FS PT. KPMM Bab 2 [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Fariz
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB II KEADAAN UMUM



2.1.



Lokasi Pertambangan Wilayah Izin Eksplorasi zirkon PT. Karya Putra Mandiri Mineral, secara



administrasi berada dalam wilayah : Kecamatan



: Tempunak



Kabupaten



: Sintang



Provinsi



: Provinsi Kalimantan Barat



Luas



: 3.000 Ha Data selengkapnya batas-batas koordinat Wilayah Izin Eksplorasi PT.



Karya Putra Mandiri Mineral dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2.1.Koordinat Izin IUP Eksplorasi PT. Karya Putra Mandiri Mineral seluas 3.000 Ha No Garis Bujur (BT) Garis Lintang (LU) Derajat Menit Detik Derajat Menit Detik 1 2 3



111 111 111



20 20 20



60 60 30



00 00 00



03 04 04



40 20 20



4



111



20



30



00



06



40



5



111



28



20



00



06



40



6



111



28



20



00



05



50



7



111



28



30



00



05



50



8



111



28



30



00



04



50



9



111



28



20



00



04



50



10 111 28 20 00 03 40 Sumber: SK Bupati Sintang No. 545/125 Tahun 2013 tentang Pemberian Izin Ekplorasi



II-1



Peta 2.1. Peta Eksplorasi PT. Karya Putra Mandiri Mineral



II-2



Sedangkan rencana Operasi Produksi untuk PT. Karya Putra Mandiri Mineral adalah Sebagai berikut :



NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25



Tabel 2.2. Koordinat Rencana Operasi Produski Seluas 1.510 Ha BUJUR TIMUR LINTANG UTARA Derajat Menit Detik Derajat Menit Detik 111 21 18 0 4 36 111 21 18 0 4 27 111 21 25 0 4 27 111 21 25 0 4 15 111 21 39 0 4 15 111 21 39 0 4 34 111 21 36 0 4 34 111 21 36 0 4 36 111 21 32 0 4 36 111 21 32 0 4 40 111 21 39 0 4 40 111 21 39 0 4 38 111 21 43 0 4 38 111 21 43 0 4 36 111 21 47 0 4 36 111 21 47 0 4 34 111 21 54 0 4 34 111 21 54 0 5 2 111 22 0 0 5 2 111 22 0 0 5 6 111 22 12 0 5 6 111 22 12 0 5 30 111 22 0 0 5 30 111 22 0 0 5 50 111 22 9 0 5 50 II-3



26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62



2.2.



111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111



22 22 22 22 22 22 22 22 22 23 23 23 23 23 23 23 23 24 24 24 24 24 24 23 23 23 23 21 21 20 20 20 20 21 21 21 21



9 19 19 53 53 58 58 53 53 23 23 28 28 32 32 36 36 20 20 14 14 6 6 58 58 48 48 0 0 30 30 51 51 0 0 9 9



0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0



5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4



59 59 50 50 45 45 31 31 35 35 41 41 45 45 47 47 50 50 57 57 53 53 48 48 44 44 40 40 20 20 40 40 51 51 44 44 36



Kesampaian Daerah dan Sarana Perhubungan Setempat



2.2.1. Kesampaian Daerah Lokasi kegiatan dapat dicapai dari Pontianak melalui jalur darat. Jalur darat dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat, melalui jalan raya II-4



Provinsi/Negara yang sebagian besar beraspal baik. Kota-kota penting (ibukota kecamatan dan kabupaten) yang dilalui disepanjang jalur ini adalah Kecamatan Sungai Ambawang, Kecamatan Tayan, Kabupaten Sanggau, Sekadau kemudian dilanjutkan sampai ke Kabupaten Sintang dan dilanjutkan kemudian ke Kecamatan Tempunak. Jarak tempuh Pontianak – Sintang adalah  400 km dengan waktu tempuh sekitar  12 jam. Pada jalur ini bis reguler jurusan Pontianak – Sintang. Selain jalur darat lokasi kegiatan dapat ditempuh dengan jalur udara dengan waktu tempuh sekitar  45 menit, selanjutnya dari Ibukota Kabupaten Sintang dilanjutkan ke Kecamatan Tempunak dengan kendaraan roda empat atau sepeda motor.



Gambar 2.1. Perjalanan Menuju Lokasi dengan Menggunakan Jalur Darat



II-5



Peta 2.2 Peta Rencana IUP Operasi Produksi dengan Luas 1.510 Ha PT. Karya Putra Mandiri Mineral



II-6



Peta 2.3. Peta Lokasi dan Kesampaian Wilayah Rencana IUP Operasi Produksi daerah Penyelidikan



II-7



2.2.2. Sarana Perhubungan Sarana perhubungan dan transportasi yang digunakan oleh masyarakat di Kecamatan Tempunak terbagi menjadi dua, yaitu darat dan air, dimana untuk menuju kecamatan dan desa-desa di hulu sungai digunakan kendaraan air untuk menuju daerah tersebut, sedangkan jalur darat dipergunakan untuk menuju kota besar dan ibukota provinsi, sementara akses jalur darat yang menghubungkan antara desa satu dan lainnya masih belum banyak, sehingga transportasi sungai hingga saat ini masih menjadi andalan, karena prasarana transportasi darat dan fasilitas jalan darat masih belum memadai untuk dapat digunakan secara efektif.dan lebih mudah dicapai dengan jalur air. 2.3.



Keadaan Lingkungan Daerah Secara administrasi pemerintahan wilayah rencana Operasi Produksi PT.



Karya Putra Mandiri Mineral terletak di Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang. Dimana batas-batas Kecamatan Tempunak tersebut adalah sebagai berikut : Utara



: Berbatasan dengan Kecamatan Binjai Hulu II-8



Timur



: Berbatasan



dengan



Kecamatan



Sintang



dan



Selatan



Kecamatan Sungai Tebelian : Berbatasan dengan Kabupaten Melawi Kecamatan



Barat



Belimbing : Berbatasan dengan Kecamatan Sepauk



Kecamatan Tempunak memiliki luas wilayah 102.700 Ha atau 4,75 persen dari luas wilayah Kabupaten Sintang. Di mana sekitar 97,16 persen atau sekitar 99.788 Ha merupakan lahan kering, sedangkan sisanya sekitar 2.828 Ha merupakan lahan sawah.



Tabel 2.3. Luas Wilayah Kecamatan Tempunak



No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20



Desa Benua Kencana Merti Jaya Gurung Mali Kuala Tiga Pulau Jaya Pangkal Baru Tinum Baru Benua Baru Kenyabur Baru Pegal Baru Repak Sari Mengkurat Baru Paribang Baru Suka Jaya Balai Harapan Nanga Tempunak Tanjung Perada Mensiap Baru Riam Batu Sungai Buluh



Luas (Km2)



Persentase terhadap luas Kecamatan (%)



52 64 31 70 43 10 53 42 24 25 80 35 67 50 10 52 60 33 45 35



5,06 6,23 3,02 6,82 4,19 0,97 5,16 4,09 2,34 2,43 7,79 3,41 6,52 4,87 0,97 5,06 5,84 3,21 4,38 3,41 II-9



21 Jaya Mentari 28 2,73 22 Kupan Jaya 41 3,99 23 Pudau Bersatu 36 3,51 24 Tempunak Kapuas 42 3,99 Kecamatan Tempunak 1.027 100,00 Sumber: Kecamatan Tempunak dalam Angka, 2014 2.3.1.



Penduduk Perkembangan Penduduk yang cukup pesat merupakan satu fenomena



yang menjadi perhatian serius oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, permasalahan yang paling esensial adalah yang berkaitan dengan penyebaran penduduk yang tidak merata, kualitas penduduk yang masih rendah, penyediaan lapangan kerja/usaha serta penyediaan bahan pangan. Penduduk kecamatan Tempunak mencapai  27.595 jiwa yang terdiri dari 14.459 orang laki-laki dan perempuan yang berjumlah 13.136 jiwa. Rasio laki-laki terhadap perempuan sebesar 110. Rasio tersebut yang nilainya lebih besar dari 100 menunjukan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari penduduk perempuan. Kepadatan penduduk per Km2 terbesar pada desa pangkal baru yaitu sekitar 147 jiwa dan kepadatan per Km 2 terendah pada desa Repak Sari yaitu 11 jiwa, dengan demikian terjadi penyebaran penduduk yang tidak merata di Kecamatan Tempunak. Tabel 2.4. Penduduk Kecamatan Tempunak menurut jenis kelamin No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12



Desa Benua Kencana Merti Jaya Gurung Mali Kuala Tiga Pulau Jaya Pangkal Baru Tinum Baru Benua Baru Kenyabur Baru Pegal Baru Repak Sari Mengkurat Baru



Laki - laki



Perempuan



Jumlah



489 704 329 595 821 780 591 453 725 639 463 527



450 489 279 515 802 694 524 394 673 571 416 513



939 1.193 608 1.110 1.623 1.474 1.115 847 1.398 1.210 879 1.040



II-10



13 14 15 16 17 18 19



Paribang Baru Suka Jaya Balai Harapan Nanga Tempunak Tanjung Perada Mensiap Baru Riam Batu Sungai Buluh



857 680 557 810 789 954 473 404



778 628 534 786 758 887 367 379



1.635 1.308 1.091 1.596 1.547 1.841 840 783



20 552 504 21 Jaya Mentari 403 377 22 Kupan Jaya 370 329 23 Pudau Bersatu 494 489 24 Tempunak Kapuas 14.459 13.136 Kecamatan Tempunak Sumber: Kecamatan Tempunak dalam Angka, 2014



1.056 780 699 983 27.595



2.3.2. Flora dan Fauna 1. Flora Flora darat adalah tumbuhan/vegetasi yang membentuk asosiasi vegetasi di atas sebidang tanah. Hasil observasi lapangan pada wilayah Rencana IUP Operasi Produksi PT. Karya Putra Mandiri Mineral terbagi menjadi 3 (tiga) klasifikasi yaitu : vegetasi budidaya, hutan dan semak. a.



Vegetasi budidaya Vegetasi binaan yang berupa kebun tanaman budidaya ini tersebar



disekitar lokasi wilayah Rencana Operasi Produksi. Adapun jenis-jenis tanaman budidaya yang terdapat pada vegetasi binaan adalah :



No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



Tabel 2.5. Jenis Vegetasi Budidaya di Sekitar Wilayah Rencana Operasi Produksi PT. Karya Putra Mandiri Mineral Nama Daerah Nama Ilmiah Produk Akasia Acasia mangium kayu Cempedak Artocarpus spp buah Durian Durio zibenthinus buah Jambu air Eugenia javanica buah Karet Hevea braziliensis Getah Kelapa Cocos nucifera Buah Kelapa sawit Elaeis quinensis jacq buah Langsat Lancium domesticum Buah Mangga Mangifera indica buah II-11



10. 11. 12. 13. 14.



Manggis Pepaya Pinang Pisang Rambutan



Garcinia mangostana Carica papaya Pinangan coronata Musa paradisiacal Nephelium lapaceum



buah buah buah buah buah



Vegetasi binaan yang berupa tanaman budidaya ini tersebar di sekitar desa daerah pemukiman penduduk. Adapun jenis tanaman budidaya yang terdapat di vegetasi binaan ini adalah padi (Oryza sativa), mereka memanfaatkan lahan dari hasil perladangan berpindah dan bersifat musiman, mereka juga memanfaatkan tanaman alam di lahan sekitar mereka tinggal yang pada umumnya ditanam secara non teknis (tanpa perawatan yang memadai) di sekitar tepi sungai, jalan bekas ladang berpindah antara lain seperti karet (Hevea braziliensis) dan kelapa (Cocos nucifera), tanaman tersebut pada dasarnya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan tambahan penghasilan rumah tangga. b.



Hutan Hutan ini dapat dikatakan sebagai hutan sekunder kering dataran



tinggi. Hutan ini merupakan hasil suksesi dari hutan primer dataran tinggi yang tumbuh di masa sebelumnya antara lain sampak (Chisocheton), leban (vitex



pubescens),



perapat



(Combretocarpus



rotundus),



Nam-nam



(Cynometra sp), puspa (Schima wallchii), simpur (Dillenia sp), penaga (Calophyllum inophyllum), Jemai (Sindora irpicina). c.



Semak Semak belukar merupakan hutan pertumbuhan kembali sebagai hasil



proses suksesi hutan primer yang telah dibuka dan lahan perladangan berpindah yang telah ditinggalkan beberapa tahun lalu. Jenis tumbuhan yang dijumpai antara lain :



Tabel 2.6. Jenis Vegetasi Semak di sekitar Wilayah Rencana Operasi II-12



No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.



Produksi PT. Karya Putra Mandiri Mineral Nama daerah Nama Ilmiah Alang-alang Imperata cylindrical Paku sayur Dplazium escelentum Simpur Dillenia grandilofia Putri malu Mimosa pudica Teki Cyperus rotundus Babadotan Ageratum conyzoidis Cengkodok Melastoma malabotricum Paku kawat Nephrolepis exaltata Paku air Sellaginela spp Rambang Cyperus rotundus Zinggiber Zinggiber spp Pandan Pandanus sp Gletak Borreria alata Bemban Danax iacryma



2. Fauna Fauna darat pada wilayah studi dibagi dalam dua kelompok antara lain satwa liar dan satwa domestikasi / budidaya. a.



Satwa liar Lokasi



studi



mempunyai



potensi



sumberdaya



alam



dan



keanekaagaman jenis satwa yang cukup tinggi. Berbagai jenis burung yang ditemukan di wilayah studi antara lain tertera seperti pada table berikut: Tabel 2.7. Jenis Burung di Sekitar Wilayah Rencana Operasi Produksi PT. Karya Putra Mandiri Mineral No. Nama daerah Nama ilmiah Keterangan 1 Gagak Corpus euca * Dilindungi 2 Kacer Copsychus saularis menurut PP No. 7 3 Tiung/ beo * Gracula religiosa Tahun 1999 4 Prenjak Prinia sublava tentang jenis-jenis 5 Burung hantu Otus lempiji tumbuhan dan 6 Butbut Centropus bengalensis satwa yang 7 Bondol haji Lanchura maja dilindungi 8 Layang-layang Hirundo rustrica 9 10



Pelatuk Walet



Sasia abaromis Collocalia sp



Komposisi burung yang beragam didukung oleh kondisi ruang yang cocok, ketersediaan sumber pangan yang cukup dan rendahnya II-13



tingkat gangguan yang muncul dari penduduk setempat. Jenis-jenis mamalia yang sering dijumpai pada wilayah studi antara lain : Tabel 2.8. Jenis Mamalia di Sekitar Wilayah Rencana Operasi Produksi PT. Karya Putra Mandiri Mineral No. 1. 2. 5. 6. 7. 9. 10. 11. 12.



Nama daerah Kelelawar Tupai Musang Babi hutan Trenggiling * Landak * Kucing hutan * Linsang * Tupai ekor panjang



Nama ilmiah Pteropus vampirus Iyoms horsfield paradoxurus sp Sus vittatus Manis javanicus Hystrik brachyura Felis sp Lutra sp Pterocercus iowii



Keterangan * Dilindungi menurut PP No. 7 Tahun 1999 tentangjenisjenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi.



Selain mamalia dijumpai juga beberapa jenis reptilia di wilayah studi. Adapun jenis reptilia yang ada dapat dilihat pada tabel dibawah ini:



Tabel 2.9. Jenis Reptil di Sekitar Wilayah Rencana Operasi Produksi PT. Karya Putra Mandiri Mineral No. 1. 2 3. 4. 5. 6. 7. 8. 11.



Nama daerah Biawak * Kadal Labi-labi * Ular cabe Ular lidi Ular pucuk * Ular sendok Ular tanah Ular tedong a.



Nama ilmiah Spendik veranus boneensis Mobuia multifasciata Spendik chitra indica Maticora intestinalis Tachydromus sexlineatus Achatulla prosina Naja tripudians Bolyria sp Naja bungarus



Keterangan * Dilindungi menurut PP No. 7 Tahun 1999 tentang jenisjenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi



Satwa Domestik/ budidaya Satwa domestika merupakan satwa liar yang telah berinteraksi



dengan manusia dan menjadi jinak dalam kehidupan sehari-hari. Satwa tersebut juga dibudidayakan antara lain : anjing (Canis sp), itik (Cairiina mushata), entok (Cygnus sp) dan babi hutan (Sus susvatus). 3. Biota Perairan a. Plankton II-14



Plankton yang terdapat pada lokasi areal studi dibedakan atas plankton nabati (phytoplankton) dan plankton hewani (zooplankton). Dalam ekosistem perairan, phytoplankton berperan sebagai produser primer dalam jaringan rantai makanan. Phytoplankton meliputi organisme nabati perairan yang biasanya bersifat uniseluler dan autotropik dan mampu merubah materi anorganik menjadi organik. Sedangkan zooplankton adalah plankton hewani sebagai konsumen pertama sekaigus sebagai penghubung dalam rantai makanan kepada organisme yang mempunyai tingkat tropik yang lebih tinggi. Hasil analisis plankton yang meliputi Jumlah Genera, Total Individu, Indeks Keanekaragaman, Indeks Kemerataan, Indeks Dominansi akan diperoleh setelah dilakukan analisis di laboratorium. Jadi dalam kerangka acuan ini belum dapat ditampilkan. b. Benthos Benthos sebagai biota dasar perairan mempunyai habitat yang relatif tetap. Kondisi arus sungai, substrat dasar sungai dan kualitas air (fisik dan kimia) sangat mempengaruhi habitat benthos dan selanjutnya akan berpengaruh terhadap kelimpahan dan struktur komunitasnya. Hasil analisis Benthos yang meliputi Jumlah Genera, Total Individu, Indeks Keanekaragaman, Indeks Kemerataan, Indeks Dominansi akan diperoleh setelah dilakukan analisis di laboratorium. Jadi dalam kerangka acuan ini belum dapat ditampilkan. c. Ikan/Nekton Nekton adalah komponen biologis dari ekosistem perairan yang dapat berenang secara aktif dan relatif lebih tahan terhadap perubahan kulitas air. Berbagai jenis ikan/nekton yang ditemukan di lokasi studi, baik yang diperoleh melalui pengamatan langsung atau wawancara dengan penduduk setempat, antara lain Anabas sp (ikan betok), Mystus sp (ikan baung), Rasborora argyrotaenia (ikan seluang), Rasborora myersi (ikan jajau), Oxyleotris marmorata (ikan ketutuk), Xenentodon sp (ikan julung-julung), Chela oxygastroides (ikan kelampa), dan lainlain. II-15



Dari data inventarisasi tersebut terlihat bahwa sungai yang berada di lokasi studi, merupakan sumber bagi masyarakat di sekitarnya dalam memenuhi kebutuhan akan sumberdaya air, sarana transportasi, dan mata pencaharian masyarakat dalam memenuhi kebutuhan protein hewani. Beragamnya jenis ikan seperti sepat siam, kaloi, patin di sungai tersebut mengindikasikan bahwa kualitas perairan yang ada mempunyai daya dukung yang tinggi dalam usaha budidaya perikanan. Produktifitas perairan alami di sungai tersebut dapat ditunjukkan dengan masih terpeliharanya kualitas air yang ada, tersedianya nutrien alami bagi siklus rantai makanan yang terjadi. Mata rantai siklus utama yang perlu mendapatkan perhatian dalam produktifitas perairan adalah komunitas autotrof/produsen, yang diwakili oleh komunitas plankton khususnya



fitoplankton.



Tingginya



produktifitas



tersebut,



menyebabkan munculnya berbagai mata rantai kehidupan yang menyusun jaring-jaring makanan. Jenis ikan yang hidup di wilayah perairan di lokasi studi mempunyai keaanekaragaman yang cukup tinggi. Berbagai jenis ikan yang ditemukan di wilayah studi, baik yang diperoleh melalui pengamatan langsung atau wawancara dengan penduduk setempat antara lain dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 2.10. Jenis Ikan yang di Sekitar Wilayah Rencana Operasi Produksi PT. Karya Putra Mandiri Mineral No. Nama Daerah Nama ilmiah Status Kelangkaan 1. Baung Mystus nigriceps TDL Tdk langka 2. Belut Monopterus albus TDL Tdk langka 3. Betok Anabas sp TDL Tdk langka 4. Gabus Ophiochepalus striatus TDL Tdk langka 5. Kalui Ospharonemus guramy TDL Tdk langka 6. Patin Pangius sp TDL Tdk langka 7. Seluang Rasborora argyrotaneia TDL Tdk langka 8. Sepat Trichopdus leeri TDL Tdk langka 9. Lele Clarias Sp TDL Tdk langka 10. Udang Gala Macrobracium TDL Tdk langka rosenbergii 11. Toman Ophiochepalus TDL Tdk langka micropetes II-16



12. Jelawat Leptobarbus hoevenii TDL 13 Biawan Helastoma temckii TDL Keterangan : DL= dilindungi; TDL= tidak dilindungi



langka Tdk langka



Dilindungi menurut Peraturan Pemerintah No.7 Tahun 1999, 27 Januari 1999 2.3.3. Iklim Curah hujan tertinggi di Kecamatan Tempunak tahun 2013 terjadi pada bulan November sebanyak 638,6 mm dengan 23 hari hujan. Curah hujan rata – rata tahun 2013 sebanyak 353,3 mm dengan 21,5 atau 22 hari hujan. Tabel 2.11.Jumlah curah hujan dan hari hujan bulanan di Kecamatan Tempunak 2008 Sumber: Kabupaten Tempunak dalam angka 2014 2.4.



Bulan



Curah hujan (mm)



Hari huajn (HH)



Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember



195,7 287,1 585,7 341,5 142,8 318,0 180,2 382,7 371,0 511,8 638,6 284,4



22 23 27 24 15 14 17 21 19 26 23 27



Rata- Rata



353,3



21,5



Morfologi Morfologi wilayah rencana IUP OP pasir Zirkon secara regional berupa Satuan Morfologi Dataran Aluvial dan Satuan Morfologi Dataran Fluvial. Satuan Morfologi Dataran, hampir keseluruhan menempati daerah dari wilayah rencana IUP Operasi Produksi. Satuan batuan penyusun morfologi ini yaitu satuan alluvium berupa material pasir kuarsa, kerikil yang berasal dari komponen batuan malihan,



batuan



bersifat



granit dan



kuarsit



lepas II-17



Foto 2.1. Kenampakan Morfologi Dataran Yang mendominasi Area Sekitar Rencana Operasi Produksi



Peta 2.4 Peta Topografi Rencana IUP OP PT. Karya Putra Mandiri Mineral



II-18



Peta 2.5. Peta Geomorfologi Rencana IUP Operasi Produksi PT. Karya Putra Mandiri Mineral



II-19