Emik Dan Etik Dalam Teori Budaya [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Emik dan Etik dalam Teori Budaya Manuayasa Mahendra (18407141049)



Harris (1976) memandang Emik merupakan sesuatu yang terdapat dalam pikiran inside people sedangkan etik merupakan cara bagaimana mengetahui apa yang ada dalam pikiran tersebut. Emik merupakan suatu pengungkapan yang actual dan interaktif, potensial dalam perjumpaan enografer dengan informan dan melakukan diskusi sesuatu yang dominan. Sedangakn etik merupakan status nonesenisal logika dari pelaku peneliti sebagai orang luar. Jadi etik mengacu kepada pesan yang ada di dalam aturan yang dibuat untuk memperoleh emik, sementara emik sendiri berada di dalam pemikiran kepala seseorang. Dapat di simpulkan bahwa Emik merupakan Prilaku digambarkan dari perspektif pemilik (insider) kebudayaan , dikonstruksi dari pemahaman mereka sendiri. Sedangkan Etik merupakan prilaku digambarkan dari pandangan eksternal kebudayaan, lalu



mengkonstruksi kebudayana tersebut dengan



kebudayaan lain. Ciri-ciri Emik dan Etik yang berhubungan cara pandang metodologi, Emik menggunakan pengamatan yang direkam secara kaya dalam bentuk kawalitatif dan menghindari pemaksaan dari penelitinya Tinggal lama, melakukan observasi yang luas dan menyeluruh melalui wawancara. Sedangkan untuk Etik mengunakan cara diskripsi dengan variable budaya ke dalan model umum sebab akibat dari prilaku tertentu, Fokus dari luar, menggunakan pengukuran dan proses parallel dari kultur yang berbeda Ringkas, observasi terbatas tidak lebih dari satu setting, terbuka untuk jumlah yang besar. Emic mengacu pada padangan seseorang yang diteliti, sedangkan etik mengacu pada pandangan sang peneliti. Kerangka emik berupa dekripsi dan analisis yang dilakukan dalam skema dan dikategorikan secara konseptual yang dianggap bermakna oleh partisipan dalam suatu peristiwa yang didiskripsikan dan di analisis. Sedangkan untuk kerangka etik adalah dekripsi dan analisis yang dilakukan dalam skema kategori konseptual yang dianggap bermakna oleh komunitas penganut ilmiah. Emik dan etik tidak ada kaitannya dengan ontologi. Dapat disimpulkan bahwa etik memiliki cakupan pada temuan-temuan yang tampak konsisten atau tetap di berbagai budaya, dengan kata lain etik mengacu pada sebuah kebenaran atau prinsip universal. Sedangkan emik mengacu pada temuan-temuan yang tampak berbeda



untuk budaya yang berbeda, dengan demikian etik mengacu pada kebenaran yang sifatnya khas budaya. Daftar Pustaka Alfanani, Jauhari Rozali. 2017. Studi Komparasi Emik dan Etik Masyarakat terhadap Menjamurnya Tayangan Drama Asing di Indonesia: Kajian Antropologi Kontemporer. ELIC 2017. (May, 2017), p.669-674. El- Amady, M. Rawa. 2015. Etik dan Emik pada Karya Etnografi. Jurnal Atropologi Fisip Universitas Andalas. hlm. 117. Feleppa, Robert (1986) Emics, Etics, and Social Objectivity Current Anthropology, Vol. 27, No. 3 (Jun, 1986), pp. 243-255. Harris, Marvin, 1976, “History ans significance of the Etic/Emic Distinction”, Jurnal Annual Rieview of Anthropology, Vol 5 Nurhasnah (2010) yang berjudul “Pendekatan Emik dan Etik dalam Streotype dan Etnosentrisme Lintas Budaya dalam Drama Seri Asing di Indonesia”. Malang: Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang.