Hasil Laporan Observasi Karyawan Pabrik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

HASIL LAPORAN OBSERVASI KARYAWAN PABRIK Disusun guna memenuhi nilai tugas Mata Kuliah Gizi Kerja Dosen Pengampu: Yanesti Nuravianda Lestasi, S.Gz, M.Gizi



Disusun oleh: 1. Santa Refo



6511418046



2. Lisa Nurmarlinda



6511418047



3. Audrey Salsa Wijaya



6511418050



4. Ervika Meiliana Rikiartika



6511418051



5. Shifa Minhatun Niza’



6511418052



6. Hanum Huwaida



6511418059



7. Nadia Puspita Sari



6511418067



8. Syifa Meidia



6511418071



9. Phinta Rodella



6511418078



PROGRAM STUDI GIZI JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2021



DAFTAR ISI Halaman



BAB I.........................................................................................................................................................4 PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4 1.1.



Latar Belakang............................................................................................................................4



1.2.



Tujuan..........................................................................................................................................6



1.3.



Sasaran........................................................................................................................................6



BAB II........................................................................................................................................................7 METODOLOGI.........................................................................................................................................7 2.1.



Sasaran........................................................................................................................................7



2.2.



Instrumen.....................................................................................................................................9



BAB III....................................................................................................................................................11 HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................................................11 3.1.



Hasil Pengambilan Data............................................................................................................11



3.1.2.



Data Biokimia....................................................................................................................12



3.1.3.



Data Fisik Klinis................................................................................................................13



3.1.4.



Data Lainnya......................................................................................................................14



3.1.5.



Hasil FFQ dan Recall 24 Jam............................................................................................15



3.1.6.



Kebutuhan Zat Gizi............................................................................................................16



3.2.



Perencanaan Anggaran Dana....................................................................................................17



3.3.



Perencanaan siklus menu + pembahasan..................................................................................21



3.4.



Panduan Yang Digunakan yaitu “Isi Piringku”.........................................................................25



3.5.



Bahan Makanan yang di gunakan didalam Menu.....................................................................26



BAB IV....................................................................................................................................................27 SIMPULAN DAN SARAN.....................................................................................................................27 4.1.



Simpulan....................................................................................................................................27



4.2.



Saran..........................................................................................................................................27



LAMPIRAN.............................................................................................................................................28



BAB I PENDAHULUAN



1.1.



Latar Belakang Tenaga kerja merupakan sumber daya manusia yang ada dalam suatu industri atau perusahaan yang memegang peranan penting terhadap keberhasilan suatu perusahaan/industri tersebut. Sebagai sumber daya manusia, para tenaga kerja diharuskan memiliki kondisi tubuh yang sehat dan kemampuan kerja yang lebih untuk mendukung proses pekerjaan yang akan dilakukan saat bekerja. Setiap tempat kerja dan jenis pekerjaan dapat menimbulkan rasa lelah bagi pekerja. Kelelahan kerja merupakan salah satu permasalahan kesehatan dan keselamatan kerja yang sering dijumpai pada tenaga kerja. Hal ini juga dapat mendorong faktor resiko terjadinya kecelakaan kerja pada suatu industri/perusahaan (Gurusinga, 2013). Kelelahan kerja penting untuk diperhatikan, karena kelelahan yang terjadi pada pekerja dapat berdampak pada penurunan produktifitas kerja dan penurunan konsentrasi kerja (Damopolii, 2013). Kelelahan kerja merupakan kondisi atau perasaan lelah seseorang yang terjadi pada saat bekerja ataupun setelah bekerja yang faktor penyebabnya berasal dari dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri setiap orang seperti umur, jenis kelamin, status gizi, dan status kesehatan. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari lingkungan kerja Beberapa penelitian menunjukan bahwa faktor individu seperti umur, pendidikan, masa kerja, status perkawinan dan status gizi mempunyai hubungan terhadap terjadinya kelelahan. Kekurangan asupan gizi pada makanan yang dikonsumsi akan membawa akibat buruk terhadap tubuh, salah satu yang paling utama adalah menimbulkan kelelahan kerja.secara klinis terdapat hubungan antara status gizi seseorang dengan perfoma tubuh secara keseluruhan. Orang yang berada dalam kondisi gizi yang kurang baik. dalam artian orang yang asupan energinya kurang dari normal maka akan lebih mudah mengalami kelelahan dalam melakukan pekerjaan (Eraliesa, 2009). Status gizi dapat diartikan sebagai hasil akhir dari keseimbangan antara makanan yang masuk kedalam tubuh (nutrient input) dengan kebutuhan tubuh (nutrient output) akan zat gizi tersebut. Status gizi dapat digolongkan menjadi 3 kategori, yaitu status gizi kurang, gizi normal, dan gizi lebih. Status gizi kurang atau yang lebih sering disebut undernutrition merupakan keadaan



gizi seseorang dimana jumlah energi yang masuk lebih sedikit dari energi yang dikeluarkan. Hal ini dapat terjadi karena jumlah energi yang masuk lebih sedikit dari anjuran kebutuhan individu. Status gizi lebih (overnutrition) merupakan keadaan gizi seseorang dimana jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh lebih besar dari jumlah energi yang dikeluarkan. Hal ini terjadi karena jumlah energi yang masuk melebihi kecukupan energi yang dianjurkan untuk seseorang, akhirnya kelebihan zat gizi disimpan dalam bentuk lemak yang dapat mengakibatkan seseorang menjadi gemuk. Baik statu gizi kurang maupun gizi lebih, keduanya dapat memicu timbulnya masalah Kesehatan yang cukup serius. Gizi kerja merupakan salah satu syarat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal, khususnya bagi masyarakat pekerja. Gizi pada pekerja mempunyai peran penting, baik bagi kesejahteraan maupun dalam rangka meningkatkan disiplin dan produktivitas. Manusia yang sehat dan mendapatkan makanan yang cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya akan memiliki kemampuan yang maksimal dalam menjalani hidupnya sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja. Seorang tenaga kerja dengan keadaaan gizi yang baik akan memiliki kapasitas kerja dan ketahanan tubuh yang lebih optimal. Produktivitas tenaga kerja adalah perbandingan antara hasil kerja yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu (Kusriyanto, 1993 : 2). Sedangkan produktivitas kerja adalah suatu ukuran yang menunjukkan pertimbangan antara input dan output yang dikeluarkan oleh suatu organisasi atau perusahaan serta peran tenaga kerja yang dimiliki persatuan waktu Dalam hubungannya dengan produktivitas kerja, seseorang tenaga kerja dengan keadaan gizi yang baik akan memiliki kapasitas kerja dan ketahanan tubuh yang lebih baik (Sugeng Budiono, 2003:154). Secara umum status gizi dapat diukur dengan pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT), yaitu pengukuran status gizi yang berdasarkan pada tinggi badan dan berat badan untuk melihat normal atau tidak normalnya status gizi seseorang Seseorang yang kurus dengan kekurangan berat badan tingkat berat maupun ringan, yaitu IMT < 17,0 dan IMT 17,0-18, 4 maka orang tersebut akan kurang mampu bekerja keras, sedangkan orang yang gemuk atau kelebihan berat badan , yaitu IMT 25,1-27,0 dan IMT > 27,0 maka orang tersebut kurang gesit dan lamban dalam bekerja. Sedangkan orang yang mempunyai berat badan normal dengan IMT 18,5-25,0 akan lebih lincah dalam bekerja (Puslitbang, 2001). Berdasarkan observasi lapangan yang telah dilakukan pada 9 responden karyawan pabrik, didapatkan data sebagai berikut: terdapat 2 orang pekerja pabrik memiliki status gizi underweight, 3 orang memiliki status gizi normal, 3 orang memiliki status gizi overweight beresiko, serta terdapat 1 orang dengan status gizi obesitas.



Setiap pekerja memerlukan zat gizi sesuai dengan jenis pekerjaan yang mereka lakukan. Pekerjaan dengan jenis pekerjaan berat perlu mengkonsumsi kalori yang lebih banyak di bandingkan dengan pekerjaan sedang dan pekerjaan ringan, hal ini pada dasarnya untuk mencapai keseimbangan antara asupan gizi dengan beban kerja. Pemenuhan gizi yang tidak sesuai dengan beban kerja dapat menyebabkan penurunan produktivitas dan kapasitas kerja. Oleh karena itu pekerja perlu mendapatkan asupan gizi yang cukup dan sesuai dengan jenis atau beban pekerjaan yang dilakukannya. 1.2.



Tujuan 1. Untuk mengetahui asupan gizi pekerja pabrik. 2. Untuk mengetahui status gizi pekerja pabrik. 3. Untuk mengetahui hubungan status gizi pekerja dengan produktivitas pekerja pabtik.



1.3.



Sasaran Sasaran utama penelitian ini adalah pekerja pabrik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti pekerja pabrik adalah buruh atau karyawan pabrik yang tugasnya lebih banyak bersifat pekerjaan tangan tanpa tanggung jawab penyeliaan.



BAB II METODOLOGI



2.1.



Sasaran Perolehan data yang kami dapatkan berasal dari hasil wawancara kami dengan para pekerja pabrik yang berada di daerah rumah kami. Sebelumnya kami melakukan observasi mencari responden yang sesuai, kemudian setelah bertemu kami menetukan waktu untuk dilakukannya wawancara. Wawancara yang kami lakukan terdapat 2 cara yaitu secara langsung dan juga secara daring. Wawancara secara langsung kami lakukan dengan langsung menemui responden. Wawancara secara daring dilakukan karena pekerja yang sulit untuk ditemui secara langsung. Data yang kami ambil dari responden yaitu data pribadi, data antropometri, fisik klinis, riwayat penyakit dan juga asupan makannya. Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh Santa Refo, responden merupakan pekerja berusia 41 tahun bernama Dina Mariana Maufa, berjenis kelamin perempuan yang bekerja di pabrik kayu lapis. Ia bekerja selama 8 jam dengan 7 jam kerja aktif dan 1 jam istirahat yang dimulai pada pukul 07:00-15:00. Ia bekerja selama 6 hari kerja yaitu dari Senin hingga Sabtu dengan sistem shift dimana pada bulan ini mendapatkan shift pagi. Jenis kategori aktifitasnya yaitu berat, dimana ia harus bolak balik mengangkat kayu yang akan dijadikan tripleks dengan berat lebih dari 15 kg. Wawancara yang dilakukan oleh Lisa Nurmarlinda merupakan responden perempuan bernama Millenia Taryono Marhaenis dengan usia 21 tahun. Responden bekerja sebagai operator mesin packing mie dengan durasi kerja 8 jam dan 1 jam istirahat. Kategori aktifitasnya tergolong ringan hingga sedang. Ia mendapat bagian shift malam dimana dimulai pukul 11:00 malam. Wawancara yang dilakukan Audrey S.W dengan pekerja perempuan bernama Anis Febrianty berusia 21 tahun. Ia bekerja sebagai operator mesin produksi jaring dengan durasi kerja 8 jam kerja aktif dan 1 jam istirahat. Kategori aktifitas responden yaitu tergolong ringan hingga sedang. Dalam pabrik dimana ia bekerja dibagi menjadi 3 shift yaitu shift pagi, shif siang dan shift malam. Shift pagi dimulai pada pukul 06:45-14:45, shift siang dimulai pada pukul 14:45-22:45, dan shift malam dimulai pada pukul 22:45-06:45. Responden bekerja setiap hari Senin hingga Sabtu.



Wawancara yang dilakukan oleh Evika Meiliana dengan responden laki-laki bernama Aloysius Ladaywa, berusia 24 tahun. Responden bekerja mengontrol pekerja bagian produksi makanan dan mengontrol mesin produksi. Ia bekerja aktif selama 8 jam dan waktu istirahat 1 jam. Kategori aktifitasnya tergolong ringan hingga sedang. Dalam pabriknya terdapat sistem shift yaitu shift pagi dan shift malam. Shift pagi dimulai pukul 08:00-17:00, kemudian untuk shift malam pukul 15:00-23:00. Wawancara yang dilakukan oleh Shifa Minhatun dengan responden laki-laki bernama Eko Yulianto, berusia 30 tahun. Responden bekerja dalam bidang pencatatan dan pengontrolan truk tebu yang akan masuk ke lingkungan pabrik. Kategori aktifitasnya tergolong sedang. Ia bekerja aktif selama 8 jam dan waktu istirahat 1 jam yang dimulai pada pukul 10:00-15:00. Ia bekerja selama 6 hari kerja yaitu dari Senin hingga Sabtu. Wawancara yang dilakukan oleh Hanum Huwaida merupakan responden perempuan bernama Feby Riski Yani dengan usia 21 tahun. Responden bekerja di pabrik pembuatan wig sebagai perangkai rambut untuk dijadikan wig. Ia bekerja dengan durasi kerja aktif 8 jam dan 1 jam istirahat. Kategori aktifitasnya tergolong ringan hingga sedang. Pada pabrik ini bekerja dari hari Senin hingga Jumat dan tidak terdapat sistem pembagian shift. Wawancara yang dilakukan oleh Nadia Puspita Sari dengan responden perempuan bernama Ema Ayuningtyas, berusia 28 tahun. Responden bekerja berkeliling mengecek bahan produksi. Kategori aktifitasnya tergolong ringan hingga sedang. Ia bekerja aktif selama 8 jam dan waktu istirahat 1 jam. Pada pabrik ini terdapat pembagian shift menjadi 2 yaitu shift pagi yang dimulai dari pukul 08:00-17:00 dan shift malam yang dimulai pukul 20:00-04:00. Shift mengalami pergantian setiap seminggu sekali. Wawancara yang dilakukan oleh Syifa Meidia dengan responden laki-laki bernama Ilham, berusia 25 tahun. Responden bekerja dalam bidang perbaikan alat di pabrik alumina. Kategori aktifitasnya tergolong ringan hingga sedang. Ia bekerja aktif selama 8 jam dan waktu untuk istirahat yaitu 2 jam yang dimulai pada pukul 07:00-17:00. Pada pabrik ini tidak terdapat sistem pembagian shift. Wawancara yang dilakukan oleh Phinta Rhodella dengan responden perempuan bernama Fajrun Fahira, berusia 21 tahun. Responden bekerja menjadi operator crosh check printer inject. Kategori aktifitasnya tergolong ringan hingga sedang. Ia bekerja aktif selama 7 jam dan waktu untuk istirahat 2 jam yang dimulai pada pukul 07:00-17:00, jika terdapat lembur maka responden akan bekerja hingga pukul 19:00.



Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar responden bekerja di pabrik yang cukup besar dengan jumlah pekerja yang cukup banyak berkisar ratusan hingga ribuan karyawan pabrik. Dengan begitu pada pabrik pabrik tersebut juga tidak menyediakan institusi penyelenggaraan makan bagi para pekerjanya sehingga para pekerja harus membawa bekal sendiri. Hal tersebut mengakibatkan banyak diantara mereka yang masih kurang dalam pemenuhan asupan kalori sehari-harinya. 2.2.



Instrumen Instrumen yang digunakan dalam pengambilan data pada saat wawancara yaitu menggunakan beberapa form seperti form assesment, form FFQ, dan form recall 24jam. Selain menggunakan form, kami juga menggunakan alat-alat penunjang lain seperti meteran gulung yang digunakan untuk mengukur lingkar pinggang dan juga lingkar panggul, jam tangan yang gunakan untuk menghitung denyut nadi dan respirasi, yang terakhir adalah alat perekam suara berupa handphone digunakan untuk merekam hasil wawancara. Berikut ini merupakan form yang kami gunakan dalam melaksanakan wawancara:



Pembahasan : dari data di atas, 3 dari 9 klien memiliki status gizi normal atau baik, 3 klien memiliki status gizi overweight yang berisiko, 2 klien memiliki status gizi underweight dan 1 klien memiliki status gizi obesitas tipe I yang diukur menggunakan IMT. Untuk klasifikasi rasio pinggang panggul, 2 klien memiliki kasifikasi bagus (klien 2 dan klien 4), 3 klien rata-rata (klien 5, klien 6 dan klien 8) dan 4 klien berisiko (klien 1, klien 3, klien 7 dan klien 9). 3.1.2. Data Biokimia



Domain Hemoglobin (mg/dL) Gula Darah (mg/dL) Asam Urat (mg/dL) Kolesterol Total (mg/dL)



Klien 4 11,5



Klien 7 12,7 82 3,5 200 H



Klien 9 12 93



Pembahasan : karena keterbatasan media, jadi hanya 3 klien yang berhasil didapatkan profil biokimianya. Klien 4 adalah laki-laki dengan kadar hemoglobin 11,5 mg/dL yang masuk ke dalam kategori rendahm klien 7 dan 9 adalah perempuan yang memiliki kadar hemoglobin 12,7 dan 12 mg/dL yang termasuk ke dalam kategori normal. Kadar gula darah klien 7 dan 9 termasuk ke dalam kategori normal. Kadar asam urat klien 7 dalam kategori normal dan kadar kolesterol total klien 7 dalam batas normal menuju tinggi. 3.1.3. Data Fisik Klinis



Domain



Klien



Klien 2



Klien 3 Klien 4 Klien 5



Klien 6



-



110/70



-



90/60



120/80



-



(mmHg) RR



24



14



20



20



20



(x/menit) Denyut



52



65



83



72



80



Klien 7



Klien 8



Klien 9



100/60



-



110/90



27



24



25



15



69



74



89



84



Sering



Normal



Normal



1 Tekanan Darah



Nadi (x/menit) Keadaan Umum



Normal Normal



Normal Normal Normal Normal



mengantuk



, pola makan tidak teratur, langsung tidur setelah Tanda



-



-



-



-



-



makan Terkadang Berat



Gejala



merasa



badan sulit



Fisik



pusing,



turun,



-



-



pegal pada sering



Riwayat



Maag



Penyakit



leher dan



kesemutan,



badan.



BAB tidak



Flu dan



teratur Kolesterol



Demam Asma



telat



dan asam



(1



dan



dan



menstruas



Lambung



bulan



alergi



demam



i



yang



Debu



Gejala



Usus



Vertigo



Buntu



-



-



Berdarah



lalu)



Pembahasan : dari data di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata tekanan darah klien adalah dalam kategori normal. Lima klien memiliki laju pernafasan normal (12-20 x/menit) dan 4 klien memiliki laju pernafasan yang cepat. Delapan dari 9 klien memiliki denyut nadi normal yaitu 60-100x/menit, hanya klien 1 yang memiliki denyut nadi rendah atau lambat. Hampir semua klien dalam kondisi normal atau sehat, hanya klien 7 yang mengeluh sering mengantuk, pola makan yang teratur dan langsung tidur setelah selesai makan. Klien 6 sering merasa pusing, pegal pada leher dan badan dialami setiap akhir pekan yang diduga karena kelelahan bekerja. Klien 7 yang memiliki status gizi obese mengaku sulit menurunkan berat badan, sering kesemutan dan BAB yang tidak teratur, ayah klien 7 merupakan penderita DM tipe 2.



3.1.4. Data Lainnya



Tinggal



Asuransi



Kebiasaan Merokok



Klien 1 Klien 2



Bersama suami dan 3 anak Bersama orang tua dan



Klien 3 Klien 4 Klien 5 Klien 6 Klien 7 Klien 8 Klien 9



bersaudara Bersama orang tua dan 1 adik Tinggal sendiri Bersama istri dan 1 orang anak Bersama orang tua dan 2 adik Tinggal sendiri (kost) Bersama orang tua Bersama orang tua



BPJS Ketenagakerjaan 7 BPJS Ketenagakerjaan BPJS Mandiri BPJS BPJS Ketenagakerjaan BPJS Ketenagakerjaan BPJS Ketenagakerjaan BPJS Ketenagakerjaan BPJS Ketenagakerjaan



8 batang/hari 3 batang/hari -



3.1.5. Hasil FFQ dan Recall 24 Jam



Hasil FFQ Klien 1



1080,9 kkal



Hasil Recall 24 Jam 731 kkal



Interpretasi Hasil ffq klien 1 memenuhi 55% dari total kebutuhan harian, sedangkan hasil recall 24 jam klien 1 hanya memenuhi 37,5% dari



Klien 2



934,6 kkal



1069 kkal



total kebutuhan harian. Hasil ffq klien 2 memenuhi 47% dari total kebutuhan harian, sedangkan hasil recall 24 jam klien 2 memenuhi 53,7% dari total



Klien 3



1089,7 kkal



755 kkal



kebutuhan harian. Hasil ffq klien 3 memenuhi 50,3 % dari total kebutuhan harian, sedangkan hasil recall 24 jam klien 3 hanya memenuhi



Klien 4



5371,6 kkal



2823,4 kkal



34,8% dari total kebutuhan harian. Hasil ffq klien 4 memenuhi 268,4% dari total kebutuhan harian, sedangkan hasil recall 24 jam klien 4 memenuhi 141,1%



Klien 5



2257,8 kkal



2345,6 kkal



dari total kebutuhan harian. Hasil ffq klien 5 memenuhi 85% dari total



kebutuhan harian, sedangkan hasil recall 24 jam klien 5 memenuhi 89,1% dari total Klien 6



2089,03 kkal



1273,7 kkal



kebutuhan harian. Hasil ffq klien 6 memenuhi 95,8 % dari total kebutuhan harian, sedangkan hasil recall 24 jam klien 6 hanya memenuhi



Klien 7



1045,1 kkal



1635,2 kkal



58,4% dari total kebutuhan harian. Hasil ffq klien 7 memenuhi 38% dari total kebutuhan harian, sedangkan hasil recall 24 jam klien 7 memenuhi 59,5% dari total



Klien 8



1541,3 kkal



1626,2 kkal



kebutuhan harian. Hasil ffq klien 8 memenuhi 49,7% dari total kebutuhan harian, sedangkan hasil recall 24 jam klien 8 memenuhi 52,4% dari total



Klien 9



588,88 kkal



2424,2 kkal



kebutuhan harian. Hasil ffq klien 9 hanya memenuhi 32,3% dari total kebutuhan harian, sedangkan hasil recall 24 jam klien 9 memenuhi 132,9 % dari total kebutuhan harian.



3.1.6. Kebutuhan Zat Gizi



Klien 1 Klien 2 Klien 3 Klien 4 Klien 5 Klien 6 Klien 7 Klien 8 Klien 9 Rata-rata 40-50% Kebutuhan Harian



Energi (kkal) 1944,9 1987,66 2164 2000,62 2630,75 2178,68 2744,64 3098,59 1822,87 2285,63 914,25 – 1142,81



Kebutuhan Harian Protein (g) Lemak (g) 97,24 43,22 74,53 44,17 108,2 48,08 100,03 55,57 131,53 73,07 108,83 48,37 102,93 60,99 232,4 68,85 91,42 30,38 114,28 63,48 45,71-57,14 25,39 – 31,74



Karbohidrat (g) 291,07 322,99 324,6 325,1 427,49 326,5 446,0 387,32 296,2 314,27 125,70 – 157,13



3.2.



Perencanaan Anggaran Dana



No



Nama Bahan Makanan



Berat total



Harga



Total (Rp)



Sumber Karbohidrat 1. Beras 2. Kentang 3. Jagung pipil Sumber Protein Hewani Bakso daging sapi Ikan bandeng Daging ayam Daging sapi Telur ayam Sumber Protein Nabati Tempe Tahu Kacang hijau Kacang tanah Kacang merah Sayuran Sawi Brokoli Kangkung Kacang panjang Bayam Wortel Kubis Kembang kol Labu siam Terong Daun melinjo Cabe merah Buah-buahan Semangka Melon Pisang kepok Pisang susu Jeruk manis Jeruk peras Alpukat Mangga Pepaya



980 gram 130 gram 135 gram



9000/kg 10.000/kg 18.000/kg



8.820 1.300 2.430



135 gram 75 gram 365 gram 25 gram 260 gram



50.000/kg 80.000/kg 40.000/kg 150.000/kg 30.000/kg



6.750 6.000 14.600 3.750 7.800



290 gram 280 gram 100 gram 10 gram 20 gram



6.200/kg 7.000/kg 36.000/kg 36.000/kg 44.800/kg



1.798 1.960 3.600 360 896



315 gram 60 gram 150 gram 180 gram 125 gram 180 gram 45 gram 25 gram 50 gram 15 gram 15 gram 15 gram



7.000/kg 50.000/kg 1.000/ikat 3.000/ikat 20.000/kg 16.700/kg 10.000/kg 16.000/kg 4.000/kg 13.000/kg 11.000/kg 60.000/kg



2.205 3.000 1.000 5.400 2.500 3.006 450 400 200 195 82,5 900



350 gram 150 gram 300 gram 100 gram (2 buah) 170 gram 200 gram 100 gram 15 gram 450 gram



13.400/kg 13.400/kg 1.500/buah 2.500/buah 25.000/kg 18.000/kg 25.000/kg 35.000/kg 13.400/kg



4.690 2.010 3.000 5.000 4.250 3.600 2.500 525 6.030



Minuman Teh manis Teh (sachet) Susu dancow Susu segar Susu skim Air mineral



600 ml 7 gram 200 gram 25 ml 15 ml 920 ml



2.000/gelas 5.000/sachet 3.000/sachet 10.000/250 ml 58.000/L 5.000/L



6.000 5.000 3.000 1.000 870 4.600



100 gram 10 gram 50 gram (1 biji) 35 gram (1 biji) 100 gram (2 biji) 145 gram (3 biji) 25 gram (1 biji) 50 gram (1 biji)



20.000/kg 8.000/300 gram 2.000/biji 2.000/biji 2.000/biji 1.000/biji 1.000/biji 2.000/biji



2.000 3.000 2.000 2.000 4.000 3.000 1.000 2.000



2 gram 55 ml 30 ml 30 gram 15 gram 38 gram 15 ml 7 gram 55 gram 10 gram



250.000/kg 12.000/L 40.000/L 3.400/100 gram 33.400/kg 8.500/kg 66.700/L 5.200/sachet 13.000/kg 28.000/kg



500 660 1.200 1.020 501 323 1.000 5.200 715 288 161.885



Jajanan Pudding buah Kerupuk udang Nagasari Lemper Pastel Risoles Bakwan Kue timus Bahan Lainnya Margarin Minyak Santan Makaroni Keju Gula Kecap Agar-agar Tepung terigu Tepung panir TOTAL



Total anggaran yang digunakan dalam penyelenggaraan makanan pekerja selama 11 hari yaitu sebesar Rp. 161.885. Sehingga anggaran yang dibutuhkan untuk jangka waktu sebulan yaitu: Anggaran perhari/menu



=



Rp . 161.885 11



= Rp.14.717 / hari Anggaran perbulan



= Rp.14.717 x 31 = Rp. 456.222 /bulan



Pembahan: Dana yang digunakan untuk membiayai pelaksanaan penyelenggaraan makan siang dan snack pada pekerja pabrik berasal dari dana perusahaan. Anggaran makan siang dan snack per pekerja dalam setiap harinya Rp14.717. pengelolaan ini dialokasikan sesuai dengan kebutuhan dan besarnya dana yang ada. Kemudian untuk banyaknya dana yang dibutuhkan adalah berdasarkan perhitungan perkiraan biaya bahan makanan. Jadi anggaran dana penyelenggaraan makan di perusahaan (pabrik) selama satu bulan adalah Rp. 456.222 per pekerja.



3.3.



Perencanaan siklus menu + pembahasan



Hari ke1



Hari keMenu



Qty



5



Menu



Qty



Makan Nasi putih



300



Utama



Sayur orak-arik



60



Capcay



Makan



Ayam Goreng



35



Ayam goreng



83



Utama



Jeruk manis



60



Semangka



100



Risoles



95



Selingan Teh manis Selingan



150



Pastel



50 



Kue timus



50



2



Menu



Qty



150



merah



Utama



60



Tempe goreng



Menu



Nasi putih



Sup kacang Makan



100



Utama



Selingan



Tahu isi daging



120 



Jus jeruk



200



100



Qty



150



panjang



150



Tahu goreng



100



Telur balado



60



Pepaya



150



Air mineral



220



Selingan Lemper 100



70



Tumis kacang



Kue nagasari



Semangka



150



Hari ke-



Makan Nasi putih



Jus Alpukat susu



6 Hari ke-



Nasi putih



Pastel



50 35 50



Hari ke7



Menu



Qty



Hari ke3



Menu Nasi putih



Makan Utama



Qty



Nasi putih



150



Cah bayam jagung



255



Perkedel tahu



155



Ayam kecap



160 60



Makan



Tempe



Utama



Goreng



40



Sayur



40



Pembahasan: Asupan energi yang berasal dari zat gizi bagi para pekerja dapat menentukan tingkat status gizi seorang pekerja itu sendiri. Asupan energi yang memadai dapat menghindari para pekerja dari kelelahan bekerja dan dengan pemenuhan energi yang optimal dapat meningkatkan produktivitas kerja (Tasmi, Lubis and Mahyuni, 2015). Zat gizi pekerja perlu terpenuhi dari asupan zat gizi makro maupun zat gizi mikro. Zat gizi makro seperti karbohidrat, protein dan lemak. Maka pemilihan bahan makanan berupa sumber karbohidrat seperti nasi dapat digunakan sebagai makanan pojok utama. Beras selain keberadaannya mudah ditemukan, harganya yang terjangkau dan juga telah menjadi bakan pokok utama masyarakat indonesia. Selanjutnya bahan pangan sumber protein hewani seperti daging ayam dan daging sapi, serta sumber protein nabati seperti tempe dan tahu dapat dijadikan sebagai pemilihan bahan makanan sumber protein tinggi. sumber protein nabati lainnya yaitu berupa kacang hijau, kacang merah dan juga kacang tanah. Dan lemak didapatkan dari sumber lemak seperti minyak dan alpukat. Selain pemenuhan zat gizi makro, pemenuhan zat gizi mikro juga penting. Pemenuhan zat gizi mikro ini dapat diberikan melalui pemilihan bahan makanan seperti buah dan sayur. Buah-buahan seperti pisang, mangga dan pepaya dapat dipilih karena memiliki kandungan serat yang tinggi, selain itu jeruk dan mangga juga memiliki kandungan vitamin C yang tinggi. dan sayu-sayuran hijau yang kaya serat dan juga vitamin. 3.4.



Panduan Yang Digunakan yaitu “Isi Piringku”



Isi piringku merupakan aturan pemberian makanan untuk pemenuhan gizi simbang. Isi piringku terdiri dari makanan pokok yang merupakan sumber karbohidrat, lauk pauk yang merupakan sumber protein, Buah dan sayuran yang merupakan sumber vitamin dan mineral. Di Indonesia, makanan pokok yang dapat di konsumsi sangat beragam sesuai dengan keadaan tempat dan budaya serta kearifan lokal contohnya seperti beras, jagung, singkog, ubi, talas, sagu, dan produk olahannya (roti, mie, pasta, dll). Lauk pauk terdiri dari pangan sumber protein hewani seperti daging (sapi, kambing, rusa, dll), unggas (bebek, ayam, dll), ikan, telur, susu dan hasil olahanny dan lauk-pauk sumber protein nabati yaitu tahu, tempe, kacangkacangan (kacang tolo, kacang merah, kacang tanah, kacang hijau, dll). Buah-buahan yang



merupakan sumber vitamin dan mineral seperti pisang, melon, semangka, salak, jambu, pepaya, dll. Sayuran yang juga merupakan sumber vitamin dan mineral seperti kangkung, bayam, toge, brokoli, kacang panjang, kemangi, buncis, wortel, rebung, ketimun, sawi, selada air, dll. Aturan pemberian makanan dalam isi piringku adalah ½ porsi piring makan terdiri dari sayur dan buah-buahan yang beragam jenis dan warna, 1/3 dari ½ porsinya di isi dengan buahbuahan dan 2/3 dari ½ porsinya di isi sayuran. Jika di konversikan ke dalam bentuk gram yaitu makanan pokok sebanyak 150-300 gram, lauk hewani 55-80 gram, lauk nabati 50-100 gram, sayuran 150 gram dan buah sebanyak 50-150 gram. 3.5.



Bahan Makanan yang di gunakan didalam Menu



Bahan makanan yang digunakan dalam perencanaan menu cukup beragam yaitu pada bahan makanan pokok terdiri dari beras putih, beras merah, kentang dan jagung. Lauk hewani terdiri dari ayam, sapi, ikan dan telur ayam. Lauk nabati terdiri dari tahu, tempe, kacangkacangan yaitu kacang tanah, kacang merah dan kacang hijau. Sayuran terdiri dari brokoli, sawi hijau, sawi putih, daun melinjo, terong, wortel, labu siam, kangkung, kacang panjang, bayam dan kembang kol. Buah-buahan terdiri dari buah semangka, melon, pisang, jeruk manis, pepaya dan mangga harum manis. Bahan makanan lain seperti tepung panir, tepung terigu, keju, pudding, kerupuk dan agar-agar.



BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1.



Simpulan Tenaga kerja merupakan sumber daya manusia (SDM) dalam suatu industri atau perusahaan. Tenaga kerja menjadi salah satu apek keberhasilan perusahaan/industri dalam mencapai tujuan perusahaan itu sendiri. Dalam mencapai produktivitas kerja para pekerja, maka aspek erpenting yang perlu diperhatikan yaitu kondisi pekerja untuk menunjang aktivitas pekerjaannya. Pekerja dengan status gizi yang baik maka dapat mempengaruhi dari produktivitas dalam bekerja. Berdasarkan observasi lapangan yang telah dilakukan, telah diketahui status gizi bekerja berdasarkan perhitungan IMT yang menunjukkan 2 orang pekerja pabrik memiliki status gizi underweight, 3 orang memiliki status gizi normal, 3 orang memiliki status gizi overweight beresiko, serta terdapat 1 orang dengan status gizi obesitas. Untuk mengetahui asupan makan pekerja pabrik maka dilakukan pengambilan data FFQ dan Recall 24 jam, berdasarkan hasil FFQ telah diketahui bahwa 9 pekerja memiliki hasil FFQ 32,3% - 268,4% dari total kebutuhan harian dan berdasarkan hasil Recall 24 jam diketahui bahwa 9 pekerja memenuhi 34,8% 141,1% dari total kebutuhan hariannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa status gizi pekerja pabrik beragam, menyesuaikan dengan kebiasaan makan dan juga pola hidupnya masingmasing. Dari 9 pekerja hanya 3 yang memiiki status gizi normal, oleh karena itu pemenuhan serta keberagaman zat gizi yang dikonsumsi perlu diperhatikan. Pemenuhan dapat dilakukan dengan memenuhi kebutuhan zat gizi makro maupun zat gizi mikro perharinya dan keberagaman makanan dapat dilakukan dengan pemberian rekomendasi menu yang berisikan sesuai dengan Isi Piringku, yaitu terdapat makanan pokok, lauk, buah dan sayur didalamnya.



4.2.



Saran Saran yang dapat diberikan yaitu, perlu dilakukannya pemeriksaan antropometri rutin dari tempat kerja untuk memantau status gizi para pekerjanya. Dan pemenuhan zat gizi serta perbaikan status gizi dapat dilakukan dengan penyusunan menu yang berisikan bahan makanan yang beragam yaitu berisikan karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral dalam satu menu. Lalu disarankan dalam sebuah perusahaan/industri dapat mengadakan sosialisasi edukasi



rutin kepada para pekerjanya.



LAMPIRAN A. Hasil rekapitulasi data hasil observasi dan wawancara individu 1. Klien 1



2. Klien 2



3. Klien 3



4. Klien 4



5. Klien 5



6. Klien 6 7. Klien 7



8. Klien 8



B. Foto dokumentasi saat pengambilan data di lapangan



Daftar Pustaka



Artikel “Isi Piringku Sekali Makan” yang di akses dari dari website Kemenkes RI : http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/page/14/isi-piringku-sekali-makan Gurusinga. 2013. Perbedaan Kelelahan Tanpa dan Dengan Air Minum dan Pisang Ambon pada Pekerja Pabrik Tahu Mrican Semarang. Skripsi. Semarang: Universitas DiponegoroDamopoli 2013. FAKTORFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN KERJA P ADA SUPIR BIS TRAYEK MANADO-AMURANG DI TERMINAL MALALAYANG MANADO. Fakultas Kesehatan Masayarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado Eraliesa, 2009. Hubungan Faktor Individu dengan Kelelahan Kerja pada Tenaga Kerja Bongkar Muat di Pelabuhan Tapaktuan Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan Skripsi tidak diterbitkan. Medan : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara. Natizatun, N., & Nurbaeti, T. S. (2018). Hubungan Status Gizi dan Asupan Zat Gizi dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja Industri Di Industri Rumah Tangga Peleburan Alumunium Metal Raya Indramayu Tahun 2018. Afiasi: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 3(2), 72-78. Nugroho, V. A. (2007). Hubungan Antara Status Gizi dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita di PT. Java Tobacco Gembongan Kartasura (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang). Utami, S. R. (2012). Status gizi, kebugaran jasmani dan produktivitas kerja pada tenaga kerja wanita. KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(1), 74-80.