Dewi Kusuma, LP Diare [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DIARE



Disusun Oleh :



Dewi Kusuma Wardani P0722020419085 Sarjana Terapan Keperawatan Tk II



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES KALIMANTAN TIMUR PRODI PENDIDIKAN NERS TAHUN 2020



A. MASALAH KEPERAWATAN Pasien dengan gangguan pengeluaran feses yang sering, lunak dan tidak berebentuk. B. PENGERTIAN Diare adalah peningkatan frekuensi atau penurunan konsistensi feses. Diare pada anak dapat bersifat akut atau kronik (Carman, 2016) Diare merupakan gejala yang terjadi karena kelainan yang melibatkan fungsi pencernaan, penyerapan dan sekresi. Diare di sebabkan oleh transportasi air dan elektrolit yang abnormal dalam usus (Wong, 2009). Diare adalah peradangan pada lambung, usus kecil dan usus besar dengan berbagai kondisi patologis dari saluran gastrointestinal dengan manifestasi di sertai muntah-muntah atau ketidaknyaman abdomen (Muttaqin & Sari, 2011).



C. ETIOLOGI Penyebab utama diare akibat virus adalah rotasi virus banyak organisme yang menyebabkan diare akibat bakteri, yaitu campylobacter, shigella, salmonella, staphylococcus aureus dan escherichia coli. Salah satu agen parasit yang paling sering menyebabkan diare pada anak. Kebanyakan organisme patogen penyebab diare disebarluaskan lewat jalur fekal, oral melalui makanan atau air yang terkontaminasi atau ditularkan antar manusia dengan kontak yang erat. Kurangnya air bersih, tinggal berdesakan, hygiene yang buruk, kurang gizi dan merupakan faktor resiko utama, khususnya untuk terjangkit infeksi bakteri atau parasit yang patogen (Akton, 2014). D. GEJALA DAN TANDA Menurut Brunner & Suddart (2014) tanda dan gejala diare : a. Peningkatan frekuensi defekasi dan kandungan cairan pada feses b. Kram abdomen, distensi, gemuruh usus, anoreksia dan rasa haus, kontraksi anus, nyeri dan mengejan tidak efektif (tanemus) setiap kali defekasi c. Feses cair, yang mengindikasikan penyakit pada usus kecil d. Feses semi padat, lunak yang disebabkan oleh gangguan usus besar e. Terdapat lender, darah dan nanah dalam feses yang menunjukkan colitis atau inflamasi



f. Cipratan minyak pada cairan toilet, yang merupakan diagnosis insufisiensi pancreas dan trdiare nocturnal yang merupakan manifestasi neuropatik diabetic E. KLASIFIKASI Penyakit diare secara umum dapat dibedakan menjadi 2, yaitu ; a. Diare Akut Diare yang terjadinya mendadak dan berlangsung kurang dari 2 minggu. Gejalanya : tinja cair, biasanya mendadak, disertai lemah dan kadang- kadang demam atau muntah. Biasanya berhenti atau berakhir dalam beberapa jam sampai beberapa hari. Diare akut dapat terjadi akibat infeksi, virus, infeksi bakteri dan akibat makanan. b. Diare kronis Diare yang melebihi jangka waktu 15 hari sejak awal diare. Berdasarkan ada tidaknya infeksi, diare dibagi menjadi diare spesifik dan non spesifik. Diare spesifik adalah diare yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri atau parasite. Diare non spesifik adalah diare yang disebabkan oleh makanan (Wijaya, 2010). Diare kronik atau diare berulang adalah suatu keadaan bertambahnya kekerapan dan keenceran tinja yang berlangsung berminggu-minggu atau berbulan-bulan baik secara terus menerus atau berulang, dapat berupa gejala fungsional atau akibat penyakit berat. F. PATOFISIOLOGI Mekanisme dasar penyebab tinbulnya diare adalah gangguan osmotic (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus, isi rongga rongga usus berlebihahn sehingga timbul diare). Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolic dan hypokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebihan), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah ( Zein dkk, 2004) Diare juga terjadi akibat lebih satu mekanisme, yaitu peningkatan sekresi usus dan penurunan absorbsi di usus. Infeksi bakteri memnyebabkan inflamasi dan mengeluarkan toksin yan menyebabkan terjadinya diare. Pada dasarnya, mekanisme diare akibat kuman enteropatogen meliputi penempelan bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan mukosa, invasi mukosa dan produksi enterotoksin atau sitoksin. Satu jenis bakteri dapat



menggunakan satu atau lebih mekanisme tersebut untuk mengatasi pertahanan mukosa usus (Amin, 2015)



G. PATHWAYS



H. PEMERIKSAAN PENUNJANG



Pemeriksaan laboratorium penting dalam menegakkan diagnosis yang tepat, sehingga dapat memberikan terapi yang tepat pula (Suharyono, 2004). Pemeriksaan yang perlu dilakukan pada anak diare, yaitu : a. Pemeriksaan tinja, baik secara makroskopi maupun mikroskopi dengan kultur b. Test malabsorpsi yang meliputi karbohidrat (pH, clini test), lemak dan kultur urine I. PENATALAKSANAAN 1. Penatalaksanaan medis utama diarahkan padapengendalian atau pengobatan penyakit dasar. Obat-obatan tersebut misalnya : prednisone yang dapat mengurangi beratnya diare dan penyakit. 2. Untuk diare ringan cairan oral dengan segera ditingkatkan dan glukosa oral serta larutan elektrolit dapat diberikan untuk rehydrasi pasien. 3. Untuk diare sedang, akibat sumber non infeksius, obat-obatan tidak spesifik seperti defenosiklat (lomotil) dan loperamit (Imodium) juga diberikan untuk menurunkanmotilitas. 4. Preparat anti microbial diberikan bila preparat infeksius telah teridentifikasi atau bila diare sangat berat. 5. Terapi cairan intra vena mungkin diperlukan untuk hydrasi cepat, khususnya untukanak kecil dan lansia. J. KOMPLIKASI Menurut Suhayono dalam (Nursalam, 2008) komplikasi yang dapat terjadi dari diare akut maupun kronis, yaitu: 1. Kehilangan cairan dan elektrolit (terjadi dehidrasi) Kondisi ini dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolic), karena: a. Kehilangan natrium bicarbonate bersama tinja. b. Walaupun susu diteruskan, sering dengan pencernaan dalam waktu yang terlalu lama c. Makanan diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorpsi dengan baik adanya hiperstaltik. 2. Gangguan sirkulasi Sebagai akibat diare dengan atau tanpa disertai muntah, maka dapat terjadi gangguan sirkulasi dara berupa renjatan atau syok hipovolemik. Akibat perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah sehingga



dapat mengakibatkan perdarahan di dalam otak, kesadaran menurun, dan bila tidak segera ditolong maka penderita meninggal. 3. Hiponatremia Anak dengan diare hanya minum air putih atau cairan yang hanya mengandung sedikit garam, dapat terjadi hiponatremi (Na< 130 mol/L). Hiponatremi



sering



terjadi



pada



anakdengan



Shigellosis



dan



pada



anak



malnutrisi berat dengan oedema. Oralit aman dan efektif untuk terapi darin hamper semua



anak



dilakukan



dengan



berasama



hiponatremi.



dengan



koreksi



Bila



tidak berhasi,



koreksi



Na



cairan rehidrasi yaitu: memakai Ringer



Laktat. K. PENGKAJIAN KEPERAWATAN 1. Identitas pasien dan penanggung jawab a. Identitas pasien : nama, umur, jenis kelamin, alamat, status, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, no, CM, diagnose medis, sumber biaya. b. Identitas penanggung jawab : nama, umur, jenis kelamin, alamat, status, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan pasien.



2. Riwayat kesehatan a. Riwayat kesehatan sekarang 1) Alasan masuk rumah sakit 2) Keluhan utama 3) Kronologis keluhan b. Riwayat kesehatan dahulu Ditanyakan : 1) Pengobatan saat ini dan masa lalu 2) Alergi terhadap obat dan makanan 3) Tempat tinggal dan lingkungan c. Riwayat kesehatan keluarga Ditanyakan : 1) Apakah ada anggota keluarga pasien yang menderita penyakit yang sma dengan pasien. 2) Adakah riwayat penyakit keturunan dalam keluarga.



3. Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual menurut Virgnia Handerson meliputi: bernapas, makan, minum, eleminasi, gerak dan aktivitas, istirahat tidur, kebersihan diri, pengaturan suhu, rasa aman dan nyaman, sosialisasi dan komunikasi, prestasi dan produktivitas, pengetahuan, rekreasi, dan ibadah. 4. Pemeriksaan fisik a. Keadaan Umum Keadaan umum meliputi : kesan umum, kesadaran, postur tubuh, warna kulit, turgor kulit, dan kebersihan diri. b. Gejala Kardinal Gejala cardinal meliputi : suhu, nadi, tekanan darah, dan respirasi. c. Keadaan Fisik Keadaan fisik meliputi : pemeriksaan dari kepala sampai ekstermitas bawah.



L. DIAGNOSA KEPERAWATAN Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (cetakan III), masalah utama untuk masalah gangguan keseimbangan dan elektrolit meliputi : 1. Hipovolemia berhubungan dengan penurunan volume cairan intravaskuler, interstisial dan intraseluler 2. Defisit nutrisi berhubungan dengan gangguan asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme 3. Nyeri akut berhubungan dengangangguan pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan 4. Integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan kerusakan kulit atau jaringan 5. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari hari M. INTERVENSI KEPERAWATAN



No 1..



Diagnosa



Intervensi



Kriteria hasil



keperawatan Defisit Nutrisi



Status



keperawatan Nutrisi Manajemen Nutrisi



(SDKI, D.0032, Hal.



(SLKI, L. 03030 (SIKI,



81)



Hal. 121)



1.03119,



Hal



200)



Setelah dilakukan Observasi intervensi selama -



Identifikasi



3 x 8 jam, maka



nutrisi



status



Identifikasi



membaik



nutrisi dengan



dan



status alergi



intoleransi



kriteria hasil :



makanan



-



Porsi makanan -



Identifikasi



yang



kebutuhan kalori dan



dihabiskan



jenis nutrien



meningkat



-



Monitor



asupuan



-



Diare menurun



-



Frekuensi



-



Monitor berat badan



makan



-



Monitor



-



makanan hasil



meningkat



pmeriksaan



Nafsu



laboratorium



makan



meningkat



Terapeutik : -



Lakukan



oral



hygiene



sebelum



makan, jika perlu -



Sajikan



makanan



secara menarik dan suhu yang sesuai -



berikan tinngi



makanan kalori



dan



tinggi protein -



Berikan



suplemen



makanan, jika perlu Edukasi : -



Anjurkan



posisi



duduk, jika mampu Kolaborasi : -



Tkolaborasi pemberian medikasi sebelum makan



-



Kolaborasi ahli



dengan



gizi



untuk



menentukan jumlah kalori



dan



jenis



nutrien



yang



dibutuhkan,



jika



perlu 2.



Hipovolemia (SDKI,



Status



Cairan Manajemen



D.0023, Hal. 64)



(SLKI, L. 03028 Hipovolemia Hal. 107)



(SIKI,



1.03116, Hal 184)



Setelah dilakukan



Observasi :



intervensi selama -



Periksa tanda dan



3 x 8 jam, maka



gejala hipovolemia



status



Monitor intake dan



membaik



cairan dengan



output cairan



kriteria hasil : -



Berat



Terapeutik :



badan -



membaik



cairan



Intake



berikan



cairan -



membaik -



Suhu



-



kebutuhan asupan



cairan oral tubuh



membaik -



Hitung



Edukasi : -



Anjurkan



Keluhan haus



memperbanyak



menurun



asupan cairan oral



Perasaan



-



Anjurkan



lemah



menghindari



menurun



perubahan mendadak



posisi



Kolaborasi : -



Kolaborasi pemberian



IV



isotonis -



Kolaborasi pemberian cairan IV hipertonis



-



Kolaborasi pemberian



3.



cairan



koloid Nyeri Manajemen



Nyeri Akut (SDKI,



Tingkat



D.0077, Hal. 172)



(SLKI, L. 08066 (SIKI, Hal. 145)



Nyeri



1.08238,



Hal



201)



Setelah dilakukan



Observasi :



intervensi selama -



Identifikasi



3 x 8 jam, maka



skala, karakteristik,



Tingkat



durasi,



menurun



nyeri dengan



kriteria hasil : -



-



-



Identifikasi



skala



nyeri



menuntaskan



-



frekuensi,



intensitas nyeri



Kemampuan aktivitas



lokasi,



Terapeutik : -



Berikan



terapi



meningkat



nonfarmakologis



Keluhan nyeri



untuk



menurun



rasa nyeri



Gelisah



-



mengurangi



Kontrol lingkungan



menurun



yang



memperberat



Kesulitan tidur



rasa nyeri fasilitasi



menurun



istirahat dan tidur Edukasi : -



Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri



-



Jelaskan



strategi



meredakan nyeri -



Anjurkan



monitor



nyeri secara mandiri -



Anjurkan



teknik



nonfarmakologis untuk



mngurangi



rasa nyeri Kolaborasi : -



Kolaborasi pemberian



4..



analgesik, jika perlu Perawatan



Gangguan Integritas



Integritas



kulit/jaringan (SDKI,



Kulit/jaringan



Integritas Kulit



D.00129, Hal. 282)



(SLKI, L. 14125



(SIKI, 1.11353,



Hal. 33)



Hal 316)



Setelah dilakukan



Observasi :



intervensi selama -



Identifikasi



3 x 8 jam, maka



penyebab gangguan



integritas kulit dan



integritas kulit



jaringan



Terapeutik :



meningkat dengan -



Ubah posisi tiap 2



kriteria hasil :



jam jika tirah baring



-



-



Kerusakan



-



Bersihkan



perineal



jaringan



dengan air hangat,



menurun



terutama



Kerusakan



periode diare



lapisan



kulit -



Gunakan



selama produk



menurun



berbahan



-



Nyeri menurun



ringan/alami



dan



-



Kemerahan



hipoalergik



pada



menurun



kulit sensitif



-



Suhu membaik



kulit



Edukasi : -



Anjurkan minum air yang cukup



-



Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi



-



Anjurkan mandi dan menggunakan sabun



5.



secukupnya Manajemen



Intoleransi Aktifitas ( SDKI, D.0056, Hal



Energi



(SIKI,



128)



1.05178,



Hal



176) Observasi : -



Identifikasi gangguan



fungsi



tubuh



yang



mengakibatkan kelemahan -



Monitor



pola



dan



jam tidur -



Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama



melakukan



aktivitas Terapeutik : -



Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus



-



Berikan



aktivitas



ditraksi



yang



menenangkan Edukasi : -



Anjurkan



tirah



baring -



Anjurkan melakukan aktivitas



secara



bertahap -



Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang Kolaborasi



-



Kolaborasi



dengan



ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan



Daftar Pustaka Doenges, ME, et all (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.Ed 3. Jakarta : EGC Wong, Donna L.2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC Buku SDKI edisi I ( cetakan III revisi ) Buku SIKI edisi I ( cetakan II ) Buku SLKI edisi I ( cetakan II )