22 0 648 KB
i
Judul buku
: COCOR BEBEK (Kalanchoe pinnata)
Nama penulis
: Ni Komang Widiastuti
Editor
: Ni Komang Widiastuti
Tahun penulisan
: 2022
iii
DAFTAR ISI Halaman judul .................................................. i Daftar isi ........................................................ ii Kata pengantar ................................................ iii BAB I. COCOR BEBEK (Kalanchoe pinnata) 1.1 Morfologi Cocor Bebek .............................. 3 1.2 Habitat Cocor Bebek ................................ 6 1.3 Fisiologi Cocor Bebek ............................... 6 1.4 Jenis-jenis Tanaman Cocor Bebek .............. 7 BAB II. KANDUNGAN TANAMAN COCOR BEBEK 2.1 Kandungan Kimiawi Cocor Bebek ............ 14 2.2 Kandungan Biokimia Cocor Bebek ........... 18 BAB III. MANFAAT TANAMAN COCOR BEBEK 3.1 Manfaat secara umum ........................... 20 3.2 Manfaat secara empiris .......................... 21 BAB IV. CARA PEMANFAATAN TANAMAN ..... 24 BAB V. TESTIMONI PENGGUNAAN 5.1 Kesaksian dalam bidang kesehatan ......... 32 5.2 Kesaksian dalam bidang kecantikan ........ 33 DAFTAR PUSTAKA ........................................ 35
iiiii
KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur pada Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya buku dengan judul COCOR
BEBEK
terselesaikan.
(Kalanchoe
Penyusunan
pinnata)
buku
ini
dapat
dilakukan
semaksimal mungkin dan hasilnya diharapkan dapat menjadi
referensi
pengembangan
bagi
wawasan
pembaca khususnya
dalam mengenai
tanaman cocor bebek. Penulisan buku ini bertujuan untuk menambah wawasan pembaca mengenai tanaman cocor bebek sebagai penerapan disiplin ilmu dalam bidang Biofarmaka. Namun demikian, kekurangan, kesalahan, ketidak lengkapan, dan mungkin sulitnya operasional dapat terjadi pada saat pelaksanaan di lapangan. Untuk itu perlu diperbaiki, disempurnakan, dan dikembangkan secara berkala di masa mendatang.
iiiiv
BAB I COCOR BEBEK (Kalanchoe pinnata) Indonesia
memiliki
keanekaragaman
hayati
terbesar di dunia dengan lebih dari 30 ribu spesies tumbuhan yang memiliki khasiat sebagai obat. Salah satu tanaman yang banyak dimanfaatkan sebagai
obat
tradisional
adalah
cocor
bebek
(Kalanchoe pinnata (Lam.) Pers.). Tanaman cocor bebek
merupakan
jenis
tanaman
sekulen
(tumbuhan yang mengandung air) yang mampu hidup di daerah kering, panas, ataupun sejuk, selama daerah tersebut memiliki cahaya yang cukup (Agustina, 2019). Kalanchoe pinnata atau yang biasa dikenal dengan tanaman cocor bebek merupakan tanaman herbal yang berumur panjang. Tanaman ini dapat ditemukan di daerah tropis seperti Asia, Australia, Makaronesia, Galapagos, Hawaii, Selandia Baru, Melanesia,
India
Barat,
sampai
ke
Polandia.
Kalanchoe pinnata berasal dari madagaskar yang kemudian
menyebar
ke
daerah-daerah
tropis
(Istiana & Tanti, 2016).
1
Cocor bebek memiliki nama lain yang berbedabeda disetiap daerah. Seperti masyarakat Jawa Tengah menyebutnya sosor bebek, masyarakat Madura menyebut daun ancar bebek. Di Halmahera tanaman ini disebut mamala, di masyarakat melayu disebut daun sejuk, sedangkan masyarakat Sunda menyebutnya buntiris. Masyarakat Aceh sendiri memiliki sebutan didingin banen, sedangkan di Ternate disebut rau kufri, dan di masyarakat Tidore disebut kabi-kabi (Ariesandi, 2016). Berdasarkan Nomenklature
Sistem yang
tata
nama
dicetuskan
Binomial
oleh
Carolus
Linneaus pada tahun 1750-an yang terdiri dari dua kata, yaitu genus dan spesies. Sistem klasifikasi cocor
bebek
sendiri
menurut
Steenis
sebagai
berikut: Regnum
: Plantae (Tumbuhan)
Divisi
: Magnoliphyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Dicotyledon (berkeping dua/dikotil)
Ordo
: Saxifragales
Famili
: Crassulaceae
Genus
: Kalanchoe
Spesies
: Kalanchoe pinnata [Lam] Pers. 2
(Majaz, 2011). 1.1
Morfologi Cocor Bebek
a. Akar Cocor bebek termasuk dalam tanaman jenis dikotil
yang
memiliki
akar
tunggang.
Namun
perbanyakan cocor bebek yang dapat dilakukan dengan stek membuat tanaman ini memiliki akar serabut yang muncul dari ujung-ujung batang. Akar cocor bebek berwarna coklat tua, sedangkan akar yang muda atau baru membentuk akar akan berwarna lebih muda (Tjitrosoepomo, 2012).
Gambar 1.1 Akar cocor bebek (Agustina, 2019)
b. Batang Batang cocor bebek berbentuk sedikit persegi berwarna
hijau
dengan
pangkal
berkayu
dan 3
merupakan batang yang lunak dan beruas. Batang cocor bebek tumbuh tegak dan cabang-cabangnya banyak (Agustina, 2019).
Gambar 1.2 Batang cocor bebek (Agustina, 2019).
c. Daun Daun cocor bebek berwarna hijau muda namun ada pula yang berwarna abu-abu. Daun cocor bebek mengandung banyak air dan berdaging. Daunnya berbentuk lonjong dan ada pula yang bulat. Cocor bebek memiliki daun yang basah dengan bagian pinggir daun yang bergelombang. Tanaman cocor bebek dapat diperbanyak dengan tunas adventif dari daunnya. Panjang daun cocor bebek sekitar 3 cm sampai 5 cm. bagian ujung daun tumpul, pangkal daun membundar, dan permukaan daun gundul (Agustina, 2019). 4
Gambar 1.3 Daun cocok bebek (Iqbal, 2020).
d. Bunga Bunga cocor bebek merupakan bunga majemuk dengan mahkota bunga berbentuk menyerupai corong berwarna merah dan kelopak daun lekat. e. Buah dan Biji Buah pada cocor bebek berwarna ungu dengan titik putih didalamnya. Buah cocor bebek berbentuk silindris, tajuk bunga cocor bebek pendek dan berbentuk bulat telur atau lanset. Benang sari berjumlah 8, tangkai putik panjang dan helaian sisik berbentuk segi empat. Biji cocor bebek berbentuk kotak dan kecil, ketika dimakan biji cocor bebek akan terasa agak asam (Agustina, 2019). 5
1.2
Habitat Cocok Bebek
Cocor bebek merupakan salah satu spesies dari keluarga Crassulaceae yang tumbuh tersebar di daerah tropis. Tanaman cocor bebek dapat hidup daerah yang mengandung banyak air dan dapat pula tumbuh di daerah yang kering (Agustina, 2019). 1.3
Fisiologi Cocor Bebek
Tanaman cocor bebek ini merupakan tanaman yang melakukan fotosintesis C3. Dalam sintesis C3, CO2 difiksasi ke gula berkarbon lima, yaitu ribulosa bifosfat
(RuBP) oleh enzim karboksilase
RuBP
(rubisko). Molekul berkarbon enam yang terbenuk tidak stabil dan segera terpisah menjadi dua melekul fosfogliserat
(PGA).
Molekul
PGA
merupakan
karbohidrat stabil berkarbon tiga yang pertama kali terbentuk
sehingga
cara
tersebut
dinamakan
sintesis C3. Molekul PGA bukan molekul berenergi tinggi. Dua molekul PGA mengandung energi yang lebih kecil dibandingkan satu molekul, sehingga fiksasi
CO2
berlangsung
spontan
dan
tidak
memerlukan energi dari reaksi terang (fotosintesis) (Anonymous, 2013). 6
1.4
Jenis-jenis tanaman cocor bebek
Secara keseluruhan tanaman ini terdiri dari 125 jenis dalam keluarga Crassulaceae. Berdasarkan artikel Putri (2021), terdapat sekitar 5 jenis yang populer dan sering digunakan sebagai penghias rumah serta menjadi tanaman obat, yaitu: a. Kalanchoe pinnata Merupakan jenis cocor bebek yang paling banyak ditemui. Ciri utamanya adalah warna daun yang hijau
dan
selalu
terlihat
segar.
Tanaman hias
sukulen yang satu ini memiliki nama cocor bebek lonceng katedral. Tanaman ini tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan subtropis. Tanaman ini juga cukup dikenal dengan nama-nama populer lainnya seperti daun ajaib, tanaman kehidupan, daun keberuntungan, hingga tanaman tirai. Lonceng katedral mampu tumbuh mencapai tinggi
150
sentimeter.
Batangnya
berongga,
berdaging, dan berbentuk silindris. Daunnya sendiri tebal dengan tepian bergerigi merah. Bunganya juga unik dengan bentuk lonceng berwarna merah dan oranye.
7
Gambar 1.4 Kalanchoe pinnata (Putri, 2021)
b. Kalanchoe luciae Cocor bebek dayung atau kalanchoe luciae merupakan tanaman sukulen hijau yang dapat tumbuh
dengan
tinggi
mencapai
antara
30
sentimeter hingga 60 sentimeter. Ujung daun menjadi semerah anggur yang cerah apabila pada musim hujan. Dalam beberapa kasus, ketika musim mulai
berganti, bunga akan
muncul
di
bagian
tengah tanaman. Bunga tersebut beragam, mulai dari putih, krem, merah muda, hingga kuning pucat.
8
Gambar 1.5 Kalanchoe luciae (Putri, 2021)
c. Kalanchoe daigremontiana Tanaman hias cocor bebek ini dikenal dengan sebutan
mother
of
thousand. Kalancoe
daigremontiana merupakan tanaman cocor bebek yang berumur pendek. Ukurannya bisa mencapai sekitar 90 sentimeter dengan batang berdaging kecokelatan. Tanaman ini bisa bertahan hidup selama musim kemarau. Kalanchoe daigremontiana juga suka menerima matahari di pagi hari dan cuaca yang hangat.
9
Gambar 1.6 Kalanchoe daigremontiana (Putri, 2021)
d. Kalanchoe tomentosa Merupakan cocor bebek berukuran mungil dan memiliki daun berwarna hijau keputihan karena memiliki bulu yang lembut. Kalanchoe tomentosa atau yang dikenal dengan nama cocor bebek panda adalah
sukulen
yang
memiliki
bunga,
Bunda.
Tanaman ini mampu tumbuh hingga ukuran 80 sentimeter. Cocor bebek panda memiliki batang tegak yang kuat, bercabang di pangkal, dan daun yang
sempit
warna
merah
tua
atau
cokelat.
Bunganya tumbuh menyerupai lonceng dengan kelopak cokelat tua.
10
Gambar 1.7 Kalanchoe tomentosa (Putri, 2021)
e. Kalanchoe sexangularis Kalancoe
sexangularis sering
juga
disebut
sebagai cocor bebek enam sudut. Sukulen yang satu ini dapat tumbuh dengan cepat dan tahan terhadap kekeringan. Daunnya tumbuh berwarna merah yang indah. Tanaman ini bisa tumbuh hingga berukuran 90
sentimeter.
Mereka
juga
memiliki
batang
bergerigi, daun hijau melengkung, dan pinggiran daun warna merah. Bunganya juga tampak cantik dan menawan dengan warna kuning yang cerah. Tanaman ini tidak perlu banyak disiram.
11
Gambar 1.8 Kalanchoe sexangularis (Putri, 2021)
12
BAB II KANDUNGAN TANAMAN COCOR BEBEK (Kalanchoe pinnata) Pada
tanaman
cocor
bebek
mengandung
saponin, flavonoid, dan tanin yang dapat digunakan sebagai obat sakit kepala, penurun panas, obat batuk, peluruh air seni dan obat bisul. Sedangkan daun cocor bebek sendiri dapat digunakan sebagai obat radang dan amandel (Sandi, 2013). Tanaman cocor
bebek
triterpen,
kaya
akan
glikosida,
kandungan
alkaloid,
flavonoid,
steroid,
bufadienolides, dan lipid (Hasyim et al., 2012). Beberapa kandungan senyawa terdapat pada tanaman
cocor
menyembuhkan
bebek luka
yang bakar,
berperan yaitu
dalam
senyawa
flavonoid, senyawa bufadienolides, dan senyawa saponin.
Senyawa
flavonoid
bekerja
sebagai
antibakteri dengan mekanisme kerja mendenaturasi protein sel bakteri sehingga dapat merusak dinding sel bakteri dan tidak bisa diperbaiki lagi (Istiana & Tanti, 2016). Senyawa bufadienolides berfungsi sebagai antibakteri. Senyawa saponin mekanisme kerjanya memicu pembentukan kolagen lebih cepat 13
sehingga luka bakar dapat sembuh lebih cepat (Mappa et al., 2013). Menurut Lana (2015), Kalanchoe kaya akan kandungan
alkaloid,
flavonoid,
steroid
dan
triterpenes, lipid.
glikosida,
Sedangkan
pada
daunnya terkandung senyawa kimia yang disebut bufadienolides.
Bufadienolides
pada
Kalanchoe
pinnata memiliki potensi untuk digunakan sebagai antibakteri,
antitumor,
pencegah
kanker,
dan
insektisida. 2.1
Kandungan
Kimiawi
Tanaman
Cocor
Bebek Tanaman cocor bebek memiliki kandungan yang dapat mempengaruhi menyembuhkan pada luka, diantaranya yaitu Flavonoid, Tanin dan saponin. a. Flavonoid Flavonoid
merupakan
salah
satu
metabolit
sekunder, kemungkinan keberadaannya dalam daun dipengaruhi sehingga
oleh
daun
adanya muda
proses
belum
fotosintesis
terlalu
banyak
mengandung flavonoid (Markham, 1988).
14
Kandungan flavonoid ini bersifat polar karena mempunyai
sejumlah
gugus
hidroksil
ataupun
mengikat gula, oleh karena itu flavonoid umumnya larut dalam pelarut polar seperti etanol, metanol, dan butanol. Flavonoid dapat digunakan sebagai antioksidan. melindungi oksigen
Antioksidan sel
terhadap
reaktif.
adalah
senyawa
yang
efek
kerusakan
oleh
Flavonoid
juga
dapat
mempengaruhi kenaikan jumlah trombosit dan memiliki bioaktifitas sebagai anti kanker, antivirus, anti bakteri, anti peradangan dan anti alergi (Sundaryono, 2011). Flavonoid juga dapat mempengaruhi kecepatan proses inflamasi pada penyembuhan luka dan dapat melindungi luka dari radikal bebas, flavonoid telah disintesis oleh tanaman dalam responnya terhadap infeksi mikroba sehingga tidak mengherankan jika senyawa flavonoid efektif secara in vitro terhadap sejumlah kemungkinan untuk
mikroorganisme. disebabkan
membentuk
oleh
kompleks
Aktivitas
itu
kemampuannya dengan
protein
ekstraseluler dan terlarut dengan dinding sel. Flavonoid yang bersifat lipofilik mungkin juga akan 15
merusak membran mikroba. Flavonoid juga dapat bekerja secara optimal untuk membatasi pelepasan mediator inflamasi. Aktivitas antiinflamasi flavonoid golongan isoflavon berperan menghambat COX-2, lipooksigenase dan tirosin kinase, sehingga terjadi pembatasan jumlah sel inflamasi yang bermigrasi ke jaringan luka. Selanjutnya reaksi inflamasi akan berlangsung
lebih
singkat
dan
kemampuan
proliferatif dari TGF-β tidak terhambat, sehingga proses proliferasi segera terjadi. Aktivitas flavonoid dalam meningkatkan kontraksi luka juga didukung oleh mekanisme antioksidan yang menghambat peroksidasi lipid, melindungi kulit dari radikal bebas dan melindungi jaringan dari stress oksidatif akibat cedera (Sundaryono, 2011). b. Tanin Tanin
secara
umum
didefinisikan
sebagai
senyawa polifenol yang memiliki berat molekul cukup tinggi (lebih dari 1000) dan dapat membentuk kompleks dengan protein. Berdasarkan strukturnya tannin dibedakan menjadi dua kelas yaitu tanin terkondensasi
(condensed
tannins)
dan
tannin
terhidrolisiskan (hydrolysable tannins) (Hagerman, 16
2002).
Tanin
memiliki
peranan
biologis
yang
kompleks, maka dari itu efek yang disebabkan tanin tidak dapat diprediksi. Tannin juga dapat berfungsi sebagai antioksidan biologis. Tanin bersifat antiseptik pada permukaan luka bekerja
sebagai
bakteriostatik
yang
biasanya
digunakan sebagai menangkal infeksi pada kulit, mukosa, dan infeksi pada luka (Hermawan, 2006). Tanin juga memiliki efek menangkal radikal bebas, meningkatkan oksigenasi, meningkatkan kontraksi luka, meningkatkan pembentukan pembuluh darah, dan jumlah fibroblas. c. Saponin Saponin merupakan salah satu kelas senyawa glikosida,
steroid,
triterpenoid
struktur
dan
spesifitas yang memiliki solusi koloid bentuk dalam air dan berbusa seperti sabun. Ada menggambarkan sekelompok senyawa kompleks dan molekul besar yang memiliki banyak manfaat. Saponin dapat ditemukan pada akar dan daun tanaman juga sebagai antimikroba seperti virus antibakteri dan anti
viral,
kehadiran
saponin
ditandai
dengan 17
keberadaan dari solusi koloid yang stabil fungsi sebagai
pembersih
dan
mampu
merangsang
pembentukan kolagen, suatu protein yang berperan dalam proses penyembuhan luka lebih baik. Saponin dapat diklasifikasikan sebagai steroid, triterpenoidal atau alkaloid tergantung pada sifat aglikon, dan bagian aglikon dari saponin disebut sebagai sapogenin yang umumnya oligosakarida. Steroid
saponin
hormon
dapat
dikelompokkan
menjadi lima kelompok dengan reseptor yang mengikat mereka glikortikoid, kortikoids, mineral, androgen, estrogen, prostagen, vitamin D derivat seperenam, dan erathormon terkait sistem. Steroid dalam studi klinis modern telah mendukung peran mereka sebagai anti inflamasi dan analgesik agen (Astuti, 2012).
2.2
Kandungan
Biokimia
Tanaman
Cocor
Bebek a. Flavonoid Flavonoid mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri dari 15 atom karbon, dimana dua cincin 18
benzene (C6) terikat pada suatu rantai propane (C3) sehingga membentuk suatu susunan C6 - C3 - C6. b. Tannin Tannin merupakan sutu nama deskriptif umum untuk satu grup substansi fenolik polimer yang mampu mempresipitasi gelatin dari cairan, suatu sifat yang dikenal sebagai astringensi. Tannin ditemukan hampir di setiap bagian tanaman: kulit kayu, daun, buah, dan akar (Hagerman, 1998). Tannin dibentuk dengan kondensasi turunan flavan yang
ditransportasikan
ke
jaringan
kayu
dari
tanaman, tannin juga dibentuk dengan polimerisasi unit quinon. c. Saponin Saponin merupakan senyawa ampirik. Gugus gula (Heksosa) pada saponin dapat larut dalam air tetapi tidak larut dalam alkohol absolut, kloroform, eter
dan
pelarut
organic
non
polar
lainnya.
Sedangkan gugus steroid (sapogenin) pada saponin, biasa juga disebut dengan triterpenoid aglikon dapat larut dalam lemak dan dapat membentuk emulsi dengan minyak dan resin. (Prasetyo, 2011). 19
BAB III MANFAAT TANAMAN COCOR BEBEK (Kalanchoe pinnata) 3.1 Manfaat secara umum Tanaman cocor bebek merupakan tanaman yang mempunyai peran penting pada pengobatan tradisional. Dari tumbuhan Kalanchoe pinnata telah ditemukan aktivitas farmakologi yang beragam seperti
antiparasit,
penambah
sistem
imun,
penyembuhan luka, melindungi hati dari kerusakan, antisembelit,
antiinflamasi,
antidiabetes,
antioksidan, antimikroba, analgesik, penyembuhan epilepsi, penurun panas, dan antipiretik (Biswas et al., 2011). Cocor bebek atau Kalanchoe pinnata juga dapat digunakan sebagai tanaman hias dirumah. Selain itu, tanaman ini juga digunakan sebagai obat dari beberapa penyakit seperti bisul, radang, amandel, nyeri lambung, muntah darah, sendi-sendi sakit (rhematik), dan wasir (Stevani, 2016). Dikota besar yang dominan dengan gedunggedung tinggi akan sulit untuk bisa menanam 20
tanaman dihalaman rumah karena tidak adanya tanah
lapang
untuk
dijadikan
lahan.
Namun
tanaman cocor bebek yang termasuk herba dapat ditanam di polybag atau pot dan diletakkan dilantai atas gedunggedung tinggi. Selain itu jika cocor bebek telah berbunga, tanaman cocor bebek dapat dijadikan sebagai tanaman penghias diruang tamu karena warna bunganya yang indah (Agustina, 2019).
3.2 Manfaat secara empiris Tanaman cocor bebek secara empiris banyak digunakan
sebagai
pengobatan
dikalangan
masyarakat sebagai penghilang rasa sakit kepala, antiseptik,
antiinflamasi,
menghentikan
pendarahan, dan mengobati berbagai luka seperti luka iris atau sayat, luka setelah operasi, dan luka bakar (Istiana & Tanti, 2016). Tanaman cocor bebek merupakan salah satu tanaman yang sering digunakan oleh masyarakat sebagai analgetic dan natipiretik dalam pengobatan secara
turun-temurun untuk mengobati demam, 21
sakit
kepala,
radang
sendi,
reumatikdan
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tahun 2012
oleh
Afzal
et
al.,
menyatakan
bahwa
pengobatan tradisional menggunakan daun cocor bebek di negara-negara Asia termasuk Indonesia, memiliki efek analgetic
yang
disebabkan
oleh
kandungan senyawa steroid dan flavonoid yang terkadung di dalam daun cocor bebek tersebut (Afzal, 2012., Tanko, 2012., Safitri, 2013). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Friliana et al., 2017, diperoleh hasil bahwa salep ekstrak daun cocor bebek memiliki aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri staphylococus aureus dan telah terbukti bahwa salep ekstrak daun cocor bebek dengan konsentrasi 5% dan 10% memiliki efek penyembuhan.
Basis
yang
digunakan
untuk
pembuatan salep yaitu adeps lanae dan vaselin album.
Apabila
basis
salep
sudah
jadi
lalu
ditambahkan dengan ekstrak daun cocor bebek dan diaduk hingga homogen. Sediaan salep dibuat dengan konstrasi 1%, 5%, dan 10% yang dibuat sebanyak 20 gram. Pengujian aktivitas penyembuh bisul ekstrak daun cocor bebek dibagi menjadi lima 22
kelompok perlakuan yaitu kontrol positif (disk amoxicillin), kontrol negatif (aquadest), dan tiga kelompok dari sediaan salep ekstrak daun cocor bebek dengan konsentrasi masing- masing 1%, 5%, dan 10 %. Adanya aktivitas zona hambat ditandai dengan semakin besar ukuran zona hambatnya. Perubahan nyata terlihat pada kelompok kontrol positif dan kelompok perlakuan salep ekstra.
23
BAB IV CARA PEMANFAATAN TANAMAN Di kalangan masyarakat, manfaat cocok bebek sangat
beragam,
salah
satunya
adalah
untuk
penanganan demam pada anak secara tradisional yang dilakukan dengan menggunakan tanaman cocor bebek (Kalonchoe pinnata).
Tanaman ini
ditempel di dahi anak yang demam untuk dapat menurunkan suhu tubuh pada anak (Istiana & Tanti, 2016). Cocor
bebek
dimanfaatkan
untuk
berbagai
peyakit umum yang diderita masyarakat. Dalam artikel Rossa (2021), adapun manfaat dan cara pemanfaatan cocor bebek diantaranya yaitu: 1. Meredakan sakit kepala Untuk
membantu
meredakan
sakit
kepala,
cukup memetik daun cocor bebek, cuci bersih, dan langsung
dikonsumsi.
Jika
tidak
berbiasa
mengkonsumsi secara langsung, cocor bebek dapat direbus daunnya terlebih dahulu, selain itu juga dapat dilakukan dengan meminum air rebusannya 24
dan memakan daun cocor bebek yang direbus sebagai pendamping makanan. 2. Menyembuhkan luka Untuk membantu menyembuhkan luka, dapat dilakukan dengan cara menumbuk daun cocor bebek hingga halus, kemudian menempelkan tumbukan daun tersebut pada luka. Tutup dengan kain kasa dan biarkan selama beberapa jam. Daun cocor bebek mengandung antibakteri dan inflamasi yang dapat
menggantikan
fungsi
antiseptik
dalam
membantu menyembuhkan luka. 3. Meredakan demam Khasiat tanaman ini dalam meredakan demam dapat dilakukan dengan cara menghaluskan empat helai daun cocor bebek, kemudian tempelkan pada dahi sebagai kompres. Selain itu, juga dapat membalurkan air hasil tumbukan daun cocor bebek ke seluruh tubuh sebagai kompres badan. Cara ini dapat dicoba untuk membantu meredakan demam.
25
4. Mengatasi gigitan nyamuk Satu lagi manfaat yang unik dari daun cocor bebek, yaitu dapat digunakan untuk membantu mengatasi gatal dan bentol akibat gigitan nyamuk. Caranya yaitu tumbuk halus 10 helai daun cocor bebek hingga airnya keluar. Kemudian peras dan saring daunnya. Oleskan air tersebut pada bagian tangan dan kaki yang digigit nyamuk. 5. Menghilangkan jerawat Daun cocor bebek juga dapat digunakan untuk membantu menghilangkan jerawat dan membuat kulit lebih halus. Caranya adalah haluskan daun cocor bebek secukupnya, kemudian campurkan dengan air mawar dan masukkan ke dalam wadah botol spray. Setelah itu, semprotkan campuran tersebut pada wajah, diamkan beberapa saat, dan bilas dengan air hangat. Ulangi cara ini secara teratur
selama
manfaatnya.
beberapa
Namun,
hari
hentikan
dan
rasakan
penggunaan
campuran daun cocor bebek dan air mawar pada wajah jika terjadi iritasi.
26
6. Meredakan sakit amandel Cocor bebek juga dapat meredakan sakit yang disebabkan oleh amandel. Sakit amandel banyak menyerang
anak-anak,
menyerang
orang
namun
dewasa.
juga
Pada
dapat
anak-anak,
pembengkakan kerongkongan ini akan membuat mereka sulit menelan makanan dan minuman. Untuk mengatasi rasa sakit tersebut, dilakukan dengan berkumur dengan air perasan daun cocor bebek
3-4
kali
sehari.
Apabila
tertelan
saat
berkumur, air perasan cocor bebek tidak akan menimbulkan efek samping berlebih seperti obat sintetik lainnya. 7. Mengobati batuk pilek Apabila batuk mulai muncul dan hidung berair, dapat mencoba resep alami daun cocor bebek sebelum minum obat-obatan kimia. Caranya yaitu ambil beberapa helai daun, cuci bersih dan blender hingga
menjadi
menyegarkan.
jus
sebagai
Rasanya
dari
minuman jus
cocor
yang bebek
memang sedikit tidak enak, namun memiliki khasiat yang baik untuk batuk dan pilek. Hal ini karena cocor 27
bebek bersifat antibakteri, antivirus, antimikroba, antijamur, antihistamin, dan anafilaksis. 8. Melegakan pernafasan Apabila memiliki riwayat penyakit asma, dapat meminum teh daun cocor bebek secara teratur untuk
mendukung
pengobatan.
Caranya
yaitu
potong kecil-kecil daun cocor bebek lalu keringkan. Setelah itu seduh daun cocor bebek kering dengan air hangat, tambahkan madu secukupnya. Minum teh daun cocor bebek ini secara teratur untuk dapat melegakan pernafasan. 9. Mengobati wasir Wasir (ambeien) adalah pembengkakan atau pembesaran pembuluh darah pada bagian usus besar bagian rektum, dubur dan anus. Penyakit ini bisa
menyerang
segala
usia.
Salah
satu
penyebabnya karena terlalu lama mengejan saat buang air besar. Gejalanya adalah gatal pada bagian anus hingga pendarahan saat buang air besar. Untuk
mengobatinya,
dapat
dilakukan
dengan
menumbuk hingga halus beberapa helai daun cocor bebek lalu keringkan seperti bubuk teh. Setelah 28
kering, ambil 1 sdt bubuk daun lalu campur dengan 1 sdt madu. Seduh dengan air panas dan minum hingga gejala mereda. 10. Menjaga kesehatan Daun cocor bebek dapat dikonsumsi untuk menjaga kesehatan di musim pancaroba. Caranya yaitu dengan membuatnya menjadi smoothies cocor bebek. Caranya cukup masukkan ke dalam freezer beberapa helai daun cocor bebek. Setelah beku, blender hingga halus menjadi smoothies yang baik untuk
kesehatan.
Sebagai
variasi,
dapat
ditambahkan buah dan sayur lainnya sesuai selera. Menurut artikel Wigraha (2020), manfaat lain dari cocor bebek yaitu: 1. Meringankan sakit gigi Sakit gigi sangat mengganggu dan berdampak pada seluruh tubuh. Pada saat sakit gigi, akan sulit untuk
dapat
sesuatu.
berkonsentrasi
Cocor
bebek
dalam dapat
melakukan membantu
meringankan sakit gigi yang mengganggu. Caranya yaitu dengan menghaluskan empat sampai enam helai daun cocor bebek hingga halus. Tempelkan 29
cocor bebek tersebut pada bagian gigi yang sakit. Lakukan langkah di atas berulang-ulang hingga nyeri pada gigi mereda. 2. Penyembuhan bisul Tidak hanya efektif menghilangkan bekas luka akibat gigitan nyamuk, daun cocor bebek juga dipercaya
mengobati
demam
dan
bisul.
Mengandung vitamin C dan senyawa penghilang panas lain, cocor bebek mampu meredakan hawa panas dalam tubuh. Tak heran, demam dan bisul yang kamu derita akan lekas sirna dari tubuhmu. Untuk
pengobatan
bisul
dapat
menggunakan
langkah yang sama, namun perlu ditambahkan beberapa helai daun cocor bebek. Caranya yaitu dengan menghaluskan daun cocor bebek dengan air hangat.
Kemudian
minum
sebagian
ramuan
tersebut untuk menjadi antiseptik yang bekerja dari dalam tubuh. Sisa ramuannya bisa kamu tempelkan di bagian bisul. Dengan penggunaan yang rutin, bisul akan pecah dan mengering dengan sendirinya
30
3. Mengatasi sakit amandel Amandel yang secara umum menjangkiti anakanak juga dapat terjadi kepada orang dewasa. Pembengkakan di kerongkongan yang akan terasa sakit saat menelan makanan tentu saja akan sangat menyiksa dan mengganggu kesehatan. Berkumurkumur dengan air perasan daun cocor bebek dipercaya mampu mengatasi sakit amandel.
31
BAB V TESTIMONI PENGGUNAAN 5.1 Kesaksian dalam bidang kesehatan Dalam studi Pemanfaatan Tanaman Sebagai Obat
Oleh
Masyarakat
Kecamatan
Belawang
disebutkan
bahwa
Desa
Karang
Kabupaten
salah
satu
Barito
Dukuh Kuala,
tanaman
yang
berkhasiat obat yang digunakan oleh masyarakat setempat sebagai penurun panas adalah cocor bebek.
Caranya
yaitu
dengan
menggiling
dan
menempelkan pada dahi untuk menurunkan panas. Bagian yang dimanfaatkan adalah bagian daun cocor bebek (Lestari & Lagiono, 2018). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Agustina & Rijal (2016), menunjukkan hasil bahwa ekstrak etanol daun cocor bebek pada dosis 100 mg/kg dan 200 mg/kg mampu menurunkan suhu tubuh tikus sedangkan dosis 300 mg/kg tidak menunjukkan aktivitas penurunan suhu tubuh tikus. Ekstrak daun cocor bebek berpotensi sebagai agen antipiretik dengan dosis 100 mg/kg dan 200 mg/kg. Waktu
32
yang dibutuhkan ekstrak dalam menurunkan suhu tubuh sama dengan onset kerja dari parasetamol. Cocor bebek juga terbukti sebagai antimalaria juga dibuktikan dalam penelitian Hermanto et al., 2014 yang menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun cocor bebek memiliki aktivitas antimalaria dengan nilai konsentrasi hambat 50 (IC50) sebesar 0,022 µg/mL. selain itu, secara ilmiah beberapa penelitian telah dilakukan untuk mendapatkan manfaat dari tanaman
cocor
bebek
diantaranya
berpotensi
sebagai antitumor, anti inflamasi dan antialergi, serta mempunyai sifat insektisida.
5.2 Kesaksian dalam bidang kecantikan Salah satu youtober dengan akun bernama SR samros menyebutkan bahwa daun cocor bebek baik dimanfaatkan untuk menghilangkan jerawat dan flek
hitam.
Dalam
unggahan
mengatakan bahwa sudah
videonya
beliau
menggunakan daun
cocok bebek selama kurang lebih dua minggu untuk menghilangkan jerawat dan flek hitam. Beliau menyarankan penggunaan resep alami ini untuk 33
para ibu yang memiliki flek hitam dan jerawat untuk melakukan perawatan alami dengan menggunakan daun cocor bebek. Cara penggunaannya yaitu tumbuk daun cocor bebek hingga halus kemudian balurkan pada wajah lalu diamkan hingga beberapa menit,
lalu
bilas
menggunakan
air
bersih.
Pemakaian rutin dapat menghasilkan perubahan yang baik pada wajah.
34
DAFTAR PUSTAKA Afzal, M, Gupta G, Kazmi I, Rahman M, Afzal O, Alam J, et al. Antiinflamatory and analgesic potential of A novel from Bryophyllum pinnatum. 2012; Elsevier Journal Fitoterapia 83:853-858. Agustina, M. 2019, Identifikasi Perubahan Jalur Fotosintesis pinnata)
Pada
Cocor
Melalui
Bebek
(Kalanchoe
Konduktansi
Stomata,
http://repository.radenintan.ac.id/5917/1/SKRI PSI%20MAYA%20AGUSTINA.pdf, diakses pada 20 April 2022. Anonymous. 2013. Manfaat Buah Semangka untuk Kesehatan. Kanisius. Yogyakarta. Ariesandi, D. F. “Pengaruh Pemberian Berbagai Konsentrasi Dan Frekuensi Ekstrak Daun Cocor Bebek
(Kalanchoe
Pinnata)
Untuk
Menyembuhkan Luka Sayat Pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus L.)‟, Jurnal Biologi Murni, 2016, 1–11. Astuti, S.M. 2012. Skrining Fitokimia dan Uji Aktifitas
Antibiotika
Ekstrak
Etanol
Daun,
Batang, Bunga dan Umbi Tanaman Binahong 35
Anredera cordifolia (Ten) Steenis. Artikel Ilmiah Fakulti
Kejuteraan
Kimia
dan
Sumber
Asli
(Bioproses). Biswas, S. K.; Chowdhury, A.; Das, J.; Hosen, S. Z.; Uddin, R.; Rahaman, M. S., Literature review on pharmacological potentials of Kalanchoe pinnata (Crassulaceae). African Pharmacy
and
Pharmacology
Journal 2011,5,
of (10),
1258-1262. Friliana, R. O., Lutfiyati, H., Syauqi, A., Fitri, A., Dwipasari, R. S., & Kusumawati, Z. S. (2017). Inovasi Salep Ekstrak Cobek (Cocor Bebek) sebagai Obat Bisul. URECOL, 177-182. Hagerman, A.E, M.E. 1998. Mechanisms Of Protein Precipitation
For
two
Tannins,
Pentagalloyl
Glucose And Apicatechin 16 (4-8) Catechin (Procyanidin). Journal Of Agri. Food Chem Vol 46 Hagerman,
A.
E.,
(2002),
Tannin
Handbook.
Department of Chemistry and Biochemistry, Miami University. Hasyim, N., Pare, K. L., Junaid, I., Kurniati, A., 2012. Formulasi dan Uji Efektivitas Gel Luka 36
Bakar Ekstrak Daun Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata L.) pada Kelinci (Oryctolagus cuniculus). Majalah Farmasi dan Farmakologi, 16(2), pp.89– 94. IP, T. M., Agustina, R., & Rijai, L. (2016, November). Potensi Antipiretik Ekstrak Etanol Daun Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata L.). In Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences (Vol. 4, pp. 351-355). Iqbal, M. 2020, ”8 Manfaat Cocor Bebek Untuk Kesehatan.
Redakan
Demam
Hingga
Sakit
Kepala”,https://www.99.co/blog/indonesia/man faat-cocor-bebek/, diakses pada 20 April 2022. Istiana, S., & Tanti Azizah, S. (2016). Formulasi sediaan gel basis Na-CMC ekstrak etanol daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lmk.) Pers.) sebagai
penyembuh
kelinci (Doctoral
luka
dissertation,
bakar
pada
Universitas
Muhammadiyah Surakarta). Lestari, E., & Lagiono, L. (2018). Pemanfaatan Tanaman Sebagai Obat Oleh Masyarakat Desa
37
Karang Dukuh Kecamatan Belawang Kabupaten Barito Kuala. Jurnal Pendidikan Hayati, 4(3). Majaz, Q. “The Miracle Plant (Kalanchoe Pinnata): A Phytochemical and Pharmacological Review‟, Jurnal IJRAP, 2.V (2011), 1478–82. Mappa, T., Edy H. J., & Kojong, N., 2013. Formulasi Gel
Ekstrak
Daun
Sasaladahan
(Peperomia
pellucid L.) dan Uji Efektivitasnya Terhadap Luka Bakar pada Kelinci (Oryctolagus cuniculus). Jurnal Ilmiah Farmasi, 2(02), pp.49–56. Markham,
K.R.,
Flavonoid,
1988,
Cara
diterjemahkan
Mengidentifikasi oleh
Kosasih
Padmawinata, 15, Penerbit ITB, Bandung. Prasetyo, S, Prima A, & Yosephine, F 2011. Pengaruh Biji Teh/Pelarut Air dan Temperatur pada Ekstraksi Saponin Biji Teh Secara Batch. Skripsi
Bandung,
Universitas
Katolik
Parahyangan Bandung. Putri, M. 2021, Unik Banget! Ini 5 Jenis Tanaman Hias Cocor Bebek yang Wajib Bunda Punya, https://www.haibunda.com/momslife/2021080 4141339-76-230501/unik-banget-ini-5-jenis38
tanaman-hias-cocor-bebek-yang-wajib-bundapunya, diakses pada 20 April 2022. Rossa, V. 2021, Cocor Bebek Tak Cuma Indah Dipandang,
Tapi
Juga
Bermanfaat
untuk
Kesehatan, https://www.suara.com/lifestyle/20 1/04/28/075934/cocor-bebek-tak-cuma-indah dipandang-tapi-juga-bermanfaat-untuk kesehatan?page=all,
diakses
pada
20
April
2022. Safitri AR. 2013. Uji efek analgetik infusa daun cocor bebek
(Kalanchoe
terhadap diinduksi
mencit
pinnata jantan
dengasetat
(Lam.)
galur Swiss
[Skripsi].
Pers.) yang
Pontianak
Fakultas Kedokteran. Sandi,
E.
Y.
“Ekstrak
Daun
Cocor
Bebek
(Bryophyllum Pinnatum) Sebagai Pengawet Pada Sediaan
Sirup
Herbal
Tomat
(Solanum
Lycopersicum)‟, Jurna Farmasi, 2013.. Stevani, H. Y. Abdulrohman Hanafi, and Suprapto Prayitno, „Uji Daya Hambat Ekstrak Metanol, Eter, Dan Butanol Daun Cocor Bebek (Kalanchoe Pinnata) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus 39
Aureus‟, Jurnal Media Farmasi, XV.24 (2016), 89–95. Sundaryono,
A.
2011.
Uji
Aktivitas
Senyawa
Flavonoid Total dari Gynura segetum (Lour) terhadap Peningkatan Eritrosit dan Penurunan Leukosit pada Mencit (Mus musculus). Jurnal Exacta. Vol.9. No.2. Hal.8-16. Tanko Y, Mohammed A, Saleh MIA, Etta E, Bakp IG, Yerima M. 2012 Antinociceptive and antiinflamatory activities Bryophyllum
of
Pinnatum
etanol
extract
of
laboratory animals.;
IOSR Journal of Dental and Medical Sciences (JDMS)3:46. Tjitrosoepomo,
G.
Morfologi
Tumbuhan,
ke-I
(Yogyakarta: PT. Gajah Mada University Press, 2012), 1-266. Wigraha, D, A. 2020, 7 Manfaat Cocor Bebek yang Ternyata
Bisa
Menyembuhkan
Bisul,
https://review.bukalapak.com/hobbies/manfaat -cocor-bebek-111359, diakses pada 20 April 2022.
40