Berliana-PKM PE 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA



PEMANFAATAN BIJI BUNGA MATAHARI SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN TEMPE TINGGI KANDUNGAN VITAMIN B3 UNTUK PENDERITA HIPERKOLESTEROLEMIA



BIDANG KEGIATAN : PKM-PENELITIAN



Diusulkan oleh : Berliana Budi Putri



1510714041



2015



Sulistyani Meita Dewi



1610714015



2016



Fatimah Anggraini



1610714017



2016



Jasmine Ramadina Djumantara



1610714083



2016



Arruum Mayangsari



1610714091



2016



UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA JAKARTA 2016



PENGESAHAN USULAN PKM PENELITIAN EKSAKTA



ii



DAFTAR ISI



PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENELITIAN.............................................ii DAFTAR ISI ............................................................................................................iii RINGKASAN ...........................................................................................................iv BAB 1. PENDAHULUAN .......................................................................................1 1.1 Latar Belakang .....................................................................................................1 1.2 Perumusan Masalah .............................................................................................2 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................2 1.4 Luaran yang Diharapkan .....................................................................................2 1.5 Manfaat Penelitian ..............................................................................................2 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................3 2.1 Biji Bunga Matahari ............................................................................................3 2.2 Tempe ..................................................................................................................3 2.3 Hiperkolesterolemia ............................................................................................3 2.4 Vitamin B3 ...........................................................................................................5 BAB 3. METODE PENELITIAN ...........................................................................6 3.1 Waktu dan Tempat ..............................................................................................6 3.2 Alat dan Bahan ....................................................................................................6 3.3 Metode Penelitian.................................................................................................6 BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ......................................................8 4.1 Anggaran Biaya ...................................................................................................8 4.2 Jadwal Kegiatan ..................................................................................................8 DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................9 LAMPIRAN .............................................................................................................11 Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota dan dosen pendamping ............................11 Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ..............................................................18 Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas .....................20 Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Kegiatan .........................................................21



iii



RINGKASAN Kolesterol merupakan suatu masalah yang kompleks dalam tubuh manusia, kolesterol menjadi sebuah masalah bagi siapapun yang belum tahu betul tentang manfaat dan bahaya dari kolesterol. Hiperkolesterolemia merupakan sebuah gangguan metabolik lipoprotein yang ditandai dengan tingginya kadar LDL dan kolesterol (African Journal of Biochemical Research, 2010). Hiperkolesterolemia bukanlah suatu penyakit tetapi gangguan metabolik yang bisa menyumbang dalam terjadinya berbagai penyakit terutama penyakit kardiovaskuler. Konsumsi bahan makanan yang mengandung tokotrienol, niasin (Vitamin B3), serat, dan Vitamin C dapat menurunkan kadar kolesterol total dalam darah (Budiatmaja, 2014). Biji bunga matahari merupakan salah satu bahan makanan yang kaya akan Vitamin B3 dan memungkinkan untuk digunakan sebagai bahan baku pembuatan tempe. Menurut Bisping et al., 1993, fermentasi kacang kedelai dalam proses pembuatan tempe dapat meningkatkan kandungan Vitamin B3 pada kacang kedelai secara signifikan. Kadar Vitamin B3 yang telah meningkat dipergunakan untuk menurunkan tingkat kolesterol serum pada penderita hiperkolesterolemia. Peningkatan kadar Vitamin B3 pada proses fermentasi tempe inilah yang mendasari pengolahan biji bunga matahari sebagai tempe. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan tempe dengan bahan baku biji bunga matahari, mengetahui kandungan gizi; terutama Vitamin B3; pada tempe biji bunga matahari, dan megetahui pengaruh konsumsi tempe biji bunga matahari terhadap kadar kolesterol total penderita hiperkolesterolemia. Metode penelitian dibagi menjadi empat bagian, bagian pertama merupakan proses pembuatan tempe biji bunga matahari, bagian kedua merupakan uji Vitamin B3, bagian ketiga merupakan uji proksimat, dan bagian keempat merupakan uji kadar kolesterol pada penderita hiperkolesterolemia Kata kunci: Tempe, Biji Bunga Matahari, Kolesterol, Hiperkolesterolemia



iv



1



BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolesterol merupakan suatu masalah yang kompleks dalam tubuh manusia, kolesterol menjadi sebuah masalah bagi siapapun yang belum tahu betul tentang manfaat dan bahaya dari kolesterol. Di dalam tubuh manusia, kolesterol diperlukan dalam jumlah tertentu sebagai komponen esensial membran struktural semua sel, dan merupakan komponen utama sel otak dan saraf (Almatsier, 2010). Kolesterol terdapat dalam konsentrasi tinggi dalam jaringan kelenjar dan di dalam hati, dimana kolesterol disintesis dan disimpan. Kolesterol juga merupakan bahan antara pembentukan sejumlah steroid penting, seperti asam empedu, asam folat, hormon-hormon adrenal korteks, estrogen, androgen, dan progesteron (Almatsier, 2010). Kolesterol bila terdapat dalam jumlah terlalu banyak di dalam darah dapat membentuk endapan pada dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan penyempitan yang dinamakan aterosklerosis. Bila penyempitan terjadi pada pembuluh darah jantung dapat menyebabkan penyakit jantung koroner, dan bila pada pembuluh darah otak penyakit serebrovaskular (Almatsier, 2010). Hiperkolesterolemia merupakan sebuah gangguan metabolik lipoprotein yang ditandai dengan tingginya kadar LDL dan kolesterol (African Journal of Biochemical Research, 2010). Hiperkolesterolemia bukanlah suatu penyakit tetapi gangguan metabolik yang bisa menyumbang dalam terjadinya berbagai penyakit terutama penyakit kardiovaskuler. Di Indonesia, angka kejadian hiperkolesterol emia menurut penelitian MONICA I (1988) sebesar 13.4 % untuk wanita dan 11,4 % untuk pria. Pada MONICA II (1994) didapatkan meningkat menjadi 16,2 % untuk wanita dan 14% pria. (Anwar, 2004). Salah satu alternatif yang aman untuk menurunkan kadar kolesterol yaitu modifikasi pola diet. Diet yang dianjurkan adalah membatasi konsumsi makanan yang mengandung kolesterol dan mengkonsumsi makanan yang bersifat antihiperkolesterolemia. Konsumsi bahan makanan yang mengandung tokotrienol, niasin (vitamin b3), serat, dan vitamin C dapat menurunkan kadar kolesterol total dalam darah (Budiatmaja, 2014). Biji bunga matahari merupakan salah satu bahan makanan yang kaya akan vitamin B3 dan memungkinkan untuk digunakan sebagai bahan baku pembuatan tempe. Biji bunga matahari memiliki kandungan Niacin sebesar 4,2 mg/ 100 gram bahan sehingga biji bunga matahari menjadi sumber Vitamin B3 yang lebih baik daripada kacang kedelai dengan kandungan Niacin sebesar 2,3 mg/ 100 gram bahan. Menurut Bisping et al., 1993, fermentasi kacang kedelai dalam proses pembuatan tempe dapat meningkatkan kandungan vitamin B3 pada kacang kedelai secara signifikan. Kadar Vitamin B3 yang telah meningkat dipergunakan untuk menurunkan tingkat kolesterol serum pada penderita hiperkolesterolemia. Peningkatan kadar vitamin B3 pada proses fermentasi tempe inilah yang mendasari pengolahan biji bunga matahari sebagai tempe.



2



Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh konsumsi olahan tempe biji bunga matahari; yang tinggi akan kandungan Vitamin B3; terhadap kadar kolesterol serum pada para penderita hiperkolesterolemia. 1.2 Perumusan Masalah Prevalensi hiperkolesterolemia dewasa ini meningkat dikarenakan perubahan pola hidup di masyarakat, menurut Balitbangkes hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit jantung koroner. Di Indonesia prevalensi hiperkolesterolemia pada kelompok usia 25-34 tahun adalah 9,3% dan meningkat sesuai dengan pertambahan usia hingga 15,5% pada kelompok usia 5564 tahun, dari data tersebut penulis menyadari akan pentingnya treatment terhadap hiperkolesterolemia, terutama melalui diet. Dengan latar belakang inilah penelitian dilakukan, penelitian dimaksudkan untuk menciptakan bahan pangan fungsional bagi penderita hiperkolesterolemia berupa inovasi tempe biji bunga matahari yang kaya akan Vitamin B3. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan tempe dengan bahan baku biji bunga matahari, mengetahui kandungan gizi; terutama Vitamin B3; pada tempe biji bunga matahari, dan megetahui pengaruh konsumsi tempe biji bunga matahari terhadap kadar kolesterol total penderita hiperkolesterolemia. 1.4 Luaran yang Diharapkan 1. Adanya inovasi bahan makanan yang memiliki manfaat untuk menjaga kadar kolesterol pada penderita hiperkolesterolemia. 2. Adanya alternatif sebagai pengganti obat. 3. Hasil penelitian ini dapat dimuat di jurnal ilmiah atau artikel ilmiah. 4. Dapat di presentasikan dalam bentuk seminar ilmiah . 1.5 Manfaat Penelitian 1. Menghasilkan bahan pangan fungsional yang dapat digunakan untuk treatment hiperkolesterolemia. 2. Membantu pemerintah dalam mengatasi hiperkolesterolemia yang merupakan salah satu faktor risiko PJK yang semakin meningkat di Indonesia dan dunia. 3. Menjadi salah satu bahan baku alternatif dalam pembuatan tempe. 4. Mengurangi angka impor kedelai untuk bahan baku utama tempe di Indonesia.



3



BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biji Bunga Matahari Bunga matahari memiliki nama latin Heliantus annus L. Heli berarti matahari dan annus yaitu semusim. Dengan begitu, bunga matahari sering disebut bunga semusim. Tanaman ini berasal dari Meksiko dan Peru, Amerika Tengah. Tanaman ini telah dibudidayakan secara besar-besaran pada abad ke-18 di berbagai negara dibenua Amerika. Sementara baru pada tahun 1907 diperkenalkan di Indonesia oleh seorang ahli pertanian dari Belanda. Bunga matahari dapat tumbuh didaerah dingin maupun didaerah kering pada ketinggian sampai 1,500 m dpl. Tanah berpasir hingga tanah liar yang baik dan tidak asam atau asin, serta pH berkisar antara 5,7-8,1 merupakan tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini (Neti, 2013). Biji bunga matahari sebenarnya adalah cypsela dari tanaman bunga matahari, Istilah "biji bunga matahari" sebenarnya adalah kesalahpahman yang menyangkanya sebagai bagian biji dalam anatomi buah-nya. Biji bunga matahari berwarna hijau-keabuan, yang ditutupi dengan perikarp berwarna hitam, putih, ataupun garis garis hitam putih, tergantung varietas tanaman bunga matahari. Bagian biji bunga matahari mengandung Vitamin B3 (niasin), asam klorogenik, phytin, 3,4-benzopirin, alkaloid, flavonoid, fitosterol, dan tanin dalam air, yang dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut non polar (Valentina, 2003). Biji bunga matahari memiliki kandungan Vitamin B3 ( niacin ) yang lebih tinggi dibandingkan dengan kacang kedelai yaitu sebesar 4,2 mg/ 100 gram biji bunga matahari ( USDA-SR21, 2008 ). 2.2 Tempe Tempe adalah nama kolektif untuk kacang-kacangan, serealia atau hasil akhir proses pengolahan makanan yang dimasak dan difermentasi, lalu dipenetrasi dan disatukan bersama oleh miselium dari kapang hidup. Kacang Kedelai Biji Kuning adalah bahan baku mentah yang biasa digunakan dan lebih digemari dalam pembuatan tempe (Nout & Kiers, 2005). Mikroflora dalam tempe bersifat kompleks, karena tempe merupakan hasil dari fermentasi kultur campuran oleh kapang, ragi, bakteri asam laktat dan berbagai macam bakteri lainya. Genus utama yang berperan dalam pembuatan tempe adalah kapang Rhizopus, dengan bermacam spesies seperti R.microsporus, R.oligosporus dan R.oryzae (Nout & Kiers, 2005). Bakteri asam laktat berperan dalam reaksi asidifikasi kacang kedelai pada saat perendaman, yang menyebabkan tercegahnya pertumbuhan mikroorganisme pembusukan (Ashenafi & Busse, 1991; Nout et al., 1987). Selama fermentasi kacang kedelai, beberapa perubahan biokimia terjadi, yang dimana meningkatkan kualitas sensori dan gizi dari tempe. Hal ini terutama disebabkan oleh aktivitas enzim jamur. Kapang Rhizopus spp. memproduksi berbagai macam enzim diantaranya karbohidrase, lipase, dan protease, yang



4



memecah senyawa makronutrien menjadi senyawa dengan massa molekul yang lebih kecil dengan kelarutan air yang lebih tinggi. Selain itu konstituen vitamin, phytocemicals dan anti-oksidan juga terbentuk (Astuti, 2000; Nout & Kiers, 2005). Kadar dari beberapa Vitamin B kompleks, terutama riboflavin, niasin, Vitamin B6, dan B12 meningkat saat proses fermentasi, yang disebabkan oleh aktivitas metabolik bakteri dan jamur (Bisping et al., 1993; Denter et al., 1998; Keuth & Bisping, 1993). Dalam 100 gram tempe kacang kedelai terdapat kandungan niacin sebesar 2.6 mg. . 2.3 Hiperkolesterolemia Hiperkolesterolemia merupakan kondisi saat konsentrasi kolesterol di dalam darah melebihi batas normal. Hiperkolesterolemia terjadi akibat akumulasi kolesterol dan lipid pada dinding pembuluh darah. Kolesterol LDL-teroksidasi berperan dalam pembentukan plak aterosklerosis atau penyempitan pembuluh darah. Salah satu alternatif yang aman menurunkan kadar kolesterol LDL yaitu modifikasi pola diet. Diet yang dianjurkan adalah membatasi konsumsi makanan yang mengandung kolesterol dan mengkonsumsi makanan yang bersifat antihiperkolesterolemia. Kadar kolesterol total menunjukkan jumlah antara HDL kolesterol, LDL kolesterol, dan trigliserida. Menurut Anwar (2004), patokan kadar kolesterol total dalam mendiagnosis hiperkolesterolemia adalah: 1. Kadar yang diinginkan dan diharapkan masih aman adalah < 200 mg/dl. 2. Kadar yang sudah mulai meningkat dan harus diwaspadai untuk mulai dikendalikan (bordeline high) adalah 200-239 mg/dl. 3. Kadar yang tinggi dan berbahaya bagi pasien (high) adalah > 240 mg/dl. Hiperkolesterolemia merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya arterosklerosis dan meskipun tanpa kehadiran faktor lain keadaan ini sendiri sudah cukup untuk merangsang perkembangan pembentukan lesi. Komponen utama yang terkait dalam meningkatkan resiko ini adalah low-density lipoprotein (LDL) kolesterol dimana LDL berperan utama dalam mengangkut kolesterol ke jaringan perifer. Sebaliknya high-density lipoprotein (HDL) kolesterol terkait terutama dalam menurunkan resiko pembentukan lesi arterosklerosis. HDL berperan dalam mobilisasi kolesterol dari berkembang dan membentuk arteroma. HDL juga berperan dalam mengangkut kolesterol ke hati untuk diekskresi melalui empedu (Kumar, et al., 2007). Antara faktor utama yang mempengaruhi kadar kolesterol plasma selain faktor herediter adalah peningkatan asupan diet tinggi kolesterol dan lemak jenuh seperti terkandung dalam kuning telur, lemak hewani, mentega dan lain-lain peningkatan asupan diet ini, dikatakan akan meningkatkan kadar kolesterol plasma. Sebaliknya asupan diet rendah kolesterol dan/atau dengan rasio diet lemak tak jenuh mampu menurunkan kadar kolesterol dalam plasma. Gaya hidup dapat turut memberi efek terhadap kadar kolesterol. Olahraga yang teratur akan menurunkan kadar LDL dalam plasma, namun meningkatkan kadar HDL



5



(Botham dan Mayes, 2009). Adapun diet dan gaya hidup adalah faktor yang terlibat dalam merangsang terjadinya peningkatan atau penurunan kadar kolesterol maka dapat disimpulkan bahwa hiperkolesterolemia merupakan suatu faktor resiko yang bisa dimodifikasi (Kumar, et al., 2007). 2.4 Vitamin B3 Niacin, disebut juga vitamin B3 ditemukan pertama kali melalui kondisi pellagra pada manusia dan juga kondisi yang mirip, yang disebut lidah hitam, pada anjing. Vitamin B3 mulai disebut niacin pada awal 1940-an. Niacin, merujuk kepada bentuk generik dari asam nikotinat dan nicotinamide ( atau disebut juga niacinamide ), yang dimana kedua bentuk ini memiliki aktivitas sebagai vitamin. Secara struktural asam nikotinat adalah piridin 3-asam karboksilat, sedangkan nicotinamide adalah amida asam nikotinat. Niacin biasa ditemukan dalam bentuk nicotinamide pada suplemen, namun bisa saja tersedia dalam berbagai bentuk dalam makanan. Dalam produk hewani, niacin biasa ditemukan dalam bentuk nicotinamide NAD, dan NADP. Selain dari makanan , niacin dapat juga disintesis di dalam tubuh oleh hati dan jaringan lainya dari asam amino triptofan. Kurang lebih 1 mg niacin diproduksi melalui pencernaan dari 60 mg triptofan (Advanced Human Metabolism, 2013). Konsumsi asam nikotinat dalam dosis besar (>6g/ hari dalam dosis terpisah ) digunakan untuk pengobatan hiperkolesterolemia. Niacin dalam dosis farmakologis telah terbukti dapat menurunkan kadar total kolesterol serum, triasilgliserol, dan LDL secara signifikan, serta meningkatkan kadar HDL dalam darah. Walaupun mekanismenya belum sepenuhnya dimengerti, niacin diyakini berfungsi dalam berbagai cara untuk meningkatan serum lipid. Niasin bekerja melalui beberapa reseptor seperti G-protein coupled receptor, aktivasi ATP sintetase dalam hati dan NADPH, serta inhibisi enzim langsung. Niacin (saat diberikan dalam dosis farmakologis) berfungsi menghambat lipolisis dalam jaringan adiposa serta mengurangi sintesis dan sekresi VLDL hepatik dari hati, dan menghambat produksi LDL. Niacin juga menghambat enzim diasilgliserol asiltransferase dalam hati, untuk menurunkan sintesis triasilgliserol, sehingga baik secara langsung maupun tidak langsung niacin dapat meningkatkan konsentrasi kolesterol HDL. (Advanced Human Metabolism, 2013). RDA niacin untuk wanita dan pria dewasa berturut turut adalah sebesar 14 mg dan 16 mg ekuivalen niacin/hari. Kebutuhan niacin per hari diperkirakan sebesar 11 mg dan 12 mg untuk wanita dan pria dewasa. Dalam keadaan khusus seperti keadaaan hamil dan menyusui RDA niacin meningkat menjadi sebesar 18 mg dan 17 mg ekuivalen niacin/ hari. Dikarenakan efek vasodilatoris yang dihubungkan dengan suplementasi niacin, maka toleransi konsumsi Niacin batas atas untuk orang dewasa ditetapkan sebesar 35 mg/hari baik dari suplemen maupun makanan yang difortifikasi (Advanced Human Metabolism, 2013).



6



BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan. Sampel biji bunga matahari diperoleh dari Pasar Pondok Labu atau Super Indo Cinere Mall, Depok. Preparasi bahan baku, pembuatan Tempe Biji Bunga Matahari, dan Pengukuran Kadar Kolesterol Sampel dilaksanakan di laboratorium Gizi UPNVJ. Uji proksimat dan HPLC dilakukan di Laboratorium Institut Pertanian Bogor. 3.2 Alat dan Bahan Bahan yang digunakan dalam pembuatan tempe biji bunga matahari adalah biji bunga matahari, ragi, dan air, sedangkan alat yang diperlukan berupa panci, tampah, automatic food scale dan baskom. Untuk analisa zat gizi dan Vitamin B3 dalam biji bunga matahari dan tempe dilakukan uji proksimat dan HPLC di lab sehingga perlu mempersiapkan sampel untuk diteliti. Pengukuran Kadar Kolesterol Sampel memerlukan alat tes kolesterol dan strip tes kolesterol. 3.3 Metode Penelitian Pembuatan Tempe (Suprapti 2003 dengan modifikasi) Prosedur pembuatan tempe menurut Suprapti (2003), dengan modifikasi untuk tempe biji bunga matahari adalah sebagai berikut : 1. Menyortir dan menapi biji bunga matahari sebanyak 500 gram kemudian mencucinya sampai bersih dalam ember yang berisi air atau pada air yang mengalir. 2. Merebus selama ± 30 menit dalam panci setelah air mendidih, menggunakan air ± 1000 ml, sampai setengah matang. 3. Melakukan pengelupasan kulit biji bunga matahari dengan meremas-remasnya dalam air (dehulling). 4. Merendam biji bunga matahari selama ± 24 jam dalam baskom plastik dengan menggunakan air ± 1000 ml. 5. Mencuci kembali biji bunga matahari tersebut dan merebusnya sampai matang. 6. Setelah matang meletakkannya diatas tampah dengan meratakan dan membiar kannya dingin sampai permukaan biji bunga matahari kering dan air yang menetes habis. 7. Mencampurkan biji bunga matahari yang telah dingin dengan laru (ragi) sebanyak 1 gram (bisa kurang atau lebih disesuaikan dengan karakteristik biji bunga matahari) sampai rata, guna mempercepat/merangsang pertumbuhan jamur. Proses mencampur biji bunga matahari dengan ragi memakan waktu sekitar 20 menit. Tahap peragian (fermentasi) adalah kunci keberhasilan atau tidaknya membuat tempe biji bunga matahari.



7



8. Mengemas biji bunga matahari yang telah dicampur ragi dengan kemasan plastik, masing-masing 50 gram. 9. Melakukan pemeraman selama 2 hari pada suhu kamar. Uji Kandungan Vitamin B3 (AOAC International, 1990) Uji kandungan Vitamin B3 dilakukan pada sampel biji bunga matahari sebelum dan sesudah diolah menjadi tempe. Uji kandungan Vitamin B3 dilakukan untuk mengetahui perbedaan kadar Vitamin B3 pada biji bunga matahari sebelum dan sesudah proses fermentasi dilakukan. Menurut Sami,et al. (2014) uji kandungan Vitamin B3 dilakukan dengan metode HPLC (High Performance Liquid Chromathography) mengacu pada AOAC International 1990. Uji Proksimat (AOAC International, 1990) Analisis proksimat dilakukan untuk mengetahui komposisi kimia suatu bahan yang meliputi, analisis kadar air, lemak, protein, dan abu yang mengacu pada AOAC International 1990. Perbandingan Kadar Kolesterol Total Penderita Hiperkolesterolemia Sebelum dan Sesudah Intervensi Desain penelitian ini adalah eksperimental, pre dan post intervensi. Intervensi yang dilakukan berupa pemberian tempe biji bunga matahari sebesar 800 gram per hari ( 200-300 gram/ konsumsi) selama dua hari kepada lima orang penderita hiperkolesterolemia. Dilakukan pengukuran kolesterol total sebelum dan setelah intervensi. Pemeriksaan kolesterol total menggunakan alat accutrend plus dengan sampel darah kapiler. Data yang didapatkan berupa kadar kolesterol total sampel sebelum dan sesudah intervensi, data penelitian dianalisis dengan uji one sample t-test untuk mengetahui hubungan antara konsumsi tempe biji bunga matahari dan kadar kolesterol total pada subjek penderita hiperkolesterolemia.



8



BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1 Anggaran Biaya Tabel 1. Rancangan Biaya No Jenis Pengeluaran 1. Peralatan Penunjang (15-25%) 2. Biaya Habis Pakai (20-35%) 3. Biaya Perjalanan (15-25%) 4. Biaya Habis Lain (maks 15%) Total Biaya



Biaya (Rp) 1.800.000,00 2.520.000,00 1.800.000,00 1.080.000,00 7.200.000,00



4.2 Jadwal Kegiatan Tabel 2. Jadwal Kegiatan Bulan 1 No Kegiatan 1 2 3 4 Persiapan 2. alat, bahan, dan uji lab. Uji HPLC sampel biji 3. bunga matahari Pembuatan 4. tempe Uji HPLC 5. tempe 6. Uji Proksimat Tes 7. Kolesterol Serum Rekap dan 8. analisis data Pembuatan 9 laporan dan evaluasi



Bulan 2 1 2 3 4



Bulan 3 Bulan 4 1 2 3 4 1 2 3 4



9



DAFTAR PUSTAKA Almatsier, Sunita. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. Anwar B.T. 2004. Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner. Diakses dari: http://library.usu.ac.id/download/fk/gizi-bahri4.pdf [Diakses 4 November 2016] Ashenafi, M., Busse, M. 1991. The Microflora of Soak Water during Tempeh Production from Various Beans. Journal of Applied Bacteriology 70, pp. 334338. Association of Official Analytical Chemist. 1990. Official Method ofAnalysis of The Association of Official Analytical of Chemist. Arlington: The Association of Official Analytical Chemist, Inc. Anwar, Bahri. 2004. Dislipidemia Sebagai Faktor Resiko Jantung Koroner. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Astuti. 2000. Tempe, A Nutritious and Healthy Food from Indonesia. Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition 9, pp. 322-325. Botham, Kathleen M & Mayes, Peter A. 2009. Cholesterol Syntesis, Transport & Excretion. In: Harper’s illustrated Biochemistry.28 th Ed. USA: LANGE McGraw Hill. chapter 26. p 224-233. Budiatmaja, Argan Caesar. 2014. Pengaruh Pemberian Jus Buah Naga Merah (Hylrocereus polyrhizus) terhadap Kadar Kolesterol Total Pria Hiperkolesterolemia. Artikel Penelitian : Universitas Diponegoro. Denter, J., Rehm, H.J., Bisping, B. 1998. Changes in the Contents of Fat-Soluble Vitamins and Provitamins during Tempe Fermentation. International Journal of Food Microbiology 45, pp. 129-134. Gropper, Sareen S. Jack L. Smith, 2005, 2009, 2013. Advanced Nutrition and Human Metabolism. Sixth Edition, Wadsworth,Cengage Learning. Keuth, S., Bisping, B. 1993. Formation of Vitamins by Pure Cultures of Tempe Moulds and Bacteria during The Tempe Solid Substrate Fermentation. Journal of Applied Bacteriology 75, pp. 427-434. Kumar,V. et al. 2007. Buku Ajar Patologi. Vol.2 Ed.7. EGC. Jakarta.



10



Roubos-van den Hil, P.J., M.J.R. Nout. 2011. Anti-Diarrhoeal Aspects of Fermented Soya Beans, Soybean and Health. Prof. Hany El-Shemy (Ed.), ISBN: 978-953-307-535-8, InTech. Suprapti, L. 2003. Pembuatan Tempe. Penerbit Kanisius : Yogyakarta. Neti, S. 2013. Ensiklopedia dan Tanaman Obat. Rumah Ide: Malang. Nout, M.J.R., De Dreu, M.A., Zuurbier, A.M., Bonants-Van Laarhoven,T.M.G. 1987. Ecology of Controlled Soyabean Acidification for Tempe Manufacture. Food Microbiology 4, pp. 165-172. Nout, M.J.R., De Vos, W.M., Zwietering, M.H. 2005. Food Fermentation. Wageningen Academic Publishers, Wageningen, The Netherlands. Otunola GA, Oyelola BO, Adenike TO, Anton AA. 2010. Effest of diet-induced hypercholesterolemia on the lipid profil and some enzyme activities in female wistar rats. African Journal of Biochemical Research; 4(6): 149-154. Rianasari, Nirmala. 2015. Uji Efektifitas Antihiperlipidemia Ekstrak Etanol Biji Bunga Matahari (Helianthus Annus L.) Terhadap Mencit Swiss Webster Jantan. Program Studi Farmasi FMIPA Unisba: Bandung. Sami, Rokayya et al. 2014. HPLC Analysis of Water-Soluble Vitamins (B2, B3, B6, B12, and C) and Fat-Soluble Vitamins (E, K, D, A, and β-Carotene) of Okra (Abelmoschus esculentus). Journal of Chemistry Volume 2014 Article ID 831357, 6 pages. Sihombing, Astrid Marintan, Idrus J., Anugrah N. 2016. Relationship between Fiber Intake , Niacin Intake and Levels of LDL and HDL Cholesterol in Heart Gymnastics Participant in The Heart of The Indonesian Special Foundation Monas 2016. Departement of Nutrition Faculty of Health Sciences, Esa Unggul University. U.S. Department of Agriculture, Agricultural Research Service. 2008. USDA National Nutrient Database for Standard Reference, Release 21. Nutrient Data Laboratory Home Page, /ba/bhnrc/ndl [Diakses 3 November 2016]. Valentina, L. Brashers. 2003. Aplikasi Klinis Patofisiologi. Buku Kedokteran EGC: Jakarta.



11



Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota dan dosen pendamping



12



13



14



15



16



Biodata Dosen Pembimbing A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap 2 Jenis Kelamin 3 Program Studi 4 NIP/NIK/Identitas lainya 5 NIDN 6 Tempat dan tanggal lahir 7 Email 8 Nomor telepon/Faks/HP 9 Mata Kuliah yang Diampu



Agustina, SKM.MKES Wanita Lektor 45808040407491 0313085803 Payakumbuh, 13 Agustus 1958 [email protected] 08159974184 1. Riset Kesehatan 2. Ilmu Sosial dan Budaya Keperawatan 3. Kesehatan Ibu dan Anak 4. Promosi Kesehatan 5. Dasar Gizi Masyarakat 6. Ekologi Gizi dan Penyakit



B. Riwayat Pendidikan Nama Perguruan Tinggi



D3 Akper Depkes RI



S1 Universitas Indonesia



Jurusan



Keperawatan



Kesehatan Masyarakat 1993-1995 Prof. Endang L Achadi, DRPH



Tahun Masuk-Lulus Nama Pembimbing



1977-1980 Dra. Ngastiyah, SMIP.



C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) Nama pertemuan Ilmiah/ No. Judul Artikel Ilmiah Seminar Delegasi Comparative Study to USA : CGFNS,NCLEX,ANS I, Drexel University College of Nursing 1 Seminar Internasional ( Peserta ) and Health and WHO Collaborating Center University of Maryland School of Nursing, Villanova University and Clinic,



S2 Universitas Respati Indonesia Kesehatan Masyarakat 2005-2007 1. Prof Dr Herman Sudirman 2. Prof. Dr Tri Budi W. Rahardjo



Waktu dan Tempat



Oktober 2009, Amerika



17



18



Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan 1. Peralatan Penunjang Justfikasi Material Kuantitas Pemakaian Alat Tes Tes Kolesterol kolesterol 1 accutrend serum plus Automatic Menimbang 1 Food Scale berat bahan Pembuatan Baskom 2 Tempe Pembuatan Panci 1 Tempe Pembuatan Tampah 2 Tempe Tes Strip Tes kolesterol 2 Pak Kolesterol serum SUB TOTAL (Rp) 2. Bahan Habis Pakai Justfikasi Material Kuantitas Pemakaian Bahan baku Biji Bunga pembuatan 16 Kg Matahari tempe Bahan baku Ragi pembuatan 10 Bungkus tempe Tes HPLC Biaya untuk Vitamin B3 perlakuan (sebelum dan Tes HPLC di 2 sesudah laboratorium pengolahan) IPB Pembuatan Plastik 4 Pak Tempe Biaya untuk perlakuan Uji Proksimat Uji Tempe Biji 1 Proksimat Bunga Matahari di laboratorium IPB SUB TOTAL (Rp)



Harga Satuan (Rp)



Jumlah (Rp)



800.000,00



800.000,00



200.000,00



200.000,00



50.000,00



100.000,00



100.000,00



100.000,00



50.000,00



100.000,00



250.000,00/Pak



500.000,00 1.800.000,00



Harga Satuan (Rp)



Jumlah (Rp)



32.500,00/Kg



560.000,00



3.000,00/Bungkus



30.000,00



600.000,00/Tes



1.200.000,00



7.500,00/Pak



30.000,00



700.000,00/Uji



700.000,00



2.520.000,00



19



3. Perjalanan Material Perjalanan ke laboratorium IPB Perjalanan ke Supermarket/ Pasar Perjalanan ke Kampus FIKES UPN



Justfikasi Pemakaian Tes HPLC (Vitamin B3)



Kuantitas



Harga Satuan (Rp)



Jumlah (Rp)



5 Orang



200.000,00/Orang



1.000.000,00



Pembelian bahan



5 Orang



60.000,00/Orang



300.000,00



Pembuatan Produk



5 Orang



100.000,00/Orang



500.000,00



SUB TOTAL (Rp)



1.800.000,00



4. Lain-lain Material Jasa Cetak / Print Honor



Justfikasi Kuantitas Pemakaian Untuk mencetak `1 proposal dan lain lain. Tes Serum 5 Orang Kolesterol SUB TOTAL (Rp)



Harga Satuan (Rp)



Jumlah (Rp)



330.000,00



330.000,00



150.000,00/Orang



750.000,00 1.080.000,00



20



Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas



No



Nama/NIM



Program Studi



Bidang Ilmu



Alokasi Waktu (jam /minggu)



1



Berliana Budi Putri 1510714041



S1 Ilmu Gizi



Kesehatan



24 jam / minggu



2



Sulistyani Meita Dewi 1610714015



S1 Ilmu Gizi



Kesehatan



21 jam / minggu



3



Fatimah Anggraini 1610714017



S1 Ilmu Gizi



Kesehatan



21 jam/ minggu



4



Jasmine Ramadina Djumantara 1610714083



S1 Ilmu Gizi



Kesehatan



21 jam / minggu



Arruum Mayangsari 1610714091



S1 Ilmu Gizi



Kesehatan



21 jam / minggu



Uraian Tugas  Pembuatan Proposal  Pembuatan Laporan Akhir  Pembuatan Produk  Uji serum kolesterol  Monitoring Tes HPLC  Rekap hasil Tes HPLC  Pembuatan Laporan Akhir  Uji serum kolesterol  Uji Proksimat  Rekap hasil Uji Proksimat  Pembuatan Laporan Akhir  Pembuatan Proposal  Pembuatan Laporan Akhir  Pembuatan Produk  Uji serum kolesterol  Pembuatan Proposal  Pembuatan Laporan Akhir  Pembuatan Produk  Uji serum kolesterol



21



Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Kegiatan