Dialog Igd [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SKENARIO KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN IGD



Dosen Pemimbing: Fitriani Patarru’, Ns, M.Kep Disusun Oleh Kelompok 5 Tingkat II B Ayu Wulandari (C1914201059) Laura Pasapan (C1914201089) Luciana L.T Weridity (C1914201090) Yuliana Yuningsi (C1914201107) Yulianti Allobunga (C1914201108) Yulius Hersesadi (C1914201109) Windi Julia Lopis (C1914201113)



PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN TINGKAT II SEMESTER III TAHUN AJARAN 2020/2021 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STELLA MARIS MAKASSAR



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkatNyalah kami dapat menyelesaikan tugas skenario ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Kami menyadari bahwa skenario yang kami sajikan ini bentuknya masih sederhana dan jauh dari kata sempurna karena pengetahuan yang kami miliki sangatlah terbatas. Disamping itu juga kami berharap agar Ibu Fitriani Patarru’, Ns, M.Kep sebagai dosen mata kuliah Komunikasi Dalam Keperawatan untuk memberikan kritik ataupun saran yang membangun demi perbaikan skenario ini untuk menjadi lebih baik. Demikianlah kata pengantar yang bisa kelompok kami sampaikan dan bila ada hal yang kurang berkenan, kami meminta maaf sebesar-besarnya. Atas perhatian dan tanggapan dari Ibu kami ucapkan terima kasih. 



Makassar, 20 November 2020



Penyusun.



ISI SKENARIO NASKAH KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN IGD Pemeran: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Ayu Laura Luciana Windi Yuliana Yulius Yulianti



: Perawat 1. : Pasien. : Dokter & Penulis Skenario. : Ibu Pasien & Editor Skenario. : Perawat 2 & Editor Video. : Ayah Pasien. : Narator & Resepsionis.



Fase Pra Interaksi (Persiapan). Disini perlu kita ketahui bahwa IGD semua perlengkapan sudah siap, jadi di IGD tidak mempunyai fase pra interaksi. Narator. Di RS Stella Maris Makassar di ruang IGD. Ada seorang pasien perempuan yang berumur 15 tahun bernama Laura, dengan diagnosa Diare dan di temukan tanda-tanda lemas, muka pucat, dan feses cair. Ia di bawa oleh ibu dan ayahnya ke ruang IGD di RS Stella Maris Makassar. Fase Orientasi (Tahap Perkenalan). Siang itu pukul 14:00 WITA. Ibu Pasien



: “Suster, tolong anak saya sus. Dia lemas sekali.” (cemas)



Perawat 2



: “Baik bu, kami akan segera melakukan pertolongan kepada anak ibu.”



Perawat 1 : “Tapi sebelum itu, ibu dan bapak silahkan menunggu di ruang tunggu ya diluar. Dan sementara itu, mungkin antara ibu dan bapak silahkan mendaftar dulu ke resepsionis.” (sambil menunjukkan arah) Ayah Pasien : “Mama dengan Laura saja, biar papa yang mendaftar.”



Ibu Pasien



: “Oke pa, biar mama yang temani Laura.”



Narator. Kemudian pasien dibaringkan di atas tempat tidur oleh Perawat 1 dan 2. Perawat 1 : “Selamat siang adik, perkenalkan nama saya Suster Ayu dan juga ada Suster Yuliana. Disini suster mau periksa keadaannya adik. Kalau boleh tau adik namanya siapa?” Pasien



: “Laura sus.” (lemas)



Perawat 2



: “Kalau begitu suster periksa dulu ya dik, apakah adik bersedia?”



Pasien



: (menganggukkan kepala)



Narator. Sementara Perawat 1 dan 2 memeriksa keadaan pasien. Sementara itu, ayah pasien pergi mendaftar ke resepsionis dan ibu pasien menunggu di ruang tunggu. Resepsionis



: “Selamat siang pak, ada yang bisa saya bantu?” (ramah)



Ayah Pasien : “Saya mau mendaftarkan anak saya bu.” Resepsionis alamatnya?”



: “Baik pak, atas nama siapa? Umur berapa dan tolong sertakan juga



Ayah Pasien : “Namanya Laura bu, umur 15 tahun, alamatnya Jalan Kijang nomor 17 bu.” Resepsionis



: “Pasien mengalami keluhan apa pak?”



Ayah Pasien : “Anak saya diare bu dan sudah 7 kali dari tadi pagi bu.” Resepsionis : “Baik pak, sekarang anak bapak sementara ditangani oleh dokter dan perawat. Bapak silahkan tunggu di ruang tunggu ya.” Ayah Pasien : “Baik bu, terima kasih.”



Resepsionis



: “Iya sama-sama pak.”



Fase Kerja. Narator. Setelah Perawat 1 dan 2 memeriksa keadaan pasien dan mengambil alat, kemudian Perawat 2 menghampiri pasien untuk melakukan tindakan keperawatan yaitu memasangkan Infus RL kepada pasien. Perawat 2 : “Baik Adik Laura. Untuk menghentikan diare adik ini, adik harus di infus ya dik. Apakah adik bersedia? Cepat kok dik, tidak lama.” (tersenyum) Pasien



: “Asalkan tidak sakit, Laura mau suster.” (sedikit ragu)



Perawat 2 : “Tidak sakit kok dik seperti digigit semut saja kok. Percaya deh sama suster, tidak akan lama kok. Adik harus di infus yah, supaya tidak sakit diare lagi dan cepat sembuh. Gimana adik mau?” (tersenyum) Pasien



: “Hmm… (menganggukan kepala)”



Perawat 2



: “Oke adik. Suster mulai yah.”



Pasien



: (menganggukan kepala)



Narator. Perawat 2 akhirnya sudah selesai melakukan pemasangan Infus RL kepada pasien. Perawat 2



: “Gimana dik, cepat dan tidak sakit kan?”



Pasien



: (menganggukkan kepala)



Perawat 2



: “Baik, kalau begitu suster tinggal dulu ya. Adik Laura istirahat dulu.”



Narator.



Setelah Perawat 2 memasang Infus RL kepada pasien. Perawat 2 dan 1 menemui keluarga pasien. Perawat 1



: “Permisi ibu dan bapak. Apakah benar ini dengan keluarga Adik Laura?”



Ibu Pasien



: “Iya suster benar, kami orang tuanya.”



Perawat 1 : “Ibu dan bapak, perkenalkan saya Ayu dan rekan saya Yuliana. Kami perawat di ruang IGD. Kalau boleh tahu Adik Laura sudah berapa kali BAB ya?” Ibu Pasien



: “Sudah 7 kali dari tadi pagi sus.”



Perawat 1



: “Apakah BAB-nya ada lendir, nanah atau darah?”



Ibu Pasien



: “Tidak ada suster.”



Perawat 1



: “Apakah sudah diberikan obat kepada Adik Laura?”



Ayah Pasien : “Iya suster, Laura tadi kami berikan dia obat dari apotek 1 kali.” Perawat 1 : “Yang bapak dan ibu lakukan sudah benar, tetapi alangkah baiknya ibu dan bapak segera membawa Adik Laura langsung ke rumah sakit jika BAB-nya sudah lebih dari 3 kali, agar Adik Laura cepat mendapatkan perawatan yang intensif.” Ayah Pasien : “Iya suster.” Perawat 2 : “Bapak & Ibu, saya sudah memberikan Infus RL kepada Adik Laura dan selanjutnya saya akan berikan antibiotik yang berguna untuk menghentikan diarenya. Jika bapak atau ibu setuju mohon tanda tangani inform consent ini. Inform consent ini berisi pernyataan bahwa ibu atau bapak menyetujui terapi yang diberikan kepada Adik Laura.” (sambil memberikan inform consent) Ayah Pasien : “Baik suster, biar saya yang tanda tangani.” (ayah pasien menandatangani inform consent)



Perawat 2 : “Baik bapak & ibu, saya permisi sebentar, saya akan melaporkan hasil pengkajian saya kepada dokter dan dokter nanti akan menjelaskan tentang kondisi Adik Laura ya.” (tersenyum) Ibu Pasien



: “Baik suster.” (menganggukkan kepala)



Narator. Setelah Perawat 1 dan 2 menemui keluarga pasien, Perawat 2 pergi menemui dokter. Perawat 2 : “Permisi dokter, saya ingin melaporkan hasil pemeriksaan dari pasien atas nama Adik Laura berumur 15 tahun. Pasien diare sudah 7 kali pagi ini, BAB-nya tidak ada lendir, nanah ataupun darah, mata cekung, wajah pucat, konjungtiva kering, turgor kulit buruk, diketahui terjadi hiperperistaltik yaitu 25 kali per menit, tekanan darahnya 110 per 70 mmHg, nadi 90 kali per menit, suhu 35°C dan pernapasannya 25 kali per menit. Dan ini hasil lebih lengkapnya dok. Dokter



: “Terapi apa saja yang sudah diberikan sus?”



Perawat 2 : “Saya sudah memasang Infus RL 500 ml dan orang tua pasien sudah memberikan obat dari apotek tadi pagi 1 kali dok. Dokter : “Kalau begitu tolong berikan antibiotik ya sus, dan tolong jelaskan kepada keluarga bahwa pasien harus di opname.” Perawat 2



: “Apakah perlu kita lakukan pemeriksaan penunjang dok?”



Dokter



: “Tidak perlu sus.”



Perawat 2



: “Baik dok, kalau begitu saya permisi dulu.”



Narator. Kemudian, Perawat 2 mempersiapkan antibiotik yang diberikan oleh dokter dan pergi ke ruangan pasien untuk memberikan antibiotik tersebut. Perawat 2 : “Permisi ibu dan bapak, saya tadi sudah konsultasi ke dokter dan dokter menyarankan untuk Adik Laura di opname agar Adik Laura mendapatkan perawatan intensif.



Ibu Pasien



: “Iya sus, opname saja kalau memang diperlukan.”



Perawat 2 : “Kalau bapak dan ibu setuju untuk opname, ingin kamar VIP, VVIP atau yang biasa saja?” Ayah Pasien : “VVIP saja sus.” Perawat 2 : “Baik bapak dan ibu, saya akan menyiapkan kamarnya dulu ya.” Narator. 5 menit kemudian. Perawat 1 : “Ibu dan Bapak, saya sudah menyiapkan kamarnya, sekarang mari saya antar bersama Adik Laura ke kamar.” Narator. Setelah sampai di kamar pasien. Fase Terminasi. Perawat 1 (tersenyum)



: “Adik Laura, bagaimana keadannya dik setelah suster tadi berikan obat?”



Pasien



: “Sudah mendingan sus.” (agak tersenyum)



Perawat 1



: “Udah bisa senyum dong sekarang?” (tersenyum)



Pasien



: “Hahaha iya sus.” (tertawa dan tersenyum)



Perawat 1 : “Kalau adik sudah baikan, suster balik ke ruangan dulu ya. Nanti sore, teman suster kesini lagi ya untuk memeriksa keadaan adik.” (tersenyum) Pasien



: “Iya sus.” (tersenyum)



Perawat 1 : “Selamat beristirahat adik semoga cepet sembuh yah. Bapak dan ibu nanti sore teman saya akan memeriksa kembali kondisi Adik Laura, jika ibu atau bapak perlu bantuan bisa menekan tombol ini atau bisa panggil di ruangan perawat. Apakah ada yang ingin ditanyakan lagi bapak dan ibu?” (tersenyum) Ibu Pasien



: “Baik suster, terima kasih.” (tersenyum)



Perawat 1



: “Kalau begitu saya permisi ya bu, pak.” (tersenyum)



Ayah Pasien : “Iya suster.” Ibu Pasien



: “Iya suster.”