Batch 41-Word [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



SOALTO MANDIRI 4



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



DAFTAR ISI



ENDOKRIN METABOLIK/UNAIR................................. ENDOKRIN METABOLIK/UNSRAT.............................. GINJAL HIPERTENSI/UGM ......................................... GASTRO-ENTEROHEPTOBILIER/UNAND ................... KARDIOVASKULAR/UNSRI......................................... PULMONOLOGI/UNIBRAW ....................................... PULMONOLOGI/UNSYIAH......................................... TROPIK INFEKSI/UDAYANA ....................................... TROPIK INFEKSI/UI .................................................... GERIATRI/UNHAS...................................................... HOM/UNS ................................................................. REUMATOLOGI/USU................................................. ALERGI IMUNOLOGI/UNDIP ..................................... PSIKOSOMATIS/UNPAD ............................................



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



KONTRIBUTOR



dr. Riswan Idris / UNHAS dr.Ardeno Kristianto /UI dr.Rio Pranata / UGM dr. Robert D.A/ UNAIR dr.Sartika Sadikin / UNSRI dr.Michelle Vincentia / UNPAD dr. Ahmad Rudiannoor / UNS dr.Gama Yuniharizky / UNDIP dr. Zanurul Rifhan/ USU dr.Bevi Dewi Citra / UNAND dr. Ade Baswin / UNSYIAH dr.Tulus Amudi / UNSRAT dr.Ricky Taringan / UB



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



dr.Amarisa Malik /UNUD



UJIAN BOARD BATCH 41



Editor :



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



dr. Riswan Idris



UJIAN BOARD BATCH 41 DIVISI ENDOKRIN, METABOLIK & DIABETES



Kontributor : dr. Robert D.A / UNAIR



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat soal Kategori soal Lingkup bahasan dalam standar kompetensi Jenis soal/ jenis pertanyaan Tingkat kompetensi



dr. Brinna Anindita Endokrin, metabolik, dan diabetes Penyakit Korteks Adrenal Diagnosis 4A Soal



Seorang wanita 35 tahun datang dengan keluhan mendadak pingsan 1 hari yang lalu. Hal ini muncul ketika berkebun diawali dengan gejala muntah dan merasa pusing. Setelah itu pasien hanya berbaring serta mengeluh sakit perut dan mual. Tidak ada demam atau diare. Riwayat sebelumnya beberapa bulan yang lalu sering kelelahan, sakit perut, dan hilangnya nafsu makan dengan penurunan berat badan 5-10 kg. Sebelumnya pasien rutin konsumsi methylprednisolone 8mg/ hari karena penyakit lupus dan berhenti mengkonsumsi obat tersebut sebulan terakhir . Pada pemeriksaan fisik didapatkan, T 80/60 mm Hg saat berbaring dan sistoliknya turun 20 mmHg saat berdiri, nadi 102 bpm saat berbaring dan 125 bpm saat berdiri, suhu axiller 37.6 ° C, serta didapatkan hiperpigmentasi di ujung jarinya. Lainlain dalam batas normal pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil Na 121 mEq / L, K 5,8 mEq / L, HCO3 16 mEq / L, glukosa 52 mg / dL, dan kreatinin 1,0 mg / dL, kadar kortisol pagi hari 3ug/dl (N:7-25ug), ACTH: 8pg/ml (N:9-46pg/ml) Apa diagnosis yang paling mungkin? A. B. C. D. E.



Hiperaldosteronisme primer Hiperaldosteronisme sekunder Adrenal Insufisiensi primer Adrenal insufisiensi sekunder Cushing Disease



Referensi



Marc S. Sabatine. Pocket medicine sixth edition. section. 7-7



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat soal Kategori soal Lingkup bahasan dalam standar kompetensi Jenis soal/ jenis pertanyaan Tingkat kompetensi



dr. Brinna Anindita Endokrin, metabolik, dan diabetes Diabetes Mellitus Tatalaksana 4A Soal



Seorang laki-laki 66 tahun dengan riwayat DM dan HT 5 tahun terakhir rutin berobat dengan metformin 500mg 2x sehari datang ke poliklinik untuk konsultasi saat ini pasien mengeluh sering sesak terutama saat beraktivitas. PF TB 160 cm BB 70 kg TD 150/90 mmHg, DVS R+3, rhonkie minimal pada basal paru, dan ekstremitas didapatkan edema pretibial. Hasil Lab GDP 190 mg/dl GD2PP 290 mg/dl Kol tot 289 mg/dl TG 290 mg/dl; HDL 37 mg/dl; LDL 190 mg/dl; Ur 59; Cr 1,8; eGFR 32 ml/menit; HBA1C 10,1% terapi farmakologis yang paling tepat untuk pasien ini adalah : A. B. C. D. E.



Tambahkan Linagliptin, statin, ARB Metformin stop, Kombinasi Pioglitazone dengan Gliclazide, statin, ARB Metformin stop, kombinasi Insulin basal dengan Gliclazide, statin, ARB Metformin stop, kombinasi Insulin basal dengan linagliptin, fibrat, ACEI Metformin stop, Kombinasi Gliclazide dengan linagliptin, statin, CCB



Referensi



Sugondo S (2014). Farmakoterapi dan Pengendalian Glikemia Diabetes Mellitus Tipe 2. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Eds: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata KM, Setiati S. Edisi ke-6. Jakarta: Internal Publishing. hal. 1882 – 1885.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat soal Kategori soal Lingkup bahasan dalam standar kompetensi Jenis soal/ jenis pertanyaan Tingkat kompetensi



dr. Brinna Anindita Endokrin, metabolik, dan diabetes Gangguan Tiroid Pemeriksaan penunjang 4A Soal



Seorang wanita 26 tahun dengan riwayat melahirkan 6 bulan lalu datang dengan keluhan lemah, peningkatan berat badan, tidak tahan dingin dan kulit kering. 2 bulan sebelumnya pasien mengeluh berdebar, tidak tahan panas dan bertambah kurus. Hasil laboratorium: TSH 12 mIU/L, FT4 2,0 mIU/L. Saran pemeriksaan laboratorium tambahan pada pasien adalah: A. Antibodi TPO B. Tiroglobulin C. TRAB D. Total T3 E. Kadar Yodium



Referensi



Djokomulyanto (2014). Kelenjar Tiroid, Hipotiroidisme, dan Hipertiroidisme. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Eds: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata KM, Setiati S. Edisi ke-6. Jakarta: Internal Publishing. hal. 1955 – 1965.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



dr. Nadhya Allia



Asal FK



FK Universitas Airlangga



Kategori Soal



Endokrin, Diabetes dan Metabolisme



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Diabetes Insipidus



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi Soal Seorang laki-laki berusia 56 tahun datang ke Poli Endokrin dengan keluhan sering merasa haus dan BAK dalam jumlah banyak. Pasien minum sehari bisa sampai 6 liter dan BAK 5 liter/hari. Pasien mengaku keluhan dirasakan sejak 1 bulan ini. Pasien tidak merasakan penurunan berat badan. Pasien tidak memiliki riwayat trauma sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan GCS 456 Tensi 140/90 Nadi 90x/menit suhu 370C. Pemeriksaan yang digunakan untuk mendiagnosis kelainan tersebut adalah: A. Fluid deprivation test B. Ham test C. Dexametasone suppresion test D. USG abdomen E. Sucrose water test



Referensi



Asman Boedi Santoso, Imam Subekti. Diabetes Insipidus. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid II: Halaman 2439- 2440.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



dr. Nadhya Allia



Asal FK



FK Universitas Airlangga



Kategori Soal



Endokrin, Diabetes dan Metabolisme



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Diabetes Melitus Gestasional



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Terapi



Tingkat Kompetensi Soal Seorang wanita usia 32 tahun hamil 24 minggu dikonsulkan ke Poli Penyakit Dalam karena hasil gula darah puasanya 135 mg/dL. Ini adalah kehamilan kedua. Saat hamil pertama, pasien periksa gula darah dan didapatkan gula darah acaknya 120 mg/dL. Saat itu pasien tidak diberikan terapi khusus. Pasien tidak memiliki riwayat kencing manis sebelumnya, namun ibu pasien memiliki sakit kencing manis dan telah menggunakan insulin. Penggunaan insulin diberikan langsung pada diabetes melitus gestasional adalah: a.



Jika GDP > 120 mg/dL saat pertama kali periksa



b.



Jika GDP > 130 mg/dL saat pertama kali periksa



c.



Jika GD 1 Jam setelah makan >120 mg/dL setelah perencanaan makan 2 minggu



d.



Jika GD 2 Jam setelah makan >120 mg/dL setelah perencanaan makan 1 minggu



e.



Jika GD 2 Jam setelah makan >120 mg/dL setelah perencanaan makan 2 minggu



Referensi



John M.F., Dyah Purnamasari. Diabetes Melitus Gestasional. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid II: Halaman 2429.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



dr. Nadhya Allia



Asal FK



FK Universitas Airlangga



Kategori Soal



Endokrin, Diabetes dan Metabolisme



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Dislipidemia



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Terapi



Tingkat Kompetensi Soal Seorang laki-laki usia 40 tahun datang ke Poli Penyakit Dalam untuk memeriksakan diri. Pasien datang membawa hasil laboratorium LDL 170, HDL 50, TG 150, Kolesterol total 200. Pasien khawatir karena memiliki ayah dengan riwayat terkena penyakit jantung koroner pada usia 50 tahun. Pasien memiliki kebiasaan merokok 1 pak/hari sejak usia muda. Pasien tidak memiliki riwayat kencing manis. Pada pemeriksaan fisik didapatkan GCS 456 Tensi 120/90 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 36,50C. Target LDL yang optimal untuk pasien ini adalah a.



LDL < 100 mg/dL



b.



LDL < 130 mg/dL



c.



LDL < 160 mg/dL



d.



LDL < 180 mg/dL



e.



Tanpa target LDL



Referensi



John M.F. Adam. Dislipidemia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid II: Halaman 2549-2558.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta



dr. Dicky Febrianto



Periode Ujian



Batch 41



Asal FK



FK Universitas Airlangga



Kategori Soal



Endokrinologi



Lingkup Bahasan dalam Standar Kompetensi Gangguan Korteks Adrenal Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Terapi



Soal Seorang wanita 30 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 1 hari SMRS. Pasien mengeluh mual dan muntah sejak 2 hari terakhir. Tidak ada keluhan demam dan batuk. BAK dan BAB tidak ada keluhan. Kesadaran somnolen, GCS 345, tekanan darah 80/50 mmHg, nadi 110x/menit, respirasi 24x/menit, suhu 36,7 o C. Dari pemeriksaan fisik, tidak didapatkan kaku kuduk. Setelah dilakukan resusitasi cairan dengan NaCl 0,9% 2000 ml, tekanan darah tidak membaik, tidak ditemukan ronkhi. Kemudian pasien diberikan norepinefrin dan tekanan darah naik menjadi 90/60, namun kemudian cenderung turun lagi. Pemeriksaan penunjang: Hb 11,0; WBC 6.700; trombosit 210.000; natrium 128; kalium 5,6; kreatinin serum 1,2; albumin 2,5; gula darah acak 75 mg/dL. Terapi selanjutnya yang tepat diberikan pada pasien ini adalah …. A. Infus koloid B. Koreksi albumin C. Epinefrin D. Hidrokortison i.v. E. Deksametason i.v. Referensi



Soebagijo Adi, Agung Pranoto. Gangguan Korteks Adrenal. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Halaman 2509-2513.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta



dr. Dicky Febrianto



Periode Ujian



Batch 41



Asal FK



FK Universitas Airlangga



Kategori Soal



Endokrinologi



Lingkup Bahasan dalam Standar Kompetensi Diabetes Melitus Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Terapi



Soal Seorang wanita 45 tahun datang ke Poli Penyakit Dalam. Pasien diketahui memiliki riwayat diabetes melitus tipe 2 sejak 3 bulan yang lalu. Pasien sudah berupaya untuk mengatur pola makan dan berolahraga namun gagal untuk menurunkan berat badan. BMI pasien 27 kg/m2. Pasien telah mendapat terapi metformin, namun 3 minggu kemudian pasien menghentikan pengobatannya karena sering mengalami diare. Obat yang dapat direkomendasikan untuk pasien ini adalah …. A. Glinid B. Sulfonilurea C. Penghambat alfa-glukosidase D. Penghambat DPP-IV E. Tiazolidinedion



Referensi



PERKENI. Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2015. Halaman 27-40.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta



dr. Dicky Febrianto



Periode Ujian



Batch 41



Asal FK



FK Universitas Airlangga



Kategori Soal



Endokrinologi



Lingkup Bahasan dalam Standar Kompetensi Amenorea Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Tata Laksana



Soal Seorang perempuan berusia 18 tahun datang berobat ke Poli Penyakit Dalam untuk berkonsultasi karena belum pernah mengalami menstruasi. Pasien mengeluhkan sering nyeri pada perut bagian bawah. Pasien sering berkeringat berlebih dan gemetar. Pasien tampak kurus meskipun mengaku nafsu makannya cukup baik. Dari pemeriksaan fisik, didapatkan payudara pasien belum tumbuh, rambut ketiak dan rambut pubis tumbuh tipis. Pemeriksaan penunjang paling awal yang dapat disarankan untuk pasien ini adalah …. A. Kadar FSH dan LH B. Analisis kariotipe C. Kadar TSH dan FT4 D. USG tiroid E. MRI kepala Referensi



Budi Wiweko. Amenorea. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Halaman 25242530.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



dr. Fithriany Tilameo



Asal FK



FK Universitas Airlangga



Kategori Soal



Endokrin, Diabetes dan Metabolisme



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Gangguan korteks adrenal



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi Soal Seorang wanita usia 58 tahun datang dengan keluhan mendadak pingsan sejak 1 hari yang lalu. Hal ini muncul ketika pasien sedang membersihkan halaman rumah di dahului dengan muntah kemudian merasa pusing serta mengeluh mual dan sakit perut. Tidak ada keluhan demam dan diare. Riwayat sebelumnya sering merasa kelelahan, sakit perut, dan hilangnya nafsu makan dengan penurunan berat badan 5-10 kg sejak 3 bulan. Riwayat hipotiroid dan mendapat pengobatan levothyroxine. Pada pemeriksaan fisik di dapatkan tekanan darah 89/62 mmHg, nadi 102 x/menit saat berbaring dan 125 mmHg saat berdiri, suhu 36 serta didapatkan hiperpigmentasi di ujung jarinya. Lain-lain dalam batas normal pemeriksaan lab menunjukkan hasil Na 120 mEq/l, K 5,8 mEq/l HCO3 16 mEq/l, glukosa 52 mg/dl dan kreatinin 1,0 mg/dl. Apa diagnosis yang paling mungkin? A. Hiperaldosteron primer B. Hiperaldosteron sekunder C. Adrenal insufisiensi primer D. Adrenal insufisiensi sekunder E. Cushing disease



Referensi



Subagjo Adi, Agung Pranoto. Gangguan Korteks Adrenal. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid II: Halaman 24842513.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



dr. Fithriany Tilameo



Asal FK



FK Universitas Airlangga



Kategori Soal



Endokrin, Diabetes dan Metabolisme



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Amenorea



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnostik



Tingkat Kompetensi Soal Wanita 17 tahun bersama ibunya yang khawatir karena anaknya belum mendapat haid. Tidak ada keluhan lain seperti sakit kepala, mual dan penurunan berat badan. Tidak ada riwayat keluarga dengan pubertas terlambat. Pada pemeriksaan fisik, BB dan TB dalam batas normal. Vital sign dalam batas normal.Pertumbuhan seks sekunder payudara sesuai umur. Pada pemeriksaan pelvis tidak dijumpai rambut pubis, dan blind ending vagina. Diagnosis yang mungkin pada pasien ini? a. Pubertas terlambat b. Sindrom Turner c. Testicular feminization d. Gonadal disgenesis e. Kallman’s syndrome



Referensi



Budi Wiweko. Amenorea. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid II: Halaman 2524-2533.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



dr. Fithriany Tilameo



Asal FK



FK Universitas Airlangga



Kategori Soal



Endokrin, Diabetes dan Metabolisme



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Neoplasia Endokrin Multipel



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Terapi



Tingkat Kompetensi Soal Seorang laki-laki 35 tahun datang dengan keluhan cepat lelah, nyeri ulu hati, terasa asam dimulut, mual tanpa disertai muntah, penurunan berat badan 2 kg sejak 2 bulan terakhir. Pasien juga mengeluhkan penurunan libido dan sering merasa gelisah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/80 mmHg, Nadi 78x/menit, RR 20x/menit, BMI 22 kg/m2, nyeri tekan epigastrium serta pemeriksaan lainnya dalam batas normal. Pemeriksaan laboratorium didapatkan Ca 11,2 mg/dL, P 2,1 mg/dL, Mg 1,8 meq/dL, albumin 3,7 g/dL, TSH 3 μIU/mL(N: 0,4-4 μIU/mL), prolaktin 250 μg/L (N: 200 pemantauan glukosa darah dilakukan setiap 30 menit e. Bila GDA < 80 pemantauan glukosa dilakukan tiap 30 menit



Referensi



Supartondo. Diabetes Melitus dalam Pembedahan. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid II: Halaman 2432-2435.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat soal Kategori soal Lingkup bahasan dalam standar kompetensi Jenis soal/ jenis pertanyaan Tingkat kompetensi



dr. Robert Dwitama Adiwinoto Endokrin, metabolik, dan diabetes Kelainan metabolisme: hiperurisemia



Referensi



Harbuwono DS (2014). Pre Diabetes. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Eds: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata KM, Setiati S. Edisi ke-6. Jakarta: Internal Publishing. hal. 2547.



Terapi 4A Soal Seorang laki - laki usia 48 tahun datang berkonsultasi dengan membawa hasil laboratorium sebagai berikut: Gula darah puasa: 108 mg/dL Gula darah 2 jam post prandial: 180 mg/dL Kreatinin serum: 1.6 mg/dL BUN: 19 mg/dL Asam urat: 9.8 mg/dL Kolesterol total: 206 mg/dL Saat ini pasien tidak ada keluhan, namun dalam 1 tahun terakhir sudah 3 kali mengalami bengkak dan nyeri di pangkal ibu jari kaki kanan, terutama setelah makan makanan yang mengandung kacang - kacangan. Pasien juga mengaku pernah buang air kecil mengeluarkan batu 2 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan deformitas pada MTP I pedis dextra, namun tidak ada eritem dan tidak teraba hangat maupun nyeri. Tidak didapatkan nyeri ketok CVA. Di bawah ini yang menjadi indikasi terapi uric-acid lowering therapy pada pasien tersebut, kecuali: A. Penyakit ginjal kronik stadium 2 B. Riwayat batu saluran kemih C. Riwayat serangan gout lebih dari 2 kali dalam setahun D. Kondisi pre-diabetes E. Didapatkan bukti tofus pada pemeriksaan fisik



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat soal Kategori soal Lingkup bahasan dalam standar kompetensi Jenis soal/ jenis pertanyaan Tingkat kompetensi



dr. Robert Dwitama Adiwinoto Endokrin, metabolik, dan diabetes Akromegali



Referensi



Syahbuddin S (2014). Gangguan Pertumbuhan. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Eds: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata KM, Setiati S. Edisi ke6. Jakarta: Internal Publishing. hal. 2514 – 2516.



Pemeriksaan penunjang 3A Soal Seorang laki - laki usia 45 tahun dirujuk dengan diabetes mellitus. Pada pemeriksaan fisik didapatkan prognathisme dan jari - jari kedua tangan membesar secara tidak proporsional. Bilamana dicurigai suatu akromegali akibat peningkatan sekresi growth hormone dari pituitari, maka yang menjadi uji baku emas (gold standard) kondisi tersebut adalah: A. MRI kepala B. Insulin-induced hypoglycemia test C. Pengukuran kadar IGF-1 serum saja D. Oral Glucose Tolerance Test dengan glukosa 75 gram diikuti dengan pemeriksaan kadar IGF-1 serum E. Oral Glucose Tolerance Test dengan glukosa 75 gram saja



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat soal Kategori soal Lingkup bahasan dalam standar kompetensi Jenis soal/ jenis pertanyaan Tingkat kompetensi



dr. Robert Dwitama Adiwinoto Endokrin, metabolik, dan diabetes Nodul tiroid



Referensi



Masjhur JS (2014). Nodul Tiroid. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Eds: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata KM, Setiati S. Edisi ke-6. Jakarta: Internal Publishing. hal. 2457 – 2460.



Pemeriksaan penunjang, terapi 4A Soal Seorang laki - laki usia 53 tahun dirujuk dengan keluhan benjolan di leher bagian depan. Benjolan mulai dirasakan sejak 1 tahun yang lalu, tidak terasa nyeri, namun dirasakan makin membesar satu bulan belakangan ini. Riwayat tangan gemetar, dada berdebar debar disangkal. Berat badan pasien dirasa menetap, nafsu makan pasien tidak ada perubahan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 98 kali/menit, reguler, afebris. Tidak ditemukan eksoftalmus, namun pada pemeriksaan leher ditemukan pembesaran tiroid lobus kanan, ukuran kurang lebih 2 x 3 cm, teraba keras, dan tidak nyeri. Hasil pemeriksaan penunjang sebagai berikut: Free T4: 0.93 (0.7 - 1.9 ng/dL) TSH: 4.5 (0.6 - 1.81 ng/dL) Anti TPO: tidak terdeteksi Langkah selanjutnya yang paling tepat dalam penatalaksanaan pasien tersebut adalah: A. Observasi dan periksa ulang kadar TSH 6 bulan kemudian B. Sidikan tiroid C. Biopsi aspirasi jarum halus tiroid dengan tuntunan USG D. Memulai terapi levotiroksin 100 mcg/hari E. Pertimbangan operasi tiroidektomi total



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Standar



Driyarkara Endokrinologi Kelainan kortisol



Diagnosis 3A SOAL Perempuan 58 tahun dengan stres fraktur metatarsal nontraumatik di kedua kaki. Tidak ada riwayat terjatuh, penggunaan kortikosteroid, atau imobilisasi lama. Terdapat kenaikan berat badan progresif sekitar 5 kg dalam 4 tahun serta terdapat mudah lelah, gangguan tidur, hipertensi, dan hiperlipidemia. Didapatkan tekanan darah 150/90 mm Hg dan indeks massa tubuh (BMI) 27,5. Kulitnya tidak menunjukkan penipisan, acanthosis, atau striae. Wajah tampak membulat. Pada pemeriksaan fisik dalam batas normal. Riwayat keluarga negatif untuk hipofisis, adrenal, penyakit tiroid, atau osteoporosis. Tingkat kortisol saliva waktu malam meningkat yaitu 8,7 nmol/L (rentang normal adalah 0,3-4,3). Kortisol urin 24 jam adalah 40 ug (normal kurang dari 45 ug/24 jam). Tes supresi deksametason 1-mg semalam menghasilkan kortisol 20,7 ug/dL (normal adalah 7,5 % . Terapi yang tepat pada pasien diatas: a. Rosuvastatin 20 mg b. Pravastatin 40mg c. Atorvastatin 40mg d. Lovastatin 40mg e. A+ C benar.



Referensi



Asman Boedi Santoso, Imam Subekti. Diabetes Insipidus. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid II Hal : 2541



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



dr. Caesar Ayudi



Asal FK



FK Universitas Airlangga



Kategori Soal



Endokrin, Diabetes dan Metabolisme



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Tumor Hipofisis



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi Soal Seorang pasien laki-laki usia 34 tahun dengan keluhan nyeri kepala dan pandangan kedua mata mulai kabur atau tidak jelas bahkan dengan pandangan yang dobel. Rasa nyei kepala ini sudah dirasakan sejak 6 bulan terakhir dan semakin memburuk terutama di sekitar belakang mata. Pasien sudah memeriksakan diri ke dokter mata, namun dinyatakan tidak ada kelainan di mata pasien. Selain itu pasien juga mengeluh sulit berkonsentrasi saat bekerja, merasakan lelah, susah tidur. Pada pemeriksaan fisik didapatkan facies plethorea, acanthosis nigricans, jerawat yang cukup banyak. Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis pada pasien adalah: A. Pemeriksaan kadar hormon basal seperti Prolaktin, ACTH, kortisol, testosteron sore hari dan CT scan kepala B. Pemeriksaan kadar hormon basal seperti prolaktin, ACTH, kortisol, testosteron sore hari dan foto Xray. C. Pemeriksaan kadar hormon basal seperti prolaktin, ACTH, kortisol, testosteron pagi hari dan MRI .Karena MRI lebih baik, karena dapat memperlihatkan struktur tulang dan kalsifikasi pada jaingan lunak. D. Pemeriksaan kadar hormon basal seperti prolaktin, ACTH, kortisol, testosteron pagi hari dan CT scan kepala. E. Pemeriksaan kadar hormon basal seperti prolaktin, ACTH, kortisol, testosteron pagi hari, low dose cosyntropin test dan CT scan kepala.



Referensi



Pradana Soewondo. Tumor Hipofisis. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid II: Halaman 2442-2447.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



dr. Caesar Ayudi



Asal FK



FK Universitas Airlangga



Kategori Soal



Endokrin, Diabetes dan Metabolisme



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Hipotiroid



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Terapi



Tingkat Kompetensi Soal Pasien laki-laki usia 38 tahun, bekerja sebagai karyawan bank swasta ternama, pasien datang dengan keluhan sulit berkonsentrasi, berat badan bertambah dengan porsi makan yang lebih sedikit dari biasanya, tidak tahan dengan suhu dingin di kantornya yang memakai AC, mudah lelah, lemah serta sulit buang air besar. Pasien merupakan perokok aktif 10-12 batang/hari, memiliki riwayat penyakit HT dan penyakit jantung. Pemeriksaan laboratorium, didapatkan hasil FT4 0,3 ng/dl dan TSH 7,8 uIU/L. Penatalaksanaan yang tepat diberikan kepada pasien: A. Diberikan dosis rendah levotiroksin karena pasien memiliki penyakit HT dan penyakit jantung, dengan dosis sebesar 100 μg/hari. Dengan dinaikkan secara perlahan 12,5-25 μg/hari bila kadar TSH belum mencapai normal. B. Diberikan dosis rendah levotiroksin karena pasien memiliki penyakit HT dan penyakit jantung, dengan dosis sebesar 50 μg/hari. Dengan tetap dinaikkan secara perlahan 12,5-25 μg/hari meskipun kadar TSH telah mencapai normal, dipertahankan dalam 3 bulan. C. Diberikan dosis rendah levotiroksin karena pasien memiliki penyakit HT dan penyakit jantung, dengan dosis sebesar 100 μg/hari. Dengan diturunkan secara perlahan 25-50 μg/hari bila kadar TSH menurun dibawah normal. D. Diberikan dosis rendah levotiroksin karena pasien memiliki penyakit HT dan penyakit jantung, dengan dosis sebesar 50 μg/hari. Dengan dinaikkan secara perlahan 12,5-25 μg/hari bila kadar TSH belum mencapai normal, dan bila kadar TSH telah normal, maka dipertahankan dengan dosis tersebut. Dapat dilakukan pemeriksaan TSH setiap 3 bulan sekali. E. Diberikan dosis rendah levotiroksin karena pasien memiliki penyakit HT dan penyakit jantung, dengan dosis sebesar 50 μg/hari. Dengan dinaikkan secara perlahan 12,5-25 μg/hari bila kadar TSH belum mencapai normal, dan



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



memberikan edukasi kepada pasien bahwa perbaikan efek klinis tidak segera terlihat, butuh waktu 3-6 bulan setelah kadar TSH mencapai normal.



Referensi



Achmad Rudijanto. Hipotiroid. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid II: Halaman 2448-2454.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



dr. Caesar Ayudi



Asal FK



FK Universitas Airlangga



Kategori Soal



Endokrin, Diabetes dan Metabolisme



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Dislipidemia dan Obesitas



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Terapi



Tingkat Kompetensi Soal Seorang pasien laki-laki usia 46 tahun ingin berkonsultasi ke dokter perusahaan setelah melakukan general check-up di kantor. Pasien merupakan perokok aktif dengan 12 batang/hari, Pasien memiliki riwayat DM sejak 3 tahun, mengonsumsi glimepirid 2 mg/hari dan HT dengan mengonsumsi irbesartan 300mg/hari. Pasien pernah didiagnosis penyakit jantung koroner, namun jarang kontrol karena tidak ada keluhan. Didapatkan data dari hasil check-up yaitu IMT 32 kg/m2, fungsi ginjal dan liver dalam batas normal, kolesterol total 250 mg/dl, kolesterol LDL 145 mg/dl dan kolesterol HDL 35 mg/dl. Maka terget pengobatan yang tepat untuk pasien A. HT dengan target tekanan darah 1 gram/hari e. Tidak didapatkan perbaikkan fungsi ginjal dengan pemberian plasma expander 1,5 liter dan diuretik referensi



Effendi, Ian., Ali, Zulkhair. 2015. Sindrom Hepatorenal, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 6, Jilid II: hal 2176-2183



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



dr. Yasjudan Rastrama Putra



Asal FK



FKKMK Universitas Gadjah Mada



Kategori Soal



Ginjal Hipertensi



Lingkup Bahasan Dalam Standar



Kompetensi



Acute Kidney Injury



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4 Soal



Seorang laki-laki 58 tahun di bangsal bedah dengan luka bakar 50%, setelah tiga hari perawatan dikonsultasikan kepada bagian penyakit dalam karena kencing sedikit hanya 300 cc dalam 24 jam (BB pasien 50 kg), dengan kenaikkan serum kreatinin menjadi 2,8 mg/dl dari sebelumnya 0,9 mg/dl. BUN menjadi 80 mg/dl dari sebelumnya 30 mg/dl. Kalium menjadi 5,7 meq/L dari sebelumnya 4,5 meq/L. Diagnosis yang tepat untuk pasien tersebut diatas adalah a. Chronic Kidney Disease stage IV b. Acute Kidney Injury stage I (KDIGO) c. Acute Kidney Injury stage II (KDIGO) d. Acute Kidney Injury stage III (KDIGO) e. Acute Kidney Injury stage IV (KDIGO) referensi



Surachno, G.R., Bandaria, Ria. 2015.Gangguan Ginjal Akut, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 6, Jilid II: hal 2147-2158



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



UJIAN BOARD BATCH 41 DIVISI GASTRO ENTERO HEPATOBILLIER



Kontributor : dr. Bevi Dewi Citra / UNAND



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dr. Yosa Tamia Marisa



Kategori Soal



Hepatobilier



Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Standar Abses Hepar Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang perempuan berusia 37 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan nyeri perut kanan atas sejak 2 minggu terakhir. Buang air besar encer ditemukan sejak 2 hari yang lalu dengan demam yang tidak terlalu tinggi. Pasien seorang petani dengan riwayat MCK disungai, sumber air minum dari sungai dan tidak ada kebiasaan mencuci tangan sebelum makan. Laboratorium memperlihatkan Hb 12 gr/dl leukosit 17,160 mm3 dan trombosit 206.000. pada pasien sudah dilakukan pemeriksaan USG abdomen dengan kesan nodul soliter hipoechoic tanpa flow vascular dan debris di lobus kanan hepar. Hasil pemeriksaan serologi igG amoeba 2,06 dan dilakukan aspirasi absese dengan kesan ancohy sauce type. 1. Patofisiologi yang paling mungkin pada pasien ini adalah kecuali:



A. Entamoeba Hystolitica melewati pencernaan dan menjadi trofozoid di usus besar B. Entamoeba hystolitica berhubungan dengan hiegien dan sanitasi yang buruk C. Entamoeba hystolityca termakan dalam bentuk kista D. Entamoeba hystolitica menyebabkan ulkus aphtosa di sistem pencernaan E. Entamoeba hystolitica menyebar dari intestinal ke hepar melalui vena porta Referensi



Iswan A Nusi 2009. Abses Hati Amuba. Buku Ajar IlmuPenyakitDalamEdisi 5. Jilid II:hal 1992-1995.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dr. Yosa Tamia Marisa



Kategori Soal



Hepatobilier



Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Standar Hepatitis B Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang perempuan berusia 31 tahun hamil anak pertama G1P0A0H0 gravid 32 minggu datang berobat ke poliklinik penyakit dalam karena rujukan dari Puskesmas dengan hepatitis B. Saat ini pasien tidak mengeluhkan mata kuning tetapi dulu pasien pernah mengeluhkan buang air kecil berwarna seperti teh pekat. Pada pasien dilakukan pemeriksaan laboratorium dan didapatkan HbeAg (+) dengan SGOT 264 dan SGPT 269. IgM anti Hbc (-) HBV DNa 5,32 x 10 8. Fibroscan F2. Untuk mencegah Mother to child transmission pada pasien ini dilakukan pemberian HBig single doses 0.06 ml/kgbb dan vaksin hepatitis B Tujuan Tata laksana diatas adalah adalah:



A. Mencapai remisi virus hepatitis B B. Mencegah infeksi sekunder dan meningkat imunitas pada bayi C. Mencapai titer anti Hbs yang tinggi dan imunitas yang bertahan lama D. Mencegah kuning pada bayi E. Mencegah konversi anti Hbe Referensi



Andri sanitiyoso 2009. Hepatitis viral akut . Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 5. Jilid II:hal 1953.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dr. Yosa Tamia Marisa



Kategori Soal



Hepatobilier



Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Standar Hepatitis B Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang perempuan berusia 31 tahun hamil anak pertama G1P0A0H0 gravid 32 minggu datang berobat ke poliklinik penyakit dalam karena rujukan dari Puskesmas dengan hepatitis B. Saat ini pasien tidak mengeluhkan mata kuning tetapi dulu pasien pernah mengeluhkan buang air kecil berwarna seperti teh pekat. Pada pasien dilakukan pemeriksaan laboratorium dan didapatkan HbeAg (+) dengan SGOT 150 dan SGPT 201. Hbv DNa 2 x 108. Fibroscan F2 1. Pilihan Terapi yang paling mungkin pada pasien ini adalah: A .Peg Interferon



B. Daclatasvir C. Telbivudin D. Entecavir E. Sofusbuvir Referensi



Soewigno Sumaohardjo 2009. Hepatitis B kronik . Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 5. Jilid II:hal 1992-1995.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dr. Yosa Tamia Marisa



Kategori Soal



Hepatobilier



Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Standar Kolesistitis Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang perempuan berusia 31 tahun datang dengan keluhan nyeri perut kanan atas yang semakin meningkat 2 hari ini. Nyeri perut kadang menjalar ke scapula dan pundak terkadang nyeri perut dirasakan terus menerus dan lebih dari 60 menit. Mata kuning (+). Pada pasien dilakukan pemeriksaan laboratorium dan didapatkan bilirubin total meningkat 3,4 dengan SGOT 56 dan SGPT 54. Pilihan pemeriksaan pada pasien diatas adalah adalah: A. Foto polos abdomen B. USG abdomen C. Kolesistografi oral D. CT scann Abdomen E. MRCP



Referensi



F.X Pridady 2009. Kolesistitis . Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 5. Jilid II:hal 2017-2018.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



dr. Bevi Dewi Citra



Kategori Soal



Gastroenterologi



Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Standar Penyakit/Kelainan Usus Halus Terapi



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Organisme berikut yang dapat digunakan untuk pengobatan IBD (inflammatory bowel disease) A. Compylobacter spp B. Clostridium difficile C. Escherichia spp D. Lactobacillus spp E. Shigella spp Referensi



Harrison’s Principles Of Internal Medicine, Chap 295



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



dr. Bevi Dewi Citra



Kategori Soal



Gastroenterologi



Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Standar Penyakit/Kelainan Esofagus Patofisiologi



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Penyakit dibawah ini yang terbukti berhubungan dengan refluks gastroesofageal adalah A. Sinusitis kronis B. Erosi dental C. Fibrosis pulmonal D. Pneumonia aspirasi recurrent E. Sleep apnea Referensi



Harrison’s Principles Of Internal Medicine, Chap 292



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



dr. Bevi Dewi Citra



Kategori Soal



Hepatobilier



Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Standar Penyakit Hepar Patofisiologi



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Obat dibawah ini yang memiliki efek toksik langsung pada hepatosit adalah A. Acetaminophen B. Chlorpromazine C. halothane D. Isoniazid E. Rosuvastatin



Referensi



Harrison’s Principles Of Internal Medicine, Chap 305



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



dr. Bevi Dewi Citra



Kategori Soal



Gastroenterologi



Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Standar Penyakit Hepar Patofisiologi



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Obat dibawah ini yang memiliki efek toksik langsung pada hepatosit adalah A. Acetaminophen B. Chlorpromazine C. halothane D. Isoniazid E. Rosuvastatin



Referensi



Harrison’s Principles Of Internal Medicine, Chap 305



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



dr. Lia Dwi Lestari



Kategori Soal



Gastroenterologi



Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Standar Diare Kronik Patofisiologi



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang wanita berusia 45 tahun diantar oleh adiknya ke IGD dikarenakan diare yang terus-menerus selama 3 minggu. Adanya riwayat DM sejak 3 bulan terakhir, dengan konsumsi obat Metformin 3x500 mg. Saat ini gula darah puasa pasien 99mg/dl, gula darah 2 jam post makan 138mg/dl. Jenis diare pada pasien ini adalah A. Diare Sekretorik B. Diare Osmotik C. Gangguan Permeabilitas usus D. Malabsorbsi asam empedu E. Gangguan motilitas dan waktu transit usus Referensi



Simadibrata M K. 2014. Pendekatan diagnosis diare kronik. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Hal 1909-1923



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



dr. Lia Dwi Lestari



Kategori Soal



Gastroenterohepatologi



Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Standar Refluks Gastroesofageal Tatalaksana



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang laki-laki 40 tahun mengeluh rasa seperti terbakan (heart burn) pada ulu hati menjalar ke bagian dada. Kadang disertai rasa sulit menelan, terasa pahit dilidah, dan timbul suara serak. Keluhan sudah dirasakan sejak 1 tahun yang lalu, sudah sering berobat ke dokter, namun keluhan sering hilang timbul. Pemberian pemeriksaan tes penghambat proton pump yang akan diberikan oleh dokter adalah : a. Omeprazol 1x20 mg selama 1 minggu b. Omeprazol 2x20 mg selama 6-8 minggu c. Omeprazol 2x20 mg selama 1 minggu d. Omeprazol 2x20 mg selama 6-8 minggu e. Omeprazol on demand Referensi



Pangestu Adi. Pengelolaan perdarahan SCBA. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi VI. hal 1875-1882



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



dr. Lia Dwi Lestari



Kategori Soal



Gastroentero hepatology



Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Standar Akalasia Tatalaksana



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Wanita 39 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sulit menelan makanan padat maupun cair, mulut sering terasa pahit dan terasa panas di dada. Keluhan ini sudah dirasakan sejak 2 bulan yang lalu. Sebelumnya pasien sudah pernah berobat ke Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dikatakan ada penyempitan saluran makanan, dan sudah dilakukan businasi sebanyak 3x. Penatalaksaan selanjutnya pada pasien ini adalah : A. Injeksi toxin Botulinum B. Pemberian preparat calcium channel blocker C. Pemberian preparat nitrat D. Esofagomiotomi E. Dilatasi sfingter esophagus bagian bawah secara berkala Referensi



H.A.Fuad Bakry F, Akalasia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid II hal 1746



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



dr. Lia Dwi Lestari



Kategori Soal



Gastroenterohepatologi



Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Standar Divertikular Meckel Diagnosa



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang laki-laki 21 tahun mengeluh BAB berwarna merah marun, namun tidak ada nyeri. Ada riwayat BAB darah dan hitam saat masih kecil. Saat ini pasien kompos mentis, tanda vital dalam batas normal. Dari hasil laboratorium Hb 8 g/dl, hasil kolonoskopi didapatkan adanya perdarahan ileum, scanning menggunakan radio label technicum didapatkan akumulasi mukosa yang memproduksi asam pada diverticulum. Diagnosa pada pasien ini adalah : a. Divertikulitis b. Divertikulosis c. Divertikular Meckel d. Angiodisplasia e. Celiac Sprue Referensi



Murdani Abdullah. Perdarahan Saluran Cerna bagian bawah dan perdarahan samar.In Setiati, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi VI. hal 1881-1887



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



dr. Gina Ariani



Kategori Soal



Hepatobilier



Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Standar Sirosis Hati Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang laki - laki 45 tahun, datang ke IGD dengan keluhan perut semakin membesar sejak 1 bulan ini. Keluhan disertai mual, muntah, penurunan nafsu makan dan juga demam yang hilang timbul. Riwayat muntah darah ada. Dari pemeriksaan fisik didapatkan, TD 120/80mmHg, Nadi 90x/mnt, Suhu 37 oC , RR 22 x/mnt. Dari pemeriksaan abdomen didapatkan shifting dullness positif, splenomegali, vena kolateral positif. Dari hasil laboratorium didapatkan hasil Hb 10,6 gr/dl, Leukosit 7.600/mm3, trombosit 78.000/mm3, albumin 1,4 mg/dl, globulin 3,4 mg/dl, ureum 34, kreatinin.1,3 Standar baku emas untuk menegakan diagnosis pasien tersebut adalah



a. USG Abdomen b. Fibroscan c. Biopsi Hati d. CT Scan Abdomen e. MRI Abdomen Referensi



Siti Nurdjanah, Sirosis Hati. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6 Jilid II. 2014 hal. 1980



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



dr. Gina Ariani



Kategori Soal



Hepatobilier



Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Standar Asites Tatalaksana



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Monitor keberhasilan pemberian diuretik pada pasien dengan asites dilihat dari : a. b. c. d. e.



Referensi



Urin 1 cc/KgBB/hari tanpa edema Urin 1 cc/KgBB/hari dengan edema Penurunan berat badan 1 KgBB/hari tanpa edema Penurunan berat badan 1 KgBB/ hari dengan edema Urin 0,5 cc/KgBB/hari tanpa edema



Hirlan, Asites. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6 Jilid II. 2014 : hal. 1986



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



dr. Gina Ariani



Kategori Soal



Hepatobilier



Lingkup Bahasan Kompetensi



Dalam



Standar Hepatotoksisitas Imbas Obat



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang laki - laki 32 tahun, datang ke IGD dengan keluhan mual dan muntah, malaise, dan tampak kuning. Pasien sebelumnya didiagnosis dengan TB paru dalam terapi kategori I selama 10 hari ini. Dari pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak kuning, TD 120/80mmHg, Nadi 115x/mnt, Suhu 37oC , RR 22 x/mnt. Dari pemeriksaan fisik abdomen ditemukan hepatomegali. Dari hasil laboratorium didapatkan hasil Hb 10,6 gr/dl, Leukosit 10.600/mm3, trombosit 167.000/mm3, SGOT 321 SGPT 541. Menurut Common Toxicity Criteria pasien ini termasuk kedalam hepatotoksisitas grade : a. 0 b. 1 c. 2 d. 3 e. 4 Referensi



Putut



Bayupurnama,



Hepatotoksisitas



Imbas Obat. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6 Jilid II. 2014 : hal. 2008



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



dr. Gina Ariani



Kategori Soal



Hepatobilier



Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Standar Hepatotoksisitas Imbas Obat Tatalaksana



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Jika pada pasien dengan hepatotoksisitas imbas obat, terjadi manifestasi hepatitis fulminant, apakah terapi pilihan yang tepat pada pasien tersebut :



a. Transplantasi hati b. N Asetilsistein intravena c. Kortikosteroid d. LOLA e. Ursodiol Referensi



Putut Bayupurnama, Hepatotoksisitas Imbas Obat.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. 2014 : hal. 2012



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



UJIAN BOARD BATCH 41 KARDIOVASCULAR



Kontributor : Dr. Sartika Sadikin /UNSRI



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Dr. Rendi Er Pratama FK UNSRI Kardiovaskular Penyakit akibat kelainan katup jantung



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Dr. Rendi Er Pratama FK UNSRI Kardiovaskular Penyakit akibat kelainan katup jantung



Diagnosis 4A Soal Laki-laki berusia 65 tahun mengeluh beberapa minggu mengalami sesak yang memburuk. Pasien juga mengalami keluhan dada seperti ditindih benda berat saat sedang menaiki tangga, disertai sakit kepala, sesak di malam hari dan tidur dengan 3 bantal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan vena jugularis 5+4 cm H2O, murmur mid-sistolik grade 4/6 pada proyeksi katup di sela iga 2 parasternal kiri yang menjalar ke sekitar klavikula, aksila, dan leher serta edema pitting kedua pretibial. Kemungkinan penyebab gagal jantung pada pasien ini adalah: A. Stenosis aorta B. Regurgitasi aorta C. Stenosis pulmonal D. Regurgitasi pulmonal E. Atrial Septal Defect (ASD) Jawaban: C Referensi PAPDI edisi VI jilid II bab 162 halaman 1198-1203 (Penyakit Katup Pulmonal)



Diagnosis 4A Soal Laki-laki berusia 57 tahun mengeluh beberapa minggu mengalami sesak yang memburuk. Pasien juga mengalami keluhan dada seperti ditindih benda berat saat sedang menaiki tangga, disertai sakit kepala, sesak di malam hari dan tidur dengan 2-3 bantal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 130/80 mmHg, N100x/menit, P26x/menit, S36.7°C tekanan vena jugularis 5+3 cm H2O, murmur mid-sistolik grade 3/6 pada proyeksi katup di sela iga 2 parasternal kiri yang menjalar ke sekitar klavikula, aksila, dan leher serta edema pitting kedua pretibial. Pada pemeriksaan EKG yang dapat ditemukan adalah A. RAD, P pulmonal, right ventricle strain pattern B. RAD, P pulmonal, left ventricle strain pattern



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



C. RAD, P mitral, right ventricle strain pattern D. LAD, P pulmonal, right ventricle strain pattern E. LAD, P mitral, left ventricle strain pattern Referensi



PAPDI edisi VI jilid II bab 162 halaman 1198-1203 (Penyakit Katup Pulmonal)



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Dr. Rendi Er Pratama FK UNSRI Kardiovaskular Penyakit akibat kelainan katup jantung



Referensi



PAPDI edisi VI jilid II bab 160 halaman 1188-1191 (Stenosis aorta)



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Dr. Rendi Er Pratama FK UNSRI Kardiovaskular Penyakit Jantung Iskemik



Diagnosis 4A Soal Seorang wanita, 70 tahun datang ke IGD setelah tidak tidak sadarkan diri saat berolah raga. Pasien sering mengeluhkan nyeri dada dan sesak saat beraktivitas. Riwayat penyakit lain disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pulsus parvus et tardus, murmur 3/6 di parasternal kanan atas, dan S2 yang lemah Diagnosis yang paling mungkin adalah A. Regurgitasi aorta B. Stenosis aorta C. Regurgitasi mitral D. Stenosis mitra E. Prolaps mitral



Tatalaksana 4A Soal Seorang laki-laki 52 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada sejak 1 jam sebelum masuk RS. Nyeri dirasakan seperti tertindih, menjalar ke dagu dan lengan kiri. Pasien tampak gelisah dan berkeringat dingin. Sesak napas tidak ada. Riwayat hipertensi dan diabetes tidak terkontrol. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan TD 140/80mmHg, N100x/menit, P20x/menit. DVS R+2, S1S2 reguler, murmur dan ronki tidak ada. Pada EKG, didapatkan ST elevasi lead II,III,aVF. Pada



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



laboratorium didapatkan peningkatan Trop.I. Pasien lalu direncanakan tindakan fibrinolitik. Manakan kontraindikasi absolut terapi fibrinolitik? A. Sementara menggunakan obat anti koagulan oral B. Riwayat TIA (Transient Ischemic Attack) dalam 6 bulan terakhir C. Riwayat perdarahan intrakranial D. Hamil E. Penyakit hati tahap lanjut referensi



Ibanez B, James S, Agewall S, Antunes MJ, Bucciarelli-Ducci C, Bueno H, et al. 2017 ESC Guidelines for the management of acute myocardial infarction in patients presenting with ST-segment elevation. Eur Heart J. 2018 Jan 7;39(2):119–77.



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Dr. Rendi Er Pratama FK UNSRI Kardiovaskular AV blok



Referensi



PAPDI edisi VI jilid II bab 184 halaman 1395-1399 (Bradikardia)



Nama peserta



Dr. Ridzqie Dibyantari



Periode ujian



41



Asal FK



Universitas Sriwijaya



Kategori soal



Kardiologi



Patofisiologi 4A Soal Seorang laki-laki 55 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada sejak 3 jam sebelum masuk IGD. Pasien didiagnosis dengan NSTEMI. Keesokan harinya, didapatkan TD 120/80, nadi 50x/menit, jantung dan paru dalam batas normal. Didapatkan perubahan EKG. Manakah EKG yang menjadi indikasi penggunaan pacemaker? A. Bradikardi B. AV blok derajat II Mobitz tipe I C. AV blok derajat I D. Sinus aritmia E. AV blok derajat II Mobitz tipe II



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Lingkup bahan



Penyakit vaskuler perifer



Jenis soal



Diagnosis



Tingkat kompetensi



4A Soal



Laki-laki, 68 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri tungkai kanan bawah sejak 2 hari SMRS. Keluhan dirasakan sejak 1 minggu, disertai dingin dan kebiruan ujung jari kaki. Pasien mengeluh sering pegal jika berjalan 100 m sejak 6 bulaN lalu. RPD: hipertensi 15 tahun, kolesterol tinggi 5 tahun tidak rutin kontrol. Merokok 2 bungkus per hari selama 56 tahun. Tidak ada riwayat stroke dan DM. Kesadaran composmentis, sakit sedang, TD 160/100, nadi 108 bpm, rr 22 per menit, t 36,5, NRS 6. MocaINA 27/30, MNA 12, GDS 2/15, ADL 8/20. Pulsasi arteri dorsalis pedis kanan tidak teraba, pedis kanan dingin. Pemeriksaan awal untuk menegakkan diagnosis: a. ABI b. Rontgen pedis AP/oblique c. USG musculoskeletal d. CTA e. MRI Referensi



Pocket medicine 7e



Nama peserta



Dr. Ridzqie Dibyantari



Periode ujian



41



Asal FK



Universitas Sriwijaya



Kategori soal



Kardiologi



Lingkup bahan



Penyakit vaskuler perifer



Jenis soal



Tatalaksana



Tingkat kompetensi



4A Soal



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Laki-laki, 68 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri tungkai kanan bawah sejak 2 hari SMRS. Keluhan dirasakan sejak 1 minggu, disertai dingin dan kebiruan ujung jari kaki. Pasien mengeluh sering pegal jika berjalan 100 m sejak 6 bulaN lalu. RPD: hipertensi 15 tahun, kolesterol tinggi 5 tahun tidak rutin kontrol. Merokok 2 bungkus per hari selama 56 tahun. Tidak ada riwayat stroke dan DM. Kesadaran composmentis, sakit sedang, TD 160/100, nadi 108 bpm, rr 22 per menit, t 36,5, NRS 6. MocaINA 27/30, MNA 12, GDS 2/15, ADL 8/20. JVP tidak meningkat. Pulsasi arteri dorsalis pedis kanan tidak teraba, pedis kanan dingin. CRT 10 detik, ABI kanan 0,6. Kiri 0,92. Tatalaksana pada pasien ini: A. Berhenti merokok, ticagrelor, atorvastatin, emergency revascularization B. Cilostazol, ticagrelor, atorvastatin, urgent revascularization C. Amputasi, aspilet, atorvastatin D. Berhenti merokok, ticagrelor, atorvastatin, urgent revascularization E. Amlodipin, aspilet, emergency revascularization Referensi



Pocket medicine 7e



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama peserta



Dr. Ridzqie Dibyantari



Periode ujian



41



Asal FK



Universitas Sriwijaya



Kategori soal



Kardiologi



Lingkup bahan



Penyakit vaskuler perifer



Jenis soal



Patofisiologi



Tingkat kompetensi



4A Soal



Laki-laki, 68 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri tungkai kanan bawah sejak 2 hari SMRS. Keluhan dirasakan sejak 1 minggu, disertai dingin dan kebiruan ujung jari kaki. Pasien mengeluh sering pegal jika berjalan 100 m sejak 6 bulaN lalu. RPD: hipertensi 15 tahun, kolesterol tinggi 5 tahun tidak rutin kontrol. Merokok 2 bungkus per hari selama 56 tahun. Tidak ada riwayat stroke dan DM. Kesadaran composmentis, sakit sedang, TD 160/100, nadi 108 bpm, rr 22 per menit, t 36,5, NRS 6. MocaINA 27/30, MNA 12, GDS 2/15, ADL 8/20. JVP tidak meningkat. Pulsasi arteri dorsalis pedis kanan tidak teraba, pedis kanan dingin. CRT 10 detik, ABI kanan 0,6. Kiri 0,92. Penyebab kondisi ini: A. oklusi arteri poplitea B. Infeksi S aureus C. Infeksi M tuberculosis pada jaringan otot D. Defisiensi protein C dan S E. Neuropati Referensi



Harrison 20e



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama peserta



Dr. Ridzqie Dibyantari



Periode ujian



41



Asal FK



Universitas Sriwijaya



Kategori soal



Kardiologi



Lingkup bahan



STEMI



Jenis soal



Tatalaksana



Tingkat kompetensi



4A Soal



Laki-laki, 68 tahun datang ke IGD RS tipe C dengan keluhan nyeri dada kiri sejak 2 jam SMRS. Nyeri dirasakan ditimpa beban berat, tembus ke punggung, keringat dingin ada. RPD: hipertensi 15 tahun, kolesterol tinggi 5 tahun tidak rutin kontrol. Merokok 2 bungkus per hari selama 56 tahun. Tidak ada riwayat stroke dan DM. Kesadaran composmentis, sakit sedang, TD 160/100, nadi 108 bpm, rr 22 per menit, t 36,5, NRS 8. MocaINA 27/30, MNA 12, GDS 2/15, ADL 8/20. JVP tidak meningkat. ECG STEMI inferior. Jarak ke PCI center 4 jam. Tatalaksana pada pasien ini: A. Fibrinolitik, oksigen, primary pci B. Fibrinolitik, oksigen, rescue pci C. Nitrat, oksigen, fibrinolitik, routine pci D. UFH, oksigen, rujuk pci primer E. UFH, fibrinolitik, rescue pci Referensi



Esc stemi 2016



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama peserta



Dr. Ridzqie Dibyantari



Periode ujian



41



Asal FK



Universitas Sriwijaya



Kategori soal



Kardiologi



Lingkup bahan



ADHF



Jenis soal



Tatalaksana



Tingkat kompetensi



4A Soal



Laki-laki, 68 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak bertambah hebat sejak 1 hari SMRS. Sesak dirasakan sejak 1 bulan terakhir, dipengaruhi aktivitas, lemas, sembab tungkai, batuk malam, bangun malam karena sesak. RPD: hipertensi 15 tahun, DM 15 tahun, kolesterol tinggi 5 tahun tidak rutin kontrol. Merokok 2 bungkus per hari selama 56 tahun. Tidak ada riwayat stroke dan DM. Kesadaran composmentis, sakit sedang, TD 90/60, nadi 108 bpm, rr 30 per menit, t 36,5, NRS 8. MocaINA 27/30, MNA 12, GDS 2/15, ADL 8/20. JVP 5+4 cmH2O. Ronki basah halus kedua paru, gallop. Pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis: A. NT-proBNP B. Tropinin I C. CKMB D. Echocardiografi E. CTscan kardiak Referensi



Esc hf 2016



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta Dr. Kiagus Muhammad Yusuf Arief Akbar Periode Ujian 41 Asal FK FK UNSRI Kategori Soal Kardiologi Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Perikarditis Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi Tingkat Kompetensi 4A Soal Seorang wanita usia 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada dengan sesak napas dan sakit ulu hati, nyeri dada akan bertambah berat bila pasien bernapas. Pada pemeriksaan di dapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, denyut jantung 100 kali/menit. Pada pemeriksaan fisik jantung di jumpai friction rub presistolik. Pada pemeriksaan EKG didapatkan elevasi segmen ST dan pada foto thorax didapatkan CTR 58%. Pasien sebelumnya memiliki keluhan yang sama sekitar 3 minggu telah minum indomethasin 150 mg setiap hari akan tetapi nyerinya tak pernah hilang. Apakah pilihan terapi yang terbaik pada pasien ini adalah: A. Aspilet 160 mg B. Prednisolon 60mg/hari C. Kolkisin 2mg D. Ibuprofen 1200mg E. Pungsi perikard Referensi



Marulam M, Panggabean. Perikarditis. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid I. 2014: hal 1238-1240.



Nama Peserta Dr. Kiagus Muhammad Yusuf Arief Akbar Periode Ujian 41 Asal FK FK UNSRI Kategori Soal Kardiologi Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Miokarditis Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Etiologi Tingkat Kompetensi 4A Soal Seorang lelaki berusia 40 tahun, datang ke IGD karena nyeri dada seperti ditusuk disertai dengan sesak napas dan sakit di ulu hati. Terdapat keluhan demam, flu, dan mudah lelah 3 hari sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/60 mmHg; denyut jantung 100 kali per menit. Pada pemeriksaan fisik paru ditemukan ronkhi basah halus tidak nyaring di kedua basal paru. Pada pemeriksaan EKG didapatkan T inverted di lead VI-V4 dan pada foto toraks didapatkan CTR 50%. Berdasarkan data klinis di atas, etiologi infeksi virus tersering penyebab penyakit diatas, kecuali: A. HIV B. Mumps



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



C. Rotavirus D. Cytomegalovirus E. Virus Epstein barr Referensi



Miokarditis. Idrus alwi. Lukman H makmun Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Juli 2014. Hal :1222–1232



Nama Peserta Dr. Kiagus Muhammad Yusuf Arief Akbar Periode Ujian 41 Asal FK FK UNSRI Kategori Soal Kardiologi Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Stenosis Mitral Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi Tingkat Kompetensi 4A Soal Seorang laki-laki berusia 22 tahun dibawa keluarga ke IGD dengan sesak napas yang semakin memberat sejak 7 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit berat, kesadaran compos mentis, tekanan darah 100/70 mmHg, frekuensi nadi 128 kali/menit, frekuensi napas 32 kali/menit, JVP 5+4 cm H2O, pemeriksaan jantung didapatkan thrill, pingang jantung menghilang, opening snap dan murmur diastolik di apeks menjalar ke aksila. Auskultasi paru terdapat ronki basah halus di kedua basal paru Gejala klini pada kasus diatas paling mungkin disebabkan oleh: A. Fibrosis dan penebalan daun katup B. Adanya fusi serta perpanjangan korda C. Hambatan aliran darah di katup aorta D. Adanya penambahan masa otot ventrikel kiri E. Adanya Severe volume overload Referensi



Taufik Indrajaya. 2014. Stenosis Mitral. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid I: hal 1171-1179.



Nama Peserta Periode Ujian Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Dr. Kiagus Muhammad Yusuf Arief Akbar 41 FK UNSRI Kardiologi Syok Kardiogenik dan Penyakit Jantung Koroner Terapi 4A



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Soal Seorang Pria 40 tahun dirawat di IGD dengan Sesak nafas dan nyeri dada sejak 30 menit yang lalu disaat terbangun dari tidur disertai juga keluhan muntah 2x, pusing, sakit kepala, dan keringat dingin. Pemeriksaan Fisik : TD 70/40 mmHg, HR : 64x / menit, RR : 30x/m (cepat dan dalam). Pemeriksaan paru normal. Hasil EKG di jumpai elevasi di lead 2, 3, avf dan ST depresi di lead V1 dan V2 dengan irama sinus dan occasional premature ventricular contractions. foto thorax normal, ekokardiografi menunjukkan left ventricular function normal dan dilatasi ventrikel kanan. Apa terapi yang diberikan segera mungkin pada pasien diatas dengan hipotensi ? A. Nitroglicerin Sublingual B. Dobutamin, 5 mikrogram / Kg per menit C. Dopamin, 5 mikrogram / Kg per menit D. Bolus normal salin 1-2 liter E. Inj. Sulfas Atropin 0,5 mg IV Referensi



Idrus Alwi. Infark miokard akut dengan elevasi ST. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Juli 2014. Hal: 14571474



Nama Peserta Dr. Kiagus Muhammad Yusuf Arief Akbar Periode Ujian 41 Asal FK FK UNSRI Kategori Soal Kardiologi Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Hipertensi Pulmonal Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnostik Tingkat Kompetensi 3A Soal Seorang Pria 60 tahun dengan keluhan sesak napas dan nyeri dada substernal pada saat beraktivitas. Hasil pemeriksaan fisik : JVP (5+3), Rhonki (+), Wheezing (+), dan terdapat pengerasan S2 di ICS 2 parasternalis sinistra. Pasien diketahui memiliki riwayat TBC 1 tahun yang lalu dan sudah dikatakan sembuh. Hipertensi dan DM tidak ada. Riwayat Asma sejak pasien usia 12 tahun. Merokok (+). Hasil EKG :



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pemeriksaan apa yang paling tepat untuk menegakkan diagnosis pada pasien ini? A. Ekokardiografi B. Ro Thorax PA C. Kateterisasi jantung kanan D. ETE E. CT angiografi Referensi



Mohammad Diah, Ali Ghanie. Hipertensi pulmonal primer. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Juli 2014. Hal :1241 – 1250



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Dr. Arlis Karlina FK UNSRI Kardiovaskular Atrial fibrilasi



Referensi



Fibrilasi Atrial. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam PAPDIEdisi VI.Hal 1365-1379



Tatalaksana 4A Soal Seorang wanita 56 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan sesak napas terutama bila aktifitas. Pasien didiagnosa dengan Atrial Fibrilasi Rapid Ventrikular Response. Pemberian warfarin diberikan untuk pencegahan komplikasi tromboemboli dengan target INR adalah : A. INR 1 dengan rentang antara 0,5– 1,5 B. INR 1,5 dengan rentang antara 1– 2 C. INR 2 dengan rentang antara 1,5– 2,5 D. INR 3 dengan rentang antara 2,5– 3,5 E. INR 2,5 dengan rentang antara 2– 3



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Dr. Arlis Karlina FK UNSRI Kardiovaskular aritmia



Referensi



Guideline ACC/AHA tahun 2013.



tatalaksana 4A Soal Pasien laki-laki, berusia 37 tahun datang kw IGD dengan keluhan berdebar debar, dan oleh dokter telah didiagnosis dengan sindrom Wolff-parkinson White. Pada pemeriksaan fisis, didapatkan TD 85/60 mmHg. Nadi 200x/menit dengan gambaran EKG Takikardia, ireguler, Wide-complex. Tatalaksana yang paling tepat untuk pasien diatas adalah? A. Digoxin B. Amiodaron C. Propranolol D. Verapamil E. Cardioversi



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Dr. Arlis Karlina FK UNSRI Kardiovaskular Angina pectoris tak stabil



Referensi



Hanafi, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III, Edisi VI. Angina Pectoris Tak Stabil, 2014 : 1450.



patofisiologi 4A Soal Seorang wanita berusia 39 tahun dengan riwayat kebiasaan merokok dating dengan nyeri dada dan dyspnea. echocardiogram awal menunjukkan efusi pericardial sirkumferensial besar dengan kolaps ventrikel kanan. Dia menjalani perikardiocentesis dengan mengeluarkan 400cc cairan berwarna jerami. Hasil Sitopatologi ditemukan banyak sel-sel inflamasi tanpa sel-sel ganas. Marker virus negatif. Pencitraan resonansi magnetik jantung setelah pericardiocentesis mengarah kepada peradangan pericardial yang sedang berlangsung. Pasien ini awalnya diobati dengan obat anti-inflamasi nonsteroid dosis tinggi dan colchicine. Jika pasien merespon terhadap terapi, berapa lama terapi colchicine harus dilanjutkan? A. Sampai gejala mereda B. 5 hari C. 7-10 hari D. 2-3 minggu E. 3 bulan



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Dr. Arlis Karlina FK UNSRI Kardiovaskular aritmia



Tatalaksana 4A Soal Seorang laki-laki berusia48 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas disertai berdebar- debar 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien tampak gelisah dan berkeringat dingin. Tidak didapatkan keluhan nyeri dada. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 80/50 mmHg, denyut jantung 124x/menit. Gambaran EKG sebagai berikut: Apa penatalaksanaan yang paling tepat pada pasien ini?



A. Amiodaron 600 mg bolus B. Adenosin 6 mg bolus lanjut 12 mg C. Verapamil drip kontinyu D. Vagal manuver E. Kardioversi synchronized mulai 50 joule Referensi



M.Yamin, A.MuinRachman. 2014. Kardioversi. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. hal. 1401.7;39(2):119–77.



Nama Peserta



Dr. Ahmad Khaeril Irfan



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Periode Ujian 41 Asal FK FK Universitas Sriwijaya Kategori Soal Kardiologi Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Endokarditis Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnostik Tingkat Kompetensi 4A Soal Seorang laki-laki usia 43 tahun datang dengan keluhan demam, menggigil, sesak nafas, batuk, nyeri dada. Kesadaran CM, TD 130/90 mmHg, N 108, RR 26x/menit, T 38,8 C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan murmur pada katup mitral. Setelah dilakukan kultur darah didapatkan mikroorganisme yang sama secara konsisten pada 2 kultur darah terpisah. Dari pemeriksaan Ekokardiografi didapatkan vegetasi. Diagnosa yang mungkin untuk kasus ini adalah A. Perikarditis B. Miokarditis C. Endokarditis D. Demam Rematik E. Atrial Myxoma Referensi



Idrus Alwi , Endokarditis. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Hal 1208-1221.



Nama Peserta Dr. Ahmad Khaeril Irfan Periode Ujian 41 Asal FK FK Universitas Sriwijaya Kategori Soal Kardiologi Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Fibrilasi Atrial Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi Tingkat Kompetensi 4A Soal Seorang Laki-laki berusia 42 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas, dada berdebardebar, nyeri dada sejak 8 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, Tekanan darah 150/90, denyut jantung 144x/menit, dengan irama irregular. Batas jantung kiri 2 cm lateral garis midklavicula kiri, pinggang jantung menghilang, murmur pansistolik grade IV/VI, punctum maximum di apeks dengan penjalaran kelateral. Dari EKG didapatkan kesan AF RVR Berdasarkan data klinis di atas, penatalaksanaan yang paling mungkin adalah A. Defibrilasi B. Pemberian Bolus Amiodaron 150 mg dilanjutkan drip amiodaron 1 mg/menit dalam 6 jam pertama C. Kardioversi Elektrik D. Pemberian digitalis cepat E. Pemberian trombolitik yang dilanjutkan dengan kardioversi



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Referensi



Sally aman, Atrial Fibrilasi. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Hal 1365-1379.



Nama Peserta Dr. Ahmad Khaeril Irfan Periode Ujian 41 Asal FK FK Universitas Sriwijaya Kategori Soal Kardiologi Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Endokarditis Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi Tingkat Kompetensi 4A Soal Seorang pasien usia 40 tahun yang memiliki riwayat penyalah gunaan norkoba jarum suntik akan menjalani posedur gigi yang beresiko. Pasien alergi terhadap penisilin dan ampisilin. Rekomendasi obat untuk profilaksis endokarditis yang diberikan adalah? A. Klindamisin 600 mg po diberikan 30 menit sebelum tindakan B. Klindamisin 600 mg po diberikan 60 menit setelah tindakan C. Cotrimoksazol 960 mg po diberikan 30 menit sebelum tindakan D. Cotrimoksazol 960 mg po diberikan 60 menit setelah tindakan E. Cotrimoksazol 960 mg po diberikan 60 menit sebelum tindakan Referensi Idrus Alwi , Endokarditis. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Hal 1208-1221. Nama Peserta Dr. Ahmad Khaeril Irfan Periode Ujian 41 Asal FK FK Universitas Sriwijaya Kategori Soal 4A Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Perikarditis Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnostik Tingkat Kompetensi 4A Soal Seorang wanita usia 37 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada kiri yang tajam, bertambah nyeri jika bernafas, batuk dan menelan. Tanda vital didapatkan TD 140/90 mmHg, N 94 x/menit, RR 20 x/menit, T 36,6 C. Dari pemeriksaan fisik jvp 5-2 cmH20, jantung friction rub (+). Dari hasil EKG didapatkan elevasi segmen ST. Pasien lalu dilakukan pemeriksaan echocardiography. Hasil yang diharapakan jika dilakukan echocardiography? A. Adanya efusi pericard B. Kontraktilitas ventrikel kiri terganggu C. Adanya gangguan katup D. Adanya SEC



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



E. Adanya peningkatan tekanan di pulmonal Referensi



Marulam M, Perikarditis. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Hal 1238-1240.



Nama Peserta Dr. Ahmad Khaeril Irfan Periode Ujian 41 Asal FK FK Universitas Sriwijaya Kategori Soal Kardiologi Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Angina pektoris stabil Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnostik Tingkat Kompetensi 4A Soal Seorang laki-laki usia 45 tahun dengan keluhan nyeri dada kiri sejak 3 bulan yang lalu. Nyeri dirasakan menjalar ke lengan kiri dengan durasi sekitar 10 menit. Nyeri timbu terutama saat beraktivitas dan berkurang dengan beristirahat. Saat itu pasien berobat ke dokter umum dan diberi obat dibawah lidah. Keluhan nyeri berkurang. Pasien lalu di rujuk ke dokter penyakit dalam konsultan kardiovaskuler. Pasien direncanakan untuk dilakukan CAG. Berdasarkan hasil CAG penyempitan pembuluh darah berapa persen kah yang dianggap signifikan menyebabkan angina pectoris stabil? A. > 55 % B. > 60 % C. > 65 % D. > 70 % E. > 75 % Referensi



Eka Ginanjar, Angina Pektoris Stabil. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Hal 1436-1448.



Nama Peserta Dr. Teguh Setiadi Periode Ujian 41 Asal FK FK UNSRI Kategori Soal Kardiologi Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Perikarditis Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi Tingkat Kompetensi 4A Soal Seorang laki-laki usia 30 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada disertai sesak napas dan sakit ulu hati, nyeri dada bertambah berat bila pasien bernapas. Pada pemeriksaan keadaan umum didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, denyut jantung 100 kali/menit. Pada pemeriksaan fisik jantung di jumpai friction rub presistolik. Pada pemeriksaan



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



elektrokardiografi.didapatkan:



Pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya dan dirawat pada 1 bulan yang lalu. Pilihan terapi pada pasien ini saat ini adalah: A. Isosorbid dinitrat 5 mg sublingunal B. Prednisolon 60 mg/hari PO C. Kolkisin 2 mg D. Ibuprofen 1200 mg E. Pungsi perikard Referensi



Marulam M, Panggabean. Perikarditis. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid I. 2014: hal 1238-1240.



Nama Peserta Dr. Teguh Setiadi Periode Ujian 41 Asal FK FK UNSRI Kategori Soal Kardiologi Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Gagal Jantung Kronik Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi Tingkat Kompetensi 4A Soal Pasien wanita 60 tahun datang ke instalasi gawat darurat dengan keluhan sesak nafas yang semakin memberat sejak 3 hari terakhir. Pasien nyaman tidur dengan 3 bantal tersusun tinggi. Pasien sudah diketahui gagal jantung sejak 4 tahun yang lalu. Pasien selama ini mendapatkan obat rutin aspilet 1 x 80 mg, ramipril 1 x 2,5 mg, bisoprolol 1 x 2,5 mg, spironolakton 1 x 12,5 mg, simvastatin 1 x 10 mg. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/70 mmHg, Nadi 66



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



x/menit, ronki basah halus di basal kedua paru, edema tungkai. EKG normal sinus rhythm dengan slow R wave progression. Pasien lalu menjalani ekokardiografi didapatkan EF: 28%. Tatalaksana pasien saat rawat jalan adalah: A. Tambahkan digoksin B. Cardiac implantable device C. c, Tambahkan Ivabradin D. Tambahkan dosis bisoprolol hingga 5 mg jika dapat ditoleransi E. Ganti ramipril dan spironolakton dengan sacubitril dan valsartan Referensi



Fillipatos G, et al. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure.



Nama Peserta Dr. Teguh Setiadi Periode Ujian 41 Asal FK FK UNSRI Kategori Soal Kardiologi Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Endokarditis Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana Tingkat Kompetensi 4A Soal Seorang laki-laki 60 tahun datang ke dokter gigi dengan keluhan bengkak pada gusi sejak 1,5 bulan yang lalu. Pasien diketahui menderita penyakit jantung rematik dan telah menjalani operasi penggantian katup prostetik 2 tahun lalu. Direncanakan dilakukan ekstraksi gigi pada 1 bulan lalu namun pasien mengeluh gatal dan bengkak setelah konsumsi obat Amoxixilin. Pilihan antibiotika profilaksis untuk pasien ini adalah A. Eritromisin 1 gram sebelum tindakan B. Klindamisin 600 mg 1 hari sebelum tindakan C. Ciprofloksasin 2x500 mg per oral 1 hari sebelum tindakan D. Gentamisin 0,1 mg/kg IV 1 hari sebelum tindakan E. Klindamisin 600 mg 1 jam sebelum tindakan Referensi



Idrus Alwi, Endokarditis dalam Buku ajar ilmu Penyakit Dalam edisi 6 jilid 2 hal 1219



Nama Peserta Periode Ujian Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Dr. Teguh Setiadi 41 FK UNSRI Kardiologi Penyakit Jantung Pada Penyakit Jaringan Ikat Terapi



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Tingkat Kompetensi



4A Soal Seorang wanita 28 th dengan riwayat SLE datang kontrol ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan nyeri dada substernal, terasa lebih nyeri saat menarik nafas dan batuk, dan berkurang jika membungkuk ke depan sejak 2 minggu yang lalu, dan semakin bertambah berat sejak kemarin. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/60 mmHg, Nadi 98 kali/menit, respirasi 26 kali per menit, temp 37.5 °C, dan ditemukan adanya fiction rub. Pada echocardiografi ditermukan adanya efusi perikard pocketed, sebanyak 50 cc. Pasien sudah mendapatkan terapi Indometasi 150 mg per hari sejak 2 minggu sebelumnya. Apakah tata laksana yang diperlukan pada pasien tersebut? A. Lanjutkan Indometasi 150 mg/hari sampai dengan 6 minggu B. Perikardiosintesis C. Ditamhakan Azatiophrine 50 mg/hari, dan prednisolon 40 mg/hari D. Ditambahkan hidroksi kloroquin 200 mg/hari dan prednison 10 mg/hari E. Ditambahkan prednison 60 mg/hari Referensi



Idrus Alwi. Penyakit Jantung Pada Jaringan Ikat. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Juli 2014. Hal : 1258-1288



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta Dr. Teguh Setiadi Periode Ujian 41 Asal FK FK UNSRI Kategori Soal Kardiologi Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Hipertensi Pulmonal Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnostik Tingkat Kompetensi 3A Soal Seorang laki-laki berusia 60 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan sesak napas. Terdapat riwayat batuk lama dan pengobatan inhaler lama. Pada pemeriksaan fisik distensi vena jugularis, gallop, hepatomegali, dan edema tungkai minimal. Pada auskultasi terdapat wheezing di kedua lapang paru. Pada pemeriksaan elektrokardiografi didapatkan:



Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 15 g/dl, Ht 58%, leukosit 5.000/mm3, trombosit 480.000/mm3. Analis gas darah pH 7,26, HCO3 18, pO2 59, pCO2 45, SO2 89%. Apa kemungkinan diagnosis pasien di atas: A. Emboli paru B. Cor pulmonal C. Penyakit paru obstruktif kronik D. Asma bronkhiale E. Edema paru Referensi



Mohammad Diah, Ali Ghanie. Hipertensi pulmonal primer. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Juli 2014. Hal :1241 – 1250



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Dr. Eunike A. C FK UNSRI Kardiovaskular Miokarditis



Referensi



PAPDI edisi VI jilid II bab 165 halaman 1222-1230 ( Miokarditis)



Diagnosis 4A Soal Laki-laki berusia 35 tahun mengeluh 8 hari ini mengalami nyeri dada kiri, seperti ditimpa beban berat, menembus sampai ke belakang, berkurang dengan istirahat. Keluhan disertai demam, nyeri sendi. Penurunan berat badan dalam 6 bulan ini sebanyak 20 kg. IMT 15 kg/ m2. Pasien riwayat narkoba suntik. Dan Didapatkan kandidosis oral. Pada Pemeriksaan EKG didapatkan ST elevasi difus dengan disertai T inversi QTC 450 msec. Kemungkinan penyebab penyakit pada pasien ini adalah: A. Demam Rematik akut B. Endokarditis infektif C. Miokarditis viral D. Perikarditis konstriktiva E. Perikarditis viral



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Dr. Eunike A. C FK UNSRI Kardiovaskular Endokarditis



Referensi



PAPDI edisi VI jilid II bab 164 halaman 1208-1220 (Endokarditis)



Diagnosis 4A Soal Laki-laki berusia 45 tahun mengeluh 8 hari ini mengalami sesak nafas.disertai nyeri dada kiri, seperti ditimpa beban berat, menembus sampai ke belakang, berkurang dengan istirahat. Keluhan disertai demam menggigil, nyeri sendi, mual dan muntah. Timbul bintik-bintik merah pada kulit dan telapak tangan dan kaki. Pasien riwayat narkoba suntik. Pada pemeriksaan Fisik didapatkan murmur holosistolik yang memberat ketika inspirasi pada parastrenalis kiri. Pada funduskopi didapatkan perdarahan retina. Ptechiae+. Pada Pemeriksaan EKG didapatkan ST elevasi difus dengan tanpa disertai T inversi. Kemungkinan penyebab penyakit pada pasien ini adalah: A. Demam Rematik akut B. Endokarditis infektif C. Miokarditis viral D. Perikarditis konstriktiva E. Perikarsditis viral



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Dr. Eunike AC FK UNSRI Kardiovaskular Endokarditis



Referensi



PAPDI edisi VI jilid II bab 164 halaman 1208-1220 (Endokarditis)



Tatalaksana 4A Soal Seorang wanita, 25 tahun datang ke IGD dengan keluhan deamam menggigil, nyeri dada kiri , nyeri sendi. Pasien 2 minggu yang lalu baru saja melalukan operasi MVR. mual dan muntah. Pada pemeriksaan Fisik didapatkan bintik-bintik merah pada kulit dan telapak tangan dan kaki. murmur holosistolik yang memberat ketika inspirasi pada parastrenalis kiri. Pada funduskopi didapatkan perdarahan retina Pada Pemeriksaan EKG didapatkan ST elevasi difus dengan tanpa disertai T inversi. Rheumatoid Factor +. Echocardiografi : vegetasi katup +. Pasien alergi amoxcicillin. Tatalaksana antibiotika yang tepat pada pasien ini adalah A. Ceftriaxon 2G / 24 jam IV 2 minggu B. Streptomycin 2G/ 24 jam IM 5 minggu C. Clindamycin 600 mg oral / 24 jam dengan Gentamycin 3 mg/ KGBB IV 5 minggu D. Vancomycin 30 mg/ kgBB IV / 24 jam dengan Gentamycin 3 mg/ KGBB IV 5 minggu E. Ceftriaxon 2G / 24 jam dengan Gentamycin 3 mg/ KGBB IV 5 minggu



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal Asal FK



Dr. Eunike AC FK UNSRI



Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Kardiovaskular Perikarditis



Referensi



PAPDI edisi VI jilid II bab 167 halaman 1238-1240(Perikarditis)



Tatalaksana 4A Soal Seorang wanita 22 tahun, datang dengan keluhan sesak nafas, nyeri dada kiri sejak 5 hari SMRS. . Nyeri dirasakan seperti tertindih, menjalar ke dagu dan lengan kiri. Riwayat lupus. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan TD 110/60mmHg, N895x/menit, P23x/menit. JVP 5 +0 cm H2O. Ekokardiografi : efusi perikardiu m. Pasien sudah 2 x menjalani perikardiosentesis. Tatalaksana tambahan selain steroid yang tepat yang dapat memperbaiki efusi perikardium pada kasus diatas A. Siklosporin 1x 50 mg po B. MMF 1x 180 mg po C. Hydroxychloroquin 1x 300 mg po D Azatiporin 1x 50 mg po. E. Kolkisin 1 mg / hari.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Dr. Agustinus Wijaya Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



FK UNSRI Kardiovaskular Penyakit akibat kelainan katup jantung



Tatalaksana 4A Soal Laki-laki berusia 45 tahun mengeluh sesak memberat sejak 3 minggu. Pasien juga mengalami keluhan badan terasa lemas, dan nyeri dada seperti ditindih benda berat. Sesak membuat pasien terbangun di malam hari dan tidur dengan 3 bantal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan sens cm, TD 140/90 mmHg, nadi 100 x/menit RR 28x/menit. Pemeriksaan tekanan vena jugularis 5+2 cm H2O, murmur diastolic rumble grade 3/6 pada proyeksi katup di 2 jari lateral LMC sinistra ICS 6, serta edema pitting kedua pretibial. Penatalaksanaan yang tepat pada pasien ini adalah: A. Pemberian aspirin sebaiknya dipakai bila disertai dengan fibrilasi atrium B. Pemberian digitalis dapat diberikan bila iramanya sinus C. Pemberian antikoagulan warfarin sebaiknya dipakai bila disertai fibrilasi atrium D. Diberikan oksigen dengan NRM 10 l/menit E. Dapat diberikan dua antiplatelet untuk mengatasi nyeri dada pasien tersebut Referensi PAPDI edisi VI jilid II bab 158 halaman 1171-1179 (Stenosis Mitral)



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Dr. Eunike AC FK UNSRI Kardiovaskular Perikarditis



Tatalaksana 4A Soal Seorang wanita 22 tahun, datang dengan keluhan sesak nafas, nyeri dada kiri sejak 5 hari SMRS. . Nyeri dirasakan seperti tertindih, menjalar ke dagu dan lengan kiri. Pasien tampak gelisah dan berkeringat dingin. Riwayat lupus. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan TD 90/60mmHg, N55x/menit, P24x/menit. Pulsus paradoksus dan alternans. JVP 5 +2 cm H2O. Ekokardiografi : swinging heart. Tatalaksana yang tepat pada kasus diatas A. Trasesofageal Echocardiografi B. Berikan Kristaloid 500 cc IVFD C. Segera lakukan Perikardiosentesis dengan covering vasopresor. D. Segera intubasi. E. Sulfas atropin 2 mg IV. Referensi PAPDI edisi VI jilid II bab 167 halaman 1238-1240(Perikarditis)



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Dr. Agustinus Wijaya FK UNSRI Kardiovaskular Penyakit akibat kelainan katup jantung



Referensi



PAPDI edisi VI jilid II bab 160 halaman 1188-1191 (Stenosis aorta)



Diagnosis 4A Soal Seorang wanita, 65 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak. Pasien sesak setelah lari pagi. Pasien juga sering mengeluh nyeri dada. Pasien sebelumnya pernah mengalami pingsan 1 kali di rumah. Riwayat penyakit darah tinggi dan diabetes disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan sens cm, TD 130/90 mmHg, nadi 99x/menit, RR 26x/menit, T36,5 murmur sistolik grade 3/6 di sela iga 2 parasternal kanan, pulsus parvus et tardus, Langkah selanjutanya dalam tatalaksana pasien ini adalah A. Tidak perlu tatalaksana khusus B. Dirujuk ke dokter bedah jantung untuk repair katup C. Dilakukan CT-scan thorax D. Diberikan antiplatelet dikarenakan pasien nyeri dada E. Pada pasien ini dianjurkan untuk berolahraga secara rutin



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Dr. Agustinus Wijaya FK UNSRI Kardiovaskular Penyakit akibat kelainan katup jantung



Referensi



PAPDI edisi VI jilid II bab 162 halaman 1198-1203 (Penyakit Katup Pulmonal)



Diagnosis 4A Soal Laki-laki berusia 57 tahun mengeluh sesak semakin hebat sejak 2 minggu SMRS. Pasien juga mengeluh nyeri dada bila beraktifitas saat sedang menaiki tangga, disertai terbangun malam hari karena sesak dan tidur dengan 3 bantal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 140/80 mmHg, N110x/menit, RR28x/menit, T36.7°C tekanan vena jugularis 5+3 cm H2O, murmur mid-sistolik grade 3/6 pada proyeksi katup di sela iga 2 parasternal kiri yang menjalar ke sekitar klavikula, aksila, dan leher serta edema pitting kedua pretibial. Pada pemeriksaan kateterisasi didapatkan tekanan katup pulmonal 80 mmHg. Pasien tersebut termasuk dalam stenosis pulmonal derajat: A. Berat B. Sangat berat C. Ringan D. Sedang E. Trivia



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Dr. Agustinus Wijaya FK UNSRI Kardiovaskular Penyakit Jantung Rematik



Referensi



PAPDI edisi VI jilid II bab 157 halaman 1162-1170 (Demam rematik dan PJR)



Penatalaksanaan 4A Soal Seorang laki-laki 40 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada sejak 3 jam sebelum masuk IGD. Pasien juga mengeluh nyeri sendi yang berpindah-pindah, di bahu, pergelangan kaki dan tangan, lengan, paha dan siku. Pada pemeriksan fisik juga didapatkan nodul ukuran 1 cm, berbentuk bulat dan tidak nyeri tekan. Ketika masih kecil pasien juga pernah didiagnosis demam rematik. BB pasien 70 kg. Manakah tindakan prevalensi yang tepat? A. Prevalensi primer dengan benzathine penicillin 1200 unit/kg BB intravena B. Penicilin oral tidak disarankan C. Erythromycin diberikan 3x sehari D. Benzathine benzylpenicillin intramuscular setiap 2 minggu dengan dosis 1,2 juta unit E. Benzathine benzylpenicillin intramuscular setiap 3-4 minggu dengan dosis 1,2 juta unit



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Dr. Agustinus Wijaya FK UNSRI Kardiovaskular Perikarditis



Referensi



PAPDI edisi VI jilid II bab 167 halaman 1238-1240 (Perikarditis)



Tatalaksana 4A Soal Seorang laki-laki 34 tahun, datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada sejak 3 jam sebelum masuk RS. Nyeri dirasakan seperti tertindih, menjalar ke lengan kiri. Nyeri bertambah bila pasien bernapas, batuk atau menelan. Pasien juga mengeluh demam sebelumnya dan nyeri tenggorokan bila menelan. Tidak ada riwayat hipertensi dan diabetes. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan TD 140/80mmHg, N100x/menit, P20x/menit. JVP 5-2, S1S2 reguler, friction rub sistolik Pada EKG, didapatkan ST elevasi semua lead. Pada laboratorium didapatkan peningkatan leukosit dan peningkatan CKMB. Manakah pernyataan yang tepat mengenai kasus diatas? A. Pasien dirawat untuk dilakukan segera CAG B. Ekokardiografi merupakan gold standard untuk menegakkan diagnosis C. Pada perikarditis rekurens (non bacterial/virus) dapat diobati dengan kolkisin 1mg-2mg/hari D. Pada perikarditis rekurens (non bacterial/virus) dapat diobati dengan kolkisin 2mg-3mg/hari E. Kortikosteroid prednisolon oral 40 mg/hari diperlukan bila sakitnya tidak teratasi dengan OAINS



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta Dr. Sari Afiah Miyuki Asal FK Universitas Sriwijaya Periode Ujian 41 Kategori Soal Kardiologi Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Atrial fibrilasi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi Tingkat Kompetensi 4A Soal Seorang laki-laki berumur 68 tahun dibawa ke IGD dengan penurunan kesadaran dan sesak nafas sejak 4 jam sebelum sampai ke rumah sakit. Menurut keluarga, pasien mengeluh cepat lelah dan dada berdebar sejak 1 hari yang lalu. Pasien mempunyai riwayat diabetes melitus dah hipertensi. Pasien 2 tahun yang lalu pernah mengalami stroke ringan. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 90/60 mmHg, nadi 130 kali/menit (irreguler), pernafasan 28 kali/menit, dan temperatur 370C. Data laboratorium: Hb 13 gr/dl, leukosit 7600/ul, trombosit 300.000 /ul, GDS 210 mg/dl, ureum 35 mg/dl, kreatinin 1,1 mg/dl, Natrium 137 meq/l, Kalium 3,6 meq/l. Hasil EKG



Tatalakasana yang tepat untuk penanganan kasus diatas adalah: A. Segera dilakukan kardioversi elektrik B. Segera diberikan amiodarone iv C. c. Segera diberikan beta bloker oral atau non dihidropiridin calcium channel blocker D. d. Segera dilakukan transesophageal echocardiography (TEE) E. Segera diberikan sulfat atropin iv Referensi Sally A, Ryan R. Fibrilasi Atrial. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. 2014, Hal: 1372.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta Dr. Sari Afiah Miyuki Asal FK Universitas Sriwijaya Periode Ujian 41 Kategori Soal Kardiologi Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Perikarditis Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi Tingkat Kompetensi 4A Soal Seorang laki-laki, 55 tahun datang ke instalasi gawat darurat dengan nyeri dada sebelah kiri dan sesak. Keluhan bertambah sakit bila bernapas, batuk, ataupun menelan. Pasien mengatakan dalam pengobatan TB paru bulan pertama. Pemeriksaan fisik pasien kompos mentis, TD 130/80 mmHg, nadi 112x/menit, RR 28x/menit, JVP 5+2, terdapat tanda kussmaule, hepatomegali, dan asites. Elektrokardiografi menunjukkan voltase rendah. Ekokardiografi menunjukkan penebalan perikard. Terapi kausal untuk memperbaiki keluhan dan prognosis pada pasien tersebut adalah: A. Reseksi perikard B. Diuretik C. Pungsi perikard D. Beta blocker E. Kortikosteroid Referensi



Panggabean M. 2014. Perikarditis. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi VI. Jilid I: hal 1239-40



Nama Peserta Asal FK Periode Ujian Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Dr. Sari Afiah Miyuki Universitas Sriwijaya 41 Kardiologi Kelainan Jantung Akibat Penyakit Sistemik (Penyakit Jantung Tiroid) Terapi 4A



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Soal Perempuan 35 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan berdebar-debar, banyak keringat, mata membesar, nyeri dada bila beraktivitas, dan rasa tertekan disertai rasa nyeri di leher. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 140/80, nadi 110x/menit, RR 24x/menit, T: 370C. Auskultasi suara jantung terdengar Means-Lehrman scratch. Pemeriksaan abdomen normal. Gambaran EKG menunjukkan AF RVR. Hasil lab FT4 7,7 TSHs 0,001. Tatalaksana yang tepat untuk mengatasi gangguan irama jantung pada pasien tersebut adalah: A. Dilakukan kardioversi elektrik, dilanjutkan pemberian Obat Anti Tiroid



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



B. C. D. E.



Dilakukan pungsi perikard, dilanjutkan pemberian Obat Anti Tiroid Pemberian Obat Anti Tiroid dan penghambat beta bloker Pemberian Obat Anti Tiroid dan digitalis Pemberian Obat Anti Tiroid dan antikoagulan



Referensi



Limantoro C. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Hal 1273



Pembuat Soal Dr. Sari Afiah Miyuki Kategori Soal Kardiologi Periode Ujian 41 Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Kor pulmonale Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis Tingkat Kompetensi 4A Soal Pasien laki-laki usia 60 tahun berobat ke poliklinik dengan keluhan sering sesak terutama bila beraktivitas, batuk hilang timbul sudah 1 tahun ini. Demam tidak ada, penurunan berat badan tidak ada. Pasien mengaku merokok sudah 30 tahun. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/70mmHg, frekuensi nafas 24x/m, frekuensi nadi 88x/m, temperatur 36 oC, terdapat pelebaran sela iga, sudut costovertebral lebih dari 90 o, tidak didapatkan ronkhi maupun wheezing, didapatkan clubbing finger. Dari hasil rontgen toraks didapatkan pinggang jantung yang menghilang, kemudian hasil EKG menunjukkan :



Pasien lalu dilakukan ekokardiografi. Apa yang mungkin ditemukan pada hasil ekokardiografi? A. RVH, mPAP lebih dari 25mmHg B. RVH, mPAP lebih dari 15mmHg C. RVH, mPAP lebih dari 12mmHg



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



D. RVH, mPAP lebih dari 13mmHg E. RVH, mPAP lebih dari 10mmHg



Referensi



Harun S, Prasetya I. 2014. Kor Pulmonal Kronik. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. hal 1251-1253.



Nama Peserta Dr. Sari Afiah Miyuki Kategori Soal Kardiologi Periode Ujian 41 Asal FK FK Universitas Sriwijaya Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi 4A Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnostik Tingkat Kompetensi 4A Soal Laki laki 64 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada sejak 1 jam yang lalu, nyeri seperti ditimpa beban berat dan menjalar ke lengan kiri dan dirasakan terus-menerus, disertai keringat dingin. Pada pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/80 mmHg, frekuensi napas 20x/menit, frekuensi nadi 92x/menit suhu 36,3C. Pemeriksaan fisik dalam batas normal. Pada EKG didapatkan gambaran berikut :



Pemeriksaan biomarker jantung yang tepat pada pasien ini adalah : A. CK-Nac & CKMB B. Troponin T C. Troponin I D. LDH E. Mioglobin



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Referensi



Alwi I. 2014. Infark miokard dengan ST elevasi. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. hal 1457-1474.



Nama Peserta Dr. Mohammad Zacky Amirullah Periode Ujian 41 Asal FK FK UNSRI Kategori Soal Kardiologi Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Gagal Jantung Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi Tingkat Kompetensi 4A Soal Pasien laki-laki, 58 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak hebat sejak 1 hari sebelumnya, pasien sering terbangun di malam hari karena sesak serta kedua tungkai pasien sembab, juga terdapat penurunan berat badan. Pasien sebelumnya 3 bulan lalu dikatakan memiliki sakit jantung dan mendapat obat captopril 1 x 12,5 mg, bisoprolol 1 x 2,5 mg, spironolakton 1 x 12,5 mg. Pasien memiliki riwayat darah tinggi sejak 10 tahun lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/70 mmHg, Nadi 68 x/menit, JVP 5+3 cm H2O, ronki basah halus di basal kedua paru, batas jantung kiri LAA sinistra, edema tungkai. Pemeriksaan awal yang paling tepat dilakukan pada pasien adalah: A. Ekhokardiografi B. Pemeriksaan Troponin T C. Foto thoraks D. Elektrokardiografi E. CT Scan kardiak Referensi



Voors A, Anker S, Bueno H, Cleland J, Coats A, Falk V, et al. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure.



Nama Peserta Dr. Mohammad Zacky Amirullah Periode Ujian 41 Asal FK FK UNSRI Kategori Soal Kardiologi Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Gagal Jantung Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi Tingkat Kompetensi 4A Soal Pasien perempuan, usia 59 tahun datang ke poliklinik jantung dengan keluhan sesak bertambah s e j a k 2 hari sebelumnya, pasien sering terbangun di malam hari karena sesak serta kedua



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



tungkai pasien sembab. Pasien menderita sakit jantung sejak 5 tahun lalu. Pasien mengaku 1 tahun menderita sakit gagal jantung dan 2x dalam setahun terakhir dirawat karena keluhan yang sama. Obat terakhir yang dikonsumsi pasien captopril 3 x 50 mg, bisoprolol 1 x 10 mg, spironolakton 1 x 50 mg. Pasien memiliki riwayat darah tinggi sejak 10 tahun lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/70 mmHg, Nadi 72 x/menit, JVP 5+2 cm H 2O, edema tungkai. Pemeriksaan EKG irama sinus, LVH. Ekhokardiografi didapatkan LVEF 31%. Tatalaksana selanjutnya yang diberikan pada pasien adalah A. Menambahkan obat sacubitril-valsartan B. Menambahkan dosis spironolactone C. Menambahkan ivabradine D. Menambahkan digoxin E. Menambahkan H-ISDN Referensi



Voors A, Anker S, Bueno H, Cleland J, Coats A, Falk V, et al. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure.



Nama Peserta Dr. Mohammad Zacky Amirullah Periode Ujian 41 Asal FK FK UNSRI Kategori Soal Kardiologi Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Gagal Jantung Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi Tingkat Kompetensi 4A Soal Pasien perempuan, usia 59 tahun datang ke poliklinik jantung dengan keluhan sesak bertambah s e j a k 2 hari sebelumnya, pasien sering terbangun di malam hari karena sesak serta kedua tungkai pasien sembab. Pasien menderita sakit jantung sejak 5 tahun lalu. Pasien mengaku 1 tahun menderita sakit gagal jantung dan 2x dalam setahun terakhir dirawat karena keluhan yang sama. Obat terakhir yang dikonsumsi pasien captopril 3 x 50 mg, bisoprolol 1 x 10 mg, spironolakton 1 x 50 mg. Pasien memiliki riwayat darah tinggi sejak 10 tahun lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/70 mmHg, Nadi 72 x/menit, JVP 5+2 cm H 2O, edema tungkai. Pemeriksaan EKG irama sinus, LVH. Ekhokardiografi didapatkan LVEF 31%. Patologi yang mendasari terjadinya gangguan pada jantung pada pasien disebabkan oleh A. Aliran darah coroner yang tidak adekuat B. Penebalan otot jantung ventrikel kiri akibat hipertensi lama C. Terbatasnya pembukaan katup mitral D. Gangguan konduksi dari SA node ke AV node E. Adanya peningkatan tekanan arteri pulmonal Referensi Voors A, Anker S, Bueno H, Cleland J, Coats A, Falk V, et al. 2016 ESC



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure.



Nama Peserta Periode Ujian Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Dr. Mohammad Zacky Amirullah 41 FK UNSRI Kardiologi Syok Kardiogenik dan Penyakit Jantung Koroner Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi Tingkat Kompetensi 4A Soal Seorang Pria 55 tahun dirawat di IGD dengan Sesak nafas dan nyeri dada sejak 30 menit yang lalu disaat terbangun dari tidur disertai juga keluhan muntah 2x, pusing, sakit kepala, dan keringat dingin. Pemeriksaan Fisik TD 70/40 mmHg, HR: 64x / menit, RR : 30x/m (cepat dan dalam). Pemeriksaan paru normal. Hasil EKG di jumpai elevasi di lead II, III, aVF. dengan irama sinus. foto thorax normal, ekokardiografi menunjukkan left ventricular function normal dan dilatasi ventrikel kanan. Kemungkinan pembuluh darah koroner yang mengalami gangguan adalah A. Left anterior descending artery B. Left Circumflex artery C. Right coronary artery D. Proximal left anterior descending artery E. Distal left anterior descending artery Referensi



Idrus Alwi. Infark miokard akut dengan elevasi ST. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Juli 2014. Hal: 14571474



Nama Peserta Dr. Mohammad Zacky Amirullah Periode Ujian 41 Asal FK FK UNSRI Kategori Soal Kardiologi Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Gagal Jantung Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi Tingkat Kompetensi 4A Soal



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pasien laki-laki, 57 tahun datang ke poliklinik jantung dengan keluhan sesak bertambah s e j a k 2 hari sebelumnya, pasien sering terbangun di malam hari karena sesak serta kedua tungkai pasien sembab. Pasien menderita sakit jantung sejak 5 tahun lalu Pasien mengaku 3 bulan sebelumnya dirawat karena keluhan yang sama. Obat terakhir yang dikonsumsi pasien captopril 3 x 50 mg, bisoprolol 1 x 10 mg, spironolakton 1 x 25 mg. Pasien memiliki riwayat darah tinggi sejak 10 tahun lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/70 mmHg, Nadi 72 x/menit, JVP 5+2 cm H2O, edema tungkai. Pemeriksaan EKG kesan LVH. Ekhokardiografi didapatkan LVEF 34%. Tatalaksana selanjutnya yang diberikan pada pasien adalah A. Menambahkan obat sacubitril-valsartan B. Menambahkan dosis spironolactone C. Menambahkan ivabradine D. Menambahkan digoxin E. Menambahkan H-ISDN Referensi



Voors A, Anker S, Bueno H, Cleland J, Coats A, Falk V, et al. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure.



Nama Peserta Dr.Agustian Dwi Putra Asal FK Universitas Sriwijaya Periode Ujian 41 Kategori Soal Kardiologi Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Atrial fibrilasi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi Tingkat Kompetensi 4A Soal Seorang Laki-laki berusia 57 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas, dada berdebardebar, nyeri dada 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, Tekanan darah 140/90, denyut jantung 140x/menit, dengan irama irregular. Batas jantung kiri 2 cm lateral garis midklavicula kiri, pinggang jantung menghilang, murmur pansistolik grade IV/VI, punctum maximum di apeks dengan penjalaran ke lateral. Berdasarkan data klinis di atas, penatalaksanaan yang paling mungkin adalah A. Defibrilasi B. Kardioversi Elektrik C. Pemberian digitalis cepat D. Pemberian trombolitik yang dilanjutkan dengan kardioversi E. Pemberian Bolus Amiodaron 150 mg dilanjutkan drip amiodaron 1 mg/menit dalam 6 jam pertama Referensi



Sally A, Ryan R dan Eka G. Fibrilasi Atrial. Dalam : Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW,



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF. Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi VI. Jilid I : Hal 1365 –1379. Nama Peserta Dr.Agustian Dwi Putra Asal FK Universitas Sriwijaya Periode Ujian 41 Kategori Soal Kardiologi Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Sindrom Koroner Akut Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi Tingkat Kompetensi 4A Soal Seorang perokok penderita diabetes berumur 62 tahun tiba di rumah sakit lokal setelah 1 jam mengalami nyeri dada menekan kontinu. Vital sign: HR 80x/menit, TD 126/78 mmHg, RR 18x/menit. Pemeriksaan fisik menunjukkan jugular vein distention, namun paru-paru bersih, dan tak ada gallop S3. Pasien mengalami stroke kardioemboli 3 tahun yang lalu dengan gejala sisa lemah anggota gerak kiri. EKG pasien sebagai berikut:



Tindakan selanjutnya yang paling tepat adalah : A. Trombolitik B. Ekokardiografi C. Heparin bolus 80 IU/kgBB dilanjutkan drip 18 IU/kgBB/jam D. Primary percutaneous coronary intervention E. Rescue percutaneous coronary intervention



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Referensi



Infark Miokard Akut dengan Elevasi ST. Idrus Alwi. Buku ajar Ilmu penyakit Dalam eidsi 6. Jilid II: Hal 1457-1474



Nama Peserta Dr.Agustian Dwi Putra Asal FK Universitas Sriwijaya Periode Ujian 41 Kategori Soal Kardiologi Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Aritmia Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi Tingkat Kompetensi 4A Soal Seorang laki-laki berusia 34 tahun datang ke IGD dengan palpitasi terus-menerus dan dispnea ringan. Tidak ada riwayat sinkop, aritmia jantung, ataupun kelainan struktur jantung. Ia tidak sedang mengkonsumsi obat dan menyangkal penyalahgunaan obat. Pemeriksaan fisik TD 110/70 mmHg, nadi 140x/menit, nafas 26x/menit, suhu afebris. Jantung, paru dan abdomen dalam batas normal, tidak ada ditemukan sembab di ekstremitas. EKG didapatkan seperti di bawah ini:



Apa penatalaksanaan yang paling tepat pada pasien ini? A. Verapamil B. Adenosin C. Amiodaron



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



D. Sotalol E. Manuver vagal Referensi



Makmun LH. 2014. Aritmia Supraventrikuler. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. hal. 1383.



Pembuat Soal Kategori Soal Periode Ujian Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Dr. Agustian Dwi Putra Kardiologi 41 Aritmia



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Terapi 4A



Soal Seorang laki-laki berusia 62 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas yang semakin memberat sejak 1 hari yang lalu. Pasien sering mengalami sesak nafas sejak 1 tahun terakhir, terutama ketika pasien sedang bekerja di ladang. Pasien memiliki riwayat kencing manis sejak 10 tahun yang lalu dan tidak kontrol teratur. Vital sign didapatkan TD 80/50 mmHg, nadi 92x/menit irregular, nafas 28x/menit, suhu afebris. Pada pemeriksaan fisik JVP 5+3 cmH2O, pemeriksaan paru didapatkan ronkhi kasar di kedua lapangan paru basal, apeks jantung 2 jari lateral LMCS RIC VI. Pada EKG didapatkan hasil seperti di bawah ini:



Apa tatalaksana yang paling tepat pada pasien selanjutnya? A. Injeksi furosemide 20 mg IV B. defibrillasi 200 Joule C. injeksi digoxin 0,25 mg IV



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



D. synchronized cardioversion 120 joule E. injeksi amiodaron 300 mg IV Referensi



Nasution SA, Ranitya R, Ginanjar E. Fibrilasi atrial. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Hal 1373



Pembuat Soal Kategori Soal Periode Ujian Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Dr. Agustian Dwi Putra Kardiologi 41 Penyakit jantung iskemik



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Terapi 4A



Soal Seorang pria berusia 61 tahun dengan riwayat hipertensi dalam terapi mengalami dua episode dada terasa berat dalam 24 jam terakhir. Faktor risiko meliputi kolesterol LDL 148 mg/dL; Troponin awalnya 0,1 ng/mL. Monitor EKG sekarang menunjukkan depresi ST 2 mm yang baru dengan inversi T-wave pada V5-V6. Pasien terlihat di ED sebelum masuk. Pengobatan awal terbaik sekarang adalah: a. ASA, unfractionated heparin, beta blocker b. ASA, unfractionated heparin, inhibitor glikoprotein IIb/IIIa, beta blocker c. ASA, clopidogrel, nifedipine d. ASA, clopidogrel, IIb/IIIa inhibitor, immediate angiography e. ASA, clopidogrel, IIb/IIIa inhibitor, ace inhibitor Referensi



Hanafi B, Trisnohadi, Muhadi. 2015. Angina Pectoris Tak Stabil/Infark Miokard Akut tanpa Elevasi ST. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II: hal.1449



Nama Peserta Periode Ujian Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Dr. Sartika Sadikin 41 FK UNSRI Kardiologi Syok Kardiogenik dan Penyakit Jantung Koroner Tatalaksana 4A Soal



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Seorang laki-laki, Usia 44 tahun, datang ke UGD dengan keluhan nyeri dada kiri semakin memberat sejak 5 jam SMRS. Nyeri seperti ini dirasakan baru pertama kali, nyeri dirasakan semakin lama semakin memberat, disertai sesak di dada, dan keringat dingin. Pasien perokok berat. Pasien dengan riwayat kedua kakaknya meninggal mendadak di usia muda. Pasien dengan keluhan nyeri otot. Riwayat muntah hitam BAB hitam tidak ada, riwayat trauma kepala tidak ada. Dari pemeriksaan fisik kesadaran compos mentis, TD 110/80 mmHg, Nadi 75x/menit, RR 20x/menit dengan pemeriksaan fisik paru dan jantung dalam batas normal, pemeriksaan laboratorium Hb 13.6 g/dL, WBC 8900/mm 3, AST/ALT 108/99 IU, ur/cr 21/0.79 mg/dL, kolesterol total 181 mg/dL, HDL 29 mg/dL, LDL 120 mg/dL dan trigliserida 105 mg/dL dan CK 542U/L, troponin T 690 ng/L. Gambaran foto thoraks dalam batas normal, lalu dilakukan pemeriksaan elektrokardiografi didapatkan sebagai berikut:



Tatalaksana yang tepat pada pasien adalah A. Dual antiplatelet, heparinisasi, primary percutaneous coronary intervention B. Dual antiplatelet, heparinisasi, fibrinolisis C. Dual antiplatelet, heparinisasi D. Dual antiplatelet, fibrinolisis E. Fibrinolisis, Coronary angiography, rescue percutaneous coronary intervention Referensi



Idrus Alwi. Infark miokard akut dengan elevasi ST. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Juli 2014. Hal: 14571474. Penatalaksanaan dislipidemia. PERKENI



Nama Peserta Periode Ujian Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Dr. Sartika Sadikin 41 FK UNSRI Kardiologi Syok Kardiogenik dan Penyakit Jantung Koroner Patofisiologi 4A



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Soal Seorang laki-laki, Usia 44 tahun, datang ke UGD dengan keluhan nyeri dada kiri semakin memberat sejak 8 jam SMRS. Nyeri seperti ini dirasakan baru pertama kali, nyeri dirasakan semakin lama semakin memberat, disertai sesak di dada, dan keringat dingin. Pasien perokok berat. Pasien dengan riwayat kedua kakaknya meninggal mendadak di usia muda. Dari pemeriksaan fisik kesadaran compos mentis, TD 110/80 mmHg, Nadi 75x/menit, RR 20x/menit dengan pemeriksaan fisik paru dan jantung dalam batas normal, pemeriksaan laboratorium Hb 13.6 g/dL, WBC 8900/mm3, AST/ALT 31/33 IU, ur/cr 21/0.79 mg/dL, LDL 120 mg/dL. Gambaran foto thoraks dalam batas normal, lalu dilakukan pemeriksaan elektrokardiografi didapatkan sebagai berikut:



Kemungkinan pembuluh koroner yang mengalami patologi adalah? A. Left Circumflex artery B. Right Circumflex artery C. Right coronary artery D. Left anterior descending artery E. Proximal Right coronary artery Referensi



Idrus Alwi. Infark miokard akut dengan elevasi ST. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Juli 2014. Hal: 14571474



Nama Peserta Periode Ujian Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Dr. Sartika Sadikin 41 FK UNSRI Kardiologi Syok Kardiogenik dan Penyakit Jantung Koroner Tatalaksana 4A Soal



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Seorang laki-laki, Usia 44 tahun, datang ke UGD dengan keluhan nyeri dada kiri semakin memberat sejak 8 jam SMRS. Nyeri seperti ini dirasakan baru pertama kali, nyeri dirasakan semakin lama semakin memberat, disertai sesak di dada, dan keringat dingin. Pasien perokok berat. Pasien dengan riwayat kedua kakaknya meninggal mendadak di usia muda. Pasien dengan keluhan nyeri otot. Dari pemeriksaan fisik kesadaran compos mentis, TD 110/80 mmHg, Nadi 75x/menit, RR 20x/menit dengan pemeriksaan fisik paru dan jantung dalam batas normal, pemeriksaan laboratorium Hb 13.6 g/dL, WBC 8900/mm3, AST/ALT 108/99 IU, ur/cr 21/0.79 mg/dL, kolesterol total 181 mg/dL, HDL 29 mg/dL, LDL 120 mg/dL dan trigliserida 105 mg/dL dan CK 542U/L, troponin T 690 ng/L. Gambaran foto thoraks dalam batas normal, lalu dilakukan pemeriksaan elektrokardiografi didapatkan STEMI anterior. Pasien dirawat intensif dan telah dilakukan PPCI. Terapi pasien ISDN 5mg SL, clopidogrel 1x75mg, aspilet 1x80 mg, bisoprolol 1x 2.5mg, ramipril 1.25 mg, atorvastatin 1x20 mg. Bagaimanakah target kendali profil lipid pasien selanjutnya A. Atorvastatin 1x 20 mg dilanjutkan B. Atorvastatin dinaikkan dosisnya menjadi 1x 40 mg C. Atorvastatin 20 mg ditambah ezetimibe 1x 10 mg D. Mengganti atorvastatin dengan rosuvastatin 1x 20 mg E. Atorvastatin 1x20 mg ditambah dengan fenofibrat 1x 300mg Referensi



Idrus Alwi. Infark miokard akut dengan elevasi ST. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Juli 2014. Hal: 14571474. Penatalaksanaan dislipidemia. PERKENI



Nama Peserta Dr. Sartika Sadikin Periode Ujian 41 Asal FK FK UNSRI Kategori Soal Kardiologi Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Regurgitasi aorta Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi Tingkat Kompetensi 4A Soal Seorang Pria 48 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak memberat sejak 5 hari sebelumnya, sesak terutama dirasakan saat pasien naik tangga, keluhan disertai nyeri perut dan sering pusing. Pasien juga dengan perawakan sangat tinggi dan jari tangan dan kaki yang panjang. Pemeriksaan Fisik TD 120/40 mmHg, HR: 66x/menit, RR 28x/m. Adanya musset sign, pemeriksaan paru ronkhi basah halus di basal kedua paru. Pemeriksaan jantung terdapat pelebaran batas jantung kiri di LAA sinistra dan auskultasi jantung didapatkan bising Austin flint. Foto thoraks adanya kardiomegali, pinggang jantung menghilang dan elongasio aorta. Pemeriksaan ekhokardiografi menunjukkan LVEF 50% dengan LVESD > 50 mm. Patologi dasar dari kelainan yang diderita pasien adalah A. Atrial septal defect



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



B. C. D. E.



Ventricular septal defect Stenosis mitral Regurgitasi pulmonal Insufisiensi aorta



Referensi



Leman S, Karim B. Regurgitasi aorta. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Juli 2014. Hal:1192-1197



Nama Peserta Dr. Sartika Sadikin Periode Ujian 41 Asal FK FK UNSRI Kategori Soal Kardiologi Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Stenosis Mitral Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi Tingkat Kompetensi 4A Soal Seorang perempuan usia 25 tahun dirawat ke IGD dengan sesak memberat sejak 5 hari yang lalu. Pasien juga dengan kondisi sangat lemah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit berat, kesadaran compos mentis, tekanan darah 100/70 mmHg, frekuensi nadi 120 kali/menit, frekuensi napas 28 kali/menit, peningkatan JVP, pemeriksaan palpasi jantung didapatkan thrill, perkusi pinggang jantung menghilang, opening snap dan diastolic rumbles di apeks menjalar ke aksila. Pemeriksaan fisik paru terdapat ronki basah halus di kedua basal paru. Patologi yang terjadi pada kasus diatas paling mungkin disebabkan oleh: A. Luas area katup mitral < 1 cm2 B. Aliran balik darah pada katup mitral C. Ruptur chorda tendinae spontan D. Volume overload E. Penebalan otot ventrikel kiri Referensi



Nama Peserta Asal FK Periode Ujian Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Taufik Indrajaya. 2014. Stenosis Mitral. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid I: hal 1171-1179. dr. Shinta Suharno Universitas Sriwijaya 41 Kardiologi Aneurisma aorta Pemeriksaan 3B



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Soal Seorang laki-laki berumur 58 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan nyeridada mendadak, nyeri seperti disayat. Nyeri tidak menjalar ke lengan kiri dan rahang. Pasien juga mengeluh batuk berdarah sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Berat badan tidak menurun, keringat malam tanpa aktivitas tidak ada. Pasien tidak mempunyai riwayat diabetes melitus dan hipertensi. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis, TD 180/100 mmHg, nadi 118 kali/menit (reguler), pernafasan 26 kali/menit, dan temperatur 36,70C. Data laboratorium: Hb 13,7 gr/dl, leukosit 11.800/ul, trombosit 228.000 /ul, GDS 110 mg/dl, ureum 35 mg/dl, kreatinin 1,00 mg/dl, Natrium 137 meq/l, Kalium 3,6 meq/l, troponin T < 40, D-dimer 5 ug/ml. Hasil Rongent Thoraks pasien ini:



Pemeriksaan yang tepat untuk mendiagnosis kasus diatas adalah: A. Aortografi B. Transthoracic echochardiography C. CT- Scan thoraks D. MRI thoraks E. Echodoppler Referensi Refli Hasan. Aneurisma Aorta. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. 2014, Hal: 1507 Nama Peserta Asal FK Periode Ujian Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Dr. Shinta Suharno Universitas Sriwijaya 41 Kardiologi Aneurisma Aorta Terapi 3B



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Soal Seorang laki-laki berumur 58 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan nyeridada mendadak, nyeri seperti disayat. Nyeri tidak menjalar ke lengan kiri dan rahang. Pasien juga mengeluh batuk berdarah sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Berat badan tidak menurun, keringat malam tanpa aktivitas tidak ada. Pasien tidak mempunyai riwayat diabetes melitus dan hipertensi. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis, TD 180/100 mmHg, nadi 118 kali/menit (reguler), pernafasan 26 kali/menit, dan temperatur 36,70C. Data laboratorium: Hb 13,7 gr/dl, leukosit 11.800/ul, trombosit 228.000 /ul, GDS 110 mg/dl, ureum 35 mg/dl, kreatinin 1,00 mg/dl, Natrium 137 meq/l, Kalium 3,6 meq/l, troponin T < 40, D-dimer 5 ug/ml. Pasien sudah mendapat propranolol 2x40mg. Tatalaksana selanjutnya adalah… A. Nitropruside B. Nitrogliserine C. Diltiazem D. Furosemide E. Tombolitik Referensi Refli Hasan. Aneurisma Aorta. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. 2014, Hal: 1507 Nama Peserta Asal FK Periode Ujian Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Dr. Shinta Suharno Universitas Sriwijaya 41 Kardiologi Kelainan Jantung Akibat Penyakit Sistemik (Penyakit Jantung Tiroid) Terapi 4A



Soal Perempuan umur 28 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak hebat, berdebar-debar, banyak keringat, mata membesar, nyeri dada bila beraktivitas, dan rasa tertekan disertai rasa nyeri di leher. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis, TD 150/80, nadi 120x/menit, RR 28x/menit, T: 370C. Auskultasi suara jantung terdengar Means-Lehrman scratch. Pemeriksaan paru dan abdomen normal. Gambaran EKG menunjukkan AF RVR. Hasil lab FT4 8,2 TSHs 0,002. Tatalaksana yang tepat untuk mengatasi gangguan irama jantung pada pasien tersebut adalah: a. Dilakukan kardioversi elektrik, dilanjutkan pemberian Obat Anti Tiroid b. Dilakukan pungsi perikard, dilanjutkan pemberian Obat Anti Tiroid c. Pemberian Obat Anti Tiroid dan penghambat beta bloker d. Pemberian Obat Anti Tiroid dan digitalis e. Pemberian Obat Anti Tiroid dan antikoagulan



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Referensi Pembuat Soal Kategori Soal Periode Ujian Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Limantoro C. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Hal 1273 Dr. Shinta Suharno Kardiologi 41 Syok Kardiogenik dan Penyakit Jantung Koroner Terapi 4A



Soal Pasien Perempuan usia 68 tahun berobat ke IGD dengan keluhan sesak nafas dan nyeri dada sejak 1 jam yang lalu saat terbangun dari tidur. Pasien juga mengeluh mual dan muntah 2 kali, keringat dingin. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 70/50 mmHg, nadi 68 x/mnt, RR 28 X/mnt, cepat dan dalam. Pemeriksaan paru normal. EKG ditemukan peningkatan ST elevasi di lead II,III, dan avf. Foto rontgent thoraks normal. Terapi yang harus segera dilakukan pada pasien diatas adalah… A. Bolus normal saline 1-2 liter B. Inj. Sulfas atropine 0,5 mg IV C. Dopamin 5 mikrogram/kg/menit D. Dobutamin 5 mikrogram/kg/menit E. Nitrogliserin 5mg SL Referensi



Idrus Alwi, Infark miokard akut dengan ST elevasi. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Juli 2014. hal 1457-1474



Pembuat Soal Kategori Soal Periode Ujian Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Dr. Shinta Suharno Kardiologi 41 Syok Kardiogenik dan Penyakit Jantung Koroner Terapi 4A



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Soal Pasien laki-laki usia 48 tahun berobat ke IGD dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri saat sedang mengendarai motor di pagi hari. Nyeri seperti ditindih beban berat, tembus ke belakang, menjalar ke kiri dan rahang. Riwayat darah tinggi dan kencing manis tidak ada. Pasien memiliki ayah dan kakak yang meninggal akibat sakit jantung. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/60 mmHg, nadi 96 x/mnt, RR 24 X/mnt, NRS 8. Pemeriksaan jantung pembesaran batas jantung kiri 1 jari lateral linea midklavicularis sinistra ICS VI. Pemeriksaan paru normal.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



EKG pada pasien ini:



Pembuluh darah yang mengalami gangguan adalah… A. Circumflex artery B. Right coronary artery C. Left coronary artery D. Left anterior descending artery E. Right posterior descending artery Referensi



Idrus Alwi, Infark miokard akut dengan ST elevasi. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Juli 2014. hal 1457-1474



Pembuat Soal Kategori Soal Periode Ujian Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Dr. Ari MH Siregar Kardiologi 41 Syok Kardiogenik dan Penyakit Jantung Koroner Patofisiologi 4A



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Soal Pasien Perempuan usia 68 tahun berobat ke IGD dengan keluhan sesak nafas dan nyeri dada sejak 1 jam yang lalu saat terbangun dari tidur. Pasien juga mengeluh mual dan muntah 2 kali, keringat dingin. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 70/50 mmHg, nadi 68 x/mnt, RR 28 X/mnt, cepat dan dalam. Pemeriksaan paru normal. EKG ditemukan peningkatan ST elevasi di lead II,III, dan avf. Foto rontgent thoraks normal. Kemungkinan pembuluh darah coroner yang mengalami patologi adalah A. Circumflex artery B. Right coronary artery C. Left coronary artery D. Left anterior descending artery E. Right posterior descending artery



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Referensi



Idrus Alwi, Infark miokard akut dengan ST elevasi. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Juli 2014. hal 1457-1474



Nama Peserta Dr. Ari MH Siregar Asal FK Universitas Sriwijaya Periode Ujian 41 Kategori Soal Kardiologi Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Aneurisma Aorta Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi Tingkat Kompetensi 3B Soal Seorang laki-laki berumur 55 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan nyeridada mendadak, nyeri seperti disayat. Nyeri tidak menjalar ke lengan kiri dan rahang. Pasien juga mengeluh batuk berdarah sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Berat badan tidak menurun, keringat malam tanpa aktivitas tidak ada. Pasien tidak mempunyai riwayat diabetes melitus dan hipertensi. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis, TD 180/100 mmHg, nadi 118 kali/menit (reguler), pernafasan 26 kali/menit, dan temperatur 36,7 0C. Data laboratorium: Hb 13,7 gr/dl, leukosit 11.800/ul, trombosit 228.000 /ul, GDS 110 mg/dl, ureum 35 mg/dl, kreatinin 0,9 mg/dl, Natrium 137 meq/l, Kalium 3,6 meq/l, troponin T < 40, D-dimer 0.5 ug/ml. Pasien sudah mendapat propranolol 2x40mg. Tatalaksana selanjutnya adalah… A. Labetalol B. Nitrogliserine C. Diltiazem D. Furosemide E. Tombolitik Referensi Refli Hasan. Aneurisma Aorta. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. 2014, Hal: 1507 Nama Peserta Dr. Sartika Sadikin Periode Ujian 41 Asal FK FK UNSRI Kategori Soal Kardiologi Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Regurgitasi aorta Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi Tingkat Kompetensi 4A Soal Seorang Pria 44 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak memberat sejak 5 hari sebelumnya, sesak terutama dirasakan saat pasien naik tangga, keluhan disertai nyeri perut dan sering pusing. Pemeriksaan Fisik TD 130/50 mmHg, HR: 66x/menit, RR 28x/m, pemeriksaan paru ronkhi



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



basah halus di basal kedua paru. Pemeriksaan jantung terdapat pelebaran batas jantung kiri di LAA sinistra dan auskultasi jantung didapatkan bising Austin flint. Foto thoraks adanya kardiomegali, pinggang jantung menghilang dan elongasio aorta. Patologi dasar dari kelainan yang diderita pasien adalah A. Atrial septal defect B. Ventricular septal defect C. Stenosis mitral D. Regurgitasi pulmonal E. Regurgitasi aorta Referensi



Leman S, Karim B. Regurgitasi aorta. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Juli 2014. Hal:1192-1197



Nama Peserta Dr. Ari MH Siregar Periode Ujian 41 Asal FK FK UNSRI Kategori Soal Kardiologi Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Gagal Jantung Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi Tingkat Kompetensi 4A Soal Pasien laki-laki, 57 tahun datang ke poliklinik jantung dengan keluhan sesak bertambah s e j a k 2 hari sebelumnya, pasien sering terbangun di malam hari karena sesak serta kedua tungkai pasien sembab. Pasien menderita sakit jantung sejak 5 tahun lalu Pasien mengaku 3 bulan sebelumnya dirawat karena keluhan yang sama. Obat terakhir yang dikonsumsi pasien captopril 3 x 50 mg, bisoprolol 1 x 10 mg, spironolakton 1 x 50 mg. Pasien memiliki riwayat darah tinggi sejak 10 tahun lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/70 mmHg, Nadi 72 x/menit, JVP 5+2 cm H2O, edema tungkai. Pemeriksaan EKG kesan sinus rhythm dengan LVH. Ekhokardiografi didapatkan LVEF 34%. Tatalaksana selanjutnya yang diberikan pada pasien adalah A. Menambahkan obat sacubitril-valsartan B. Menambahkan dosis spironolactone C. Menambahkan ivabradine D. Menambahkan digoxin E. Menambahkan H-ISDN Referensi



Voors A, Anker S, Bueno H, Cleland J, Coats A, Falk V, et al. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Dr. Ari MH Siregar FK UNSRI Kardiovaskular Atrial fibrilasi



Referensi



Fibrilasi Atrial. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam PAPDIEdisi VI.Hal 1365-1379



Tatalaksana Patofisiologi Soal Seorang wanita 65 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan sesak napas terutama bila aktifitas. Pasien didiagnosa dengan Atrial Fibrilasi Rapid Ventrikular Response. Patofisiologi yang mendasari kelainan konduksi jantung pada pasien adalah: A. Aktivitas sistolik pada atrium kiri tidak teratur, sehingga atrial velocity berkurang B. Aktivitas sistolik pada atrium kiri tidak teratur, sehingga atrial velocity meningkat C. Volume overload sehingga terjadi pump failure D. Gangguan katup jantung sehingga terbentuknya thrombus di ventrikel E. Peningkatan aktivitas simpatis pada jantung



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Dr. Arlis Karlina FK UNSRI Kardiovaskular Gagal jantung kronik



Tatalaksana 4A Soal Seorang laki-laki 60 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan sesak napas yang memberat saat aktivitas 1 bulan terakhir, ada riwayat hipertensi dan gagal jantung kronik sejak 10 tahun dan pernah mengalami serangan jantung 5 tahun yang lalu. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 150/92, nadi 92x/menit, pernapasan 20x/menit, terdapat destensi vena leher, batas jantung kesan melebar, EKG irama sinus, echocardiography 2 bulan lalu didapatkan LVEF 35%, kreatinin 1.5 mg/dl. Pasien saat ini mengkonsumsi furosemide, spironolakton, captopril dan bisoprolol secara rutin



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



dengan dosis optimal. Pasien masih mengeluh cepat lelah, menurut Guidline ESC 2016, maka tatalaksana selanjutnya yang paling tepat pada pasien ini adalah : A. Mengganti captopril dengan valsartan B. Menaikkan dosis ACE inhibitor C. Menambahkan Coenzym Q D. Menaikkan dosis diuretik E. Menambah obat ivabradine referensi



Yancy CW.2017 ACC/AHA/HFSA Focused Update of the 2013 ACCF/AHA Guideline for the Management of Heart Failure.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



UJIAN BOARD BATCH 41 DIVISI PULMONOLOGI



Kontributor : dr. Ricky Taringan / UNIBRAW



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



Dr. Ricky



Asal FK



FK UB



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar



Bronkiektasis



Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Komplikasi



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang laki – laki 35 tahun datang ke ke IGD dengan keluhan batuk yang dirasakan sejak 3 minggu lalu. Keluhan memberat dalam 5 hari terakhir, batuk disertai dengan dahak berwarna karat disertai bau mulut yang tidak sedap. Sesak napas dirasakan memberat dalam 5 hari terakhir. Demam sejak 1 minggu ini. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya ronki basah pada basal paru kiri disertai wheezing pada kedua basal paru. Dari gambaran radiologis didapatkan air bronchogram pada paru kiri. Lab : Hb 10.9 gr/dl; Leukosit 18900 / ul; PLT 320000 Ht 31 %. Hitung jenis Leukosit : 1/1/95/ 25/4 %. Tatalaksana untuk penyakit diatas yaitu, KECUALI : a. Drainase postural b. Mukolitik c. Bronkodilator d. Drainase sekret dengan bronkoskop e. Steroid



Referensi



Pasiyan Rahmaatullah, Bronkiektasis. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2. Edisi 6. Jakarta : Interna Publishing; 2014 Hal 1687.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



Dr. Ricky



Asal FK



FK UB



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar



PPOK



Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang laki – laki berusia 58 tahun datang ke poli IPD dengan keluhan batuk dengan dahak berwarna putih kental. Keluhan batuk berulang sejak 1.5 tahun lalu, memberat sejak 2 minggu lalu. Sesak napas dirasakan kadang saat batuk muncul. Demam tidak dikeluhkan. Pasien merokok kurang lebih 2 bungkus per hari sejak usia muda. Pasien berhenti merokok sejak 1 bulan lalu. Pemeriksaan fisik : barrel chest, suara napas vesikuler, ekspirasi memanjang. Foto rontgen : paru hiperinflasi. Spirometri : VEP1 / KVP 68 % ; VEP1 prediksi 35 %. Diagnosis pada pasien ini yaitu : a. PPOK ringan b. PPOK sedang c. PPOK berat d. PPOK sangat berat e. Asma bronkial



Referensi



Penyakit Paru Obstruktif Kronik ( PPOK ). PPK Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Hal 746



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



Dr. Ricky



Asal FK



FK UB



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar



Kanker Paru



Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



3A Soal



Seorang pria berusia 50 tahun dibawa oleh keluarganya ke UGD dengan keluhan utama sesak napas sejak 10 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluh batuk-batuk dengan dahak bercampur darah disertai nyeri pada dada kanan. Pasien merokok 10 batang per hari sejak 30 tahun yang lalu. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 110/60 mmHg, denyut nadi 110 kali/menit, regular, frekuensi napas 25 kali/menit, temperatur axilla 37,7 °C. Pemeriksaan paru didapatkan perkusi paru kanan redup, suara napas menurun, dan pada foto toraks didapatkan gambaran radioopak pada hemitoraks kanan disertai pergeseran trakea dan jantung ke arah kiri. Hasil TTB : NSCLC. Manakah pemeriksaan berikut yang perlu dilakukan untuk panduan pilihan terapi pada pasien ini: a. EGFR ( Epidermal growth factor receptor ) mutation b. CT Scan Thoraks c. MRI Thoraks d. Bone Scanning e. Open biopsy Referensi



Tumor Paru. PPK Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Hal 802. Antonicelli A, et al. EGFR-Targeted Therapy for Non-Small Cell Lung Cancer: Focus on EGFR Oncogenic Mutation. Int J Med Sci. 2013; 10(3): 320–330.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



Dr. Yeni Larasati



Asal FK



FK UB



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar



Kompetensi



Emboli Paru



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Patofisiologi



Tingkat Kompetensi



3B



Soal Laki-laki berusia 67 tahun yang dirawat di bangsal bedah setelah menjalani operasi proximal femoral nail anti rotation (PFNA), tiba-tiba mengalami penurunan kesadaran, pucat, dan berkeringat. Dilakukan stabilisasi, lalu dikonsulkan ke penyakit dalam didapatkan tekanan darah 80/40 mmHg, akral dingin, nadi 120x/menit kecil dan cepat, frekuensi nafas 24x/ menit, hepato jugular reflux positif, bunyi jantung P2 mengeras, terdapat right-sided gallop rhytm. Setelah dilakukan stabilisasi awal, pasien sadar tetapi mengeluh nyeri hebat pada dada. Analisa gas darah PaO2 82 mmHg, PaCo2 32 mmHg. Bagaimanakah gambaran radiologi yang paling mungkin untuk menegakkan diagnosa di atas? A. Pembesaran arteri pulmonalis desendens, peningkatan diafragma bilateral, densitas dan hiperlusen pada paru B. Pembesaran arteri pulmonalis desendens, penurunan diafragma bilateral, hiperlusen pada paru C. Pembesaran arteri pulmonalis asendens, penurunan diafragma sisi lesi, densitas dan hiperlusen pada paru D. Pembesaran arteri pulmonalis asendens, peningkatan diafragma bilateral, densitas dan hiperlusen pada paru E. Pembesaran arteri pulmonalis desendens, peningkatan diafragma sisi lesi, densitas dan hiperlusen pada paru



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Referensi



Pasiyan Rahmatullah.2014. Tromboemboli Paru. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam EdisiVI. Jilid I hal 1690-1699



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



Dr. Yeni Larasati



Asal FK



FK UB



Kategori Soal



Spirometri



Lingkup Bahasan Dalam Standar



Kompetensi



Respirologi



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Interpretasi



Tingkat Kompetensi



4A



Soal Seorang laki-laki 35 tahun yang bekerja sebagai buruh pabrik sepatu datang berobat dengan keluhan batuk sejak 3 tahun dan hilang timbul. Batuk dengan dahak putih kental. Pasien juga sering merasa sesak. Pasien tidak mengeluhkan demam, keringat malam, atau penurunan berat badan. Pasien memiliki kebiasaan merokok sejak 10 tahun yang lalu , dan memiliki riwayat alergi terhadap udang dan kepiting sejak kecil. Pemeriksaan fisik didapatkan, frekuensi napas 26x/menit, Pemeriksaan paru didapatkan ekspirasi memanjang, dengan suara vesikuler. Dari pemeriksaan spirometri didaptkan hasil sebagai beikut :



Pre Bronkhodilator



Post bronkhodilator



FVC (L)



3.5



3.5



FVC prediction (L)



3.9



3.9



FEV1 (L)



2.0



2.6



FEV1 prediction (L)



3.5



3.5



Apa diagnosa pada pasien ini ? A. Asma bronkhiale B. COPD C. ACO D. ILD E. Pneumonitis Referensi



Bambang Sigit Riyanto, Heni Retno Wulan, BarmawiHisyam. 2014. Obstruksi Saluran Pernapasan Akut. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam EdisiVI. Jilid I hal 1590-1607



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



Dr. Yeni Larasati



Asal FK



FK UB



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar



Kompetensi



Interpretasi Pemeriksaan Foto Thoraks



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosa



Tingkat Kompetensi



4A



Soal Seorang laki-laki 47 tahun dirawat di RS tiba-tiba mengeluh nyeri pada dada disertai sesak napas. Pasien pasca operasi tulang panggul dan tirah baring dalam 10 hari terkhir. Pada pemeriksaan Fisik didapatkan Tekanan darah 80/50 mmHg, RR 26x/menit, Nadi 121 x/menit, lemah, Saturasi 80%. EKG didapatkan S di lead I, Q dan T inverted di Lead III. Pada pemeriksaan radiologi didapatkan gambaran sebagai berikut, yang dikenal sebagai ...



A. Melting sign dan Hampton’s sign B. Fleishner’s sign dan Palla’s sign C. Hampton’s hump dan Palla’s sign D. Palla’s sign dan Westermark sign E. Westermark sign dan Melting sign



Referensi



Pasiyan Rahmatullah.2014. Tromboemboli Paru. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam EdisiVI. Jilid I hal 1690-1699



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



dr. Nyoman Satvika



Asal FK



FK UB



Kategori Soal



Kardiologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar



Kompetensi



Hipertensi pulmonal



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



3A Soal



Seorang wanita berusia 20 tahun berobat ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan sesak saat aktivitas, riwayat pingsan saat olahraga. Dari pemeriksaan fisik didapatkan distensi vena jugularis, S3 jantung kanan, dan murmur trikuspid. Pemeriksaan EKG didapatkan strain ventrikel kanan, hipertrofi ventrikel kanan, dan pergeseran axis ke kanan. Didapatkan gambaran pembesaran hilus dan pembesaran ventrikel kanan pada foto toraks posterior-anterior dan lateral. Pemeriksaan ekokardiografi didapatkan regurgitasi trikuspid, pembesaran atrium dan ventrikel kanan. Kemudian dilakukan pemeriksaan kateterisasi jantung untuk mengukur rerata tekanan arteri pulmonalis. Didapatkan penurunan tekanan arteri pulmonalis sebesar 25% dengan tes vasodilator. Pemeriksaan baku emas untuk menegakkan diagnosis penyakit di atas adalah: A. Ekokardiografi B. Elektrokardiografi C. Kateterisasi jantung D. Foto toraks E. CT scan toraks



Referensi



Diah, M. Ghanie, A. 2014. Hipertensi Pulmonal Primer. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid II: hal 1241-1250.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



dr. Nyoman Satvika



Asal FK



FK UB



Kategori Soal



Penyakit Mediastinum



Lingkup Bahasan Dalam Standar



Kompetensi



Tumor mediastinum



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Etiologi



Tingkat Kompetensi



3A Soal



Seorang laki-laki usia 25 tahun datang dengan keluhan sesak yang dirasakan 7 hari yang lalu dan makin memberat terutama saat posisi tidur. Keluhan disertai dengan suara serak. Didapatkan riwayat penurunan berat badan, keringat malam, dan demam. Dari pemeriksaan fisik didapatkan edema pada wajah dan leher, peningkatan JVP, pelebaran vena kolateral di dada, dan limfadenopati multiple di leher dan ketiak. Dari pemeriksaan foto torak anterior/posterior dan lateral didapatkan adanya massa pada mediastinum anterior superior. Pasien pernah dilakukan biopsi pada benjolan dan didapatkan gambaran sel ReedSternberg. Etiologi tumor mediastinum yang paling mungkin adalah A. Tiroid substernal B. Limfoma non-Hodgkin C. Tumor germ cell D. Limfoma Hodgkin E. Timoma



Referensi



Amin, Z. 2014. Penyakit Mediastinum. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid II: hal 1625-1630.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



dr. Nyoman Satvika



Asal FK



FK UB



Kategori Soal



Penyakit Mediastinum



Lingkup Bahasan Dalam Standar



Kompetensi



Timoma



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Patofisiologi/etiologi



Tingkat Kompetensi



3A Soal



Seorang wanita usia 25 tahun datang dengan keluhan penglihatan ganda yang disertai dengan kelemahan pada kedua kelopak mata terutama siang hari setelah aktivitas. Pada pemeriksaan fisik ditemukan ptosis dan kelemahan pada otot-otot proksimal. Tumor mediastinum yang berkaitan dengan penyakit di atas adalah A. Tiroid substernal B. Neurinomas C. Tumor germ cell D. Limfoma Hodgkin’s E. Timoma



Referensi



Amin, Z. 2014. Penyakit Mediastinum. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid II: hal 1625-1630.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



dr. Nur Handy Megawanto



Asal FK



FK UB



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar



Kompetensi



Penyakit Paru Vaskular



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



3A Soal



Wanita umur 63 tahun datang ke UGD dengan keluhan sesak napas akut. Tidak ada riwayat gangguan pada jantung atau paru di Sebelumnya. Pasien baru-baru ini terdiagnosis menderita kanker payudara dan sedang menjalani perawatan aktif untuk kanker payudara. Pada pemeriksaan didapatkan tekanan darahnya 120/80 mmHg, denyut nadi 100 /mnt, serta jantung dan paru-paru dalam batas normal. Tidak ada tanda-tanda klinis yang mengarah pada trombosis vena dalam (DVT). Manakah dari pemeriksaan berikut yang diperlukan untuk menyingkirkan diagnosis emboli paru (PE). a. CXR b. Electrocardiogram (ECG) c. Ventilation-perfusion Lung Scan d. Ventilation Scan e. Magnetic Resonance Image (MRI)



Referensi



Kasper DL, Braunwald E, Fauci AS, et al. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 19 th ed. New York, NY: McGraw-Hill; 2015. Hal 1631-1637



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



dr. Nur Handy Megawanto



Asal FK



FK UB



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar



Kompetensi



Sleep Apnea



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



3A Soal



Pria berusia 50 tahun datang dengan keluhan rasa mengantuk yang berlebihan pada siang hari dan riwayat mendengkur. Satu minggu yang lalu, dia tertidur saat mengendarai mobilnya dan mengalami kecelakaan kecil. Pada pemeriksaan didapatkan, obesitas dengan indeks massa tubuh (BMI) > 30 dan tekanan darahnya 160/90 mm Hg. Pada pemeriksaan paru-paru jernih dan bunyi jantung jauh. Manakah dari hal berikut ini merupakan penjelasan yang paling mungkin untuk gejala yang terkait dengan kondisi tersebut. a.



Berkaitan dengan Disfungsi Jantung



b. Neuropsychiatric dan Behavioral c.



Pulmonary



d. Gastrointestinal (GI) e.



Musculoskeletal



Referensi



Kasper DL, Braunwald E, Fauci AS, et al. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 19th ed. New York, NY: McGraw-Hill; 2015. Hal 1723-1227



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



dr. Nur Handy Megawanto



Asal FK



FK UB



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar



Kompetensi



Penyakit Paru Pada HIV



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Tatalaksana



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang laki-laki usia 50 tahun datang ke polilinik interna dengan keluhan demam selama 1 minggu terakhir. Demam disertai dengan keluhan batuk yang tidak berdahak sejak 1 bulan terakhir, dan terdapat banyak papul berwarna keputihan pada area mulut. sesak napas dirasakan tidak membaik walaupun dengan istirahat. Sebelumnya pasien sudah berobat ke dokter praktek namun keluhan tidak membaik, dokter hanya mengatakan infeksi pada saluran pernapasan atas. Saat ini pasien cenderung menutupi keluhan jika dokter bertanya tentang riwayat terdahulu. Pasien tampak kurus, mengaku berat badan turun 10 kg dalam 3 bulan. Pasien telah menikah tetapi belum mempunyai anak dan saat ini. Pasien mengaku istrinya sedang di rawat di rumah sakit karena infeksi paru dan mengkonsumsi obat ARV selama 1 tahun terakhir. Dari pemeriksaan fisik didapatkan Tekanan darah 110/60mmHg, Nadi 112 x/menit, pernafasan 28 x/menit, suhu 39,3 C ditemukan oral thrush,limfadenopati bilateral, ronkhi bilateral, wheezing, maupun ekspirasi memanjang. Pada hasil pemeriksaan lab didapatkan HIV reaktif, CD4 : 10 sel dan pada pemeriksaan sputum didapatkan bentuk trophic pada pewarnaan Giemsa. Diagnosis yang tepat pada pasien ini adalah : a. Abses Paru b. Pneumocystis Carinii Pneumonia c. Tuberculosis Paru d. Pnumonitis e. Bronkitis Kronis



Referensi



Infeksi Oportunistik Pada AIDS. PPK Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Hal 940



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



dr. Ayu Cahya Andhayani



Asal FK



FK Universitas Brawijaya



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar



Kompetensi



Empiema



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Terapi



Tingkat Kompetensi



3B Soal



Seorang pria 48 tahun dengan empiema toraks kiri dan sudah terpasang chest tube sejak 5 hari lalu, saat ini pasien dalam terapi OAT bulan kedua. Pada pemeriksaan pasien tampak sakit berat, tekanan darah 130/92 mmHg, nadi 110 x/mnt, suhu 37.5 0C, respirasi 30 x/mnt. Pemeriksaan fisik didapatkan perkusi redup serta suara napas menurun pada kiri bawah. Rontgen toraks menunjukkan gambaran konsolidasi paru kiri dan CT Scan toraks dengan kontras terdapat penebalan pleura kiri. Tatalaksana lanjutan yang paling tepat pada pasien adalah: A.  Pleural catheter B.  Pleural window C.  Continuous suction D. Dekortikasi pleura E. Antibiotik non-spesifik



Referensi



Hadi Halim. 2014. Penyakit-penyakit Pleura. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid II:hal 1636-1637.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



dr. Ayu Cahya Andhayani



Asal FK



FK Universitas Brawijaya



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar



Kompetensi



Pneumotoraks



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Patofisiologi



Tingkat Kompetensi



3B Soal



Seorang pria 51 tahun sering mengeluhkan batuk dan sesak hilang timbul sejak 1 tahun terakhir. Dia juga mengatakan adanya penurunan berat badan sekitar 4 kg dalam 1 bulan terakhir. Pasien riwayat merokok 2 bungkus per hari sejak usia 20 tahun dan baru berhenti 6 bulan terakhir. Saat ini pasien tibatiba mengeluhkan sesak nafas disertai dengan dada terasa berat sejak 30 menit lalu sehingga datang ke IGD. Pada pemeriksaan pasien tampak sakit berat, tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 110 x/mnt, suhu 37.50C, respirasi 30 x/mnt, didapatkan perkusi hemithoraks kanan hipersonor, tidak ada deviasi trakea. Bagaimana mekanisme patofisiologis yang menjelaskan keadaan ini? A. Adanya komorbid dengan infeksi tuberkulosis B. Terjadinya peningkatan dead space patologis C. Terdapat infeksi sekunder dengan bakteri non spesifik D. Adanya bronkiektasis dan nekrosis jaringan E. Pecahnya bullae yang terdapat pada emphysema



Referensi



Barnawi Hisyam, Eko Budiono. 2014. Pneumotoraks. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid II:hal 1644-1645.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



dr. Ayu Cahya Andhayani



Asal FK



FK Universitas Brawijaya



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar



Kompetensi



Gagal napas



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Terapi



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang laki-laki 65 tahun datang dengan keluhan sesak nafas sejak 4 jam sebelum masuk rumah sakit. Sesak nafas dirasakan semakin memberat dan tidak membaik dengan perubahan posisi. Keluhan lain adalah batuk dengan dahak berwarna putih. Pada pemeriksaan didapatkan suhu 38 0C, nadi 110x/menit dan nafas cepat dengan RR 30x/menit. Pasien riwayat merokok berat selama 20 tahun dan dengan PPOK namun saat ini sudah berhenti merokok. Pada pemeriksaan thorak foto didapatkan infiltrat di parakardial sinistra. Analisa gas darah menunjukkan pH 7,26 (7,35-7,45), HCO3 18 mmol/L (2128), pO2 75,9 mmHg (85-100), pCO2 60 mmHg (35-45), SO2 89% (>95). Manajemen penyakit diatas yang paling tepat adalah : A. Bronkodilator kerja cepat, steroid inhalasi, antibiotik intravena, pemberian CPAP B. Steroid inhalasi, muskarinik antagonis, antibiotik intravena, pertimbangan ventilator mekanik C. Bronkodilator kerja cepat, steroid intravena, antibiotika intravena, pertimbangan trakeostomi D. Steroid intravena dan pemberian antibiotika intravena segera, pemberian CPAP E. Bronkodilator kerja cepat, steroid intravena, antibiotik intravena, pertimbangan ventilator mekanik Referensi



Bambang S.R, Heni R.W, Barnawi H. 2014. Obstruksi Saluran Napas Akut. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid II:hal 1603-1606.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



dr. Muhammad Reza Febriliant



Asal FK



FK Univ. Brawijaya



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar



Kompetensi



Penyakit Pleura



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Patofisiologi



Tingkat Kompetensi



4A



Soal Seorang perempuan berusia 58 tahun ditemani oleh anaknya berobat ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan sesak nafas sejak 3 bulan lalu disertai batuk yang hilang timbul dan bajunya sering lembab saat terbangun pagi hari. Nafsu makan menurun sehingga berat badannya terus menurun. Dari pemeriksaan foto toraks didapatkan infiltrat di apeks dan bayangan radioopak pada sudut kostofrenikus kanan. Pasien lalu didiagnosa menderita TB paru dan menjalani terapi dengan obat anti tuberkulosis. Patofisiologi yang melatarbelakangi terjadinya efusi pada pasien ini adalah: A. Terjadinya hiperglobulinemia B. Terjadinya hipoglobulinemia C. Robeknya perkijuan ke arah saluran getah bening menuju sternum D. Robeknya fokus subpleura, aliran getah bening, atau hematogen E. Komplikasi dari torakosentesis



Referensi



PAPDI Edisi VI, BAB 208 Penyakit Pleura, Hal.1633-1634



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



dr. Muhammad Reza Febriliant



Asal FK



FK Univ. Brawijaya



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar



Kompetensi



Hemotoraks



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A



Soal Seorang perempuan berusia 53 tahun datang ke Unit Gawat Darurat dengan keluhan dadanya terasa nyeri seperti ditusuk sejak 4 jam lalu disertai sesak nafas dan batuk. Pada pemeriksaan fisik paru didapatkan pergerakan dinding dada kanan tertinggal, fremitus taktil menghilang, bunyi napas menurun. Setelah dilakukan foto toraks, didapatkan gambaran sudut kostofrenikus kanan tumpul. Dilakukan torakosentesis dan didapatkan cairan berwarna kemerahan dan dikirim ke laboratorium. Hasil laboratorium didapatkan hematokrit cairan 55% dari hematokrit serum. Diagnosis penyakit pada pasien ini adalah: A. Efusi pleura dengan perdarahan B. Kilotoraks C. Psedokilotoraks D. Empiema E. Hemotoraks



Referensi



Panduan Praktis Klinis PAPDI, Penyakit Pleura, Hal 754-762.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



dr. Muhammad Reza Febriliant



Asal FK



FK Univ. Brawijaya



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar



Kompetensi



Efusi Pleura



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A



Soal Seorang laki-laki berusia 53 tahun datang ke Poli Penyakit Dalam dengan keluhan dadanya terasa nyeri seperti ditusuk sejak 7 hari lalu yang bertambah saat menarik nafas atau batuk. disertai sesak nafas dan batuk. Setelah dilakukan foto toraks PA, didapatkan gambaran sudut kostofrenikus kanan tumpul. Komplikasi yang mungkin dapat terjadi jika torakosentesis dilakukan pada pasien ini yaitu: A. Efusi rekuren B. Pleura shock C. Kilotoraks D. Empiema E. Pleurodesis



Referensi



PAPDI Edisi VI, BAB 208 Penyakit Pleura, Hal.1632.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



Dr. Rahmantio Adi



Asal FK



FK UNIBRAW



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



ILD



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Fibrosis paru idiopatik



Tingkat Kompetensi



3A Soal



Seorang perempuan 35 tahun keluhan batuk tidak produktif dan sesak yang progresif. Pasien juga sedang menjalani kemoterapi dan radioterapi untuk kanker payudarannya. Pemeriksaan fisik TD 110/70 mmhg Nadi 120 x/m RR30x/m saturasi 89% room air ,ditemukan sianosis, kor pulmonale dan P2 mengeras. Gambaran CXR menunjukkan infiltrat di basal. Gambaran HRCT yang mungkin didadapatkan:   A. Gambaran ground glass umumnya disebutkan oleh fibrosis B. Gambaran Bronkogram sama jelas seperti foto thorak C. Permukaan pleura tampak kasar D. Infiltrat Alveolar ukurannya lebih homogen E. kista kista kecil dengan ukuran minimal 5mm   Referensi



Pitoyo, C.W., 2014. Penyakit paru intersitial. PAPDI jilid II edisi VI: Internal publishing Hal 1665-1672.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



Dr.Rahmantio Adi



Asal FK



FK UNIBRAW



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



ARDS



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Etiologi



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Wanita 67 tahun dibawa ke RS dengan sesak nafas berat sejak 3 hari yang lalu. Kondisi di IGD menunjukkan saturasi oksigen SpO2 50% yang kemudian meningkat menjadi 70% dengan pemberian oksigen masker non rebreathing 8-10 liter per menit selama 30 menit, hasil foto thorax menunjukkan gambaran pneumonia multi lobaris. Pasien selanjutnya diintubasi dan dipasang ventilator mekanik dengan assistcontrol mode, RR 25X/menit, Volume Tidal 8mL/kg, FiO2 1.0, PEEP 14cmH2O ,lalu dilakukan BGA dengan hasil pH 7.10, PCO2 30 mmHg, PO2 50mmHg, A-aDo2: 300. Mekanisme terjadinya hipoksemia pada kasus ini: a) Keterbatasan difusi b) Hipoventilasi dan V/Q mismatch c) V/Q mismatch d) Pirai kanan ke kiri e) Hiperventilasi dan V/Q mismatch Referensi



Kasper, Dennis. Fauci, Anthony. Hauser, Stephen. Longo, Dan. 2016. Harrison’s Manual of Medicine jilid 2, 19 th edition, bab 174, hal 912-916



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



Dr.Rahmantio Adi



Asal FK



FK UNIBRAW



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar



Kompetensi



Bronkitis



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Patofisiologi/etiologic



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Pria 25 tahun dimana bekerja di PLTD dengan bahan bakar batubara datang ke poli IPD dengan keluhan batuk selama 4 hari dan hidung tersumbat. Pemeriksaan fisik didapatkkan TD 120/80 mmhg N 101 x/m RR 25x/m temp 39 °C saturasi 96% room air , pada auskultasi wheezing (-) ronki(-), egofoni(-). Dari klinis diatas, yang benar mengenai pasien tersebut... a. Merokok dan bahan polutan bukan penyebabnya b. Vaksin direkomendasikan khususnya pad umur diatas 40 tahun c. Faktor presipitasi terbanyak adalah infeksi bakteri d. Foto thorak menunjukkan gambaran spesifik dan tidak normal e. Dapat self-limited disease



Referensi



Singh, A., Avula, A. and Zahn, E., 2019. Acute Bronchitis. In StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



dr. Norma Rahayu N.



Asal FK



FK UB



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Tuberkulosis Paru



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Tatalaksana



Tingkat Kompetensi



4A SOAL



Seorang laki-laki usia 47 tahun datang ke poliklinik dengan membawa hasil sputum BTA positif. Pasien sudah menyelesaikan OAT kategori 1 yang dimulai 8 bulan lalu. Saat ini keluhan batuk masih dirasakan oleh pasien, ditambah dengan batuk darah yang sebelumnya tidak ada. Pasien juga menyerahkan hasil uji kultur yang menyatakan adanya resistensi pada rifampicin dan INH. Berikut ini merupakan hal yang benar terkait prinsip terapi pada pasien tersebut: A. Pengobatan minimal diberikan selama 15 bulan B. Monitoring kultur/sputum BTA dilakukan setiap bulan, selama 1 tahun C. Terapi setidaknya dengan 3 macam obat yang masih efektif berdasarkan hasil kultur D. Terapi dilanjutkan selama 18 bulan setelah konversi kultur E. Bila sudah terjadi konversi kultur sputum dilakukan tiap 3-4 bulan



Referensi



Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam : Panduan Praktik Klinis. Tuberkulosis Paru. Hal 794801



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



dr. Norma Rahayu N.



Asal FK



FK UB



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Penyakit Paru Akibat Infeksi Jamur



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Patofisiologi/etiologi



Tingkat Kompetensi



4A



SOAL Seorang wanita usia 52 tahun mengeluh batuk dan sesak yang memberat saat beraktivitas, membaik dengan beristirahat. Batuk tidak berdahak, namun terkadang berdahak mengeluarkan lendir gritty. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan hipotiroid, rutin mengonsumsi lisinopril dan levotiroksin. Selama ini bekerja sebagai tukang bersih-bersih di peternakan ayam. Pemeriksaan fisik didapatkan saturasi O2 95% room air, auskultasi paru dalam batas normal, pemeriksaan jantung dalam batas normal. Tidak didapatkan edema. Tes darah rutin menunjukkan Hb 12 g/dL, leukosit 8,3 x 10^3/µL, trombosit 200.000. Rontgent dada didapatkan granuloma pada paru kanan dan kalsifikasi mediastinum. CT Scan menunjukkan adanya granuloma yang hampir sembuh. Kalsifikasi mediastinal ekstensif. Pernyataan berikut adalah benar terkait kasus tersebut: A. Test antigen histoplasma urine akan positif B. Penyebab paling sering kasus ini adalah histoplasmosis atau tuberkulosis C. Pasien sebaiknya dirujuk ke spesialis bedah untuk tatalaksana lebih lanjut D. Pemberian kortikosteroid akan memperbaiki kondisi pasien E. Pemberian terapi itrakonazol dan vorikonazol akan memperbaiki ondisi pasien



Referensi



Light, R. Disorder of the pleura dalam Kasper, Dennis. Fauci, Anthony. Hauser, Stephen. Longo, Dan. 2016. Harrison’s Manual of Medicine jilid 2, 19 th edition, bab 316, hal 17191720



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



dr. Norma Rahayu N.



Asal FK



FK UB



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Pneumonia



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Patofisiologi/etiologi



Tingkat Kompetensi



4A SOAL



Wanita usia 62 tahun rawat inap dengan diagnosa Community-Acquired Pneumonia (CAP) dengan riwayat demam selama 4 hari, batuk, dan nyeri dada pleuritic sebelah kanan. Hasil foto thorax dada menunjukkan infiltrat bagian kanan bawah dan lobus tengah dengan efusi.



Berdasarkan kasus di atas indikasi untuk dilakukan drainage adalah : A. Efusi tidak terlokalisasi B. pH cairan efusi pleura >7.20 C. Glukosa cairan efusi pleura >60 mg/dL D. Pengecatan Gram atau kultur cairan efusi pleura negatif E. Adanya pus di pleural space



Referensi



Timan, I.S. 2014. Analisis cairan. dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed 6th. Editor Alwi, I., Setiati, S. dkk. Jakarta: Interna Publishing. Hal 273-275



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



Dr. Safarina Kharima Laitupa



Asal FK



FK UB



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar



Kompetensi



Kistik Fibrosis



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Tatalaksana



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang lak-laki berusia 34 tahun berobat ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan sesak sejak 1 bulan lalu dan memberat 1 minggu ini. Demam sumer dan mual juga didapatkan pasien. Pasien telah menikah selama 5 tahun tetapi tidak memiliki anak. Pasien memiliki riwayat sering pilek sejak 1 tahun yang lalu dan sempat dikatakan sinusitis oleh dokter spesilais THT. Dari pemeriksaan didapatkan tensi darah 123/88 mmHg, laju pernafasan 27 kali/menit, nadi 98 kali/menit. Hasil klorida keringat 81 mmol/L. Gambaran rontgen thorax didapatkan hasil sebagai berikut :



Terapi yang tepat pada kasus diatas adalah : A. B. C. D. E.



Bronkodilator + Steroid + Antibiotik Steroid + Antibiotik + Mekanikal ventilasi Bronkodilator + Imuran + Klorokuin Bronkodilator + klorokuin + Antibiotik Antibiotik + Bronkodilator + Klorokuin



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Referensi



Alwinsyah A, Keliat, Azhar Tanjung. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI. Interna Publishing. Jakarta. Halaman 2274 – 2278.



Nama Pembuat Soal



Dr. Safarina Kharima Laitupa



Asal FK



FK UB



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar



Kompetensi



Penyakit paru akibat kerja/ lingkungan



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



3A Soal



Seorang laki-laki 36 tahun datang dengan keluhan sesak yang progresif sejak 1 bulan yang lalu disertai dengan batuk berdahak warna hitam dan kental. Tidak ada riwayat keluarga yang sakit batuk kronis. Pasien berkerja di tambang batubara sejak 4 tahun yang lalu hingga saat ini. Dari hasil pemeriksaan didapatkan tensi darah 112/80 mmHg, nadi 95 kali/menit, laju pernafasan 24 kali/menit. IMT 22 kg/m2. Rontgen thorax didapatkan infiltrate multinoduler dan opasitas dengan densitas bervariasi. Gene expert (-). Diagnosa yang paling tepat pada pasien adalah : A. PPOK B. Silikosis C. Asbetosis D. Coal workers' pneumokoniosis E. Berilliosis



Referensi



Pasiyan Rahmatullah. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI. Interna Publishing. Jakarta. Halaman 1705 – 1723.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



Dr. Safarina Kharima Laitupa



Asal FK



FK UB



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar



Kompetensi



Terapi oksigen



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Patofiologi/etiologi



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang laki-laki 59 tahun datang ke poli IPD dengan keluhan sesak sejak 2 bulan yang lalu disertai batuk dan kedua kaki bengkak. Pasien merokok 1 pak perhari sejak SMA. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tensi darah 110/72 mmHg, Nadi 111 kali/menit, laju pernafasan 22 kali/manit. Hasil laboratorium didapatkan Hb 11.2 g/dl, leukosit 15.500 u/L, hematokrit 56% dan trombosit 143.000. Pemeriksaan EKG menunjukkan irama sinus 112 kali/menit disertai P Pulmonal di lead II. Pasien membawa rontgen thorax yang menggambarkan suatu hiperinflasi disertai pembengkakan jantung. Berikut adalah indikasi pemberian terapi oksigen jangka panjang pada pasien ini, KECUALI : A. Terdapat P Pulmonal pada EKG B. Gagal jantung kongestif C. Nadi > 100 kali/menit D. Hct > 55% E. Kor pulmonale



Referensi



Anna Uyainah. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi VI. Interna Publishing. Jakarta. Halaman 4061 – 4065.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



dr. Ni Putu Lucke Savitri Maharani



Asal FK



FK Universitas Brawijaya



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar



Kompetensi



Penyakit Paru Akibat Mikobakterium Atipik



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Penatalaksanaan



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang laki-laki berusia 55 tahun datang ke RS dengan keluhan sesak napas dan batuk berdahak selama 2 bulan dan pernah disertai batuk darah. Pasien juga mengeluh demam hilang timbul sejak 2 minggu terakhir dan selama sakit berat badan turun 5 kg. Pada pemeriksaan paru didapatkan suara napas bronkial dengan ronkhi basah nyaring pada kedua paru kanan bawah. Pemeriksaan laboratorium Hb 10.5 g/dL, Hct 27%, leukosit 15300/mm3 dengan dominan netrofil, trombosit 355.000/mm3, LED 97. Foto thorax menunjukkan infiltrate dan nodul multiple. Hasil kultur sputum menunjukkan kuman Mycobacterium Avium Intracelluler Pilihan terapi yang sesuai pada kasus ini adalah: A. Levofloxacin 1x750mg B. Amoxicilin 2x500mg C. Kotrimoxazol 1x960mg D. Ceftriaxone 1x1g E. Klaritomisin 2x500mg



Referensi



Azhar Tanjung, E.N Keliat, 2015. Abses Paru. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Edisi VI. Halaman 1675-1678



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



dr. Ni Putu Lucke Savitri Maharani



Asal FK



FK Universitas Brawijaya



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar



Kompetensi



Abses Paru



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosa



Tingkat Kompetensi



3B Soal



Pasien laki-laki, 50 tahun mengeluh sesak nafas dan batuk berdahak berbau amis, berwarna anchovy. Pada pemeriksaan paru didapatkan penurunan suara napas, perkusi redup, suara napas bronkial dan ronki. Rontgen thoraks PA dan lateral tampak bayangan radioopak dengan cavitas dinding tebal dengan air fluid level di dalamnya. Pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 10,5 gr/dL, lekosit 19.400/uL dengan dominasi netrofil, LED 74. Kemungkinan diagnosis pada kasus di atas adalah : A. TB paru B. Ca paru C. Abses paru D. PPOK E. Bronkiektasis terinfeksi



Referensi



Ahmad Rasyid, 2015. Abses Paru. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Edisi VI. Halaman 1653-1659



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



dr. Ni Putu Lucke Savitri Maharani



Asal FK



FK Universitas Brawijaya



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar



Kompetensi



Atelektasis



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



3B Soal



Seorang lelaki berusia 55 tahun datang berobat ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan sesak nafas sejak 2 minggu sebelum berobat. Pasien juga mengeluhkan batuk-batuk dengan dahak yang kadang-kadang bercampur sedikit darah serta nyeri pada dada kanan. Pasien merokok 1 bungkus sehari sejak 30 tahun yang lalu. Pemeriksaan fisik paru didapatkan perkusi paru kanan redup, bising napas menurun, dan pada foto toraks didapatkan gambaran radio-opak pada hemitoraks kanan disertai trakea dan jantung tertarik ke arah kanan. Masalah pada pasien ini adalah : A. B. C. D. E.



Masssa paru kanan Efusi pleura kanan Empiema paru kanan Atelektasis paru kanan Pneumonia lobaris kanan



Referensi



Perhimpunan Atelektasis



Dokter



Paru



Indonesia,



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



UJIAN BOARD BATCH 41 DIVISI PULMONOLOGI



Kontributor : dr. Ade Baswin / UNSYIAH



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta



dr. Abdul Aziz Mubarok



Periode Ujian



41



Asal FK



FK Unsyiah



Kategori Soal



Respirolog



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Penyakit-penyakit Pleura



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Therapi



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak napas dan batuk kering selama 4 hari terakhir. Pasien memiliki riwayat diabetes melitus sejak 5 tahun yang lalu dan mendapatkan terapi Metformin 3x500 mg. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/72 mmHg; frekuensi nadi 92 x/menit; frekuensi napas 26 x/menit; suhu 37,8°C; dan saturasi O2 96%. Pada pemeriksaan fisik paru ditemukan perkusi redup dan bunyi napas di bawah paru kanan menurun disertai ronki basah nyaring bilateral. Foto toraks menunjukkan efusi pleura kiri setinggi ICS V dan infiltrasi di apeks paru bilateral. Hasil torakosentesis menunjukkan efusi eksudatif dengan jumlah sel darah putih dari 3500/mm³ dengan predominan mononuclear (90%). Hasil laboratorium: Hb 10 g/dL, leukosit 9800/L, dan LED 85 mm/jam. Tatalaksana selanjutnya untuk pasien ini adalah : A. Memberikan antibiotika B. Memberikan obat anti tuberculosis C. Memberikan obat anti tuberculosis + steroid D. Terapi dengan steroid dosis tinggi (metilprednison 1 g/hari) E. Memberikan obat anti tuberculosis dan dilakukan pemasangan water sealed drainage Referensi



Hadi Halim penyakit-penyakit Pleura Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid 2: Hal 1631-1638



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta



dr. Abdul Aziz Mubarok



Periode Ujian



41



Asal FK



FK Unsyiah



Kategori Soal



Respirolog



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Penyakit-penyakit Pleura



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Therapi



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang wanita usia 55 tahun datang ke IGd dengan keluhan utama demam sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluh batuk batuk 5 hari sebelumnya dengan dahak warna kuning kehijauan. Pasien memiliki riwayat jantung koroner dengan left ventricular ejection fraction (LVEF) 30% . Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/90 mmHg; frekuensi nadi 98x/menit; frekuensi napas 26x/menit, suhu 38,5 0C. Pada pemeriksaan paru didapatkan vokal fremitus paru kiri menurun, perkusi redup dan suara napas vesikuler melemah sampai hilang, tidak ditemukan ronkhi. Hasil laboratorium: leukosit 15.300/µL; LDH 100 U/L; protein 4 g/dL. Pada foto toraks didapatkan kardiomegali dan terdapat efusi pleura kiri setinggi ICS V. Pasca pungsi didapatkan pH 7,3; LDH cairan pleura 120 U/L; protein 3,6 g/dL; dan tidak ditemukan kuman pada pemeriksaan gram. Tatalaksana yang perlu diberikan pada pasien ini adalah: a. Diuretik b. Torakosentesis c. Antibiotik dan mukolitik d. Pasang drainase selang besar (water seal drainage) e. Pasang kateter pleura permanen (indwelling pleural catheter) Referensi



Hadi Halim penyakit-penyakit Pleura Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid 2: Hal 1631-1638



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta



dr. Abdul Aziz Mubarok



Periode Ujian



41



Asal FK



FK Unsyiah



Kategori Soal



Respirolog



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Penyakit-penyakit Pleura



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang pria 34 tahun berobat ke poliklinik dengan keluhan sesak nafas yang semakin hebat sejak 4 hari sebelumnya. Pasien mengeluh sesak nafas yang tidak berkurang dengan istirahat. Batuk sejak 3 minggu terakhir, tidak disertai mengi dan pasien lebih nyaman berbaring ke sisi kanan. Pasien kadang demam, nafsu makan dan berat badan semakin menurun. Riwayat minum OAT dan kontak dengan penderita TB disangkal. Dari pemeriksaan hasil analisa cairan pleura didapatkan hitung sel MN 85%, rivalta (+) dan LDH 390 u/l, ADA 95. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah: a. Pleuropneumonia b. Pleuritis TB c. Efusi pleura maligna d. Mesothelioma e. Parapneumonia Referensi



Hadi Halim penyakit-penyakit Pleura Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid 2: Hal 1631-1638



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



dr. Ade Baswin



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Penyakit Paru Akibat Kerja/ Lingkungan



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



3A Soal



Seorang laki-laki berusia 36 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan sesak nafas saat bekerja sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan sesak nafas disertai dengan batuk tidak berdahak. Pasien seorang pekerja di Pabrik Asbes sejak 5 tahun yang lalu dan sering tidak menggunakan masker saat bekerja. Pada pemeriksaan fisik paru dijumpai ronkhi basah dibasal kedua paru dan terdapat jari tabuh.. Pemeriksaan spirometri didapatkan penurunan KVP sebesar 60% prediksi. Pasien direncanakan untuk dilakukan pemeriksaan rontgen thorax. Bagaimanakah gambaran radiologi yang paling mungkin untuk menegakkan diagnosa : a. Multipel nodul yang membentuk massive conglomerate lesion (silicosis) b. Garis-garis opasitas dilapangan bawah kedua paru atau kerusakan pada pleura (asbestosis) c. Opasitas kecil, bulat dan ukuran kurang dari 1cm (simple CWP) d. Opasitas satu atau multiple dan ukuran lebih dari 1cm (complicated CWP) e. Bercak infiltrat disertai nodul besar, gambaran retikular difus dan tidak tampak adenopati hilus (berryliosis) Referensi



Rahmatullah, Pasiyan. 2015. Pneumonitis dan Penyakit Paru Lingkungan. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 5. Jilid II:hal 1705-1723.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



dr. Ade Baswin



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Penyakit Paru Akibat Kerja/ Lingkungan



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



3A Soal



Seorang laki-laki berusia 42 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan batuk tidak berdahak sejak 8 jam yang lalu disertai sesak nafas tanpa mengi yang tidak berhubungan dengan aktivitas dan cuaca. Pasien juga mengeluh demam menggigil hilang timbul, sering berkeringat tanpa aktivitas, mual-mual, penurunan nafsu makan dan berat badan serta mengeluhkan sakit kepala. Seluruh keluhan tersebut dirasakan hilang timbul selama 2 tahun bekerja di Pabrik Tebu. Pada pemeriksaan fisik dijumpai TD : 110/70 mmHg, N: 121x/menit, RR: 24x/menit, T: 380C. Pemeriksaan paru: ronchi basah dibasal kedua paru. Pemeriksaan laboratorium: Hb: 11,2 g/dL, Leukosit: 12.500/mm3 , Trombosit: 253.000/mm3. Pemeriksaan rontgen thorax dijumpai gambaran bayangan berawan diinterstisial kedua paru. Pada pemeriksaan faal paru dijumpai penurunan nilai KVP dan VEP1. Brdasarkan kasus diatas, manakah diagnosis yang paling tepat: a. Aspergilosis b. Asbestosis c. Byssinosis d. Bagassosis e. Berylliosis Referensi



Rahmatullah, Pasiyan. 2015. Pneumonitis dan Penyakit Paru Lingkungan. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 5. Jilid II:hal 1705-1723.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



dr. Ade Baswin



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Penyakit Paru Akibat Kerja/ Lingkungan



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



3B Soal



Laki-laki 68 tahun dengan riwayat merokok sejak muda masuk ke RS dengan keluhan sesak nafas disertai batuk yang telah dirasakan selama 4 bulan ini. Sesak nafas dirasakan semakin memberat, dengan nafas pendek-pendek dan sesak bila beraktivitas. Pasien menyangkal demam, nyeri dada, maupun hemoptoe. Dari pemeriksaan fisik ditemukan adanya ekspirasi memanjang, ronki minimal. Manakah mekanisme timbulnya kelainan paru pada perokok diatas?



a. Timbulnya inflamasi saluran nafas sentral dan perifer yang menurunkan resistensi saluran nafas b. Adanya suseptibilitas terhadap defisiensi alfa-1 antitripsin yang berperan terhadap neuroendokrin saluran nafas c. Timbulnya hyporesponsiveness saluran nafas dan menurunkan nilai VEP1 d. Meningkatnya kadar antiprotease sehingga timbul kerusakan dinding nafas perifer e. Hambatan pada pembentukan bombasin-like peptide sebagai determinan penyakit paru akibat rokok Referensi Rahmatullah, Pasiyan. 2015. Pneumonitis dan Penyakit Paru Lingkungan. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 5. Jilid II:hal 1705-1723.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta



dr. Andrie Gunawan



Periode Ujian



41



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Kanker Paru



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



3A Soal



Seorang laki-laki usia 58 tahun datang ke poliklinik Penyakit Dalam dengan keluhan nyeri dada yang dirasakan hilang timbul sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dada tidak menjalar ke lengan kiri, maupun leher dan tidak tembus ke belakang. Nyeri dada muncul setiap pasien menarik nafas. Pasien adalah seorang pekerja bangunan yang merokok aktif 1-2 bungkus sehari. Pasien menderita batuk sejak 2 minggu yang lalu. Batuk berdahak terkadang keluar bercak darah dan pasien sering merasa sesak tidak tentu waktu dan tidak dipengaruhi oleh cuaca. Penurunan berat badan dirasakan sejak 3 bulan terakhir dimana celana pasien terasa lebih longgar. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD : 130/70 mmHg, Nadi : 98 x/menit, pernafasan : 28x/menit, Temp : 36,8 0C. Pemeriksaan perkusi paru didapatkan pekak di bagian atas paru kanan. Laboratorium Hb: 9,6 g/dl, Leukosit : 10400 /mm3 , trombosit 540.000/mm3 , LED : 15 mm/jam, Urinalisa dalam batas normal, Foto Thorax didapatkan lesi radio opak di apex paru kanan. Pemeriksaan baku emas untuk menentukan penyebab kondisi pasien di atas adalah : A. B. C. D. E.



Foto Thorax PA dan Lateral CT Scan Thorax MRI Thorax Sitologi Sputum Histopatologi



Referensi



Zulkifli Amin, Kanker Paru. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid 3: Hal 2998 – 3007



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta



dr. Andrie Gunawan



Periode Ujian



41



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Kanker Paru



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



3A Soal 2



Seorang pria berusia 65 tahun dibawa oleh keluarganya ke UGD dengan keluhan utama sesak napas sejak 15 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluh batuk-batuk dengan dahak bercampur darah disertai nyeri pada dada kiri. Pasien merokok 15 batang per hari sejak 20 tahun yang lalu. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 100/60 mmHg, denyut nadi 110 kali/menit, regular, frekuensi napas 28 kali/menit, temperatur axilla 37,7 °C. Pemeriksaan paru didapatkan perkusi paru kiri redup, suara napas menurun, dan pada foto toraks didapatkan gambaran radioopak pada hemitoraks kiri disertai pergeseran trakea dan jantung ke arah kanan. Masalah pada pasien tersebut adalah: A. Efusi pleura kiri B. Empiema paru kiri C. Tumor paru kiri D. Atelektasis paru kanan E. Pneumonia lobaris kiri



Referensi



Zulkifli Amin Kanker Paru. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid 3: Hal 2998 – 3007



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta



dr. Andrie Gunawan



Periode Ujian



41



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Kanker Paru



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



3A Soal 3



1. Tumor marker yang digunakan untuk mendiagnosa kanker paru adalah : a. CA 125, CA 72-4, NSE b. NSE, AFP, LDH c. CA 19-9, β HCG, CEA d. Cypra 21-1, SCC, NSE e. CEA, Cypra 21-1, SCC



Referensi



Budi D Machsoos, Djoko H Hermanto, Shinta O Wardhani, Pendekatan Diagnostik Tumor Padat. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid 3: Hal 2870 – 2876



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta



dr. Arie



Periode Ujian



41



Asal FK



FK Unsyiah



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Hipertensi Pulmonal



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Pengkajian



Tingkat Kompetensi



3A Soal



Seorang wanita 35 tahun datang ke poli penyakit dalam dengan keluhan sering sesak, dada kadang terasa nyeri, sesak memberat saat beraktivitas. Pasien saat ini sering minum obat diet. Tanda vital dalam batas normal, tidak didapatkan whezing maupun rongki pada auskultasi paru. Tidak didapatkan murmur. Spirometri tidak didapatkan kelainan, echokardiografi didapatkan kesan dilatasi pada ventrikel kanan, atrium kiri dan ventrikel kiri kesan normal. TAPSE 18 mm, LVEF 70% dan RVSP 55 mmHg. Kemudian pasien AKAN dilakukan pemeriksaan katerisasi jantung didapatkan Pulmonary artery (PA) systolic pressure 48 mmHg, PA diastolic pressure 20 mmHg, PA mean pressure 34 mmHg Beberapa stimulus obat menekan nafsu makan terjadinya diagnosa pada pasien ini adalah a. Dexfenfluramine b. Ekstrak monokrotalie c. L-tryptophan d. Methamphetamine e. Xanthorrhiza



Referensi



Diah M, Ghanie A. Hipertensi Pulmonal. In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibatra M, Setiyohadi B, Syam AF, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. VI. Jakarta: Interna Publishing; 2014. p. 1241–50. Diah M, Ghanie A. Hipertensi Pulmonal. In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibatra M, Setiyohadi B, Syam AF, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. VI. Jakarta: Interna Publishing; 2014. p. 1241–50.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta



dr. Arie



Periode Ujian



41



Asal FK



FK Unsyiah



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Hipertensi Pulmonal



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Terapi



Tingkat Kompetensi



3A Soal



Seorang Pria 38 tahun datang ke poli penyakit dalam dengan keluhan sesak disertai kadang nyeri dada, sesak memberat saat beraktivitas. Nyeri dada tidak menjalar. Tanda vital dalam batas normal, tidak didapatkan whezing maupun rongki pada auskultasi paru. Tidak didapatkan murmur. Pasien dilakukan pemeriksaana spirometri didapatkan kesan restriksi ringan, dengan echokardiografi kesan dilatasi pada ventrikel kanan, atrium kiri dan ventrikel kiri kesan normal. TAPSE 20 mm, LVEF 70% dan RVSP 55 mmHg. Kemudian pasien dilakukan pemeriksaan katerisasi jantung didapatkan Pulmonary artery (PA) systolic pressure 50 mmHg, PA diastolic pressure 30 mmHg, respon terhadap vasodilatasi MPAP turun 15 mmHg. Terapi yang dapat digunakan pada kasus ini adalah a. Inhalasi iloprost 200 mcg/4 jam b. Nifedipin 120 mg/hari c. Sildenafil 50 mg/ hari d. Diltiazem 240 mg/hari e. Sitaxentan 100 mg/hari



Referensi



Diah M, Ghanie A. Hipertensi Pulmonal. In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibatra M, Setiyohadi B, Syam AF, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. VI. Jakarta: Interna Publishing; 2014. p. 1241–50. Diah M, Ghanie A. Hipertensi Pulmonal. In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibatra M, Setiyohadi B, Syam AF, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. VI. Jakarta: Interna Publishing; 2014. p. 1241–50.



Nama Peserta



dr. Arie



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Periode Ujian



41



Asal FK



FK Unsyiah



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Emboli Paru



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



3A Soal 1



Seorang laki-laki 52 tahun dikonsulkan ke penyakit dalam, karena sesak nafas. Dua hari yang lalu pasien menjalani operasi patah tulang femur kanan. Dari pemeriksaan didapatkan tanda vital Tensi 150/80 mmHg, HR 110x/mnt, RR 32x/mnt.Pemeriksaan EKG didapatkan gelombang S di lead I, gelombang Q dan T di lead III. Pemeriksaan Foto Thoraks terdapat efusi pleura bilateral. Gambaran yang bukan sebagai tanda radiologi yang paling sering ditemukan pada diagnosis pasien ini adalah : A. Tanda Westermark B. Pembesaran vena pulmonalis desendens C. Peninggian diafragma bilateral D. Pembesaran jantung kanan E. Hampton’s hump



Referensi



RahmatullahP, Tromboemboli Paru 2014. Buku Ajar IlmuPenyakit DalamEdisi VI. hal.1692-1701



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta



dr. Cut Henna Mariza



Periode Ujian



41



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Tuberkulosis paru



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Tatalaksana



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang laki-laki berusia 56 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan batuk berdahak yang hilang timbul sejak 5 bulan yang lalu Pasien juga mengeluh sering demam, nafsu makan menurun, berat badan yang terasa menurun, dan berkeringat saat malam hari. Pasien merupakan penderita DM yang setahun terakhir sudah mendapatkan insulin. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 90x/m, pernafasan 22 x/m, suhu 37.8 0C, konjungtiva anemis, perkusi torak redup di paru kanan bawah dan pada auskultasi didapatkan suara napas bronkial. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 9 gr/dL, leukosit 13.000/µL, trombosit 405.000/µL, KGDS 200 g/dl. laju endap darah 80 mm pada jam pertama.Hasil rontgen torak menunjukkan bercak-bercak seperti awan diliputi jaringan ikat dengan batas tegas pada daerah paru kanan bawah. Pasien menjalani pemeriksaan sputum dan hasil pemeriksaan sputum tidak ditemukan BTA. Terapi yang paling tepat pada kasus di atas adalah A. OAT dengan regimen 2(HRZE)S/HRZE/5(HR)3E3 B. OAT dengan regimen 2HRZE/4(HR3) C. OAT dengan regimen 2HRSE/6HR D. OAT dengan regimen 2HRZE + kortikosteroid E. Antibiotik golongan Fluorokuinolon Referensi



- Zulkifli Amin, Asril Bahar. Penatalaksanann TB mutakhir. Buku Ilmu Penyakit Dalam, Edisi VI, Jilid I, hal 873-881 - Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis 2014



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta



dr. Cut Henna Mariza



Periode Ujian



41



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Tuberkulosis Paru



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Tatalaksana



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang wanita usia 23 tahun, dengan keluhan batuk dan demam lebih dari 1 bulan, disertai penurunan berat badan lebih dari 10% dalam 2 bulan terakhir. Saat dilakukan pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil tes HIV positif dengan pemeriksaan ELISA 3 tahap. Pemeriksaan CD4 menunjukkan angka 250 sel/mmk. Dari pemeriksaan darah rutin didapatkan hasil Hb 9,2 g/dl, lekosit 8.500/mmk, dan trombosit 250 ribu/mmk. Pasien telah dilakukan pemeriksaan sputum dengan hasil BTA +3, dan saat ini sedang hamil 10 minggu. Pilihan terapi pada pasien tersebut adalah : A. ARV (AZT/3TC/EFV) dan Obat Anti Tuberculosis dimulai bersamaan B. ARV (TDF/3TC/EFV) diberikan selama 2 minggu dan diikuti Obat Anti Tuberculosis C.Obat Anti Tuberculosis diberikan selama 2 minggu dan diikuti ARV (TDF/3TC/NVP) D. Obat Anti Tuberculosis diberikan selama 2 minggu dan diikuti ARV (TDF/3TC/EFV) E. Obat Anti Tuberculosis diberikan selama 2 minggu dan diikuti ARV (AZT/3TC/NVP) Referensi



Referensi Azhar Tanjung, E.N Keliat. Ilmu Penyakit Dalam PAPDI Edisi VI. Tuberkulosis Paru, Jakarta : Interna Publishing; 2015. Halaman 1658-1664



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



NamaPeserta



dr. Cut Henna Mariza



PeriodeUjian



41



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



Kategori Soal



Pulmonologi



LingkupBahasanDalamStandarKompetensi



Pneumothoraks



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



3B Soal



Seorang laki-laki 24 tahun datang ke ruang gawat darurat mengeluh sesak napas dan nyeri sisi kanan dada. Gejala mulai tiba-tiba sekitar 2 jam sebelumnya. Nyeri ini lebih memberat saat inspirasi. Demam atau menggigil disangkal dan kaki bengkak tidak ada. Dia tidak memiliki masa lalu riwayat kesehatan yang buruk tetapi merokok 1 bungkus rokok setiap hari. Pada pemeriksaan fisik, takipnoe dengan pernapasan yang cepat 24 x/menit. Saturasi oksigennya adalah 94% pada udara ruangan. Suara napas menurun di paru-paru kanan dan ada hipersonor pada perkusi. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah : A. Massa paru kanan B. Efusi pleura kanan C. Empiema kanan D. Pneumothoraks kanan E. Fluidopneumothoraks kanan Referensi



Barmawi Hisyam, Eko Budiono. Pneumotoraks dalam: Sitiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Sumadibrata M, Syam AF, editor. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2014 edisi VI. Jakarta. hal 1640-1649.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



NamaPeserta



dr. Cut Herlinda TA



PeriodeUjian



41



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



KategoriSoal



Pulmonologi



LingkupBahasanDalamStandarKompetensi



Pneumonia



JenisSoal/JenisPertanyaan



Terapi



Tingkat Kompetensi



4A Soal1



Seorang pria, 73 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan demam sejak beberapa hari yang lalu, batuk berdahak, dan nyeri dada pleuritik. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/60, nadi 98 x/menit, napas 31 x/menit, suhu 38.3 0 C. Didapatkan perubahan kesadaran pada pasien, dan ronkhi pada paru kiri bawah. Pada pemeriksaan sputum ditemukan kuman diplokokus gram positif. Manakah diantara poin berikut yang merupakan tatalaksana paling tepat untuk kasus ini? A. Penisilin oral dan rawat jalan B. Beta laktam intravena dan rawat inap C. Azitromisin dan rawat inap D. Linezolid dan rawat inap E. Levofloxacin intravena dan rawat inap



Referensi



Zul Dahlan. Pneumonia. Buku Ajar IPD Jilid II. Edisi 6. Hal; 1608-19, 2017.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



NamaPeserta



dr. Cut Herlinda TA



PeriodeUjian



41



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



KategoriSoal



Pulmonologi



LingkupBahasanDalamStandarKompetensi



Pneumonia



JenisSoal/JenisPertanyaan



Etiologi



Tingkat Kompetensi



4A Soal 2



Seorang laki-laki 65 tahun masuk ke IGD mengeluh sesak nafas, demam dan batuk sejak 3 hari yang lalu. Pasien sebelumnya baru pulang setelah menjalani rawatan selama 3 minggu karena stroke. Pada pemeriksaan fisik paru didapatkan suara nafas bronkovesikuler, vokal fremitus meningkat, perkusi redup dan terdapat ronkhi basah dilapangan paru kanan tengah dan bawah. Pada pemeriksaan Rontgen thorak didapatkan gambaran perselubungan dengan tanda air bronchogram di lobus inferior. Apakah kemungkinan patogen penyebab tersering pada kondisi ini : A. Haemophillus influenza B. Streptococcus pneumonia C. Escheria coli D. Enterobacteriacea E. Pseudomonas aeruginosa



Referensi



Zul Dahlan. Pneumonia. Buku Ajar IPD Jilid II. Edisi 6. Hal; 1608-19, 2017



NamaPeserta



dr. Cut Herlinda TA



PeriodeUjian



40



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



KategoriSoal



Pulmonologi



LingkupBahasanDalamStandarKompetensi



Pneumonia



JenisSoal/JenisPertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A Soal3



Seorang laki-laki 64 tahun diantar ke UGD Rumah Sakit karena dikeluhkan sesak napas. Pasien mengalami sesak nafas sejak 2 hari disertai demam tinggi dan batuk dengan dahak berwarna kuning. Pasien memiliki riwayat gagal jantung kongestif dan diabetes mellitus serta pernah rawat inap seminggu yang lalu dengan keluhan yang sama. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/70, nadi 102 x/menit, pernapasan 30 x/menit, suhu 39 derajat Celcius, ronki di basal paru kanan. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan infiltrat di basal paru kanan disertai dengan atelektasis lobus media paru kanan. Diagnosis pasien tersebut adalah : A. Pneumonia pada lansia B. Pneumonia kronik C. Pneumonia relaps D. Pneumonia rekurens E. Penyakit paru eosinofilik



Referensi



Zul Dahlan. Pneumonia, Buku Ajar IPD Jilid II. Edisi 6. Hal; 1610-1619, 2017



NamaPeserta



dr. Dedy Fachrizal



PeriodeUjian



41



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



KategoriSoal



Pulmonologi



LingkupBahasanDalamStandarKompetensi



Pleuritis TB



JenisSoal/JenisPertanyaan



Patofisiologi



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang laki-laki usia 62 tahun datang ke poli penyakit dalam dengan keluhan nyeri dada yang memberat saat menarik nafas dalam. Batuk dan sesak nafas juga dikeluhkan pasien. Dari X-Ray thoraks didaapatkan gambaran efusi pleura dekstra, kemudian dilakukan punksi pleura dan diapatkan cairan pleura berwarna kuning kemerahan. Rivalta test (+), sel dominan MN, LDH 380, ADA 50 LED 90. Patogenesis cairan pleura yang mendasari kondisi diatas adalah: a. b. c. d. e.



Berpindahnya cairan yang mengandung enzim pankreas ke rongga pleura melalui saluran getah bening Kegagalan aliran protein getah bening yang menyebabkan peningkatan konsentrasi protein cairan pleura, sehingga menimbulkan eksudat Menurunnya tekanan koloid osmotik dalam pleura Meningkatnya tekanan kapiler sistemik Reaksi hipersensitivitas lambat terhadap organisme fungi



Referensi



Hadi Halim. 2014. Penyakit-Penyakit Pleura. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi VI Jilid 2. Hal 1631-1639.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



NamaPeserta



dr. Dedy Fachrizal



PeriodeUjian



41



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



KategoriSoal



Pulmonologi



LingkupBahasanDalamStandarKompetensi



Pleuritis TB



JenisSoal/JenisPertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang laki-laki usia 40 tahun berobat ke poliklinik dengan keluhan sesak nafas yang memberat sejak 3 hari ini tidak berkurang dengan istirahat. Batuk sejak 1 bulan terakhir, tidak disertai mengi dan pasien lebih nyaman berbaring ke sisi kanan. Pasien sering demam tidak terlalu tinggi, penurunan nafsu makan dan berat badan yang menurun. Riwayat minum OAT dan kontak dengan penderita TB disangkal. Dari pemeriksaan hasil analisa cairan pleura didapatkan hitung sel MN 85%, rivalta (+), LDH 390 u/l, dan ADA 95. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah: A. Parapneumonia B. Pleuropneumonia C. Pleuritis TB D. Pleuritis fungi E. Efusi pleura maligna



Referensi



Hadi Halim. 2014. Penyakit-Penyakit Pleura. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi VI Jilid 2. Hal 1631-1639.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



NamaPeserta



dr. Dedy Fachrizal



PeriodeUjian



41



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



KategoriSoal



Pulmonologi



LingkupBahasanDalamStandarKompetensi



Pleuritis TB



JenisSoal/JenisPertanyaan



Tatalaksana



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang wanita usia 40 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak nafas yang memberat sejak 2 hari ini tidak berkurang dengan istirahat. Batuk sejak 3 minggu terakhir, tidak disertai mengi dan pasien lebih nyaman berbaring ke sisi kanan. Demam sering dikeluhkan tidak terlalu tinggi, nafsu makan dan berat badan menurun. Riwayat minum OAT tidak ada. Dari pemeriksaan hasil analisa cairan pleura didapatkan hitung sel MN 85%, rivalta (+), LED 100, ADA 40. Terapi yang paling tepat untuk kondisi ini adalah: A. Obat anti Tuberkulosis minimal 9 bulan + kortikosteroid dosis 0,75 — 1 mg/kgBB/hari selama 2-3 minggu B. Obat anti Tuberkulosis minimal 9 bulan + kortikosteroid dosis 0,75 — 1 mg/kgBB/hari selama 4 minggu C. Obat anti Tuberkulosis minimal 12 bulan + kortikosteroid dosis 0,75 — 1 mg/kgBB/hari selama 2-3 minggu D. Torakotomi dengan dekortikasi E. Torakoskopi Referensi



Alwi I, Salim S, Hidayat R, Kurniawan J, Tahapari DL. 2015. Penyakit Pleura. PPK PAPDI. Hal 754-761.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama peserta



dr. Ganis Irawan



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



Kategori soal



Pulmonologi



Lingkup bahasan dalam standar kompetensi



Terapi Oksigen



Jenis soal



Terapi



Tingkat kompetensi



4A SOAL



Seorang laki-laki 90 tahun datang ke IGD karena keluhan sesak nafas progresif sejak 2 tahun yang lalu. Pasien ada riwayat merokok sejak 40 tahun yang lalu dan berhenti sejak 6 bulan ini. Pasien sudah sering menggunakan obat inhalasi dan obat salbutamol untuk mengurangi sesak nafasnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan takipneu, purse lift breathing, thorak emfisematous, retraksi interkostal, clubbing finger ada. Tekanan darah 130/80 mmHg, HR: 106x/mnt, RR: 28 x/menit dengan saturasi oksigen 90%. Pada pemeriksaan paru ditemukan ekspirasi memanjang. Pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 14,2 g/dl, hematokrit 42,6 %, lekosit 5000, trombosit 220.000. Analisis gas darah pH 7,25 PaO2 58, PCO2 55 HCO3 26. Pada EKG ditemukan RAD, P pulmonal pada lead II, III, aVF. Pemberian terapi oksigen yang tepat adalah: A. Oksigen 6 lpm dengan masker non rebreathing B. Oksigen 4-6 lpm dengan nasal kanul C. Oksigen 1-2 lpm dengan nasal kanul D. Oksigen 10-12 lpm dengan masker rebreathing E. Oksigen 6-8 lpm dengan masker venturi



Referensi



Nama peserta



Siti Setiati, Idrus Alwi et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi VI, Interna Publising 2015 P 4061-4065



dr. Ganis Irawan



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



Kategori soal



Pulmonologi



Lingkup bahasan dalam standar kompetensi



Terapi Oksigen



Jenis soal



Terapi



Tingkat kompetensi



4A SOAL



Seorang laki-laki 90 tahun datang ke IGD karena keluhan sesak nafas progresif sejak 2 tahun yang lalu. Pasien ada riwayat merokok sejak 40 tahun yang lalu dan berhenti sejak 6 bulan ini. Pasien sudah sering menggunakan obat inhalasi dan obat salbutamol untuk mengurangi sesak nafasnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan takipneu, purse lift breathing, thorak emfisematous, retraksi interkostal, clubbing finger ada. Tekanan darah 130/80 mmHg, HR: 106x/mnt, RR: 28 x/menit dengan saturasi oksigen 90%. Pada pemeriksaan paru ditemukan ekspirasi memanjang. Pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 18,6 g/dl, hematokrit 56 %, lekosit 5000, trombosit 220.000. Analisis gas darah pH 7,25 PaO2 58, PCO2 55 HCO3 26. Pada EKG ditemukan RAD, P pulmonal pada lead II, III, aVF. Indikasi oksigen terapi jangka panjang pada pasien ini adalah A. PaO2 55-59 mmHg B. PaO2 80-90 mmHg C. SpO2 ≤ 89 % D. SpO2 ≥ 60 % E. Gagal nafas



Referensi



Siti Setiati, Idrus Alwi et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi VI, Interna Publising 2015 P 4061-4065



Nama peserta



dr. Ganis Irawan



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Kategori soal



Pulmonologi



Lingkup bahasan dalam standar kompetensi



Terapi Oksigen



Jenis soal



Terapi



Tingkat kompetensi



4A SOAL



Berikut ini adalah indikasi terapi oksigen akut jangka pendek, yaitu: A. Angina B. Sesak nafas tanpa hipoksemia C. Hipotensi D. Krisis sel sabit E. Infark miokard tanpa komplikasi



Referensi



Siti Setiati, Idrus Alwi et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi VI, Interna Publising 2015 P 4061-4065



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



NamaPeserta



dr. Hasna Laura



PeriodeUjian



41



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



KategoriSoal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Penyakit Mediastinum



JenisSoal/JenisPertanyaan



Interpretasi foto thorak



Tingkat Kompetensi



4A Soal1



Seorang wanita usia 38 tahun datang ke instalasi gawat darurat diantar keluarganya dengan keluhan sesak nafas yang semakin memberat dalam 3 hari. Pasien demam selama 2 bulan terakhir,batuk tidak berdahak sejak 1 bulan,tidak ada batuk darah.Sebelumnya pasien sudah berobat ke Puskesmas namun keluhan tidak membaik. Pasien tampak kurus, mengaku berat badan turun 15 kg dalam 3 bulan. Suami pasien telah meninggal 5 tahun lalu akibat komplikasi penyakit paru. Pasien juga mengeluh seringkali sulit menelan makanan akibat sariawan yang muncul hilang timbul.Dari pemeriksaan fisik didapatkan Tekanan darah 110/60 mmHg, Nadi 104 x/menit, pernafasan 32 x/menit, ditemukan oral thrush, tidak ditemukan ronkhi, wheezing, maupun experium memanjang. Pada hasil pemeriksaan lab didapatkan HIV reaktif, CD4: 190 sel dan pemeriksaan beta-D-glucan(+).Hasil pemeriksaan foto thorax sebagai berikut:



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Kemungkinan diagnosis pasien ini adalah: a. Bronkitis kronis b. Pneumocystis Carinii Pneumonia c. Tuberkulosis paru d. Abses paru e. Pneumonitis



Referensi



Mare S. Sabatine, Pocket Medicine Sixth Edition, Infectious Diseases, 6-17



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



NamaPeserta



dr. Hasna Laura



PeriodeUjian



41



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



KategoriSoal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Obstruksi Saluran Pernafasan Akut



JenisSoal/JenisPertanyaan



Interpretasi foto thoraks



Tingkat Kompetensi



4A Soal 2



Seorang wanita 50 tahun datang ke IGD karena keluhan sesak nafas progresif sejak 1 tahun terakhir dan memberat dalam 1 minggu terakhir. Suami pasien memiliki riwayat merokok 2 bungkus perhari. Pasien sehari-hari memasak menggunakan kayu bakar.Pasien saat dilakukan pemeriksaan tampak sesak berat, purselift breathing, thorak emfisematous, retraksi interkostal. Tekanan darah120/70 mmHg, HR: 100x/mnt, dengan saturasi oksigen 92%. Pada pemeriksaan paru ditemukan ekspirasi memanjang. Pada pemeriksaan radiologi didapatkan gambaran seperti dibawah ini :



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Diagnosis pasien diatas adalah: a. Ateletaksis Paru b. Fibrosis Kistik c. PPOK d. Bronkhitis e. Pneumothorak Referensi



Bambang Sigit Riyanto. Obstruksi Saluran Pernafasan akut. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid 3: Hal 1590-1607



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



NamaPeserta



dr. Hasna Laura



PeriodeUjian



41



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



KategoriSoal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Fibrosis Kistik



JenisSoal/JenisPertanyaan



Interpretasi foto thoraks



Tingkat Kompetensi



4A Soal3



Seorang laki-laki usia 32 tahun datang berobat ke Rumah Sakit dengan keluhan sesak nafas dan batuk berdahak kadang bercampur darah yang dirasakan sekitar 2 tahun terakhir serta dirasakan makin memberat. Pasien sudah menikah selama 5 tahun dan masih belum memiliki anak. Pasien juga mengeluh nyeri pada perut yang sering datang secara mendadak disertai penurunan nafsu makan dan berat badan. Keluhan dirasakan sejak 5 tahun lalu dan seringkali keluhan tersebut tidak membaik dengan minum obat maag. Pasien tidak merokok. Ibu kandung pasien telah meninggal 11 tahun lalu pada usia 32 tahun akibat komplikasi penyakit paru. Pada pemeriksaan fisik didapatkan paru tampak membesar seperti tong, didapatkan suara nafas bronkial, tidak didapatkan wheezing atau experium memanjang. Pemeriksaan tes klorida keringat didapatkan hasil positif. Pada pemeriksaan X foto thorax didapatkan hasil sebagai berikut :



Kemungkinan diagnosis pasien ini adalah :



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



a. b. c. d. e.



Referensi



Penyakit Paru Obstruktif Kronik Fibrosis kistik Tuberkulosis paru Abses paru Bronkiektasis



Alwinsyah. Fibrosis Kistik. Buku Ajar Ilmu



Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid 3: Hal 16771681



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama peserta



dr. Intan Juwita



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



Kategori soal



Pulmonologi



Lingkup bahasan dalam standar kompetensi



Abses Paru



Jenis soal



Terapi



Tingkat kompetensi



3B SOAL



Pasien laki-laki, 41 tahun mengeluh batuk berdahak yang berbau amis dan berwarna anchovy. Pasien juga mengeluh nyeri dada dan demam tinggi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/70 mmHg, Nadi 104 x/I, RR 25 x/menit, suhu 400C. Pemeriksaan paru didapatkan penurunan suara nafas, perkusi redup, pada linea parasternal kiri atas. Rontgen thoraks PA dan lateral tampak bayangan radioopak dengan cavitas dinding tebal dengan air fluid level didalamnya. Pasien diterapi sebagai abses paru.. Berikut merupakan indikasi operasi pada abses paru adalah A. Perbaikan dengan antibiotik B. Jika terjadi hemoptisis masif, empiema dan fistula bronkopleura C. Tidak didapatkan gangren Paru D. Pasien DM E. Infeksi yang berkembang tidak progresif



Referensi



Siti Setiati, Idrus Alwi et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi VI, Interna Publising 2015 P 1651-1657



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta



dr. Intan Juwita



Asal Institusi



FK Universitas Syiah Kuala



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Penyakit paru interstitial



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



3A SOAL



Seorang laki-laki usia 40 tahun datang dengan keluhan sesak nafas, batuk kering, mialgia, menggigil, diaphoresis, sakit kepala dan malaise. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 120/70 mmHg, nadi= 102 x/menit, laju pernafasan 25 x/menit, Suhu 380C. Pemeriksaan thorak didapatkan ronki di kedua basal paru. Pemeriksaan laboratorium didapatkan leukositosis, LED dan CRP meningkat, serta dijumpai peningkatan IgA, IgG dan IgM. Pemeriksaan foto thoraks ditemukan radiodensitas nodular tidak berbatas tegas, dengan daerah ground glass. Pasien didiagnosa dengan pneumonitis hipersensitivitas. Kriteria mayor untuk menegakkan diagnosis pasien ini adalah: A. B. C. D. E.



Referensi



Ronki kedua basal paru Kelainan histologi paru yang seuai PH Limfositosis dari cairan lavase bronkus Kapasitas difusi paru menurun Kelainan radiologi atau histologi yang sesuai PH



Ceva Wicaksono Pitoyo . 2014. Penyakit Paru Interstitial. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid II:hal 1665-1672.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta



dr. Intan Juwita



Asal Institusi



FK Universitas Syiah Kuala



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Penyakit paru interstitial



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Tatalaksana



Tingkat Kompetensi



3A SOAL



Seorang laki-laki usia 40 tahun datang dengan keluhan sesak nafas, batuk kering, mialgia, menggigil, diaphoresis, sakit kepala dan malaise. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 120/70, Nadi= 102, Resp 25, Suhu 38 0C. pemeriksaan thorak didapatkan ronki di kedua basal paru. Pemeriksaan laboratorium didapatkan leukositosis, LED dan CRP meningkat, dan dijumpai peningkatan IgA, IgG dan IgM. Pemeriksaan foto thoraks ditemukan radiodensitas nodular tidak berbatas tegas, dengan daerah ground glass. Pasien didiagnosa dengan pneumonitis hipersensitivitas. Tatalaksana pada pasien ini adalah A. Antibiotika oral B. Prednisone dosis 40-60 mg/hari sampai 2 minggu C. Prednisone dosis 40-60 mg/hari sampai 1 minggu D. Prednisone dosis 40-60 mg/hari sampai 3 minggu E. Antibiotika intravena Referensi



Ceva Wicaksono Pitoyo . 2014. Penyakit Paru Interstitial. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid II:hal 1665-1672.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta



dr. Karolina purba



Periode Ujian



41



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Penyakit Paru pada HIV



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A Soal1



Seorang laki-laki usia 50 tahun datang ke polilinik interna dengan keluhan demam selama 1 minggu terakhir. Demam disertaidengankeluhan batuk yang tidak berdahak sejak 1 bulan terakhir, tidak ada batuk darah dan terdapat banyak papul berwarna keputihan pada area mulut. sesak napas dirasakan tidak membaik walaupun dengan istirahat. Sebelumnya pasien sudah berobat ke dokter praktek namun keluhan tidak membaik, dokter hanya mengatakan infeksi pada saluran pernapasan atas. Saat ini pasien cenderung menutupi keluhan jika dokter bertanya tentang riwayat terdahulu. Pasien tampak kurus, mengaku berat badan turun 10 kg dalam 3 bulan. Pasien telah menikah tetapi belum mempunyai anak dan saat ini pasien mengaku istrinya sedang di rawat di rumah sakit karena infeksi paru dan mengkonsumsi obat ARV selama 1 tahun terakhir. Dari pemeriksaan fisik didapatkan Tekanan darah 110/60mmHg, Nadi 112 x/menit, pernafasan 28 x/menit, suhu 39,3 C ditemukan oral thrush,limfadenopati bilateral, ronkhi bilateral, wheezing, maupun experium memanjang. Pada hasil pemeriksaan lab didapatkan HIV reaktif, CD4 : 90 sel dan didapatkan bentuk trophic pada pewarnaan Giemsa. Diagnosis yang tepatpadapasien ini adalah : a. Abses paru b. Pneumocystis Carinii Pneumonia c. Tuberkulosis paru d. Pneumonitis e. Bronkitis kronis Referensi



Wisaksana R. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi 6. Jilid I, 2014, halaman: 763767 Infeksi Pneumocyctis.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta



dr. Karolina Purba



Periode Ujian



41



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Penyakit Paru pada HIV



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Etiologi



Tingkat Kompetensi



4A Soal 2



Seorang laki-laki 38 thn datang ke instalasi gawat darurat dengan keluhan demam sejak 2 hari terakhir, ruam kemerahan pada kulit, mual dan muntah 4 kali berisi makanan serta bab encer 5 kali. Satu minggu yang lalu pasien berobat ke klinik dokter penyakit dalam dan di berikan terapi pengobatan karena keluhan sesak napas yang diderita disertai dengan batuk dan demam sejak 2 bulan terakhir. Saat ini pasien terdiagnosa HIV dan mengkonsumsi ARV 1 tahunterakhirserta obat paru yang diberikan dokter 1 minggu yang lalu tetapi tidak di katakan akan di konsumsi selama 6 bulan. Selama mengkonsumsi obat paru tersebut keluhan mulai dirasakan. Pada pemeriksaan fisis didapatkan konjungtiva tidak anemis, fisis paru ronki dan wheezing tidak ada. Pemeriksaan laboratorium leukosit 9.200 Hb : 12,3 gr/dl, PLT 78.000, GOT/GPT : 180/123. Terapi pengobatan yang memberikan efek sampingsepertipadakasus di atasadalah; a. Trimetropim-dapson b. Trimetroprim-sulfamethoxazole c. Klindamisin d. Primakuin e. Atovaquon



Referensi



Wisaksana R. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi 6. Jilid I, 2014, halaman: 765767 Infeksi Pneumocyctis



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



NamaPeserta



dr.Nasriah



PeriodeUjian



41



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



KategoriSoal



Pulmonologi



LingkupBahasanDalamStandarKompetensi



Penyakit Paru pada HIV



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Pemeriksaan penunjang



Tingkat Kompetensi



4A Soal3



Seorang wanita usia 34 tahun datang ke instalasi gawat darurat dengan keluhan sesak napas yang dirasakan sejak 1 minggu dan semakin memberat dalam 2 hari terakhir. Sesak disertai dengan batuk yang tidak produktif, demam dirasakan sejak 1 bulan terakhir dan banyak berkeringat. Tampak pasien kurus dan mengeluh mengalami penurunan berat badan 10 kg dalam 3 bulan terakhir. Mual dan muntah tidak ada. Riwayat didiagnosa immunodeficiency 1 tahun yang lalu dan telah diterapi ARV. Saat dilakukan pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil tes HIV positif dengan metode ELISA dan pemeriksaan CD4 menunjukkan angka 150 sel/mmk. Dari pemeriksaan darah rutin didapatkan hasil Hb 9,8 g/dl, leukosit 7.500/mmk dan trombosit350 ribu/mmk. Analisa gas darah PaO2 62 mmHg, A-a gradient 40 mmHg, hasil foto thorax didapatkan infiltrate pada paru. Pilihan terapi utama pada kasus di atas ? a. TMP 5 mg/kg dan SMX 25 mg/kg 3-4 kali sehari + kortikosteroid b. TMP 160 mg + SMX 800 mg 3 kali sehari c. Trimetropim 5 mg/kg 3 kali sehari + Dapson 100 mg/hari d. Klindamisin 450 mg 4 kali sehari + primaquin 30 mg/hari e. Pentamidin 3-4 mg/kg/hari + kortikosteroid



Referensi



Wisaksana R. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi 6. Jilid I, 2014, halaman 765767 Infeksi Pneumocyctis.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta



dr. Kudrah Manik



Periode Ujian



41



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Fibrosis Kistik



Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan



Pemeriksaan Penunjang



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang wanita 45 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas dirasakan memberat sejak 1 hari yang lalu. Pasien juga mengeluhkan batuk berdahak, berwarna kekuningan dan bercampur darah. Pasien mengaku tidak ada keluhan demam sebelumnya. Pasien tampak lemah dan terjadi penurunan berat badan. Riwayat penyakit pada keluarga diketahui ibu pasien pernah menderita penyakit TB Paru. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD: 100/70 mmHg, nadi: 98 kali/menit, nafas: 24 kali/menit dan T: 36,5°C. Pemeriksaan saturasi O2: 92%. Pemeriksaan fisik paru didapatkan perkusi redup pada lobus atas bilateral dan wheezing saat ekspirasi. Pemeriksaan faal paru didapatkan kesan obstruktif. Pemeriksaan foto toraks didapatkan adanya infiltrate pada lobus apeks bilateral. Manakah pemeriksaan berikut yang paling tepat pada kasus di atas : a. Sitologi Sputum b. Gene Expert c. Genotyping untuk mengetahui adanya mutasi gen d. Konsentrasi Clorida keringat e. Kultur sputum dan tes sensitivitas



Referensi



Alwinsyah, Keliat EN, Tanjung A. Fibrosis Kistik (Cystic Fibrosis). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 6. Edisi II. 2017; Hal : 1677-1681



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta



dr. Kudrah Manik



Periode Ujian



41



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam StandarKompetensi



Fibrosis Kistik



Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan



Pemeriksaan Penunjang



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang laki-laki usia 32 tahun datang ke instalasi gawat darurat dengan keluhan sesak nafas dan batuk yang dirasakan sekitar 2 tahun terakhir dan semakin memberat. Pasien sudah menikah selama 6 tahun dan belum memiliki anak. Pasien juga mengeluh nyeri pada daerah ulu hati hilang timbul, awalnya dirasakan sejak 5 tahun lalu dan seringkali keluhan tersebut tidak membaik dengan minum obat maag. Riwayat pasien tidak merokok. Ibu kandung pasien telah meninggal 11 tahun lalu pada usia 32 tahun akibat komplikasi penyakit paru. Pada pemeriksaan fisik didapatkan paru tampak membesar seperti tong, didapatkan suara nafas bronkial, tidak didapatkan wheezing atau eksperasi memanjang. Pemeriksaan tes klorida keringat didapatkan hasil positif. Pemeriksaan foto torak didapatkan hasil sebagai berikut :



Kemungkinan diagnosis pasien ini adalah : a. Penyakit Paru Obstruktif Kronik b. Fibrosis kistik c. Tuberkulosis paru d. Abses paru e. Bronkiektasis



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Referensi



Alwinsyah, Keliat EN, Tanjung A. Fibrosis Kistik (Cystic Fibrosis). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 6. Edisi II. 2017; Hal : 1677-1681



Nama Peserta



dr. Kudrah Manik



Periode Ujian



41



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Fibrosis Kistik



Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan



Diagnosis dan terapi



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang pria 37 tahun datang ke IGD RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh dengan keluhan sesak nafas yang semakin berat disertai batuk dengan dahak kehijauan. Batuk sudah dialami berulang dengan dahak terkadang bercampur darah. Terdapat penurunan berat badan dan riwayat sinusitis serta polip. Pasien telah menikah 8 tahun dan belum memiliki anak. Pasien juga memiliki riwayat gangguan pencernaan yang berulang. Pada pemeriksaan fisik TD 120/75 mmHg, Nadi 105 kali/menit, Nafas 40 kali / menit, SpO2 70%, dan suhu 38°C. Pada pemeriksaan fisik paru didapatkan Barrel chest dengan ronkhi pada kedua apeks paru disertai mengi. Pernyataan berikut yang benar terkait penyakit yang diderita pasien tersebut adalah: a. Streptococcus pneumoniae merupakan kuman yang paling sering ditemukan b. Pilihan terapi empiris adalah kombinasi penisilin atau sefalosporin generasi III dengan aminoglikosida c. Volume residu paru akan menurun dengan kapasitas difusi yang meningkat d. Pemberian steroid jangka panjang diperlukan pada pasien ini e. Kelainan pada human leukocyte antigen (HLA) complex mendasari penyakit ini



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Referensi



Alwinsyah A, EN Keliat, Azhar T. 2014. Fibrosis Kistik. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid II: hal 1677



NamaPeserta



dr. M. Indra Syahputra



PeriodeUjian



41



Asal FK



FK Unsyiah



KategoriSoal



Respirologi



LingkupBahasanDalamStandarKompetensi



Massa Mediastinum



JenisSoal/JenisPertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A Soal 1



Laki-laki usia 36 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan wajah kemerahan dan terasa nyeri. pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 160/90 mmHg, Nadi: 100 kali/ menit, Pernafasan 22 kali/menit dan temperatur 37,2 0C. pada Pemeriksaan mata didapatkan Enoftalmus, terdapat Anhidrosis serta paraplegia. Pada pemeriksaan penunjang CT Scan thoraks kontras didapatkan adanya massa di mediastinum posterior, pada pemeriksaan urin didapatkan adanya Vinil Mandelic Acid (VMA). Apakah diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini: A. Germ Cell Neoplasma B. Timoma C. Limfoma D. Teratoma E. Ganglioneuroma



Referensi



Zulkifli Amin. 2014. Penyakit Mediastinum. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid II Bab 207 hal 1625-1629.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



NamaPeserta



dr. M. Indra Syahputra



PeriodeUjian



41



Asal FK



FK Unsyiah



KategoriSoal



Respirologi



LingkupBahasanDalamStandarKompetensi



Massa Mediastinum



JenisSoal/JenisPertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Pasien laki-laki usia 54 tahun rujukan dari rumah sakit umum daerah datang ke IGD dengan keluhan sulit menelan dan kelopak mata sulit dibuka sejak 3 bulan terakhir. Keluhan lain berupa sering mengalami sesak nafas dan batuk kering, pasien punya riwayat penyakit TB Paru dan telah selesai menjalani pengobatan OAT sejak 1 tahun yang lalu dan telah dinyatakan sembuh oleh dokter. Pada pemeriksaan fisik thorak didapatkan perkusi pekak pada linea parasternal kiri atas. Hasil foto thorak PA dan lateral tampak adanya bayangan radioopak pada mediastinum superior anterior dengan batas tegas dan disertai deviasi trachea ke kanan. Kemungkian diagnosis pada pasien ini adalah : A. Abses Paru B. Limfoma C. Teratoma D. Timoma E. TB paru relaps



Referensi



Zulkifli Amin. 2014. Penyakit Mediastinum. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid II Bab 207 hal 1625-1629.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



NamaPeserta



dr. M. Indra Syahputra



PeriodeUjian



41



Asal FK



FK Unsyiah



KategoriSoal



Respirologi



LingkupBahasanDalamStandarKompetensi



Massa Mediastinum



JenisSoal/JenisPertanyaan



Terapi



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang laki laki 67 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas yang semakin memberat sejak 2 hari terakhir. Batuk kadang disertai bercak darah, penurunan berat badan, suara serak, berkeringat di malam hari dan sejak 2 minggu ini pasien merasakan bengkak di wajah dan leher, kadang nyeri kepala dan sulit menelan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan bengkak pada sisi wajah kanan dan venektasi pada leher dan dada, pasien selanjutnya direncanakan untuk dilakukan tindakan biopsi dengan mediastinoskopi. Apakah tatalaksana yang dapat dilakukan pada pasien ini? A. Radioterapi B. Kortikosteroid inhalasi C. Aminopilin drip D. Short acting bronkodilator E. Kortikosteroid intravena



Referensi



Zulkifli Amin. 2014. Penyakit Mediastinum. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid II Bab 207 hal 1625-1629.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



NamaPeserta



dr. Muhammadji Ramazoni



PeriodeUjian



41



Asal FK



FK UniversitasSyiah Kuala



KategoriSoal



Pulmonologi



LingkupBahasanDalamStandarKompetensi



Penyakit Vaskular Paru



JenisSoal/JenisPertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



3A Soal



Seorang pria usia 64 tahun dibawa ke IGD oleh keluarga dengan keluhan sesak nafas tibatiba 10 jam, keluhan nyeri dada di tengah, tidak menjalar, keringat dingin, lemas, batuk darah. Pasien 7 bulan terakhir hanya dapat berbaring setelah menderita stroke iskhemik. 1bulan ini pasien mengeluh bengkak di kaki kanan, menderita diabetes mellitus diketahui 15 thn. TD : 90/50 mmHg, nadi 120 x/menit lemah, RR 28 x/menit, suhu afebris,. Pemeriksaan EKG ddapatkan sinus takhikardi dengan Mcginn White Pattern. Pasien dilakukan pemeriksaan laboraturium darah tepi, kimia darah dan analisa Gas darah, Hasil yang mendukung diagnostik pada pasien ini adalah : A. Leukosit meningkat, FDP meningkat, PaO2 Menurun, PaCO2 < 40mmHg B. LED Meningkat, FDP Meningkat, PaO2 Meningkat, PaCO2 >80mmHg C. Leukosit Normal, LED Normal, PaO2 Meningkat, PaCO2 > 40mmHg D. Leukosit Meningkat, LDH meningkat, PaO2 Menurun, PaCO2 >80mmHg E. LED Meningkat, SGOT meningkat, PaO2 Meningkat, PaCO2 > 40mmHg



Referensi



Pasyian R, Tromboemboli Paru. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Hal;1690-1695



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



NamaPeserta



dr. Muhammadji Ramazoni



PeriodeUjian



41



Asal FK



FK UniversitasSyiah Kuala



KategoriSoal



Pulmonologi



LingkupBahasanDalamStandarKompetensi



Pemyakit Vaskular paru



JenisSoal/JenisPertanyaan



Terapi



Tingkat Kompetensi



3A Soal



Laki laki 65 tahun datang ke UGD dengan keluhan sesak napas disertai nyeri dada. Riwayat pasien pernah di rawat di RS daerah sebelumnya dengan bengkak kaki kanan. Pasien terbaring di tempat tidur kurang lebih 2 bulan ini. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan TD: 80/70 mmhg, nadi 110 kali/menit, RR 32 kali/menit. Pemeriksaan fisik JVP meningkat, hepatojugular refleks (+) Pasien membawa hasil laborat Hb 11,6 gr/dl, Leukosit 12500/Ul, LED meningkat, D dimer 1620 mg/dl. Analisa Gas Darah PcO2 < 40mmHg, Hasil EKG di temukan Sinus Takikardi dengan temuan S di Lead I yang dalam, gelombang Q dan T di lead III. Terapi pilihan yang tepat pada kondisi pasien ini adalah : A. Kontinu Heparin melalui infus mulai 25.000-30.000 unit selama 3-5hari dalam Nacl 0,9%, dilanjutkan antikoagulan oral B. Drip Kontinu Heparin diawali Bolus 3000-5000 unit intravena, diikuti 30.00035.000 unit/hari dalam dextrose 5% selama 7-10 hari C. Berikan bolus intravena 7000-10.000 unit heparin per tiap 4 jam, dilanjutkan oral antikoagulan D. Drip kontinu Heparin Intravena 3000-5000 unit/hari dalam Nacl 0,9% dilanjutkan injeksi Intramuscular 3000 unit/ 12 jam E. Drip kontinu Heparin Intravena 3000-5000 unit/hari dalam Dextrose 5% dilanjutkan injeksi Intramuscular 3000 unit/ 6 jam Referensi



Pasyian R, Tromboemboli Paru. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Hal.1696 - 1697



NamaPeserta



dr. Muhammadji Ramazoni



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



PeriodeUjian



41



Asal FK



FK UniversitasSyiah Kuala



KategoriSoal



Pulmonologi



LingkupBahasanDalamStandarKompetensi



Penyakit Vaskular paru



JenisSoal/JenisPertanyaan



Patofisiologi, Diagnostik



Tingkat Kompetensi



3A Soal



Lelaki berusia 62 tahun tiba tiba mengeluh sesak nafas saat dirawat pasca oprasi pengangkatan Tumor Intraabdomen. Rasa sesak memberat disertai nyeridada sebelah kiri. Selama post oprasi pasien hanya tirah baring dalam 6 hari terakhir dengan kaki tampak bengkak disebelah kanan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/60mmHg, Nadi 117 kali/menit, repirasi 32 kali/menit. Pada pemeriksaan paru tidak didapatkan ronchi. Pasien dilakukan pemeriksaan SpO2 dengan hasil 88 %, Pemeriksaan EKG didapatkan S yang dalam di lead I, Q dan T inverted di lead III. Hasil foto thorax sebelumnya tidak ditemukan kelainan. Apakah diagnostik dan gambaran yang sesuai dengan patofisiologi gangguan yang didapatkan pada pasien ini adalah: A. Edema Paru Akut dan Ellis damoseau line B. Emboli Paru dan Hampton sign C. Emboli Paru dan Mc Ginn White Pattern D. STEMI dan Inverted koma sign E. Edema Paru Akut dan Inverted koma sign



Referensi



Pasyian R, Tromboemboli Paru. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Hal.1696 - 1697



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta



dr. Nasriah



Periode Ujian



41



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Gagal Nafas



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang laki-laki 38 tahun dibawa ke IGD setelah ditemukan keluarganya dalam keadaan tidak sadar dikamarnya. Pasien memiliki riwayat penyalahgunaan obat- obatan terlarang dan HIV. Telah mendapat terapi ARV, tidak konsumsi teratur, CD4 152 / μL. Pad evaluasi awal, BP 110/70 mmHg, HR 110 kali/menit, Pernapasan 10 kali / menit, SpO2 82%, dan suhu 36,4 ° C. Pemeriksaan fisik didapatkan pupil miosis. Hasil AGD : pH 7,17, PCO2 72 mmHg, dan PO2 50 mmHg. Diagnosa yang paling mungkin pada pasien ini? A. B. C. D. E.



Penyakit paru obtruktif kronik (PPOK) Pneumocystis Pneumonia Overdosis Narkotik Pneumococcal Pneumonia Emboli Paru



Referensi



Zulkifli Amin, Johanes Purwoto.2015.Gagal Napas Akut. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid III: hal 4092



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta



dr. Nasriah



Periode Ujian



41



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Gagal nafas



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Etiologi



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Laki-laki 28 tahun telah didiagnosis menderita muscular dystrophy, datang ke poliklinik untuk pemeriksaan kesehatan sebagai caleg. Pasien tidak mengeluh sesak nafas, pada pemeriksaan didapatkan saturasi oksigen 86% pada udara ruangan. Pemeriksaan jantung dan paru normal. Foto thorax menunujukkan volume paru yang mengecil. Penyebab rendahnya saturasi oksigen pada pasien tersebut adalah : a. Atelektasis b. Plak mukus c. Pneumonia d. Peningkatan PaCO2 e. Methemoglobinemia



Referensi



Referensi Amin, Zulkifli; Purwoto, Johanes. Ilmu Penyakit Dalam PAPDI Edisi VI. Jakarta : Interna Publishing; 2015.Gagal Nafas akut Halaman 4089-4098



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



NamaPeserta



dr.Nasriah



PeriodeUjian



41



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



KategoriSoal



Pulmonologi



LingkupBahasanDalamStandarKompetensi



Gagal nafas



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Pemeriksaan penunjang



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang wanita 27 tahun, sedang hamil 34 minggu dikonsulkan dari bagian obsgyn dengan sesak nafas mendadak. Selama kehamilan tidak pernah mengalami masalah medis, tidak ada obat yang rutin diminum selain vitamin kehamilan. Pada pemeriksaan ditemukan dyspneu, TD 120/88, HR 128x/menit, RR 28x/menit, saturasi oksigen 96%, tidak didapatkan demam, pemeriksaan jantung dan paru normal, terdapat udema pitting pada kedua kaki. Hasil x foto thorax menunjukkan hasil normal, EKG sinus takikardi. Pada BGA didapatkan ph 7,52, PaCO2 26mmHg, PaO2 85mmHg. Langkah yang paling tepat anda usulkan kepada TS Obgyn adalah : a. CT Angiografi paru b. Ekokardiografi c. Mulai terapi antibiotik d. Mulai terapi anti anxietas dan psikoterapi e. Terapi oksigen hiperbarik Referensi



Referensi Amin, Zulkifli; Purwoto, Johanes. Ilmu Penyakit Dalam PAPDI Edisi VI. Gagal Nafas Akut , Jakarta : Interna Publishing; 2015. Halaman 4089-4098



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta



dr. Nazaruddin



Periode Ujian



41



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Penyakit paru akibat infeksi jamur



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang laki-laki 38 tahun dibawa ke IGD oleh keluarganya dalam keadaan sesak nafas yang disertai batuk berdahak sejak 1 bulan yang lalu, disertai dengan penurunan berat badan, keringat malam juga sering dialami pasien. Pasien juga mengeluhkan pernah mengalami batuk darah. Pada evaluasi awal, BP 110/70 mmHg, HR 110 kali/menit, Pernapasan 26 kali / menit, SpO2 98 %, dan suhu 37,8 ° C. Pemeriksaan foto thorak ditemukan bayangan bulat lonjong radioopak yang dikelilingi bayangan radiolusen. Diagnosa yang paling mungkin pada pasien ini? A. B. C. D. E.



Tuberkulosis paru Pneumocystis Pneumonia Bronkiektasis Aspergiloma Histoplasmosis Paru kronik



Referensi



Referensi Azhar Tanjung, E.N Keliat. Ilmu Penyakit Dalam PAPDI Edisi VI. Penyakit Paru karena Jamur, Jakarta : Interna Publishing; 2015. Halaman 16581664



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta



dr. Nazaruddin



Periode Ujian



41



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Penyakit Paru karena Jamur



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Etiologi



Tingkat Kompetensi



4A Soal 2



Seorang lelaki berusia 28 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan batuk kronis yang berulang sejak ia masih kecil. Selama 1 minggu ini batuk makin parah dan dahak makin banyak dan kental. Nafsu makan menurun dan berat badan menurun. Akhir akhir ini pasien juga menderita nyeri didada sebelah kanannya dan sudah berobat dipoliklinik, Pada pemeriksaan fisik didapatkan penderita tampak kurus, terlihat otot bantu pernafasan,TD 130/70 mmHg, Nadi 104 kali/menit, frekuensi pernafasan 28 kali/menit, temperature 37,8 0C, pada auskultasi didapatkan ronkhi diapek kanan. Rontgen toraks didapatkan infiltrate di paru kanan dan CT scan menunjukkan halo sign di paru kanan. Tatalaksana yang tepat pada pasien ini adalah ? A. Flukonazol 400 mg/hari selama 8 minggu B. Itrakonazol 200 mg/ 2 kali selama 6-12 bulan C. Glukokortikoid jangka panjang D. Varikonasol IV 6 mg/kg 2 kali sehari untuk 2 dosis E. Pembedahan Referensi



Referensi Azhar Tanjung, E.N Keliat. Ilmu Penyakit Dalam PAPDI Edisi VI. Penyakit Paru karena Jamur, Jakarta : Interna Publishing; 2015. Halaman 16581664



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



NamaPeserta



dr.Nazaruddin



PeriodeUjian



41



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



KategoriSoal



Pulmonologi



LingkupBahasanDalamStandarKompetensi



Penyakit Paru karena Mikobakterium Atipik



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Pemeriksaan penunjang



Tingkat Kompetensi



4A Soal3



Laki-laki 64 tahun masuk RS dengan keluhan batuk produktif yang dialami semakin memberat sejak 3 hari terakhir. Pasien sebelumnya menderita keluhan yang sama sejak 3 tahun tetapi tidak pernah berobat ke dokter. Saat ini batuk semakin memberat disertai sputum yang purulen kadang-kadang bercampur darah, juga disertai penurunan berat badan. Pada personal status pasien tampak kurus dengan pemeriksaan fisis toraks dengan dada berbentuk TONG (barrel chest), terdapat clubbing finger yang ringan. Pada hasil CT scan ditemukan nodul-nodul kecil kecil multipel pada lobus paru bawah bilateral. Pasien juga telah menjalani pemeriksaan kultur sputum dan antibiotik. Manakah organisme berikut yang paling sering ditemukan pada pemeriksaan kultur sputum pasien tersebut? A. Microbacterium fortuitum B. Microbacterium szulgoi C. Microbacterium memmoense D. Microbacterium xenopi E. Microbacterium simiae Referensi



Referensi Azhar Tanjung, E.N Keliat. Ilmu Penyakit Dalam PAPDI Edisi VI. Penyakit Paru Karena Mikobakterium Atipik, Jakarta : Interna Publishing; 2015. Halaman 1673-1673



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta



dr. Radhiyana Putri



Periode Ujian



41



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Empiema



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang laki-laki 45 tahun datang ke poli penyakit dalam dengan keluhan batuk sejak 10 hari terakhir. Batuk berdahak, berwarna kuning kental dan berbau. Pasien mengeluhkan demam tinggi 2 minggu yang lalu, nafsu makan menurun dan badan terasa lemas. Pasien seorang peminum alkohol. Pemeriksaan fisik ditemukan Kes Composmentis, TD 120/70 mmHg, HR 110x/menit, RR 24x/menit dan temperatur 39,5oC. Pada pemeriksaan paru didapatkan redup pada apex paru kanan disertai penurunan suara nafas dan ronkhi serta adanya jari tabuh. Lab ditemukan leukosit 21.000/mm3 dan peningkatan LED. Pemeriksaan foto thorax adanya cavitas di segmen posterior lobus bawah bentuk ireguler dengan dinding tebal dikelilingi infiltrat dan gambaran air fluid level. Kemungkinan diagnosis pasien ini adalah A. Aspergillosis B. Pneumothorak C. Empiema D. Ruptur abses paru E. TB paru Referensi



Panduan Praktek . Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta



dr. Radhiyana Putri



Periode Ujian



41



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Penyakit penyakit pleura



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang perempuan usia 53 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan sesak napas yang semakin hebat sejak 3 hari SMRS. Os mengeluh sesak napas yang tidak berkurang dengan istirahat 3 minggu terakhir, batuk berdahak putih kental, tidak disertai mengi, dan os lebih nyaman berbaring ke sebelah kanan. Os kadang demam, nafsu makan dan berat badan semakin turun. Riwayat makan OAT dan kontak dengan penderita TB disangkal. Dari pemeriksaan hasil analisa cairan pleura didapatkan hitung sel MN 95%, glukosa 60 mg/dl, Rivalta (+) dan LDH 380 u/l. Apakah diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini? A. Pleuropneumonia B. Pleuritis eksudativa TB C. Efusi pleura ec. Keganasan D. Tb paru E. Mesothelioma



Referensi



Hadi Halim, Penyakit penyakit Pleura dalam Ilmu Penyakit Dalam PAPDI Edisi VI. Hal 1631



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



NamaPeserta



dr.Radhiyana Putri



PeriodeUjian



41



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



KategoriSoal



Pulmonologi



LingkupBahasanDalamStandarKompetensi



Penyakit penyakit pleura



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Etiologi



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang laki-laki 41 tahun datang ke UGD dengan keluhan demam tinggi sejak 4 hari SMRS. Penderita juga mengeluh adanya batuk-batuk dengan dahak berwarna kuning, badan terasa lemah, Nyeri dada kanan atas dirasakan hilang timbul. . Pada pemeriksaan fisik ditemukan TD 100/70 mmHg, T: 39,4 C, pernafasan 24 kali/menit. Laboratorium menunjukkan Hb : 9,8 mg/dl, leukosit 21.000, LED: 19 mm/jam. Pemeriksaan Ro thoraks PA memperlihatkan sudut costofrenicus paru kanan sulit dinilai. Etiologi paling sering dari kasus diatas adalah a. Staphylococcus aureus b. Haemophilus influenza c. Streptococcus pneumonia d. Streptococcus viridans e. Bacillus intermedius



Referensi Hadi Halim, Penyakit penyakit Pleura dalam Ilmu Penyakit Dalam PAPDI Edisi VI. Hal 1631



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



NamaPeserta



dr. Rahmi Juniar



PeriodeUjian



41



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Interpretasi Spirometri



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A Soal1



Seorang pria berusia 58 tahun datang berobat ke poliklinik datang dengan keluhan batuk hilang timbul sejak 1 tahun yang memberat sejak 2 bulan terakhir. Batuk berdahak berwarna putih. Pasien tidak mengeluhkan demam, keringat malam, atau penurunan berat badan. Pada saat keluhan batuk muncul, terkadang pasien mengeluh sesak nafas. Pasien merokok 1 bungkus per hari sejak usia 25 tahun dan baru berhenti 2 bulan yang lalu. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/80 mmHg, Nadi 88 x/menit, frekuensi nafas 22 x/menit, teratur. Pemeriksaan paru didapatkan suara nafas vesikuler, tidak ada ronkhi, terdapat ekspirasi memanjang. Dari hasil pemeriksaan spirometri didapatkan : Spirometri pra pemberian bronkodilator FEV1 2.5 liter FEV1 Prediction 3.5 liter FVC 3.7 liter FVC prediction 3.9 liter Diagnosis pada pasien ini : a. b. c. d. e.



Spirometri pasca pemberian bronkodilator FEV1 2.6 liter FEV1 Prediction 3.5 liter FVC 3.7 liter FVC prediction 3.9 liter



Asma Penyakit Paru Restriktif Penyakit Paru Obstruktif Kronis Pneumonia Infeksi Saluran Nafas Atas



Referensi



Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi VI, 2014, Halaman 478-488



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



NamaPeserta



dr. Rahmi Juniar



PeriodeUjian



41



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Interpretasi Spirometri



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A Soal 2



Seorang pria berusia 55 tahun datang berobat ke poliklinik dengan batuk sejak 3 bulan yang memberat sejak 2 minggu terakhir. Batuk biasanya muncul pada malam hari. Batuk tidak berdahak. Ketika batuk muncul, terkadang pasien merasa sesak nafas. Tidak ada keluhan demam, berkeringat malam dan penurunan berat badan. Saat usia 11 tahun, sering muncul keluhan bersin-bersin dan pilek di pagi hari. Pasien merokok 1 bungkus perhari sejak 25 tahun yang lalu. Ibu pasien mempunyai riwayat alergi udang. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg, nadi 84 x/menit, frekuensi nafas 20 x/menit, teratur. Pemeriksaan paru tampak ekspirasi memanjang. Dari pemeriksaan spirometri didapatkan : Spirometri pra pemberian bronkodilator FEV1 2.4 liter FEV1 Prediction 3.1 liter FVC 3.5 liter FVC prediction 3.6 liter Diagnosis pada pasien ini : a. Asma b. Penyakit Paru Restriktif c. Pneumonia d. Penyakit Paru Obstruktif Kronis e. Infeksi Saluran Nafas Atas



Referensi



Spirometri pasca pemberian bronkodilator FEV1 2.8 liter FEV1 Prediction 3.1 liter FVC 3.5 liter FVC prediction 3.6 liter



Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi VI, 2014, Halaman 478-488



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



NamaPeserta



dr. Rahmi Juniar



PeriodeUjian



41



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Interpretasi Spirometri



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A Soal 3



Seorang laki-laki 60 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan sesak nafas. Sesak nafas sudah dirasakan sejak 1 tahun terakhir. Sesak nafas muncul terutama saat beraktivitas. Sesak nafas tidak dipengaruhi cuaca, debu, dan tidak dipengaruhi tarikan nafas. Sesak nafas berkurang dengan istirahat. Batuk berdahak. Tidak ada keluhan demam, penurunan berat badan, dan berkeringat malam hari. Riwayat pengobatan TBC tidak diketahui. Riwayat asma disangkal. Pasien merokok 2 bungkus dalam sehari sejak usia 18 tahun. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis, tekanan darah 130/90 mmHg, pernapasan 28 kali/menit, nadi 92 kali/menit, suhu 37.7 ºC. Pada pemeriksaan fisik didapatkan thorak emfisematous, perkusi paru hipersonor dan eksperasi memanjang. Tinggi badan 172 cm, berat badan 62 kg, Hb 16,5 g/dL; leukosit 11.000/mm3, eosinofil absolut 100 sel/µl. Dari pemeriksaan spirometri didapatkan : Normal



Observed



FVC (L) 3.52 3.32 FEV1 (L) 3.17 2.06 FEV1/FVC (%) 0.8 54.4 Diagnosis pada pasien tersebut di atas adalah : a. PPOK (Penyakit paru obstruksi kronik) b. Emfisema pulmonum c. Bronkitis kronis d. Asma bronchial e. SOPT (sindroma obstruksi pasca TB)



% Prediksi 95 65 68



Post Bronkodilator 2.21



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Referensi



Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi VI, 2014, Halaman 478-488



Nama Peserta



dr. Sabarina



Periode Ujian



41



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Timoma



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



3A Soal



Seorang laki-laki umur 40 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas mendadak disertai nyeri dada, pasien juga mengeluhkan batuk, sulit menelan, sulit bicara dan anggota tubuh lemah, dari pemeriksaan fisik didapatkan ptosis, dari CT scan thorak tampak gambaran massa berbatas tegas pada mediastinum anterior, diagnosis yang mungkin untuk pasien tersebut diatas adalah : a. b. c. d. e.



Referensi



Kista mediastinum Neurofibroma Teratodermoid Lipoma Timoma



Amin Z, Penyakit Mediastinum, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid II, edisi VI. Editor : Siti Setiati, Idrus Alwi, Aru W. Sudoyo, Marcellus S.K, Bambang S, Ari Fahrial S. Interna Publishing. 2014. hal.1625-1630



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



NamaPeserta



dr. Sabarina



PeriodeUjian



41



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



KategoriSoal



Pulmonologi



LingkupBahasanDalamStandarKompetensi



Timoma



JenisSoal/JenisPertanyaan



Tatalaksana



Tingkat Kompetensi



3A Soal



Seorang laki-laki, usia 57 tahun datang ke Rumah sakit dengan keluhan diare, nyeri dan mukanya memerah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya hipertensi, ptosis, miosis pupil, enoftlamus, anhidrosis yang terjadi ipsilateral serta paraplegia. Pada foto thorak apek lateral didapatkan adanya massa di mediastinum anterior, pengobatan yang tepat pada pasien ini adalah:



a. b. c. d. e.



Referensi



Simptomatis saja Operasi kemudian kemoterapi Radioterapi Eksisi Operasi



Amin Z, Penyakit Mediastinum, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid II, edisi VI. Editor : Siti Setiati, Idrus Alwi, Aru W. Sudoyo, Marcellus S.K, Bambang S, Ari Fahrial S. Interna Publishing. 2014. hal.1625-1630



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta



dr. Sabarina



Periode Ujian



41



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Timoma



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Pemeriksaan Penunjang



Tingkat Kompetensi



3A Soal



Seorang pria berusia 70 tahun datang ke instalasi gawat darurat karena sesak nafas yang memberat sejak 2 hari ini. Pasien pernah didiagnosa tumor paru saat periksa di poliklinik paru, namun menolak semua rencana pemeriksaan lanjutan dan memilih pengobatan alternatif. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 140/90 mmHg, denyut nadi 102 kali/menit, regular, frekuensi napas 34 kali/menit, temperatur axilla 36,3 °C. Pemeriksaan fisik thorak didapatkan redup di apex kanan atas, pemeriksaan penunjang yang tepat untuk mendukung diagnosis diatas adalah : A. CT Scan thorak B. Foto thorak C. Bronkoskopi D. Ekokardiografi E. USG thorak



Referensi



Lampiran 1



Amin Z, Penyakit Mediastinum, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid II, edisi VI. Editor : Siti Setiati, Idrus Alwi, Aru W. Sudoyo, Marcellus S.K, Bambang S, Ari Fahrial S. Interna Publishing. 2014. hal.1625-1630



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dr. Teuku Emier Bravo



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Standar Hematothoraks Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang remaja laki-laki berusia 20 tahun datang dengan keluhan penurunan kesadaran kurang lebih 1 jam SMRS. Pasien datang ke IGD setelah mengalami kecelakaan sepeda motor , terjatuh sendiri dan masuk kedalam lubang irigasi jalan. Pasien ditemukan sudah tidak sadarkan diri kurang lebih 1 jam SMRS. Pada pemeriksaan fisik didapatkan Somnolen, GCS9(E3V3M3), tanda vital tekanan darah 130/60 mmHg, nadi 100x/menit, kuat reguler, respirasi28x/menit, pernafasan dangkal, suhu 35,8oC, SPO2 82%. Pada leher terdapat jejas bagian kiri (+), pada dinding dada didapati hasil Inspeksi pergerakan dada asimetris (pergerakan dada kiri tertinggal), retraksi dinding dada bagian bawah kanan dan kiri(+), pada regio anterior toraks sinistra diatas processus xypoideus terdapat jejas,ukuran ± 1x5 cm, ictus cordis tidak terlihat dan tidak teraba, perkusi redup pada thoraks sinistra, suara nafas kiri menjauh, vesikular(-/+), ronki basah(+/-),murmur (-),gallop (-). Status lokalis regio anterior toraks sinistra terdapat jejas (+) ukuran ± 1x5cm. Bila pada kasus diatas terjadi proses radang yang terbentuk pus / nanah mengenai pembuluh darah sekitar pleura, maka akan menyebabkan?



a.



Pneumothoraks



b.



Emfisema paru



c.



Piothoraks



d.



Empiema



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Referensi



Hadi Halim . Penyakit Penyakit Pleura. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid II:hal 1631- 1639.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dr. Teuku Emier Bravo



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Standar Hematothoraks Tatalaksana



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang laki-laki berusia 27 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas setelah mengalami kecelakaan sepeda motor, Pada pemeriksaan fisik dinding dada didapati hasil Inspeksi pergerakan dada asimetris, retraksi dinding dada bagian bawah kanan dan kiri(+), pada regio anterior toraks dextra terdapat jejas,ukuran ± 2x3 cm, perkusi redup pada thoraks dextra, suara nafas kanan menjauh, vesikular(-/+), ronki basah(/+), murmur (-),gallop (-).Pasien didiagnosa dengan hematothoraks yang akan direncanakan tindakan chest tube. Indikasi tindakan torakotomi pada pasien ini apabila terjadi perdarahan sebanyak?



a. > 200 ml/jam b. 100-200 ml/jam c. > 100 ml/jam d. 50-100 ml/jam e. < 50 ml/jam Referensi



Penyakit Pleura. Panduan Pelayanan Klinis . Jilid III:hal 754 - 762.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dr. Teuku Emier Bravo



Kategori Soal



Pulmonologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



ARDS



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A



Soal Seorang laki-laki 70 tahun datang ke UGD dengan keluhan sesak nafas tiba-tiba sejak 1 jam sebelumnya saat sedang berbaring. Pasien memiliki riwayat diabetes dan hipertensi sejak 8 tahun lalu namun tidak rutin minum obat. Sejak 5 bulan lalu pasien mendapat kemoterapi untuk karsinoma colon dan sejak itu pasien lebih banyak berbaring saja. Kesadaran compos mentis, TD 120/70, nadi 104 x/menit, laju nafas 28 x/menit dan mulai tampak retraksi sela iga, suhu 36,8℃. Tekanan vena jugular tidak meningkat, auskultasi paru didapatkan ronchi basah halus pada kedua lapang paru, pemeriksaan fisik jantung dan abdomen dalam batas normal. Pemeriksaan thorax foto didapatkan infiltrat bilateral difus. Analisis gas darah pH 7,38, pCO2 30, pO2 55, HCO3 28, BE -1, Sat O2 75% dengan udara ruangan. Pemberian alat bantu nafas yang paling tepat pada pasien ini adalah: a. Non-invasive ventilation pressure (NIVP) dengan positive end expiratory pressure (PEEP) b. NIVP tanpa PEEP c. Continuous mechanical ventilation d. Synchronized intermittent mechanical ventilation e. Non rebreathing mask



Referensi



Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi 6 Jilid III 2014, halaman: 4072-4079 ARDS. Zulkifli Amin, Johanes Purwoto



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



NamaPeserta



dr. T. M. Reza Tandi



PeriodeUjian



41



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



KategoriSoal



Pulmonologi



LingkupBahasanDalamStandarKompetensi



Sleep Related Disorders/Obstructive Sleep Apnea



JenisSoal/JenisPertanyaan



Tatalaksana



Tingkat Kompetensi



3A Soal



Seorang laki-laki usia 49 tahun datang ke poli penyakit dalam bersama istrinya. Pasien mengeluhkan sulit berkonsentrasi saat bekerja dan sering mengantuk di siang hari sejak 1 bulan ini. Pasien bekerja sebagai pegawai BUMN. Menurut istrinya, pasien juga sering mendengkur keras dan sesekali mengeluarkan suara seperti tercekik saat tidur. Riwayat hipertensi dikeluhkan sejak 5 tahun ini tidak rutin minum obat. Riwayat DM baru diketahui 6 bulan ini, tapi belum menggunakan obat dan hanya mengatur pola makan. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 150/90, N 82 x/menit, RR 18 x/menit, BB 98 kg TB 166 cm. Parameter laboratorium didapatkan hasil darah rutin normal. Dilakukan pemeriksaan polisomnografi terhadap pasien, didapatkan hasil IGR 20. Pilihan terapi yang paling tepat untuk kondisi diatas adalah: A. B. C. D. E.



Olahraga ringan rutin setiap hari Merubah posisi tidur Terapi dengan alat penopang mulut Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) Uvulopalatofaringoplasti



Referensi



Sumardi, Hisjam B, Riyanto BS, Budiono E. 2014. Sleep Apnea (Gangguan Bernafas Saat Tidur). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi VI Jilid 3. Hal 1700-1704.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



NamaPeserta



dr. T. M. Reza Tandi



PeriodeUjian



41



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



KategoriSoal



Pulmonologi



LingkupBahasanDalamStandarKompetensi JenisSoal/JenisPertanyaan



Sleep Related Disorders/Obstructive Sleep Apnea Diagnosis



Tingkat Kompetensi



3A Soal



Seorang laki-laki berusia 56 tahun datang keluhan rasa mengantuk yang berlebihan terutama siang hari dan sulit berkonsentrasi saat bekerja sejak 3 bulan ini. Pasien saat ini bekerja sebagai tukang jahit sehingga keluhan ini cukup mengganggunya saat bekerja. Pasien juga mengatakan istrinya merasa tidak nyaman karena pasien sering mendengkur keras saat tidur. Riwayat hipertensi dialami sejak 10 tahun terakhir, tidak teratur minum obat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 150/90 dan IMT 29. Foto X-Ray thoraks didapatkan gambaran kardiomegali. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil darah rutin dan kimia darah dalam batas normal, AGD PO2 55 PCO2 72 dan PH 7,32. Diagnosa paling tepat untuk kondisi pasien diatas adalah: A. Restless Leg Syndrome B. Interstitial Lung Disease C. Obstructive Sleep Apnea D. General Anxiety Disorder E. Obesity Hipoventilation Syndrome



Referensi



Sumardi, Hisjam B, Riyanto BS, Budiono E. 2014. Sleep Apnea (Gangguan Bernafas Saat Tidur). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi VI Jilid 3. Hal 1700-1704.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



NamaPeserta



dr. T. M. Reza Tandi



PeriodeUjian



41



Asal FK



FK Universitas Syiah Kuala



KategoriSoal



Pulmonologi



LingkupBahasanDalamStandarKompetensi



Sleep Related Disorders/Obstructive Sleep Apnea



JenisSoal/JenisPertanyaan



Patofisiologi



Tingkat Kompetensi



3A Soal



Seorang wanita usia 60 tahun datang berobat ke poli geriatri penyakit dalam dengan keluhan BAK yang sering saat malam hari. Pasien juga mengeluhkan sering mengantuk berlebihan di siang hari, nyeri kepala di pagi hari, dan sering mendengkur keras. Pasien memiliki riwayat operasi pengangkatan kelenjar tiroid 5 tahun yang lalu, saat ini rutin minum obat hormon tiroid. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 130/80, IMT 28. Dari parameter laboratorium didapatkan Hb 13, leukosit 5.200, trombosit 328.000, ureum 38, kreatinin 0,8 dan KGDS 138. Pemeriksaan X-Ray thoraks didapatkan gambaran kardiomegali. Patofisiologi yang mendasari kondisi diatas adalah: A. Tahanan saluran nafas atas yang menurun selama tidur B. Penyempitan atau lumpuhnya saluran nafas atas selama tidur C. Tekanan negatif yang dibuat oleh otot-otot pernafasan lebih kecil dari kemampuan otot-otot yang berfungsi melebarkan saluran nafas atas D. Hiperekstiabilitas saraf dan otot E. Aktivasi simpatik yang berlebihan di malam hari Referensi



Sumardi, Hisjam B, Riyanto BS, Budiono E. 2014. Sleep Apnea (Gangguan Bernafas Saat Tidur). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi VI Jilid 3. Hal 1700-1704.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



UJIAN BOARD BATCH 41 DIVISI TROFIK INFEKSI



Kontributor : dr. Amarisa Malik / UNUD



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dr Amarisa Malik



Asal FK



FK UNUD



Kategori Soal



Tropik dan Penyakit Infeksi



Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Standar Infeksi Jamur Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang laki- laki berusia 54 tahun datang berobat ke poliklinik VCT dengan keluhan sesak nafas disertai demam dan menggigil sejak 5 hari yang lalu, cepat lelah dan batuk kering. Pasien juga dikatakan mengalami penurunan nafsu makan dan berat badan. Dari pemeriksaan fisik didapatkan hepatosplenomegali dan eritema di ekstremitas kanan bawah. Thoraks foto pasien menunjukkan infiltrat pulmoner difus. Pasien menderita infeksi HIV sejak 4 tahun lalu dengan nilai CD4 terakhir 50 sel/mm3. Dari pemeriksaan penunjang ditemukan organisme pada pengecetan wright’s pada pemeriksaan darah tepi pasien. Pasien membaik setelah mendapatkan terapi itrakonazol 200 miligram setiap 12 jam selama 12 bulan. Diagnosis yang tepat pada penyakit pasien ini adalah : a. Histoplasmosis pulmoner akut b. Histoplasmosis pulmoner kronik c. Histoplasmosis diseminata d. Koksidioidomikosis e. Blastomikosis



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Referensi



Nasronudin. Infeksi Jamur. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. 2014. Jilid I:Bab 8 hal 711720



Pembuat Soal



Dr. Amarisa Malik



Asal FK



FK UNUD



Kategori Soal



Tropik dan Penyakit Infeksi



Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Standar Toksinologi Terapi



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang laki- laki berusia 42 tahun, mengalami gigitan ular berbisa dan mengalami kejang- kejang ( neurotoksis). Berikut tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi komplikasi gigitan ular berbisa tersebut adalah : a. Pemberian infus 10% kalsium glukonas dengan dextrose 10% 500 cc serta 1020 unit insulin b. Pemberian antivenin ulang setelah 6 jam pemberian antivenin pertama dalam 12 jam c. Konsultasi ke TS Bedah untuk melakukan fasciotomi untuk mengurangi tekanan kompartmen hingga < 40 mmHg d. Neostigmin 1 dosis 10 mg iv selama 3-4 menit e. Pemberian 1 g dosis gentamisin atau kloramfenikol bersamaan dengan 1 booster dosis tetanus.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Referensi



Djunaedi D. Penatalaksanaan Gigitan Ular Berbisa. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. 2014. Jilid I: hal 1085- 1090



Pembuat Soal Asal FK



Dr. Godfried Erycesar Yeremia Saragih FK UNUD



Kategori Soal



Tropik dan Penyakit Infeksi



Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Standar Malaria Terapi



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang wanita 45 tahun datang di tempat praktek untuk meminta obat pencegah malaria, karena wanita tersebut akan berangkat ke Papua minggu depan. Obat yang akan diberikan berserta cara pemberian adalah : a. Primaquin 0.5 mg/kgBB/hari, diminum 1 hari sebelum berangkat sampai 4 minggu setelah kembali b. Mefloquin 250 mg/minggu, diminum 1-2 hari sebelum berangkat sampai 4 minggu setelah kembali c. Doksisiklin 100 mg/hari, diminum 1-2 hari sebelum berangkat sampai 4 minggu setelah kembali d. Kloroquin 2 tablet/minggu, diminum 1-2 hari sebelum berangkat sampai 4 minggu setelah kembali e. Proguanil 200 mg/hari, diminum 1-2 hari sebelum berangkat sampai 4 minggu setelah kembali



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Referensi



Harijanto. 2014. Malaria. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid I: hal 595-612



Pembuat Soal Asal FK



Dr. Godfried Erycesar Yeremia Saragih FK UNUD



Kategori Soal



Tropik dan Penyakit Infeksi



Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Standar Malaria Manifestasi Klinis



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Wanita, umur 47 tahun, dirawat dengan keluhan demam, menggigil dan berkeringat. Riwayat sebelumnya pernah tinggal di daerah endemic malaria 3,5 tahun sebelumnya dan pernah menderita malaria jenis vivax. Selama di Sulawesi pasien tidak pernah mengalami gejala yang sama kembali, maka perjalanan klinis malaria pada pasien ini adalah : a. Rekurens b. Rekrudesensi c. Periode Laten d. Relaps e. Serangan Primer



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Referensi



Harijanto. 2014. Malaria. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid I: hal 595-612



Pembuat Soal



Dr. Kurniawan Adi Prabowo



Asal FK



FK UNUD



Kategori Soal



Tropik dan Penyakit Infeksi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Infeksi Sistem Saraf Pusat



Tingkat Kompetensi



4A



Diagnosis



Soal Seorang wanita 25 tahun, datang ke UGD dengan keluhan penurunan kesadaran perlahan-lahan sejak 7 hari yang lalu. Pasien juga mengalami kejang dan kelemahan ekstremitas kiri. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/80 mmHg, Nadi 98x/menit, suhu 370C, Respirasi 18x/menit. Dari pemeriksaan penunjang ditemukan WBC 8.000/mm3, Hb 10.2 gr/DL, trombosit 257.000/mm 3, ureum 16 mg/dl, kreatinin 0.30 mg/DL, Anti HIV positif, IgG antitoxoplasma >300, CD4 absolut 65 sel/mikroliter. Dari Hasil CT scan kepala didapatkan adanya SOL. Diagnosis definitif pada kasus ini adalah:



a. Gambaran multiple ring enhancement pada CT scan kepala + kontras b. Gambaran multiple ring enhancement pada MRI kepala c. Tes serologi ELISA IgM antitoxoplasma positif d. Ditemukannya takizoit pada biopsi otak



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



e. Ditemukannya kista pada biopsi otak



Referensi



Pohan HT. 2014. Toksoplasmosis. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid I:hal 624-632



Pembuat Soal



Dr. Kurniawan Adi Prabowo



Asal FK



FK UNUD



Kategori Soal



Tropik dan Penyakit Infeksi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Infeksi Sistem Saraf Pusat



Tingkat Kompetensi



4A



Diagnosis dan terapi



Soal Pada prosedur diagnosis kasus toxoplasmosis serebri, MRI memiliki kemampuan diagnosis yang lebih baik dari CT scan kepala dalam menunjukkan lesi-lesi yang tidak terdeteksi melalui CT scan kepala. Diagnosis banding lesi ring enhancing yang penting untuk dibedakan dengan toxoplasmosis serebri karena gambaran radiologis yang mirip adalah: a. Meningoensefalitis tuberkulosa b. Meningitis kriptokokus neoformans c. Limfoma d. Vaskulitis tuberkulosa e. Infeksi CMV



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Referensi



Pohan HT. 2014. Toksoplasmosis. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid I:hal 624-632



Nama Pembuat Soal



Dr. Ni Luh Putu Herawati



Asal FK



FK UNUD



Kategori Soal



Tropik Dan Penyakit Infeksi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



HIV-AIDS



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Tatalaksana



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang perempuan usia 32 tahun dikonsulkan dari bagian kebidanan ke poli penyakit dalam dengan hamil 10 minggu dan anti HIV (+) dengan CD4 400 sel/mm3. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan. Tidak ditemukan adanya IO. Apa rencana terapi farmakologi yang tepat pada pasien ini? a. Cotrimoxazol 1x960 mg selama 2 minggu dilanjutkan dengan ARV AZT+3TC+ EFV b. Cotrimoxazol 1x960 mg selama 2 minggu dilanjutkan dengan ARV AZT+3TC+ NVP (jika CD4 100.000 C. Pemantauan Hb, Ht, Trombosit setiap 4-6 jam D. Pemantauan hemostasis setiap 4-6 jam E. Pemberian drip heparin 20.000 unit/24 jam dengan target aPTT 1.5-2.5x kontrol 2. Pada pasien dengan DSS bila pada fase awal pemberian cairan kristaloid ternyata rejatan belum teratasi, langkah selanjutnya adalah : A. evaluasi CVP B. evaluasi hematokrit C. pemberian cairan koloid D. pemberian transfusi fresh whole blood



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



E. pemberian vasopressor Referensi



Suhendro, Nainggolan L., Chen K., Pohan TH. 2014. Demam Berdarah Dengue. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid I: hal 539-46



Pembuat soal



dr. Gratcia Ayundini



Kategori soal



Tropik Infeksi



Lingkup Bahasan dalam Standar Kompetensi



Infeksi Jamur



Jenis soal



Tatalaksana



Tingkat kompetensi



4A Soal



Pasien laki-laki 62th demam tinggi pada hari perawatan ke-3 di HCU. Pasien dirawat di HCU atas indikasi urosepsis pada BPH dengan penggunaan kateter kronik. Pasien dalam terapi antibiotik carbapenem sesuai kultur urin. Pasien dilakukan evaluasi kultur darah dan didapatkan positif Candida glabrata. 3. Terapi primer yang paling tepat pada pasien di bawah ini adalah : A. Fluconazole 800 mg dilanjutkan dengan 400 mg/hari B. Vorikonazole 400 mg dilanjutkan dengan 200 mg/hari C. LFAmB 3-5mg/kgbb/hari D. Itrakonazol 200 mg 2x/hari E. Mycamin 200 mg dilanjutkan dengan 100mg/hari Referensi



Nelwan, J.E. 2014. Kandidiasis. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid I: hal 755-764



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



dr.Intan Nurjannah



Kategori



Tropik Infeksi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Leptospirosis



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Tatalaksana



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang laki-laki, 47 tahun datang ke IGD dengan keluhan demam 4 hari, sakit kepala, disertai kuning pada seluruh tubuh. Pasien lemas dan tidak nafsu makan. Rumah pasien baru terkena banjir beberapa minggu lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan compos mentis, suhu 39oC, sklera ikterik dan nyeri tekan pada gastrocnemius. Pemeriksaan penunjang didapatkan IgM leptospira (+), dengan kriteria Faine 27. Tatalaksana yang paling tepat diberikan pada pasien adalah : A. Levofloxacin 1x500 mg B. Doxycycline 2x 200 mg C. Ciprofloxcacin 2x 500 mg D. Ampicillin 4x1 gr E. Cotrimoxazol 2x 960 mg Referensi



Haake DA, Levett PN. Lepstospira Species (Leptospirosis). In: Ryan ET, editors. Hunter's Tropical Medicine and Emerging Infectious Diseases. 10th ed. Elsevier. 2020. p: 2904



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



dr.Intan Nurjannah



Kategori



Tropik Infeksi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Kandidiasis Sistemik



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Tatalaksana



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Pasien laki laki 66 th, perawatan h. 10 di ICU dengan permasalahan gagal napas, syok sepsis, pneumonia. Pasien saat ini dengan hematemesis melena. Dari pemeriksaan fisik didapatkan GCS 6 tekanan darah 98/61 ( dalam vassopresor dan dobutamin), laju napas 27x per menit on ventilator. Nadi 105x per menit, suhu 39.9. Pada pemeriksaan darah didapatkan leukosit 9210 neutrofil 94% Pasien sudah mendapatkan antibiotik meropenem dan levofloxacin, dalam evaluasi didapatkan Rontgen thorak infiltrat noduler kesan bertambah. Faktor-faktor yang dapat dijadikan pertimbangan untuk pemberian anti jamur pada pasien tersebut, kecuali : A. Pemberian total parenteral nutrition B. Adanya kolonisasi candida >1 tempat C. Riwayat operasi D. terdapat tanda klinis sepsis berat E. usia tua Referensi



1. [Guideline] Pappas PG, Kauffman CA, Andes DR, Clancy CJ, Marr KA, Ostrosky-Zeichner L, et al. Clinical Practice Guideline for the Management of Candidiasis: 2016 Update by the Infectious Diseases Society of America. Clin Infect Dis. 2016 Feb 15. 62 (4):e1-50. 2. Ruiz-santana, S., Saavedra, P., Almirante, B. & Nolla-salas, J. A bedside scoring system (“Candida score”) for early antifungal treatment in nonneutropenic critically ill patients with. 34, (2006).



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



dr.Intan Nurjannah



Kategori



Tropik Infeksi



Lingkup Bahasan Dalam



Malaria



Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis



Tatalaksana



Pertanyaan Tingkat Kompetensi



4A Soal



Berikut yang merupakan indikasi rawat inap pada malaria, kecuali : a. Tidak dapat konsumsi obat oral b. Pada daerah endemis tinggi parasit > 2% eritrosit c. lactat > 5 mmol/L d. hemoglobinuria dengan klinis stabil e. gula darah 38 %



Referensi



KEMENKES, R. I. Buku Saku Penatalaksanaan Kasus Malaria. Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, 2017.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



dr.Marcel



Kategori soal



Tropik Infeksi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Pertanyaan Soal



Terapi



Tingkat Kompetensi



4A SOAL



Seorang perempuan berusia 48 tahun saat ini hari perawatan ke-7 di High Care Unit pasca dilakukan laparoscopic-asssited colectomy pada tumor kolorektal stadium IIA. Selama perawatan pasca operasi pasien mendapat antibiotik Ceftriaxone 1x2 gr dan Metronidazole 3x500 mg. Sejak satu hari terakhir pasien dilaporkan demam suhu hingga 39 oC. Saat ini pasien masih mengeluh nyeri bekas operasi. Pasien sudah mulai diberikan diet cair sejak 2 hari yang lalu dan mendapat nutrisi parenteral melalui CVC. Pada pemeriksaan fisik kesadaran compos mentis, TD:108/65 mmHg Nadi:112 kali/menit RR:22 kali/menit T:38,3oC. Pada pemeriksaan paru dan jantung dalam batas norma, perut lemas, tampak bekas operasi kering tidak ada rembesan darah atau nanah, bising usus normal. Pemeriksaan laboratorium terakhir DPL 10,2/31/10.450/233.000 DC 0/1/77/17/5 Ureum 15 Kreatinin 0.5 elektrolit 130/3.1/98. Urinalisis :leukosit 5-10/lpb, eritrosit 3-5/lpb, bakteri positif, nitrit negatif, leukosit esterase negatif, protein trace. Procalcitonin 0,88. Pemeriksaan kultur darah menunggu hasil. 1. Terapi empirik yang paling tepat diberikan pada pasien tersebut adalah a. Fluconazole 400 mg loading dose dilanjutkan 200 mg per hari b. Fluconazole 800 mg loading dose dilanjutkan 400 mg per hari c. Micafungin 70 mg loading dose dilanjutkan 100 mg per hari d. Anidulafungin 200 mg loading dose dilanjutkan 100 mg per hari e. Amphotericin B 300 mg per hari



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Referensi



Pappas PG, Kauffman CA, Andes DR, et al. Clinical Practice Guideline for the Management of Candidiasis: 2016 Update by the Infectious Diseases Society of America. Clin Infect Dis 2016



Pembuat Soal



dr.Marcel



Kategori soal



Tropik Infeksi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Pertanyaan Soal



Terapi



Tingkat Kompetensi



4A SOAL



Seorang laki-laki 35 tahun dibawa ke IGD karena luka akibat gigitan anjing. Pasien terkena gigitan pada daerah betis kaki kanan. Pada pemeriksaan fisik tampak multiple vulnus morsum pada regio gastrocnemius pada beberapa lesi tampak berdarah cukup dalam. 2. Mikroorganisme yang umum dijumpai pada kasus diatas adalah a. Spirillum minus b. Yersinia pestis c. Burkholderia pseudomallei d. Francisella tularensis e. Pasteurella canis



Referensi



Goldstein EJC, Abrahamian FM. Infection from Pets. In Cohen J, Powderly WG, Opal



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



DM. Infectious disease. 4th ed. Elsevier; 2017



Pembuat Soal



dr.Marcel



Kategori soal



Tropik Infeksi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Pertanyaan Soal



Terapi



Tingkat Kompetensi



4A SOAL



Seorang laki-laki 22 tahun datang dengan keluhan demam sejak 3 hari SMRS. Pasien mengeluh demam tinggi namun suhu tidak diukur terutama sore hari disertai sakit kepala, lemas, mual dan nafsu makan berkurang. Pasien sebelumnya bertugas di Ujung Kulon selama 1 bulan. Pada pemeriksaan fisik keadaan umum tampak sakit sedang kompos mentis TD: 113/79 mmHg Nadi: 86 kali/menit RR:18 kali/menit T: 39,8oC BB 65 kg TB 169 cm ,konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, paru dan jantung dalam batas normal, nyeri tekan epigastrium. Hasil pemeriksaan penunjang DPL 15,8/42/6890/245.000 Diff count 0.6/0.4/78.8/16.1/245.000



Ureum



16.5



Kreatinin



0.7,



GDS



93.



AGD



7.46/28.4/109.3/20.6/97.8 Laktat 1, Urinalisis : leukosit 2-4/lpb, eritrosit 3-6/lpb, bakteri positif, glukosa 2+, keton 2+, darah/Hb trace. Pemeriksaan mikroskopik darah: ditemukan plasmodium falciparum stadium trofozoit dengan jumlah hitung parasite 2856/l 3. Tatalakasana yang sesuai pada kasus diatas adalah a. Dihidriartemisin-Piperakuin 4 tab dan Primakuin 15 mg 14 hari b. Dihidriartemisin-Piperakuin 4 tab dan Primakuin 15 mg 3 hari c. Dihidriartemisin-Piperakuin 4 tab dan Primakuin 15 mg 1 hari



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



d. Artesunat injeksi 160 mg diberikan 3 kali jam ke 0, 12, 24 lalu setiap 12 jam sampai penderita mampu minum obat dan Primakuin 15 mg 1 hari e. Artesunat injeksi 160 mg diberikan 3 kali jam ke 0, 12, 24 lalu setiap 24 jam sampai penderita mampu minum obat dan Dihidriartemisin-Piperakuin 4 tab Referensi



Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Saku Penatalaksaan Kasus Malaria. Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementrian Kesehatan RI. 2017



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



dr. Meutia Gebrina



Kategori Soal



Tropik Infeksi



Lingkup Bahasan Dalam



Malaria



Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A



Soal Seorang laki-laki usia 34 tahun dating dengan keluhan kejang dan penurunan kesadaran sejak 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Sebelumnya pasien mengalami demam mendadak sejak 8 hari yang lalu. Demam disertai menggigil, suhu naik turun sepanjang hari tapi selalu demam. Suhu tidakdiukur. Pasien mendapat tugas dinas keluar kota selama 10 hari ke Nusa Tenggara Barat, baru pulang 2 minggu yang lalu. Sebelumnya pasien tidak memiliki penyakit apapun sehingga tidak pernah berkonsultasi ke dokter. Dari pemeriksaan fisik didapatkan GCS 12, konjungtiva pucat, terdapat hepatosplenomegali, dan ditemukan hematemesis setelah dilakukan pemasangan selang nasogastrik. Di bawah ini, manakah yang bukan merupakan kriteria malaria berat? a. Penurunan kesadaran yang tidakdisebabkan oleh penyakit lain b. Anemia berat (Hb10.000/mikroliter c. Perdarahan spontan dari hidung, gusi, saluran cerna d. Kejang berulang lebih dari 2 kali dalam 24 jam e. Edema paru non-kardiogenik Referensi



Zulkarnain I, Setiawan B, Harijanto PN. 2014. Malaria Berat, Dalam: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi ke-6 jilid 1. Jakarta: Interna Publishing.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



dr. Meutia Gebrina



Kategori Soal



Tropik Infeksi



Lingkup Bahasan



HIV-AIDS



Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis



Tata Laksana



Pertanyaan Tingkat Kompetensi



4A



Soal Seorang laki-laki usia 29 tahun datang dengan penurunan kesadaran sejak 1 hari yang lalu. Pasien mengalami keluhan sakit kepala sejak 2 minggu yang lalu. Demam ada, hilang timbul, batuk sesekali. Pasien memiliki sariawan di mulut. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran apatis, tekanan darah 130/70, denyut nadi 96 kali/menit, respirasi 18 kali/menit. Terdapat kaku kuduk, oral thrush positif, ditemukan ronkhi di paru kiri bawah. Di lengan ditemukan needle track. Dari pernyataan berikut, manakah yang benar mengenai HIV? a. ARV diberikan bila jumlah CD4 sudah < 350 sel/mikroliter b. ARV boleh diberikan bersamaan dengan dimulainya obat anti tuberkulosis c. Profilaksis PCP diberikan apabila jumlah CD4 < 200 sel/mikroliter d. Salah satu efek samping tersering zidovudine adalah anemia mikrositik hipokrom e. Nevirapine adalah obat yang tidak boleh diberikan apabila pasien mengalami depresi Referensi



CDC. 2019. Guidelines for the Prevention and Treatment of Opportunistic Infection in Adults and Adolescents with HIV. https://files.aidsinfo.nih.gov/contentfiles/lvguidelines/Adult_OI.pdf



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



dr. Meutia Gebrina



Kategori Soal



Tropik Infeksi



Lingkup Bahasan Dalam



Intoksikasi Organofosfat



Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Tata Laksana



Tingkat Kompetensi



4A



Soal Seorang perempuan usia 30 tahun diantar keluarganya dengan kondisi penurunan kesadaran. Menurut keluarga, sebelumnya pasien sehat dan tidak ada keluhan. Pasien ditemukan tergeletak tidak sadar di kamarnya dan tidak ada saksi mata saat kejadian. Menurut keluarga pasien sudah beberapa hari ini mengurung diri, tidak mau makan dan bersosialisasi. Pasien baru saja bercerai dari suaminya karena tidak kunjung memiliki anak. Pada pemeriksaan fisik didapatkan GCS 7, tekanan darah 80/50 mmHg, denyut jantung 40 kali/menit, respirasi 10 kali/menit, suhu 36 derajat celcius, saturasi oksigen perifer 76%. Pupil tampak miosis. Tampak bekas cairan di dagu dan baju bagian atas pasien, berbau seperti pembunuh serangga. Auskultasi paru menunjukkan adanya mengi. Pada kasus seperti ini, antidotum apakah yang tepat diberikan? a. Sulfas atropin b. Lorazepam c. N-asetilsistein d. Natrium bikarbonat e. Nalokson Referensi



Widodo D, Katu S. 2014. Dasar Dasar Penatalaksanaan Keracunan. Dalam: Setiati S, Alwi I, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi ke-6 jilid 1. Jakarta: Interna Publishing.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



dr. Niken Wahyuningsih



Kategori Soal



Tropik Infeksi



Lingkup Bahasan Dalam



Toxoplasmosis



Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Patofisiologi



Tingkat Kompetensi



4A



Soal Toxoplasmosis merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh parasit Toxoplasmosis gondii, pernyataan berikut adalah benar, kecuali: a. Bersifat parasit intraseluler obligat, daur hidup seksualnya pada semua mammalia termasuk manusia. b. Dalam siklus hidupnya mengandung 3 bentuk: takizoit, kista jaringan yang mengandung bradizoit, dan ookist yang mengandung sporozoit. c. Infeksi T. gondii dapat dikontrol dengan: antibodi, aktivasi makrofag, interferon gamma, dan limfosit T-sitotoksik yang mampu membunuh parasit intrasel maupun ekstrasel. d. Pada pasien HIV positif, terjadi defisiensi limfosit T sitoksisk sehingga parasit dapat dengan mudah bermanifestasi menjadi penyakit. e. Manifestasi penyakit pada dewasa terdiri dari tiga fase: infeksi fase akut, infeksi fase laten, dan fase reaktivasi. Manifestasi paling sering di mata adalah tanda retinokoroiditis. Referensi



Robert-Gangneux F, Darde M-L. Epidemiology of and Diagnostic Strategies for Toxoplasmosis. Clin Microbiol Rev [Internet]. 1 Juli 2012;25(3):583–583 Pohan HT. Toksoplasmosis. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6 ed. Jakarta: Interna Publishing; 2015



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



dr. Niken Wahyuningsih



Kategori Soal



Tropik Infeksi



Lingkup Bahasan Dalam



Toxoplasmosis



Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A



Soal Strategi diagnosis Toxoplasmosis dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Deteksi organisme pada spesimen tertentu (ditemukan Takizoit pada specimen jaringan otak atau sumsum tulang, LCS, dan ventrikel). b. Pemeriksaan serologis titer IgM dan IgG, serta aviditas IgG untuk menentukan fase infeksi akut atau kronik c. Pencitraan radiologis dengan CT atau MRI d. PCR dari spesimen LCS, cairan amnion, darah dengan sensitivitas 100% (sebelum dilakukan pengobatan) dan spesifisitas 94.4% (kecuali spesimen darah). e. Semua benar Referensi



1.



Pohan HT. Toksoplasmosis. In: Buku Ajar Ilmu



Penyakit Dalam. 6 ed. Jakarta: Interna Publishing; 2015



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



dr. Niken Wahyuningsih



Kategori Soal



Tropik Infeksi



Lingkup Bahasan Dalam



Toxoplasmosis



Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Tata laksana



Tingkat Kompetensi



4A



Soal Seorang wanita usia 26 tahun, hamil G1P0A0 usia kehamilan 14 minggu kontrol kehamilan membawa hasil pemeriksaan serologis IgM dan IgG anti-toxoplasma positif, tidak mengeluhkan gejala apapun. Tidak ada riwayat penyakit tertentu sebelumnya. Pilihan tatalaksana yang sesuai adalah: a. Periksa aviditas IgG, jika aviditas > 50%, ulang pemeriksaan IgG aviditas dalam 2-3 minggu. Jika tidak ada perubahan titer, lakukan evaluasi USG fetomaternal dan pungsi amnion untuk pemeriksaan PCR Toxoplasma, dilanjutkan evaluasi diagnostik postnatal. b. Berikan Spiramisin dengan dosis 3 gram/hari dalam dosis terbagi 3 selama masa kehamilan hingga persalinan, atau sampai terbukti adanya infeksi pada janin. c. Berikan kombinasi Pirimetamin 50 mg per 12 jam selama 2 hari dilanjutkan 50 mg/hari + Sulfadiazine 4 g/hari + Asam Folat (Leucovorin) 15 mg/hari hingga persalinan begitu terbukti adanya infeksi pada janin. d. Semua benar e. Semua salah Referensi



Yudin MH, On T, Allen VM, Ns H, Bouchard C, Qc Q, et al. Toxoplasmosis in Pregnancy: Prevention, Screening, and Treatment. J Obs Gynaecol Can. 2013;351(285):1–7



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



dr. Rizki Febriani Putri



Kategori soal



Tropik dan Penyakit Infeksi



Lingkup bahasan dalam standar kompetensi



HIV/AIDS



Jenis soal/ Jenis pertanyaan



Terapi



Tingkat kompetensi



4A Soal



Seorang laki-laki 36 tahun datang berobat dirujuk dari RSUD Bangka Tengah untuk melanjutkan pengobatan. Pasien tersebut diketahui telah mengidap HIV/AIDS sejak 9 bulan yang lalu. Saat ini pasien hanya mengeluh badan mudah lelah. Tekanan darah 120/70 mmHg, frekuensi nadi 88x/menit, Pernapasan 19x/menit, suhu 37.4 C, habitus astenikus. Pemeriksaan fisik dalam batas normal, lesi hiperpigmentasi pada kedua tangan. Pasien membawa hasil pemeriksaan terbaru di RS anda: Hb 11.8 g/dL, Ht 31%, leukosit 9300/uL, trombosit 154.000/uL, CD4 287 sel/uL, viral load tidak terdeteksi. CD4 pada saat terdiagnosis 34 sel/uL. Riwayat pengobatan pasien: pada awalnya pasien mendapatkan Zidovudine, Lamivudine, dan Efavirenz kemudian 3 bulan yang lalu diganti dengan Tenofovir, Emtricitabine, dan Efavirenz. 2 bulan terakhir pasien sering lupa minum obat karena banyak bepergian keluar kota. Bagaimana rencana pengobatan pada pasien ini? a. konseling, obat dilanjutkan Tenofovir,Emtricitabine, Efavirenz, 6 bulan lagi cek Viral load b. konseling, obat kembali ke Zidovudine, Lamivudine, dan Efaviren, cek Viral load 3 bulan lagi c. konseling, obat diganti Abacavir, Lamivudine, Efavirenz, 3 bulan lagi cek CD4 d. konseling, obat diganti Tenofovir, Emtricitabine, Nevirapine, cek CD4 6 bulan lagi e. konseling, obat ganti ke lini 2 Zidovudine, Lamivudine, Lopinavir/ritonavir, cek resistensi, Referensi



Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana HIV 2019



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Djoerban Z, Djauzi, S. HIV/AIDS di Indonesia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 6. Jilid I: Hal 889-99.



Pembuat Soal



dr. Rizki Febriani Putri



Kategori soal



Tropik dan Penyakit Infeksi



Lingkup bahasan dalam standar kompetensi



Infeksi sistem saraf pusat



Jenis soal/ Jenis pertanyaan



Diagnosis



Tingkat kompetensi



4A Soal



6 bulan berikutnya, pasien datang lagi berobat ke IGD oleh keluarga dalam keadaan mengantuk. Sejak seminggu sebelumnya pasien mengeluh sering demam hilang timbul, sakit kepala, mual muntah sehingga tidak nafsu makan, berat badan turun dan pandangan ganda, ada riwayat kejang. Adik pasien saat ini sedang dalam pengobatan TBC ke Tekanan darah 130/80 mmHg, frekuensi napas 20/menit, frekuensi nadi 94/menit, suhu 38’c, somnolen. Kaku kuduk negatif, hemiparese dextra, pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Hasil pemeriksaan laboratorium Hb 12.0g/dL, Ht 36%, leukosit 14.200/ul trombosit 120.000/uL, CD4 79 sel/uL. Pemeriksaan rontgen thorax jantung dan paru dalam batas normal dan TS Neurologi sudah melakukan punksi lumbal dan menyatakan ada kecurigaan abses. Pemeriksaan lain yang akan anda mintakan adalah: a. kultur BTA darah, CT scan non kontras b. pemeriksaan ADA cairan otak, MRI dengan kontras c. pemeriksaan antigen H. capsulatum darah, MRI non kontras d. pemeriksaan LFA darah, CT Scan dengan kontras e. pemeriksaan tinta india dan EEG Referensi



1. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana HIV 2019



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



2. Pohan, Herdiman T. Toksoplasmosis. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 6. Jilid I: Hal 624-32. Pembuat Soal



dr. Rizki Febriani Putri



Kategori soal



Tropik dan Penyakit Infeksi



Lingkup bahasan dalam standar kompetensi



Demam tifoid



Jenis soal/ Jenis pertanyaan



Terapi



Tingkat kompetensi



4A Soal



Seorang wanita 25 tahun datang dengan anyang-anyangan. Pasien menyangkal adanya demam, namun mengaku pernah mengalami nyeri ulu hati hingga ke punggung seperti ditusuk-tusuk. Tidak ada mual muntah, nafsu makan dan berat badan biasa, tidak ada perubahan buang air besar. Riwayat penyakit pernah dirawat di RS karena demam tifoid satu tahun yang lalu. Tekanan darah 120/70 mmHg, frekuensi nadi 78/menit, frekuensi napas 18/menit, suhu 36.5’c. Pada pemeriksaan urinalisis didapatkan: kuning, jernih, BJ 1.015, leukosit 2-3, eritrosit 1-2, bakteri (+) LE (-) Nitrit (-). Saat kontrol pasien tidak ada keluhan lagi, namun membawa hasil pemeriksaan kultur urin didapatkan S. typhi 10.000/ml dan E.Coli 10.000/ml dan USG abdomen didapat gambaran massa hiperekoik 2 cm dengan acoustic shadow di kandung empedu. Maka tatalaksana yang anda berikan untuk pasien ini adalah: a. tidak diberikan terapi karena tidak ada gejala lagi b. edukasi diet rendah lemak dan urdafalk 3x500mg c. diberikan antibiotik ciprofloxacin 2x500 mg selama seminggu kemudian evaluasi kultur urin d. dikonsulkan untuk ekstraksi batu empedu dengan ERCP e. diberikan antibiotik ciprofloxacin 2x750 mg selama sebulan, konsul bedah untuk kolesistektomi



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Referensi



1. WHO Guidelines for the management of Typhoid fever 2. Widodo, Djoko. Demam tifoid. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 6. Jilid I: Hal 549-58.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



dr. Vinandia Irvianita



Kategori Soal



Tropik – Infeksi



Lingkup Bahasan dalam Standar



Leptospirosis



Kompetensi Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan



Patogenesis



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang laki-laki, 36 tahun, datang ke IGD RS karena demam 5 hari, menggigil, disertai nyeri kepala hebat, mual, dan nyeri otot. Pasien bekerja sebagai petani. Pada pemeriksaan fisik didapatkan : TD 90/70 mmHg, Frekuensi Nadi 126x/menit, Frekuensi Napas 24x/menit, Suhu 38,6 C, conjungtiva suffution, sclera ikterik, nyeri gastrocnemius positif. Lab didapatkan Hb 14 d/dl, Hct 42% Leukosit 14.600 sel/uL, Trombosit 105.000 sel/uL, Bilirubin total 8,2, direk 6,8, indirek 1,4 mg/dL, SGOT 221, SGPT 270, Ureum 203, Creatinine 5,0. Patogenesis untuk terjadinya gangguan fungsi ginjal pada pasien ini: A. Infiltrasi langsung leptospira B. Hipoperfusi ginjal karena syok C. Peran nefrotoksin, reaksi imunologis, iskemia ginjal, hemolisis dan infiltrasi leptospira D. Vaskulitis yang menyebabkan perdarahan E. Infiltrasi sel monosit, limfosit, dan sel plasma Referensi



Umar Zein. 2014. Leptospirosis. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid I:hal 633 - 638



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



dr. Vinandia Irvianita



Kategori Soal



Tropik – Infeksi



Lingkup Bahasan dalam Standar



Leptospirosis



Kompetensi Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Yang benar mengenai penegakkan diagnosis Leptospirosis berdasarkan pemeriksaan laboratorium, kecuali : A. Kultur darah dan cairan serebrospinal merupakan dilakukan pada minggu pertama onset penyakit B. Kultur urine diambil setelah 2 – 4 minggu onset penyakit C. Pemeriksaan baku emas adalah dengan Microscopic Agglutination Test (MAT) dengan waktu terbaik diperiksa pada minggu kedua D. MAT dikatakan positif apabila pada satu kali pemeriksaan didapatkan titer 1:100 atau 4 kali peningkatan titer antara fase akut dan konvalesen E. Saat ini telah dikembangkan beberapa pemeriksaan rapid screening test yang dapat menggantikan MAT. Bila hasil positif, maka tidak perlu dilanjutkkan dengan pemeriksaan lain/ MAT untuk konfirmasi. Referensi



Alison B. Lane, Michael M. Dore. Leptospirosis: A clinical review of evidence based diagnosis, treatment and prevention. World Journal of Clinical Infectious Disease. 2016. 6 (4): 61-66



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



dr. Vinandia Irvianita



Kategori Soal



Tropik – Infeksi



Lingkup Bahasan dalam Standar



Leptospirosis



Kompetensi Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan



Tatalaksana



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Berikut merupakan pencegahan Leptospirosis pada mereka yang memiliki risiko tinggi tertular, kecuali : A. Menggunakan pakaian yang melindungi kulit dari kontak dengan bahan yang terkontaminasi binatang reservoir B. Pemberian Doksisiklin 200 mg/ minggu C. Vaksinasi pada hewan reservoir D. Benar semua E. Salah semua



Referensi



Umar Zein. 2014. Leptospirosis. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid I: hal 633 – 638 Alison B. Lane, Michael M. Dore. Leptospirosis: A clinical review of evidence based diagnosis, treatment and prevention. World Journal of Clinical Infectious Disease. 2016. 6 (4): 61-66



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



UJIAN BOARD BATCH 41 DIVISI GERIATRI



Kontributor : dr. Riswan Idris / UNHAS



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta Periode Ujian Asal FK Kategori soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Dr. Arman Mikael Singara 41 FK UNHAS Geriatri Frailty Diagnosis 3A Soal



Laki-laki 76 tahun, dibawa oleh anaknya dengan keluhan lemas dan mudah lelah yang memberat sejak 1 minggu terakhir. Pasien juga mengeluhkan adanya batuk, dan demam. Adanya disabilitas, instabilitas dan seringnya kejadian jatuh menyebabkan aktivitas fisik os terbatas. Cara berjalan yang lambat, endurans fisik yang lemah, pasien sulit melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri sejak 4 bulan terakhir. Riwayat intake pasien yang tidak adekuat disertai penurunan berat badan, dan keluhan sering lupa memberat 4 bulan terakhir. Selama ini pasien menderita DM, hipertensi, dan riwayat PJK. Sehari hari pasien mengkonsumsi 7 macam obat karena penyakitnya, namun sering kali pasien lupa bila tidak diingatkan. Dari pemeriksaan fisik, sadar, tekanan darah 150/80 mmHg, nadi 82 x/mnt, RR 26 x/mnt, temp 37,50C. Terdapat katarak senilis imatur ODS dan gangguan pendengaran. Konjungtiva anemis, ronchi basal kedua paru. skor GDS 9.MMSE 17, ADL 7, MNA 16, tes kecepatan berjalan < 0,7 m/menit. Faktor pencetus yang menyebabkan perubahan prefrail menjadi frail adalah: A. B. C. D. E.



Sarkopenia Malnutrisi Katarak Penyakit akut Diabetes Mellitus



Referensi



Setiati S, Rizka A. 2014. Kerapuhan dan sindrom gagal pulih. Buku ajar ilmu penyakit dalam edisi VI. Jilid III:hal 3726.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta Periode Ujian Asal FK Kategori soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Arman Mikael Singara 41 FK UNHAS Geriatri Frailty



Diagnosis 3A Soal Laki-laki 76 tahun, dibawa oleh anaknya dengan keluhan lemas dan mudah lelah yang memberat sejak 1 minggu terakhir. Pasien juga mengeluhkan adanya batuk, dan demam. Adanya disabilitas, instabilitas dan seringnya kejadian jatuh menyebabkan aktivitas fisik os terbatas. Cara berjalan yang lambat, endurans fisik yang lemah, pasien sulit melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri sejak 4 bulan terakhir. Riwayat intake pasien yang tidak adekuat disertai penurunan berat badan, dan keluhan sering lupa memberat 4 bulan terakhir. Selama ini pasien menderita DM, hipertensi, dan riwayat PJK. Sehari hari pasien mengkonsumsi 7 macam obat karena penyakitnya, namun sering kali pasien lupa bila tidak diingatkan. Dari pemeriksaan fisik, sadar, tekanan darah 150/80 mmHg, nadi 82 x/mnt, RR 26 x/mnt, temp 37,50C. Terdapat katarak ODS dan gangguan pendengaran. Konjungtiva anemis, ronchi basal kedua paru. skor GDS 9.MMSE 17, ADL 7, MNA 16, tes kecepatan berjalan < 0,7 m/menit. Berdasarkan American Geriatric Society yang diadaptasi dari Fried dkk, definisi kerapuhan merupakan sindrom klinis dengan gejala: A. Penurunan berat badan, kelelahan, kelemahan, kecepatan berjalan melambat, aktivits fisik yang rendah. B. Penurunan berat badan, ketergantungan, gangguan fungsi kognitif, depresi. C. Penurunan berat badan, usia lanjut, multi komorbid, ,gangguan fungsi kognitif. D. Penurunan berat badan, usia lanjut, kelelahan, multi komorbid, gagal pulih. E. Penurunan berat badan, kecepatan berjalan lambat, multi komorbid, gagal pulih. Referensi



Setiati S, Rizka A. 2014. Kerapuhan dan sindrom gagal pulih. Buku ajar ilmu penyakit dalam edisi VI. Jilid III:hal 3726.



Nama Peserta Periode Ujian



Arman Mikael Singara 41



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Asal FK Kategori soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



FK UNHAS Geriatri Disfungsi seksual



Diagnosis 3A Soal Seorang laki-laki usia 65 tahun datang ke poli untuk berkonsultasi mengenai masalahnya dalam hubungan seksual. Pasien merasa takut tidak mampu memuaskan istrinya karena pasien merasa tua dan sudah tidak sekuat dahulu. Saat ini pasien merasa gelisah, sulit tidur dan merasa bersalah. Sebenarnya pasien masih ada keinginan untuk melakukan hubungan seksual dan mampu mempertahankan ereksi yang cukup. Pasien kemudian didiagnosis adanya gangguan aversi seksual. Faktor yang berperan menyebakan gangguan tersebut: A. Faktor gangguan orgasme B. Faktor gangguan ejakulasi C. Faktor gangguan disfungsi ereksi D. Faktor fisik dan psikis E. Faktor gangguan arousal



Referensi



R. Sutadi 2014. Disfungsi Seksual. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Hal. 3654



Nama Peserta Periode Ujian



Dr.Riswan Idris 41



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Asal FK Kategori soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



FK UNHAS Geriatri Ulcus Decubitus Patogenesis 4A Soal



Seorang laki-laki umur 68 tahun masuk ke IGD dengan kondisi gelisah dan bicara tidak nyambung yang dialami sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Anak pasien yang tinggal serumah sering mengganti celana pasien karena basah tembus ke kasur dan bau pesing dalam 1 bulan terakhir. Pasien ada riwayat stroke sejak 3 bulan yang lalu dan hanya terbaring saja di tempat tidur dalam 3 bulan terakhir . Pada pemeriksaan vital sign didapatkan Tekanan Darah 110/70, RR 24x, nadi 96 x, dan suhu 38 0 C. Pemeriksaan di area bokong didapatkan luka kotor dan bernanah hingga facia, berdasarkan masalah tersebut yang termasuk faktor risiko ekstrinsik ulcus decubitus pada pasien ini adalah : A. Higene kulit buruk B. Proses menua pada kulit C. Kebersihan tempat tidur` D.Kondisi suhu dan kelembaban E. Kurangnya perawatan oleh keluarga



Referensi



Rose Dinda Martini.. 2015. Ulcus Dekubitus Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid III:hal 3764-3770.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta Periode Ujian Asal FK Kategori soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Dr.Riswan Idris 41 FK UNHAS Geriatri Ulcus Decubitus Penatalaksanaan 4A Soal



Seorang perempuan umur 68 tahun dibawah oleh anaknya kedokter karena luka yang terdapat di bokongnya yang dialami sejak 2 bulan terakhir, pasien selama 4 bulan terakhir cenderung berbaring ditempat tidur karena penyakit stroke yang dialaminya sejak 4 bulan terakhir oleh dokter didapatkan luka pada bokong kurang lebih 3 cm X 3,5 cm dimana sudah terjadi kehilangan lapisan kulitnya dan dilakukan perawatan luka daerah ulcus digesek dengan es dan dihembus dengan udara hangat secara bergantian dan diberikan salep topical, berdasarkan penangan dokter diatas luka decubitus pada pasien ini termasuk dalam stadium : A.Stadium 1 B.Stadium 2 C. Stadium 2A D. Stadium 3A E. Stadium 4 Referensi



Rose Dinda Martini.. 2015. Ulcus Dekubitus Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid III:hal 3764-3770.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta Periode Ujian Asal FK Kategori soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Dr.Riswan Idris 41 FK UNHAS Geriatri Ulcus Decubitus Penatalaksanaan 4A Soal



Terdapat beberapa Faktor yang memepengaruhi terjadinya ulcus decubitus pada pasien usia lanjut, yang bukan termasuk faktor yang menurunkan transport oksigen ke sel adalah : A.Hipotensi arterial B. Anemia C. Bradikardia D. Mikroangiopati Diabetik E. Penyakit oklusi arteri perifer



Referensi



Rose Dinda Martini.. 2015. Ulcus Dekubitus Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid III:hal 3764-3770.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta Periode Ujian Asal FK Kategori soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Dr.Cely Palebangan 41 FK UNHAS Geriatri Instabilitas Postural



Patofisiologi 4A Soal Salah satu faktor yang berkontribusi terkait penuaan dalam instabilitas dan jatuh yaitu perubahan kontrol postural. Perubahan kontrol postural yang terjadi yaitu A. Meningkatnya proprioseptif B. Menurunnya ayunan postural C. Melambatnya refleks D. Meningkatnya tonus otot E. Kaki terangkat cukup tinggi



Referensi



Setiati



S,



Laksmi



PW.



Gangguan



keseimbangan, jatuh, dan fraktur. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid III; 2017: hal 3743



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta Periode Ujian Asal FK Kategori soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Dr.Cely Palebangan 41 FK UNHAS Geriatri Instabilitas Postural



Etiologi 4A Soal Seorang wanita 70 tahun datang ke poliklinik geriatri untuk kontrol setelah pulang rawat inap akibat fraktur collum femur kanan dan telah dilakukan total hip replacement. Menurut keluarga semenjak suaminya meninggal 5 tahun lalu, pasien lebih banyak berbaring dan jarang beraktifitas. Selama ini pasien dapat berjalan sendiri namun memakai tongkat. Faktor apakah yang paling berperan menyebabkan gangguan pada kontrol postural pada pasien: A. Gaya berjalan B. Menurunnya tonus otot C. Menurunnya lingkup gerak sendi D. Fraktur femur E. Menurunnya massa otot



Referensi



Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Bab gangguan keseimbangan dan fraktur, hal 3747.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta Periode Ujian Asal FK Kategori soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Dr.Cely Palebangan 41 FK UNHAS Geriatri Instabilitas Postural



Diagnosis 4A Soal Pasien wanita usia 68 tahun datang dengan keluhan nyeri pada lutut. Nyeri dirasakan sejak 2 tahun lalu, yang dirasakan semakin memberat sejak 3 bulan lalu. Riwayat jatuh (-). Pada pemeriksaaan lutut didapatkan krepitasi bilateral. Dari pemeriksaan fisik lain dan tanda vital didapatkan normal. Pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk mungukur mobilitas pada pasien tersebut, adalah : a. Uji Romberg b. Uji Menggapai fungsional c. Uji Dix-Hallpike d. Uji Timed Up And Go e. Uji Berg Referensi



Setiati S, Purwita W Laksmi. Gangguan Keseimbangan, Jatuh dan Fraktur. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3, Edisi VI. 2014; hal 3753



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta Periode Ujian Asal FK Kategori soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Dr.Resy Rosalina 41 FK UNHAS Geriatri Delirium



Diagnosis/Pengkajian 4A Soal Seorang wanita, 65 tahun dibawa ke UGD oleh keluarganya karena pasien berteriak-teriak sejak 2 hari ini dan memberat 1 hari ini. Pasien belum pernah mengalami seperti ini sebelumnya. Tiga hari ini pasien mengeluh batuk dengan dahak berwarna kuning, demam (+), penurunan berat badan (-), nafsu makan berkurang (+). Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum lemah, kesadaran : berkabut, TD: 110/70 mmHg, Nadi 102x/menit, RR: 28x/menit, suhu: 37,1C, turgor kulit cukup (+), paru: ronkhi basah kasar +/+, jantung normal, abdomen normal. Hasil Laboratorium: Hb 12,1 g/dL, leukosit 12.000 /mm3, trombosit 248.000/mm3, GDS 210 mmol/L, ureum 90 mg/dL, kreatinin 1,8 mg/dL, Natrium 155 mEq/L, Kalium 3,0 mEq/L, Klorida 99 mEq/L. Foto thoraks didapatkan infiltrat pada paru kanan dan kiri. Pasien diketahui 1 minggu ini menggunakan ranitidin 2x150 mg untuk terapi gastritis



Faktor-faktor yang dapat mencetuskan keadaan tersebut adalah…. A. Infeksi, hipernatremia, insufisiensi ginjal B. Infeksi, hipernatremia, insufisiensi ginjal, dehidrasi C. Infeksi, hipernatremia, insufisiensi ginjal, hiperglikemia D. Infeksi, hipernatremia, insufisiensi ginjal, hiperglikemia, hipokalemia



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



E. Infeksi, insufisiensi ginjal, hiperglikemia, hypokalemia



Referensi



Czeresna H Soejono. 2014. Sindrom Delirium. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid III: hal 3795-3800



Nama Peserta Periode Ujian Asal FK Kategori soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Dr.Resy Rosalina 41 FK UNHAS Geriatri Elderly mistreatment



Diagnosis 3A Soal Seorang perempuan berusia 70 tahun dibawa tetangganya ke IGD RS karena ditemukan tidak sadarkan diri di rumahnya. Tetangga tidak tahu pasti sejak kapan dan kenapa pasien tidak sadarkan diri. Selama 4 tahun terakhir nenek tersebut tinggal sendiri dirumahnya. Anak anaknya semua telah menikah dan memiliiki rumah masing masing. Suami nenek tersebut sudah ,meninggal. Menurut cerita dari tetangga, nenek tersebut masih dapat melakukan aktifitas sehari hari walaupun dengan kesulitan. Tetangga nya juga sering untuk memberi makanan pada nenek tersebut. Anak anak pasien jarang untuk menjenguk, dan sesekali dikunjungi oleh cucunya. Selama ini diketahui pasien menderita sakit gula dan darah tinggi namun berbagai macam obat nya tidak rutin diminum. Diagnosis yang paling tepat dari masalah yang menjadi latar belakang pada pasien ini adalah: A. Demensia B. Depresi



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



C. Elderly mistreatment D. Gangguan kognitif pada geriatri E. Iatrogenesis Referensi



Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6, bab geriatric sub bab elderly mistreatment:hal 3874



Nama Peserta Periode Ujian Asal FK Kategori soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Dr.Resy Rosalina 41 FK UNHAS Geriatri Elderly mistreatment Diagnosis 3A Soal



Seorang wanita berusia 70 tahun dibawa ke poliklinik geriatri karena keluhan tidak bisa tidur. Sejak 2 minggu yang lalu pasien tidak bisa tidur hampir setiap hari, disertai berat badan turun 3 kg, tidak mau makan, sering menyendiri di kamar, dan mengeluh lelah setiap saat. Pasien sering mendapat perlakuan kasar dari anak kandungnya yang merawatnya di rumah. Dahulu, pasien juga kerap kali bertindak kasar dalam mendidik anak. Apa diagnosis yang tepat dan teori yang mendasarinya?



A. B. C. D. E.



Elderly mistreatment, Interaksi simbolik Elderly mistreatment, Pembelajaran sosial Elderly mistreatment, Situasional/ isolasi sosial Elderly mistreatment, Psikoanalitik/ psikopatologi Elderly mistreatment, Penukaran



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Referensi



Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6, bab geriatric sub bab elderly mistreatment:hal 3874



Nama Peserta Periode Ujian Asal FK Kategori soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Dr Fransiscus A.Wabia 41 FK UNHAS Geriatri Gangguan Tidur pada Usia Lanjut



Diagnosis 4A Soal Seorang laki-laki berusia 77 tahun ke poli penyakit dalam dengan keluhan sulit tidur sejak 3 minggu, penderita merasakan seperti terdapat semut yang merayap di kaki saat hendak tidur, hal tersebut menyebabkan pasien tidak bisa tidur dengan tenang dan harus bangun serta berjalan untuk mengurangi keluhan. Pemeriksaan Fisik dalam batas normal, tidak ada defisit neurologis. Terapi konservatif untuk pasien tersebut adalah: a. Merendam kaki dan tungkai atas dengan air hangat serta olah raga ringan teratur b. Merendam kaki dan tungkai atas dengan air hangat serta olah raga berat teratur c. Merendam kaki dan tungkai atas dengan air panas serta olah raga ringan teratur d. Merendam kaki dan tungkai atas dengan air panas serta olah raga berar teratur e. Merendam kaki dan tungkai atas dengan air dingin serta olah raga ringan teratur



Referensi



Rejeki Andayani Rahayu.. 2014. Gangguan Tidur Pada Usia Lanjut. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid III:hal 3823-33.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta Periode Ujian Asal FK Kategori soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Dr Fransiscus A.Wabia 41 FK UNHAS Geriatri Gangguan Tidur pada Usia Lanjut



Diagnosis 4A Soal Seorang laki-laki usia 67 tahun datang dengan keluhan sering sakit kepala terutama saat bangun tidur. Os juga merasakan sering mengantuk di pagi harinya sehingga os merasa terganggu saat melakukan pekerjaan di kantornya. Menurut istrinya, pasien mengorok cukup keras setiap tidur di malam hari. Berikut ini yang bukan termasuk hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan tidur primer : a. Sleep Disordered Breathing b. Periodic Limb Movement Disorder c. Restless Leg Syndrome d. Demensia Sleep Disorder e. REM Behavior Disorder



Referensi



Rejeki Andayani Rahayu.. 2014. Gangguan Tidur Pada Usia Lanjut. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid III:hal 3823-33.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta Periode Ujian Asal FK Kategori soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Dr Fransiscus A.Wabia 41 FK UNHAS Geriatri Dimensia



Diagnosis 4A Soal Seorang laki-laki umur 87 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan sering lupa, terkadang pasien tidak bisa mengingat kejadian yang baru saja terjadi, pasien saat ini sering merasa sulit tidur, sering merasa sedih, mudah lelah, dan terkadang pasien sering marah dengan anak kandungnya. Pasien banyak menghabiskan waktunya ditempat tidur dan tidak pernah lagi beraktivitas keluar rumah seperti biasanya. Pasien memiliki riwayat kencing manis sejak 15 tahun yang lalu dan stroke sejak 7 tahun yang lalu. Dari pemeriksaan didapatkan TD 130/70 mmHg, Nadi 88 x/m, RR 20 x/m, temp 36,6ºC. Dari pemeriksaan MMSE score = 17 , GDS score = 5 Terapi farmakologis yang dapat diberikan pada pasien ini untuk mempertahankan fungsi kognitifnya adalah A. Rivastigmin 2 x 3 mg B. Haloperidol 0,5 mg C. Fluoxetine 10 mg D. Buspiron 10 mg E. Trazodone 50 mg



Referensi



Wasilah Rochmah., Kuntjoro Harimurti. 2014. Demensia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. hal.3801-09



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta Periode Ujian Asal FK Kategori soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Dr. Sitti Jamiatul Husnah



41 FK UNHAS Geriatri Dimensia Patogenesis



3A Soal



Seorang pria berusia 70 tahun datang ke IGD dengan keluhan sulit untuk buang air besar yang telah dialami sejak 3 bulan terakhir. Pasien mengeluh sulit mengeluarkan feses walaupun feses kecil frekuensi buang air besar 2 kali seminggu. Saat Buang air besar harus mengejan dan terkadang disertai perasaan tidak tuntas setelah buang air besar. Feces tidak berlendir maupun berdarah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 140/70, nadi 102x/menit, respirasi 22x/menit, suhu 38,0 C. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan perut tegang disertai suara usus melemah. Pada pemeriksaan colok dubur didaptakan hasil penurunan tonus rektum, dilatasi rektum dan feces yang mengeras seperti batu pada ampula rekti.



Perubahan patologis yang terjadi pada pasien ini : a. Diseksia Rectum b. Dis-sinergia pelvis c. Peningkatan tonus rektum d. Penurunan tonus rectum e. Kelemahan otot panggul



Referensi



Kris Panarka, Rejeki Andayani R, 2014. Konstipasi dan inkontinensia alvi. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid III: Halaman 3782-86.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta Periode Ujian Asal FK Kategori soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Dr. Sitti Jamiatul Husnah



41 FK UNHAS Geriatri Inkontinensia Urin Diagnosis



4A Soal Seorang wanita berusia 72 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam diantar oleh keluarganya mengeluhkan sering buang air kecil di celana. Keluhan mulai dirasakan 2 bulan terakhir, hampir setiap hari dan pasien mengatakan tidak bisa menahan untuk berkemih sesaat setelah sensasi berkemih dirasakan oleh pasien. Keinginan buang air kecil sering dirasakan pasien terutama pada malam hari. Selain itu, pasien mengeluhkan sering keluar air kecil di celana secara tiba-tiba pasien saat ini memiliki 6 orang anak dan lahir secara normal. Pasien mempunyai riwayat stroke ringan 1 tahun terakhir namun tidak dijumpai gangguan dalam komunikasi, daya ingat maupun kelemahan anggota tubuh. Pasien tidak memiliki riwayat DM dan hipertensi. Setiap hari pasien masih dapat melakukan aktivitas ringan secara mandiri seperti makan, mengganti baju, dan mandi. Riwayat operasi, terjatuh, diabetes melitus dan hipertensi disangkal pasien. Menurut keterangan pasien di atas, jenis inkontinensia urin yang dialami oleh pasien adalah: a. Inkontinensia urin tipe stress dan tipe urgensi b. Inkontinensia urin tipe urgensi dan overflow c. Inkontinensia urin tipe overflow dan tipe fungsional d. Inkontinensia urin tipe stress dan tipe fungsional e. Inkontinensia urin tipe overflow dan tipe stress



Referensi



Siti setiati, I Dewa Putu Pramantara, 2014. Konstipasi dan inkontinensia urin. Buku Ajar Ilmu



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Penyakit Dalam Edisi VI Jilid III: Halaman 377181Dalam Edisi VI Jilid III: Halaman 3782-86.



Nama Peserta Periode Ujian Asal FK Kategori soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Dr. Sitti Jamiatul Husnah



41 FK UNHAS Geriatri Dizziness Diagnosis



3A Soal Seorang pria berusia 70 tahun datang berobat ke poliklinik karena keluhan pusing berputar sejak 1 minggu yang lalu, pasien masih dapat berjalan, disertai tinitus dan mual muntah yang berat berlangsung sampai 20 detik. Tidak ada riwayat jatuh dan trauma sebelumnya. Hal yang paling mungkin menyebabkan kondisi di atas adalah A. B. C. D. E.



Penyakit meniere presinkop Labirintitis dan penyakit meniere Disekuilibrium dan labirintitis Presinkop dan disekuilibrium BPPV dan presinkop



Referensi



Probosuseno, Niko Adhi dan Wasilah Rochma 2014. Dizziness Pada Usia Lanjut. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid III: Halaman 373136



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



NAMA PESERTA



dr. Vera Bahar



Periode Ujian



41



Asal FK



FK Universitas Hasanuddin



Kategori Soal



Geriatri



Lingkup Bahasan dalam standar Kompetensi



Delirium



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Tatalaksana



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang wanita, 72 tahun dibawa ke UGD oleh keluarganya karena pasien berteriak-teriak sejak 5 hari ini dan memberat 3 hari terakhir. Pasien belum pernah mengalami seperti ini sebelumnya. 3 hari ini pasien mengeluh batuk dengan dahak berwarna kuning, demam (+), penurunan berat badan (-), nafsu makan berkurang (+). Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum lemah, kesadaran : berkabut, TD: 110/70 mmHg, Nadi 102x/menit, RR: 28x/menit, suhu: 37,1C, turgor kulit cukup (+), paru: ronkhi basah kasar +/+, jantung normal, abdomen normal. Hasil Laboratorium: Hb 11.0 g/dL, leukosit 15.000 /mm3, trombosit 278.000/mm3, GDS 210 mmol/L, ureum 90 mg/dL, kreatinin 1,6 mg/dL, Natrium 140 mEq/L, Kalium 3,0 mEq/L, Klorida 99 mEq/L. Foto thoraks didapatkan infiltrat pada paru kanan dan kiri. Pasien diketahui 1 minggu ini menggunakan ranitidin 2x150 mg untuk terapi gastritis Terapi pilihan utama pada kondisi akut di atas adalah : A. Haloperidol B. Risperidon C. Droperidol D. Olanzapin E. Donepezil



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Referensi



Czeresna H Soejono. 2014. Sindrom Delirium. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid III: hal 37953800



Nama Peserta



Dr.Vera Bahar



Periode Ujian



41



Asal FK



FK Universitas Hasanuddin



Kategori soal



Geriatri



Lingkup Bahasan Dalam Standar



Depresi



Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Tatalaksana



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang wanita 65 tahun diantar keluarganya ke Poliklinik Geriatri, keluarga mengatakan dalam 7 bulan ini pasien malas beraktivitas. Pasien lebih sering dirumah dan sering mengeluh terganggu tidurnya, sering terbangun malam hari dan sulit untuk tidur kembali. 3 bulan terakhir pasien lebih suka mengurung diri, sosialisasi berkurang dengan keluarga maupun masyarakat sekitar, padahal sebelumnya sering bersosialisasi. Makan dan minum berkurang, Riwayat DM (+) namun tidak terkontrol, Riwayat HT tidak ada. Tatalaksana yang paling tepat untuk pasien diatas : a. Amitriptilin b. Alprazolam c. Lorazepam d. Fluorozepam e. Fluoxetin



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Referensi



Rochmah, W. Demensia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3, Edisi VI. 2014; hal 3806



Nama Peserta



Dr. Vera Bahar



Periode Ujian



41



Asal FK



FK Universitas Hasanuddin



Kategori soal



Geriatri



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Depresi



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang laki-laki berusia 72 tahun diantar oleh anaknya ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan hanya diam selama 5 hari, jika ditanya hanya menjawab dengan mengangguk atau menggeleng. Pasien lebih sering murung, tampak lesu, tidak bersemangat dan tidur terganggu. Sudah 1 bulan ini pasien makan hanya sedikit. Pasien seorang pensiunan TNI, setelah pensiun pasien aktif di organisasi pensiunan TNI, namun 2 bulan terakhir, isteri pasien meninggal dunia sehingga dia malas untuk datang ke acara organisasi pensiunan TNI. Pasien merasa bahwa dia sebentar lagi juga akan meninggal dan menyusul isterinya. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini A. Depresi sedang-berat B. Depresi ringan C. Depresi sedang D. Depresi beras E. Depresi dengan gejala somatik



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Referensi



Soejono



CH.2014.



Depresi



pada



Pasien



Usia



Lanjut.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid III: hal. 3811-3812



Nama Peserta



Dr. Rizqah Aulyna R.



Periode Ujian



41



Asal FK



FK Universitas Hasanuddin



Kategori soal



Geriatri



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Sarkoipoenia



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Klasifikasi



Tingkat Kompetensi



3A Soal



Seorang laki-laki 73 tahun datang ke poliklinik geriatri bersama dengan istri nya. Tampak berjalan lambat dan disertai keluhan penurunan nafsu makan sejak 1 minggu terakhir disertai dengan badan lemah . saat ini aktivitas pasien hanya di rumah saja sejak pensiun . IMT 22 kg/m2 , tekanan darah 140/80, nadi 80 x/l, respirasi 20 x/L, suhu 37 , hasil lab : Hb 14 gr/dl, WBC 10.000 /uL, PLT 157.000 /uL , GDS 177 gr/dl. Pemeriksaan skrining awal yang tepat untuk diagnosis pasien ini adalah :



A. B. C. D. E.



Biompedance analysis Get up and Go test Knee flexion/extension Stair climb power test Romberg test



Referensi



Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Bab sarkopenia, hal:37173724.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta



Dr. Rizqah Aulyna R.



Periode Ujian



41



Asal FK



FK Universitas Hasanuddin



Kategori soal



Geriatri



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Sarkoipoenia



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



3A Soal



Seorang laki-laki berusia 70 tahun datang ke poliklinik diantar oleh anak nya karena jatuh di kamar mandi, Pasien di temukan terjatuh oleh anak nya, saat ini pasien tinggal dengan 1 orang anaknya, pasien memiliki riwayat Diabetes melitus, PPOK dan riwayat dilakukan operasi di duodenum 1 tahun lalu dan 1 bulan lalu pasien di opname akibat sesak dan gula darah tidak terkontrol. Saat dilakukan pemeriksaan, dokter menemukan adanya kelemahan otot menyeluruh dan penurunan berat badan sekitar 8 kg dalam 3 bulan terakhir, Pasien diberikan Vitamin D dan asupan protein 1-1,5 g/kg/hari . komplikasi yang paling sering pada pasien di atas adalah : a. b. c. d. e.



Referensi



Sarkopenia Vascular dementia Frailty Elderly-mistreatment Iatrogenesis



Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Bab sarkopenia, hal:37173724.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta



Dr. Rizqah Aulyna R.



Periode Ujian



41



Asal FK



FK Universitas Hasanuddin



Kategori soal



Geriatri



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Sarkoipoenia



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Patofisiologi



Tingkat Kompetensi



3A Soal



Seorang wanita umur 69 tahun menderita stroke sejak 6 tahun lalu, sejak saat itu pasien hanya dapat berbaring d tempat tidur dan mengalami kesulitan menelan sehingga asupan makanan menjadi berkurang. Pasien mengalami penurunan berat badan 12 kg sejak 5 tahun lalu. Dari pemeriksaan fisik didapatkan IMT 18,5, TD 140/80 mmHg , vitamin D serum 120 nmol/L, massa otot > 2 SD , kecepatan berjalan < 0,8 meter/detik pada uji jalan 4 meter , DXA 10%, albumin serum < 2,1mg/dl



Referensi



Kemala Sari Nina. Gangguan Nutrisi Pada Usia Lanjut. Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi VI Jilid II: hal 441-448



Nama Peserta



Dr.Asyura



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Periode Ujian



41



Asal FK



FK UNHAS



Kategori soal



Geriatri



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Imobilisasi



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Komplikasi



Tingkat Kompetensi



3A Soal



Seorang pria 76 tahun dibawa keluarga ke IGD dengan keluhan sesak napas secara tiba-tiba, batuk ada sesekali disertai dahak namun 1 jam yang lalu dahak bercampur bercak darah, pasien telah menderita stroke sejak 6 bulan terakhir. Sejak saat itu pasien hanya dapat berbaring di tempat tidur pasien juga mengalami kesulitan menelan, untuk makan dan minum pasien di bantu oleh kedua anaknya secara bergantian. Menurut keluarga 1 bulan ini pasien makan hanya sedikit, asupan makanan berkurang, pasien diketashui menderita diabetes sejak 20 tahun terakhir, riwayat hipertensi tidak ada, riwayat merokok namun telah berhenti 3 tahun terakhir. Pada pemeriksaan fisik IMT 20.4, TD 90/60 mmhg, Nadi 126x/menit, pernapasan 30x/menit, udem tungkai unilateral. Pemeriksaan skirining paling tepat pada pasien-pasien seperti diatas adalah A. D-Dimer, pletismografi, aPTT B. D-Dimer, Fibrinogen, PT, aPTT C. D-Dimer dan Fibrinogen D. D-Dimer, PT, aPTT E. D-Dimer dan pletismografi



Referensi



Siti Setiati, Arya Govinda, Imobilisasi pada usia lanjut, IPD edisi VI;3762



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta



Dr.Asyura



Periode Ujian



41



Asal FK



FK UNHAS



Kategori soal



Geriatri



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Imobilisasi



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Etiologi



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang laki-laki 68 tahun dibawa keluarga ke IGD dengan keluhan lemas, selama 1 minggu terakhir lebih sering berbaring saat kekamarmandi pasien dibantu, pasien diketahui menderita diabetes dan menggunakan insulin sejak 2 tahun terakhir, pasien juga menderita stroke ringan sejak 3 tahun terakhir, 1 tahun terakhir pasien terdiagnosa OA genu bilateral, 2 minggu terakhir pasien menderita hipertrofi prostat dan mengkonsumsi obat dari dokter urologi. Pada pemeriksaan fisik tekanan darah saat ini normal saat berbaring, tanda vital dan motoric tidak ditemukan kelainan. Apakah kemungkinan paling mungkin yang menyebabkan pasien cenderung berbaring? A. Penggunaan Insulin cenderung menybabkan hipoglikemik pada pasien B. Penggunaan obat alpha blocker menyebabkan gangguan vestibuloserebral C. Penggunaan obat alpha blocker yang menyababkan hipotensi postural D. Penggunaan obat 5 alpha reductase menyebabkan gangguan keseimbangan E. Penggunaan finasteride menyebabkan hipotensi postural



Referensi



Siti Setiati, Arya Govinda. Imobilisasi pada usia lanjut, IPD Edisi VI; 3761



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta



Dr.Asyura



Periode Ujian



41



Asal FK



FK UNHAS



Kategori soal



Geriatri



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Sinkop/ACS



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis / Pengkajian



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang laki-laki 72 tahun, pensiunan PNS, dibawa ke RS karena penurnan kesadaran perlahan-lahan, disertai sering bicara tidak nyambung dan respon yang lambat bila diajak bicara, pasien belum pernah mengalami hal ini sebelumnya. Tiga hari yang lalu pasien demam, batuk disertai dengan dahak kuning kehijauan dan mengkonsumsi ampicillin dan paracetamol tiga hari terakhir. Pemeriksaan fisik didapatkan: Kesadaran berkabut, TD 130/90 mmHg, N 92x/m, RR 26x/m, SB 37,4 C, pemeriksaan fisik ditemukan ronchi kasar di basal bilateral. Hasil lab: Hb 11,2 g/dl, Leukosit 12.300 /mm3, trombosit 270.000/mm3, GDS 102, Na 137 mEq/l, K 3,6 mEq/l, Albumin 3,0mg/dl. Foto Thorax Infiltrat pada paru bilateral. Pasien 1 minggu ini menggunakan ranitidine karena sering nyeri ulu hatinya. Pernyataan yang tepat mengenai kasus diatas adalah? A. Penggunaan paracetamol dapat menstimulus aktifitas neurotransmiter B. Penggunaan antibiotik ampicillin menyebabkan peningkatan neurotransmiter C. Droperidol merupakan pilihan utama kasus di atas D. Ranitidin merupakan salah satu faktor perdisposisi karena mengganggu faal neurotransmisi otak E. Peningkatan Neurotransmiterasetilkolin sering dihubungkan dengan kasus tersebut



Referensi



Czeresna h Soejono, 2014 Sindrom delirium, IPD Edisi VI. Jilid 3798



Nama Peserta



Dr.Kartika handayani



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Periode Ujian



41



Asal FK



FK UNHAS



Kategori soal



Geriatri



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Iatrogenik



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis / Pengkajian



Tingkat Kompetensi



3A Soal



Seorang laki-laki usia 80 tahun datang dengan keluhan sering pingsan. Keluarganya mengatakan pasien sudah 2x pingsan dengan durasi sekitar 5 menit, tidak ada keluhan kelemahan pada badan. Pasien diketahui memiliki riwayat pemasangan stent 10 tahun lalu, riwayat stroke 5 tahun lalu, diabetes melitus dan hipertensi. Pasien juga dikatakan menderita gangguan irama jantung. Pasien dilakukan pemeriksaan holter dikatakan ada periode takiaritmia yang disertai dengan periode sinus arrest. Obat-obatan yang dikonsumsi pasien adalah clopidogrel, ascardia, furosemid, bisoprolol, amiodaron, captopril, ISDN, amlodipin dan lantus 1x10 unit dan metformin 2x500 mg. Sindrom geriatri apa yang terjadi pada pasien di atas ? a. Frailty b. Iatrogenesis c. Underdiagnosis d. Overdiagnosis e. Geriatric Giants Referensi



R.A.Tuty Kuswardhani. Iatrogenesis. Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi VI Jilid II: hal 3790-3794



Nama Peserta



Dr.Kartika handayani



Periode Ujian



41



Asal FK



FK UNHAS



Kategori soal



Geriatri



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Jatuh



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Penatalaksanaan



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang perempuan berusia 68 tahun datang berobat ke poliklinik geriatri dengan keluhan nyeri pada pinggul kanan. Pasien mengaku terjatuh di kamar mandi saat ingin buang air kecil. Menurut anak pasien, lantai kamar mandi memang agak licin dan lampunya kamar mandi kurang terang. Saat terjatuh, pasien mengatakan kepala terasa pusing dan badan lemas. Pasien diketahui menderita hipertensi dan DM sejak 10 tahun yang lalu. Saat ini pasien rutin mengkonsumsi obat Amlodipin 1x10 mg dan Gliquidon 2x30 mg. Pasien memiliki riwayat stroke, OA genu bilateral, dan gangguan penglihatan. Faktor intrinsik lokal yang berperan terhadap kejadian jatuh pada pasien ini adalah: a. Gangguan penglihatan, obat-obatan b. Gangguan penglihatan, OA genu bilateral c. Gangguan penglihatan, kondisi kamar mandi d. Gangguan fungsi kognitif, obat-obatan e. Gangguan fungsi kognitif, OA genu bilateral



Referensi



Setiati S, Purwita W Laksmi. Gangguan Keseimbangan, Jatuh dan Fraktur. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3, Edisi VI. 2014; hal 3750



Nama Peserta



Dr.Kartika handayani



Periode Ujian



41



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Asal FK



FK UNHAS



Kategori soal



Geriatri



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Jatuh



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Patofisiologi



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang laki - laki usia 64 tahun datang ke poli penyakit dalam dengan keluhan nyeri pada lutut. Nyeri dirasakan sejak 3 tahun yang lalu dan memberat sejak 2 bulan terakhir. Pasien utamanya mengeluh nyeri di lututnya bila bangkit dari duduk atau berjalan jauh. Pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk menilai adanya gangguan keseimbangan dan resiko jatuh pada pasien diatas adalah : A. Uji The Timed Up and Go B. Uji Menggapai Fungsional C. Uji Keseimbangan Berg D. Uji Get up and go test E. Uji Intraclass Correlation Coefficients (ICC)



Referensi



Setiati S, Purwita W Laksmi. Gangguan Keseimbangan, Jatuh dan Fraktur. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3, Edisi VI. 2014; hal 3750



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



UJIAN BOARD BATCH 41 DIVISI HOM



Kontributor : dr. Ahmad Rudiannoor / UNAIR



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Peserta



dr. Syarif Hidayatulloh



Periode Ujian



41



Asal FK



FK Universitas Sebelas Maret



Kategori Soal



Hemato Onkologi Medik



Lingkup



Bahasan



Dalam



Standar Anemia Hemolitik Imun



Kompetensi Jenis Soal



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



3B Soal



Seorang wanita 44 tahun datang ke praktekan anda dengan keluhan mudah capek, lemas dan terkadang sesak nafas. Pasien juga sering mengeluh mudah mengantuk. BAK pasien juga mengeluh lebih gelap. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal. Konjungtiva pasien tampak pucat disertai warna kekuningan pada sclera, splenomegali (+) dan hepatomegali (-). Dari pemeriksan laboratorium darah didapatkan Hb 9 g/dl, MCV dan MCH normal, retikulosit meningkat dan bilirubin indirek meningkat. Pasien dilakukan pemeriksan DAT dengan hasil (+). Akhirnya pasien dinyatakan terkena Anemia Hemolitik Autoimun. Apakah yang dimaksud dengan pemeriksaan DAT pada pasien ini ? A. Indirect Antiglobulin Test (Indirect Coomb’s Test) yaitu pemeriksaan untuk mendeteksi autoantibody yang terdapat pada serum, dimana serum pasien direaksikan dengan sel-sel reagen, immunoglobulin yang beredar pada serum akan melekat pada sel-sel reagen dan dapat dideteksi dengan antiglobulin sera dengan terjadinya aglutinasi. B. Direct Antiglobulin Test (Direct Coomb’s Test) yaitu sel eritrosit pasien dicuci dari protein-protein yang melekat dan direaksikan dengan antiserum atau antibody monoclonal terhadap berbagai immunoglobulin dan fraksi komplemen, terutama IgG dan C3d, bila pada permukaan sel terdapat salah satu atau kedua IgG dan C3d maka akan terjadi aglutinasi.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



C. Indirect Antiglobulin Test (Indirect Coomb’s Test) yaitu pemeriksaan untuk mendeteksi autoantibody yang terdapat pada serum, dimana serum pasien direaksikan dengan sel-sel reagen, immunoglobulin yang beredar pada serum akan melekat pada sel-sel reagen dan dapat dideteksi dengan antiglobulin sera dengan tidak terjadinya aglutinasi. D. Direct Antiglobulin Test (Direct Coomb’s Test) yaitu sel eritrosit pasien dicuci dari protein-protein yang melekat dan direaksikan dengan antiserum atau antibody monoclonal terhadap berbagai immunoglobulin dan fraksi komplemen, terutama IgG dan C3d, bila pada permukaan sel terdapat salah satu atau kedua IgG dan C3d maka tidak akan terjadi aglutinasi. E. Indirect Antiglobulin Test (Indirect Coomb’s Test) yaitu pemeriksaan untuk mendeteksi autoantibody yang terdapat pada serum, dimana serum pasien direaksikan dengan sel-sel reagen, immunoglobulin yang beredar pada serum akan melekat pada sel-sel reagen dan dapat dideteksi dengan antiglobulin sera dengan terjadi atau tidak terjadinya aglutinasi.



Referensi



Widayati K, Pardjono E.2014. Anemia Hemolitik



Imun.



Buku



Ajar



Ilmu



Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid II : 26072613



Nama Peserta



dr. Syarif Hidayatulloh



Periode Ujian



41



Asal FK



FK Universitas Sebelas Maret



Kategori Soal



Hemato Onkologi Medik



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Lingkup



Bahasan



Dalam



Standar Anemia Hemolitik Imun



Kompetensi Jenis Soal



Penatalaksanaan



Tingkat Kompetensi



3B Soal



Seorang laki-laki 42 tahun datang ke praktekan anda dengan keluhan mudah capek, lemas, mudah mengantuk, terkadang sesak nafas dan BAK dirasa jadi keruh seperti teh. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal. Konjungtiva pasien tampak pucat disertai warna kekuningan pada sklera, splenomegali (+) dan hepatomegali (-). Dari pemeriksan laboratorium darah didapatkan Hb 8,9 g/dl, MCV dan MCH normal, retikulosit meningkat dan bilirubin indirek meningkat. Gambaran darah tepi didapatkan sferosit, skistosit, sel helmet dan retikulosit. Pasien dilakukan pemeriksan DAT dengan hasil (+). Akhirnya pasien dinyatakan terkena Anemia Hemolitik Autoimun. Terkait adanya splenomegali pada pasien ini, kapankah pasien dengan Anemia Hemolitik Imun dipertimbangkan untuk dilakukan splenektomi ? A. Bila terapi steroid tidak adekuat atau tidak bisa dilakukan penurunan dosis selama 1 bulan. B. Bila terapi steroid tidak adekuat atau tidak bisa dilakukan penurunan dosis selama 2 bulan. C. Bila terapi steroid tidak adekuat atau tidak bisa dilakukan penurunan dosis selama 3 bulan. D. Bila telah diberikan terapi rituximab E. Bila telah dilakukan terapi transfusi darah Referensi



Widayati K, Pardjono E.2014. Anemia Hemolitik



Imun.



Buku



Ajar



Ilmu



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid II : 26072613



Nama Peserta



dr. Syarif Hidayatulloh



Periode Ujian



41



Asal FK



FK Universitas Sebelas Maret



Kategori Soal



Hemato Onkologi Medik



Lingkup



Bahasan



Dalam



Standar Imun Trombositopenia Purpura (ITP)



Kompetensi Jenis Soal



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Pasien perempuan usia 40 tahun datang ke praktekan anda dengan keluhan sering mimisan dan gusi berdarah sejak 3 bulan terakhir dan akhir-akhir ini jadi lebih sering. Pasien juga mengaku ada bintik kemerahan dan lebam yang tidak nyeri di bagian kaki dan tangan. Pasien masih haid teratur namun haid yang terakhir dirasa lebih banyak dari biasanya. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal. Konjungtiva tidak pucat, tidak didapatkan limfadenopati dan didapatkan area troube pekak. Dari pemeriksaan laboratorium darah didapatkan Hemoglobin normal, leukosit normal dan angka Trombosit 20.000/uL. Dilakukan pemeriksaan darah tepi dan didapatkan gambaran megakariosit. Pasien juga dilakukan pemeriksan BMP dan didapatkan hasil banyak megakariosit dan agranuler. Pasien akhirnya didiagnosis ITP dan dilakukan tatalaksana sesuai standar. Pada pasien ITP yang melakukan terapi, ada risiko untuk terjadinya kondisi ITP refrakter kronik, apakah yang dimaksud dengan hal tersebut? A. ITP refrakter kronik ditegakan bila ditemukan ITP menetap lebih dari 3 bulan, gagal berespon dengan splenektomi, angka trombosit < 30.000 uL.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



B. ITP refrakter kronik ditegakan bila ditemukan ITP menetap lebih dari 6 bulan, gagal berespon dengan splenektomi, angka trombosit < 30.000 uL. C. ITP refrakter kronik ditegakan bila ditemukan ITP menetap lebih dari 3 bulan, gagal berespon dengan splenektomi, angka trombosit < 20.000 uL. D. ITP refrakter kronik ditegakan bila ditemukan ITP menetap lebih dari 6 bulan, gagal berespon dengan splenektomi, angka trombosit < 20.000 uL. E. ITP refrakter kronik ditegakan bila ditemukan ITP menetap lebih dari 1 bulan, gagal berespon dengan splenektomi, angka trombosit < 30.000 uL.



Referensi



Purwanto



I.2014.



Putpura



Trombositopenia Imun. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid II : 27782788



Nomor Soal



1



Nama Peserta



dr. Mohamad Qurtubi Ali



Asal FK



FK Universitas Sebelas Maret



Kategori Soal



Hemato-Onkologi Medik



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Anemia Aplastik



Jenis Soal



Diagnosis



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Wanita 29 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan gusi berdarah, mudah memar dan seluruh badan terasa lelah, keluhan baru dirasakan kurang lebih 1 minggu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien compos mentis dengan tekanan darah 120/70 nadi 86x/menit RR 20x/menit, suhu 36.70C. Langkah selanjutnya untuk menegakkan diagnosis pada pasien ini, kecuali : a. Pemeriksaan darah Lengkap dengan hitung jenis leukosit b. Hitung Retikulosit c. Biopsi Sum-sum tulang d. Pemberian klastogenik diepoksibutan e. Pemeriksaan Flow cytometry darah arteri



Referensi



Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid II Bab 30 Sub bab Anemia Aplastik halaman 26462656



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nomor Soal



2



Nama Peserta



dr. Mohamad Qurtubi Ali



Asal FK



FK Universitas Sebelas Maret



Kategori Soal



Hemato-Onkologi Medik



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Gangguan hemostasis pada DM



Jenis Soal



Patofisiologi dan Etiologi



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Berikut ini yang bukan merupakan gangguan pengaturan hemostasis pada penderita Diabetes Melitus adalah : a. Peningkatan kadar fibrinnogen b. Peningkatan aktivitas faktor VII c. Peningkatan agregasi trombosit d. Peningkatan kadar urokinase e. Peningkatan kadar Plasminogen aktivator inhibitor-1



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Referensi



Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid II Bab 31 Sub bab Gangguan hemostasis pada DM halaman 2807-2808



Nomor Soal



3



Nama Peserta



dr. Mohamad Qurtubi Ali



Asal FK



FK Universitas Sebelas Maret



Kategori Soal



Hemato-Onkologi Medik



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Gangguan Hemostasis pada sirosis hati



Jenis Soal



Terapi/Manajemen



Tingkat Kompetensi



4A Soal



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Berikut ini merupakan penatalaksanaan perdarahan pada sirosis hati, kecuali : a. Transfusi darah b. Pemberian Heparin c. Antifibrinolisis dengan epsilon amino caproic acid d. Beta Blocker e. Skleroterapi



Referensi



Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid II Bab 31 Sub bab Gangguan Hemostasis pada sirosis hati halaman 2800-2806



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nomor Soal



1



Nama Peserta



dr. Akhmad Rudiannoor



Asal FK



FK Universitas Sebelas Maret



Kategori Soal



HOM



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



HL



Jenis Soal



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Pria 50 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan demam hilang timbul dan berkeringat malam hari dalam 6 bulan terakhir. Demam menetap selama 7-10 hari dan menghilang selama 1 minggu sebelum muncul kembali. Selama periode ini, pasien menyadari 2 benjolan tidak nyeri pada lehernya yang perlahan membesar ukurannya. Dalam 1 tahun terakhir, pasien berat badannya menurun sebesar 8,2 kg. 2 tahun yang lalu, pasien mempunyai riwayat radang tenggorokan dan demam, saat itu didiagnosa infeksi mononucleosis. Pasien merokok 1 pack per hari selama 10 tahun terakhir. Pasien tidak ada riwayat minum alkohol. Pekerjaannya mengharuskannya setiap bulan untuk travel ke Afrika dan Asia. Pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan. Tanda vital pasien suhu 390C, nadi 90/menit, RR 20x/menit, dan TD 105/60 mmHg. Pemeriksaan fisik didapatkan 2 benjolan, nontender, kelenjar getah bening terfiksasi pada kedua sisi leher. Pemeriksaan mikroskopik pada spesimen biopsi seperti gambar di bawah. Diagnosa pada pasien ini adalah...



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



HL



Jenis Soal



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Pria 50 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan demam hilang timbul dan berkeringat malam hari dalam 6 bulan terakhir. Demam menetap selama 7-10 hari dan menghilang selama 1 minggu sebelum muncul kembali. Selama periode ini, pasien menyadari 2 benjolan tidak nyeri pada lehernya yang perlahan membesar ukurannya. Dalam 1 tahun terakhir, pasien berat badannya menurun sebesar 8,2 kg. 2 tahun yang lalu, pasien mempunyai riwayat radang tenggorokan dan demam, saat itu didiagnosa infeksi mononucleosis. Pasien merokok 1 pack per hari selama 10 tahun terakhir. Pasien tidak ada riwayat minum alkohol. Pekerjaannya mengharuskannya setiap bulan untuk travel ke Afrika dan Asia. Pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan. Tanda vital pasien suhu 390C, nadi 90/menit, RR 20x/menit, dan TD 105/60 mmHg. Pemeriksaan fisik didapatkan 2 benjolan, nontender, kelenjar getah bening terfiksasi pada kedua sisi leher. Pemeriksaan mikroskopik pada spesimen biopsi seperti gambar di bawah. Diagnosa pada pasien ini adalah...



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



a. Non Hodgkin Lymphoma b. Hodgkin Lymphoma c. Chronic lymphocytic leukemia d. Infeksi EBV e. AML



Referensi



Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid III Bab 392 Penyakit Hodgkin halaman 2987-2991



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nomor Soal



2



Nama Peserta



dr. Akhmad Rudiannoor



Asal FK



FK Universitas Sebelas Maret



Kategori Soal



HOM



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



HL



Jenis Soal



Pemeriksaan Penunjang



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Pria 50 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan demam hilang timbul dan berkeringat malam hari dalam 6 bulan terakhir. Demam menetap selama 7-10 hari dan menghilang selama 1 minggu sebelum muncul kembali. Selama periode ini, pasien menyadari 2 benjolan tidak nyeri pada lehernya yang perlahan membesar ukurannya. Dalam 1 tahun terakhir, pasien berat badannya menurun sebesar 8,2 kg. 2 tahun yang lalu, pasien mempunyai riwayat radang tenggorokan dan demam, saat itu didiagnosa infeksi mononucleosis. Pasien merokok 1 pack per hari selama 10 tahun terakhir. Pasien tidak ada riwayat minum alkohol. Pekerjaannya mengharuskannya setiap bulan untuk travel ke Afrika dan Asia. Pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan. Tanda vital pasien suhu 390C, nadi 90/menit, RR 20x/menit, dan TD 105/60 mmHg. Pemeriksaan fisik didapatkan 2 benjolan, nontender, kelenjar getah bening terfiksasi pada kedua sisi leher. Pemeriksaan mikroskopik pada spesimen biopsi seperti gambar di bawah. Hal di



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



bawah ini yang mendukung temuan pada pasien ini adalah



a. Proliferasi sel limfosit monomorfik pada biopsi b. IgM dan IgG antigen capsid anti-viral positif c. Sel CD 15/30 positif d. Gambaran darah tepi didapatkan auer rods e. Leukosit >500.000/mikroL



Referensi



Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid III Bab 392 Penyakit Hodgkin halaman 2987-2991



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nomor Soal



3



Nama Peserta



dr. Akhmad Rudiannoor



Asal FK



FK Universitas Sebelas Maret



Kategori Soal



HOM



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



CLL



Jenis Soal



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Pria 70 tahun datang ke dokter Sp.PD K-HOM dengan keluhan kecapekan yang hilang timbul. Mempunyai riwayat sakit hipertensi dan DM tipe 2. Pasien seorang pensiunan ahli kimia. Obat-obatan yang dikonsumsi Ramipril saja. Suhu tubuhnya 37.80C, nadi 72x/menit, RR 18x/menit, TD 130/70 mmHg. Pemeriksaan fisik didapatkan limfadenopati servikal dan axilaris nontender. Spleen teraba 7 cm di bawah margin kosta. Hasil laboratorium leukosit 12.000/mm3 dan platelet 210.000/mm3. Evaluasi lebih lanjut bisa didapatkan.... a. Ringed sideroblast b. Formasi rouleaux



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



c. Hypergammaglobulinemia d. Sel teardrop e. Sel smudge



Referensi



Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid III Bab 391 Sub LNH halaman 2975-2986



Nomor Soal



1



Nama Peserta



dr. Muhammad Ade Satia Putra



Asal FK



FK Universitas Sebelas Maret



Kategori Soal



Hematolgi dan Onkoloogi Medis



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Nyeri Pada Kanker



Jenis Soal



Tata Laksana



Tingkat Kompetensi



4A



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Soal



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Wanita 50 tahun datang ke UGD dengan keluhan rasa nyeri di perut. Rasa nyeri dirasakan terus menerus. tidak dipengaruhi pemberian makan dan perubahan posisi. Pasien sudah berobat dan mendapat obat namun keluhan tidak berkurang. Nyeri dirasakan sejak1 bulan ini dan membuat pasien tidak mampu aktivitas sehari hari.. Pasien merupakan ibu rumah tangga, memilik 5 orang anak. Pasien ddiagnosis menderita karsinoma serviks dan terdapat penyebaran tumor di kandung kemih. Pasien sudah menjalani kemoterapi dan radioterapi komplit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien compos mentis dengan tekanan darah 130/90 nadi 94x/menit RR 22x/menit, suhu 36.70C, VAS skor 6. Penatalaksanaan yang tepat pada pasien ini adalah … a. Paracetamol b. Kodein c. Fentanil patch d. Morphine e. Natrium diklofeak



Referensi



Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid III Bab 33 Sub bab Penanggulangan Nyeri Pada Kanker laman 2938-2941



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nomor Soal



2



Nama Peserta



dr. Muhammad Ade Satia Putra



Asal FK



FK Universitas Sebelas Maret



Kategori Soal



Hematolgi dan Onkoloogi Medis



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Nausea



dan



Muntah



Karena



Kemoterapi Jenis Soal



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Laki-laki 60 tahun datang ke UGD dengan keluhan mual muntah sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Muntah sebanyak 5x sehari. Pasien tidak nafsu makan dan badan semakin lemas. Pasien diketahui menderita karsinoma gaster dengan terdapat anak sebar di limpa. Pasien menjalani kemoterapi sejak 3 bulan ini. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien compos mentis, lemah, dengan tekanan darah 90/60, nadi 90x/menit RR 16x/menit, suhu 37.7 C.Pasien mendapat perawatan di rumah sakit, mendapat infus asam amino, injeksi ondansentron dan omeprazole. Setelah beberapa hari, kondisi membaik, pasien rawat jalan. Agen kemoterapi yang dapat menyebabkan kondisi pada pasien ini adalah … a. Siklofosfamid



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



b. Metotreksat c. Vinkritsin d. Doksorubisin e. Bleomisin



Referensi



Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid III Bab 33 Sub bab Terapi Suportif Pada Kanker laman 2921-2937



Nomor Soal



3



Nama Peserta



dr. Muhammad Ade Satia Putra



Asal FK



FK Universitas Sebelas Maret



Kategori Soal



Hematolgi dan Onkoloogi Medis



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Nausea



dan



Kemoterapi Jenis Soal



Tatalaksana



Muntah



Karena



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Tingkat Kompetensi



3B Soal



Wanita 58 tahun datang ke UGD dengan keluhan lemas dirasakan diseluruh tubuh sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Lemas tidak dipengaruhi aktivitas, pemberian makan minum. Pasien mnyangkal terdapat muntah dan diare. Bicara pelo, kelemahan anggota gerak sesisi disangkal. Pasien diketahui menderita small lung cell karsinoma dan sudah mnjalani kemoterapi sejak 3 bulan ini. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien compos mentis, lemah, dengan tekanan darah 140/90, nadi 89x/menit RR 23x/menit, suhu 37.0 C. Pemeriksaan fisik tidak ditemukan parese nervskranialis dan reflek patologis negatif. Pemeriksaa laboratium: Hb.9.0, Leu.4.500, Tr.145rb, GDS.90, Na.131 K.2.0 Cal.1.18, AGD: pH.7.55 PCO2 40 HCO3 35 BE +15 TCO2 25 Sat.O2 98 % Laktat. 1.0. Terapi pilhan pada pada pasien ini adalah … a. Bifosfonat b. Demeklosiklin c. Aminoglutetimid d. Eritropoetin e. Kemoterapi sensitif + ketokonazol



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Referensi



Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid III Bab 33 Sub bab Sindom



Praneoplastik



halaman



2951-2957



Nomor Soal



1



Nama Peserta



dr. Tri Kusumo



Asal FK



FK Universitas Sebelas Maret



Kategori Soal



Hemato Onkologi Medik



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Trombosis Vena Dalam



Jenis Soal



Tata Laksana



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang laki-laki umur 50 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan utama nyeri dan bengkak pada kaki kiri. Nyeri dirasakan kurang lebih 3 hari terakhir dan dirasakan semakin berat. Riwayat kebiasaan: pasien merokok 1-2 bungkus setiap hari, riwayat DM (+) kurang lebih 5 tahun, riwayat hipertensi disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan edema tungkai unilateral, eritema, teraba hangat, nyeri tekan, pembuluh darah superfisial teraba dan Homan sign (+). Hasil laboratorium hemostasis yang



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



diharapkan pada kasus tersebut adalah: a.



D-dimer meningkat dan antitrombin meningkat



b.



D-dimer meningkat dan antitrombin menurun



c.



D-dimer meningkat dan antitrombin normal



d.



D-dimer menurun dan antitrombin meningkat



e.



D-dimer menurun dan antitrombin menurun



Referensi



Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid II Bab 31 Sub bab Trombosis Vena Dalam dan Emboli Paru halaman 2820-2821



Nomor Soal



2



Nama Peserta



dr. Tri Kusumo



Asal FK



FK Universitas Sebelas Maret



Kategori Soal



Hemato Onkologi Medik



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Hemofilia A dan B



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Jenis Soal



Tata Laksana



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang laki-laki umur 30 tahun mengeluh nyeri dan bengkak pada lutut kanan setelah terjatuh satu hari yang lalu. Pada pemeriksaan didapatkan nyeri tekan, edema, hematoma pada R. Genu Dextra, serta keterbatasan gerak. Pasien pernah mengalami perdarahan yang sulit berhenti pada saat dilakukan tindakan cabut gigi. Pasien direncanakan akan mendapat terapi pengganti faktor pembekuan, terapi suportif yang benar pada pasien ini adalah: a. Diberikan analgetik aspirin b. Kompres hangat pada perdarahan akut c. Mobilisasi sendi sesegera mungkin d. Diberikan kortikosteroid e. Diberikan warfarin



Referensi



Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid II Bab 30 Sub bab Hemofilia A dan B halaman 27442748



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nomor Soal



3



Nama Peserta



dr. Tri Kusumo



Asal FK



FK Universitas Sebelas Maret



Kategori Soal



Hemato Onkologi Medik



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Koagulasi Intravaskular Diseminata



Jenis Soal



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Pada kasus KID (koagulasi Intravaskular Diseminata) diagnosis ditegakkan dengan sistem skoring The International Society for Thrombosis dan Haemostasis (ISTH), berikut yang tidak termasuk di dalam skoring tersebut adalah: a. Hitung trombosit b. Kadar fibrinogen c. PT d. aPTT e. D-Dimer



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Referensi



Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid II Bab 31 Sub bab Koagulasi Intravaskular Diseminata halaman 2791-2795



Nomor Soal



1



Nama Peserta



dr.Nazly Muhammad Askar



Asal FK



FK Universitas Sebelas Maret



Kategori Soal



HOM



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Sindrom Lisis Tumor



Jenis Soal



Tata Laksana



Tingkat Kompetensi



4A Soal



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Wanita 40 tahun dalam perawatan hari ke 4, mengeluhkan menggigil, tidak nyaman di dada, terasa kram dan pusing, BAK pasien 2x/hari sejak 1 hari yang lalu. Dari pemeriksaan fisik kesadaran E4V5M6, TD 100/70, HR 66x/menit, RR 24x/menit, T 36.8 0C. Laboratorium Hb 9,7 Leukosit 0,14x103 Trombosit 234x103 Hematokrit 31,40% Kreatinin 4,58 BUN 125 mg/dl. K 6,3 mmol/L, Fosfat 14,4 mmol/L, Kalsium 5,49 mg/dL, asam urat 15,8, AGD PH 7.20 PCO2 30 PO2 99 BE -16.5 HCO3 -11.7 SPO2 100. Urin output 300cc/24 jam. Pasien sedang menjalani kemoterapi AML hari ke2 dengan regimen Cytarabine dan Daunorubicin. Penatalaksanaan yang tepat pada pasien ini adalah … a. Lanjutkan kemoterapi, hidrasi, inj. Ca glukonas, insulin, natrium bikarbonat, Allopurinol b. Hentikan kemoterapi, hidrasi, inj. Ca glukonas, insulin, natrium bikarbonat, Allopurinol c. Hentikan kemoterapi, hidrasi, inj. Ca glukonas, insulin, natrium bikarbonat, Allopurinol, OAINS, Hemodialisa d. Lanjutkan kemoterapi, hidrasi, inj Ca glukonas, insulin, natrium bikarbonat, Allopurinol, OAINS, Hemodialisa e. Hentikan kemoterapi, hidrasi, inj. Ca glukonas, insulin, natrium bikarbonat, Allopurinol, Hemodialisa



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Referensi



Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid III Bab 43 Sub BAB Kegawatan Onkologi dan Sindrom Paraneoplastik halaman 4143 - 44



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nomor Soal



2



Nama Peserta



dr.Nazly Muhammad Askar



Asal FK



FK Universitas Sebelas Maret



Kategori Soal



HOM



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Sindrom Vena Kava Superior



Jenis Soal



Tata Laksana



Tingkat Kompetensi



3B Soal



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Laki – laki 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas, wajah terasa penuh, batuk, nyeri dada. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/70 N 124x/menit RR 26x/menit SPO2 98 %, distensi vena leher, oedem wajah, oedem bahu sampai dengan lengan. Rontgen Thorax : didapatkan gambaran radioopaque pada paru kanan. Penatalaksanaan pada pasien ini adalah … a. Radioterapi b. Metal stent c. Kortikosteroid d. Kemoterapi e. Semua benar



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Referensi



Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid III Bab 43 Sub BAB Kegawatan Onkologi dan Sindrom Paraneoplastik halaman 4139 - 41



Nomor Soal



3



Nama Peserta



dr.Nazly Muhammad Askar



Asal FK



FK Universitas Sebelas Maret



Kategori Soal



HOM



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Kompresi Medula Spinalis



Jenis Soal



Tata Laksana



Tingkat Kompetensi



3B Soal



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Wanita 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri punggung yang semakin bertambah berat bila batuk, mengedan dan bergerak. Selain itu, pasien juga mengeluh lemas, BAK dan BAB tidak terkontrol. 2 bulan yang lalu pasien didiagnosis mempunyai kanker payudara yang sudah menyebar ke liver. Rontgen Thorakolumbal : didapatkan lesi litik pada Vertebra Thorakalis 5-7 dan Lumbalis 2-3. VAS 7 pada regio thorax posterior. Penatalaksanaan pada pasien ini adalah … a. Inj Dexamethasone 10 mg iv b. Inj Hidrokortison 100 mg iv c. Tramadol 50 mg/12 jam d. Codein 10mg/12 jam e. Semua salah



Referensi



Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid III Bab 43 Sub BAB Kegawatan Onkologi dan Sindrom Paraneoplastik halaman 4141



Nomor Soal



1



Nama Peserta



dr. R. Eko Priambodo



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Asal FK



FK Universitas Sebelas Maret



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Kategori Soal



Hemato Onkologi Medik



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Neoplasma Of The Head and Neck



Jenis Soal



Terapi



Tingkat Kompetensi



3A Soal



Seorang pasien laki-laki datang dengan keluhan utama benjolan dileher 3 bln ini. Os juga mengeluhkan hidung tersumbat, mimisan dan sulit menelan. Penurunan berat badan dijumpai. Pada hasil histopatologi dijumpai karsinoma tidak berdiferensiasi. Dari hasil CT scan diperoleh massa pada nasofaring dan fossa nasal, dan pada kelenjar limfe diperoleh metastase bilateral, 6 cm dalam dimensi terbesar di atas fosa supraklavikula. Namun belum ditemukan penyebaran ke organ lainnya. Maka terapi yang dapat dilakukan pada pasien berikut adalah a. neoadjuvan b. kemoradiasi c. brakiterapi d. reseksi e. Radiasi eksterna



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Referensi



Jack Z. Karsinoma Nasofaring.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Dalam Buku ajar ilmu penyakit dalam edisi VII. Editor : Siti Setiati, Idrus



Alwi,



Aru



W.



Sudoyo,



Marcellus S.K, Bambang S, Ari Fahrial S. Interna Publishing. 2014.



Nomor Soal



2



Nama Peserta



dr. R. Eko Priambodo



Asal FK



FK Universitas Sebelas Maret



Kategori Soal



Hemato Onkologi Medik



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Neoplasma Of The Head and Neck



Jenis Soal



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



3A Soal



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Laki – laki, 54 tahun dengan keluhan benjolan pada leher kanan sejak 7 bulan terakhir yang semakin lama semakin membesar, disertai demam naik turun dan keringat berlebihan. Pada pemeriksaan fisik dijumpai pembesaran KGB colli sinistra ukuran diameter 5 cm, immobile, nyeri tekan (-), dan dijumpai pembesaran KGB pada axilla sinistra dan inguinal dextra sinistra. Hasil laboratorium didapatkanHb 10.7 g/dl, leukosit 8500 u/l, platelet 254000 u/l. hasil histopatologi pasien tersebut adalah diffuse large B cell lymphoma. Stadium penyakit tersebut menurut Ann Arbor: a. Stadium I b. Stadium IIA c. Stadium IIB d. Stadium IIIA e. Stadium IIIB



Referensi



A



Harryanto



Reksodiputro,



Cosphiadi 2014. Limfoma NonHodgkin (LNH).. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid III:hal 2975-2980



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nomor Soal



3



Nama Peserta



dr. R. Eko Priambodo



Asal FK



FK Universitas Sebelas Maret



Kategori Soal



Hemato Onkologi Medik



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Neoplasma Of The Head and Neck



Jenis Soal



Terapi



Tingkat Kompetensi



3A Soal



Laki-laki 45 tahun datang ke poliklinik ilmu penyakit dalam. Keluhan benjolan di daerah leher, axilla, dan inguinal sejak 2 bulan terakhir. Demam sumer-sumer, penurunan berat badan sekitar 7kg dalam 2 bulan terakhir, keringat malam disangkal. Badan dirasakan lemas. Riwayat batuk lama disangkal. Pekerjaan sebagai petani. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan hemodinamik stabil dan konjungtiva anemis, limfadenopati multiple di region colli, axilla dan inguinal. Hb 7.8 g/dl; leukosit 10.800 /uL; trombosit 257.000/uL, fungsi jantung, renal dan liver normal. LDH 1180 U/L, pemeriksaan biopsy didapatkan kesan diffuse large B-cell lymphoma dengan CD20 positif. Pemilihan terapi yang disarankan pada pasien tersebut adalah: a. Kemoterapi regimen cisplatin + doksorubisin + vinkristin + prednisone + rituximab b. Kemoterapi regimen siklofosfamid + doksorubisin + vinkristin + prednisone +



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



rituximab c. Kemoterapi regimen Adriamycin + bleomycin + vinblastine + dacarbazin + rituximab d. Kemoterapi regimen siklofosfamid + oncovin + procarbazine + prednisone + rituximab e. Kemoterapi regimen metotreksat + leukovorin + sitarabin + rituximab



Referensi



Reksodiputro AH, Irawan C. 2014. Limfoma



non-hodgkin



(LNH).



Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi. hal 2983



Nomor Soal



1



Nama Peserta



dr. Cherelia Dinar P. A



Asal FK



FK Universitas Sebelas Maret



Kategori Soal



Hematologi



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Thalassemia



Jenis Soal



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang wanita 25 tahun datang ke RS untuk melakukan medical check up. Pada saat ini pasien tidak ada keluhan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tensi 110/70mmHg, nadi 84 kali/menit, RR 18 kali/ menit dan temperatur 36,8. Pemeriksaan fisik didapatkan kulit tampak pucat dan konjungtiva juga pucat, limpa teraba schuffner 1, hepar tidak teraba. Pemeriksaan darah rutin didapatkan Hb 10,7g/dl, hct 37%, MCV 70 fl, MCH 22 pg, retikulosit 2,2%, trombosit 300.000/ul, dan leukosit 7800/ul. Berdasarkan data di atas, maka masalah yang paling mungkin pada pasien ini adalah: a. Anemia defisiensi besi b. Thalassemia c. Anemia penyakit kronik d. Sindrom sickle cell e. Anemia hemolitik autoimun



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Referensi



Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Edisi VI Jilid III Bab 30 Sub bab Hematologi halaman 2623-2630



Nomor Soal



2



Nama Peserta



dr. Cherelia Dinar P. A



Asal FK



FK Universitas Sebelas Maret



Kategori Soal



Hematologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Anemia Penyakit Kronik



Jenis Soal



Tatalaksana



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang wanita 50 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan pusing nggliyer dan mudah lelah. Pasien juga mengelihkan jantung berdebar-dehar dalam seminggu ini. Sebelumnya pasien dikonsulkan dari bagian Obsgyn dengan Ca cerviks stadium IIIa dan direncanakan operasi elektif. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tensi 90/60 mmHg, pernafasam 26 kali/menit, nadi 106 kali/menit, suhu 36,5. Dijumlai konjungtiva palpebra inferior pucat, atrofi papil lidah (-), stomatitis angularis (-), organomegali (-). Pemeriksaan darah rutin didapatkan Hb 6,4 g/dl, AL 6500, AT 235.000., hct 18,6%, MCV 72 fl, MCH 25 pg. pada pemeriksaan morfologi darah tepi



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



kesan anemia hipokromik mikrositer, kadar besi serum rendah, serum feritin normal, TIBC menurun, hitung retikulosit sedikit meningkat. terapi yang paling tepat untuk pasien di atas adalah: a. Pemberian eritropoietin b. Pemberian preparat besi c. Pemberian transfusi darah PRC d. Pemberian transfusi darah whole blood e. Pemberian preparat besi dan transfusi darah PRC



Referensi



Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid III Bab 30 Sub bab Hematologi halaman 2642-2645



Nomor Soal



3



Nama Peserta



dr. Cherelia Dinar P. A



Asal FK



FK Universitas Sebelas Maret



Kategori Soal



Hematologi



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Polisitemia vera



Jenis Soal



Tatalaksana



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang laki-laki usia 65 tahun datang dengan keluhan sering sakit kepala, mudah lelah, kadang disertai telinga berdenging. Pasien menderita penyakit paru dan jantung. Sebelumnya pasien merupakan seorang perikok berat sejak muda dan baru berhenti merokok sejak 4 tahun yang lalu. Pemeriksaan fisik pasien didapatkan TD 130/80 mmHg, nadi 92 kali/menit, Rr 24 kali/menit, temperatur 36,5. Pemeriksaan thorax didapatkan barrel chest dan udem di kedua tungkai. Pasien saat ini membawa hasil darah rutin dengan kadar Hb 19,3 g/dl, Hct 63 %, leukosit 4500/uL, trombosit 1.320.000/uL Terapi utama yang paling tepat untuk pasien adalah: a. Flebotomi 250-500 cc b. Hidroksiurea 2x500 mg c. Busulfan 1,8 mg/m2 d. Chlorambucil 0,1-0,2 mg/kgBB/hari e. Aspirin 1x75 mg



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Referensi



Buk



Ajar Ilmu



Penyakit Dalam



u



VI Jilid II



halaman 2663-



Edisi 2670



Nomor Soal



1



Nama Peserta



dr. Hastin Mutiara Surga



Asal FK



FK Universitas Sebelas Maret



Kategori Soal



Hematologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Anemia defisiensi G6PD (hemolitik non imun)



Jenis Soal



Tata Laksana



Tingkat Kompetensi



3B Soal



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Seorang turis laki-laki asal Afrika datang ke IGD karena merasa lemas sekali beberapa hari terakhir. Dirinya pertama kali datang ke pulau Jawa untuk piknik namun terlalu lelah setelah sebelumnya menghabiskan waktu di Indonesia bagian timur selama beberapa minggu. Dia sempat demam saat di Maluku dan diberikan obat malaria oleh dokter di sana. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tensi 130/80 mmHg, nadi 110 kali/menit, RR 22 kali/ menit dan temperatur 36,8. Pemeriksaan fisik didapatkan kulit tampak pucat dan konjungtiva juga pucat. Pemeriksaan darah rutin didapatkan Hb 5,5 g/dl, urin rutin didapatkan hemoglobinuria. Penatalaksanaan yang tepat pada pasien ini adalah: a. Transfusi sel darah merah b. Transfusi sel darah merah, evaluasi obat malaria c. Transfusi sel darah merah, pemberian zat besi d. Transfusi sel darah merah, pemberian asam folat e. Transfusi sel darah merah, meneruskan obat malaria, pemberian zat besi, asam folat dan antioksidan



Referensi



Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid III Bab 30 Sub bab Hematologi halaman 2641-2622



Nomor Soal



2



Nama Peserta



dr. Hastin Mutiara Surga



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Asal FK



FK Universitas Sebelas Maret



Kategori Soal



Hematologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Anemia Aplastik



Jenis Soal



patogenesis



Tingkat Kompetensi



3B



Soal



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Seorang laki-laki 22 tahun datang dengan keluhan lemas, mudah letih, mimisan serta ada bintik-bintik merah di kedua tangan dan kaki. Pasien mengatakan sudah berulang kali rawat inap untuk mendapatkan transfusi darah. Pada pemeriksaan fisik yang paling tampak adalah konjungtiva pucat dan petechie di keempat ekstremitas. Pemeriksaan darah rutin didapatkan Hb 7,5 g/dl, AL 2100, AT 30.000. Pasien membawa hasil BMP yang dilakukannya 6 bulan yang lalu dengan hasil gambaran sumsum tulang aplastik / hiposelular. Perbedaan antara kelainan pada pasien dengan myelodiplasia hipoplastik adalah: a. CD34 pasien merupakan target autoimun b. CD34 pasien normal proporsinya c. CD34 pasien > 1% d. CD34 merupakan ekspansi klonal pada sumsum tulang pasien e. CD34 pasien lebih tinggi dibanding pada kondisi myelodisplasia hipoplastik



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Referensi



Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid III Bab 30 Sub bab Hematologi halaman 2646-2656



Nomor Soal



3



Nama Peserta



dr. Hastin Mutiara Surga



Asal FK



FK Universitas Sebelas Maret



Kategori Soal



Hemostasis dan trombosis



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Trombositosis essensial



Jenis Soal



Tatalaksana



Tingkat Kompetensi



3A Soal



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Seorang wanita usia 55 tahun datang untuk kontrol setelah sebelumnya periksa dengan keluhan gatal dan nyeri di kedua kaki, pasien saat itu juga mengeluhkan mata kabur, dan perut terasa penuh. Pemeriksaan fisik pasien didapatkan TD 130/80 mmHg, nadi 92 kali/menit, Rr 20 kali/menit, temperatur 36,5. Pemeriksaan visus saat ini normal, dan didapatkan splenomegali. Pasien saat ini membawa hasil darah rutin dengan kadar Hb 12 g/dl, leukosit 9800, trombosit 1.120.000. Terapi utama yang paling tepat untuk pasien adalah: a. Methyl prednisolon 0.5 mg / kg BB b. Anagrelid 10 mg / kg BB c. Interferon alfa d. Hydroxy Urea 15 mg / kg BB e. Aspirin dosis rendah



Referensi



Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid III Bab 31 Sub bab Hemostasis dan trombosis halaman 2767 - 2771



Nomor Soal



1



Nama Peserta



dr. Kartika Eka Pratiwi



Asal FK



FK Universitas Sebelas Maret



Kategori Soal



Hematologi



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Lingkup



Bahasan



Dalam



Standar Tranfusi Darah



Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Patofisiologi



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Reaksi hemolitik terjadi karena destruksi sel darah merah setelah tranfusi akibat darah yang inkompatibel. Reaksi hemolitik juga dapat terjadi akibat tranfusi eritrosit yang rusak akibat tranfusi darah yang lisis, tranfusi darah yang terinfeksi, dan tranfusi karena lain sebagainya kecuali sebagai berikut : a. Tranfusi darah beku b. Paparan dextrosa 5% c. Tranfusi dengan pemanasan yang berlebihan d. Tranfusi darah dengan tekanan rendah e. Injeksi air kedalam sirkulasi Referensi



Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid



III



Bab



32.



Sub



Imunohematologi dan Tranfusi Darah halaman 2841-2864



Nomor Soal



2



Nama Peserta



dr. Kartika Eka Pratiwi



Asal FK



FK Universitas Sebelas Maret



Kategori Soal



Hematologi



Lingkup



Bahasan



Kompetensi



Dalam



Standar Tranfusi darah



bab



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Evaluasi Terapi



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Kriopresipitat adalah konsentrat plasma protein tertentu yang dibuat dengan mencairkan plasma segar dan dibekukan pada suhu 40C selama 12-14 jam dan kemudian memisahkan komponen yang berpresipitasi tersebut dengan cara pemutaran. Kriopresipitat berisi faktor VIII, fibrinogen, faktor Von Willebrand dan faktor XIII. Hal-hal berikut ini yang salah mengenai kriopresipitat adalah sebegai berikut : a. Sebelum dipakai harus dicairkan terlebih dahulu dalam waterbath bersuhu 30-370C b. Uji Silang harus dilakukan dan diberikan saringan filter standar terhadap plasma dan ABO sel darah merah pasien c. Uji Silang tidak perlu dilakukan dan plasma yang diberikan sama dengan golongan ABO sel darah merah pasien d. Harus diberikan kepada pasien dalam waktu 6 jam setelah pencairan e. Efek samping pemberian adalah reaksi alergi dan demam Referensi



Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid



III



Bab



32.



Sub



Imunohematologi dan Tranfusi Darah halaman 2841-2864 Nomor Soal



3



Nama Peserta



dr. Kartika Eka Pratiwi



Asal FK



FK Universitas Sebelas Maret



Kategori Soal



Hematologi



bab



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Lingkup



Bahasan



Kompetensi



Dalam



Standar Tranfusi darah



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Aferesis adalah pengambilan bahan patologi atau abnormal dari sirkulasi darah pasien dengan memakai mesin aferesis. Tindakan tersebut dapat berupa plasmaferesis, leukaferesis, eritroferesis, tromboferesis dan immunoadsorption. Hal-hal berikut ini yang dapat terjadi pasca prosedur aferesis adalah sebagai berikut : a. Hiponatremi, gejala lemas, kesemutan bibir, jari tangan, pandangan gelap dan kabur b. Hipokalemi, gejala kesemutan bibir, jari tangan, dada berdebar, pandangan gelap, c. Hipocalsemia, gejala kesemutan bibir, jari tangan, dada tertekan, pandangangelap d. Hipoclorida, gejala lemas, kesemutan bibir, jari tangan, pandangan gelap dan kabur e. Hipomagnesemia, gejala spasme otot, kesemutan bibir, jari tangan, pandangan gelap dan kabur



Referensi



Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid



III



Bab



32.



Sub



Imunohematologi dan Tranfusi Darah halaman 2841-2864



Nomor Soal



1



Nama Peserta



dr. Ikrimah Nisa Utami



Asal FK



FK Universitas Sebelas Maret



Kategori Soal



Hemato Onkologi Medik



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Nyeri pada kanker



bab



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Jenis Soal



Tatalaksana



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang pria 56 tahun datang ke RS dengan keluhan nyeri pada leher kiri yang dirasakan terus menerus selama 1 minggu dan terus memberat. Pasien didiagnosa karsinoma nasofaring dan sudah menjalani kemoterapi 1 x. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/70 mmHg, nadi 98 x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu badan 37,3 oC VAS score 7/10. Terapi yang paling tepat diberikan pada pasien tersebut adalah : A. Asetaminofen + codein B. Asetaminofen C. Tramadol + Codein D. Fentanil E. Tramadol + Asetaminofen Asrul Referensi



Hasral.



Penanggulangan



Nyeri



2014. pada



Kanker. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid III hal. 2940-2943.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nomor Soal



2



Nama Peserta



dr. Ikrimah Nisa Utami



Asal FK



FK Universitas Sebelas Maret



Kategori Soal



Hemato Onkologi Medik



Lingkup



Bahasan



Kompetensi



Dalam



Standar



Tranfusi Darah



Jenis Soal



Tatalaksana



Tingkat Kompetensi



4A Soal



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Seorang pria 18 tahun dengan diagnosis Hemofilia A datang ke UGD malam hari karena mengalami gusi berdarah setelah dilakukan pencabutan gigi. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik. Kondisi pasien stabil dengan tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 90 x/menit, respirasi 20 x/ menit suhu badan 36,3oC. Pasien rencana akan diberikan konsentrat faktor VIII namun ketersediaan kosong. Hal yang paling memungkinkan untuk diberikan sementara sebagai pengganti faktor VIII adalah A. Cryoprecipitated AHF B. Fresh Frozen plasma C. Vit K D. Faktor IX E. Plasma protein Fraction Harlinda Haroen. 2014. Darah dan Komponen: Komposisi, Indikasi dan Referensi



Cara



Pemberian.



Buku



Ajar



Ilmu



Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid III hal. 2846-2853.



Nomor Soal



3



Nama Peserta



dr. Ikrimah Nisa Utami



Asal FK



FK Universitas Sebelas Maret



Kategori Soal



Hemato Onkologi Medik



Lingkup



Bahasan



Kompetensi



Dalam



Standar



Koagulasi Intravaskular Diseminata



Jenis Soal



Patogenesis



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang laki-laki, 36 tahun di antar oleh keluarganya ke Unit Gawat Darurat Rumah



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Sakit dengan keluhan penurunan kesadaran. Tiga hari sebelumnya pasien mengalami kecelakaan lalu lintas dan terdapat luka terbuka pada betis kanan dan luka tersebut hanya dirawat dirumah, dirumah terdapat keluhan pusing, mual dan muntah. Pasien juga terlihat tampak mengantuk dan sulit untuk diajak berkomunikasi. pasien dikatakan tidak memiliki riwayat tekanan darah tinggi maupun kencing manis. Dari hasil pemeriksaan fisik diperoleh, GCS 345, TD: 90/70 mmHg, HR: 110x/menit, RR:26x/menit, Tax:37,70C. Hasil pemeriksaan lab Hb 10 g/dl, PLT: 25.000, WBC: 14.000 Ur/Cr: 46/2,1 mg/dl, SGOT 45 SGPT 50. Dari Kondisi pasien tersebut diatas, patogenesis yang dianggap berperan dalam kondisi tersebut adalah: a. Pengaktifan sistem koagulasi secara berlebihan b. Hambatan sistem inhibitor koagulasi c. Hambatan fibrinolisis d. Salah semua e. Benar semua Catharina



Suharti.



2014.



Koagulasi



Intravaskular Referensi



Diseminata Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Bab 31 hal. 2790



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



UJIAN BOARD BATCH 41 DIVISI REUMATOLOGI



Kontributor : dr. Zanurul Rifhan / USU



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dr. Dewi Fuji Lestari



Kategori Soal



Reumatologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Sklerosis sistemik



Tingkat Kompetensi



3A



Patogenesis



Seorang perempuan, usia 41 tahun datang dengan keluhan kulit telapak tangannya mengeras sejak 4 bulan ini, memberat 4 hari terakhir. Pasien juga sulit membuka mulut 1 minggu ini. Selain itu, pasien mengeluhkan adanya kembung, sulit menelan, rasa terbakar di dada, sesak napas yang hilang timbul dan kebiruan pada jari-jari tangan bila terkena dingin. Pasien tidak pernah berobat sebelumnya. Riwayat hipertensi disangkal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 160/100 mmHg, nadi 118 x/menit, RR 28 x/menit, didapatkan salt and pepper appearance pada kulit. Dari pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 8,1 mg/dL, leukosit 6700/µL, trombosit 81.000/µL, BUN 72 gr/dL, SC 2,1 gr/dL, LED 115, ANA tes positif, Scl-70 positif, anti-topoisomerase positif, dan dari foto thoraks didapatkan fibrosis paru. Riwayat hipertensi disangkal. Apa patogenesis pada kasus ini A. Genetik tidak berperan dalam kasus ini B. Gangguan vaskular,inflamasi dan fibrosis salah satu yang berperan C. Pada lingkungan infeksi virus HIV menjadi salah satu penyebab D. Obat – obatan tidak menjadi patogenesis penyakit ini E. Deposisi antigen pada kulit yang akhirnya masuk ke peredaran darah dan menyebabkan fibrosis Referensi PDUI Sklerosis sistemik (428) Laniati Hanijoyo hal 3277 - 3286



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dr. Dewi Fuji Lestari



Kategori Soal



Reumatologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Sklerosis sistemik



Tingkat Kompetensi



3A



Diagnosis



Perempuan 37 tahun datang dengan keluhan sulit menelan yang dirasakan sejak 6 bulan terakhir. Pasien juga megeluh sering nyeri pada ujung-ujung jari tangan dan kaki sejak 2 tahun,terutama pada cuaca dingin. Pasien juga mengeluh kulit di jari-jari tangan dan kaki, lengan, badan, dan wajah menjadi mengeras. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tensi 150/90 mmHg, nadi 90 kali per menit, RR 20 kali per menit, temperatur axila 36,9ᴼ. Gambaran salt pepper pada kulit dan ulkus pada digiti 2 dan 3 manus dekstra. Dari pemeriksaan penunjuang Dari pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 8,1 mg/dL, leukosit 6700/µL, trombosit 81.000/µL, BUN 72 gr/dL, SC 2,1 gr/dL, LED 115, ANA tes positif, peningkatan LED dan terdapat antibodi topoisomerase positif. Organ apa saja yang sering terkena pada kasus ini? A. Ginjal, dengan manifestasi glomerulonefritis progresif cepat B. Muskuloskletal, dengan kontraktur sendi - sendi kecil C. Paru, dengan pneumothoraks D. Jantung, nyeri dada, palpitasi, aritmia, perikarditis konstriktif dan CHF E. Hematologi, dengan keluhan yang spesifik anemia aplastik



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Referensi PDUI Sklerosis sistemik (428) Laniati Hanijoyo hal 3277 - 3286



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Sklerosis sistemik



Tingkat Kompetens



3A



Manifestasi klinis



Perempuan 38 tahun datang dengan keluhan mulut susah untuk ditutup, pasien mengatakan kulit disekitar mulut mulai mengeras yang dirasakan sejak 6 bulan terakhir. Pasien juga megeluh sering nyeri pada ujung-ujung jari tangan dan kaki sejak 2 tahun,terutama pada cuaca dingin. Pasien juga mengeluh kulit di jari-jari tangan dan kaki, lengan, badan, dan wajah menjadi mengeras. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tensi 180/90 mmHg, nadi 90 kali per menit, RR 20 kali per menit, temperatur axila 36,9ᴼ. Gambaran salt pepper pada kulit dan ulkus pada digiti 2 dan 3 manus dekstra. Dari pemeriksaan penunjuang ditemukan peningkatan LED dan terdapat antibodi topoisomerase positif. Apa tanda dan gejala yang khas pada kasus ini? F. Ketidakseimbangan TNF alfa dan auto antibodi G. Adanya deposisi kolagen hanya pada jaringan ikat H. Kelainan pada struktur mikrovaskuler berupa hipoksia dan hipertensi pulmonal



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



I. Kelainan pada makrovakuler yang menyebabkan lesi berbentuk salt papper J. Mulut terbuka lebar akibat pengerasan pada kulit wajah (pursed lip) Referensi PDUI Sklerosis sistemik (428) Laniati Hanijoyo hal 3277 - 3286



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dr. Laura Ester D. Dairi



Kategori Soal



Reumatologi



Lingkup Bahasan Kompetensi



Dalam



Standar



Reumatik Ekstraartikular



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Tatalaksana



Tingkat Kompetensi



4A Soal



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Seorang laki-laki, 35 tahun, datang dengan keluhan nyeri lokal pada bagian medial sendi siku kanan sejak 2 minggu dan dirasakan makin memberat. Dari anamnesa didapatkan pasien gemar mengangkat beban di tempat fitness. Dari pemeriksaan fisik dijumpai kekuatan menggenggam berkurang dan nyeri bertambah berat saat lengan bawah diekstensikan dengan posisi pergelangan tangan dalam keadaan pronasi. Berikut ini yang merupakan tatalaksana diagnosa di atas, kecuali: a. Kompres dengan air dingin b. Imobilisasi dengan bidai c. Pemberian analgetik d. Diatermi gelombang panjang e. Hindari penggunaan berlebihan otot lengan bawah Referensi



Blondina Marpaung. 2014. Epikondilitis lateral (tennis elbow)dan epikondilitis medial (golfer’s elbow) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid III, hal 3212



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dr. Laura Ester D. Dairi



Kategori Soal



Reumatologi



Lingkup Bahasan Kompetensi



Dalam



Standar



Fibromialgia



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang wanita, 30 tahun, datang dengan keluhan mudah lelah, nyeri di sekitar bahu dan leher dan kaku pada otot selama 3 bulan ini terutama setiap bangun di ppagi hari.Nyeri juga dirasakan semakin memberat setiap os mendengar suara bising, kelelahan dalam beraktivitas dan bila cuaca dingin. Pada saat dilakukan pemeriksaan oleh dokter spesialis penyakit dalam terdapat nyeri pada beberapa titik tubuh yaitu pada bagian belakang kepala, sela iga II, daerah bokong dan lutut. Berikut ini yang merupakan control point untuk diagnosa di atas, kecuali: a. Kuku ibu jari b. Titik tengah dahi c. Sisi volar pergelangan lengan atas d. Digiti I pedis e. Otot tungkai atas sisi anterior Referensi



Fibromialgia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid III, hal 3212



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dr. Laura Ester D. Dairi



Kategori Soal



Reumatologi



Lingkup Bahasan Kompetensi



Dalam



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Standar



Fascitis Plantaris



Diagnosis



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang pria, 38 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada tumit kaki kanan.Nyeri bersifat tajam dan berdenyut-denyut setiap os melangkahkan kaki. Nyeri dirasakan setelah pasien mengikuti kegiatan lari maraton yang diadakan perusahaan tempat ia berkerja. Riwayat jatuh dan trauma tidak dijumpai.Pada saat dilakukan pemeriksaan oleh dokter spesialis penyakit dalam dijumpai nyeri maksimum pada plantar fasia dari tuberositas kalkaneus. Pada pemeriksaan laboratorium tidak dijumpai kelainan spesifik. Setelah dilakukan pemeriksaman radiologi dijumpai adanya spur kalkaneal. Berikut ini yang pernyataan yang benar mengenai diagnosa penyakit di atas adalah : a. Merupakan salah satu bentuk entesopati dimana terdapat inflamasi pada tempat insersi fasia plantaris pada kalkaneus. b. Stres sepanjang plantar fascia meningkat pada obesitas,alas kaki yang tidak tepat, dan ketidakstabilan struktur kaki. c. Terapi berupa mengurangi stres aktivitas, pemberian NSAID, injeksi intralesi steroid dan injeksi Botulinum type A d. Tindakan pembedahan merupakan terapi definitif pada penyakit ini e. Injeksi Kortikosteroid dapat menyebakan ruptur fascia Referensi



Sindrom fibrosis. Fascitis Plantari. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid III, hal 3303-3304



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dr. Frans Sarumpaet



Kategori Soal



Rheumatologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal



Demam Reumatik



Tingkat Kompetensi



4A



Penatalaksanaan



Soal Seorang pasien laki-laki berumur 15 tahun dengan BB 40 kg datang berobat ke poliklinik denan keluhan nyeri padasendi bahu dan siku,keluhan ini sejak 1 minggu yang lalu. Terdapat bengkak dan kemerahan pada lokasi sendi yang nyeri. Pasien mengeluh demam sejak 1 minggu terakhir. Dari pemeriksaan fisik didapatkan hemodinamik stabil, pembengkakan pada sendi siku, didapatkan batas kiri jantung 2 cm lateral MCL kiri bising sistolik pada jantung. Pemeriksaan penunjang laboratorium didapatkan peningkatan LED dan nilai DNA ase B 240 todd. Terapi yang diberikan pada pasien ini adalah a. Benzathine benzylpenicilin 600.000 unit IM sebanyak 1 x b. Benzathine benzylpenicilin 600.000 unit IM tiang 4 minggu sampai umur 18 tahun c. Benzathine benzylpenicilin 1,2 juta unit IM tiang 4 minggu sampai umur 25 tahun d. Benzathine benzylpenicilin 1,2 juta unit IM tiang 4 minggu selama 5 tahun e. Pemberian eritromicin 4 x 250 mg selama 10 hari



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Referensi



Saharman leman. 2014. Demam rematik& penyakit jantung rematik. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. hal.1162-1170



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dr. Frans Sarumpaet



Kategori Soal



Rheumatologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal



Demam Reumatik



Tingkat Kompetensi



4A



Penatalaksanaan



Soal Terapi alternatif demam rematik bagi pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap penicillin adalah : a. Pemberian Eritromicin etilsuksinat b. Pemberian Penoximetil penisilin V c. Pemberian Amoxisilin d. Pemberian Generasi I sepalosforin e. Pemberian Ciprofloxacin



Referensi



Saharman leman. 2014. Demam rematik& penyakit jantung rematik. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. hal.1162-1170



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dr. Frans Sarumpaet



Kategori Soal



Rheumatologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal



Demam Reumatik



Tingkat Kompetensi



4A



Patofisiologi



Soal Pasien perempuan 26 tahun, hamil 20 minggu, anak pertama datang ke ruang emergensi dengan keluhan tiba-tiba merasa berdebar-debar dan sesak napas, batuk dengan sputum seperti karat. Beberapa waktu yang lalu pendeita pernah merasa berdebar-debar namun tidak disertai sesak napas seperti saat ini. Pendeita pernah menderita demam reumatik saat berusia 14 tahun , saat ini minum vitamin untuk kehamilan. Penderita tidak merokok, tidak minum alkohol atau obat suntik. Pada pemeriksaan TD 90/60 mmHg,N 110-130 x/mt iregulari irregular, RR 24x/mt, S 36 0 C, saturasi O2 94%, tidak terdapat peningkatan tekanan vena jugularis, terdapar ronki basah halus pada kedua basal paru, pada pemeriksaan jantung terdapat irama iregulari irregular dengan bunyi S1 yang keras dan diastolik rumble. EKG menunjukan atrial fibrilasi.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Dari data pasien tersebut diatas, kelainan katub jantung apa yang menyebabkan atrial fibrilasi : A. Stenosis aorta B. Inufisiensi aorta C. Regurgitasi mitral D. Stenosis mitral E. Regurgitasi trikuspit



Referensi



Saharman leman. 2014. Demam rematik& penyakit jantung rematik. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. hal.1162-1170



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dr. Taufik Ardhy Prakarsa Harahap



Kategori Soal



Rheumatologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal



Osteoporosis



Tingkat Kompetensi



4A



Pemeriksaan Penunjang



Soal Seorang pasien wanita 23 tahun penderita asma dengan penggunaan dexametasone oral jangka panjang selama 4 tahun datang ke poli osteoporosis karena disarankan untuk menjalani evaluasi BMD, dengan hasil sebagai berikut: T score femoral neck : -1,8 T score L1-L4 : -2,02 Z score femoral neck : -2,01 Z score L1-L4 : -2,15



Diagnosis pasien diatas adalah: A. Osteoporosis sekunder B. Osteoporosis tipe I C. Osteoporosis tipe II D. Osteopenia E. Osteonekrosis



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Referensi



Bambang Setyohadi. 2014. PAPDI jilid III Edisi VI. Pendekatan Diagnosis Osteoporosis. Hal 34543457



Pembuat Soal



Dr. Taufik Ardhy Prakarsa Harahap



Kategori Soal



Rheumatologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal



Osteoporosis



Tingkat Kompetensi



4A



Penatalaksanaan



Soal



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Seorang perempuan berusia 68 tahun, selain metotreksat juga mengkonsumsi prednison 5 mg/hari untuk artritis rheumatoid yang diderita. Pasien takut terhadap kemungkinan osteoporosis karena kakak perempuannya pernah mengalami fraktur panggul tahun lalu. Selain rutin beraktivitas, dia berolahraga jalan kaki 30 menit setiap pagi, minum susu 2 gelas sehari, tidak merokok dan tidak minum alcohol. DXA pasien menunjukkan osteopeni. Rencana tatalaksana yang paling tepat pada pasien ini adalah : A. Raloksifen B. Bisfosfonat C. Perbaikan gaya hidup D. Recombinant parathyroid hormone E. Asupan kalsium dan vitamin D yang adekuat



Referensi



Bambang Setyohadi. 2014. PAPDI jilid III Edisi VI. Pendekatan Diagnosis Osteoporosis. Hal 34543457



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dr. Taufik Ardhy Prakarsa Harahap



Kategori Soal



Rheumatologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal



Osteoporosis



Tingkat Kompetensi



4A



Patofisiologi



Soal Di bawah ini yang tidak termasuk faktor risiko osteoporosis adalah : a. merokok b. trauma c. penggunaan steroid d. kekurangan androgen e. kelebihan estrogen



Referensi



Bambang Setyohadi. 2014. PAPDI jilid III Edisi VI. Pendekatan Diagnosis Osteoporosis. Hal 34543457



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dr. Apriani



Kategori Soal



Reumatologi



Lingkup Bahasan Kompetensi



Dalam



Standar



Sindrom Sjogren



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



3A



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Soal 1. Seorang pria berusia 45 tahun datang dengan keluhan mata dan mulut yang terasa kering. Setelah dilakukan pemeriksaan, didapatkan tes schrimer positif dan biopsy kelenjar saliva ditemukan infiltrasi limfosit T dan B teruatama di daerah sekitar saluran kelenjar atau ductus. Dari pemeriksaan laboratorium ditemukan adanya autoantibodi anti-Ro (SSA) dan anti-La (SSB).



Kemungkinan diagnosis pada pasien ini adalah :



A. Lupus eritematosus sistemik B. Sindrom sjogren C Vaskulitis D..Tiroiditis E. Hepatitis kronis



Referensi



Yuliasih. Halim Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi VI. Interna Publishing. Jakarta. Halaman 3160-3166



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dr. Apriani



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Kategori Soal Lingkup Bahasan Kompetensi



Reumatologi Dalam



Standar



Sindrom Sjogren



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Terapi



Tingkat Kompetensi



3A Soal



2. Seorang pria berusia 45 tahun datang dengan keluhan mata dan mulut yang terasa kering. Setelah dilakukan pemeriksaan, didapatkan tes schrimer positif dan biopsy kelenjar saliva ditemukan infiltrasi limfosit T dan B teruatama di daerah sekitar slauran kelenjar atau ductus. Dari pemeriksaan laboratorium ditemukan adanya autoantibodi anti-Ro (SSA) dan anti-La (SSB).



Penatalaksanaan pasien tersebut untuk mengontrol gejala ekstra-glanduler misalnya diffuse intertitial lung diseases, glomerulonefritis, dan vaskulitis adalah :



A. Kortikosteroid + hidroksikloroquin B. Kortikosteroid + siklofosfamid C. OAINS + hidroksikloroquin D. Kortikosteroid E. Siklofosfamid



Referensi



Yuliasih. Halim Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi VI. Interna Publishing. Jakarta. Halaman 3160-3166



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dr. Apriani



Kategori Soal



Reumatologi



Lingkup Bahasan Kompetensi



Dalam



Standar



Sindrom Sjogren



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Patogenesis



Tingkat Kompetensi



3A Soal



3. Semua pernyataan di bawah ini diduga terkait patogenesis sindrom sjogren, kecuali: a.Salah satu virus yang dikelompokkan sebagai pencetus SS adalah cytomegali virus b.Faktor genetik yang terkait SS adalah haplotipe HLA-DR c. Sindroma sjogren merupakan penyakit yang sangat kompleks dan mengakibatkan



aktivasi banyak sistem imunologi d.



Sindroma sjogren juga ditandai disregulasi dan hiperaktivitas dari sel B



e. Sindroma sjogren bukan merupakan penyakit akibat kerusakan kelejar acini dari



kelenjar eksokrin



Referensi



Yuliasih. Halim Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi VI. Interna Publishing. Jakarta. Halaman 3160-3166



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dr Alfi Dewi Sholaht



Kategori Soal



Reumatologi



Lingkup Bahasan Kompetensi



Dalam



Standar



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Patogenesis



Tingkat Kompetensi Soal



1. Seorang wanita usia 20 tahun datang ke IGD dengan keluhan kejang. Kejang sejak 2 jam sebelum MRS. Pada pemeriksaan di dapatkan respirasi 22 kali/menit, tekanan darah 140/90 mmHg, denyut jantung 90 kali/menit, suhu 36,7 C. Pada pemeriksaan fisik dijumpai ulkus mulut. Rontgen thorax tampak dalam batas normal. EKG sinus rthym. Pemeriksaan darah ditemukan Hb 8 gr/dl, HCT 24 %, WBC 4,5 PLT 150.000, BUN 30, SC 1,0 SGOT 20 SGPT 30 Albumin 2,5. Na 145, K 3,7 AGD PH 7,4 PO2 80 PCO2 30 HCO3 30 SO2 95. UL proteinuria +3, silinder eritrosit. Pasien dengan riwayat SLE dan pengobatan MMF 1 gr per hari namun tidak minum obat sebulan ini karena merasa kondisi membaik. Apakah masalah pasien saat ini dan terapi yang diberikan sesuai dengan National Institute of Health/ NIH Rekomendasi SLE 2019? A. SLE berat terapi induksi cyclofospamid 500 - 1000 mg/ m 2 setiap bulan selama 6 bulan + Inj. metilprednisolon 1000 mg/ m 2 setiap bulan minimal selama 12 bulan B. NPSLE terapi induksi metilprednisolon 1 gr 3 hari lalu lanjut MMF 2 gr dan steroid 0,5 mg/kgbb selama 4 minggu lalu lanjut terapi pemeliharaan C. SLE berat terapi induksi metilprednisolon 750 mg 3 hari dan cyclofospamid IV 500-1000 mg/m2/ bulan selama 7 bulan lalu dievaluasi responnya. D. SLE berat terapi induksi cyclofospamid 500 mg setiap 2 minggu sampai 6 dosis + inj. metilprednisolon 750 mg/ 3 hari E. SLE berat terapi induksi metilprednisolon 1 gr 3 hari lalu dan



cyclofospamid 0,5 gr/m2/ bulan x 7 dosis bila respon sebagian terapi dengan cyclofospamid IV 0,5 gr/m2/3 bulan selama 1 tahun



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Referensi



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dr Alfi Dewi Sholaht



Kategori Soal



Reumatologi



Lingkup Bahasan Kompetensi



Dalam



Standar



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Patogenesis



Tingkat Kompetensi Soal



2. Berikut ini merupakan rekomendasi yang tepat tentang SLE dan kehamilan, kecuali ... A. Pasien hamil dengan SLE memerlukan pemantauan yang adekuat oleh spesialis terkait B. Penggunaan obat pada pasien SLE perlu diperhatikan selama masa konsepsi, kehamilan dan laktasi C. Kehamilan pada pasien SLE minimal 1 tahun setelah remisi D. APS perlu diperhatikan pada pasien SLE dengan riw. keguguran E. Pasien SLE perlu mendapat vaksinasi sesuai indikasi



Referensi



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dr Alfi Dewi Sholaht



Kategori Soal



Reumatologi



Lingkup Bahasan Kompetensi



Dalam



Standar



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Patogenesis



Tingkat Kompetensi Soal



3. Gambaran hiperselularitas mesangial murni atau ekspansi matriks mesangial dengan mikroskop cahaya disertai deposit imun mesangial merupakan gambaran nefritis lupus... A. Kelas V B. Kelas III C C. Kelas III A D. Kelas II E. Kelas I



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Referensi



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dr. Fadly Afif Rambe



Kategori Soal



Reumatologi



Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Standar Gout Artritis Penatalaksanaan



Tingkat Kompetensi



4A Soal



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Obat di bawah ini yang tidak boleh diberikan pada penderita gout artritis stadium akut adalah : A. Kolkisin B. Kortikosteroid C. OAINS D. Hormon ACTH E. Alopurinol



Referensi



Tehupeiory,ES. 2014. Artritis Pirai. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid III:hal 3185-3189.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dr. Fadly Afif Rambe



Kategori Soal



Reumatologi



Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Standar Gout Artritis Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang wanita umur 45 tahun berobat ke poli penyakit dalam dengan keluhan nyeri pada pergelangan kaki sehingga pasien tidak dapat berjalan. Hal ini dialami pasien saat bangun tidur. Pernyataan manakah yang benar untuk menegakkan diagnosis pasien tersebut ? A. Riwayat inflamasi klasik artritis poliartikuler B. Resolusi synovitis yang lama dengan pengobatan kolkisin C. Diikuti oleh stadium interkritik dimana dijumpai simptom D. Hiperkalsemia E. Riwayat inflamasi klasik artritis monoartikuler khusus pada sendi MTP-1 Referensi



Tehupeiory,ES. 2014. Artritis Pirai. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid III:hal 3185-3189.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dr. Fadly Afif Rambe



Kategori Soal



Reumatologi



Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Standar Gout Artritis Patogenesis



Tingkat Kompetensi



4A Soal



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pernyataan dibawah ini berhubungan dengan gout artritis, Kecuali : A. Pengobatan dini dengan alopurinol dapat mempresipitasi serangan akut B. Peradangan terjadi akibat penyerapan kristal monosodium urat yang berlebihan C. Lokasi yang paling sering pada MTP-1 D. Serangan akut dapat sembuh dalam beberapa hari sampai beberapa minggu E. Artritis gout yang menahun biasanya disertai tofi yang banyak



Referensi



Tehupeiory,ES. 2014. Artritis Pirai. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid III:hal 3185-3189.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dr. Sahat Ericson Tampubolon



Kategori Soal



Rheumatologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Tuberkulosis osteoartikuler



Tingkat Kompetensi



3A



Diagnostik



Soal Seorang laki-laki usia 30 tahun, mengeluhkan nyeri di punggung os. Dialami os sejak 3 bulan terakhir. Riwayat trauma disangkal. Pasien riwayat menderita TB paru, sudah pernah berobat tetapi tidak tuntas. Dokter kemudian menyarankan pemeriksaan MRI. 1. Berikut pernyataan yang benar tentang penggunaan MRI untuk pasien dengan Tuberkulosis osteoartikuler A. Merupakan pemeriksaan terbaik pada fase awal penyakit B. Dapat menunjukkan abses intra-osseus C. Dapat menunjukkan soft tissue abcess D. B dan C benar E. Semua benar Sumber



Zeinel Alaya, Walid Osman, Osteoarticular Tuberculosis: Clinical and Theurapeutic Feature, 2016



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dr. Sahat Ericson Tampubolon



Kategori Soal



Rheumatologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Tuberkulosis osteoartikuler



Tingkat Kompetensi



3A



Terapi



Soal 2. Terapi obat anti tuberculosis pada Tuberkulosis osteoartikuler diberikan selama minimal, A. 6 bulan B. 7 bulan C. 8 bulan D. 9 bulan E. 12 bulan Sumber



Zeinel Alaya, Walid Osman, Osteoarticular Tuberculosis: Clinical and Theurapeutic Feature, 2016



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dr. Sahat Ericson Tampubolon



Kategori Soal



Rheumatologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Tuberkulosis osteoartikuler



Tingkat Kompetensi



3A



Patofisiologi



Soal 3. Berikut merupakan pernyataan yang salah dari Tuberkulosis osteoartikuler A. Predominan terjadi pada persendian besar B. Penyebab terjadinya tuberkulosis osteoartikuler reaktivasi bakteri yang terkunci di tulang C. Penegakan diagnosa pada masa awal penyakit Tuberkulosis osteoartikule sangat diperlukan D. Pada penggunaan CT Scan untuk penegakan diagnosa dapat kita jumpai gambaran tenosyvitis



E. Penggunaan USG pada Tuberkulosis osteoartikuler dapat kita jumpai gambaran abses dan efusi persendian



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Sumber



Zeinel Alaya, Walid Osman, Osteoarticular Tuberculosis: Clinical and Theurapeutic Feature, 2016



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dr. Aprilia Jati



Kategori Soal



Rheumatologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Osteomielitis



Tingkat Kompetensi



3B



Diagnosis



Soal Seorang laki-laki, 62 tahun datang dengan keluhan luka di punggung yang sudah menghitam dan berbau. Pasien riwayat aktivitas terbatas di tempat tidur setelah os terkena stroke 2 tahun yang lalu. Riwayat demam dijumpai dan pasien mengatakan sudah berobat tetapi luka tidak kunjung sembuh. 1. Berikut merupakan gambaran osteomielitis pada tulang belakang, antara lain A. Demam ditemukan pada semua kasus B. Daerah yang paling sering terkena adalah lumbal C. Gangguan neurologis ditemukan bila terjadi abses paravertebral D. A dan B benar E. B dan C benar



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Referensi



Deddy N.W Achadiono, Marsellino Richardo, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III; hal 3248



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dr. Aprilia Jati



Kategori Soal



Rheumatologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Osteomielitis



Tingkat Kompetensi



3B



Patofisiologi



Soal 1. Berikut faktor lokal yang mempengaruhi imunitas, metabolisme dan vaskular lokal pada osteomielitis A. Limfedema kronik B. Arteritis C. Neuropati D. Jaringan Parut lokal E. Semua benar Referensi



Deddy N.W Achadiono, Marsellino Richardo, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III; hal 3248



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dr. Aprilia Jati



Kategori Soal



Rheumatologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Osteomielitis



Tingkat Kompetensi



Terapi



Patofisiologi



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Soal 2. Tatalaksana antibiotik yang optimal pada kasus osteomielitis sekurang-kurangnya diberikan dalam waktu A. 4 bulan B. 5 bulan C. 6 bulan D. 7 bulan E. 8 bulan Referensi



Deddy N.W Achadiono, Marsellino Richardo, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III; hal 3248



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dr. Zanurul Rifhan



Kategori Soal



Rheumatologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal



Vaskulitis



Tingkat Kompetensi



4A



Pemeriksaan Penunjang



Soal



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Seorang perempuan usia 34 tahun datang ke UGD dengan keluhan nyeri pada lengan kanan bawah, nyeri dirasa hilang timbul, nyeri lebih dirasakan saat beraktifitas menggunakan lengan kanan, nyeri berkurang dengan istirahat. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD lengan kanan 120/80 mmHg, TD lengan kiri 140/90 mmHg, Nadi : 82 x/menit reguler, pulsasi nadi brachialis pada lengan kanan dirasakan lemah, RR : 20 x/menit, T : 37 C. Pemeriksaan ekstremitas tidak didapatkan keterbatasan range of movement (ROM) lengan kanan. Pada inspeksi juga tidak didapatkan tanda tanda sianosis, namun didapatkan lesi eritromatosa pada kedua lengan. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan LED 68 mm/jam, fibrinogen 2,5 gr/l, D-dimer 300 ng/ml. Langkah diagnostik selanjutnya yg paling tepat adalah : a.



Venografi



b.



Biopsi Vaskuler



c.



Pemeriksaan kadar p-ANCA serum



d.



Doppler Ultrasound Vaskuler



e.



Arteriografi



Referensi



Hamijoyo L, Sindrom Vaskulitis. In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF, editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam Jilid I. 6th ed. Jakarta: Interna Publishing; 2014.p.3254-3277



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dr. Zanurul Rifhan



Kategori Soal



Rheumatologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal



Vaskulitis



Tingkat Kompetensi



4A



Pemeriksaan Penunjang



Soal Seorang pasien wanita berumur 58 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri kepala, kelelahan, berat badan menurun dan demam. Pasien juga mengeluhkan adanya gangguan penglihatan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 110 kali/menit, nafas 20 kali/menit dan suhu 39,80C. Pada pemeriksaan A. Temporalis teraba lemah dan nyeri tekan di bagian temporal. Pemeriksaan anjuran pada pasien ini adalah: A. ANCA B. Arteriogram C. Biopsiarteri temporal D. CT scan dengankontras E. Kadar komplemen



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Referensi



Hamijoyo L, Sindrom Vaskulitis. In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF, editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam Jilid I. 6th ed. Jakarta: Interna Publishing; 2014.p.3254-3277



Pembuat Soal



Dr. Zanurul Rifhan



Kategori Soal



Rheumatologi



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Jenis Soal



Vaskulitis



Tingkat Kompetensi



4A



Diagnosis



Soal Seorang perempuan berumur 45 tahun datang berobat ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan nyeri dan kemerahan pada kedua tungkai sejak 3 bulan yang lalu. Pasien memiliki riwayat asma bronkhial dan alergi terhadap antalgin. Pada pemeriksaan darah tepi didapatkan peningkatan eosinifil. Diagnosis yang paling mungkin pada kasus ini adalah : A. Vaskulitis leukositoklastik B. Poliarteritis nodosa C. Sindromm churg-strauss D. Purpura henoch-schoenlein E. Granulomatosis wagener



Referensi



Hamijoyo L, Sindrom Vaskulitis. In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF, editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam Jilid I. 6th ed. Jakarta: Interna Publishing; 2014.p.3254-3277



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dr. Fatwa Sitta



Kategori Soal



Rheumatologi



Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Standar Kristal artropati non gout Diagnosis



Tingkat Kompetensi



3A Soal



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Beberapa tipe pseudogout, kecuali : A. Tipe A pseudogout, adanya serangan arthritis akut atau subakut, yang dapat berlangsung sehari hingga beberapa minggu B. Tipe B Pseudoreumatoid arthritis, ditandai gejala penebalan sinovia, pitting edema local, terbatasnya gerak sendi dan sering diduga arthritis rheumatoid C. Tipe C Pseudo Artritis lebih sering pada wanita, sendi yang terkena biasanya simetris, terdapat riwayat serangan akut yang nyata D. Tipe E asimptomatik, tidak memberikan keluhan, paling jarang terjadi. E. Tipe F pseudo neuropatic joints, kelainan artropati, mirip penyakit charcot pada lutut



Referensi



Faridin. Kristal Artropati Non Gout. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid III:hal 3190-3196



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dr. Fatwa Sitta



Kategori Soal



Rheumatologi



Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Standar Kristal artropati non gout Diagnosis



Tingkat Kompetensi



3A Soal



Seorang wanita 69 tahun mengeluh lutut kanan bengkak dan nyeri sejak 3 hari lalu. Keluhan ini sudah pernah dirasakan 2 tahun lalu selama 2 minggu lalu membaik seperti semula. Pada pemeriksaan fisik didapatkan demam 38°C, VAS 6/10. Pemeriksaan fisik genu dekstra didapatkan edema, hiperemis, nyeri tekan, bulging sign (+), ROM terbatas.Pemeriksaan lab didapatkan asam urat 8,5 mg/dl. Pemeriksaan rotgen genu memperlihatkan garis-garis radiopaque di sekitar cartilage sendi lutut. Analisa cairan sendi dengan mikroskop terlihat gambaran rodlike.



Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah: A. Artritis pirai B. Kristal artropati akibat calcium phyrophosphate dehidrogenase C. Osteoartritis D. Artritis septik E. Artritis



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Referensi :



Faridin. Kristal Artropati Non Gout. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid III:hal 3190-3196



Pembuat Soal



Dr. Fatwa Sitta



Kategori Soal



Rheumatologi



Lingkup Bahasan Kompetensi



Dalam



Standar Kristal Artropati Non Gout



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



3A Soal



Seorang wanita berumur 39 tahun dengan tinggi badan 155 cm dan berat badan 80 kg datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan nyeri hebat pada kedua lutut sejak 1 hari yang lalu. Kedua lutut Os terlihat bengkak dan kemerahan. Terdapat riwayat trauma pada kedua lutut 1 bulan yang lalu dan Os juga memiliki riwayat rawat inap di rumah sakit selama 4 hari, karena keluhan muntah darah warna merah segar 1 minggu yang lalu. Dari pemeriksaan didapatkan Hb 10,7 g/dL, Ht 33%, leukosit 8.400/mm3, trombosit 215.000/mm3, ureum 58 mg/dL, creatinin 0,83 mg/dL, SGOT 97 mg/dL, dan SGPT 127 mg/dL, ditemukan kristal dengan bentuk rhomboid dan pada gambaran radiologi didapatkan bintik-bintik dengan garis radioopaq yang tampak pada meniskus fibrokartilago sendi lutut. Diagnosis yng paling tepat pada pasien ini adalah: A. Pseudogout tipe B B. Pseudogout tipe A C. Pseudogout tipe E D. Pseudogout tipe C E. Pseudogout tipe F Referensi



Faridin. Kristal Artropati Non Gout. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid III:hal 3194



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dr. Donny Pathiha Lubis



Kategori Soal



Rheumatologi



Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Standar Antiphospholipid Syndrome Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A Soal



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Perempuan 30 tahun, dikonsulkan sejawat obgyn dengan membawa hasil laboratorium Hb 12 g/dl, leukosit 5000/mm3, trombosit 110.000 u/L. dari anamnesis diketahui bahwa terdapat riwayat 3 kali aborsi spontan pada usia sebelum 10 minggu dan sampai saat ini pasien belum memiliki anak. Pasien dan pasangan nya sangat ingin memiliki anak. Pemeriksaan lanjutan yang diperlukan dan hasil yang diharapkan untuk menegakkan diagnosis pasien diatas adalah: A. Antibody Anti Jo 1 diatas 40 GPL/MPL B. Antibody beta 2 glikoprotein 1 kurang dari persentil 99 C. Antibody anticardiolipin IgG lebih dari persentil 99 D. Antibody anticardiolipin IgM lebih dari 20 GPL/MPL E. ANA test positif dengan titer 1:100 Referensi



Dewi,Sumartini.2014.sindrom antiphospholipid antibody. Jilid III:hal 3398-3409



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dr. Donny Pathiha Lubis



Kategori Soal



Rheumatologi



Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Standar Antiphospholipid Syndrome Terapi



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Perempuan 30 tahun, dikonsulkan sejawat obgyn dengan riwayat keguguran sebanyak 4kali. Pasien telah didiagnosa dengan sindroma antifosfolipid pada kehamilan terakhir, dan saat ke 4 ditemukan thrombosis pada vascular plasenta pasien. Saat ini pasien dan pasangan ingin merencanakan kehamilan. Saat ini pemeriksaan fisik dalam batas normal. Hasil laboratorium menunjukkan leukosit 7000/mm3, Hb 13g/dl, trombosit 240.000 u/L. tindakan yang dianjurkan pada pasien ini adalah: A. Menunda kehamilan sampai dinyatakan sembuh B. Berikan klopidogrel jangka panjang C. Aspirin 80 mg/hari sebelum konsepsi, diikuti heparin setelah konsepsi D. Tidak ada indikasi pemberian terapi anti trombolitik E. Heparin jangka pendek diikuti pemberian jamgka Panjang subkutan dan klopidogrel jangka panjang



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Referensi



Dewi,Sumartini.2014.sindrom antiphospholipid antibody. Jilid III:hal 3398-3409



Pembuat Soal



Dr. Donny Pathiha Lubis



Kategori Soal



Rheumatologi



Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Standar Antiphospholipid Syndrome Terapi 4A



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Soal Bagaimana target terapi Antiphospolipid Sindrome dengan thrombosis berulang: A. INR 2-3 B. D-dimer 100.000 copy/sel D.



E.ARV diberikan pada pasien asimptomatik dengan CD4>350 sel/mm 3 dan viral load < 100.000 copy/sel Referensi



Zubairi D, Samsuridjal D. HIV/AIDS Di Indonesia. Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam ed.VI, Hal: 892



NamaPembuatSoal



Yanuar Ardani



Asal FK



Universitas Diponegoro



KategoriSoal



Alergi Imunologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Prosedur Diagnostik Penyakit Alergi



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang perempuan berusia 30 tahun dengan riwayat sering gatal di seluruh tubuh dating control ke poliklinik. Pasien riwayat sering mengeluh gatal 3 bulan terakhir dan timbul bentol-bentol kemerahan terutama saat bekerja di Ruang Catatan Medis sebuah Rumah Sakit Daerah. Keluhan gatal berkurang setelah pasien berada di rumah. 3 hari yang lalu pasien minum Methylprednisolone &CTM karena tidak tahan terhadap keluhan gatalnya. Sehari-hari pasien rutin menggunakan salep hidrokortison untuk mengurangi keluhan. Pasien direncanakan pemeriksaan tes tusuk kulit. Waktu yang tepat untuk melakukan tes tusuk pada pasien adalah: a. Langsung dapat dilakukan saat ini juga b. Setelah pasien mengentikan penggunaan hidrokortison salep minimal 1 hari c. Setelah pasien mengentikan penggunaan hidrokortison salep minimal 3 hari



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



d. Setelah pasien menghentikan konsumsi CTM minimal 7 hari e. Setelah pasien menghentikan konsumsi Methylprednisolon minimal 7 hari Azhar Tanjung, Evy Yunihastuti. Referensi



Prosedur Diagnostik Penyakit Alergi, Referensi Buku Ajar Ilm uPenyakit Dalam ed.VI, Hal: 476



Nama Pembuat Soal



Yanuar Ardani



Asal FK



Universitas Diponegoro



Kategori Soal



Alergi Imunologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Vaksinasi Dewasa



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Prosedur Tindakan



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang wanita berusia 25 tahun dengan riwayat sakit Sistemic Lupus Erymathosus (SLE) dating control kepoliklinik penyakit dalam.Pasien rutin mendapatkan pengobatan Methylprednisolon 4 mg dua kali sehari dan Siklosporin 25 mg satu kali sehari. Pasien tercatat dalam 1 tahun terakhir keluhan berat dari lupus tidak pernah muncul. Pasien bulan depan hendak menjalankan ibadah umroh ke tanah suci bersama keluarga besar. Vaksinasi yang dapat diberikan pada pasien adalah : A.



Penumokokus, meningkokus, MMR



B.



Pneumokokkus, Meningokokkus, Varisella



C.



Pneumokokus, Influenza, MMR



D.



Tifoid, pneumokokus, Vaccinia



E.



Pneumokokus, Influenza,meningokokus



Referensi



EvyYunihastuti. Vaksinasi pada Kelompok Khusus. Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam ed.VI, Hal: 958



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



Yanuar Ardani



Asal FK



Universitas Diponegoro



Kategori Soal



Alergi Imunologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Imunodefisiensi



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Tatalaksana



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang perempuan berusia 30 tahun, penderita lupus, sedang dirawat inap karena keluhan batuk sejak 7 hari. Pada saat perawatan hari ke 2, pasien mengeluhkan tiba-tiba sesak napas sejak satu jam. Selain itu suara pasien menghilang. Dua jam yang lalu penderita mendapatkan suntikan intravena ceftriaxone 1 gram, MP 62.5 mg, dan omeprazol 40 mg. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 100x/m, irama teratur, isi cukup, napas 28x/m, pemeriksaan paru vesikuler, terdapat ronki di lapangan paru kanan, wheezing (+) stridor (+) Tindakan pertama yang harus dilakukan pada pasien adalah : A Triple maneuver dan intubasi B Injeksi adrenalin 1:1000 0.3 cc IM C Mengganti antibiotika dengan golongan karbapenam D Inhalasi dengan bronkodilator kerja singkat dan steroid E Menaikan dosis MP menjadi 125 mg intravena Referensi



Rengganis I, Sundaru H, Sukmana N, Mahdi D. Renjatan Anafilatik. Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam ed.VI, Hal: 4132



Nama Pembuat Soal



Siti Untari Subekti



Asal FK



Universitas Diponegoro



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Kategori Soal



Alergi Imunologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Interpretasi Spirometri



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang pria berusia 60 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan batuk sejak 2 tahun yang memberat sejak 3 bulan terakhir. Batuk dengan dahak berwarna putih kental. Ketika batuk kadang pasien merasa sesak. Pasien tidak mengeluhkan demam, keringat malam, atau penurunan berat badan. Pasien merokok 1 bungkus per hari sejak usia 20 tahun dan baru berhenti 3 bulan yang lalu. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tinggi badan 160 cm, berat badan 58 kg, hemodinamik stabil, frekuensi nafas 22x/menit, teratur. Pemeriksaan paru didapatkan suara nafas vesikuler, tidak ada ronkhi, terdapat ekspirasi memanjang. Dari pemeriksaan spirometri : Spirometri pra pemberian bronkodilator



Spirometri pasca pemberian bronkodilator



FEV1 2.5 liter



FEV1 2.6 liter



FEV1 Prediction 3.5 liter



FEV1 Prediction 3.5 liter



FVC 3.7 liter



FVC 3.7 liter



FVC prediction 3.9 liter



FVC prediction 3.9 liter



Diagnosis pada pasien ini : a. Asma b. Pneumonia c. Penyakit paru restriktif d. Infeksi saluran napas atas e. Penyakit paru obstruktif kronis Referensi



Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam ed. VI, Jilid I, 2014, Hal: 624-631



Nama Pembuat Soal



Siti Untari Subekti



Asal FK



Universitas Diponegoro



Kategori Soal



Alergi Imunologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar



Skin Prick Test



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Kompetensi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang perempuan usia 34 tahun datang ke dokter praktek untuk mengetahui jenis makanan yang menimbulkan alergi. Satu minggu yang lalu pasien mengalami keluhan kulitnya gatal-gatal disertai bentol setelah makan di acara arisan. Pada acara tersebut pasien makan udang goreng, sop kepiting, sambal terasi dan es teler. Pasien langsung berobat ke dokter praktek diberi obat prednison 5 mg tablet tiga kali sehari dan cetirizine tablet 10 mg satu kali sehari dan salisil talk. Obat dimakan selama 3 hari. Pasien dianjurkan untuk menjalani tes kulit. Saat ini pasien tidak minum obat tersebut lagi. Kapan sebaiknya pasien tersebut dilakukan tes tusuk? a. Menyarankan dilakukan tes tusuk hari itu juga. b. Menyarankan dilakukan tes tusuk 3 hari setelah terakhir makan obat c. Menyarankan untuk melakukan tes tusuk 1 minggu setelah terakhir makan obat d. Menyarankan untuk melakukan tes tusuk 3 minggu setelah terakhir makan obat e. Menyarankan untuk melakukan tes tusuk 1 bulan setelah terakhir makan obat



Referensi



Tanjung A, Yunihastuti E. Prosedur diagnostik penyakit alergi. In : Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadribata M, Setiyohadi B, Syam AF,editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam Jilid I. 6th ed. Jakarta : Interna Publishing; 2014.p.473-477



Nama Pembuat Soal



Siti Untari Subekti



Asal FK



Universitas Diponegoro



Kategori Soal



Alergi Imunologi



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Tes Provokasi



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Tingkat Kompetensi



4A Soal



Seorang laki-laki usia 24 tahun bekerja sebagai pembuat roti datang ke poliklinik dengan keluhan sesak napas disertai mengi, batuk, mata gatal saat sedang bekerja. Pasien baru saja mulai bekerja setelah lulus sekolah. Pasien tidak merokok dan tidak memiliki riwayat asma sebelumnya, tetapi sering mengeluh gatal bila makan makanan laut. Keluhan sesak ini memburuk pada hari kerja dan membaik pada hari libur. Pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas normal, tidak ada wheezing. Bila dilakukan uji provokasi dengan spirometri sebelum dan sesudah shif kerja, apakah hasil yang diharapkan ? a. Terjadi penurunan FEV1 >3% antara sebelum dan sesudah bekerja b. Terjadi penurunan FEV1 >5% antara sebelum dan sesudah bekerja c. Terjadi penurunan FEV1 >12% antara sebelum dan sesudah bekerja d. Terjadi penurunan FEV1 >20% antara sebelum dan sesudah bekerja e. Terjadi penurunan FEV1 >30% antara sebelum dan sesudah bekerja



Referensi



Karjadi T. Asma Akibat Kerja. In : Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setyohadi B, Syam AF, editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam Jilid I. 6th ed. Jakarta : Interna Publishing; 2014.p.489-494



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



UJIAN BOARD BATCH 41 DIVISI PSIKOSOMATIS



Kontributor : dr. Michelle Vincentia / UNPAD



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Standar



Aluisha Saboe Universitas Padjadjaran Psikosomatis Gangguan Panik



Diagnosis IVA SOAL Laki – laki 45 tahun, pekerjaan wiraswasta, mengeluh sering merasa lemas sejak 5 bulan yang lalu. Sejak saat itu pasien sering berkeringat, gelisah, dan tidak sanggup menyelesaikan pekerjaan rutin di kantor. Keluhan ini dirasakan tiba – tiba, lamanya mencapai 1 – 2 jam. Keluhan bersifat hilang timbul dan pasien merasa nyaman bila diluar serangan, namun dalam 2 minggu terakhir keluhan menjadi lebih sering. Pasien sering merasa gelisah dan sedih tetapi tidak tahu apa penyebabnya. Terkadang pasien menangis sendiri tanpa penyebab yang jelas. Perasaan pasien tidak menentu. Pasien mengaku sulit mengawali tidur karena gelisah, tidak ingin bunuh diri tapi takut keluhan ini membawa kematian. Selama ini pasien teratur minum obat anti hipertensi yang dialaminya sejak 4 tahun yang lalu. Saat general check-up didapatkan penurunan fungsi ginjal ringan. 20 tahun yang lalu pasien pernah didiagnosis sakit liver namun menolak diperiksa lanjut. Diagnosis yang tepat untuk pasien ini adalah A. Gangguan Depresi B. Fobia C. Gangguan Obsesif-Kompulsif D. Gangguan Cemas Menyeluruh E. Gangguan Panik Referensi



E. Mudjaddid. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid III:hal 3612-14.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Standar



Aluisha Saboe Universitas Padjadjaran Psikosomatis Gangguan Panik



Tatalaksana IVA SOAL Laki – laki 45 tahun, pekerjaan wiraswasta, mengeluh sering merasa lemas sejak 5 bulan yang lalu. Sejak saat itu pasien sering berkeringat, gelisah, dan tidak sanggup menyelesaikan pekerjaan rutin di kantor. Keluhan ini dirasakan tiba – tiba, lamanya mencapai 1 – 2 jam. Keluhan bersifat hilang timbul dan pasien merasa nyaman bila diluar serangan, namun dalam 2 minggu terakhir keluhan menjadi lebih sering. Pasien sering merasa gelisah dan sedih tetapi tidak tahu apa penyebabnya. Terkadang pasien menangis sendiri tanpa penyebab yang jelas. Perasaan pasien tidak menentu. Pasien mengaku sulit mengawali tidur karena gelisah, tidak ingin bunuh diri tapi takut keluhan ini membawa kematian. Selama ini pasien teratur minum obat anti hipertensi yang dialaminya sejak 4 tahun yang lalu. Saat general check-up didapatkan penurunan fungsi ginjal ringan. 20 tahun yang lalu pasien pernah didiagnosis sakit liver namun menolak diperiksa lanjut. Tatalaksana yang tepat untuk pasien ini adalah A. Psikoterapi B. Psikoterapi, Alprazolam C. Psikoterapi, Buspiron D. Alprazolam E. Buspiron Referensi



E. Mudjaddid. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid III:hal 3612-14.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Standar



Aluisha Saboe Universitas Padjadjaran Psikosomatis Depresi



Terapi IVA SOAL Seorang perempuan, 48 tahun datang dengan keluhan sering sesak napas. Pada anamnesa didapat pasien sudah menderita asma selama 20 tahun. Akhir-akhir ini keluhan asma nya sering muncul dan pasien sempat berulang kali masuk rumah sakit sehingga sering tidak masuk kerja, keluhan asma dirasa memberat bila pasien sedang emosi, pasien juga sering merasa tidak bertenaga, gangguan tidur dan jarang keluar rumah. Pasien diketahui sedang memakai obat inhalasi dan obat minum steroid sejak lama. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital dalam batas normal tidak ditemukan ronkhi maupun wheezing. Terapi farmakologis yang paling tepat pada pasien ini adalah: A. Alprazolam B. Fluoksetin C. Diazepam D. Klobazam Referensi



E. Mudjaddid. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid III:hal 3612-14.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



Arief Sumarna



Asal FK



Universitas Padjadjaran



Kategori Soal



Psikosomatis



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Gangguan cemas



Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



IVA



SOAL Seorang Laki-laki berusia 28 tahun datang ke IGD Rumah Sakit dengan keluhan nyeri dada kiri yang tidak menjalar disertai sesak nafas seperti tercekik seperti akan mati, dan disertai jantung berdebar-debar, dan tangan gemetar. Keluhan dirasakan mendadak selama 10 menit dan membaik dengan beristirahat. Keluhan ini telah dirasakan beberapa kali dalam waktu 4 bulan terakhir dan membuat pasien beberapa kali datang ke rumah sakit karena kuatir dengan penyakitnya. Pasien tidak mempunyai riwayat tekanan darah tinggi, Diabetes melitus, bukan perokok. Riwayat penyakit keluarga asma dan jantung sebelumya tidak ada. Kemungkinan diagnosis pasien diatas adalah : a.



Sindrom koroner akut



b.



Gangguan panik



c.



Serangan Asma



d.



Gangguan cemas



e.



Perikarditis



Referensi



E. Mudjaddid. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid III:hal 3581-84.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



Arief Sumarna



Asal FK



Universitas Padjadjaran



Kategori Soal



Psikosomatis



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Gangguan campuran cemas depresif



Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



IVA



SOAL Seorang pria berusia 45 tahun. Pasien di PHK karena dinilai tidak bisa fokus lagi dan mengalami perubahan kepribadian. Pasien berobat ke poliklinik penyakit dalam karena ingin mencari tahu apa sebabnya. Sekitar 6 bulan lalu pasien melihat tetangganya sedang mengendarai sepeda motor dan ditabrak oleh truk. Saat itu, tetangganya langsung meninggal dan pasien melihat di hadapannya. Sejak kejadian itu, pasien merasa setiap mendengar suara sepeda motor sering berdebar, keringat dingin, terbangun tengah malam dengan mimpi tersebut. Pasien masih mengingat dengan detail kejadian yang masih teringat secara rinci. Apa diagnosis pasien tersebut?



A. Panic disorder B. Obsesif kompulsif C. Depresi dengan ciri psikotik D. Generalized Anxiety Disorder E. Post Traumatic Stress Disorder Referensi



E. Mudjaddid. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid III:hal 3581-84.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



Arief Sumarna



Asal FK



Universitas Padjadjaran



Kategori Soal



Psikosomatis



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Fibromyalgia



Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



IV A



SOAL Seorang perempuan Ibu rumah tangga berusia 50 tahun, memiliki usaha salon, datang berobat ke poliklinik dengan keluhan sering merasa lelah disertai rasa tidak nyaman di bahu dan leher, kepala tegang hilang timbul sejak 2 tahun lalu. Leher terasa sakit sekali terutama bila mau tidur, setelah dipijat baru terasa enak dan bisa tidur. Saat bangun tidur, pasien masih merasakan lelah dan nyeri timbul kembali.Kadang-kadang pasien terbangun dan sulit tidur kembali. Pada pagi dan siang hari pasien juga merasa letih, apalagi setelah mengurus rumah tangga. Keluhan sering dirasakan bila cuaca dingin, tetapi jarang muncul bila pasien sedang diajak jalan-jalan oleh anaknya. Pasien tidak memiliki riwayat diabetes melitus dan tekanan darah tinggi. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan organik yang bermakna. Masalah somatik yang paling tepat pada pasien ini adalah :



A. Fibromyalgia B. Tension headcahe C. Servical syndrome D. Myofacial syndrome E. Chronic fatigue syndrome Referensi



E. Mudjaddid. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid III:hal 3620-22.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dr Bayu Laksono



Kategori Soal



Psikosomatis



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Gangguan cemas



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Tatalaksana



Tingkat Kompetensi



4A



Soal Seorang laki-laki berusia 52 tahun datang dengan keluhan berdebar-debar, tidak bisa tidur, dan berkeringat banyak. Keluhan tersebut terjadi setelah pasien melihat banyak laba-laba di kamarnya. Pasien merasa sangat takut dan takut kejadian tersebut terulang kembali. Bayangan tentang kejadian tersebut terulang terus dalam ingatan pasien. Tidak ada riwayat penyakit jantung atau stroke sebelumnya. Tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan fisik dan penunjang. Tatalaksana yang harus dilakukan pada pasien ini adalah ? A. Antipsikotik B. Antidepresan C. Antianxietas D. Kombinasi antidepresan dan antianxietas E. Digoksin Referensi



PAPDI Edisi VI, Jilid III, Bab 39, hlm 3581



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



dr. Bayu Laksono



Kategori Soal



Psikosomatis



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Gangguan cemas



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Penatalaksanaan



Tingkat Kompetensi



4A



Soal Seorang wanita 58 tahun datang dengan keluhan BAB hitam sedikit, nyeri ulu hati, berdebar debar dan gelisah sejak 6 bulan memberat sejak 2 bulan . Pasien darah lengkap dan dilakukan pemeriksaan jantung dikatakan tidak ada masalah, paisen pernah dibawa ke dokter 1 tahun yang lalu dan dilakukan endoscopy didapatkan ulkus peptikum,. Keluhan berdebar- debar dan tidak nyaman didada pertama muncul saat anaknya meninggal 7 bulan yang lalu, karena pendarahan lambung akibat penyakit hati. Penanganan terapi psiko- edukatif yang tepat pada pasien ini ? a. Pemberian obat ulkus peptikum b. Pemberian obat jantung c. Reedukasi d. Terapi spiritual e. Pemeriksaan jantung yang lengkap



Referensi



Kedokteran psikosomatik: Pandangan dari sudut Ilmu penyakit dalam S.Budihalim, E. Mudjaddid, Buku ajar penyakit dalam Edisi VI, Jilid III, Bab 39, hlm 3567-3568



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



dr. Bayu Laksono



Kategori Soal



Psikosomatis



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Gangguan Tidur



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A



Soal Seorang perempuan 41 tahun datang kontol ke poliklinik dengan keluhan tidur sering terbangun malam dan sulit untuk tidur kembali, dan pasien selalu terbangun dengan perasaan tidak enak. Sebelumnya pasien sudah berobat rutin ke dengan diagnosis depresi sejak 1 bulan lalu, pasien meminum orat rutin Fluoksetin. Pada saat ini masalah pada pasien ini adalah: a. Gangguan Tidur Primer b. Gangguan Tidur Sekunder c. Parasomnia d. Gangguan tidur yang bermodifikasi K. Narkolepsi Referensi



Hanun Nasution. Gangguan Tidur. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 2014, edisi 6 Hal 3657



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Beta Fathurrahmiati Dewi



Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Psikosomatis



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A



Gangguan cemas



Soal Pasien adalah seorang guru ,laki-laki 42 tahun. Pasien pensiun dini karena dinilai tidak bisa fokus lagi dan mengalami perubahan kepribadian. Pasien dibawa ke praktik saudara untuk mencari tau sebabnya. 7 bulan lalu, pasien terlibat dalam demonstrasi. Saat itu, 2 sejawatnya tertembak mati di hadapan pasien. Setelah kejadian terakhirnya itu, pasien sering merasa mendengar suara tembakan ,dan sering berdebar, keringat dingin, terbangun tengah malam dengan mimpi tersebut, dengan detil kejadian yang masih teringat secara rinci. Apa diagnosis pasien tersebut? A. Post traumatic stress disorder B. Obsesif kompulsif C. Depresi dengan ciri psikotik D. Schizofrenia hebefrenik E. Depresi berat



Referensi



PAPDI Edisi VI, Jilid III, Bab 39, hlm 3581



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Beta Fathurrahmiati dewi



Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Psikosomatis



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A



Gangguan cemas



Soal Seorang laki-laki 35 tahun datang dengan keluhan berdebar. Pasien telah tes darah dan banyak pemeriksaan ke berbagai dokter namun dikatakan normal. Keluhan tersebut timbul sewaktu waktu. Pencetusnya adalah ketika pasien merasa beberapa pekerjaan tertunda tidak sesuai jadwal yang ia susun. Seringkali pasien memeriksa berulang- ulang tentang kunci rumah karena takut lupa mengunci, dan selalu mencuci tangan setiap aktivitas apapun sehingga istri dan anaknya mengeluh tentang kebiasaan tersebut yang dinilai berlebihan. Apa diagnosis yang mungkin pada pasien ini ? A. Psikotik paranoid B. Obsesif kompulsif C. Panik D. Mania E. Bipolar



Referensi



PAPDI Edisi VI, Jilid III, Bab 39, hlm 3581



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Beta Fathurrahmiati dewi



Kategori Soal



Psikosomatis



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Ketidakseimbangan vegetatif



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Gejala



Tingkat Kompetensi



4A



Soal Perempuan berusia 24 tahun mengeluh sesak nafas kadang disertai bunyi mengi hilang timbul sejak 6 tahun yang lalu. Setiap timbul sesak, pasien merasa sangat ketakutan dan panik, serta merasa seperti tercekik dan sesak akan mati. Kadangkadang timbul sakit kepala dan kaku di leher. Pasien sampai menangis karena takut meninggal akibat penyakitnya. Jantung terasa berdebar-debar. Setelah timbul serangan, biasanya pasien merasa lelah. Bila keluhan tidak timbul, pasien merasa seperti orang sehat. Sebenarnya saat ini keluhan sudah jarang timbul, setelah pasien melakukan pengobatan rutin. Pasien diketahui memiliki sakit lambung dan sering mengeluh mules, muntah, sakit perut dan kadang-kadang mencret. Pasien baru pindah kerja sejak 1 tahun ini dan dirasakan beban kerja yang terlalu berat.



Yang termasuk gejala-gejala hipertoni parasimpatis pada pasien di atas adalah: a. Sesak nafas kadang disertai bunyi mengi b. Rasa panas di dada dan leher c. Jantung terasa berdebar-debar d. Sakit kepala dan kaku di leher e. Mules, sakit perut dan mencret



Referensi



PAPDI Edisi VI, Jilid III, Bab 39, hlm 3576



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Standar



Chica Pratiwi Universitas Padjadjaran Psikosomatis Depresi



Tatalaksana IVA SOAL Perempuan usia 54 tahun didiagnosis menderita kanker payudara sejak 5 bulan yang lalu. Semenjak saat itu pasien hanya mengurung diri di kamar, tidak lagi mau aktif pada kegiatan arisan yang biasa diikutinya dan tidak memperhatikan penampilannya. Sebelumnya pasien menderita DM dan hipertensi. Tatalaksana yang diberikan pada pasien ini adalah: A. Buspiron B. Trazodon C. Fluoksetin D. Alprazolam E. Amitriptilin DK/ Depresi Referensi



E.Mudjaddid. 2014. “Pemahaman Dan Penanganan Psikosomatis Gangguan Ansietas Dan Depresi Di Bidang Ilmu Penyakit Dalam.” In Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edited by Aru Sudoyo, Setyohadi Bambang, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata, and Siti Setiati, 6th ed. Jakarta: Interna Publishing.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Standar



Chica Pratiwi Universitas Padjadjaran Psikosomatis Ketidakseimbangan Vegetatif



Diagnosis IVA SOAL Seorang pria 28 tahun datang dengan keluhan sering pusing, susah tidur, kadang disertai keluhan berdebar, dan susah buang air besar sejak 2 bulan terakhir. Pasien adalah seorang karyawan swasta yang baru saja mengalami Pemutusan hubungan kerja sejak 4 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik ditemukan nadi 102x/menit, Tekanan darah 145/85, respirasi 10xpermenit. Gangguan Keseimbangan vegetatif yang terjadi pada kasus diatas adalah: A. Hipertoni simpatis B. Hipotoni simpatis C. Pseudo vagotoni D. Ataksia Vegetatif E. Amfotoni Referensi



Ketidakseimbangan Vegetatif. S. Budihalim Mudjaddid, Buku ajar penyakit dalam Edisi VI, Jilid III, Bab 471, hlm 3574-3577



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Standar



Chica Pratiwi Universitas Padjadjaran Psikosomatis Ketidakseimbangan vegetatif



Diagnosis IV A SOAL Seorang wanita 24 tahun datang dengan keluhan lemah, letih, sering cemas, pusing dan susah buang air besar, serta mengalami penurunan berat badan sejak 6 bulan terakhir. Keluhan berdebar disangkal. Pasien adalah seorang Mahasiswi arsitektur tahap akhir yang sedang menyusun skripsi. Pada pemeriksaan fisik ditemukan nadi 72x/menit, Tekanan darah 110/80, respirasi 18x permenit. Gangguan Keseimbangan vegetatif yang terjadi pada kasus diatas adalah: A. Hipertoni simpatis B. Hipotoni simpatis C. Pseudo vagotoni D. Ataksia Vegetatif E. Amfotoni Referensi



Ketidakseimbangan Vegetatif. S. Budihalim Mudjaddid, Buku ajar penyakit dalam Edisi VI, Jilid III, Bab 471, hlm 3574-3577



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



David Paranoan



Asal FK



Universitas Padjadjaran



Kategori Soal



Psikosomatis



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Depresi



Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan



Terapi



Tingkat Kompetensi



IVA



SOAL Seorang laki-laki, 42 thn, datang dengan keluhan lemah badan. Penderita juga mengeluh sering tidur, malas keluar rumah dan sering menyendiri. Sebelumnya pasien pernah bermasalah dengan studinya dan dikeluarkan dari fakultas. Pemeriksaan fisik didapatkan tidak ada kelainan dan pemeriksaan laboratorium dalam batas normal. Terapi yang paling tepat pada pasien ini adalah: A. Buspiron B. Klomipiramin C. Sertraline D. Alprazolam E. Maprotilin Referensi



E.Mudjaddid. 2014. Pemahaman dan Penanganan Psikosomatik Gangguan Ansietas dan Depresi di Bidang Ilmu Penyakit Dalam. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid III hal.3581-3584



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



David Paranoan



Asal FK



Universitas Padjadjaran



Kategori Soal



Psikosomatis



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Gangguan cemas



Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



IVA



SOAL Pasien perempuan berusia 68 tahun datang dengan keluhan sering timbul rasa cemas dan rasa sesak sejak 7 bulan. Pasien sering murung, mudah menangis, tidak mau ditinggal sendiri, takut mati terutama bila tidak ada orang di sekitarnya. Pasien mempunyai riwayat hipertensi sejak 8 tahun dan diketahui ada batu empedu sejak 9 bulan. Pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang tidak ditemukan kelainan yang bermakna. Masalah psikosomatik yang paling tepat pada pasien tersebut adalah : A. Gangguan ansietas panik B. Gangguan depresi C. Gangguan ansietas fobia D. Gangguan ansietas menyeluruh E. Gangguan campuran ansietas depresi Referensi



Panduan Praktis klinis di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Psikosomatik , Ansietas. Hal 673-675



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



David Paranoan



Asal FK



Universitas Padjadjaran



Kategori Soal



Psikosomatis



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Gangguan cemas



Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



IVA



SOAL Laki-laki usia 38 tahun datang dengan keluhan mudah capek, dada terasa tertindih, dan banyak berkeringat serta gematar sejak 7 bulan yang lalu dan dirasakan paling berat di sore hari. Pasien biasa mengeluh tidak bisa tidur. Sejak 5 tahun yang lalu pasien bekerja sebagai direktur di suatu perusahaan swasta dan dalam sebulan harus menyelesaikan target-target yang sudah ditetapkan. Rasa menyalahkan diri mengapa bekerja sebagai direktur dan kehilangan minat terhadap pekerjaannya disangkal. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah: A. Panic disorder B. Distimia C. Depresi D. Generalized anxiety disorder (GAD) E. Depresi berat Referensi



E.Mudjaddid. 2014. Pemahaman Dan Penanganan Psikosomatis Gangguan Ansietas Dan Depresi Di Bidang Ilmu Penyakit Dalam. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid III Hlm 3581-3584



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



Dinda Andini, dr.



Asal FK



Universitas Padjadjaran



Kategori Soal



Psikosomatis



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Fibromialgia



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A



SOAL Seorang laki-laki 32 tahun dikonsulkan oleh TS Psikiatri dengan gangguan cemas disertai dengan keluhan nyeri dan kaku pada otot seluruh badan terutama saat baru bangun tidur yang menghilang dengan aktifitas. Keluhan dirasa memberat jika pasien terlalu 588elah, mendengar suara keras dan lelah588. Pasien juga mengeluhkan mudah 588elah, susah tidur. Kelainan pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan pada kedua daerah oksipital, servikal bawah, trapezius, supraspinatus, iga kedua, epikondilus lateral, gluteal, trokantus mayor,, pemeriksaan fisik lain dalam batas normal.



Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah: a. Reumatoid artritis awal b. Lupus Erimatosus Sistemik c. Sindrom Sjogren d. Osteoartritis Difus e. Fibromialgia Referensi



E Mudjaddid. Fibromialgia. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 2014, edisi 6 Hal 3620



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dinda Andini, dr.



Asal FK



Universitas Padjadjaran



Kategori Soal Lingkup Bahasan Kompetensi



Psikosomatis Dalam



Standar



Fibromialgia



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Pemeriksaan Fisik



Tingkat Kompetensi



4A



SOAL Seorang wanita umur 25 tahun datang berobat ke poli penyakit dalam dengan keluha nyeri otot, kaku otot dan cepat Lelah, hal ini sudah dirasakan sejak 4 bulan yang lalu sejak kedua orang tua pasien bercerai. Pada pemeriksaan fisik tampak beberapa titik nyeri terutama di oksipital, servikal bawah, trapezius, supraspinatus, dan ibu jari. Hasil pemeriksaan ANA, faktor rheumatoid, T3, fT4, dan TSH dalam batas normal. Manakah titik nyeri yang tidak termasuk pada kelainan di atas : a. Oksipital b. Serikal bawah c. Trapezius d. Supra spinatus e. Ibu jari Referensi



E Mudjaddid. Fibromialgia. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 2014, edisi 6 Hal 3620



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Dinda Andini, dr.



Asal FK



Universitas Padjadjaran



Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Psikosomatis



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A



Sindrom Lelah Kronik



SOAL Wanita 40 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan rasa lelah terus menerus. Pasien merupakan seorang guru SMP dan ibu rumah tangga dengan 3 orang anak. Keluhannya sudah berlangsung cukup lama sekitar 7 bulan terakhir. Pasien sudah beberapa kali berobat ke dokter tetapi keluhan rasa lelah tidak hilang bahkan mengganggu aktivitasnya sebagai seorang Guru dan beberapa kali izin tidak masuk kerja karena sakit. Pasien juga mengeluh semakin sulit tidur, nyeri otot dan persendian, sakit kepala, dan demam yang hilang timbul. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien compos mentis dengan tekanan darah 120/70mmHg, nadi 87 x/m, respirasi 20 x/m, suhu 38,5 C. Diagnosis yang tepat pada pasien ini adalah : a. Fibromialgia b. Depresi c. Sindrom lelah kronik d. Sindrom hiperventilasi e. Panic disorder Referensi



E Mudjaddid. Sindrom Lelah Kronik. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 2014, edisi 6 Hal 3628



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



Endah Nurul Aini



Asal FK



Universitas Padjadjaran



Kategori Soal



Psikosomatis



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Ketidakseimbangan Vegetatif



Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



IVA



SOAL Gejala Gangguan Keseimbangan vegetatif hipotoni simpatis adalah kecuali: A. Obstipasi B. Tremor C. Pusing D. Insomnia E. Takikardia Referensi



Ketidakseimbangan Vegetatif. S. Budihalim Mudjaddid, Buku ajar penyakit dalam Edisi VI, Jilid III,Bab 471, hlm 3576



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Standar



Endah Nurul Aini Universitas Padjadjaran Psikosomatis Gangguan cemas



Tatalaksana IVA SOAL Laki-laki usia 23 tahun datang dengan keluhan tidak bisa tenang dan selalu merasa khawatir sejak 7 bulan yang lalu. Pasien selalu mengkhawatirkan apakah setelah lulus kuliah akan mendapat pekerjaan agar mampu membahagiakan orang tuanya yang telah menyekolahkannya. Pasien merasa sangat susah mengendalikan rasa cemasnya tersebut. Pasien juga mengeluhkan gemetar, berdebar dan sulit tidur. Tatalaksana farmakologi pada tahap awal bagi pasien ini adalah: A. Buspiron B. Fluoxetin C. Kombinasi Buspiron dan Benzodiazepine D. Alprazolam E. Diazepam



Referensi



E.Mudjaddid. 2014. “Pemahaman Dan Penanganan Psikosomatis Gangguan Ansietas Dan Depresi Di Bidang Ilmu Penyakit Dalam.” In Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, hal 3584, edited by Aru Sudoyo, Setyohadi Bambang, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata, and Siti Setiati, 6th ed. Jakarta: Interna Publishing.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Standar



Endah Nurul Aini Universitas Padjadjaran Psikosomatis Depresi



Diagnosis dan tatalaksana IV A SOAL Seorang residen penyakit dalam, datang dengan keluhan sulit tidur. Pasien tidak mengalami kesulitan tidur pada awalnya, namun sering terbangun pada tengah malam dan sulit untuk kembali tertidur. Nafsu makan menurun, dan pasien merasa stres berkepanjangan perihal studinya maupun tempat kerjanya. Hal ini sudah berlangsung selama 5 bulan. Dan menyebabkan penurunan produktifitas kerjanya. Pernyataan yang sesuai seputar diagnosis dan terapi gangguan tidur yang kurang tepat adalah a. Benzodiazepin adalah pilihan terapi pada pasien ini b. Psikoterapi diberikan dan pemberian mianserin dapat dipertimbangkan (Tetra Cyclic) c. Pasien sangat mungkin mengalami gangguan tidur akibat depresi d. Pemberian antidepressan golongan pertama perlu diperhatikan efek samping gangguan saraf otonom dan fungsi jantung e. Pemberian obat antidepresan baru akan memberikan efek sesudah 14 hari



Referensi



Depresi, Penatalaksanaan llmu Penyakit Dalam, Panduan klinis praktis, halaman 676-679



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Standar



Handry Pangestu Universitas Padjadjaran Psikosomatik Sindrom Lelah Kronik



Terapi IVA SOAL Seorang laki-laki berusia 44 tahun datang dengan keluhan mudah merasa lelah yang tidak berkurang dengan istirahat sejak 1 tahun terakhir sehingga menyebabkan pasien sering tidak masuk kerja dan mudah tersinggung hingga akhirnya diberhentikan dari pekerjaannya oleh atasannya 1 minggu yang lalu. Tidak terdapat riwayat penyakit apapun sebelumnya. Terdapat keluhan panas badan tidak terlalu tinggi yang dirasakan hilang timbul, nyeri dan lemah otot, serta nyeri kepala menyeluruh yang tidak berkurang dengan istirahat. Laki-laki tersebut sering mengalami nyeri menelan dan terdapat benjolan di bagian leher yang dirasa nyeri sejak 3 bulan terakhir. Penderita merupakan perokok aktif dan sering meminum alkohol karena tekanan pekerjaannya. Pasien berobat ke anda, dan tatalaksana berikut dapat disarankan, kecuali: a. Mengurangi rokok b. Konsumsi multivitamin dan mineral c. Cognitive behavioural therapy d. Latihan fisik e. Megestrol 1x800mg Referensi



Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI, Bab 475, Dispepsia Fungsional, hal 36383631



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Standar



Handry Pangestu Universitas Padjadjaran Psikosomatik Dispepsia Fungsional



Terapi IVA SOAL Seorang laki-laki berusia 39 tahun datang dengan keluhan nyeri ulu hati yang dirasakan memberat dengan makanan disertai dengan sering sendawa sejak 3 bulan yang lalu. Pasien diketahui sebagai penderita penyakit jantung koroner dengan riwayat pemasangan stent jantung 2 bulan lalu dan rutin mengkonsumsi aspilet, clopidogrel, dan atorvastatin. Pasien dilakukan endoskopi dengan hasil normal. Pilihan medikamentosa berikut dapat diberikan, kecuali: a. Ranitidin b. Simetidin c. Omeprazol d. Lansoprazol e. Cisaprid Referensi



Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI, Bab 475, Dispepsia Fungsional, hal 35933594



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Standar



Handry Pangestu Universitas Padjadjaran Psikosomatik Gangguan Tidur Pasien Psikosomatis



Diagnosis IVA SOAL Seorang mahasiswa laki-laki berusia 25 tahun berobat ke Dokter Spesialis Penyakit Dalam karena gangguan tidur dan disebabkan oleh permasalahan psikosomatis. Penderita mengaku sedang mengalami tekanan oleh keluarga karena belum juga menyelesaikan karya tugas akhirnya sehingga tidak lulus dan tertinggal oleh teman-temannya. Berikut merupakan manifestasi klinis gangguan tidur yang mungkin ditemukan pada pasien psikomatis, kecuali: a. Sering mimpi basah b. Susah masuk tidur c. Sering mengalami mimpi buruk d. Sering terbangun e. Banyak tertidur Referensi



Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI, Bab 475, Gangguan Tidur Pasien Psikosomatis, hal 3657-3659



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Standar



Irvan Nugraha Universitas Padjadjaran Psikosomatik Aspek Psikosomatik pada Asma Bronkhial



Terapi IVA SOAL Seorang perempuan usia 40 tahun datang dengan sesak napas sejak 3 hari disertai dengan bunyi napas mengi tidak terdapat panas badan. Pasien mengalami gangguan tidur sejak 2 minggu yang lalu, putus asa, menangis terus, dan sulit makan. Pasien baru saja mengalami kehilangan anak semata wayangnya karena kecelakaan lalu lintas saat pergi ke sekolah. Saat dilakukan pemeriksaan tekanan darah 120/80mmHg, Nadi 104x/mnt, pernapasan 24x/mnt, suhu 36.7. Pasien rutin memakai obat hisap kombinasi budesonide dan formoterol. Terapi yang sebaiknya diberikan adalah: a. Melanjutkan terapi budesonide dan formoterol, diazepam b. Nebulisasi salbutamol+fluticasone, melanjutkan kombinasi budesonide dan formoterol c. Nebulisasi salbutamol+fluticasone, melanjutkan kombinasi budesonide dan formoterol, sertralin d. Nebulisasi salbutamol+fluticasone, melanjutkan kombinasi budesonide dan formoterol, psiko edukatif e. Nebulisasi salbutamol+fluticasone, melanjutkan kombinasi budesonide dan formoterol, alprazolam, psiko edukatif Referensi



Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI, Bab 481, Aspek Psikosomatik pada Asma Bronkhial hal 3613-3615



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Standar



Irvan Nugraha Universitas Padjadjaran Psikosomatik Fibromialgia



Terapi IVA SOAL Seorang perempuan usia 35 tahun karyawan swasta datang dengan keluhan nyeri pada sendi dan otot terutama didaerah leher, belakang kepala, pundak, punggung, bokong dan lutut yang dirasakan sejak kurang lebih 3 bulan yang lalu. Keluhan disertai rasa kaku terutama dirasakan pada pagi hari. Karena keluhannya tersebut pasien mengalami gangguan sulit tidur.Keluhan dirasakan berkurang bila aktivitas. Dari pemeriksaan fisik tidak didapatkan tanda radang didaerah sakit, hasil pemeriksaan EMG normal. Diagnosis pasien tersebut adalah: a. Sindrom Lelah Kronik b. Fibromialgia c. Polimialgia rheumatika d. Osteoartritis difus e. SLE Referensi



Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI, Bab 483, Fibromialgia, hal 3620-3622



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Standar



Irvan Nugraha Universitas Padjadjaran Psikosomatik Aspek Psikosomatik Hipertensi



Diagnosis IVA SOAL Seorang laki-laki usia 40 tahun datang dengan keluhan sakit kepala disertai nyeri pundak dirasakan hilang timbul sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan disertai dengan gelisah, sulit tidur, hilang konsentrasi. Pasien juga meninggalkan kebiasaan hobinya dalam memancing. Pasien diberhentikan dari pekerjaannya sejak 6 bulan lalu. Pasien dikatakan memiliki darah tinggi diketahui sejak 3 bulan yang lalu dan berobat ke puskesmas mendapatkan obat captopril dan reserpin. Salah satu efek samping dari reserpine yang memperberat gejala pasien adalah: a. Depresi b. Ansietas c. Poliuri d. Batuk e. Hipotensi Referensi



Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI, Bab 475, Aspek Psikosomatik Hipertensi, hal 3599-3601



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Standar



Lisda Universitas Padjadjaran Psikosomatis Fibromialgia



Diagnosis IVA SOAL Seorang wanita 30 tahun mengeluhkan nyeri pada seluruh tubuh terutama pada daerah tengkuk dan bahu. Nyeri dirasakan timbul sejak 2 bulan terakhir, terasa aku di pagi hari dan lelah di siang hari. Keluhan juga bertambah saat cuaca dingin atau kelelahan karena pekerjaan. Penderita sudah berulang kali konsultasi dan dilakukan pemeriksaan penunjang namun hasilnya dikatakan normal. Diagnosa yang tepat untuk kasus ini adalah: A. Rheumatoid arthritis B. Systemic lupus erythematosus C. Fibromialgia D. Tension headache E. Depresi Referensi



E.Mudjaddid. 2014. “Fibromialgia” In Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edited by Aru Sudoyo, Setyohadi Bambang, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata, and Siti Setiati, 6th ed. Jakarta: Interna Publishing.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Standar



Lisda Universitas Padjadjaran Psikosomatis Depresi



Diagnosis IVA SOAL Seorang pria 55 tahun datang dengan keluhan sulit tidur. Keluhan dirasakan sejak 3 bulan terakhir. Penderita juga dikatakan menjadi lebih emosional saat pagi hari. Penderita diketahui baru pensiun dari pekerjaannya. Sejak tidak bekerja, pendeita menjadi muram, tampak tidak tertarik melakukan aktifitas apapun, pemarah dan terkadang menangis. Diagnosa yang tepat untuk penderita ini adalah: A. Skizofrenia paranoid B. Skizofrenia hebefrenik C. Depresi D. Ansietas E. Gangguan panik Referensi



E.Mudjaddid. 2014. “Pemahaman Dan Penanganan Psikosomatis Gangguan Ansietas Dan Depresi Di Bidang Ilmu Penyakit Dalam.” In Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edited by Aru Sudoyo, Setyohadi Bambang, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata, and Siti Setiati, 6th ed. Jakarta: Interna Publishing.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Standar



Lisda Universitas Padjadjaran Psikosomatis Gangguan tidur pasien psikosomatis



Diagnosis IV A SOAL Seorang wanita 20 tahun dibawa oleh keluarga karena kebiasaan memuntahkan makanan yang dimakan. Kebiasaan ini diketahui keluarga timbul sejak 6 bulan terakhir. Berat badan penderita dikatakan berkurang setengahnya. Penderita mengatakan hanya ingin tampak lansing dan cantik karena sering diejek oleh rekan kerja. Tidak ada perubahan pola buang air besar, keringat malam. Penderita sudah berulang kali dibawa ke dokter dan dilakukan pemeriksaan foto dada, darah dan tinja namun hasilnya baik. Diagnosa yang paling mungkin untuk kasus ini adalah: A. Bulimia nervosa B. Anoreksia nervosa C. Depresi D. Gangguan panic E. Ansietas Referensi



Hanum Nasution. 2014. “Gangguan Makan Pasien Psikosomatik” In Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edited by Aru Sudoyo, Setyohadi Bambang, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata, and Siti Setiati, 6th ed. Jakarta: Interna Publishing.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Standar



Marcella Adisuhanto Universitas Padjadjaran Psikosomatik Hiperventilasi



Diagnosis IVA SOAL



Seorang wanita muda berusia 24 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan sesak, kaku dan kesemutan seluruh tubuh. Saat di IGD, pasien dalam keadaan sadar dengan tensi 120/90, nadi 86, respirasi 30 cepat namun tidak teratur, suhu 36,1 C. Teman yang membawa menceritakan bahwa ia sebenarnya sedang menunggu mulai ujian masuk CPNS pagi ini. Namun ketika menunggu di ruangan tiba-tiba keluhan tersebut muncul. Ia mengaku berusaha keras agar bisa diterima PNS. Malam sebelumnya ia bergadang untuk belajar dan minum kopi agar bisa terjaga. Diagnosis pasien… a. Depresi b.



Malingering



c. d.



Gangguan ansietas Hiperventilasi



e.



Asma



Referensi



Marcellus Simadibrata K. Pankreatitis Kronik Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid II:hal 3610-3612.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Standar



Marcella Adisuhanto Universitas Padjadjaran Psikosomatik Sindrom lelah kronik



Diagnosis IVA SOAL



Seorang wanita karir berusia 34 tahun mengeluhkan sering merasa lelah sejak 1 tahun belakangan. Pekerjaannya sebagai sekretaris direktur utama memiliki banyak sekali pekerjaan. Wanita tersebut sering merasa demam, nyeri sendi, nyeri kepala terutama dalam 6 bulan terakhir. Ia sempat berobat ke Dokter karena mengira terkena lupus, namun menurut dokter, dia baik-baik saja dan dikatakan kurang tidur, Ia mencoba tidur yang cukup, namun keluhannya malah semakin bertambah. Ia menjadi sering tidak masuk kantor dan pekerjaannya terbengkalai hingga ditegur atasannya. Ia merasa semakin tidak bertenaga, sulit berkonsentrasi, dan sulit tidur. Oleh sebab itu, ia mencari pendapat kedua dengan berobat ke Anda. Diagnosis yang sesuai menurut Anda: a. Sindroma lelah kronik b.



Depresi



c.



Gangguan tidur



d.



Fibromialgia



e.



Gangguan ansietas



Referensi



Marcellus Simadibrata K. Pankreatitis Kronik Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid II:hal 3628-3631.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Standar



Marcella Adisuhanto Universitas Padjadjaran Psikosomatik Gangguan Ansietas



Diagnosis IVA SOAL



Seorang Ibu muda berusia 28 tahun mengeluh sering merasa lelah karena kesulitan tidur. Hampir setiap malam ia terbangun di malam hari dengan perasaan takut terkadang disertai keringat dan berdebar. Banyak hal yang membuatnya terbangun, kadang karena timbul rasa khawatir bila anaknya tidak sukses, bila suaminya jatuh bangkrut, bila pembantunya berhenti, dan lain-lain. Suaminya sering menenangkannya dengan menjelaskan bahwa keadaan baik-baik saja. Namun, ia masih terus gelisah dan kesulitan mengerjakan pekerjaan sehari-hari seperti memasak. a. Depresi b. Waham paranoid c. Gangguan ansietas d. Gangguan tidur e. Sindrom lelah kronik



Referensi



Marcellus Simadibrata K. Pankreatitis Kronik Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid II:hal 3581.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal Marita Restie Tiara Asal FK Universitas Padjadjaran Kategori Soal Psikosomatik Lingkup Batasan Dalam Standar Kompetensi Sindroma Hiperventilasi Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tata Laksana Tingkat Kompetensi IVA SOAL Wanita 25 tahun datang ke Poliklinik Ilmu Penyakit Dalam dengan keluhan rasa hampir pingsan, pusing dan rasa melayang. Keluhan didahului dengan timbul napas cepat dan tidak teratur dan rasa cemas. Keadaan itu disertai rasa tertekan di dada, kram pada jari tangan dan kaki. Pada pemeriksaan fisik didapatkan respirasi 44x/menit dengan tipe torakal. Pemeriksaan elektrokardiografi didapatkan sinus takikardia. Keluhan sudah berulang sebelumnya sejak 6 bulan lalu. Pasien pernah melalukan general check up dengan hasil normal. Tata laksana yang tepat pada keadaan akut adalah: A. Bernapas ke dalam kantong B. Injeksi kalsium glukonas 10% 1 ampul C. Pemberian selective serotonin reuptake inhibitor D. Pemberian benzodiazepine E. Cognitive and behavioral therapy Referensi



Mujaddid E, Putranto R, Shatri H. Sindroma Hiperventilasi. Dalam: Sudoyo A, Setiohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, penyunting. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 6. 2014; Jakarta: Interna Publishing. hlm. 3610-3612.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



Marita Restie Tiara



Asal FK



Universitas Padjadjaran



Kategori Soal



Psikosomatik



Lingkup Batasan Dalam Standar Kompetensi



Fibromyalgia



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



IVA



SOAL Wanita usia 35 tahun datang ke Klinik Ilmu Penyakit Dalam dengan keluhan mudah lelah, sulit memulai tidur. Bila bangun dari tidur badan terasa kaku yang kadang menghilang tetapi dapat menetap sepanjang hari. Keluhan sedikit membaik dengan mandi air hangat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan titik nyeri pada daerah osipital, servikal bawah, trapezius dan gluteal. Yang tidak tepat mengenai penyakit ini adalah: A. Diagnosis dapat ditegakkan setelah nyeri menetap selama 6 bulan B. Diagnosis dapat ditegakkan bila didapatkan 11 titik nyeri C. Terapi farmakologis dengan menggunakan golongan trisiklik D. Sering disertai dengan depresi dan ansietas E. Ditandai oleh trias gejala nyeri muskuloskeletal, kekakuan otot dan mudah lelah Referensi



Mujaddid E. Fibromialgia. Dalam: Sudoyo A, Setiohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, penyunting. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 6. 2014; Jakarta: Interna Publishing. hlm. 3620-3622



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal Marita Restie Tiara Asal FK Universitas Padjadjaran Kategori Soal Psikosomatik Lingkup Batasan Dalam Standar Kompetensi Sindrom Lelah Kronik Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi Tingkat Kompetensi IVA SOAL Wanita usia 35 tahun yang bekerja sebagai pegawai swasta datang ke Klinik Ilmu Penyakit Dalam dengan keluhan mudah lelah sejak 6 bulan terakhir. Penderita merasa tidur cukup, namun selalu bangun dalam keadaan lelah sehingga sulit menyelesaikan pekerjaannya. Keluhan disertai demam tidak terlalu tinggi yang hilang-timbul dan rasa tidak nyaman di tenggorokan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu tubuh 37,9˚C. Pada 2 bulan lalu, penderita pernah memeriksakan diri dengan keluhan yang sama, saat itu dokter juga mendapatkan demam. Sekitar 6 bulan lalu, penderita pernah didiagnosis mengalami infeksi virus. Patofisiologi terkait penyakit ini adalah sebagai berikut, kecuali: A. Infeksi virus Epstein-Barr B. Penurunan aktivitas sel dendritik C. Penurununan corticotropin-releasing hormone D. Dapat disertai depresi E. Penurunan aktivitas sel natural-killer Referensi



Mujaddid E. Sindrom Lelah Kronik. Dalam: Sudoyo A, Setiohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, penyunting. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 6. 2014; Jakarta: Interna Publishing. hlm. 3628-3631



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



Michelle Vincentia Liem



Asal FK



Universitas Padjadjaran



Kategori Soal



Psikosomatis



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Sindrom hiperventilasi



Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



IVA



SOAL Seorang wanita berusia 21 tahun datang ke IGD Rumah Sakit dengan keluhan sesak napas yang muncul secara tiba-tiba disertai jantung berdebar, rasa kesemutan di sekitar mulut dan ujung-ujung jari tangan dan kaki, dan rasa dingin pada tangan dan kaki. Pasien tampak sesekali berusaha menarik napas dalam dan batuk kering. Karena keluhan sesak napas pasien memutuskan datang ke IGD walaupun harus membatalkan panggilan wawancara kerja. Keluhan sesak serupa pernah dialami pasien sebelumnya beberapa kali ketika pasien harus menjalani ujian lisan saat masih kuliah. Pada pemeriksaan fisik ditemukan respirasi 40x/menit dangkal, pada auskultasi dada tidak ditemukan wheezing ataupun ronki, tidak ditemukan fenomena Chvostek dan Trousseau ataupun spasme karpopedal, lainnya dalam batas normal. Apabila keadaan ini terus berlangsung maka pada pasien ini dapat ditemukan hasil pemeriksaan penunjang sebagai berikut, kecuali: a.



alkalosis respiratorik



b.



hiperkalsemia



c.



hipokalsemia



d.



hipomagnesemia



e.



EKG menunjukkan sinus takikardia



Referensi



E. Mudjaddid. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid III:hal 3612-14.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



Michelle Vincentia Liem



Asal FK



Universitas Padjadjaran



Kategori Soal



Psikosomatis



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Sindrom lelah kronik



Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan



Tatalaksana



Tingkat Kompetensi



IVA



SOAL Seorang pria berusia 38 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sering merasa lelah terus-menerus sejak 8 bulan lalu. Pasien merasa tetap lelah dan bangun tidak segar walaupun dapat tertidur pulas semalaman, terdapat rasa pegal-pegal di seluruh tubuh, nyeri kepala, dan kadang pasien merasa nyeri pada tenggorokan dan demam walaupun pasien tidak pernah mengukur suhu tubuhnya. Pasien masih merasa bersemangat untuk bekerja di kantornya walaupun keluhan-keluhan tersebut seringkali memberat ketika pasien harus menepati batas waktu menyelesaikan proyek-proyek dalam pekerjaannya. Pasien telah menikah dan memiliki tiga anak dan merasa tidak ada masalah dalam rumah tangganya. Pemeriksaan fisik dalam batas normal. Apakah tatalaksana yang tepat pada pasien tersebut?



A. pemberian suplementasi multivitamin B. antidepressant C. sleep hygiene D. parasetamol atau OAINS bila muncul keluhan yang memberat E. Cognitive behavioral therapy Referensi



E. Mudjaddid. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid III:hal 3630-33.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal



Michelle Vincentia Liem



Asal FK



Universitas Padjadjaran



Kategori Soal



Psikosomatis



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Aspek psikosomatik pasien diabetes melitus



Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan



Tatalaksana



Tingkat Kompetensi



IV A



SOAL Seorang pria berusia 54 tahun telah diketahui menderita diabetes melitus tipe 2 sejak 3 tahun yang lalu. Pasien rutin kontrol ke klinik Penyakit Dalam dan sejak 3 bulan mengeluh merasa tidak bersemangat, merasa selalu lelah, sering sulit tidur, serta terdapat kesemutan, rasa terbakar, dan nyeri seperti ditusuk-tusuk pada ujung-ujung jari tangan dan kaki. Pasien dikatakan keluarga tampak lebih senang menyendiri, enggan untuk melakukan kegiatan sehari-hari termasuk melakukan hobi. Pasien telah mendapat edukasi pola makan dan aktivitas fisik yang dianjurkan serta mendapat obat metformin 3x 500 mg dan glimepiride 1x2 mg. Pasien tidak pernah mengalami tanda-tanda hipoglikemia. Hasil pemeriksaan laboratorium GDP 160, GD2PP 278, HbA1c 8,6% walaupun pasien dikatakan keluarga hanya makan sedikit dan tidak teratur. Pasien seringkali tidak meminum obat karena merasa tidak ada gunanya berobat karena tidak akan mengalami perbaikan. Langkah yang tepat dilakukan untuk mengatasi masalah pada pasien ini adalah:



A. Melakukan skrining dan tatalaksana depresi B. Menaikkan dosis obat hipoglikemik oral agar gejala-gejala DM dapat terkendali C. Mengganti obat hipoglikemik oral dengan insulin untuk segera mencapai target kontrol glikemik D. Melakukan konseling gizi ulang agar pasien makan teratur dan cukup untuk memperbaiki kontrol glikemik E. Mengedukasi pasien untuk melakukan pemantauan gula darah mandiri



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Referensi



E. Mudjaddid. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid III:hal 3641-43.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Standar



Diah Retno Prihardianti Universitas Padjadjaran Psikosomatis Chronic fatigue syndrome



Diagnosis IVA SOAL Seorang wanita 38 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan sering merasa letih yang hilang timbul kurang lebih 7 bulan. Rasa letih timbul terutama saat pasien bekerja. Tidak hilang di saat beristirahat. Pasien adalah seorang petugas kesehatan di salah satu Rumah Sakit dan sering mendapat shift malam. Terkadang pasien merasa demam tidak tinggi, tenggorokan terasa sakit,kering, nyeri sendi dan akhir-akhir ini nafsu makan berkurang. Hingga dalam 1 bulan terakhir pasien sudah berobat ke dokter sempat mendapatkan antibiotika namun tidak ditemukan kelainan nyata pada pemeriksaan. Diagnosis yang tepat untuk kasus ini adalah: A. Fibromialgia B. Chronic Fatigue Syndrome C. Ansietas menyeluruh D. Depresi E. Gangguan cemas dan depresi Referensi



E.Mudjaddid.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI.Jilid III: Hal. 3628-31.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Standar



Diah Retno Prihardianti Universitas Padjadjaran Psikosomatis Generalized Anxiety Disorder



Terapi IVA SOAL Seorang pria berusia 45 tahun datang ke emergensi dengan keluhan berdebar-debar, sulit menelan,berkeringat dan dada kadang terasa sakit. Penderita sudah dua kali datang ke emergensi dengan keluhan sama namun tidak ditemukan kelainan jantung. Penderita bekerja sebagai karyawan suatu perusahaan dimana dalam 1 bulan terakhir ini sedang banyak tugas yang belum terselesaikan. Penderita sulit tidur dan sering terbangun pada malam hari dan bila ada hal yang tidak berkenan baginya penderita mudah tersinggung dan tidak sabar. Tatalaksana holistik pada kasus di atas adalah A. Clomipramin dan psikoterapi Cognitive Behavior Therapy B. Miclobemid, penyekat beta dan psikoterapi suportif ventilasi C. Buspiron, penyekat beta dan psikoterapi Cognitive Behavior Therapy D. SSRI dan Cognitive Behavior Theraphy E. Alprazolam, beta bloker dan psikoterapi suportif ventilasi Referensi



E.Mudjaddid. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI.Jilid III: Hal. 3581-84.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Nama Pembuat Soal Asal FK Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Kompetensi Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Tingkat Kompetensi



Standar



Diah Retno Prihardianti Universitas Padjadjaran Psikosomatis Sindrom kolon iritabel



Tatalaksana IV A SOAL Seorang perempuan berusia 40 tahun datang ke emergensi dengan keluhan merasa nyeri perut yang sudah dialaminya sejak 4 bulan dan kadang disertai dengan diare selama beberapa hari terakhir ini. Nyeri perut tidak berhubungan dengan makanan, aktivitas fisik maupun menstruasi. Penderita nyeri perut terasa berat sehingga penderita sulit untuk tidur. Hasil laboratorium dan feces rutin didapatkan hasil dalam batas normal. Manakah terapi yang paling tepat pada kasus di atas. A. Diet rendah serat, lactulose dan psikoterapi B. Diet tinggi serat, disiklomin dan psikoterapi C. Diet tinggi serat, alprazolam, disiklomin , psikoterapi D. Diet rendah serat, disiklomin, simetikon, psikoterapi E. Diet tinggi serat, kolestiramin dan psikoterapi Referensi E.Mudjaddid. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI.Jilid III: Hal. 3585-92.



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Senov Eka Permadi



Kategori Soal



Psikosomatis



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Aspek psikosomatis pasien Diabetes mellitus



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis dan tatalaksana



Tingkat Kompetensi



4A SOAL



Wanita, 56 tahun menderita diabetes mellitus sejak 8 tahun lalu, tidak pernah mencapai kendali glikemik yang baik (GDP 180 mg/dl, GD 2 jam post prandial 230 mg/dl, HbA1c: 11%) saat ini sudah dalam pengobatan insulin basal-bolus 20 unit dan 3 x 15 unit dikombinasi dengan metformin 3 x 500 mg. Pasien mengeluhkan sulit tidur, tidak bergairah, sulit berkonsentrasi ditambah dengan keluhan neuropati perifer yang dirasa sangat mengganggu pasien sehingga mengganggu pekerjaan dan membuat pasien merasa tidak berguna lagi. Keluhan ini dirasa sejak 2 bulan lalu dan semakin mengganggu sejak 2 minggu ini. Semenjak 2 bulan ini hipertensi yang diderita pasien juga menjadi tidak terkontrol, biasanya dengan lisinopril 1 x 5 mg tekanan darah berkisar 120 – 130/ 80 -90 mmHg namun skarang dapat terkontrol dengan lisinopril 10 mg. Untuk mengatasi gangguan psikis yang dialami pasien ini, manakah dari pilihan berikut yang paling tepat: a. Diberikan antidepresan trisiklik (amitriptilin) karena selain memperbaiki keluhan depresi juga merupakan analgesik ajuvan untuk nyeri neuropatik b. Diberikan antidepresan golongan SSRI (fluoxetine) karena memperbaiki resistensi insulin sehingga tidak memperberat hiperglikemia c. Diberikan anti-ansietas golongan benzodiazepine kerja pendek d. Diberikan antidepresan golongan MAOI e. Gangguan tidur pada pasien ini dapat diberikan haloperidol Referensi



PAPDI Edisi VI, Jilid III, hlm 264143



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Senov Eka Permadi



Kategori Soal



Psikosomatis



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Depresi



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Tatalaksana



Tingkat Kompetensi



4A SOAL



Laki-laki 68 tahun datang ke klinik penyakit dalam, pasien mengeluhkan mulut kering dan juga merasakan berdebar-debar sejak 3 hari. Pasien 2 minggu yang lalu berobat dan dikatakan depresi, pasien mendapat obat antidepresan. Manakah obat antidepresan yang mungkin memberikan efek samping di atas: A. Fluoexetine B. Moclobemide C. Venlafaxine D. Amitriptilin E. Sertraline Referensi



PAPDI Edisi VI, Jilid III, Bab 39, hlm 3581



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



Senov Eka Permadi



Kategori Soal



Psikosomatis



Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Depresi



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A SOAL



Seorang wanita 45 tahun datang dengan keluhan sulit mempertahankan tidur sejak 1 bulan. Pasien cenderung mudah terbangun saat tidur dan tidak dapat tidur kembali. 1 tahun yang lalu pasien bercerai dengan suaminya dan saat ini pasien harus bekerja di dua tempat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pasien juga mengeluh sulit berkonsentrasi saat bekerja. Pasien sudah tidak pernah melakukan hobinya karena selalu merasa lelah. Diagnosis yang tepat untuk pasien adalah: a. General Anxiety Disorder b. Panic Disorder c. Depresi d. Distimia e. Gangguan kepribadian Referensi



PAPDI Edisi VI, Jilid III, Bab 39



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



dr. Winda Agnestia Maranna Saragih



Kategori Soal Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi



Psikosomatis



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A



Fibromialgia



SOAL Seorang laki-laki 29 tahun dikonsulkan oleh TS Psikiatri dengan gangguan cemas disertai dengan keluhan nyeri dan kaku pada otot seluruh badan terutama saat baru bangun tidur yang menghilang dengan aktifitas. Keluhan ini memberat jika pasien terlalu lelah, mendengar suara keras dan stres. Pasien juga mengeluhkan mudah lelah, susah tidur. Kelainan pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan pada kedua daerah oksipital, servikal bawah, trapezius, supraspinatus, iga kedua, epikondilus lateral, gluteal, trokantus mayor,, pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah: a. Reumatoid artritis awal b. Lupus Erimatosus Sistemik c. Sindrom Sjogren d. Osteoartritis Difud e. Fibromialgia Referensi



E Mudjaddid. Fibromialgia. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 2014, edisi 6 Hal 3620



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



dr. Winda Agnestia Maranna Saragih



Kategori Soal Lingkup Bahasan Kompetensi



Psikosomatis Dalam



Standar



Gangguan Tidur



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A



SOAL Seorang perempuan 35 tahun datang kontol ke poliklinik dengan keluhan tidak nyenyak tidur sering terbangun malam dan sulit untuk tidur kembali, dan pasien selalu terbangun dengan perasaan tidak enak. Sebelumnya pasien sudah berobat rutin ke dengan diagnosis depresi sejak 1 bulan lalu, pasien meminum orat rutin Fluoksetin. Pada saat ini masalah pada pasien ini adalah: a. Gangguan Tidur Primer b. Gangguan Tidur Sekunder c. Parasomnia d. Gangguan tidur yang bermodifikasi e. Narkolepsi Referensi



Hanun Nasution. Gangguan Tidur. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 2014, edisi 6 Hal 3657



KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PAPDI)



Pembuat Soal



dr. Winda Agnestia Maranna Saragih



Kategori Soal Lingkup Bahasan Kompetensi



Psikosomatis Dalam



Standar



Sindrom Lelah Kronik



Jenis Soal/Jenis Pertanyaan



Diagnosis



Tingkat Kompetensi



4A



SOAL Sorang pria usia 45 tahun datang dengan keluhan lelah berkepanjangan yang sangat menganggu aktifitasnya sekitar 1 tahun yang lalu. Pasien sudah sering berobat ke berbagai dokter namun tidak ada perbaikan. Rasa lelah tidak berkurang dengan istirahat . Pasien seorang pengusaha sukses, hidup sendiri dan telah bercerai dengan istrinya sejak 1,5 tahun yang lalu. Pasien merasa akhir akhir ini menjadi sulit tidur sehingga sering mengeluhkan pegal seluruh tubuh terutama punggung. Pada pemeriksaan fisik ditemukan T 120/80. N 78x/mnt. RR 20x/mnt. Tax 36,5 C. Hasil pemeriksaan laboratorium dalam batas normal. Penatalaksanaan pada pasien tersebut adalah : A. Istirahat, CBT, konsumsi buah dan sayur, sertraline B. Istirahat, CBT C. Istirahat, olahraga, hindari konsumsi alkohol dan lemak,CBT D. CBT, pemberian antibiotik dan cairan E. CBT, suplemen vitamin dan mineral Referensi



Pasiy Shatri dan Mudjaddid. Sindrom lelah kronik. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid 3: Hal 3628-3631