Deskripsi Diri [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DESKRIPSI DIRI GURU INKLUSI BERPRESTASI PENDIDIKAN MENENGAH (SMA/SMK) TINGKAT NASIONAL TAHUN 2018



Nama Peserta



: LUH EKA YANTHI, M.Pd



Sekolah Asal



: SMK Negeri 3 Singaraja



Alamat Sekolah



: Jalan Gempol-Banyuning, Buleleng



Provinsi



: BALI



A. Profil Diri Sebagai seorang guru mata pelajaran Fisika di sekolah inklusif selama 7 tahun, banyak karakteristik siswa yang sudah saya ajar, baik siswa dengan kebutuhan khusus maupun siswa non-berkebutuhan khusus. Sebagai Sekolah Menengah Kejuruan yang melaksanakan pendidikan inklusif dengan visi sekolah yaitu, menghasilkan tamatan SMK yang berkompetensi global berbasis IPTEK dan keunggulan lokal serta misi sekolah yaitu, melaksanakan pembelajaran berbasis IPTEK dan keunggulan lokal, menumbuhkembangkan semangat berkompetisi secara sehat dalam prestasi akademik dan non akademik, dan menghasilkan tamatan yang kompeten dan berbudi pekerti luhur, tentunya banyak tantangan yang dihadapi dalam memfasilitasi semua siswa terutama bagi siswa berkebutuhan khusus. Stigma masyarakat terhadap siswa berkebutuhan khusus membuat anak dengan kebutuhan khusus mengalami krisis kepercayaan diri, kurikulum dan lembaga pendidikan yang terpisah dengan anak regular membuat tembok pemisah tersendiri bagi anak berkebutuhan khusus. Peran serta guru mutlak diperlukan dalam memfasilitasi berbagai kebutuhan pendidikan bagi siswa berkebutuhan khusus dalam kelas asuhannya. Sebagai seorang guru mata pelajaran dengan berbagai karakteristik siswa, baik secara fisik maupun psikis,



guru



dituntut



memiliki



kemampuan



untuk



mengidentifikasi



dan



mengassesment semua siswa asuhannya, guru harus mampu memilih strategi pembelajaran yang paling sesuai diterapkan dalam kelas asuhan. Sebagai seorang guru umum yang ditunjuk sebagai GPK disekolah penyelenggara inklusif (SMK Negeri 3 Singaraja) berbagai jenis layanan harus mulai saya pelajari untuk membantu kebutuhan siswa dengan karakteristik berbeda-beda. Kerjasama dengan berbagai pihak pendidikan dijalin secara serempak dan berkesinambungan guna mencapai



hasil optimal yang diharapkan pendidikan, sehingga seluruh peserta didik dapat terlayani dengan maksimal. Layanan pendidikan inklusif memberikan kesempatan kepada seluruh guru untuk mengembangkan potensinya dalam memahami psikologi peserta didik. Saya sebagai salah satu guru yang melayani siswa berkebutuhan khusus dalam kelas inklusf pada awalnya banyak menghadapi hambatan, seperti kekurangpahaman terhadap hakikat pendidikan inklusif itu sendiri, keterbatasan pengetahuan tentang karakteristik anak berkebutuhan khusus, serta minimnya pengetahuan tentang model pembelajaran inovatif yang dapat dikembangkan untuk memfasilitasi semua siswa utamanya siswa dengan kebutuhan khusus. Hambatan ini tidak membuat saya patah semangat dalam menggali seluruh potensi diri, dengan bantuan dan kerjasama berbagai pihak, lambat laun mulai terjalin komunikasi yang intensif dengan berbagai pihak terkait, sehingga hambatan yang dihadapi dapat dicarikan solusi terbaik seperti mengikuti pelatihan guru inklusif yang diadakan oleh Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan, menambah berbagai sumber bacaan yang terkait dengan pendidikan inklusif, dan kerjasama dengan berbagai pihak sesuai kebutuhan dalam pelaksanaan pendidikan inklusif. Upaya ini terus dilakukan dan dimaksimalkan hingga saat ini, sehingga tujuan dari penyelenggaraan pendidikan inklusif ini dapat tercapai sesuai harapan bersama yakni terwujudnya pelayanan pendidikan optimal untuk mencapai kemandirian bagi anak berkebutuhan khusus.



B. Analisis Situasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK Negeri 3 Singaraja) semula bernama STM (Sekolah Teknologi Menengah) Nasional Singaraja. Sekolah ini berdiri pada tahun 1980 tepatnya pada tanggal 1 Juli 1980. Pendirian sekolah ini sepenuhnya didanai dari bantuan ABD (Asian Development Bank) kepada pihak Indonesia untuk mendirikan 51 Sekolah Teknik Menengah di wilayah Indonesia, yang mana pada awal program bantuan ini didirikan 17 Sekolah Teknik Menengah (STM) yang tersebar di pelbagai provinsi di Indonesia termasuk di Bali. Pada awal berdirinya STM Nasional Singaraja masih berstatus sebagai sekolah swasta. Pada tanggal 10 Januari 1981 bertempat di hotel Singaraja, jalan Pahlawan Singaraja, STM Nasional Singaraja diresmikan menjadi sekolah negeri dan berganti nama menjadi STM Negeri Singaraja. Acara perubahan status STM Nasional Singaraja menjadi STM Negeri Singaraja tersebut dihadiri oleh Bapak Putu Legawa,



B.A, yang pada saat itu menjabat sebagai Kepala Bidang PMK Bali, serta Bapak Wayan Catra yang merupakan Kepala STM Nasional Singaraja yang kemudian statusnya berubah menjadi STM Negeri Singaraja. Surat Keputusan pendirian STM Negeri Singaraja dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0208/0/1980, dan keputusan tersebut berlaku mulai tanggal 1 Juli 1980. Pendirian bangunan STM Negeri Singaraja dilaksanakan dari tahun 1981 sampai 1984. Pada saat itu STM Negeri Singaraja melakukan aktivitasnya dengan meminjam gedung di ST Negeri Singaraja di Jalan Surapati No. 112 Singaraja. Selama masa itu peralatan yang digunakan untuk menunjang proses pembelajaran masih sangat kurang. Setelah pembangunan gedung sekolah di jalan raya Gempol selesai, seluruh aktivitas STM Negeri Singaraja dipindahkan ke gedung baru tersebut. Sejak saat itu peningkatan sarana prasarana terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan proses pembelajaran dan sampai sekarang perlengkapan yang ada di sekolah ini sangat lengkap untuk menunjang proses pembelajaran tersebut. Saat ini SMK Negeri 3 Singaraja dipimpin oleh Drs. I Nyoman Suastika, M.Pd selaku Kepala Sekolah terhitung sejak Tgl 26 Januari 2010. Pada tanggal 10 Oktober 2005, SMK Negeri 3 Singaraja telah diakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional dengan nomor akreditasi 40/BAS/LL/2005 dengan nilai akreditasi A. Kemudian pada tanggal 11 Januari 2006, SMK Negeri 3 Singaraja memperoleh sertifikat penghargaan ISO 9000-2000 dengan nomor 01 100 059064 dari TUV Rheinland Group, dan sejak tanggal 23 juli 2007 SMK Negeri 3 Singaraja berstatus sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional dengan penerapan sistem manajemen mutu. Seteleh RSBI dicabut oleh DITPSMK pada bulan Juli 2013, SMK Negeri 3 Singaraja dinobatkan sebagai salah satu SMK BERPRESTASI Tingkat Nasional. Selanjutnya pada tahun 2014 menjadi SMK Klaster bertugas melakukan pendampingan implementasi kurikulum 2013 ke 13 SMK. Sejak tahun 2015 SMK Negeri 3 Singaraja ditunjuk sebagai sekolah pennyelenggara pendidikan inklusi. Pada tahun ajaran 2017/2018, SMK Negeri 3 Singaraja menerima 1 orang siswa berkebutuhan khusus (Tuna Rungu). Pada tahun ajaran 2018/2019, SMK Negeri 3 Singaraja menerima 1 orang siswa berkebutuhan khusus (Tuna Daksa). Kesiapan sekolah sebagai penyelenggara pendidikan inklusi telah direalisasikan dengan menunjuk beberapa guru untuk mengikuti pelatihan guru inklusi yang nantinya siap menjadi guru pendamping khusus bagi anak berkebutuhan khusus. Kerjasama dengan berbagai pihak sudah dilakukan secara optimal, seperti kerjasama yang sinkron



antara guru pengajar, guru BK, Psikolog, orang tua siswa, komite, dan pengawas sekolah. Kerjasama dengan pihak luar sekolah dijalin dengan adanya komunikasi intensif antara sekolah penyelenggara pendidikan inklusi dengan SLB Kabupaten.



C. Program Kegiatan Program yang telah dilakukan dalam meningkatkan kepedulian dan mutu layanan pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus di SMK Negeri 3 Singaraja sebagai berikut: 1. Nama dan Bentuk Program a. Nama Program: SOSIALISASI PENDIDIKAN INKLUSIF Sub Program : Pendidikan Anti Bullying b. Bentuk Program: Adapun bentuk penyelenggaraan Pendidikan inklusif (anti bullying) antara lain : Seminar Pendidikan inklusif (anti bullying), Lomba Penulisan Artikel Ilmiah PAB, lomba debat PAB berbahasa Inggris, Pembuatan slogan, Spanduk, majalah dinding yang berkaitan dengan pendidikan inklusi (anti bullying) 2. Tujuan dan Sasaran Program a. Tujuan Tujuan diadakannya pendidikan inklusi (anti bullying) ini adalah: 1. Menanamkan pemahaman dan sikap mental anti bullying disekolah, dengan menyelenggarakan pendidikan anti



bullying



melalui



pengembangan manajemen sekolah yang mengintegrasikan nilai-nilai anti bullying dalam sistem dan praktek pengelolaan sekolah. 2. Membangun sistem integritas untuk meningkatkan kesadaran warga sekolah untuk anti bullying melalui kegiatan-kegiatan kreatif. 3. Memobilisasi atau menggerakkan siswa sejak usia dini untuk saling mengingatkan dan mengkampanyekan anti bullying. 4. Mengimplementasikan nilai-nilai anti bullying dalam setiap kegiatan di sekolah.



b. Sasaran Sasaran pendidikan inklusi (anti bullying) ini adalah: Semua unsur sekolah yang terdiri dari peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan , orang tua peserta didik, komite sekolah dan unsur masyarakat. 3. Manfaat Program Dengan PAB di harapkan semua unsur pedidikan dapat : a. Mengedepankan solidaritas, prinsip kesamaan yang dapat memberikan kesamaan hak bagi seluruh peserta didik di sekolah. b. Mengedepankan keterbukaaan, prinsip yang menerima keberadaan semua siswa dengan segala kelebihan dan keterbatasannya.



D. Kendala dan Tantangan Dalam pelaksanaan program ini masih ada kendala dan tantangan yang dihadapi yakni: 1. Pendidikan Anti Bullying (PAB) ini memerlukan partisipasi dari semua unsur pendidikan, belum semua unsur pendidikan mau terlibat secara aktif, namun dengan sosialisasi yang selalu diselipkan dalam setiap agenda kegiatan sekolah lambat laun semua warga sekolah mulai sadar akan pentingnya sikap anti bullying terhadap siswa ABK. 2. Masih ada siswa yang secara sadar maupun tidak melakukan bullying baik secara verbal maupun non verbal, hal ini dapat diantisipasi dengan pemberian teguran ataupun sanksi bagi siswa yang secara sengaja masih melakukan perilaku bullying.



E. Capaian Hasil Hasil yang telah dicapai melalui program PAB ini adalah sebagai berikut: 1. Terciptanya suasana nyaman bagi seluruh warga sekolah dalam mengikuti semua aktifitas disekolah termasuk bagi siswa ABK 2. Tertanamnya nilai dan sikap solidaritas yang tinggi dan pemahaman arti keberagaman dilingkungan siswa maupun guru terhadap siswa ABK. 3. Tumbuhnya kesadaran seluruh warga sekolah bahwa semua orang unik, semua istimewa dan berhak untuk dihargai sama dalam pendidikan.



F. Harapan Harapan masa depan dalam rangka peningkatan pelayanan pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus di sekolah inklusi terkait dengan kebijakan, budaya, dan praktik adalah 1. Semakin meningkatnya partisipasi dari semua unsur pendidikan dalam sosialisasi program pendidikan inklusi dalam hal ini pendidikan anti bullying. 2. Tidak ada lagi siswa yang secara sadar maupun melakukan bullying baik secara verbal maupun non verbal. 3. Semakin meningkatnya keterlibatan dari pihak-pihak lain di luar Sekolah dan lembaga pendidikan dalam pelaksanaan pendidikan anti bullying seperti adanya kesepahaman antara pihak sekolah dengan dunia industri dalam hal penerimaan siswa berkebutuhan khusus sebagai tenaga kerja yang mandiri di perusahannya. Pendidikan Inklusi (anti bullying) yang diberikan di SMK Negeri 3 Singaraja diharapkan dapat menyelamatkan generasi muda khususnya anak berkebutuhan khusus di Singaraja dan di Indonesia pada umumnya agar menjadi generasi berjiwa solidaritas dan menerima keberagaman sebagai bagian dalam pembentukan karakter bangsa.



Mengetahui, Kepala SMK Negeri 3 Singaraja



Bali, 10 Juli 2018 Yang membuat,



Drs. I Nyoman Suastika, M.Pd NIP. 19620306 198703 1 013



Luh Eka Yanthi, M.Pd NIP. 19860215 201102 013



Lampiran Foto Kegiatan Pendidikaan anti bullying Gambar 1.



Gambar 1. diatas adalah suasana sosialisasi pengenalan SMK N 3 Singaraja sebagai salah satu sekolah penyelenggara inklusi bagi peserta didik baru, yang menekankan bahwa sekolah bebas dari tindakan bullying.



Gambar 2.



Gambar 2. diatas menunjukkan bahwa sosialisasi pendidikan anti bullying juga dilakukan pada saat upacara bendera oleh pembina upacara.



Gambar 3.



Gambar 3. diatas adalah suasana ketika rapat komite bersama orang tua siswa dalam membahas program sekolah termasuk sosialisasi pendidikan anti bullying yang dilakukan di SMK N 3 Singaraja sebagai salah satu sekolah penyelenggara pendidikan inklusif.



Gambar 4.



Gambar 4. Diatas adalah suasana koordinasi pihak sekolah bersama dunia usaha/dunia industri dalam rangka menyiapkan siswa PKL termasuk penerimaan siswa ABK di industri.



Gambar 5.



Gambar 5. Diatas adalah suasana debat dengan tema pendidikan anti bullying yang dilaksanakan bersama OSIS.



Gambar 6.



Gambar 6. diatas adalah dokumentasi guru inklusi ketika memaparkan hasil BIMTEK pembelajaran siswa berkebutuhan khusus bagi guru SMA/SMK penyelenggara pendidikan inklusif yang dilaksanakan di hotel Millenium-Jakarta.



Gambar 7.



Gambar 7. Diatas merupakan gambar siswa inklusi (Tuna rungu) yang sedang mengikuti kegiatan LDKS yang selanjutnya dilantik menjaadi salah satu pengurus OSIS SMK N 3 Singaraja, tidak ada pembatasan atas hak semua siswa dalam mengikuti organisasi ataupun kegiatan yang ada disekolah terutama bagi siswa ABK.