Contoh Analisis Jurnal (EBP) - Fajar Gian Pratama [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS SISTEM INFORMASI KESEHATAN



EVIDENCE BASED IN PRACTICE NURSING



Disusun Oleh: FAJAR GIAN PRATAMA P1337420918051



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS 2018



Citasi



Sari, F. S. (2017). Pengaruh Teknik Relaksasi terhadap Penurunan Tingkat Kecemasa n Pasien Praoperati f. Menara Ilmu, 1324. ISSN 1693-2617 E-ISSN 2528-7613



Tujuan dan Pertanyaan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien praoperatif Pertanyaan penelitian: adakah pengaruh teknik relaksasi terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien praoperatif



Desain Penelitian Penelitian ini mengguna kan rancangan penelitian eksperime ntal dengan desain studi Quasi Experimen tal Design



Sampel



Jumlah responden adalah 6 orang kelompok intervensi dan 6 orang kelompok kontrol



Variabel Independen dan Pengukuran nya Teknik relaksasi. Dengan cara teknik relaksasi nafas dalam terhadap responden secara berkelompok sebagai terapi untuk menurunkan skala kecemasan selama 15 menit



Variabel Dependen dan Pengukura nnya Penurunan tingkat kecemasan pasien praoperatif. Cara pengukuran nya dengan kuesioner. Skala kecemasan pasien praoperatif diberikan kode sebagai berikut: 1: Cemasi ringan (1420) 2: Cemas sedang (2127) 3: Cemas berat (28-41) 4: Cemas sangat berat (42-56)



Uji Statistik Uji statistik yang digunakaa n adalah dependent t-test



Hasil Penelitian



Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui rerata kecemasan sebelum diberikan teknik relaksasi dan sesudah diberikannya teknik relaksasi pada kelompok intervensi adalah sebesar 1.167 dengan standar deviasi 0.408 dengan hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0.001. sedangkan rerata kecemasan pada kelompok kontrol sewaktu diobservasi adalah sebesar 0,333 dengan standar deviasi 0,516 dengan hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0.175 artinya ada perbedaan yang signifikan antara cemas sebelum diberikan teknik relaksasi dengan sesudah diberikanya teknik relaksasi kepada kelompok intervensi dan tidak signifikan antara cemas sebelum dan sesudah



Kualitas Kesimpulan Kelemaha Penelitian untuk Kekuatan Implikasi n Secara Praktik Penelitian Penelitian Keseluruha Keperawata n n Diharapka Penelitian Jumlah Penelitian Karena n ini sudah sampel ini sudah terdapat penelitian cukup keseluruha cukup baik perbedaan ini dapat baik, n yang yang dijadikan karena hanya 12 signifikan rujukan terdapat responden antara dalam kelompok pengaruh menangani intervensi teknik keemasan dan relaksasi pada kelompok nafas dalam pasien pre kontrol terhadap operatif penurunan tingkat kecemasan sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh teknik relaksasi terhadap skala kecemasan pada pasien praoperatif. Oleh karena itu perawat diharapakan untuk selalu menerapkan teknik relaksasi



Fitria, C. N., & Andansari, O. (2016). Efektifitas Komunika si Terapeutik Interperso nal Perawat terhadap Tingkat Kecemasa n Pasien Pre Operasi Fraktur. The 3rd University Research Colloquiu m, 406415. ISSN 2407-9189



Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas komunikasi terapeutik interperson al perawat terhadap tingkat kecemasan pasien pre operasi fraktur. Pertanyaan penelitian: apakah komunikasi Terapeutik interperson al perawat efektif terhadap tingkat kecemasan pasien pre operasi fraktur



Jenis penelitian ini adalah quasi eksperime n, dengan pendekata n One Group Pretest– Posttest Design



Populasi dalam penelitian ini adalah pasien pre operasi fraktur.Tekni k sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling, jumlah sempel 15 responden



Komunikasi terapeutik interpersonal perawat. Dengan menggunaka n leaflet terapi komunikasi terapeutik



Tingkat kecemasan pasien pre operasi fraktur. alat ukur yang dikenal dengan nama HRS –A (Hamilton Rating Scale for Anxiety) (Nursalam cit Septiana, 2013). Terdapat penilaian skor antara 0-4, yang artinya adalah : Nilai :0 = tidak ada gejala; 1= gejala ringan; 2= gejala



Uji statistik yng digunakan adalah paired t test



dilakukannya observasi ulang pada kelompok kontol, sehingga dapat disimpulan bahwa adanya pengaruh teknik relaksasi terhadap penurunan tingkat kecemasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata–rata skor kecemasan sebelum dilakukan komunikasi terapeutik adalah 39,5 sedangkan setelah dilakukan komunikasi terapeutik adalah 22,3. Ini berarti bahwa secara numeric juga ada penurunan kecemasan. Pengujian statistic terhadap penurunan skor kecemasan dengan signifikansi (ρ) sebesar 0,000 (0,000 < 0,050). Nilai ρ < 0,05 berarti bahwa perbedaan (penurunan) kecemasan antara sebelum dan setelah dilakukan komunikasi terapeutik dinyatakan signifikan.



pada pasien pre operasi



Diharapka n dengan adanya penelitian ini perawat lebih menekank an komunikas i terapeutik yang sesuai dengan prosedur sebagai kegiatan tetap dalam persiapan pre operasi guna upaya pencegaha n kecemasan pasien pre operasi sehingga



Membahas tantang komunikas i terapeutik yang merupaka n salah satu hal wajib yang harus dilakukan oleh seluruh tenaga kesehatan, khususnya perawat



Tidak ada Penelitian kelompok ini sudah kontrol cukup baik yang dapat digunakan sebagai pembandi ng. Tidak dijabarkan secara jelas tentang bagaimana cara / proses pengukura nnya



Diharapkan perawat mampu mengaplikasi kegiatan komunikasi yang bersifat terapi sebelum dilakukan operasi sesuai prosedur kepada pasien dalam upaya menurunkan tingkat kecemasan pasien



Setiani, D. (2017). Identifikas i Tingkat Kecemasa n Pre Operasi Pasien Fraktur di Ruang Aster dan Cempaka RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda



Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan pre operasi pasien fraktur di ruang aster dan cempaka RSUD Abdul Wahab



Penelitian deskriptif dengan metode pendekata n cross sectional study



Teknik pengambilan sampel menggunaka n metode accidental sampling didapatkan responden sebanyak 17 orang pada bulan Mei s/d Juli 2017



Tingkat Kecemasan Pre Operasi Pasien Fraktur. Dalam menentukan tingkat kecemasan tersebut diperlukan instrumen pengkajian yang sudah teruji validitas dan reabilitasnya



sedang; 3 = gejala berat, 4= gejala sangat bera.t Penilaian derajat kecemasan < 14= tidak ada kecemasan 14-20= kecemasan ringan 21–27 = kecemasan sedang 28–41 = kecemasan berat 42 –56 = panic Tingkat Kecemasan Pre Operasi Pasien Fraktur. Dalam menentukan tingkat kecemasan tersebut diperlukan instrumen pengkajian yang sudah teruji validitas dan



dapat meningkat kan mutu dan kualitas pelayanan



Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah satistik deskriptif



Berdasarkan hasil analisis univariat, sebagian kecil mengalami 2 (11,8%) tidak cemas dan 5 (29,4%) mengalami cemas ringan, sedangkan sebagian besar 10 (58,8 %) responden mengalami kecemasan sedang. Kesimpulan: tingkat kecemasan pada pasien pre operasi pasien yang mengalami fraktur sebagian besar 10 (58,8 %) responden



Diharapka n dengan adanya penelitian ini dapat menambah pengetahu an tentang tingkat kecemasan responden



Hasil penelitian dibahas secara ringkas dan jelas



Jumlah Penelitian sampel ini sudah hanya 17 cukup baik responden saja dan tidak ada kelompok kontrol. Tidak dijabarkan secara jelas tentang bagaimana cara pengukura nnya



Berdasarkan hasil penelitian identifikasi tingkat kecemasan pre operasi pada pasien fraktur di Ruang Aster dan Cempaka RSUD Abdul Wahab Sjahranie, maka dapat disimpulkan tingkat



. Jurnal Ilmu Kesehatan , 83-87. https://doi. org/10.306 50/jik.v5i2 .55



Sjahranie Samarinda. Pertanyaan penelitian : bagaimana gambaran tingkat kecemasan pre operasi pasien fraktur di ruang aster dan cempaka RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.



Maisyaroh , S. G., Rahayu, U., & Rahayu, S. Y. (2015). Tingkat Kecemasa n Pasien Post Operasi yang Mengalam i Fraktur Ekstremita s.Padjajar an Nursing Journal, 77-87.



Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan pasien post operasi fraktur ekstremitas berdasarkan karakteristik pasien. Pertanyaan penelitian : bagaimana tingkat kecemasan pasien post



Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif



Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 46 orang yang diambil dengan teknik consecutive sampling yang terdiri dari 22 orang pasien fraktur ekstremitas atas dan 24 orang pasien ekstremitas bawah



yaitu dengan menggunaka n Hamillton Anxiety Rating Scale (HARS)



reabilitasny a yaitu dengan menggunak an Hamillton Anxiety Rating Scale (HARS)



Tingkat Kecemasan Pasien Post Operasi. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner State Trait Anxiety Inventory



Tingkat Kecemasan Pasien Post Operasi. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner State Trait Anxiety Inventory



mengalami kecemasan sedang



Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah satistik deskriptif



Hasil penelitian didapatkan bahwa state anxiety paling banyak berada pada tingkat sedang 54,3% dan trait anxiety paling banyak berada pada tingkat ringan 60,9%. Terdapat 46,4% responden yang memiliki state anxiety sedang berasal dari trait anxiety ringan. Berdasarkan karakteristik baik pada state anxiety ataupun trait anxiety, kecemasan berat dialami oleh pasien usia dewasa



Diharapka n dengan adanya penelitian ini dapat menambah pengetahu an tentang tingkat kecemasan responden berdasarka n karakterist ik responden



Penelitian ini sudah cukup baik karena terdapat kelompok intervensi dan kelompok kontrol yang hasilnya digunakan sebagai pembandi ng



Hanya Penelitian menggam ini sudah barkan cukup baik karakterist ik responden saja. Tidak dijabarkan secara jelas tentang bagaimana cara pengukura nnya



kecemasan responden menunjukkan bahwa, sebagian besar 10 (58,8 %) responden mengalami kecemasan sedang. Oleh karena itu perawat diharapkan dapat mengidentifi kasi tingkat kecemaasan pada pasien pre operasi Perawat diharapkan dapat melakukan pengkajian terhadap kecemasan yang dirasakan oleh pasien pada saat ini (state anxiety) dan kecemasan dasar (trait anxiety) yang dimiliki pasien post operasi fraktur



https://doi. operasi org/10.241 fraktur 98/jkp.v3i ekstremitas 2.103



Widyastuti , Y. (2015). Gambaran Kecemasa n pada Pasien Pre Operasi Fraktur Femur di RS Ortopedi Prof. Dr. R Soeharso Surakarta. Profesi, 31-32.



Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan pada pasien pre operasi fraktur Femur di RS. Prof. DR.R Soeharso Surakarta. Pertanyaan penelitian :



Penelitian ini mengguna kan metode survey deskriptif dengan pendekata n cross sectional



Populasi yang akan diteliti adalah pasien pre operasi fraktur femur sebanyak 280 pasien. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 32 responden.



Gambaran kecemasan pada Pasien Pre Operasi Fraktur. Kuesioner yang digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan adalah Analog Anxiety Scale yang merupakan modifikasi dari Halminton



Kecemasan pada Pasien Pre Operasi Fraktur. Kuesioner yang digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan adalah Analog Anxiety Scale yang merupakan modifikasi dari Halminton



Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah satistik deskriptif



awal, perempuan, berpendidikan terakhir SMP dan SMA, bekerja sebagai pegawai swasta, belum pernah menjalani operasi sebelumnya, lokasi fraktur pada bagian ekstremitas bawah, dan merasakan nyeri sedang. Kondisi post operasi fraktur ekstremitas menjadi faktor yang dapat memengaruhi kecemasan. Terlihat dari pasien yang memiliki state anxiety yang sedang, memiliki trait anxiety yang ringan. Hasil penelitian antara lain umur responden antara 40-49 tahun adalah tertinggi sebanyak 13 responden (41 %), jenis kalamin responden yang paling banayak adalah perempuan yaitu 19 (59 %), jenis pekerjan paling banyak adalah swata yaitu 12 responden (38%), pengalaman operasi responden yang belum pernah operasi adalah 28 responden (88 %).



ekstremitas. Penanganan pun dilakukan kepada kedua kecemasan yang dialami oleh pasien karena kedua kecemasan tersebut saling memengaruhi



Diharapka n dengan adanya penelitian ini dapat menambah pengetahu an tentang tingkat kecemasan berdasarka n karakterist ik responden



Jumlah sampel sudah memenuhi kriteria yantiu sebanyak 32 responden



Dalam enelitian ini tidak terdapat kelompok kontrol



Penelitian ini sudah cukup baik



Perawat diharapkan tahu tentang bagaimana kecemasan pasien pre operasi. Setiap pasien yang akan dioperasi seharusnya diberikan penjelasan tentang dampak yang akan ditimbulkan.



https://doi. org/10.265 76/profesi. 90



bagaimana gambaran tingkat kecemasan pada pasien pre operasi fraktur Femur di RS. Prof. DR.R Soeharso Surakarta.



Kesimpulan :



Rating Scale for Anxiety (HARS-A). Penilaian ASS mencakup 6 gejala psikis kecemasan yaitu cemas, tegang, takut, insomnia, kesulitan atau gangguan intelektual, perasaan depresi dan sedih dimana rentang nilai antara 0 – 100. Responden hanya diminta untuk menarik garis tanda pada kertas yang sudah disediakan sesuai dengan petunjuk.



Rating Scale for Anxiety (HARS-A). Penilaian ASS mencakup 6 gejala psikis kecemasan yaitu cemas, tegang, takut, insomnia, kesulitan atau gangguan intelektual, perasaan depresi dan sedih dimana rentang nilai antara 0 – 100. Responden hanya diminta untuk menarik garis tanda pada kertas yang sudah disediakan sesuai dengan petunjuk.



Kecemasan merupakan suatu keadaan dimana seseorang merasa tidak nyaman akan suatu hal. Misalnya pasien yang akan menjalani operasi. Baik anak – anak maupun orang dewasa pasti merasakan cemas. Untuk itu seorang tenaga kesehatan khususnya perawat perlu mengidentifikasi dan mengetahui keadaan psikologi setiap pasien pre operasi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengurangi kecemasan, misalnya terapi relaksasi napas dalam, komunikasi terapeutik dll.