CBR Bahasa Indonesia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CRITICAL BOOK REPORT (CBR) BAHASA INDONESIA



Nama : Muhammad Aldiman Tambunan Nim : 5173550038 Stambuk : 2017



PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2018



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita ucapkan kepada Allah swt. atas berkat dan RahmatNya kita masih diberikan kesehatan dan penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report ini dengan tepat waktu. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada dosen pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia kami yang telah memberikan tugas serta mengajari kami mata kuliah Bahasa Indonesia ini. Critical Book Report ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Penulis berharap tugas ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan kita. Penulis menyadari bahwa dalam tugas ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu kritik dan saran penulis harapkan agar dapat membuat tugas lebih baik lagi nanti kedepannya. Penulis ucapkan terima kasih atas perhatiannya.



Medan, Oktober 2018 Penulis



Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Critical Book Review sangat lah penting, karena bukan hanya sekedar laporan atau tulisan tentang isi sebuah buku atau artikel, tetapi lebih menitikberatkan pada evaluasi (penjelasan, interprestasi & analisis) mengenai keunggulan dan kelemahan buku atau artikel tersebut dan apa yang menarik dari artikel tersebut, bagaimana isi buku tersebut yang bisa mempengaruhi cara berpikir & dan menambah pemahaman terhadap suatu bidang kajian tersebut dan lebih kritis menanggapinya. Dengan kata lain dengan Critical Book Review akan menguji pikiran pengarang atau penulis berdasarkan sudut pandang, berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. B. Tujuan Penulisan Alasan dibuatnya CBR ini adalah sebagai salah satu persyaratan penyelesaian tugas, khususnya mata kuliah Bahasa Indonesia, serta untuk menambah wawasan yang luas akan pengetahuan. Meningkatkan daya kritis serta menguatkan materi Bahasa Indonesia. C. Manfaat Penulisan 1. Dapat menambah wawasan yang luas, khususnya tentang materi Bahasa Indonesia 2. Penulis dapat lebih berpikir kritis lebih dari yang ia tahu. 3. Pembaca dapat mengetahui bahwa ada kekurangan dan kelebihan dari buku yang di kritisi oleh penulis 4. Untuk memenuhi tugas Critical Book Review Mata Kuliah Bahasa Indonesia.



D. Identitas Buku Buku Utama 



Judul



: Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia







Edisi



: Revisi







Penulis



: Abdul Chaer







Penerbit



: PT Rineka Cipta







Kota Terbit



: Jakarta







Tahun Terbit



: 2006







ISBN



: 979-518-737-6







Buku Pembanding Judul



: Pendidikan Bahasa Indonesia







Edisi



: Kedua







Penulis



: Drs. Sanggup Barus, M.Pd. o Dra. Rosmaini, M.Pd. o Dra. Inayah Hanum, M.Pd. o Drs. Tangson R. Pangaribuan, M.Pd







Penerbit



: Unimed Press. Universitas Negeri Medan







Kota Terbit



: Medan







Tahun Terbit



: 2014







ISBN



: 976-602-7938-06-9



BAB II RINGKASAN BUKU A. Ringkasan Buku Utama Bab 1 Bahasa Indonesia Baku Bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat abrirter, digunakan untuk suatu masyarakat tutur untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. Lambang yang digunakan dalam sistem bahasa adalah berupa bunyi, yaitu adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Lambang-lambang bahasa yang berupa bunyi itu bersifat arbitrer yang maksudnya adalah tidak ada ketentuan, atau hubungan antara suatu lambang bunyi dengan benda atau konsep yang dilambangkannya. Fungsi bahasa yang terutama adalah sebagai aat untuk bekerja atau berkomunikasi dalam kehidupan manusia bermasyarakat. Bahasa Indonesia sendiri, yang mempunyai kedudukan sebagai bahasa nasional dan resmi negara di tengah-tengah berbagai macam bahasa daerah, mempunyai fungsi alat untuk menjalankan administrasi negara, alat pemersatu berbagai suku bangsa di Indonesia, dan media untuk menampung kebudayaan nasional.



Setiap bahasa sebenarnya mempunyai ketetapan atau kesamaan dalam hal bunyi, tata bentuk, tata kata, tata kaliat, dan tata makna. Tetapi karena berbagai faktor yang terdapat di dalam masyarakat pemakai bahasa itu, seperti usia, pendidikan, agama, bidang kegiatan dan profesi, dan latar belakang budaya daerah. Akibat berbagai faktor yang telah disebutkan maka bahasa Indonesia pun mempunyai ragam bahasa antara lain adalah ragam bahasa yang bersifat perseorangan, digunakan sekelompok anggota masyarakat dari wilayah tertentu, digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat dari golongan sosial tertentu, digunakan dalam kegiatan suatu bidang tertentu, digunakan dalam situasi formal atau situasi formal atau situasi resmi, digunakan dalam situasi informal atau situasi tidak resmi, dan digunakan secara lisan yang biasa disebut bahasa lisan. Ragam bahasa baku lazim digunakan dalam komunikasi resmi, wacana teknik, pembicaraan di depan umum, dan pembicaraan dengan orang yang dihormati. Kaidah tata bahasa normatif selalu digunakan secara eksplisit dan konsisten misalnya pemakaian awalan me- dan awalan ber-, bahwa dan karena dalam kalimat majemuk, pemakaian frase untuk predikat aspek+ pelaku + kata kerja secara konsisten, pemakaian konstruksi sintesis, serta menghindari pemakaian unsur gramatikal dialek regional atau unsur gramatikal bahasa daerah. Yang termasuk ejaan yang disempurnakan dalam bahasa baku contohnya adalah bersama-sama, melipatgandakan, pergi ke pasar, ekspres dan sistem. Sedangkan yang tidak baku contohnya adalah bersama², melipat-gandakan, pergi kepasar, ekspres, espres dan sistim. Ciri-ciri dialek setempat atau ciri-ciri lafal bahasa daerah pada bahasa baku contohnya adalah atap, menggunakan dan kalaw sedangkan pada bahasa tidak baku adalah atep, menggunaken, dan kalo. Cara penggunaan kalimat secara efektif dapat dicapai dengan cara susunan kalimat menurut aturan tata bahasa yang benar, adanya kesatuan pikiran dan hubungan yang logis di dalam kalimat, penggunaan kata secara tepat dan efisien, penggunaan variasi kalimat atau pemberian tekanan pada unsur kalimat yang ingin ditonjolkan.



B. Ringkasan Buku Pembanding Bab 2 Bahasa Indonesia Baku dan Pemakaiannya Dengan Baik dan Benar Istilah bahasa baku dalam bahasa indonesia atau standart language dalam bahasa inggris daalm dunia ilmu bahasa atau linguistik, pertama sekali diperkenalkan oleh Vilem Mathesius pada 1962. Ia termasuk pencetus Aliran Praha atau The Prague



School. Pada 1930,B. Havranek dan Vilem merumuskan pengertian bahasa baku itu. Mereka berpengertian bahwa bahasa baku sebagai bentuk bahasa yang telah dikodifikasi, diterima dan difungsikan sebagai model atau acuan oleh masyarakat secara luas (Garvin, 1967 dalam Purba, 1996 : 52 ). Richard, Jhon, dan Heidi berpengertian bahwa bahasa nonstandart adalah bahasa yang digunakan dalam berbicara dan menulis yang berbeda pelafalan, tata bahasa, dan kosakata dari bahasa baku dari suatu bahasa ( nonstandart, used of speech or writing which differs in pronouciation, grammar, or vocabularry from the standard variety of the langauge) ( 1985:193 ). Bahasa indonesia baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang bentuk bahasanya telah dikodifikasi, diterima, dan difungsikan atau dipakai sebagai model oleh masyarakat indonesia secara luas. Bahasa indonesia non baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang tidak dikodifikasi, tidak diterima, dan tidak difungsikan sebagai model masyarakat Indonesia secara luas, tetapi dipakai oleh masyarakat secara khusus. Kita menggunakan bahasa secara salah bila kita menggunakan bahasa secara baik bila kita menggunakan bahasa standart sesuai dengan fungsinya. Oleh sebab itu, memakai bahasa baku tidak dengan dengan sendirinya berrati memakai bahasa yang baik dan benar karena baku tidak sama dengan bahasa yang baik dan benar. Pertama, bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai pemersatu. Kedua, bahwa bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai penanda kepribadian. Ketiga, bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai penambah wibawa. Keempat, bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai kerangka acuan. Bahasa Indonesia baku dipakai didalam beberapa konteks. Pertama , dalam komunikasi resmi, yaitu dalam surat menyurat resmi atau dinas, pengumuman – pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi resmi, perundang – undangan, penamaan dan peristilahan resmi. Kedua, dalam wacana teknis, yaitu dalam laporan resmi dan kalangan ilmiah berupa makala, skripsi, tesis, disertasi, dan laporan hasil penelitian. Ketiga, dalam pembicaraan didepan umum, yaitu ceramah, kuliah dan khotbah. Keempat, dalam pembicaraan dengan orang yang dihormati, yaitu atasan dengan bawahan didalam kantor, siswa dan guru dikelas atau disekolah, guru dan kepala sekolah dipertemuan – pertemuan resmi, mahasiswa dan dosen diruang perkuliahan. Ciri – ciri bahasa Indonesia baku dan bahasa Indonesia non baku itu dibeberkan dibawah ini setelah merangkum ciri – ciri yang telah ditentukan atau yang telah dibuat oleh pakar tersebut, (Harimurti Kridalaksana, Anton M. Moeliono, dan Suwito).



1. Pelafalan sebagai bagian fenologi bahasa Indonesia baku adalah pelafalan yang relatif bebas dari atau sedikit diwarnai bahasa daerah atau dialek. 2. Bentuk kata yang berawalan me- dan ber- dan lain – lain sebagai bagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap didalam kalimat. 3. Konjungsi sebagai bagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap dalam kalimat. Harimurti Kridalaksaan memperjelas bahwa adanya bahasa baku atau standar dan bahasa non baku atau bahasa nonstandar bukan berarti bahwa bahasa baku atau bahasa standar lebih baik, lebih benar, atau lebih betul dari pada bahasa nonbaku atau bahasa nonstandar. Kita memakai bahasa secara benar atau baik bila kita menggunakan bahasa baku sesuai dengan fungsinya.



Bab III Keunggulan Buku A. Keterkaitan Antar Bab Dalam buku utama ini setiap babnya memiliki penjelasan yang baik. Disusun secara benar sehingga ketika sudah memahami materi di bab sebelumnya maka akan mudah melanjutkan ke bab selanjutnya. Begitu juga dengan buku pembanding yang menjelaskan secara rinci dan mendalam mengenai bahasa baku.



B. Kemutakhiran Isi Buku Meskipun tergolong/termasuk terbitan lama namun materi didalam kedua buku disajikan dengan sangat baik sangat baik dan mudah dipahami.



Bab IV Kelemahan Buku A. Keterkaitan Antar Bab menurut saya pada buku utama antar bab nya tidak dilanjutkan pembahasan yang lebih dalam ketika buku utama membahas kata baku buku tersebut hanya menampilkannya pada bab pertama, berbeda dengan buku pembanding yang menjelaskan lebih dalam mengenai kata baku.



B. Kemutakhiran Isi Buku Menurut saya sangat sedikit kelemahan pada kedua buku tersebut karena disajikan dengan sangat baik dan memuaskan, tetapi semua yang ada di dunia ini masingmasing memiliki kelebihan dan kekuangan. Pada buku utama yang menjadi kekurangannya adalah penjelasan dipaparkan agak membosankan sehingga membuat pembaca cepat merasa bosan. Sedangkan kelemahan isi buku pembanding terdapat pada penggunan kata yang sulit dipahami.



Bab V Kesimpulan dan Saran Bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat abrirter, digunakan untuk suatu masyarakat tutur untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. Lambang yang digunakan dalam sistem bahasa adalah berupa bunyi, yaitu adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Lambang-lambang bahasa yang berupa bunyi itu bersifat arbitrer yang maksudnya adalah tidak ada ketentuan, atau hubungan antara suatu lambang bunyi dengan benda atau konsep yang dilambangkannya. Fungsi bahasa yang terutama adalah sebagai aat untuk bekerja atau berkomunikasi dalam kehidupan manusia bermasyarakat. Fungsi bahasa Indonesia baku yaitu Pertama, bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai pemersatu. Kedua, bahwa bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai penanda kepribadian. Ketiga, bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai penambah wibawa. Keempat, bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai kerangka acuan. Ciri-ciri bahasa baku dan tidak baku yaitu Pelafalan sebagai bagian fenologi bahasa Indonesia baku adalah pelafalan yang relatif bebas dari atau sedikit diwarnai bahasa daerah atau dialek, Bentuk kata yang berawalan me- dan ber- dan lain – lain sebagai bagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap didalam kalimat dan Konjungsi sebagai bagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap dalam kalimat. Saran saya pada kedua buku ini adalah semoga kedepannya dapat membuat buku yang tidak cepat membosankan ketika membaca dan membuat buku yang kata-kata nya lebih dapat mudah dipahami lagi.



Daftar Pustaka : 



Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.







Barus, Sanggup dkk. 2014. Pendidikan Bahasa Indonesia. Medan : Unimed Press. Universitas Negeri Medan.