Cerpen) Broken Home) Yeta F [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CERPEN BROKEN HOME Nama saya yeta fransiska, saya anak ke-3 dari 4 bersaudara ( 2 kakak perempuan dan 1 adik laki-laki) tapi 2 kakak perempuan saya sudah berumah tangga, tinggal saya dan adik laki-laki saya yang sekarang hidup bersama kedua orang tua saya. Saya berasal dari keluarga broken home dan saya menulis ini menurut fakta kehidupan yang saya alami. Dari kecil keluarga saya adalah keluarga yang cukup bahagia meski hidup dalam keterbatasan, sampai saya kelas 6 SD hidup saya cukup tenang. Tapi ketenangan itu seketika hilang ketika saya beranjak lulus dari SD mau melanjutkan ke tingkat SMP, dimana saat saya sedang tumbuh menjadi perempuan yang beranjak remaja yang seharusnya mendapat perhatian lebih dari keluarga terutama orang tua, tapi saya tidak mendapatkan itu, yang saya dapatkan hanya ketidak tenangan ketika saya berada dirumah orang tua saya selalu bertengkar setiap hari, entah apa yang mereka tengkarkan mungkin motif ekonomi. Pertengkaran itu terjadi kadang hingga malam hari yang tentunya mengganggu saya dan saudara-saudara saya, pertengkaran itu selalu didengar para tetangga, saya sangat malu saya kecewa kepada orang tua saya yang tidak memikirkan perasaan anak-anaknya, kasih sayang yang harusnya saya dapatkan pada masa remaja begitu saja hilang lenyap dan saya tidak perna merasakan itu, dengan banyaknya pertengkaran dan keributan yang terjadi akhirnya orang tua saya resmi berpisah. Mendengar dan menyaksikan perpisahan itu rasanya hati dan perasaan saya seketika hancur, air mata pun jatuh tanpa di sadari. Ingin rasanya menanyakan kepada orang tua saya apa yang mereka pikirkan sehingga tega membuat anak-anaknya seperti kehilangan akal, karena merasa terpukul akan perpisahan itu. Mungkin perpisahan ini memang baik untuk mereka, tapi tidak dengan kami ( anak-anaknya ) hati kami hancur perasaan kami hilang seketika, rasanya ingin sekali menjerit sambil berkata “ ya allah mengapa semua ini terjadi pada keluarga saya ” perpisahan pun terjadi ayah saya pergi meninggalkan kami semua tanpa berpikir panjang, ayah saya pergi ke rumah nenek saya yang tidak jauh dari rumah kami. Kehidupan saya pun berubah seketika, yang dulunya hidup dalam rumah yang sama dengan ayah sekarang hanya bersama ibu, rasanya ada yang kurang dalam hidup ini tanpa seorang ayah. Sedih rasanya melihat ibuku bekerja sendiri untuk menafkahi kami ( anakanaknya ), memang berat beban ibuku semenjak pisah dari ayah semua tanggung jawab ayah



ibukku yang menanggungnya. Karena semenjak berpisah ayahku seakan lupa tanggung jawab nya terhadap kami (anak-anaknya). Sering saya menuntut hak kami kepada ayah tapi ayahku pun tak menghiraukan itu lagi. Karena ayahku sudah mempunyai kehidupan baru, ayahku menikah lagi dan mempunyai anak dari pernikahan keduanya, sungguh kasih sayang terhadap kami pun hilang semenjak ayah menikah lagi dan mempunyai anak. Tapi saya masih bersyukur mempunyai seorang ibu yang luar biasa seperti ibuku,dia banting tulang sampai saya bisa sekolah kelas 3 SMK ini. Tak lama ibuku pun menikah lagi, sedih rasanya takut akan hal yang sama, akankah ibuku seperti ayahku lupa akan kami (anakanaknya), tapi syukur ibuku tak seperti itu, dia menikah lagi dengan alasan ada yang membantunya untuk menafkahi kami. Setahun berlalu ibuku menikah, hidup kami pun berjalan normal setelah ibuku menikah karna ada kehidupan baru yang kami alami. Tapi perpisahan tidak selesai disitu saja, setahun menikah dengan ayah tiriku, ibuku memutuskan untuk mencari rizki di negeri orang dengan alasan untuk biaya sekolah kami. Betapa hancur hati dan persaanku mendengar keputusan itu, memang perpisahan kali ini tidak begitu menyakitkan karena berpisah sesaat, tapi sedih rasanya harus berjauhan dengan orang-orang tersayang. Ibuku pun pergi dengan ayah tiriku aku dan adikku dititipkan kepada nenek, ibu dari ayah kandungku, setahun ibuku mencari rizki di negeri orang tapi syukur ibuku selalu ingat kepada kami komunikasi selalu terjalin, nafkahpun selalu diberikan. Tapi tidak dengan ayah kandungkku dia hilang bagaikan di telan bumi. Setahun berlalu ibuku pergi akhirnya ibuku pun pulang, begitu bahagianya aku dan adikku dengan kepulangan malaikat kami. Sekarang saya duduk di kelas 3 SMK, saya mulai merasa ada ketenangan dalam hidup saya, saya berpikir perpisahan tidak selamanya buruk tergantung bagaimana kita menyikapinya.