Final Analisis Kualitas Lingkungan Modul Ani PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

EDITION 2020 Rev.00



ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN



AUTHOR : NUR ANI, S.K.M., M.K.K.K



PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FKM UNIVET BANTARA SUKOHARJO 2020



KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan Modul Analisis Lingkungan sebagai Bahan Ajar. Adapun tujuan disusunnya modul ini adalah memudahkan para mahasiswa dalam proses belajar



khususnya dalam belajar mata kuliah Analisis



Kualitas Lingkungan. Tersusunnya modul ini tentu bukan dari usaha penulis seorang. Dukungan moral dan material dari berbagai pihak sangatlah membantu tersusunnya modul ini. Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih kepada keluarga, sahabat, rekan-rekan, dan pihak-pihak lainnya yang membantu secara moral dan material bagi tersusunnya modul ini. Modul ini tersusun masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan agar modul ini bisa lebih baik nantinya. Semoga



kehadiran



Analisis



Lingkungan



ini



dapat



memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi para mahasiswa dan dosen di lingkungan FKM Univet Bantara Sukoharjo serta para pembaca pada umumnya.



Sukoharjo,



Januari 2020 Penulis



i|M O D U L B A H A N LIN GKUN GAN



AJAR



ANALISIS



KUA LITAS



PENDAHULUAN Lingkungan biasanya diartikan sebagai sesuatu yang ada disekeliling kehidupan. Lingkungan adalah kumpulan dari segala sesuatu yang membentuk kondisi dan akan mempegaruhi secara langsung maupu tidak langsung dalam bentuk individual maupun komunitas pada suatu tempat tertentu. Masalah pecemaran merupakan suatu masalah yang perlu mendapat penanganan secara serius oleh semua pihak supaya dapat menanggulangi akibat buruk yang terjadi karena pencemaran, ahkan sedapat mungkin kita dapat mencegah terjadinya pencemaran lingkungan tersebut. Pencemaran lingkugan terjadi bila daur materi dalam lingkugan hidup mengalami perubahan, sehingga keseimangan dalam hal struktur maupun fungsinya terganggu. Ketidakseimangan struktur dan fungsi terjadi karena ulah manusia. Masa modern ini banyak kegiatan terutama dibidang industri yang menyebabkan pencemaran lingkungan. Maka dari itu diperlukan analisis kualitas lingkungan. Analisis Kualitas Lingkungan adalah kegiatan yang menentukan suatu hal terkait lingkungan dan ekologi dalam keadaan baik atau tidak dampak apa yang bisa ditimbulkan terhadap lingkungan dan ekologi serta makhluk hidup di dalamnya.



ii | M O D U L B A H A N LIN GKUN GAN



AJAR



ANALISIS KUA LITAS



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR PENDAHULUAN DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN A. Pendahuluan B. Penyajian C. Penutup BAB II ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN AIR A. Pendahuluan B. Penyajian C. Penutup BAB III ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN TANAH A. Pendahuluan B. Penyajian C. Penutup BAB IV ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN UDARA A. Pendahuluan B. Penyajian C. Penutup BAB V PRAKTEK SAMPEL PENGAMBILAN AIR A. Pendahuluan B. Penyajian C. Penutup DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



iii | M O D U L B A H A N LIN GKUN GAN



AJAR



ANALISIS KUA LITAS



i ii iii 1 1 2 6 8 8 9 13 15 15 16 19 21 21 22 27 29 29 29 45



BAB I PENGANTAR ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN A. PENDAHULUAN 1. Gambaran Umum Analisa atau analisis (analyzne) menurut kamus bahasa Indonesia adalah kegiatan penyelidikan terhadap keadaan, kondisi, peristiwa yang terjadi atau yang akan terjadi untuk mengetahui keadaan, kondisi, peristiwa sebenarnya) baik sebab maupun akibat. Kualitas atau mutu adalah kesesuian antara suatu kondisi keadaan yang ada (Existing conditions) dengan kondisi keadaan yang diinginkan atau kondisi yang diharapkan oleh pihak berkepentingan. Kualitas lingkungan hidup adalah kondisi dan keadaan unsur-unsur lingkungan hidup (komponen biotik/komponen abiotik) sesuai dengan standard mutu lingkungan. Memfokuskan pada aspek pengaruh kegiatan manusia terhadap kualitas komponen; kualitas air, kualitas udara, kualitas tanah. (Effendi: 2003). Lingkungan adalah sesuatu di sekitar manusia mempengaruhi kehidupan manusia langsung atau tidak. Lingkungan biotik adalah lingkungan yang hidup, misalnya tanah, pepohonan, dan para tetangga. lingkungan abiotik mencakup benda-benda tidak hidup seperti rumah, gedung, dan tiang listrik. Lingkungan hidup adalah semua benda dan daya serta kondisi termasuk didalamnya manusia dan tingkah perbuatannya yang terdapat dalam ruang dimana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup yang lain. dengan demikian, lingkungan hidup mencakup dua lingkungan, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan budaya. Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup (Effendi: 2003). Tanah adalah salah satu system bumi, yang bersamaan dengan system bumi yang lain yaitu air dan atmosfer, menjadi inti, fungsi, perubahan dan kemantapan ekosistem. Kualitas tanah meliputi kualitas tanah secara fisika, kimia dan biologi. Udara merupakan media lingkungan yang merupakan kebutuhan dasar manusia perlu mendapatkan perhatian yang serius, hal ini pula menjadi kebijakan Pembangunan Kesehatan Indonesia 2010 dimana program pengendalian pencemaran 1|M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



udara merupakan salah satu dari sepuluh program unggulan. (Muhammad, 2017) 2. Capaian Pembelajaran Lulusan a. Mahasiswa lulusan mampu menerapkan pengetahuan analisis kualitas lingkungan,serta istilah dan nilai- nilai standar parameter lingkungan di dunia kerja. b. Mahasiswa lulusan mampu memberikan solusi permasalahan lingkungan baik di masyarakat maupun tempat kerja. 3. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah a. Mahasiswa mampu memahami pengertian dan tujuan analisis kualitas lingkungan,serta istilah dan nilai-nilai standar parameter lingkungan. b. Mahasiswa mampu memahami dan memiliki wawasan tentang analisis kualitas lingkungan. B. PENYAJIAN 1. Dasar Hukum a. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan b. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 2. Istilah-Istilah a. Baku Mutu Lingkungan : Batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponennya yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang adanya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup. b. NAB : adalah nilai atau batas tertinggi dimana manusia mampu menahannya tanpa menimbulkan gangguan kesehatan selama 40 jam atau 5 hari dalam seminggu. c. DO atau dissolve oxygen ialah kadar oksigen yang terlarut dalam air. semakin tinggi DO maka air tersebut akan semakin baik. pada suhu 20C. tingkat DO maksimal ialah 9ppm. ppm ialah satuan untuk menunjukkan kadar atau satuan. ppm ialah singkatan dari part per million atau sama dengan mg/L. d. BOD atau biological oxygen demand ialah tingkat permintaan oksigen oleh makhluk hidup dalam air tersebut. jadi semakin tinggi nilainya maka semakin banyak 2|M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



mikrobanya dan membuat nilai DO turun. Semakin tinggi nilai BOD maka akan semakin rendah kualitas air. e. COD atau chemical oxygen demand mirip seperti BOD. bedanya disini ialah tingkat kebutuhan senyawa kimia terhadap oksigen. bisa jadi dipakai untuk mengurai dan sebagainya. nilai COD juga berbanding terbalik dengan DO. f. TDS atau total dissolve solid ialah jumlah zat padat yang terlarut di dalam air. semakin rendah TDS maka akan semakin bagus kualitas air. banyak tds meter yang mudah untuk didapatkan dan bisa digunakan hanya dengan mencelupkan ujung alat tersebut kedalam air. 3. Pengertian Analisis Kualitas Lingkungan adalah kondisi dan keadaan unsur-unsur atau komponen-komponen lingkungan hidup, baik komponen biota maupun komponen abiotik yang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan dan atau sesuai dengan standard mutu lingkungan.(Reda, Rizal : 2017)



Sumber : Reda Rizal, 2017 Secara teoritis pencemaran terhadap komponen lingkungan hidup pada dasarnya terjadi pada media udara, air, dan tanah. Proses kejadiannya bermula dari aktivitas kegiatan manusia dan industri. Kegiatan manusia dalam mengelola industri merupakan sumber utama pencemaran terhadap lingkungan hidup baik terhadap air, udara maupun terhadap tanah. Bagaimana mekanisme tejadinya proses pencemaran 3|M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



terhadap lingkungan hidup. Pada gambar bagan diatas menjelaskan analisis kasus pencemaran lingkungan hidup oleh sumber pencemar yang berasal dari segala bentuk aktivitas kegiatan manusia. Menurut Reda Rizal (2017) metode analisis kualtas lingkungan hidup dapat dilakukan dengan berbagai metode, diantaranya sbb: 1. Metode Analisis Metabolisme Kegiatan Metode ini akan membahas aspek siklus material input, proses, output dan entropi suatu kegiatan yang berdampak negatif terhadap kualitas kehidupan masyarakat dan kualitas lingkungan. 2. Metode Analisis Entropy. Metode yang dilakukan untuk menghitung kerugian dalam bentuk energy yang dilepaskan ke lingkungan yang terjadi ditimbulkan oleh suatu aktivitas kegiatan kehidupan masyarakat. 3. Metode Analisis Kuantitatif-Matematik Metode ini digunakan untuk memperkirakan dampak penurunan kualitas udara (konsentrasi polutan atau bahan pencemar udara) dari pengaruh kegiatan lalulintas kendaraan bermotor di jalan raya 4. Metode Analisis Kualitatif Metode analisis kualitatif akan menggunakan data kualitatif seperti “persepsi dan pendapat manusia atau masyarakat” dalam menilai kondisi suatu lingkungan dengan kalimat jawaban; bagus, baik, rusak, buruk, bau, kotor lestari, memuaskan, cantik, dan lain sebagainya. Analisa ini akan menghasilkan data atau informasi kualitas lingkungan hidup yang bersifat “subyektif” yang belum tentu penilaiannya sama antara suatu masyarakat dengan masyarakat yang lainnya. 5. Metode Analisis Kausal Metode ini bertujuan mendeskripsikan satu faktor kualitas lingkungan (factor akibat) dari beberapa faktor penyebab turunnya kualitas lingkungan berupa indicator penyebab pencemar. 6. Metode Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Metode ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan lingkungan menetralisasi parameter pencemar dalam rangka pemulihan kondisi lingkungan seperti semula. 4|M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



7. Metode Analisis Tematik Metode ini bertujuan menganalisa terhadap kualitas lingkungan wilayah tertentu menggunakan tema-tema yang pernah dibahas atau diteliti oleh pihak lain. 8. Metode Analisis Rantai Makanan Dan Jejaring Makanan Pada metode ini rantai makanan merupakan titik tahapan perpindahan energi yang terdapat dalam setiap makanan dari sumber daya tumbuhan melalui seri organisme ataupun melalui jejaring makanan yaitu, melalui; vegetasi, herbivora, karnivora, dan omnivora. 9. Metode Analisis Laboratorium Dan Baku Mutu Lingkungan Metode ini akan memperbandingan antara kualitas komponen lingkungan yang sedang diteliti dengan baku mutu lingkungan (BML) yang ditunjukkan oleh parameter-parameter yang tersedia baku mutunya. 10. Metode Penilaian Oleh Para Ahli Atau Pakar Disiplin Ilmu Tertentu Metode ini meminta pendapat para ahli dibidangnya masing-masing terkait dengan isu pokok lingkungan hidup yang sedang dikaji. Metode ini digunakan untuk memprakirakan dampak lingkungan yang akan terjadi berdasarkan atas pendapat para Pakar (para ahli dari berbagai disiplin ilmu) terhadap pengalamannya pada kegiatan yang sejenis atau kasus tematik sesuai bidang keahlian para pakar. 11. Metode Analogi Metode ini menggunakan pendekatan analisis yang dilakukan terhadap parameter-parameter yang belum ada baku mutunya. 12. Metode Analisis Ekoefisiensi Ekoefisiensi merupakan daya guna yang dihitung dari perbandingan antara nilai output dan input dalam satuan persen (perbandingan berupa materi atau energi). Pada buku bahan ajar ini akan membahas tentang Metode analogi dengan analisa kualitas air, udara dan tanah.



5|M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



C. PENUTUP 1. Evaluasi dan Kunci Jawaban a. Latihan 1. Berikut dasar hukum terkait analisis Kualitas Lingkungan a. Undang-Undang No.4 tahun 2015 b. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 c. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2009 d. Undang-Undang Nomor 40 tahun 2003 e. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 2. Yang termasuk dalam komponen analisis kualitas lingkungan adalah a. Air b. Tanah c. Udara d. Salah semua e. Benar semua 3. BOD atau biological oxygen demand ialah a. Tingkat permintaan oksigen oleh makhluk hidup dalam air tersebut. jadi semakin tinggi nilainya maka semakin banyak mikrobanya dan membuat nilai DO turun. Semakin tinggi nilai BOD maka akan semakin rendah kualitas air. b. Suatu baku mutu air c. Kadar oksigen yang terlarut dalam air. semakin tinggi DO maka air tersebut akan semakin baik. pada suhu 20C. tingkat DO maksimal ialah 9ppm. ppm ialah satuan untuk menunjukkan kadar atau satuan. ppm ialah singkatan dari part per million atau sama dengan mg/L. d. Batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponennya yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang adanya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup. e. Kegiatan yang menentukan suatu hal terkait lingkungan dan ekologi dalam keadaan baik atau tidak dampak apa yang bisa ditimbulkan terhadap lingkungan dan ekologi serta makhluk hidup di dalamnya.



6|M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



b. Kunci Jawaban 1. B 2. E 3. A 2. Tindak Lanjut Mahasiswa melakukan praktek pengujian pengambilan sampel air dan praktek uji analisis air, udara dan tanah di laboratorium yang ditunjuk.



7|M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



BAB II ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN AIR A. PENDAHULUAN 1. Gambaran Umum Air adalah salah satu komponen fisik-kimia lingkungan yang sangat penting untuk kehidupan organisme di planet bumi. Permukaan bumi sebagian besar ditutupi oleh air (± 71%) sehingga keberadaan air merupakan salah satu faktor sangat besar mempengaruhi iklim lingkungan kita. Setiap makhluk hidup dominan banyak membutuhkan air untuk peri kehidupannya, di dalam tubuh manusia paling sedikit terdapat ± 70% molekul air dari berat total tubuh manusia. Berdasarkan siklus hidrologi air selalu berpindah-pindah atau yang biasa disebut siklus hidrologi. Sumber air tawar yang terdapat di permukaan tanah adalah seperti di sungai, danau, air tanah dalam dan air tanah dangkal, di kutub dan di gunung berupa salju, serta air di atmosfir bumi berupa air hujan. 2. Capaian Pembelajaran Lulusan a. Mahasiswa lulusan mampu menerapkan pengetahuan analisis kualitas lingkungan,serta istilah dan nilai- nilai standar parameter lingkungan di dunia kerja. b. Mahasiswa lulusan mampu memberikan solusi permasalahan lingkungan baik di masyarakat maupun tempat kerja. 3. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah a. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengertian analisis kualitas air. b. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pentingnya analisis air. c. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan persyaratan kualitas baku mutu air. d. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan ciri-ciri air tercemar polusi. e. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan sifat-sifat pencemaran air. f. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan macammacam sumber air berpolutan. 8|M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



g. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan usahausaha guna mencegah dan mengatasi pencemaran air. B. PENYAJIAN 1. Pengertian Analisis kualitas air adalah suatu kajian terhadap ukuran kondisi air dilihat dari karakteristik fisik, kimiawi, dan biologisnya (Ikhtiar, Muhtar : 2017). a. Pentingnya Analisis Kualitas Air Analisa kualitas air dapat digunakan sebagai sumber air minum, jika kualitas air yang tidak sesuai dengam persyaratan dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Hasil analisis yang digunakan adalah pada saat keadaan maksimum, karena biasanya keadaan sungai sepanjang tahun berbeda-beda sehingga untuk memaksimalkan pengolahan agar air hasil pengolahan tetap dapat memenuhi syarat berlaku maka perlu dilakukan pengolahan dengan beban maksimum sehingga pada saat keadaan rata-rata dan minimum tidak perlu peningkatan efisiensi lagi. Standar yang dapat digunakan antara lain: 1) Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 907/MENKES/VII/2002 tanggal 29 Juli 2002 tentang baku mutu air minum. 2) Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/SK/2010 tentang baku mutu air minum. b. Persyaratan Kualitas Air Baku Persyaratan dari kualitas air minum dipaparkan sebagai berikut: 1) Persyaratan fisik meliputi warna, bau, rasa, kekeruhan, temperatur dan daya hantar listrik. 2) Persyaratan kimia meliputi kesadahan, pH dan kadar logam (Fe, Mn, Cr, Cd, Zn), nitrat, flour, sulfat, klorida, dsb. 3) Persyaratan bakteriologis meliputi bebas total koliform, koli tinja. 4) Persyaratan radioaktif meliputi sinar α, β, ɣ dan lain-lain. c. Persyaratan Fisika 1) Tidak Berbau: Air yang berbau dapat disebabkan proses penguraian bahan organik yang terdapat di dalam air. 9|M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



2) Jernih: Air keruh adalah air mengandung partikel padat tersuspensi yang dapat berupa zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan. Disamping itu air yang keruh sulit idesinfeksi, karena mikroba pathogen dapat terlindung oleh partikel tersebut (Slamet, 2007). 3) Tidak Berasa: Air yang tidak tawar mengindikasikan adanya zat-zat tertentu di dalam air tersebut. 4) Suhu: Air yang baik tidak boleh memiliki perbedaan suhu yang mencolok dengan udara sekitar (udara ambien). (Kusnaedi, 2002). 5) TDS: Total Dissolved Solid/TDS, adalah bahan-bahan terlarut (diameter < 10 -6 -10 -3 mm) yang berupa senyawa-senyawa kimia dan bahan-bahan lain (Effendi, 2002). Bila TDS bertambah maka kesadahan akan naik. Kesadahan mengakibatkan terjadinya endapan/kerak pada sistem perpipaan. d. Persyaratan Kimia 1) Zat kimia anorganik dapat berupa logam, zat reaktif, zatzat berbahaya dan beracun serta derajat keasaman (pH). 2) Zat kimia organik dapat berupa insektisida dan herbisida, volatile organis chemicals (zat kimia organik mudah menguap) zat-zat berbahaya dan beracun maupun zat pengikat Oksigen. Bahan kimia organik dalam air minum dapat dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu; 1) Kategori 1 adalah bahan kimia yang mungkin bersifat carcinogen bagi manusia. 2) Kategori 2 adalah bahan kimia yang tidak bersifat carcinogen bagi manusia. 3) Kategori 3 adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan penyakit kronis tanpa ada fakta carcinogen.



e. Persyaratan Mikrobiologi Parameter mikrobiologi coliform dan fecal coliform dipakai sebagai parameter untuk mencegah mikroba patogen dalam air minum. Berdasarkan jumlah bakteri koliform yang terkandung dalam 100 cc sampel air (Most Probability Number/MPN), kondisi air dibagi kedalam beberapa golongan sebagai berikut: 10 | M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



1) Air tanpa pengotoran; mata air (artesis) bebas dari kontaminasi bakteri koliform dan patogen atau zat kimia beracun. 2) Air yang sudah mengalami proses desinfeksi; MPN 5000/100 cc 5) Air dengan penjernihan khusus; MPN > 250.000/100 cc 6) MPN mewakili Most Probable Number, yaitu jumlah terkaan terdekat dari bakteri koliform dalam 100 cc air. f. Persyaratan Radioaktif Hasil uji analisis harus bebas dari zat radioaktif. Zat radioaktif dapat menimbulkan efek kerusakan sel yang berdampak pada munculnya penyakit kanker dan kematian. g. NAB Kualitas Air NAB sebagai parameter kualitas air yang ditetapkan oleh pemerintah menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 03 Tahun 2010 Tanggal : 18 Januari 2010 adalah sbb : No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17



Parameter Ph TSS BOD COD Sulfida Amonia Fenol Minyak dan Lemak MBAS Kadmiun Kromheksavalen Krom Total Tembaga Timbal Nikel Seng Kualitas air limbah max



Satuan mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L



Kadar Maksimum 6-9 150 50 100 1 20 1 15 10 0,1 0,5 1 2 1 0,5 10 0,8/s lahan kawasan terpakai



11 | M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



2. Pencemaran Air Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No.02/MENLH/I/1998, yang dimaksud dengan polusi/pencemaran air adalah masuk/dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain kedalam air/udara oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, kurang atau tidak dapat berfungsi lagi dengan peruntukannya. Akibat dari aktivitas industri. Ciri-ciri air tercemar paling mudah dideteksi yaitu ; Berbau, Berwarna, Beracun, Berasa. Sementara untuk mengetahui terpolusinya air dapat diamati dengan terjadinya perubahan-perubahan sifat air antara lain: 1) Nilai pH, keasaman dan alkalinitas pH normal air adalah 68 pH. Bila terlalu rendah, maka dapat menyebabkan korosif. 2) Suhu, Apabila suhu terlalu rendah, maka air akan terasa sejuk bahkan dingin hingga sedingin es. Begitu pula sebaliknya. Akan tetapi, air biasa selalu memiliki suhu pas di ukuran 0o celcius. 3) Warna, Warna Air yang terpolusi biasanya berbeda dengan warna normalnya (jernih dan bening). 4) Bau, Biasanya tergantung pada sumber air, dapat disebabkan oleh bahan kimia, tumbuhan dan hewan air baik yang hidup maupun mati (seperti bau amis dan busuk). 5) Rasa, Air normal tidak mempunyai rasa, kecuali rasa asin pada air laut. Macam-macam sumber air yang berpolusi, antara lain: 1) Limbah Industri 2) Pertanian 3) Rumah Tangga Pencemaran air dapat berdampak negatif pada lingkungan sekitar, diantaranya yaitu ; 1) Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen (O2) 2) Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air. 3) Pendangkalan dasar perairan 4) Dalam jangka panjang adalah kanker dan kelahiran Cacat 5) Akibat penggunaan pestisida yang berlebihan sesuai selain membunuh hama dan penyakit, juga membunuh 12 | M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



serangga dan makhluk berguna terutama predator. 6) Kematian biota kuno, seperti: plankton dan lainnya bahkan burung Mutasi sel, kanker, dan leukemia. 7) Menyebabkan banjir 8) Erosi 9) Kekurangan sumber air 10) Tanah longsor Berikut beberapa usaha guna mencegah dan mengatasi pencermaran air seperti: 1) Proses perencanaan pembangunan jalan-jalan di lingkungan sebaiknya memilih material bahan yang menyerap air misal pavling blok dan memperhatikan penataan saluran air. 2) Buat sumur resapan air hujan yang berfungsi sebagai sumur resapan air untuk mempercepat air meresap dalam tanah, jadi ada persediaan air bersih, apabila air hujan tidak tertampung oleh selokan maka dapat dialirkan ke sumur resapan dll. 3) Proses penanganan primer ( membuang bahan bahan padatan yang mengendap atau mengapung. Dengan penyaringan pengendapan dan pemisahan pemindahan endapan. 4) Proses penanganan sekunder (proses dekomposisi bahanbahan padatan secara biologi). Penyaringan trikel Lumpur aktif. 5) Proses penanganan tersier Adsorpsi (bahan-bahan organik terlarut). 6) Elektrodoalisis (menurunkan konsentrasi garam-garam terlarut sampai pada konsentrasi air semula, sebelum digunakan). 7) Osmosis berlawanan Khloranisasi (menghilangkan organisme penyebab penyakit).



C. PENUTUP 1. Evaluasi dan Kunci Jawaban a. Soal – Soal Latihan 1. Sebutkan syarat baku air minum! 13 | M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



a. Persyaratan fisik meliputi warna, bau, rasa, kekeruhan, temperatur dan daya hantar listrik. b. Persyaratan kimia meliputi kesadahan, pH dan kadar logam (Fe, Mn, Cr, Cd, Zn), nitrat,flour, sulfat, klorida, dsb. c. Persyaratan bakteri logis meliputi bebas total koliform, koli tinja. d. Persyaratan radioaktif meliputi sinar α, β, ɣ dan lain-lain. e. Semua benar 2. Pada saat kapan asil analisis yang digunakan ? a. Pada saat musim penghujan b. Pada musim kemarau c. Pada keadaan maksimum d. Pada musim semi e. Salah semua 3. Berikut standar regulasi yang mengatur standar baku mutu air yang benar adalah… a. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 907/MENKES/VII/2002 tanggal 29 Juli 2002 b. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/SK/2010 c. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: KEP.218/MEN/1994 d. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 e. Jawaban A dan B benar b. Kunci Jawaban 1. E 2. C 3. E 2. Tindak Lanjut Mahasiswa melakukan praktek pengambilan sampel air dan uji kualitas air di laboratorium



14 | M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



BAB III ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN TANAH A. PENDAHULUAN 1. Gambaran Umum Tanah adalah kumpulan dari bagian-bagian padat yang tidak terikat antara satu dengan yang lain (diantaranya mungkin material organik) dan rongga-rongga diantara bagianbagian tersebut berisi udara dan air. (Verhoef, 1994 dalam ikhtiar, Mukhtar : 2017). Menurut para ahli tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahanbahan organik telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong diantara partikel-partikel padat tersebut. Tanah adalah campuran partikel-partikel yang terdiri dari salah satu atau seluruh jenis berikut: a. Berangkal (boulders) b. Kerikil (gravel) c. Pasir (sand) d. Lanau (silt) e. Lempung (clay) f. Koloid (colloids) Kerusakan tanah untuk produksi biomassa (vegetasi dan tanaman lainnya) adalah berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku kerusakan tanah. Sedangkan biomassa adalah tumbuhan atau bagian-bagiannya yaitu bunga, biji, buah, daun, ranting, batang, dan akar, termasuk tanaman yang dihasilkan oleh kegiatan pertanian, perkebunan, dan hutan tanaman industri. Pengendalian kerusakan tanah adalah upaya pencegahan dan penanggulangan kerusakan tanah serta pemulihan kondisi kualitas tanah. 2. Capaian Pembelajaran Lulusan a. Mahasiswa lulusan mampu menerapkan pengetahuan analisis kualitas lingkungan,serta istilah dan nilai- nilai standar parameter lingkungan di dunia kerja.



15 | M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



b. Mahasiswa lulusan mampu memberikan solusi permasalahan lingkungan baik di masyarakat maupun tempat kerja. 3. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah a. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengertian tanah. b. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan kualitas tanah. c. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pencemaran tanah. d. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan jenis-jenis pencemaran tanah yang terjadi di tanah. e. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan parameter sifat fisik. B. PENYAJIAN 1. Pengertian Analisis kualitas tanah adalah ukuran kondisi tanah dibandingkan dengan kebutuhan satu atau beberapa spesies atau dengan beberapa kebutuhan hidup manusia. Indeks kualitas tanah merupakan indeks yang dihitung berdasarkan nilai dan bobot tiap indikator kualitas tanah (Ikhtiar, Mukhtar : 2017). 2. Kualitas Tanah Kualitas tanah yang baik adalah kondisi tanah yang menggambarkan tanah mempunyai sifat fisik, kimia, dan biologi tanah yang baik, serta produktivitasnya tinggi secara berkelanjutan (Utomo, 2002; Reintjes 1999). Indikator kualitas tanah adalah sifat, karakteristik atau proses fisika, kimia dan biologi tanah yang dapat menggambarkan kondisi tanah (SQI, 2001). Menurut Doran & Parkin (1994), indikator-indikator kualitas tanah harus 1) Menunjukkan prosesproses yang terjadi dalam ekosistem. 2) Memadukan sifat fisika tanah, kimia tanah dan proses biologi tanah. 3) Dapat diterima oleh banyak pengguna dan dapat diterapkan di berbagai kondisi lahan. 16 | M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



4) Peka terhadap berbagai keragaman pengelolaan tanah dan perubahan iklim. 5) Apabila mungkin, sifat tersebut merupakan komponen yang biasa diamati pada data dasar tanah. Menurut Karlen et al. (1996) dalam Ikhtiar Muhtar (2017) mengusulkan bahwa pemilihan indikator kualitas tanah harus mencerminkan kapasitas tanah untuk menjalankan fungsinya yaitu: 1) Melestarikan aktivitas, diversitas dan produktivitas biologis. 2) Mengatur dan mengarahkan aliran air dan zat terlarutnya. 3) Menyaring, menyangga, merombak, mendetoksifikasi bahan-bahan anorganik dan organik, meliputi limbah industri dan rumah tangga serta curahan dari atmosfer. 4) Menyimpan dan mendaurkan hara dan unsur lain dalam biosfer. 5) Mendukung struktur sosial ekonomi dan melindungi peninggalan arkeologis terkait dengan permukiman manusia. Klasifikasi sifat-sifat tanah yang berkontribusi terhadap kualitas tanah didasarkan atas kepermanenannya dan tingkat kepekaannya terhadap pengelolaan (Islam dan Weil, 2000). Berubah dalam jangka harian atau rutin (ephemeral) Kadar air Respirasi tanah pH N mineral K mineral P tersedia Kerapatan isi



Ditentukan oleh manajemen dari beberapa ahun (intermediate) Agregasi Biomassa mikroba Respirasi Basal Respirasi Spesifik Karbon aktif Kandungan Karbon organik



Mudah berubah



Sulit berubah



Sifat bawaan (permanen)



Kedalaman tanah Lereng Iklim Restrictive layer Tekstur Betuan Mineralogi Tidak berubah



3. Pencemaran Tanah Menurut para ahli pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah. Sumber utama kontaminasi tanah yaitu kebocoran bahan kimia organik dan penyimpanan bahan kimia 17 | M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



dalam bunker yang disimpan dalam tanah, dan penampungan limbah industri yang ditampung dalam suatu kolam besar yang terletak di atas atau di dekat sumber air tanah. Limbah industri yang bisa menyebabkan pencemaran tanah berasal dari: pabrik, manufaktur, industri kecil, industri perumahan, bisa berupa limbah padat dan cair. a. Jenis-Jenis Pencemaran Tanah yang Terjadi di Tanah 1) Limbah Domestik Berasal dari kegiatan manusia seperti perdagangan, kelembagaan, sektor wisata. Dibagi menjadi dua yaitu limbah domestik padat dan limbah domestik cair. Padat tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme, plastik. Cair misal detergen, oli, cat dll. 2) Limbah Industri Biasanya terkait regulasi tidak ketat dan tidak dijalankan dengan baik serta pengawasan yang kurang sehingga menimbulkan limbah yang tidak sesuai standar pembuangan limbah. 3) Limbah Pertanian Berasal dari zat-zat kimia seperti pupuk urea, DDT dan pestisida, sisa-sisa dari zat tersebut. Dapat menyebabkan polusi dan dampaknya hasil tanaman yang ditanam kurang sehat. b. Paramenter Sifat Tanah Parameter Sifat Tanah berdasar uraian di atas, maka sebagai dasar evaluasi tingkat kesuburan, secara umum adalah: 1. Parameter sifat Kimia tanah: a. pH b. Bahan organic c. N-total (%) d. C-organik (%) e. P-tersedia (ppm) f. Basa-basa Na-, K-, Ca-, Mg-dapat dipertukarkan (exchangeable bases, Cmol.Kg-1) g. Kapasitas Tukar Kation (KTK, Cmol.Kg-1) h. Kejenuhan Basa (%) i. Tekstur (pasir, debu, liat, kelas) 2. Parameter sifat Fisika tanah: a. Porositas 18 | M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



b. c. d. e. f.



Berat Isi Berat Jenis Permeabilitas Kemantapan agregat Daya Pegang Air (water holding capacity) 3. Parameter sifat Biologi tanah: a. Biomas Mikroba (microbial biomas) b. Berat molekul bahan organik c. Biodiversitas d. Populasi makro- dan mikro-organisme 4. Parameter sifat Lingkungan tanah: a. Panas (warmth) b. Suhu (temperature) c. Kelembaban (moisture) d. Erosi (erosion) e. Pencemaran (pollution) C. PENUTUP 1. Evaluasi dan Kunci Jawaban a. Soal – Soal Latihan 1. Sebutkan bagian dari tanah menurut Bowles (1984) ! a. Berangkal (boulders) b. Kerikil (gravel) c. Pasir (sand) d. Lanau (silt) e. Semua Benar 2. Yang termasuk paramenter fisika tanah a. Permeabilitas b. Panas (warmth) c. Suhu (temperature) d. Kelembaban (moisture) e. Erosi (erosion) 3. Sebutkan jenis-jenis pencemaran tanah yang terjadi di tanah! a. Limbah Domestik b. Limbah Industri c. Limbah Pertaniah d. Semua Salah e. Semua Benar 19 | M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



b. Kunci Jawaban 1. E 2. A 3. E 2. Tindak Lanjut Mahasiswa melakukan praktek observasi/ pengamatan terhadap tanah berdasarkan jenisnya dan diharapkan dapat melakukan analisa kualitas tanah di laboratorium.



20 | M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



BAB IV ANALISIS KUALITAS UDARA A. PENDAHULUAN 1. Gambaran Umum Udara adalah campuran dari berbagai gas secara mekanis dan bukan merupakan senyawa kimia. Udara merupakan komponen yang membentuk atmosfer bumi, yang membentuk zona kehidupan pada permukaan bumi. Tabel Komposisi Udara Atmosfer UNSUR Nitrogen Oksigen Argon Karbondioksida Helium Neon Xenon Krypton Merthana Amoniak Hydrogen sulfide Karbon monoksida Nitrus oksida



SIMBOL N O2 A CO2 He Ne Xe Kr CH4 NH3 H2S CO N2O



KONSENTRASI (% VOLUME) 78 21 0,94 20,03 0,01 0,01 0,01 0,01 Sangat sedikit Sangat sedikit Sangat sedikit Sangat sedikit Sangat sedikit



Selain gas-gas tersebut diatas, di dalam udara/atmosfer terdapat uap air sebanyak sekitar 0.001% sampai 4% dari volume udara. Pencemaran udara di Indonesia dewasa ini semakin meningkat, sumber pencemaran udara berasal baik dari sumber bergerak (alat transportasi) maupun sumber tidak bergerak lainnya. Pencemaran udara dapat mengakibatkan gangguan terhadap lingkungan dan berdampak terhadap kesehatan. Senyawa gas dalam pencemaran udara diantaranya Karbondioksida, Sulfurdioksida, Methana, Nitrogendioksida dan berbagai senyawa organik lainnya.



21 | M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



2. Capaian Pembelajaran Lulusan a. Mahasiswa lulusan mampu menerapkan pengetahuan analisis kualitas lingkungan,serta istilah dan nilai- nilai standar parameter lingkungan di dunia kerja. b. Mahasiswa lulusan mampu memberikan solusi permasalahan lingkungan baik di masyarakat maupun tempat kerja. 3. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah a. Memahami dan menjelaskan pengertian udara. b. Memahami dan menjelaskan tentang faktor yang mempengaruhi konsentrasi gas di dalam udara. c. Memahami dan menjelaskan tentang macam-macam gas di udara. d. Memahami dan menjelaskan tentang tekanan udara. e. Memahami dan menjelaskan tentang kegunaan udara. f. Memahami dan menjelaskan tentang Polusi udara. g. Memahami dan menjelaskan tentang sumber pencermar udara. h. Memahami dan menjelaskan tentang bentuk-bentuk zat pencemar udara. i. Memahami dan menjelaskan dampak polusi udara bagi kesehatan. j. Memahamientang dan menjelaskan dampak udara tercemar pada atmosfer. B. PENYAJIAN 1. Pengertian Kegiatan yang menentukan apakah air dalam keadaan baik atau tidak, atau guna mengetahui dampak yang ditimbulkan terhadap lingungan dan ekologi serta makhluk hidup didalamnya. a. Faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Gas Dalam Udara 1) Faktor Ketinggian. Setiap peningkatan ketinggian 100 meter akan terjadi penurunan tekanan atmosfer sebesar 6-10 mmHg sehingga secara tidak langsung terjadi penurunan gas di dalam udara. 22 | M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



2) Faktor Banyaknya Tumbuhan Berklorofil Tumbuhan berklorofil pada siang hari akan melepas oksigen yang banyak dan menyerap CO2 yang banyak. 3) Faktor Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk suatu kota/daerah menyebabkan penurunan kadar O2 dan meningkatnya kadar CO2 4) Faktor Pembakaran Industri/Mobil Kalau pembakaran tidak sempurna akan menghasilkan CO (Karbon Monoksida) yang tinggi di udara. 5) Faktor kebakaran Akibat kebakaran, baik kebakaran hutan maupun kebakaran rumah akan menurunkan O2 dan meningkatkan Kadar CO2 6) Faktor plankton pada udara. Plankton atau phytoplankton pada permukaan air akan memberi sumbangan oksigen pada air dan atmosfer. b. Macam-Macam Gas di Udara 1) Nitrogen (N2) 2) Oksigen (o2) 3) Ozon (O3) 4) Argon (Ar) 5) Karbondioksida (CO2) 6) Helium 7) Neon 8) Kripton 9) Hidrogen sulfide (H2S) 10) Karbon Monoksida (CO) 11) Nitrogen Oksida (NO) c. Tekanan Udara Merupakan gaya persatuan luas dimana udara melakukan desakan pada permukaan yang kontak dengannya. Tekanan udara dipengaruhi oleh: 1) Ketinggian Ketinggian 100 m di atas permukaan laut akan terjadi penurunan barometer sebesar 6-10 mmHg; umumnya dianggap penurunan sebesar 10 mmHg. 2) Angin tornado Pada waktu angin tornado akan terjadi penurunan tekanan barometer. 3) Pada musim dingin Pada musim dingin, tekanan udara cenderung tinggi pada benua daripada permukaan laut (samudera). Tekanan udara pada permukaan laut sangat 23 | M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



berarti untuk mengetahui gerakan udara dan dapat meramalkan keadaan cuaca. d. Kegunaan Udara Udara sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari antara lain: 1) Bahan kebutuhan pokok dalam pernafasan. 2) Sebagai sarana dari pesawat terbang. 3) Sebagai alat pendingin trafo tekanan tinggi. 4) Sebagai sarana olah raga terbang layang. 5) Membantu transfer panas dari metode konveksi 2. Polusi atau Pencemaran Udara Bahan polutan dari udara dapat menimbulkan efek lokal dan efek sistemik pada tubuh kita. Efek local adalah kelainan yang dijumpai hanya pada satu organ saja. Sementara itu efek sistemik tentunya mengenai satu system tubuh tertentu, misalnya system saraf atau peredaran darah. Salah satu contoh efek sistemik adalah polusi CO yang mengganggu transfor oksigen karena CO berikatan dengan Hemoglobin. a. Sumber Pencemar Udara 1) Alam Letusan gunung berapi menyemburkan debu dan gas sulfur; kebakaran hutan menghasilkan CO2, CO dan sulfur; penguapan samudera berupa partikel garam, tepung sari, jamur, spora yang dibawa oleh hembusan angin. 2) Perbuatan Manusia Proses industry kimia, pabrik logam, pabrik semen menghasilkan gas partikulat; pembakaran bahan bakar dalam memproduksi energy panas; hasil kotoran rumah tangga berupa asap; gas yang dihasilkan kendaraan bermotor, pesawat terbang, roket; senyawa hidrokarbon dari proses destilasi petroleum, alat pendingin, alat penyemprot dan lain-lain. b. Bentuk Zat Pencemar di Udara Bentuk-bentuk zat pencemar yang sering terdapat dalam atmosfer: 1) Gas: Keadaan gas dari cairan atau bahan padatan. 24 | M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



2) Embun: Tetesan cairan yang sangat lembut yang tersuspensi di udara. 3) Uap: Keadaan gas dari zat padat atau volatin atau cairan dengan ukuran diameter kurang dari 1,0µm. 4) Awan: Uap yang dibentuk pada tempat yang tinggi. 5) Kabut: tetesan cairan yang melayang di udara dengan diameter kurang dari 2µm 6) Debu: Padatan yang tersuspensi dalam udara yang dihasilkan dari pemecahan bahan dengan diameter antara 0,25µm-1µm. 7) “Haze”: Partikel-partikel debu atau garam yang tersuspensi dalam tetes air. 8) Asap: Padatan dalam gas yang berasal dari pembakaran yang tidak sempurna dengan ukuran diameter kurang dari 2µm. 9) Aerosol: Partikel padat atau cair yang melayang di udara bersama beberapa gas dengan ukuran diameter kurang dari 1,0µm Partikulat bisa berupa padatan atau tetes cairan yang sangat halus yang disebut “mist”. c. Dampak Polusi Udara pada Kesehatan Merupakan polutan dan efeknya terhadap kesehatan sebagai berikut : 1) Karbon Monoksida (CO) CO yang masuk ke darah dapat menyebabkan peredaran darah (butir darah merah) atau hemoglobin terganggu. Fungsi hemoglobin yang ada pada butir darah merah untuk mengikat oksigen dan mengedarkannya ke seluruh tubuh menjadi terganggu karena terikatnya CO pada hemoglobin. Akibatnya Tubuh akan Mengalami kekurangan oksigen yang sangat vital sehingga jantung dan paru-paru akan bekerja lebih keras lagi untuk memberikan oksigen. Pengaruh ini cukup terasa akibatnya bagi penyakit jantung dan paru-paru. 2) Belerang Dioksida Menimbulkan penyakit pada saluran pernapasan, misalnya asma, bronchitis, yang sering diikuti dengan timbulnya emphysema, di mana alveoli cenderung menjadi bersatu sehingga memperkecil permukaannya. Kemudian diikuti dengan menyempitkan cabang-cabang bronkhioli yang akan mengurangi laju pertukaran gas CO2 dan O2. 25 | M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



3) Sulfur Dioxide (SO2) Sumber-sumber SO2 buatan adalah pembakaran bahan bakar minyak, gas, batu bara yang mengandung sulfur tinggi. Sedangkan sumber-sumber SO2 alamiah adalah gunung-gunung berapi, pembusukan bahan organic oleh mikroba, dan reduksi sulfat secara biologis.SO2 dikenal sebagai gas yang tidak berwarna bersifat iritan kuat bagi kulit dan selaput lendir. Zat ini mudah diserap oleh selaput lendir saluran pernapasan bagian atas. Dalam kadar rendah, SO2dapat menimbulkan spasme temporer otot-otot polos pada bronkhioli. Zat ini juga dapat menyebabkan kanker. 4) Ozon (O3) Ozon bereaksi dengan segala zat organic yang dilaluinya. Ozon dapat memasuki saluran pernapasan lebih dari SO2. Ozon akan mematikan sel-sel makrofag, mengstimulir penebalan dinding arteri paru-paru dan apabila pemaparan terhadap ozon sudah berjalan cukup lama, maka dapat terjadi kerusakan paru-paru yang disebut emphysema dan sebagai akibatnya jantung akan melemah. Selain itu, ozon juga dianggap dapat menyebabkan depresi pusat pernapasan, sehingga pengaturan ventilasi paru-paru dapat terganggu. d. Dampak Udara Tercemar pada Atmosfer Udara tercemar yang terjadi pada lapisan atmosfer dan terjadi pada lapisan rendah dari stratosfer member dampak yang sangat berbeda. 1) Dampak akibat stratosfer yang tercemar Efek yang ditimbulkan akibat bahan pencemar berada pada troposfer tergantung pada kualitas, kuantitas maupun jenis bahan pencemar. Efek yang ditimbulkan berupa: Kabut tebal olek karena banyak partikel di lapisan troposfer. ØHujan Asam. ØKonsekuensi dari hujan asam akan timbul berbagai gangguan antara lain sakit kulit, sakit mata, sakit pernapasan, yang dapat di akhiri dengan kematian; timbul korosif pada material logam; merusak kehidupan hewan; merusak kehidupan tumbuh-tumbuhan; mempengaruhi cuaca; apabila terjadi presipitasi berat dari partikulat akan mempengaruhi radiasi ultraviolet. 26 | M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



2) Dampak akibat lapisan stratosfer yang tercemar



Gas nitrogen oksida yang berada pada lapisan ini dapat mereduksi gas ozon sehingga terjadi penipisan gas ozon dengan akibat peningkatan radiasi ultra violet mencapai bumi, timbul efek biologi sebagai akibat peningkatan ultra violet tersebut. Adanya SO2, uap air (H2O) dan NOX akan mempengaruhi perubahan iklim seperti temperature, angin, dan curah hujan. Bahan pencemar yang berada di lapisan troposfer mudah dibersihkan oleh alam dalam waktu relative singkat sedangkan bahan pencemar berada di lapisan stratosfer memerlukan periode waktu yang panjang untuk melenyapkannya. Usaha alam untuk menghilangkan bahan pencemar melalui: a) Angin b) Sinar matahari c) Gaya gravitasi d) Kilat/Halilintar e) Hujan f) Turbulensi panas



C. PENUTUP 1. Evaluasi dan Kunci Jawaban a. Soal – Soal Latihan 1. Sebutkan bentuk zat pencemar dalam udara a. Gas b. Embun c. Awan d. Uap e. Semua benar 2. Pernyataan yang benar mengenai kegunaan udara a. Bahan kebutuhan pokok dalam pernafasan. b. Sebagai sarana dari pesawat terbang. c. Semua jawaban benar d. Sebagai isi balon udara e. Jawaban A dan B benar 3. Jelaskan mengapa ketinggian dapat mempengaruhi konsentrasi gas dalam udara 27 | M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



a. Setiap peningkatan ketinggian 100 meter akan terjadi penurunan tekanan atmosfer sebesar 6-10 mmHg sehingga secara tidak langsung terjadi penurunan gas di dalam udara. b. Tumbuhan berklorofil pada siang hari akan melepas oksigen yang banyak dan menyerap CO2 yang banyak. c. Kalau pembakaran tidak sempurna akan menghasilkan CO (Karbon Monoksida) yang tinggi di udara. d. Akibat kebakaran, baik kebakaran hutan maupun kebakaran rumah akan menurunkan O2 dan meningkatkan Kadar CO2 e. Semua benar b. Kunci Jawaban 1. E 2. E 3. A 2. Tindak Lanjut Mahasiswa dapat melakukan praktek pengukuran kualitas udara



28 | M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



BAB V PRAKTEK SAMPEL PENGAMBILAN AIR A. PENDAHULUAN 1. Gambaran Umum Metode pengambilan contoh uji dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengambilan contoh air dilapangan untuk mendapatkan contoh yang andal untuk uji kualitas air. Sistem pengambilan contoh memegang peranan sangat penting dalam pemantauan kualitas air. Ketelitian analisis dan ketepatan sistem pengambilan contoh akan mempengaruhi data hasil analisis. Apabila terdapat kesalahan dalam pengambilan contoh, maka contoh yang diambil tidak representatif sehingga ketelitian dan teknik peralatan yang baik akan terbuang percuma. Selain dari pada itu dikhawatirkan kesimpulan yang diambil juga akan salah. Untuk mendapatkan contoh yang baik dan representatif diperlukan beberapa persyaratan antara lain: (1) Pemilihan lokasi yang tepat (2) Penetapan frekuensi pengambilan contoh (3) Cara pengambilan contoh (4) Perlakuan contoh di lapangan. Guna mengetahui lebih jauh tentang persyaratanpersyaratan dan filosofi dalam pengambilan contoh maka disusun suatu cara yang menguraikan tentang pengambilan contoh dalam rangka pemantauan kualitas air. 2. Capaian Pembelajaran Lulusan Mahasiswa lulusan mampu memahami dan memiliki wawasan tentang praktek metode dan teknik sampling analisis kualitas air secara fisik, kimia, dan biologi air. 3. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah Mahasiswa memehami dan menjelaskan tentang tata cara praktek dalam praktek pengambilan sampel air. B. PENYAJIAN 1. Pengertian Sumber air adalah air permukaan,air tanah dan air meteoric. Air permukaan adalah air yang terdiri dari air 29 | M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



sungai, air danau, air waduk, air saluran, mata air, air rawa dan air gua/air karst. Air tanah bebas adalah air dari akifer yang hanya sebagian terisi air dan terletak pada suatu dasar yang kedap air serta mempunyai permukaan bebas Air meteorik adalah air meteorik dari labu ukur di stasion meteo, air meteorik yang ditampung langsung dari hujan dan air meteorik dari bak penampung air hujan. a. Peralatan Persyaratan Alat Pengambil Contoh Alat pengambil contoh harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1) Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat contoh (misalnya untuk keperluan pemeriksaan logam, alat pengambil contoh tidak terbuat dari logam); 2) mudah dicuci dari bekas contoh sebelumnya; 3) contoh mudah dipindahkan ke dalam botol penampung tanpa ada sisa bahan tersuspensi di dalamnya; 4) kapasitas alat 1 – 5 liter tergantung dari maksud pemeriksaan; 5) mudah dan aman dibawa. b. Jenis Alat Pengambilan Contoh 1) Alat pengambil contoh sederhana 2) Alat pengambil contoh setempat secara mendatar 3) Alat pengambil contoh setempat secara tegak 4) Alat pengambil contohpada kedalaman 5) Alat pengambilcontoh secara otomatis 6) Alat pengambil untuk pemeriksaan gas terlarut 7) Alat pengambil contoh untuk pemeriksaan bakteriologi 8) Alat pengambil contoh pemeriksaan plakton 9) Alat pengambil contoh untuk pemeriksaan hewan 10) Jaring apung terbuat dari benang nion c. Alat Ekstraksi Alat ini terbuat dari bahan gelas atau teflon yang tembus pandang dan mudah memisahkan fase pelarut dari contoh. 30 | M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



d. Alat Penyaring Alat ini dilengkapi dengan pompa isap atau pompa tekan serta dapat menahan kertas saring yang mempunyai ukuran pori 0,45 µm. e. Alat Pendingin Alat ini dapat menyimpan contoh pada 40C, dapat membekukan contoh bila diperlukan dan mudah diangkut ke lapangan. 2. Penyaringan Sampel Penyaringan sampel dilakukan untuk pemeriksaan parameter terlarut sebagai berikut :  Contoh yang akan disaring diukur volumenya sesuai dengan keperluan;  Masukkan kedalam alat penyaring yang telah dilengkapi kertas saring yang  Mempunyai ukuran pori 0-0,45 µm dan saring sampai selesai;  Air saringan ditampung ke dalam wadah yang telah disiapkan sesuai dengan keperluan. 3. Pengawetan Sampel a. Pengawetan Cara Fisika Pengawetan secara fisika dilakukan dengan cara pendinginan contoh pada suhu 40C atau pembekuan. b. Pengawetan Cara Kimia Pengawetan secara kimia dilakukan tergantung pada jenis parameter yang diawetkan. 4. Bahan Kimia untuk Pengawet Bahan kimia yang digunakan untuk pengawet harus memenuhi persyaratan bahan kimia untuk analisis dan tidak mengganggu atau mengubah kadar zat yang diperiksa. a. Wadah Wadah yang digunakan untuk menyimpan contoh harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1) Terbuat dari bahan gelas atau plastik 2) Dapat ditutup dengan kuat dan rapat 3) Mudah dicuci 4) Tidak mudah pecah 31 | M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



5) Wadah contoh untuk pemeriksaan mikrobiologi harus dapat disterilkan 6) Tidak menyerap zat-zat kimia dari contoh 7) Tidak melarutkan zat-zat kimia ke dalam contoh 8) Tidak menimbulkan reaksi antara bahan wadah dengan contoh b. Sarana Pengambilan Contoh/ Sampel 1) Sedapat mungkin menggunakan jembatan atau lintasan gantung sebagai tempat pengambilan contoh; 2) Bila sarana 1) tersebut diatas tidak ada, maka dapat menggunakan perahu; 3) Untuk sumber air yang dangkal, dapat dilakukan dengan merawas



Berikut beberapa contoh teknik pengambilan sampel air



32 | M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



33 | M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



34 | M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



35 | M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



36 | M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



c. Volume Contoh 1) Pemeriksaan sifat fisik air diperlukan lebih kurang 2 liter 2) untuk pemeriksaan sifat kimia air diperlukan lebih kurang 5 liter 3) Pemeriksaan bakteriologi diperlukan lebih kurang 100 ml 4) Pemeriksaan biologi air (klorofil) diperlukan 0,5 – 20 liter (bergantung kadar klorofil di dalam contoh). d. Pola Kerja Urutan pelaksanaan pengambilan contoh kualitas air adalah sebagai berikut : 1) Menentukan lokasi pengambilan contoh; 2) Menentukan titik pengambilan contoh; 3) Melakukan pengambilan concoh; 4) Melakukan pengolahan pendahuluan dan pengawetan contoh; 5) Pengepakan contoh dan pengangkutan ke laboratorium. e. Waktu Interval waktu pengambilan contoh diatur agar contoh diambil pada hari dan jam yang berbeda sehingga dapat diketahui perbedaan kualitas air setiap hari maupunsetiap jam. Caranya dilakukan dengan menggeser jam dan hari pengambilan pada. Waktu pengambilan contoh berikutnya, misalnya pengambilan hari pertama hari senin jam 06.00, pengambilan berikutnya hari selasa jam 07.00 dan seterusnya. f. Air Tanah Lokasi pengambilan contoh/sampel di air permukaan dapat berasal dari daerah pengaliran sungai dan danau/waduk, dengan penjelasan sebagai berikut : 1).Pemantauan kualitas air pada suatu daerah pengaliran sungai (PDS), berdasarkan pada : a. Sumber air alamiah, yaitu lokasi pada tempat yang belum terjadi atau masih sedikit pencemaran; b. Sumber air tercemar, yaitu lokasi pada tempat yang telah mengalami perubahan atau di hilir sumber pencemar; c. Sumber air yang dimanfaatkan, yaitu lokasi pada tempat penyadapan pemanfaatan sumber air tersebut (lihat gambar 13). 37 | M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



2).Pemantauan kualitas air pada danau/waduk berdasarkan pada (lihat gambar 14) : a. tempat masuknya sungai ke danau/waduk; b. di tengah danau/waduk; c. lokasi penyadapan air untuk pemanfaatan; d. tempat keluarnya air danau/waduk.



Lokasi pengambilan contoh air tanah dapat berasal dari air tanah bebas (tidak tertekan) dan air tanah tertekan dengan penjelasan sebagai berikut (lihat gambar 15) : 1) Air tanah bebas (tidak tertekan ) a. Sebelah hulu dan hilir lokasi penimbunan/pembuangan sampah kota /Industri b. Sebelah hilir daerah pertanian yang intensif menggunakan pestisida dan pupuk kimia c. Di daerah pantai dimana terjadi penyusupan air asin d. Tempat-tempat lain yang dianggap perlu. 2) Air tanah tertekan a. Di sumur produksi air tanah untuk pemenuhan kebutuhan perkotaan,pedesaan, pertanian dan industry b. Di sumur produksi air tanah pam maupun sarana umum c. Di sumur-sumur pemantauan kualitas air tanah d. Di lokasi kawasan industri e. Di sumur observasi untuk pengawasan imbuhan 5. Menentukan Titik Pengambilan Contoh a. Air Permukaan Titik pengambilan contoh dapat dilakukan di sungai dan danau/waduk, dengan penjelasan sebagai berikut : 1). Di sungai, titik pengambilan contoh di sungai (lihat gambar 16) dengan ketentuan: a. Sungai dengan debit kurang dari 5 m3/detik, contoh diambil pada satu titik di tengah sungai pada 0,5 x kedalaman dari permukaan air; b. Sungai dengan debit antara 5-150 m3/detik, contoh Diambil pada dua titik masing-masing pada jarak 1/3 dan 2/3 lebar sungai pada 0,5 x kedalaman dari permukaan air; c. Sungai dengan debit lebih dari 150 m3/detik contoh diambil minimun pada eman titik masing-masing pada 38 | M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



jarak ¼, ½ dan ¾ lebar sungai pada 0,2 x dan 0,8 x kedalaman dari permukaan air. 2). Di danau/waduk, titik pengambilan contoh di danau/waduk (lihat Gambar 17) dengan ketentuan : a. danau/waduk yang kedalamannya kurang dari 10 m, contoh diambil pada dua titik di permukaan dan di dasar danau/waduk; b. danau/waduk dengan kedalaman antara 10-30 m, contoh diambil pada tiga titik, yaitu : di permukaan, di lapisan termoklin dan di dasar danau / waduk; c. danau/waduk dengan kedalaman antara 30-100 m, contoh diambil pada empat titik, yaitu : dipermukaan, di lapisan termoklin (metalimnion), di atas hipolimnion dan di dasar danau/waduk; d. danau/waduk yang kedalamannya lebih dari 100 m, titik pengambilan contoh dapat ditambah sesuai dengan keperluan. b. Air Tanah Titik pengambilan contoh air tanah dapat berasal dari air tanah bebas dan air tanah tertekan (artesis) dengan penjelasan sebagai berikut : 1. Air tanah bebas 1). pada sumur gali contoh diambil pada kedalaman 20 cm di bawah permukaan air dan sebaiknya diambil pada pagi hari; 2). pada sumur bor dengan pompa tangan/mesin, contoh diambil dari kran/mulut pompa keluarnya air setelah air dibuang selama lebih kurang lima menit. c. Air tanah tertekan (artesis) 1). pada sumur bor eksplorasi contoh diambil pada titik yang telah ditentukan sesuai keperluan eksplorasi; 2). pada sumur observasi contoh diambil pada dasar sumur setelah air dalam sumur bor/pipa dibuang sampai habis (dikuras) sebanyak tiga kali; 3). pada sumur produksi contoh diambil pada kran/mulut pompa keluarnya air.



39 | M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



40 | M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



41 | M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



6. Pengambilan Contoh a. Pengambilan Contoh untuk Pemeriksaan Sifat Fisik dan Kimia Air Tahapan pengambilan contoh untuk keperluan ini adalah : 1) Menyiapkan alat pengambilan contoh yang sesuai dengan keadaan sumber air; 2) Membilas alat dengan contoh yang akan diambil, sebanyak tiga kali; 3) Mengambil contoh sesuai dengan keperluan dan campurkan dalam penampung sementara hingga merata; 4) Apabila contoh diambil dari beberapa titik, maka volume contoh yang diambil dari setiap titik harus sama. b. Pengambilan Contoh untuk Pemeriksaan Oksigen Terlarut Pengambilan contoh dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu; 1) Cara langsung; tahapan pengambilan contoh dengan cara langsung sebagai berikut : a. siapkan botol KOB yang bersih dan mempunyai volume ± 300 ml serta dilengkapi dengan tutup asah; b. celupkan botol dengan hati-hati ke dalam air dengan posisi mulut botol searah dengan aliran air, sehingga air masuk ke dalam botol dengan tenang, atau dapat pula dengan menggunakan sifon; c. isi botol sampai penuh dan hindarkan terjadinya turbulensi dan gelembung udara selama pengisian, kemudian botol ditutup; d. contoh siap dianalisis. 2) Dengan alat khusus; tahapan pengambilan contoh dengan cara alat khusus sebagai berikut : a. Siapkan botol kob yang bersih dan mempunyai volume ± 300 ml serta dilengkapi dengan tutup asah; b. Masukkan botol ke dalam alat khusus (lihat gambar 6); c. Ikuti prosedur pemakaian alat tersebut 7. Pemeriksaan Mikrobiologi Pengambilan contoh untuk pemeriksaan mikrobiologi dapat dilakukan pada air tanah dengan penjelasan sebagai berikut : a. Air permukaan secara langsung (lihat gambar 18); tahapan pengambilan contoh ini sebagai berikut : 42 | M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



1). Siapkan botol yang volumenya paling sedikit 100 ml dan telah disterilkan pada suhu 120 0C selama 15 menit atau dengan cara sterilisai lain; 2). Ambil contoh dengan cara memegang botol steril bagian bawah dan celupkan botol steril ± 20 cm di bawah permukaan air dengan posisi mulut botol berlawanan dengan arah aliran. b. Air permukaan secara tidak langsung dari jembatan atau lintasan gantung (lihat gambar 19); tahapan pengambilan ini sebagai berikut : 1). Siapkan botol steril yang tutupnya terbungkus kertas aluminium; 2). Ikat botol dengan tali dan pasang pemberat di bagian dasar botol; 3). Buka pembungkus kertas di bagian mulut botol dan turunkan botol perlahan-lahan ke dalam permukaan air; 4). Tarik tali sambil digulung; 5). Buang sebagian isi botol hingga volumenya ±3/4 volume botol; 6). Bakar bagian mulut botol, kemudian botol ditutup kembali. c. Air tanah pada sumur gali; tahapan pengambilan contoh sama dengan pengambilan contoh pada air permukaan dari jembatan atau lintasan gantung. d. Air tanah pada kran air (lihat gambar 20); Tahapan pengambilan contoh sebagai berikut : 1). Siapkan botol steril yang tutupnya terbungkus kertas aluminium; 2). Bukan kran selama 1-2 menit; 3). Sterilkan kran dengan cara membakar mulut kran sampai keluar uap air; 4). Alirkan lagi air selama 1-2 menit; 5). Buka tutup botol steril dan isi sampai ±3/4 volume botol; 6). Bakar bagian mulut botol, kemudian botol ditutup lagi.



43 | M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



44 | M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



8. Contoh Catatan Lapangan Nama sumber air : Sungai Bengawan Solo Lokasi : Hulu Tanggal dan Waktu : 10 Mei 2020 Temperatur air/udara : 29/300 C Tinggi muka air/debit : 3 m/150 m3/detik Kedalaman air sumur : Keadaan cuaca : Cerah Keadaan fisik sumber air : Air Keruh Hasil pemeriksaan di lapangan : pH : 7,5 Oksigen : 3,0 mg/L Terlarut DHL : 200 umhos/cm Alkalinitas : 56 mg/L CaCO3 Asiditas : 8,3 mg/L Nama petugas : Nur Ani Sketsa lokasi :-



C. PENUTUP 1. Evaluasi dan Kunci Jawaban a. Soal-Soal Latihan 1. Bagaimana cara pengawetan sampel air dengan cara fisika ? a. Dengan cara pendinginan contoh pada suhu 40C atau pembekuan. b. Dilakukan tergantung pada jenis parameter yang diawetkan. c. Dipanaskan pada suhu 100C d. di letakkan dalam suhu ruangan e. dicampur tawas 2. Berikut wadah yang memenuhi syarat a. Wadah contoh untuk pemeriksaan mikrobiologi harus dapat disterilkan b. Tidak menyerap zat-zat kimia dari contoh c. Tidak melarutkan zat-zat kimia ke dalam contoh d. Tidak menimbulkan reaksi antara bahan wadah dengan contoh e. Semua benar 45 | M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



3. Sebutkan syarat alat pengambil contoh! a. Alat pengambil contoh sederhana b. Alat pengambil contoh setempat secara mendatar c. Alat pengambil contoh setempat secara tegak d. Alat pengambil contohpada kedalaman e. Semua jawaban benar b. Kunci Jawaban 1. A 2. E 3. E 2. Tindak Lanjut Mahasiswa melakukan praktek pengambilan sampel air dan dibuat dalam bentuk video



46 | M O D U L B A H A N A J A R A N A L I S I S K U A L I T A S LIN GKUN GAN



DAFTAR PUSTAKA Ikhtiar, Muhammad. 2017. Analisis Kualitas Lingkungan. CV. Social Politic Genius (SIGn): Makasar. Rizal, Reda. 2017. Analisis Kualitas Lingkungan. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta: Jakarta.



| MODUL BAHAN AJAR ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN



LAMPIRAN SNI 03-7016-2004 tentang Tata cara pengambilan contoh dalam rangka pemantauan kualitas air pada suatu daerah pengaliran sungai



| MODUL BAHAN AJAR ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN



SNI 03-7016-2004



Standar Nasional Indonesia



Tata cara pengambilan contoh dalam rangka pemantauan kualitas air pada suatu daerah pengaliran sungai



ICS 13.060.45



Badan Standardisasi Nasional



SNI 03-7016-2004



Daftar Isi



Daftar isi.....................................................................................................................................i Prakata .................................................................................................................................... ii Pendahuluan............................................................................................................................ iii 1 Ruang lingkup.....................................................................................................................1 2 Acuan normatif....................................................................................................................1 3 Istilah dan definisi ...............................................................................................................1 4 Simbol dan singkatan istilah ...............................................................................................1 5 Pemilihan lokasi pengambilan contoh ...............................................................................2 5.1 Dasar pertimbangan ....................................................................................................2 5.2 Perencanaan lokasi penganbilan contoh.....................................................................2 5.3 Penentuan lokasi pengambilan contoh........................................................................3 6 Penentuan frekuensi pengambilan contoh .........................................................................4 6.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pengambilan contoh..............................4 6.2 Penentuan frekuensi pengambilan contoh ..................................................................5 7 Pengambilan contoh ...........................................................................................................6 7.1 Jenis contoh.................................................................................................................6 7.2 Cara pengambilan contoh............................................................................................8 8 Pengelolaan contoh di lapangan ........................................................................................9 8.1 Pemeriksaan kualitas air di lapangan ..........................................................................9 8.2 Perlakuan pendahuluan contoh .................................................................................10 8.3 Pengawetan contoh ...................................................................................................10 8.4 Wadah penyimpanan contoh .....................................................................................11 8.5 Pengangkutan contoh................................................................................................12 Bibliografi ................................................................................................................................13



i



SNI 03-7016-2004



Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) Tata cara pengambilan contoh dalam rangka pemantauan kualitas air ini disusun oleh Gugus Kerja Balai Lingkungan Keairan yang termasuk pada Sub Pantek Teknologi Sumber Daya Air yang berada di bawah Panitia Teknik 21S Konstruksi dan Bangunan. Penyusunan standar ini melalui proses pembahasan pada tingkat Gugus Kerja, Prakonsensus dan Konsensus yang melibatkan para nara sumber dan pakar terkait. SNI ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk melakukan pengambilan contoh dalam rangka pemantauan kualitas air. Dengan menggunakan standar ini sebagai pedoman diharapkan pengambilan contoh dalam rangka pemantauan kualitas air dapat dilaksanakan dengan baik dan hasilnya dapat memuaskan. SNI ini sifatnya umum dan tidak merinci tekniktekniknya secara mendalam. Untuk hal-hal yang sifatnya teknis dan mendalam maka perlu merujuk pada standar-standar yang sudah ada.



ii



SNI 03-7016-2004



Pendahuluan Sistem pengambilan contoh memegang peranan sangat penting dalam pemantauan kualitas air. Ketelitian analisis dan ketepatan sistem pengambilan contoh akan mempengaruhi data hasil analisis. Apabila terdapat kesalahan dalam pengambilan contoh, maka contoh yang diambil tidak representatif sehingga ketelitian dan teknik peralatan yang baik akan terbuang percuma. Selain dari pada itu dikhawatirkan kesimpulan yang diambil juga akan salah. Untuk mendapatkan contoh yang baik dan representatif diperlukan beberapa persyaratan antara lain: (1) Pemilihan lokasi yang tepat (2) Penetapan frekuensi pengambilan contoh (3) Cara pengambilan contoh (4) Perlakuan contoh di lapangan. Guna mengetahui lebih jauh tentang persyaratan-persyaratan dan filosofi dalam pengambilan contoh maka disusun suatu cara yang menguraikan tentang pengambilan contoh dalam rangka pemantauan kualitas air.



iii



SNI 03-7016-2004



Tata cara pengambilan contoh dalam rangka pemantauan kualitas air pada suatu daerah pengaliran sungai



1



Ruang lingkup



Tata cara ini membahas masalah yang berhubungan dengan cara pengambilan yang meliputi pemilihan lokasi, penentuan frekuensi, cara pengambilan dan perlakuan contoh di lapangan dalam rangka pemantauan kualitas air.



2



Acuan



SNI 06-2412-1991, Metode pengambilan contoh uji kualitas air



3



Istilah dan definisi



Istilah dan definisi berikut berlaku untuk pemakaian tata cara ini : 3.1 contoh contoh air untuk keperluan pemeriksaan kualitas air 3.2 kualitas air sifat-sifat air yang ditunjukkan dengan nilai dan/atau kadar makhluk hidup, zat, energi, termasuk bahan pencemar, dan/atau komponen lain yang ada dan/atau terkandung di dalam air 3.3 pemantauan kualitas air pemeriksaan kualitas air yang dilakukan secara terus-menerus pada suatu lokasi tertentu 3.4 contoh sesaat (grab sample), contoh air yang diambil sesaat pada satu lokasi tertentu 3.5 contoh gabungan waktu (composite samples), campuran contoh-contoh sesaat yang diambil dari satu lokasi pada waktu yang berbeda. 3.6 contoh gabungan tempat (integrated samples), campuran contoh-contoh sesaat yang diambil dari titik/lokasi yang berbeda pada waktu yang sama



1 dari 13



SNI 03-7016-2004



4



Simbol dan singkatan istilah



Singkatan berikut berlaku untuk pemakaian tata cara ini. 4.1 KOB adalah kebutuhan oksigen biokimiawi 4.2 KOK adalah kebutuhan oksigen kimiawi 4.3 KOT adalah karbon organik total



5



Pemilihan lokasi pengambilan contoh



Dalam pemilihan lokasi pengambilan contoh, hal-hal berikut perlu diperhatikan 5.1



Dasar pertimbangan



Untuk mendapatkan kebenaran data harus diperhatikan bahwa data yang digunakan terjamin kebenarannya sehingga dalam pemantauan kualitas air perlu dipertimbangkan pemilihan lokasi secara berikut : Tahap pertama dalam perencanaan sistem pemantauan air adalah pengumpulan data mengenai keadaan lingkungan serta karakteristik dan pemanfaatan sumber air. Berdasarkan data tersebut dapat direncanakan lokasi pengambilan contoh yang tepat sesuai dengan keperluannya. Dalam tata cara ini diberikan suatu penuntun pemilihan lokasi yang tepat. Ada tiga dasar yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi pengambilan contoh. a) Kualitas air sebelum adanya pengaruh kegiatan manusia yaitu pada lokasi hulu sungai yang dimaksudkan untuk mengetahui kualitas air secara alamiah sebagai base line station. b) Pengaruh kegiatan manusia terhadap kualitas air dan pengaruhnya untuk pemanfaatan tertentu. Lokasi ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh kegiatan manusia yang disebut “impact station”. c) Sumber-sumber pencemaran yang dapat memasukkan zat-zat yang berbahaya kedalam sumber air. Lokasi ini dimaksudkan untuk mengetahui sumber penyebaran bahan-bahan yang berbahaya, sehingga dapat ditanggulangi. Letak lokasi dapat di hulu ataupun di hilir sungai, bergantung pada sumber dan jenis zat berbahaya tersebut apakah alamiah ataupun buatan. 5.2



Perencanaan lokasi pengambilan contoh



Dalam perencanaan lokasi pengambilan contoh ada dipertimbangkan. 5.2.1



beberapa hal yang perlu



Pertimbangan kegunaan data



Tahap pertama dalam perencanaan lokasi pengambilan contoh, adalah mengetahui kegunaan data kualitas air yang akan dipantau. Kegunaan data adalah sebagai berikut : - sumber informasi mengenai potensi kualitas air yang tersedia untuk keperluan pengembangan sumber daya air pada saat ini dan masa yang akan datang; - penyelidikan dan pengkajian pengaruh lingkungan terhadap kualitas air dan pencemaran air; - sumber data untuk keperluan penelitian; - perlindungan terhadap pemakai; - pengawasan terjadinya kasus pencemaran di suatu daerah tertentu; - pertimbangan beban pencemaran yang dibuang melalui sungai ke laut.



2 dari 13



SNI 03-7016-2004



5.2.2



Pertimbangan pemanfaatan sumber air



Pemilihan lokasi pengambilan contoh banyak dipengaruhi oleh bermacam-macam kepentingan pemanfaatan sumber air tersebut. Pemanfaatan sumber air di hilir sungai lebih besar resiko pencemarannya dibandingkan dengan pemanfaatan yang sama di lokasi hulu, sehingga diperlukan pengawasan kualitas air yang lebih intensif di lokasi hilir. Selain itu sumber air yang digunakan sebagai sarana transportasi bahan kimia misalnya untuk pertanian ataupun pengawet kayu mempunyai resiko pencemaran yang lebih besar dari pada sumber air yang tidak digunakan untuk hal-hal tersebut. Oleh karena itu di lokasilokasi yang beresiko tinggi tersebut diperlukan pemantauan kualitas air. Disamping itu di lokasi-lokasi yang kualitas airnya sangat berpengaruh terhadap pemanfaatan tertentu misalnya untuk keperluan air rumah tangga atau industri tertentu, maka pemantauan kualitas airnya juga harus dilakukan secara intensif. 5.2.3



Pertimbangan sarana pengambilan contoh



Dalam perencanaan lokasi pengambilan contoh perlu diketahui fasilitas bangunan yang telah ada pada sumber air tersebut, yang dapat dimanfaatkan untuk sarana pengambilan contoh. Beberapa sarana berikut dapat dimanfaatkan dalam pengambilan contoh. a) Jembatan Pengambilan contoh dari jembatan lebih mudah dilaksanakan dan titik pengambilan contoh dapat diidentifikasikan secara pasti. b) Pos pengukur debit air Pos pengukur debit air biasanya dilengkapi dengan alat pencatat tinggi muka air otomatis ataupun lintasan tali (cable way). Sarana tersebut dimanfaatkan untuk membantu pengambilan contoh. Selain itu data debit air dapat pula dimanfaatkan apabila diperlukan. c) Bendung Pengambilan contoh pada bendung juga sangat menguntungkan karena di lokasi bendung umumnya terdapat pengukur debit serta catatan-catatan lain yang berguna untuk evaluasi kualitas air. 5. 3



Penentuan lokasi pengambilan contoh



Lokasi pengambilan contoh ditetapkan sedemikian rupa sehingga dapat diketahui kualitas air alamiah dan perubahan kualitas air yang diakibatkan oleh kegiatan manusia. Kualitas air alamiah diukur pada lokasi di hulu sungai yang belum mengalami perubahan oleh kegiatan manusia. Sedangkan perubahan kualitas air dapat diketahui di hilir sungai, setelah melalui suatu daerah permukiman, industri ataupun pertanian. Untuk perlindungan terhadap pemakai sumber air, diperlukan pula lokasi pengukuran pada setiap pemanfaatan sumber air antara lain sumber air minum, industri, perikanan, rekreasi dan lain-lain. Di daerah muara sungai diperlukan pula lokasi pengukuran untuk mengetahui pengaruh intrusi air laut. Pada danau atau waduk sekurang-kurangnya diperlukan tiga titik pengambilan contoh yaitu sebelum masuk, di tengah dan setelah keluar dari danau. Apabila danau disadap untuk keperluan pemanfaatan tertentu, maka diperlukan pula pengambilan contoh pada lokasi tersebut. Penentuan lokasi pengambilan contoh secara rinci, dapat dilihat pada SNI 06-2412-1991, sub bab 3.1.



3 dari 13



SNI 03-7016-2004



6



Frekuensi pengambilan contoh



6.1



Frekuensi pengambilan contoh



Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi frekuensi pengambilan contoh yaitu: perubahan kualitas air, waktu pengambilan contoh dan debit air. 6.1.1



Perubahan kualitas air



Perubahan kualitas air disebabkan oleh perubahan kadar unsur yang masuk ke dalam air, kecepatan alir dan volume air. Perubahan tersebut dapat terjadi sesaat ataupun secara teratur dan terus menerus dalam suatu periode waktu. Sungai dan sumber air lainnya dapat mengalami perubahan yang sesaat maupun yang terus menerus. Sumber yang menyebabkan terjadinya perubahan tersebut dapat secara alamiah ataupun buatan. Kedua perubahan tersebut dapat dijelaskan dibawah ini. 6.1.1.1



Perubahan sesaat



Perubahan sesaat disebabkan oleh suatu kejadian yang tiba-tiba dan seringkali tidak dapat diramalkan. Sebagai contoh turunnya hujan lebat yang tiba-tiba akan menyebabkan bertambahnya debit air yang diikuti oleh terbawanya bahan-bahan pencemaran dari pengikisan di daerah sekitarnya. Tumpahan dan bocoran dari limbah industri atau pertanian dapat pula merubah kualitas air sesaat. 6.1.1.2



Perubahan terus-menerus



Perubahan secara terus menerus setiap tahun dapat terjadi karena turunnya hujan atau turunnya suhu yang beraturan tiap-tiap musim. Perubahan musim akan menyebabkan terjadinya perubahan komposisi air serta kecepatan pembersihan air secara alamiah (self purification). Perubahan secara teratur dapat pula terjadi setiap hari secara alamiah, misalnya perubahan pH, oksigen terlarut, suhu dan alkaliniti. Kegiatan industri dan pertanian pada suatu daerah dapat pula mempengaruhi kualitas air secara teratur selama periode terjadinya kegiatan pembuangan limbahnya. Sedangkan kegiatan domestik dapat menyebabkan perubahan harian dan mingguan. Perubahan kualitas air yang teratur dapat pula disebabkan oleh adanya pengaturan debit air yang dilakukan secara teratur dan terus menerus untuk keperluan tertentu. 6.1.2



Waktu pengambilan contoh



Perubahan kualitas air yang terus menerus perlu dipertimbangkan dalam penentuan waktu pengambilan contoh pada sumber air. Contoh perlu diambil pada waktu tertentu dan periode yang tetap sehingga data dapat digunakan untuk mengevaluasi perubahan kualitas air, akan tetapi kualitas air pada saat tersebut tidaklah menggambarkan kualitas air pada saat-saat yang lain. Hal ini terjadi terutama pada kualitas air yang berubah setiap waktu. Sebagai contoh pada Gambar 1 menunjukkan perubahan kualitas air yang sangat ekstrim selama pengukuran selama tiga minggu.



4 dari 13



SNI 03-7016-2004



KADAR



10



Rata-rata hari keempat



8 6



Rata-rata hari ketujuh



4



Rata-rata hari pertama



2 0 1



2



3 4 5 61 Gambar



7



8Contoh 9 10 11 perubahan 12 13 14 15 16kualitas 17 18 19 20 22 23 pengukuran air21pada



selama 3 minggu W AKTU DALAM HAR I



Dari gambar tersebut , perhitungan nilai rata-rata harian adalah 6,1. Akan tetapi apabila contoh hanya diambil setiap hari keempat , maka nilai rata-rata menjadi 9. Sedangkan bila diambil setiap hari pertama nilai rata-ratanya menjadi 3. Untuk mengetahui kesalahan ini maka frekuensi pengambilan contoh setiap minggu diambil sebanyak dua kali, sehingga diperlukan 6 kali pengambilan dalam periode tiga minggu. 6.1.3



Debit air



Kadar dari zat-zat tertentu di dalam air dipengaruhi oleh debit air sungai atau volume sumber air. Selama debit aliran yang kecil dimusim kemarau, frekuensi pengambilan contoh perlu ditingkatkan terutama pada sungai yang menampung limbah industri, domestik dan pertanian. Pengukuran debit air diperlukan pula untuk menghitung jumlah beban pencemaran dan diperlukan pula untuk membandingkan kualitas air pada debit rendah dan debit besar selama periode pemantauan. 6. 2



Penentuan frekuensi pengambilan contoh



Untuk memperoleh data yang baik maka jumlah frekuensi pengambilan contoh air pada suatu lokasi perlu ditentukan secara sistematis. Guna menentukan jumlah frekuensi pengambilan contoh ini terdapat tahapan-tahapan yang perlu diperhatikan. 6.2.1



Pengumpulan informasi



Pengumpulan informasi meliputi: a) kondisi-kondisi yang mempengaruhi kualitas air pada suatu lokasi, misalnya sumber pencemaran, titik pemanfaatan dan sebagainya, di samping itu informasi ini juga diperlukan untuk menentukan titik pengambilan contoh air; b) data hasil analisis kualitas air yang ada dimana informasi ini digunakan untuk membantu memperkirakan perubahan kualitas air pada lokasi tersebut.



6.2.2



Penetapan parameter yang diperiksa



Setelah diketahui keperluan dari pemantauan yang akan dilakukan maka ditetapkan parameter-parameter yang penting untuk diperiksa sesuai dengan pemanfaatan airnya dan batasan kadar dari parameter-parameter tersebut sesuai standar kualitas air setempat. Hal ini akan mempengaruhi pemanfaatan air pada saat ini dan masa yang akan datang.



5 dari 13



SNI 03-7016-2004



6.2.3



Studi pendahuluan



Studi pendahuluan perlu dilakukan untuk mengetahui kadar parameter-parameter dalam air di lokasi yang akan diambil dan juga untuk mengetahui perubahan-perubahan kualitas air yang terjadi. Sebagai perbandingan, studi pendahuluan di sungai dapat dilakukan dengan frekuensi pengambilan contoh sebagai berikut: a) setiap minggu selama satu tahun; b) setiap hari berturut-turut selama 7 hari, diulangi lagi setiap 13 minggu sekali (empat kali selama satu tahun); c) setiap empat jam selama 7 hari berturut-turut, diulangi setiap 13 minggu sekali. d) setiap jam selama 24 jam dan diulangi lagi setiap 13 minggu sekali; Frekuensi pengambilan contoh seperti tersebut di atas masih dapat berubah disesuaikan fasilitas yang ada. Untuk meringankan beban pekerjaan, jumlah parameter yang dianalisis dapat dikurangi. Untuk lokasi danau dianjurkan survai pendahuluan dilakukan lima hari berturut-turut diulangi setiap 13 minggu sekali. Sedangkan untuk lokasi yang telah tercemar dan dekat dengan titik pemanfaatan, maka frekuensi pengambilan contoh dapat diperbanyak. Dari data yang diperoleh pada studi pendahuluan tersebut kemudian dihitung ketelitian dan confidence limit dari parameter utamanya. 6.2.4



Penetapan frekuensi pengambilan contoh air



Berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan, termasuk data hasil studi pendahuluan, dapat diketahui parameter-parameter yang melebihi batas kriteria yang berlaku serta frekuensi terjadinya. Dengan demikian dapat ditetapkan frekuensi pengambilan contoh yang diperlukan dan pengambilan contoh secara rutin dapat dilaksanakan. Apabila studi pendahuluan belum dilaksanakan atau ditangguhkan maka frekuensi pengambilan contoh (untuk sementara) dapat dilakukan sebagai berikut: a) untuk sungai, diambil setiap 2 minggu; b) untuk waduk atau danau, diambil setiap 8 minggu; c) untuk air tanah, diambil setiap 12 minggu. Dalam penentuan frekuensi pengambilan contoh ini perlu juga dipertimbangkan kemampuan analisis dan ketelitian yang diperlukan. Apabila jumlah contoh yang dapat ditangani terbatas, maka lebih baik mengurangi jumlah lokasi dari pada mengurangi frekuensi pengambilan contoh. 6.2.5



Evaluasi frekuensi pengambilan contoh air



Pada setiap akhir tahun harus dilakukan evaluasi dan uji statistik terhadap data yang telah ada dan frekuensi pengambilan contoh juga ikut dievaluasi. Rangkaian proses penentuan frekuensi pengambilan contoh seperti tersebut di atas dapat diskemakan seperti pada Gambar 2.



7



Pengambilan contoh



7.1



Jenis contoh



Debit air mungkin tidak banyak berubah selama beberapa waktu, akan tetapi banyak juga debit air yang selalu berubah dalam waktu yang singkat. Kualitas air sungai di daerah hulu umumnya hanya berubah karena pengaruh curah hujan, sehingga perubahan tersebut bersifat bulanan atau musiman. 6 dari 13



SNI 03-7016-2004



Pengumpulan dan evaluasi semua kondisi yang mempengaruhi perubahan kualitas air pada suatu lokasi



Pengumpulan dan evaluasi data kualitas air yang ada



Penetapan parameter yang penting diperiksa dan tingkat gangguannya terhadap pemakaian



Sumber terbatas Studi ditangguhkan Pelaksanaan studi pendahuluan untuk mengetahui kadar parameter dan perubahan yang terjadi



Perhitungan ketelitian dan confidence limit parameter utama Frekuensi pengambilan contoh dilakukan sebagai berikut: Sungai : 2 minggu Danau : 8 minggu Air tanah : 12 minggu



Penentuan frekuensi pengambilan contoh



Pengambilan contoh secara rutin



Evaluasi



Analisa data tahunan Perbaikan setiap tahun



Evaluasi



Gambar 2 Skema penentuan frekuensi pengambilan contoh



Gambar 2 Skema penentuan frekuensi pengambilan



Di daerah hilir yang telah terkena pencemaran oleh penduduk dan industri perubahan tersebut dapat bersifat harian bahkan jam-jaman. Untuk memperoleh contoh yang mewakili keadaan sesungguhnya dapatlah dipilih tiga jenis contoh: contoh sesaat, contoh gabungan waktu dan contoh gabungan tempat.



7 dari 13



SNI 03-7016-2004



7.1.1 Contoh sesaat Apabila suatu sumber air mempunyai karakteristik yang tidak berubah dalam suatu periode atau dalam batas jarak tertentu maka contoh sesaat cukup mewakili keadaan waktu dan tempat tersebut. Umumnya metode pengambilan contoh sesaat ini dapat dipakai untuk sumber alamiah, tetapi tidak mewakili keadaan air buangan atau sumber air yang banyak dipengaruhi bahan buangan. Apabila suatu sumber air atau air buangan diketahui mempunyai karakteristik yang banyak berubah, maka beberapa contoh sesaat diambil berturut-turut untuk jangka waktu tertentu, dan pemeriksaannya dilakukan sendiri-sendiri tidak seperti pada metode contoh gabungan. Jangka waktu pengambilan contoh tersebut berkisar antara 5 menit sampai 1 jam atau lebih. Umumnya periode pekerjaan pengambilan contoh selama 24 jam. Pemeriksaan beberapa parameter tertentu memerlukan metode contoh sesaat seperti pengukuran suhu, pH, kadar gas terlarut, oksigen terlarut, karbon dioksida, sulfida, sianida dan klorin. 7.1.2



Contoh gabungan waktu



Hasil pemeriksaan contoh gabungan waktu menunjukkan keadaan rata-rata dari tempat tersebut dalam suatu periode. Umumnya pengambilan contoh dilakukan terus-menerus selama 24 jam, akan tetapi dalam beberapa hal dilakukan secara intensif untuk jangka waktu yang lebih pendek, misalnya hanya selama periode beroperasinya industri atau selama terjadinya proses pembuangan. Metode pengambilan contoh gabungan waktu ini tidak dapat dilakukan untuk pemeriksaan beberapa unsur yang memerlukan pemeriksaan contoh sesaat. Untuk mendapatkan contoh gabungan waktu perlu diperhatikan agar setiap contoh yang dicampurkan mempunyai volume yang sama. Apabila volume akhir dari suatu contoh gabungan 2 liter sampai 3 liter, maka untuk selang waktu 1 jam selama periode pengambilan contoh 24 jam dibutuhkan volume contoh masing-masing sebanyak 100 sampai dengan 120 mL. 7.1.3



Contoh gabungan tempat



Hasil pemeriksaan contoh gabungan tempat menunjukkan keadaan rata-rata dari suatu daerah atau tempat pemeriksaan. Metode pengambilan contoh gabungan tempat ini berguna apabila diperlukan pemeriksaan kualitas air dari suatu penampang aliran sungai yang dalam atau lebar, atau bagian-bagian penampang tersebut memiliki kualitas yang berbeda. Metode pengambilan contoh gabungan tempat ini umumnya tidak dilakukan untuk pemeriksaan kualitas air danau atau waduk, sebab pada umumnya kualitas air danau/waduk menunjukkan gejala yang berbeda kualitasnya karena kedalaman atau lebarnya. Dalam hal ini selalu digunakan metode pemeriksaan secara terpisah.



7.2



Cara pengambilan contoh



Pengambilan contoh dapat dilakukan secara manual atau secara otomatis tergantung dari keperluan dan fasilitas yang ada. Masing-masing cara mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaannya.



8 dari 13



SNI 03-7016-2004



7.2.1



Cara manual



Pengambilan contoh secara manual mudah diatur waktu dan tempatnya, serta dapat menggunakan bermacam-macam alat sesuai dengan keperluannya. Apabila diperlukan volume contoh yang lebih banyak, contoh dapat diambil lagi dengan mudah. Selain itu biaya pemeliharaan alat dengan cara ini tidak besar bila dibandingkan dengan cara otomatis. Akan tetapi keberhasilan pengambilan contoh secara manual sangat tergantung pada keterampilan petugas yang melaksanakannya. Pengambilan contoh secara manual yang berulang-ulang dapat menyebabkan perbedaan perlakuan yang dapat mengakibatkan perbedaan hasil pemeriksaan kualitas air. Pengambilan contoh secara manual sesuai untuk diterapkan pada pengambilan contoh sesaat pada titik tertentu dan untuk jumlah contoh yang sedikit. Sedangkan untuk pengambilan contoh yang rutin dan berulang-ulang dalam periode waktu yang lama cara manual memerlukan biaya dan tenaga kerja yang besar. 7.2.2



Cara otomatis



Pengambilan contoh cara otomatis sesuai untuk pengambilan contoh gabungan waktu dan contoh yang diambil rutin secara berulang-ulang. Contoh dapat diambil pada interval waktu yang tepat secara terus-menerus dan secara otomatis dapat dimasukkan ke dalam beberapa botol contoh secara terpisah atau ke dalam satu botol untuk mendapatkan contoh campuran. Pemeriksaan contoh secara terpisah dari tiap-tiap botol dapat menunjukkan kemungkinan adanya kelainan pada masing-masing contoh, serta dapat memberikan nilai minimum dan maksimum dalam periode waktu tertentu. Sedangkan hasil pemeriksaan dari contoh komposit merupakan hasil rata-rata selama periode pengukuran. Dari hasil air komposit yang dicampur tidak dapat diperiksa parameter-parameter seperti: oksigen terlarut, pH, suhu, logam-logam terlarut dan bakteri. Hal ini disebabkan karena parameter-parameter tersebut dapat berubah oleh waktu atau dihasilkan suatu reaksi kimia antara zat-zat tersebut dari contoh-contoh yang berlainan. Dewasa ini telah banyak peralatan mekanis yang dapat digunakan untuk mengambil contoh cara otomatis yang dirancang sesuai dengan keperluan pemakainya. Beberapa alat pengambil contoh otomatis dirancang khusus yang dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan karakteristik sumber air dan air limbah setiap waktu, debit air setiap waktu, berat jenis cairan dan kadar zat tersuspensi, serta terdapatnya bahan-bahan yang mengapung. Akan tetapi pengambilan contoh secara otomatis memerlukan biaya yang lebih mahal untuk konstruksi alat dan pemeliharaannya, serta memerlukan tenaga operator yang terlatih. Cara pengambilan contoh secara rinci dapat dilihat pada SNI 06-2412-1991, sub bab 3.3.



8



Perlakuan contoh di lapangan



Dalam perlakuan contoh di lapangan, beberapa kegiatan berikut ini perlu dilakukan. 8.1



Pemeriksaan kualitas air di lapangan



Parameter yang dapat berubah dengan cepat dan tidak dapat diawetkan, maka pemeriksaannya harus dikerjakan di lapangan. Parameter tersebut antara lain adalah suhu, pH, alkaliniti, asiditi, oksigen terlarut dan penetapan gas lainnya. Penetapan gas tersebut seperti oksigen dan karbon dioksida, pemeriksaannya dapat ditangguhkan dalam waktu beberapa jam apabila contoh disimpan dalam botol KOB yang terisi penuh. Pemeriksaan parameter lapangan biasanya dilakukan dengan peralatan lapangan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Perlu diperhatikan agar peralatan yang dipergunakan di lapangan terlebih dahulu dikalibrasi dan ketelitian alat cukup memenuhi keperluannya. Selain itu juga diperlukan persiapan pereaksi, larutan standar dan alat-alat gelas secukupnya.



9 dari 13



SNI 03-7016-2004



8.2



Perlakuan pendahuluan contoh



Perlakuan pendahuluan yang dilakukan terhadap contoh antara lain adalah penyaringan dan ekstraksi 8.2.1



Penyaringan



Penyaringan contoh diperlukan untuk pemeriksaan logam terlarut, silika dan fosfor terlarut. Penyaringan dilakukan dengan melewatkan contoh melalui kertas saring yang ukuran porinya 0,45 µm. Untuk mempercepat proses penyaringan dapat digunakan pompa isap. 8.2.2



Ekstraksi



Ekstraksi contoh diperlukan untuk pemeriksaan pestisida serta minyak dan lemak. Ekstraksi dilakukan dengan cara memasukkan contoh yang telah diukur volumenya kedalam labu pemisah. Kemudian ditambahkan larutan pengekstrak dengan volume tertentu. Kocok labu pemisah beberapa saat sampai terbentuk dua lapisan yang terlihat nyata. Pisahkan zat yang terekstrak ke dalam tempat khusus dan ditutup rapat untuk pemeriksaan selanjutnya. 8.3



Pengawetan contoh



8.3.1



Faktor yang mempengaruhi kualitas air



Pemeriksaan kualitas air sebaiknya dilakukan segera setelah pengambilan contoh. Hal ini disebabkan karena dalam waktu yang relatif singkat selama penyimpanan mulai berlangsung perubahan-perubahan yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Reaksi-reaksi berikut merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kadar suatu zat selama penyimpanan . 8.3.1.1



Reaksi secara biologi



Aktifitas metabolisme dari mikroorganisme antara lain dapat mengubah kadar nitrat, nitrit, ammonia, N-organik, fosfat organik dan menurunkan kadar fenol serta indikator zat organik seperti KOB, KOK, KOT dan nilai permanganat. Selain dari pada itu aktifitas mikroorganisme dapat mereduksi sulfat menjadi sulfida. 8.3.1.2



Reaksi secara kimia



Terjadinya reaksi kimia dalam air dapat menyebabkan bahan-bahan polimer menjadi depolimer dan sebaliknya, serta terjadinya reaksi oksidasi dan reduksi. Selain itu perubahan kadar gas terlarut dalam air dapat pula merubah pH dan alkaliniti, sulfida, sulfit, ferro, sianida, dan iodida dapat hilang karena oksidasi. Kromium valensi 6 dapat direduksi menjadi valensi 3. 8.3.1.3



Reaksi secara fisika



Terjadinya reaksi fisika dapat menyebabkan penyerapan koloid, zat-zat terlarut, atau zat-zat tersuspensi oleh permukaan tempat wadah contoh. Penyimpanan air di dalam botol gelas dalam waktu yang cukup lama dapat menyebabkan terjadinya penggerusan natrium, silika dan boron. Selain itu dapat pula terjadi penggumpalan zat-zat koloid yang diserap oleh sedimen.



10 dari 13



SNI 03-7016-2004



8.3.2



Cara pengawetan contoh



Apabila pemeriksaan air tidak dapat dilakukan segera setelah pengambilan contoh dan akan ditangguhkan maka cara yang terbaik adalah dengan mendinginkan contoh pada suhu 4oC. Apabila hal ini tidak mungkin dilakukan, maka dapat digunakan zat pengawet tertentu dengan syarat zat tersebut tidak mengganggu atau mengubah kadar zat yang diperiksa. Salah satu tujuan pengawetan ialah untuk memperlambat perubahan komposisi kimia kualitas air. Penambahan bahan kimia sebagai bahan pengawet dapat menyebabkan contoh tersebut tidak sesuai lagi untuk penetapan parameter tertentu. Metode pengawetan dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam seperti dijelaskan berikut ini. 8.3.2.1



Pendinginan



Metode pengawetan dengan cara pendinginan dilakukan dengan menyimpan contoh pada suhu kurang lebih 4oC dan lebih baik lagi ditempat gelap. Perlakuan ini dimaksudkan untuk memperlambat aktifitas biologi dan mengurangi kecepatan reaksi secara kimia dan fisika. Keuntungan metode ini adalah tidak mengganggu unsur-unsur yang ditetapkan. Bila pendinginan tidak mungkin dilakukan pada suhu 4oC maka botol contoh dapat disimpan dalam bongkahan-bongkahan es. 8.3.2.2



Pengawetan secara kimia



Pengawetan secara kimia dapat dilakukan dengan beberapa metode. a) Pengasaman Pengawetan contoh dengan penambahan asam sampai pH lebih kecil atau sama dengan 2, biasanya dilakukan untuk pengawetan logam terlarut dan logam total sehingga pemeriksaannya dapat ditunda selama beberapa minggu. Khusus untuk logam merkuri waktu penyimpanan paling lama 7 hari dan bila perlu disimpan lebih lama lagi harus ditambahkan bahan pengoksidasi biasanya KMnO4 atau K2Cr2O7. Pengasaman menjadi pH ≤ 2 juga dapat menghalangi aktifitas biologi, sehingga dapat digunakan untuk pemeriksaan unsur-unsur yang dapat mengalami perubahan secara biologi. b) Biosida Pengawetan contoh dengan penambahan biosida akan menghalangi aktifitas biologi. Salah satu bahan biosida yang umum digunakan ialah larutan HgCl2 dimana konsentrasi HgCl2 dalam contoh sekitar 20-40 mg/L. Penggunaan bahan ini harus hati-hati bila dalam laboratorium yang sama dilakukan pengukuran kadar merkuri dalam konsentrasi rendah karena dapat terkontaminasi oleh HgCl2. c) Keadaan khusus Penetapan unsur-unsur tertentu memerlukan perlakuan yang tersendiri. Sebagai contoh untuk pengawetan sianida ditambahkan larutan NaOH sehingga pH menjadi 10-11. 8.3.2.3 Pengaturan waktu Dengan cara pengaturan waktu dapat dihindari kesalahan pemeriksaan yang disebabkan oleh perubahan unsur selama penyimpanan. Batas waktu pemeriksaan tidak boleh melebihi batas waktu maksimum penyimpanan agar tidak terjadi perubahan unsur yang tidak dikehendaki.



11 dari 13



SNI 03-7016-2004



8.4



Penyimpanan contoh



Jenis penyimpanan yang dapat dipakai untuk menyimpan contoh dapat dibuat dari bahan gelas atau bahan plastik. Persyaratan kedua wadah tersebut harus dapat ditutup dengan kuat dan rapat untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Masing-masing wadah mempunyai kelebihan serta kekurangan. Keuntungan pemakaian wadah gelas antara lain adalah: mudah mencucinya, mengecek keadaannya serta mensterilisasikannya. Sedang kekurangannya adalah mudah pecah selama pengangkutan. Pemakaian wadah dari plastik tidak mudah pecah dan tahan terhadap pembekuan, akan tetapi sulit membersihkannya. Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tempat wadah contoh yaitu: a) penyerapan zat-zat kimia dari bahan wadah oleh contoh, misalnya bahan organik dari plastik, natrium, boron dan silika dari gelas; b) penyerapan zat-zat kimia dari contoh oleh wadah, misalnya penyerapan logam-logam oleh gelas atau bahan-bahan organik oleh plastik; c) terjadinya reaksi langsung antara contoh dengan wadah, misalnya fluorida dengan gelas. 8.5



Pengangkutan contoh



8.5.1 Pengepakan dan pengangkutan contoh Tiap-tiap contoh yang telah dimasukkan kedalam wadah sebelum diangkut ke laboratorium harus diberi label terlebih dahulu untuk menghindari tertukarnya contoh. Pada tiap-tiap label masing-masing dicantumkan lokasi pengambilan contoh, tanggal, jam, pengawet yang ditambahkan serta petugas yang mengambil contoh. Label tersebut kemudian ditempelkan pada tiap-tiap wadah dan diusahakan agar label tersebut tidak rusak atau hilang selama pengangkutan. Botol-botol contoh ditutup rapat dan dimasukkan ke dalam kotak yang telah dirancang khusus sehingga contoh tidak pecah atau tumpah selama pengangkutan dari lapangan ke laboratorium. 8.5.2 Label contoh dan catatan lapangan Petugas pengambil contoh harus mempunyai label yang berisi keterangan sebagai berikut : lokasi, tanggal dan waktu nomor dan jenis contoh, suhu air dan udara, tinggi muka air atau debit, keadaan cuaca, keadaan fisik sumber air, keadaan lingkungan lokasi pengambilan contoh, hasil pemeriksaan di lapangan dan nama petugas.



12 dari 13



SNI 03-7016-2004



Bibliografi



Pedoman Pengamatan Kualitas Air, Jilid I: Pedoman Pengambilan Contoh Sumber Air, 1986, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. American Public Health Association, American Water Works Association, Water Pollution Control Federation, 1995, Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater,18 th Edition, APHA, Washington DC. United Nations Environment Programme, World Health Organization, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization, World Meteorological Organization, GEMS/Water Operational Guide, 1992, Third Edition, National Water Research Institute, Burlington-Canada



13 dari 13