19 0 600 KB
CASE REPORT Hiperemesis Gravidarum
Disusun oleh: Laras Hanum Istiningtias (030.12.147) Meidiana Yusup
(030.14.120)
Pembimbing: dr. M. Farid Ghazali Sp.OG (K) , MKes
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARAWANG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI PERIODE 25 Maret – 31 Mei 2019
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga laporan kasus dengan judul “Heperemis Gravidarum” dapat selesai pada waktunya. Laporan kasus ini dibuat oleh dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti demi memenuhi tugas dalam menempuh kepaniteraan di bagian Ilmu Kesehatan Kebidanan dan Penyakit Kandungan di Rumah Sakit Umum Daerah Karawang. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. dr.M. Farid Ghazali, Sp.OG,MKes, dokter pembimbing yang telah memberikan saran dan koreksi dalam penyusunan referat ini. 2. Teman-teman dokter muda dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan referat ini. Penulis menyadari bahwa referat ini tidak luput dari kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Maka dari itu, penulis memohon maaf kepada para pembaca atas kekurangan yang ada. Atas semua keterbatasan yang dimiliki, maka semua kritik dan saran yang membangun akan diterima dengan lapang hati agar ke depannya menjadi lebih baik. Akhir kata, demikian yang penulis dapat sampaikan. Semoga laporan kasus
ini
bermanfaat dalam bidang kedokteran, khususnya bidang ilmu kesehatan kebidanan dan penyakit kandungan.
Jakarta, Mei 2019
Penulis
1
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
PERSETUJUAN
Case Report
Judul:
Hiperemesis Gravidarum
Disusun oleh :
Laras Hanum Istiningtias (030.12.147) Meidiana Yusup
(030.14.120)
Telah disetujui untuk dipresentasikan pada : Hari : Kamis Tanggal : 16 Mei 2019
Pembimbing,
dr. M. Farid Ghazali Sp.OG (K), MKes
2
DAFTAR ISI Kata Pengantar ................................................................................................................................ 1 Lembar Persetujuan Pembimbing ................................................................................................... 2 Daftar Isi ......................................................................................................................................... 3 BAB I .............................................................................................................................................. 4 PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4 1.1 Latarbelakang ....................................................................................................................... 4 BAB II............................................................................................................................................. 4 Ilustrasi Kasus ................................................................................................................................. 5 BAB III ......................................................................................................................................... 11 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................... 11 2.1 Definisi ............................................................................................................................... 11 2.2 Insidensi ............................................................................................................................. 11 2.3 Etiologi dan Patofisiologi ................................................................................................... 11 2.4 Patologi .............................................................................................................................. 14 2.5 Klasifikasi .......................................................................................................................... 14 2.6 Diagnosis ............................................................................................................................ 14 2.7 Gejala Klinik ...................................................................................................................... 15 2.8 Diagnosis Banding ............................................................................................................. 15 2.9 Komplikasi ......................................................................................................................... 16 2.10 Pencegahan ....................................................................................................................... 17 2.11 Penatalaksanaan ............................................................................................................... 17 BAB IV ......................................................................................................................................... 21 Kesimpulan .............................................................................................................................. 21 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 22
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang Kehamilan merupakan proses puncak fase kehidupan seorang wanita. Tentunya segala perasaan menjadi satu. Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal) dan bahkan patologis, tetapi kondisi normal dapat menjadi patologi. Kehamilan biasanya ditandai dengan adanya riwayat terlambat haid dan keluhan mual muntah. Mual dan muntah dalam kehamilan dikenal dengan morning sickness, dialami 80% wanita hamil. Mual dan muntah adalah gejala yang umum dan wajar terjadi pada usia kehamilan trimester I . Mual biasanya terjadi pada pagi hari, dapat juga timbul setiap saat dan pada malam hari. Gejala ini biasanya terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung ± 10 minggu. Derajat beratnya mual dan muntah yang terjadi pada kebanyakan kehamilan sampai dengan gangguan yang berat dimana keluhan semakin memburuk, menetap, hingga mengganggu aktivitas seharihari dikenal dengan hiperemesis gravidarum1 Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang begitu hebatnya sehingga segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan yang berakibat dapat mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi dan terdapat aseton dalam urin. Mual dan muntah mempengaruhi hingga 50% kehamilan, kebanyakan perempuan mampu mempertahankan kebutuhan cairan dan nutrisi dengan diet dan simptom akan teratasi hingga akhir trimester I. Etiologinya belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa ahli yang menyatakan bahwa erat hubungannya dengan endokrin, biokimia dan psikologis.1 Insidens hyperemesis gravidarum bervariasi antara populasi. Diperkirakan terdapat predileksi etnis dan keturunan. Angka rawat inap akibat hyperemesis gravidarum berkisar antara 0,5-0,8%. Faktor risiko yang mempengaruhi kejadian hyperemesis gravidarum antara lain riwayat kehamilan sebelumnya dengan hyperemesis, berat badan berlebih, gestasi multiple, penyakit trofoblastik, dan nulipara merupakan faktor risiko terjadinya hyperemesis gravidarum.2
4
BAB II ILUSTRASI KASUS
I. IDENTITAS PENDERITA Nama
: Ny. T
Nama suami : Tn R
Usia
:36th
Usia
: 40th
Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Buruh
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Alamat
: Telukjambe timur, karawang.
No. MR
: 00.76.64.67
Tanggal Masuk
: 6/4/19
II. ANAMNESIS Keluhan Utama : Pasien datang sendiri dengan G3P2A0 Gravida 11 minggu dengan keluhan muntah-muntah sejak 3 minggu yang lalu SMRS. Keluhan tambahan : Pasien merasa pusing, lemas, mual , nafsu makan menurun, pasien tidak bisa beraktifitas berlebih. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang sendiri ke IGD Kebidanan RSUD Karawang dengan G3P2A0 Gravida 11 minggu dengan muntah-muntah sejak 3 minggu yang lalu SMRS. Disertai dengan rasa mual, pusing, lemas, nafsu makan menurun, dan tidak bisa beraktifitas berlebih. Riwayat Penyakit Dahulu : Keluhan serupa (-), Mual-muntah pada kehamilan sebelumnya (-), Gastritis (-) Riwayat Penyakit Keluarga : Hipertensi (-), DM (-) Asma (-) Alergi (-) Riwayat Haid : HPHT : 20 januari 2019
UK : 10 minggu 6hari
Riwayat Kontrasepsi
: (-)
Riwayat Obat
: (-)
Riwayat Imunisasi TT
: -
Riwayat USG
: -
TP :27/10/19
5
ANC
: 2 x di Bidan
Riwayat G / P / A
:
1. Laki-laki , 14th, Spontan , bidan, 2.500 gram 2. Perempuan, 11th, Spontan, Bidan, 2.700 gram 3. Hamil saat ini
III. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum :
Kesadaran
Sakit sedang
: Compos Mentis
Tanda Vital :
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi
Frekuensi napas :
Suhu
: 36.2 oC
Berat Badan
: 55 kg
Tinggi Badan : 156 cm
IMT : 22,6
: Gizi normal
Kepala
: Edema palpebra (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) mata
: 91 x/menit 20 x/menit
cekung (-)
Thoraks : Paru Inspeksi
: gerakan paru kanan dan kiri simetris
Palpasi
: pergerakan napas kanan dan kiri simetris
Perkusi
: sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi
:suara napas pada seluruh lapang paru vesikuler, wheezing (-),ronkhi (-)
6
Jantung Inspeksi
: Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi
: Ictus cordis teraba di ICS IV
Perkusi
: batas jantung dalam batas normal
Auskultasi
: reguler, tidak terdapat bunyi jantung tambahan
Abdomen
: sesuai status obstetrik
Genitalia
: status obstetrik
Ekstremitas
: Edema tungkai (-/-), Akral hangat (+/+), Akral dingin (-), CRT 100 – 140x/ menit,tekanan darah sistolik < 80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus, aseton, bilirubin dalam urin, dan berat badan cepat menurun. Tingkat III :
terjadi gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah berkurang atau
berhenti, tetapi dapat terjadi ikterus, sianosis, nistagmus, gangguan jantung, bilirubin, dan proteinuria.
2.6 Diagnosis Penegakan diagnosis hiperemesis gravidarum dimulai dengan menegakkan diagnosis kehamilan terlebih dahulu. Diagnosis hiperemesis gravidarum diantaranya:1,7 Amenore yang disertai muntah hebat, pekerjaan sehari-hari terganggu. 14
Tanda vital: nadi meningkat 100 x / menit
Tekanan darah menurun pada keadaan berat
Subfebris
Gangguan kesadaran.
Pemeriksaan Fisik: Dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan menurun, pada vaginal toucher uterus besar sesuai besarnya kehamilan, konsistensinya lunak, pada pemeriksaan inspekulo seviks berwarna biru. Pemeriksaan USG: untuk mengetahui kondisi kesehatan kehamilan dan kemungkinan adanya kehamilan kembar ataupun kehamilan mola hidatidosa. Laboratorium: kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit, keton dan proteinuria.
2.7 Gejala Klinik Mulai terjadi pada trimester pertama. Gejala klinik yang sering dijumpai adalah nausea, muntah, penurunan berat badan, ptialism (saliva yang berlebihan), tanda-tanda dehidrasi, hipotensi dan takikardi. Pemeriksaan laboratorium dapat dijumpai hiponatremi, hipokalemia, dan peningkatan hematokrit.1,2,8
2.8 Diagnosis Banding Penyakit-penyakit yang sering menyertai wanita hamil dan mempunyai gejala muntah-muntah yang hebat harus dipikirkan. Beberapa penyakit tersebut antara lain:
Appendicitis akut
Pada pasien hamil dengan appendicitis akut keluhan nyeri tekan perut sangat menonjol sedangkan pada pasien hamil tanpa appendicitis akut keluhan tersebut sedikit bahkan tidak ada. Tanda-tanda defance musculare
juga bisa dijadikan
petunjuk membedakan hamil dengan appendictis akut dan tanpa appendicitis akut.
Ketoasidosis diabetes
Pasien dicurigai menderita ketoasidosis diabetes jika sebelum hamil mempunyai riwayat diabetes atau diketahui pertama kali saat hamil apalagi disertai dengan penurunan kesadaran dan pernafasan kussmaul. Perlu dilakukan pemeriksaan keton, pemeriksaan gula darah, dan pemeriksaan gas darah. 15
Gastritis dan ulkus peptikum
Pasien dicurigai menderita gastritis dan ulkus peptikum jika pasien mempunyai riwayat makan yang tidak teratur, dan sering menggunakan NSAID. Keluhan nyeri epigastrium tidak terlalu dapat membedakan dengan wanita hamil yang tanpa gastritis/ulkus peptikum karena hampir semua pasien dengan hiperemesis gravidarum mempunyai keluhan nyeri epigastrium yang hebat. Pasien dengan gastroenteritis selain menunjukkan gejala muntah-muntah, juga biasanya diikuti dengan diare. Pasien hiperemesis gravidarum yang murni karena hormon jarang disertai diare.
Hepatitis
Pasien hepatitis yang menunjukkan gejala mual-muntah yang hebat biasanya sudah menunjukkan gejala ikterus yang nyata disertai peningkatan Serum Glutamic Oxaloacetate Transaminase (SGOT) dan Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) yang nyata. Kadang-kadang sulit membedakan pasien hiperemesis gravidarum tingkat III (tanda-tanda kegagalan hati) yang sebelumnya tidak menderita hepatitis dengan wanita hamil yang sebelumnya memang sudah menderita hepatitis.
Pankreatitis akut
Pasien dengan pankreatitis biasanya mempunyai riwayat peminum alkohol berat. Gejala klinis yang dijumpai berupa nyeri epigastrium, kadang-kadang agak ke kiri atau ke kanan. Rasa nyeri dapat menjalar ke punggung, kadang-kadang nyeri menyebar di perut dan menjalar ke abdomen bagian bawah. Pemeriksaan serum amylase dapat membantu menegakkan diagnosis.
Tumor serebri
Pasien dengan tumor serebri biasanya selain gejala mual-muntah yang hebat juga disertai keluhan lain seperti sakit kepala berat yang terjadi hampir setiap hari, 16
gangguan keseimbangan, dan bisa pula disertai hemiplegi. Pemeriksaan CT scan kepala pada wanita hamil sebaiknya dihindari karena berbahaya bagi janin. 2.9 Komplikasi 1 Maternal : akibat defisiensi tiamin (B1) akan menyebabkan teradinya diplopia, palsi nervus ke-6, ataksia, dan kejang. Jika hal ini tidak segera ditangani akan terjadi psikosis korsakoff (amnesia, menurunnya kemampuan untuk beraktivitas), ataupun kematian. Komplikasi yang perlu diperhatikan adalah Ensephalopati Wernicke. Gejala yang timbul dikenal sebagai trias klasik yaitu paralisis otot-otot ekstrinsik bola mata (oftalmoplegia), gerakan yang tidak teratur (ataksia), dan bingung. Fetal : penurunan berat badan yang kronis akan meningkatkan kejadian gangguan pertumbuhan janin dalam rahim (IUGR).
2.10 Pencegahan Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksananakan dengan jalan memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makanan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Defekasi yang teratur hendaknya dapat teratur.1,2,9 2.11 Penatalaksanaan 10
Obat-obatan.
Apabila keluhan dan gejala tidak mengurang maka diperlukan pengobatan. Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital, vitamin yang dianjurkan yaitu vitamin B1 dan B6, antihistamin juga dianjurkan. Pada keadaan lebih berat diberikan antiemetik seperti prometazin (avopreg), proklorperazin, atau mediamer B6.
17
Isolasi.
Dilakukan dalam kamar yang tenang, batasi pengunjung / tamu, hanya dokter dan perawat yang boleh keluar masuk kamar sampai muntah berhenti dan pasien mau makan. Catat cairan yang masuk dan keluar dan tidak diberikan makan dan minum dan selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
Terapi psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B komplek dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena. Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan yang dikeluarkan. urin perlu diperiksa sehari-hari terhadap protein, aseton, khlorida dan bilirubin. Suhu dan nadi diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali sehari. Dilakukan pemeriksaan hematokrit pada permulaan dan seterusnya menurut keperluan. Bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum bertambah baik dapat dicoba untuk diberikan minuman, dan lambat laun minuman dapat ditambah dengan makanan yang tidak cair. Penghentian kehamilan dilakukan bila keadaan umum memburuk melalui pertimbangan beberapa aspek meliputi pemeriksaan medik dan psikiatrik, manifestasi klinis berupa: Gangguan kejiwaan: delirium, apatis, somnolen sampai koma, gangguan jiwa Ensephalopati Wernick. Gangguan penglihatan: perdarahan retina, kemunduran visus. Gangguan faal: hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam bentuk anuria, jantung dan pembuluh darah dalam bentuk nadi meningkat dan tekanan darah menurun. 18
Ciri khas diet hiperemesis adalah penekanan karbohidrat kompleks terutama pada pagi hari, serta menghindari makanan yang berlemak dan goring-gorengan untuk menekan rasa mual dan muntah, sebaiknya di beri jarak dalam pemberian makan dan minum. Diet pada hiperemesis bertujuan untuk mengganti persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis secara berangsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup. Diet hiperemesis gravidarum memiliki beberapa syarat, diantaranya adalah karbohidrat tinggi, yaitu 75-80% dari kebutuhan energi total, lemak rendah, yaitu