Catatan Psikiatri r5 [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Brant
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Penyakit Psikotik Istilah psikotik berarti “break with reality” yang terdiri dari halusinasi dan delusi. Halusinasi berarti persepsi sensoris yang salah dan tidak berkaitan dengan stimulus eksternal yang nyata. Delusi berarti pemahaman/kepercayaan yang salah dan berlawanan dengan realitas nyata dan dipercaya bahwa hal itu benar.



Penyakit Psikotik Penyakit Delusi



Acute and Transient Psychotic Disorders



Penjelasan Definisi



Sekelompok penyakit yang non bizzare (tidak aneh), dapat terjadi secara primer maupun manifestasi dari penyakit



Onset



Persisten 3 bulan



Abrupt wanita (22 tahun) Banyak pada orang yang belum menikah daripada yang sudah menikah



Pasien OCD menyadari irasionalitas pikiran obsesif dan perilaku kompulsifnya sebagai ego-distonik (perilaku yang tidak diinginkan). Komorbid : Depresi major (67%), fobia sosial (25%)



yang terkondisi.  Faktor psikososial - Faktor kepribadian - Faktor psikodinamik (pasien dapat mempertahankan gejalanya karena ada secondary gains)



1. Perilaku berulang (misalnya mencuci tangan, menyuruh, memeriksa) atau tindakan mental (misalnya, berdoa, berhitung, mengulangi kata – kata diam – diam) yang mana individu merasa didorong untuk melakukan suatu tindakan untuk menanggapi sebuah obsesi atau sesuai dengan aturan yang harus diterapkan secara kaku. 2. Perilaku atau tindakan mental yang bertujuan untuk mencegah atau mengurangi kecemasan atau tekanan, atau mencegah beberapa peristiwa atau situasi yang ditakuti; namun, perilaku atau tindakan mental ini tidak berhubungan dengan cara yang realistis dengan apa yang mereka rancang untuk menetralisir atau mencegah, atau berlebihan secara jelas. B. Obsesi atau dorongan yang memakan waktu (misalnya, lebih dari 1 jam per hari) atau secara klinis menyebabkan distress yang signifikan atau penurunan bidang sosial, pekerjaan atau fungsi penting C. Gejala obsesif kompulsif tidak disebabkan oleh efek fisiologis dari zat tertentuk (misalnya penyalahgunaan obat – obatan) atau kondisi medius lain Ada 4 pola gejala utama : 1. Kontaminasi : Paling sering terjadi, diikuti oleh perilaku mencuci dan menghindari obyek yang dicurigai terkontaminasi 2. Sikap ragu – ragu yang patologik : Obsesi tentang ragu – ragu yang diikuti dengan perilaku kompulsi mengecek atau memeriksa (seperti lupa mematikan kompor atau tidak mengunci rumah) 3. Pikiran yang intrusive : jarang, pikiran yang berulang namun tidak disertai kompulsi, biasanya pikiran berulang tentang seksual atau tindakan agresif 4. Simetri : Obsesi yang temanya kebutuhan untuk ketepatan sehingga bertindak lamban, misalnya makan memerlukan waktu berjam – jam, atau mencukur kumis dan janggut



Agorafobia



Kondisi dimana seseorang meras atakut atau cemas terhadap tempat/keadaan



Menetap setidaknya 6 bulan



DSM V : A. Ketakutan atau kecemasan yang bermaknsa pada minimal 1 dari 2 atau lebih :



kompulsif, psikotik, depresi



kepribadian skizotipal) Indikasi prognosis baik : 1. Adanya penyesuaian sosial dan pekerjaan yang baik 2. Adanya peristiwa sosial dan pekerjaan yang baik sehingga bisa diterapi pencetusnya 3. Gejala episodic yang alamiah Farmakoterapi : 1. SSRI : Menghambat secara spesifik ambilan serotonin. Contoh : fluoxetine, fluvoxamine, paroxetine, sertraline, citalopram 2. Clomipramine : menghambat ambilan kembali serotonind an norepinefrin 3. Obat lain : - Jika clomipramine atau SSTI tidak berhasil, dapat digunakan obat tambahan seperti valproate, litium, atau carbamazepine - Obat lain yang dapat digunakan : Venlafaxine, MAOI (terutama phenelzine) - Untuk pasien yang tidak responsive, digunakan buspirone, 5-HT, Ltriptofan dan clonazepam - Penggunaan antipsikotik atipikal seperti risperidone dapat membantu pada beberapa kasus Terapi perilaku : - Exposure and response prevention  Pasien dipajankan dengan stimulusnya namun diingatkan dan diawasi untuk menahan perasaan kompulsifnya Famakoterapi : - Benzodiazepin (alprazolam, lorazepam,



dimana ia sulit melarikan diri darinya.



Fobia Spesifik



Ketakutan berlebihan terhadap suatu objek tertentu atau situasi tertentu. Kecemasan memuncak bahkan mendekati titik panic ketika dipaparkan pada objek atau peristiwa yang ditakuti.



Menempati urutan kedua pada pria setelah gangguan penyalahgunaan zat Paling sering terjadi pada pria



 Faktor perilaku Refleks kecemasan alami terhadap stimulus yang menakutkan  Faktor psikoanalitik (Freud) Fungsi utama kecemasan adalah untuk memperingatkan ego untuk menguatkan pertahanannya melawan ancaman kekuatan insting. Pada pasien fobia, pertahanan ego primer adalah displacement (konflik dipindahkan dari penyebab konflik ke objek atau situasi lain yang irelevan)  Faktor genetik



1. Saat menggunakan transportasi public 2. Saat berada di tempat terbuka 3. Saat berada di tempat tertutup 4. Saat berada di tengah keramaian atau antrian 5. Saat berada sendiri di luar rumah B. Ketakutan ini berlangsung secara menetap setidaknya selama 6 bulan Gejala klinis : - Menghindari situasi dimana ia akan sulit untuk meminta pertolongan - Cenderung meminta ditemani oleh teman atau anggota keluarga saat berada di jalan raya, took yang ramai, tempat tertutup dan kendaraan yang tertutup - Beberapa pasien memaksa harus ditemani setiap kali mereka meninggalkan rumah - Pasien dalam kondisi gangguan berat sering menolak meninggalkan rumah sama sekali DSM V mengelompokkan beberapa jenis fobia spesifik  Penggunaan menjadi : halusinogenik A. Tipe binatang dan B. Tipe peristiwa alam (misalnya badai) simpatomimetik, C. Tipe cedera injeksi darah (misalnya jarum suntik) tumor SSP, dan D. Tipe situasional (misalnya mobil, lift, pesawat) penyakit E. Tipe lainnya (untuk fobia yang tidak termasuk cerebrovascular dalam keempat tipe sebelumnya)  Gangguan panic, agarophobia dan Acrophobia : Ketinggian gangguan Agoraphobia : Tempat terbuka kepribadian Ailurophobia : Kucing cemas Hydrophobia : Air menghindar Claustrophobia : Tempat tertutup  Hipokondriasis, Cynophobia : Anjing OCD dan Mysophobia : Dirt and germs gangguan Pyrophobia : Api kepribadian Xenophobia : Oranga sing paranoid Zoophobia : Binatang



-



clonazepam) SSRTI Trisiklik dan tetrasiklik



Psikoterapi : - Psikoterapi suportif - Insight oriented psychotherapy - Terapi perilaku - Terapi kognitif - Terapi virtual



1) Terapi perilaku (desensitisasi pada sumber fobik) 2) Insight oriented psychotherapy 3) Terapi virtual 4) Terapi lainnya seperti hypnosis, terapi suportif dan terapi keluarga



Fobia lainnya : ketakutan pada pancaran gelombang electromagnet, gelombang mikro dan terhadap masyarakat secara keseluruhan : AMAXOPHOBIA Gejala : Cemas yang hebat, ketakutan irasional dan egodistonik terhadap situasi, aktivitas, atau objek spesifik dan pasien dapat menceritakan bagaimana mereka biasanya menghindari kontak dengan pencetus fobik. Sering ditemukan gejala depresi Fobia Sosial



Ketakutan terhadap situasi sosial termasuk situasi



Wanita > pria



 Faktor neurokimiawi : Ketidakseimbangan



PPDGJ III : 1. Gejala psikologis, perilaku atau otonomik yang



Fobia sosial harus dibedakan dari rasa



Farmakoterapi : SSRI, benzodiazepine, venlafaxine dan



dimana diperlukan kontak dengan orang yang asing atau kondisi dimana ia sedang diamati dengan cermat.



Usia terbanyak = Usia belasan



reseptor adrenergic  Faktor genetik : defek pada kromosom



timbul harus merupakan manifestasi primer dari ansietasnya dan bukan sekunder dari gejala – gejala lain seperti misalnya waham atau pikiran obsesif 2. Anxietas harus mendominasi, atau terbatas pada situasi sosial tertentu 3. Menghindari situasi fobik harus menjadi gejala yang menonjol 4. Bila sulit membedakan antara fobia sosial dan agoraphobia, maka diutamakan diagnosis agorafobia



takut dan rasa malu yang normal. Pasien agoraphobia menjadi lebih tenang dengan kehadiran orang lain pada situasi yang memicu cemas. Pasien fobia sosial justru makin cemas dengan kehadiran orang lain.



buspiron. Dianjurkan pemberian antagonis beta adrenergic (atenolol 50 – 100 mg atau propranolol 20 – 40 mg) 1 jam sebelum paparan stimulus fobik. Psikoterapi Cognitive Behaviour Therapy (CBT).



Gangguan panic, gangguan kepribadian cemas menghindar, gangguan depresi major PTSD (Post Traumatic Stress Disorder)/ Gangguan Stress Pasca Trauma



Gangguan kecemasan yang terjadi setelah mengalami/menyaksikan peristiwa traumatic bagi hampir semua orang seperti peperangan, bencana laam, penyerangan fisik/seksual, kecelakaan yang serius.



PPDGJ III : 6 bulan setelah kejadian traumatic berat DSMV : lebih dari 1 bulan



Perempuan > laki laki



 Stressor Beberapa kejadian yang berpotensi meningkatkan PTSD adalah : 1) Kekerasan personal (Sesual, fisik, perampokan) 2) Penculikan 3) Penyanderaan 4) Serangan militer 5) Serangan teroris 6) Penyiksaan 7) Ditahan dalam penjara sebagai tahanan politik atau tahanan perang Faktor Resiko : Ciri kepribadian ambang, paranoid, dependen atau antisosial, karakter introvert/isolasi sosial, kesulitan menyesuaikan diri, perempuan, trauma saat kecil, gangguan jiwa sebelumnya, gangguan jiwa pada keluarga. Faktor biologis : Amigdala (sistem saraf otonom, HPA aksis)



Gejala Klinis : 1. Gejala re-experience : Ingatan kembali (flashback) Lewat mimpi, pikiran yang membangunkan (waking thought) 2. Gejala avoidance : Penghindaran, minat yang rendah terhadap kehidupan sehari – hari 3. Gejala hyperarousal : Kesadaran/kewaspadaan yang berlebihan : Anxietas yang persisten, insomnia, masalah dalam konsentrasi, iritabilitas. PPDGJ III : 1. Timbul dalam kurun waktu 6 bulan setelah kejadian traumatic berat (masa laten yang berkisar antara beberapa minggu – beberapa bulam, jarang sampai melampaui 6 bulan) 2. Diagnosis masih dapat ditegakkan bila tertundanya waktu mulai saat kejadian dan onset gangguan > 6 bulan, asal manifestasi klinisnya khas dan tidak ada alternative kategori gangguan lainnya 3. Sebagai bukti tambahan selain trauma, harus didapatkan bayang – bayang atau mimpi dari kejadian traumatic tersebut secara berulang – ulang kembali (flashback) 4. Gangguan otonomik, afek dan kelainan tingkah laku semuanya dapat mewarnai diagnosis tetapi tidak khas 5. Suatu sekuele menahun yang terjadi lambat terlah stress yag luar biasa, misalnya saja beberapa puluh tahun setelah trauma, diklasifikasikan dalam kategori F62.0 (Perubahan kepribadian yang berlangsung lama setelah



Farmakoterapi : 1. Gejala depresi : SSRI 2. Gejala anxietas : benzodiazepine (clonazepam, alprazolam), buspiron 3. Gangguan tidur : antidepresan sedative 4. Pikiran intrusive : carbamazepine, lithium, fluvoxamine 5. Keterjagaan berlebihan : SSRI, propranolol/klonidin, lithium, valproate 6. Hostilitas/impulsivitas : Cabamazepin, valproate 7. Gejala psikotik atau agitasi yang hebat : antipsikotik Psikoterapi : 1. Anxietas management 2. Cognitive therapy 3. Exposure therapy



mengalami katastrofi DSM V : A. Telah terpapar suatu kejadian yang mengancam jiwa, menyebabkan kerusakan yang berat, atau kekerasan seksual dengan salah satu cara atau lebih B. Terdapat satu atau lebih gejala terkait peristiwa traumatic yang dimulai setelah peristiwa tersebut terjadi C. Penghindaran secara persisten rangsangan terkait dengan peristiwa traumatic terjadi, sebagaimana dibuktikan oleh salah satu atau kedua hal D. Perubahan negative pada kognisi dan suasana hati yang terkahir dengan peristiwa traumatic mulai atau memburuk setelah peristiwa traumatic terjadi E. Perubahan ditandai dalam gairah dan reaktivitas terkait dengan peristiwa traumatic, yang dimulai atau memburuk setelah peristiwa traumatic terjadi. F. Durasi gangguan (kriteria B,C,D dan E) lebih dari 1 bulan G. Gangguyan tersebut menyebabkan distress yang signifikan atau penurunan sosial, pekerjaan, atau daerah penting lainnya dari fungsi H. Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis dari suatu zat (misalnya obat – obatan, alcohol) atau kondisi medis lain



Gangguan Mental Organik



GMO Delirium



Penjelasan Definisi



Kesadaran akut yang ditandai dengan gangguan kesadaran, perubahan dalam kognisi dan perhatian, serta gangguan persepsi yang berkembang secara akut dan fluktuatif.



Onset



Beberapa jam – hari



Epidemiologi



Etiologi



60 persen pada usia diatas 75 tahun



Disfungsi otak akibat : - Primer (otak) - Sekunder (konsekuensi fisiologis dari kondisi medis umum) Penyebab : - Penyakit infeksi terutama SSP - Gangguan kardiovaskular - Kelainan endokrin - Trauma kepala - Gagal ginjal



Gejala Klinis



Neurotransmitter yang berperan adalah :  Asetilkolin dan Serotonin menurun  Dopamin dan glutamate meningkat Tanda utama : - Gangguan kesadaran - Gangguan fungsi kognitif secara global - Berkurangnya kemampuan untuk memusatkan, mempertahankan dan mengalihkan perhatian Gejala psikiatrik : - Gangguan mood - Kekacauan arus dan isi piker - Gangguan psikomotor - Gangguan persepsi



DD



Tatalaksana



 Intervensi non farmakologi : - Meminimalisasi beberapa factor prediktif - Mencegah dehidrasi - Memastikan asupan gizi  Intervensi farmakologi : - Haloperidol - Olanzapin



-



Ketidakseimbangan elektrolit



Cara menghafal : Drugs Eyes,ears sensory deficits Low O2 STATES Infection Retention urin atau feses Ictal staste Under hydration/nutrition Metabolic cause (DM) Subdural hematoma



TICS



Suatu gerakan motoric (lazim mengenai satu kelompok otot tertentu) yang tidak di bawah pengendalian, berlangsung cepat, dan berulang – ulang, tidak berirama, adapun suatu hasil vocal yang timbul mendadak dan tidak ada tujuannya yang nyata.



Kronik : >1 tahun Sementara :



perempuan



-



-



Faktor genetic Proses autoimun fMRI : Area sensoris dan paralimbik Post infeksi : Streptococcus beta hemoliticus group A PET dan SPECT : korteks frontal dan orbital, striatum, dan putamen



DSM V : A. Gangguan perhatian (menurunnya kemampuan untuk mengarahkan, memfokuskan, mempertahankan dan mengalihkan perhatian) dan gangguan kesadaran (berkurangnya orientasi terhadap lingkungan sekitarnya) B. Gangguan tersebut berkembang dalam waktu yang singkat (biasanya beberapa jam hingga beberapa hari), dan cenderung berfluktuasi dalam perjalanannya sepanjang hari. C. Adanya gangguan kognitif (seperti defisit memori, disorientasi, gangguan bahasa, kemampuan visuospasial, atau persepsi). D. Gangguan pada poin A dan C tidak disebabkan oleh gangguan neurokognitif lain yang telah ada, terbentuk ataupun sedang berkembang dan tidak timbul pada kondisi penurunan tingkat kesadaran berat seperti koma. E. Terdapat bukti adanya riwayat, pemeriksaan fisik, atau hasil laboratorium yang mengindikasikan gangguan ini merupakan akibat langsung dari kondisi medis umum, intoksikasi atau substance withdrawal (seperti penyalahgunaan atau pengobatan), atau terpapar toksin, atau akibat etiologi yang multipel. PPDGJ III : 1. Ciri khas terpenting yang membedakan `Tic` dari gangguan motorik lainnya ialah A. Gerakan yang mendadak, cepat, sekejab dan terbatasnya gerakan, B. Tidak adanya bukti gangguan neurologis yang mendasari; C. Sifatnya yang berulang-ulang; D. (biasanya) Terhenti saat tidur; E. Mudahnya gejala itu ditimbulkan kembali atau ditekan dengan kemauan. 2. Kurang beriramanya `Tic` itu membedakannya dari gerakan yang stereotipik berulang yang tampak pada beberapa kasus autisme dan retardasi mental. Aktivitas motorik manneristik yang tampak pada gangguan ini cenderung mencakup gerakan yang lebih rumit dan lebih bervariasi dari gejala `tic’. 3. Gerakan obsesif kompulsif sering menyerupai tic yang kompleks namun berbeda karena bentuknya cenderung ditentukan oleh tujuannya (misalnya menyentuh atau memutar benda secara berulang) daripada kelompok otot yang terlibat; walaupun demikian acapkali sulit juga untuk membedakannya 4. `Tic` seringkali terjadi sebagai fenomena tunggal namun tidak jarang disertai variasi gangguan emosional yang luas, khususnya, fenomena obsesi dan hipokondrik. Namun ada pula beberapa



 Famarkoterapi Pengobatan utama adalah antipsikotik seperti risperidone, haloperidol (0,5 mg), pimozide  Psikoterapi



hambatan perkembangan khas disertai `tic`. Tidak terdapat garis pemisah yang jelas antara gangguan `tic` dengan berbagai gangguan emosional dan gangguan emosional disertai `tic`. Diagnosisnya mencerminkan gangguan utamanya. Klasifikasi : F95.0 Gangguan tik sementara - Gangguan ini pada umumnya memenuhi kriteria untuk diagnosis gangguan `tic`, tetapi tidak melampaui 12 bulan. - Bentuk ini paling sering dijumpai pada anak usia 4 – 5 tahun; biasanya berupa kedipan mata, muka menyeringai, atau kedutan kepala. Pada sebagian kasus hanya berupa episode tunggal, namun pada beberapa kasus lain hilang timbul selama beberapa bulan. F95.1 Gangguan tik motorik dan vokal kronik - Umumnya memenuhi kriteria untuk suatu gangguan `tic` motorik atau vokal (namun bukan keduaduanya) dan berlangsung selama lebih dari setahun. - `Tic` dapat tunggal atau multiple (tetapi lebih sering bersifat multiple). F95.2 Gangguan campuran tik motorik dan vokal multipel (Sindrom de la Tourette) - `Tic` motorik multipel dengan satu atau beberapa `tic` vokal yang tidak harus timbul serentak dan dalam riwayatnya hilang timbul - Onset hampir selalu pada masa kanak atau remaja. Lazimnya ada riwayat `tic` motorik sebelum timbulnya `tic` vokal; sindrom ini sering memburuk pada usia remaja dan lazim pula menetap sampai usia dewasa - `Tic` vokal sering bersifat multiple dengan letupan vokalisasi yang berulang-ulang, seperti suara mendehem, bunyi ngorok, dan ada kalanya diucapkan kata-kata atau kalimat-kalimat cabul. Ada kalanya diiringi gerakan isyarat ekopraksia, yang dapat juga bersifat cabul (copropraxia). Seperti juga pada `tic` motorik, `tic` vokal mungkin ditekan dengan kemauan untuk jangka waktu singkat, bertambah parah karena stres dan berhenti saat tidur. F95.8 Gangguan Tik Lainnya F95.9 Gangguan Tik YTT