16 0 335 KB
Case Report Session
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Oleh : Tiya Taslisia 1840312248
Pembimbing : Dr. dr. H. Joserizal Serudji, Sp.OG (K)
BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG 2019
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Mual (nausea) dan muntah (vomiting), pening, perut kembung dan badan terasa lemah dapat terjadi hampir 50% kasus ibu hamil, dan terbanyak pada usia kehamilan 6-12 minggu. Mual dan muntah tampaknya disebabkan oleh kombinasi hormon estrogen dan progresteron, walaupun hal ini tidak diketahui secara pasti dan hormon hcg juga berperan dalam menimbulkan mual dan muntah. 1 Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awa kehamilan sampai kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang-kadang begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dimuntahkan sehingga pekerjaan sehari-harinya terganggu berat badan menurun, dehidrasi dan terdapat aseton diurin.1 Mual dan muntah yang berlebihan menyebabkan cairan tubuh berkurang, sehingga darah menjadi kental (hemokonsentrasi) dan sirkulasi darah ke jaringan terlambat. Jika hal itu terjadi, maka konsumsi oksigen dan makanan ke jaringan juga ikut berkurang. Kekurangan oksigen dan makanan ke jaringan akan menimbulkan kerusakan jaringan yang dapat mengurangi kesehatan ibu dan perkembangan janin yang dikandungnya. Kasus semacam ini memerlukan penanganan yang serius. 2 Hiperemisis Gravidarum jarang menyebabkan kematian, tetepi angka kejadiannya masih cukup tinggi. Hampir 25 % pasien Hiperemisis Gravidarum 2
dirawat inap lebih sekali. Terkadang, kondisi Hiperemisis Gravidarum terus-menerus dan sulit sembuh membuat pasien depresi. Pada kasus-kasus ekstrim, ibu-ibu hamil bahkan dapat merasa ingin melakukan terminasi kehamilan.2 Hiperemis Gravidarum terjadi di seluruh dunia dengan angka kejadian beragam mulai dari 1-3% dari seluruh kehamilan di Indonesia, 0,3% dari seluruh kehamilan di Swedia, 0,5% di California, 0,8% di Canada, 10,8% di China, 0,9% di Norwegia, 2,2% di Pakistan dan 1,9% di Turki. Di Amerika Serikat, prevalensi Hiperemis Gravidarum 0,5 – 2%. 2 1.2 Tujuan Penulisan Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan meningkatkan pengetahuan tentang hiperemesis gravidarum. 1.3 Metode Penulisan Makalah ini ditulis berdasarkan tinjauan kepustakaan yang merujuk pada berbagai literatur.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awa kehamilan sampai kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang-kadang begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dimuntahkan sehingga pekerjaan sehari-harinya terganggu berat badan menurun, dehidrasi dan terdapat aseton diurin.1 2.2 Etiologi Penyebab pasti hiperemesis gravidarum belum diketahui. Tetapi diperkirakan erat hubungannya dengan endokrin, biokimiawi dan psikologis.1 Beberapa faktor predisposisi hiperemesis gravidarum yaitu: 1. Faktor yang paling sering adalah primigravida, mola hidatidosa dan gemelli. Pada mola hidatidosa dan gemelli diduga bahwa Hormon Chorionik Gonadotropin (HCG) yang dibentuk berlebihan memegang peranan dalam hiperemesis gravidarum. 2. Masuknya vili korialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat kehamilan serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor organik.
4
3. Alergi sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak juga disebut sebagai salah satu faktor organik. 4. Faktor psikologik memegang peranan penting pada penyakit ini. Hiperemesis gravidarum sering terjadi pada wanita yang takut terhadap kehamilan dan persalinan, rumah tangga yang retak, adanya gangguan personal atau hysteria. Meski belum diketahui pasti hubungan psikologik dengan hiperemesis gravidarum , tidak jarang dengan memberikan suasana baru dapat membantu mengurangi frekuensi muntah. 2.3 Patofisiologi Hiperemesis gravidarum terjadi akibat peningkatan cepat dan tinggi dari hormon kehamilan. Seperti human chorionic gonadotropin ( hcG ), hormon lainnya seperti estrogen, pregresteron, prolaktin, tiroksin, dan hormon adrenokortikal juga turut berperan.3 Perubahan fisiologis pencernaan seperti penurunan HCO3 serta motilitas otot selama kehamilan
menimbulkan gejala mual. Kondisi psikis ibu pada masa
kehamilan diperkirakan juga berperan dalam mual dan muntah .3 Mual dan muntah dapat menyebabkan dehidrasi akibat berkurangnya cairan tubuh. Cadangan energi dari karbohidrat akan habis sehingga terjadi oksidasi lemak yang dapat berujung pada ketosis. Mual muntah dapat mengakibatkan jejas pada esofagus berupa robekan mallory weis, gangguan ginjal akut, pneumothorax sampai pneumomediastinum.3 5
2.4 Klasifikasi Secara klinis, hiperemesis gravidarum dibedakan atas 3 tingkatan, yaitu : 1 Tingkat
I
: Terjadi muntah yang terus menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan minuman, berat badan menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama keluar makanan, lendir can sedikit cairan empedu dan yang terakhir keluar darah. Nadi meningkat sampai 100 kali permenit dan tekanan darah sistolik menurun. Mata cekungdan lidah kering, turgor kulit berkurang dan urin sedikit tetapi masih normal.
Tingkat
II
: Gejala lebih berat , segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, haus hebat, subfebril, nadi cepat dam lebih dari 100-140 kali permenit, tekanan darah sistolik kurang dari 80mmHg, apatis,kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus, aseton, bilirubin dalam urin dan berat badan turun cepat.
Tingkat III
: Walaupun kondisi tingkat III sangat jarang, yang terjadi adalah gangguan kesadaran, muntah berkurang atau berhenti tetapi terdapat ikterus, sianosi, nistagmus, gangguan jantung, bilirubin dan proteinuriadalam urin.
2.5 Diagnosis Diagnosis dapat ditegakkan bila ditemukan pada kehamilan muda dan muntah terus-menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum. Namun harus dipikirkan
6
pula kehamilan muda dengan penyebab lain seperti neoplasma, hipertiroidisme, gangguan saluran cerna, pielonefritis, infeksi keracunan dan lain-lain.4
Amenore yang disertai muntah hebat, pekerjaan sehari hari terganggu
Fungsi vital : nadi meningkat 100 kali per menit, tekanan darah menurun pada keadaan berat, subfebril dan gangguan kesadaran
Fisik : dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan menurun, pada vaginal toourcer uterus sesuai besarnya dengan kehamilan, konsistensi lunak, pada pemeriksaan inspekulo serviks berwarna biru.
Pemeriksaan USG : untuk mengetahui kondisi kesehatan kehamilan juga untuk mengetahui kemungkinan adanya kehamilan kembar ataupun molahidatidosa.
Laboratorium : kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit, shift to the left, benda keton dan proteinuria.
Pada keluhan hiperemis yang berulng yang berat perludipikirkan konsultasi psikologi
2.6 Penatalaksanaan 2.6.1 Terapi non medikamentosa3
Istirahat/ tirah baring jika diperlukan. Perawatan rumah sakit diindikasikan apabila muntah bertahan seteah rehidrasi.
Pemberian jumlah makanan sedikit namun sering
7
Menghindari makanan pedas, serta berlemak
Minum cairan yang adekuat
2.6.2 Terapi medikamentosa1
Rehidrasi dengan cairan kristaloid
Antiemetik. Antiemetik dapat diberikan dopamin antaonis (metoklopramid, domperidon), fenotiazine (klorpromazin), antikolinergik (disiklomin), atau antihistamin H-1 reseptor (prometazin) namun jika tidak respon dapat digunakan kombinasi
kortikosteroid
dengan
rseptor
agonis
5-hidrokstriptamin
(ondansentron)
Antasida
Vitamin B1, B2, B6
Vitamin B12
2.7 Prognosa Setelah terapi, keluahan biasanya berkurang dan dapat dikendalikan dengan antiemetik. Namun angka rawat inap berulang biasanya 25-35%. 3
8
BAB III LAPORAN KASUS Seorang pasien perempuan berusia 30 tahun datang ke IGD RS UNAND Padang, pada tanggal 21 Januari 2019 dengan identitas pasien: Nama
: Ny. Yayang Ria Resti
Usia
: 30 tahun
No. MR
: 0-01-14-31
Pekerjaan
: PNS bagian Gizi RS Unand padang
Agama
: Islam
Status Menikah
: Menikah
Pendidikan Terakhir : SMK
ANAMNESIS Keluhan Utama: Seorang pasien perempuan berusia 30 tahun datang ke IGD RS UNAND Padang, pada tanggal 21 Januari 2019 dengan keluhan mual dan muntah sejak 1 minggu yang lalu dan makin hebat sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Riwayat Penyakit Sekarang
Muntah-muntah hebat 1 minggu yang lalu. makin hebat sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien memuntahkan makanan dan minuman yang dimakan. Muntah keluar makanan dan berlendir dan ada sedikit darah.
pasien tidak mau makan sehingga tidak bisa melakukan aktifitas seperti biasa.
Pasien juga mengeluhkan nyeri pada ulu hati sejak 1 minggu ini.
Tidak haid sejak 2 bulan yang lalu. HPHT 13 november 2018, TP 20 September 2019. 9
Berat badan menurun 4 kg sejak 2 minggu belakangan. Awalnya berat badan pasien 54 kg dan kini menjadi 50 kg.
Demam tidak ada, riwayat trauma tidak ada
Buang air besar susah. Buang air kecil biasa.
Riwayat Penyakit Dahulu Tidak ada riwayat penyakit hipertensi, jantung, paru, hati, ginjal, dan DM. Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada dalam keluarga yang menderita penyakit keturunan, kejiwaan dan penyakit menular. Riwayat Perkawinan Kawin I : tahun 1999 Riwayat Kehamilan / Abortus / Persalinan : 2 / 0 /1 Riwayat Imunisasi : tidak ada Riwayat Pekerjaan, Sosial Ekonomi, Kejiwaan & Kebiasaan: -
Pasien adalah seorang pegawai negeri sipil
-
Pendidikan terakhir: SMK
Peineriksaan Fisik Status Generalis Keadaan Umum
: sedang
Kesadaran
: CMC 10
Tekanan Darah
: 90/60 mmhg
Frekwensi Nadi
: 100x/menit
Nafas
: 24 x/menit,
Suhu
: 36,8 0 C.
Mata
: konjungtiva : tak anemis , sklera : tak ikterik
Leher
: JVP 5 - 2 cm H20 , kel thyroid tak membesar
Kulit
: turgor kulit baik.
Thorak
: dalam batas normal
Abdomen
:
Inspeksi
: Tidak tampak membuncit
Palpasi
: FUT 3 jari atas simpisis ossis pubis, Nyeri tekan (-) Nyeri lepas (-), turgor
Genetalia Inspeksi: Ektremitas
: V/U: tenang : Edema -/-, RF +/+ , RP -/-
Laboratorium : Darah : Hb
: 12,6 gr
Leukosit
: 7.200/mm3
Trombosit
: 259.000/min3
HT
: 35.1
Urine : Benda Keton (+++) Hasil USG : Gravid 8-9 minggu 11
Janin hidup tunggal intra uterine Diagnosis : G2P1AoH1 Gravid 8-9 minggu + Hiperemesis gravidarum Penatalaksanaan : Rawat sakura 10 RS unand padang Bed rest total Makan makanan kering dan meghindari makanan pedas dan berlemak. IVFD RL : D5% Inj ondansentron 3x1 Inj ranitidine 3x1 Asam folat 1x1
FOLLOW UP 21-01-2019 S/ mual muntah sejak 2 minggu yl, nyeri ulu hati sejak 2 minggu yl, tidak haid selama 2 bulan. O: KU
Kesadaran TD
Sdg
CMC
90/60
Nadi 100x/mnt
Nafas
Suhu
24x/l
Afebris
Abdomen: distensi (-), balotemen (+) Genitalia : Inspeksi : Vulva dan uretra tenang 12
A
: G2P1AoH1 Gravid 8-9 minggu + Hiperemesis gravidarum
P/
:
IVFD RL : D5% Inj ondansentron 3x1 Inj ranitidine 3x1 Asam folat 1x1 22-01-2019 S/ mual muntah berkurang Nyeri ulu hati (+) Sakit kepala (+) O: KU
Kesadaran TD
Sdg
CMC
90/60
Nadi 88x/mnt
Nafas
Suhu
20x/l
Afebris
Abdomen: distensi (-), balotemen (+) Genitalia : Inspeksi : Vulva dan uretra tenang A P/
: G2P1AoH1 Gravid 8-9 minggu + Hiperemesis gravidarum : terapi lanjut
13
BAB IV DISKUSI Telah dilaporkan seorang pasien wanita umur 30 tahun dengan diagnosa G2P1A0H1 gravid 8-9 minggu + Hiperemesis gravidarum. Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan laboratorium. Dari anamnesis didapatkan pasien tidak haid sejak 2 bulan yang lalu, sejak 7 hari ini pasien merasakan mual dan muntah yang makin lama makin hebat sehingga pasien menjadi lemah dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Dari pemeriksaaan fisik didapatkan tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 100x/menit, nafas 24 x / menit. Pada pasien ini tidak ditemukan
tanda-tanda dehidrasi yang dapat diakibatkan oleh
muntah-muntah yang hebat. Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan benda keton positif 3. Hal ini menunjukkan telah terjadi proses ketosis pada pasien ini. Diagnosis hiperemesis gravidarum pada pasien im ditegakkan karena mual muntah hebat yang mengganggu aktifitas pasien dan ditemukan pasien tampak lemah, nadi cepat, tekanan darah menurun dan ditemukannya benda keton positif 3 pada urine. Pada kepustakaan dikatakan bahwa faktor resiko hiperemesis gravidarum ini antara lain primigravida, faktor psikologis, adanya riwayat hiperemesis pada kehamilan sebelumnya, umur muda dan berat badan berlebih. Pasien ini merupakan multipara anak ke-2 dan riwayat hiperemesis pada kehamilan sebelumnya juga tidak ada. Walaupun adanya masalah psikologis dalam diri pasien disangkal dari anamnesa,
14
faktor psikologis sebagai salah satu faktor predisposisi penting belum bisa disingkirkan, karena perlu pendekatan yang komprehensif untuk menggali hal ini lebih dalam. Penatalaksanaan pasien ini yaitu dengan , bed rest total, pemberian IVFD RL :D5% dan pemberian anti emetik.
15
DAFTAR PUSTAKA 1.
Prawiharjo S. Ilmu Kebidaanan, edisi ke-4. PT. Bina pustakasarwono prawirohardjo, Jakarta, 2013.
2.
Oktavia L. Kejadian hiperemesis gravidarum ditinjau dari jarak kehamilan. Jurnal ilmu kesehatan aisyah. Volume 1 no 2 juli desember 2016
3.
Tanto C, Liwang F, Hanifati S. Kapita selekta kedokteran edisi ke-4. Media aesculapius. 2014
4.
Cunghingnam. Leveno. Obstetri williams volume 2. penerbit buku kedokteran. 2002
16