F2.3 - Proposal Asam Mefenamat ACC [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ACC 19/09/2021



LAPORAN SEMENTARA TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN PADAT TABLET ASAM MEFENAMAT



Disusun oleh Kelompok F2.3: 1. Tanty Paulina



(2020212139)



2. Desty Herawati



(2020212140)



3. Novyta Ayu Adellia Putri (2020212141) 4. Adita Kurniawati



(2020212142)



5. Anisa Retno Utami



(2020212143)



6. Catur Wibowo



(2020212144)



7. Meida Asri Ati



(2020212145)



8. Novita Wicahyaningtyas



(2020212146)



9. Ririn Apriani Gustiar



(2020212147)



10. Yustina



(2020212202)



11. Amelia Said



(2020212209)



12. Ida ayu Agara



(2020212210)



FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PANCASILA JAKARTA 2021



LAPORAN SEMENTARA 1. DATA PREFORMULASI A. PREFORMULASI ZAT AKTIF PREFORMULASI 1.



Asam Mefenamat



Rumus bangun Asam Mefenamat (FI ed VI Hal. 186)



a. Sifat Fisika Kimia Pemerian: Serbuk hablur putih atau hampir putih; melebur pada suhu lebih kurang 230o disertai peruraian (FI ed VI Hal. 186). Kelarutan: Larut dalam larutan alkali hidroksida; agak sukar larut dalam kloroform; sukar larut dalam etanol A. Zat Aktif



dan dalam metanol; praktis tidak larut dalam air. (FI ed VI Hal. 186) Bobot Molekul: 241,29 (FI ed VI Hal. 186) Rumus Molekul: C15H15NO2 (FI ed VI Hal. 186) pKa : 4,2 (PubChem) Titik lebur : 230 – 231°C Stabilitas: menggelap pada paparan cahaya dalam waktu yang lama, stabil pada 25 °C, 37 °C, & 45 °C. (PubChem) OTT: oksidator kuat (MSDS) Wadah dan Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya. (FI ed VI Hal. 186) b. Khasiat: Digunakan untuk nyeri ringan sampai sedang termasuk sakit kepala, sakit gigi, nyeri pasca operasi dan



1



postpartum,



dan



dismenorea,



pada



gangguan



muskuloskeletal dan sendi seperti osteoarthritis dan rheumatoid arthritis, dan menoragia. (Martindale 36th ed. Hal: 80) c. Dosis: 250 mg/6 jam (martindale 36 hal 80) d. Cara penggunaan : 250 mg tiap 6 jam. (Martindale 36 hal 80)



ZAT TAMBAHAN PREFORMULASI 1. Polivinil Pirolidon (PVP)



Rumus bangun PVP



a. Nama lain : Copovidone b. Sifat Fisika Kimia Pemerian: PVP adalah bubuk amorf putih hingga putih kekuningan. Biasanya dikeringkan dengan semprotan B. Bahan Tambahan



dengan ukuran partikel yang relatif halus, memiliki sedikit bau dan rasa yang samar. (HOPE edisi 6, halaman 197) Kelarutan: Kelarutan lebih besar dari 10% dalam 1,4butanediol,



gliserol,



butanol,



kloroform,



diklorometana, etanol (95%), gliserol, metanol, polietilen glikol 400, propan-2-ol, propanol, propilen glikol, dan air. Kelarutan kurang dari 1% dalam sikloheksana, dietil eter, parafin cair, dan pentana. (HOPE edisi 6, halaman 197) Rumus Molekul: (C6H9NO)n.(C4H6O2)m



2



pH: 3 - 7 dalam larutan 5% b/v (MSDS) Titik nyala: 215°C. Titik lebur : 140°C. Bobot jenis: 0.24–0.28 g/cm3. Stabilitas: Stabil OTT: Copovidone kompatibel dengan sebagian besar organik dan anorganik bahan-bahan farmasi. Ketika terkena tingkat air yang tinggi, copovidone dapat membentuk molekul aduk dengan beberapa bahan. Wadah dan Penyimpanan: harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat di tempat yang sejuk dan kering. c. Kegunaan: sebagai pengikat. (HOPE Edisi 6, halaman 197) d. Konsentrasi: 2 – 5 % 2. Laktosa



Rumus bangun α-Laktosa monohidrat (HOPE edisi 6)



a. Sifat Fisika Kimia Pemerian: Serbuk putih, mengalir bebas. FI edisi VI, halaman 978) Kelarutan: Mudah larut dalam air secara perlahanlahan; praktis tidak larut dalam etanol. Bobot Molekul: 360.31 Rumus Molekul: C12H22O11.H2O pH: 4,5 – 7,5 (b/v 10%) Susut pengeringan: 0,2 % Kadar Air: 4,5 – 5,5 % Titik lebur: 201–202°C (untuk laktosa monohidrat yang terdehidrasi)



3



Stabilitas: Pertumbuhan jamur dapat terjadi dalam kondisi lembab (≥80% kelembaban relative). Laktosa dapat berubah warna coklat pada penyimpanan, reaksi dipercepat oleh kondisi hangat dan lembab. Kemurnian laktosa yang berbeda dapat bervariasi dan evaluasi warna mungkin penting, terutama jika tablet putih sedang diformulasikan. Stabilitas warna berbagai laktosa juga berbeda. OTT: Reaksi Maillard terjadi antara laktosa dan senyawa dengan gugus amina primer membentuk warna coklat, atau produk berwarna kuning-coklat. Interaksi Maillard juga terjadi antara laktosa dan amina sekunder. Namun, reaksi berhenti dengan pembentukan imina, dan tidak ada warna kuning-coklat yang berkembang. Laktosa juga tidak kompatibel dengan asam amino, amfetamin dan lisinopril. Wadah dan Penyimpanan: Laktosa harus disimpan dalam wadah tertutup baik di tempat sejuk dan kering. b. Kegunaan: pengisi tablet c. Konsentrasi: 9 – 11% 3. Magnesium Stearat a. Sifat Fisika Kimia Pemerian: Serbuk halus, putih dan volumeinus; bau lemah khas; mudah melekat di kulit; bebas dari butiran. (FI edisi VI, halaman 1080) Kelarutan: Tidak larut dalam air, dalam etanol, dan dalam eter. (FI edisi VI, halaman 1080) Bobot Molekul: 591.24 Rumus Molekul: C36H70MgO4 Titik lebur: 126–130°C Bobot jenis: 1.092 g/cm3 Titik nyala: 250°C 4



Stabilitas: Stabil OTT: Tidak kompatibel dengan asam kuat, alkali, dan garam besi. Hindari pencampuran dengan bahan pengoksidasi kuat. Magnesium stearat tidak dapat digunakan dalam produk yang mengandung aspirin, beberapa vitamin, dan sebagian besar alkaloid garam. Wadah dan Penyimpanan: Harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, di tempat yang sejuk dan kering. b. Kegunaan: sebagai lubrikan c. Konsentrasi: 0,25 – 5 % (HOPE edisi 6, hal. 404) 4. Aerosil a. Nama lain : Colloidal Silicon Dioxide b. Sifat Fisika Kimia Pemerian:



Silikon dioksida koloid adalah silika



berasap submikroskopik dengan ukuran partikel sekitar 15 nm. Ini adalah cahaya, longgar, berwarna putih kebiruan, tidak berbau, tidak berasa, bubuk amorf. (HOPE edisi 6, halaman 186) Kelarutan: Praktis tidak larut dalam pelarut organik, air, dan asam, kecuali asam fluorida; larut dalam larutan alkali panas hidroksida. Membentuk dispersi koloid dengan air. Untuk Aerosil, kelarutan dalam air adalah 150 mg/L pada 25°C (pH 7). (HOPE edisi 6, halaman 186) Rumus Molekul: SiO2 Bobot molekul : 60,08



pH: 3.8–4.2 (4% b/v larutan air terdispersi) Bobot jenis : 0.029–0.042 g/cm3 Titik lebur : 1600°C Stabilitas: Silikon dioksida koloid bersifat higroskopis tetapi menyerap air dalam jumlah besar tanpa 5



pencairan. Ketika digunakan dalam sistem berair pada pH 0–7.5, silikon dioksida koloid efektif dalam meningkatkan viskositas dari sebuah sistem. Namun, pada pH lebih besar dari 7,5 sifat peningkatan viskositas silikon dioksida koloid berkurang; dan di pH lebih besar dari 10,7 kemampuan ini hilang seluruhnya karena silicon dioksida larut membentuk silikat. (HOPE edisi 6, halaman 187) OTT: Tidak kompatibel dengan dietilstilbestrol. (HOPE edisi 6, halaman 187) Wadah dan Penyimpanan: harus disimpan dalam wadah tertutup baik. c. Kegunaan: sebagai glidan d. Konsentrasi: 0,1 – 1 % 5. Amilum



Rumus bangun Amilum (HOPE edisi 6)



a. Sifat Fisika Kimia Pemerian: bubuk putih pucat, tidak berbau dan tidak berasa, halus, putih. Ini terdiri dari butiran bulat atau bulat telur yang sangat kecil atau biji-bijian yang



6



ukuran dan bentuknya menjadi ciri khas setiap tumbuhan. (HOPE edisi 6, halaman 686) Kelarutan: Praktis tidak larut dalam etanol dingin (96%) dan dalam air dingin. Pati mengembang seketika dalam air sekitar 5-10% pada 37°C. (3) Pati menjadi larut dalam air panas pada suhu di atas suhu gelatinisasi.



Pati



Sebagian



larut



dalam



dimetilsulfoksida dan dimetilformamida. Bobot Molekul: 300 - 1000 Rumus Molekul: C6H10O5 pH: 4 – 8 (HOPE edisi 6, halaman 686) bobot jenis: 1.478 g/cm3 (HOPE edisi 6, halaman 686) Stabilitas: Pati kering stabil jika terlindung dari kelembaban tinggi. Pati dianggap inert secara kimia dan mikrobiologis dalam kondisi penyimpanan normal. Larutan pati atau pasta secara fisik tidak stabil dan mudah dimetabolisme oleh mikroorganisme; mereka karena itu harus disiapkan baru bila digunakan untuk granulasi basah. OTT: Pati tidak cocok dengan zat pengoksidasi kuat. Berwarna senyawa inklusi dibentuk dengan yodium. Wadah dan Penyimpanan: Disimpan dalam wadah kedap udara di tempat yang sejuk dan kering. b. Kegunaan: Pengencer tablet dan kapsul, penghancur tablet dan kapsul, bahan pengikat tablet dan agen pengental. c. Konsentrasi: 3-20%.



7



2. FORMULA Susunan Formula a. Zat aktif b. Pengikat (kering/larutan/mucilago)



komponen granulat



c. Penghancuran dalam d. Pengisi e. Penghancur luar f. Lubrikan (pelincir)



komponen luar



g. Glidan (pelicin) (Sumber: Buku Diktat Penuntun Praktikum Teknologi Farmasi Sediaan Padat 2021) Konsentrasi



Konsentrasi



Formula



Literatur



Asam Mefenamat



250 mg



1,5 g/ hari



Zat aktif



PVP



2%



2 – 5%



Pengikat



Bahan



Amilum



10 %



3 – 20%



Kegunaan



Desintegran dalam



Komponen dalam 92 %



Laktosa



qs



9-11%



Pengisi



Mg Stearat



2%



0,25 – 5%



Lubrikan



Aerosil



1%



0,1-1%



Glidan



Komponen



Desintegran



luar 8%



Amylum



5%



3 – 20%



luar



3. PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN A. Perhitungan Dibuat 300 tablet dengan bobot tablet masing-masing 500 mg Bobot keseluruhnya = 500 mg x 300 tablet



= 150000 mg = 150 g



Komponen granulat = 92% x 150 g



= 138 g



Komponen dalam yaitu: Asam Mefenamat



= 250 mg x 300 tablet



= 75 g



PVP 2%



= 2% x 150 g



=3g



Amilum



= 10% x 150 g



= 15 g



8



Laktosa



= 138 g – (75 g + 3 g + 15 g)



= 45 g



Bobot granulat setelah pengeringan = 221,7 g Kadar kelembaban



=2%



Bobot granul 0 % air



=



(100−𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑏)



=



(100−2)



100 100



𝑥 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙



𝑥 221,7 𝑔



= 217, 26 g Komponen granulat teoritis



= 138 g untuk 300 tablet



Dalam praktek diperoleh tablet



= Bobot granul terotitis 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡



𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 0% 𝑎𝑖𝑟



221,7 𝑔



= 232,5 g 𝑥 500 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡 = 467,2 tablet Komponen luar yang ditimbang yaitu: 2



= 2,384 g



1



= 2,384 g



5



= 11,919 g



Mg. Stearat



= 92 𝑥 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔



Aerosil



= 92 𝑥 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔



Amilum



= 92 𝑥 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔



Total komponen luar



= 2,384 g + 2,384 g +11,919 g = 16,687 g



Bobot 1 tablet yang akan dicetak



=



𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔+𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 𝑙𝑢𝑎𝑟 Jumlah tablet



=



221,7 𝑔+ 16,687 𝑔 467,2 tablet



= 0, 510 g = B. Penimbangan Bahan



Bobot teoritis (g) Komponen dalam



Asam Mefenamat



75



PVP



3



Amylum



15



Laktosa



45



9



Bobot praktek



Komponen luar Mg Stearat Aerosil Amylum



4. CARA KERJA 1. Disiapkan alat dan bahan 2. Ditimbang dan diukur semua bahan yang akan digunakan 3. Dimasukkan ke dalam wadah antara lain asam mefenamat, amilum, laktosa dan PVP. Kemudian ditambahkan etanol 96% sedikit demi sedikit sampai terbentuk massa kompak. 4. Diayak massa yang kompak dengan ayakan no.12 lalu dikeringkan dioven suhu 50 – 60



0



C selama 15 menit lalu dilakukan uji evaluasi kadar lembab



dengan Moisture Balance. 5. Granul kering yang didapatkan diayak kembali dengan ayakan no 16. 6. Dilakukan evaluasi pada mutu granul yaitu sifat alir, kompresibilitas dan distribusi ukuran partikel. 7. Ditambahkan komponen luar magnesium stearate, aerosil dan amilum lalu diaduk sampai homogen, massa granul dicetak menjadi tablet. 8. Dilakukan evaluasi pada tablet meliputi uji keseragaman bobot, uji keseragaman ukuran, uji kekerasan, uji kerapuhan (friabilitas), uji waktu hancur dan uji disolusi. 9. Dimasukkan tablet kedalam wadah, dikemas, diberi etiket dan brosur lalu diserahkan. 5. EVALUASI (CARA MELAKUKAN & PERSYARATAN) A. Evaluasi Mutu Granul 1. Uji Kadar Lembab Alat



: Moisture Balance



Cara



: Ditimbang seksama 5,0 g granul, dipanaskan dalam lemari pengering sampai bobot konstan (suhu 40 – 60 o C). 10



Hitung % lembab sbb: 𝑊𝑜 − 𝑊𝑖 × 100% 𝑊𝑜 Wo



: Bobot granul awal



Wi



: Bobot granul setelah pengeringan



Persyaratan: 2-4% (Lachman, 1994) 3-5% (Voight, Hal: 172) 2. Uji Sifat Alir Alat : Granul Flow tester Cara



:



a. Secara Langsung Ditimbang 25-gram granul ditempatkan pada corong alat uji waktu alir dalam keadaan tertutup. Dibuka penutupnya dibiarkan granul mengalir, dicatat waktunya, menggunakan stopwatch, dilakukan 3x Rumus: Bobot serbuk yang ditimbang (g) Waktu (s) Persyaratan: Kecepatan Alir



Sifat Alir



>10



Bebas mengalir



4 - 10



Mudah mengalir



1,6 - 4



Sukar mengalir



660



Sangat buruk sekali



3. Uji Kompresibilitas Alat



: Jouling Volumeter



Cara



: Ditimbang sisa granul = X gram. Dimasukkan ke dalam gelas ukur



dari alat “Jouling Volumeter”. Volume awal = 50 ml. Hitung 10, 50, 100, 500 ketukan. Dicatat volumenya sampai volume konstan (tidak bergerak lagi). Perhitungan: 𝐾𝑝 =



𝑉𝑜 − 𝑉𝑛 × 100% 𝑉𝑜



Kp= % pemampatan/ kompresibilitas Vo= Volume awal Vn= Volume pada jumlah tiap ketukan Persyaratan : Jika % pemampatan kurang dari 20% keteraturan fabrikasi akan tercapai Indeks



Keterangan



kompresibilitas (%) < 10



Istimewa



11-15



Baik



16-20



Cukup baik



12



21-25



Agak baik



26-31



Buruk



32-37



Sangat buruk



> 38



Sangat buruk sekali



4. Distribusi Ukuran Partikel Alat: Sieve Shaker Cara: ditimbang 25 g granul, dipasang alat & digunakan no mesh 20-120, dinyalakan alat selama 15 menit, dimatikan alat & ditimbang masing2 bobot granul dari nomor mesh terbesar hingga terkecil. Rumus: %bobot = Dav =



𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝜖𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡



𝑥100%



𝜖(%𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑥 𝑑 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙) 100



Syarat: kurva berbentuk lonceng B. Evaluasi Tablet 1. Uji Keseragaman Bobot Alat: Neraca digital Cara: Ditimbang 20 tablet, kemudian dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 buah tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom A, dan tidak satupun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom B (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979). Rumus: % Penyimpangan =



𝑥̅ −𝑥1 𝑥̅



𝑥 100%



Persyaratan: Tabel persen penyimpangan bobot rata-rata tablet Bobot rata-rata



Penyimpangan bobot rata-rata dalam %



13



A



B



25 mg atau kurang



15%



30%



26 mg – 150 mg



10%



20%



150 mg – 300 mg



7,5%



15%



Lebih dari 300 mg



5%



10%



2. Uji Keseragaman Ukuran Alat : Jangka sorong Cara : Menggunakan 20 tablet, diukur diameter dan ketebalannya menggunakan Rumus : 𝑆𝐷𝑅 =



𝑆𝐷 𝑥̅



jangka sorong, Dihitung rata-rata dan SD.



𝑥 100%



Persyaratan: Kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3X tebal tablet dan tidak kurang dari 4/3 tebal tablet. 3. Uji Kekerasan Alat: Hardness Tester Cara: Diambil 20 tablet, diukur kekerasan menggunakan alat ukur kekerasan. Dihitung rata-rata dan SD. Rumus : 𝑆𝐷𝑅 =



𝑆𝐷 𝑥̅



𝑥 100%



Persyaratan: Ukuran yang didapat per tablet minimal 4 kg/cm2, maksimal 10 kg/cm2.



4. Uji Kerapuhan (Friabilitas) Alat: Friability tester Cara: Ambil 20 tablet, bersihkan dari serbuk halus, timbang, masukkan kedalam alat uji (friabilator), putar sebanyak 100 putaran. Keluarkan tablet, bersihkan dari serbuk yang terlepas dan timbang kembali. Hitung % friabilitas (F): 𝐹=



𝑊𝑜 − 𝑊1 × 100% 𝑊𝑜



Wo= Bobot awal W1= Bobot setelah pengujian 14



Persyaratan: Bobot tablet yang hilang tidak lebih dari 1% (Ansel, 2008) 5. Uji Waktu Hancur Alat: Desintegration tester Cara: Masukkan masing-masing 1 tablet kedalam tabung dari alat uji waktu hancur, masukkan satu cakram pada tiap tabung dan jalankan alat. Gunakan air sebagai media dengan suhu 37 + 2o C. Semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya. Tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna. Persyaratan: Waktu hancur untuk tablet tidak bersalut adalah kurang dari 15 menit, untuk tablet salut gula dan salut non enterik kurang dari 30 menit. Sementara untuk tablet salut enterik tidak boleh hancur dalam waktu 60 menit dalam medium asam, dan harus segera hancur dalam medium basa. 6. PERLAPORAN HASIL PRAKTIKUM, TABULASI EVALUASI A. Evaluasi Mutu Granul 1. Uji Kadar Lembab Bobot cawan kosong Bobot cawan kosong + granul awal Bobot cawan kosong + granul setelah pengeringan Bobot granul awal (Wo) Bobot granul setelah pengeringan (W1) % kadar lembab



Wo − W1 𝑥 100 % Wo



Syarat



Kadar lembab 2- 4 % (Lachman, 2012) Kadar lembab 3-5% (Voight, Hal: 172)



15



2. Uji Sifat Alir a. Secara langsung No



Bobot



Waktu (s)



Kecepatan alir (g/s)



Sifat



(g)



alir



1. 2. 3. x b. Secara tidak langsung No. Bobot Diameter (g)



(cm)



Jari-



Tinggi/h Tan a



jari/r



(cm)



(h/r)



a•



Sifat alir



(cm) 1. 2. 3. x



3. Uji Kompresibilitas Volume



Ketukan



Volume



awal



Ketukan



(Vo)



(Vn)



% Kompresibilitas Vo−Vn



(



Vo



10 50 100 500 Kompresibilitas



Keterangan



16



)x 100%



5-15



Sangat baik



12-16



Baik



18-21



Sedang



23-35



Buruk



33-38



Sangat buruk



>40



Sangat buruk sekali



4. Uji Distribusi Ukuran Partikel No. Mesh



Diameter



Bobot



rata-rata



(g)



20



850



20/40



637,5



40/60



337,5



60/80



215



80/100



165



100/120



137,5



120



125



% Bobot



% Bobot x diameter



Total Rumus % bobot DAV



𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑥100% 𝜖𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡



𝜖(%𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑥 𝑑 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙) 100



B. Evaluasi Tablet 1. Uji Keseragaman Bobot % Penyimpangan No.



Bobot



A



B



(mg)



(5%)



(10%) 17



% Penyimpangan No.



Bobot



A



B



(mg)



(5%)



(10%)



A - B mg



C - D mg



A - B mg



1.



11.



2.



12.



3.



13.



4.



14.



5.



15.



6.



16.



7.



17.



8.



18.



9.



19.



10



20.



Rata-rata



C - D mg



Y



SD CV Syarat Penyimpangan tablet Penyimpangan bobot rata-rata (%) Bobot rata-rata



Kolom A



Kolom B



25 mg atau kurang



15



30



26 mg – 150 mg



10



20



151 mg – 300 mg



7,5



15



5



10



> 300 mg Kolom A Bobot tablet 500 mg Range



=5%xY=X = (Y-X) sampai (Y+X) = A sampai B mg



Kolom B Bobot tablet 500 mg = 10 % x Y = Z Range



= (Y-Z) sampai (Y+Z) = C sampai D mg 18



𝑥̅ −𝑥1



Rumus: %Penyimpangan =



𝑥̅



𝑥 100%



2. Uji Keseragaman Ukuran No.



Diameter



Tebal (cm)



No.



Bobot (mg)



Tebal (cm)



(cm) 1.



11.



2.



12.



3.



13.



4.



14.



5.



15.



6.



16.



7.



17.



8.



18.



9.



19.



10



20.



Rata - Diameter Rata



Tebal



SD Syarat



4/3 tablet < diameter < 3x tebal tablet



3. Uji Kekerasan No.



Kekerasan



No.



(kg/cm2) 1.



11.



2.



12.



3.



13.



4.



14.



5.



15.



6.



16.



19



Kekerasan (kg/cm2)



7.



17.



8.



18.



9.



19.



10



20.



Rata Rata Rumus SDR = Syarat



𝑆𝐷 𝑥̅



𝑥 100%



Kekerasan tablet yang baik adalah 4-8 kg/cm3 (Lachman dkk., 2008)



4. Uji Kerapuhan (Friabilitas) Wo W1 % Kerapuhan Syarat



(



𝑊𝑜 − 𝑊1 × 100%) 𝑊𝑜



Bobot tablet yang hilang tidak lebih dari 1% (Ansel, 2005)



5. Uji Waktu Hancur No.



Waktu Hancur (menit)



1. 2. 3. 4. 5. 6. 20



Rata-Rata



Syarat



Persyaratan waktu hancur untuk tablet adalah kurang dari menit 15 menit (FI IV, 1995).



6. PEMBAHASAN FORMULA Asam mefenamat merupakan obat golongan AINS (Antiinflamasi Non-Steroid) yang termasuk dalam kelompok BCS (Biopharmaceutical Clasification System) kelas II yaitu kelarutan rendah dengan daya tembus membran yang tinggi. Sehingga perlu adanya upaya peningkatan kelarutan untuk mendapatkan absorpsi yang maksimal. Menurut Agoes tahun 2006 pada pembuatan tablet Asam mefenamat digunakan metode granulasi basah karena memiliki beberapa keuntungan yaitu, meningkatkan fluiditas dan sesuai untuk sifat aliran atau kompaktibilitas yang buruk, mengurangi penjeratan udara, mengurangi debu, pembasahan granul sesuai dengan homogenitas sediaan dosis rendah, meningkatkan keterbatasan serbuk melalui hidrofilisasi (granulasi basah), dan memungkinkan penanganan serbuk tanpa kehilangan kualitas campuran. PVP: Granul dengan bahan pengikat PVP memiliki sifat alir yang baik, sudut diam yang minimum, menghasilkan fines lebih sedikit dan daya kompaktibilitasnya lebih baik. Penggunaan PVP sebagai bahan pengikat menghasilkan tablet yang tidak keras, waktu disintegrasinya cepat sehingga cepat terdisolusi dalam cairan tubuh, terabsorpsi, setelah itu terdistribusi ke seluruh tubuh serta sirkulasi sistemik dan memberikan efek terapi. Menurut penelitian Widya dkk. (2010), Penggunaan PVP



sebagai



bahan



pengikat menghasilkan tablet yang tidak



keras, waktu disintegrasinya cepat sehingga cepat terdisolusi dalam cairan tubuh, terabsorpsi, setelah itu terdistribusi ke seluruh tubuh serta sirkulasi sistemik dan memberikan efek terapi. PVP mudah ditembus air, sehingga sebagai pengikat sebaiknya dilarutkan dalam alkohol 95%, tetapi pada tahap awal, volume alkohol yang digunakan tidak diketahui sehingga dapat diberikan sebagai serbuk. Laktosa merupakan bahan pengisi yang paling banyak digunakan karena harganya murah dan merupakan bahan pengisi yang inert. 21



Amylum: sebagai bahan penghancur karena granulnya mampu mengembang apabila kontak dengan air dan amilosa, aksi kapiler yang lebih dominan dari pengembangan, dan juga dapat menghasilkan gaya tolak antar partikel antara konstituen tablet apabila kontak dengan air dan bagian hidrofilik dari amilum, stabil dalam keadaan kering, tanpa pemanasan dan terlindung dari kelembapan yang tinggi. Jika digunakan sebagai bahan pengisi atau bahan penghancur dalam sediaan padat menjadi inert dalam kondisi penyimpanan normal. Namun solutio atau pasta dengan pemanasan secara fisik tidak stabil dan mudah ditumbuhi mikroorganisme (Galichet, 2006). Kekuatan pada aksi kapiler yang terjadi. Aksi kapiler ini akan membentuk suatu cairan yang masuk ke dalam tablet, aksi ini akan melawan aksi bahan pengikat dan aksi ini akan membantu pengembangan dari beberapa komponen yang akan membantu hancurnya tablet. Pati memiliki sifat hidrofilik yang mempunyai kemampuan menyerap air dan membentuk pori-pori dalam tablet. Hal ini akan meningkatkan penetrasi air kedalam tablet, sehingga akan mempercepat waktu hancur tablet (Voigt, 1971). Mg. Stearat (Lubrikan): Fungsi utama magnesium stearat adalah sebagai lubrikan pada produksi tablet, tidak higroskopis, akan tetapi sifat hidrofobik dari magnesium stearat akan menghalangi proses pecahnya tablet sehingga obat akan sulit terdispersi dalam medium air. (Deniar Winardani, 2010) Aerosil : Terdispersi tinggi, memiliki luas permukaan spesifik yang tinggi dan terbukti sangat menguntungkan sebagai bahan pengatur aliran. Aerosil dapat mengatasi lengketnya partikel satu sama lainnya sehingga mengurangi gesekan antar partikel. Selain itu aerosol mampu mengikat lembab, melalui gugus sianolnya (menyerap air 40% darimassanya) dan sebagai serbuk masih mampu mempertahankan daya alirnya yang baik. Penambahan aerosol pada tablet akan menyebabkan penampilan tablet yang bagus, jernih dan mengkilat. (Voight, 1984 dan Lachman, 1994). Aerosil yang ditambahkan tidak boleh lebih dari 3% karena aerosil bersifat voluminous dan menyerap air, sehingga tablet dapat mengeras dan menjadi batu akan menyebabkan waktu hancur lebih lama.



22



7. BROSUR, KEMASAN ETIKET Etiket



Kemasan



Keterangan No. Batch: B



= Tahun produksi 2021, angka terakhir diganti dengan abjad (0=A, 1=B, dst).



12



= Tahun produksi 2021, disingkat menjadi 21 dan dibalik. 23



107 = Kode Produk 0001 = Urutan diproduksi Brosur



24



DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2008. Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI). Jakarta: Depkes Anonim. 2014. Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI). Jakarta: Depkes Anonim. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995. Anonim. Farmakope Indonesia. Edisi VI. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2020. Ansel, C.H. (2008). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: UI-Press. Association Pharmacist American. 2010. Drug Information Handbook 18th edition. USA: Lexi-Comp. Deniar Winardani, 2010, “Optimasi Formula Tablet Dispersible Natrium Diklofenak dengan Bahan Penghancur Explotab dan Bahan Pelicin Magnesium Stearat”, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Lachman, L.dkk. (1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri II. Jakarta: UI-Press. Martindale: The Extra Pharmacopoeia 28th ed., 1982. The Pharmaceutical Press, London. Rowe, Raymond, et al. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, London, Pharmaceutical Press and American Pharmacists Assosiation, Sweetman, Sean C., and P. S. Blake. "Martindale." The complete drug reference 36 USA: Pharmaceutical Press Voight, R. (1984). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. DIY: UGM-Press. Ikatan Apoteker Indonesia. 2019.ISO Informasi Spesialite Obat Indonesia, Volume 52. Jakarta: PT ISFI Penerbitan.



25



LAMPIRAN



Gambar 1. Khasiat Asam Mefenamat (Martindale 36th ed. Hal: 80)



Gambar 2. Dosis Asam Mefenamat (Martindale 36th ed. Hal: 80)



Gambar 3. Stabilitas dan OTT Asam Mefenamat (MSDS dan PubChem)



26



Gambar 4. Pemerian, kelarutan, konsentrasi, stabilitas dan OTT PVP (HOPE edisi 6, halaman 197)



Gambar 5. pH PVP. (MSDS Fisher Scientific)



27



Gambar 6. Pemerian dan kelarutan laktosa (FI Edisi VI hal. 978)



Gambar 7. Stabilitas dan OTT Laktosa (HOPE edisi 6, halaman 366)



28



Gambar 8. pH laktosa (MSDS)



Gambar 9. Pemerian dan kelarutan Mg stearate (FI Edisi VI, hal. 1080)



29



Gambar 10. Konsentrasi, titik lebur, dll magnesium stearate (HOPE edisi 6, hal. 404)



Gambar 11. Pemerian, kelarutan, konsentrasi, pH Aerosil. (HOPE edisi 6, hal. 186) 30



Gambar 12. Stabilitas dan OTT Aerosil. (HOPE edisi 6, hal. 187)



31



Gambar 13. Interaksi Obat & Farmakokinetik Asam Mefenamat (MIMS)



Gambar 14. Kegunaan Pati/Amilum (HOPE edisi 6, halaman 685)



32



Gambar 15. Konsentrasi amilum dalam formulasi tablet (HOPE edisi 6, halaman 686)



Gambar 16. pH amilum (HOPE edisi 6, halaman 686)



Gambar 17. Stabilitas, OTT dan penyimpanan amilum (HOPE edisi 6, halaman 687)



33



Gambar 18. Mefinal Asam Mefenamat 250 mg (ISO Vol. 52, halaman 23)



Gambar 19. Asam Mefenamat (http://pionas.pom.go.id/monografi/asam-mefenamat)



Gambar 20. Kemasan Tablet Asam Mefenamat yang beredar di pasaran



34