Farmakognosi Kel 15 [PDF]

  • Author / Uploaded
  • juwy
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Tanaman herba ini awalnya diperkenalkan di India dan sekarang telah menyebar di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Di setiap kemangi memiliki nama khusus. Kemangi dikenal dengan nama daerah Saraung (Sunda), Lampes (Jawa Tengah), Kemangek (Madura), Uku-uku (Bali), Lufe-lufe (Ternate), Hairy Basil (Inggris) (Voight, 1995). Kemangi (Ocimum sanctum) adalah spesies basil yang paling terbesar di seluruh dunia, baik dalam bentuk segar ataupun untuk produksi minyak esensial. Diantara genus Ocimum L., kemangi merupakan salah satu spesies yang menarik karena aroma dan rasanya. Herbal ini digunakan oleh orang Asia sebagai obat dan bahan masakan dari generasi ke generasi. Minyak dari tumbuhan ini juga digunakan secara luas pada industri farmasi dan industri parfum (Kicel, 2005). Tanaman kemangi tumbuh dengan baik dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Kemampuan kemangi untuk beradaptasi di berbagai ketinggian menyebabkan tanaman inimudah dibudidayakan di berbagai topografi (Voight, 1995). Kemangi merupakan tanaman semak semusim dengan tinggi 30-150 cm, batangnya berkayu, segi empat, beralur, bercabang, dan memiliki bulu berwarna hijau. Daunnya tunggal dan berwarana hijau, bersilang, berbentuk bulat telur, ujungnya runcing, pangkal tumpul, tepi bergerigi, dan pertulangan daun menyirip. Bunga majemuk berbentuk tandan memiliki bulu tangkai pendek berwana hijau, mahkota bunga berbentuk bulat telur dengan warna keunguan. Buah berbentuk kotak dan berwarna coklat tua, bijinya berukuran kecil, tiap buah terdiri dari empat biji yang berwarna hitam, akarnya tunggang dan berwarna putih kotor (Depkes RI, 2001).



1



1.2 Rumusan Masalah Bagaimana cara pemeriksaan farmakognosi meliputi pemeriksaan morfologi, anatomi, organoleptik dan identifikasi kandungan kimia tanaman kemangi atau kemange (Ocimum sanctum L.) 1.3 Tujuan Praktikum a. Mendeskripsikan kandungan kimia tanaman kemangi atau kemange (Ocimum sanctum L.) b. Mendeskripsikan khasiat tanaman kemangi atau kemange (Ocimum sanctum L.) c. Mendeskripsikan cara memanfaatkan tanaman kemangi atau kemange (Ocimum sanctum L.) sebagai obat d. Mendeskripsikan efek samping dari penggunaan tanaman kemangi atau kemange (Ocimum sanctum L.) 1.4 Manfaat Praktikum Manfaat dari praktikum yaitu untuk dapat melengkapi dan mengetahui data ilmiah dari tanaman kemangi atau kemange (Ocimum sanctum L.) Sebagai obat tradisional. 1.5 Kontribusi bagi IPTEK Dengan melakukan penenlitian mengenai tanaman kemangi atau kemange (Ocimum sanctum L.) diharapkan masyarakat mengetahui manfaat dari tanaman kemangi atau kemange (Ocimum sanctum L.) dan seiring berkembangnya IPTEK diharapkan semakin banyak manfaat dari tanaman kemangi atau kemange (Ocimum sanctum



L.) yang didapatkan sehingga



penggunaannya semakin meluas.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Tanaman 2



2.1.1 Sistematika Tanaman Kemangi atau Kemange (Ocimum sanctum L.) menurut Pitojo, 1996. Kingdom



: Plantae



Subkingdom



: Tracheobionta



Superdivision



: Spermatophyta



Division



: Magnoliophyta



Class



: Magnoliopsida



Subclass



: Asteridae



Ordo



: Lamiales



Family



: Lamiaceae



Genus



: Ocimum



Species



: Ocimum sanctum L.



2.1.2 Nama Daerah Tanaman Kemangi (Ocimum sanctum L.) Kemangi memiliki nama yang berbeda-beda pada setiap daerah di Indonesia dan juga di beberapa negara lain. Kemangi disebut juga tulsi, tulasi, holy basil, sacred basil, shrubby basil, dan sweet basil (WHO, 2002). Kemangi di Indonesia dikenal dengan berbagai nama, yaitu lampes atau surawung di Sunda, kemangi atau kemangen di Jawa, kemanghi di Madura, uku-uku di Bali, dan lufe-lufe di Ternate. Sedangkan di Negara lain kemangi dikenal dengan nama selasih di Malaysia, manglak di Thailand dan basil di Negara-negara Eropa (Heyne, 1987). 2.1.3 Morfologi Tanaman Batang kemangi berbentuk bulat, berbulu berwarna hijau dan kadang keunguan. Memiliki aroma yang khas dengan tinggi tanaman antara 60-70 cm dari



3



permukaan tanah. Memiliki bunga yang bergerombol, mahkota bunganya berwarna keunguan. Selain memiliki bunga, kemangijuga memiliki biji dengan ukuran 0,1 mm. Bijinya bulat berwarna cokelat dengan berat 100 butir sekitar 0,026 g. Hasil ternak selama satu periode musim tanam (tiga kali panen) berkisar antara 34.117 – 83.958 kg/plot untuk 50 tanaman (Hadipoentyanti & Wahyoeni, 2008). Kemangi (Ocimum sanctum) merupakan tumbuhan semak dengan beberapa karakteristik (Dewi, 2007) : 1. Tinggi antara 30-150 cm 2. Batang dikotil yang berkayu dengan bentuk segi empat, beralur, bercabang, berbulu, dan berwarna hijau. 3. Bunga terdapat pada penghujung batang. Panjangnya sekitar 5-7 mm dan berbau wangi. 4. Memiliki 6 kuntum bunga dari atas sampai tengah. Kelompok bunga berwarna hijau keunguan dan bagian atas bunga berwarna putih/merah jambu pucat. Buahnya kecil, terdiri dari 4 biji yang berwarna hitam. 5. Daun Ocimum sanctum berwarna hijau sampai hijau kecoklatan, berbau aromatik yang khas dengan rasa agak pedas. Helaian daun bentuk lonjong memanjang, bundar telur atau bundar telur memanjang, tulang-tulang daun menyirip, tepi bergerigi dangkal atau rata dan bergelombang, daging daun tipis, permukaan berambut halus, panjang daun 2,5 cm sampai 7,5 cm, lebar 1-2,5 cm. 6. Akar tunggang dengan warna putih kotor. 2.1.4 Anatomi Tanaman



4



Kemangi (Ocimum sanctum.) adalah tumbuhan yang daunnya biasa dimakan sebagai lalap.Tumbuhan yang termasuk ke dalam famili Lamiaceae ini memiliki aromadaunnya khas serta kuat, namun lembut dengan sentuhan aroma limau.Di Indonesia,tanaman kemangi banyak ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, dan Maluku. Namun,banyak dibudidayakan di daerah Jawa Barat untuk dicari kandungan minyak atsirinya.Tumbuhan ini hidup secara liar dan berbau harum serta dapat tumbuh dengan baik dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Tumbuhan Kemangi sangat sensitif terhadap iklim dingin, dapat berkembang dengan sangat baik jika mendapat sinarmatahari yang melimpah dan membutuhkan iklim yang panas dan kering. Jika ditinjaudari morfologi, Kemangi merupakan tumbuhan terna yang tegak, tinggi tanamanantara 0,3-0,6 m. Sistem perakaran pada kemangi adalah akar tunggang dan warnaakarnya putih kotor. Batang kemangi berkayu, segiempat, beralur, dan bercabang.Batang muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna kecoklatan. Batang kemangimemiliki bulu hijau halus. Daunnya tunggal, berwarna



hijau,



dan



memilikipertulangan



menyirip.



Letak



daun



berhadapan; tangkai daun berwarna hijau danpanjangnya antara 0,5 - 2 cm. Helaian daun berbentuk bulat telur, ujungnya meruncingdan pangkalnya tumpul, serta tampak menggelombang. Pada sebelah menyebelah ibutulang daun terdapat 3 - 6 tulang cabang. Tepi daun sedikit bergerigi dan terdapatbintik-bintik serupa kelenjar. Namun jika ditinjau secra anatomi, ada perbedaan jaringan yang menyusun organ tumbuhannya meliputi: akar, batang serta daunsehingga dipilih tumbuhan



ini



sebagai



objek



penelitian



anatomi



tumbuhan.



Untuk membuktikan hal tersebut, maka dilakukan studi pengamatan anatomi denganmenggunkan tumbuhan Kemangi meliputi organ akar, batang serta daun. 2.1.5 Kandungan Kimia Tanaman Tanaman kemangi memiliki kandungan kimia pada bunga, daun, ataupun batangnya. Kandungan kimia tertinggi dari tanaman kemangi terdapat pada daunnya (Kicel, 2005). Jenis kandungan kimia yang terkandung dalam kemangi (Ocimum sanctum)dipegaruhi oleh regio geografis dan



5



kuantitasnya bervariasi pada setiap periode vegetasi. Kandungan kimia kemangi yang tumbuh di Kuba, Brazil, India, Jerman, dan Thailand mengandung eugenol sebagi konstituen utama selain juga β-caryophyliene atau α-bisabolenes dan β-bisabolenes. Methyl eugenol merupakan konstituen utama dari minyakOcimum sanctum dari India (25%) dan Thailand (23-52%). Sedangkan minyak dari Ocimum sanctum yang tumbuh di Australia terutama mengandung methyl chavicol (Evelyne, 2008). 2.1.6 Kegunaan Tanaman Bagian tanaman kemangi adalah daun, bunga, batang, dan akar. Biji diketahui memiliki potensi terapeutik dan telah digunakan sebagai ekspetoran, analgesik, anti kanker, anti asmatik, anti diabetes, anti fertilitas dan anti stress. Jus daun kemangi bersama dengan triphala digunakan dalam tetes mata direkomendasikan untuk glucoma, katarak, kronis konjungtivitis dan penyakit mata. Jus daun segar juga diberikan kepada pasien untuk mengobati demam kronis, disentri, pendarahan dan dyspepsia. Daun kemangi juga dapat mengurangi muntah sebagai profilaksis terhada malaria (Dadang dan Prijono, 2008) 2.2 Tinjauan Tentang Pemeriksaan Farmakognostik 2.2.1 Pengertian Dan Sejarah Farmakognosi Istilah Farmakognosi pertama kali dicetuskan oleh C.A. Seydler (1815), seorang peneliti kedokteran di Haalle Jerman, dalam disertasinya



berjudul Anelecta



Pharmacognostica.



Farmakognosi



berasal dari bahasa Yunani, pharmacon yang artinya "obat" (ditulis dalam tanda petik karena obat disini maksudnya adalah obat alam, bukan obat sitetis) dan gnosis yang artinya pengetahuan. Jadi farmakognosi adalah pengetahuan tentang obat-obat alamiah (Sri Mulyani, dkk, 2004).



6



Farmakognosi mencakup seni dan pengetahuan pengobatan dari alam yang meliputi tanaman, hewan, mikroorganisme dan mineral. Keberadaan farmakognosi dimulai sejak manusia pertama kali mulai mengenal penyakit, seperti menjaga kesehatan, menyembuhkan penyakit, meringankan penderitaan, menanggulangi gejala penyakit dan rasa sakit, serta semua yang berhubungan dengan minuman dan makanan kesehatan (Gunawan, 2004). Namun mereka tidak sadar bahwa yang diketahui itu adalah bidang dari farmakognosi. Merekapun tidak mengetahui kalau bahanbahan yang berbahaya seperti minyak jarak, biji saga (sogok telik) dan tempe bongkrek (avlatoksin) merupakan bagian dari pembicaraan farmakognosi (Sri Mulyani, dkk, 2004). Pada awalnya masyarakat awam tidak mengenal istilah "farmakognosi". Oleh karenanya, mereka tidak bisa menaikkan farmakognosi dengan bidang-bidang yang berhubungan dengan kesehatan. Padahal, farmakognosi sebenarnya menjadi mata pelajaran yang sangat spesifik dibidang kesehatan dan farmasi. Masyarakat telah mengetahui khasiat dari opium (candu), kina, kelembak, penisilin, digitalis, insulin, tiroid, vaksin polio, ddan sebagainya (Sri Mulyani, dkk. 2004). 2.2.2 Ruang Lingkup Pemeriksaan Farmakognosi 2.2.2.1 Morfologi Tanaman Ilmu tumbuhan saat ini telah mengalami kemajuan yang demikian pesat, dari berbagai cabang ilmu tumbuhan yang sekarang telah berdiri sendiri adalah morfologi tumbuhan mempelajari tentang morfologi luar atau morfologi dalam arti yang sempit, yang selain memuat tentang istilah-istilah yang lazim dipakai dalam ilmu tumbuhan, khususnya dalam taksonomi tumbuhan, sekaligus juga berisi tuntunan bagaimana caranya mencandra (mendeskripsi) 7



tumbuhan. Morfologi tumbuhan disini lebih menjelaskan tentang bagaimana bentuk batang, daun, akar, ataupun buah dari suatu tumbuhan. Jadi, hanya akan menyangkut dua golongan tumbuhan yaitu: Pteridophyta (tumbuhan paku) dan Spermatophyta (tumbuhan biji). Rupanya morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan bentuk dan susunan tubuh tumbuhan saja, tetapi juga bertugas untuk menentukan apakah fungsi masing-masing bagian itu dalam kehidupan tumbuhan, dan selanjutnya juga berusaha mengetahui darimana asal bentuk dan susunan tubuh yang demikian tadi. Selain itu morfologi harus pula dapat memberikan jawaban atas pertanyaan mengapa bagian-bagian tubuh tumbuhan mempunyai bentuk dan susunan yang beraneka ragam tersebut (Tjirisoepomo, 1979). 2.2.2.2 Anatomi Tanaman Pemeriksaan ciri anatomi menggunakan mikroskop dilakukan terhadap irisan melintang atau membujur dari jaringan tumbuhan atau pemeriksaan serbuk/bagian tumbuhan yang telah dikeringkan. Cara pemeriksaan ini dilakukan untuk mengamati bentuk sel dan jaringan meristem, epidermis gabus, parenkim, klorenkim, sklerenkim, floem dan xylem), sel batu, trikomata, kristal kalsium oksalat, dan sebagainya. Tumbuhan pada umumnya mempunyai ciri morfologi dan anatomi yang spesifik dan dapat digunakan sebagai penciri bagi tumbuhan tersebut (Tjirisoepomo, 1979). 2.2.2.3 Pemeriksaan Mutu Dan Standarisasi Pemeriksaan mutu simplisia terdiri atas pemeriksaan (MMI Edisi V, 1995): 1. Organoleptik yaitu pemeriksan warna, bau, dan rasa bahan/simplisia.



8



2. Makroskopik yaitu memuat uraian makroskopik mengenai bentuk ukuran, warna, dan bidang patahan/irisan. 3. Mikroskopik yaitu membuat paparan anatomis, penampang melintang simplisia, fragmen pengenal serbuk simplisia, meliputi uraian mengenai: a. Jaringan pada batang, akar, dan daun, terdiri dari:  Jaringan primer (epidermis, corteks, endodermis, caspari, perisikel, silinder pusat dan empulur).  Jaringan sekunder (periderm, felogen, dan ritidom).  Perubahan susunan silinder pusat b. Jaringan pada daun terdiri dari:  Tipe stomata  Jenis rambut (rambut penutup dan rambut kelenjar). c. Jaringan pada daun, batang, dan akar terdiri dari:  Tipe idioblas  Tipe sel sklerenkim 2.2.3.1 Pengertian Simplisia Pengertian simplisia menurut Farmakope Indonesia Edisi III adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga kecuali dinyatakan lain berupa bahan yang telah dikeringkan (Depkes RI, 1979). 2.2.3.2 Penggolong Simplisia Simplisia dibagi menjadi tiga golongan, yaitu : (Depkes RI, 1979) 1. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman dan eksudat tanaman. Eksudat tanaman ialah isi yang spontan keluar dari tanaman atau isi sel yang dikeluarkan dari selnya, dengan cara tertentu atau zat yang dipisahkan dari tanamannya dengan cara tertentu yang masih belum berupa zat kimia murni.



9



2. Simplisia hewani adalah simplisia berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni. 3. Simplisia mineral adalah simplisia yang berupa bahan pelican (mineral) yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni. Selain ketiga jenis simplisia di atas juga terdapat hal lain, yaitu benda organik asing yang disingkat benda asing adalah satu atau keseluruhan dari apa-apa yang disebut dibawah ini : (Depkes RI, 1979). 1. Fragmen merupakan bagian tanaman asal simplisia selain bagian tanaman yang disebut dalam paparan makroskopik atau bagian sedemikian nilai batasnya disebut monografi. 2. Hewan asing merupakan zat yang dikeluarkan oleh hewan, kotoran hewan, batu tanah atau pengotor lainnya. Kecuali yang dinyatakan lain, yang dimaksudkan dengan benda asing pada simplisia nabati adalah benda asing yang berasal dari tanaman. Simplisia nabati harus bebas serangga, fragmen hewan, atau kotoran hewan tidak boleh menyimpang bau dan warnanya, tidak boleh mengandung lendir, atau cendawan, atau menunjukkan adanya zat pengotor lainnya; pada perhitungan penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam, kadar abu yang larut dalam air, sari yang larut dalam air, atau sari yang larut dalam etanol didasarkan pada simplisia yang belum ditetapkan susut pengeringannya (Depkes RI, 1979). Sedangkan susut pengering sendiri adalah banyaknya bagian zat yang mudah menguap termasuk air, tetapkan dengan cara pengeringan, kecuali dinyatakan lain, dilakukan pada suhu 105° hingga bobot tetap (Depkes RI, 1979). 10



Agar simplisia yang kita butuhkan bermutu baik, maka dilakukan pemeriksaan mutu simplisia yang bertujuan agar diperoleh simplisia yang memenuhi persyaratan umum yang ditetapkan oleh Depkes RI dalam buku resmi seperti materi medika



Indonesia,



Farmakope



Indonesia,



dan



ekstra



Farmakope Indonesia.an simplisia (Depkes RI, 1979). 2.2.3.3 Cara Pembuatan Simplisia Pembuatan



simplisia



merupakan



proses



memperoleh



simplisia dari alam yang baik dan memenuhi syarat-syarat mutu yang dikehendaki : (Ditjen POM, 1995) 1. Teknik pengumpulan Pengumpulan atau panen dapat dilakukan dengan tangan atau



menggunakan



dilakukan



secara



alat



(mesin).



langsung



Apabila



(pemetikan)



pengambilan maka



harus



memperhatikan keterampilan si pemetik, agar diperoleh tanaman/bagian



tanaman



yang



dikehendaki,



misalnya



dikehendaki daun yang muda, maka daun yang tua jangan dipetik dan jangan merusak bagian tanaman lainnya, misalnya jangan menggunakan alat yang terbuat dari logam untuk simplisia yang mengandung senyawa fenol dan glikosida. 2.



Waktu pengumpulan atau panen Kadar kandungan zat aktif suatu simplisia ditentukan oleh waktu panen, umur tanaman, bagian tanaman yang diambil dan lingkungan tempat tumbuhnya. Pada umumnya waktu pengumpulan sebagai berikut : (Ditjen POM, 1995)



11



a. Daun dikumpulkan sewaktu tanaman berbunga dan sebelum buah menjadi masak, contohnya daun Athropa belladonna mencapai kadar alkaloid tertinggi pada pucuk tanaman saat mulai berbunga. Tanaman yang berfotosintesis diambil daunnya saat reaksi fotosintesis sempurna yaitu pukul 09.0012.00. b. Bunga dikumpulkan sebelum atau segera setelah mekar. c. Buah dipetik dalam keadaan tua, kecuali buah mengkudu dipetik sebelum buah masak. d. Biji dikumpulkan dari buah yang masak sempurna. e. Akar, rimpang (rhizoma), umbi (tuber), dan umbi lapis (bulbus),



dikumpulkan



sewaktu



proses



pertumbuhannya



terhenti. 3. Bagian Tanaman a. Klika batang/klika/korteks Klika diambil dari batang utama dan cabang, dikelupas dengan ukuran panjang dan lebar tertentu, sebaliknya dengan cara berselang-seling dan sebelum jaringan kambiumnya, untuk klika yang mengandung minyak atsiri atau senyawa fenol gunakan alat pengelupas yang bukan terbuat dari logam. b. Batang (caulis) Batang diambil dari cabang utama sampai leher akar, dipotong-potong dengan panjang dan diameter tertentu. c. Kayu (Lignum) Kayu diambil dari batang atau cabang, kelupas kulitnya dan potong-potong kecil. d. Daun (Folium) Daun tua atau muda (daun kelima dari pucuk) dipetik satu persatu secara manual. e. Bunga (Flos) Tergantung yang dimaksud, dapat berupa kuncup atau bunga mekar atau mahkota bunga atau daun bunga, dapat dipetik langsung dengan tangan.



12



f. Akar (Radix) Bagian yang digunakan adalah bagian yang berada di bawah permukaan tanah, dipotong-potong dengan ukuran tertentu. g. Rimpang (Rhizoma) Tanaman dicabut, rimpang diambil dan dibersihkan dari akar, dipotong melintang dengan ketebalan tertentu. h. Buah (Fructus) Dapat berupa buah yang masak, matang atau buah muda, dipetik dengan tangan. i. Biji (Semen) Buah yang dikupas kulit buahnya menggunakan tangan atau alat, biji dikumpulkan, dan dicuci. j. Bulbus Tanaman dicabut, bulbus dipisahkan dari daun dan akar dengan memotongnya. 4. Pencucian dan Sortasi Basah Pencucian dan sortasi basah dimaksudkan untuk membersihkan simplisia dari benda-benda asing dari luar (tanah, batu, dan sebagainya), dan memisahkan bagian tanaman yang tidak dikehendaki. Pencucian dilakukan bagi simplisia utamanya bagian tanaman yang berada di bawah tanah (akar dan rimpang) untuk membersihkan simplisia dari sisa-sisa tanah yang melekat. 5. Pengeringan Tujuan pengeringan pada tanaman atau bagian tanaman adalah: a. Untuk mendapatkan simplisia yang awet, tidak rusak dan dapat digunakan dalam jangka relatif lama. b. Mengurangi kadar air, sehingga mencegah terjadinya pembusukan oleh jamur atau bakteri karena terhentinya proses enzimatik dalam jaringan tumbuhan yang selnya telah



13



mati. Agar reaksi enzimatik tidak dapat berlangsung, kadar air yang dianjurkan adalah kurang dari 10 %. c. Mudah dalam penyimpanan dan mudah dihaluskan bila ingin dibuat serbuk. A. Pengeringan alamiah Tergantung



dari



kandungan



zat



aktif



simplisia,



pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1. Sinar matahari langsung, terutama pada bagian tanaman yang keras (kayu, kulit biji, biji dan sebagainya) dan mengandung zat aktif yang relatif stabil oleh panas) 2. Diangin-anginkan dan tidak terkena sinar matahari secara langsung, umumnya untuk simplisia bertekstur lunak (bunga, daun dan lain-lain) dan zat aktif yang dikandungnya tidak stabil oleh panas (minyak atsiri). B. Pengeringan buatan Cara pengeringan dengan menggunakan alat yang dapat diatur suhu, kelembaban, tekanan atau sirkulasi udaranya BAB III KERANGKA KONSEPTUAL, HIPOTESIS DAN SKEMA KERJA 3.1 Kerangka Konseptual



Obat tradisional indonesia



Praklinik



Kemangi/Kemange (Ocimum sanctum L.)



Aktifasi farmakologi analgesik,anti kanker,anti diabetes,dll



Pemeriksaan farmakognosi Kandungan kimia dan identifikasi kemotaksonomi



Bioaktivitass Invivo dan Invitro 14



Pengembangan obat tradisionaldan fitofarmako



3.2 Hipotesis Berdasarkan hasil pemeriksaan farmakognosi kemangi atau kemange (Ocimum sanctum L.) melalui identifikasi kandungan kimia Daunnya mengandung senyawa flavonoid dan eugenol, arginin, anetol, boron, dan minyak atsiri, betakaroten (provitamin A), vitamin C, dan kaya akan mineral makro, yaitu kalsium, fosfor, dan magnesium, pada bunga mengandung anthocyanins,



delphinidin,



pelargonidin,



malvidin,



kaempherol,



dan



quercetin. Pada akar mengandung cyanidin mono-glycoside sedangkan bijinya mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol. Dari pemeriksaan morfologi tanaman Kemangi tumbuhan ini hidup secara liar dan berbau harum serta dapat tumbuh dengan baik dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Tumbuhan Kemangi sangat sensitif terhadap iklim dingin, dapat berkembang dengan sangat baik jika mendapat sinar matahari yang melimpah dan membutuhkan iklim yang panas dan kering. Jika ditinjau dari morfologi, Kemangi merupakan tumbuhan terna yang tegak, tinggi tanaman antara 0,3– 0,6 m. Sistem perakaran pada kemangi adalah akar tunggang dan warna akarnya putih kotor. Batang kemangi berkayu, segiempat, beralur, dan bercabang. Batang muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna kecoklatan. Batang kemangi memiliki bulu hijau halus. Daunnya tunggal, berwarna hijau, dan memiliki pertulangan menyirip. Letak daun berhadapan; tangkai daun 15



berwarna hijau dan panjangnya antara 0,5–2 cm. Helaian daun berbentuk bulat telur, ujungnya meruncing dan pangkalnya tumpul, serta tampak menggelombang. Pada sebelah menyebelah ibu tulang daun terdapat 3–6 tulang cabang. Tepi daun sedikit bergerigi dan terdapat bintik-bintik serupa kelenjar. Namun jika ditinjau secra anatomi, ada perbedaan jaringan yang menyusun organ tumbuhannya meliputi: akar, batang serta daun sehingga dipilih tumbuhan ini sebagai objek penelitian anatomi tumbuhan. Untuk membuktikan hal tersebut, maka dilakukan studi pengamatan anatomi dengan menggunkan tumbuhan Kemangi meliputi organ akar, batang serta daun.



3.3 Skema Kerja



Kemangi (Ocimum sanctum L.)



Sampel yang dikeringkan



Sampel yang diserbukkan



Pemeriksaan :



Identifikasi kimia :



a. Morfologi b. Anatomi c. Organoleptik Pada akar, batang, dan daun



a. b. c. d.



Lignin Pati dan aleuron Minyak menguap Saponin



Hasil Pembahasan Kesimpulan Pengembangan obat tradisional dan fitofarmako



16



BAB IV MATERI DAN METODE PRAKTIKUM 4.1 Bahan, Alat Dan Instrumen Praktikum 4.1.1 Bahan Tanaman Kemangi (Ocimum sanctum L.) a. Akar b. Batang c. Daun 4.1.2 Bahan Kimia 1. Aquadest 2. Pereaksi identifikasi : a. Air panas 10 ml b. Etanol 96 % c. Florogusin d. HCl pekat e. Iodium 0,1 N f. Mayer g. Sudan III h. Wagner 4.1.3 Alat 1. Cutter 2. Gelas Kimia 3. Mikroskop 4. Pipet tetes 5. Plat tetes 6. Rak Tabung 7. Tabung Reaksi



4.3 Prosedur Praktikum 4.3.1 Pemeriksaan Farmakognostik 4.3.1.1 Identifikasi dan Determinasi Tanaman



17



Menentukan kunci determinasi tanaman dilakukan berdasarkan bentuk morfologi melalui pendekatan hubungan kekerabatan tanaman ( suku dan genus) kunci determinasi tanaman sebagai mana yang dicantumkan dalam buku resmi (FLORA OF JAVA,atau FLORA). 4.3.1.1.1 Morfologi Tumbuhan Mengamati dan menggambar bentuk morfologi dari tanaman, yaitu berupa bentuk batang, daun, dan akar . 4.3.1.1.2 Anatomi Tumbuhan Pemeriksaan anatomi di Laboratorium, yaitu anatomi akar, batang, dan daun serta mencari bentuk stomata dengan membuat preparat setipis mungkin diatas objek glass yang ditutupi deg glass dengan ditetesi air atau kloralhidrat, dan diamati serta digambar anatominya dibawah mokroskop. 4.3.1.2



Pemeriksaan Simplisia



4.3.1.2.1 Pengambilan Simplisia Pengumpulan simplisia dilakukan dengan menggunakan pisau dan tangan karena tanaman Kemangi (Ocimum Sanctum L.) hidup menjalar atau merambat dan batangnya gampang di dapat. 4.3.1.2.2 Pembuatan Simplisia Simplisia



yang



telah



dikumpulkan, dicuci untuk



membersihkan simplisia dari kotoran atau debu dan memisahkan tanaman itu sendiri yang tidak dikehendaki saat pencucian. Setelah dicuci dan dibersihkan dari debu dan kotoran, sampel dipotong kecilkecil kemudian dikeringkan. Pengeringan yang digunakan pada percobaan ini ialah pengeringan alamiah yakni dengan bantuan sinar matahari, atau diangin-anginkan. Untuk bagian tanaman yang keras, seperti batang dan akar pengeringan dilakukan di bawah sinar matahari. Untuk bagian tanaman yang lunak seperti daun cukup diangin-anginkan. 4.3.1.2.3 Pemeriksaan Mutu Simplisia



18



1. Organoleptis yaitu pemeriksaan warna, bau, dan rasa dari bahan / simplisia. Dari simplisia yang telah dibuat, diamati warnanya, baunya 2. Makroskopik yaitu memuat paparan mengenai bentuk dari simplisia, ukuran, warna serta bidang patahannya. 3. Mikroskopik yakni memuat paparan anatomis, melintang simplisia, fragmen pengenal



penampang



bentuk simplisia.



4.3.2 Identifikasi Kandungan Kimia 4.3.2.1 Pati dan aleuron 1.



Dimasukkan serbuk sampel ke dalam tabung reaksi



2.



Ditambahkan dengan larutan Iod 0,1 N sebanyak 1-3 tetes apabila berwarna biru mengandung pati dan kalau berwarna kuning coklat mengandung aleuron



4.3.2.2 Zat samak / tannin 1. Dimasukkan serbuk sampel ke dalam tabung reaksi 2. Ditambahkan dengan larutan (FeCl3 ) sebanyak 1-3 tetes apabila berwarna biru hitam mengandung tannin 4.3.2.3 Alkaloida Timbang 500 mg serbuk simplisia,tambahkan 1 ml asam klorida 2N dan 9 ml air,panaskan diatas penangas air selama 2 menit,dinginkan dan disaring,pindahkan masing-masing 3 tetes filtrate pada dua tabung reaksi. a. Tambahkan 2 tetes Mayer LP pada tabung reaksi pertama, terbentuk endapan menggumpal berwarna putih. b. Ditambahkan 2 tetes bouchardat LP pada tabung reaksi kedua terbentuk endapan berwarna coklat sampai hitam. 4.3.2.4. Saponin 19



a. Dimasukkan 0,5 gr serbuk kedalam tabung reaksi b. Tambahkan 10 ml air panas,dinginkan kemudian kocok kuat selama 10 detik, terbentuk buih yang mantap selama ±10 menit setinggi-tinggi 1-10cm dan pada penambahan 1 tetes asam hidroksida 2N,buih tidak hilang 4.3.2.5 Lignin a. Dimasukkan serbuk kedalam tabung reaksi,basahi serbuk dengan larutan florogusin P, b. Ditambahkan asam klorida,amati dalam asam klorida P, jika dinding tabung berwarna merah menunjukan hasil fositif 4.3.2.6 Minyak Menguap a. Ditimbang 0,5 gr serbuk, dimasukkan didalam tabung reaksi tambahkan beberapa tetes sudan III. Biarkan selama 30 menit tutup dan simpan ditempat tidak terkena cahaya atau terpapar cahaya matahari. b. Tambahkan etanol 96% P



pada sampel. Bagian yang



mengandung minyak atsiri akan berwarna jingga



BAB V HASIL 20



5.1 Morfologi Tanaman Hasil pemeriksaan morfologi tanaman Kemangi (Ocimum sanctum L.) No Pemeriksaan 1. Daun



Gambar -



Hasil Pengamatan Daun tunggal Bentuk tepi daun



-



(bergerigi (serratus)) Pertulangan daun (menyirip (penninervis)



2.



Batang



-



Batang kemangi berbentuk bulat, berbulu berwarna hijau dan



3.



Akar



-



kadang keunguan Bercabang



-



Sistem perakaran



-



(tunggang (radix ) Berwarna putih kotor



5.2 Anatomi Tanaman No Bagian Tanaman 1. Daun - Membujur



-



2.



Batang - Membujur



-



Akar - Membujur



-



3.



Hasil pengamatan Memiliki epidermis, yaitu sebagai sel pipih yang terletak pada permukaan atas dan bawah daun. Memiliki korteks yaitu bagian terluar dari batang, epidermisnya terdiri dari selapis sel yang melindungi jaringan dibawahnya. memiliki epidermis yang juga berderivat menjadi rambut akar untuk memperluas bidang penyerapan air, terdapat jaringan pembuluh xylem dan floem.



21



Gambar Anatomi KET: 1.Epidermis 2.kolenkim



2



1



Gambar 5.2.1 penampang melintang daun kemangi(Ocimum sanctum L.)



KET: 1.Epidermis 2.Kortrex



2



1



Gambar 5.2.2 penampang melintang batang kemangi(Ocimum sanctum L.)



KET: 1.Xilem 2.Floem



1



2



22



Gambar 5.2.3 penampang melintang akar kemangi(Ocimum sanctum L.) 5.3 Pemeriksaan Mutu Simplisia Pemeriksaan mutu dari kemangi (Ocimum sanctum L.) bertujuan untuk diperoleh hasil simplisia agar memenuhi persyaratan umum yang ditetapkan oleh departemen kesehatan RI dalam buku resmi seperti MMI, farmakope Indonesia dan ekstrak FI. 5.4 Identifikasi Kandungan Kimia Simplisia Tabel.5.4.1 Uji Organoleptik Pada Kemangi (Ocimum sanctum L.)



NO



Bagian Tanaman



1



Daun



Gambar



Warna



Pengujian Rasa



Bau



Hijau



Agak pedis



Aromatik



Tidak



Khas



muda



2



Batang



Hijau



memiliki rasa 3



Akar



Hijau



Tidak



kecoklatan



memiliki



Khas



rasa



5.5.2 Uji Identifikasi Kandungan Kimia a. Daun No 1.



2.



Uji Lignin



Uji tanin



Pereaksi



Uji pustaka



Florogusi



Berwarna



n



merah



HCl pekat Fecl3



Berwarna



Uji hasil Sebelum Bening



Sesudah hijau



Bening



Hijau



Keterangan Negatif (-) Positif



23



hijau



(+)



b. Batang No 1.



Uji Lignin



Pereaksi Florogusi



Uji pustaka



Uji hasil



Merah



Sebelum Bening



Sesudah Merah



Berwarna



Bening



Hijau



n 2.



Uji tanin



HCl pekat Fecl3



hijau



Keterangan Positif (+) Positif (+)



c. Akar No 1.



Uji Lignin



Pereaksi Florogusi



Uji pustaka



Uji hasil



Merah



Sebelum Bening



Sesudah Merah



Berwarna



Bening



Hijau



n 2.



Uji tanin



HCl pekat Fecl3



hijau



Keterangan Positif (+) Positif (+)



BAB V PEMBAHASAN A. Data morfologi Dari data morfologi yang kami amati pada praktikum ini dengan mengamati bentuk fisik warna tanaman kemangi yaitu warna zat, bentuk tanaman dan salah satu cara agar dapat mengenali tanaman, karena tanaman yang sama belum tentu mempunyai nama yang sama pula. Pemeriksaan morfologi pada 24



tanaman kemangi atau cemangi (Ocimum sanctum L.) yang berasal dari suku Lamiales,daunnya



tunggal,



bentuk



tepinya



bergerigi,tulang



daun



menyirip,batang kemangi berbentuk bulat,berbulu berwarna hijau dan kadang keunguan.Akar kemangi memiliki akar tunggang berwarna putih kotor, memiliki bau khas dan aromatik B. Anatomi tumbuhan Pengamatan anatomi tumbuhan dilakukan untuk mengamati bentuk sel dan jaringan dan diuji berupa sayatan melintang dan membujur pada daun, batang dan akar. Pada anatomi daun tanaman kemangi atau kemange (Ocimum sanctum L.) ini memiliki epidermis dan kolenkim Anatomi batang memiliki epidermis yang terdiri dari selapis sel yang melindungi jaringan dibawahnya, memiliki jaringan korteks,dan terdapat jaringan pembuluh lainnya. Anatomi akar memiliki epidermis yang juga berderivat menjadi rambut akar untuk memperluas bidang penyerapan air, terdapat jaringan pembuluh xylem dan floem. C. Data organoleptik (+ kandungan Kimia) Pengamatan organoleptik pada tumbuhan dimaksudkan untuk mengikuti sifat-sifat yang khas dan spesifik dari satu tanaman pare atau paria (Ocimum Sanctum L.) adapun hasil pengajian organoleptik sebagai berikut: 1. Daun Ke atau paria (Ocimum Sanctum L.)  Warna : Hijau muda  Bentuk : Serbuk  Rasa : Agak Pedis  Bau : Aromatik 2. Batang kemangi atau kemange (Ocimum sanctum L.)  Warna : Hijau  Bentuk : Serbuk  Rasa : Tidak memiliki rasa  Bau : Bau Khas 3. Akar kemangi atau kemange (Ocimum sanctum L.)  Warna : Hijau kecoklatan  Bentuk : Serbuk



25



 



Rasa Bau



: Tidak memiliki rasa : Bau Khas



BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan Dari hasil praktikum farmakognostik dan identifikasi kandungan kimia tanaman Kemangi (Ocimum sanctum L.) telah diperoleh dan dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Pemeriksaan morfologi menunjukkan tanaman kemangi (Ocimum sanctum L.)



merupakan



tanaman



dikotil



yang



sistem



perakarannya



tunggang,tergolong batang berkayu,percabangan batangnya,susunan letak



26



daunnya berseberangan,pertulangan daun menyirip,bentuk ujung daunnya runcing dan tepi daunnya bergerigi. b. Uji identifikasi kandungan



kimia



positif



mengandung



lignin,pati,aleuron,glikosida saponin,dan tanin. c. Anatomi dari tanaman kemangi (Ocimum sanctum L.) yakni terdapat jaringan epidermis,xylem,korteks,floem.



7.2 Saran Diharapkan penelitian yang lebih lanjut mengenai tanaman pare atau paria (Ocimum sanctum L.) sehingga dapat diketahui khasiat dan kandungan kimia lain yang terdapat pada tanaman ini,dimana kita sudah tahu bahwa kemangi memiliki khasiat yang mampu menyembuhkan banyak penyakit mulai dari daun,batang, akar dan buah.Seperti diare,panu,sariawan dan bau mulut.



DAFTAR PUSTAKA Depkes RI, 1995. Materia Medika Indonesia. Jilid V. Cetakan Keenam. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat Dan Makanan Depkes RI, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen kesehatan RI. Jakarta Ditjen POM, 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan RI. Jakarta Gunawan, D. dan S. Mulyani. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid 1. Penebar Swadaya. Jakarta 27



Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid II. Badan Litbang Kehutanan, Jakarta. Ibrahim[5], M. 2002.Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran



Biologi:



Direktorat



Sekolah



lanjutan



Tingkat



Pertama,Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan menengah, DepartemenPendidikan Nasional. Prawirosujanto, Sunarto, dkk. 1989. Materia Medika Indonesi. Jilid V & VI. Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta. Siemonsma, J.S. dan K. Piluek. 1994. PROSEA: Vegetabels. Prosea, Bogor. Sudarsono, G.D., S. Wahyuono, I.A. Donatus, dan Purnomo. 2002. Tumbuhan obat II (hasil penelitian, sifat-sifat, dan penggunaannya). Pusat Studi Obat Tradisional Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. WHO. 2002. WHO Monographs on Selected Medicinal Plants Volume 2. Geneva: World Health Organization.



28