13 0 490 KB
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWTAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA KASUS VARICELLA
DISUSUN OLEH:
KARTIKA MAYAPRILIA
(XII KEPERAWATAN)
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGAR BARAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN THN 2020/2021
1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN INI TELAH DISETUJUI PADA :
HARI : TANGGAL :
MENETAHUI : GURU MATA PELAJARAN IPDD
( ZUHDI S.KEP NERS )
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat TuhanYang MahaEsa yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul“ ASUHAN KEPERAWATAN VARICELLA “.
Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas sekolah dalam Sistem integument di Program Studi Keperawatan SMK YARSI MATARAM Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak.Oleh karena itu, perkenankanlah penulis mengnucapkan terima kasih kepada :
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis khususnya.
AMPENAN , 11.SEPTEMBER 2020
Penulis
3
DAFTAR ISI COVER……………………………………………………………………………i LEMBAR
PENGESAHAN
.................................................................................................................................... ii KATA
PENGANTAR
.................................................................................................................................... iii DAFTAR
ISI
.................................................................................................................................... iv BAB I :
PENDAHULUAN A. Latar
Belakang
...................................................................................................... 1 B. Identifikasi
Masalah
...................................................................................................... 1 C. Tujuan ...................................................................................................... 1 BAB II :
TINJAUAN TEORI A. KONSEP DASAR PENYAKIT 1. Definisi ................................................................................................ 2
4
2.
Anatomi
fisiologi
................................................................................................ 3 3. Etiologi ................................................................................................ 4 4. Klasifikasi ................................................................................................ 7 5. Patofisiologi
dan
Penyebab
................................................................................................ 9 6. Tanda
dan
Gejala
................................................................................................ 11 7. Pemeriksaan
Fisik
dan
Penunjang
................................................................................................ 12 8. Penjegahan ................................................................................................ 13 9. Penanganan ................................................................................................ 15 10. Komplikasi ................................................................................................ 18
B. ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian ................................................................................................ 19
5
2. Diagnosa
Keperawatan
................................................................................................ 20 3. Intervensi(Perencanaan
/
Implementasi)
................................................................................................ 20
BAB III PENUTUP Kesimpulan…………………………………………………………………26 Saran………………………………………………………………………..26 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………27
6
BAB I PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG Penyakit cacar air ( varicella ) mungkin sudah tidak asing lagi dan
merupakan penyakit yang mendunia. Varicella merupakan penyakit menular yang dapat menyerang siapa saja. Terutama mereka yang belum mendapat imunisasi di indonesia, tidak banyak data yang mencatat kasus varicella secara nasional. Data yang tercatat merupakan data epidemi cacar air pada daerah tertentu. Varicella pada umumnya menyerang anak-anak ; dinegara-negara bermusin empat, 90% kasus varisela terjadi sebelum usia 15 tahun. Pada anak-anak , pada umumnya penyakit ini tidak begitu berat. Namun di negara-negara tropis, seperti di Indonesia, lebih banyak remaja dan orang dewasa yang terserang Varisela. Lima puluh persen kasus varisela terjadi diatas usia 15 tahun. Dengan demikian semakin bertambahnya usia pada remaja dan dewasa, gejala varisela semakin bertambah berat. Varicella dikaitkan dengan respon imun humoral dan sel-dimediasi. Respon ini menginduksi kekebalan yang tahan lama. Ulangi infeksi subklinis dapat terjadi pada orang-orang ini, namun serangan kedua dari cacar air sangat jarang terjadi di orang imunokompeten. Reexposure dab infeksi
7
subklinis dapat berfungsi untuk meningkatkan kekebalan yang diperoleh setelah episode cacar air, ini dapat berubah di era post vaksin.
B. Identifikasi Masalalah Dalam makalah ini penulis akan membahas masalah kanker kulit dimana penyakit ini sering terjadi C. Tujuan Untuk mengetahui definisi, anatomi fisiologi, etiologi, patologis serta Asuhan Keperawatan dari kanker kulit itu sendiri. Serta Asuhan keperawatan (pengkajian,diagnose, perencanaan, penatalaksanaan dan evaluasi
BAB II
A.
DEFINISI Varicella atau chickenpox atau yang dikenal dengan cacar air adalah
infeksi primer virus varicella zoster (vzv) yang umumnya menyerang anak dan merupakan penyakit sangat menular. Meskipun gejala klinis varicella tidak berat namun pada remaja, orang dewasa dan anak dengan status imunitas menurun dapat meningkatkan angka kesakitan dan kematian. (Sari Pediatri 2010;11 (6):440-47) Varisela adalah penyakit infeksi virus akut dan cepat menular, yang disertai gejala konstitusi dengan kelainan kulit yang polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral tubuh. (Prof. Dr. Maswali Harahap, 2000 : 94) Varisela merupakan penyakit akut menular yang ditandai oleh vesikel di kulit dan selaput lendir yang disebabkan oleh virus varisella. Varisela adalah infeksi akut prime yang menyerang kulit dan mukosa secara klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorfi terutama berlokasi di bagian sentral tubuh, disebut juga cacar air, chicken pox (Kapita Selekta, 2000).
8
Varicella adalah infeksi akut primer oleh virus Varicella Zooster yang menyerang kulit dan mukosa. Klinik terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi dibagian sentral (Ilmu penyakit kulit dan kelamin fakultas kedokteran VI). Varicella adalah penyakit akut menular yang ditandai oleh vesikel dikulit dan selaput lendir yang disebabkan oleh virus Varicella (Ngasyiyah, 2000). Varicella adalah penyakit infeksi akut dan cepat menular, yang disertai gejala konstitusi dengan kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi bagian sentral tubuh (Mawarti Harap, 2000).
B.
Anatomi fisiologi
organ kulit 1)Epidermis (Kutilkula) Epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit, yang memiliki struktur tipis dengan ketebalan sekitar 0,07 mm terdiri atas beberapa lapisan, antara lain seperti berikut : a) Stratum korneum yang disebut juga lapisan zat tanduk. 9
Letak lapisan ini berada paling luar dan merupakan kulit mati. Jaringan epidermis ini disusun oleh 50 lapisan sel-sel mati, dan akan mengalami pengelupasansecara perlahan-lahan, digantikan dengan sel telur yang baru. b) Stratum lusidum, yang berfungsi melakukan “pengecatan” terhadap kulit dan rambut. Semakin banyak melanin yang dihasilkan dari sel-sel ini, maka warna kulit akan menjadi semakin gelap. Selain memberikan warna pada kulit, melanin ini juga berfungsi untuk melindungi sel-sel kulit dari sinar ultraviolet matahari yang dapat membahayakan kulit. Walaupun sebenarnya dalam jumlah yang tepat sinar ultraviolet ini bermanfaat untuk mengubah lemaktertentu di kulit menjadi vitamin D, tetapi dalam jumlah yang berlebihan sangat berbahaya bagi kulit. Kadangkadang seseorang menghindari sinar matahari di siang hari yang terik, karena ingin menghindari sinar ultraviolet ini. Hal ini disebabkan karena ternyata sinar ultraviolet ini dapat membuat kulit semakin hitam. Berdasarkan riset, sinar ultraviolet dapat merangsang pembentukan melanosit menjadi lebih banyak untuk tujuan perlindungan terhadap kulit. Sedangkan jika kita lihat seseorang mempunyai kulit kuning langsat, ini disebabkan orang tersebut memiliki pigmen karoten. c) Stratum granulosum, yang menghasilkan pigmen warna kulit, yang disebut melamin. Lapisan ini terdiri atas sel-sel hidup dan terletak pada bagian paling bawah dari jaringan epidermis. d) Stratum germinativum, sering dikatakan sebagai sel hidup karena lapisan ini merupakan lapisan yang aktif membelah. Selselnya membelah ke arah luar untuk membentuk sel-sel kulit teluar. Sel-sel yang baru terbentuk akan mendorong sel-sel yang ada di atasnya selanjutnya sel ini juga akan didorong dari bawah oleh sel yang lebih baru lagi. Pada saat yang sama sel-sel lapisan paling luar mengelupas dan gugur. 2) JARINGAN DERMIS Jaringan dermis memiliki struktur yang lebih rumit daripada epidermis, yang terdiri atas banyak lapisan. Jaringan ini lebih tebal daripada epidermis yaitu sekitar 2,5 mm. Dermis dibentuk oleh serabut-serabut khusus yang membuatnya lentur, yang terdiri atas kolagen, yaitu suatu jenis protein yang membentuk sekitar 30% dari protein tubuh. Kolagen akan berangsur-angsur berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Itulah sebabnya seorang yang sudah tua tekstur kulitnya kasar dan keriput. Lapisan dermis terletak di bawah lapisan epidermis. Lapisan dermis terdiri atas bagian-bagian berikut. Folikel rambut dan struktur sekitarnya,
10
a)Akar Rambut Di sekitar akar rambut terdapat otot polos penegak rambut (Musculus arektor pili), dan ujung saraf indera perasa nyeri. Udara dingin akan membuat otot-otot ini berkontraksi dan mengakibatkan rambut akan berdiri. Adanya saraf-saraf perasa mengakibatkan rasa nyeri apabila rambut dicabut. b)Pembuluh Darah Pembuluh darah banyak terdapat di sekitar akar rambut. Melalui pembuluh darah ini akar-akar rambut mendapatkan makanan, sehingga rambut dapat tumbuh. c)Kelenjar Minyak (glandula sebasea) Kelenjar minyak terdapat di sekitar akar rambut. Adanya kelenjar minyak ini dapat menjaga agar rambut tidak kering. d)Kelenjar Keringat (glandula sudorifera) Kelenjar keringat dapat menghasilkan keringat. Kelenjar keringat berbentuk botol dan bermuara di dalam folikel rambut. Bagian tubuh yang banyak terdapat kelenjar keringat adalah bagian kepala, muka, sekitar hidung, dan lain-lain. Kelenjar keringat tidak terdapat dalam kulit tapak tangan dan telapak kaki. e)Serabut Saraf Pada lapisan dermis terdapat puting peraba yang merupakan ujung akhir saraf sensoris. Ujung-ujung saraf tersebut merupakan indera perasa panas, dingin, nyeri, dan sebagainya. Jaringan dermis juga dapat menghasilkan zat feromon, yaitu suatu zat yang memiliki bau khas pada seorang wanita maupun laki-laki. C.
ETIOLOGI
Virus Varicella Zoster, termasuk Famili Herpes Virus. Menurut Richar E, varisela disebabkan oleh Herpes virus varicella atau disebut juga virus varicella-zoster (virus V-Z). Virus tersebut dapat pula menyebabkan herpes zoster. Kedua penyakit ini mempunyai manifestasi klinis yang berbeda. Diperkirakan bahwa setelah ada kontak dengan virus V-Z akan terjadi varisela; kemudian setelah penderita varisela tersebut sembuh, mungkin
11
virus itu tetap ada dalam bentuk laten (tanpa ada manifestasi klinis) dan kemudian virus V-Z diaktivasi oleh trauma sehingga menyebabkan herpes zoster. Virus V-Z dapat ditemukan dalam cairan vesikel dan dalam darah penderita verisela dapat dilihat dengan mikroskop electron dan dapat diisolasi dengan menggunakan biakan yang terdiri dari fibroblas paru embrio manusia. D. EPIDEMIOLOGI Tersebar kosmopolit, menyerang terutama anak-anak tetapi dapat juga menyerang orang dewasa. Transmisi penyakit ini secara aerogen. Masa penularan lebih kurang 7 hari dihitung dari timbulnya gejala kulit. 1.
Frekuensi Di Amerika Serikat, frekuensi tergantung musim, biasanya bulan Maret dan April. Sebelum vaksin varicella disebarkan, dilaporkan terjadi 4 juta kasus varicella. Penyakit ini responsible pada 11.000 kasus di rumah sakit dalam setahun dan terjadi 50-100 kasus kematian. Saat ini kurang dari 10 kematian dalam setahun menimpa mereka yang belum diimunisasi. Sedangkan di internasional, secara universal varicella cenderung merata, diperkirakan terjadi 60 juta kasus dalam setahun. Varicella lebih berpengaruh pada individu yang tidak memperoleh kekebalan. Mungkin ada sekitar 80-90 juta kasus di seluruh dunia.
2. Mortalitas •
Banyak terjadi pada anak usia 1-4 tahun, diperkirakan 2 kematian tiap 100.000 kasus
•
Kebanyakan kematian di Amerika Serikat terjadi sebelum ada vaksinasi dan bersama dengan ensefalitis, pneumonia, infeksi bakteri sekunder, dan syndrome Reye
•
Mortalitas pada anak-anak dengan immunocompromised lebih tinggi
•
Penyakit ini lebih serius pada neonates, tergantung kapan infeksi terhadap ibunya
3. Ras Tidak ada predileksi ras tertentu 4. Seks
12
Tidak ada predileksi jenis kelamin 5. Umur Insiden tertinggi varicella pada anak umur 1-6 tahun. Anak dengan umur lebih dari 14 tahun hanya sekitar 10% dari kasus varicella
E.
KLASIFIKASI VARICELLA
Menurut Siti Aisyah (2003). Klasifikasi Varisela dibagi menjadi 2 : 1.
Varisela congenital Varisela congenital adalah sindrom yang terdiri atas parut sikatrisial, atrofi ekstremitas, serta kelainan mata dan susunan syaraf pusat. Sering terjadi ensefalitis sehingga menyebabkan kerusakan neuropatiki. Risiko terjadinya varisela congenital sangat rendah (2,2%), walaupun pada kehamilan trimester pertama ibu menderita varisela. Varisela pada kehamilan paruh kedua jarang sekali menyebabkan kematian bayi pada saat lahir. Sulit untuk mendiagnosis infeksi varisela intrauterin. Tidak diketahui apakah pengobatan dengan antivirus pada ibu dapat mencegah kelainan fetus.
2.
Varisela neonatal Varisela neonatal terjadi bila terjadi varisela maternal antara 5 hari sebelum sampai 2 hari sesudah kelahiran. Kurang lebih 20% bayi yang terpajan akan menderita varisela neonatal. Sebelum penggunaan varicella-zoster immune globulin (VZIG), kematian varisela neonatal sekitar 30%. Namun neonatus dengan lesi pada saat lahir atau dalam 5 hari pertama sejak lahir jarang menderita varisela berat karena mendapat antibody dari ibunya. Neonatus dapat pula tertular dari anggota keluarga lainnya selain ibunya. Neonatus yang lahir dalam masa risiko tinggi harus diberikan profilaksis VZIG pada saat lahir atau
13
saat awitan infeksi maternal bila timbul dalam 2 hari setelah lahir. Varisela neonatal biasanya timbul dalam 5-10 hari walaupun telah diberikan VZIG. Bila terjadi varisela progresif (ensefalitis, pneumonia, varisela, hepatitis, diatesis pendarahan) harus diobati dengan asiklovir intravena. Bayi yang terpajan dengan varisela maternal dalam 2 bulan sejak lahir harus diawasi. Tidak ada indikasi klinis untuk memberikan antivirus pada varisela neonatal atau asiklovir profilaksis bila terpajan varisela maternal.
F. MANIFESTASI KLINIK
1)
Masa tunas penyakit berkisar antara 8-12 hari.
2)
Didahului stadium prodromal yang ditandai : 1. Demam 2. Malaise 3. Sakit kepala 4. Anoreksia 5. Sakit punggung 6. Batuk kering 7. Sore throat yang berlangsung 1-3 hari.
3)
Stadium : erupsi yang ditandai dengan terbentuknya verikula yang khas, seperti tetesan embun (teardrops) vesikula akan berubah menjadi pustule, kemudian pecah menjadi kusta, sementara proses ini berlangsung, timbul lagi vesikel baru sehingga menimbulkan gambaran polimorfi.
14
4)
Penyebaran lesi terutama adalah di daerah badan kemudian menyebar secara satrifugal ke muka dan ekstremitas. (Prof.dr. Marwali Harahap, 2000 : 94 – 95 )
G. PATOFISIOLOGI Imunitas tubuh
Riwayat kontak dengan pasien varicella
Virus varicella zoster Invasi virus melalui saluran pernafasan/kontak langsung Virus bereplikasi di kelenjar getah bening (2-4 hari) Penyebaran virus melalui darah (4-6) Virus bereplikasi ke organ-organ Virus mencapai kulit VARICELLA Reaksi Inflamasi
Pelepasan mediator kimia (prostaglandin)
Replikasi di sel epidermal 15
Vakuolisasi sel dan lisis Gangguan di Hipotalamus Terjadi macula(lesi kulit 14 hari)
Suhu tubuh ↑
Terinfeksi MK : HIPERTERMI
Timbul papula Vesikula MK : KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT
H.
Mengenai saraf nyeri pada kulit (free nerve ending) MK : NYERI
DIAGNOSIS Diagnosa varicella ditegakkan berdasarkan temuan klinis yaitu adanya
ruam kulit yang khas (makula, papula, vesikel dan keropeng). Pertama, timbul banyak bercak berukuran kecil, merah dan gatal. Kemudian, bercak-bercak ini berubah menjadi bintul (papila) atau lepuhan (vesikula) yang kecil, pecah dan akhirnya membentuk keropeng (krusta). Biasanya bercak-bercak ini mulai timbul pada badan, kemudian menyebar pada wajah, lengan, serta kaki. Munhgkin terdapat bercak, lepuhan dan keropeng sekaligus pada saat yang bersamaan.
16
Pemeriksaan laboratorium sangat penting untuk mendiagnosis pasien yang dicurigai menderita varicella atau herpes zoster serta untuk menentukan terapi antivirus yang sesuai. Pada tingkat yang lebih tinggi, dapat dilakukan isolasi virus dari cairan vesikel selanjutnya diuji PCR (polimerase chain reaction) atau DFA ( direct fluorescent antibody) untuk mengidentifikasi jenis virus. Selain itu dapat dilakukan pemeriksaan enzim immunoassay yang digunakan untuk mendeteksi kenaikan titer imunoglobulin G. Leukopenia terjadi pada 72 jam pertama, diikuti oleh limfositosis. Pemeriksaan fungsi hati (75%) juga mengalami kenaikan. Pasien dengan gangguan neurologi akibat varicella biasanya mengalami limfositik pleositosis dan peningkatan protein pada cairan serebrospinal serta glukosa yang umumnya dalam batas normal. a.
PENATALAKSANAAN Karena umumnya bersifat ringan, kebanyakan penderita tidak memerlukan terapi khusus selain istirahat dan pemberian asupan cairan yang cukup. Yang justru sering menjadi masalah adalah rasa gatal yang menyertai erupsi. Bila tidak
ditahan-tahan
,
jari
kita
tentu
ingin
segera
menggaruknya.
Masalahnya,bila sampai tergaruk hebat, dapat timbul jaringan parut pada bekas gelembung yang pecah. Tentu tidak menarik untuk dilihat. a. Umum : 1. Isolasi untuk mencegah penularan. 2. Diet bergizi tinggi (Tinggi Kalori dan Protein). 3. Bila demam tinggi, kompres dengan air hangat. 4. Upayakan agar tidak terjadi infeksi pada kulit, misalnya pemberian antiseptik pada air mandi. 5. Upayakan agar vesikel tidak pecah. a) Jangan menggaruk vesikel. b) Kuku jangan dibiarkan panjang. c) Bila hendak mengeringkan badan, cukup tepal-tepalkan handuk pda kulit, jangan digosok. b. Farmakoterapi 1. Asiklovir oral Biasanya diberikan pada penyakit - penyakit lain yang melemah kan daya tahan tubuh.
17
2. Antipiretik dan untuk menurunkan demam a. Parasetamol atau ib uprofen. b. Jangan berikan aspirin pda anak anda, pemakaian aspirin pada infeksi virus (termasuk virus varisela) telah dihubungkan dengan sebuah komplikasi fatal, yaitu Syndrom Reye. 3. Salep antibiotika : untuk mengobati ruam yang terinfeksi. 4. Antibiotika : bila terjadi komplikasi pnemonia atau infeksi bakteri pada kulit. 5. Dapat diberikan bedak atau losio pengurang gatal (misalnya losio kalamin).
b.
PENCEGAHAN 1.
Hindari kontak dengan penderita.
2.
Tingkatkan daya tahan tubuh.
3.
Imunoglobulin Varicella Zoster a. Dapat mencegah (atau setidaknya meringankan terjadinya cacar air). Bila diberikan dalamwaktu maksimal 96 jam sesudah terpapar. b. Dianjurkan pula bagi bayi baru lahir yang ibunya menderita cacar air beberapa saat sebelum atau sesudah melahirk.
I.
KOMPLIKASI Cacar air jarang menyebabkan komplikasi. Jika terjadi komplikasi dapat berupa infeksi kulit. Komplikasi yang paling umum ditemukan adalah: 1. Bekas luka yang menetap. Hal ini umumnya ditemukan jika cacar air terjadi pada anak yang usianya lebih tua atau cenderung pada orang dewasa. 2. Acute Cerebral Ataxia Komplikasi ini tidak umum ditemukan dan cenderung lebih mungkin tejadi pada anak yang lebih tua. Komplikasi ini ditandai dengan gerakan otot yang tidak terkoordinasi sehingga anak dapat mengalami kesulitan berjalan, kesulitan bicara, gerakan mata yang berganti-ganti dengan cepat. Ataxia ini akan menghilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa minggu atau bulan. Pada beberapa kelompok, cacar air mungkin menyebabkan komplikasi yang serius seperti cacar air yang berat dan seluruh tubuh, pneumonia dan hepatitis yang termasuk dalam kelompok tersebut :
18
1. Bayi dibawah usia 28 hari. 2. Orang dengan kekebalan tubuh rendah 3. Komplikasi yang terjadi pada orang dewasa berupa ensefalitis, pneumonia, karditis, glomerulonefritis, hepatitis, konjungtivitis, otitis, arthritis dan kelainan darah (beberapa macam purpura). 4. Infeksi pada ibu hamil trimester pertama dapat menimbulkan kelainan congenital, sedangkan infeksi yang terjadi beberapa hari menjelang kelahiran dapat menyebabkan varisela congenital pada neonatus.
II . KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KANKER KULIT
19
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam mengupulkan data dari berbagai sumber data untuk mengidentifikasi status kesehatan klien. Adapun pengkajian pada klien ISK yang perlu dikaji adalah sebagai berikut: a. Pengumpulan Data 1. Identitas klien dan Penanggung jawab Meliputi Nama, Umur, Jenis kelamin, Status, Agama, Suku/Bangsa, Pendidikan, Pekerjaan, Alamat, Tanggal Masuk RS, Diangnosa Medik, dan Nomor Register. Sedangkan identitas penanggung jawab yang perlu dikaji: Nama, Umur, Jenis kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Alamat, Hubungan dengan klien. 2. Riwayat Keperawatan a) Keluhan utama Pada umumnya keluhan utama pada kasus ISK adalah nyeri saat BAK b) Riwayat Penyakit Sekarang Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari ISK, yang nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bias berupa kronologi terjadinya penyakit tersebut. c). Riwayat penyakit sekarang Riwayat kessehatan masa lalu mencakup anamnesis tentang penyakit sistem kardiovaskular, sistem pernafasan, sistem pencernaa, kulit, adanya penyakit infeksi dll. Yan dicatat adalah keterangan terperinci mengenai sistem penyakit dan komplikasi yang pernah dialami, dan sedemikian mungkin dicatat menurut rutan waktu.
20
d). Riwayat prnyakit keluuarga Pada pengumpulan data tentang riwayat penyakit keluarga adalah bagaimana riwayat kesehatan dan keperawatan yan dimulai pada salah satu anggota
keluarga. Pada klien dengan
osteoporosis dinyatakan apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan klien, penyakit kronik serta penyakit degeneratif lainnya, serta upaya apa yang dilakukan jika mengalami sakit 3. Riwayat Bio-psikososial dan Spiritual Merupakan respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan peran klien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnaya dalam kehidupan sehari- harinya baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat B. DIAGNOSA 1. Hipertermi Berhubungan Dengan Penyakit 2. Nyeri akut Berhubungan Dengan Kerusakan Jaringan 3. Kerusakan Intergritas Kulit Berhubungan Dengan Perubahan turgor
C. INTERVENSI
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi Hipertermia
Rencana keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Hasil NOC:
NIC :
Berhubungan
Thermoregulasi
•
dengan penyakit.
Setelah
dilakukan
keperawatan selama
2x24
suhu
sesering
mungkin •
tindakan
Monitor
Monitor warna dan suhu kulit
jam, •
pasien
Monitor
tekanan
darah,
nadi dan RR
menunjukkan : Suhu tubuh dalam batas
21
•
Monitor penurunan tingkat kesadaran
normal dengan kreiteria
•
Monitor WBC, Hb, dan Hct
hasil:
•
Monitor intake dan output
•
Berikan anti piretik:
•
Kelola Antibiotik
•
Selimuti pasien
RR dalam rentang
•
Berikan cairan intravena
normal
•
Kompres pasien pada lipat
Suhu 36 – 37C Nadi dan
Tidak ada
paha dan aksila
perubahan warna kulit
•
Tingkatkan sirkulasi udara
dan tidak ada pusing,
•
Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
•
Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
•
Catat
adanya
fluktuasi
tekanan darah •
Monitor
hidrasi
seperti
turgor kulit, kelembaban membran mukosa)
Diagnosa
Rencana keperawatan
Keperawatan/ Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Nyeri akut
NOC :
berhubungan
•
Pain Level,
dengan
•
pain control,
secara
kerusakan
•
comfort level
termasuk
lokasi,
Setelah dilakukan tinfakan
karakteristik,
durasi,
keperawatan selama 2x 24
frekuensi,
jam, Pasien tidak mengalami
faktor presipitasi
jaringan
NIC :
nyeri, dengan kriteria hasil:
22
•
Lakukan pengkajian nyeri komprehensif
kualitas
dan
•
Mampu mengontrol nyeri •
Observasi
reaksi
(tahu penyebab nyeri,
nonverbal
dari
mampu
ketidaknyamanan
menggunakan nonfarmakologi •
tehnik
•
•
untuk mengurangi nyeri,
untuk
mencari bantuan)
menemukan dukungan
Melaporkan bahwa nyeri •
Kontrol lingkungan yang
berkurang
dapat mempengaruhi nyeri
dengan
seperti
manajemen nyeri
pencahayaan
Mampu mengenali nyeri
kebisingan
intensitas, •
frekuensi
dan
tanda
Menyatakan
rasa
•
Tanda
dan
Kaji tipe dan sumber nyeri menentukan
intervensi •
vital
ruangan,
Kurangi faktor presipitasi
untuk
nyaman setelah nyeri berkurang
suhu
dan
nyeri •
nyeri)
•
mencari
menggunakan
(skala,
•
Bantu pasien dan keluarga
dalam
Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala,
rentang normal
relaksasi,
Tidak
kompres hangat/ dingin
mengalami
gangguan tidur
•
Berikan
distraksi,
analgetik
untuk
mengurangi nyeri •
Tingkatkan istirahat
•
Berikan informasi tentang nyeri
seperti
penyebab
nyeri, berapa lama nyeri akan
berkurang
dan
antisipasi ketidaknyamanan
dari
prosedur •
Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali
23
Diagnosa Keperawatan/
Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil NOC :
Intervensi NIC : Pressure Management
•
Tissue Integrity : Skin and •
Anjurkan pasien untuk
•
Mucous Membranes
menggunakan
•
Wound Healing : primer •
pakaian yang longgar
•
dan sekunder
Hindari
kerutan
pada
Setelah dilakukan tindakan
tempat tidur
keperawatan selama 8x 1 jam •
Jaga
kerusakan integritas kulit
agar tetap bersih dan kering
integritas kulit
pasien teratasi dengan kriteria hasil:
berhubungan
•
Kerusakan
•
dipertahankan •
bisa
Perubahan turgor
(sensasi,
elastisitas, •
temperatur, pigmentasi)
hidrasi, Tidak
Perfusi
jaringan
ada •
setiap dua jam sekali Monitor
kulit
akan
Oleskan
lotion
atau
minyak/baby oil pada baik • •
Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit
daerah yang tertekan Monitor
aktivitas
dan
mobilisasi pasien •
dan mencegah terjadinya cedera berulang •
Mobilisasi pasien (ubah
adanya kemerahan
luka/lesi pada kulit •
kulit
posisi pasien)
Integritas kulit yang baik
dengan
kebersihan
Monitor
status
nutrisi
pasien •
Memandikan
pasien
Mampu melindungi kulit
dengan sabun dan air
dan
hangat
Mempertahankan kelembaban kulit perawatan alami
• dan
Kaji
lingkungan
peralatan
dan yang
menyebabkan tekanan
24
•
Menunjukkan
terjadinya •
proses penyembuhan luka
Observasi luka : lokasi, dimensi,
•
kedalaman
luka,
karakteristik,warna •
cairan,
granulasi,
jaringan
nekrotik,
tandatanda •
infeksi
lokal,
formasi
traktus •
Ajarkan pada keluarga tentang luka dan
•
perawatan luka
•
Kolaburasi
ahli
gizi
pemberian diae TKTP, •
vitamin
•
Cegah
kontaminasi
feses dan urin •
Lakukan
tehnik
perawatan luka dengan •
steril
•
Berikan
posisi
yang
mengurangi tekanan •
25
pada luka
BAB IV PENUTUP
KESIMPULAN Varicella merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus varicella zooster yang hingga kini masih tetap menjadi epidemi di dunia dan di indonesia. Walaupun infeksi varicella zooster tergolong ke dalam infeksi ringan, namun dalam kondisi defisiensi imun penyakit ini dapat menjadi berat dan tidak menutup kemungkinan berujung pada kematian. Pemberian vaksinasi dan imunoglobulin telah terbukti efektif memberikan perlindungan dari infeksi virus ini. Hingga saat ini, asiklovir oral tetap menjadi obat utama untuk pengobatan varicella.
SARAN Pembuatan makalah ini, kami sadari masih memiliki anyak kekurangan , oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari Bapak/ibu guru pembimbing dan teman-teman.
26
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda, Adhi. Dkk. 1999. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. FKUI : Jakarta Harahap, Marwati. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Hipokrates : Jakarta Wong. DonnaL. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. EGC : Jakarta Nanda(2014).Diagnosa Keperawatan NANDA International 2014-2016.Jakarta : penerbit ECG Closkey, Mc, et all. 2007. Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis.
27