LP Varicella [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN VARICELLA DI RSD GUNUNG JATI KOTA CIREBON Disarankan untuk memenuhi satu tugas stase Keperawatan Anak



Disusun oleh : Rizkar Purnama Dwi Sukma JNR0190045



PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN KUNINGAN TAHUN AJARAN 2020



LAPORAN PENDAHULUAN



A. KONSEP MEDIS 1. Definisi Varisela berasal dari bahasa latin, Varicella. Di Indonesia penyakit ini dikenal dengan istilah cacar air, sedangkan di luar negeri terkenal dengan nama Chicken – pox. Varisela adalah Penyakit Infeksi Menular yang disebabkan olehvirus Varicella Zoster, ditandai oleh erupsi yang khas pada kulit. 2. Etiologi Varisela sebagai penyakit yang disebabkan oleh virus varisela-zoster (V-Z virus). Virus Varicella Zoster, termasuk Famili Herpes Virus. 3. Patofisiologi Menyebar Hematogen.Virus Varicella Zoster juga menginfeksi sel satelit di sekitar Neuron pada ganglion akar dorsal Sumsum Tulang Belakang. Dari sini virus bisa kembali menimbulkan gejala dalam bentuk Herpes Zoster. Sekitar 250 – 500 benjolan akan timbul menyebar diseluruh bagian tubuh, tidak terkecuali pada muka, kulit kepala, mulut bagian dalam, mata , termasuk bagian tubuh yang paling intim. Namun dalam waktu kurang dari seminggu , lesi teresebut akan mengering dan bersamaan dengan itu terasa gatal. Dalam waktu 1 – 3 minggu bekas pada kulit yang mengering akan terlepas. Virus Varicella Zoster penyebab penyakit cacar air ini berpindah dari satu orang ke orang lain melalui percikan ludah yang berasal dari batuk atau bersin penderita dan diterbangkan melalui udara atau kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi. Virus ini masuk ke tubuh manusia melalui paruparu dan tersebar kebagian tubuh melalui kelenjar getah bening. Setelah melewati periode 14 hari virus ini akan menyebar dengan pesatnya ke jaringan kulit. Memang sebaiknya penyakit ini dialami pada masa kanak-kanak dan pada kalau sudah dewasa. Sebab seringkali orang tua membiarkan anakanaknya terkena cacar air lebih dini. 4. Manifestasi Klinis Masa inkubasi dari varicella 7 – 21 hari setelah paparan, dengan kasus terbanyak terjadi antara 14 – 17 hari. Misalnya, satu anak dalam sebuah keluarga tertular varicella pada sekolah, kakak atau adiknya kemungkinan akan timbul gejala varicella sekitar 2 minggu kemudian. Varicella umumnya berakhir 7 – 10 hari pada anak-anak, dan lebih lama pada orang dewasa. Masa penularan varicella mulai 2 hari sebelum vesikel muncul dan berakhir saat semua vesikel menjadi krusta. Anak dengan varicella harus diistirahatkan sekitar 1 minggu. Anda tidak harus menunggu hingga lesi pada kulit



hilang semua. Orang yang sedang sakit atau mempunyai problem dengan sistem immun harus menghindari kontak dengan penderita varicella. Begitu pula wanita hamil. Gejala yang timbul dibagi menjadi dua tahap: 1) Tahap awal (fase prodromal), 24 jam sebelum timbul gejala kelainan pada kulit terhadap gejalagejala panas, perasaan lemah, malas, tidak nafsu makan dan kadang-kadang disertai kemerahan seperti biang keringat. 2) Tahap selanjutnya (fase erups) dimulai dengan timbulnya bintik merah kecil yang berubah menjadi benjolan berisi cairan jernih dan mempunyai dasar kemerahan. Cairan veksikel setelah beberapa hari berubah menjadi keruh. Dalam 3-4 hari veksikel ini menebar keseluruh tubuh mulamula dari dada lalu ke muka, bahu dan anggota gerak. Pada tahap ini dapat tumbuh perasan gatal di tubuh. 3) Gejala yang mungkin timbul berupa :  Demam  Kelemahan tubuh  Mual  Nyeri kepala  Lesi kulit yang berbentuk bentolan berisi air, sangat gatal, yang biasanya dari badan dan menyebar keluar (muka, kepala dan anggota gerak)  Lesi dapat juga terjadi di tenggorokan 5. Penatalaksanaan a. Umum 1) Isolasi untuk mencegah penularan. 2) Diet bergizi tinggi (Tinggi Kalori dan Protein). 3) Bila demam tinggi, kompres dengan air hangat. 4) Upayakan agar tidak terjadi infeksi pada kulit, misalnya pemberian antiseptik pada air mandi. 5) Upayakan agar vesikel tidak pecah.  Jangan menggaruk vesikel.  Kuku jangan dibiarkan panjang.  Bila hendak mengeringkan badan, cukup tepal-tepalkan handuk pda kulit, jangan digosok. b. Farmakoterapi 1) Antivirus dan Asiklovir Biasanya diberikan pada kasus-kasus yang berat, misalnya pada penderita leukemia atau penyakitpenyakit lain yang melemahkan daya tahan tubuh.



2) Antipiretik dan untuk menurunkan demam  Parasetamol atau ibuprofen.  Jangan berikan aspirin pda anak anda, pemakaian aspirin pada infeksi virus (termasuk virus varisela) telah dihubungkan dengan sebuah komplikasi fatal, yaitu Syndrom Reye. 3) Salep antibiotika = untuk mengobati ruam yang terinfeksi. 4) Antibiotika = bila terjadi komplikasi pnemonia atau infeksi bakteri pada kulit. 5) Dapat diberikan bedak atau losio pengurang gatal (misalnya losio kalamin). 6. Pencegahan 1) Hindari kontak dengan penderita. 2) Tingkatkan daya tahan tubuh. 3) Imunoglobulin Varicella Zoster  Dapat mencegah (atau setidaknya meringankan0 terjadinya cacar air. Bila diberikan dalam waktu maksimal 96 jam sesudah terpapar. 4) Dianjurkan pula bagi bayi baru lahir yang ibunya menderita cacar iar beberapa saat sebelum atau sesudah melahirkan 7. Komplikasi 1) Pnemonia 2) Kelainan ginjal. 3) Ensefalitis. 4) Meningitis. B. KONSEP KEPERAWATAN 1. Pengkajian a. Data subjektif Pasien merasa lemas, tidak enak badan, tidak nafsu makan dan sakit kepala. b. Data Objektif  Integumen : kulit hangat, pucat. adanya bintik-bintik kemerahan pda kulit yang berisi cairan jernih. Pada kulit dan membran mukosa : Lesi dalam berbagai tahap perkembangannya : mulai dari makula eritematosa yang muncul selama 4-5 hari kemudian berkembang dengan cepat menjadi vesikel dan krusta yang dimulai pada badan dan menyebar secara sentrifubal ke muka dan ekstremitas. Lesi dapat pula terjadi pada mukosa, palatum dan konjunctiva  Suhu : dapat terjadi demam antara 380-390 C  Metabolik : peningkatan suhu tubuh.



 Psikologis : menarik diri  GI : anoreksia. 2. Diagnosa Keperawatan 1) Nyeri akut berhubungan dengan lesi kulit (chicken pox) 2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia 3) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan lesi kulit 4) Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi 5) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan Malaise 6) Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan paparan 3. Intervensi Keperawatan NYERI AKUT BERHUBUNGAN DENGAN LESI KULIT (CHICKEN POX) NOC : Control nyeri NIC : Manajemen Nyeri a. Tujuan : Nyeri berkurang/hilang



1. Lakukan



pengkajian



nyeri



b. Kriteria hasil :



secara komprehensif termasuk



1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu



lokasi, karakteristik, durasi,



menggunakan teknik non farmakologi untuk mengurangi



frekuensi, kualitas dan faktor



nyeri)



presipitasi



2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan 2. Observasi reaksi non verbal manajemen nyeri



dari ketidaknyamanan



3. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, nyeri)



3. Ajarkan tentang teknik non



4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang



farmakologi



5. Tanda vital dalam rentang normal



distraksi)



6. Skala :



(relaksasi,



4. Tingkatkan istirahat



1 = Tidak pernah menunjukkan



5. Berikan



2 = jarang menunjukkan



analgetik



untuk



mengurangi nyeri



3 = kadang menunjukkan



6. Control



4 = sering menunjukkan



dapat



5 = selalu menunjukkan



seperti



lingkungan



yang



mempengaruhi



nyeri



suhu



ruangan,



pencahayaan. PERUBAHAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH BERHUBUNGAN DENGAN NOC : Status nutrisi



ANOREKSIA Nutrition Management



a. Tujuan : Status nutrisi terpenuhi



1. Kaji adanya alergi makanan



b. Kriteria hasil



2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah



1. Mempertahankan nutrisi



pemasukan



kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien. 3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe



2. Mempertahankan BB



4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin



3. Melaporkan keadekuatan tingkat energy



C 5. Berikan substansi gula



4. Keterangan Skala :



6. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat



1 = tidak pernah menunjukkan



untuk mencegah konstipasi



2 = jarang menunjukkan



7. Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan



3 = kadang menunjukkan



dengan ahli gizi)



4 = sering menunjukkan



8. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan



5 = selalu



harian. 9. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori 10. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi 11. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang



dibutuhkan KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT BERHUBUNGAN DENGAN LESI KULIT NOC : Integritas jaringan, kulit dan membran mukosa NIC : Presure Management a. Tujuan : Kerusakan integritas kulit tidak terjadi



1. Anjurkan



b. Kriteria hasil



pasien



untuk



menggunakan pakaian yang longgar



1. Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, 2. Hindari kerutan pada tempat tidur elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi)



3. Jaga kebersihan kulit agar tetap



2. Tidak ada luka pada kulit



bersih dan kering



3. Perfusi jaringan baik 4. Mampu



melindungi



4. Mobilisasi kulit



dan



mempertahankan



kelembaban kulit



(ubah



posisi



pasien) setiap 2 jam sekali 5. Monitor aktivitas dan mobilisasi



5. Skala : 1 = ekstrem



pasien



pasien a. 6. Monitor status nutrisi pasien



2 = berat 3 = sedang 4 = ringan 5 = tidak ada gangguan HIPERTERMI BERHUBUNGAN DENGAN PROSES INFEKSI NOC : Termoregulation NIC : Regyulasi Suhu a. Tujuan : Tidak terjadi peningkatan suhu tubuh



1. Observasi TTV



b. Kriteria hasil



2. Berikan minuman per oral



1. Suhu tubuh dalam batas normal



3. Kompres dengan air hangat



2. Nadi dan RR dalam rentang normal



4. Kolaborasi pemberian antipiretik



3. Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing,



merasa nyaman 4. Skala : 1 = tidak normal 2 = jauh dari normal 3 = hampir normal 4 = cukup normal 5 = normal INTOLERANSI AKTIFITAS BERHUBUNGAN DENGAN MALAISE NOC : Penghematan energy NIC : Pengelolaan Energi a. Tujuan : Dapat melakukan aktifitas secara mandiri b. Kriteria hasil 1. Melaporkan peningkatan toleransi terhadap aktifitas 2. TTV dalam batas normal 3. Suhu normal Skala : 1. = tidak normal



1. Evaluasi respon pasien terhadap aktifitas 2. Berikan lingkungan yang tenang dan batasi pengunjung 3. Bantu



pasien



memilih



nyaman untuk istirahat 4. Jelaskan pentingnya istirahat dan



2. = jauh dari normal



perlunya



3. = hampir normal



istirahat dan aktifitas



4. = cukup normal



posisi



keseimbangan



antara



5. Bantu aktifitas perawatan diri yang



5. = normal diperlukan KURANG PENGETAHUAN BERHUBUNGAN DENGAN KETERBATASAN PAPARAN NOC : Pengetahuan prosedur perawatan NIC : Mengajarkan proses penyakit a. Tujuan : Diharapkan tingkat pengetahuan pasien 1. Tingkatkan berhubungan dengan penyakitnya dapat meningkat b. Kriteria hasil 1. Mendeskripsikan prosedur 2. Menjelaskan tujuan dari prosedur 3. Mendeskripsikan tahap dari prosedur



tingkat



pengetahuan



pasien yang berhubungan dengan proses penyakit yang spesifik 2. Deskripsikan



tanda



dan



gejala



umum dari penyakit 3. Identifikasi penyebab yang mungkin



4. Mendeskripsikan hubungan pencegahan dengan prosedur 4. Diskusikan terapi/perawatan 5. Mendeskripsikan perawatan mandiri dengan alat 6. Menunjukkan prosedur perawatan 7. Mendeskripsikan potensial efek seimbang Keterangan Skala : 1 = tidak ada 2 = terbatas 3 = sedang



5. Instruksikan kepada pasien untuk meminimalkan efek samping



4 = berat 5 = estensif



DAFTAR PUSTAKA Adhi Djuanda 1993. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin, Edisi Kedua. Jakarta : FK Universitas Indonesia, Jakarta Behrman, R. 1992, Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC Bickley, Lynn. 2006. Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan Bater : Buku Saku Edisi 5. Terjemahan Oleh Esty Wahyuningsih. 2008. Jakarta : EGC Boediardja, Siti Aisah, dkk, 2003, Infeksi Kulit Pada Bayi dan Anak. Jakarta : Fakultas Kedokteran UI. Bulechek dan Butcher et al. 2008. Nursing Interventions Clasification (NIC) Fifth Edition. America : Mosby Elsevier Daili, Sjaiful Fahmi, dkk, 2002, Infeksi Virus Herpes. Jakarta : Fakultas Kedokteran UI. Heather dan Herdman. 2011. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012 – 2014. Terjemahan Oleh Made Sumarwati dan Nike Budhi Subekti. 2012. Jakarta : EGC Moorhead dan Johnson et al. 2008. Nursing Outcomes Clasification (NOC) Fourth Edition. America : Mosby Elsevier Potter dan Perry. 1999. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses , dan Praktik volume 1 edisi 4. Terjemahan Oleh Yasmin Asih. 2005. Jakarta : EGC Potter dan Perry. 1999. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses , dan Praktik volume 2 edisi 4. Terjemahan Oleh Renata Komalasari. 2005. Jakarta : EGC Priharjo, Robert. 2005. Pengkajian Fisik Keperawatan Edisi 2. Jakarta : EGC Smeltzer, Suzanne. 1997. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddart Edisi 8 Volume 3. Terjemahan Oleh Agung Waluyo. 2001. Jakarta : EGC



Smeltzer, Suzanne. 1997. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddart Edisi 8 Volume 2. Terjemahan Oleh Agung Waluyo. 2001. Jakarta : EGC Smeltzer, Suzanne. 1997. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddart Edisi 8 Volume 1. Terjemahan Oleh Agung Waluyo. 2001. Jakarta : EGC Taylor dan Ralph, S. 2003. Diagnosis Keperawatan: dengan Rencana Asuhan Edisi 10. Terjemahan Oleh Eny Meiliya. 2010. Jakarta : EGC Wilkinson dan Ahern. 2009. Buku Saku Diagnosis Keperawatan : Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Terjemahan Oleh Esty Wahyuningsih. 2012. Jakarta : EGC