sensor memiliki kode serial yang memungkinkan untuk penggunaan DS18B20 lebih dari satu dalam satu komunikasi 1 wire. DS18B20 merupakan sensor suhu digital yang dikeluarkan oleh Dallas Semiconductor. Untuk pembacaan suhu, sensor menngunakan l protokol 1 wire communication. (Alif, Utama and St, 2016)



II-7



Gambar 2.4 Skematik Diagram Sensor 2.4. Liquid Crystal 20x4 (LCD) pada sebuah Liquid Crystal Display (LCD) dapat ditampilkan huruf-huruf, angka-angka, bahkan simbol tertentu. LCD terdiri atas tumpukan tipis dari dua lembar kaca dengan pinggiran yang tertutup rapat. Antara dua lembar kaca tersebut diberi bahan kristal cair (Liquid Crystal) yang tembus cahaya. Permukaan luar dari masing-masing keping kaca mempunyai lapisan penghantar tembus cahaya seperti oksida timah atau oksida indium (Sulbi, 2010). LCD ini didalamnya terdapat sebuah controller dan driver. LCD juga memiliki dua register yang digunakan dalam operasinya, register tersebut adalah Instruction Register (IR) dan Data Register (DR). LCD mempunyai kegunaan yang lebih dibandingkan dengan 7-segment Light Emitting Diode (LED). Ada banyak variasi bentuk dan ukurang LCD yang tersedia jumlah baris 1- 4 dengan jumlah karakter per baris 8, 16, 20, 40, dll.



II-8



Gambar 2.5 Liquid Crystal Display (LCD). (Arduino LCD Interfacing Tutorial | Microcontroller Tutorials, no date)



2.4.1. Pin- Pin Liquid Crystal Display (LCD) Sebagian besar modul LCD memenuhi suatu standar interface tertentu. Ada 14pin yang dapat diakses, meliputi 8 line data, 3 line control dan 3 line power. Posisi pin LCD dapat diketahui dengan membaca nomor yang biasanya tercetak di PCB (Printed Circuit Board). Tabel 2.2 Fungsi dari Masing-Masing Pin LCD Nomor PIN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16



Nama Vss Vdd Vee RS R/W EN D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 V+ BL V- BL



Fungsi Ground Power supply Contrast Register select Read / Write Enable Data Bit 0 Data Bit 1 Data Bit 2 Data Bit 3 Data Bit 4 Data Bit 5 Data Bit 6 Data Bit 7 Positive Backlight Voltage Negative BackLight Voltage



Pin 1 dan 2 merupakan line power supply. Pin Vdd terhubung dengan positive supply (5 Volt dc), dan Vss dengan 0 Volt supply atau ground. Pin 3 (Vee) adalah pin



II-9



control yang digunakan untuk mengatur ketajaman karakter yang tampil di LCD (Liquid Crystal Display). Pin terhubung dengan resistor variable. Pin 4 adalah Line RS (Register Select). Saat RS low, data yang ada di data bus diperlakukan sebagai instruksi khusus seperti clean screen, positioning cusor, dll. Saat RS high, data yang ada di data Bus diperlukan sebagai karakter/teks yang kemudian ditampilkan ke LCD. Pin 5 adalah R/W (Read/Write). Saat R/W low , data (Instruksi/karakter) ditulis ke LCD, sedangkan saat R/W high, digunakan untuk membaca data karakter atau status informasi pada register LCD. Read status informasi busy flag menggunakan DB7 sebagai indikator. Jika DB7 high, maka operasi internal sedang berlangsung sehingga belum boleh mengirim instriksi/karakter selanjutnya, sampai saat DB7 low. Pin 6 adalah Line EN (enable). Line kontrol ini digunakan untuk memberi informasi pada LCD bahwa sedang mengirimkannya suatu data dengan melakukan transisi dari 1 – 0. 2.4.2. Struktur Memory Liquid Crystal display Modul LCD memiliki beberapa jenis memori yang digunakan untuk menyimpan atau memproses data-data yang akan ditampilkan pada layar LCD. Setiap jenis memori mempunyai fungsi-fungsi sendiri. Pola karakter tersimpan di memori CGRAM untuk pola karakter yang dapat diedit dan CGROM untuk pola karakter yang permanen, sedangkan pada DDRAM berfungsi menunjukan lokasi pola karakter yang akan ditampilkan pada layar LCD.



2.5.



Exhaust Fan



II-10



Kipas pembuangan udara (Exhaust fan) merupakan kipas yang berfungsi untuk menghisap udara di dalam ruangan untuk dibuang ke luar. Alat ini membantu mengatur sirkulasi udara di dalam ruangan baik di rumah maupun industri.Di industri, biasanya exhaust fan dipasang di atap tempat produksi dan berputar terus menerus. (Ellyas, 2010) Exhaust fan juga sering digunakan di ruangan khusus perokok (smoking room/smoking area) yang udaranya tercemari asap rokok. (Hudi, 2012) Di rumah dan rumah makan,exhaust fan banyak digunakan didapur, karena biasanya ditempat tersebutterdapat banyak sekali asap dan udara kotor dari proses memasak. Dilihat dari segi kesehatan, exhaust fan sangat membantu untuk menjaga sirkulasi udara. (Kamelia, Sukmawiguna and Adiningsih, 2017) Exhaust fan juga bisa mengatur volume udara yang akan disirkulasikan pada ruang. Supaya tetap sehat ruang butuh sirkulasi udara agar selalu ada pergantian udara dalam ruangan dengan udara segar dari luar luar ruangan. Exhaust fan merupakan salah satu jenis kipas angin yg difungsikan untuk sirkulasi udara dalam ruang atau rumah. Oleh karena itu, peletakannya diantara indoor dan outdoor.



Gambar 2.7 Exhaust Fan



II-11



2.6. Elemen Pemanas (Heater) Elemen Pemanas merupakan piranti yang mengubah energi listrik menjadi energi panas melalui proses Joule Heating. Prinsip kerja elemen panas adalah arus listrik yang mengalir pada elemen menjumpai resistansinya, sehingga menghasilkan panas pada elemen.



Gambar 2.8 Elemen Pemanas (Heater)



2.7. Catu Daya (Power Supply) Catu daya merupakan suatu rangkaian yang paling penting bagi sistem elektronika. Catu daya atau dikenal sebagai power supply adalah alat yang berupa sistem yang berfungsi untuk menyalurkan energi listrik. Ada dua sumber catu daya, yaitu sumber AC dan sumber DC. Sumber AC yaitu sumber tegangan bolak-balik, sedangkan untuk sumber tegangan DC merupakan sumber tegangan searah. Secara umum istilah catu daya berarti sistem penyearah filter (rectifier) dimana rangkaian ini mengubah tegangan AC yang berasal dari tegangan sumber PLN menjadi tegangan DC yang murni (Pratiwi and Ahmad, 2015).



II-12



Gambar 2.9 Skematik Power Supply. (Rangkaian Power Supply, 2019) Catu daya ini terdiri dari beberapa komponen yaitu, Transformator sebagai penurun tegangan, Dioda bridge berfungsi sebagai penyearah arus bolak balik (AC) satu gelombang penuh menjadi arus searah (DC), kapasitor berfungsi sebagai filter untuk menyaring tegangan, IC regulator berfungsi sebagai penstabil tegangan output agar output yang dihasilkan sesui dengan yang di inginkan dan LED sebagai indikator. 2.7.1. Prinsip kerja Catu Daya Komponen-komponen dalam sebuah rangkaian pencatu daya umumnya terdiri dari trafo, dioda, kapasitor, resistor, IC regulator, dan LED sebagai komponen indikator. Komponen tersebut memiliki peran masing-masing dalam mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC yang terintegrasi dalam sebuah rangkaian. Komponen utama yang bisa digunakan untuk menurunkan tegangan adalah transformator (trafo). Transformator terdiri dari dua buah lilitan yaitu lilitan primer (N1) dan lilitan sekunder (N2) yang dililitkan pada suatu inti yang saling terisolasi



II-13



atau terpisah antara satu dengan yang lain. Besar tegangan pada lilitan primer dan lilitan sekunder ditentukan oleh jumlah lilitan yang terdapat pada bagian primer dan sekundernya. Dengan demikian transformator digunakan untuk memindahkan daya listrik pada lilitan primer ke lilitan sekundernya tanpa adanya perubahan daya yang terjadi. Tegangan yang dihasilkan oleh transformator masih berbentuk gelombang bolak-balik (AC). Gelombang tersebut harus disearahkan dengan menggunakan penyearah. Rangkaian penyearah yang digunakan memanfaatkan empat buah dioda yang biasa disebut dioda jembatan yang telah dirancang untuk bisa meloloskan kedua siklus gelombang AC menjadi satu arah. Gelombang dua arah yang telah diubah menjadi satu arah keluaran dari dioda jembatan masih memiliki riak atau noise atau masih memiliki amplitudo tegangan yang tidak rata. Hal ini dikarenakan dioda jembatan hanya menghilangkan siklus negatif dan menjadikannya siklus positif tetapi tidak merubah bentuk gelombang sama sekali dimana masih memilki lembah dan bukit. Untuk itu, dimanfaatkan kapasitor yang mempunyai kapasitansi yang cukup besar untuk membuat rata gelombang tersebut. Saat dioda menghantarkan arus, maka kapasitor akan terisi sesuai dengan bantuk gelombang masukannya. Setelah tegangan masukan mancapai nilai maksimumnya, tegangan akan tetap dipertahankan jika tidak mendapatkan beban. Jika ada beban tegangan pada kapasitor akan menurun sesuai dengan besarnya beban.



II-14



Hal ini disebabkan lamanya proses pelepasan muatan oleh kapasitor, jadi seolah-olah amplitudo dari gelombang tersebut menjadi rata. Setelah tegangan cukup rata, tegangan tersebut diregulasi oleh IC regulator. Penstabil atau regulator adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk menjaga tegangan keluaran agar stabil pada setiap perubahan beban. Setelah tegangan melalui IC regulator kemu.dian melalui LED. Jika ada tegangan yang melalui LED, maka LED akan menyala. LED dalam rangkaian catu daya dimanfaatkan sebagai indikator. 2.8.



Modul Stepdown LM2596 Modul stepdown lm2596 adalah modul yang memiliki IC LM2596 sebagai



komponen utamanya. IC LM2596 adalah sirkuit terpadu / integrated circuit yang berfungsi sebagai Step-Down DC converter dengan current rating 3A. Terdapat beberapa varian dari IC seri ini yang dapat dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu versi adjustable yang tegangan keluarannya dapat diatur, dan versi fixed voltage output yang tegangan keluarannya sudah tetap / fixed. LM2596 beroperasi pada frekuensi switching 150 kHz sehingga memungkinkan komponen filter lebih kecil dari yang dibutuhkan dengan regulator switching frekuensi yang lebih rendah. (OnSemiconductor, 2008)



II-15



Gambar 2.10 Modul Stepdown LM2596



Gambar 2.11 Skematik wiring diagram LM2596 2.9.



Modul PZEM-004T Modul PZEM-004T adalah sebuah modul sensor multifungsi yang berfungsi



untuk mengukur daya, tegangan, arus dan energi yang terdapat pada sebuah aliran listrik. Modul ini sudah dilengkapi sensor tegangan dan sensor arus (CT) yang sudah



II-16



terintegrasi. Dalam penggunaannya, alat ini khusus untuk penggunaan dalam ruangan (indoor) dan beban yang terpasang tidak diperbolehkan melebihi daya yang sudah ditetapkan.(Fathimahhayati et al., 2017) Modul PZEM-004T dibundel dengan kumparan trafo arus diameter 3mm yang dapat digunakan untuk mengukur arus maksimal sebesar 100A. Sensor PZEM004T dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini. (Alipudin and et. al, 2019)



\ Gambar 2.12



Modul Pzem (Alipudin and et. al, 2019)



2.10.



Modul I2C



Inter Integrated Circuit atau sering disebut I2C adalah standar komunikasi serial dua arah menggunakan dua saluran yang didisain khusus untuk mengirim maupun menerima data. Sistem I2C terdiri dari saluran SCL (Serial Clock) dan SDA (Serial Data) yang membawa informasi data antara I2C dengan pengontrolnya. Piranti yang dihubungkan



dengan



sistem



I2C



Bus



dapat



dioperasikan



sebagai Master dan Slave. Master adalah piranti yang memulai transfer data pada I2C



II-17



Bus dengan membentuk sinyal Start, mengakhiri transfer data dengan membentuk sinyal Stop, dan membangkitkan sinyal clock. (Mengenal Komunikasi I2C(Inter Integrated Circuit) | Purnomo Sejati, 2017) Kesederhanaan dan fleksibilitas merupakan ciri utama dari I2C, kedua hal tersebut membuat bus ini mampu menarik penggunaanya dalam berbagai aplikasi. Fitur-fitur signifikan dari bus ini adalah :



a. Hanya 2 jalur/kabel yang dibutuhkan. b. Tidak ada aturan baud rate yang ketat seperti pada RS232, di bus ini IC yang berperan sebagai master akan mengeluarkan bus clock. c. Hubungan master/slave berlaku antara komponen satu dengan yang lain, setiap perangkat yang terhubung dengan bus mempunyai alamat unik yang diset melalui software. d. IC yang berperan sebagai master mengontrol seluruh jalur komunikasi dengan mengatur clock dan menentukan siapa yang menggunakan jalur komunikasi. Jadi IC yang berperan sebagai slave tidak akan mengirim data kalau tidak diperintah oleh Master. e. I2C merupakan bus yang mendukung multi-master yang mempunyai kemampuan arbitrasi dan pendeteksi tabrakan data.



II-18



Gambar 2.13 Modul I2C (Bekerja dengan I2C LCD dan Arduino – Saptaji.com, no date)



2.11. Daya Listrik Daya listrik merupakan jumlah energi listrik yang digunakan oleh suatu peralatan listrik untuk melakukan kerja tiap satuan waktu (Deniartio, 2012). Daya listrik juga merupakan perkalian antara tegangan (V) yang diberikan dengan hasil arus (I) yang mengalir (Ramdhani, 2005). Secara matematis dapat ditulis: P = V x I..................................................................................................(2.1) Keterangan: P = Daya (Watt) V = Tegangan (Volt) I = Arus (Ampere) Daya dikatakan positif, ketika arus yang mengalir bernilai positif artinya arus mengalir dari sumber tegangan menuju rangkaian (transfer energi dari sumber ke rangkaian). Daya dikatakan negatif, ketika arus yang mengalir bernilai negatif artinya



II-19



arus mengalir dari rangkaian menuju sumber tegangan (transfer energi dari rangkaian sumber). Daya listrik dapat dibedakan menjadi daya aktif (active power), daya reaktif (reactive power)dan daya semu (apparent power.) 2.12. Daya Aktif Daya aktif atau daya nyata dirumuskan dengan S cos θ atau VI cos θ dengan simbol P, dalam satuan Watt (W), kilo Watt (kW), Mega Watt (MW). Untuk daya aktif yang disebabkan oleh arus bolak-balik (I) yang memiliki sudut fasa θ dengan tegangan bolak-balik (V) dirumuskan dengan persamaan: P = S cos θ = V*I*cos θ.........................................................................(2.2) Keterangan: P = Daya Aktif (Watt) V = Tegangan (Volt) I = Arus (Ampere) θ = Sudut antara arus dan tegangan 2.13. Daya Reaktif Daya reaktif atau daya khayal dirumuskan dengan S sin θ atau VI sin θ dengan simbol Q, dalam satuan Volt Ampere Reactive (VAR), kilo Volt Ampere Reactive (kVAR), Mega Volt Ampere Reactive (MVAR). Daya reaktif dirumuskan dengan persamaan: Q = S sin θ = V*I*sin θ..........................................................................(2.3)



II-20



Keterangan: Q = Daya Reaktif (VAR) V = Tegangan (Volt) I = Arus (Ampere) θ = Sudut antara arus dan tegangan



2.14. Daya Semu Daya semu dihasilkan dari perkalian antara tegangan (V) dan arus conjugate dari I (I*) yang dilambangkan dengan S dan dinyatakan dalam satuan Volt Ampere (VA), kilo Volt Ampere (kVA), Mega Volt Ampere (MVA). Daya semu dapat dinyatakan melalui persamaan: S = V*I....................................................................................................(2.4) Keterangan; S = Daya Semu (VA) V = Tegangan (Volt) I* = Arus konjugate (Ampere) 2.15. Faktor Daya Faktor daya atau power factor (pf) merupakan perbandingan daya aktif terdhadap daya semu. Dapat dirumuskan: PF =



p ....................................................................................................(2.5) S



II-21



PF =



S . cosφ ...........................................................................................(2.6) S



PF = cosφ................................................................................................(2.6) Keterangan : PF = Power Factor P = Daya Aktif (Watt) S = Daya Semu (VA)



2.16. Perhitungan Margin Of error Untuk menguji ketelitian sensor yang akan digunakan dengan sensor yang telah ada maka diperlukan rumus untuk melakukan perhitungan Margin of error sebagai berikut: Error =|X-Xi|...........................................................................................(2.7)



%Error = ¿



( X −Xi) x 100 %∨¿...............................................................(2.8) X



II-22



Alif, Y., Utama, K. and St, S. (2016) ‘Perbandingan Kualitas Antar Sensor Suhu dengan menggunakan Arduino Pro Perbandingan Kualitas Antar Sensor Suhu dengan Menggunakan Arduino Pro Mini’, (March). Alipudin, M. A. and et. al (2019) ‘Rancang bangun alat monitoring biaya listrik terpakai berbasis internet of things (iot)’, pp. 1–11. Arafat. S.Kom. M.Kom (2016) ‘Sistem Pengaman Pintu Rumah berbasis Internet of Things ( IoT ) Dengan ESP8266’, Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik “Technologia”, 7(4), pp. 262–268. doi: 10.1126/science.195.4279.639. Arduino LCD Interfacing Tutorial | Microcontroller Tutorials (no date). Available at: https://www.teachmemicro.com/arduino-lcd-tutorial/ (Accessed: 14 May 2019). Bekerja dengan I2C LCD dan Arduino – Saptaji.com (no date). Available at: http://saptaji.com/2016/06/27/bekerja-dengan-i2c-lcd-dan-arduino/ (Accessed: 16 May 2019). Fathimahhayati, L. D. et al. (2017) ‘Alat Monitoring Pemakaian Energi Listrik Berbasis Android Menggunakan Modul PZEM-004T’, 1(November), pp. 99–109. Kamelia, L., Sukmawiguna, Y. and Adiningsih, N. U. (2017) ‘Rancang Bangun Sistem Exhaust Fan Otomatis Menggunakan Sensor Light Dependent Resistor’, X(1), pp. 154–169. Mengenal Komunikasi I2C(Inter Integrated Circuit) | Purnomo Sejati (2017). Available at: https://purnomosejati.wordpress.com/2011/08/25/mengenal-



II-23



komunikasi-i2cinter-integrated-circuit/ (Accessed: 16 May 2019). OnSemiconductor (2008) ‘Regulator 150 kHz Fixed Frequency Internal Oscillator’. Pratiwi, R. and Ahmad, R. (2015) ‘Rangkaian_Catu_Daya’, p. 12. Rangkaian Power Supply (2019). Available at: http://eko-rudiawan.com/rangkaianpower-supply-sederhana/ (Accessed: 15 May 2019).