Dewi Nurahmayanti - 2004018 - LP Birthing Ball [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN BIRTHING BALL (Diajukan untuk melengkapi tugas PKNBT Individu)



Dosen : Ibu Lestari Puji A,S.SiT.,M.Kes Oleh ; Nama : Dewi Nurahmayanti NIM : 2004018 Kelas : Regular A



PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANG 2021



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan kesehatan dan kesempatan untuk saya sehingga laporan mengenai “ Birthing Ball “ ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas PKNBT yang dibimbing oleh Ibu Lestari Puji A,S.SiT.,M.Kes saya sebagai penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini. Semoga laporan kebidanan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan mahasiswa STIKes Karya Husada Semarang khususnya. Kritik dan saran yang membangun sangat saya butuhkan demi kesempurnaan laporan kebidanan saya selanjutnya. Besar harapan saya agar laporan kebidanan ini bisa bermanfaat bagi para bidan pada khususnya dan tenaga kesehatan pada umumnya.



Semarang, Januari 2021



Penulis



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Peran petugas kesehatan adalah memantau persalinan untuk mendeteksi dini adanya komplikasi. Nyeri persalinan dan manajemen pengelolaan nyeri tetap menjadi perhatian utama bagi wanita, keluarga, dan penyedia layanan kesehatan. Hal ini penting bagi pemberi layanan kesehatan untuk selalu menggunakan tindakan-tindakan non farmakologi untuk menghilangkan rasa nyeri persalinan (Gau & Tian S-H, 2011). Nyeri pada kala I persalinan merupakan nyeri yang berat dengan waktu yang lebih lama, untuk itu perlu diperhatikan penanganan untuk mengatasi nyeri pada kala I persalinan. Ketakutan, ketegangan, dan ansietas sangat diperburuk oleh nyeri (Tournaire & TheauYonnaeau, 2017). Upaya untuk menghilangkan rasa nyeri persalinan bisa dengan menggunakan metode farmakologi maupun non farmakologi. Mengingat potensi efek samping pada ibu dan janin, penggunaan metode farmakologi berupa analgesik dan anestesi memungkinkan untuk tidak menjadi pilihan pertama untuk persalinan. Banyak wanita bersalin yang berkeinginan untuk menghindari nyeri dengan meminimalkan penggunaan metode farmakologi (Gau & Tian S-H, 2011). Manajemen nyeri secara non farmakologi lebih efektif dibanding dengan metode farmakologi yaitu bersifat murah, simpel efektif, dan tanpa efek yang merugikan. Asuhan sayang ibu dalam kala I juga harus diberikan, salah satunya adalah memberikan teknik relaksasi pada kala I yaitu dengan pernapasan, posisi ibu dan pijat. Salah satu teknik relaksasi dan tindakan non farmakologis dalam penanganan nyeri saat persalinan dengan menggunakan birth ball yang juga biasa dikenal dalam senam pilates sebagai fitball, swiss ball dan petzi ball (Baston, 2011). Birth ball adalah bola terapi fisik yang membantu ibu inpartu kala I ke posisi yang membantu kemajuan persalinan. Sebuah bola terapi fisik yang membantu kemajuan persalinan dan dapat digunakan dalam berbagai posisi. Salah satu gerakannya yaitu



dengan duduk di bola dan bergoyang-goyang membuat rasa nyaman dan membantu kemajuan persalinan dengan menggunakan gravitasi sambil meningkatkan pelepasan endorfin karena elastisitas dan lengkungan bola merangsang reseptor di panggul yang bertanggung jawab untuk mensekresi endorfin (Gau & Tian S-H, 2011). B. Rumusan Masalah Apakah teknik birthing ball dapat mengatasi rasa nyeri persalinan? C. Tujuan 1. Umum Untuk mengetahui konsep umum birthing ball terhadap persalinan 2. Khusus a. Untuk mengetahui konsep dasar persalinan b. Untuk mengetahui konsep dasar birthing ball D. Manfaat 1. Bagi Institusi Sebagai sumber bacaan dan referensi bagi perpustakaan mengenai terapi alternatif yang dapat digunakan untuk nyeri persalinan 2. Bagi Pembaca Dapat menambah wawasan dalam rangka mengatasi nyeri persalinan menggunakan teknik birthing ball 3. Bagi Penulis Agar dapat menambah wawasan khususnya mengenai latihan birthing ball untuk mengatasi nyeri persalinan



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A. Konsep Persalinan 1. Definisi Persalinan Persalinan adalah proses alamiah yang dialami perempuan, merupakan pengeluaran hasil konsepsi yang telah mampu hidup diluar kandungan melalui beberapa proses seperti adanya penipisan dan pembukaan serviks, serta adanya kontraksi yang berlangsung dalam waktu tertentu tanpa adanya penyulit (Rohani, 2014). Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal dalam kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi ibu dan keluarga. Peran ibu adalah melahirkan bayinya, sedangkan peranan keluarga adalah memberikan bantuan dan dukungan pada ibu ketika terjadi persalinan (Sumarah, 2010). Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri), yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lahir. 2. Sebab-sebab mulainya persalinan Sebab-sebab mulainya persalinan belum diketahui secara pasti. Banyak factor yang memegang peranan dan bekerjasama sehingga terjadi persalinan. Beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab persalinan ialah : a. Penurunan kadar progesterone Menjelang



persalinan, progesteron tubuh menurun dan estrogen



meningkat. Pada trimester ketiga, progesterone dan prostaglandin banyak terdapat di myometrium. Progesterone menyebabkan relaksasi pada myometrium, sedangkan estrogen menyebabkan kontraksi myometrium dan prodeksi prostaglandin. b. Teori oxytocin



Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah oleh karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim. Oksitosin merupakan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari yang berperan penting yang menyebabkan onset persalinan dan mempertahankan kontraksi uterus selama proses persalinan. c. Ketegangan otot Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung, bila dindingnya terenggang oleh kerena isinya. d. Coristol Hormone coristol diproduksi dalam kelenjar adrenal janin sebelum persalinan dan menyebabkan onset persalinan dengan meningkatkan produksi estrogen dari plasenta. Hormone ini menyebabkan uterus menjadi lebih sensitif terhadap oksitosin dan prostaglandin. e. Plasenta menua Penuaan plasenta menyebabkan insufisiensi nutrisi ke fetus. f. Teori prostaglandin Prostaglandin menyebabkan jaringan serviks lebih lunak, tipis dan membuka saat persalinan. Hormone ini banyak dijumpai pada darah ibu dan janin, dan cairan amnion pada akhir kehamilan dan selama proses persalinan. 3. Tanda dan Gejala Persalinan Tanda dan Gejala persalinan sebagai berikut (Rohani, 2014) : a. Timbul rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur. b. Keluar lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih banyak karena robekan kecil pada serviks. Sumbatan mukus yang berasal dari sekresi servikal dari proliferasi kelenjar mukosa servikal pada awal kehamilan, berperan sebagai barier protektif dan menutup servikal selama kehamilan. Bloody show adalah pengeluaran dari mukus. c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya. Pemecahan membran yang normal terjadi pada kala I persalinan. Hal ini terjadi pada 12% wanita, dan lebih dari 80% wanita akan memulai persalinan secara spontan dalam 24 jam.



d. Pada pemeriksaan serviks dalam: serviks mendatar dan pembukaan telah ada. Berikut ini adalah perbedaan penipisan dan dilatasi serviks antara nulipara dan multipara : -



Nulipara Biasanya sebelum persalinan, serviks menipis sekitar 50-60% dan pembukaan sampai 1 cm dan dengan dimulainya persalinan, biasa nya ibu nulipara mengalami penipisan serviks 50-100%, kemudian mulai terjadi pembukaan.



-



Multipara Pada multipara sering kali serviks tidak menipis pada awal persalinan, tetapi hanya pembukaan 1-2 cm. biasanya pada mutipara serviks akan membuka, kemudian diteruskan dengan penipisan.



e. Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit) Sifat His persalinan : Pinggang terasa sakit yang menjalar ke depan, Sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatan nya makin besar dan Mempunyai pengaruh terhadap pembukaan serviks serta Makin beraktifitas (jalan), kekuatan makin bertambah 4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan ialah sebagai berikut : a. Power (Tenaga/Kekuatan) Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his, kontraksi, otot-otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari ligament. Kekuatan primer yang diperlukan dalam persalinan adalah His, sedangkan sebagai kekuatan sekundernya adalah tenaga meneran ibu. His (Kontraksi Uterus) His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Pada bulan terakhir dari kehamilan dan sebelum persalinan dimulai, sudah ada kontraksi rahim yang disebut his. His dibedakan sebagai berikut : -



His pendahuluan atau his palsu (false labor pains), yang sebetulnya hanya merupakan peningkatan dari kontraksi dan Braxton Hicks. His pendahuluan ini bersifat tidak teratur dan menyebabkan nyeri di perut bagian bawah dan lipat paha, tidak menyebabkan nyeri yang memancar dari pinggang ke perut bagian bawah seperti his persalinan. Lamanya kontraksi pendek dan tidak bertambah kuat bila ibu berjalan, bahkan sering berkurang. His pendahuluan



tidak bertambah kuat dengan majunya waktu, bertentangan dengan his persalinan yang makin lama makin kuat. Hal yang paling penting adalah his pendahuluan tidak mempunyai pengaruh pada serviks. -



His persalinan Walaupun his merupakan suatu kontraksi dari otot-otot rahim yang fisiologis, akan tetapi bertentangan dengan kontraksi fisiologis lainnya dan bersifat nyeri. Perasaan nyeri tergantung juga pada ambang nyeri dari penderita, yang ditentukan oleh kondisi jiwanya. Kontraksi rahim yang bersifat otonom, artinya tidak dipengaruhi oleh kemauan namun dapat dipengaruhi dari luar, misalnya rangsangan oleh jari-jari tangan.



b. Passage (Jalan Lahir) Jalan lahir terdiri atas panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat, dasar panggul, vagina dan introitus. Janin harus berhasil menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relative kaku, oleh karena itu ukuran dan bentuk panggul harus ditentukan sebelum persalinan dimulai. Jalan lahir terbagi atas bagian keras : tulang-tulang panggul dan bagian lunak : uterus, otot dasar panggul dan perineum c. Passanger (Janin dan Plasenta) Cara penumpang (passenger) atau janin bergerak disepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa factor yaitu ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap dan posisi janin. Plasenta juga harus melalui jalan lahir sehingga juga dapat dianggap sebagai penumpang yang menyertai janin. Namun, plasenta jarang menghambat proses persalinan pada kelahiran normal. Janin dapat mempengaruhi jalannya kelahiran karena ukuran dan presentasinya. Kepala banyak mengalami cedera pada persalinan sehingga dapat membahayakan hidup dan kehiduppan janin. Pada persalinan, oleh karena tulang-tulang masih dibatasi fontanel dan sutura yang belum keras, maka pinggir tulang dapat menyisip antara tulang satu dengan tulang yang lain yang disebut moulage/molase sehingga kepala bayi bertambah kecil. Biasanya apabila kepala janin sudah lahir, maka bagian-bagian lain dari janin akan dengan mudah menyusul. d. Psikis (Psikologis) Banyak wanita normal bisa merasakan kegairahan dan kegembiraan saat merasa kesakitan di awal menjelang kelahiran bayinya. Perasaan positif ini berupa



kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-benar terjadi realitas “kewanitaan sejati”, yaitu munculnya rasa bangga bias melahirkan atau memproduksi anak. Khususnya rasa lega itu berlangsung bila kehamilannya mengalami perpanjangan waktu, mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu “keadaan yang belum pasti” sekarang menjadi hal yang nyata. e. Penolong Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin, dalam hal ini tergantung dari kemampuan dan kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan. B. Birth Ball 1. Definisi Birth Ball Birth ball adalah terapi fisik atau latihan sederhana menggunakan bola. Kata birth ball dapat diartikan ketika latihan dengan menggunakan bola diterapkan untuk ibu hamil, ibu melahirkan dan ibu pasca melahirkan (Oktifa, dkk. 2012). Teknik birth ball merupakan salah satu cara yang dapat di aplikasikan oleh ibu hamil untuk memperoleh ketenangan saat menghadapi kehamilan dan persalinan (Ilmiasih, 2010). Birthball (bola kelahiran) adalah bola terapi fisik yang membantu ibu inpartu kala I ke posisi yang membantu kemajuan persalinan. Sebuah bola terapi fisik dapat digunakan dalam berbagai posisi. Dengan duduk di bola dan bergoyanggoyang membuat rasa nyaman dan membantu kemajuan persalinan dengan menggunakan gravitasi, sambil meningkatkan pelepasan endorphin karena elastisitas dan lengkungan bola merangsang reseptor di panggul yang bertanggung jawab untuk mengsekresi endorphin (Maurenne, 2005). 2. Tujuan Terapi Birth Ball Tujuan dilakukannya terapi Birth ball adalah untuk (Aprilia, 2011) : a. Birthing Ball atau dikenal dengan bola persalinan telah digunakan selama bertahun-tahun oleh terapis fisik dalam berbagai cara untuk mengobati gangguan tulang dan saraf, serta untuk latihan. Sedangkan untuk kehamilan dan proses



persalinan, bola ini akan merangsang reflex postural. Duduk diatas Birthing Ball akan membuat ibu merasa lebih nyaman. b. Duduk diatas bola sambil mendorong seperti melakukan ayunan atau membuat gerakan memutar panggul, dapat membantu proses penurunan janin. Bola memberikan dukungan pada perineum tanpa banyak tekanan dan membantu menjaga janin sejajar di panggul. Posisi duduk diatas bola, diasumsikan mirip dengan berjongkok membuka panggul, sehingga membantu mempercepat proses persalinan. c. Gerakan lembut yang dilakukan diatas bola sangat mengurangi rasa sakit saat kontraksi. Dengan bola ditempatkan di tempat tidur, ibu bisa berdiri dan bersandar dengan nyaman diatas bola, mendorong dan mengayunkan panggul untuk mobilisasi. Ibu juga dapat berlutut dan membungkuk dengan berat badan tertumpu diatas bola, bergerak mendorong panggul yang dapat membantu bayi berubah ke posisi yang benar (belakang kepala), sehingga memungkinkan kemajuan proses persalinan menjadi lebih cepat. d. Goyang panggul menggunakan birth ball dapat memperkuat otot-otot perut dan punggung bawah. e. Mengurangi tekanan pada pembuluh darah di daerah sekitar rahim, dan tekanan di kandung kemih. f. Terapi birth ball ini akan membuat Ligamentum atau otot disekitar panggul lebih relaks, meningkatkan proses pencernaan dan mengurangi keluhan nyeri di daerah pinggang, inguinal, vagina dan sekitarnya. g. Membantu kontraksi rahim lebih efektif dalam membawa bayi melalui panggul jika posisi ibu bersalin tegak dan bisa bersandar ke depan. h. Tekanan dari kepala bayi pada leher rahim tetap kostan ketika ibu bersalin diposisi tegak, sehingga dilatasi (pembukaan) serviks dapat terjadi lebih cepat. i. Bidang luas panggul lebih lebar sehingga memudahkan kepala bayi turun ke dasar panggul. 3. Indikasi dan Kontraindikasi Terapi Birth Ball a. Indikasi -



Ibu inpartu yang merasakan nyeri



-



Pembukaan yang lama lebih dari 2 jam di setiap pembukaan



-



Penurunan kepala bayi yang lama



b. Kontraindikasi -



Janin malpresentasi



-



Perdarahan antepartum



-



Ibu hamil dengan hipertensi



-



Penurunan kesadaran



4. Persiapan a. Alat dan bahan -



Lembar observasi latihan. TTV dan DJJ



-



Alat pemeriksaan tanda-tanda vital



-



Alat pemeriksaan DJJ (Doppler)



-



Bola Ukuran bola disesuaikan dengan tinggi badan ibu hamil. Ibu hamil dengan tinggi badan < 160-170 cm dianjurkan menggunakan bola dengan diameter 55-65cm. wanita dengan tinggi badan 170cm cocok menggunakan bola dengan diameter 75cm.



-



Karpet anti selip



b. Lingkungan Lingkungan yang nyaman dan kondusif dengan penerangan yang cukup merangsang turunnya stress pada ibu. Pastikan lantai yang digunakan untuk terapi birth ball tidak licin. Privasi ruangan membantu ibu hamil termotivasi dalam latihan birth ball. Dengan lingkungan yang mendukung tersebut mengoptimalkan keefektifan dari latihan ini yaitu nyeri yang dirasakan ibu berkurang bahkan hilang sehingga ibu dapat focus pada kelahiran bayinya. c. Peserta latihan Peserta latihan adalah ibu yang akan melahirkan yang mengalami nyeri menjelang persalinannya. Ibu diharapkan latihan dengan kondisi yang tidak capek dan tidak dalam keadaan gelisah akibat nyeri yang hebat. Jika ibu dalam kondisi capek maka tenaga yang terkuras semakin banyak dan mengalami kecapekan saat



meneran. Keadaan gelisah menghambat konsentrasi ibu dalam meredakan nyerinya. 5. Teknik Dan Cara Melakukan Birthing Ball a. Tahap Pra Interaksi 1.) Memperkenalkan diri kepada klien. 2.) Menyiapkan kondisi lingkungan yang nyaman untuk melakukan perlakuan. 3.) Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada klien. Bidan atau therapis akan melakukan latihan birthing ball bersama ibu hamil yang sebelumnya akan dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan denyut jantung janin terlebih dahulu. b. Tahap Orientasi 1.) Menjelaskan tahapan yang akan dilakukan saat melakukan latihan birthing ball mencakup tahap awal, tahap inti dan tahap akhir. 2.) Menjelaskan lama waktu melaksanakan latihan yaitu selama 30 menit. 3.) Meminta kepada klien untuk menggunakan pakaian yang nyaman untuk mempermudah latihan birthing ball. 4.) Berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya jika ada penjelasan yang kurang jelas. c. Tahap kerja Anjurkan klien, untuk : 1.) Duduklah dengan mencari posisi ternyaman, pantulkan bola dengan posisi duduk minimal 10 kali. 2.) Lakukan putaran dengan posisi duduk, 10 kali ke kanan dan 10 kali ke kiri. 3.) Lakukan gerakan maju mundur, masing-masing 10 kali. 4.) Lakukan gerakan goyang ke samping minimal 10 kali. 5.) Lakukan gerakan posisikan kaki setengah maju, gerakkan badan maju mundur kekanan 10 kali dan kekiri 10 kali secara bergantian 6.) Rentangkan tangan ke atas kanan dan kiri masing-masing 10 kali. 7.) Atur posisi untuk menungging, dengan posisi kepala bersandar ke bola lakukan tarik nafas tarik punggung ke atas dan buang kebawah dengan teratur.



8.) Atur posisi menungging, dengan posisi kepala bersandar kebola lakukan tarik nafas tarik bokong putaran ke kanan dan kekiri. 9.) Posisikan tangan diangkat ke atas sambil bernafas dengan hidung dan keluarkan udara melalui mulut. 10.)



Setelah itu gentian tangan disatukan dibagian bawah, sambil bernafas



dengan hidung dan keluarkan udara melalui mulut. 11.)



Rilexkan tubuh dnegan gaya menungging jangan sampai menekan bagian



perut ke arah depan dan belakang. d. Tahap Terminasi 1.) Evalusai pemahaman ibu apakah ibu merasa kesulitan atau merasa terlalu lelah dengan latihan yang dilakukan. 2.) Setelah ibu merasa rileks 5 sampai 10 menit pasca melakukan latihan, periksa kembali TTV dan denyut jantung janin.



BAB III ASKEB 7 LANGKAH VARNEY



MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “S” GI P0 A0 UMUR KEHAMILAN 39 MINGGU 4 HARI DENGAN INPARTU KALA I FASE AKTIF DI PUSKESMAS MANYARAN I.



PENGKAJIAN Dilaksanakan pada : Hari / tanggal



: Rabu,15 Agustus 2020



Jam



: 08.00 WIB



Tempat



: Puskesmas Manyaran



LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR A. IDENTITAS ISTRI/SUAMI Nama



: Ny “S” / Tn “R”



Umur



: 28 tahun / 28 tahun



Pendidikan



: SMA / SMA



Pekerjaan



: Wiraswasta / Wiraswasta



Agama



: Islam / Islam



Suku



: bugis / jawa



Alamat



: Semarang



Lama menikah



: ± 1 tahun



B. DATA BIOLOGIS 1. Alasan kunjungan



: Ibu merasakan sakit perut dan nyeri tembus belakang



2. Keluhan utama



: Ibu mengatakan perutnya terasa sakit disertai nyeri



tembus belakang 3. Riwayat obstetri a. Riwayat kehamilan sekarang : ibu mengatakan hamil pertama kalinya tidak pernah melahirkan dan tidak pernah keguguran 1. HPHT



: 18-11-2019



2. TP



: 25-08-2020



3. Gerakan janin



: ibu mengatakan pergerakan janin sudah dirasakan sejak



umur kehamilan 5 bulan sampai sekarang 4. Keluhan saat hamil muda : Tidak ada keluhan 5. Pemeriksaan kehamilan yang lalu : Ibu mengatakan sudah pernah diperiksa kehamilannya. 6. Imunisasi TT : Ibu mengatakan sudah perna disuntik TT sebanyak 2 kali. 7. Obat yang dikonsumsi : ibu mengatakan hanya mengomsumsi obat yang diberikan oleh bidan. b. Riwayat Haid Menarche



: 14 tahun



Siklus



: teratur setiap bulan



Lamanya



: 6-7 hari



Banyaknya



: 2-3 kali ganti pembalut / hari



Ibu mengatakan tidak ada riwayat kehamilan kembar c. Riwayat kehamilan dan persalinan serta nifas yang lalu Tidak ada riwayat kehamilan dan persalinan serta nifas yang lalu 4.



Riwayat Ginekologi a. Infertilitas



: tidak ada



b. Tumor



: tidak ada



c. Operasi



: tidak ada



d. Penyakit lain



: tidak ada



5. Riwayat KB Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan KB 6. Riwayat penyakit yang lalu dan sekarang Tidak ada riwayat penyakit asma, TBC,Hepatitis B, jantung, hipertensi, diabetes mellitus, dan penyakit lainnya. 7. Pola Nutrisi Sebelum hamil  Frekuensi makan



: 2-3 kali sehari



 Frekunsi minum



: ± 7-8 gelas sehari



 Pantangan



: tidak ada pantangan



Selama hamil  Frekuensi makan



: 4-5 kali sehari



 Frekunsi minum



: ± 8 - 9 gelas sehari



 Pantangan



: tidak ada pantangan



8. Pola eliminasi Sebelum hamil  Frekuensi BAK



: 4-5 kali/hari



 Warna



: jernih kekuningan



 Bau



: khas amoniak



 Masalah



: tidak ada



 Frekuensi BAB



: 1-2 kali sehari



 Konsistensi



: lunak



 Masalah



: tidak ada



Selama hamil  Tidak ada perubahan selama hamil. 9. Pola istirahat/tidur a. Malam



: ± 8 jam ( 21.00-05.00 wita)



b. Siang



: ± 2 jam ( 14.00-16.00 wita)



c. Masalah



: tidak ada



10. Kebutuhan personal hygiene/kebersihan diri -



Sebelum hamil



a. Ibu mandi 2x sehari b. Ibu menyikat gigi 3x sehari c. Ibu keramas 2x hari sekali d. Ibu memotong kuku setiap kali panjang e. Pakaian diganti setiap kali kotor dan setiap habis mandi,dan pakaian dalam diganti setiap kali setelah BAB dan BAK -



Perubahan selama hamil Tidak ada perubahan selama hamil.



C. PENGETAHUAN IBU HAMIL 1. Ibu mengetahui pentingnya menjaga kebersihan diri dan kebutuhannya saat hamil. 2. Ibu mengetahui pentingnya memeriksakan kehamilannya di bidan/dokter. 3. Ibu dan suami mulai mempersiapkan biaya dan kebutuhan saat persalinan nanti. D. DATA PSIKOSOSIAL 1. Ibu merasa senang dengan kehamilannya. 2. Suami dan keluarga mendukung dan senang dengan kehamilan ibu. 3. Ibu mengatakan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari ibu dibantu suami 4. Tidak ada masalah dalam keluarga. E. PEMERIKSAAN FISIK 1. Kesadaran



: Composmentis



2. Berat badan



: 62 kg



3. Tinggi badan



: 159 cm



4. LILA



: 27 cm



5. Tanda-tanda vital TD



: 110/70 mmHg



N



: 80 kali/ menit



S



: 36 ˚C



P



: 20 kali/ menit



6. Kepala Rambut lurus hitam panjang dan tebal, tidak ada ketombe, tidak rontok, dan tidak ada benjolan. 7. Wajah Ekspresi wajah tenang, tidak ada cloasma, dan tidak ada oedema. 8. Mata Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterus, penglihatan normal. 9. Hidung



Simetris kiri dan kanan, tidak ada polip dan tidak ada secret. 10. Mulut Bibir nampak lembap, tidak ada sariawan, gigi tidak tanggal dan tidak ada caries. 11. Telinga Simetris kiri dan kanan, telinga terbentuk dengan sempurna, tidak ada pengeluaran secret dan pendengaran normal. 12. Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran vena jugularis 13. Payudara Simetris kiri dan kanan, puting susu menonjol dan tidak ada benjolan. 14. Abdomen a. Inpeksi 



Pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilan







Tampak linea nigra dan strie livide







Tidak ada luka bekas luka operasi



b. Palpasi 1. Tonus otot perut : tegang 2. Leopold I



: setinggi processus xyphoideus



3. Leopold II



: teraba bagian memanjang seperti papan disebelah kiri dan



teraba bagian-bagian kecil pada sebelah kanan 4. Leopold III



: teraba keras bulat dan melenting dan tidak bisa



digoyangkan. 5. Leopold IV



: bagian terendah janin sudah masuk PAP.



c. Auskultasi 



DJJ



: (+)







Frekuensi



: 140 x/menit







Irama



: teratur







Kekuatan



: kuat



15. Genetalia luar Tidak dilakukan pemeriksaan pada genetalia luar 16. Anus



Tidak dilakukan pemeriksaan anus. 17. Ekstremitas 



Ekstremitas atas Simetris kiri dan kanan, warna kuku merah muda, bersih, dan tidak ada oedema







Ekstremitas atas Simetris kiri dan kanan warna kuku merah muda, bersih, tidak ada oedema dan varises.



F. DATA PENUNJANG Laboratorium Rontgen



: Tidak dilakukan



Haemoglobin



: 11,5 gr%



HIV/AIDS



: Non-Reaktif



Urine Protein



: Negatif



Urine Reduksi



: Negatif



HBSAg



: Negatif



LANGKAH II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH AKTUAL Ibu Ny “S” umur 28 tahun, G1 P0 A0, umur kehamilan 39 minggu 4 hari, janin tunggal, hidup, intrauteri, punggung kiri, presentasi kepala, kepala sudah masuk PAP dengan inpartu kala I fase aktif Dasar : Data Subyektif : -



Ibu mengatakan umurnya 28 tahun



-



ibu mengatakan hamil pertama kalinya tidak pernah melahirkan dan tidak pernah keguguran



-



Ibu mengatakan mengatakan perutnya terasa sakit disertai nyeri tembus belakang



Data Objektif : -



Keaadan umum



: Baik



-



TD



: 110/70 mmHg



-



N



: 80 x/menit



-



S



: 36 ºC



-



P



: 20 x/menit



-



DJJ



: (+)



-



Frekuensi



: 140 x/menit



-



Irama



: teratur



-



Usia kehamilan 39 minggu 4 hari



-



Leopold II :teraba bagian memanjang seperti papan disebelah kiri dan teraba bagian-bagian kecil pada sebelah kanan



-



Leopold III : teraba keras bulat dan melenting dan tidak bisa digoyangkan.



-



Leopold IV : bagian terendah janin sudah masuk PAP.



Masalah



: Nyeri punggung tembus belakang



Kebutuhan



: Latihan birthing ball



LANGAH III IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL Tidak ada data yang mendukung untuk terjadinya masalah potensial. LANGKAH IV. TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI Tidak ada data yang mendukung untuk perlunya dilakukan tindakan segera/ kolabrasi. LANGKAH V. INTERVENSI Hari/Tanggal



: Rabu, 15 Agustus 2020



Pukul



: 08.00 WIB



1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang dilakukan 2. Observasi tanda-tanda vital dan keadaan umum ibu. 3. Jelaskan kondisi yang dirasakan ibu 4. Ajarkan teknik penanganan nyeri yang bisa dilakukan 5. Ajarkan cara melakukan latihan birthing ball 6. Anjurkan ibu untuk makan dan minum disela-sela kontraksi



7. Melakukan pendokumentasian LANGKAH VI. IMPLEMENTASI Tanggal/Hari : Rabu, 15 Agustus 2020 Pukul



: 08.15 WIB



1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan - TD



: 110/70 mmHg



-N



: 80 x/menit



-S



: 36 ºC



-P



: 20 x/menit



- DJJ



: (+)



- Frekuensi



: 140 x/menit



- Irama



: teratur



2. Memberikan penjelasan mengenai rasa nyeri yang dirasakan ibu merupakan kondisi yang normal menjelang persalinan. 3. Memberikan penjelasan cara mengatasi nyeri dengan birthing ball. Birthing ball merupakan salah satu teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri persalinan, dengan menambahkan alat berupa bola. 4. Memberikan penjelasan cara melakukan latihan birthing ball, yaitu : -



Memastikan ibu dan bayi dalam keadaan sehat, sebelum melakukan latihan periksa tanda-tanda vital dan denyut jantung janin terlebih dahulu



-



Persiapkan alat : lembar observasi latihan birthing ball, alat pemeriksaan TTV dan alat pemeriksaan DJJ ( Doppler ), bola dan karpet anti selip.



-



Anjurkan ibu untuk duduk dengan mencari posisi ternyaman pantulkan bola dengan posisi duduk minimal 10 kali.



-



Lakukan putaran dengan posisi duduk 10 kali ke kanan dan 10 kali ke kiri



-



Lakukan gerakan maju mundur masing-masing 10 kali.



-



Lakukan gerakan goyang kesamping minimal 10 kali.



-



Posisikan kaki setengah maju, gerakkan badan maju mundur kekanan 10 kali dan kekiri 10 kali.



-



Rentangkan tangan keatas kanan dan kiri masing-masing 10 kali.



-



Atur posisi untuk menungging dnegan posisi kepala bersandar ke bola, lakukan tarik napas tari punggung ke atas dan buang ke bawah dengan teratur.



-



Atur posisi menungging dengan posisi kepala bersandar ke bola lakukan tarik napas lalu tarik bokong putaran ke kanan dan ke kiri.



-



Posisikan tangan di angkat ke atas, sambil bernafas dengan hidung dan keluarkan udara melalui mulut.



-



Setelah itu gantian tangan di satukan di bagian bawah, sambil bernafas dengan hidung dan keluarkan udara melalui mulut.



-



Rilexkan tubuh dengan gaya menungging jangan sampai menekan bagian perut ke depan dan belakang.



-



Evaluasi ibu tanyakan apakah merasa kesulitan atau merasa terlalu lelah dengan latihan yang dilakukan



-



Setelah ibu merasa rileks 5 sampai 10 menit setelah latihan, lakukan pemeriksaan TTV dan denyut jantung janin.



5. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum di sela-sela kontraksi untuk menambah kekuatan ibu 6. Lakukan pendokumentasian VII. EVALUASI Tanggal/Hari : Rabu, 15 Agustus 2020 Pukul



: 09.50 WIB 1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya dengan baik. 2. Kondisi ibu nampak baik. 3. Ibu mengerti penjelasan bidan mengenai latihan birthing ball dan akan melakukan latihan sendiri 4. Ibu telah diberikan latihan birthing ball dan ibu merasa nyaman serta nyeri yang dirasakan berkurang setelah dilakukan teknik birthing ball 5. Ibu telah makan dan minum disela-sela kontraksi. 6. Telah dilakukan pendokumentasian.



BAB IV PEMBAHASAN



Persalinan adalah proses alamiah yang dialami perempuan, merupakan pengeluaran hasil konsepsi yang telah mampu hidup diluar kandungan melalui beberapa proses seperti adanya penipisan dan pembukaan serviks, serta adanya kontraksi yang berlangsung dalam waktu tertentu tanpa adanya penyulit. Sebab-sebab mulainya persalinan belum diketahui secara pasti. Banyak factor yang memegang peranan dan bekerjasama sehingga terjadi persalinan diantaranya yaitu Penurunan kadar progesterone, Teori oxytocin dimana kadar oxytocin bertambah oleh karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim, Ketegangan otot, Hormone coristol Hormone ini menyebabkan uterus menjadi lebih sensitif terhadap oksitosin dan prostaglandin, Plasenta menua, Teori prostaglandin menyebabkan jaringan serviks lebih lunak, tipis dan membuka saat persalinan. Hormone ini banyak dijumpai pada darah ibu dan janin, dan cairan amnion pada akhir kehamilan dan selama proses persalinan. Seorang ibu bernama Ny. “S” umur 28 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan sakit perut tembus belakang beserta nyeri. Setelah dilakukan pemeriksaan, didapat umur kehamilan 39 minggu 4 hari, janin tunggal, hidup, intrauteri, punggung kiri, presentasi kepala, dan kepala belum masuk PAP pukul 08.00 WIB dengan masalah perut sakit beserta nyeri tembus belakang. Dalam pelaksanaannya, Bidan menjelaskan kepada Ny. “S” bahwa keluhan yang dialami ibu ialah kondisi normal menjelang persalinan. Bidan juga menjelaskan hasil pemeriksaannya baik dan tidak terjadi masalah. Didalam pelaksanaannya bidan menciptakan suasana yang nyaman dan memberikan latihan birthing ball yang berfungsi untuk mengurangi nyeri persalinan yang dirasakn oleh ibu. Dari hasil yang telah dilakukan oleh bidan, setelah dilakukan latihan birthing ball, Ny. “S” mengatakan bahwa ia merasa nyaman dan nyeri yang dirasakan berkurang. Hal ini menunjukkan bahwa latihan birthing ball dapat mengurangi nyeri persalinan yang dirasakan oleh ibu.



Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ayu Irawati1 , Susianti1, Iranita Haryono2 1 STIKES Mega Buana Palopo Jurnal Bidan Cerdas e-ISSN: 2654-9352|pISSN: 2715-9965 Vol. 2 No. 1: Desember 2019 menunjukan bahwa nilai Asymp. Sig. (2tailed) adalah < nilai α= 0,05 yang artinya Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penggunaan birthing ball terhadap penurunan tingkat nyeri pada Ibu bersalin kala I fase aktif di Puskesmas Lompoe. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengarauh birthing ball terhadap pengurangan nyeri persalinan pada kala I fase aktif.



BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal dalam kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi ibu dan keluarga. Peran ibu adalah melahirkan bayinya, sedangkan peranan keluarga adalah memberikan bantuan dan dukungan pada ibu ketika terjadi persalinan (Sumarah, 2010). Teknik birth ball merupakan salah satu cara yang dapat di aplikasikan oleh ibu hamil untuk memperoleh ketenangan saat menghadapi kehamilan dan persalinan (Ilmiasih, 2010). Birthball (bola kelahiran) adalah bola terapi fisik yang membantu ibu inpartu kala I ke posisi yang membantu kemajuan persalinan. Sebuah bola terapi fisik dapat digunakan dalam berbagai posisi. Dengan duduk di bola dan bergoyang-goyang membuat rasa nyaman dan membantu kemajuan persalinan dengan menggunakan gravitasi, sambil meningkatkan pelepasan endorphin karena elastisitas dan lengkungan bola merangsang reseptor di panggul yang bertanggung jawab untuk mengsekresi endorphin (Maurenne, 2005). B. SARAN Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan laporan ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.



DAFTAR PUSTAKA



1. Aminah,



S.



(2009).



Pengertian



Kelancaran.



Tersedia



Pada



:



www.pengertian/kelancaran/persalinan.com (Diakses tanggal 13 Januari 2017). 2. Aprilia, Y. dan Ritchmond, B. (2011). Gentle Birth : Melahirkan Nyaman Tanpa Rasa Sakit. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia 3.



Asrinah, Shinta Siswoyo Putri, dkk. 2010. Konsep kebidanan. Yogyakarta: Graha Ilmu



4. Renaningtyas, D, dkk. (2013). Hubungan Pelaksanaan Pelvic Rocking dengan Birthing Ball terhadap Lamanya Kala I pada Ibu Bersalin di Griya Hamil Sehat Majasem Tahun 2013. (Diakses tanggal 18 Agustus 2017). 5. Rusmayani Astrina, 2012. Pengaruh teknik distraksi birthball terhadap penurunan intensitas nyeri ibu inpartu kala I. http://old.fk.ub.ac.id/artikel/id/. diakses 22 April 2014. Rohani, dkk. (2014). Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba Medika. S 6. Simpkin, dkk. (2007). Kehamilan, Melahirkan Dan Bayi. Jakarta. Arcan. 7. Sumarah, dkk. Widyastuti Yani, Wiyati Nining. (2010). Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta: Fitramaya. 8. Azwar, A. (2008). Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta: JNPK-KR.