FRASA [PDF]

  • Author / Uploaded
  • oki
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FRASA



(Lengkap):



Pengertian,



Ciri,



Jenis,



Contoh



http://www.yuksinau.id/frasa-pengertian-ciri-jenis-contoh/#! Sebuah kalimat tersusun atas beberapa satuan. Satuan itu tersusun dari satu kata atau lebih. Dan satuan pembentuk kalimat tersebut menempati fungsi tertentu. Fungsi tersebut yaitu Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), Pelengkap (Pel.), dan Keterangan (Ket.) Fungsi diatas boleh ada atau tidak dalam sebuah kalimat. Tetapi ada fungsi yang wajib ada yaitu Subjek (S) dan Predikat (P). Nah fungsi di dalam kalimat bisa tersusun atas kata, frasa, maupun klausa. Pengertian Frasa Frasa adalah satuan yang terdiri dari dua kata atau lebih yang menduduki satu fungsi kalimat. Frasa tidak bisa membentuk kalimat sempurna karena tidak mempunyai predikat. Contoh frasa: Tiga orang mahasiswa baru itu sedang membaca buku di perpustakaan. Perhatikan penjelasan fungsi kalimat di atas:   



Tiga orang mahasiswa (S) sedang membaca (P) di perpustakaan (Ket. tempat).



Kalimat di atas terdiri atas tiga frasa, yaitu ‘tiga orang mahasiswa’, ‘sedang membaca’, dan ‘di perpustakaan’. Ciri-Ciri Frasa Untuk lebih memahami materi frasa ini, kamu harus mengerti ciri-ciri frasa berikut ini yang Yuksinau.id dapat, yaitu:     



Frasa harus terdiri minimal dua kata atau lebih Menduduki atau mempunyai fungsi gramatikal dalam kalimat Frasa harus mempunyai satu makna gramatikal Frasa bersifat nonpredikatif Frasa selalu menduduki satu fungsi kalimat



Kategori Frasa 1. Frasa Setara dan Frasa Bertingkat Suatu frasa disebut setara jika unsur penyusun nya mempunyai kedudukan yang sama atau setara. Contoh: Saya dan adik makan-makan dan minum-minum di taman depan. Frasa “saya dan adik” merupakan frasa sama, karena antara unsur “saya” dan unsur “adik” memiliki kedudukan yang setara atau tidak saling menjelaskan. Demikian juga frasa “makan-makan” dan “minum-minum” termasuk frasa setara. Frasa setara ditandai oleh adanya kata ‘dan‘ / ‘atau‘ di antara kedua unsur nya. Selain frasa setara, ada pula frasa bertingkat. Frasa bertingkat merupakan frasa yang terdiri atas inti dan atribut. Contoh: Kakak akan pergi nanti malam. Frasa “nanti malam” terdiri atas unsur atribut dan inti. 2. Frasa Perhatikan 2 kalimat dibawah ini:



Idiomatik



(a) Dalam peristiwa kebakaran kemarin, seorang penjaga toko menjadi kambing hitam. (b) Untuk menyelamati saudaranya, keluarga Pinto menyembelih seekor kambing hitam. Kalimat (a) dan (b) menggunakan frasa yang sama, yaitu frasa ‘kambing hitam‘. Pada kalimat (a) kambing hitam bermakna orang yang dipersalahkan dalam suatu kejadian, sedangkan dalam kalimat (b) bermakna seekor kambing yang mempunyai warna bulu hitam. Artikel pendukung: Verba Transitif dan Intransitif Serta Contohnya Makna kambing hitam di kalimat (a) tidak ada hubungannya dengan makna kata kambing dan hitam. Nah frasa yang maknanya tidak bisa dijelaskan berdasarkan makna kata yang membentuknya dinamakan frasa Idiomatik.



Konstruksi Frasa Frasa mempunyai 2 konstruksi, yaitu konstruksi endosentrik dan eksosentrik. Perhatikan kalimat berikut: Kedua saudagar itu telah mengadakan jual beli. 1. Frasa Eksosentrik Kalimat tersebut terdiri dari frasa ‘kedua saudagar itu’, ‘telah mengadakan’ dan ‘jual beli’. Menurut distribusi nya frasa ‘kedua saudagar itu’ dan ‘telah mengadakan’ adalah frasa endosentrik. Sedangkan frasa ‘jual beli’ adalah frasa eksosentrik. Frasa kedua saudagar itu bisa diwakili kata saudagar. Frasa telah mengadakan juga bisa diwakili kata mengadakan. Tetapi frasa jual beli tidak bisa diwakili oleh kata jual maupun beli, Karena kedua kata tersebut merupakan inti, sehingga mempunyai kedudukan yang sama. Frasa yang distribusinya tidak sama dengan salah satu atau semua unsurnya disebut frasa eksosentrik. 2. Meliputi 3 jenis yaitu:  







Frasa



Endosentrik



Frasa Endosentrik yang Koordinatif: dihubungkan dengan kata “dan” dan “atau”. Contoh: Pintu dan jendela sedang dicat. Frasa Endosentrik yang Atributif: tersusun dari unsur-unsur yang tidak setara. Contoh: Pekarangan luas yang akan didirikan bangunan itu milik Haji Manarul. Frasa Endosentrik yang Apositif: secara semantik, unsur yang satu pada frasa endosentrik apositif mempunyai makna sama dengan unsur yang lain. Unsur yang dipentingkan merupakan unsur pusat, sedangkan unsur keterangan merupakan aposisi. Contoh: Arum, putri Pak Ruchan, berhasil menjadi pelajar teladan.



Kelas Frasa Frasa terbagi jenisnya menjadi 6 kelas kata. Meliputi frasa benda, kerja, sifat, keterangan, bilangan, dan depan. 1. Frasa Benda atau Frasa Nomina Frasa yang distribusinya sama dengan kata benda. Unsur pusat frasa benda, yaitu kata benda. Contoh:



 



Bara menerima hadiah ulang tahun. Bara menerima hadiah.



Alasannya karena frasa hadiah ulang tahu di kalimat distribusi sama dengan kata benda hadiah. Baca juga: TEKS DESKRIPSI (Lengkap): Pengertian, Ciri, Struktur, Contoh 2. Frasa Kerja atau Frasa Frasa yang distribusinya sama dengan kata kerja atau verba.



Verba



Contoh: Arum sejak tadi akan menulis dengan pensil baru. Disebabkan karena frasa akan menulis adalah kata kerja dan distribusinya sama dengan kata kerja menulis. 3. Frasa Sifat atau Frasa Adjektiva Frasa yang distribusinya sama dengan kata sifat. Memiliki inti berupa kata sifat. Kesamaan distribusi tersebut bisa dilihat dari contoh frasa berikut. Contoh:  



Lukisan yang dipamerkan itu memang bagus-bagus. Lukisan yang dipamerkan itu-bagus-bagus.



4. Frasa Keterangan atau Frasa Adverbia Frasa yang distribusinya sama dengan kata keterangan. Umumnya inti frasa keterangan juga berupa kata keterangan dan dalam kalimat sering menduduki fungsi sebagai keterangan. – Frasa keterangan sebagai keterangan Frasa keterangan umumnya mempunyai keleluasan berpindah karena berfungsi sebagai keterangan. Sebab itu frasa keterangan bisa terletak di depan atau belakang subjek. Contoh:   



Tidak biasanya dia pulang larut malam Dia tidak biasanya pulang larut malam Dia pulang larut malam tidak biasanya



– Frasa keterangan sebagai keterangan pada kata kerja Contoh: Saya tidak hanya bertanya, tetapi juga mengusulkan sesuatu 5. Frasa Bilangan atau Frasa Numeralia Frasa yang distribusinya sama dengan kata bilangan. Biasanya frasa bilangan atau



frasa numeralia dibentuk dengan menambahkan kata penggolong atau kata bantu bilangan. Contoh: Tiga orang serdadu menghampirinya ke tempat itu. 6. Frasa Depan atau Frasa Preposisional Frasa yang terdiri atas kata depan dengan kata lain sebagai unsur penjelas. Contoh: Laki-laki di depan itu mengajukan pertanyaan kepada pembicara. Frasa Yang Bersifat Ambigu Ambiguitas kadang ditemukan dalam susunan frasa. Ambiguitas berarti kegandaan makna. Contoh: Kambing hitam dan mobil tetangga baru. Frasa kambing hitam bisa memiliki 2 makna yaitu kambing yang berbulu. Frasa kambing hitam bisa memiliki 2 makna yaitu kambing yang berbulu hitam dan suatu ungkapan yang berarti orang yang dipersalahkan. Frasa mobil tetangga baru juga bisa mempunyai 2 makna, yaitu yang baru adalah mobil dan yang baru adalah tetangganya (bukan mobilnya. Frasa ambigu akan menjadi jelas ketika digunakan dalam kalimat.



Definisi, Jenis, dan Macam Frasa http://pelitaku.sabda.org/definisi_jenis_dan_macam_frasa_0



Kalimat terdiri atas beberapa satuan. Satuan-satuan tersebut terdiri atas satu kata atau lebih. Satuan pembentuk kalimat tersebut menempati fungsi tertentu. Fungsi yang dimaksud, yaitu Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), Pelengkap (Pel.), dan Keterangan (Ket.). Fungsi-fungsi tersebut boleh ada atau tidak dalam suatu kalimat. Fungsi yang wajib ada, yaitu subjek dan predikat. Fungsi dalam kalimat dapat terdiri atas kata, frasa, maupun klausa. Definisi Frasa Jadi apa arti frasa? Frasa adalah satuan yang terdiri atas dua kata atau lebih yang menduduki satu fungsi kalimat.



Contoh frasa: Dua orang mahasiswa baru itu sedang membaca buku di perpustakaan. Perhatikan penjabaran fungsi kalimat di atas: Dua orang sedang di perpustakaan (Ket. tempat)



mahasiswa membaca



(S) (P)



Kalimat di atas terdiri atas tiga frasa, yaitu "dua orang mahasiswa," "sedang membaca," dan "di perpustakaan". Jadi, frasa memiliki sifat sebagai berikut: 1. Frasa terdiri atas dua kata atau lebih. 2. Frasa selalu menduduki satu fungsi kalimat. A. Kategori Frasa 1. Frasa Setara dan Frasa Bertingkat Sebuah frasa dikatakan setara jika unsur-unsur pembentuknya berkedudukan sederajat atau setara. Contoh: Saya dan adik makan-makan dan minum-minum di taman depan. Frasa "saya dan adik" adalah frasa setara, sebab antara unsur "saya" dan unsur "adik" memunyai kedudukan yang setara atau tidak saling menjelaskan. Demikian juga frasa "makan-makan" dan "minum-minum" termasuk frasa setara. Frasa setara ditandai oleh adanya kata "dan" atau "atau" di antara kedua unsurnya. Selain frasa setara, ada pula frasa bertingkat. Frasa bertingkat adalah frasa yang terdiri atas inti dan atribut. Contoh: Ayah akan pergi nanti malam. Frasa "nanti malam" terdiri atas unsur atribut dan inti. 2. Frasa Idiomatik Perhatikan kalimat-kalimat berikut ini: (1) Dalam peristiwa kebakaran kemarin, seorang penjaga toko menjadi kambing hitam. (2) Untuk menyelamati saudaranya, keluarga Pinto menyembelih seekor kambing hitam. Kalimat (1) dan (2) menggunakan frasa yang sama, yaitu frasa "kambing hitam". Kambing hitam pada kalimat (1) bermakna orang yang dipersalahkan dalam suatu



peristiwa, sedangkan dalam kalimat (2) bermakna seekor kambing yang warna bulunya hitam. Makna "kambing hitam" pada kalimat (1) tidak ada kaitannya dengan makna kata "kambing" dan kata "hitam". Frasa yang maknanya tidak dapat dirunut atau dijelaskan berdasarkan makna kata-kata yang membentuknya dinamakan frasa idiomatik. B. Konstruksi Frasa Frasa memiliki dua konstruksi, yakni konstruksi endosentrik dan eksosentrik. Perhatikan kalimat berikut: Kedua saudagar itu telah mengadakan jual beli. Kalimat di atas terdiri atas frasa "kedua saudagar itu", "telah mengadakan", dan "jual beli". Menurut distribusinya, frasa "kedua saudagar itu" dan "telah mengadakan" merupakan frasa endosentrik. Sebaliknya, frasa "jual beli" merupakan frasa eksosentrik. Frasa "kedua saudagar itu" dapat diwakili kata "saudagar". Kata "saudagar" adalah inti frasa bertingkat "kedua saudagar itu". Demikian juga frasa "telah mengadakan" dapat diwakili kata "mengadakan". Akan tetapi, frasa "jual beli" tidak dapat diwakili baik oleh kata "jual" maupun kata "beli". Hal ini disebabkan frasa "jual beli" tidak memiliki distribusi yang sama dengan kata "jual" dan kata "beli". Kedua kata tersebut merupakan inti, sehingga memunyai kedudukan yang sama. Dari contoh tersebut dapat diketahui bahwa frasa "kedua saudagar itu" berdistribusi sama dengan frasa "saudagar itu" dan kata "saudagar". Frasa "telah mengadakan" berdistribusi sama dengan "mengadakan". Frasa yang distribusinya sama dengan salah satu atau semua unsurnya dinamakan frasa endosentrik. Frasa yang distribusinya tidak sama dengan salah satu atau semua unsurnya disebut frasa eksosentrik. Frasa "jual beli" termasuk frasa eksosentrik karena baik kata "jual" maupun kata "beli" tidak dapat menggantikan "jual beli". Frasa endosentrik meliputi beberapa macam frasa: 1. Frasa endosentrik yang koordinatif: frasa ini dihubungkan dengan kata "dan" dan "atau". Contoh: Pintu dan jendelanya sedang dicat. 2. Frasa Endosentrik yang Atributif: frasa ini terdiri atas unsur-unsur yang tidak setara. Contoh: Pekarangan luas yang akan didirikan bangunan itu milik Haji Abdulah. 3. Frasa endosentrik yang apositif: secara semantik, unsur yang satu pada frasa endosentrik apositif memunyai makna sama dengan unsur yang lain. Unsur yang



dipentingkan merupakan unsur pusat, sedangkan unsur keterangan merupakan aposisi. Contoh: Alfia, putri Pak Bambang, berhasil menjadi pelajar teladan. C. Kelas Frasa Frasa dibagi menjadi enam kelas kata. Pembagian frasa meliputi frasa benda, kerja, sifat, keterangan, bilangan, dan depan. 1. Frasa Benda atau Frasa Nomina: frasa yang distribusinya sama dengan kata benda. Unsur pusat frasa benda, yaitu kata benda. Contoh: a. Dita menerima hadiah ulang tahun. b. Dita menerima hadiah. Frasa "hadiah ulang tahun" dalam kalimat distribusinya sama dengan kata benda "hadiah". Oleh karena itu, frasa "hadiah ulang tahun" termasuk frasa benda atau frasa nomina. 2. Frasa Kerja atau Frasa Verba: frasa yang distribusinya sama dengan kata kerja atau verba. Contoh: Adik sejak tadi akan menulis dengan pensil baru. Frasa "akan menulis" adalah frasa kerja, karena distribusinya sama dengan kata kerja "menulis" dan unsur pusatnya kata kerja, yaitu "menulis". 3. Frasa Sifat atau Frasa Adjektiva: frasa yang distribusinya sama dengan kata sifat. Frasa sifat memunyai inti berupa kata sifat. Kesamaan distribusi itu dapat dilihat pada jajaran berikut. Contoh: a. Lukisan yang dipamerkan itu memang bagus-bagus. b. Lukisan yang dipamerkan itu-bagus-bagus. 4. Frasa Keterangan atau Frasa Adverbia: frasa yang distribusinya sama dengan kata keterangan. Biasanya inti frasa keterangan juga berupa kata keterangan dan dalam kalimat sering menduduki fungsi sebagai keterangan. a. Frasa keterangan sebagai keterangan: Frasa keterangan biasanya memunyai keleluasaan berpindah karena berfungsi sebagai keterangan. Oleh karena itu, frasa keterangan dapat terletak di depan atau di belakang subjek atau di awal dan di akhir kalimat. Contoh:



1. Tidak biasanya dia pulang larut malam. 2. Dia tidak biasanya pulang larut malam. 3. Dia pulang larut malam tidak biasanya. b. Frasa keterangan Indonesia/Materi:Frasa



sebagai



keterangan



pada



katSubjek:Bahasa



a kerja. Contoh: Saya tidak hanya bertanya, tetapi juga mengusulkan sesuatu. 5. Frasa Bilangan atau Frasa Numeralia: frasa yang distribusinya sama dengan kata bilangan. Pada umumnya frasa bilangan atau frasa numeralia dibentuk dengan menambahkan kata penggolong atau kata bantu bilangan. Contoh: Dua orang serdadu menghampirinya ke tempat itu. 6. Frasa Depan atau Frasa Preposisional: frasa yang terdiri atas kata depan dengan kata lain sebagai unsur penjelas. Contoh: Laki-laki di depan itu mengajukan pertanyaan kepada pembicara. D. Frasa Yang Bersifat Ambigu Ambiguitas terkadang ditemui dalam susunan frasa. Ambiguitas berarti kegandaan makna. Contoh: Kambing hitam dan mobil tetangga baru. Frasa kambing hitam dapat memunyai dua makna, yakni kambing yang berbulu (berwarna) hitam dan sebuah ungkapan yang berarti orang yang dipersalahkan. Frasa mobil tetangga baru juga dapat memiliki dua makna, yakni yang baru adalah mobil (milik tetangga) dan yang baru adalah tetangga (bukan mobilnya). Frasa ambigu akan menjadi jelas jika digunakan dalam kalimat.



Subjek:Bahasa Indonesia/Materi:Frasa https://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Bahasa_Indonesia/Materi:Frasa Frasa[sunting] Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi, maksudnya kedua kata tersebut hanya menduduki satu jabatan kalimat. Contoh: Nenek saya pohon rindang



Ciri-ciri Frasa[sunting] Frasa memiliki beberapa ciri yang dapat diketahui, yaitu : 1. 2. 3. 4.



Terbentuk atas dua kata atau lebih dalam pembentukannya. Menduduki fungsi gramatikal dalam kalimat. Mengandung satu kesatuan makna gramatikal. Bersifat non-predikatif.



Jenis-jenis Frasa[sunting] Frasa berdasarkan jenis/kelas kata[sunting] 



Frasa Nomina Frasa Nomina adalah kelompok kata benda yang dibentuk dengan memperluas sebuah kata benda. Frasa nominal dapat dibedakan lagi menjadi 3 jenis yaitu : 1. Frasa Nomina Modifikatif (mewatasi), misal : hari senin, buku dua buah, bulan pertama, dll. 2. Frasa Nomina Koordinatif (tidak saling menerangkan), misal : hak dan kewajiban, sandang pangan, ', lahir bathin, dll. 3. Frasa Nomina Apositif Contoh frasa nominal apositif : a). Jakarta, Ibukota Negara Indonesia, sudah berumur 485 tahun. b). Melati, jenis tanaman perdu, sudah menjadi simbol bangsa Indonesia sejak lama. c). Banjarmasin,Kota Seribu Sungai, memiliki banyak sajian kuliner yang enak. 



Frasa Verbal Frasa Verbal adalah kelompok kata yang terbentuk dari kata kata kerja. Kelompok kata ini terbagi menjadi 3 macam, yaitu : 1. Frasa Verbal Modifikatif (pewatas), terdiri atas pewatas belakang, misal : a). Ia bekerja keras sepanjang hari. b). Kami membaca buku itu sekali lagi. Pewatas depan, misal : a). Kami yakin mendapatkan pekerjaan itu. b). Mereka pasti membuat karya yang lebih baik lagi pada tahun mendatang. 2. Frasa Verbal Koordinatif adalah 2 verba yang digabungkan menjadi satu dengan adanya penambahan kata hubung 'dan' atau 'atau', Contoh



kalimat : a). Orang itu merusak dan menghancurkan tempat tinggalnya sendiri. b). Kita pergi ke toko buku atau ke perpustakaan. 3. Frasa Verbal Apositif yaitu sebagai keterangan yang ditambahkan atau diselipkan. Contoh kalimat : a). Pekerjaan Orang itu, berdagang kain, kini semakin maju. b). jorong, tempat tinggalku dulu, kini menjadi daerah pertambangan batubara. 



Frasa Ajektifa Frasa ajektifa ialah kelompok kata yang dibentuk oleh kata sifat atau keadaan sebagai inti (diterangkan) dengan menambahkan kata lain yang berfungsi menerangkan, seperti : agak, dapat, harus, lebih, paling dan 'sangat. Kelompok kata ini terdiri dari 3 jenis, yaitu : 1. Frasa Adjektifa Modifikatif (membatasi), misal : cantik sekali, indah nian, hebat benar, dll. 2. Frasa Adjektifa Koordinatif (menggabungkan), misal : tegap kekar, aman tentram, makmur dan sejahtera, dll 3. Frasa Adjektifa Apositif, misal : a). Srikandi cantik, ayu menawan, diperistri oleh Arjuna. b). Desa Jorong, tempat tinggalku dulu, kini menjadi daerah pertambangan batubara. Frasa Apositif bersifat memberikan keterangan tambahan. Frasa Srikandi cantik dan Desa Jorong merupakan unsur utama kalimat, sedangkan frasa ayu menawan, dan tempat tinggalku dulu, merupakan keterangan tambahan. 



Frasa Adverbial Frasa Adverbial ialah kelompok kata yang dibentuk dengan keterangan kata sifat. Frasa ini bersifat modifikasi (mewatasi), misal : sangat baik kata baik merupakan inti dan kata sangat merupakan pewatas. Frasa yang bersifat modifikasi ini contohnya ialah agak besar, kurang pandai, hampir baik, begitu kuat, pandai sekali, lebih kuat, dengan bangga, dengan gelisah. Frasa Adverbial yang bersifat koordinatif (yang tidak menerangkan), contoh frasanya ialah lebih kurang kata lebih tidak menerangkan kurang dan kurang tidak menerangkan lebih. 



Frasa Pronominal Frasa Pronominal ialah frasa yang dibentuk dengan kata ganti, frasa ini terdiri atas 3 jenis yaitu :



1. Modifikatif, misal kalian semua, anda semua, mereka semua, mereka itu, mereka berdua. 2. Koordinatif, misal engkau dan aku, kami dan mereka, saya dan dia. 3. Apositif, misal : a). Kami, putra-putri Indonesia, menyatakan perang melawan narkotika. 



Frasa Numeralia Frasa Numeralia ialah kelompok kata yang dibentuk dengan kata bilangan. Frasa ini terdiri atas : 1. Modifikatif, contoh : a). Mereka memotong dua puluh ekor sapi kurban. b). Kami membeli setengah lusin buku tulis. 2. Koordinatif, contoh : a). Entah dua atau tiga sapi yang telah dikurbankan. b). Dua atau tiga orang telah menyetujui kesepakatan itu. 







Frasa Interogativ Koordinatif ialah frasa yang berintikan pada kata tanya. contoh : a). Jawaban dari apa atau siapa ciri dari subjek kalimat. b). Jawaban dari mengapa atau bagaimana merupakan pertanda dari jawaban predikat. Frasa Demonstrativ Koordinatif ialah frasa yang dibentuk oleh dua kata yang tidak saling menerangkan. contoh : a). Saya tinggal di sana atau di sini sama saja. b). Kami pergi kemari atau kesana tidak ada masalah.







Frasa Preposisional Koordinatif ialah frasa yang dibentuk oleh kata depan yang tidak saling menerangkan. contoh : a). Petualangan kami dari dan ke Jawa memerlukan waktu satu bulan. b). Perpustakaan ini dari, oleh, dan untuk masyarakat umum. Frasa berdasarkan fungsi unsur pembentuknya[sunting] Berdasarkan fungsi dari unsur pembentuknya frasa terdiri dari beberapa macam, yaitu : 



Frasa Endosentris yaitu frasa yang unsur-unsurnya berfungsi untuk diterangkan dan menerangkan (DM) atau menerangkan dan diterangkan (MD). contoh frasa : kuda hitam(DM), dua orang (MD)..



Ada beberapa jenis frasa endosentris, yaitu : 1. Frasa atributif yaitu frasa yang pola pembentuknya menggunakan pola DM atau MD. contoh : Ibu kandung (DM), tiga ekor (MD). 2. Frasa apositif yaitu frasa yang salah satu unsurnya (pola menerangkan) dapat menggantikan kedudukan unsur intinya (pola diterangkan). contoh : Alip si penari ular sangat cantik., kata Alip posisinya sebagai diterangkan (D), sedangkan si penari ular sebagai menerangkan (M). 3. Frasa koordinatif yaitu frasa yang unsur-unsur pembentuknya menduduki fungsi inti (setara). contoh : ayah ibu, warta berita, dll. 



Frasa eksosentris yaitu frasa yang salah satu unsur pembentuknya menggunakan kata tugas. contoh : dari Bandung, kepada



teman, di kelurahan, dll. Frasa Berdasarkan satuan makna yang dikandung/dimiliki unsurunsur pembentuknya[sunting] Untuk kategori frasa berdasarkan satuan makna yang dikandung atau yang dimiliki unsur-unsur pembentuknya dapat dibagi menjadi beberapa frasa, yaitu : 1. Frasa biasa yaitu frasa yang hasil pembentukannya memiliki makna yang sebenarnya (denotasi). contoh kalimat : a) Ayah membeli kambing hitam; b) Meja hijau itu milik ibu. 2. Frasa idiomatik yaitu frasa yang hasil pembentukannya menimbulkan/memiliki makna baru atau makna yang bukan sebenarnya (konotasi). contoh kalimat : Orang tua Lintang baru kembali dari Jakarta. √ Pengertian Frasa, Ciri, Jenis Dan Contohnya https://pendidikan.co.id/pengertian-frasa-ciri-jenis-dan-contohnya/ Pendidikan.Co.Id – Frasa adalah salah satu materi yang sangat berhubungan erat dengat pelajaran bahasa indonesia. Tidak cukup dijadikan sebuah materi saja, namun frasa ini juga sering dijadikan ialah sebagai soal ujian pada suatu jenjang sekolah tertentu. Oleh karena itu didalam artikel saat ini kita akan membahas materi mengenai apa itu frasa (pengertian dan cohtoh frasa). Untuk lebih memudahkan memamahmi maka penjelasan materi mengenai frasa ini akan kita bagi menjadi dua kelompok. Dibagian pertama kita akan membahas apa itu pengertian dan ciri frasa terlebih dahulu, kemudian kita lanjutkan pada bagian kedua yang membahas macam- jenis dari frasa yang disertai juga dengan contoh frasa tersebut. Langsung saja kita simak ulasan mengenai frasa berikut ini. Pengertian Frasa Frasa merupakan sebuah gabungan atau kesatuan kata yang terbentuk dari dua bagian kata atau juga lebih yang mempunyai satu makna gramatikal (makna yang berubah-ubah dengan menyesuaikan sebuah konteks). Simple frasa ini adalah gabungan atau pengelompokan dari dua kata atau lebih namun tidak bisa membentuk kalimat sempurna oleh sebab tidak mempunyai predikat. Ciri-ciri frasa Dibawah ini meurpakan ciri-ciri frasa ialah sebagai berikut:



1. 2. 3. 4.



Dalam frasa harus terdiri setidaknya minmal dua kata atau lebih. Menduduki atau memiliki fungsi gramatikal dalam kalimat. Dalam frasa harus memiliki satu makna gramatikal. Frasa bersifat nonpredikatif.



Contoh Frasa Berdasarkan pengertian dan ciri-ciri diatas kita dapat menyimpulkan bahwa frasa merupakan suatu gabungan dari dua kata atau lebih yang tidak dapat atau bisa membentuk kalimat sempurna karena tidak mempunyai predikat. Maka kita dapat membuat contoh frasa ialah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Nasi goreng Sedang Tidur Sedang makan Banting tulang Tidur siang Dengan tangan kanan



Jenis-jenis (Kategori) Frasa Berdasarkan Jenisnya frasa ini terbagi menjadi ialah sebagai berikut. Frasa verbal yaitu frasa yang mempunyai inti kata kerja dalam unsur pembentukannya dan juga dapat difungsikan ialah sebagai pengganti kedudukan kata kerja dalam suatu kalimat. Contoh: 1. 2. 3. 4.



Sedang tidur Akan muncul Baru datang Tidak makan



Frasa Nominal yaitu frasa yang mempunyai inti kata benda dalam unsur pembentukannya dan juga dapat difungsikan ialah sebagai pengganti dari kata benda. Contoh: 1. 2. 3. 4.



Rumah kayu Sepatu kaca Lemari besi Buku gambar



Frasa ajektiva Adalah suatu frasa yang mempunyai inti berupa kata sifat dalam unsur pembentukannya. Contoh: 1. 2. 3. 4. 5.



Sangat baik Cukup hebat Sangat cepat Mahal sekali Lumayan dekat



Frasa Adalah frasa yang pembentukannya.



menggunakan



sebuah



kata



depan



preposisional didalam unsur



Contoh: 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Dari sana Ke Pasar Dengan kaki Di Solo Kepada guru Oleh saya



Berdasarkan Fungsi unsur pembentukannya Dengan berdasarkan fungsinya frasa ini terbagi ialah sebagai berikut : Frasa Endosentris yakni suatu frasa yang salah satu unsur atau keduanya adalah merupakan unsur inti atau pusat. Contoh: 1. 2. 3. 4.



Kuda hitam Anak sapi Sudah selesai Dua orang



Frasa endosentris sendiri memiliki 4 macam sebagai berikut Frasa atribut, yaitu frasa yang unsur pembentukannya menggunakan diterangkan dan menerangkan atau menerangkan dan diterangkan. Contoh:



1. Ayah kandung (diterangakan dan menerangkan) 2. Seekor nyamuk ( menerangkan dan diterangkan) Frasa apositif ialah suatu frasa yang salah satu dalam unsur pembentukannya itu dapat/bisa digunakan sebagai pengganti dari unsur inti. Frasa koordinatif ialah suatu frasa yang unsur-unsur pembentukannya itu memiliki peran ialah sebagai unsur inti. Contoh: 1. Kakek nenek 2. Warta berita 3. Tua muda Frasa Eksosentris yakni suatu frasa yang pada salah satu unsurnya itu merupakan kata tugas. Contoh: 1. 2. 3. 4.



Kepada ayah Dari Solo Di rumah Pada hari



Berdasarkan kesatuan Berdasarkan kesatuan makna yang terkandung dalam unsur-unsur pembentukannya frasa dapat dibagi menjadi : 1. Frasa biasa frasa yang memiliki makna sebenarnya. Contoh : Ibu membeli sayur bayam 2. Frasa idiomatik frasa yang mempunyai atau memiliki makna baru atau makna yang bukan sebenarnya (denotasi). Contoh : Orang tua saya pergi ke luar kota 3. Frasa ambigu Frasa ambigu ialah suatu frasa yang memiliki makna dua atau ganda dalam pemakaian kalimat. Contoh : tangan panjang Dalam contoh tangan panjang diatas bisa diartikan bahwa tangan yang panjang itu adalah orang yang suka mencuri.



Pembagian Frasa Dengan Berdasarkan Kedudukannya Frasa dibagi menjadi dua kategori berdasarkan kedudukannya, yakni frasa setara serta frasa dan juga frasa bertingkat. penjelasannya dibawah ini Frasa Setara Frasa setara ialah suatu frasa yang memiliki hubungan antar unsur setara. Contoh : 1. Keluar masuk. 2. Depan belakang. 3. Hitam putih. 4. Muda mudi. 5. Tua muda. 6. Suami istri 7. Maju mundur 8. Pergi kembali 9. Pulang pergi. 10. Asal usul



Frasa Setara Bertingkat Frasa setara bertingkat merupakan frasa yang kedudukan antar unsurnya tidak setara atau bertingkat. Contoh : 1. Uang tunai. 2. Cara baru. 3. Pedang tajam. 4. Bangku emas. 5. Mengayuh sepeda. 6. Sedang pergi. 7. Dari kantor. 8. Bahasa Indonesia. 9. Tanah air. 10. Musim panen.



19 Jenis-Jenis Frasa – Pengertian dan Contohnya https://dosenbahasa.com/jenis-jenis-frasa Jenis-Jenis Frasa – Pengertian dan Contohnya, Manusia memiliki kodrat sebagai makhluk sosial, sehingga komunikasi dengan sesama manusia pasti tidak terhindarkan setiap harinya. Salah satu media komunikasi antar perorangan adalah bahasa. Dengan bahasa, manusia mampu menyampaikan pesan, gagasan, kehendak, informasi ke manusia lainnya. Bahasa memiliki berbagai satuan yang menyusunnya. Satuan terkecil dalam bahasa merupakan frasa. Dalam artikel kali ini kita akan membahas mengenai jenis jenis frasa – pengertian dan contohnya. Pengertian Frasa Secara umum, frasa dapat diartikan sebagai gabungan atau suatu kesatuan kata yang terbentuk dari dua kata atau lebih yang memiiliki satu makna gramatikal. Yang dimaksud makna gramatikal di sini adalah makna yang berubah ubah sesuai dengan konteks dalam kalimatnya. Menurut Ramlan (2001), frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas satu kata atau lebih dan tidak melampaui batas fungsi atau jabatan. Dalam pengertian lain yang dikemukakan Chaer, frasa merupakan satuan yang terdiri dari dua atau lebih yang membentuk atau menduduki satu fungsi kalimat (subjek / predikat / objek / keterangan / pelengkap) dan juga bersifat nonprediktif. perhatikan contoh berikut : 



Mahasiswa tahun pertama sedang kuliah di ruang kelas 301 Pada kalimat di atas, dapat kita temui tiga buah frasa, yakni :



  



‘mahasiswa tahun pertama’ merupakan frasa yang menduduki fungsi sebagai subjek. ‘sedang kuliah’ merupakan frasa yang menduduki fungsi sebagai predikat. ‘di ruang kelas 301’ merupakan frasa yang menduduki fungsi sebagai keterangan tempat. Dalam uraian singkat pada kalimat diatas, frasa merupakan gabungan beberapa kata yang tidak memiliki predikat, sehingga tidak dapat membentuk kalimat sempurna. Ciri-Ciri Frasa Untuk membedakan frasa dari satuan bahasa lain, berikut ini merupakan ciri ciri atau sifat sifat yang dimiliki frasa, yaitu :



1. Frasa terdiri dari minimal dua kata atau lebih. 2. Frasa menduduki atau memiliki fungsi gramatikal dalam kalimat (misal: subjek, predikat, objek, atau lain sebagainya). 3. Frasa memiliki satu makna gramatikal.



4. Frasa bersifat non predikatif (frasa dapat menduduki fungsi sebagai predikat, namun bukan merupakan kumpulan kata yang memiliki predikat seperti kalimat). Jenis-Jenis Frasa Frasa dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan persamaan dstribusi dengan unsurnya, kategori kata yang menjadi unsur pusatnya, kedudukan, serta makna yang dikandungnya. A. Pembagian Frasa Berdasarkan Persamaan Distribusi dengan Unsurnya (Pemadunya) Berdasarkan persamaan distribusi dengan unsurnya, frasa dibedakan menjadi frasa endosentris dan frasa eksosentris. Berikut penjelasannya. 1. Frasa Endosentris Frasa Endosentris merupakan frasa yang kedudukannya sejajar, sehingga dalam suatu fungsi tertentu dapat digantikan oleh unsurnya. Unsur frasa yang dapat menggantikan fungsi tertentu dari frasa tersebut disebut sebagai unsur pusat. Dengan kata lain frasa endosentris merupakan frasa yang memiliki unsur pusat. Contoh: Sejumlah mahasiswa di kelas (S) (P) Tiga pria di pelabuhan (S) (P) Pemilihan umum lima tahun sekali (S) (P) Kalimat ‘Sejumlah mahasiswa di kelas’ tidak dapat ditulis menjadi ‘Sejumlah di kelas’ karena kata ‘mahasiswa’ merupakan unsur pusat. Begitu pula dengan kalimat ‘Tiga pria di pelabuhan’ tidak dapat ditulis sebagai ‘Tiga di pelabuhan’ karena kata ‘pria’ merupakan unsur pusat pada frasa ‘tiga pria’. Sedangkan pada kalimat ‘Pemilihan umum lima tahun sekali’ tidak dapat ditulis menjadi ‘umum lima tahun sekali’ atau pun ‘pemilihan lima sekali’ karena kata ‘pemilihan’ dan kata tahun ‘tahun’ merupakan unsur pusat. Lebih lanjut, frasa endosentris masih dapat dibagi lagi menjadi tiga, yakni frasa endosentris koordinatif, frasa endosentris atributif, serta frasa endosentris apositif. 1.1. Frasa Endosentris Kontributif Frasa Endosentris Koordinatif merupakan frasa endosentris yang semua unsurnya adalah unsur pusat. Untuk unsur yang mengacu pada hal yang berbeda pada tiap unsurnya, frasa dapat diberi sisipan kata ‘dan’ atau ‘atau’. Contoh :



         



Pekarangan rumah Suami istri Ayah ibu Kakak adik Muda mudi Pembianaan dan pembangunan Pembangunan dan pembaharuan Maju atau mundur Bekerja atau belajar Kuliah atau bekerja 1.2. Frasa Endosentris Atributif Frasa Endosentris Atributif adalah frasa endosentris yang mempunyai unsur pusat serta unsur atribut. Atribut merupakan bagian frasa yang bukan termasuk unsur pusat, akan tetapi menerangkan unsur pusat untuk membentuk frasa yang yang bermakna. Contoh :







Pemilihan presiden (UP)







Pembangunan lima tahun (UP)



         



(Atribut)



(Atribut)



Sekolah Inpres Buku baru Kemarin malam Malam ini Minggu ini Sedang syuting Sangat bahagia Orang itu Anak Pak Ujang Sedang menari Kata kata yang dicetak miring merupakan unsur pada frasa tersebut, sedangkan kata yang tidak dicetak miring merupakan atribut yang menerangkan unsur pusat pada frasa tersebut. 1.3. Frasa Endosentris Apositif Frasa Endosentris Apositif merupakan frasa endosentris yang semua unsur di dalamnya adalah unsur pusat serta menunjuk pada satu hal yang sama. Atau dengan kata lain, unsur pusat yang satu merupakan aposisi dari unsur pusat lainnya.



Contoh: Taufik Hidayat, pebulutangkis Indonesia, meraih medali emas Olimpiade Athena ‘Taufik Hidayat’ merupakan unsur pusat, sedangkan ‘pebulutangkis Indonesia’ merupakan aposisinya. Sehingga kalimat tersebut dapat dituliskan sebagai berikut : Taufik Hidayat, ……………………………………meraih medali emas Olimpiade Athena ……………………..pebulutangkis Indonesia meraih medali emas Olimpiade Athena Contoh lain frasa endosentris apositif adalah sebagai berikut :          



Bogor, kota Hujan, ……… Leonardo di Caprio, pemenang Piala Oscar, ……… Film ‘La La Land’, peraih lima piala BAFTA, ……….. Sutarno, pesulap Indonesia, ………. Bapak Jokowi, presiden ketujuh Republik Indonesia, ……….. Ahmad Dhani, calon wakil bupati Bekasi, …………. Aulia Rahman, temanku, …………. Ibu Ani Yudhoyono, istri Bapak SBY, ………….. Solo, kota kelahiranku, ………… Azza, pemain basket FEM, ……….. Frasa yang dicetak miring merupakan unsur pusat, sedangnya frasa yang tidak dicetak miring merupakan aposisi dari unsur pusat tersebut. 2. Frasa Eksosentris Frasa Eksosentris merupakan frasa yang tidak memiliki persamaan kedudukan dengan unsurnya. Dengan kata lain, frasa eksosenyris tidak memiliki unsur pusat atau UP. Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan contoh dari frasa eksosentrik)



         



Kedua saudagar mengadakan jual beli Mereka bertemu di pelabuhan Mahasiswa di lapangan Anak itu mengadu pada ibunya Saiful dan Aria ke perpustakaan Dia baru pulang dari Medan Ananda melakukan penelitian di Bogor Ia mengirimkan surat pada sahabatnya Sindikat pencuri biasa beraksi pada malam Ia menunggu di rumah



B. Pembagian Frasa Berdasarkan Kategori Kata yang Menjadi Unsur Pusatnya Menurut pembagian berdasarkan kategori kata yang menjadi unsur pusatnya, frasa dibedakan menjadi enam kategori, yakni frasa nomina, frasa verba, frasa ajektifa, frasa numeralia, frasa preposisi, dan frasa konjungsi. 1. Frasa Nomina Frasa nomina adalah frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata nomina. Frasa nomina dibedakan kembali menjadi beberapa kategori sebagai berikut, 1.1. Nomina sebenarnya. Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan frasa nomina)     



Pasir pantai itu sangat putih. Gerobak itu berwana merah. Rumah ini milik keluarga Hasim. Jeruk itu manis sekali. Roda motornya kempes. 1.2. Pronominal Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan frasa nomina)



    



Dia itu seorang penulis. Mereka semua tergabung dalam grup musik yang sama. Kami ini perwakilan universitas. Dia itu memang manis. Kita itu saudara. 1.3. Nama Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan frasa nomina)



    



Dian itu saudara sepupu saya. Ayah Ahmad seorang pelaut. Koki Andita sudah terkenal di mana mana. Rihanna itu memang terkenal baik dari dulu. Rumanah itu anak dari Pak RT. 1.4. Kata-kata selain nomina yang berubah strukturnya menjadi nomina Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan frasa nomina)



  



Dia rajin (verba) – >rajin itu menguntungkan. Anak kucing kami tiga ekor (numeralia) -> Tiga itu cuma sedikit dibandingkan yang diterima sebenarnya. Dia berlari (verba) -> Berlari itu bentuk olahraga yang murah dan mudah.



 



Dia baik (adjektiva) -> Anak baik itu bernama Ananda. Harga rumah kami tiga juta rupiah (numeralia) -> Tiga juta itu hilang dirampok.



2. Frasa Verba Frasa verba adalah frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata verba dan ditandai dengan adanya afiks verba. Frasa verba dapat ditambahkan imbuhan kata ‘sedang’ untuk verba aktif dan kata ‘sudah’ untuk verba yang menyatakan keadaan. Frasa verba tidak dapat diberikan imbuhan kata ‘sangat’ dan biasanya menduduki fungsi sebagai predikat dalam suatu kalimat. Contoh :          



Berlari kencang. Memacu motornya kencang. Sedang menjemur. Menghitung penghasilan bulan ini. Berjalan memutari kompleks. Belajar beladiri. Membawa keranjang buah. Pergi berlibur. Membantu teman. Menjenguk pamannya.



3. Frasa Adjektiva Frasa adjektiva adalah frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata adjektiva. Unsur dalam frasa adjektiva dapat diberikan imbuhan ter- (untuk mewakili kata paling). Biasanya menduduki fungsi sebagai predikat dalam suatu kalimat. Contoh :          



Rumahnya sangat besar. Alangkah senangnya kami. Dia itu sesukanya sendiri. Dia memang yang terbaik. Ananda sangat baik Jalannya sangat panjang. Panci itu sangat panas. Hasil ujiannya yang paling baik di antara teman temannya Pekarangangan itu sangat lebar. Dia anak paling penurut di antara saudaranya.



4. Frasa Numeralia Frasa numeralia merupakan frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata numeralia atau kata kata yang menyatakan suatu bilangan atau jumlah tertentu. Frasa numeralia dapat diberi kata bantu bilangan seperti ekor, buah, satuan mata uang, dan lain sebagainya. Contoh :          



Dua puluh lima. Lima belas ribu. Dua ekor. Tiga puluh tangkai. Lima puluh lima tandan. Dua ratus juta rupiah. Enam milyar. Seratus juta rupiah. Tiga ribu dolar Amerika. Tiga juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah.



5. Frasa Preposisi Frasa preposisi adalah frasa yang ditandai dengan adanya preposisi atau kata depan sebagai penunjuk/indikator dan diikuti kata atau kelompok kata, yang bukan klausa, yang berdiri sebagai petanda. Contoh:          



Di teras. Di depan rumah. Dari sekolah. Untuk saya. Kepada hadirin yang terhormat. Untuk semua murid yang mengikuti upacara bendera. Ke stasiun. Dari arah utara. Menuju rumah. Ke arah yang berlawanan.



6. Frasa Konjungsi Frasa konjungsi adalah frasa yang ditandai dengan adanya konjungsi atau kata penghubung. Frasa konjungsi disebut juga sebagai frasa verbal atau keterangan.



Contoh:          



Terus diam. Ketika belajar. Masa lampau. Kemarin malam. Akhir minggu. Tadi sore. Tengah malam. Kemarin siang. Besok petang. Terus berlari.



C. Pembagian Frasa Berdasarkan Kedudukannya Frasa dibagi menjadi dua kategori berdasarkan kedudukannya, yakni frasa setara serta frasa setara bertingkat.



Pengertian Frasa, Ciri-ciri, Jenis Dan Contoh Frasa http://materi4belajar.blogspot.com/2016/02/pengertian-frasa-ciri-jenis-dancontoh.html# Pengertian Frasa, Ciri-ciri, Jenis Dan Contoh Frasa – Frasa merupakan salah satu materi yang sangat erat kaitannya dengat pelajaran bahasa indonesia. Tidak cukup dijadikan materi saja, namun frasa juga sering dijadikan sebagai soal ujian dalam jenjang sekolah tertentu. Oleh sebab itu pada artikel kali ini kita akan membahas materi mengenai frasa (pengertian dan cohtoh frasa). Untuk lebih memudahkan maka penjelasan materi tentang frasa akan kita bagi menjadi dua bagian. Pada bagian pertama kita akan membahas pengertian dari frasa terlebih dahulu, lalu dilanjutkan pada bagian kedua kita akan membahas berbagai jenis dari frasa yang disertai contoh frasa tersebut. Langsung saja kita simak pembahasan frasa berikut ini. Pengertian,



Jenis,



Dan



Contoh



Frasa



Untuk dapat memahami apa itu frasa, maka simaklah artikel dibawah ini yang sudah dibagi menjadi sub-bagian pengertian frasa, jenis frasa, dan contoh frasa. Pengertian



Frasa



Frasa adalah gabungan atau kesatuan kata yang terbentuk dari dua kelompok kata atau lebih yang memiliki satu makna gramatikal (makna yang berubah-ubah



menyesuaikan dengan konteks). Singkatnya frasa adalah gabungan dari dua kata atau lebih namun tidak dapat membentuk kalimat sempurna karena tidak memiliki predikat. Ciri-ciri Adapun



ciri-ciri



frasa



adalah



sebagai



frasa berikut:



Dalam frasa harus terdiri setidaknya minmal dua kata atau lebih. Menduduki atau memiliki fungsi gramatikal dalam kalimat. Dalam frasa harus memiliki satu makna gramatikal. Frasa bersifat nonpredikatif. Contoh Frasa Berdasarkan pengertian dan ciri-ciri diatas kita dapat menyimpulkan bahwa frasa adalah gabungan dari dua kata atau lebih yang tidak dapat membentuk kalimat sempurna. Maka kita dapat membuat contoh frasa sebagai berikut: Nasi goreng Sedang Tidur Sedang makan Banting tulang Tidur siang Dengan tangan kanan Baca Juga : Contoh Frasa Nominal Dan Verbal Kategori Berdasarkan



Jenisnya,



frasa



terbagi



menjadi



sebagai



Frasa berikut.



Frasa verbal, yaitu frasa yang memiliki inti kata kerja dalam unsur pembentukannya serta dapat berfungsi sebagai pengganti kedudukan kata kerja dalam kalimat. Contoh: Sedang Akan Baru Tidak makan



tidur muncul datang



Frasa Nominal, yaitu frasa yang memiliki inti kata benda dalam unsur pembentukannya serta dapat berfungsi sebagai pengganti dari kata benda. Contoh: Rumah Sepatu Lemari Buku gambar



kayu kaca besi



Frasa ajektiva, yaitu frasa yang memilik inti berupa kata sifat dalam unsur pembentukannya. Contoh: Sangat Cukup Sangat Mahal Lumayan dekat



baik hebat cepat sekali



Frasa preposisional, yaitu frasa yang menggunakan kata depan dalam unsur pembentukannya. Contoh: Dari Ke Dengan Di Kepada Oleh saya



sana Pasar kaki Solo guru



Berdasarkan Fungsi unsur pembentukannya frasa terbagi sebagai berikut : Frasa Endosentris, yaitu frasa yang salah satu unsur atau keduanya merupakan unsur inti atau pusat. Contoh: Kuda Anak Sudah Dua orang Frasa



endosentris



hitam sapi selesai sendiri



memiliki



4



macam



sebagai



berikut



Frasa atribut, yaitu frasa yang unsur pembentukannya menggunakan diterangkan dan menerangkan atau menerangkan dan diterangkan.



Contoh: Ayah kandung (diterangakan Seekor nyamuk ( menerangkan dan diterangkan)



dan



menerangkan)



Frasa apositif, yaitu frasa yang salah satu unsur pembentukannya dapat digunakan sebagai pengganti unsur inti. Frasa koordinatif, yaitu frasa yang unsur-unsur pembentukannya berperan sebagai unsur inti. Contoh: Kakek Warta Tua muda



nenek berita



Frasa Eksosentris, yaitu frasa yang pada salah satu unsurnya merupakan kata tugas. Contoh: Kepada Dari Di Pada hari



ayah Solo rumah



Berdasarkan kesatuan makna yang terkandung dalam unsur-unsur pembentukannya frasa dapat dibagi menjadi : Frasa biasa, frasa yang memiliki makna sebenarnya. Contoh : Ibu membeli sayur bayam Frasa idiomatik, frasa yang mempunyai makna baru atau makna yang bukan sebenarnya (denotasi). Contoh : Orang tua saya pergi ke luar kota Frasa ambigu Frasa ambigu merupakan frasa yang memiliki makna ganda dalam pemakaian kalimat. Contoh : tangan panjang Pada contoh diatas tangan panjang dapat berarti tangan yang panjang dan juga bisa diartikan sebagai orang yang suka mencuri.