CRS Pulpektomi Sulung RYAN [PDF]

  • Author / Uploaded
  • L
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CASE REPORT SESSION PULPEKTOMI GIGI SULUNG



IDENTITAS DIRI PASIEN No. Kartu



: P. 14791.09



Nama Pasien



: Samuel Anugerah Paseki



Umur



: 5 tahun



KASUS Seorang anak laki - laki berusia 5 tahun yang berdomisili di Kompleks perumahan TVRI, datang ke RSGM PSPDG UNSRAT untuk memeriksakan gigi belakang sebelah kanan atas yang berlubang dan pernah terasa sakit. Gigi tersebut mulai berlubang dan sakit sekitar 1 tahun yang lalu, sekarang sudah tidak pernah sakit lagi. Tanggal : 6 Februari 2017



Gigi yang dirawat : 55



Riwayat Kesehatan Penderita yang perlu diperhatikan : 



Riwayat penyakit menular : -







Riwayat penyakit yang diidap penderita : -







Riwayat alergi obat-obatan : -



Keluhan Utama Gigi belakang bawah kanan berlubang dan sering terselip makanan.



Riwayat Gigi Terlibat Gigi tersebut awalnya sakit dan berlubang sekitar 1-2 tahun yang lalu. Diawali dengan lubang kecil dan lama kelamaan membesar. Pasien mengeluhkan gigi terasa sakit saat makanan masuk di dalam lubang gigi tersebut. Kemudian menjadi sering sakit hingga pasien mengonsumsi obat penahan sakit berupa paracetamol. Sekarang gigi tersebut sudah tidak sakit. 



Gejala Subjektif Rasa sakit : 1







Pemeriksaan Objektif  Pembengkakan ekstra oral



: (-)



 Pembengkakan intra oral



: (-)



 Fistula



: (-)



 Gigi karies



: karies mencapai pulpa



 Gigi perforasi



: oleh karena karies



 Gigi berubah warna



: (-)



 Perkusi (-), Tekanan (-), Palpasi (-)  Gigi goyang



: (-)



 Pembesaran kelenjar



: (-)



 Jaringan lunak sensitif pada palpasi : (-)







 Fraktur pada mahkota



: (+) di sisi palatal gigi 55



 Karang gigi



: (-)



 Gingiva di sekitar gigi



: (-)



 Polip



: (-)



 Tes termal



: (-)



 Tes kavitas



: (-)



Diagnosis Klinik : Gigi 55 Nekrosis pulpa







Rencana Perawatan Pulpektomi nonvital gigi sulung.







Gambaran Klinis Foto klinis gigi 55 sebelum perawatan



2



Foto Rontgen Periapikal Gigi :



Hasil interpretasi radiografis, terlihat kualitas foto kurang baik namun masih dapat diinterpretasikan., gambaran radiografis diperoleh gigi 55 tampak radiolusen di distooklusal hingga ke pulpa yang menunjukkan perjalanan karies dari gigi tersebut hingga menyebabkan ruang pulpa terbuka. Bentuk akar distal dan mesial, terlihat melengkung pada akar dekat bifurkasi, dengan panjang yang kurang lebih hampir sama. Daerah periapikal tampak tidak terdapat lesi pada akar distal maupun mesial dan palatal. Tidak terjadi resorpsi bagian akar maupun bifurkasinya.







Prognosis Baik, karena gigi tidak goyang dan masih dapat ditumpat, belum ada perforasi saluran akar, jaringan pendukung sekitar gigi dalam keadaan baik, pasien kooperatif dan kesehatan umunya baik.



No. 1



Alat dan bahan Masker, hanscoen, celemek



Fungsi dan kegunaan Alat proteksi diri/universal precautions yang dapat mencegah infeksi silang



2



Nierbekken dan diagnostic set Wadah



instrumen



dan



armamentarium



untuk



pemeriksaan objektif demi menentukan diagnosa penyakit



3



3



Contra angle handpiece (Low Alat untuk preparasi gigi speed dan High speed) beserta matabur



4



Jarum Eksterpasi



Mengambil jaringan pulpa/jaringan nekrotik



5



K-file 15-35



Menghaluskan dinding saluran akar, mengambil jaringan keras selama pelebaran saluran akar



6



Spatula semen



Untuk mencampur bahan pengisi saluran akar dan bahan tumpatan



7



Semen stopper



Untuk meratakan tumpatan yang sudah diaplikasikan pada gigi



8



Bite block



Membantu menahan rahang/stabilitas rahang saat membuka



mulut



selama



tindakan,



mencegah



terjadinya trauma TMJ 9



Glass lab



Wadah untuk mencampur bahan pengisi saluran akar dan bahan tumpatan



10



Dappen glass



Tempat alkohol, sterilisasi bur dan alat kecil lainnya



11



Plastic filling instrument



Mengaplikasikan bahan tumpatan pada gigi



12



Kapas



Untuk



membersihkan,



mengeringkan,



dan



mengaplikasikan bahan kedokteran gigi 13



Paper point No. 15-35



Mengeringkan saluran akar



14



Aquades



Larutan untuk mengirigasi saluran akar yang telah dipreparasi dan dibersihkan dari sisa jaringan nekrotik



15



Caviton



Bahan tumpatan sementara



16



H2O2 3%



Larutan



desinfektan



membersihkan/sterilisasi



untuk saluran



mengirigasi, akar



dari



sisa



jaringan nekrotik juga bersifat bakterisid untuk membunuh bakteri anaerob. 17



Zn(PO)4 Cement



Tumpatan sementara pada kavitas dan tekanan kunyah yang tidak terlalu besar.



4



18



Glass Ionomer Cement Fuji Bahan tumpatan permanen untuk menumpat gigi IX



sulung yang telah selesai dilakukan perawatan. Keuntungannya berupa biokompabilitas yang baik dengan jaringan keras gigi.



19



CHKM



(Chlorophenol Larutan medikamen untuk membersihkan/sterilisasi



Kamphor Menthol)



saluran akar dari sisa jaringan nekrotik juga bersifat bakteriostatik untuk menghambat bakteri anaerob. Merupakan antibakteri spektrum luas dengan masa aktif 1 hari.



20



Chresophene



Larutan medikamen untuk mensterilkan saluran akar dari sisa jaringan nekrotik, juga bersifat bakteriostatik untuk menghambat bakteri anaerob. Merupakan antibakteri yang paling kuat dengan masa aktif 3-5 hari.



21



ZOE (Zinc Oxide Eugenol)



Bahan pengisi saluran akar yang paling sering digunakan pada gigi sulung dan bahan tersebut dapat teresorbsi secara fisiologis bersama akar gigi sulung



22



Alkohol 70%



Larutan



antiseptik



untuk



tindakan



untuk



tindakan



pencegahan/profilaksis 23



Povidone iodine



Larutan



antiseptik



pencegahan/profilaksis maupun asepsis daerah kerja 24



Cotton roll dan cotton pellet



Digunakan untuk mengisolasi daerah kerja dari kontaminasi saliva



25



Articulating paper



Untuk mengecek oklusi gigi



26



Jarum Lentulo



Untuk memasukkan bahan pengisi saluran akar ke saluran akar



27



Syringe disposable 3ml



Untuk mendepositkan laritan irigasi ke dalam saluran akar



5



TAHAP PERAWATAN



1



Pemeriksaan dan pengisian kartu status (6 Februari 2017) Melakukan anamnesa dan pengisian kartu status bagian pedodonsia. Pemeriksaan klinis : Perkusi (-), Palpasi (-), Sondasi (-) Jaringan karies dibersihkan dengan menggunakan excavator Foto intraoral keadaan gigi sebelum perawatan Pengambilan foto rontgen diagnosis Instruktur : drg. Icha Dilapanga



TAHAP PERAWATAN SELANJUTNYA A. Kunjungan Pertama (20 – 4 – 2017) 1.



Sebelum tindakan perawatan dimulai, dilakukan DWP untuk memperoleh perhitungan panjang kerja berdasarkan rumus: 𝐋𝐞𝐛𝐚𝐫 𝐦𝐚𝐡𝐤𝐨𝐭𝐚 𝐠𝐢𝐠𝐢 𝐱 𝐏𝐚𝐧𝐣𝐚𝐧𝐠 𝐚𝐤𝐚𝐫 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐟𝐨𝐭𝐨 𝐫𝐨𝐧𝐭𝐠𝐞𝐧 𝐋𝐞𝐛𝐚𝐫 𝐦𝐚𝐡𝐤𝐨𝐭𝐚 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐟𝐨𝐭𝐨 𝐫𝐨𝐧𝐭𝐠𝐞𝐧



𝐏𝐚𝐧𝐣𝐚𝐧𝐠 𝐚𝐤𝐚𝐫 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫𝐧𝐲𝐚 =



Panjang kerja = Panjang akar sebenarnya – 1 mm1



Lebar mahkota gigi sebenarnya = 8 mm Lebar mahkota gigi pada foto rontgen = 7 mm Panjang akar sisi mesial pada foto rontgen = 9 mm Panjang akar sisi distal pada foto rontgen = 11 mm Panjang akar sisi palatal pada foto rontgen = 5 o Panjang akar mesial =



8𝑥9 7



= 10,2 𝑚𝑚 = 10 mm



Panjang kerja: 10,2 – 1 mm = 9,2 mm = 9 mm o Panjang akar distal =



8 𝑥 11 7



= 12,5 𝑚𝑚



Panjang kerja: 12,5 mm – 1 mm = 12,5 mm o Panjang akar palatal =



8𝑥5 7



= 5,7 𝑚𝑚



Panjang kerja: 5,7 mm – 1 mm = 4,7 mm = 4,5 mm 6



2.



Isolasi daerah kerja terlebih dahulu menggunakan cotton roll dan saliva ejector.



3.



Atap pulpa gigi 55 dibuka menggunakan bur bulat kemudian dilakukan pencarian sampai orifice dari gigi yang akan dirawat ditemukan.



4.



Setelah orifice ditemukan jaringan nekrotik dikeluarkan dengan jarum eksterpasi dan dilakukan preparasi menggunakan K-File nomor 15 diakhiri dengan K-File nomor 35 (sesuai dengan panjang kerja). Selama prosedur pembersihan jaringan nekrotik dan pergantian file, dilakukan irigasi dan rekapitulasi dengan file terakhir untuk menghindari tersumbatnya saluran akar. Irigasi dilakukan dengan H2O2 3% dan aquades yang dipakai secara bergantian kemudian dikeringkan dengan cotton pellet dan paper point.2,3,4



5.



Setelah pembersihan saluran akar selesai dilakukan, ruang pulpa diisi dengan cotton pellet yang telah dibasahi sedikit dengan bahan medikamen berupa ChKM. Saluran akar kemudian ditutup dengan caviton. pasien diminta untuk kembali 7 hari kemudian.2,3,4



6.



Diberikan instruksi pada pasien untuk tidak menguyah pada gigi tersebut selama 1 jam pertama. (Instruktur: drg. Grace Sondakh, MARS)



B. Kunjungan Kedua (13 – 6 – 2017) 1. Pemeriksaan subjektif (-) dan objektif perkusi (-), palpasi (-), tekanan (-). 2. Dilakukan isolasi daerah kerja dengan menggunakan cotton roll dan saliva ejector. 3. Tumpatan sementara (caviton) dibongkar dan dibersihkan. 4. Saluran akar dilakukan dirigasi kembali menggunakan H2O2 3% dan aquades 5. Mengganti bahan obat sterilisasi (rotation of medication) dengan Chresophene. Ditutup kembali dengan tumpatan sementara (caviton). pasien diminta untuk datang kembali 7 hari kemudian.3,5 6. Diberikan instruksi pada pasien untuk tidak menguyah pada gigi tersebut selama 1 jam pertama. (Instruktur: drg. Ica Dilapanga)



7



C. Kunjungan Ketiga (20 – 6 – 2017) 1. Pemeriksaan subjektif (-) dan objektif perkusi (-), palpasi (-), tekanan (-). 2. Dilakukan isolasi daerah kerja dengan menggunakan cotton roll dan saliva ejector. 3. Tumpatan sementara (caviton) kemudian dibongkar dan dibersihkan. 4. Saluran akar dilakukan dirigasi kembali menggunakan H2O2 3% dan aquades. 5. Mengganti bahan obat sterilisasi (rotation of medication) dengan ChKm. Ditutup kembali dengan tumpatan sementara (caviton). pasien diminta untuk datang kembali 7 hari kemudian.3,5 6. Diberikan instruksi pada pasien untuk tidak menguyah pada gigi tersebut selama 1 jam pertama. (Instruktur: drg. Ica Dilapanga)



D. Kunjungan Keempat (29 – 6 – 2017) 1.



Pemeriksaan subjektif (-) dan objektif perkusi (-), palpasi (-), tekanan (-).



2.



Dilakukan isolasi daerah kerja dengan cotton roll dan saliva ejector.



3.



Tumpatan sementara (caviton) dibongkar dan dibersihkan.



4.



Pemeriksaan keadaan saluran akar dengan cotton pellet dan paper point menunjukan saluran akar dalam keadaan kering dan tidak berbau pus, maka dilanjutkan dengan tahap obturasi. Saluran akar diirigasi menggunakan H2O2 3% dan aquades kemudian keringkan dengan paper point.



5.



Saluran akar diisi dengan bahan pengisi yaitu Zinc Oxide Eugenol (ZnOE)4,5 dengan cara dicampur sampai konsistensi agak padat, kemudian ditekan-tekan menggunakan semen stopper.



6.



Zinc phosphate cement digunakan sebagai tumpatan sementara.



7.



Kemudian dilakukan rontgen foto untuk melihat hasil pengisian.5,6,7



8.



Pasien diinstruksi untuk datang kontrol 7 hari kemudian. (Instruktur: drg. Grace Sondakh, MARS)



8



Foto rontgen periapikal gigi pasca obturasi



Hasil rontgen menunjukkan ruang pulpa dan saluran akar sudah terisi dengan ZnOE, tetapi tidak terisi sempurna sampai apeks gigi yang kemungkinan terjadi karena bahan pengisi yang konsistensinya kurang tepat atau terlalu kental. Pada ketiga akar, ZnOE terisi sekitar 1 mm dari permukaan orifice gigi 55. (Instruktur: drg. Ervina Welang)



(A) Jaringan pulpa dalam saluran akar diambil dengan jarum eksterpasi. (B) Saluran akar dilebarkan dengan file. (C) Saluran akar dikeringkan dengan paper point. (D) Saluran akar diisi dengan bahan pengisi saluran akar, di atas bahan pengisi diletakkan dasar semen, kemudian gigi ditumpat permanen. 9



E. Kunjungan Pasca Obturasi (18 – 7 – 2017) 1. Dilakukan kontrol pasca obturasi. 2. Pemeriksaan subjektif tidak ada keluhan, pemeriksaan objektif sondasi (-), perkusi (-), palpasi (-). 3. Dilakukan isolasi daerah kerja dengan cotton roll dan saliva ejector. 4. Tumpatan sementara berupa Zinc phosphate cement kemudian dibongkar sampai tersisa ±1 mm sebagai lapisan dasar. Kemudian kavitas dibersihkan dengan cotton pellet. 5. Kavitas ditutup dengan tumpatan permanen GIC Fuji IX. 6. Cek oklusi menggunakan articulating paper. 7. Pasien diminta datang kembali untuk kontrol 7 hari kemudian. (Instruktur: drg. Grace Sondakh, MARS)



Foto klinis gigi setelah tumpat permanen. F. Kontrol (25 – 7 – 2017) 1.



Evaluasi klinis dilakukan 1 minggu setelah perawatan. Pemeriksaan subjektif tidak ada keluhan, pemeriksaan objektif sondasi (-), perkusi (-), palpasi (-), gigi tidak goyang serta gingival disekitar gigi tampak normal.



2.



Pemberian DHE pada orang tua pasien untuk membantu menjaga kebersihan gigi dan mulut pasien. (Instruktur: drg. Grace Sondakh, MARS)



10



Foto klinis gigi sebelum dan setelah perawatan.



Referensi : 1. Abognah, A. Department Of Conservative Dentistry and Endodontics. Irrigation and Intra Canal Medications. 2013. p.23-25 2. Americans Association Of Endodontists. Root Canal Irrigants and Disinfectans, Winter, 2011. p.4-5. 3. Budiyanti, E.A, , Perawatan Endodontik Pada Anak, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.2012. hal. 5. 4. Cameron A, Widmer R. Handbook of Pediatric Dentistry. Mosby. p.90. 5. Nurhayati, S. Perawatan pulpa gigi sulung dan permanen muda pada anak-anak. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Makassar. 2014. h.66-68. 6. Senjaya, T. Perawatan pulpa pada gigi anak. Universitas Padjajaran. Bandung. 2011. h.9-12 7. Tarigan, R. Perawatan pulpa gigi (Endodonti), Ed Ke-2. Jakarta: EGC. 2006. h.129-130



11