Compunding and Dispensing [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PULVERES



 Campuran kering bahan obat atau zat kimia



yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar (FI IV)



MACAM SEDIAAN SERBUK Pulveres (FI III)



Pulvis (FI III)



• Serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum



• Campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan



Persyaratan Serbuk  Kering  Halus  Homogen



 Memenuhi Uji Keseragaman Bobot atau Uji



Keseragaman Kandungan yang berlaku untuk serbuk terbagi (pulveres) yang mengandung obat keras, narkotik, dan psikotropika.



1. Serbuk terbagi /pulveres - dosis tunggal  dibungkus 2. Serbuk tidak terbagi / pulvis - dosis ganda  jumlah >  ditakar sendiri oleh pasien - obat dalam : - serbuk antasida - serbuk effervescent - obat luar : - serbuk tabur - serbuk gigi



Jenis Serbuk berdasarkan penggunaan : Pulvis Adspersorius  Serbuk ringan, bebas butiran kasar, untuk obat luar.  Contoh Pulvis Adspersorius. Zinci Undecylenatis Pulvis Adspersorius ( For. Nas ) Sulfanilamidi Pulvis Adspersorius ( Form. Ind ) Pulvis Paraformaldehydi Compositus ( Form. Ind ) Pulvis Salicylatis Compositus ( Form. Ind.) 1.



...b. Berdasarkan penggunaan 2. Pulvis Dentrificius: serbuk gigi, biasanya



menggunakan carmin sebagai pewarna. 3. Pulvis Sternutatorius: serbuk yang dihisap melalui hidung (sangat halus). 4. Pulvis Effervescent: sebelum diminum dilarutkan dahulu dalam airmengeluarkan CO2 yang kemudian membentuk larutan jernih.



TAHAPAN pembuatan serbuk terbagi: a. Memperkecil ukuran partikel : - penggerusan - penggilingan - pulverization by intervention b. Pencampuran : - cara spatulasi - cara penggerusan - pengayakan - penggulingan c. Membagi serbuk : - penimbangan - blocking and dividing - visual - pengukuran d. Membungkus



Ada 3 cara: 1. Penggerusan /trituration  dengan menggerus bahan dalam mortir dengan stamper - penekanan  pengecilan ukuran partikel - pengadukan  pencampuran agar homogen 2. Penggilingan / levigation  dengan pertolongan bahan kedua (cairan yang tidak mudah menguap dan tidak melarutkan zat tersebut). 3. Pulverization by intervention  proses memperkecil ukuran partikel dengan pertolongan bahan kedua/pelarut yang mudah dipisahkan setelah proses pengecilan ukuran partikel berakhir.



Metode Pencampuran Serbuk (Ansel, 1989) 1. Spatulasi  Suatu metode dimana sejumlah serbuk dapat digerus di atas selembar  



   







kertas atau tatakan pembuat pil dengan gerakan spatula obat Tidak cocok untuk serbuk dalam jumlah besar Cocok untuk zat-zat padat yang mencair dan membentuk campuran eutetic (co: fenol, kamper, mentol, timol, aspirin, fenasetin, dll) Bahan pembawa yang biasa digunakan: magnesium oksida atau magnesium karbonat Digunakan untuk serbuk dalam jumlah kecil, ukuran partikel dan berat jenis hampir sama. Tekanan dan pemampatan metode ini kecil sekali hampir tidak boleh ada tekanan, Keuntungan yaitu kehilangan bahan obat lebih sedikit dan cocok untuk bahan-bahan obat yang mempunyai sifat dan keadaan yang sama. Tidak cocok untuk yang mengandung satu atau lebih bahan berkhasiat keras



Cont’d… 2. Triturasi  Dilakukan baik untuk menghaluskan maupun



mencampurkan serbuk  Untuk menghasilkan serbuk yang lebih halus  menggunakan porselen dengan permukaan kasar  Jika bahan berkhasiat akan dicampurkan dengan sejumlah besar pembawa maka harus menggunakan metode pengenceran geometris, yakni memasukan sebagian pembawa ke dalam lumpang, kemudian gerus, Lalu tambahkan bahan berkhasiat, kemudian gerus homogen. Terakhir, tambahkan sisa bahan tambahan. Gerus homogen.  Cara ini sering dilakukan di Rumah Sakit, Puskesmas dan Apotik



•.



3. Cara Tumbling Mengguling-gulingkan serbuk dalam suatu wadah besar yang tertutup, biasanya diputar dengan menggunakan mesin secara mekanik. Pencampuran dengan cara ini merata tetapi memerlukan waktu yang lama. Cara ini dilakukan pada skala industri. 4. Cara Sifting



Mencampurkan bahan obat dalam suatu ayakan tertutup. Proses mengayak ini umumnya menghasilkan produk yang agak halus Tidak dapat digunakan untuk menghomogenkan bahan berkhasiat dengan pembawanya



1.



Jangan mencampur obat berkhasiat keras di mortir dalam keadaan tidak diencerkan, untuk mencegah sebagian obat tertinggal dalam pori-pori dinding mortir



2. Masukkan terlebih dahulu serbuk dengan BJ yang



lebih besar, lalu masukkan BJ yang lebih rendah  Lalu diaduk



3. Jangan



menggerus bahan-bahan serbuk dalam jumlah banyak sekaligus



4. Dalam membuat serbuk, lebih baik bahan baku serbuk dalam keadaan kering  Maka, dilakukan pemanasan mortir (esp. KBr; NaCl; dll) 5. Bila tersedia zat aktif dalam bentuk tablet, sebaiknya diganti dengan bahan murni dalam bentuk serbuk. Jika tidak, maka tablet digerus dulu, diayak lalu dicampur dengan serbuk lain 6. Serbuk dengan ekstrak kental. Dalam mortir panas ekstrak kental diencerkan dengan cairan penyari secukupnya (Spiritus dilutus = etanol 70%) dan diserbukkan dengan zat tambahan yang cocok (SL atau Amylum Oryzae)



7. Cara mencampur Camphora. Larutkan camphora dengan spiritus fortior secukupnya hingga larut  aduk dengan SL secukupnya hingga spiritus fortior menguap  (Saat mengaduk jangan ditekan untuk menghindari penggumpalan Camphora kembali)



8. Cara memanaskan mortir. Mortir dan stamper dituangi dengan air panas hingga dinding luar mortir terasa panas  air dibuang, lalu dikeringkan dengan serbet. NB : Jangan Menggunakan mortir panas pada bahan yang mudah menguap / rusak oleh pemanasan (Natrii Bicarbonas; Ammonii Chloridum; peroksida; Ammonii Carbonas)



HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN 1. Bahan Padat a. Halus sekali 



 







Belerang, dalam bedak tabur ikut diayak, tidak boleh diayak dengan bahan sutera/logam, dan untuk mengambil zat disarankan menggunakan sendok porselen. Iodoform, karena baunya lengket dan tidak enak harus diayak dengan ayakan khusus atau terpisah. Rifampisin harus digerus dalam lapisan zat tambahan dan saat digerus tidak boleh ditekan karena akan memberikan warna merah pada lumpang. ZnO, harus diayak (B40) terlebih dahulu sebelum dicampurkan.



Teknik pencampuran   



 



Pilih mortir yang halus, Masukkan bahan (serbuk) yang tidak berkhasiat, gerus, ; Kemudian masukkan obat yang berkhasiat (separuh bagian yang harus di encerkan), Gerus bersama bahan-bahan lainnya; Kemudian tambahkan sisa bagian obat sedikit demi sedikit sambil terus digerus.



b. Hablur/Kristal  Camphora, mentol, asam benzoat dan naftol mudah



mengkristal kembali, maka ditetesi terlebih dahulu dengan etanol 95 % (spiritus fortior), kemudian keringkan dengan ditambahkan zat tambahan yang cocok. Contohnya Saccharum lactis.  Asam salisilat (sangat ringan, mudah beterbangan, merangsang hidung hingga bersin) perlu ditetesi dahulu dengan eter atau etanol 95% (spiritus fortior) kemudian ditambahkan zat tambahan seperti talk.



2. Bahan



Setengah Padat ( biasanya dalam bedak tabur)  Adeps Lanae Dilarutkan dengan Aceton, lalu tambahkan Talk Secukupnya aduk hingga rata, biarkan Aceton menguap, lalu tambahkan bahan lain. Dapat juga dilakukan Adeps Lanae dilebur/dicairkan dalam lumpang panas, lalu tambahkan Talk dan aduk sampai rata.  Vaselin Alba, Cera Alba, dilarutkan dengan Etanol atau Eter, lalu ditambahkan Talk, aduk sampai rata. Jika dalam jumlah banyak, dicairkan diatas penangas air dan ditambahkan Talk dan aduk hingga rata, panaskan kembali hingga kering.



Teknik pencampuran  Memanaskan mortir dan stamper;  Masukkan ekstrak kental ke dalam mortir panas;  Tambahkan cairan penyari untuk mengencerkannya;  Kemudian tambahkan serbuk untuk mnyerbukkan,  Gerus dalam mortir panas sampai terbentuk serbuk kering,  Gunakan spatel untuk melepaskan serbuk yang melekat di dinding mortir agar tidak mengeras.



Cairan Penyari Etanol encer (70%), Etanol (90%),



Zat Penyerbuk Saccharum Lactis, Saccharum Album, Kalii Sulfas, Calcii Carbonas, Amylum, Liquiritae Radix Pulverata, dll.



3. Bahan Cair  Sol. Formaldehid (Formalin) dapat diganti dengan bentuk padat, yaitu paraformaldehid sebanyak kadar formalin persediaan. Misalnya dalam FI kadar formalinnya adalah 36% maka paraformalehid yang ditimbang adalah 36% dari bobot formalin yang diminta dalam resepnya. Pada umumnya yang digunakan 33 % dan harus ditambahkan setelah sediaan diayak karena paraformaldehid dapat terurai ketika ikut diayak.  Minyak-minyak Atsiri, sebagai pengharum, dapat dilarutkan dengan sedikit etanol , dimasukkan sesudah serbuk diayak, dengan cara memasukkannya ke dalam lumpang lalu ditambahkan campuran serbuk yang sudah diayak sedikit demi sedikit, aduk hingga rata.



KATEGORI DERAJAT KEHALUSAN SERBUK



 Derajat



kehalusan



serbuk



dinyatakan



dengan



nomor



pengayak.  Jika derajat kehalusan suatu serbuk dinyatakan dengan satu



nomor, dimaksudkan bahwa semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor tersebut.  Jika derajat kehalusan suatu serbuk dinyatakan dengan dua



nomor dimaksudkan bahwa semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor terendah dan tidak lebih dari 40% melalui pengayak dengan nomor tertinggi.



Dalam beberapa hal digunakan juga istilah umum untuk menyatakan derajat kehalusan serbuk yang disesuaikan dengan nomor pengayak sebagai berikut:  Serbuk sangat kasar adalah serbuk (5/8)  Serbuk kasar adalah serbuk (10/40)  Serbuk agak kasar adalah serbuk (22/60)



 Serbuk agak halus adalah serbuk (44/85)  Serbuk halus adalah serbuk (85)  Serbuk sangat halus adalah serbuk (120/200 [300])



Sumber: Syamsuni. (2006). Farmasetika dan Dasar Hitungan Farmasi. Jakarta: EGC.



Menurut FI IV, derajat kehalusan serbuk dan pengayak dinyatakan dalam uraian



yang dikaitkan dengan nomor pengayak yang ditetapkan untuk pengayak baku



Menurut FI IV : Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut.



Kapsul cangkang lunak (soft capsule, capsulae molles)



Umumnya untuk bahan obat berupa minyak/larutan. Contoh : suplemen (vit. E, minyak ikan), antibiotik (super tetra)



Kapsul cangkang keras (hard capsule, capsulae durae)



Digunakan dalam pembuatan sediaan racikan resep dokter di farmasi komunitas



KAPSUL KERAS



Ukuran 000 00 0 1 2 3 4 5



Diameter luar (mm)



Volume (ml)



Kapasitas bahan obat (mg)



9,97 8,53 7,65 6,91 6,35 5,82 5,31 4,91



1,37 0,95 0,68 0,50 0,37 0,30 0,21 0,13



1096 728 544 400 300 240 168 104



Torpac.(2000). Capsule Size Chart. Amerika Serikat: Torpac Inc.



Ukuran kapsul Ukuran



Berat obat



Kapasitas bahan obat (mg)



000 00 0 1 2 3 4 5



8 grain 7 grain 6 grain 5 grain 4 grain 3 grain 2 grain 1 grain



520 455 390 325 260 195 130 65



Pengecilan ukuran serbuk



Pencampuran bahan



Pemilihan ukuran kapsul Pengisian cangkang kapsul Pembersihan dan pemolesan kapsul yang telah terisi



• Trituration/penggerusan  menggunakan mortir dan stamper • Spatulasi • Penggerusan • Pengayakan • Tumbling : pencampuran dgn tekanan minimum dan tidak terjadi pengecilan ukuran partikel yang berarti



• Ukuran kapsul disesuaikan dengan kebutuhan & umur pasien



• Metode punch • Alat bukan mesin • Alat mesin



Sering digunakan untuk obat resep di farmasi komunitas



• Dibersihkan dengan kain kasa atau potongan kain kecil satu per satu



Dengan tangan



PUNCH Method



Persiapkan jumlah kapsul yang akan digunakan



Serbuk dibagi sesuai jumlah kapsul, letakkan di atas kertas perkamen.



Dengan bantuan sudip jadikan tumpukan serbuk dengan ketinggian 1/4- 1/3 tinggi badan kapsul



Lepaskan bagian tutup kapsul dari badan kapsul



Pegang badan kapsul kosong di antara jempol dan telunjuk, tekan-tekan (punch) secara vertikal hingga serbuk mengisi badan kapsul



Tutup kapsul  putar badan kapsul sambil ditekan2/diketuk2 agar isi serbuk memadat hingga ke ujung tutupnya



Timbang kapsul (menggunakan kapsul kosong dgn ukuran sama sbg penara)  memastikan keseragaman isi



Alat bukan mesin



Semi-manual Keterangan : A = Locating holes  untuk penempatan kapsul B = Powder spreader  membantu pengisian serbuk ke dalam kapsul C = Powder tray + reservoir  tempat serbuk + membantu mengurangi hilangnya serbuk saat pengisian D = Cam handle  untuk pemisahan bagian tutup dengan bagian badan kapsul E = Filler  bagian yang mencengkeram badan kapsul saat pengisian F = 50-pin tamper  untuk memadatkan isi di dalam kapsul G = Orienter  membantu memasukkan kapsul ke dalam locating holes



Cara Penggunaan Alat Pengisi Kapsul Semi-Manual



Letakkan cangkang kapsul kosong pada orienter. Goyangkan kapsul masuk ke tiap locating holes. Pindahkan kelebihan kapsul  letakkan orienter pada unit pengisi. Angkat plat bagian atas dengan bantuan cam handle untuk memisahkan tutup kapsul dari badan kapsul.



Letakkan powder tray + reservoir di atas unit pengisi. Letakkan serbuk di atas powder tray  ratakan dengan bantuan powder sprader, hingga serbuk mengisi badan kapsul. Padatkan isi kapsul dengan 50-pin tamper.



Letakkan kembali plat bagian atas ke unit pengisi. Tekan bagian atas dan bawah  tutup kapsul secara otomatis menutup badan kapsul



Penutupan Ada lekuk khas pada bagian tutup dan induk, untuk memberikan penutupan yang baik bila bagian induk dan tutup cangkangnya dilekatkan sepenuhnya



Penggabungan bagian tutup dan induk dengan cara pemanasan langsung atau penggunaan energi ultrasonik. Kapsul gelatin keras yang diisi di pabrik dapat ditutup secara sempurna dengan cara dilekatkan, suatu proses dimana lapisan gelatin dioleskan satu kali atau lebih diseluruh bagian pelekatan bagian tutup dan induk



Dengan proses pelekatan menggunakan cairan, yaitu kapsul yang telah diisi dibasahi dengan campuran airalkohol yang akan merembes kedalam rongga bagian kapsul tutup dan induk yang saling tumpang tindih, kemudian dikeringkan.



KAPSUL LUNAK



 Kapsul gelatin lunak (juga disebut kapsul gelatin



lunak elastis, Liqui-Gels, atau Softgels)  sistem penghantaran obat yang unik yang menawarkan kemungkinan penghantaran cairan dalam bentuk sediaan solid oral.  Meski demikian, adanya kendala ekonomi, teknologi, dan paten, hanya ada beberapa pabrik kapsul gelatin lunak di dunia.



Kelebihan • Meningkatkan bioavaibilitas. • Meningkatkan stabilitas obat . • Disukai pasien dan kemewahan farmasetik. • Keseragaman dosis yang baik. • Penanganan lebih aman terhadap senyawa obat dengan potensi tinggi atau sitotoksik. • Variasi produk (berdasarkan bentuk, warna, dan ukuran) banyak.



Kekurangan • Persyaratan alat pembuatan khusus • Biaya pembuatan lebih tinggi dibandingkan tablet. • Perhatian stabilitas dengan senyawa yang mudah hidrolisis.



Formulasi kapsul gelatin lunak Gelatin



• Banyaknya gelatin diperlukan bergantung pada isi kapsul. Gelatin yang sering digunakan adalah gelatin tipe B.



Plasticizer



• Biasanya 20-30%. Paling umum digunakan adalah gliserol. Bisa juga sorbitol dan propilen glikol juga sering digunakan, dan dikombinasikan dengan gliserol.



Air



• Kisaran 5-8% b/b. • Penting terhadap kestabilan fisik karena kondisi penyimpanan kapsul lunak yang tidak benar kapsul lunak terlalu lembek/keras.



Pewarna/Opacifier



• Pewarna bisa sintetik atau alami • Opacifier  titanium dioksida. Digunakan ketika formula pengisi berupa suspensi, atau menghindari fotodegradasi bahan pengisi yang sensitif cahaya.



Pengawet Pemanis



• mencegah kontaminasi mikrobiologi selama pembuatan. • Sukrosa hingga 5%  pemanis dan untuk menghasilkan cangkang yang dapat dikunyah.



Pembuatan kapsul gelatin lunak  Proses



lempeng  Die process  Paling banyak di IF  Mesin Kapsul Acogel



Penerapan Pemakaian Kapsul Gelatin Lunak Dalam bentuk



Kering  Cairan yang dapat berpindah ke cangkang kapsul tidak dapat di masukkan ke dalam



kapsul gelatin lunak, termasuk air di atas 5%, senyawa organik larut air yang memiliki berat molekul rendah, dan senyawa yang mudah menguap seperti alkohol keton, asam amino, dan ester-ester.  Zat padat dapat dalam bentuk larutan, suspensi atau sebagai serbuk kering, granul



atau bahan yang dibentuk pelet. Contoh produk kapsul gelatin lunak: vitamin A dan vitamin D (Scott's Cod liver oil), vitamin E (Nature-E), ekstrak tumbuhan Ginkgo biloba (Giloba), serta digoksin (Lanocaps).



Ketebalan pita gel



Ketebalan segel kapsul pada saat enkapsulasi Berat zat aktif yang diisikan dan berat cangkang kapsul Tingkat kelembaban dan kekerasan cangkang kapsul



PPC



IPC



Evaluasi kapsul gelatin lunak Penampilan



Keseragaman sediaan (Keragaman bobot dan keseragaman kandungan) Uji mikrobiologi



Hal yang harus diperhatikan



1. Mengandung lebih banyak uap air daripada kapsul keras(6-13% air) 2. Pada pembuatannya ditambahkan bahan pengawet untuk mencegah



timbulnya jamur dalam cangkang kapsul. 3. Komposisi dinding kapsul sama dengan gelatin keras, kecuali adanya



plasticizer yang ditambahkan ke dalam campuran (sorbitol, gliserin,



atau alkohol polivalen)



Bentuk dan Ukuran Kapsul Cangkang Lunak



Cara Penyimpanan Kapsul Kapsul sebaiknya disimpan di tempat yang: • Tidak terlalu lembab atau dingin dan kering • Terbuat dari botol gelas, tertutup rapat, dan diberi bahan pengering silica gel • Terbuat dari wadah botol plastik, tertutup rapat, dan juga diberi bahan pengering • Terbuat dari aluminum foil dalam blister atau strip.



Definisi (FI IV)  Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi, berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa.



Kriteria tablet  Mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan.  Mengandung zat aktif yang homogen dan stabil.  Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan.  Stabil terhadap udara dan suhu lingkungan.



 Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan.  Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik.  Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu.  Bebas dari kerusakan fisik.  Stabilitas kimia dan fisik cukup lama selama penyimpanan.  Bobot minimal tablet 50mg, bobot maximal tablet 800mg.  Tablet memenuhi persyaratan farmakope yang berlaku.



Tablet (Berdasarkan tempat penggunaanya)



Tablet yang dibawa ke gastrointestinal



1.Tablet kempa konvensional, 2.Tablet kempa ganda 3.Tablet lepas lambat atau terkendali 4.Tablet salut enterik 5. Tablet salut gula, 6.Tablet salut film, 7.Tablet effervescent, 8. Tablet kunyah



Tablet yang digunakan di dalam mulut



Tablet kempa yang digunakan melalui lubang tubuh



1.Tablet bukal dan sublingual 2.Lozenges (larut dlm mulut)  tab hisap 3.Dental Cones (kerucut gigi, ditempatkan di dalam akar gigi yang kosong setelah pencabutan gigi)



1.Tablet vaginal 2.Tablet rektal



Tablet kempa dengan tujuan khusus



1.Tablet diagnostik, 2.Tablet implantasi (pellet) 3. Tablet triturat untuk dispensing (Tablet yang dihaluskan terlebih dulu atau disiapkan untuk tujuan penggunaan tertentu)



Klasifikasi tablet  Berdasarkan tujuan penggunaan, tablet terdiri atas :



A. Tablet Kempa Tujuan Saluran Pencernaan     



Tablet Konvensional Biasa Tablet Kempa Ganda Tablet Lepas Lambat atau Lepas Terkendali Tablet Lepas Tunda (Tablet Salut Enterik) Tablet Salut Gula Tujuannya adalah untuk melindungi zat aktif terhadap lingkungan udara (O2, lembab), menutupi rasa dan bau tidak enak dan meningkatkan penampilan tablet.  Tablet Salut Film Tablet kempa yang disalut oleh lapisan tipis, berwarna atau tidak, dari bahan polimer yang larut dalam air dan hancur cepat dalam saluran cerna.  Tablet Effervescent Tablet kempa yang jika kontak dengan air menjadi berbuih karena menghasilkan gas CO2. Tablet ini harus dilarutkan dalam air terlebih dahulu sebelum diminum.  Tablet Kunyah



B. Tablet Kempa untuk Penggunaan dalam Rongga Mulut  Tablet Bukal



ditempatkan di antara gusi dan pipi. 



Tablet Sublingual



diletakkan di bawah lidah 



Tablet Hisap



dimaksudkan untuk disolusi lambat dalam mulut untuk tujuan lokal pada selaput lendir mulut. 



Dental Cones (kerucut gigi)



ditempatkan di dalam akar gigi yang kosong setelah pencabutan gigi.



C. Tablet Kempa yang Digunakan melalui Lubang Tubuh   



Tablet Rektal Tablet Vaginal Tablet Kempa untuk Implantasi



Dibuat berdasarkan teknik aseptik dan mesin pembuat tablet harus steril. Dimaksudkan untuk implantasi subkutan (untuk KB, 3-6 bulan, mencegah kehamilan).



Komposisi Umum Sediaan Tablet Zat aktif  Zat aktif dapat terdiri dari satu atau lebih komponen. Pengisi  Pengisi adalah zat inert yang ditambahkan dalam formula tablet yang ditujukan untuk membuat bobot tablet sesuai dengan yang diharapkan.  Contoh: laktosa, avisel, spray-dried lactose, sukrosa, dektrosa, manitol, starch 1500. Pengikat  Pengikat bertanggung jawab untuk menjaga kekompakan dan daya tahan tablet. Bahan pengikat berperan dalam penyatuan bersama dari partikel serbuk dalam sebuah butir granula.  Contoh: amilum, starch 1500, gum, gelatin.



Lubrikan  Fungsinya untuk menghilangkan gesekan atau friksi saat pengempaan dan penarikan tablet keluar cetakan. Semakin kecil ukuran granul, semakin banyak lubrikan yang dibutuhkan. Lubrikan akan membentuk lapisan di sekitar granul, sehingga dapat mengurangi kerusakan setelah ditempa.  Contoh: carbowax, Mg-lauril sulfat, Mg-stearat, talk, sodium asetat, sodium lauril sulfat. Glidan  Glidan digunakan untuk meningkatkan sifat alir.  Contoh: talk, corn starch, aerosil. Antiadheren  Antiadheren digunakan untuk mencegah lengketnya massa tablet pada punch dan die.  Contoh: talk, logam-logam stearat, syloid, corn starch. Disintegran  Disintegran ditambahkan untuk memudahkan pecahnya atau hancurnya tablet ketika kontak dengan cairan saluran pencernaan. Dapat berfungsi menarik air ke dalam tablet, mengembang dan menyebabkan tablet pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.  Contoh : amilum, Avicel PH, Explotab, Primogel, dll.



Jenis Tablet



Gambar



Jenis Tablet



Tablet Vaginal



Tablet Dental Cones (kerucut gigi)



Tablet Rektal



Lozenges (troches)



Tablet implantasi (pellet)



Tablet salut



Gambar



Jenis Tablet Tablet Efferfesent



Tablet Kunyah



Gambar



Jenis Tablet Tablet Sublingual



Gambar



Metode Pembuatan Tablet



METODE PEMBUATAN TABLET Kempa Langsung Granulasi Kering Granulasi Basah



Metode Kempa Langsung  Metode kempa langsung adalah pembuatan tablet dengan



mengempa langsung campuran zat aktif dan eksipien kering, tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu.  Metode digunakan pada kondisi zat aktif yang dosisnya kecil, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab. Sifat zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah : 1.Alirannya baik 2.Kompresibilitasnya baik 3.Bentuknya kristal 4.Mampu menciptakan adesifitas dan kohesifitas dalam massa tablet



Eksipien Untuk Kempa Langsung  Dalam pemilihan faktor eksipien untuk kempa langsung



perlu diperhatikan faktor-faktor berikut ini :  Keterkempaan tinggi  Sifat aliran baik



 Sifat ketercampuran, tanpa pemisahan potensial BA dan eksipien    



(ketidaksempurnaan campuran) Sensitivitas rendah terhadap lubrikan pada pengempaan dan stabilitas yang baik Peningkatan disintegritas dan disolusi tablet Tidak menganggu ketersedian hayati bahan alam Reprodusibilitas antar batch baik ditinjau dari sifat fisika maupun sifat fisiko mekanikal



 Contoh tablet yang bisa dibuat dengan teknik kempa



langsung : 1. CTM 2. Teofilin 3. Vitamin B1 4. Vitamin B6



Granulasi Kering  Granulasi merupakan proses pembesaran ukuran dimana partikel kecil



bersama-sama dibuat menjadi massa yang lebih besar berupa agregat permanen dimana partikel asal masih dapat diidentifikasi. Pada metode granulasi kering (slugging) tidak digunakan cairan untuk pembentukan agregat.  Proses ini disebut juga sluggingmemproses partikel zat aktif dan eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar dari serbuk semula (granul).  Umumnya digunakan untuk zat-zat yang memiliki sifat kohesif agar massa yang jumlahnya besar dapat dibentuk; dan untuk bahan yang tidak tahan lembab atau rusak bila berinteraksi dengan air Bahan yang biasa digunakan untuk pembuatan tablet dengan metode granulasi kering, yaitu:  Bahan pengisi : Laktosa, Avicel  Lubrikan : Magnesium Stearat  Disintegran : Amilum, Na-starch  Glidant : Talk



Tujuan



Memperbaiki sifat aliran bahan.



Meningkatkan sifat kohesi bahan.



Mengurangi fines atau serbuk yang dapat membuat tablet menjadi rapuh.



Menghomogenkan bahan berkhasiat dalam campuran bahan tambahan tablet.



Mengurangi ruangruang kosong berisi udara yang dapat membuat tablet rapuh dan tidak kompak.



Memperkecil sudut kontak sehingga tablet mudah dibasahi dan memenuhi syarat waktu hancur.



Tahapan Granulasi Kering



 Adapun contoh tablet dengan teknik granulasi kering :  tablet desogestrel,  alendronat sodium,  alupurinol,  amitryptilin.



Granulasi Basah  Proses granulasi dilakukan dengan menggunakan cairan pengikat untuk



agregasi yang selanjutnya diikuti oleh proses pengeringan.  Metode ini biasanya digunakan, untuk:  zat aktif tahan terhadap panas  zat aktif tahan terhadap cairan  zat aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat alir dan kompresibilitasnya tidak baik. Eksipien yang biasa digunakan untuk pembuatan tablet dengan metode granulasi basah, yaitu:  Bahan pengisi : Laktosa, Avicel  Bahan Pengikat : PVP, derivat selulosa, amilum  Lubrikan : Magnesium Stearat  Disintegran : Amilum, Na-starch glycolat  Glidant : Talk



Tahapan Granulasi Basah



Keuntungan Meningkatkan sifat alir dan kompresibilitas



Mengurangi penjeratan udara



Pembasahan granul sesuai untuk homogenitas sediaan dosis rendah



Mengurangi debu



Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses.



Distribusi keseragaman kandungan sehingga diperoleh tablet yang homogen.



Contoh zat aktif yang dapat dibuat dengan metode granulasi basah:  vitamin C (asam askorbat),  parasetamol,  vitamin B6,  Ibuprofen,  Asetaminofen.



1. Capping dan lamination  Capping merupakan suatu kondisi dimana tablet



terpisah pada bagian permukaannya (permukaan atas atau bawah)  Lamination merupakan suatu kondisi dimana tablet terpisah menjadi dua bagian atau lebih  Penyebab: jumlah pengikat yang kurang, jumlah partikel halus atau fines terlalu banyak, tekanan berlebih, massa yang terlalu kering, udara yang terperangkap selama proses granulasi, atau posisi punch dan die yang salah.



gambar



2. Picking dan sticking  Picking adalah permukaan tablet berlubang atau tidak



rata.  Sticking adalah permukaan tablet melekat pada



permukaan punch.  Penyebab: kadar air yang tinggi, antiadheren yang



kurang efektif, pemakaian pengikat yang kurang tepat, kelembapan ruang cetak dan lain-lain.



Gambar..



3. Chipping dan cracking  Chipping merupakan keadaan dimana bagian bawah



tablet terpotong.  Cracking keadaan dimana tablet pecah, lebih sering



terjadi pada bagian atas-tengah.



4. BINDING



5. MOTLING



 Binding adalah tablet melekat



 Motling adalah warna tablet



pada dinding die, disebabkan karena ukuran granul terlalu besar dan pengikat yang kurang efektif.



yang tidak merata, disebabkan karena pewarnaan yang tidak homogen.



CONTOH RESEP TABLET •Perhitungan dtd •Perhitungan No



PERHITUNGAN No



dr. Prima Sagita



Daftar obat Parasetamo l (B)



Jalan Arabika 7 no. 22 Jakarta Timur SIK: 05/10/99



Usual Dose (UD) Sekali Sehari 300mg – 1g -



TM 4g



Khasiat Analgetikum, antipiretikum



Antihistaminikum



Jakarta, 19 September 2012 R/ Parasetamol



5



CTM



tab 10



Saccharin



tab 4



m.f. pulv. div. in p. aeq no. X S. t.d.d. p.I pc



(tanda tangan dokter) Pro: Mawar (17 tahun)



CTM (B)



2-4 mg



-



40 mg



Saccharin



-



-



-



I.



Kelengkapan Resep: Resep Lengkap



II. OTT: III. Usul: -



Zat tambahan, pemanis



Referensi Farmakologi dan terapi (239); FI III (37) Farmakologi dan terapi (278); FI III (154)



IV. Perhitungan TM: TM CTM 1x makan TM CTM sehari makan TM parasetamol 1x makan TM parasetamol sehari makan



V. Perhitungan Bahan: siapkan : parasetamol = 5000 mg tablet CTM = 10 tablet sacharin = 4 tablet



== 3 x 4 mg x 100% = 30% 40 mg == 3 x 500 mg x 100% = 37,5% 4000 mg



Lanjutan… VI. Cara pembuatan: • Timbang parasetamol sebanyak 5 g menggunakan kertas perkamen. • Lapisi lumpang dengan memasukkan 2 tablet saccharin lalu digerus. • Masukkan seperempat bagian parasetamol yang telah ditimbang kemudian gerus. Masukkan lagi seperempat bagian parasetamol lalu digerus, ulangi sampai seluruh parasetamol yang ditimbang tergerus homogen kemudian sisihkan. • Lapisi lumpang kembali dengan memasukkan 2 tablet saccharin lalu digerus, tambahkan 10 tablet CTM satu per satu sambil digerus hingga homogen. • Campur seluruh bahan ke dalam lumpang hingga homogen. • Bagilah campuran obat dalam lumpang ke dalam dua bagian sama rata menggunakan timbangan. • Siapkan 10 kertas perkamen, kelompokkan menjadi dua kelompok, masingmasing kelompok terdiri dari 5 kertas perkamen. • Bagi campuran obat tersebut secara kasat mata. • Bungkus perkamen, masukkan ke dalam pot plastik, beri etiket dan label.



Lanjutan… VII.



Wadah: Pot plastik



VIII.



Etiket: Putih LABORATORIUM FORMULASI RESEP DEPARTEMEN FARMASI – FMIPA – UI APOTEKER : Indana Ayu, S.Farm, Apt NO : 01 TGL :19-9-2012 Mawar Sehari tiga kali satu bungkus setelah makan



IX.



Label: TIDAK BOLEH DIULANG TANPA RESEP BARU DARI DOKTER



PERHITUNGAN dtd



dr. Salma Jl. Melati 1 no 5 depok Hp: 085687867878 DUM : 50186/03P/76



R/ Ephedrin HCL Decaphenon Pehacort Equal m.F Pulv dtd no. XIII S.tdd Pulv 1 pc Pro : Arifin (7 tahun)



Depok, 29 Sept 2012 0,01 tab ½ tab qs



PEMBAHASAN Nama Obat



DO



UD



TM



Khasiat



Ref



Ephedrin HCL



K



10—30 mg /30 -100 mg



50/150 mg



Anti Asma



FI 3, 968



Decapheno n



K



2—4mg/ 6—16mg



-/40 mg



Anti Alergi



FI 3, 153



Pehachort



K



5 mg/ 10-20 BB



-



Anti Inflamasi



FI 3, 984



Equal



B



-



-



pemanis



MD, 425



Keterangan obat : Decaphenon (Klorfeniramin maleat) Pehacort (Prednison)



Bobot Tiap tablet Decaphenon = 150 mg Pehacort = 100 mg



OTT : Ephedrin HCL, Decaphenon, Pehachort  pahit



Perhitungan TM  Ephedrin HCl



TM 1 x makan =



TM 1 hari makan =



 Decaphenon



TM 1 x makan =



TM 1 hari makan =



Perhitungan Bahan  Ephedrin HCL 0,01 x 13 = 0,13 gram = 130 mg  Decaphenon



½ x 13 = 6,5 tab  berat 1 tab: 150 mg (6,5 x 150 = 975 mg)  Pehachort 1x13 = 13 tab (100 x 13 = 1300)  Saccharum lactis = ( 500 mg x 13)- (130+975+1300) = 4095 mg



Cara Pembuatan 1. 2.



3. 4. 5.



Timbang saccharum lactis 4095 mg, Ambil Decaphenon 6 ½ tablet, Pehacort 13 tablet, equal 3 tablet Lapisi lumpang dengan sebagian saccharum lactis, gerus  sisihkan Gerus 3 tablet equal, 6 ½ tablet decaphenon, dan 13 tablet pehacort, gerus hingga homogen, sisihkan Timbang 130 mg ephedrin HCl, lalu gerus hingga homogen Tambahkan sisa SL lalu gerus massa 2,3, dan 4 secara bersama hingga homogen



Cond’ 6. Tuangkan campuran serbuk yang telah homogen keatas perkamen 7. Timbang bobot total campuran, lalu hitung bobot total 1 puyer 8. Ambil 1 bagian puyer, lalu sisanya dibagi menjadi 2 bagian sama banyak dengan timbangan 9. Masing-masing bagian dibagi menjadi 6 bagian sama rata secara visual 10. Bungkus tiap bagian dengan kertas perkamen, masukan kedalam pot plastik, beri etiket dan label



 Wadah = pot plastik  Etiket = Putih Apotik sehat Jl. Melati 1 no. 4 Apoteker : Satria S.Farm., Apt No. 02



tgl. 29/11/12



Arifin Sehari tiga kali satu bungkus sesudah makan



 Label : TIDAK BOLEH DIULANG TANPA RESEP BARU DARI DOKTER



PERHITUNGAN dtd



Contoh Resep  R/ Ephedrin HCl



0,01 CTM ½ tab Prednison tab Rovamycin tab aa 1 m.f. pulv dtd No. XII da in caps S.t.d.d. cap I  Pro: Arifin (8 tahun)



Dalam 1 kapsul yang dikonsumsi pasien (Arifin 8 tahun) terdapat: Efedrin HCL CTM



=10 mg =½ x 4 mg = 2 mg Prednison = 5 mg Rovamycin (Spiramisin) = 3 MIU Yang memiliki Takaran maksimal = Efedrin HCL dan CTM



Perhitungan Takaran Maksimal  Efedrin HCl (50mg/150mg)



TM Efedrin HCL bagi pasien 1 kali penggunaan= Dosis sekali = 10 mg = sehari = Dosis sehari = 3 x 10 mg = 30 mg =



Con’d  CTM



TM CTM bagi pasien sehari = Dosis sehari = 3 x ½ x 4 mg = 6 mg =



Kesimpulan : Dosis aman bagi pasien



Perhitungan bahan Ephedrin HCl = 10 mg x 12 = 120 mg CTM = 6 tablet @ 100 mg = 600 mg Prednison = 12 tablet @ 100 mg = 1200 mg Rovamycin = 12 tablet @ 700 mg = 8400 mg Sacc.Lac = (12 x 900 mg) – (120+600+1200+8400) mg = 10800 mg – 10320 mg = 480 mg Dibulatkan dalam penimbangan menjadi 500 mg



Cara pengerjaan  Timbang Ephedrin HCl dan Laktosa (sebagai pengisi  











kapsul). Lapisi mortir dengan laktosa. Masukkan Ephedrin HCl, gerus sampai homogen, tambahkan sedikit laktosa, gerus sampai homogen, sisihkan. Ambil CTM tablet, masukkan dalam mortir, gerus sampai halus, tambahkan sedikit laktosa, gerus sampai homogen, sisihkan. Ambil Prednison tablet, masukkan dalam mortir, gerus sampai halus, tambahkan sedikit laktosa, gerus sampai homogen, sisihkan.



Con’t  Ambil Rovamycin tablet, masukkan dalam mortir,



 



 



gerus sampai halus, tambahkan sedikit laktosa, gerus sampai homogen, sisihkan. Campur homogen semua bahan, timbang serbuk menjadi 2 bagian sama berat. Masing-masing bagian dibagi rata kedalam 6 kertas perkamen, kemudian masukkan kedalam kapsul no 1. Bersihkan kapsul, masukkan kedalam wadah. Beri etiket dan label dengan aturan pakai: “Sehari tiga kali satu kapsul”



 COPY RESEP



Iter 2x Apotek Sehat Sentosa Jalan Robusta 7 no. 22 Jakarta Timur Dr. Leonny Sagita, Apt.



Contoh Salinan Resep-1



No. 360/SIK/1999 Jakarta, 20 September 2012 Salinan Resep



R/



R/



R/



Resep untuk



: Mawar



Resep dari dokter



: Prima Sagita



Tanggal resep



: 19 September 2012



Tgl pembuatan



: 20 September 2012



No. pembuatan



: 15



INH 300



XV



S1 dd I



det orig



Rifampisin 100



XXX



S2 dd I



det orig



Ethambutol 100



XXX



S2 dd I



det orig



1. Berapa tablet masih bisa diambil? Tablet yang dapat diambil: INH = 15 tablet x 2 = 30 tablet Rifampisin = 30 tablet x 2 = 60 tablet Ethambutol = 30 tablet x 2 = 60 tablet 2. Bila dibeli 1x pengambilan lagi, berapa tablet yang diberikan? Tablet yang diberikan: INH = 15 tablet Rifampisin = 30 tablet Ethambutol = 30 tablet



(cap apotek) (tanda tangan apoteker)



Iter 2x Apotek Sehat Sentosa Jalan Robusta 7 no. 22 Jakarta Timur Dr. Leonny Sagita, Apt. No. 360/SIK/1999 Jakarta, 20 Oktober 2012 Salinan Resep



R/



R/



R/



Resep untuk



: Mawar



Resep dari dokter



: Prima Sagita



Tanggal resep



: 19 September 2012



Tgl pembuatan



: 20 Oktober 2012



No. pembuatan



: 17



INH 300



XV



S1 dd I



det 1x



Rifampisin 100



XXX



S2 dd I



det 1x



Ethambutol 100



XXX



S2 dd I



det 1x (cap apotek) (tanda tangan apoteker)



COPY RESEP



Iter 2x Apotek Sehat Sentosa



Jalan Robusta 7 no. 22 Jakarta Timur



Contoh Salinan Resep-2



Dr. Leonny Sagita, Apt. No. 360/SIK/1999 Jakarta, 20 September 2012 Salinan Resep



R/



Resep untuk



: Didik (16 tahun)



Resep dari dokter



: Prima Sagita



Tanggal resep



: 19 September 2012



Tgl pembuatan



: 20 September 2012



No. pembuatan



: 15



INH 300



XV



Perhitungan bahan: INH = 1 x 15 = 15 tablet Pyrazinamid = 1 x 30 = 30 tablet Ethambutol = 1 x 30 = 30 tablet



S 1 dd 1 det orig R/



Pyrazinamid 500 Ethambutol 500



tab aa 1



m.f. pulv. da in caps dtd no. XV S2 dd cap 1 det orig



(cap apotek) (tanda tangan apoteker)



Catatan:  Pyrazinamid & ethambutol diracik dan dijadikan sediaan kapsul.  INH langsung diberikan kepada pasien dalam bentuk sediaan tablet tunggal.



Perhitungan TM INH : • TM INH : • Misal berat badan pasien = 40 kg • Maka, perhitungan TM untuk resep INH : • TM INH sehari = 10 mg/kg x 40 kg = 400 mg • % TM INH sehari = 300mg/400 mg x 100% = 75 % belum melebihi TM ( dibawah 100 %). • Jadi, dosis INH yang diberikan pada resep masih diperbolehkan.



CARA PEMBUATAN



Siapkan tablet pyrazinamid, dan ethambutol masing-masing sebanyak 30 buah. Masukkan tablet pyrazinamid satu per satu sambil digerus, kemudian sisihkan.



Masukkan tablet ethambutol satu per satu sambil digerus, kemudian campurkan dengan gerusan tablet pyrazinamid. Campur seluruh bahan di dalam lumpang hingga homogen. Siapkan 15 cangkang kapsul. Masukkan serbuk campuran bahan obat ke dalam kapsul menggunakan alat semi-otomatis. Masukkan ke dalam pot plastik, beri etiket, dan label.



 Wadah = pot plastik  Etiket = Putih Apotik sehat Jl. Melati 1 no. 4 Apoteker : Satria S.Farm., Apt No. 03



tgl. 29/11/12



Apotik sehat Jl. Melati 1 no. 4 Apoteker : Satria S.Farm., Apt No. 04



tgl. 29/11/12



Didik Sehari dua kali satu kapsul sesudah makan



Didik Sehari satu kali satu kapsul sesudah makan



Untuk kapsul pyrazinamid + ethambutol



Untuk tablet INH



 Label : TIDAK BOLEH DIULANG TANPA RESEP BARU DARI DOKTER



Iter 2x Apotek Sehat Sentosa



Jalan Robusta 7 no. 22 Jakarta Timur Dr. Leonny Sagita, Apt. No. 360/SIK/1999 Jakarta, 5 Oktober 2012 Salinan Resep



R/



Resep untuk



: Didik (16 tahun)



Resep dari dokter



: Prima Sagita



Tanggal resep



: 19 September 2012



Tgl pembuatan



: 5 Oktober 2012



No. pembuatan



: 15



INH 300



XV



S 1 dd 1 det 1x R/



Pyrazinamid 500 Ethambutol 500



tab aa 1



m.f. pulv. da in caps dtd no. XV S2 dd cap 1 det 1x



(cap apotek) (tanda tangan apoteker)



COPY RESEP



Contoh kopi resep lainyaa



Iter 2x Apotik Margonda Raya Jl. Margonda No. 15 Dra. Dewi Rahmawati, Apt No. 890/SIK/1986 Depok, 15 September 2012 Salinan Resep Resep untuk Dari dokter Tanggal resep Tanggal Pembuatan



R/



R/



: Didiek (16 tahun) : dr Ahmad Bahrudin : 15 September 2012 : 15 September 2012



INH 300 S 1dd1



XV det orig



Pyrazinamid



500



Ethambutol



500



m.f pulv da in caps dtd no XXX S 2dd 1 det orig Cap apotik Ttd apoteker



Perhitungan Bahan Tablet yang tersedia : - INH = 300 mg/tablet - Pirazinamid 500 mg/tablet - Etambutol 500 mg/tablet Obat yang seharusnya diterima Didiek (karena iter 2x), jadi masih bisa diambil: - INH = 15 tablet x 2 = 30 tablet - Pirazinamid = 30 tablet x 2 = 60 tablet -Etambutol = 30 tablet x 2 = 60 tablet -Karena sudah dibeli det orig, maka dengan kopi resep ini dia masih bisa membeli (1 x pembelian): -INH = 15 tablet -Pirazinamid = 30 tablet -Etambutol = 30 tablet



Perhitungan TM INH : • TM INH : • Misal berat badan pasien = 45 kg • Maka, perhitungan TM untuk resep INH : • TM INH sehari = 10 mg/kg x 45 kg = 450 mg • % TM INH sehari = 300mg/450 mg x 100% = 66,67 % belum melebihi TM ( dibawah 100 %). • Jadi, dosis INH yang diberikan pada resep masih diperbolehkan.



Iter 2x Apotik Margonda Raya Jl. Margonda No. 15 Dra. Dewi Rahmawati, Apt No. 890/SIK/1986



Cara pembuatan  Bersihkan mortar dan alu  Masukkan tablet Pirazinamid kedalam mortar sambil di gerus hingga halus, pisahkan.  Masukkan tablet Etambutol kedalam mortar sambil di gerus hingga halus.  Campurkan 2 dan 3, gerus hingga homogen  Siapkan 30 perkamen, bagi serbuk menjadi 2 bagian menggunakan timbangan, lalu masing-masing bagian tersebut dibagi lagi menjadi 15 bagian sama rata.  Masukkan masing-masing serbuk yang ada diatas perkamen ke dalam cangkang kapsul (menggunakan kapsul ukuran 00).  Bersihkan serbuk yang masih menempel diluar cangkang kapsul, masukkan kapsul ke dalam wadah. Beri etiket dan label.  Buat copy resepnya lagi.



Depok, 28 September 2012 Salinan Resep Resep untuk Dari dokter Tanggal resep Tanggal Pembuatan



: Didiek (16 tahun) : dr Ahmad Bahrudin : 15 September 2012 : 28 September 2012



R/



INH 300 S 1dd1



XV det 1 x



R/



Pyrazinamid Ethambutol m.f pulv da in caps dtd no XXX S 2dd 1



500 500



det 1 x Cap apotik Ttd apoteker



1. (Haviani Rizka) : Bahan dengan karakteristik seperti apa yang perlu dilakukan pengenceran dengan menggunakan zat tambahan? Jawab (Winnie K.R.) : Bahan-bahan yang perlu pengenceran yaitu : • Zat aktif yang berwarna • Zat aktif yang memiliki dosis kecil • Zat aktif yang berkhasiat keras 2. (Haviani Rizka) : Apa yang terjadi pada bahan higroskopis jika lumpang tidak dipanaskan? Jawab (Winnie K.R.) : Bahan yang higroskopis akan menjadi basah dan akan menyulitkan penggerusan, sehingga sediaan tidak homogen.