Cerita Rakyat Alor [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Cerita Rakyat Alor JAWA TODA WATU



Alkisah menyebutkan bahwa dahulu di Desa Batu tinggallah suku yang bernama Suku Munaseli dan Suku Pandai. Meskipun kedua suku tersebut merupakan kerabat dekat, kondisi kehidupan mereka sangatlah berbeda. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada alat tukar yang biasa mereka gunakan di pasar. Suku Munaseli menggunakan emas di pasar, sedangkan suku pandai hanya menggunakan alat tukar seadanya saja. Hal tersebut dapat terjadi karena Suku Munaseli meiliki ayam yang apabila dia berkokok dan jika kita meminta sesuatu atau permintaan, maka ayam tersebut akan mengabulkannya. Timbulah kesenjangan sosial dan ekonomi di antara kedua suku tersebut, dan terjadilah peperangan. Peperangan antara Munaseli dan Pandai akhirnya dimenangkan oleh Suku Munaseli. Karena Pandai kalah, akhirnya mereka meminta bantuan dari kerajaan Majapahit yang ada di Pulau Jawa. Majapahit menurunkan bala tentaranya dengan berbondong-bondong menggunakan perahu. Ketika pasukan pertama dari Majapahit mulai mendarat, mereka langsung diserang habis oleh Suku Munaseli. Majapahit pun dikalahkan oleh Suku Munaseli. Ketika pasukan kedua Mahapahit akan berlabuh, mereka melihat sebuah benda yang berbentuk seperti awak perahu. Merekapun akhirnya mengikat awak perahu tersebut dan berusaha membawanya ke Jawa. Namun, ternyata benda yang dianggap awak perahu tersebut, ternyata hanyalah sebongkah batu besar yang menyerupai awak perahu. Orang pribumi yang melihat kejadian tersebut akhirnya menamakannya dengan Jawa Toda Wato yang artinya orang Jawa menunda Batu. Untuk menjaga keamanan ayam sakti yang dapat mengabulkan segala permintaan, akhirnya orang dari Suku Munaseli membawa ayam tersebut ke daerah Timor Timur yang sekarang terkenal dengan Negara Timur Leste. Adapun daerah tempat ayam tersebut ditempatkan yaitu bernama daerah Manututu yang memiliki arti Ayam berkokok (manu: ayam, tutu: berkokok).