Bahan Ajar Katekisasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1. ARTI KATEKISASI Marguru Malua / Katekisasi Sidi / Naik Sidi Yaitu mempersiapkan diri menjadi Kristen yang dewasa, medewasakan iman melalui alkitab. Dan diajak untuk mengenal jalan keselamatan yaitu Yesus Kristus. Katakhein yaitu pelajaran memberitakan / memberitahukan dan mengajak kepada orang-orang yang mau menerima, mendengar dan mengakui iman Kristen Arti kata Katekhein lebih ditekankan pada mengajar bukan dalam arti intelektualistis tetapi lebih kepada arti praktis, yaitu mengajar atau membimbing seseorang, supaya ia melakukan apa yang diajarkan kepadanya. Katekumen yaitu pelakunya Katekisasi atau Katekese berasal dari kata kerja bahasa Yunani Κατεχειν (katekhein), yang berarti memberitakan, memberitahukan, mengajar, dan memberi pengajaran. Katekisasi yang dilakukan gereja adalah kegiatan pengajaran yang penting tentang iman juga merupakan pembentukan iman dari peserta katekisasi (katekisan atau calon warga sidi jemaat), sehingga melalui katekisasi warga gereja dilengkapi untuk mengenal dan percaya kepada Allah dalam Yesus Kristus sehingga sanggup menghayati, mentaati dan melaksanakan imannya dalam keluarga, gereja dan masyarakat Tujuan Katekisasi Sidi : 1. Mendewasakan iman, kita dituntut supaya semakin bertumbuh dan matang dalam iman 2. Memperkenalkan Allah Tri Tunggal · Allah Bapa pencipta langit, bumi alam semesta · Yesus Juruslamat · Roh kudus yang memanggil, memepersatukan dan mengajak kita 3. Memperkenalkan kita sebagai status anggota gereja dengan apa tanggung jawab kita 4. Mengarahkan kita hidup dalam kasih, kasih kepada Allah dan kepada sesama umat manusia 5. Agar kita mengena l dosa, supaya kita menghindari dosa agar menuju pertobatan 6. Dibimbing agar kita mau belajar dan hidup dalam firman Tuhan 7. Agar iman semakin matang yang didorong oleh hati nurani Ada beberapa istilah yang biasanya dipakai dipakai dalam gereja HKBP untuk menyebut katekisasi sidi, yaitu : 1. Marguru malua sian panghangkungi(pembelajaran agar lepas dari penjaminan orang tua atau taggung jawab orang tua). 2. Marguru manghatindangkon haporseaon(pembelajaran agar dapat memastikan iman). 3. Manopoti haporseaon(pembelajaran untuk mengaku iman) Point atau istilah ke-2 dan ke-3 menekankan pada pengakuan iman agar seseorang menjadi dewasa imannya. 2. ALKITAB Alkitab secara umum berfungsi : · Untuk mengenal dan memahami Allah Tri Tunggal · Menuntun kita keselamatan yaitu mengetahui dan mengimani bahwa Yesus ialah anak Allah · Untuk mengajar kita supaya kita peroleh penuntunan dari Allah, supaya kita hidup, mencapai hidup yang kekal · Melalui alkitab, Allah menyatakan diri bahwa Allah uitu ada, nyata, maha dan esa Alkitab terbagi menjadi dua yaitu : 1.



Perjanjian lama ( padan na robi) 39 kitab



2.



Perjanjian baru (padan na imbaru) 27 kitab



3. KANON ALKITAB 5 tahap kanonisasi Alkitab yaitu : Formasi, Sirkulasi, Koleksi, Redaksi, Seleksi A. Perjanjian Lama Berbeda halnya dengan PL Katolik, Protestan hanya memiliki 39 kanon PL, sedang Katolik memakai deutrokanonika (kanon yang kedua), yang bagi Protestan merupakan kitab Apokrif, yaitu kitab: Tobit, Yudit,



Tambahan-tambahan kitab Ester, Kebijaksanaan Salomo, Yesus bin Sirakh, Barukh, Tambahan-tambahan kitab Daniel, I Makabe, dan II Makabe. Kanon PL Protestan dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok. Penyusunan urutan atau pengelompokan kitab-kitab PL bukan didasarkan tua atau mudanya kitab tersebut. Penyusunan dan pengelompokan itu dibuat supaya umat atau pembaca dapat lebih mudah menghapal urutan kitab-kitab tersebut. Adapun pengelompokan dan urutan kitab-kitab tersebut adalah sbb.: 1. Kitab Pentateukh atau sering juga disebut kitab Taurat terdiri dari lima (penta) kitab, yaitu: Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan. 2. Kitab Sejarah terdiri dari duabelas kitab, yaitu: Yosua, Hakim-hakim, Ruth, 1-2 Samuel, 1-2 Raja-raja, 1-2 Tawarikh, Ezra, Nehemia, dan Ester. 3. Kitab Puisi terdiri dari 5 kitab, yaitu: Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, dan Kidung Agung. 4. Kitab Para Nabi terdiri dari 17 kitab, yaitu: Yesaya, Yeremia, Ratapan Yeremia, Yehezkiel, Daniel, Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, dan Maleakhi. Kitab Kejadian (dari kata: jadi, terjadi atau asal-muasal) berisikan berita penciptaan, kejatuhan dalam dosa, pemberontakan dan kejahatan manusia, nubuatan keselamatan (Kej. 3: 15 merupakan nubuatan keselamatan yang pertama), perjanjian Allah dengan manusia dan dengan para bapak leluhur, pemilihan bapak leluhur (Abraham, Ishak, dan Yakub), pemilihan bangsa Israel, dan yang terutama dalam kitab ini adalah rencana karya keselamatan dari Allah. Kitab ini dimulai dengan penegasan bahwa Allah telah menciptakan alam semesta, dan diakhiri dengan janji bahwa Allah akan tetap memperhatikan umat-Nya. Yang memegang peranan utama di seluruh buku ini adalah Allah yang menghakimi dan menghukum barangsiapa yang berbuat salah. Dia pula yang membimbing dan menolong umat-Nya serta membentuk sejarah mereka. Kitab yang kuno ini ditulis untuk mencatat kisah tentang iman suatu bangsa dan juga untuk membantu agar iman itu tetap hidup. Kitab Keluaran (dari kata: keluar) berisikan penjajahan Mesir atas Israel, keluaran Isarel dari Mesir (pemilihan Musa), Allah memberikan perintah-perintah, aturan-aturan dan hukum-hukum yang semuanya itu disebut dengan Hukum Taurat, juga berisikan pemberontakan umat Israel kepada Allah dan hamba-Nya Musa. Dalam Kitab ini ada tiga bagian yang penting: 1. Pembebasan orang Ibrani dari perbudakan dan perjalanan mereka ke Gunung Sinai. 2. Perjanjian Allah dengan umat-Nya di Sinai. Kepada bangsa Israel diberikan hukum-hukum moral, sipil dan keagamaan untuk pedoman hidup. 3. Pembuatan tempat beribadat dengan segala peralatannya untuk bangsa Israel; peraturan-peraturan untuk para imam dan cara beribadat kepada Allah. Kitab ini terutama mengisahkan apa yang dilakukan Allah pada waktu Ia membebaskan umat-Nya yang diperbudak, lalu membina mereka menjadi suatu bangsa yang mempunyai harapan bagi masa depan. Tokoh utama dalam Kitab ini adalah Musa, orang yang dipilih Allah untuk memimpin umat-Nya keluar dari Mesir. Bagian yang paling terkenal dari buku ini ialah daftar Sepuluh Perintah dalam Pasal 20. Kitab Imamat (dari kata: imam) berisi tentang peraturan-peraturan imam yang mengatur tata cara peribadahan (kehidupan sehari-hari) umat Israel baik dalam ibadah umum, ibadah pribadi, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Yang menjadi pokok dalam kitab ini ialah kesucian Allah, dan bagaimana manusia harus hidup dan beribadat supaya tetap mempunyai hubungan baik dengan TUHAN, Allah Israel. Petikan yang paling terkenal dari Kitab ini ialah yang oleh Yesus disebut perintah utama yang kedua, "Cintailah sesamamu seperti kamu mencintai dirimu sendiri" (19:18). Kitab Bilangan (dari kata bilang=hitung) berisi penghitungan atau sensus orang Israel, peraturan, perintah, hukum kemasyarakatan dan peribadahan, pemberontakan umat Israel kepada Allah dan hambaNya, Musa, serta strategi dan rencana memasuki Tanah Perjanjian. Kitab ini adalah kisah tentang suatu bangsa yang seringkali berkecil hati dan takut menghadapi kesukaran-kesukaran. Mereka melanggar perintah Allah dan tak mau menurut kepada Musa yang ditunjuk TUHAN untuk memimpin mereka. Kitab ini juga merupakan kisah tentang bagaimana TUHAN dengan setia dan tekun memelihara bangsa-Nya, walaupun mereka itu lemah dan tidak taat. Juga mengisahkan tentang Musa, yang kadang-kadang kurang sabar, tetapi tetap melayani TUHAN dan bangsa Israel dengan tabah. Kitab Ulangan (dari kata ulang) merupakan pengulangn kitab Keluaran. Hal itu dilakukan Musa untuk menyegarkan ulang hukum, peraturan dan perintah Allah dan sekaligus sebagai bagian dari “pidato” pertanggungan jawab dan perpisahan Musa kepada bangsa Isarel sebelum dia dikubur Allah di Gunung Nebo.



Ayat-ayat yang paling penting dalam Kitab ini ialah 6:4-6. Ayat-ayat ini memuat kata-kata yang oleh Yesus disebut hukum yang terbesar, "Cintailah TUHAN Allahmu dengan sepenuh hatimu: Tunjukkan itu dalam cara hidupmu dan dalam perbuatanmu." Kitab Josua berisikan perjuangan umat Israel memasuki tanah Perjanjian yang dipimpin oleh Yosua sebagai pengganti Musa serta pembagian tanah perjanjian kepada suku-suku Israel (12 suku). Salah satu petikan terkenal dari Kitab ini ialah, "Ambillah keputusan hari ini juga kepada siapa kalian mau berbakti ... Tetapi kami -- saya dan keluarga saya -- akan berbakti hanya kepada TUHAN." (24:15) Kitab Hakim-hakim berisi sejarah umat Israel ketika telah mendiami tanah Perjanjian. Setiap suku mendapat tantangan dan serangan dari bangsa-bangsa sekitarnya, dan untuk memimpin setiap suku, Allah mengangkat dan memilih seorang dari satu-satu suku untuk menjadi pemimpin atas sukunya dalam menghadang musuh dan melindung umat Israel. Ajaran utama dari kitab ini ialah bahwa hanya dengan setia kepada Tuhan, umat Israel dapat bertahan terus; tetapi bila mereka meninggalkan Tuhan, mereka selalu mendapat kesukaran besar. Namun dalam masa yang demikian pun Allah selalu bersedia menolong umat-Nya apabila mereka bertobat dari dosa-dosa mereka dan beribadat kepada Allah. Kitab Rut merupakan kisah tentang Rut yang terjadi di tengah-tengah zaman kekerasan yang dikisahkan dalam buku Hakim-hakim. Rut adalah seorang wanita Moab yang menikah dengan seorang Israel. Walaupun suaminya sudah meninggal, ia tetap menunjukkan kesetiaannya terhadap ibu mertuanya yang berbangsa Israel itu, dan selalu beribadat kepada Allah umat Israel. Pada akhir kisah ini Rut mendapat seorang suami baru dari antara sanak saudara mendiang suaminya. Melalui pernikahannya yang kedua ini Rut menjadi nenek buyut Daud, raja Israel yang terbesar. Kisah-kisah dalam kitab Hakim-hakim menunjukkan kesukaran-kesukaran yang terjadi karena umat Allah meninggalkan Allah. Sebaliknya, kisah Rut menunjukkan berkat-berkat yang diberikan Allah kepada seorang asing yang meninggalkan agamanya untuk percaya kepada Allah Israel. Oleh sikapnya itu ia menjadi anggota umat Allah. Kitab I Samuel berisi sejarah Israel dalam masa peralihan dari zaman Hakim-hakim kepada zaman Raja-raja. Perubahan dalam kehidupan nasional di Israel itu khususnya berkisar pada tiga orang: Nabi Samuel, Raja Saul, dan Raja Daud. Pengalaman-pengalaman Daud di masa mudanya sebelum ia menjabat raja, terjalin erat dengan kisah Samuel dan Saul. Pokok kitab ini, sama seperti kisah-kisah lainnya dalam Perjanjian Lama, ialah bahwa orang akan berhasil kalau setia kepada Allah, dan celaka kalau mendurhaka. Hal itu dinyatakan dengan jelas dalam pasal 2:30 ketika TUHAN berkata kepada Imam Eli, "Yang menghormati Aku, akan Kuhormati, tetapi yang menghina Aku akan Kuhina." Dalam kitab ini kita melihat perasaan yang berbeda-beda mengenai pembentukan kerajaan Israel. Memang TUHAN sendiri sudah dianggap raja di Israel, tetapi untuk menanggapi permohonan rakyat, Ia memilih seorang raja bagi mereka. Hal yang penting ialah bahwa baik raja maupun rakyat Israel hidup di bawah kedaulatan Allah, Hakim mereka (2:7-10). Di bawah hukum-hukum Allah, haruslah dijamin hak seluruh rakyat, kaya maupun miskin. Kitab II Samuel adalah sambungan dari Kitab I Samuel. Kitab ini memuat sejarah pemerintahan Raja Daud, mula-mula atas Yehuda di sebelah selatan Palestina (pasal 1-4), kemudian atas seluruh negeri, termasuk Israel di sebelah utara (pasal 5-24). Dalam buku ini diceritakan dengan jelas dan menarik bagaimana Daud berusaha memperluas dan mengukuhkan kedudukannya. Ia harus berperang melawan musuh-musuhnya, baik di dalam maupun di luar negeri. Daud digambarkan sebagai orang yang sangat beriman, taat dan setia kepada Allah, juga sebagai orang yang mampu memperoleh kesetiaan rakyatnya. Tetapi ia digambarkan juga sebagai orang yang dapat bertindak kejam, dan yang tidak segan melakukan dosa-dosa besar semata-mata untuk memenuhi keinginannya dan cita-citanya. Tetapi ketika ia dihadapkan kepada dosa-dosanya oleh Natan, nabi Allah, Daud mengakui dosa-dosanya itu dan dengan rela menerima hukuman dari Allah. Hidup dan prestasi Daud sangat dikagumi oleh rakyat Israel. Di zaman-zaman kemudian, bilamana ada musibah nasional, dan rakyat merindukan seorang raja, maka yang diinginkan ialah seorang "putra Daud". Artinya, seorang keturunan Daud yang akan bertindak seperti dia. Kitab I Raja-raja merupakan lanjutan dari kitab Samuel tentang sejarah pemerintahan raja-raja Israel. Sejarah yang dimuat dalam kitab ini dapat dibagi dalam tiga bagian: (1) Wafatnya Raja Daud dan pengangkatan Salomo menjadi raja atas Israel dan Yehuda menggantikan Daud. (2) Pemerintahan Salomo dan hasil-hasil usahanya, khususnya dalam membangun Rumah TUHAN di Yerusalem. (3) Bangsa Israel terpecah menjadi kerajaan utara dan kerajaan selatan, dan sejarah raja-raja yang memerintah kedua kerajaan tersebut sampai pertengahan abad kesembilan Seb. Masehi. Di dalam kedua kitab Raja-raja, setiap raja dinilai berdasarkan kesetiaannya kepada Tuhan; dan keberhasilan bangsa adalah akibat dari kesetiaan tersebut. Sebaliknya, penyembahan berhala dan



ketidaktaatan mengakibatkan bencana. Berdasarkan penilaian tersebut raja-raja kerajaan utara semuanya gagal, sedangkan raja Yehuda ada yang gagal, ada pula yang tidak. Yang penting dalam I Raja-raja ialah nabi-nabi Tuhan. Mereka adalah juru bicara Allah yang beraniberani. Mereka memperingatkan raja dan bangsa Israel supaya tidak menyembah berhala dan tidak meremehkan perintah-perintah Allah. Yang menonjol ialah Elia, dan kisah tentang pertarungannya dengan imam-imam Baal (pasal 18). Kitab II Raja-raja melanjutkan sejarah dari kedua kerajaan Israel yang kisahnya terputus pada akhir buku I Raja-raja. Kitab ini terdiri dari dua bagian: 1. Kisah sejarah dari kedua kerajaan itu mulai pertengahan abad kesembilan Seb. Masehi sampai jatuhnya Samaria dan berakhirnya kerajaan utara pada tahun 721 Seb. Masehi. 2. Kisah sejarah kerajaan Yehuda mulai dari jatuhnya kerajaan Israel sampai pengepungan dan penghancuran Yerusalem oleh Nebukadnezar raja Babel pada tahun 586 Seb. Masehi. Kitab ini diakhiri dengan kisah tentang Gedalya, yang menjadi gubernur Yehuda di bawah kekuasaan bangsa Babel, dan tentang dibebaskannya Yoyakhin raja Yehuda dari penjara di Babel. Bencana-bencana nasional itu terjadi karena raja-raja serta rakyat Israel dan Yehuda tidak setia kepada TUHAN. Hancurnya Yerusalem dan dibuangnya banyak orang Yehuda ke Babel merupakan salah satu titik balik yang besar dalam sejarah Israel. Nabi yang menonjol dalam Kitab II Raja-raja ini ialah Elisa, pengganti Nabi Elia. Kitab I dan II Tawarikh sebagian besar berisi kejadian-kejadian yang telah diceritakan dalam kitab Samuel dan buku Raja-raja. Tetapi di dalam kitab Tawarikh kejadian-kejadian itu diceritakan dari segi pandangan lain. Sejarah kerajaan Israel dalam kitab Tawarikh ditulis dengan dua maksud utama: 1. Untuk menunjukkan bahwa sekalipun kerajaan Israel dan Yehuda ditimpa kemalangan, namun Allah masih memegang janji-Nya kepada bangsa itu, dan melaksanakan rencana-Nya untuk umat-Nya melalui orang-orang yang tinggal di Yehuda. Penulis yakin mengenai hal itu karena ia ingat akan hal-hal besar yang telah dicapai oleh Daud dan Salomo, serta pembaruan-pembaruan yang diusahakan oleh Yosafat, Hizkia dan Yosia. Juga karena masih ada orang-orang yang tetap setia menyembah Allah. 2. Untuk menguraikan asal mula upacara ibadat di Rumah TUHAN di Yerusalem, terutama mengenai susunan jabatan imam dan orang-orang Lewi yang bertugas dalam upacara-upacara ibadat itu. Sekalipun Rumah TUHAN di Yerusalem itu dibangun oleh Salomo, namun di dalam buku Tawarikh ini Daud dikemukakan sebagai pendiri yang sesungguhnya dari Rumah TUHAN itu dan upacaraupacara ibadatnya. Kitab II Tawarikh merupakan lanjutan Kitab I Tawarikh. Kitab ini mulai dengan kisah pemerintahan Raja Salomo sampai wafatnya. Setelah mengemukakan kisah pemberontakan suku-suku utara di bawah pimpinan Yerobeam melawan Raja Rehabeam, buku ini hanya mengemukakan sejarah Yehuda, yaitu kerajaan selatan, sampai jatuhnya Yerusalem pada tahun 586 Seb. Masehi. Kitab Ezra adalah lanjutan dari kitab Tawarikh, dan menggambarkan keadaan bangsa Yahudi sehabis masa pembuangan di Babel. Setelah sebagian dari orang-orang buangan itu pulang ke Yerusalem, kehidupan dan ibadat bangsa Yahudi dipulihkan. Peristiwa-peristiwa itu disajikan dalam babak-babak berikut: 1. Kelompok pertama orang-orang buangan Yahudi pulang dari Babel ke Yerusalem, sesuai dengan perintah Kores, raja Persia. 2. Rumah TUHAN di Yerusalem dibangun kembali dan ditahbiskan, dan ibadat dipulihkan. 3. Bertahun-tahun kemudian kelompok Yahudi lain kembali ke Yerusalem di bawah pimpinan Imam Ezra, seorang ahli hukum Allah. Ezra membantu menyusun kembali kehidupan rakyat dalam bidang agama dan sosial, agar dapat melindungi warisan rohani Israel. Kitab Nehemia dapat dibagi dalam tiga bagian: 1. Kisah perbaikan tembok-tembok Yerusalem di bawah pimpinan Nehemia yang diangkat menjadi gubernur Yehuda oleh raja Persia. Nehemia juga menjalankan bermacam-macam perubahan dalam bidang sosial dan agama. 2. Pembacaan Hukum Allah yang dilakukan oleh Ezra secara khidmat, dan pengakuan dosa oleh umat Israel. 3. Kegiatan-kegiatan lain yang dilakukan Nehemia sebagai gubernur Yehuda.



Bagian yang menarik dalam kitab ini ialah kisah yang menunjukkan betapa Nehemia bergantung kepada Allah dan betapa sering ia berdoa kepada-Nya. Kitab Ester mengisahkan peristiwa-peristiwa yang terjadi di istana raja Persia, yang biasanya dipakai di musim dingin. Dalam kitab ini yang memegang peran utama ialah Ester, seorang wanita Yahudi yang patut disebut pahlawan. Karena cintanya kepada bangsanya maka dengan gagah berani ia menggagalkan rencana musuh yang hendak membinasakan orang Yahudi. Kitab ini menerangkan latar belakang dan arti suatu perayaan Yahudi yang disebut Purim. Kitab Ayub adalah kisah tentang seorang yang baik budi, ia mengalami musibah hebat; ia kehilangan semua anaknya dan segala harta bendanya, lalu dihinggapi penyakit kulit yang menjijikkan. Dalam tiga rangkaian percakapan yang bersajak, si penulis menggambarkan bagaimana teman-teman Ayub, dan Ayub sendiri menanggapi malapetaka itu. Pokok yang penting dalam percakapan-percakapan itu ialah yang menyinggung caranya Allah memper-lakukan manusia. Pada bagian terakhir, Allah sendiri menyatakan diriNya kepada Ayub. Teman-teman Ayub menjelaskan penderitaan Ayub itu menurut ajaran agama yang tradisional. Pada sangka mereka, Allah selalu mengganjar orang yang baik dan menghukum orang yang jahat. Jadi, penderitaan Ayub hanya dapat berarti bahwa ia telah berbuat dosa. Tetapi bagi Ayub pendapat itu terlalu dangkal; tidak sepantasnya ia mendapat hukuman yang sekejam itu, sebab ia seorang yang sangat baik dan jujur. Ia tidak dapat mengerti mengapa Allah membiarkan orang seperti dirinya mengalami begitu banyak bencana, dan dengan berani ia menantang Allah. Ayub tidak kehilangan kepercayaannya kepada Allah, tetapi ia sungguh-sungguh ingin supaya dibenarkan oleh Allah dan supaya mendapat kembali kehormatannya sebagai orang yang baik. Allah tidak memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan Ayub, tetapi Allah menanggapi kepercayaan Ayub dengan memberinya banyak contoh mengenai kuasa dan hikmat-Nya. Contoh-contoh itu dilukiskan dengan puisi. Kemudian dengan segala rendah hati, Ayub mengakui kebijaksanaan dan keagungan Allah, lalu menyesali kata-katanya yang keras dan penuh kemarahan itu. Bagian terakhir dari kisah ini, yang ditulis dengan bahasa biasa, menuturkan bagaimana Ayub dikembalikan kepada keadaannya semula, dengan kekayaan yang jauh melebihi kekayaannya sebelum itu. Allah memarahi teman-teman Ayub karena mereka tidak dapat memahami arti kesengsaraan Ayub. Hanya Ayublah yang sungguh-sungguh menyadari bahwa Allah lebih besar daripada yang telah diajarkan oleh agama yang tradisional itu. Kitab Mazmur adalah bagian dari Alkitab yang merupakan kitab nyanyian dan kitab doa. Kitab ini dikarang oleh berbagai pujangga dalam waktu yang lama sekali. Nyanyian-nyanyian dan doa-doa ini dikumpulkan oleh orang Israel dan dipakai dalam ibadat mereka, lalu akhirnya dimasukkan ke dalam Alkitab. Sanjak-sanjak keagamaan ini bermacam ragam: ada nyanyian pujian dan ada nyanyian untuk menyembah Allah; ada doa mohon pertolongan, perlindungan dan penyelamatan; doa mohon ampun; nyanyian syukur atas berkat Allah, permohonan supaya musuh dihukum. Doa-doa ini ada yang bersifat pribadi, ada pula yang bersifat nasional. Beberapa di antaranya menggambarkan perasaan seseorang yang paling dalam, sedangkan lainnya menyatakan kebutuhan dan perasaan seluruh umat Allah. Mazmur-mazmur dipakai oleh Yesus, dikutip oleh penulis-penulis Perjanjian Baru, dan menjadi buku ibadat yang sangat dihargai oleh Gereja Kristen sejak semula. Kitab Amsal adalah suatu kumpulan ajaran tentang cara hidup yang baik. Ajaran-ajaran itu diungkapkan dalam bentuk petuah, peribahasa dan pepatah. Kebanyakan di antaranya menyangkut persoalan-persoalan yang timbul dalam hidup sehari-hari. Buku ini mulai dengan peringatan ini, "Untuk memperoleh pengetahuan, orang harus pertama-tama mempunyai rasa hormat dan takut kepada TUHAN." Selain tentang cara-cara hidup yang baik, buku ini mengajar orang untuk memakai pikiran sehat dan bersopan santun. Peribahasanya banyak dan menunjukkan betapa dalamnya pengetahuan guru-guru Israel zaman dahulu mengenai sikap dan tindakan orang bijaksana dalam keadaan-keadaan tertentu. Petuah-petuah itu menyangkut berbagai bidang, termasuk hubungan dalam keluarga, urusan dagang, sopan santun dalam pergaulan, perlunya menguasai diri. Kecuali itu, kitab ini banyak juga mengemukakan sifat-sifat yang baik, seperti misalnya: rendah hati, sabar, menghargai orang miskin dan setia kepada kawan. Kitab Pengkhotbah berisi buah pikiran dari 'Sang Pemikir'. Ia merenungkan dalam-dalam betapa singkatnya hidup manusia ini, yang penuh pertentangan, ketidakadilan dan hal-hal yang sulit dimengerti. Maka disimpulkannya bahwa "hidup itu sia-sia". Ia tak dapat memahami tindakan Allah dalam menentukan nasib manusia. Tetapi meskipun demikian, dinasihatinya orang-orang untuk bekerja dengan giat, dan untuk sebanyak mungkin dan selama mungkin menikmati pemberian-pemberian Allah. Kebanyakan dari buah pikiran Sang Pemikir itu bernada sumbang, bahkan putus asa. Tetapi kenyataan bahwa kitab ini termasuk dalam Alkitab, menunjukkan bahwa iman yang mendasarkan Alkitab cukup luas untuk mempertimbangkan juga keragu-raguan dan keputusasaan semacam itu. Banyak orang yang telah membaca kitab ini merasa terhibur, karena mereka seolah-olah melihat sifat-sifat mereka berdiri di dalam



kitab Pengkhotbah ini. Mereka pun sadar bahwa Alkitab yang mencerminkan pemikiran-pemikiran yang sumbang itu, juga memberi harapan tentang Allah, harapan yang memberi arti kehidupan yang sebenarnya. Kitab Kidung Agung adalah kumpulan nyanyian cinta. Sebagian besar berupa nyanyian bersahutsahutan antara seorang pria dan seorang wanita. Dalam beberapa terjemahan buku ini disebut Nyanyian Salomo, karena dalam ayat pertama Salomo disebut sebagai penciptanya. Nyanyian-nyanyian ini oleh orang Yahudi sering diartikan sebagai hubungan antara Allah dan umatNya, dan oleh orang Kristen sebagai hubungan antara Kristus dan Gereja. Kitab Yesaya disebut menurut nama seorang nabi besar yang hidup di Yerusalem dalam bagian kedua abad kedelapan sebelum Masehi. Seluruhnya dapat dibagi dalam tiga bagian: 1. Pasal 1-39 berasal dari zaman ketika Yehuda, kerajaan selatan, diancam oleh Asyur, negara tetangga yang sangat kuat. Yesaya menyadari bahwa yang sesungguhnya mengancam kehidupan Yehuda bukanlah kekuatan Asyur, tetapi dosa bangsa Yehuda sendiri, karena bangsa itu tidak taat dan kurang percaya kepada Allah. Baik dengan kata-kata, maupun dengan perbuatan, Nabi Yesaya mendorong rakyat serta para pemimpin mereka untuk hidup menurut kehendak Allah dan berlaku adil. Ia mengingatkan bahwa umat Allah akan celaka dan binasa kalau tidak mau mendengarkan TUHAN. Yesaya juga meramalkan perdamaian dunia dan kedatangan seorang keturunan Daud yang akan menjadi raja yang diidam-idamkan. 2. Pasal 40--55 berasal dari masa pembuangan orang-orang Yehuda di Babel. Mereka dalam keadaan hancur tanpa harapan. Yesaya memberitakan bahwa tak lama lagi Allah membebaskan umat-Nya dan membawa mereka pulang ke Yerusalem, untuk memulai suatu hidup baru. Tema penting bagian ini ialah bahwa Allah itu TUHAN yang menguasai sejarah, dan bahwa Ia merencanakan untuk mengutus umat-Nya ke segala bangsa yang akan diberkati melalui Israel. Ayat-ayat tentang "Hamba TUHAN" merupakan salah satu bagian yang paling terkenal dari Perjanjian Lama. 3. Pasal 56--66 sebagian besar ditujukan kepada bangsa yang sudah kembali di Yerusalem. Mereka perlu diyakinkan lagi bahwa Allah akan memenuhi janji-janji-Nya kepada bangsa itu. Perhatian khusus diberikan kepada cara hidup yang benar dan keadilan; juga kepada cara merayakan hari Sabat, mempersembahkan kurban dan doa. Ayat-ayat penting ialah 61:1-2 yang dipakai Yesus untuk menyatakan panggilan-Nya ketika Ia memulai tugas-Nya di dunia.



1. 2. 3. 4.



Buku Yeremia dapat dibagi dalam beberapa bagian seperti yang berikut ini: Pesan dari TUHAN kepada bangsa Yehuda dan penguasa-penguasanya pada masa pemerintahan Yosia, Yoyakim, Yoyakhin, dan Zedekia. Petikan-petikan dari buku catatan Barukh sekretaris Yeremia, termasuk berbagai nubuatan dan peristiwa penting dalam kehidupan Yeremia. Pesan dari TUHAN tentang berbagai bangsa asing. Catatan pelengkap mengenai kisah jatuhnya Yerusalem dan pembuangan ke Babel. Nabi Yeremia adalah seorang yang berperasaan halus. Ia sangat cinta kepada bangsanya, dan sama sekali tidak suka menubuatkan hukuman ke atas mereka. Di dalam beberapa bagian dari bukunya ia berbicara dengan penuh perasaan tentang penderitaannya karena ia dipanggil oleh Allah untuk menjadi nabi. Perkataan TUHAN adalah seperti api di dalam hatinya; mau tidak mau ia harus menyampaikannya kepada bangsanya. Yang paling indah dalam kitab ini ialah kata-kata TUHAN yang menunjuk kepada suatu masa yang akan datang. Pada masa itu akan ada suatu ikatan janji yang baru dengan Allah. Umat TUHAN akan mentaati janji itu tanpa ada guru yang mengingatkan mereka. Sebab janji itu akan tertulis di dalam hati mereka (31:31-34). Kitab Ratapan terdiri dari lima syair yang meratapi jatuhnya Yerusalem ke tangan tentara Babel pada tahun 586 Sebelum Masehi, dan kehancuran serta masa pembuangan sesudah itu. Walaupun kitab ini pada umumnya bernada sedih, namun di dalamnya tampak juga segi kepercayaan kepada Allah dan harapan akan masa depan yang cerah. Syair-syair ini digunakan oleh orang Yahudi dalam ibadah mereka pada hari-hari khusus untuk berpuasa dan berkabung. Hari-hari khusus seperti itu diadakan setiap tahun untuk mengenang malapetaka yang menimpa bangsa itu pada tahun 586 Sebelum Masehi. Kitab Yehezkiel. Nabi Yehezkiel tinggal dalam pembuangan di Babel, baik sebelum, maupun sesudah jatuhnya Yerusalem pada tahun 586 Sebelum Masehi. Pesannya ditujukan kepada orang-orang yang dibuang di Babel dan mereka yang tinggal di Yerusalem. Kitab Yehezkiel dibagi dalam empat bagian yang penting yaitu: 1. Peringatan kepada umat Israel bahwa Allah akan menghakimi mereka dan bahwa Yerusalem akan jatuh dan hancur. 2. Pesan dari TUHAN bahwa Ia akan menghakimi bangsa-bangsa yang menindas dan menyesatkan umat-Nya.



3. Penghiburan bagi Israel setelah jatuhnya Yerusalem, dan janji tentang masa depan yang cerah. 4. Gambaran Yehezkiel tentang Rumah TUHAN dan bangsa yang diperbaharui. Yehezkiel adalah orang yang teguh imannya dan hebat daya khayalnya. Sebagian besar dari pesannya didapatnya melalui penglihatan-penglihatan, dan dinyatakannya dengan perbuatan yang merupakan lambang yang jelas bagi bangsa Israel. Yehezkiel menekankan perlunya pembaharuan hati dan jiwa, serta tanggung jawab setiap orang atas dosa-dosanya sendiri. Ia juga menyatakan harapannya akan pembaharuan hidup bagi bangsa Israel. Sebagai imam dan juga selaku nabi, Yehezkiel memberi perhatian khusus kepada Rumah TUHAN dan pentingnya hidup menurut kehendak TUHAN. Kitab Daniel ditulis pada waktu bangsa Yahudi sangat menderita karena dianiaya dan ditindas oleh seorang raja asing. Si penulis membesarkan hati bangsanya dengan berbagai cerita dan laporan tentang penglihatan-penglihatan. Ia memberikan mereka harapan bahwa Allah akan menjatuhkan si penjajah dan memulihkan kerajaan bagi umat Allah. Kitab ini berisi dua bagian yang terpenting: 1. Kisah tentang Daniel dan beberapa temannya sepembuangan; mereka mengalahkan musuh-musuh mereka hanya karena mereka percaya dan taat kepada Allah. Kisah-kisah itu terjadi di zaman kerajaan Babel dan Persia. 2. Sejumlah penglihatan yang dilihat oleh Daniel. Dalam bentuk perlambang, penglihatan-penglihatan itu menggambarkan berkem-bangnya dan jatuhnya berbagai negara berturut-turut mulai dengan Babel. Selain itu, diramalkan juga jatuhnya si penjajah yang tidak mengenal Allah itu, serta kemenangan umat Allah. Kitab Hosea. Hosea adalah nabi yang tampil sesudah Nabi Amos. Ia menyampaikan pesan TUHAN kepada orang-orang di Israel, kerajaan utara, pada masa yang sulit sebelum kerajaan itu jatuh pada tahun 721 Sebelum Masehi. Ia sangat prihatin memikirkan keadaan orang Israel, terutama karena mereka menyembah berhala dan tidak setia kepada TUHAN. Dengan terus terang Hosea menggambarkan ketidaksetiaan mereka itu berdasarkan keadaan rumah tangganya sendiri yang hancur karena ketidaksetiaan istrinya. Sebagaimana Gomer, istrinya, tidak setia kepadanya begitu pula umat Allah tidak setia kepada TUHANnya. Karena perbuatan itu, Israel dihukum. Sekalipun demikian, kasih TUHAN kepada umat-Nya tidak akan hilang. Ia akan menerima mereka kembali dan memperbaiki hubungan mereka dengan Dia. Cinta TUHAN itu dinyatakan dalam kata-kata indah yang berikut ini, "Hai Israel, tak mungkin engkau Kubiarkan atau Kutinggalkan! .... Tak tega hati-Ku melakukan hal itu, karena cinta-Ku terlalu besar bagimu!" (11:8). Kitab Yoël. Tentang Nabi Yoël sedikit sekali keterangan yang terkumpul, sehingga tidak jelas dalam tahun berapa ia hidup. Tetapi nampaknya buku ini ditulis di antara abad kelima dan keempat Sebelum Masehi, pada masa kekuasaan kerajaan Persia. Nabi Yoël menceritakan tentang datangnya kawanan belalang yang merusakkan segala tumbuhan dan musim kemarau yang hebat sekali di Palestina. Malapetaka itu diartikan Nabi Yoël sebagai pertanda datangnya Hari TUHAN, yaitu saat TUHAN menghukum siapa saja yang melawan kehendak-Nya. Nabi Yoël menyampaikan pesan Allah kepada bangsa Israel supaya bertobat, dan juga janji Allah untuk memberkati umat-Nya dan memulihkan kemakmuran-Nya. Satu hal yang penting ialah janji bahwa Allah akan memberikan roh-Nya kepada setiap orang, baik wanita maupun pria, tua maupun muda. (Yoël 2:28-32, Kisah Rasul-rasul 2:17-21). Kitab Amos. Amos adalah nabi pertama dalam Alkitab yang pesannya dicatat secara terperinci. Ia berasal dari sebuah kota di Yehuda, tetapi ia berkhotbah kepada orang-orang Israel di kerajaan utara sekitar pertengahan abad kedelapan Sebelum Masehi. Pada masa itu banyak orang hidup makmur, ibadah dipentingkan, dan negeri Israel nampaknya damai. Tapi Amos melihat bahwa yang mengecap kemakmuran hanyalah para hartawan yang memperkaya diri dengan hasil penindasan dan ketidakadilan terhadap orang miskin. Orang menjalankan ibadah dengan hati yang tidak tulus, dan keadaan damai hanya tampak dari luar. Dengan berani dan penuh semangat, Amos menyampaikan pesan bahwa Allah akan menghukum bangsa Israel. Amos menyerukan agar keadilan "mengalir seperti air". Ia berkata, "Mungkin TUHAN akan mengasihani orang-orang yang tersisa dari bangsa Israel" (5:15). Kitab Obaja. Kitab yang pendek ini ditulis entah kapan sesudah kota Yerusalem jatuh pada tahun 586 Sebelum Masehi. Edom musuh bebuyutan bangsa Yehuda, senang sekali; mereka bahkan merampok Yerusalem dan membantu musuh. Nabi Obaja meramalkan bahwa bangsa Edom akan dihukum dan ditaklukkan seperti bangsa-bangsa lain yang memusuhi Israel. Kitab Yunus. Kitab ini berbeda dengan buku-buku nabi lainnya di Alkitab, karena tidak berisi pesan sang nabi, melainkan menceritakan pengalaman Nabi Yunus, ketika ia mencoba menghindari perintah Allah. Allah menyuruh dia pergi ke kota Niniwe, ibukota kerajaan Asyur, musuh Israel. Tetapi Yunus tidak mau pergi ke kota itu untuk menyampaikan pesan Allah, karena ia yakin bahwa kalau orang Niniwe berhenti berbuat dosa, Allah tidak akan menjalankan rencana-Nya untuk menghancurkan kota itu. Akhirnya, setelah



beberapa kejadian yang mengesankan, Yunus mentaati perintah TUHAN, tetapi kemudian ia mendongkol, karena Niniwe tidak jadi dihancurkan. Kitab Yunus melukiskan bagaimana Allah berkuasa mutlak atas ciptaan-Nya. Tetapi lebih-lebih, buku ini menggambarkan Allah Yang Mahapenyayang dan pengampun, Allah yang lebih suka mengampuni dan menyelamatkan suatu bangsa daripada menghukum dan menghancurkannya, biarpun bangsa itu musuh umat-Nya sendiri. Kitab Mikha. Nabi Mikha, yang hidup sezaman dengan Yesaya, berasal dari sebuah desa di Yehuda, di kerajaan selatan. Ia sangat yakin bahwa Yehuda akan menghadapi bencana nasional seperti yang diumumkan oleh Amos tentang kerajaan utara. Mikha mengemukakan bahwa Allah pasti menghukum bangsa Yehuda juga karena mereka kejam dan tidak adil terhadap sesamanya. Tetapi dalam khotbah Mikha terdapat tandatanda yang lebih jelas dan terang tentang harapan untuk masa depan. Bagian-bagian yang perlu diperhatikan dalam kitab ini ialah: gambaran tentang kedamaian di seluruh dunia di bawah pimpinan Allah (4:1-4); ramalan tentang raja besar yang akan muncul dari keturunan Daud dan yang membawa kedamaian kepada bangsa Yehuda (5:2-4); dan, dalam satu ayat (6:8), ringkasan dari semua yang hendak dikatakan oleh nabi-nabi Israel, yaitu: "Yang dituntut TUHAN dari kita ialah supaya kita berlaku adil, selalu mengamalkan cinta kasih, dan dengan rendah hati hidup bersatu dengan Allah kita." Kitab Nahum. Nabi Nahum ditulis untuk memperingati jatuhnya kota Niniwe, ibukota bangsa Asyur, musuh bebuyutan Israel. Peristiwa itu terjadi menjelang akhir abad ketujuh Sebelum Masehi dan dianggap sebagai hukuman Allah atas bangsa yang kejam dan angkuh itu. Kitab Habakuk. Nabi Habakuk menyampaikan pesan-pesannya menjelang akhir abad ketujuh Sebelum Masehi, pada masa kekuasaan kerajaan Babel. Ia sangat prihatin melihat kekerasan yang dilakukan oleh bangsa yang kejam itu, maka ia bertanya kepada TUHAN, "Bagaimana Engkau dapat tahan melihat orangorang jahat yang kejam itu? Bukankah Engkau terlalu suci untuk memandang kejahatan? Bukankah Engkau merasa muak melihat ketidakadilan? Jadi, mengapa Engkau diam saja ketika orang yang saleh dihancurkan oleh pendurhaka?" (1:13). TUHAN menjawab bahwa Ia akan bertindak pada waktu yang ditentukan-Nya sendiri, dan sementara itu harus diingat bahwa, "Orang yang jahat tidak akan selamat, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah akan hidup karena kesetiaannya kepada Allah" (2:4). Bagian yang terakhir dari buku ini berisi ramalan tentang kehancuran bagi mereka yang tidak taat kepada perintah TUHAN. Dan di dalam bagian yang terakhir itu diselipkan nyanyian pujian bagi kebesaran Allah. Di dalam pujian itu tergambar juga iman yang teguh dari sang nabi. Kitab Zefanya. Zefanya adalah seorang nabi yang menyampaikan pesannya pada tahun-tahun terakhir dari abad ketujuh Sebelum Masehi, kira-kira dalam dasawarsa sebelum Raja Yosia mengadakan perbaikanperbaikan di bidang agama pada tahun 621 Sebelum Masehi. Pokok kitab ini senada dengan pokok buku-buku nabi yang lain, yaitu: ancaman mengenai datangnya hari malapetaka dan kehancuran, sebagai hukuman atas pemujaan dewa-dewa oleh bangsa Yehuda. Bangsabangsa yang lain juga akan dihukum oleh TUHAN. Tetapi meskipun Yerusalem dihancurkan, akan tiba saatnya kota itu dibangun kembali dan dihuni oleh orang-orang yang jujur dan taat kepada TUHAN. Kitab Hagai adalah kumpulan pesan-pesan Allah yang disampaikan oleh Nabi Hagai pada tahun 520 Sebelum Masehi. Pada waktu itu orang Israel telah kembali dari pembuangan di Babel. Tetapi meskipun mereka telah tinggal beberapa tahun di Yerusalem, Rumah TUHAN masih saja merupakan puing-puing. Dalam pesan-pesan itu Allah mendesak para pemimpin bangsa Israel untuk membangun kembali Rumah TUHAN. Allah juga berjanji akan memberikan kemakmuran dan kesejahteraan kepada umat Israel yang telah diperbaharui dan disucikan. Kitab Zakharia terdiri dari dua bagian yang berbeda: 1. Pasal 1-8 berisi ramalan-ramalan Nabi Zakharia yang diucapkannya antara tahun 520 dan tahun 518 Sebelum Masehi. Ramalan-ramalan itu kebanyakan dinyatakan dalam bentuk penglihatanpenglihatan, dan membicarakan perbaikan Yerusalem, pembangunan kembali Rumah TUHAN, serta penyucian umat Allah. Zakharia meramalkan juga masa kedatangan Raja yang dijanjikan Allah kepada umat-Nya. 2. Pasal 9-14 merupakan kumpulan pesan-pesan yang diucapkan pada masa-masa yang lebih kemudian. Di sini dibicarakan Juruselamat yang akan datang ke dunia, dan penghakiman terakhir. Kitab Maleakhi ditulis dalam abad kelima Sebelum Masehi, sesudah Rumah Allah di Yerusalem dibangun kembali. Kitab ini terutama dimaksudkan untuk mendorong para imam dan rakyat supaya membaharui kesetiaan mereka kepada perjanjian dengan TUHAN. Sudah jelas bahwa ada kemerosotan dalam kehidupan dan cara beribadat umat Allah. Para imam dan rakyat menipu TUHAN: Mereka tidak memberikan kepada TUHAN apa yang harus mereka persembahkan kepada-Nya dan tidak hidup sesuai dengan ajaran-Nya.



Tetapi TUHAN akan datang untuk mengadili dan menyucikan umat-Nya. Ia akan mengirim utusan-Nya untuk menyiapkan jalan dan mewartakan perjanjian TUHAN. B. Perjanjian Baru Katolik dan Protestan memiliki kanon PB yang sama, yaitu sebanyak 27 kitab, yang dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok. Sama halnya dengan PL, penyusunan urutan atau pengelompokan kitab-kitab PB bukan didasarkan tua atau mudanya kitab tersebut. Penyusunan dan pengelompokan itu dibuat supaya umat atau pembaca dapat lebih mudah menghapal urutan kitab-kitab tersebut. Adapun pengelompokan dan urutan kitab-kitab tersebut adalah sbb.: 1. Kitab Injil, teridiri dari Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. 2. Kitab Sejarah: Kisah Para Rasul. 3. Surat-surat dari Rasul Paulus terdiri dari 13 surat, yaitu: Roma, 1-2 Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1-2 Tesalonik, 1-2 Timotius, Titus, Filemon. 4. Surat-surat Umum: Ibrani, Yakobus, 1-2 Petrus, 1-3 Yohanes, Yudas dan Wahyu. Kata Arab Injil diturunkan dari kata Yunani euaggelion (Latin: evang-elium) yang artinya kabar baik. Berbeda dengan orang Inggris, mereka menyebut Injil dengan istilah gospel dari kata godspell yang artinya berita dari Allah. Kitab Injil berisikan karya penyelamatan Allah dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Karya penyelamatan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus diberitakan melalui pelayanan-Nya atas orang-orang berdosa, orang-orang sakit, orang-orang yang terpinggirkan, orang-orang yang diperlakukan secara tidak adil. Hadirnya Tuhan Yesus Kristus merupakan hadirnya Syalom Allah, dan merupakan penggenapan akan janji-janji Allah yang dinubuatkan para Nabi dalam PL dan itulah kabar baik tersebut. Kitab Injil ini dibagi dua. Yang pertama disebut dengan Injil Sinoptik (dari kata: sun=sama; dan optik=penglihatan, pemandangan), yaitu: Matius, Markus dan Lukas. Disebut demikian karena ketiga Injil tersebut memiliki pemandang-an yang sama terhadap diri Tuhan Yesus. Tuhan Yesus dilihat sebagai Allah yang menderita, yang menjadi manusia dan hina. Itu semua dilakukan Tuhan untuk kebahagiaan, keselamatan dan kemuliaan manusia. Cara pandang ketiga Injil ini dapat kita lihat dari banyaknya ayat-ayat yang paralel. Injil yang kedua adalah Yohanes. Injil ini memiliki cara pandang yang berbeda dengan Injil Sinoptik. Yohanes memberitakan Tuhan Allah yang turun dari kemuliaan-Nya dengan penuh kemuliaan dalam diri Tuhan Yesus. Tuhan Yesus tidak dilihat sebagai Allah yang menderita, tetapi Tuhan yang penuh kuasa dan kemuliaan, dan dengan penuh kemuliaan juga Tuhan Yesus Kristus menyelamatkan manusia. Dari keempat Injil itu urutan masa penulisan adalah Injil Markus, Matius, Lukas, dan terakhir Yohanes. Markus adalah sumber utama bagi Matius dan Lukas, kemudian Matius dan Lukas melengkapi berita pelayanan Tuhan Yesus yang belum dituliskan oleh Markus yang bersumber dari saksi-saksi hidup dan dari pengalaman mereka sendiri bersama dengan Tuhan Yesus atau dengan orang-orang yang dekat dengan Tuhan Yesus. Setelah Injil Sinoptik ditulis maka Yohanes menulis Injil, tetapi dia menulis kisah-kisah pelayanan Tuhan Yesus yang belum diberitakan dalam Injil Sinoptik. Itulah sebabnya dalam Injil Yohanes tidak banyak kita temui ayat-ayat yang paralel dengan Injil Sinoptik. Injil Matius ditulis oleh Matius, suku Lewi dan pemungut cukai yang menjadi Murid Yesus (Mat. 9:9). Injil ini memberitakan Yesus Kristus, Sang Immanuel, yang dinubuatkan para nabi-nabi dalam PL yang ditulis untuk memenangkan orang-orang Yahudi yang belum menerima dan belum percaya pada Tuhan Yesus. Matius membuktikan bahwa Yesus Kristus adalah Anak Daud yang telah lama dinanti-nantikan oleh umat Yahudi. Pembuktian ini dapat kita lihat dari silsilah Tuhan Yesus Kristus (Mat. 1: 1 – 17) dan kutipankutipan nubuatan para nabi dari PL di mana Matius memakai kata: genap sebanyak 12 kali untuk nubuatannubuatan tersebut (Mat. 1:22; 2:15,17,23; 4:14; 8:17; 12:17; 13:35; 21:4; 13:14; 26:56; 27:9). Matius hendak menunjukkan bagaimana nubuatan PL digenapi dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Setiap detail kehidupan Tuhan Yesus telah dinubuatkan para nabi dan kemudian Matius memberitakan kepada Yahudi supaya mereka menerima dan percaya bahwa Jesus adalah Mesias. Hal ini dapat kita lihat dari: 1. Perhatian Matius terhadap orang Yahudi sebagai anak sulung di mana kepada merekalah didahulukan kabar baik (Mat. 10:5-6; 15:24) baru kemudian kepada bangsa-bangsa asing (Mat. 28:18-20). 2. Sikap Matius terhadap Hukum Taurat yang lebih posiif di mana Yesus Kristus datang bukan untuk menghacurkan Hukum Taurat (Mat. 5:17-20).



3. Matius memberitakan bahwa Yesus Kristus adalah Raja, anak Daud, yang diberi kuasa atas langit dan bumi. Injil Matius sangat peduli pada pengajaran Injil dan ini dapat dilihat dari pengajaran-pengajaran yang disampaikan Tuhan Yesus dalam Injil ini, yaitu: Khotbah di Bukit (5-7); Tugas-tugas Pemimpin Kerajaan Sorga (10); Perumpamaan-perumpamaan tentang Kerajaan Sorga, Kemuliaan dan pengampunan dalam Kerajaan Sorga (18); Kedatangan Raja/ Akhir zaman (24-25). Dan Matius mengakhiri Injil ini dengan pesan utama untuk menjadikan semua bangsa murid dan mengajarkan apa yang telah diajarkan Tuhan Yesus. Tugas membaptis adalah tugas yang harus didahului dengan proses pemuridan dan pengajaran (discipleship). Injil Markus ditulis oleh seorang awam yang bernama Yohanes Markus, keponakan Barnabas (Kol. 4: 10). Dia sudah menjadi pengikut Kristus sejak masih muda belia dan merupakan saksi mata atas peristiwa penangkapan Tuhan Yesus di taman Getsemane (Mrk. 14: 52). Setelah Tuhan Yesus naik ke sorga Markus turut bersama Paulus dalam memberitakan Injil kepada orang-orang non-Yahudi (Kis. 12: 25; 13: 5). Injil ini ditulis dan ditujukan kepada kaum awam yang berlatar belakang non-Yahudi. Itulah sebabnya Injil ini ditulis dengan bahasa yang sederhana, pendek-pendek, dan mudah dimengerti. Injil ini tidak memuat berita kelahiran Tuhan Yesus, tetapi dimulai dengan kisah Yohanes Pembaptis. Bagi Markus kunci untuk memahami siapa Yesus adalah dari peristiwa penyaliban dan kebangkitan Tuhan Yesus. Injil Lukas ditulis oleh Lukas yang merupakan murid dan teman sekerja Paulus (Kol. 4: 14; 2 Tim. 4: 11; Flm. 24). Injil ini ditulis untuk memenangkan dan memberitakan Kristus kepada seorang pejabat Kerajaan Romawi yang bernama Teophilus (Luk. 1: 1). Latar belakang Lukas yang ahli dalam empat bidang, yaitu: medis (tabib), sejarah, teologi, dan publistik (wartawan), sangat mempengaruhi dalam penulisan Injil ini. Lukas sangat memberi perhatian kepada orang atau masyarakat yang terpinggirkan (marginal) dan terbuang, khususnya kepada perempuan dan orang-orang miskin. Injil Lukas ditulis de-ngan sangat sistematis yang dimulai dengan berita kelahiran Yohanes dan Yesus. Hanya Lukaslah yang memberitakan peristiwa kelahiran Tuhan Yesus secara lengkap, pelayanan-Nya, dan keberadaan-Nya saat usia duabelas tahun. Perumpamaan yang terkenal: orang Samaria yang baik hati, anak yang hilang, orang kaya dan Lazarus, hanya ditemukan dalam Injil ini. Injil Lukas merupakan bagian pertama dan masih bersambung, hal ini dapat dilihat dari bagian akhir Injil ini yang belum memiliki bagian penutup sebagaimana Markus dan Matius, tetapi masih bersambung (Lihat Luk. 24: 53 bnd. Mat. 28: 19-29). Injil Yohanes ditulis oleh Yohanes murid Yesus yang ditujukan kepada orang-orang Yunani dan yang juga ahli-ahli filsafat. Itu sebabnya bahasa Injil indah dan merupakan bahsa filsafat. Injil Yohanes ini merupakan refleksi yang dalam atas Yesus Anak Allah. Dalam Injil ini kita tidak menemukan Tuhan Yesus yang menderita atau yang hina, tetapi Yesus yang Mulia dan penuh Kuasa atas langit dan bumi. Yesus yang Mulia dan penuh Kuasa dapat kita lihat dari berbagai kejadian yang menakjubkan atau yang kita sebut dengan muzizat. Pernyataan Yesus Ego eimi (I am; Aku ada) menunjukkan bahwa Yesus adalah JHWH. Ini mengingatkan kita akan JHWH yang memperkenalkan Diri-Nya dengan Ehye asyer Ehye (I am who I am = Aku ada yang Aku ada. Kel. 3: 14). Kisah Para Rasul merupakan jilid II dari karya Lukas atau merupakan sambungan dari Injil Lukas. Sebagaimana dengan Injil Lukas, Kisah Para Rasul ditulis dan ditujukan untuk Teophilus. Jika Injil Lukas kita sebut dengan kisah dan pelayanan Tuhan Yesus ketika berada di dunia ini maka Kisah Para Rasul adalah kisah dan pelayanan para murid-murid (Rasul-rasul) Tuhan Yesus, khususnya Rasul Paulus, pasca naiknya Tuhan Yesus Kristus dan pasca turunnya Roh Kudus atas murid-murid di Yerusalem. Lukas hendak memberitakan dan menginformasikan bahwa pengikut Kristus (Kristen) dan ajaran Kristus yang diberitakan para rasul bukanlah ancaman bagi pemerintah yang pada waktu itu berada di bawah kekuasaan kekaisaran Romawi melainkan membawa damai dan kabar baik bagi setiap insan. Surat-surat Rasul Paulus yang berjumlah tigabelas surat ditulis sebagai jawaban atas persoalan dan pergumulan yang dihadapi jemaat mula-mula. Surat yang pertama ditulis Paulus, yang juga merupakan kitab yang tertua dari seluruh PB, adalah I Tesalonika dan surat yang terakhir ditulis adalah kitab Roma. Kitab Roma merupakan kompilasi dari keduabelas surat Paulus yang ditulis dalam keadaan dan suasana yang tenang. Itu sebabnya Surat Roma lebih panjang, lebih sistematis, dan bahasanya lebih teratur. Adapun persoalan dan pergumulan yang dihadapi jemaat-jemaat yang dilayani oleh Paulus adalah masalah kedatangan Kristus (parousia), masalah hubungan hukum dan Injil, hubungan orang-orang Kristen yang berlatar belakang non-Yahudi dengan yang berlatar belakang Yahudi, masalah gender (hubungan lakilaki dengan perempuan), masalah penatalayanan jemaat (organisasi gereja), pembenaran, penebusan, pengampunan dan keselamatan, hubungan antara tuan dengan hamba, etika hidup orang Kristen (hidup dalam masyarakat dan dalam negara). Surat Roma. Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma ditulis untuk mem-persiapkan mereka terhadap kunjungannya kepada mereka. Menurut rencana, Paulus akan bekerja sementara waktu di antara orang-orang Kristen di sana, kemudian dengan bantuan mereka, ia ingin pergi ke Spanyol. Paulus menulis surat ini untuk



menjelaskan pengertiannya tentang agama Kristen dan tuntutan-tuntutannya yang praktis untuk kehidupan orang-orang Kristen. Setelah menyampaikan salamnya kepada orang-orang dalam jemaat di Roma, dan memberitahukan kepada mereka tentang doanya bagi mereka, Paulus mengemukakan tema suratnya ini: "Dengan Kabar Baik itu Allah me-nunjukkan bagaimana caranya hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali; caranya ialah dengan percaya kepada Allah, dari mula sampai akhir" (1:17). Setelah itu Paulus menguraikan temanya itu. Semua orang - baik Yahudi maupun bukan Yahudi - perlu diperbaiki hubungannya dengan Allah, sebab semuanya sama-sama berada dalam kekuasaan dosa. Hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali kalau manusia percaya kepada Yesus Kristus. Kemudian Paulus menguraikan tentang hidup baru yang dialami oleh manusia kalau bersatu dengan Kristus. Hidup baru itu tumbuh karena adanya hubungan yang baru dengan Allah. Orang yang sudah percaya kepada Yesus, hidup damai dengan Allah, dan Roh Allah membebaskan dia dari kekuasaan dosa dan kematian. Dalam pasal 5-8 Paulus menjelaskan juga tujuan Hukum-hukum Allah dan kuasa Roh Allah di dalam kehidupan orang percaya. Kemudian Paulus menjelaskan bahwa orang Yahudi dan bukan Yahudi termasuk dalam rencana Allah untuk umat manusia. Paulus menyimpulkan bahwa penolakan Yesus oleh orang Yahudi sudah termasuk dalam rencana Allah untuk menolong manusia berdasarkan rahmat-Nya melalui Yesus Kristus. Paulus yakin bahwa orang Yahudi tidak selalu akan menolak Yesus. Akhirnya Paulus menulis tentang bagaimana orang harus hidup sebagai orang Kristen, terutama sekali tentang caranya mempraktekkan kasih dalam hubungan dengan orang-orang lain. Untuk itu Paulus memilih pokok-pokok seperti berikut ini: melayani Allah, kewajiban orang Kristen terhadap negara dan sesama orang Kristen, dan berbagai-bagai persoalan yang menyangkut hati nurani. Paulus menutup suratnya ini dengan pesan-pesan pribadi dan puji-pujian kepada Allah. Surat Paulus Yang Pertama Kepada Jemaat di Korintus ditulis untuk membahas persoalanpersoalan yang timbul di dalam jemaat yang telah didirikan oleh Paulus di Korintus itu. Persoalan-persoalan tersebut adalah mengenai kehidupan dan kepercayaan Kristen. Pada waktu itu Korintus adalah sebuah kota Yunani, ibukota provinsi Akhaya yang termasuk wilayah pemerintahan Roma. Kota ini, yang penduduknya terdiri dari banyak macam bangsa, terkenal karena kemajuannya dalam perdagangan, kebudayaannya yang tinggi, tetapi juga karena keadaan susilanya yang rendah dan karena adanya bermacam-macam agama di situ. Yang terutama menjadi pikiran Rasul Paulus ialah persoalan tentang perpecahan dan kebejatan di dalam jemaat, dan tentang persoalan-persoalan seks dan perkawinan, persoalan hati nurani, tata tertib dalam jemaat, karunia-karunia Roh Allah, dan tentang bangkitnya orang mati. Dengan pandangan yang dalam, Paulus menunjukkan bagaimana Kabar Baik dari Allah itu menyoroti persoalan-persoalan tersebut. Pasal 13 melukiskan ciri-ciri kasih yang sejati. Pasal ini mungkin merupakan pasal yang paling terkenal di antara semua pasal lainnya di buku ini. Surat Paulus Yang Kedua Kepada Jemaat di Korintus ditulis pada masa yang sulit dalam hubungan Paulus dengan jemaat itu. Ada anggota-anggota dari jemaat itu yang rupanya telah menyerang Paulus dengan keras, tetapi Paulus menunjukkan bahwa ia ingin sekali berbaik. Ia memperlihatkan kegembiraannya ketika hal itu terjadi. Dalam bagian pertama suratnya ini Paulus menguraikan tentang hubungannya dengan jemaat di Korintus. Ia menjelaskan di situ mengapa ia mengecam dengan keras perlawanan dan celaan terhadap dirinya yang dilakukan oleh jemaat itu. Setelah mengemukakan hal itu, ia selanjutnya menyatakan kegembiraannya bahwa kecamannya yang keras itu sudah menghasilkan pertobatan dan kerukunan. Kemudian ia mengajak supaya jemaat itu mengumpulkan sumbangan untuk menolong orang-orang Kristen yang hidup berkekurangan di Yudea. Pada pasal-pasal terakhir Paulus mengemukakan pembelaan dirinya mengenai kedudukannya sebagai rasul terhadap beberapa orang di Korintus yang menganggap diri sendiri rasul sejati, dan menuduh Paulus sebagai rasul palsu. Setelah Kabar Baik tentang Yesus mulai diberitakan dan diterima di antara orang-orang bukan Yahudi, timbullah pertanyaan apakah untuk menjadi seorang Kristen yang sejati orang harus mentaati hukum agama Yahudi. Paulus mengemukakan bahwa hal itu tidak perlu -- bahwa sesungguhnya satu-satunya dasar yang baik untuk kehidupan Kristen adalah percaya kepada Kristus. Dengan kepercayaan itu hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali. Tetapi orang-orang yang menentang Paulus telah datang ke jemaatjemaat di Galatia, yaitu sebuah provinsi Roma di Asia Kecil. Mereka berpendapat bahwa untuk berbaik kembali dengan Allah, orang harus melaksanakan hukum agama Yahudi. Surat Paulus Kepada Jemaat-jemaat di Galatia ini ditulis untuk menolong orang-orang yang telah disesatkan oleh ajaran-ajaran salah itu, supaya mereka kembali taat kepada ajaran yang benar. Paulus mulai dengan mengatakan bahwa ia berhak disebut rasul Yesus Kristus. Dengan tegas Paulus mengatakan bahwa panggilannya untuk menjadi rasul berasal dari Allah, bukan dari manusia. Juga bahwa tugasnya ditujukan terutama sekali kepada orang bukan Yahudi (1-2). Setelah itu Paulus membentangkan pendiriannya bahwa hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali hanya melalui percaya kepada Allah (3-4). Di dalam pasal-pasal terakhir buku ini (5-6), Paulus menunjukkan bahwa cinta kasih yang timbul pada diri orang



Kristen karena ia percaya kepada Kristus, akan dengan sendirinya menyebabkan orang itu melakukan perbuatan-perbuatan Kristen. Surat Paulus Kepada Jemaat di Efesus, penulis menekankan Rencana Allah agar "Seluruh alam, baik yang di surga maupun yang di bumi, menjadi satu dengan Kristus sebagai kepala" (1:10). Surat ini merupakan juga seruan kepada umat Allah supaya mereka menghayati makna rencana agung dari Allah itu untuk mempersatukan seluruh umat manusia melalui Yesus Kristus. Di dalam bagian pertama surat Efesus ini dikemukakan bagaimana penyatuan itu terjadi. Untuk menjelaskan hal itu ia menceritakan bagaimana Allah Bapa telah memilih umat-Nya, bagaimana Allah melalui Yesus Kristus, Anak-Nya, mengampuni dan membebaskan umat-Nya dari dosa, dan bagaimana janji Allah itu dijamin oleh Roh Allah. Di dalam bagian kedua, diserukan kepada para pembacanya supaya mereka hidup rukun agar kesatuan mereka sebagai umat yang percaya kepada Kristus dapat terlaksana. Untuk menunjukkan bahwa umat Allah sudah menjadi satu karena bersatu dengan Kristus, penulis memakai beberapa kiasan. Jemaat adalah seperti tubuh dengan Kristus sebagai kepalanya, atau seperti sebuah bangunan yang batu sendinya ialah Kristus, atau seperti seorang istri dengan Kristus sebagai suaminya. Penulis sangat terharu ketika mengingat akan rahmat Allah melalui Kristus, sehingga ungkapanungkapan yang dipakainya dalam suratnya menunjukkan bahwa hatinya makin meluap dengan perasaan syukur dan pujian kepada Tuhan. Segala sesuatu ditinjaunya dari segi kasih Kristus, dari segi pengurbananNya, pengampunan-Nya, kebaikan hati-Nya dan kesucian-Nya. Surat Filipi. Jemaat di Filipi adalah jemaat pertama yang didirikan Paulus di Eropa. Filipi terletak di Makedonia, sebuah provinsi kerajaan Roma. Surat Paulus Kepada Jemaat di Filipi ini ditulis ketika Paulus berada di penjara. Hatinya pada saat itu cemas karena ada pekerja-pekerja Kristen yang menentangnya. Juga karena di dalam jemaat di Filipi itu ada orang-orang yang mengajarkan ajaran-ajaran yang menyesatkan. Meskipun demikian surat Paulus ini bernada gembira dan penuh harapan. Apa sebabnya demikian? Tidak lain hanyalah karena Paulus percaya sekali kepada Kristus. Paulus menulis surat ini karena pertama-tama ia mau mengucap terima kasih kepada jemaat di Filipi atas pemberian yang telah diterimanya dari mereka ketika ia berada dalam kesukaran. Dan dalam kesempatan ini pula ia ingin memberi dorongan kepada mereka supaya mereka berani dan tabah dalam menghadapi kesukaran. Ia minta dengan sangat supaya mereka rendah hati seperti Yesus, dan tidak dikuasai oleh perasaan angkuh dan mementingkan diri sendiri. Ia mengingatkan mereka bahwa hanya karena rahmat Allah sajalah, Allah membuat mereka bersatu dengan Kristus berdasarkan percaya mereka kepada-Nya, bukan karena mereka taat menjalankan upacara-upacara agama yang ditentukan dalam hukum agama Yahudi. Selanjutnya Paulus menulis juga tentang kegembiraan dan sejahtera yang diberikan Allah kepada orangorang yang hidup bersatu dengan Kristus. Ciri khas surat ini ialah tekanannya pada kegembiraan, keteguhan hati, kesatuan, dan ketabahan orang Kristen dalam mempertahankan percayanya kepada Kristus dan dalam menjalani hidup sebagai orang Kristen. Surat ini menunjukkan juga betapa cintanya Paulus kepada jemaat di Filipi itu. Surat Kolose. Kolose adalah sebuah kota di Asia Kecil, sebelah timur kota Efesus. Bukan Paulus yang mendirikan jemaat di Kolose ini, tetapi ketika ia mengutus pekerja-pekerja dari Efesus, ibukota sebuah provinsi Roma di Asia Kecil, ia merasa bertanggung jawab juga atas jemaat di Kolose itu. Paulus sudah menerima berita bahwa di dalam jemaat itu ada guru-guru yang mengajar ajaran-ajaran yang salah. Guruguru itu berkeras bahwa untuk mengenal Allah dan diselamatkan dengan sempurna, orang harus menyembah "roh-roh yang menguasai dan memerintah semesta alam". Di samping itu, kata guru-guru itu, orang haruslah pula taat menjalankan peraturan-peraturan sunat, pantangan dan lain sebagainya. Surat Paulus Kepada Jemaat di Kolose ini ditulis untuk mengemukakan ajaran Kristen yang benar dan menentang ajaran-ajaran salah yang diajarkan oleh guru-guru palsu itu. Inti sari surat ini ialah bahwa Yesus Kristus sanggup memberi keselamatan yang sempurna dan bahwa ajaran-ajaran yang lainnya itu hanya menjauhkan orang dari Kristus. Melalui Kristus, Allah menciptakan dunia ini, dan melalui Kristus pula Allah menyelamatkannya. Hanyalah melalui bersatu dengan Kristus, dunia mempunyai harapan untuk diselamatkan. Selanjutnya Paulus menguraikan hubungan antara ajaran yang agung itu dengan kehidupan orang Kristen. Perlu dikemukakan di sini bahwa Tikhikus - yang membawa surat ini ke Kolose dari Paulus - ditemani oleh Onesimus, hamba yang disuruh oleh Paulus untuk kembali kepada tuannya, yaitu Filemon, seorang anggota jemaat di Kolose. Surat 1 Tesalonika. Tesalonika adalah ibukota Makedonia, sebuah provinsi kerajaan Roma. Jemaat di Tesalonika didirikan oleh Paulus setelah ia meninggalkan Filipi. Tetapi tidak lama sesudah itu, orang-orang Yahudi yang iri hati kepada Paulus mulai menentang usaha Paulus untuk memberitakan ajaran Kristen kepada orang-orang bukan Yahudi yang telah menunjukkan minat terhadap agama Yahudi. Terpaksalah Paulus meninggalkan Tesalonika dan pergi ke Berea. Kemudian setelah ia tiba di Korintus, ia menerima surat dari Timotius, kawan dan rekannya, tentang keadaan jemaat di Tesalonika.



Jadi, Surat Paulus Yang Pertama Kepada Jemaat di Tesalonika ini ditulis untuk memberi dorongan dan keteguhan kepada mereka. Paulus bersyukur atas berita yang diterimanya tentang iman dan kasih mereka. Ia mengingatkan mereka mengenai kehidupannya sendiri ketika ia masih berada di tengah-tengah mereka. Setelah mengemukakan semuanya itu, Paulus menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka tentang kedatangan Kristus yang kedua kalinya. Kalau seorang Kristen meninggal sebelum Kristus datang kembali, dapatkah orang itu menerima hidup yang kekal dan sejati dari Kristus? Kapankah Kristus akan datang? Paulus menasihatkan supaya mereka terus bekerja dengan tenang sambil menantikan kedatangan Kristus dengan penuh harapan. Kebingungan mengenai kedatangan Kristus yang kedua kalinya masih terus menimbulkan persoalanpersoalan di dalam jemaat di Tesalonika. Surat Paulus Yang Kedua Kepada Jemaat di Tesalonika ditulis untuk membereskan persoalan itu. Mereka berpendapat bahwa saat Kristus datang untuk kedua kalinya sudah tiba. Pendapat itu salah, kata Paulus. Sebab, sebelum Kristus kembali ke dunia, kekejaman dan kejahatan di dunia akan memuncak dahulu di bawah pimpinan seseorang yang dikenal sebagai "Manusia Jahat" dan yang akan menentang Kristus. Surat 2 Tesalonika. Paulus menekankan kepada para pembacanya bahwa mereka perlu sekali bertahan dalam kepercayaan mereka kepada Kristus sekalipun hidup mereka sukar dan mereka harus menderita. Paulus menasihatkan supaya mereka masing-masing bekerja untuk nafkah mereka, sama seperti Paulus dan rekan-rekannya. Juga supaya mereka tekun berbuat baik. Surat 1 Timotius. Timotius adalah seorang Kristen yang masih muda di Asia Kecil, yang telah menjadi kawan dan pembantu Paulus dalam pekerjaan Paulus. Ayah Timotius seorang Yunani dan ibunya Yahudi. Dalam Surat Paulus Yang Pertama Kepada Timotius, dibentangkan tiga hal yang ada sangkut pautnya satu sama lain. Pertama-tama ialah peringatan kepada Timotius terhadap ajaran-ajaran salah yang terdapat di dalam jemaat. Ajaran-ajaran itu merupakan campuran faham Yahudi dan faham bukan Yahudi berdasarkan kepercayaan bahwa semesta alam sudah jahat, dan keselamatan hanya dapat diperoleh kalau orang mempunyai pengetahuan tentang rahasia tertentu, dan mentaati peraturan-peraturan seperti misalnya peraturan tidak boleh kawin, pantang makanan-makanan tertentu dan lain sebagainya. Kedua, ialah petunjuk-petunjuk kepada Timotius mengenai pengurusan jemaat dan mengenai ibadat. Dijelaskan baginya sifat-sifat orang yang boleh menjadi penilik dan pembantu jemaat. Akhirnya Timotius diajar mengenai bagaimana ia dapat menjadi seorang hamba Yesus Kristus yang baik dan mengenai tanggung jawabnya terhadap setiap golongan orang yang menjadi anggota jemaat. Surat Paulus Yang Kedua Kepada Timotius sebagian besar berisi nasihat-nasihat pribadi kepada Timotius sebagai teman sekerja dan pembantu yang masih muda. Inti nasihatnya ialah supaya Timotius tabah. Ia dinasihati dan didorong supaya terus setia menyebarkan berita tentang Tuhan Yesus Kristus serta berpegang pada Perjanjian Lama dan ajaran tentang Kabar Baik dari Allah; juga supaya Timotius tetap bertugas sebagai guru dan pemberita Kabar Baik dari Allah, sekalipun menghadapi penderitaan dan pertentangan. Timotius khusus diperingatkan supaya tidak turut campur dalam perdebatan-perdebatan yang bodoh dan tak bernilai. Perdebatan-perdebatan seperti itu tidak menghasilkan apa-apa, kecuali merusak pikiran orang yang mendengarnya. Terhadap semuanya itu Timotius diingatkan supaya mengambil contoh dari kehidupan Paulus -- yaitu kepercayaannya kepada Kristus, kesabarannya, kasihnya, ketabahannya dan penderitaan yang dialaminya dalam penganiayaan. Surat kepada Titus. Titus adalah seorang bukan Yahudi yang sudah masuk agama Kristen lalu menjadi teman sekerja dan pembantu Paulus dalam pekerjaannya. Surat ini ditujukan kepada Titus yang pada waktu itu berada di Kreta karena telah ditinggalkan di sana oleh Paulus untuk mengurus jemaat di sana. Ada tiga hal yang dikemukakan di dalam surat ini. Pertama, Titus diingatkan mengenai sifat-sifat orang yang boleh menjadi pemimpin jemaat. Hal itu dikemukakan terutama karena kelakuan orang-orang di Kreta banyak yang jahat. Kedua, Titus dinasihati mengenai bagaimana seharusnya ia mengajar setiap golongan orang yang menjadi anggota jemaat itu, yaitu golongan laki-laki dan wanita yang sudah tua (yang seharusnya mengajar pula orang-orang yang lebih muda dari mereka), golongan orang-orang muda, dan golongan hamba-hamba. Akhirnya Titus diajar mengenai bagaimana seharusnya kelakuan orang Kristen. Yang paling penting ialah bahwa orang Kristen harus peramah dan suka damai, jangan membenci orang, jangan suka bertengkar atau menimbulkan perpecahan. Surat kepada Filemon. Filemon adalah seorang Kristen terkemuka yang rupanya menjadi anggota jemaat di Kolose. Ia memiliki seorang hamba yang bernama Onesimus. Hamba itu telah lari dari Filemon, tuannya itu, kemudian entah bagaimana telah berkenalan dengan Paulus ketika Paulus berada di dalam penjara. Dengan bimbingan Paulus, Onesimus menjadi orang Kristen.



Surat Paulus Kepada Filemon merupakan permohonan Paulus supaya Filemon mau berdamai dengan Onesimus, hambanya itu, yang sedang disuruh pulang oleh Paulus. Paulus minta supaya Filemon sudi menerima kembali Onesimus bukan hanya sebagai hamba yang sudah dimaafkan, tetapi juga sebagai sesama orang Kristen. Surat-surat Umum juga ditulis oleh para rasul sebagai jawaban atas persoalan dan pergumulan yang dihadapi jemaat Kristen mula-mula. Disebut sebagai surat umum karena surat ini tidak ditujukan kepada satu jemaat atau kepada perorangan, sebagaimana surat-surat dari Paulus, tetapi kepada beberapa atau seluruh jemaat. Surat Ibrani ditulis oleh orang yang tidak dikenal dan dikirim kepada jemaat Kristen yang berlatar belakang Yahudi. Surat ini menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah Imam Agung/ Besar yang sejati, yang menjadi mediator antara manusia dengan Allah bukan dengan korban domba sebagaiamana dilakukan Imam Agung dalam PL, tetapi dengan menjadikan Diri-Nya sebagai korban untuk keselamatan manusia untuk selamanya. Surat Kepada Orang Ibrani ini ditujukan kepada sekelompok orang Kristen, yang karena terusmenerus mengalami tekanan, mungkin akan murtad dari kepercayaan mereka kepada Kristus. Penulis surat ini berusaha mendorong mereka supaya tetap percaya. Untuk itu ia menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah pernyataan Allah yang sempurna. Tiga perkara dikemukakan oleh penulis surat ini. Pertama, Yesus adalah Anak Allah - Anak yang kekal. Anak Allah itu menunjukkan ketaatan-Nya kepada Bapa melalui ketabahan-Nya untuk menderita. Sebagai Anak Allah, Yesus lebih tinggi dari nabi-nabi dalam Perjanjian Lama. Ia pun lebih tinggi dari malaikat atau Musa sendiri. Kedua, Allah telah menyatakan Yesus sebagai imam abadi yang lebih tinggi daripada imam-imam dalam Perjanjian Lama. Ketiga, dengan perantaraan Yesus, orang yang percaya kepada-Nya dibebaskan dari dosa dan dari ketakutan dan kematian. Sebagai Imam Agung, Yesus memberikan kepada manusia keselamatan sejati yang tidak dapat diberikan oleh upacara-upacara persembahan kurban dan upacara-upacara lainnya di dalam agama Yahudi. Upacaraupacara itu hanya dapat memberikan gambaran dari keselamatan sejati itu saja, lain tidak. Dengan mengemukakan contoh-contoh iman dari tokoh-tokoh terkenal dalam sejarah Israel (pasal 11), penulis surat ini menganjurkan para pembacanya supaya tetap setia. Di dalam pasal 12 ia mendorong mereka supaya terus setia sampai akhir, dengan hanya melihat pada Yesus. Ia mendorong mereka juga supaya tabah menderita dan tabah menanggung tekanan-tekanan dan penganiayaan terhadap diri mereka. Surat ini diakhiri dengan nasihat dan peringatan. Surat Yakobus ditulis oleh Yakobus saudara Tuhan Yesus untuk mengingatkan jemaat yang telah salah memahami surat–surat Paulus di mana Paulus mengatakan bahwa manusia dibenarkan karena anugerah, iman, firman Tuhan dan karena Kristus bukan karena kepatuhan, perbuatan baik atau bukan melakukan hukum Taurat. Jemaat salah memahami bahwa hukum dan perbuatan baik tidak lagi perlu. Yakobus mengingatkan bahwa iman tanpa perbuatan pada dasarnya adalah mati. Iman yang benar adalah jika iman itu diwujudnyatakan dalam kehidupan sehari-hari melalui perilaku yang baik sebagaimana telah diajarkan Kritus Yesus. Iman yang disertai dengan perilaku yang baik merupakan tanda kesetiaan (keberimanan) kepada Tuhan Yesus. Surat Yakobus ditujukan kepada "semua umat Allah yang tersebar di seluruh dunia". Dengan memakai berbagai peribahasa, Yakobus memberikan di dalam suratnya ini sejumlah petunjuk dan nasihat yang praktis untuk orang Kristen mengenai kelakuan dan perbuatan Kristen. Dari pandangan Kristen ia menguraikan berbagai pokok seperti misalnya kekayaan dan kemiskinan, godaan, kelakuan yang baik, prasangka, iman dan perbuatan, ucapan-ucapan mulut, kebijaksanaan, pertengkaran, keangkuhan dan kerendahan hati, hal menyalahkan orang lain, membual, kesabaran, dan doa. Surat ini menekankan bahwa dalam menjalankan agama Kristen, iman harus disertai perbuatan. Surat 1 Petrus ditulis untuk memberi semangat dan mendorong perkembangan jemaat di Asia Kecil yang mendapat penganiayaan dan diperlakukan tidak adil dalam masyarakat (menjadi warga negara kelas dua). Inti dari surat ini adalah pengharapan pada Kristus, khususnya ketika orang percaya mengalami kesulitan. Pengharapan dalam Kristus diwujudnyatakan dengan berperilaku baik yang berbeda dari orangorang di sekiatrnya. Hanya dengan demikian kita dapat hidup dan diterima dalam masyarakat yang membenci kita. Surat Petrus Yang Pertama ini ditujukan kepada orang-orang Kristen yang tersebar di seluruh bagian utara Asia Kecil. Mereka disebut "umat pilihan Allah". Maksud utama surat ini ialah untuk menguatkan iman para pembacanya yang sedang mengalami tekanan dan penganiayaan karena percaya kepada Kristus. Petrus mengingatkan para pembacanya akan Kabar Baik tentang Yesus Kristus yang merupakan jaminan harapan mereka. Sebab, Yesus Kristus sudah mati, hidup kembali dan berjanji akan datang lagi. Atas dasar itu mereka hendaknya rela dan tahan menderita, sambil menyadari bahwa penderitaan mereka merupakan ujian apakah mereka betul-betul percaya kepada Kristus. Juga mereka harus yakin bahwa mereka akan dibalas oleh Tuhan pada saat Yesus Kristus kembali. Di samping menguatkan iman para pembacanya yang sedang dalam kesukaran itu, Petrus meminta supaya mereka hidup sebagai pengikut-pengikut Kristus.



Surat 2 Petrus merupakan refleksi atas iman jemaat mula-mula atas kedatangan kembali Tuhan Yesus. Orang percaya harus hidup dalam iman dan senantiasa berpengharapan akan kedatangan Tuhan Yesus kembali. Surat Petrus Yang Kedua ini ditujukan kepada seluruh umat Kristen yang mula-mula. Surat ini ditulis terutama untuk menentang pekerjaan guru-guru yang mengajarkan hal-hal yang salah, dan juga untuk memberantas perbuatan-perbuatan tak patut yang dihasilkan oleh ajaran guru-guru itu. Supaya tidak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran itu, orang Kristen harus berpegang kepada ajaran yang benar tentang Allah dan tentang Yesus Kristus -- yaitu ajaran yang disampaikan oleh orang-orang yang telah menyaksikan dan mendengar sendiri Yesus mengajar. Yang terutama dirisaukan dalam surat ini ialah orang-orang yang mengajar bahwa Kristus tidak akan datang lagi untuk kedua kalinya. Surat ini menerangkan bahwa kedatangan Kristus itu nampaknya lambat karena Allah "tidak mau seorang pun binasa. Ia ingin supaya semua orang bertobat dari dosa-dosanya". Surat 1 Yohanes mengingatkan orang percaya untuk tetap berada dalam kesetiaan yang mendasar. Kitab ini juga melawan ajaran-ajaran sesat yang mengatakan bahwa Yesus hanyalah manusia biasa. Yohanes juga mengatakan bahwa orang yang telah memperoleh keselamatan yang kekal, yang telah memperoleh kebaikan dan kasih Allah wajib melakukan kasih dan kebaikan kepada semua manusia. Surat 1 Yohanes ditulis dengan dua maksud. Pertama, untuk memberi dorongan kepada para pembacanya supaya mereka hidup bersatu dengan Allah dan Anak-Nya Yesus Kristus. Kedua, untuk mengingatkan mereka supaya tidak mengikuti ajaran-ajaran salah yang dapat merusak kesatuan mereka dengan Allah dan Yesus Kristus. Ajaran-ajaran yang salah itu didasarkan atas kepercayaan bahwa apa saja yang bersentuhan dengan dunia, menghasilkan yang jahat; jadi, Yesus Anak Allah, tidak mungkin telah menjadi manusia. Guru-guru yang mengajarkan ajaran-ajaran yang salah itu berkata bahwa diselamatkan berarti dilepaskan dari urusan-urusan kehidupan di dunia ini; mereka mengajar juga bahwa keselamatan tidak ada hubungannya dengan hal-hal mengenai kesusilaan atau kasih terhadap sesama manusia. Pertentangan dengan ajaran-ajaran itu, penulis surat ini mengemukakan dengan jelas bahwa Yesus Kristus sungguh-sungguh sudah menjadi manusia sejati. Ia menekankan juga bahwa semua orang yang percaya kepada Yesus serta mengasihi Allah harus pula mengasihi satu sama lain. Surat 2 Yohanes ditulis kepada jemaat supaya jemaat menekankan dan melakukan perintah kasih. Surat ini ditulis oleh "pemimpin jemaat" kepada "Ibu yang dipilih oleh Allah" dan kepada anak-anaknya yang dicintai. Mungkin yang dimaksud dengan "Ibu dan anak-anaknya" ialah sebuah jemaat dan anggotaanggotanya. Dalam suratnya yang pendek ini penulis surat ini meminta dua hal kepada pembacanya. Pertama, supaya mereka mengasihi satu sama lain. Kedua, supaya mereka waspada terhadap guru-guru palsu dan ajaranajaran guru-guru itu. Surat 3 Yohanes merupakan peringatan pada pemimpin jemaat supaya waspada terhadap guru-guru palsu. Surat ini ditulis oleh seorang "pemimpin jemaat" kepada seorang pemuka jemaat yang bernama Gayus. Penulis surat ini memuji Gayus karena bantuannya kepada orang-orang Kristen lainnya. Ia juga memperingatkan Gayus terhadap seorang laki-laki bernama Diotrefes. Surat Yudas ditulis untuk mengingatkan orang percaya supaya mewaspadai ajaran sesat dari guru-guru palsu yang berasal dari dalam jemaat yang menyangkal Tuhan Yesus sebagai penguasa dan Tuhan kita, dan yang juga menyalahgunakan kasih karunia Allah untuk memuaskan hawa nafsunya. Surat Yudas ini ditulis untuk memperingatkan para pembacanya supaya waspada terhadap guru-guru palsu yang menyebut dirinya Kristen. Dalam surat yang pendek ini, yang isinya mirip dengan surat Petrus yang kedua, penulisnya memberi dorongan kepada para pembacanya supaya terus berjuang untuk iman. Kitab Wahyu merupakan kitab yang ditulis denggan menggunakan bahasa simbol, baik simbol bangsa, angka, tanda, dan gambar. Kitab ini ditulis ketika orang percaya mendapat siksaan hebat dari pengusa, dan merupakan peperangan antara kebaikan dengan kejahatan, yaitu antara Kristus dan jemaatnya dengan setan/iblis dan para pengikutnya. Bahasa simbol digunakan untuk memberi semangat dan penghiburan kepada orang percaya supaya tetap teguh dan setia kepada Kristus, karena hanya dengan demikianlah orang percaya dapat memperoleh kemenangan akhir yang diperoleh Kristus. Kitab ini memberitakan peristiwa yang telah terjadi (past), persitiwa yang sedang terjadi (present), dan peristiwa yang akan terjad (future). Wahyu Kepada Yohanes ini ditulis pada masa orang-orang Kristen ditekan dan dianiaya karena percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan. Maksud utama penulisnya ialah untuk memberi harapan serta semangat kepada para pembacanya, dan juga untuk mendorong mereka supaya tetap percaya pada waktu dianiaya dan ditekan. Isi buku ini sebagian besar terdiri dari beberapa rangkaian wahyu dan penglihatan yang dikemukakan dengan memakai bahasa perlambang yang dapat difahami artinya oleh orang-orang Kristen zaman itu, tetapi sulit dimengerti oleh orang-orang lain. Pokok pikiran yang dikemukakan dalam buku ini diulang-ulangi dalam bermacam-macam cara melalui berbagai-bagai rangkaian penglihatan. Meskipun terdapat banyak



perbedaan pendapat mengenai tafsiran yang terperinci tentang isi buku ini, namun inti sari pokok pikirannya jelas, yaitu bahwa melalui Kristus, Allah akhirnya akan mengalahkan semua musuh-Nya, termasuk Iblis. Dan apabila kemenangan itu sudah tercapai, Allah akan memberikan surga yang baru dan bumi yang baru sebagai hadiah kepada umat-Nya yang setia. 4. Fungsi Alkitab Dalam perjalanan sejarah manusia, Alkitab senantiasa memperoleh kritikan dan gugatan dari manusia, yaitu mereka yang meragukan kebenaran Alkitab. Mereka yang meragukan tersebut ada yang berasal dari dalam kekristenan dan ada yang berasal dari luar kekristenan (misalnya agama Islam, para pemikir dan intelektual yang mengandalkan akal manusia). Di antara tokoh-tokoh yang meragukan, mengkritik dan menghujat Alkitab a.l.: Muhammad (ia memakai kitab apokrif dan dongeng-dongeng tua sebagai sumber untuk penulisan al-Quran), Galileo Galilei (menguji Alkitab dengan ilmu pengetahuan), Voltaire, Thomas Hobbes, Charles Darwin, Karl Marx, Lenin, Fredrich Nietzsche, Thomas Jefferson (presiden Amerika yang memotong bagian-bagian Alkitab yang bernada supernatural), John Lenon, dan kaum fellows (terdiri dari ahli-ahli teologi di Amerika Utara yang berdiri sejak tahun 1985) yang berusaha mengubah seluruh isi Alkitab dan menggugat Tuhan Yesus yang diberitakan Alkitab. Sebagaimana dinubuatkan oleh Tuhan Yesus, Paulus, Petrus, 1,3 Yohanes, Yudas dan Wahyu, para pengolok, pengkritik, dan penggugat Alkitab tidak akan pernah habis hingga akhir zaman. Namun demikian Sejarah juga membuktikan bahwa Alkitab telah membaharui hidup berjuta-juta manusia dan bangsa-bangsa dan benua. Eropa mengalami kemajuan yang berarti setelah Martin Luther menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Jerman, dan diikuti terjemahan lainnya. Eropa mengalami kemajuan karena etika protestantisme-nya Martin Luther. Demikian juga halnya dengan benua Amerika, Australia dan Afrika Tengah dan Selatan. Secara khusus bangsa Batak mengalami kemajuan yang sangat berarti setelah nenek moyang kita menerima Kristus yang diberitkan para penginjil di Tanah Batak. Membaca dan mengimani Alkitab akan memberi manfaat bagi kehidupan manusia karena dengan Alkitab: 1. 2. 3. 4. 5.



Manusia akan tahu dan mengenal hakikat Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus (Yoh. 17: 13). Manusia mengenal jalan keselamatan melalui iman kepada Tuhan Yesus Kristus. Manusia dituntun ke dalam jalan kebenaran (2 Tim. 3: 15-17). Manusia mengetahui jalan hidup yang baik (Ams. 3: 4-7). Manusia akan memperoleh hikmat dan pengetahuan karena Firman Allah adalah awal dari hikmat dan pengetahuan (Ams. 1:7; 9:10; Mzm. 111:10; Ayb. 28:28).



TUGAS: 1. Menghapal Urutan kitab-kitab Alkitab 2. Menyebutkan pengklasifikasian kitab-kitab Alkitab 3. Memberitakan ulang pokok-pokok tiap-tiap kitab Alkitab.



4. PENGERTIAN HUKUM TAURAT Sepuluh Hukum Taurat yang diberikan Allah kepada Musa di gunung Sinai yang dituliskan di dua Batu loh. Sepuluh dasa titah tersebut terbagi menjadi dua bagian : 1. Titah 1 - 4 yaitu tentang hubungan Allah dengan manusia 2. Titah 5 - 10 yaitu tentang hubungan manusia dengan manusia Hukum Taurat di terima bangsa Israel untuk mendidik dan menata hidup bangsa Israel menuju tanah Kanaan selama 40 tahun di gurun pasir. Kemudian berfirmanlah Tuhan kepada Musa di gunung Sinai untuk mendirikan kemah suci dan membuat tabut perjanjian yang berisi loh hukum (Keluaran 25 : 1 - 22) Kesepuluh dasa titah tertulis di dalam Alkitab pada perjanjian lama di (Keluaran 20 : 2 - 17). Titah Pertama Akulah Tuhan Allahmu, seru Tuhan kita. Tidak boleh ada allah lain, kecuali Aku. Maksudnya adalah:



Kita harus lebih takut, lebih kasih dan lebih yakin dan percaya terhadap Allah, dari pada terhadap segalagalanya. Titah Kedua Jangan perbuat bagimu patung yang menyerupai apapun, yang ada di langit, atau yang ada di bumi, atau yang ada di dalam air untuk disembah atau bertakwa kepadanya. Maksudnya adalah: Kita harus takut serta kasih kepada Allah, sebab itu jangan bersembah sujud kepada allah lain atau meminta kehidupan dari padanya, dan jangan memanggil roh-roh atau berkeyakinan kepada tenungan-tenungan dukun, dan jangan yakin kepada benda-benda bermana (sakti). Titah ketiga Jangan menyebut nama Tuhan Allah dengan sembarangan, karena Allah akan menghukum orang yang menyalah-gunakan namaNya. Maksudnya adalah: Kita harus takut serta kasih kepada Allah, sebab itu jangan mengutuki, mengumpat, memakai guna-guna, berbohong, menipu dengan memakai nama Allah; sebab hanya dalam penderitaan, kesusahan dan di dalam doa serta pujianlah kita layak menyebut nama Tuhan Allah. Titah Keempat Ingat dan sucikanlah hari yang dikuduskan itu. Lakukanlah segala pekerjaanmu di dalam enam hari; tetapi pada hari yang ketujuh ialah Sabat bagi Allah Tuhanmu. Engkau tidak boleh bekerja pada hari itu, juga anakmu laki-laki atau perempuan, pembantumu laki-laki atau perempuan, ternakmu atau orang lain yang berada di tempat kediamanmu. Sebab Allah menciptakan langit dan bumi dan segala isinya di dalam enam hari. Kemudian Ia beristirahat pada hari yang ketujuh. Itulah sebabnya Allah memberkati hari itu dan menguduskannya. Maksudnya adalah: Kita harus takut serta kasih kepada Allah, sebab itu jangan menganggap rendah akan ajaran dan Firman Allah; hendaklah kita menganggap itu kudus, dan hendaklah kita tekun mendengar dan mempelajarinya dengan gembira. Titah Kelima Hormatilah Bapa dan Ibumu agar engkau berbahagia dan lanjut umurmu di bumi yang diberikan Allah kepadamu. Maksudnya adalah: Kita harus takut serta kasih kepada Allah, sebab itu jangan kita bersikap remeh terhadap orangtua kita, terhadap pemerintah dan terhadap orang yang lebih tua. Jangan kita menimbulkan kemarahan mereka, tetapi hendaklah kita selalu menghormati dan mengasihi mereka, menuruti dan menyelami jiwa mereka, serta senantiasa berbuat baik kepada mereka. Titah keenam Jangan engkau membunuh! Maksudnya adalah: Kita harus takut serta kasih kepada Allah, sebab itu jangan kita mengancam kehidupan tetangga kita (sesama) maupun mendatangkan bahaya kepadanya, melainkan kita harus bersahabat dan membantu kebutuhan hidup mereka. Titah Ketujuh Jangan engkau berzinah!



Maksudnya adalah: Kita harus takut serta kasih kepada Allah, sebab itu kita harus senantiasa hidup suci dan bersih dan bersikap sopan dalam kata dan perbuatan. Orang yang telah berumah tangga harus setia dan saling mencintai. Titah Kedelapan Jangan engkau mencuri Maksudnya adalah: Kita harus takut serta kasih kepada Allah, sebab itu jangan kita mencuri uang atau harta sesama manusia, atau mempergunakan tipu daya menjatuhkan usaha dan niaga sesama manusia untuk kepentingan kita. Kita harus membantu memajukan usaha mereka serta memeliharanya. Titah Kesembilan Jangan engkau berdusta! Maksudnya adalah: Kita harus takut serta kasih kepada Allah, sebab itu jangan kita mendustai, mengkhianati, menfitnah, maupun bersaksi palsu serta merendahkan martabat sesama manusia. Kita harus saling melindungi dan menyatakan hal-hal yang baik saja mengenai sesama manusia apabila belum nyata dan jelas diketahui kesalahannya. Titah Kesepuluh Jangan engkau mendambakan akan rumah sesamamu. Jangan engkau mendambakan akan istrinya, atau pembantunya laki-laki maupun perempuan, ternaknya atau segala sesuatu milik mereka. Maksudnya adalah: Kita harus takut serta kasih kepada Allah, sebab itu jangan kita mempergunakan tipu daya untuk memiliki harta sesama manusia serta harta warisannya. Kita harus membantu mereka memelihara hartanya. Dan jangan kita menghasut, baik istri maupun pembantunya dan menipu ternaknya. Kita patut menasehati mereka serta membujuknya agar tetap cinta dan setia kepada tugasnya. PATIK PARJOLO Ahu do Jahowa Debatam! ninna Debatanta. Ndang jadi marungkap Ahu bahenonmu Debatam. Dia do lapatan ni i? On do: Ingkon umbiar rohanta jala humolong jala umpos mida Debata asa mida nasa na adong. PATIK PADUAHON Ndang jadi ganaonmu jala ndang jadi sumanonmu manang aha na di banua ginjang dohot na di banua tonga on ro di na di bagasan aek na di toru ni tano, iangg tung gabe sisombaon manang sioloan. Dia do lapatani i? On do: Ingkon dihabiari rohanta Debata jala ingkon holong rohanta di Ibana, asa ndang jadi iba marsomba tu sombaon manang tu ganaganaan, mangido hangoluan sian i, jala ndang jadi oloan begu manang ulpuhan ni hadatuon, jala ndang jadi pos roha di ugasan homitan. PATIK PATULUHON Ndang jadi dohonon goar ni Debata, ianggo soture dalanna. Ai hona uhumma do sogot angka na marsineang di goarna. Dia do lapatan i? On do: ingkon dihabiari rohanta Debata jala ingkon holong rohanta di Ibana, asa unang hita olo mamurai manang manolon-nolon manang marujarujaran na roa, manang mangansi marhitehite goar ni Debata; ai di na tarsosak dohot di tangiang dohot di puji-pujian do sidohonon goar ni Debata.



PATIK PAOPATHON Ingot hamu ma pabadiahon ari minggu i! Di na onom ari ma ula hamu nasa siulaonmu, alai anggo ari papituhon i, ari paradianan ni Jahowa Debatam do i. Ndang jadi ho mangula anggo di na sadari i manang anakmu pe manang borum, manang naposom lahilahi, manang naposom boru-boru, ro di pinahanmu ro di pangisi ni huta ni halak pe na mangebati hutam. Ai di na onom ari do ditompa Debata langit dohot tano dohot laut dohot nasa isina; dung i maradian do Ibana di ari papituhon i. Dibahen i do umbahen na dipasupasu Debata ari paradianna i jala diparbadiai. Dia do lapatan ni i? On do: ingkon dihabiari rohanta Debata jala ingkon holong rohanta di Ibana asa unang tois rohanta di ajar na sian hata ni Debata, ingkon badia do hata ni Debata di roohanta jala ingkon ringgas rohanta tumangihon dohot mangguruhon. PATIK PALIMAHON Ingkon pasangopnmu do natorasmu asa martua ho, jala leleng mangolu di tano na nilehon ni Jahowa Debatam di ho. Dia do lapatan ni i? On do: ingkon dihabiari rohanta Debata jala ingkon holong rohanta di Ibana. Asa unang lea rohanta mida natorasta dohot mida angka rajanta ro di angka natuatua. Ndang jadi paroaonta rimas nasida, ingkon pantun do hita jala ingkon holong rohanta tu nasida, sioloan do nasida jala sisubuton do rohana. PATIK PAONOMHON Unang ho mamunu! Dia do lapatan ni i? On do: ingkon dihabiari rohanta Debata jala ingkon holong rohanta di Ibana asa unang hita olo mambahen sahitsahit tu nasa na mangolu, ingkon roha pangoluhon do rohanta di nasa na mangolu. PATIK PAPITUHON Unang ho mangalangkup! Dia do lapatan ni i? On do: ingkon dihabiari rohanta Debata jala ingkon holong rohanta di Ibana, asa toman rohanta jala porman dohot pangalahonta ro di hatanta, ianggo angka naung marbagas i ingkon masiparhamaolan jala masihaholongan. PATIK PAUALUHON Unang ho managko! Dia do lapatan ni i? On do: ingkon dihabiari rohanta Debata, jala ingkon holong rohanta di Ibana, asa unang hita olo mandobo hepeng ni dongan jolma manang mambahen bisuk-bisuk mangalansumhon boniaga, ingkon sipagandaon ni rohanta do arta ni dongan jala siramothononhon. PATIK PASIAHON Unang ho olo manghatindanghon hata na so tutu maralohon dongan jolma. Dia do lapatan ni i?



On do: ingkon dihabiari rohanta Debata jala ingkon holong rohanta di Ibana, asa unang hita olo manggapgapi dongan jolma manang manjehehon manang pahata-hataon, paoruhon sangap nasida, ingkon niampinan do dongan jolma anggo so tangkas dope binoto salana. Holan uhum na denggan i do paboaboaon. PATIK PASAMPULUHON Ndang jadi haliangan ni roham bagas ni donganmu, ndang jadi haliangan ni roham dongan saripe ni donganmu, manang naposona baoa manang naposona boru-boru, manang lombuna manang hodana, manang dia pe ugasan ni donganmu. Dia do lapatan ni i? On do: ingkon dihabiari rohanta Debata jala ingkon holong rohanta di Ibana, asa unang hita olo marangkal mangarohai ugasan ni dongan jolma dohot ugasan tinadingkon ni ompuna, siurupanta do nasida mangaramoti nasa ugasanna. Angkup ni i ndang jadi bolabolaonta pardihuta ni dongan jolma manang na posona pe, siapoan do nasida jala sidasdason mandapothon ulaonna hian. BEHA DO PANDOK NI DEBATA TARINGOT TU PATIK NA SAMPULU I? On do: Ahu do Jahowa Debatam! ninna Debatanta, pargogo na so hatudosan jala parrimas, sai luhuhononku do dosa ni ama-ama tu pinomparna, ro di sundut patoluhon, ro di sundut paopathon, pinompar ni angka na sogo roha di Ahu, alai asi do rohangku di angka na marriburibu angka na marholong ni roha di Ahu, na so mangaloasi patikhi. Dia do lapatan ni i? On do: Dipalumba Debata do hita disi, didok do pinsangonna nasa na mangalaosi patikna i. Dibahen i tama do dihabiari rohanta rimasna, unang ma nilaosan patikna. Alai diparbagabaga do asi ni rohana, angkup ni i nasa na denggan di angka na so mangalaosi patikna. Dibahen i tama ma haholongan ni rohanta dohot haposan ni rohanta Ibana, jala las rohanta mangoloi patikna. 5. DOA BAPA KAMI Dan PEMBAGIANNYA Apa itu doa? • • •



Doa ialah alat komunikasi kita kepada Tuhan Doa ialah nafas kehidupan orang percaya Doa ialah ucapan syukur, permohonan dan pengampunan dosa Kenapa kita berdoa kepada Allah?



→ karena kita ialah orang yang lemah, kita butuh pertolongan dari Tuhan yang memelihara dan menciptakan kita Latar belakang Doa Bapa Kami adalah untuk kepentingan bersama. Supaya kita tahu membagi dan mengucap syukur kepada Tuhan, Supaya kita tahu terus meminta kepada Tuhan, supaya kita tahu bahwa Tuhan yang memberikan semuanya, tidak ada yang kita bawa ke dunia ini (1 timotius 6 : 7 – 8) Pembagian Doa Bapa Kami 1. Satu pembukaan Bapa Kami yang di surga 2. Tujuh permintaan o Dikuduskanlah namaMu o Datanglah kerajaanMu o Jadilah kehendakMu dibumi seperti di surga o Berikanlah pada hari ini makanan kami yang secukupnya o Dan ampunilah kesalahan kami seperti kami juga telah mengampuni orang yang bersalah kepada kami o Dan janganlah bawa kami kedalam pencobaan o Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat 3. Satu penutup Karna Engkaulah yang empunya kerajaan, dan kekuasaan dan kemuliaan sampai slama-lamanya. Amin.



6. PENGAKUAN IMAN RASULI Pengakuan iman adalah ungkapan yang digunakan untuk menerjemahkan istilah Latin, credo (Inggris creed, di-Indonesia-kan dengan "kredo"), yang berarti "Aku percaya" Istilah kredo atau pengakuan iman ini digunakan untuk menunjuk pada pernyataan iman, pokok-pokok ringkas kepercayaan Kristen, yang diterima umum oleh semua gereja. Atas dasar itu, kredo (pengakuan iman) tidak digunakan untuk pernyataan iman yang berkaitan dengan suatu denominasi gereja. Pernyataan iman suatu denominasi gereja lazimnya disebut konfesi (confession). Jadi, kredo (pengakuan iman) mengacu pada keseluruhan gereja (oikumenis), yang berisi pernyataan-pernyataan kepercayaan yang diterima oleh semua gereja. Sebuah kredo (pengakuan iman) telah diterima sebagai suatu ringkasan pokok-pokok iman Kristen yang formal dan universal. Di kalangan gereja pada masa patristik (bapa-bapa gereja, 100-451) kata Yunani symbolum atau Latin symbola (: simbol, lambang, tanda pengenal) digunakan untuk menunjuk pada kredo (pengakuan iman) yang diterima gereja dan wajib dipegang oleh semua orang Kristen. Ada tiga kredo atau pengakuan iman dari gereja masa itu yang diterima secara universal di seluruh gereja, dan karena itu disebut ketiga simbol oikumenis. Ketiga simbol oikumenis itu adalah: Symbolum Apostolicum (Pengakuan Iman Rasuli) yang lahir di Gereja Barat (Eropa Barat kuno dan berbahasa Latin, Symbolum Niceano-Constantinopolitanum (Pengakuan Iman Nicea-Konstatinopel) yang lahir di Gereja Timur (Eropa Timur kuno dan berbahasa Yunani) tahun 381, dan Symbolum Athanasianum (Pengakuan Iman Athanasius) yang juga disebut menurut kata pertama dalam bahasa Latin Symbolum "Quicunque" (Pengakuan Iman "Barangsiapa"). Bentuk yang menjadi baku dalam Gereja Barat adalah apa yang kini kita kenal dalam Pengakuan Iman Rasuli. Pengakuan iman ini disusun mulai abad ke-4 hingga abad ke-10. Bentuknya seperti yang kita kenal sekarang muncul dalam suatu tulisan di Perancis Selatan kira-kira tahun 750. Di Gereja Timur ada pelbagai pengakuan iman yang muncul, namun yang dikenal dan diterima umum adalah apa yang kita kenal dengan Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel. Menurut para ahli, pengakuan iman ini sebenarnya berasal dari jemaat Yerusalem, yang kemudian ditambahkan dengan beberapa unsur yang menegaskan keilahian Kristus dan Roh Kudus., dan ditetapkan dalam Konsili Kontantinopel(kini Istambul di Turki) thun 381. Pengakuan iman ini harus dibedakan dengan pengakuan iman Gereja Timur lainnya, yaitu Pengakuan Iman Nicea, yang sebenarnya berasal dari kota Kaesarea dan ditetapkan dalam Konsili Nicea (kini Iznik, juga di Turki) tahun 325. Mari kita perhatikan bagian-bagian besar dari Pengakuan Iman rasuli itu. Bagian I berbunyi : Aku percaya kepada Allah Bapa yang Mahakuasa, Khalik langit dan bumi. Bagian ini hendak menyatakan bahwa Allah adalah Allah yang mahakuasa, Pencipta langit, bumi dan segala isinya, serta yang memelihara dan memerintahnya. Bagian II berbunyi : Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita, yang dikandung daripada Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria, yang menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan dikuburkan, turun ke dalam kerajaan maut; pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati, naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang Mahakuasa, dan akan datang dari sana untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati. Bagian ini hendak mengatakan bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah yang melalui kehidupan, kematian dan kebangkitan-Nya - berkarya menyelamatkan semua manusia dan juga kita; Dialah Tuhan kehidupan. Bagian III berbunyi : Aku percaya kepada Roh Kudus; gereja yang kudus dan am; persekutuan orang kudus; pengampunan dosa; kebangkinan daging; dan hidup yang kekal. Bagian ini hendak mengatakan bahwa Roh Kudus-lah yang membuat karya penyelamatan Kristus efektif dalam hidup orang percaya, yang telah diampuni dan diberikan hidup kekal.



7. PENGERTIAN SAKRAMEN HKBP Gereja HKBP sebagai suatu wadah persekutuan kudus di dalam Kristus juga melaksanakan Sakramen. Menurut gereja HKBP Sakramen adalah jalan pemberian anugerah kepada manusia, sebab dengan Sakramen disampaikan kepada yang percaya keampunan dosa, kebaharuan hidup, kelepasan dari maut dan iblis serta sejahtera yang kekal. Karena itu pemahaman tersebut perlu dijelaskan agar setiap anggota jemaat mengetahui dengan jelas apa itu Sakramen. Oleh karenanya HKBP sebagai persekutuan umat yang percaya yang dikuduskan (communio santorum) menjadi penampakan persekutuan Allah di dunia ini yang senantiasa menunjukkan persekutuan di dalam Dia yang menetapkan persekutuan itu. Kurangnya pemahaman yang benar dalam jemaat tentang Sakramen yang dilaksanakan di gereja HKBP menimbulkan kegelisahan dalam jemaat kita. Banyak yang bertanya: betulkah Sakramen Yang dilaksanakan di Gereja HKBP? Misalnya “tentang babtisan” baptisan kita tidak benar atau belum cukup, karena hanya dilayani dengan air, dan karena tidak diselamkan waktu dibaptis ? Tidak sedikit dari jemaat yang dibuat bimbang dengan pertanyaan-pertanyaan itu sehingga mereka akhirnya menyerahkan dirinya untuk dibaptis kembali (baptisan ulang). Karena itu hal ini harus dicegah bukan saja dengan jalan mengintensifkan katekisasi dalam jemaat, tetapi juga dengan jalan-jalan lain agar tiap-tiap angota jemaat mengetahui dengan jelas apa itu Sakramen, apa isi dan maknanya. Berdasarkan pemahaman tersebut di atas penulis merasa perlu untuk membahas mengenai SAKRAMEN DITINJAU DARI TEOLOGIA HKBP. Pengertian Sakramen Definisi umum tentang sakramen ialah bahwa sakramen merupakan tanda lahiriah yang nampak, ditetapkan oleh Kristus, menyatakan dan menjanjikan suatu berkat rohani. Sakramen secara pasti dapat diartikan terhadap ritus baptisan kudus dan perjamuan kudus yang secara khusus memberi makna keselamatan. Istilah “sakramen” mengandung arti “sumpah jabatan” atau “sumpah prajurit” atau “suatu rahasia ilahi”, “benda suci” atau “perbuatan kudus”. Pada zaman gereja mula-mula kata “sakramen” awalnya ditujukan kepada setiap doktrin dan perundangan. Inilah alasan dari sebagian orang untuk menolak istilah sakramen, dan memakai istilah “tanda”, “meterai”, atau “misteri”. Demikian juga dengan pemakaian kata “sakramen” (yang dijabarkan dari kata sacer = kudus) juga mengandung arti perbuatan atau perkara yang rahasia, yang kudus yang berhubungan dengan dewa. Hal ini juga dihubungkan dengan keadaan religius masa itu, sebab pada zaman itu perbuatan-perbuatan misterius dalam melakukan konsekrasi ditemukan dalam berbagai-bagai agama. Perbuatan-perbuatan kudus gereja pada waktu itu muncul dalam derajat yang sama dengan hal-hal yang misterius. Sakramen merupakan saluran yang dipakai Allah untuk memberikan anugerahNya kepada manusia berdosa. Agustinus memberikan defenisi tentang sakramen sebagai berikut : “Sakramen adalah tanda kelihatan dari hal yang kudus ataupun bentuk yang kelihatan dari kasih karunia yang tidak kelihatan”. Sakramen adalah peraturan kudus yang ditetapkan oleh Kristus, di mana tanda-tanda yang bisa dilihat dan dirasa dari anugerah Allah di dalam Kristus. Anugerah dalam sakramen dilambangkan, dimeteraikan dan diterapkan untuk orang percaya yang pada gilirannya adalah untuk menyatakan iman dan kesetiaan mereka kepada Tuhan. Dengan demikian dapat diartikan bahwa sakramen adalah menerima anugerah yang kelihatan dari Allah, yang tidak kelihatan yang diberikan kepada manusia berdosa. Sejak zaman gereja mula-mula hingga abad pertengahan, ketentuan tentang jumlah sakramen selalu berubah-ubah. Munculnya reformasi yang dilakukan oleh Martin Luhter, meragukan akan keberadaan sakramen dalam gereja Katolik. Hal itu menjadi pokok perdebatan antara para teolog pada zaman reformasi. Sakramen-sakramen gereja ternyata mendapat perhatian yang lebih khusus dalam pembahasanpembahasan, khususnya menyangkut substansi sakramen tersebut, termasuk maknanya masing-masing, bahkan juga menyangkut soal-soal praktis. Dalam gereja Protestan sakramen yang diakui adalah “Baptisan Kudus” dan “Perjamuan Kudus ”. Allah yang mendirikan, menetapkan, memerintah, mensyahkan baptisan itu dan perjamuan kudus, yang melaluinya Allah memberikan berkat dan pengampunan dosa. Kedua jenis sakramen tersebut bertitik tolak dan berdasarkan pada amanat penetapan, perintah dan perbuatan Yesus Kristus. Penetapan baptisan kudus terdapat dalam Injil Matius 28:19 dan Markus 16:16, sedangkan penetapan perjamuan kudus terdapat dalam Injil synoptis (Mat. 26:26-29; Mrk. 14:22-25; Luk. 22:14-20) dan surat Rasul Paulus (I Kor. 11:23-25). Sakramen adalah saluran anugerah Allah atau saluran kasih karunia Allah. Sakramen adalah perjanjian anugerah atau perjanjian kasih karunia Allah tentang keselamatan manusia. Sakramen menjadi saluran sukacita bagi setiap orang untuk memasuki suatu perjanjian keselamatan dengan Allah. Oleh karena itu maka perjanjian keselamatan itu harus senantiasa diterima, dijalani dan dilaksanakan dengan penuh kesetiaan dan penuh ucapan syukur maupun sukacita. Maksudnya ialah bahwa setiap orang yang telah menerima baptisan dan perjamuan kudus akan melihat sakramen sebagai perjanjian yang menyelamatkan, pernyataan kesetiaan dan pengakuan iman dari setiap orang kepada Kristus yang mengasihi manusia. Namun harus tetap diingat bahwa keselamatan bukanlah mutlak melalui sakramen. Keselamatan adalah melalui iman di dalam Yesus Kristus (bnd. Yoh. 5:24 ; 6:29 ; 3:36 ; Kis. 16:31). Kuasa dari sakramen



tidak terletak pada unsur-unsur yang digunakan (air, roti atau anggur), tetapi pada Allah yang menjadi fokus dari tanda-tanda itu. Kuasanya tidak tergantung pada karakter dari pada iman yang melaksanakannya, tetapi pada integritas Allah, sebab sakramen tidak pernah dimaksudkan untuk berdiri sendiri tanpa disertai dengan Firman Tuhan. Firman dan ketentuan atau perintah-perintah Allah dalam sakramen tersebutlah yang membuat sakramen ada dan benar. Sakramen : Perjamuan Kudus HKBP Perjamuan Kudus Dalam Konfessi HKBP dirumuskan bahwa kita percaya dan menyaksikan, Perjamuan Kudus ialah : memakan roti, dengan roti dimana (parhitean) kita terima daging dari Yesus Kristus Tuhan kita dan meminum anggur, dengan anggur dimana kita terima darah Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kita peroleh keampunan dosa, hidup dan sejahtera (1 Kor 11:17-34); Mat 26; Mark 14; Luk 22). Dengan demikian Perjamuan Kudus hanya sebagai alat atau media saja. Oleh karena itu, melalui Perjamuan Kudus manusia memperoleh keampunan dosa. Melalui keampunan dosa menusia dituntut untuk hidup bersekutu dan hidup dalam damai antara yang satu dengan yang lain. Gereja Protestan pada umumnya lebih menekankan Perjauan Kudus sebagai peringatan akan kematain dan pengorbanan Yesus bagi umat manusia. Adapun roti dan anggur dalam sakramen yang berarti bahwa : a. Roti melambangkan Tubuh Kristus yang disalibkan. Makan tubuh Krists dalam arti kita dipersatukan dengan Dia, dengan menerima apa yang dilakukanNya bagi manusia (Yoh 6: 8-58). Makan roti mengingatkan bahwa Yesus menjadi manusia supaya tubuh manusiawi itu disalibkan. Ia menderita dan mati serta bangkit, untuk menciptakan tubuh baru yaitu jemaat Kristus. b. Anggur Melambangkan darah Kristus yang ditumpahkan untuk menyucikan dosa-dosa manusia. Darah ditumpahkan dari tubuh Yesus yang terpaku di kayu salib untuk pengampunan atau penghapusan dosa seluruh manusia. Darah yang adalah hidup, ditumpahkan agar memberi hidup kekal bagi manusia. Minum anggur dari cawan pada saat Perjamuan Kudus, mengingatkan kita bahwa Yesus sendiri telah minum cawan murka Allah yang seharusnya diterima manusia HKBP memahami bahwa Perjamuan Kudus dipahami sebagai “parhitean” untuk menerima tubuh dan darah Kristus yang sebenarnya. Yesus tidak mengubah hakikat roti dan anggur menjadi tubuh dan darahNya sendiri, juga tubuh dan darah Yesus tidak melekat pada roti dan anggur, melainkan bahwa melalui Perjamuan Kudus kita menerima tubuh dan darah Yesus yang masuk ke dalam tubuh rohani kita, sedangkan roti dan anggur tersebut masuk ke dalam tubuh jasmaniah kita. Artinya Perjamuan Kudus merupakan sarana menerima tubuh dan darah Kristus. Melalui Perjamuan Kudus manusia diyakinkan bahwa dia tumbuh menjadi satu tubuh dengan Kristus. Dengan demikian segala sesuatu yang adalah kepunyaan Dia boleh kita namakan kepunyaan kita. Melalui Perjamuan Kudus manusia diyakinkan bahwa kehidupan kekal yang telah diwarisinya menjadi milik manusia dan bahwa Kerajaan Sorga yang telah dimasuki-Nya tak dapat luput dari manusia sebagaimana tak dapat luput dari Dia. Sakramen : Baptisan Kudus HKBP Baptisan Kudus Baptisan itu adalah saluran kemurahan Allah bagi manusia, anak-anak dan dewasa, karena melalui baptisan itu gereja berdiri di tengah dunia ini, dan melalui iman dijadikan layak menerima keampunan dosa, kelahiran kedua kali, kelepasan dari kuasa maut dan dari kuasa iblis, dan memperoleh kebahagiaan kekal. Dan melalui baptisan itu jugalah orang percaya dipersatukan ke dalam kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus, dan menerima kuasa Roh Kudus (Mrk. 10:14; Luk 18:16; Kis 2: 41; 10:48; 16:33; Rom. 6:4; 1 Kor 10:1-9; Tit. 3: 5; Ibr 11:29; 1 Ptr. 3:21). Menurut Konfessi HKBP adanya pengajaran penting bahwa Baptisan adalah “jalan pemberian anugerah” yang terpenting bukanlah cara, teknik atau tempatnya dilaksanakan (kolam, sungai, danau dan sebagainya) atau bentuknya. Tetapi makna dan berkat yang kita dapati dari baptisan itulah yang paling penting. Baptisan itu bagaimanapun dilakukan dan dimanapun itu berlangsung adalah merupakan saluran dari jaminan berkat keselamatan yang diberikan oleh kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Berkat itu mengalir kepada orang-orang percaya melewati saluran yang bermacam-macam. Adanya berkat dan anugerah serta janji yang diberikan oleh Allah melalui baptisan, yaitu: keampunan dosa, kebaharuan hidup, kelepasan dari kematian dan ikatan iblis serta keselamatan kekal. HKBP juga mengenal yang dinamai Babtisan Darurat (Tardidi na hinipu) hal ini bisa dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: Baptisan darurat dilakukan kepada anak-anak yang sakit keras, yang belum sempat dibawa ke gereja untuk menerima baptisan. Di HKBP dirumuskan sebagai berikut : Bila ada orang yang belum dibabtis yang sakit keras, dan orang tuanya berkehendak anaknya dibaptiskan, dimintalah sintua.. setempat.. untuk… melaksanakannya. Bila sintua setempat tidak bisa ditemui dimintalah sintua tetangganya. Bila itu juga tidak



ada, dicarilah anggota jemaat yang rajin kegereja dan hidupnya saleh untuk melakukan pembaptisan. Bila anggota jemaat yang seperti itu juga tidak sempat lagi dicari, orang tuanya juga boleh melakukan pembaptisan itu, asal baptisan itu dilaksanakan dengan benar sesuai dengan pemahaman HKBP. Bila itu yang terjadi, mereka hanya boleh membaptiskan tanpa memberi berkat. Namun dalam situasi yang semakin maju sekarang ini, gereja tidak lagi hanya ada di pedesaan, dan sudah banyak dikota, sekiranya ada anak yang sakit keras, mereka bisa meminta pendeta untuk melakukan baptisan darurat. Pendeta harus berusaha lebih dulu menghubungi sintua sekitar keluarga tersebut, untuk sama-sama mengunjungi si anak yang sakit keras tersebut, dan sebaiknya sintua yang melakukannya untuk menghubungi pendeta yang bersangkutan. Tetapi bila itu tidak dapat dilakukan, bahkan guru huria, bibelvrow atau diakones tidak bisa dihubungi, pendeta sendiri yang melakukan baptisan darurat. Apabila anak itu meninggal, maka harus dilayani dengan liturgi HKBP. Bila anak itu menjadi sehat, anak itu kemudian harus dibawa ke gereja pada waktu kebaktian minggu waktu ada pembaptisan. Pada waktu anak itu dibawa ke depan altar dihadapan pendeta, maka pendeta mengumumkan kepada jemaat sebagai berikut : Saudara-saudara yang terkasih, kita bersyukur kepada Tuhan kita yang maha pengasih yang menyembuhkan anak ini, karena pada waktu yang lalu anak ini sakit keras dan telah dibaptiskan dengan baptisan darurat. 8. MEMENTOMORI HKBP Konfesi (Pengakuan Iman) HKBP 1996 pasal 15 mengenai ‘Peringatan Terhadap Orang yang Meninggal’ – merumuskan: Bahwa Gereja menyelenggarakan peringatan bagi orang-orang yang meninggal untuk memantapkan penghayatan iman kita supaya kita mengingat akan akhir hidup kita sendiri serta meneguhkan pengharapan akan kemenangan Kristus yang mengalahkan maut; demikian juga pengharapan akan sorga sebagai asal dantujuan roh dan jiwa kita (surgo sambulo ni tondinta) dan pengharapan akan persekutuan orang percaya dengan TUHAN Allah hingga kedatangan Kristus kedua kali. Dengan ajaran ini, HKBP menekankan pengharapan keselamatan manusia dari antara orang yang mati di dalam Yesus Kristus. Dalam kaitan ini,HKBP melawan tiga pandangan yang mengatakan: (a) Bahwa orang yang hidup dapat menerima berkat dari orang yang mati; (b) Bahwa orang yang mati dapat berhubungan dengan orang yang hidup dengan cara mendoakan arwaharwah; (c) Bahwa haruslah mendirikan tugu untuk menghormati orang yang mati sebagai cara menerima berkat bagi keturunannya. Kemudian, HKBP menolak semua bentuk ajaran agama kekafiran terutama ajaran mengenai roh yang mengatakan bahwa roh orang yang meninggal itu hidup dan kemudian menjadi hantu dan menjadi roh leluhur(sumangot). Dari rumusan Konfessi HKBP di atas jelas bagi kita bahwa tujuan peringatan orang meninggal dulia ini bukanlah seperti yang dikatakan oleh pepatah orang Batak: “parigatrigat bulung gaol pasigatsigat hinalungun parungkarrungkar sidangolon”. Artinya bukan untuk membangkit-bangkitkan rasa duka cita yang mendalam buat keluarga yang ditinggalkan. Tetapi inti dari pada peringatan ini hendaklah menuju kepada kemenangan orang percaya atas maut dan kematian. Yesus Kristus telah mengalahkan kematian ketika Ia bangkit, dan kebangkitanNya menjadi buah sulung atas kebangkitan orang percaya. Lengkapnya demikian pernyatan kitab 1 Kor. 15:20+23 “20 Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. 23 Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya”. Perlu dijelaskan, meskipun nama-nama orang yang meninggal tahun itu dibacakan, sesungguhnya bukan nama-nama mereka itu yang menjadi tekanan; bukan mengingat pribadi-pribadi masing-masing orang yang meninggal dunia tadi yang lebih penting. Tetapi untuk mengingatkan kita akan hari kematian kita semua manusia kelak. Siapapun di antara kita yang masih hidup sekarang akan pasti mengalami kematian itu, sebab kematian itu adalah ‘jodoh’ kita semua. Semua kita sedang menunggu giliran alias ‘antri’ memenuhi panggilan kematian itu. Itu sebabnya ada ungkapan Latin yang mengatakanMEMENTOMORI artinya “Ingatlah akan hari kematianmu!”. Jangan lupa bahwa saya dan saudara semua pasti akan dijemput oleh kematian itu. Itu sebabnya harus sudah mempersiapkan diri sebelum kematian itu sungguh-sungguh nyata terjadi bagi hidup kita. Dan untuk itu pulalah Acara Peringatan Orang Yang Meninggal Dunia” terus dilanjutkan oleh tradisi gereja HKBP agar warganya tetap ingat dan peduli akan saat-saat kematiannya kelak. Dan apabila hal itu sungguh terjadi, tidak putus asa, tidak mengutuki Tuhan. Tentu keluarga yang ditinggal oleh orang mati itu pasti akan menangis dan bersedih; rasa pilu akan ‘memukul’ juga, tetapi bukan lagi seperti dukacita seorang yang tidak percaya, tetapi duka cita seorang yang punya pengharapan bahwa kelak orang yang mati dalam nama Tuhan Yesus itu akan berkumpul di Sorga bersama sekalian orang-orang tebusanNya. Amin 9. KESEPULUH TULAH



Sebelum kesepuluh tulah dijatuhkan, Tuhan telah memberi peringatan kepada Firaun dengan menyuruh Musa datang ke hadapan Firaun. Saat itu, Firaun menyuruh Musa dan Harun, kakaknya, untuk melakukan mujizat di hadapannya. Harun melemparkan tongkatnya, seperti yang diperintahkan Tuhan, dan tongkat itu menjadi ular. Melihat hal tersebut, para ahli-ahli sihir Firaun tidak mau dikalahkan. Mereka juga membuat mujizat yang sama dengan membuat tongkat-tongkat mereka menjadi ular. Namun tongkat Harun menelan tongkat-tongkat para ahli sihir itu. Dengan demikian, Firaun mengeraskan hatinya untuk tidak membebaskan bangsa Israel dari tanah Mesir. Maka Tuhan menyuruh Musa bersiap-siap dengan tulah yang pertama. Menurut Alkitab, Tuhan menyuruh Musa untuk meminta Firaun mengeluarkan bangsa Israel keluar dari tanah Mesir. Namun Tuhan juga menyatakan bahwa Tuhan sendiri yang akan membuat hati Firaun mengeras, dengan maksud untuk memperbanyak tanda-tanda mujizat (tulah) itu kepada bangsa Mesir, sebagai hukuman karena telah memperbudak bangsa Israel sedemikian lama, sekaligus juga agar bangsa Israel dapat menceritakan kepada keturunan-keturunannya yang kemudian, bagaimana Tuhan telah melakukan mujizat-mujizat di hadapan mata mereka, agar mereka selalu ingat bahwa Tuhanlah Allah. Tulah pertama: air menjadi darah Tulah yang pertama adalah air sungai Nil menjadi darah. Musa melakukannya dengan memukulkan tongkat yang ada di tangannya ke atas air sungai Nil. Maka seluruh sungai Nil menjadi darah dan ikan-ikan di dalamnya mati. Seluruh tanah negeri Mesir menjadi penuh dengan darah oleh karena rembesan sungai Nil tersebut. Tulah ini dimaksudkan untuk memperingatkan orang Mesir bahwa bahkan sumber kehidupan mereka yang terutama sekalipun dapat dibuat Tuhan menjadi musuh mereka. Tanpa air dari sungai Nil, seluruh pekerjaan di Mesir terhenti. Seluruh rakyat Mesir lebih mementingkan berusaha mencari air bersih, daripada meneruskan pekerjaan memperbudak orang Israel. Ahli-ahli sihir Firaun juga dapat membuat hal yang sama. Tulah ini berhenti setelah tujuh hari berlalu. Namun Firaun bersikeras tidak mau melepaskan bangsa Israel dari tanah Mesir. Tulah kedua: katak Tulah yang kedua adalah adanya katak-katak yang memenuhi seluruh negeri Mesir, oleh karena Firaun sekali lagi menolak untuk melepaskan orang Israel. Harun melakukannya dengan mengulurkan tangannya ke atas negeri Mesir. Dan bermunculanlah katak-katak dalam jumlah yang sangat besar dari dalam sungai Nil memenuhi negeri Mesir. Ahli-ahli sihir Firaun juga dapat membuat hal yang sama dengan mantera-mantera mereka. Tulah ini berhenti setelah Musa meminta kepada Tuhan untuk melenyapkan katak-katak itu. Permintaan ini atas permintaan Firaun dengan janji bahwa ia akan melepaskan orang Israel. Tuhan mengabulkan. Namun, kendati katak-katak itu mati, bangkai katak-katak itu tidak lenyap dari muka bumi negeri Mesir, sehingga ketika dikumpulkan orang-orang bangkai katak-katak itu hingga bertumpuk-tumpuk, seluruh negeri Mesir berbau busuk. Setelah tulah katak berhenti, dan dilihat Firaun ada kelegaan, Firaun pun tidak menepati janjinya untuk melepaskan orang Israel. Tulah ketiga: nyamuk Tulah yang ketiga adalah debu menjadi nyamuk. Debu itu ada di seluruh tanah Mesir, oleh karena itu, nyamuk-nyamuk itu pun menjadi ada di seluruh tanah Mesir. Tulah ini terjadi tanpa peringatan terlebih dahulu, sebab tulah ini menjadi hukuman bagi Firaun oleh karena Firaun melanggar janjinya di tulah kedua. Harun melakukannya dengan memukulkan tongkatnya ke debu tanah. Ahli-ahli sihir Firaun pun mencoba untuk membuat hal yang sama dengan mantera mereka, tetapi tidak dapat. Tulah ini dimaksudkan oleh Tuhan untuk memperingatkan Firaun bahwa tidak ada yang dapat menyamai kekuasaan Tuhan, sekalipun dengan sihir dan mantera. Bahkan ahli-ahli sihir itu sendiri yang menyatakan kepada Firaun bahwa "inilah tangan Allah". Namun Firaun masih tetap bersikeras hati. Tidak diceritakan dalam Alkitab bagaimana tulah ini berhenti, atau apakah tulah ini akhirnya berhenti atau tidak. Tulah keempat: lalat pikat Sebelum tulah yang ketiga berakhir, Tuhan telah menyuruh Musa untuk menyampaikan kabar tentang tulah keempat. Tulah yang keempat adalah munculnya ribuan lalat pikat yang memenuhi seluruh negeri Mesir. Namun di Gosyen tempat bangsa Israel tinggal, satupun tidak didapati ada lalat pikat di situ. Musa dan Harun tidak melakukan apa-apa agar tulah ini terjadi. Tidak diketahui, apa yang sebenarnya dilakukan oleh lalat-lalat pikat tersebut, namun disebutkan bahwa lalat pikat itu membuat seluruh bangsa Mesir menderita. Tulah ini dimaksudkan oleh Tuhan untuk mempermalukan orang Mesir dengan dewanya sendiri, Baalzebub. Baalzebub sering digambarkan sebagai dewa lalat, yaitu dewa kesuburan dan kelimpahan. Dengan Tuhan memakai simbol dewa orang Mesir sendiri untuk menyiksa orang Mesir, Tuhan hendak menyatakan bahwa mereka tidak dapat bergantung pada dewa-dewa mereka untuk menyelamatkan diri dari tulah Tuhan.



Tulah itu berhenti setelah Firaun meminta kepada Musa untuk menghentikan lalat-lalat tersebut, dengan jaminan bahwa bangsa Israel diperbolehkan untuk pergi ke padang gurun yang tiga hari perjalanan jauhnya untuk mempersembahkan korban kepada Allah. Musa memintanya kepada Allah, dan Allah mengabulkan. Namun, Firaun kembali melanggar janjinya. Tulah kelima: penyakit sampar pada ternak Setelah peringatan kembali diabaikan, tulah kelima disebarkan. Tulah yang kelima adalah penyakit sampar pada binatang ternak. Seluruh ternak di negeri Mesir terkena sampar, sehingga seluruh ternak orang Mesir mati. Namun seluruh ternak-ternak Israel yang diam di negeri Gosyen tidak ada mati sama sekali. Musa dan Harun tidak melakukan apa-apa agar tulah ini terjadi. Tulah keenam: barah Tulah keenam adalah barah (bisul) yang berbentuk gelembung yang memecah, pada manusia dan binatang yang tersisa di seluruh Mesir. Harun dan Musa melakukannya dengan mengambil jelaga dari dapur peleburan, kemudian menghamburkannya ke udara. Bahkan ahli-ahli sihir itupun juga kena barah, sama seperti semua orang Mesir. Tulah ini sekali lagi dimaksudkan Tuhan untuk membuktikan bahwa tidak ada yang dapat melepaskan diri dari kekuasaan Tuhan, bahkan sihir dan mantera sekalipun. Tidak diceritakan dalam Alkitab bagaimana tulah ini berhenti, atau apakah tulah ini akhirnya berhenti atau tidak. Tulah ketujuh: hujan es Sebelum tulah keenam berakhir, Tuhan sudah menyuruh Musa mengumumkan kepada Firaun tentang tulah ketujuh. Tulah yang ketujuh adalah hujan es, beserta api yang berkilat-kilat di antara es tersebut. Tuhan memberi peringatan kepada Firaun untuk menyelamatkan atau mengamankan semua orang dan ternak, sebab semua yang ada di padang pada saat tulah ini terjadi, pastilah mati. Musa melakukannya dengan mengulurkan tangannya ke langit. Seperti sebelumnya, hanya di tanah Gosyen yang tidak ditimpa oleh hujan es ini. Tulah ini dimaksudkan sebagai hukuman yang dashyat atas Mesir. Di Alkitab, hujan es bercampur api ini digambarkan dengan kata-kata "terlalu dashyat" dan "seperti yang belum pernah terjadi". Tulah itu berhenti atas permintaan Firaun kepada Musa. Firaun bahkan mengakui kesalahannya dan bersedia untuk menghentikan hujan es itu. Namun setelah Musa mengulurkan tangannya ke langit dan hujan es itu berhenti, maka sekali lagi Firaun melanggar janjinya. Tulah kedelapan: belalang Tulah yang kedelapan adalah belalang. Tulah ini diadakan oleh karena Firaun sekali lagi menolak untuk membiarkan seluruh bangsa Israel, baik tua muda, laki-laki dan perempuan, beserta ternaknya, untuk pergi. Yang diijinkan Firaun untuk pergi hanyalah laki-laki saja, dengan maksud agar bangsa Israel tidak melarikan diri sesudah mempersembahkan korban bakaran kepada Tuhan di padang gurun. Musa melakukannya dengan mengulurkan tangannya ke atas tanah Mesir. Maka bertiuplah angin Timur yang membawa belalangbelalang "sehari-harian, semalam-malaman, dan setelah pagi hari," angin Timur itu masih membawa belalang. Tulah ini dimaksudkan sebagai penghabisan untuk segala hal-hal yang masih tinggal di atas Mesir, setelah penyakit sampar pada ternak, barah, dan hujan es. Tulah ini menghabiskan seluruh tumbuhan yang ada di Mesir. Kedashyatan belalang-belalang ini digambarkan oleh Alkitab dengan kata-kata "sangat banyak", "sehingga negeri itu menjadi gelap olehnya". Tulah itu berhenti atas permintaan Firaun kepada Musa. Firaun sekali lagi mengakui kesalahannya, dan berniat membebaskan bangsa Israel. Musa berdoa kepada Tuhan. Maka Tuhan mengirimkan angin dari jurusan sebaliknya, yakni angin Barat yang kencang, sehingga meniup belalang-belalang itu masuk ke dalam laut Teberau. Satupun belalang tidak ada yang tinggal di tanah Mesir. Dan Firaun tetap mengeraskan hatinya. Tulah kesembilan: gelap gulita Tulah yang kesembilan adalah gelap gulita selama tiga hari. Musa melakukannya dengan mengulurkan tangannya ke langit. Tetapi di seluruh tempat orang Israel ada terang. Kegelapan itu sangat dashyat, digambarkan oleh Alkitab dengan kata-kata "orang dapat meraba gelap itu", "tidak ada orang yang dapat bangun dari tempatnya". Sebenarnya tulah ini dimaksudkan Tuhan untuk "menyerang" dewa tertinggi orang Mesir, yaitu Amon-Ra, atau Dewa Matahari. Dengan membuat Matahari tidak dapat bersinar selama tiga hari, Tuhan "mengklaim" kemenangan atas dewa orang Mesir dan mempermalukan seluruh dewa orang Mesir dan orang Mesir yang beribadah kepadanya. Tulah ini berhenti dengan sendirinya setelah tiga hari lewat berlalu. Tulah kesepuluh: anak sulung mati Tulah yang kesepuluh, dan yang terakhir, adalah tulah yang akan menyebabkan semua anak sulung di negeri Mesir mati. Pada sembilan tulah yang sebelumnya, tulah-tulah tersebut hanya mengenai tanah Mesir, sementara lokasi tempat orang Israel tinggal (di Gosyen), sekalipun juga berada di dalam bagian tanah Mesir, luput dari tulah



tersebut. Sebab Tuhan memberikan suatu pembatas yang tidak membenarkan tulah-tulah itu melewati pembatas itu. Namun, pada tulah yang kesepuluh, yang juga adalah tulah penghabisan karena setelah itu bangsa Mesir melepaskan orang Israel, tulah tersebut juga dapat mengenai anak-anak sulung Israel. Maka dari itu, Tuhan menyuruh Musa mengadakan suatu acara bagi tiap keluarga Israel, yaitu menyembelih, memanggang dan memakan seekor anak domba jantan atau anak kambing jantan berumur setahun pada suatu waktu senja yang ditentukan. Kemudian dari darah tersebut dibubuhkan sedikit pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas pintu pada tiap-tiap rumah keluarga yang memakannya. Maka saat malaikat maut lewat untuk mencabut nyawa para anak sulung di tiap-tiap keluarga, malaikat maut tersebut akan melewatkan setiap rumah yang pada ambang pintu itu telah ada darah anak domba, yaitu korban pengganti bagi setiap anak sulung pada keluarga di rumah itu. Itulah Paskah yang pertama. Demikianlah Paskah diperingati oleh orang Israel mula-mula sebagai tanda peringatan pembebasan bangsa Israel dari tanah Mesir, yaitu Tuhan telah menyediakan bagi bangsa Israel anak domba sebagai ganti setiap anak sulung di Israel. Orang Israel keluar dari Mesir Setelah tulah yang kesepuluh diberlakukan, kedengaranlah jerit tangis dan ratap di seluruh negeri Mesir, sebab tidak ada satupun dari rumah orang Mesir yang anak sulungnya tidak mati. Maka orang-orang Mesir itu segera memanggil Musa dan Harun, dan mendesak mereka untuk segera pergi dari tanah Mesir, karena mereka takut "nanti kami mati semuanya" (Keluaran 12:33). Orang-orang Mesir itu bahkan bermurah hati kepada mereka dan memberikan kepada orang Israel barang-barang yang orang Israel minta dari orang Mesir. Dan kemudian, berangkatlah orang-orang Israel dengan berjalan kaki, kira-kira enam ratus ribu orang berjalan kaki, tidak termasuk anak-anak. Rute perjalanan mereka adalah dari Raamses ke Sukot. Setelah mengambil tulang-tulang Yusuf dari situ (Yusuf pernah mengamanatkan agar tulang-tulangnya tidak dikubur di Mesir, namun di tanah kelahirannya, di Kanaan), kemudian mereka melanjutkan perjalanan ke Etam. Kemudian mereka balik lagi ke Pi-Harihot, antara Midgol dan laut, tepat di depan Baal-Zefon. Di sanalah mujizat penyeberangan Laut Merah yang terkenal terjadi, yaitu Tuhan melalui Musa membelah Laut Merah, sehingga bangsa Israel dapat menyeberang laut itu di tanah kering. 10. PERKATAAN TUHAN YESUS DI KAYU SALIB 1. "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." (Lukas 23:34) 2. "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus." (Lukas 23:43) 3. "Ibu, inilah, anakmu!" (Yohanes 19:26) 4. "Eli, Eli, lama sabakhtani?'' Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (Matius 27:46) 5. "Aku haus!" (Yohanes 19:28) 6. "Sudah selesai." (Yohanes 19:30) 7. "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." (Lukas 23:46) 11. NAMA-NAMA KEDUA BELAS MURID TUHAN YESUS 1. Simon Petrus 2. Andreas 3. Yakobus, dan saudaranya 4. Yohannes, anak Zebedeus 5. Filipus 6. Bartolomeus 7. Tomas 8. Matius 9. Yakobus, anak Alfeus 10. Tadeus 11. Simon Orang Zelot 12. Yudas Iskaryot *Nama-nama calon pengganti Yudas Iskaryot adalah Yusuf, Yustus dan Matias. Dan yang terpilih adalah Matias



12. TUGAS PANGGILAN GEREJA TRI PANGGILAN GEREJA Gereja sebagai salah satu bagian dari dunia memiliki tugas-tugas sebagai gereja yang hidup. 3 tugas gereja : a. Marturia (bersaksi) [Kis 2:41-47; 1 Pet 2:9-10; Rom 12:9-21; Mat 5:13-16; Amos 5:21-27; Yes 58:6-7] b. koinonia (bersekutu) [Yoh 17:1-26; Rom 12:9-21; Ef 4:32; Fil 2:1-10; Gal 5:13-15] c. diakonia (melayani) [Mat 20:20-28; Yoh 13:1-20; 1 Pet 4:7-11; Mat 25:31-46; 2 Kor 9:1-5] Gereja harus menyadari keterlibatannya dalam masyarakat harus merupakan bentuk keprihatinannya pada masyarakat yang di layaninya. 13. NAMA-NAMA MINGGU DI HKBP ALMANAK HKBP - KALENDER GEREJAWI HKBP. 1. Tahun Baru Tahun Baru (Taon Baru) 2. Minggu Epiphanias Epiphanias Pernyataan Allah. (Hapapatar). 3. Minggu I Setelah Epiphanias Minggu I Setelah Epiphanias (Minggu I Dung Epiphanias) 4. Minggu II Setelah Epiphanias Minggu II Setelah Epiphanias (Minggu II Dung Epiphanias) 5. Minggu Septuagesima Minggu Septuagesima. 70 Hari Sebelum Kebangkitan (70 Ari Andorang So Haheheon) 6. Minggu Sexagesima Minggu Sexagesima. 60 Hari Sebelum Kebangkitan (60 Ari Andorang So Haheheon). 7. Minggu Estomihi Minggu Estomihi Engkau akan menuntun dan membimbing aku, Mazmur 31 : 3b. (Sai Ho ma gabe partanobatoanku, Psalmen 31 : 3b) 8. Minggu Invocavit Minggu Invocavit Bila ia berseru kepadaKu, Aku akan menjawab, Mazmur 91 : 15a. (Jouonna ma Ahu, jadi alusanKu ma ibana, Psalmen 91 : 15a) 9. Minggu Reminiscere Minggu Reminiscere Ingatlah segala rahmatMu dan kasih setiaMu ya Tuhan, Mazmur 25 : 6. (Sai ingot ma angka denggan ni basaM, Psalmen 25 : 6).



10. Minggu Okuli Minggu Okuli Mataku tetap terarah kepada Tuhan, Mazmur 25 : 15a. (Sai tong do mangaranap matangku tu Jahowa, Psalmen 25 : 15a) 11. Minggu Letare Minggu Letare Bersukacitalah bersama-sama, Yesaya 66 : 10a. (Marlas ni roha ma hamu, Jesaya 66 : 10a). 12. Minggu Judika Minggu Judika Berilah keadilan bagiku, ya Allah, Mazmur 43 : 1a. (Luluhon ahu ale Jahowa, Psalmen 43 : 1a) 13. Minggu Palmarum Minggu Palmarum Matius 21 (Maremare, Mateus 21) 13a. Jumat Agung Peringatan Kematian Tuhan Yesus (Pesta Parningotan Hamamate Ni Tuhan Jesus) 14. Minggu Paskah I Minggu Paskah I Peringatan Kebangkitan Tuhan Yesus (Pesta Parjolo Parningotan Haheheon Ni Tuhan Jesus) 14a. Paskah II Paskah II Peringatan Kebangkitan Tuhan Yesus (Pesta Paduahon Parningotan Haheheon Ni Tuhan Jesus) 15. Minggu Quasimodogeniti Minggu Quasimodogeniti, Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, I Petrus 2 : 2. (Songon posoposo na imbaru tubu, I Petrus 2 : 2.) 16. Minggu Miserikordias Domini Minggu Miserikordias Domini, Bumi penuh dengan kasih setia Tuhan, Mazmur 33 : 5b (Gok asi ni roha ni Jahowa do tano on, Psalmen 33 : 5b) 17. Minggu Jubilate Minggu Jubilate Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, Mazmur 66 : 1 (Marolop-olop tu Debata sandok tano on, Psalmen 66 : 1) 18. Minggu Kantate Minggu Kantate Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan, Mazmur 98 : 1. (Endehon hamu ma di Jahowa ende na imbaru, Psalmen 98 : 1) 19. Minggu Rogate Minggu Rogate Berdoa, Mazmur 66 : 20. (Martangiang, Psalmen 66 : 20). 19a. Kenaikan Tuhan Yesus Kenaikan Tuhan Yesus (Pesta parningotan di hananaek ni Tuhan Jesus) 20. Minggu Exaudi Minggu Exaudi Dengarlah Tuhan seruan yang kusampaikan, Mazmur 27 : 7. (Sai tangihon ma soarangku ale Jahowa, Psalmen 27 : 7). 21. Minggu Pentakosta Minggu Pentakosta Peringatan turunnya Roh Kudus. (Pesta parjolo parningotan di hasasaor ni Tondi Parbadia).



21a. Pentakosta II Pentakosta II Peringatan turunnya Roh Kudus. (Pesta paduahon parningotan di hasasaor ni Tondi Parbadia). 22. Minggu Trinitatis Minggu Trinitatis (Hasitolusadaon ni Debata, Minggu Oikumene). 23. Minggu I - XXV Setelah Trinitatis Minggu I - XXV Setelah Trinitatis. (Minggu I - XXV Dung Trinitatis). 24. Minggu Ujung Tahun Gereja Minggu Ujung Tahun Gereja. (Minggu Ujung Taon parhuriaon, Parningotan ni angka na monding). 25. Minggu Advent I Minggu Advent I. 26. Minggu Advent II Minggu Advent II 27. Minggu Advent III Minggu Advent III 28. Minggu Advent IV Minggu Advent IV 28a. Natal I Natal I. (Pesta parjolo parningotan di hatutubu ni Tuhan Jesus). 28b. Natal II Natal II. (Pesta paduahon parningotan di hatutubu ni Tuhan Jesus). 29. Minggu Setelah Kelahiran Tuhan Yesus Minggu Setelah Kelahiran Tuhan Yesus. (Minggu Dung Hatutubu ni Tuhan Jesus). 29a. Minggu Akhir Tahun Minggu Akhir Tahun. (Minggu Ujung Taon, Parpunguan Bodari). 14. LITURGI HKBP I. PENGERTIAN LITURGI A. ARTI LITURGI: BHS YUNANI = LEITOURGIA (LAOS = BANGSA, RAKYAT; ERGON = KARYA, KERJA). Kerja nyata rakyat kepada bangsa atau negara berupa membayar pajak, membela negara,atau wajib militer. Leitourgia berarti kerja atau pelayanan yang dibaktikan bagi kepentingan bangsa. B. DARI ASAL USULNYA LEITOURGIA MEMILIKI ARTI: Profan politis bukan arti kultis Abad ke-4 seb.m, diperluas menyebut berbagai macam pelayanan Abad ke-2 seb.m, septuaginta menerjemahkan dengan kata abodah, yaitu pelayanan para imam dan orang lewi kepada Tuhan II. LITURGI DALAM PERJANJIAN LAMA A. DALAM PERJANJIAN LAMA, YAITU ABODAH, MENGANDUNG DUA PENGERTIAN:



Sher’et yaitu ungkapan perasaan, pengabdian diri, kesetiaan kepada majikan Abh’ad yaitu ketaatan hamba (budak,abdi) kepada tuannya Dipakai dalam pengertian profan dan religius yaitu ibadah yang diarahkan kepada Allah, secara khusus suku lewi untuk kepentingan umat (bil.16:9) B. DALAM PERJANJIAN LAMA (SEPTUAGINTA): Leitourgia adalah ibadah pelayanan para imam kaum lewi Latreia menggambarkan ibadah seluruh umat israel III. LITURGI DALAM PERJANJIAN BARU A.



DALAM PERJANJIAN BARU: Leitougia menjelaskan makna imamat Yesus Kristus,yaitu pelayanan yang lebih agung dari pelayanan imam lewi di PL (ibr.8:6; 9:21; 10:11) B. ISTILAH IBADAH DALAM PB: Latreia (pelayanan atau ibadah): menyatakan kewajiban menerapkan hidup beribadah bagi umat (flp.3:3) Proskunein menyatakan penyembahan sujud kepada tuhan (mat.4:10; luk.4:8) Thusia menyatakan persembahan kurban yang ditunjukkan melalui perbuatan (ikor.10:20,ibr 13:15) Prosphora sama dengan thusia yaitu tindakan mempersembahkan kurban yang ditujukan kepada kristus (ibr.19:10) Threskeia menyatakan tindakan pelayanan keagamaan atau ibadah (kis.26:5, kol.2:18) Sabein menunjuk ke ibadah (mat. 15: 9; mrk.7:7) Homologein mempunyai arti luas, yaitu: pengakuan dosa (1joh.1:9), mengaku dengan mulut atau ucapan bibir (rm. 10:9; ibr.13:15) C. GEREJA REFORMASI MENGGUNAKAN LITURGI: Pada abad ke-17 dan 18 dengan arti ibadah gereja Gereja katolik roma pada abad ke-18, liturgia dimasukkan dalam dokumen resmi Konsili vatikan membakukan istilah liturgia untuk menyebut peribadahan gereja. IV. ISTILAH LITURGI MASA KINI A.



ISTILAH YANG DIPAKAI MASA KINI:



1.



Liturgi sebutan untuk ibadah kristen



2.



Ibadah (arab=ebdu atau abdu= hamba)artinya:



Perbuatan menyatakan bakti kepada tuhan Pelayanan kepada tuhan Sikap beriman seharihati tidak terbatas pada perayaan gereja 3. Kebaktian (sansekerta=bhakti) artinya: Perbuatan baik, setia dan hormat Sikap memperhambakan diri Sikap hidup sebagai pelayan tuhan menyangkut tabiat, karakter, pola pikir dan tindakan B. LITURGI – IBADAH – KEBAKTIAN, MAKNANYA SEJAJAR SEKALIPUN PEMAHAMAN SEHARIHARI ADA PERBEDAAN: Liturgi dikaitkan dengan disiplin ilmu teologi Kebaktian digunakan untuk menunjuk perayaan peribadahan Ibadah digunakan untuk perayaan agama apa pun V. TEOLOGI LITURGI A.



LITURGI MENUNJUK PADA:



Perayaan karya keselamatan Allah yang dilaksanakan Kristus bersama gereja dalam Roh Kudus Perjumpaan Allah dan manusia serta umat dengan Allah yang berlangsung di dalam Kristus dan Roh Kudus



B.



EMPAT DIMENSI TEOLOGIS LITURGI:



Sebagai liturgi trinitatis: misteri karya keselamatan Allah ketika putra menyerahkan diri kepada Bapa dalam Roh Kudus. Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Sebagai perayaan misteri paskah: karya penebusan manusia sempurna di dalam paskah, yaitu maut dikalahkan dan hidup dirayakan. Puncak karya keselamatan itu terwujud dalam paskah. Paskah dalam liturgi berlangsung dalam bentuk simbol melalui sakramen kudus. Sebagai tindakan Kristus dalam gereja: subyek atau pelaku liturgi adalah Yesus Kristus dan gereja sebagai tubuhnya. Dalam liturgi Kristus bertindak melalui dan bersama gerejea, sekaligus dalam liturgi gereja bertindak melalui dan bersama Kristus Sebagai fungsi dasar gereja: liturgi sebagai sarana untuk menyatakan dirinya, menampakkan dirinya dan melaksanakan dirinya sebagai gereja. Panggilan umat adalah untuk menyembah Allah yang nyata dalam liturgi. C. TEOLOGI LITURGI: Pernyataan karya keselamatan Allah dalam Kristus dan tanggapan manusia terhadap Allah melalui liturgi. (pernyataan dan respon) Pelayanan Allah kepada manusia maupun pelayanan manusia kepada Allah Allah berbicara melalui firmannya dan manusia menjawabnya melalui nyanyian dan doa D. CAKUPAN TEOLOGI LITURGI Liturgi dirayakan pada posisi vertikal dan horizontal: Allah dan sesama Liturgi dirayakan oleh gereja tidak pernah terpisah dari kehidupan seharihari, menyangkut karkater atau perilaku, perbuatan dan totalitas kehidupan Perayaan liturgi bukan hanya menunjuk pada pelayanan kultis, namun mencakup seluruh lini kehidupan Liturgi bukan hanya berbicara tentang tata ibadah, namun membicarakan totalitas kehidupan dalam pelayanan kepada Allah dan pelayanan kepada sesama VI. KEBAKTIAN MINGGU HKBP A.



SEJARAH SINGKAT PRAKTIK PERIBADAHAN HKBP



SECARA HISTORIS BERASAL DARI TIGA JALUR: Hasil misi pekabaran injil RMG bercorak uniert (Lutheran, Roma Katolik, Calvinis) Pergumulan gereja HKBP sendiri (HKBP manjungjung baringinna, 12 juli 1940) Pengaruh budaya atau adat batak (preparatio evanggelica) 2. PRAKTIK PERIBADAHAN DARI HASIL MISI: Roma Katolik: nyanyian berjiwa pietis Calvinis: nyanyian-nyanyian Mazmur, pembacaan Hukum Taurat Uniert: nyanyian koor (gregorian) B. PERKEMBANGAN PRAKTIK PERIBADAHAN HKBP Tahun 1903 agenda sudah disusun, namun pelaksanaannya tidak seragam di semua gereja Tahun 1904 agenda gereja batak yang ditulis jung dan steinsieck berasal dari prusia disusun 23 orang ahli teologi gereja lutheran dan reformiert (calvinis) ditetapkan dua liturgi untuk kebaktian: 1. Khusus pendeta: pembacaan votum dan introitus, berita pengampunan dosa, dan berkat 2.



Khusus guru jemaat dan penatua: nyanyian, hukum taurat, dan epistel



Tahun 1906 agenda cetakan ke-2 disusun oleh Johannes Warneck dan tidak ada pembedaan liturgi antara pendeta dan penatua, hanya formulasi doa berkat yang berbeda tahun 1906/1907 lahir tata gereja yang memuat pelaksanaan kebaktian minggu, pernikahan, penguburan, katekisasi sidi, pendidikan umum, dan kedua sakramen. Pada masa Nomensen tata ibadah tidak menjadi fokus perhatian, yang ditekankan adalah pengkristenan orang batak dengan cara: bernyanyi, berdoa dan pemberitaan firman Tuhan, membicarakan firman Tuhan selama mungkin, dan tanya jawab tentang alkitab. Rapat pendeta HKBP 1957 mendiskusikan liturgi 1861-1940 yang tidak seragam, karena agenda HKBP Mentawai pengakuan dosa lebih dulu dari pembacaan hukum taurat.



Agenda tahun 1984 memuat 18 tata kebaktian untuk melaksanakan setiap jenis kebaktian dan ini telah diberlakukan sejak hkbp manjungjung baringinna 12 juli 1940 Tahun 1988 muncul agenda na metmet yang memuat: pandidion na hinipu, pamasumasuon di huta, pananomon na mate Keputusan sinode agung ke-49 tahun 1988 kebaktian minggu secara resmi diselenggarakan dalam dua bahasa (Batak dan Indonesia) Tahun 1991 rapat pendeta HKBP di seminarium sipoholon dimuat keputusan memperhatikan keterlibatan jemaat dalam ibadah dalam hal pembacaan epistel secara responsorial Sinode godang HKBP tahun 1998 di pematang siantar, merekomendasikan komisi liturgi untuk terbuka menjawab tuntutan jemaat mengenai pembaruan liturgi. Dimungkinkannya gereja loka membuat liturgi alternatif, kontemporer secara kontekstual, tanpa menghilangkan unsur-unsur liturgi yang ada Aturan & peraturan HKBP 2002 pasal 23, kepada komisi liturgi dan ibadah diberi mandat: meneliti liturgi yang dibutuhkan jemaat sesuai perkembangan zaman; menyusun liturgi sesuai kegiatan yang belum diatur dalam agenda Catatan: Agenda yang dipakai HKBP sekarang tidak jauh berbeda dari agenda tahun 1940 HKBP membuka diri terhadap pembaruan tata ibadah VII. PEMAHAMAN UNSUR-UNSUR IBADAH HKBP 1.



NYANYIAN-NYANYIAN:



Nyanyian pembuka sebelum votum: nyanyian pujian (pujipujian), dan nyanyian doa dan permohonan Nyanyian setelah votum: nyanyian kepercayaan (haporseaon) Nyanyian setelah pembacaan HT: nyanyian peneguhan, pengakuan dosa dan belas kasihan Kristus Nyanyian setelah pengakuan dosa: nyanyian pujian syukur karena Tuhan telah mengampuni dosa Nyanyian setelah pembacaan epistel: nyanyian sambutan akan firman Tuhan Nyanyian setelah pengakuan iman: nyanyian yang sesuai dengan isi khotbah Nyanyian setelah khotbah: nyanyian sesuai tema khotbah, pengaminan akan firman Tuhan, pengutusan A.



NYANYIAN DALAM LITURGI:



Fungsinya merangkai setiap unsur-unsur liturgi yang ada, sehingga membentuk satu perayaan liturgi Nyanyian adalah ekpresi hati umat mengungkapkan jati dirinya dalam pujian dan ucapan syukur Dimensi nyanyian dalam liturgi: aklamasi (jawaban iman), proklamasi (pemberitaan), dan credo (pengakuan) UPAYA PEMBARUAN DALAM NYANYIAN LITURGI Bersahut sahutan, misal: bila nyanyian tiga bait dinyanyian dgn cara bait satu semua jemaat, bait dua lakilaki, bait tiga perempuan. Melantunkan (pendarasan=ruminasi): semua jemaat bernyanyi secara bersamaanantifonal: bernyanyi bersahutan antara dua kelompok penyanyi. Lazimnya berbalasan antara kiri dan kanan, atau lelaki dan perempuan. Responsoria: nyanyian bersahutan antara satu dgn sekelompok orang (digunakan gereja sejak awal) Alternatim: bergilir antara dua atau beberapa kelompok untuk setiap bait. Mis: bait satu untuk paduan suara, bait dua untuk pemuda, dll. Gregorian: bernyanyi dlm bentuk koor CARA INI DIPAKAI OLEH GEREJA MAIN STREAM DAN JUGA MARTIN LUTHER DAN DIKATAKAN NYANYIAN JEMAAT HARUS DINYANYIKAN BERVARIASI 1.



VOTUM-INTROITUS-DOA



A. VOTUM = VOTE = PERNYATAAN Pernyataan kehadiran Allah dalam ibadah yang diungkapkan dalam doa bahwa segala sesuatu berlangsung di dalam nama Alllah Bapa, Anak dan Roh Kudus, (kol.3:17) Pernyataan bahwa umat yang hadir dalam ibadah adalah sebagai persekutuan orang percaya Gereja katolik biasa mengucapkan formula ini sambil membuat tanda salib



B. INTROITUS = INTRO Prosesi atau perarakan masuk (sebagaimana umat israel melakukan perarakan menuju tanah perjanjian) Dilakukan dari pintu utama menuju altar atau mimbar Abad 19 gereja lutheran melaksanakan introitus dengan cara bernyanyi gregorian (paduan suara) sebagai tanda masuk pelayanan disambut dengan gloria (haleluya) HKBP melaksanakannya melalui pembacaan alkitab yang dihubungkan dengan tahun gerejawi disambut dengan nyanyian haleluya. Bedanya gereja lutheran melaksanakannya sebelum votum – hkbp setelah votum. Gereja reformiert melaksanakannya sebelum votum. C. DOA Pemilihan rumusan doa dihubungkan dengan nama Minggu dan tahun gereja 2.



PEMBACAAN HUKUM TAURAT



Cermin bagi umat bagaiman bersikap dan berperilaku yang berporos dalam dua sumbu yaitu mengasihi tuhan dan sesama manusia Umat diingatkan akan tanggungjawab orang percaya dalam hidup seharihari secara vertikal dan horizontal Hukum taurat tidak boleh dibacakan tanpa inti hukum (mat. 22:37-40) Hkbp tidak selalu dari Hukum Taurat (kel. 20:1-17), namun diperbolehkan dari konfessi, siasat gereja, dan nas alkitab bernada imperatif. Sekalipun itu diperbolehkan perlu diperhatikan supaya pemilihan nas alkitab jangan terlalu panjang, sifatnya imperatif dan mengandung inti hukum 3. PENGAKUAN DOSA DAN BERITA ANUGERAH A. DOA PENGAKUAN DOSA Umat mengaku bahwa dirinya berdosa kepada Tuhan dan sesama (yes. 59:1-6), sehingga sangat penting permohonan pengampunan dosa dalam liturgi Umat tidak dapat terus berjalan tanpa dosannya diampuni oleh Tuhan, karena dosa itu pemisah hubungan antara Tuhan dan manusia. Supaya hubungan itu dipulihkan maka dari manusia perlu pengakuan bahwa dirinya berdosa. B. BERITA ANUGERAH (ABSOLUSI) Esensi adalah pemberitaan anugerah Allah di dalam Kristus yang telah mendamaikan dirinya dengan manusia, penguatan, penghiburan, sukacita, dan pengharapan bagi manusia (2tes, 2:15,17) C. PELAKSANAAN DI HKBP: Rumusan pengakuan dosa bersifat umum, masih mengikuti rumusan lama (tradisional) Guna menghindari rumusan ini menjadi kebiasaan, diperlukan membuat rumus-rumus baru yang disesuaikan dengan situasi jemaat, menyangkut isu yang berkembang, pekerjaan, keadilan, lingkungan, hak-hak manusia, dll. Setelah berita anugerah umat menyambutnya dengan gloria (kemuliaan bagi Allah…) amin. Pada awalnya gloria adalah nyanyian jemaat atas berita anugerah, bukan pembacaan yang dibacakan pemimpin liturgis Sebaiknya gloria ini dinyanyikan sebagai sambutan jemaat atas berita anugerah. Bila mungkin digubah dengan melodi batak 4. PEMBACAAN EPISTEL Pembacaan diambil dari PL dan PB surat-surat Rasul, mengikuti tradisi gereja abad pertama. Pembacaan dikaitkan dengan nas khotbah Fungsi pembacaan ini adalah ajaran, penguatan, tuntunan hidup baru, pengharapan, dan penghiburan 5. PENGAKUAN IMAN Substansi adalah umat mengaku keberadaan Allah, tindakan Allah, sumber dan akhir kehidupan, yang mengatur ciptaan dan memberi kehidupan manusia di akhirat. Fungsinya adalah menunjukkan identitas diri kepada dunia sebagai orang beriman Mengungkapkan bahwa melalui karya Allah manusia diselamatkan Mengungkapkan kesatuan orang percaya di dlm dunia



HKBP mengikuti pola Luther, menempatkan pengakuan iman sebelum khotbah – calvinis setelah khotbah, kenapa? Luther melihat pi sebagai doa setelah epistel sebagai amanat hidup baru umat datang mengaku. Calvinis melihat pi sebagai jawaban terhadap khotbah. Pada masa reformasi PI digubah ke dalam prosa atau nyanyian, dan Luther sendiri menyuruh jemaat me nyanyikan PI (deutsce messe, 1525) Mungkinkan HKBP melakukan itu? Menyanyikan PI yang digubah dalam bhs Batak? Mungkinkah HKBP mengucapkan rumusan pengakuan iman Niceanum, Constantinopolitanum dan Athanasium, disamping PIR? 6. DOA SYAFAAT Syafaat (Arab=syafaah, Ibrani=syofet, Inggris= intercession) artinya : perantara, berada antara pelayanan mimbar dan altar (antara pemberitaan firman dan persembahan atau misa). Luther melakukan seperti itu HKBP melakukan sesuka hati? Ada sebelum khotbah, setelah warta jemaat, ada yang sama sekali tidak melakukan. Dalam liturgi doa syafaat harus dilakukan Di agenda HKBP ada rumusan doa syafaat setelah doa persembahan. Inilah yang benar. Mungkinkah HKBP membuat rumusan baru doa syafaat menambah rumusan lama di agenda? Disesuaikan dengan pergumulan warga jemaat atau isu yang berkembang secara lokal, nasional, dan global. 7. DOA EPIKLESE, PEMBACAAN ALKITAB, KHOTBAH Epiklese = doa permohonan akan pimpinan (penerangan) Roh Kudus, menuntun umat mendengar firman Allah Rumusan doa epiklese tidak panjang, namun pendek, tegas, dan agung HKBP tidak konsisten? Bila pendeta: memakai rumusan berkat, damai sejahtera Allah…, bukan doa epiklese; bila non pendeta: mengucapkan doa, namun panjang. Sebaiknya HKBP bagaimana? Mengucapkan doa epiklese sebelum pembacaan alkitab dan khotbah, rumusannya tidak terlalu panjang, namun pendek, tegas dan agung 8. A.



DOA PENUTUP DOA PERSEMBAHAN



Mendoakan persembahan yang telah terkumpul sebagai pemberian Allah sekaligus ucapan syukur jemaat kepada Allah. Juga di dalamnya terkandung persembahan hidup warga jemaat B.



DOA BAPA KAMI



Mengikuti rumusan doa yang diajarkan Yesus Kristus kepada para murid (Mat. 6:9-13) C.



BERKAT



Mengikuti rumusan doa berkat yang ada di dalam kitab Bilangan 6:22-27. Maknanya adalah jaminan bahwa Tuhan yang melindungi dan memberkati umat miliknya, dan jemaat menyambutnya dengan amin. VIII. TRILOGI TATA IBADAH A.



TATA IBADAH:



Tata = kaidah, sistem, prinsip, norma supaya ada keteraturan (”…harus berlangsung dengan sopan dan teratur, 1kor. 14:40) Tata ibadah disusun supaya teratur dan berlangsung dengan sopan B. PRINSIP MEMBANGUN TATA IBADAH: Keutuhan (saling menyambung dengan unsur-unsur lainnya) Timbal balik (pernyataan dan respon, berbicara dan menjawab) Seimbang (nyanyian, doa, khotbah) IX. KONSEPSI RANGKAIAN UNSUR IBADAH HKBP Nyanyian pujian sebagai tanda kesiapan jemaat memulai ibadah. Dilanjutkan dengan… Votum sebagai pernyataan atau proklamasi bahwa ibadah dilangsungkan di dalam nama Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Allah sendiri yang mengumpulkan jemaat dalam ibadah, dan jemaat menyambutnya dengan



gloria kecil sebagai pujian atas kemurahan Allah yang telah memanggil dan mengumpulkan jemaat. Doa dilantunkan sebagai tanda penyerahan kepada Allah. Dilanjutkan dengan.. Nyanyian pujian di mana jemaat diingatkan akan berkat Tuhan yang selalu nyata dalam hidup. Dilanjutkan dengan… Pembacaan hukum taurat sebagai cermin bagi jemaat, evaluasi diri, sekaligus melihat apa yang Tuhan kehendaki di dalam kehidupan setiap hari. Dilanjutkan dengan… Nyanyian pujian memohon kemurahan Allah atas dirinya yang gagal melakukan kehendak Allah. Dilanjutkan dengan… Pengakuan dosa: setelah jemaat bercermin kepada hukum taurat, maka jemaat menyadari dosadosanya. Jemaat hanya dapat beribadah atas dasar pengakuan dan penyesalan, dan jemaat sadar bahwa hanya Allah sendiri yang dapat mengampuni dosanya. Kemudian atas penyesalan maka Allah memberi jaminan pengampunan, dan merangkul umatnya di dalam kasih setianya. Dilanjutkan dengan… Nyanyian pujian sebagai respon jemaat terhadap pengampunan Allah, sebagai ungkapan syukur jemaat atas kemurahan Allah. Dilanjutkan dengan… Pembacaan epistel: jemaat sudah diampuni kini saatnya mendengar firman Tuhan sebagai tuntunan hidup baru dengan janji berbahagialah… dan jemaat mengamininya. Dilanjutkan dengan… Nyanyian pujian sebagai respon jemaat terhadap tuntunan hidup baru, dan sebagai tekad untuk melakukan hidup baru. Dilanjutkan dengan… Pengakuan iman percaya: sebagai ikrar jemaat bahwa hidup baru bisa diwujudkan di dalam pengakuan terhadap Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Karena hidup baru itu adalah miliknya dan pemberiannya. Pengakuan ini diucapkan dengan berani, tegas, sungguh, tulus, tanpa paksaan. Dilanjutkan dengan… Pembacaan warta jemaat. Intinya pemberitahuan kepada jemaat pelayanan gereja supaya jemaat peduli dan mendoakan pelayanan gereja. Dilanjutkan dengan… Nyanyian pujian sebagai ungkapan hati jemaat telah siap mendengar firman Tuhan. Dilanjutkan dengan… Doa epiklese-pembacaan alkitab-khotbah: diawali permohonan penerangan Roh Kudus, pemberitaan kerajaan Allah yang di dalamnya ada pengajaran, penghiburan, penguatan, dan keselamatan. Dilanjutkan dengan… Persembahan diikuti dengan nyanyian pujian: persembahan merupakan tanda pengucapan syukur atas berkat Tuhan terutama atas pendamaian dengan Tuhan melalui pengorbanan Kristus. Jemaatnya memberikannya dengan penuh puji melalui nyanyian. Dilanjutkan dengan… Doa penutup: mendoakan persembahan yang telah terkumpul, sekaligus doa untuk mempersembahkan keseluruhan hidup. Jemaat mengungkapkannya melalui nyanyian Tuhan karuniamulah… sebagai pengakuan bahwa apa yang dimiliki adalah pemberian Tuhan. Dilanjutkan dengan… Doa Bapa Kami sebagai doa umat yang diajarkan oleh kristus, di dalamnya termuat pujian, permohonan, penyerahan diri, dan pengakuan untuk dinyatakan di dalam kehidupan setiap hari. Dilanjutkan dengan… Berkat sebagai pengutusan jemaat setelah mengalami persekutuan yang indah dengan Tuhan dan sesama di dalam ibadah. Jemaat diutus bahwa Tuhan adalah jaminan hidup bagi umat. Dilanjutkan dengan… Doa majelis di konsistori sebagai ungkapan syukur majelis kepada Tuhan atas kemurahan Tuhan, membimbing, memakai majelis memimpin ibadah. 15. SEJARAH GEREJA HKBP Huria Kristen Batak Protestan (disingkat HKBP) adalah gereja yang beraliran Kristen Protestan di kalangan masyarakat Batak. Gereja ini merupakan yang terbesar di antara Gereja-gereja Protestan yang ada di Indonesia, sehingga menjadikannya organisasi keagamaan terbesar ketiga setelah Nahdlatul 'Ulama dan Muhammadiyah[2]. Gereja ini tumbuh dari misi RMG (Rheinische Missionsgesellschaft) dari Jerman dan resmi berdiri pada Senin, 7 Oktober 1861. Pemimpin : Ephorus Pdt. Dr. Darwin Lumbantobing Asosiasi : Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Federasi Lutheran se-Dunia (LWF) Wilayah : Indonesia, Malaysia, Singapura, Amerika Serikat Bahasa : Batak Toba, Indonesia Liturgi : Liturgi HKBP



Kantor pusat : Pearaja, Hutatoruan V, Tarutung, Tapanuli Utara, Sumatera Utara Pendiri : Pdt. Carl Wilhelm Heine, Karl Johann Klammer, Friederich Wilhelm Betz, Gerrit van Asselt Didirikan : 7 Oktober 1861 di Parau Sorat, Sipirok, Sumatera Utara Memisahkan diri : Huria Kristen Indonesia (HKI), Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS), Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI), Gereja Kristen Protestan Angkola (GKPA), Gereja Kristen Protestan Pakpak Dairi (GKPDD). Kelompok jemaat : 753 Ressort dalam 31 Distrik Umat : +4,500,000 Gereja : 3.681 (3.415 gereja, 113 parmingguon, & 153 pos pelayanan)[1] Rumah sakit : Rumah Sakit HKBP Balige, Rumah Sakit HKBP Nainggolan Panti asuhan : Panti Asuhan Elim HKBP, Panti Karya Hephata HKBP Sekolah dasar : SD Swasta HKBP Sekolah menengah : SMP Swasta HKBP, SMA Swasta HKBP Pendidikan tinggi : Universitas HKBP Nommensen Medan, Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar, Sekolah Tinggi Teologi HKBP Pematangsiantar, Sekolah Pendeta HKBP, Sekolah Tinggi Guru HKBP, Sekolah Bibelvrouw HKBP, Pendidikan Tinggi Diakones HKBP, Akademi Keperawatan HKBP. Slogan : Gabe pasupasu tu saluhut bangso (menjadi berkat ke seluruh dunia). 16. ARTI WARNA ALTAR DI HKBP 1. Warna VIOLET [UNGU] Ungu adalah warna kerajaan. Warna ini adalah lambang pengampunan dari Tuhan Yesus Kristus yang adalah seorang Raja. 2. Warna PUTIH Putih adalah warna keabadian dan kesempurnaan. Warna ini merupakan lambang dari keabadian Tuhan Yesus Kristus dan juga para malaikatNya. 3. Warna HIJAU Hijau adalah warna khidupan dan pertumbuhan. Warna ini merupakan lambang dari perbuatan orang Kristen di dalam kuasa penebusan Kristus serta kuasa keselamatan dari Allah Bapa. 4. Warna MERAH Merah adalah warna darah dan api. Warna ini merupakan lambang dari semangat puji-pujian dan penyembahan kepada Tuhan. 5. Warna HITAM Hitam adalah warna dari kegelapan dan dukacita. Warna ini merupakan lambang kematian Tuhan Yesus untuk menebus dosa manusia. Lambang dari kesengsaraan dan penderitaan Tuhan Yesus Kristus. Itulah makna dari warna penutup altar Gereja HKBP. Pemakaiannya pun disesuaikan dengan tema minggu ibadah.