EBN Jiwa Kelompok [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS EBN KEPERAWATAN JIWA EFEKTIFITAS TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK STIMULASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINASI PENDENGARAN



OLEH : KELOMPOK ARIF SETIAWAN AGUS SUPRIATNA ARTHA DITA W ARI YUNTANTI ERNI ROSA LASTRI N LELIYANA R M EFENDI RITA NURCAHAYATI SULTAN PARULIAN



PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA JAKARTA 2021



DAFTAR ISI



DAFTAR ISI........................................................................................................................................14 BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................5 PENDAHULUAN..................................................................................................................................5 A. Latar Belakang.............................................................................................................................5 B. Tujuan..........................................................................................................................................7 C. Manfaat........................................................................................................................................8 BAB II ANALISA JURNAL.................................................................................................................9 A. Jurnal Utama................................................................................................................................9 B. Jurnal Pendukung........................................................................................................................9 C. Analisa PICOT..........................................................................................................................11 BAB III TINJAUAN TEORI...............................................................................................................14 A. Konsep Penyakit....................................................................................................................14 1. Pengertian Halusinasi……………………………………………………………………14 2. Rentang Respon Halusinasi...............................................................................................15 3. Etiologi..............................................................................................................................17 4. Jenis-jenis halusinasi........................................................................................................20 5. Tanda dan gejala...............................................................................................................21 6. Fase-fase halusinasi...........................................................................................................22 8. Penatalaksanaan pada halusinasi pendengaran..................................................................24 B. Konsep Intervensi..................................................................................................................25 BAB IV ANALISA JURNAL EBN.....................................................................................................27 A.AnalisaRuangan……………………………………………………………………………..27 B.AnalisaSWOT…………………………………………………………………………………28 BAB V PENUTUP...............................................................................................................................29 A.Kesimpulan………………………………………………………………………………..…29 B.Saran………………………………………………………………………………………30 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..31



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa adalah sekelompok gejala yang ditandai dengan perubahan pikiran, perasaan dan perilaku seseorang yang menimbulkan hendaya/disfungsi dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Beberapa gangguan jiwa yang cukup sering terjadi di masyarakat antara lain adalah depresi, ansietas/cemas, skizofrenia, bipolar, gangguan kepribadian, dll. Gangguan jiwa dapat mengenai siapa saja dengan tingkatan ringan sampai sangat berat. Dikatakan 1 dari 4 orang memiliki risiko untuk terkena gangguan jiwa untuk semua tingkatan usia dari berbagai latar belakang kehidupan. Mereka yang mengalami gangguan jiwa akan mengalami perubahan dalam pikiran, perasaan dan perilakunya, sehingga dapat mengganggu pekerjaan, aktivitas sehari-hari dan pola relasi dengan orang lain. Gangguan jiwa dapat mengganggu fungsi dan produktivitas dalam kehidupan sehari-hari (RSJ Menur, 2020). Skizofrenia merupakan satu gangguan psikotik yang kronik, sering mereda, namun hilang timbul dengan manifestasi klinik yang amat luas variasinya, gejala dan perjalanan penyakit yang amat bervariasi Skizofrenia adalah penyakit kronis dengan gejala heterogen. Skizofrenia dapat digolongkan pada tiga dimensi, yakni gejala positif, gejala negatif, dan disorganisasi. Gejala positif meliputi, halusinasi, waham, gaduh gelisah, dan perilaku aneh serta bermusuhan. Gejala negative meliputi afek tumpul atau datar, menarik diri, berkurangnya motivasi, miskin kontak emosional, pasif, apatis, dan sulit berpikir abstrak. Gejala yang paling banyak timbul pada pasien dengan gejala positif skizofrenia adalah halusinasi. (Sumbar Prov, 2020) Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana klien mengalami perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaaan atau penghiduan. Klien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada (Damaiyanti, 2012). Halusinasi adalah hilangnya



kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien mengatakan mendengar suara padahal tidak ada orang yang berbicara (Kusumawati & Hartono, 2012). Halusinasi yang paling banyak diderita adalah halusinasi pendengaran mencapai lebih kurang 70%, sedangkan halusinasi penglihatan menduduki peringkat kedua dengan rata-rata 20%. Sementara jenis halusinasi yang lain yaitu halusinasi pengucapan, penghidu, perabaan, kinesthetic, dan cenesthetic hanya meliputi 10%,(Muhith, 2015).Menurut Videbeck (2008) dalam Yosep (2009) tanda pasien mengalami halusinasi pendengaran yaitu pasien tampak berbicara ataupun tertawa sendiri, pasien marah-marah sendiri, menutup telinga karena pasien menganggap ada yang berbicara dengannya. Menurut perawat di Rumah Sakit Grhasia Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya di ruang kelas III, klien gangguan jiwa berat : skizofrenia yang disertai halusinasi, didapatkan rata- rata angka halusinasi mencapai 46,7% setiap bulannya (Mamnu‟ah, 2010).Data klien gangguan jiwa berat di Puskesmas Wirobrajan ada 67 orang dengan diagnosa medis Skizofrenia, disertai halusinasi pendengaran ada 48 orang. Dampak yang dirasakan oleh keluarga dengan adanya anggota keluarga mengalami halusinasi adalah tingginya beban ekonomi, beban emosi keluarga, stress terhadap perilaku pasien yang terganggu, gangguan dalam melaksanakan kegiatan rumah tangga sehari-hari dan keterbatasan melakukan aktifitas. Beban sosial ekonomi diantaranya adalah gangguan dalam hubungan keluarga , keterbatasan melakukan aktifitas sosial, pekerjaan, dan hobi , kesulitan finansial, dan dampak negatif terhadap kesehatan fisik keluarga. Beban psikologis menggambarkan reaksi psikologis seperti perasaan kehilangan, sedih, cemas dan malu terhadap masyarakat sekitar, stress menghadapi gangguan perilaku dan frustasi akibat perubahan pola interaksi dalam keluarga (Ngadiran, 2010).



Dampak yang dirasakan keluarga berkepanjangan, maka perlu adanya pengelolaan yang tepat bagi anggota keluarga yang mengalami halusinasi, maka peran keluarga sangatlah penting untuk terlibat dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi. Perawat sebagai pelaksana asuhan keperawatan keluarga dapat bekerja sama dengan keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan anggota keluarga yang mengalami halusinasi. Upaya yang dilakukan untuk menangani klien halusinasi adalah dengan memberikan tidakan keperawatan yaitu membantu pasien mengenali halusinasi, isi halusinasi, waktu terjadi halusinasi, frekuensi terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan halusinasi muncul dan respon klien saat halusinasi muncul. Kemuadian dengan melatih klien mengontrol halusinasi dengan menggunakan strategi pelaksanaanya itu dengan cara menghardik halusinasi, bercakap-cakap dengan orang lain, melakukan aktivitas yang terjadwal dan menggunakan obat secara teratur. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan sensori, upaya memusatkan perhatian, kesegaran jasmani dan mengekspresikan perasaan. Penggunaan terapi kelompok dalam praktek keperawatan jiwa akan memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi serta pemulihan kesehatan. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi ini sebagai upaya untuk memotivasi proses berpikir, mengenal halusinasi, melatih pasien mengontrol halusinasi serta mengurangi perilaku mal adaptif (Sutinah, et al, 2020). Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok pasien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Terapi aktivitas kelompok sudah sejak lama dimasukkan dalam program terapi keperawatan di dunia yang merupakan salah satu dari interpensi keperawatan yang diprogramkan terhadap pasien jiwa skizoprenia dengan masalah pasien yang mengalami halusinasi (Ningsih, Murtiani & Ilyas, 2013). Dari meningkatnya diagnosa gangguan jiwa gangguan persepsi sensori halusinasi, dan banyaknya intervensi terapi aktivitas kelompok untuk menurunkan halusinasi dan karena terapi aktivitas kelompok merupakan



pelayanan primer yang berhasil digunakan di Rumah Sakit Jiwa di Indonesia maka penulis tertarik meneliti efektifitas terapi aktifitas kelompok stimulasi terhadap kemampuan mengontrol halusinasi pendengaran. B. Tujuan Tujuan dari penyampaian seminar Evidence Based Nursing ini adalah : 1. Menambah



wawasan



tentang



perawatan



pada



pasien



halusinasi



pendengaran. 2. Mengidentifikasi pengaruh keefektifan terapi aktifitas kelompok stimulasi terhadap kemampuan mengontrol halusinasi pendengaran pasien C. Manfaat 1. Manfaat bagi pelayanan keperawatan Evidence based nursing ini diharapkan bermanfaat bagi pemberi asuhan pelayanan keperawatan dalam bidang keperawatan, khususnya dalam penanganan pada pasien yang mengalami halusinasi pendengaran. 2. Manfaat bagi perkembangan ilmu keperawatan Evidence based nursing ini diharapkan sebagai upaya pengembangan program dan terapi non farmakologis dalam rangka meningkatkan kesejahteraan pasien, terutama pasien yang mengalami halusinasi pendengaran.



BAB II ANALISA JURNAL A. Jurnal Utama 1. Judul Jurnal Efektifitas terapi aktifitas kelompok stimulasi terhadap kemampuan mengontrol halusinasi pendengaran pasien ruang Cempaka di RSJ Prof DR Ildrem Medan. 2. Peneliti Murni Aritonang 2. Populasi, Sampel dan Teknik Sampel Populasi penelitian adalah pasien halusinasi pendengaran yang dirawat di Cempaka rumah sakit jiwa Prof. Dr. Ildrem Tahun 2019 yang berjumlah 19 orang. Sampel penelitian adalah pasien halusinasi pendengaran, yang diambil dengan teknik purposive sampling. 3. Desain Penelitian Penelitian adalah pra-experiment yang menggunakan rancangan one group pretest-postes. 4. Instrumen yang digunakan Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi (pengamatan)



terhadap



pasien



halusinasi



pendengaran



dengan



menggunakan format sesi TAK (Terapi Aktifitas Kelompok) yang sudah ada. 5. Uji statistik yang digunakan Hasil uji statistik dengan menggunakan uji-T dependent didapatkan nilai P adalah 0,01 (p < 0,05) yang mempunyai makna bahwa TAK (Terapi Aktifitas Kelompok) efektif terhadap kemampuan mengontrol halusinasi pendengaran.



B. Jurnal Pendukung 1. Judul: Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori: Menggambar terhadap Perubahan Tingkat Halusinasi pada Pasien Halusiansi di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Jambi. 2.



Peneliti : Kamariyah, Yuliana



3.



Hasil : Klien yang mengikuti kegiatan terapi aktivitas kelompok ini memahami cara mengontrol halusinasi dengan cara melakukan terapi aktivitas kelompok dan mampu mendemonstrasikan ulang cara mengontrol halusinasi yang telah diajarkan. Hasil posttest pada pengetahuan, pemahaman dan kesadaran klien menunjukan bahwa sebesar 75% klien mau untuk menerapkan terapi aktivitas kelompok di ruangan.



C. Jurnal Pembanding 1.



Judul : Efektifitas



terapi



music



terhadap



penurunan



tingkat



halusinasi



pendengaran pada pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Prof DR M Ildrem. a. Peneliti : Dian Angri Yanti, Abdi Lestari Sitepu, Kuat Sitepu, Pitriani, Wina Novita Br. Purba. b. Hasil : Berdasarkan hasil penelitian terhadap 22 responden di RSJ Prof M. Ildrem Provinsi Sumatera Utara dapat disimpulkan bahwa, karakteristik responden pada penelitian ini berdasarkan jenis kelamin yaitu jenis kelamin laki-laki terdapat sebanyak 14 orang (63,6%), dan jenis kelamin perempuan



sebanyak



8



orang



(36,4%).



Karakteristik



responden



berdasarkan usia, yaitu usia 30-40 tahun sebanyak 8 orang (36,4%), usia 41-50 tahun sebanyak 14 orang (63,6%).



Untuk analisis Bivariat didapat hasil berdasarkan uji Paired Sample T-Test terdapat perbedaan yang signifikan Antara sebelum dan sesudah dengan hasil nilai sebelum dilakukan tindakan terapi musik klasik meliputi nilai mean adalah 4,32 , nilai standar deviation adalah ,646, nilai minimum adalah 3, nilai maximum 5, dan nilai sesudah dilakukan tindakan terapi musik klasik: nilai mean adalah 1,68, nilai standar deviation adalah ,568, nilai minimum adalah 1, nilai maximum 4. Maka ditarik kesimpulan Ada pengaruh sebelum dan sesudah tindakan terapi musik terhadap penurunan tingkat halusinasi pendengaran pada penderita gangguan jiwa di RSJ Prof M. Ildrem Provinsi Sumatera Utara dengan nilai 0,000 (p < 0.05), sehingga Ha diterima.. 2. Judul : Pengaruh Terapi zikir terhadap penurunan tanda dan gejala halusinasi pada pasien halusinasi. a. Peneliti : Emulyani, Herlambang b. Hasil : penelitian ini adalah seluruh pasien yang menjalani halusinasi yang telah menjalani SP 1 (berteriak) dan SP 2 (berbicara dengan orang lain), dan alat untuk pengumpulan data menggunakan format penilaian perawatan jiwa dengan mengukur perhitungan frekuensi terjadinya halusinasi sebelum dan sesudah terapi diberikan zikir, menggunakan data analisis analisis bivariat dengan uji T. Diperoleh hasil bahwa nilai rata-rata keberhasilan kontrol halusinasi pada pasien halusinasi sebelum terapi dzikir adalah 16,90 dan setelah terapi zikir adalah 5,48 dengan nilai p = 0,000 C. Analisa PICOT Unsur PICO Problem



Analisa Masalah klinik dari jurnal ini adalah untuk menguji pengaruh terapi aktivitas kelompok untuk mengatasi halusinasi pada pasien halusinasi di Ruang Cempaka DI RSJ PROF. DR. ILDREM MEDAN Penelitian adalah pra-experiment yang menggunakan rancangan one group pretest-postest. Populasi penelitian adalah pasien halusinasi



pendengaran yang dirawat di Cempaka rumah sakit jiwa Prof. Dr. Ildrem Tahun 2019 yang berjumlah 19 orang. Sampel penelitian adalah pasien halusinasi pendengaran, yang diambil dengan teknik purposive sampling Berdasarkan karakteristik pekerjaan yang berjumlah 8 orang, mayoritas ibu rumah tangga dan tidak bekerja dengan frekuensi yang sama yaitu 3 orang (37,5%), selain keterbatasan peneliti dalam menentukan sampel, pada umumnya seseorang yang tidak bekerja, cenderung mengalami banyak masalah, masalah kebutuhan hidup (ekonomi) yang paling mendasar, pada penelitian ini yang dijadikan sampel penelitian berjumlah 3 orang, sebelumnya mereka bekerja namun karena adanya masalah pribadi dan tidak kuatnya koping individu, hal-hal yang mengarah pada penyakit gangguan jiwa terjadi, lama kelamaan koping individu tidak efektif, terjadilah gangguan jiwa dan pada akhirnya Intervensi



menyebabkan mereka tidak bekerja TAK (Terapi Aktifitas Kelompok) : Halusinasi mempunyai efektifitas yang



signifikan



terhadap



kemampuan



mengontrol



halusinasi



pendengaran pada pasien di ruang Cempaka dan Sipisopiso Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Ildrem pada setiap sesi, hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh, yaitu dengan menggunakan uji-t dependent saat Pre-Test dan Post-Test diperoleh perbedaan dengan hasil uji statistik didapat p adalah 0,1 (pfdqzn>download